BAB 3 METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu dengan melakukan percobaan untuk mendapatkan hasil yang menunjukkan hubungan antara variabel-variabel yang dicari. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan beberapa tahap penelitian, mulai dari pemilihan material beton (pasir, kerikil, abu sekam padi, semen, air) dan bahan tambah (serat bendrat), pengujian material, pembuatan benda uji yaitu beton serat bendrat dengan abu sekam padi sebagai pengganti sebagian agregat halus, pengujian benda uji berupa uji modulus of rupture, uji kuat tekan dan uji kuat kejut beton, analisa data dan penarikan kesimpulan hasil penelitian. Pengumpulan data dilakukan setelah menentukan elemen atau objek yang akan diteliti. Elemen atau objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah nilai MOR (modulus of rupture), kuat tekan, dan kuat kejut beton berserat bendrat dengan abu sekam padi sebagai bahan tambah campuran beton, serta persentase abu sekam padi terhadap agregat halus yang menghasilkan kekuatan maksimum Benda Uji Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk balok dengan ukuran 100 mm x 100 mm x 500 mm untuk uji Modulus Of Rupture dan berbentuk silinder dengan ukuran diameter 150 mm tinggi 300 mm untuk pengujian kuat tekan dan diameter 150 mm tinggi 50 mm untuk kuat kejut beton. Variasi kadar serat bendrat terhadap berat beton sebesar 0%, 0,10%, 0,15%, 0,20%, sedangkan untuk penambahan abu sekam padi sebesar 10% dari berat semen dan bahan tambah Bestmittel. Tiap-tiap variasi terdiri dari 4 sampel. Total jumlah sampel 33

2 34 untuk pengujian Modulus Of Rupture, kuat kejut, dan kuat tekan masing-masing sebanyak 16 benda uji Alat Penelitian ini diperlukan berbagai macam alat untuk mendukung pelaksanaannya. Alat pokok yang digunakan diantaranya adalah: 1. Alat uji, terdiri dari Bending Testing Machine, Compression Testing Machine, dan Impact Testing Machine. 2. Timbangan kapasitas 5 kg dan kapasitasnya 25 kg ketelitian. 3. Oven merk Binder 4. Ayakan dan Mesin Penggetar Ayakan. 5. Conical Mould 6. Kerucut Abrams 7. Cetakan balok dari kayu 3.4. Cara Penelitian Penelitian ilmiah harus dilaksanakan dalam sistematika jelas, teratur dan cermat, sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Adapun tahap-tahap penelitian secara rinci dan urut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Seluruh bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam pembuatan sampel dipersiapkan terlebih dahulu agar penelitian dapat berjalan lancar. 2. Tahap Pengujian Bahan Pada tahapan ini dilakukan pengujian terhadap agregat halus, agregat kasar, abu sekam padi yang akan digunakan untuk membuat sampel balok dan silinder beton. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sifat dan karakteristik bahan tersebut, selain itu juga untuk mengetahui apakah bahan tersebut memenuhi persyaratan atau tidak. 3. Tahap Pembuatan Benda Uji Langkah-langkah pada tahap pembuatan benda uji adalah:

3 35 a. Rencana proporsi campuran adukan beton dengan mix design sesuai standart SKSNI S b. Pembuatan adukan beton diikuti dengan pemeriksaan nilai slump. c. Pembuatan benda uji yaitu balok beton berukuran 100 mm x 100 mm x 500 mm dan silinder beton berukuran diameter 150 mm tinggi 300 mm dan diameter 150 mm tinggi 50 mm. d. Tahap Perawatan Benda Uji (curing) 4. Tahap Pengujian Benda Uji Pengujian meliputi pengujian Modulus Of Rupture, kuat tekan dan kuat kejut beton. Pengujian Modulus Of Rupture menggunakan alat Bending Testing Machine, balok beton ditekan sampai timbul retakan pada beton kemudian gayanya dicatat. Pengujian kuat tekan menggunakan alat uji Compression Testing Machine dan pengujian kuat kejut menggunakan alat Impact Testing Machine. 5. Tahap Analisis Data Hasil Pengujian Data yang diperoleh pada tahap sebelumnya dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan tentang hubungan antara variabel-variabel yang ada pada penelitian ini. Tahapan penelitian ini dapat dilihat secara skematis dalam bentuk bagan alir pada Gambar 3.1.

