KONSTRUKSI PEMBERITAAN CITRA SUTAN BHATOEGANA di REPUBLIKA ONLINE (ROL)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSTRUKSI PEMBERITAAN CITRA SUTAN BHATOEGANA di REPUBLIKA ONLINE (ROL)"

Transkripsi

1 KONSTRUKSI PEMBERITAAN CITRA SUTAN BHATOEGANA di REPUBLIKA ONLINE (ROL) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : Devi Suhailiah NIM : KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

2

3

4 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti hasil karya asli saya atau hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 17 Desember 2014 Devi Suhailiah

5 Nama: Devi Suhailiah NIM : Judul: Konstruksi Pemberitaan Tahajud Call Tentang Citra Sutan Bhatoegana Terduga Kasus Penerima Suap Skk Migas Di Republika Online (ROL) ABSTRAK Berawal dari terseretnya nama Sutan Bhatoegana dalam kasus suap SKK Migas dan kiriman-kiriman tahajud call nya melalui blacbery mesenggernya. Masyarakat menilai bahwa tahajud call yang dikirimkan sutan sebagai bentuk pembelaan dirinya saja. Karena Sutan sering kali mengirimkan tahajud call sesuai dengan apa yang telah dipertanyakan kepada awak media.pemberitaan ini pun langsung menjadi headline diberbagai media Online. Dari uraian di atas tedapat beberapa pertanyaan yang muncul. Pertama, Bagaimana pembingkaian berita bantahan isu Sutan Bhatoegana dengan hadisthadist melalui tahajud call di Republika Online?dan Citra apa yang ingin di bentuk oleh Repulika Online (ROL) terhadap Sutan Bhatoegana? Dalam pemberitaannya, Republika Online (ROL) memposisikan diri sebagai pihak yang kontra dengan Sutan Bhatoegana. Sehingga berita-berita yang di terbitkan cenderung memojokan Sutan Bhatoegana, dan menyayangkan tindakan Sutan. Sehingga citra Sutan dalam pemberitaan di Republika Online (ROL) cenderung buruk. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan metode penelitian framing William A. Gamson mengartikan framing sebagai cara bercerita. Gamson melihat sebuah berita adalah sebagai sebuah kemasan yang dibuat oleh media. Dan kemasan ini adalah semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan seseorang untuk mengkonstruksi sebuah pesan yang ia sampaikan dan menafisirkan makna pesan yang ia terima. Secara keseluruhan pemberitaan yang di kemas Republika Online (ROL) berhasil mengkonstruksi pemikiran khalayak. dimana pemberitaan tahajud call yang dikirimkan Sutan Bhataoegana dianggap sebagai pembelaan dirinya di tengah kasus yang menyeret namanya di bidang SKK Migas. Dan citra Sutan Bhatoegana pun masuk kedalam model citra yang berlaku, dimana citra Sutan Bhatoegana saat ini bukanlah citra yang sebenarnya atau citra yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Seperti yang dikatakan Mansyur Faqih selaku penanggung jawab pemberitaan nasional, bahwa citra Sutan Bhatoegana menjadi citra yang ironis. Dimana seseorang yang sering menginggatkan kebaikan-kebaikan pada orang lain, ternyata dia terjebak dalam hal yang diharahkan oleh agama, yaitu suap. Keywords: Republika Online (ROL), Sutan Bhatoegana, Tahajud Call, Framing Gamson iv

6 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim Assalamualaikum Wr. Wb Tiada kata yang patut penulis ucapkan selain kata syukur kepada Allah SWT atas berbagai kemudahan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam akan selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Bukan hal mudah bagi penulis menyelesaikan karya ilmian seperti ini dengan segala keterbatasan yang dimiliki penulis, namun hal tersebut bukanlah menjadi sebuah alasan untuk penulis. Skripsi ini dijadikan motivasi dan rangkaian pengalaman hidup yang berharga. Skripsi ini diselesaikan berkat kerja keras, semangat, dan bantuan dari semua pihak. Karena itu penulis haturkan terimakasih sebesar-besarnya kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.Ag. Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Bapak Drs. Jumroni, M.Si, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Bapak Dr. H. Sunandar Ibnu Nur, M.Ag. v

7 2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Bapak Kholis Ridho, M.Si. beserta sekretaris Konsentrasi Jurnalistik, Ibu Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A. yang membantu dan mengarahkan penulis dalam mengerjakan skripsi ini. 3. Dosen Pembimbing Skripsi, Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si. Beliau bukan hanya sebaga pembimbing, beliau sudah seperti orangtua, sahabat bagi penulis. Karena, beliau telah rela menyediakan banyak waktu, membagi ilmunya, memberikan semangat yang tak henti-hentinya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini dengan baik dan terarah. 4. Seluruh dosen dan staf akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi atas ilmu yang diberikan kepada penulis. 5. Segenap staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi yang telah bersedia meminjamkan banyak koleksi buku kepada penulis. 6. Media Republika Online (ROL), khususnya kepada Mas Mansyur Faqih dan Mba Erna Indriyanti yang bersedia menjadi narasumber penulis di sela waktu kesibukannya. 7. Kedua orangtua tercinta, Papah Suhanda dan mamah Neneng Masiah, terimakasih selalu berharap dalam doa, selalu berjaga dalam langkahku, dan selalu cinta dalam senyum. Semoga Allah SWT meberikan umur yang panjang dan kebarokahan amin. 8. Saudara-saudara ku tersayang kakak Ana Dian Permata, SP.d dan adik Ahmad aditia Zajuli. Untuk adik-adik sepupu, M. Taufiq Kurahman, Ahmad Bilya, vi

8 M. Rofi Adaudi selalu memberikan semangat dan tempat menghibur diri ketika penulis berada pada titik kepenatan. 9. Teman-teman Jurlistik C 2010, mereka yang menemani, membantu dan menginspirasi penulis, yang telah bersama-sama melalui sebuah masa penuh kenangan selama peneliti menuntut pendidikan di UIN Syarif Hidayaullah Jakarta di antaranya: Kenwal, Ali, Putri, Regita, Meilisa, Andy, Fauzi, Ambar, Nandri, Syahyunas, Widiya, Ufi, Fakhri, Aji, Ardiyansyah, dll 10. Terimaksih selalu memberikan dukungan, mendengarkan keluh kesah penulis, dan memberikan semangat Megawati Agustini, Abang Yusuf Badrulael, Abang Alimudin. 11. Sahabat-sahabat Nursanah, Fitri, Sandy, Cindi, Herlin, Rully, Ajir, Fitriani. Rosalia, Kaka Silmy, Voni, Fitrianingsih, Ririn, Rani, Nia. Terimakasih selalu bersedia menghibur dan memberikan semangat. 12. Untuk KKN KITA yang telah memberikan pengalaman berharga selama satu bulan di pojok kota Bogor, Terimakasih Fatwa, Ima, Mega, Fitri, Voni, Vivi, Heni, Nandri, Achmad Munawar, Hilman, Restu, Huzaimi, Abang Azhar, Ibnu. 13. Semua pihak dan teman-teman yang telah mendukung dan mendoakan penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin.. Wassalamualaikum. Wr. Wb vii

9 DAFTAR ISI ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Batasan dan Rumusan masalah... 6 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian... 7 E. Metodelogi Penelitian Paradigma Penelitian Pedekatan Penelitian Metode Penelitian Subjek dan Objek Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Teknik Pengupulan Data Teknik Analisis Data viii

