LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN. ASPEK TANAH PADA LAHAN TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum)
|
|
- Suparman Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN ASPEK TANAH PADA LAHAN TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum) Oleh : 1. Guntur Respyan ( ) 2. Fakhri Ahmad ( ) 3. Tommy Kurniawan Subianto ( ) 4. Yudhistira Afnan M S ( ) 5. Winda Ismaya Sari ( ) 6. Nisa Nakhmiidah ( ) 7. Samsul Huda Asrori ( ) 8. Anis Wahyuningsih ( ) 9. Dhenys Bagus Nugroho ( ) KELOMPOK : K4 ASISTEN : PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akarakar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O 2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati. Sedangkan pengertian dari kadar air sendiri adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai dengan teknik atau metode tertentu. Metode pengukuran kadar air yang diterapkan dirancang untuk mengurangi oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap bersamaan dengan pengurangan kelembaban. Di dalam praktikum Teknologi Produksi Tanaman, penggunaan alat-alat untuk menghitung kadar air dalam tanah menggunakan 2 cara yaitu secara langsung dengan menggunakan alat Tetha Probe dan Neutron Probe. Sedangkan untuk cara yang tidak langsung menggunakan oven, yang sebelumnya harus ditimbang berat basah dan kemudian ditimbang berat keringnya. 1.2.Tujuan Mengetahui pengertian kadar air Mengetahui macam-macam alat pengukur kadar air Mengetahui metode pengukuran kadar air 1.3.Manfaat Agar mahasiswa dapat memahami manfaat dari kadar air serta mengetahui alat pengukuran kadar air beserta metodenya pada saat di lapang.
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Kadar Air (min 2) Kadar air adalah persentase kandungan air pada tanah yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). (Hardjowigeno,1992) Kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105 o C hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap. (Anonymous a,2011) Kadar air tanah adalah jumlah air yang terkandung didalam tanah per satuan tertentu. (Sutanto,2005) 2.2.Macam-macam Alat Pengukur Kadar Air a. Probe Alat Ukur Kadar Air Detector proporsional He-3 dan sistem pencacah berfungsi sebagai alat untuk mengubah radiasi neutron menjadi bentuk sinyal listrik yang kemudian diubah menjadi cacah. Sumber radiasi neutron Am-Be sebagai probe. Wadah bentuk tabung terdiri dari tempat sumber, tempat detector, dan penutup terbuat dari alumunium yang berfungsi sebagai tempat dan pelindung detector dan sumber radiasi neutron dari tanah
4 dan air. Panjang probe neutron 45 cm terdiri dari tempat sumber, detector, dan penutup. Sedangkan diameter probe neutron 6 cm. (Anonymous b,2011) b. Neutron Probe Banyak alat-alat konvensional yang dirancang khusus untuk mengukur kadar air, namun jarang ada alat yang dapat melakukan pengukuran dengan teliti dan cepat, dapat dilakukan di tempat, tidak merusak dan alatnya dapat dibawa-bawa (portable). Salah satu metode yang dapat memenuhi berbagai kriteria tersebut adalah dengan menggunakan neutron. Penggunaan neutron telah banyak dimanfaatkan oleh para ahli di bidang teknik sipil, agronomi dan hidrologi untuk pengukuran kadar air dalam tanah serta kepadatan tanah, aspal dan beton. Data-data hasil pengukuran tersebut kemudian akan digunakan untuk merancang pondasi bangunan, jalan raya, pembuatan tanggul dan lain sebagainya. Sedang dalam bidang industri dan laboratorium, neutron dapat digunakan untuk pengukuran berbagai hasil akhir dan penelitian. Teknik pengukuran kadar air tanah dengan teknik hamburan neutron Karena sederhana, alat pengukur kadar air dengan neutron ini diminati oleh berbagai pihak. Di dalam alat ini terdapat suatu sumber neutron cepat. Proses kerja alat ini adalah dengan memanfaatkan hasil tumbukan antara neutron cepat dengan atom hidrogen yang terdapat di dalam molekul air. Peristiwa tumbukan ini akan menghasilkan neutron-neutron termik. Jumlah neutron termik yang terbentuk akan ditangkap oleh pemantau neutron. Dimana hasil cacahan neutron yang terbaca akan sebanding dengan jumlah air yang terkandung di dalam bahan. (Anonymous c,2011)
