LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH BOBOT ISI DAN BOBOT JENIS
|
|
- Yuliani Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH BOBOT ISI DAN BOBOT JENIS Nama : Samsul huda as NIM : Kelompok : Selasa, Asisten : Tino UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI MALANG 2010
2 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dengan apa yang dinamankan tanah. Tanah sendiri merupakan transformasi zat-zat mineral dan bahan organik yang ada di permukaan bumi. Tanah terbentuk dibawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja pada masa yang sangat panjang. Sifat fisik tanah merupakan faktor yang cukup penting untuk memahami ciri dan perilaku tanah, salah satunya yaitu bobot isi tanah dan bobot jenis tanah. Bobot jenis tanah berkisar antara 2, 60-2,75 g/cm 3. Bobot jenis setiap tanah bervariasi tergantung pada kandungan bahan organik. Sedangkan bobot isi bervariasi pula tergantung kandungan lengas tanah pada suatu tempat. Bobot isi tanah sendiri tergantung pada kerapatan partikel dan ruang pori tanah. Bobot isi ini sangat mempengaruhi infiltrasi, konsistensi, pergerakan akar dan pengolahan lahan. Oleh karena itu, bobot isi dan bobot jenis partikel sangat penting untuk dipelajari sehingga pengetahuan mengenai bobot isi dan bobot jenis partikel semakin bertambah. Dan kita dapat menghitung dan menentukan bobot jenis dan bobot isi suatu tanah pada suatu daerah. Perhitungan bobot isi dan bobot jenis sendiri bermanfaat untuk mengetahui tentang kandungan kebutuhan air didalam tanah, kandungan pupuk, kapur, dan pembenah tanah pada satuan luas tanah sampai kedalaman tertentu. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui tentang definisi bobot isi dan bobot jenis Untuk mengetahui tentang metode pengukuran bobot isi dan bobot jenis Untuk mengetahui tentang faktor - faktor yang mempengaruhi bobot isi dan bobot jenis Untuk mengetahui tentang faktor - faktor yang dipengaruhi bobot isi dan bobot jenis
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bobot Isi dan Bobot Jenis * Definisi Bobot Isi a. Bobot isi adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang dikering ovenkan per satuan volume. (Hanafi, 2005) b. Definisi berat isi tanah adalah berat tanah utuh (undisturbed) dalam keadaan kering dibagi dengan volume tanah, dinyatakan dalam g /cm 3 (g/cc). (Lembaga Penelitian Tanah, 1979) c. Bobot isi adalah berat setiap unit volume tanah utuh. Volume disini termasuk volume bahan padatan dan ruang pori, satuannya gr/ cm 3. (Goeswono, 1978) d. Bobot isi adalah berat per satuan volume lahan kering oven, yang biasanya dinyatakan sebagai gram persenti meter kubik. (Hardjiwigeno, 1989) * Definisi Bobot Jenis a. Bobot jenis adalah bobot massa partikel padat per satuan volume tanah. (Hanafi, 2005) b. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara butir tanah dan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu. (Anonymous, 2010) c. Berat jenis adalah berat tanah kering per satuan volume partikel-partikel padat (tidak termasuk volume pori-pori tanah) (Hardjowigeno, 1992) d. Berat jenis adalah massa padatan dengan volume padatan tanah (Islami, 1995) 2.2 Metode Pengukuran Bobot Isi dan Bobot Jenis * Metode pengukuran bobot isi tanah a. Metode silinder Metode silinder sangat mudah dan sederhana serta praktis untuk tanah-tanah yang tidah bersifat mengembang dan mengerut, dan pengukuran bobot isi dengan menggunakan silinder yaitu pipa PVC yang berbentuk tabung ditancapkan ke dalam tanah sampai bagian atas silinder sejajar dengan permukaan tanah (sinder terisi penuh). b. Metode clod Pengukuran bobot isi dengan clod digunakan pada tanah yang bersifat mengembang dan mengerut serta sulit diambil contohnya dengan silinder. c. Metode wash boring Tanah dikikis dengan menggunakan mata bor cross bit yang mempunyai kecepatan putar 375 rpm dan tekanan ± 200 kg. Pengikisan dibantu dengan tiupan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan pompa seniri fulgar 3. Hal ini yang menyebabkan tanah yang terkikis terdorong keluar dari lubang bor.