10 8. Tinjauan Pustaka Pedoman Penulisan Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA KONSEP A. Definisi Framing B. Analisis Framing William A. Gamson C. Ruang Lingkup Citra di Media Massa BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Republika Online (ROL) B. Visi dan Misi Republika Online (ROL) C. Prinsip dasar Republika Online (ROL) D. Produk Republika Online (ROL) E. Struktur Organisi Republika Online (ROL) BAB VI TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Analisis Framing Berita Bantahan Isu Sutan Bhatoegana dengan Hadist-Hadist Melalui Tahajud Call di Republika Online pada Tanggal 16 dan 29 Januari B. Analisis Framing pemberitaan Republika Online (ROL) tanggal 16 Januari Sutan Bilang Fitnah, Eh Digeledah Beneran ix

11 C. Analisis Framing dan Konstuksi pemberitaan Republika Online (ROL) tanggal 16 Januari Sutan Insyaallah Saya Tidak Terlibat D. Analisis Framing dan Konstuksi pemberitaan Republika Online (ROL) tanggal 29 Januari Bantah Isu THR Sutan Bhatoegana, Kirim Pesan Hadist Nabi E. Citra Sutan Bhatoegana di Republika Online (ROL) BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... xi x

12 DAFTAR TABEL Tabel 1: 1. Framing Menurut Para ahli Tabel 2: 2. Perangkat Framing William A.Gamson Tabel 3: 3. Struktur Organisasi Republikan Online (ROL) Tabel 4: 4. Pemberitaan Republika Online (ROL) Tanggal 16 dan 29 Januari 2014 Tabel 5: 5. Framing Republika Online (ROL) 16 Januari 2014 Sutan Bilang Fitnah, Eh..Digeledah Beneran Tabel 6: 6. Frame Pemberitaan Republika Online (ROL) 16 Januari 2014 Sutan : InsyaAllah Saya Tidak Terlibat Tabel 7: 7. Frame Pemberitaan Republika Online (ROL) Tanggal 29 Januari 2014 Bantah Isu THR, Sutan Bhatoegana Kirim Pesan Hadist Nabi xi

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup di era modernisasi dan digital seperti sekarang ini, untuk mendapatkan informasi atau berita seseorang tidak lagi harus membuka lembaran kertas yang ukurannya cukup besar, dan tidak bisa dimasukan ke dalam saku. Tetapi, saat ini untuk mengetahui apa yang terjadi di sekitar bahkan di seluruh belahan dunia sekalipun dapat dengan mudah ditelusuri atau diakses melalui media online atau internet. Media baru ini atau new media adalah media yang dapat menyajikan berita ter-update dibandingkan dengan media massa lainnya. Selain menyajikan berita tercepat, media online juga media yang praktis digunakan untuk mendapatkan sebuah berita, sehingga kita tidak lagi harus menunggu surat kabar esok pagi untuk mengetahui peristiwa apa yang telah terjadi. Kehadiran media online memunculkan generasi baru jurnalistik yaitu jurnalisme online atau sering disebut juga cyber jurnalisme yang memiliki definisi merupakan proses penyampaian informasi yang menggunakan media internet (website) untuk penyajiannya. Secara penulisan, jurnalisme online sama saja dengan jurnalisme cetak, demikian juga kaidah dan kode etik jurnalistiknya. Yang berbeda hanyalah proses penyajiannya atau proses publikasinya. Tulisan media 1

14 2 online sama dengan jenis tulisan karya jurnalistik pada umumnya yakni, news, views, dan feature. 1 Wartawan atau jurnalis harus memiliki beberapa sifat dasar seperti kritis, memiliki rasa ingin tahu yang besar, berpengetahuan luas, berpikir terbuka, dan menjadi pekerja keras. 2 Dan tidak lupa bahwa seorang jurnalis harus bersifat netral atau tidak berpihak kepada satu pihak saja.tetapi, seperti yang diketahui bahwa saat ini hampir semua jurnalis atau wartawan berada dibawah para petingi partai politik. Karena pada kenyataanya ada berbagai kepentingan yang bermain dalam media massa, apapun jenisnya tidak terkecuali media online. Tidak hanya kepentingan ideologi antara masyarakat dan negara, dalam diri media massa juga berselubung kepentingan yang lain misalnya, kepentingan kapitalisme pemilik modal, kepentingan keberlangsungan lapangan kerja bagi karyawan dan sebagainya. Dalam kondisi dan posisi seperti ini, tidak mungkin para jurnalis berdiri statis di tengah-tengah, dia akan bergerak dinamis di antara pusaran-pusaran kepentingan yang sedang bermain. Kenyataan ini lah yang menyebabkan bias berita di media massa adalah sesuatu yang sulit dihindari. 3 Ricoeur mengajukan suatu definisi yang menyatakan bahwa Teks adalah wacana (berarti lisan) yang difiksasikan dalam bentuk tulisan. Sedangkan wacana 1 Alex Sobur, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Semiotik, Dan Framing (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h Haris Samandria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Beritadan Futures Panduan Jurnalis Profesional, h.4. 3 Alex Sobur, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Semiotik, dan Framing (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) h.30.

15 3 memiliki arti sederhana yaitu objek atau ide yang diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas. 4 Semakin berkembangnya teknologi juga membuat menjamurnya media-media online atau new media. Dimana para media online tersebut saling berlomba untuk menyajikan berita-berita ter-update mengenai ragam kejadian yang ada di sekitar bahkan seluruh penjuru dunia. Dari sekian banyaknya media online, peneliti memilih media online nasional yang cukup populer di masyarakat luas untuk dijadikan bahan penelitian, media tersebut adalah Republika Online (ROL). Alasan peneliti memilih media tersebut karena peneliti ingin mengetahui cara Republika Online (ROL) yang notabenenya sebagai media Islam dalam memberitakan pemberitaan mengenai Kiriman Tahajud Call Sutan Bhatoegana sebagai sosok yang seolah religus dengan kiriman tahajud callnya di tengah kasus korupsi yang menimpanya. Membicarakan mengenai korupsi di Indonesia memang tidak ada habishabisnya. Dan pemberitaan menenai korupsi yang baru-baru ini adalah mengenai Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), yang mana telah banyak menyeret nama petinggi-petinggi Negara seperti mantan ketua SKK Migas yang saat ini sudah menjadi tersangka yakni Rudi Rubiandini, Sekretaris Jendral kementrian ESDM Waryono Karno, dan namanama lainnya adalah komisi DPR VII seperti Tri Yulianto, Zainudin Amali, dan 4 Alex Soubur, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Semiotik, dan Framing, h.53.

16 4 tidak terkecuali nama komisi VII DPR Bidang energi Sutan Bhatoegana yang diduga juga terlibat di dalamnya. Dalam kasus yang melibatkan Sutan Bhatoegana atau yang sering juga mendapat panggilan gurih-gurih sedap ini diduga mengalir lewat tiga kasus yaitu: Tunjangan Hari Raya (THR), pengesahan APBN, dan hutang warisan BP Migas. Penelitian ini memilih berita tahajud call Sutan Bhatoegana terduga kasus penerima suap SKK Migas karena kasus ini sedang hangat beredar di masyarakat. Dan hal yang menurut peneliti paling menarik adalah mengenai kebiasaan Sutan Bhatoegana yang setiap dini hari mengirimkan ayat suci Alquran atau hadist-hadist Nabi SAW kepada teman-temannya melalui Blackberry Messenger yang Sutan berinama dengan tahajud call. Menariknya semenjak dirinya disebut-sebut terlibat dalam kasus suap SKK Migas tahajud call yang dikirimkannya mengenai situasi yang sedang terjadi pada dirinya. Hal tersebut menjadi hal yang menarik sehingga perlu untuk diteliti. Adapun alasan media Republika Online (ROL) khususnya pada pemberitaan mengenai tahajud call Sutan Bhatoegana yang disajikan Republika Online (ROL) secara mendalam. Kekuatan utama media yang tidak bisa dinafikan di era informasi saat ini yakni kekuatan dalam mengkonstruksi realitas. Artinya, kekuatan dalam mengemas

17 5 berbagai isu yang ada, sehingga menonjol ke permukaan dan akhirnya menjadi perbincangan publik. 5 Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) di bingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses konstruksi. 6 Framing bukan hanya berkaitan dengan skema individu (wartawan), melainkan juga berhubungan dengan proses produksi berita, kerangka kerja dan rutinitas organisasi media. 7 Analisis framing merupakan proses untuk menentukan bagaimana individu manusia mengatur dan memahami tingkah laku dalam situasi tertentu. Analisis framing memungkinkan untuk mengidentifikasi dan memahami peristiwa dan segala kehidupan manusia. 8 Produksi berita berhubungan dengan bagaimana rutinitas yang terjadi di dalam ruang pemberitaan, yang menentukan bagaimana wartawan didikte atau dikontrol untuk memberitakan peristiwa dalam perspektif tertentu. Aspek konstruksi berhubungan dengan bagaimana wartawan atau media menampilkan peristiwa tersebut sehingga relevan bagi khalayak. 9 5 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra (Jakarta: PT. Lasswell Visitama, 2010), h Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang, 2002), h.3. 7 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h Morisan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang, 2002), h.141.