5 2.3.Metode Pengukuran Kadar Air Kadar air adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai dengan teknik atau metode tertentu. Metode pengukuran kadar air yang diterapkan dirancang untuk mengurangi oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap bersamaan dengan pengurangan kelembaban. 1. Metode pengeringan oven Pada metode ini hanya air saja yang diuapkan selama pengeringan. Sesuai dengan standard ASTM pengukuran kadar air agregat halus dan kasar dalam keadaan SSD maupun keadaan asli dilakukan dengan cara sederhana yakni dengan menimbang agregat yang masih mengandung kadar air, lalu mengeringkannya dalam oven. (Sudrajat, 2008) 2. Microwave oven Metode ini dapat digunakan untuk mengukur kadar air agregat halus dan kasar dengan tidak tergantung pada nilai absorpsinya. Dan dengan waktu pengukuran yang relatif singkat dan akurat. (Anonymous d,2011) Penentuan kadar air tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara : 1. Cara gravimetric water content, yaitu perbandingan berat air tanah terhadap berat tanah kering udara (lembab), atau perbandingan berat air tanah terhadap berat tanah kering mutlak 2. Cara volume water content, yaitu perbandingan volume air tanah terhadap volume tanah (Anonymous e,2011)
6 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1.Hasil Kedalaman Berat Basah (BB) Berat Kering Oven (BKO) Kadar Air (KA) Tetha Probe U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U cm cm U1 : Ulangan 1 U2 : Ulangan 2 U3 : Ulangan 3 Rumus Kadar Air : Kedalaman 0 10 cm : - Ulangan 1 = Ulangan 2 = 35 - Ulangan 3 = Kedalaman cm : - Ulangan 1 = Ulangan 2 = Ulangan 3 = 34.35
7 3.2.Pembahasan Dari data diatas, pada perhitungan oven pada sampel tanah dengan kedalaman 0-10 cm didapat data kadar air dengan U1= 37.05, U2= 35, U3= 34.46, sedangkan hasil dari tetra probe pada kedalaman 0-10 cm di dapat data U1= 35.3, U2= 31.9, U3= 27. Dari kedua perlakuan yang dilakukan, pada kedalaman sampel tanah dengan kedalaman 0-10 cm memilki selisih atau perbedaan yang sangat jauh, ini bisa dikarenakan kesalahan dari alat atau bisa dikarenakan ketika waktu pengambilan sampel tanah terjadi hujan terlebih dahulu sehingga mempengaruhi hasil dari perhitungan. Untuk sampel tanah dengan kedalaman cm, pada perhitungan oven di dapat data kadar air dengan U1= 35.54, U2= 33.67, U3= 34.35, sedangkan hasil dari tetra probe pada sampel tanah kedalaman cm di dapat data U1= 47.1, U2= 49.1, U3= Untuk hasil kadar air dari sampel dengan kedalaman cm tidak terlalu mengalami selisih atau perbedaan yang cukup banyak, ini bisa dikarenakan air hujan belum masuk ke dalam lapisan tanah dengan kedalaman cm sehingga hasil perhitungannya tidak mengalami banyak selisih. 3.3.Perbandingan 2 Metode Metode yang digunakan dalam pengukuran kadar air dilapang yaitu metode tetha probe dan menggunakan oven. a. Metode Tetha Probe Metode ini menggunakan alat tetha probe yang ditancapkan langsung pada sampel tanah di lahan. Kemudian pada alat tersebut akan muncul nilai kadar air secara langsung. Dengan menggunakan metode ini tingkat keakuratan perhitungan nilai kadar air tanah tidak begitu akurat. b. Metode Oven Metode ini dilakukan di dalam lab dan menggunakan oven. Pertama sampel tanah dari lahan diberikan perlakuan secara detail, seperti ditimbang berat tanahnya untuk mengetahui berat basahnya, kemudian sampel tanah diletakkan di dalam oven dan dibiarkan selama kurang lebih 24 jam. Setelah di oven, sampel tanah ditimbang lagi untuk mengetahui berat keringnya dan kemudian data sampel tanah tersebut dimasukkan dalam rumus kadar air. Setelah itu kita dapat mengetahui hasil dari kadar air tersebut. Dengan menggunakan metode ini tingkat keakuratan perhitungan nilai kadar air sangat akurat dibandingkan menggunakan metode tetha probe.