4 d. Metode radioaktif (sinar gama) Metode pada pengukuran berat isi (BI) digunakan secara langsung ditempat terbuka (lapangan) pada tanah-tanah yang mudah mengembang serta mengerut, sehingga dalam penetapannya diperhitungkan pada kondisi hisapan bor. (Anonymous, 2009) * Metode pengukuran bobot jenis tanah Kalibrasi piknometer Digunakan sebagai alat bantu dalam mengukur berat jenis tanah. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat tanah dan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu. Bentuk piknometer seperti gelas beker dengan penutup dan skala mililiter. Biasanya metode ini dilakukan di laboratorium. (Anonymous, 2009) 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Bobot Isi dan Bobot Jenis * Faktor - faktor yang mempengaruhi bobot isi Struktur tanah Tanah yang mempunyai struktur yang mantap (lempeng) mempunyai (BI) yang lebih tinggi daripada tanah yang mempunyai struktur yang kurang mantap (remah). Pengolahan tanah Jika suatu tanah sering diolah tanah tersebut memiliki berat isi yang tinggi daripada tanah yang dibiarkan saja, dan didalam pengolahan tanah yang baik akan menghasilkan tanah yang baik pula. Bahan organik Jika didalam tanah banyak ditemukan bahan organik, tanah tersebut memiliki berat isi lebih banyak dibanding tanah yang tidak memiliki bahan organik. \ Agregasi tanah Agregasi merupakan proses pembentukan agregat-agregat tanah. Dengan terbentuknya agregat- agregat itu tanah menjadi berpori-pori, sehingga tanah menjadi gembur, dapat menyimpan dan mengalirkan air dan udara. (Hakim, 1968) Tekstur tanah Tanah dengan tekstur tanah pasir memiliki luas permukaan yang lebih kecil daripada tanah dengan tekstur liat. Dilihat dari ukuran partikelnya, partikel pasir lebih besar daripada partikel liat. Sehingga dapat disimpulkan partikel pasir lebih berat daripada partikel liat. (Foth, 1978) * Faktor - faktor yang mempengaruhi bobot jenis Tekstur tanah Partikel partikel tanah yang ukuran partikelnya kasar, memiliki nilai berat jenis yang tinggi misalnya pasir, ukuran pasir lebih besar daripada ukuran partikel liat sehingga berat jenis pasir lebih tinggi daripada liat. (Darmawijaya, 1997)
5 Bahan organik Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik tanah memiliki berat jenis tanah. Semakin banyak kandungan bahan organik tanah, menyebabkan semakin rendahnya berat jenis tanah. (Rahardjo, 2001) 2.4 Faktor yang Dipengaruhi Bobot Isi dan Bobot Jenis * Faktor - faktor yang dipengaruhi bobot isi Perakaran Apabila kandungan bobot isi dalam suatu tanah tingg, maka total ruang pori tanah tersebut rendah. Akibatnya tanaman sulit menembus lapisan dalam tanah, hal ini karena tanaman memer lukan ruang pori yang relatif tinggi untuk bisa menembus lapisan dalam suatu tanah. Pengolahan tanah Apabila kandungan bobot isi dalam suatu tanah tinggi, maka total ruang pori tanah tersebut rendah. Kandungan ruang pori yang rendah inilah menyebabkan pengolahan tanah semakin mudah. Jika keadaan tanah mantap maka bobot isi menjadi tinggi sehingga dibutuhkan pengolahan tanah yang lebih intensif agar tanah dapat mempunyai porisitas yang lebih makro untuk pergerakan akar tanaman. Aerasi Apabila kandungan bobot isi dalam suatu tanah tinggi, maka total ruang pori tanah tersebut rendah. Hal ini mengakibatkan pertukaran udara dalam tanah menjadi terganggu. Karena celah pori yang digunakan sebagai tempat pertukaran udara dalam tanah menjadi sedikit atau sempit, sehingga aerasi dalam tanah pun terganggu. Infiltrasi air Pada tanah yang mempunyai pori kecil seperti liat, pori yang dimilikinya mikro dan kemampuan memegang airnya tinggi sehingga infiltrasi berjalan lambat dan menyebabkan bobot isi menjadi tinggi. Sedangkan tekstur tanah pasir mempunyai bobot isi yang rendah karena infiltrasinya berjalan cepat Konsistensi tanah Konsistensi tanah yang mantap menyebabkan bobot isi tanah makin tinggi. (Hardjowigeno, 1992) * Faktor - faktor yang dipengaruhi bobot jenis Porositas Apabila kandungan bobot jenis pada suatu tanah itu tinggi, maka tanah tersebut semakin padat. Dan sebaliknya apabila kandungan bobot jenis dalam tanah rendah mengakibatkan tanah semakin gembur Pengolahan tanah Pada tanah yang mempunyai bobot jenis tinggi seperti pada liat, pengolahan tanahnya makin sulit. (Hardjowigeno, 1992)