4 36 Persiapan Tahap I Semen Abu Sekam Padi Bestmittel Serat Bendrat Agregat Halus Agregat Kasar Air Uji: Kadar Lumpur Kadar Organik Spesific Grafity Gradasi Uji: Abrasi Spesific Grafity Gradasi Ya Tidak Perhitungan rencana campuran Tahap II Pembuatan adukan beton Uji Slump Tidak Ya Pembuatan Benda Uji Tahap III Perawatan Tahap IV Pengujian Tahap V Analisis Data Tahap VI Kesimpulan Tahap VII Gambar 3.1. Bagan Alir Tahap Penelitian

5 37 Tahapan analisis data ini dapat dilihat secara skematis dalam bentuk bagan alir pada Gambar 3.2. sebagai berikut : Data Analisis Data Tabel Pengujian Aggregat Halus Tabel Pengujian Aggregat Kasar Tabel Pengujian Kuat Tekan Tabel Pengujian Modulus Of Rupture Tabel Pengujian Impact Diagram Hubungan Kuat Tekan dengan % Serat Diagram Hubungan Modulus Of Rupture dengan % Serat Nilai Tegangan Regangan berbagai % Serat Bendrat Kurva Regresi Kuat Tekan dengan % Serat Kurva Regresi Modulus Of Rupture dengan % Serat Kurva Regresi Impact dengan % Serat Kesimpulan Gambar 3.2. Diagram Alir Tahap Analisis Data

6 Standar Penelitian dan Spesifikasi Bahan Dasar Beton Pengujian terhadap bahan dasar beton perlu dilakukan untuk mengetahui sifat dan karakteristik dari bahan dasar beton. Pengujian-pengujian ini dilakukan terhadap agregat halus maupun agregat kasar, untuk standar penelitian dan pengujian bahan agregat dapat dilihat dalam berikut ini: Tabel 3.1. Standar Penelitian Dan Pengujian Bahan Dasar Beton No Jenis Pengujian Standar Pengujian Keterangan 1 Bahan Agregat Halus ASTM C 23 ASTM C 40 ASTM C 117 ASTM C 128 ASTM C 136 Uji berat isi agregat halus Uji kandungan zat organik Uji kandungan lumpur Uji specific grafity Uji gradasi 2 Bahan Agregat Kasar ASTM C 29 ASTM C 127 ASTM C 131 ASTM C 136 Uji berat isi Uji specific grafity Uji abrasi Uji gradasi 3.6. Pengujian Bahan Dasar Beton Pengujian hanya meliputi pengujian terhadap agregat halus, agregat kasar dan abu sekam padi sedangkan terhadap semen tidak dilakukan pengujian Agregat Halus dan Abu Sekam Padi Pengujian untuk pasir dan abu sekam padi menggunakan uji yang sama karena keduanya merupakan agregat halus. Dalam agregat halus dilakukan uji kadar lumpur, kadar zat organik, spesifict gravity dan gradasi.

7 Pengujian kadar lumpur Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar lumpur yang terkandung dalam pasir sehingga pasir yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan aturan yang terdapat pada standar ASTM C-117 dan PBI NI 1971 pasal 3.3 ayat 3, diantaranya adalah pasir harus bersih dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat keringnya. Lumpur adalah bagian dari pasir yang lolos ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5% maka pasir harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan adukan beton. Persentase kandungan lumpur dapat dirumuskan sebagai berikut: Prosentase kandungan lumpur = G 0 G1 100% (3.1) Keterangan: G 0 = Pasir sebelum dicuci (kering 110 C, 24 jam) G 1 = Pasir setelah dicuci (kering 110 C, 24 jam) G Pengujian kadar zat organik Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar zat organik dalam pasir. Kandungan zat organik ini dapat dilihat dari percobaan warna Abrams Harder dengan menggunakan larutan NaOH 3%. Pasir yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan aturan yang terdapat pada standar ASTM C-40 dan PBI NI 1971 pasal 3.3 ayat 4. Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan tesebut pada umur 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan agregat yang sama, tetapi dicuci dalam larutan NaOH 3% yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air pada umur yang sama. Kandungan zat organik dalam pasir dapat diketahui dengan melakukan pengamatan warna air yang ada pada gelas ukur, lalu membandingkan warna hasil pengamatan dengan warna pada Tabel 3.2:

8 40 Tabel 3.2. Kadar Zat Organik Terhadap Penurunan Kekuatan Beton Warna Penurunan Kekuatan ( %) Jernih Kuning muda Kuning tua Kuning kemerahan Coklat kemerahan Coklat tua Sumber: Roosseno, Pengujian specific gravity Berat jenis merupakan salah satu variabel yang sangat penting dalam merencanakan campuran adukan beton karena dengan mengetahui variabel tersebut dapat dihitung volume agregat halus yang diperlukan. Pengujian dilakukan berdasarkan standar ASTM C-128. Tujuan dari pengujian ini untuk mendapatkan : 1. Bulk specific gravity, yaitu perbandingan antara berat pasir dalam kondisi kering dengan volume pasir total. 2. Bulk specific gravity SSD, yaitu perbandingan antara berat pasir jenuh dalam kondisi kering permukaan dengan volume pasir total. 3. Apparent specific gravity, yaitu perbandingan antara berat pasir kering dengan volume butir pasir. 4. Absorbtion, yaitu perbandingan antara berat air yang diserap dengan berat pasir kering. Dapat dirumuskan sebagai berikut: A Bulk Specific Grafity (3.2) B D C D Bulk Specific Gravity SSD (3.3) B D C