8 BAB IV PENUTUP 4.1.Kesimpulan Kadar air adalah persentase kandungan air pada tanah yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Macam-macam alat pengukur kadar air yaitu : a. Neutron Probe b. Tetha Probe c. dll Metode pengukuran kadar air yaitu : a. Metode Pengeringan Oven b. Metode Gravimetri c. dll Berdasarkan hasil perhitungan sampel tanah dilahan, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode pengeringan oven hasil perhitungan kadar air tanah lebih akurat daripada menggunakan menggunakan metode tetha probe dengan cara menghitung kadar air tanah langsung pada lahan. 4.2.Saran Untuk praktikum dilapang kurang berjalan dengan maksimal, hal ini dikarenakan jumlah asisten yang kurang memadai. Untuk selanjutnya dimohon ada penambahan asisten.
9 DAFTAR PUSTAKA Anonymous a Anonymous b metode-refleksi-neutron.html Anonymous c dang_sdal/16ethe-1/radioisotop%20untuk%20hidrologi Anonymous d Tanah Anonymous e (diakses tanggal 21 Desember 2011) Hardjowigeno, S Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta Sudrajat, Dede & Nurhasybi Pengembangan Standart Pengujian Kadar Air Dan Perkecambahan Benih Jenis Tanaman Hutan. Bogor : BPTP. Sutanto, R. 2005, hal : 45 Dasar Ilmu Tanah. Kanisius : Yogyakarta
III. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Waktu, Lokasi Pengambilan Tanah Gambut dan Tempat Penelitian Bahan gambut berasal dari Kabupaten Dumai, Bengkalis, Indragiri Hilir, Siak, dan Kampar, Provinsi Riau dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat, dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bahan padat terdiri atas bahan organic pada berbagai tingkat
Lebih terperinci3.4 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
Bersumber dari praktek yang dilakukan di laboratorium teknik sipil Politeknik Negeri Malang. 3.4 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS 3.4.1 Dasar Teori Berat jenis agregat adalah rasio antara
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN Pemeriksaan J 10 UJI BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT ( PB ) ( AASHTO T ) ( ASTM D )
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN Pemeriksaan J 10 UJI BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT ( PB 0203 76 ) ( AASHTO T 84 81 ) ( ASTM D 128 79 ) KELOMPOK IV : 1. QORRI AINAQI : 121100013 2. REZKHA DWINITA
Lebih terperinciPengeringan Untuk Pengawetan
TBM ke-6 Pengeringan Untuk Pengawetan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
Lebih terperinciIRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR. Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1) Semester Genap 2011/2012
Nama : Yudhistira Wharta Wahyudi NIM : 105040204111013 Kelas : J, Jumat 09:15 Dosen : Dr. Ir. Zaenal Kusuma, SU IRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1)
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Acara I. Penetapan Kadar Air Tanah
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Acara I. Penetapan Kadar Air Tanah Nama Oleh: : Arifin Budi Purnomo NIM : A1C012025 Rombongan : E1(Agribisnis) Asisten : Kristia D A Reza Riski T Wefindria Afifah Nova
Lebih terperinciTUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2)
TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2) Nama : Sonia Tambunan NIM : 105040201111171 Kelas : I UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI MALANG
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH BOBOT ISI DAN BOBOT JENIS
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH BOBOT ISI DAN BOBOT JENIS Nama : Samsul huda as NIM : 105040207111020 Kelompok : Selasa, 13.00 Asisten : Tino UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinciCara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar ICS 91.100.15; 91.010.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang
Lebih terperinciCara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar ICS 91.100.15; 91.010.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang
Lebih terperinciANALISA AYAKAN PASIR (ASTM C a)
LAMPIRAN I - PEMERIKSAAN MATERIAL ANALISA AYAKAN PASIR (ASTM C 136-84a) Nama : Muhammad Fauzi NIM : 10 0404 170 Diuji oleh : Muhammad Fauzi Diameter ayakan Berat Tertahan Berat Berat Total Kumulatif (mm)
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penilitian ini adalah : 1). Semen Portland jenis I merk Semen Gersik 2). Agregat kasar berupa krikil, berasal dari Sukoharjo