6 BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan * Alat : Cawan : Untuk tempat meletakkan tanah ke dalam oven Kasa : Untuk menutupi tanah yang terdapat pada ring saat dilakukan penjenuhan agar tanah yang direndam tidak tercecer/ larut kedalam air Alat timbang : Untuk menimbang tanah setelah penjenuhan (BB) dan setelah pengeringan/ oven (BKO) Karet gelang : Untuk mengikat kasa pada ring Kertas : Untuk memberi nama kelompok ring Wadah : Untuk tempat penjenuhan Air : Untuk menjenuhkan tanah percobaan Pisau : Untuk merapikan sampel tanah Oven : Untuk mengoven sampel tanah Jangka sorong : Untuk mengukur tinggi dan diameter ring Ring (pipa PVC) : Sebagai tempat sampel tanah Buku dan alat tulis : Untuk menyatat hasil pengamatan * Bahan : Sampel tanah : Sebagai bahan percobaan 3.2 Alur Kerja Siapkan bahan yang akan digunakan untuk percobaan (tanah sampel dalam ring) Kemudian rapikan sample tanah sehingga bagian ujung tanah sejajar dengan ring (membersihkan tanah yang ada diluar ring) Tutup ujung-ujung ring dengan menggunakan kasa Ikat kasa dengan menggunakan karet gelang Tulis nama kelompok pada kertas kemudian tempelkan pada ring Kemudian rendam tanah yang ada dalam wadah yang berisikan air untuk proses penjenuhan selama 1 x 24 jam Keesokan harinya angkat rendaman tanah tadi dan diamkan sampai air tidak menetes lagi dari tanah rendaman itu Taruh tanah tadi diatas cawan Kemudian timbang cawannya saja, baru timbang sample tanah + ring yang sudah di jenuhkan tadi + cawan Catat hasil data yang diperoleh
7 Setalah itu masukkan sample tanah + ring + cawan tadi ke dalam oven Oven tanah selama 1 x 24 jam Keesokan harinya timbang sampel tanah yang sudah di oven + ring + cawannya Setelah itu keluarkan tanah yang ada di ring hingga ring benar-benar bersih Kemudian timbang berat ring Catat hasil pengamatan dan buatlah laporan 3.3 Analisis Perlakuan Metode yang dipakai dalam praktikum adalah metode ring. Cara kerjanya sangat mudah yaitu contoh tanah dalam ring sample yang telah diketahui volumenya (volume tanah sama dengan volume ring) ditimbang dengan timbangan digital, kemudian ditetapkan kadar airnya. Untuk selanjutnya, dimasukkan ke dalam oven dan dihitung berat kering tanahnya. Sedangkan dalam jurnal dijelaskan bahwa cara untuk mengukur bobot jenis menggunakan alat yang bernama Piknometer. Piknometer adalah sebuah botol ukur yang mempunyai kapasitas sekurang kurangnya 100 ml atau botol yang dilengkapi penutup dengan kapasitas sekurang - kurangnya 50 ml, botol harus berukuran dan berbentuk sedemikian rupa, sehingga dapat menutup dengan rapat sampai kedalaman tertentu dibagian leher botol, dan ditengah-tengahnya harus mempunyai lubang kecil untuk mengeluarkan udara dan kelebihan air. Langkah pertama yaitu, piknometer dibersihkan, dikeringkan, ditimbang, dan beratnya dicatat (W1 gram). Piknometer harus diisi dengan air suling pada temperatur ruang. Berat piknometer dan air suling (W4), harus ditimbang dan dicatat. Termometer dicelupkan ke dalam air, dan temperatur (Ti) diukur dan dicatat dalam bilangan bulat.berat W4 ditentukan dari temperatur pengujian Ti yang diamati, suatu tabel dari nilai berat W4 dipersiapkan untuk satu rangkaian temperatur yang mungkin berlaku ketika berat W3 ditentukan kemudian nilai dari W4 dihitung sebagai berikut : W4 (pada Tx) = kerapatan air pada Tx ( W4 (pada Ti ) W1 ) + W1 kerapatan air pada Ti dengan : W4 adalah berat piknometer dan air, dalam gram W1 adalah berat piknometer, dalam gram; Ti adalah temperatur air yang diamati, dalam derajat Celsius; dan Tx adalah temperatur yang diperlukan/dikehendaki dalam derajat celcius.
8 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabel Data Hasil Praktikum Tabel I Tanah Diameter Silinder (Ring) Tinggi Silinder (Ring) A Sampel Tanah Ngijo 5,36 cm 4,93 cm Tabel II Tanah Berat Tanah Basah (Tanah+Ring+Cawan) Berat Tanah Kering (Tanah+Ring+Cawan) Berat Cawan Berat Ring A Sampel Tanah Ngijo 279,00 gram 190,87 gram 9,53 gram 50,11 gram Tabel III Tanah Massa Tanah Basah (MB) Massa Tanah Kering (MKO) A Sampel Tanah Ngijo 219,36 gram 131,23 gram Tabel IV Tanah Kadar Air Volume Tanah Bobot Isi A Sampel Tanah Ngijo 67,2 % 20,70 cm 3 6, Pembahasan Data Praktikum Dari praktikum yang telah dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, diketahui bahwa perbandingan berat tanah yang telah dioven selama 24 jam dengan tanah yang tidak dioven yaitu lebih berat tanah yang tidak dioven. Ini dikarenakan tanah yang tidak dioven masih mengandung berat air dan udara yang terkandung didalamnya dan juga pori-pori yang terdapat pada tanah. Sedangkan berat tanah yang sudah dioven sudah tidak lagi terdapat kandungan air sehingga berat yang diukur lebih ringan dibandingkan pada tanah yang tidak dioven. Tetapi pada tanah yang dioven masih memiliki ruang pori sehingga masih harus mencampur tanah dengan air mendidih kemudian baru diukur beratnya. Ini dilakukan untuk menghilangkan kandungan udara dan ruang pori tanah.