9 41 Apparent Specific Grafity A B A C (3.4) Absorbtion D - A x 100% A (3.5) Keterangan: A = pasir kering oven B = berat volumetrik + air C = berat volumetrik + pasir + air D = pasir kondisi ssd Pengujian gradasi Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui variasi diameter butiran pasir, prosentase dan modulus kehalusannya. Modulus kehalusan merupakan angka yang menunjukan tinggi rendahnya tingkat kehalusan butir dalam agregat. Gradasi dan keseragaman diameter agregat halus lebih diperhitungkan daripada agregat kasar karena sangat menentukan sifat pengerjaan dan sifat kohesi campuran adukan beton, selain itu gradasi agregat halus sangat menentukan pemakaian semen dalam pembuatan beton. Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah ASTM C-136. gradasi agregat halus yang baik adalah sebagai berikut: a. Sisa diatas ayakan 4 mm minimal 2% berat. b. Sisa diatas ayakan 1 mm minimal 10% berat. c. Sisa diatas ayakan 0,15 mm minimal 80-90% berat Agregat Kasar Pengujian specific gravity dan absorbsi agregat kasar Berat jenis merupakan salah satu variabel yang sangat penting dalam merencanakan campuran adukan beton, karena dengan variabel tersebut dapat dihitung kebutuhan kerikil yang diperlukan pada saat mix design. Pengujian specific gravity agregat kasar menggunakan standar pengujian sesuai dengan ASTM C 127. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

10 42 1. Bulk specific gravity, 2. Bulk specific gravity dalam kondisi SSD, 3. Apparent specific gravity, 4. Absorption Pengujian abrasi agregat kasar Agregat kasar merupakan salah satu bahan dasar beton yang harus memenuhi standar tertentu untuk daya tahan keausan akibat gesekan. Standar ini diketahui dengan alat yang disebut bejana Los Angelos. Agregat kasar harus tahan terhadap gaya aus gesek, bagian yang hilang karena gesekan tidak boleh lebih dari 50%. Standar pengujian abrasi agregat kasar sesuai dengan ASTM C 131. Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui daya tahan agregat kasar terhadap gesekan Pengujian gradasi agregat kasar Agregat kasar sebagai bahan dasar dalam pembuatan beton sangat mempengaruhi mutu beton. Semakin banyak penggunaan agregat kasar akan menghemat pemakaian semen. Pengujian ini untuk mengetahui susunan gradasi dari agregat kasar. Standar pengujian sesuai dengan ASTM C 136, untuk pengujian gradasi agregat kasar harus memenuhi syarat: a. Sisa diatas ayakan 31,5 mm minimal 0% berat. b. Sisa diatas ayakan 4 mm harus berkisar antara berat. c. Selisih antara nilai komulatif diantara dua ayakan yang berurutan maksimum 60% berat dan minimum 10% berat Pengujian berat jenis agregat kasar Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui berat per satuan volume agregat kasar. Standar pengujian sesuai dengan ASTM C-29.

11 Hitungan Rencana Proporsi Campuran Adukan Beton Tujuan dari penghitungan rencana campuran adalah untuk menentukan jumlah dari masing-masing bahan dasar beton yang terdiri dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air, sehingga didapat campuran yang berkualitas baik. Penghitungan rencana campuran pada penelitian ini berdasarkan standar SKSNI S Proporsi serat yang digunakan sebagai bahan tambah dalam campuran beton adalah 0,70% dari volume beton, dengan demikian dapat dihitung kebutuhan bahan-bahan dasar beton. Penghitungan rencana campuran beton secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran B Pembuatan dan Pengujian Adukan Beton Benda uji dibuat berdasarkan penghitungan rancang campur yang telah dilakukan. Benda uji yang digunakan adalah berbentuk balok dengan ukuran 100 mm x 100 mm x 500 mm dan berbentuk silinder dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm dan diameter 150 mm dengan tinggi 50 mm. Dengan penggunaan bahan tambah serat kawat bendrat dan abu sekam padi sebagai pengganti sebagian agregat halus diharap dapat meningkatkan nilai Modulus Of Rupture, kuat tekan dan kuat kejut beton. Hitungan proporsi selesai maka masing-masing bahan dasar beton dapat dibuat campuran adukan beton dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pembuatan campuran adukan beton a. Mengambil bahan-bahan dasar beton yaitu semen, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), abu sekam padi, air dan bahan tambah serat kawat bendrat lalu ditimbang beratnya sesuai dengan rencana campuran. b. Mencampur dan mengaduk bahan-bahan diatas yaitu semen, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), abu sekam padi. c. Menambah air sedikit demi sedikit sesuai dengan nilai faktor air semen yang telah ditentukan serta menambahkan serat kawat bendrat sedikit-