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jagung Jagung merupakan tanaman yang dapat hidup di daerah yang beriklim sedang sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat membutuhkan sinar matahari
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengamatan penelitian terdiri atas pengamatan selintas dan pengamatan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang dilakukan di luar
Lebih terperinciKADAR AIR TANAH ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh. Ferdy Ardiansyah
KADAR AIR TANAH ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh Ferdy Ardiansyah 1314151022 JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2014 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Dokuchnev
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam sebuah penelitian, sehingga dalam pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pada penelitian
Lebih terperinciCara uji berat isi beton ringan struktural
Standar Nasional Indonesia Cara uji berat isi beton ringan struktural ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Umum Penelitian ini adalah menggunakan metode studi eksperimental yaitu dengan melakukan langsung percobaan di laboratorium. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengauh
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan bahan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan fungsinya tidak pernah digantikan oleh senyawa lain. Sebuah molekul air terdiri dari sebuah atom
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Mulsa terhadap Bobot Isi Pengamatan bobot isi dilakukan setelah pemanenan tanaman kacang tanah. Pengaruh pemberian mulsa terhadap nilai bobot isi tanah disajikan
Lebih terperinciPENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN PENDAHULUAN
PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN PENDAHULUAN Kegunaan Penyimpangan Persediaan Gangguan Masa kritis / peceklik Panen melimpah Daya tahan Benih Pengendali Masalah Teknologi Susut Kerusakan Kondisi Tindakan Fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume tanah ini termasuk butiran padat dan pori-pori tanah diantara partikel tanah.
Lebih terperinciBab 4. AIR TANAH. Foto : Kurniatun Hairiah
Bab 4. AIR TANAH Foto : Kurniatun Hairiah Apa yang dipelajari? Kapilaritas dan Air Tanah Konsep Enerji Air Tanah Kadar Air dan Potensial Air Mengukur Kadar dan Potensial Air Macam-macam aliran air di dalam
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI
METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI 03-1968-1990 RUANG LINGKUP : Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar. RINGKASAN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II. Yuni Khairatun Nikmah. E.Artanto S.T Nainggolan FAKULTAS PERTANIAN
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II Tri Prayogo Yuni Khairatun Nikmah Alvia Yorinda Amto Fariandi Soli Putra S E.Artanto S.T Nainggolan Rezi Yunesmi Ramses Simanjuntak D1B012097
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Proses penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu; proses pengujian keadaan fisik bahan-bahan beton ( cth : specific gravity, absorpsi, dan kadar air ) serta preparasi benda
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Mulai Studi Pustaka Penyiapan material dan Peralatan Pemeriksaan Material Analisa Data dan Hasil Pemeriksa Material Memenuhi Syarat Tidak Membuat Benda Uji
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Mulai Identifikasi Masalah Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Pengujian Aspal Pengujian Agregat Pengujian filler Syarat Bahan Dasar Tidak Memenuhi Uji Marshall
Lebih terperinciBAB III UJI MATERIAL
BAB III UJI MATERIAL 3.1. Uraian Umum Eksperimen dalam analisa merupakan suatu langkah eksak dalam pembuktian suatu ketentuan maupun menentukan sesuatu yang baru. Dalam ilmu pengetahuan dibidang teknik
Lebih terperinci: Pengujian Bahan Perekat Hidrolis. Materi : Uji Berat Jenis SSD dan Penyerapan Air Agregat Halus dan Kasar REFERENSI
I REFERENSI 1 SNI 03-1969-1990, Metoda Pengujian BJ dan Penyerapan Air Agregat Kasar 2 SNI 03-1970-1990, Metoda Pengujian BJ dan Penyerapan Air Agregat Halus 3 ASTM C127-1993, TM Specipic Gravity and Absorption
Lebih terperinciCara uji kadar air total agregat dengan pengeringan
Standar Nasional Indonesia Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan
BAB IV METODE PENELITIAN A. Bagan Alir Penelitian Pelaksanaan pengujian dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu pengujian bahan seperti pengujian agregat dan aspal, penentuan gradasi campuran
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Metode campuran beton yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor
II. TINJAUAN PUSTAKA Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan transportasi.di bidang pertanian, lahan merupakan sumberdaya
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Langkah Penelitian Penelitian dimulai dengan mengumpulkan referensi tentang penelitian terhadap beton ringan yang menggunakan sebagai bahan campuran. Referensi yang didapat lebih banyak
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2012 sampai Mei 2012. Penderaan fisik benih, penyimpanan benih, dan pengujian mutu benih dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan
Lebih terperinciBERAT JENIS DAN BERAT VOLUME
BERAT JENIS DAN BERAT VOLUME Oleh: Widya Adriani 1), Engga Dara Prawistira 2), Kristian Ardi Ramadan 3) 201510200311024 1), 201510200311016 2), 201510200311008 3) Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Lebih terperinciPEMADATAN TANAH (ASTM D a)
VII. PEMADATAN TANAH (ASTM D 698-00a) I. MAKSUD: 1. Maksud percobaan adalah untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan (berat volume kering) tanah apabila dipadatkan dengan tenaga pemadatan
Lebih terperinciTata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron
Standar Nasional Indonesia Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron ICS 13.080.40; 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT
LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT 137 DAFTAR PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS, AGREGAT KASAR 1. Analisa Ayak Agregat Halus 2. Analisa Ayak Agregat Kasar 3. Berat Jenis dan Absorbsi Agregat Halus 4. Berat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang, Laboratorium Keamanan dan Mutu Pangan Universitas Brawijaya Malang. Penelitian
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN
METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN 1. Ruang Lingkup a. Metode ini meliputi pengujian untuk mendapatkan hubungan antara kadar air dan kepadatan pada campuran
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN PENELITIAN
BAB III PERENCANAAN PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Penelitian mengenai pengaruh perawatan beton terhadap kuat tekan dan absorpsi beton ini bersifat aplikatif dan simulatif, yang mencoba untuk mendekati
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II. Yuni Khairatun Nikmah. E.Artanto S.T Nainggolan FAKULTAS PERTANIAN
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II Tri Prayogo Yuni Khairatun Nikmah Alvia Yorinda Amto Fariandi Soli Putra S E.Artanto S.T Nainggolan Rezi Yunesmi D1B012097 D1B012098 D1B012099
Lebih terperinciPemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa
Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Rajiman A. Latar Belakang Pemanfaatan lahan memiliki tujuan utama untuk produksi biomassa. Pemanfaatan lahan yang tidak bijaksana sering menimbulkan kerusakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendahuluan Penelitian ini merupakan penelitian tentang kemungkinan pemakaian limbah hasil pengolahan baja (slag) sebagai bahan subfistusi agregat kasar pada TB sebagai lapis
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KADAR BERASPAL DENGAN CARA EKSTRAKSI MENGGUNAKAN ALAT SOKLET
METODE PENGUJIAN KADAR BERASPAL DENGAN CARA EKSTRAKSI MENGGUNAKAN ALAT SOKLET BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melakukan pengujian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Semen Semen adalah bahan pembentuk beton yang berfungsi sebagai pengikat butiran agregat dan mengisi ruang antar
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR AIR DAN ABU PADA BISKUIT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR AIR DAN ABU PADA BISKUIT Selasa, 25 Maret 2014 Eka Yulli Kartika 1112016200031 Kelompok 3 : Eka Noviana Nindi Astuty (1112016200016) Masfufatul Ilma (1112016200027)
Lebih terperinciPengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan
BABV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Pengujian Agregat Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciKemampuan yang ingin dicapai:
Kemampuan yang ingin dicapai: Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik hidratasi pada bahan pangan serta hubungannya dengan pengolahan dan mutu pangan. A. PENGERTIAN Karakteristik hidratasi : karakteristik