9 4.3 Perhitungan Bobot Isi * Perhitungan : 1. Berat tanah basah + ring = (Berat tanah basah + ring, dan cawan) berat cawan = 279,00 gram 9,53 gram = 269,47 gram 2. Berat tanah kering + ring = (Berat tanah kering + ring, dan cawan) berat cawan = 279,00 gram 9,53 gram = 269,47 gram 3. MB = (berat tanah setelah penjenuhan dan ring) berat ring = 279,00 gram 9,53 gram = 269,47 gram 4. MKO = (berat tanah setelah dioven dan ring) berat ring = 279,00 gram 9,53 gram = 269,47 gram 5. Kadar air = 219,36 gram 131,23 gram x 100 % 131,23 gram = 67,2 % 6. Volume tanah = ¼ x π x diameter x tinggi = ¼ x 3,14 x 5,36 cm x 4,93 cm = 20,70 cm 3 7. Bobot isi = MKO... Volume tanah = 131,23 gram 20, 70 cm 3 = 6, Pengaruh Kadar Bobot Isi dan Bobot Jenis di Bidang Pertanian Pengaruh bobot isi dan bobot jenis air di bidang pertanian sangat penting yakni sebagai pendukung proses infiltrasi, konsistensi, pergerakan akar dan pengolahan lahan. Dan perhitungan bobot isi dan bobot jenis sendiri bermanfaat untuk mengetahui tentang kandungan kebutuhan air didalam tanah, kandungan pupuk, kapur, dan pembenah tanah pada satuan luas tanah sampai kedalaman tertentu. Bobot isi dan bobot jenis tanah saling berhubungan. Salah satu manfaat nilai bobot isi tanah, yaitu untuk menghitung porositas. Untuk menghitung porositas kita harus mengetahui berat jenis partikelnya terlebih dahulu. Sedangkan salah satu manfaat bobot jenis, yaitu untuk menentukanperhitungan ruang pori dalam tanah. Untuk menghitung ruang pori dalam tanah, kita harus mengetahui berat isi tanah terlebih dahulu. Hasil percobaan menunjukkan bahwa bobot isi tanah pada tanah yang dipupuk dengan pupuk anorganik makin tinggi. Sedangkan bobot isi tanah pada tanah yang dipupuk oleh bokashi cenderung tidak berubah. Ketidakberubahan tersebut tampak dari selisih bobot isi tanah oleh bokashi kotoran sapi yang turun, yang tidak berbeda nyata dengan selisih bobot isi tanah oleh bokashi lain yang tampak naik. Peningkatan bobot isi tanah oleh pupuk anorganik diduga terjadi karena pupuk anorganik mengandung unsur-unsur hara yang tidak diperlukan oleh organisme tanah, sehingga aktivitas organisme tanah berkurang, yang menyebabkan berkurangnya zat-zat perekat butiran-butiran tanah, seperti getah dan lilin, yang berguna untuk membentuk agregatagregat tanah. Di samping itu, curah hujan yang tinggi meningkatkan kadar air tanah, sehingga melewati batas merekat dari tanah tersebut. (Rahardjo, 2001)
10 4.5 Kajian Pengaruh Bobot Isi dan Bobot Jenis dalam Usaha Pertanian Pengaruh terhadap pengolahan lahan dari bobot isi dan bobot jenis tanah sangat banyak, diantaranya dalam proses infiltrasi tanah, jika sebuah tanah memiliki rongga atau pori-pori yang banyak maka penyerapan air akan baik atau cepat. Seperti halnya pada tanah berpasir, tanah ini sering digunakan dalam pembuatan lapangan sepak bola yang memerlukan penyerapan air lebih cepat namun tidak untuk media pembudidayaan tanaman. Pengolahan lahan sangat diperlukan untuk menjaga kesuburan tanah. Tanah yang berstruktur mantap, bobot isinya juga akan tinggi. Itu dikarenakan tanah tersebut memiliki kerapatan yang tinggi, sehingga akar dari tumbuhan atau tanaman tesebut akan sulit menembus atau memecah tanah dan air akan sulit untuk meresap kedalam tanah, sehingga air akan mudah tergenang di atas permukaan tanah. Untuk mengatasi itu, maka diperlukan pengolahan tanah yang baik, diantaranya dengan cara membajak tanah dan menggemburkan tanah. Dengan membajak tanah, akan membuat ronga atau pori-pori dalam tanah menjadi lebih banyak, sehingga penyerapan air, udara, dan berbagai mineral yang dibutuhkan tanaman dapat lebih mudah. Dalam mempelajari bobot isi dan bobot jenis tanah dapat ditentukan berapa pupuk yang dibutuhkan untuk pemupukan lahan tersebut sehingga kita dapat meminimalisir pemakaian pupuk. Dengan kata lain dalam teorinya, pengolahan lahan dapat mengurangi berat isi dan berat jenis tanah pada suatu jenis lahan. Sehingga akar tanaman bisa menembus tanah dengan baik dan tanaman bisa tumbuh dengan subur. (Rahardjo, 2001)