12 44 demi sedikit agar adukan mudah dikerjakan, setelah itu adukan terus diaduk agar campuran tersebut menjadi adukan beton yang homogen. 2. Menghitung slump a. Kerucut Abrams dibersihkan dan pada bagian dalam dibasahi dengan oli. b. Adukan beton dimasukkan hingga mencapai 1/3 tinggi kerucut kemudian dipadatkan dengan cara ditumbuk sebanyak 25 kali dengan tongkat penumbuk. c. Pengisian berikutnya sampai 2/3 tinggi kerucut dan ditumbuk 25 kali. Selanjutnya pengisian dilakukan sampai penuh dan ditumbuk 25 kali. d. Kerucut Abrams yang telah terisi penuh diratakan bagian atasnya kemudian diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas. Seluruh pengujian mulai dari pengisian sampai cetakan diangkat harus selesai dalam jangka waktu 2,5 menit. e. Diamati penurunan yang terjadi dan besar penurunan ini diukur sebagai nilai slump. 3. Setelah didapat nilai slump yang memenuhi standart, adukan beton siap dituang ke dalam cetakan beton Pembuatan dan Perawatan (Curing) Benda Uji Pembuatan Benda Uji Penelitian ini menggunakan benda uji berbentuk balok dengan ukuran 100 mm x 100 mm x 500 mm dan berbentuk silinder dengan ukuran diameter 150 mm tinggi 300 mm dan diameter 150 mm tinggi 50 mm. Pencetakan benda uji dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menyiapkan cetakan dan melumasi sisi dalamnya dengan oli. 2. Mengisi cetakan dengan adukan lalu dipadatkan dengan vibrator. 3. Setelah cetakan terisi penuh dan diratakan lalu dibiarkan selama 24 jam pada suhu kamar. 4. Setelah 24 jam cetakan dibuka.

13 Perawatan (Curing) Perawatan beton ini bertujuan agar menjaga permukaan beton segar selalu lembab sejak adukan beton dipadatkan sampai beton dianggap cukup keras. Perawatan ini dimaksudkan untuk menjamin proses hidrasi semen berlangsung dengan sempurna, sehingga timbulnya retak-retak dapat dihindarkan dan mutu beton dapat terjaga. Perawatan dilakukan dengan cara setelah beton berumur 24 jam beton dilepaskan dari cetakan, dan dilakukan perawatan dengan cara direndam didalam air selama 7 hari, lalu dikeluarkan dari air dengan menyelimuti benda uji menggunakan karung basah sampai mencapai umur 11 hari kemudian beton dianginkan selama 3 hari dan dilakukan pengujian pada umur 14 hari Pengujian Benda Uji Modulus of Rupture Pengujian dilakukan bertujuan untuk mengetahui nilai Modulus Of Rupture pada benda uji yang berupa balok beton dengan ukuran 100 mm x 100 mm x 500 mm, dengan panjang bentang digunakan 450 mm. Pengujian ini dilakukan berdasarkan standar ASTM C 78, yaitu metode pengujian kuat lentur (Modulus Of Rupture) beton dengan bentang terbagi dua akibat adanya tumpuan yang bekerja pada tiap jarak 1/3 bentang (third point loading). Momen yang dapat mematahkan benda uji adalah momen akibat beban maksimum dari mesin pembebanan dengan mengabaikan berat sendiri. Besar momen yang mematahkan benda uji dapat dihitung sesuai dengan rumus 2.1. Pada pengujian kuat lentur berdasarkan ASTM C 78 akan terjadi tiga macam tipe kemungkinan patah pada balok uji sebagai berikut :

14 46 a. Patah pada 3 1 bentang bagian tengah. P 1 P 1 P 2 2 A B C D 2,5 cm 10 cm 10 cm 10 cm 2,5 cm Gambar 3.3. Letak Patah Balok Tipe I. Pada keadaan ini balok uji patah pada bagian tengah (antara B dan C) dan patahnya diakibatkan oleh momen maksimum. Modulus Of Rupture dapat dihitung berdasarkan rumus : MOR = Keterangan : 1 2 P 1 bh 6 1 L 3 PL 2 2 bh MOR = Modulus of Rupture (MPa) P = Beban maksimum pada balok benda uji (Newton) L = Panjang Bentang (mm) b = Lebar balok benda uji (mm) h = Tinggi balok benda uji (mm) (3.6)