18 6 Penelitian ini fokus pada Republika Online (ROL) dalam memberitakan kiriman tahajud call yang dikirimkan oleh Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana yang namanya terseret dalam kasus suap di lingkungan SKK Migas khususnya pada pemberitaan tanggal 16 dan 29 Januari Ketertarikan peneliti dalam penelitian ini terletak bagaimana Republika Online (ROL) mengkonstruksi pemberitaan mengenai tahajud call Sutan Bhatoegana yang namanya terseret dalam skandal SKK Migas. Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai KONSTRUKSI PEMBERITAAN CITRA SUTAN BHATOEGANA di REPUBLIKA ONLINE (ROL). B. Batasan dan Rumusan Masalah Agar masalah tidak menyimpang dan fokus pada masalah penelitian, peneliti membatasi permasalahan pada berita dugaan kasus suap SKK migas Sutan Bhatoegana bantahan isu Sutan Bhatoegana dengan hadist-hadist melalui tahajud call pada media Republika Online yang diberitakan pada tanggal 16, dan 29 Januari Peneliti mengambil pemberitaan tersebut karena peneliti memandang bahwa pemberitaan tersebut adalah bentuk sindiran terhadap Sutan Bhatoegana sebagai tujuan pemberitaannya. Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pembingkaian berita bantahan isu Sutan Bhatoegana dengan hadist-hadist melalui tahajud call di Republika Online?

19 7 2. Citra apa yang ingin di bentuk oleh Repulika Online (ROL) terhadap Sutan Bhatoegana? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan batasan dan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pembingkaian berita bantahan isu Sutan Bhatoegana dengan hadist-hadist melalui tahajud call di Republika Online. 2. Untuk Citra apa yang ingin di bentuk oleh Repulika Online (ROL) terhadap Sutan Bhatoegana. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pembaca sekaligus pembelajaran untuk peneliti manfaat ini terbagi dua antara lain: 1. Manfaat Akademis Secara akademis diharapkan penelitian ini dapat menambahkan pengetahuan dan pemahaman bagaimana pencitraan tokoh politik itu diterapkan melalui sebuah konstruksi berita di media massa. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi yang memberikan kontribusi untuk mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya mahasiswa-mahasiswi jurusan

20 8 Komunikasi Penyiaran Islam prodi Jurnalistik, media massa dan pemerhati praktek kerja jurnalistik dan mampu menjelaskan pengetahuan dasar mengenai berita di media online dan menjadi bahan evaluasi akan permasalahanpermasalahan yang terkait dengan pemberitaan mengenai terduga kasus suap Sutan Bhatoegana di media Republika Online. E. Metodologi Penelitian 1. Paradigma penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian konstruktivis. Paradigma ini memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, melainkan hasil dari konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruktivis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk. Dari itu dalam studi komunikasi, paradigma konstruksionis ini sering kali disebut sebagai paradigma produksi dan pertukaran makna Pendekatan penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif deskriptif bersifat mendalam. Dengan demikian, format deskriptif kualitatif lebih tepat apabila digunakan untuk meneliti masalahmasalah yang membutuhkan studi mendalam Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta, PT. LKiS Printing Cemerlang, 2002), h Burhan Bungin, Penlitian Kualitatif, Komuniasi, Ekonomi, Kebijakan publik, dan Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cetakan ) h

21 9 Pendekatan penelitian dalam penelitian ini kualitatif sebagai mekanisme penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, baik tulis atau lisan dari orang-orang dari perilaku yang diamati oleh peneliti. Peneliti akan meneliti beberapa pemberitaan yang ada di Republika Online (ROL) bersangkutan dengan objek penelitian. 3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis framing William A Gamson. Dalam pandangan Gamson wacana media adalah elemen yang penting untuk memahami dan mengerti pendapat umum yang berkembang atas suatu isu atau peristiwa. 12 Gagasan Gamson mengenai frame media ditulis bersama Andre Modigliani. Sebuah frame mempunyai struktur internal. Pada titik ini ada sebuah pusat organisasi atau ide, yang membuat peristiwa menjadi relevan dan menekankan suatu isu. Dalam konsep framing ini Menurut Gamson dan Modigliani framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan berita. Gamson dan Modigliani menyebut cara pandang tersebut sebagai kemasan (package) Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang, 2002), h Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang, 2002), h. 261.

22 10 4. Subjek dan Objek Penelitian Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah Republika Online (ROL) sedangkan objek penelitian ini adalah pemberitaan mengenai kiriman tahajud call, Sutan Bhatoegana yang saat ini menjadi terduga kasus suap SKK Migas. 5. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung di kantor redaksi Republika Online Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan ext 308. Waktu penelitian terhitung dari bulan Juli Desember Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi data penelitian ini dengan cara mencatat dokumen-dokumen yang berupa catatan-catatan formal suatu lembaga kegiatan, penelitian ini menyelidiki benda-benda tertulis berupa arsip catatan, dokumen, internet, dan apa saja yang dapat menjadi informasi tambahan bagi penelitian ini. Seperti yang dilakukan oleh peneliti dalam proses dokumentasi ini dengan cara menyelediki pemberitaan mulai dari pemberitaan yang umum mengenai korupsi di dalam bidang SKK Migas sampai pemberitaan yang dijadikan sebagai batasan masalah peneliti. b. Wawancara Wawancara (interview) teknik yang digunakan adalah Indepth Interview, yaitu peneliti mengajukan beberapa pertanyan secara mendalam, kemudian

23 11 dijawab oleh informan dengan terbuka dan tatap muka antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai. 14 Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan narasumber yaitu pemimpin redaksi, editor, serta penulis berita Republika Online. Penelitian yang dilakukan peneliti membutuhkan waktu yang cukup panjang karena kesibukan dari narasumber. Wawancara dilakukan pada tanggal 03 Juli 2014 dan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Yang menjadi narasumber dari penelitian ini adalah ketua penanggung jawab pemberitaan nasional Mansyur Faqih. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan agar mendapatkan hasil penelitian. c. Observasi Observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki artinya pengamat berada di luar subjek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Kemudian akan lebih mudah mengamati kemunculan tingkah laku yang diharapkan. 15 Karena pada penelitian ini observasi berguna untuk menjelaskan dan merinci gejala yang terjadi Moh Nazim, Metodo Penelitian (Bandung: Ghalia Indonesia, 1999), h Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosia: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), h Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 84.