11 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui tentang bagaimana cara menghitung nilai bobot isi dan bobot jenis tanah. Dan dapat disimpulkan bahwa nilai bobot isi tanah berbanding lurus dengan tingkat kekerasan partikel-partikel tanah. Makin kasar tekstur yang dimiliki oleh tanah tersebut, maka makin berat juga bobot isi yang dimiliki oleh tanah tersebut. Disisi lain kita dapat mengetahui tentang pokok-poko bahasan mengenai bobot isi dan bobot jenis, diantaranya : Bobot isi adalah perbandingan antara massa tanah dengan volume partikel ditambah dengan ruang pori yang berada diantaranya. Bobot jenis adalah perbandingan massa total dari partikel padatan dengan total volume yang di dalamnya tidak termasuk ruang pori yang ada. Faktor yang mempengaruhi bobot isi tanah adalah struktur tanah, pengolahan tanah, bahan organik, dan agregasi tanah. Faktor yang mempengaruhi bobot jenis tanah adalah tekstur tanah dan bahan organik tanah. Untuk mengetahui berat isi dan berat jenis tanah dapat digunakan metode ring. Cara kerjanya adalah dengan contoh tanah dalam ring sample yang telah diketahui volumenya (volume tanah sama dengan volume ring) ditimbang dengan timbangan digital, kemudian ditetapkan kadar airnya. Untuk selanjutnya, dimasukkan ke dalam oven dan dihitung berat kering tanahnya. Namun metode ini tidak tepat untuk tanah yang bersifat mengembang dan mengkerut. 5.2 Saran Praktikum mengenai berat isi dan berat jenis sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Tetapi dalam kegiatan praktikum sebaiknya praktikan diberi kesempatan seluruhnya untuk aktif dalam kegiatan pengamatan, dan asistennya memberi petunjuk dan membenarkan jika ada kesalahan. \
12 DAFTAR PUSTAKA Anonymous http : //google.co.id/metode berat isi. Diakses tanggal 20 Oktober 2010 Anonymous http: //ilmusipil.com/cara mengetahui berat jenis tanah. Diakses tanggal 20 Oktober 2010 Darmawijaya, M Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University Press. Yogyakarta Hakim Dasar Dasar Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UB. Malang Hanafi, K. A Dasar Dasar Ilmu Tanah. Divisi Buku Perguruan Tinggi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Hardjowigeno, Sarnono Ilmu Tanah. Maduataman Sarana Pratama. Jakarta Hardjowigeno, Sarnono Ilmu Tanah. Maduataman Sarana Pratama. Jakarta Islami, Ir. Titik dkk. Dasar Ilmu Tanah. Madyatama. Jakarta Lembaga Penelitian Tanah Penuntun Analisa Fisika Tanah. Lembaga Penelitian Tanah. Bogor Rahardjo, Pudjo dkk Peranan Beberapa Macam Sumber dan Dosis Bahan Organik Terhadap Ketersediaan Air Bagi Tanaman. Pusat Penelitian The dan Kina. Gambung
BAB I PENDAHULUAN. Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat, dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bahan padat terdiri atas bahan organic pada berbagai tingkat
Lebih terperinciPENENTUAN BULK DENSITY ABSTRAK
PENENTUAN BULK DENSITY Fauziah Mas ud Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK Bulk density merupakan berat suatu massa tanah per satuan
Lebih terperinciBERAT JENIS DAN BERAT VOLUME
BERAT JENIS DAN BERAT VOLUME Oleh: Widya Adriani 1), Engga Dara Prawistira 2), Kristian Ardi Ramadan 3) 201510200311024 1), 201510200311016 2), 201510200311008 3) Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume tanah ini termasuk butiran padat dan pori-pori tanah diantara partikel tanah.