15 47 b. Patah pada bentang antara A-B atau C-D. P 1 P 1 P 2 2 A B C D a 5% 5% a 2,5cm 10 cm 10 cm 10 cm 2,5 cm Gambar 3.4. Letak Patah Balok Tipe II. Apabila balok patah pada bentang A-B atau C-D dengan jarak letak patah tidak lebih dari 5 % panjang bentang, kondisi ini masih dapat diperhitungkan dan balok uji dapat dipakai. Pada kondisi ini modulus of rupture dapat dihitung dengan rumus : 3aP MOR = 2 bh (3.7) Keterangan : MOR = Modulus of rupture (MPa) P = Beban maksimum pada balok benda uji (Newton) a = Jarak rata-rata letak patah dari perletakan (mm) L = Panjang bentang (mm) b = Lebar balok benda uji (mm) h = Tinggi balok benda uji (mm)

16 48 c. Patah pada bentang antara A-B atau C-D. P 1 P 1 P 2 2 A B C D 5% 5% 2,5 cm 10 cm 10 cm 10 cm 2,5 cm Gambar 3.5. Letak Patah Balok Tipe III. Apabila balok uji patah pada bentang antara A-B atau C-D dengan jarak letak patah dari B maupun C lebih besar dari 5% panjang bentang, maka kondisi ini tidak dapat diperhitungkan kembali dan benda uji tidak dapat dipakai. Adapun langkah-langkah pengujian kuat lentur dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Balok beton yang akan diuji diambil dari tempat perawatan kemudian diukur dimensinya. 2. Mesin uji diatur jarak perletakannya yaitu 300 mm dan balok beton diletakkan pada tumpuan. 3. Meletakan sebuah alat pembagi beban berupa plat baja yang mempunyai dua buah roda dengan jarak antar as roda alat pembagi beban 100 mm. 4. Mesin dijalankan secara elektrik dengan peningkatan beban konstan. 5. Pembebanan dilakukan hingga balok beton patah dan dicatat besarnya beban tertinggi yang telah mematahkan balok uji dengan cara membaca di dial gauge. 6. Melakukan pengamatan letak patah balok.

17 Pengujian Kuat Tekan Pengujian kuat tekan beton pada penelitian ini menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm yang telah berumur 14 hari dengan memberikan tekanan pada benda uji hingga runtuh. Prosedur pengujian dilakukan sebagai berikut: a. Mengukur dimensi benda uji. b. Menimbang benda uji dan memberi tanda/label. c. Meletakkan benda uji pada ruang penekan Compression Testing Machine d. Memutar jarum penunjuk tepat pada posisi nol, kemudian menghidupkan mesin tekan. e. Mengamati setiap perubahan/pergerakan pada jarum pengukurnya. f. Bila jarum sudah tidak bergerak lagi maka mesin dimatikan, dengan kata lain beton sudah hancur. g. Selanjutnya membaca dan mencatat angka pada jarum ukur yang merupakan besarnya beban tekan beton. P 30 cm 15 cm Gambar 3.6. Cara Pengujian Kuat Tekan Beton

18 50 h. Menghitung besarnya kuat tekan benda uji dengan rumus: f c = (3.8) Keterangan : f c = kuat tekan beton yang didapat dari benda uji (MPa) P = beban tekan maksimum (N) A = luas permukaan benda uji (mm 2 ) Pengujian Kuat Kejut Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya energi serapan yang diterima oleh benda uji sesudah terjadi tumbukan, besarnya energi serapan dihitung berdasarakan banyaknya jumlah pukulan. Benda uji yang digunakan adalah benda uji silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Pengujin bertujuan untuk mengetahui jumlah pukulan (blow) yang diperlukan untuk membuat benda uji retak pertama kali sampai benda uji mengalami runtuh. Retak pertama kali pada benda uji ditandai terjadinya retak rambut pada permukaan benda uji. Pecah atau terbelahnya benda uji dapat dikatakan benda uji telah runtuh. Alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah ITM (Impact Testing Mechine) yang ada di laboratorium. Langkah langkah pengujian sebagai berikut : 1. Meletakkan benda uji pada dudukannya. 2. Memasang alat pemukul (hammer) beserta pipa pralon untuk meposisikan jatuhnya beban. 3. Menjatuhkan alat pemukul dan mengamati retak yang terjadi secara visual, baik saat benda uji mengalami retak pertama maupun pada saat benda uji mengalami retak total. 4. Mencatat jumlah pukulan yang diperlukan untuk membuat benda uji retak pertama dan jumlah pukulan untuk membuat benda uji runtuh total.