24 12 7. Teknik Analisis Data Data dianalisis dengan menganalisis teks berita tentang ketua komisi VII DPR bidang energi Sutan Bhatoegana yaitu dengan menggunakan perangkat Framing William A. Gamson. Ada dua perangkat bagaimana ide sentral diterjemahkan dalam teks berita. Pertama, teks dianalisis dengan framing device atau perangkat framing. Perangkat ini berhubungan dan berkaitan langsung dengan ide sentral atau bingkai yang ditekankan dalam teks berita. Kedua, reasoning device atau perangkat penalaran yaitu yang berhubungan dengan kohesi dan koherensi dari teks yang merujuk pada gagasan tertentu. 17 Komponen-komponen dalam framing device atau perangkat framing adalah Methapors, yaitu peneliti menganalisis teks dengan cara melihat perumpamaan atau pengandaian yang ada dalam teks berita mengenai tahajud call Sutan Bhatoegana. Catchphrases, yaitu peneliti menganalisis teks dengan cara melihat frase yang menarik, kontras, menonjol dalam suatu wacana, dan ini biasanya berupa jargon atau slogan yang ada dalam teks berita, yang akan peneliti teliti. Exemplar peneliti mengkaitkan bingkai dengan teori yang peneliti gunakan sehingga dapat memperjelas bingkai. Depiction, peneliti menggambarkan atau melukiskan suatu isu yang bersifat konotatif di dalam teks berita yang akan di teliti, dan depiction ini biasanya berupa leksikon, atau kosakata untuk melebeli sesuatu. Visual Images, peneliti melihat gambar atau 17 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang, 2002), h

25 13 grafik, citra yang mendukung bingkai secara keseluruhan. Bisa berupa foto, kartun, ataupun grafik untuk menekankan atau mendukung pesan yang ingin disampaikan. Jika framing devices, berhubungan dengan pemaknaan kata, kalimat, atau metafora tertentu yang menunjuk pada gagasan tertentu. Berbeda dengan reasoning device atau perangkat penalaran, dan perangkat ini bisa dilakukan dengan menyusun kaliamat, paragraph, atau proposisi tertentu sehingga masing-masing bagian dari pesan yang disampaikan menjadi tampak normal, wajar dan beralasan. Komponen-komponen yang ada dalam reasoning device atau perangkat penalaran adalah. Roots bagaimana cara peneliti menganalisis kausal atau sebab akibat yang ada dalam teks berita. appeals to principle, peneliti melihat dan meneliti premis dasar dan klaim-klaim moral yang ada dalam teks berita yang akan peneliti teliti. Consequences, efek atau konsekuensi apa yang didapat dari hasil pembingkaian mengenai kiriman tahajud call Sutan Bhatoegana di dua media online yang akan peneliti teliti. 8. Tinjauan Pustaka Dalam menentukan judul skripsi ini peneliti telah mengadakan tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta perguruan-perguruan tinggi lainnya. Selama tinjauan tersebut peneliti menemukan beberapa judul skripsi yang berkaitan dengan skripsi yang penulis teliti dan penulis jadikan bahan acuan, diantaranya: Pertama, skripsi Leni

26 14 Cahyani, mahasiswi Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) Jakarta, yang berjudul Pencitraan dalam Novel Sepatu Dahlan (Studi Analisis Wacana Kritis dalam Novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara). Dalam skripsi tersebut bahwa pencitraan yang dilakukan oleh Dahlan Iskan melalui media komunikasi ini memberikan citra positif dan meningkatkan elektabilitasnya sebagai tokoh politik. Persamaan dengan skripsi peneliti adalah yang menjadi objek pencitraan adalah sama-sama tokoh politik, dan perbedaan dengan skripsi peneliti adalah objek atau medianya, peneliti menjadikan media online sebagai objek penelitiannya sedangkan skripsi yang dijadikan tinjauan oleh peneliti adalah novel yang dijadikan objek penelitiannya. Kedua, skripsi Ifah Atur Kurniati, mahasiswi Fakultas Komunikasi dalam Bidang studi Publik Relation Universitas Mercu Buana, yang berjudul Konstruksi Harian Media Indonesia Tentang Pencitraan Hakim Mahkamah Agung di Surat Kabar (Kasus Hakim Muhtadi Asnun, Halim Peradilan Negeri Tangerang). Dimana pada pemberitaan MA di harian Media Indonesia bahwa media mengkonstruksi pemberitaan mengenai MA menggunakan model Bad News yaitu sebuah konstruksi yang cenderung memberi citra buruk pada objek pemberitaan sehingga terkesan lebih jelek, buruk, jahat, pada pemberitaan itu sendiri. Persamaan dengan skripsi peneliti adalah sama-sama membahas mengenai pencitraan, dan perbedaanya dengan skripsi yang menjadi tinjauan pustaka adalah objek penelitianya, dimana

27 15 peneliti menjadikan media online sebagai objek penelitiannya, sedangkan skripsi yang menjadi tinjauan pustaka menjadikan media cetak sebagai objek penelitiannya. Dan Selain itu peneliti juga menggunakan tinjauan pustaka skripsi milik Nining Dwi Astuti mahasiswi Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi yang berjudul Pencitraan Maia Estianty sebagai Selebritas dalam Blog Dunia Maia. Dimana yang dibahas dalam penelitian ini adalah ketegaran seorang Maia Estianty dalam menghadapi permasalahan kasus perceraiannya dengan Ahmad Dhani yang tak kunjung usai mengenai hak asuh anak yang jatuh di tangan Ahmad Dhani. Dari hasil tinjauan yang penulis lakukan, penelitian ini mempunyai beberapa perbedaan dengan penelitianpenelitian diatas, baik dari objek penelitian, subjek penelitian, maupun dalam teknik analisis data yang digunakan. 9. Pedoman Penulisan Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Developmentn and Assurace) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hiayatullah Jakarta tahun F. Sistematika Penulisan Secara umum penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima bab, setiap bab terdiri dari sub-sub bab yang memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Seperti berikut :

28 16 BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dipaparkan latar belakang masalah, batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, pedoman penulisan, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN TEORITIS Bab ini akan menjelaskan tentang, definisi framing, analisis framing William. A Gamson, Ruang Lingkup Citra di media massa. BAB III : PROFIL REPUBLIKA ONLINE (ROL) Pada bab ini akan menjelaskan sejarah dan perkembangan media online Republika Online(ROL), visi dan misi, dan struktur organisasi. BAB IV : ANALISIS DATA Bab ini berisikan penjelasan tentang analisis situs media Republika Online hasil penelitian yang diperoleh peneliti dalam penelitiannya. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis mengenai hal-hal yang telah dibahas oleh penulis.

29 BAB II LANDASAN TEORITIS dan KERANGKA KONSEP 1. Definisi Framing Analisis framing secara sederhana dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh media. Analisis framing termasuk ke dalam paradigma kostruksionis. Paradigma ini mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks berita yang dihasilkannya. 1 Framing pada dasarnya merupaka versi terbaru dari pendekatan analisis wacana, khususnya untuk menganalisis teks media. Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas itu dibentuk dan dikonstruksi oleh media. Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun Awalnya, frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana, serta yang menyediakan kategori-kategori standar mengapresiasi realitas. Namun, framing tidak berdiri sendiri sama seperti ilmu komunikasi yang lain, yang meminjam cabang ilmu lain. konsep framing dipinjam dari ilmu kognitif (psikologis). 1 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: PT LKiS Printing Cemerlang), h

30 18 Meskipun begitu, dalam prakteknya analisis framing dapat dikaitkan dengan konsep-konsep keilmuan lain seperti ranah sosiologi, politik,dan kultur. 2 Pada dasarnya, pekerjaan media massa adalah mengkonstruksikan realitas. Isi media adalah hasil para pekerja mengkonstruksikan berbagai realitas yang dipilihnya, diantaranya realitas politik. 3 Ada beberapa definisi mengenai framing yang disampaikan oleh para ahli. Penjelasan mengenai berbagai definisi framing dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 1 4 Framing Menurut Para Ahli Robert N. Entman Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bangian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol ketimbang aspek lain. ia juga menyertakan penempatan informasiinformasi dalam konteks yang khas, sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi yang 2 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengtar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengtar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang, 2002), h