Lebih terperinciPENENTUAN BOBOT ISI TANAH(BULK DENSITY) UJI LAB
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH PRAKTIKUM IV PENENTUAN BOBOT ISI TANAH(BULK DENSITY) UJI LAB Oleh Kelompok 4 Anarita Diana 1147060007 Asep Yusuf Faturohman 1147060009 Elfa Muhammad 1147060024 Gustaman
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Mulsa terhadap Bobot Isi Pengamatan bobot isi dilakukan setelah pemanenan tanaman kacang tanah. Pengaruh pemberian mulsa terhadap nilai bobot isi tanah disajikan
Lebih terperinciGambar 1. Lahan pertanian intensif
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Penggunaan Lahan Seluruh tipe penggunaan lahan yang merupakan objek penelitian berada di sekitar Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm, IPB - Bogor. Deskripsi
Lebih terperinciCara uji berat jenis tanah
Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan.. iii 1 Ruang lingkup.. 1 2 Acuan normatif. 1 3 Istilah
Lebih terperinciIRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR. Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1) Semester Genap 2011/2012
Nama : Yudhistira Wharta Wahyudi NIM : 105040204111013 Kelas : J, Jumat 09:15 Dosen : Dr. Ir. Zaenal Kusuma, SU IRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1)
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai dengan bulan Desember 2013. Penelitian dilakukan di kebun percobaan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH Semester : Genap 2011/2012 Disusun Oleh : Nama : Bagus Satrio Pinandito NIM : A1C011072 Rombongan : 12 Asisten : KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hantaran Hidrolik
II. TINJAUAN PUSTAKA 3 2.1. Hantaran Hidrolik Hantaran hidrolik adalah salah satu sifat fisik tanah yang penting untuk diperhatikan dalam penggunaan dan pengelolaan tanah. Hantaran hidrolik berperan penting
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan komoditas strategis kacang-kacangan yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting karena sebagai bahan baku produksi gula. Produksi gula harus selalu ditingkatkan seiring
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jagung Jagung merupakan tanaman yang dapat hidup di daerah yang beriklim sedang sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat membutuhkan sinar matahari
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI
METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI 03-1968-1990 RUANG LINGKUP : Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar. RINGKASAN
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH
PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH Oleh Ir. I Nyoman Puja, M.S. JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2008 KATA PENGANTAR Usaha untuk memantapkan dan memahami teori yang diperoleh
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran ternak baik padat maupun cair yang bercampur dengan sisa-sisa makanan. Pupuk kandang tersebut selain dapat menambah unsur
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah
TINJAUAN PUSTAKA Erodibilitas Indeks kepekaan tanah terhadap erosi atau erodibilitas tanah merupakan jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah hujan pada sebidang tanah
Lebih terperinciLampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun
LAMPIRAN 111 Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun Minggu Setelah Tanam Cara Aplikasi Dosis (g) Jenis pupuk 5 Siram 0.5 NPK 15.15.6.4.TE *) (150
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Bobot isi tanah pada berbagai dosis pemberian mulsa.
38 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Mulsa Terhadap Sifat Fisik Tanah 4.1.1. Bobot Isi Pengaruh pemberian sisa tanaman jagung sebagai mulsa terhadap bobot isi tanah adalah seperti tertera pada Tabel
Lebih terperinciModul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7.
Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Konsistensi Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Agregat Tanah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Agregat Tanah Hampir semua karakteristik sifat fisik tanah ditentukan oleh kehadiran agregat. Porositas, infiltrasi dan permeabilitas adalah salah satu sifat fisik tanah yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman hortikultura, yang sangat cocok
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Nanas merupakan salah satu tanaman hortikultura, yang sangat cocok dibudidayakan didaerah tropis. Tanaman ini berasal dari amerika selatan ( Brazilia). Tanaman
Lebih terperinciGambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^
m. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, di mulai pada bulan Mei sampai Juli 2010, meliputi pelaksanaan survei di lapangan dan dilanjutkan dengan analisis tanah di
Lebih terperinci3.4 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
Bersumber dari praktek yang dilakukan di laboratorium teknik sipil Politeknik Negeri Malang. 3.4 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS 3.4.1 Dasar Teori Berat jenis agregat adalah rasio antara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor
II. TINJAUAN PUSTAKA Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan transportasi.di bidang pertanian, lahan merupakan sumberdaya
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai dengan April 2017 di Rumah Kaca dan Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian. Alat
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH BERAT VOLUME, BERAT JENIS, POROSITAS TANAH NAMA : FACHRUDIN ILYAS NIM : 14.05.015 PRODI : BTP-D4 (A) PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN DIV POLITEKNIK LPP
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,
III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti, Lampung Timur. Pengambilan sampel tanah pasir menggunakan tabung pipa paralon
Lebih terperinciTUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2)
TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2) Nama : Sonia Tambunan NIM : 105040201111171 Kelas : I UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI MALANG
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol
27 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol Tanah Latosol tergolong tanah yang subur. Tanah Latosol merupakan tanah yang umum terbentuk di daerah tropika basah sehingga dapat digunakan untuk pertanian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai pada bulan April 2010 sampai bulan Maret 2011 yang dilakukan di University Farm Cikabayan, Institut Pertanian Bogor untuk kegiatan pengomposan,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi
2 TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Umumnya, infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi vertikal, yaitu gerakan ke
Lebih terperinciKADAR AIR TANAH ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh. Ferdy Ardiansyah
KADAR AIR TANAH ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh Ferdy Ardiansyah 1314151022 JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2014 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Dokuchnev
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN. ASPEK TANAH PADA LAHAN TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum)
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN ASPEK TANAH PADA LAHAN TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum) Oleh : 1. Guntur Respyan ( 105040207111014 ) 2. Fakhri Ahmad ( 105040207111015 ) 3. Tommy Kurniawan Subianto
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK)
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK) merupakan bagian yang paling luas dari total keseluruhan lahan kering di Indonesia. Penyebaranya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase yakni bahan-bahan padat, cair, dan gas. Fase padat yang hampir menempati 50% volume tanah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air.