19 Analisis Data Hasil penelitian perlu dianalisis agar dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi. Analisis regresi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dalam rangka untuk membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah diketahui data itu normal dan homogen maka selanjutnya adalah menghitung data dengan analisis regresi. Analisis data merupakan proses penyederhanaan data menjadi informasi yang lebih sederhana dan mudah di mengerti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar nilai Modulus Of Rupture, kuat tekan dan kuat kejut beton dan untuk mengetahui berapa besar persentase optimum penambahan abu sekam padi terhadap agregat halus yang menghasilkan nilai Modulus Of Rupture, kuat tekan dan kuat kejut maksimum. Regresi merupakan garis yang membentuk suatu fungsi yang menghubungkan titik-titik data dengan kedekatan semaksimal mungkin. Data yang telah diperoleh dari hasil pengujian kemudian diproses untuk mendapatkan hubungan dari variabel yang ada pada setiap kondisi beton yang direncanakan.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bahan Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode penelitian merupakan langkah-langkah penelitian suatu masalah, kasus, gejala atau fenomena tertentu dengan jalan ilmiah untuk menghasilkan jawaban yang rasional

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode penelitian merupakan langkah-langkah penelitian suatu masalah, kasus, gejala atau fenomena tertentu dengan jalan ilmiah untuk menghasilkan jawaban yang rasional

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dalam perancangan beton bertulang dengan variasi panjang sambungan lewatan. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan suatu percobaan secara langsung untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yang dilaksanakan di Laboratorium Bahan Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian terhadap agregat halus yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian kadar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bahan Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bahan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Dalam suatu penelitian agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan adanya suatu metode penelitian. Metode penelitian merupakan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yang dilaksanakan di Laboratorium Bahan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Semen Semen adalah bahan pembentuk beton yang berfungsi sebagai pengikat butiran agregat dan mengisi ruang antar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. TINJAUAN UMUM Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variasi persentase limbah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metodelogi penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium. Pengujian dilakukan untuk menguji perbandingan kuat lekat bambu petung bertakikan

Lebih terperinci

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan penelitian ini yang dilakukan adalah membuat benda uji balok dengan tiga variasi. Pembuatan adukan beton untuk benda uji direncanakan dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penilitian ini adalah : 1). Semen Portland jenis I merk Semen Gersik 2). Agregat kasar berupa krikil, berasal dari Sukoharjo

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian terhadap agregat halus atau pasir yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam sebuah penelitian, sehingga dalam pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 24 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium. Eksperimen pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas lentur balok beton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di 26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian

Lebih terperinci

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Pendahuluan Pengujian pendahuluan merupakan pengujian yang dilaksanakan untuk mengetahui karateristik material yang akan digunakan pada saat penelitian.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bahan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.Tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metoda Pelaksanaan Penelitian Mulai Studi literatur Persiapan alat dan bahan Pengujian material pembentuk mortar (uji pendahuluan) : - Uji berat jenis semen - Uji berat

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian-pengujian yang dilakukan terhadap agregat halus dalam penelitian ini meliputi pengujian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada jam 08.00 sampai dengan 12.00

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Umum Penelitian ini adalah menggunakan metode studi eksperimental yaitu dengan melakukan langsung percobaan di laboratorium. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengauh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah balok dengan ukuran panjang 300 cm, tinggi 27 cm dan lebar 15 cm. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah beton

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Dalam suatu penelitian agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai, maka dilaksanakan suatu metode. Metode penelitian merupakan langkah-langkah penelitian suatu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4.1. HASIL PENGUJIAN MATERIAL Sebelum membuat benda uji dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan berbagai pengujian terhadap material yang akan digunakan. Tujuan pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian Pengaruh Substitusi Pasir Dengan Bottom Ash Terhadap Kuat Tekan, dilakukan di Laboratorium Material dan Struktur DPTS FPTK UPI,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB V HASIL PEMBAHASAN BAB V HASIL PEMBAHASAN A. Umum Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, dalam pelaksanaan eksperimen

Lebih terperinci

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram) Lampiran 1 Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI 03-1968-1990) 1. Berat cawan kosong = 131,76 gram 2. Berat pasir = 1000 gram 3. Berat pasir + cawan = 1131,76 gram Ukuran Berat Tertahan Berat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta,merupakan suatu pencarian data yang mengacu pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENELITIAN

BAB IV ANALISA PENELITIAN BAB IV ANALISA PENELITIAN 4.1 ANALISA AGREGAT 4.1.1 Agregat Halus 4.1.1.1 Pengujian Berat Jenis dan Absorpsi Pengujian ini dilakukan berdasarkan standar ASTM C 128-93. Tujuan pengujian berat jenis dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratorium. Eksperimen pengujian dilakukan untuk mengetahui kapasitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi Lampiran 1 PENGUJIAN PENELITIAN TUGAS AKHIR A. Pemeriksaan Gradasi Butiran Agregat Halus ( Pasir ) Bahan : Pasir Merapi Asal : Merapi, Yogyakarta Jenis Pengujian : Gradasi Butiran Agregat Halus (Pasir)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode penelitian adalah langkah-langkah atau metode yang dilakukan dalam penelitian suatu masalah, kasus, gejala, issue atau lainnya dengan jalan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Pelaksanaan Penelitian Proses pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: Mulai