31 19 lain. William A. Gamson Cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan (package). Todd Gitlin Strategi bagaimana realitas atau dunia dibentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwaperistiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Itu dilakukan dengan seleksi, pengulangan, penekanan, dan presentasi aspek tertentu dari realitas. David E. Snow and Robert Sanford Pemberiaan makna untuk

32 20 menafsirkan peristiwa dan kondisi yang relevan. Frame mengorganisasikan sistem kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci tertentu, anak kalimat, citra tertentu, sumber informasi, dan kaliamat tertentu. Amy Binder Skema interpretasi yang digunakan individu untuk menempatkan, menafsirkan, mengidentifikasi, dan melebeli peristiwa secara langsung, atau tidak langsung. Frame mengorganisir peristiwa yang kompleks kedalam bentuk dan pola yang mudah dipahami dan membantu individu untuk mengerti makna peristiwa. Zhongdang Pan and Geald M. Kosicki Strategi konstruksi dan memproses berita. perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dan

33 21 dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita. (Sumber: Eriyanto: 2002: 77-79) Dari tabel tersebut terdapat mengenai berbagai macam definisi framing, meskipun berbeda dalam penekanan dan pengertiannya tetapi ada titik singgung utama dari definisi framing. Yaitu framing adalah tentang bagaimana realitas itu dibentuk dan dikonstruksi oleh media Analisis Framing Model William A.Gamson Sebelum pembahasan lebih jauh mengenai framing William A. Gamson, peneliti akan sedikit membahas mengenai biografi dari Gamson. William A. Gamson adalah Profesor Sosiologi dan co-mengarahkan, dengan Charlotte Ryan, Research Media dan Aksi Proyek (MRAP) di Boston College. Ia telah menulis sejumlah buku dan artikel tentang wacana politik, media massa dan gerakan sosial. Dia adalah mantan presiden American Sociological Association dan anggota dari American Academy of Arts dan Sciences. Karyanya saat ini melibatkan pengembangan simulasi permainan sebagai alat untuk perubahan sosial. 6 Gamson adalah seorang sosiolog, meskipun ia menaruh minat yang besar pada studi media. Sebagai sosiolog, titik perhatian Gamson terutama pada studi gerakan 5 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta, PT. LKiS Printing Cemerlang, 2002), h (Di akes pada 06 Januari 2015, 19.35).

34 22 sosial (social movement). 7 Gamson mendapat beberapa penghargaan seperti: McCarthy Lifetime Achievement Award, Pusat Studi Gerakan Sosial, Notre Dame, Merit Award untuk Kontribusi Posisi ke Disiplin, Timur Sosiologi Masyarakat Dan masih banyak lagi karya dan penghargaan William A.Gamson. William A.Gamson adalah salah satu ahli yang paling banyak menulis mengenai framing. Gagasan Gamson terutama menghubungkan wacana media di satu sisi dengan pendapat umum di sisi yang lain. dalam pandangan Gamson wacana media adalah elemen yang penting untuk memahami dan mengerti pendapat umum yang berkembang atas suatu isu atau peristiwa. Pendapat umum tidak cukup kalau hanya didasarkan pada data survei khalayak. Data itu perlu di perhubungkan dan diperbandingkan dengan bagaimana media mengemas dan menyajikan suatu isu. Sebab, bagaimana media menyajikan suatu isu menentukan bagaimana khalayak memahami dan mengerti suatu isu. Baik pendapat umum maupun wacana media mempunyai hubungan yang paralel. Perubahan dalam pendapat umum, mempengaruhi perubahan pendapat umum. Setiap sistem berinteraksi antra yang satu dengan yang lainya: wacana media adalah saluran individu mengkonstruksi makna, dan pendapat umum adalah 7 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang, 2002), h (Di akes pada 06 Januari 2015, 19.35).

35 23 bagian dari proses melalui mana wartawan dan pekerja media membangun dan mengkonstruksi realitas yang akan disajikan kedalam berita. Media dalam perspektif ini, memainkan peranan dan fungsi yang kompleks. Media adalah bagian dari proses produksi budaya. 9 Gagasan Gamson mengenai frame media ditulis bersama Andre Modigliani. Sebuah frame memiliki struktur internal. Pada titik ini ada sebuah pusat organisasi atau ide, yang membuat peristiwa menjadi relevan dan menekankan suatu isu. Sebuah frame pada umumnya menunjukan dan menggambarkan range posisi, bukan hanya satu posisi. Dalam formulasinya Gamson dan Modigliani frame dipandang sebagai cara bercerita (story line) atau gugsan ide yang tersusun sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna dari peristiwa yang berkaitan dengan suatu wacana. Gamson melihat wacana media (khususnya berita) terdiri atas sejumlah kemasan (package) melalui mana skema atau struktur pemahaman yang dipakai oleh seseorang ketika mengkonstruksi pesan-pesan yang dia sampaikan, dan menafsirkan pesan yang dia terima. Framing adalah cara pandang untuk mengetahui bagaimana cara pandang yang digunakan wartawan dalam menyeleksi isu dan menulis berita. Dan cara pandang tersebut yang akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang akan ditonjolkan dan mana yang akan dihilangkan, dan ingin dibawa kemana 9 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang, 2002), h. 254.

36 24 pemberitaan tersebut. Gamson dan Modigliani menyebut cara pandang tersebut sebagai kemasan (package) dan yang dimaksud dengan kemasan disini adalah rangkaian ide-ide yang menunjukan isu pa yang dibicarakan dan peristiwa mana yang relevan. Package adalah semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan seseorang untuk mengkonstruksi sebuah pesan yang ia sampaikan dan menafisirkan makna pesan yang ia terima. Kemasan (package) tesebut dibayangkan sebagai wadah atau stuktur data yang terorganisir sejumlah informasi yang menunjukan posisi atau kecenderunag politik dan yang membantu komunikator untuk menjelaskan muatan-muatan di balik suatu isu atau peristiwa. Keberadaan dari suatu package terlihat dari adanya gagasan sentral yang kemudian didukung oleh perangkat-perangkat wacana seperti kata, kalimat, pemakaian gambar atau grafik tertentu, proposisi dan sebagainya. Semua elemen dan stuktur wacana tersebut mengarah pada ide tertentu dan mendukung ide sentral dari suatu berita. Perangkat framing yang ditemukan Gamson dan Modigliani dapat digambarkan sebagai berikut: 10 Frame Central organizing idea for making sense of relevant events, suggesting Tabel 2 Perangkat Framig William A. Gamson 10 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang, 2002), h

37 25 Framing Devices (Perangkat framing) Reasoning Devices (Perangkat penalaran) Methapors Perumpamaan atau pengandaian Catchphrases Frase yang menarik, kontras, Roots Analisis kausal atau seba akibat Appeals to principle Premis dasar, klaim-klaim moral menonjol dalam suatu wacana. Ini umummya berupa jargon atau slogan. Exemplaar Mengaitkan bingkai dengan contoh, uraian (bisa teori, perbandingan) yang Consequences Efek atau konsekuensi yang didapat dari bingkai. memperjelas bingkai Depiction Penggambaran atau pelukisan suatu isu yang bersifat konotatif. Depiction ini umumnya berupa kosakata, leksikon untuk melebeli sesuatu. Visual Images Gambar, grafik, citra yang membingkai secara keseluruhan. Bisa