TINJAUAN PUSTAKA Irigasi Tetes Irigasi tetes adalah suatu metode irigasi baru yang menjadi semakin disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air. Irigasi tetes merupakan metode
Lebih terperinciBAB II TI JAUA PUSTAKA
BAB II TI JAUA PUSTAKA A. TA AH Istilah tanah (soil) berasal dari kata latin solum yang berarti bagian teratas dari kerak bumi yang dipengaruhi oleh proses pembentukan tanah. Tanah dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik Awal Tanah Latosol yang di ambil dari lahan percobaan IPB Cikabayan Darmaga memiliki bobot isi 0,86 gram cm -3, pori air tersedia < 20%, pori drainase
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET
METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET SNI 19-6413-2000 1. Ruang Lingkup 1.1 Metode ini mencakup penentuan kepadatan dan berat isi tanah hasil pemadatan di lapangan atau
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah dan Air Secara Umum Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari bahan padat, cair dan gas. Tanah yang ideal terdiri dari sekitar 50% padatan, 25% cairan,
Lebih terperinciBKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi
% liat = [ H,( T 68),] BKM % debu = 1 % liat % pasir 1% Semua analisis sifat fisik tanah dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik tanah dalam mempengaruhi infiltrasi. 3. 3... pf pf ialah logaritma dari
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36,
TINJAUAN PUSTAKA Limbah Pabrik Kelapa Sawit Dalam proses pengolahan tandan buah segar kelapa sawit (TBS) menjadi minyak sawit mentah (MSM) dihasilkan sisa produksi berupa limbah. Limbah padat dengan bahan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan tanah untuk penelitian berupa tanah podsolik yang diambil dari Jasinga, Kabupaten Bogor. Pengambilan bahan tanah podsolik dilakukan pada minggu ke-3 bulan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi
TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan) masuk ke dalam tanah. Perkolasi merupakan kelanjutan aliran air tersebut ke tanah yang lebih dalam. Dengan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di areal pertanaman nanas (Ananas comosus) PT. GGP
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di areal pertanaman nanas (Ananas comosus) PT. GGP Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah yang terindikasi terserang
Lebih terperinciHUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN
MINGGU 2 HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN Irigasi dan Drainasi Widianto (2012) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami sifat dan karakteristik tanah untuk menyediakan air bagi tanaman 2. Memahami proses-proses aliran
Lebih terperinciDASAR-DASAR ILMU TANAH
DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SIFAT FISIK TANAH AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara =
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik
26 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan Penetilian 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari Kecamatan Yosomulyo, Kota Metro, Provinsi Lampung. 2.
Lebih terperinciDISTRIBUSI PORI DAN PERMEABILITAS ULTISOL PADA BEBERAPA UMUR PERTANAMAN
DISTRIBUSI PORI DAN PERMEABILITAS ULTISOL PADA BEBERAPA UMUR PERTANAMAN Zurhalena dan Yulfita Farni 1 ABSTRACT Type of plant impact on soil pore distribution and permeability variously. The objectives
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung (Zea mays L) termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Jagung tidak hanya sebagai bahan pangan, namun dapat juga
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di
19 III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di Laboratorium Bioproses dan Pasca Panen dan Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Acara I. Penetapan Kadar Air Tanah
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Acara I. Penetapan Kadar Air Tanah Nama Oleh: : Arifin Budi Purnomo NIM : A1C012025 Rombongan : E1(Agribisnis) Asisten : Kristia D A Reza Riski T Wefindria Afifah Nova
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanah disebut padat apabila porositas totalnya, terutama porositas yang terisi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pemadatan tanah merupakan salah satu bentuk dari degradasi sifat fisik tanah. Tanah disebut padat apabila porositas totalnya, terutama porositas yang terisi
Lebih terperinciStudi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan
1 Studi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan Sulistiya Nengse, Didik Bambang Supriyadi, dan Mas Agus Mardyanto Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012 pada areal
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012 pada areal pertanaman nanas (Ananas comosus) yang berumur 6 bulan yang di rotasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang
TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian kecil di pulau
Lebih terperinciDASAR-DASAR ILMU TANAH
DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SIFAT FISIK TANAH AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara =
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengamatan penelitian terdiri atas pengamatan selintas dan pengamatan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang dilakukan di luar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai Mei 2015 bertempat di Lahan kering terbuka, timur Greenhouse C Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas Comosus) Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih kurang 1.200 meter diatas permukaan laut (dpl). Di daerah tropis Indonesia,
Lebih terperinciCara uji kepadatan ringan untuk tanah
Standar Nasional Indonesia Cara uji kepadatan ringan untuk tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciDASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA
DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara = V U Massa Padatan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. Untuk dapat melakukan perencanaan secara menyeluruh dalam hal
TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah Untuk dapat melakukan perencanaan secara menyeluruh dalam hal penggunaan dan pengelolaan suatu lahan, maka hal pokok yang perlu diperhatikan adalah tersedianya informasi faktor
Lebih terperinciPEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON
PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON 2.1. Umum Beton merupakan hasil campuran Semen Portland (PC), agregar halus (pasir), agregat kasar (krikil), dan air dengan atau tanpa bahan tambah (admixtures) dengan proporsi
Lebih terperinciCara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar ICS 91.100.15; 91.010.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari (1) pengambilan contoh tanah Podsolik yang dilakukan di daerah Jasinga, (2) analisis tanah awal dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciIV. SIFAT FISIKA TANAH
Company LOGO IV. SIFAT FISIKA TANAH Bagian 2 Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS SIFAT SIFAT FISIKA TANAH A. Tekstur Tanah B. Struktur Tanah C. Konsistensi Tanah D. Porositas Tanah E. Tata Udara Tanah F. Suhu
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TANAH PENETAPAN TEKSTUR TANAH METODE PIPET
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TANAH PENETAPAN TEKSTUR TANAH METODE PIPET Oleh : Haidar Abdur Rohman A1H011036 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari
27 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan
23 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan bertempat di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan
TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi
III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi dengan material pasir. Sampel tanah yang akan digunakan adalah dari daerah Belimbing Sari,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,
III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi, Lampung Timur. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung pipa paralon sebanyak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik yang berasal dari Rawa Sragi, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur. Dan Cornice
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Letak dan Ciri-ciri Lintasan Sepeda Gunung Letak lintasan sepeda gunung di HPGW disajikan dalam Gambar 5. Ciricirinya disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Keadaan plot penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium Sentraldan Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan
III. METODOLOGI PENELITIAN Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan diantaranya adalah : A. Populasi Populasi adalah subyek
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Alat dan bahan Alat yang digunakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN A.
BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Peralatan
Lebih terperinci: Pengujian Bahan Perekat Hidrolis. Materi : Uji Berat Jenis SSD dan Penyerapan Air Agregat Halus dan Kasar REFERENSI
I REFERENSI 1 SNI 03-1969-1990, Metoda Pengujian BJ dan Penyerapan Air Agregat Kasar 2 SNI 03-1970-1990, Metoda Pengujian BJ dan Penyerapan Air Agregat Halus 3 ASTM C127-1993, TM Specipic Gravity and Absorption
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Agustus
20 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Agustus 2011. Percobaan dilakukan di lahan pertanaman tebu PT. Gunung Madu Plantations
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah Ultisol termasuk bagian terluas dari lahan kering yang ada di Indonesia yaitu 45.794.000 ha atau sekitar 25 % dari total luas daratan Indonesia (Subagyo, dkk, 2000). Namun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Stabilitas Agregat Stabilitas agregat adalah kemampuan tanah untuk menahan tekanan yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan agregat seperti penggemburan,
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di petak percobaan Kelurahan Pasirjati Kecamatan Ujungberung Kota Bandung dimana wilayah tersebut memiliki jenis
Lebih terperinci17/02/2013. Matriks Tanah Pori 2 Tanah. Irigasi dan Drainasi TUJUAN PEMBELAJARAN TANAH DAN AIR 1. KOMPONEN TANAH 2. PROFIL TANAH.
MINGGU 2 HUBUNGAN TANAH-AIR-TANAMAN Irigasi dan Drainasi Widianto (2013) Lab. Fisika Tanah FPUB TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami sifat dan karakteristik tanah untuk menyediakan air bagi tanaman 2. Memahami
Lebih terperinciMetode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:
15 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di lapang pada bulan Februari hingga Desember 2006 di Desa Senyawan, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Gambar 3). Analisis
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II. Yuni Khairatun Nikmah. E.Artanto S.T Nainggolan FAKULTAS PERTANIAN
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II Tri Prayogo Yuni Khairatun Nikmah Alvia Yorinda Amto Fariandi Soli Putra S E.Artanto S.T Nainggolan Rezi Yunesmi D1B012097 D1B012098 D1B012099
Lebih terperinciBAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.
BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mortar dengan bahan tambahan abu merang dilakukan di Laboratorium Struktur dan Teknologi Bahan Konstruksi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN Pemeriksaan J 10 UJI BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT ( PB ) ( AASHTO T ) ( ASTM D )
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN Pemeriksaan J 10 UJI BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT ( PB 0203 76 ) ( AASHTO T 84 81 ) ( ASTM D 128 79 ) KELOMPOK IV : 1. QORRI AINAQI : 121100013 2. REZKHA DWINITA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ultisol merupakan salah satu jenis tanah masam yang terbentuk dari bahan bahan induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah
Lebih terperinciPemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)
Lampiran 1 Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI 03-1968-1990) 1. Berat cawan kosong = 131,76 gram 2. Berat pasir = 1000 gram 3. Berat pasir + cawan = 1131,76 gram Ukuran Berat Tertahan Berat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa Sragi, Kabupaten Lampung Timur B. Metode Pengambilan Sampel Pada saat pengambilan sampel
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN
PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 1 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN A. DEFINISI Adalah pengolahan lahan
Lebih terperinciPENYIAPAN LAHAN. Oleh : Juwariyah BP3K Garum
PENYIAPAN LAHAN Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai berlatih peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali tentang pembersihan lahan tanaman bawang merah dengan baik
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS
METODE PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS SNI 03-1970-1990 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan
Lebih terperinci