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bahan Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON Jeffry 1), Andry Alim Lingga 2), Cek Putra Handalan 2) Abstrak Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang
Lebih terperinciPENENTUAN BOBOT ISI TANAH(BULK DENSITY) UJI LAB
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH PRAKTIKUM IV PENENTUAN BOBOT ISI TANAH(BULK DENSITY) UJI LAB Oleh Kelompok 4 Anarita Diana 1147060007 Asep Yusuf Faturohman 1147060009 Elfa Muhammad 1147060024 Gustaman
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bagian Kimia Hasil Hutan Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia Fakultas MIPA
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi
PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : SUNANDAR
Lebih terperinciPemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)
Lampiran 1 Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI 03-1968-1990) 1. Berat cawan kosong = 131,76 gram 2. Berat pasir = 1000 gram 3. Berat pasir + cawan = 1131,76 gram Ukuran Berat Tertahan Berat
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,
Lebih terperinciUji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)
Standar Nasional Indonesia Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,
III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro. Pengambilan sampel dilakukan pada awal musim penghujan namun
Lebih terperinciBAB IV PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO.200
BAB IV PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO.200 PB -0208 76 (0,075 MM)/SNI 03-4142-1996 4.1 TEORI RINGKAS PENGUJIAN Metode Pengujian Jumlah Bahan Dalam AgregatYang Lolos Saringan Nomor 200 (0,075 mm) adalah
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Beaker glass 250 ml Blender Cawan platina Gelas ukur 200 ml Gunting Kertas saring
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metoda Pelaksanaan Penelitian Mulai Studi literatur Persiapan alat dan bahan Pengujian material pembentuk mortar (uji pendahuluan) : - Uji berat jenis semen - Uji berat
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK DIPADATKAN
METODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK DIPADATKAN SNI 03-6877-2002 1. Ruang Lingkup 1.1 Metoda pengujian ini adalah untuk menentukan kadar rongga agregat halus dalam keadaan lepas (tidak
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai penggunaan Low Density Poly Ethylene
47 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai penggunaan Low Density Poly Ethylene (LDPE) dan gypsum sebagai filler campuran aspal beton yang dilakukan di Program Studi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah mempunyai peranan yang sangat penting karena tanah adalah pondasi pendukung suatu bangunan atau bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri seperti tanggul, jalan
Lebih terperinciIV. SIFAT FISIKA TANAH
Company LOGO IV. SIFAT FISIKA TANAH Bagian 2 Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS SIFAT SIFAT FISIKA TANAH A. Tekstur Tanah B. Struktur Tanah C. Konsistensi Tanah D. Porositas Tanah E. Tata Udara Tanah F. Suhu
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Persen Lolos (%) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Agregat Halus (Pasir) 1. Gradasi agregat halus (pasir) Dari hasil pemeriksaan gradasi agregat halus pada gambar 5.1, pasir Merapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk sehingga muncul banyak kendaraan-kendaraan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN III.I Kegiatan Penelitian Dalam pengujian yang dilakukan menggunakan tanah gambut yang berasal dari Desa Tampan, Riau. Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi pengujian triaksial
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 UMUM Dalam percobaan ini akan dilakukan percobaan untuk mengetahui kekuatan tekan beton. Agregat yang akan digunakan adalah agregat daur ulang dari sisa benda uji yang
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ASPAL MODUL J-08 ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR
LAPORAN PRAKTIKUM ASPAL MODUL J-08 ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR KELOMPOK U21 Dwi Afsari 1306369314 Felicius Wayandhana T 1306369094 Luthfiy Muhaimin 1306401800 Nurul Lathifah 1306369200 Zareeva
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.