38 26 berupa foto, kartun, atau pun grafik untuk menekankan dan mendukung pesan yang ingin disampaikan. (Sumber: Eriyanto: 2002: ) Dalam pandangan Gamson, framing dipahami sebagai seperangkat gagasan atau ide sentral ketika seseorang atau media memahami dan memaknai suatu isu. Ide sentral ini akan didukung oleh perangkat wacana lain sehingga antara satu bagian wacana dan bagian lain saling mendukung. Ada dua perangkat bagaimana ide sentral diterjemahkan dalam teks berita. Pertama, framing device (perangkat framing) perangkat ini berhubungan dan berkaitan langsung dengan ide sentral atau bingkai yang ditekankan dalam teks berita. Perangkat framing ini ditandai dengan pemakaian kata, kalimat, grafik atau gambar, dan metafora tertentu. Kedua, reasoning devices (perangakat penalaran). Kalau yang pertama berhubungan dengan pemakaian kata, kalimat, atau metafora tertentu yang menunjuk pada gagasan tertentu maka perangkat penalaran berhubungan dengan kohesi dan koherensi dari teks tersebut yang merujuk pada gagasan tertentu. Sebuah gagasan tidak hanya berisi kata atau kalimat, gagasan itu juga selalu ditandai oleh dasar pembenar tertentu, dan sebagainya. Dasar pembenar dan penalaran tersebut bukan hanya meneguhkan suatu gagasan atau pandangan, melainkan lebih jauh membuat pendapat atau gagasan tapak benar, absah, dan

39 27 demikian adanya. Melaui aspek penalaran tersebut, khalayak akan menerima pesan itu sehingga tampak sebagai kebenaran, alamiah, dan wajar. 11 Inti dari framing William A. Gamson adalah kemasan atau package menentukan bagaimana suatu isu atau peristiwa dijelaskan dan di bentuk oleh khalayak. Dalam pandangan Gamson ada dua level framing: pertama, dalam level personal, menandakan bagaimana setiap orang mempunyai konstruksi yang mana bisa jadi berbeda-beda atas suatu realitas atau peristiwa. Kontruksi tersebut menentukan bagaimana dunia dihayati, dialami dan dimengerti. Kedua, level kultural, menandakan bagaimana budaya masyarakat dan pikiran khalayak menentukan bagaimana peristiwa atau isu di konstruksi dan dibentuk Ruang Lingkup Citra di Media Massa Citra berasal dari bahasa sansekerta yang berarti gambar. Kemudian dikembangkan menjadi gambaran sebagai padanan kata image dalam bahasa Inggris. Citra merupakan suatu yang abstrak dan kompleks serta melibatkan aspek emosi (efeksi) dan aspek penalaran (kognisi). Justru itu citra mengandung unsur emosi dan rasional sekaligus, sehingga secara serentak memiliki sifat subjektif dan 11 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang, 2002) h Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. h. 253.

40 28 objektif. Citra pada khalayak terbentuk sebagai dampak efeksi dan kognisi dari komunikasi. 13 Menurut Nimmo (1978), citra adalah segala hal yang berkaitan dengan situasi keseharian seseorang; menyangkut pengetahuan, perasaan dan kecenderungannya terhadap sesuatu. Sehingga citra dapat berubah seiring dengan perjalanan waktu. Teori image building menyebutkan bahwa, citra akan terlihat atau terbentuk melalui proses penerimaan secara fisik (panca indra), masuk ke saringan perhatian (attention filter), dan dari situ menghasilkan pesan yang dapat dilihat dan dimengerti (perseived message), yang kemudian berubah menjadi persepsi dan akhirnya membentuk citra. 14 Pada hakikatnya citra dapat didefinisikan sebagai konstruksi atau representasi dan persepsi khalayak terhadap individu, kelompok, atau lembaga yang terkait dengan kiprah dalam masyarakat. Sedangkan pencitraan merupakan proses pembentukan citra melalui informasi yang diterima oleh khalayak secara langsung atau melalui media sosial atau media massa. Citra yang melekat atau menempel dibenak seseorang itu dapat berbeda dengan realitas objektif atau tidak selamanya merefleksikan kenyataan yang sesungguhnya. Baudrillard dalam Arifin (2011: 193): Mengatakan bahwa citra memiliki empat fase, yaitu: (1) representasi dimana citra merupakan cermin suatu realitas, (2) ideology dimana citra menyembunyikan dan memberikan gambaran yang salah 13 Anwar Arifin, Komunikasi Politik, Filsafat, Paradigma, Teori, Tujuan, Strategi, dan Komunikasi Politik Indonesia. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h Komarudin Hasan, Komunikasi Politik dan Pecitraan,(Jurnal Dinamika Fisip Universitas Baturaja, Palembang, Sumsel, Oktober 2010)

41 29 akan realitas, (3) citra menyembunyikan bahwa tidak ada realitas, dan (4) citra tidak memiliki sama sekali hubungan dengan realitas apapun. 15 Lebih jauh, Dan Nimmo menyebutkan bahwa, citra seseorang tentang politik yang terjalin melalui pikiran, perasaan dan kesucian subjektif akan memberi kepuasan baginya, yang paling tidak memiliki tiga kegunaan, yaitu: 1. Betapapun benar atau salah, lengkap atau tidak lengkap, pengetahuan orang tentang politik, memberi jalan pada seseorang untuk memahami sebuah peristiwa politik tertentu, 2. Kesukaan dan ketidaksukaan umum pada citra seseorang tentang politik menyajikan dasar untuk menilai objek politik. 3. Citra diri seseorang memberikan cara menghubungkan dirinya dengan orang lain. Sebagai bagian dari komunikasi politik, pencitraan politik memang dilakukan secara persuasif untuk memperluas arsiran wilayah harapan antara kandidat dengan pemilih. Corner dan Pels mencatat baik figur-figur yang bersih maupun bermasalah (notorious) sama-sama secara substansial bekerja keras membangun citra politik untuk mempengaruhi pemilih, karena citra telah menjadi faktor paling menentukan sukses tidaknya sebuah perjalanan kampanye. 16 Citra politik dapat dirumuskan sebagai gambaran tentang politik yang memiliki makna. Kendati, tidak selamanya sesuai dengan realitas politik yang sebenarnya. Citra politik tersusun melalui kepercayaan, nila, dan pengharapan dalam bentuk pendapat pribadi yang kemudian dapat berkembang menjadi pendapat pribadi. 15 Anwar Arifin, Komunikasi Politik, Filsafat, Paradigma, Teori, Tujuan, Strategi, dan Komunikasi Politik Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h Komarudin Hasan, Komunikasi Politik dan Pecitraan,(Jurnal Dinamika Fisip Universitas Baturaja, Palembang, Sumsel, Oktober 2010)

42 30 Kemudian, citra politik tersebut terbentuk berdasarkan informasi yang kita terima, baik langsung maupun media politik, termaksud media massa yang bekerja untuk menyampaikan pesan politikyang umun dan aktual. 17 Strategi pencitraan melalui komunikasi politik tidak dapat dilakukan secara instan, melainkan memerlukan waktu yang lama, karena khalayak ingin mengetahui sejauh mana kekonsistenan seorang aktor politik dalam visi dan misinya, ucapannya, tindakannya. Jika seorang aktor politik tidak konsisten dengan apa yang disampaikan, maka citra yang menempel pada aktor politik tersebut menjadi tidak utuh bahkan bisa menjadi buruk. Lee Loevinger (1968) dalam reflective projective theory-nya, menyebutkan bahwa media massa adalah cermin masyarakat yang menampilkan suatu citra yang ambigu, menimbulkan tafsiran yang bermacam-macam, sehingga pada media massa setiap orang memproyeksikan atau melihat citranya sendiri. Media massa mencerminkan citra khalayak, dan khalayak memproyeksikan citranya pada penyajian media massa. Adalah suatu tampilan citra yang kian retak jika melihat kenyataan bahwa citra khalayak yang terekam oleh media massa (Indonesia) itu sendiri justru sosok khalayak yang juga telah mengalami keretakan mental. 18 Citra adalah pencapaian tujuan dari kegiatan Public Relation pengertian citra adalah sesuatu yang abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur nominalnya, tetapi 17 Roni Tabroni, Komunikasi Politik pada Era Multimedia, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012), hlm: Idi Subandy Ibrahim, Kritik Budaya Komunikasi, Budaya, Media, dan Gaya Hidup dalam Proses Demokratisasi di Indonesia, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 91.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kondisi empirik objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki. 25