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Pelaksanaan Penelitian Proses pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: Mulai 18 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian Proses pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: Mulai Mengumpulkan Data dan Informasi Persiapan Alat dan Bahan Pengujian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium. Eksperimen pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas lentur balok beton

Lebih terperinci

dengan menggunakan metode ACI ( American Concrete Institute ) sebagai dasar

dengan menggunakan metode ACI ( American Concrete Institute ) sebagai dasar BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan penelitian ini yang dilakukam adalah membuat benda uji balok dengan tiga variasi. Pembebanan adukan beton untuk benda uji direncanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Material Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland Composite Cement) Merek Holcim, didapatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN IV.1 ANALISIS PEMBUATAN SAMPEL Penelitian dimulai dengan melakukan pengujian material untuk mengecek kualitas dan perhitungan rancang campuran. Material yang diuji

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN berikut. BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada uraian 1. Agregat halus yang berupa pasir Merapi, 2. Agregat kasar yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Dalam penelitian ini yang digunakan adalah variabel bebas dan terikat. Variabel bebas meliputi prosentase Silica fume dalam campuran beton (5%) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Metode campuran beton yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN

BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN 4.1 ANALISIS DATA LABORATORIUM 4.1.1 Agregat Halus Pada penelitian ini, yang pertama kali dilakukan di lab adalah pengujian agregat halus dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam

III. METODE PENELITIAN. Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam III. METODE PENELITIAN A. Umum Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian ini adalah silinder beton dengan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR. Volume (cc) 1 Pasir Nomor 2. 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR. Volume (cc) 1 Pasir Nomor 2. 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange L. 1 PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR Hasil penelitian : No Jenis Bahan Volume (cc) Volume Total (cc) Warna Larutan yang terjadi 1 Pasir 130 200 Nomor 2 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange

Lebih terperinci

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air, 22 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. Bahan-bahan tersebut antara lain: 1. Agregat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah guna mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Kegiatan penelitian yang akan dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Alat-alat yang Digunakan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini mulai dari pemeriksaan bahan susun beton, pembuatan benda uji, perawatan benda uji, dan sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN MULAI PERSIAPAN ALAT & BAHAN PENYUSUN BETON ANALISA BAHAN PENYUSUN BETON

BAB III METODE PENELITIAN MULAI PERSIAPAN ALAT & BAHAN PENYUSUN BETON ANALISA BAHAN PENYUSUN BETON BAB III METODE PENELITIAN 3.1. URAIAN UMUM Langkah-langkah yang mengawali penelitian dilaksanakan berdasarkan peraturan dan standart yang berlaku, dalam hal ini digunakan acuan SK SNI T 15 1990 03 dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Persen Lolos Agregat (%) A. Hasil Pemeriksaan Bahan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah urutan-urutan kegiatan yang meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sampel, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Tahapan

Lebih terperinci

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Lampiran Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Uraian Sampel Sampel Pasir jenuh kering muka ( ) 500 gr 500 gr Pasir setelah keluar oven ( ) 489,3

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%) BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan Pembuatan Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Variabel bebas yaitu variasi perbandingan agregat kasar, antara lain : Variasi I (1/1 : 1/2 : 2/3 = 3 : 1 : 2) Variasi II (1/1 : 1/2 : 2/3 = 5 : 1 : 3) Variasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup yang akan diteliti adalah penggantian sebagian semen Portland dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI xvi DAFTAR NOTASI As : Luas penampang benda uji ASTM : American Society for Testing and Materials B : Berat piknometer berisi air (gram) Ba : Berat kerikil dalam air (gram) Bj : Berat Jenis Bk : Berat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini mengenai perbandingan hasil uji

III. METODE PENELITIAN. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini mengenai perbandingan hasil uji 21 III. METODE PENELITIAN Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini mengenai perbandingan hasil uji tekan, uji tarik belah dan uji modulus elatisitas antara benda uji tanpa perkuatan GFRP dan dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian 23 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini, Bahan-bahan tersebut antara lain : 1. Agregat kasar kerikil yang berasal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Air Air yang digunakan dalam penelitian ini mempergunakan air yang tersedia di Sub Laboratorium Bahan Bangunan, Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk 51 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kuat tekan awal beton ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, JurusanTeknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Persen Lolos (%) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Agregat Halus (Pasir) 1. Gradasi agregat halus (pasir) Dari hasil pemeriksaan gradasi agregat halus pada gambar 5.1, pasir Merapi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental, dimana percobaan dilakukan untuk mendapatkan kumpulan data, yang kemudian akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratorium. Eksperimen yang dilakukan nantinya akan diadakan pengujian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan pembuatan beton yang digunakan pada penelitian ini adalah : A. Agregat kasar (split) berupa batu pecah yang berasal dari Clereng,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendahuluan Penelitian ini merupakan penelitian tentang kemungkinan pemakaian limbah hasil pengolahan baja (slag) sebagai bahan subfistusi agregat kasar pada TB sebagai lapis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 SISTEMATIKA PENELITIAN Adapun tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah: 1. Studi literatur, yaitu mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik sebagai pembentuknya (seperti abu pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga sebelum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Adapun kerangka metode penelitian adalah sebagai berikut : Mulai Penyediaan Dan Pemeriksaan Bahan Agregat Kasar semen air Agregat Halus Mix Design Beton Normal Beton

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Pemeriksaan bahan material harus dilakukan sebelum direncanakannya perhitungan campuran beton (mix design). Adapun hasil pemeriksaanpemeriksaan agregat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mortar Menurut SNI 03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pemilihan Metode Desain Campuran Ada beberapa metode desain pencampuran beton sebagai dasar untuk mendapatkan beton yang sesuai dengan rencana dan mempunyai sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode peneletian yang digunakan dalam peneliatn ini adalah metode penelitian eksperimental laboratorium. Eksperimen yang dilakukan adalah pengujian analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Proses penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu; proses pengujian keadaan fisik bahan-bahan beton ( cth : specific gravity, absorpsi, dan kadar air ) serta preparasi benda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Adapun diagram alir metodologi penelitian adalah sebagai berikut : MULAI PENGUJIAN BAHAN AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS MIX DESIGN BETON NORMAL BETON CAMPURAN KACA 8%

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : SUNANDAR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TINJAUAN UMUM Kuat tarik-belah beton benda uji silinder beton ialah nilai kuat tarik tidak langsung dari benda uji beton berbentuk silinder yang diperoleh dari hasil pembebanan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang peneliti lakukan adalah dengan cara membuat benda uji di laboratorium Teknik Bahan Konstruksi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dimana penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dan benda uji balok beton dengan panjang

III. METODE PENELITIAN. diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dan benda uji balok beton dengan panjang 37 III. METODE PENELITIAN A. Umum Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen di Laboratorium Struktur dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji pada penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan III. METODOLOGI PENELITIAN Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan diantaranya adalah : A. Populasi Populasi adalah subyek

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian pelaksanaan pembuatan beton dilakukan dari bulan Februari- April 2016 di laboratorium dimulai dari jam 08.00 sampai dengan 13.00

Lebih terperinci

Semakin besar nilai MHB, semakin menunjukan butir butir agregatnya. 2. Pengujian Zat Organik Agregat Halus. agregat halus dapat dilihat pada tabel 5.

Semakin besar nilai MHB, semakin menunjukan butir butir agregatnya. 2. Pengujian Zat Organik Agregat Halus. agregat halus dapat dilihat pada tabel 5. BAB V HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Dan Pembahasan Pengujian Bahan 5.1.1. Pengujian Agregat Halus 1. Pemeriksaan Gradasi Pemeriksaan Gradasi agregat dilakukan guna mendapatkan nilai modulus

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Dalam penelitian ini akan mencari hubungan antara faktor air semen dengan kuat tekan menggunakan bahan lokal. Disini akan dipelajari karakteristik agregat baik

Lebih terperinci

PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL

PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL SAFRIN ZURAIDAH 1, HANDO 2, K BUDIHASTONO Jurusan Teknik Sipil-UNITOMO Surabaya Email : safrini@yahoo.com Abstrak Dunia usaha properti

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN A.

BAB IV METODE PENELITIAN A. BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Peralatan

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). B. Peralatan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE ANALISIS

BAB IV METODE ANALISIS BAB IV METODE ANALISIS 4.1 PEMERIKSAAN AGREGAT Tujuan Percobaan Menentukan berat isi agregat sebagai perbandingan antara berat material kering dengan volumenya. 4.1.1 Analisis Agregat Halus Peralatan a.

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN ANALISA AYAKAN PASIR UNTUK MATERIAL BETON (ASTM C 136-84a) Nama : M. Hafiz Nim : 08 0404 081 Material : Pasir Tanggal : 11 Januari 2014 Diameter Ayakan. () (No.) Berat Fraksi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboratorium dengan membuat

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboratorium dengan membuat BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.3 Tinjauan Umum Penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboratorium dengan membuat benda uji balok yang dibakar dalam tungku dengan suhu yang tinggi, sehingga didapat

Lebih terperinci