31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Bahan yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Kerja Penelitian Studi literatur merupakan input dari penelitian ini. Langkah kerja peneliti yang akan dilakukan meliputi pengambilan data potensi, teknik pemanenan
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET
METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET SNI 19-6413-2000 1. Ruang Lingkup 1.1 Metode ini mencakup penentuan kepadatan dan berat isi tanah hasil pemadatan di lapangan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi telah sampai pada tahap memberikan pengaruh besar dalam berbagai lini mobilitas aktifitas manusia. Dalam pertanian tidak terkecuali
Lebih terperinciSNI. Metode penguji berat jenis batang kayu dan kayu struktur bangunan SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standarisasi Nasional BSN
SNI Standar Nasional Indonesia SNI 03-6848-2002 Metode penguji berat jenis batang kayu dan kayu struktur bangunan ICS 79.040 Badan Standarisasi Nasional BSN Daftar isi 1 Deskripsi... 1 1.1 Ruang Lingkup...
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Peneletian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Peneletian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial, yang terdiri dari dua faktor: Faktor I: Umur panen jagung (Zea mays
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.
13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013. Tempat penelitian adalah Laboratorium Botani dan Laboratorium Biologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sabun mandi padat sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar masyarakat menggunakan sabun mandi padat untuk membersihkan badan. Hal ini karena sabun mandi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu dengan melakukan percobaan untuk mendapatkan hasil yang menunjukkan hubungan antara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental, dimana percobaan dilakukan untuk mendapatkan kumpulan data, yang kemudian akan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium
19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Adapun diagram alir metodologi penelitian adalah sebagai berikut : MULAI PENGUJIAN BAHAN AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS MIX DESIGN BETON NORMAL BETON CAMPURAN KACA 8%
Lebih terperinciPENGARUH POROSITAS AGREGAT TERHADAP BERAT JENIS MAKSIMUM CAMPURAN
PENGARUH POROSITAS AGREGAT TERHADAP BERAT JENIS MAKSIMUM CAMPURAN Armin L. Toruan O.H. Kaseke, L.F. Kereh, T.K. Sendow Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: sihombingarmin@yahoo.com
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di PT. GGP Terbanggi Besar Lampung Tengahpada
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. GGP Terbanggi Besar Lampung Tengahpada bulan September sampai dengan juni 2015 pada areal pertanaman nanas (Ananas
Lebih terperinciBAB 1 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR
BAB 1 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan. 1.1.2 Tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat penelitian Pengujian sifat agregat, pembuatan benda uji beton serta pengujian benda uji beton dilakukan di laboratorium teknik sipil jurusan Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciLAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN ANALISA AYAKAN PASIR UNTUK MATERIAL BETON (ASTM C 136-84a) Nama Nim Material Tanggal : Rumanto : 8 44 153 : Pasir : 12 Maret 214 9.5 (3/8 - in) 4.75 (No.4) 2.36 (No.8) 1.18
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kandungan air dalam suatu bahan perlu diketahui untuk menentukan zatzat gizi yang terkandung dalam bahan pangan tersebut. Kadar air dalam pangan dapat diketahui melakukan
Lebih terperinciMETODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat
METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian dan di Laboratorium
Lebih terperinci(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)
(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal) LABORATORIUM INTI JALAN RAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMPUNG Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Jurusan PEMERIKSAAN
Lebih terperinciAlik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang
PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU (BAGASSE ASH OF SUGAR CANE) SEBAGAI BAHAN PENGISI (FILLER) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS ATB (ASPHALT TREATD BASE) Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Agregat Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1. Tabel 5.1 Hasil pengujian agregat kasar dan halus No Jenis Pengujian Satuan Hasil Spesifikasi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Bahan yang digunakan
Lebih terperinci