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kondisi empirik objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki. 25 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah bersifat deskriptif kualitatif dimana, penelitian memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empirik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kualitatif, dimana penelitian ini berusaha melihat makna teks yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kualitatif, dimana penelitian ini berusaha melihat makna teks yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis framing dengan pendekatan deskriptif kualitatif, dimana penelitian ini berusaha melihat makna teks yang terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. lukisan secara sitematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat

BAB III METODOLOGI. lukisan secara sitematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat 44 BAB III METODOLOGI 3.1 Tipe/Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti

Lebih terperinci

Bab III. Metodologi Penelitian. diciptakan melalui tayangan program Minta Tolong di RCTI.

Bab III. Metodologi Penelitian. diciptakan melalui tayangan program Minta Tolong di RCTI. Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dimana penelitian ini berusaha melihat konstruksi realitas sosial yang diciptakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dimana penelitian ini berusaha melihat konsrtuksi dari iklan. Menurut Bogdan dan Taylor bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe atau jenis penelitian ini adalah penelitian interpretif dengan pendekatan kualitatif. Paradigma merupakan sebuah konstruksi manusia yaitu gagasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat paradigma. Pendekatan kualitatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat paradigma. Pendekatan kualitatif yang 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat paradigma. Pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyeluruh dan dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada

BAB III METODE PENELITIAN. menyeluruh dan dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian analisis teks media.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cara pandangnya terhadap dunia. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cara pandangnya terhadap dunia. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah seperangkat kepercayaan dasar yang menjadi prinsip dasar yang ada dalam diri seseorang tentang pandangan dunia dan membentuk cara pandangnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metode riset adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian berita berjudul Maersk Line Wins European Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis framing dan menggunakan dokumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan 34 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan Bikien, paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pemberitaan seputar eksekusi terpidana mati Amrozi cs 2008 telah menarik

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pemberitaan seputar eksekusi terpidana mati Amrozi cs 2008 telah menarik BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pemberitaan seputar eksekusi terpidana mati Amrozi cs 2008 telah menarik perhatian besar beberapa surat kabar dan menjadi berita hangat di beberapa surat kabar di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tentang langkah langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang

BAB III METODE PENELITIAN. tentang langkah langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang 32 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metodologi riset adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

Lebih terperinci

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep dan Model-Model Analisis Framing Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep framing telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Teori konstruktivisme adalah pendekatan secara teoritis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jesse Deli dan rekan-rekan sejawatnya. Teori konstruktivisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diasuh oleh lukman hakim ditabloid Posmo dalam membingkai dan

BAB III METODE PENELITIAN. diasuh oleh lukman hakim ditabloid Posmo dalam membingkai dan 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti, yaitu berbicara mengenai bagimana sebuah isi teks pesan dakwah konsultasi sufistik yang diasuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan analisis framing, analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap teks yang terdapat pada website Komisi Penyiaran Indonesia dan. Masyarakat Ikut Awasi TV edisi 25 Maret 2014.

BAB V PENUTUP. terhadap teks yang terdapat pada website Komisi Penyiaran Indonesia dan. Masyarakat Ikut Awasi TV edisi 25 Maret 2014. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Bab ini menjelaskan kesimpulan dari fungsi media massa sebagai medium penyebar informasi dalam mengonstruksi literasi media. Penelitian ini dilakukan terhadap teks yang terdapat

Lebih terperinci

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi 41 PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS (Studi Analisis Framing head line Pemberitaan Kasus Korupsi Sport Center di Hambalang Pada Surat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, merupakan penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Fenomena yang dijadikan objek penelitian adalah isi editorial Hortikultura

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Fenomena yang dijadikan objek penelitian adalah isi editorial Hortikultura BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Fenomena yang dijadikan objek penelitian adalah isi editorial Hortikultura Tabloid Sinar Tani periode Januari 2013 sampai Desember 2013. Penentuan obyek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memiliki fokus penelitian yang kompleks dan luas. Ia bermaksud memberi makna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan untuk mengurai atau menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Crasswell, beberapa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 108 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Judul penelitian ini adalah : Konstruksi Nilai Rancangan Pesan ESQ 165 Dalam Pembangunan Karakter Indonesia Emas (Analisis Framing Program Indonesia Emas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari peranan media yang menyebarkan visi dan misi mereka dalam kampanye untuk meraih suara pemilih.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam berbagai aspek, paradigma membantu merumuskan apa yang harus dipelajari. Ia merupakan suatu kesatuan konsensus yang terluas dalam suatu bidang ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian Dalam melakukan penelitian untuk memperoleh fakta yang dipercaya kebenarannya, maka metode penelitian itu penting artinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah-masalah tertentu. Penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. masalah-masalah tertentu. Penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metodologi penelitian merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematik logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Berikut ini metode penelitian dalam penelitian ini. Metodologi penelitian meliputi (1) metode penelitian, (2) teknik pengumpulan data, (3) teknik pengolahan data, (4) sumber dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi menjadi suatu kebutuhan yang tidak lepas dari kehidupan manusia, apalagi pada zaman sekarang yang sudah semakin modern membuat kebutuhan akan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa memiliki peran strategis sebagai saluran yang menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa, kita dapat memperoleh

Lebih terperinci

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Modul ke: Analisis Framing Memahami analisis framing dalam Pemberitaan Media. Jenis analisis framing, framing dan ideologi. Fakultas 09Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi

Lebih terperinci

EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing)

EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing) EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing) oleh : Erma Restiani (056056) Galih Pratiwi (056471) Irma Yulita Silviani (057160) Rini Septiani (056411) FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP NASIONALISME DALAM FILM (ANALISIS FILM HABIBIE DAN AINUN)

PRINSIP-PRINSIP NASIONALISME DALAM FILM (ANALISIS FILM HABIBIE DAN AINUN) PRINSIP-PRINSIP NASIONALISME DALAM FILM (ANALISIS FILM HABIBIE DAN AINUN) Marisa Puspita Sary 1, Vera Wijayanti Sutjipto 2, Maulina Larasati 3 Alamat instansi: FIS UNJ, Prodi Humas UNJ, Lt 3, JL Rawamangun

Lebih terperinci

09ILMU. Modul Perkuliahan IX. Metode Penelitian Kualitatif. Metode Analisis Framing. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm KOMUNIKASI.

09ILMU. Modul Perkuliahan IX. Metode Penelitian Kualitatif. Metode Analisis Framing. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm KOMUNIKASI. Modul ke: Modul Perkuliahan IX Metode Penelitian Kualitatif Metode Analisis Framing Fakultas 09ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Program Studi Public Relations Judul Sub Bahasan Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Munculnya berbagai kasus kasus seperti pemerkosaan diangkot, kekerasan

ABSTRAK. Munculnya berbagai kasus kasus seperti pemerkosaan diangkot, kekerasan ABSTRAK JUDUL : Analisis Bingkai: Objektifikasi Perempuan dalam Buku Sarinah NAMA : Yudha Setya Nugraha NIM : D2C009030 Munculnya berbagai kasus kasus seperti pemerkosaan diangkot, kekerasan dalam rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia yang senantiasa membutuhkan informasi yang dapat memperkaya hidupnya. Media merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut manusia untuk selalu mengetahui dan mengikuti perkembangan berbagai informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa Kisruh APBD DKI merupakan salah satu peristiwa sedang ramai diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan berita yang di dalamnya

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Media Massa Media adalah pengantara atau saluran dalam menyebarkan suatu informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut McLuhan (Nova. 2009: 204) media massa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis framing adalah salah satu metode analisis teks yang berada dalam kategori penelitian konstruksionis. Paradigma ini memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik 1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sendiri berasal dari kata method, yang berarti ilmu yang menerangkan cara-cara

BAB III METODE PENELITIAN. sendiri berasal dari kata method, yang berarti ilmu yang menerangkan cara-cara 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian memiliki makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata method, yang berarti ilmu yang menerangkan cara-cara yang di tempuh untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. film Kubur Kabar Kabur. Dari keseluruhan film, sutradara telah mengkonstruksi

BAB V PENUTUP. film Kubur Kabar Kabur. Dari keseluruhan film, sutradara telah mengkonstruksi 106 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil-hasil temuan penelitian, wawancara, dan analisis yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa bagaimana profesi seorang jurnalis dikonstruksi dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang 50 BAB III METODE PENELITIAN Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan yang ada. Oleh karena itu diperlukan metodelogi penelitian, yakni seperangkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam menjembatani atau sebagai penghubung informasi kepada khalayak luas dalam bidang politik, sosial, keamanan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Elemen dasar seluruh isi media massa, entah itu hasil liputan seperti berita, laporan pandangan mata, hasil analisis berupa artikel berupa artikel opinion adalah bahasa (verbal dan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI

KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI (Analisis Framing Media Kompas.com dan Republika.co.id Periode 20 Februari 20 Maret 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi yang tidak lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi

BAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini cukup berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media konvensional terpaksa harus beralih

Lebih terperinci

PENCITRAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO TERKAIT PERSETERUAN KPK DAN POLRI. (Analisis Framing Terhadap Pembentukan Citra Presiden Susilo Bambang

PENCITRAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO TERKAIT PERSETERUAN KPK DAN POLRI. (Analisis Framing Terhadap Pembentukan Citra Presiden Susilo Bambang PENCITRAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO TERKAIT PERSETERUAN KPK DAN POLRI (Analisis Framing Terhadap Pembentukan Citra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan Polri dan KPK Pada Surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa sebagai four estate

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun bentuk penelitiannya adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu objek yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan salah satu media massa yang digunakan oleh seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan salah satu media massa yang digunakan oleh seorang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Surat kabar merupakan salah satu media massa yang digunakan oleh seorang penulis (wartawan) untuk menuangkan ide masing-masing dalam analisis data-data yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konvensional, diantaranya adalah breaking news, yang merupakan berita singkat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konvensional, diantaranya adalah breaking news, yang merupakan berita singkat yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Online Media online memiliki kategori yang membedakan dengan media konvensional, diantaranya adalah breaking news, yang merupakan berita singkat yang ditulis nyaris bersamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, sebagai prosedur penelitian data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

Lebih terperinci

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif

BAB 1 PENDAHULUAN. konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa berfungsi mengkonstruksi realitas yang terjadi. Bagi kaum konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Sandungan Si Anak Emas Presiden. Menurut Pan dan Kosicki, berita merupakan

BAB VI PENUTUP. Sandungan Si Anak Emas Presiden. Menurut Pan dan Kosicki, berita merupakan BAB VI PENUTUP 5.3. Kesimpulan Menanggapi peristiwa pengunduran diri Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Alfian Mallarangeng, majalah Detik menurunkan berita dengan judul Sandungan Si Anak Emas Presiden.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Kata Paradigma berasal dari Bahasa yunani, paradeigma, yang bearti pola, Thomas Kuhn (1962) menggunakan kata paradigma untuk menunjukan kerangka konseptual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis framing (bingkai), yang dalam penelitian ini selanjutnya menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari model analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan Bikien, paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama,

Lebih terperinci

BINGKAI MEDIA ONLINE DALAM PEMBERITAAN PENYADAPAN AUSTRALIA TERHADAP PEJABAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BINGKAI MEDIA ONLINE DALAM PEMBERITAAN PENYADAPAN AUSTRALIA TERHADAP PEJABAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA BINGKAI MEDIA ONLINE DALAM PEMBERITAAN PENYADAPAN AUSTRALIA TERHADAP PEJABAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Analisis Framing Media Online Detik.com dan Vivanews.com Pada 1 November 2013 5 November 2013) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir bulan Oktober 2012 media massa ramai memberitakan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang mempublikasikan adanya pemesaran yang dilakukan oleh anggota DPR terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan informasi saat ini berkembang sangat pesat. Setiap harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi mereka. Media menjadi pilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan informasi semakin cepat, dan di era informasi seperti sekarang ini banyaknya pemberitaan, informasi yang datang ke masyarakat. Penyebaran informasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut beberapa ahli, komunikasi massa memliki pengertian sebagai berikut : a. Menurut Effendy (2004:50), komunikasi massa ialah proses penyampaian pesan yang

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 0 KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara

Lebih terperinci

Framing Pemberitaan Kritik Seniman Terhadap Kinerja Wali. Kota Jogja Haryadi Suyuti di Koran Tempo Pada Oktober 2013

Framing Pemberitaan Kritik Seniman Terhadap Kinerja Wali. Kota Jogja Haryadi Suyuti di Koran Tempo Pada Oktober 2013 Framing Pemberitaan Kritik Seniman Terhadap Kinerja Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti di Koran Tempo Pada Oktober 2013 SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diamalkan oleh manusia dari generasi ke generasi berikutnya. 1 Dakwah. ulama` sepakat bahwa hukum dakwah adalah wajib.

BAB I PENDAHULUAN. dan diamalkan oleh manusia dari generasi ke generasi berikutnya. 1 Dakwah. ulama` sepakat bahwa hukum dakwah adalah wajib. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan suatu aktifitas yang sangat penting dalam keseluruhan ajaran Islam. Dengan dakwah Islam dapat diketahui, dihayati, dan diamalkan oleh manusia

Lebih terperinci

PEREMPUAN MADURA DALAM KONSTRUKSI MEDIA LOKAL Analisis Wacana Rubrik Pottre Koneng Pada Koran Radar Madura (Edisi November 2012) SKRIPSI

PEREMPUAN MADURA DALAM KONSTRUKSI MEDIA LOKAL Analisis Wacana Rubrik Pottre Koneng Pada Koran Radar Madura (Edisi November 2012) SKRIPSI PEREMPUAN MADURA DALAM KONSTRUKSI MEDIA LOKAL Analisis Wacana Rubrik Pottre Koneng Pada Koran Radar Madura (Edisi 12-19 November 2012) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha BAB I PENDAHULUAN Salah satu TV Lokal yang konsisten dalam mengangkat isu/konten daerah adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Yayasan Buddha Tzu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik

Lebih terperinci

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM SKRIPSI

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM SKRIPSI PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM (Analisis Framing Berita Tentang Kasus Korupsi Simulator SIM Yang Melibatkan Djoko Susilo Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi Desember 2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian atau metodologi riset berasal dari Bahasa Inggris. Metodologi berasal dari kata methology, yang berarti ilmu yang menerangkan metode-metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS FRAMING BUKU BIOGRAFI CHAIRUL TANJUNG Si Anak Singkong

STUDI ANALISIS FRAMING BUKU BIOGRAFI CHAIRUL TANJUNG Si Anak Singkong SKRIPSI STUDI ANALISIS FRAMING BUKU BIOGRAFI CHAIRUL TANJUNG Si Anak Singkong Diajukan Oleh : FADILAH SONIA 070904007 Program Studi Hubungan Masyarakat Ilmu Komunikasi DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci