KAJIAN TERHADAP IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PADA PENGELOLAAN PROYEK PERUMAHAN
|
|
- Inge Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN TERHADAP IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PADA PENGELOLAAN PROYEK PERUMAHAN Muhammad Suryo Nugroho, Muhammad Bisri, M. Ruslin Anwar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia suryo83@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi manajemen mutu pada pengelolaan proyek perumahan yang (SMM) ISO dan yang tidak menggunakan SMM ISO. Penelitian ini dilakukan melalui metode survey dengan pihak manajemen dari beberapa perusahaan pengembang perumahan di kota surabaya. Dari 65 kuesioner yang disebar, yang berhasil dikumpulkan adalah sebanyak 60 kuesioner. Penelitian ini menggunakan metode analisa kriteria interpretasi skor dan uji t. Variabel yang digunakan adalah sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, pengelolaan sumber daya, realisasi produk, pengukuran, analisis dan perbaikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa implementasi manajemen mutu pada pengelolaan proyek perumahan adalah, yang menggunakan SMM ISO prosentase pilihan responden terhadap semua sub variabel yang paling banyak dipilih adalah klasifikasi baik. Sedangkan yang tidak menggunakan SMM ISO, prosentase pilihan responden terhadap semua sub variabel yang paling banyak dipilih adalah klasifikasi cukup baik. Untuk perbedaan implementasi manajemen mutu pada pengelolaan proyek perumahan yang menggunakan SMM ISO dan yang tidak menggunakan SMM ISO adalah secara signifikan ada perbedaan implementasi visi, misi, sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, pengelolaan sumber daya, realisasi produk, pengukuran, analisis dan perbaikan. Kata kunci : sistem manajemen mutu, implementasi manajemen mutu PENDAHULUAN Saat ini dunia Jasa Konstruksi perumahan di Indonesia harus berhadapan dengan beberapa tantangan besar. Tantangan pertama, yaitu adanya perkembangan teknologi yang terjadi dengan sangat cepat, tantangan kedua adalah era globalisasi, dan yang ketiga adalah harapan pelanggan. Akibat dari tiga tantangan di atas, perusahaan - perusahaan jasa konstruksi di Indonesia memasuki kondisi usaha yang semakin komplek dan terus berubah, suatu kondisi yang harus dihadapi untuk tetap bertahan dan terus berkembang dalam dunia usahanya. Agar usaha jasa konstruksi terus tetap bertahan dan mampu berkembang, maka salah satu usaha yang harus dilakukan adalah dengan menerapkan sistem manajemen mutu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi Manajemen Mutu Pada Pengelolaan Proyek Perumahan. Selanjutnya tujuan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Mengetahui implementasi manajemen mutu pada pengelolaan proyek perumahan ISO. 2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan implementasi manajemen mutu pada pengelolaan proyek perumahan yang ISO dan yang tidak menggunakan sistem manajemen mutu ISO. Menurut (Suharto, 2001) mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang membuatnya memenuhi 134
2 kebutuhan pelanggan atau pemakai (customer). Sedangkan menurut (Barie dan Paulson, 1990) unsur dasar dari mutu mencakup dimensi (l) karakteristik mutu, (2) mutu dalam desain, dan (3) mutu kesesuaian. Dengan demikian secara umum pengertian mutu dapat dilihat secara konvensional maupun secara strategik. Menurut (Tjiptono dan Diana, 2000) bahwa mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Secara konvensional pengertian mutu adalah menggambarkan karaktersitik langsung dari suatu produk, seperti performance, reliability (keandalan), mudah dalam penggunaaan dan estetika. Sedangkan secara strategis pengertian mutu adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen Landasan Landasan Sistem Manajemen Mutu ISO Sistem Manajemen Mutu merupakan sebuah sistem yang berevolusi dari sistem pemeriksaan mutu, kendali mutu, kemudian berkembang menjadi sistem penjaminan mutu sampai kemudian - menjadi sistem manajemen mutu terpadu. Pemeriksaan mutu (quality inspection) dan pengendali. mutu (quality control) merupakan sebuah upaya untuk menghasilkan mutu yang bekerja hanya pada pengendalian produk saja. Setelah sebuah proses dilakukan kemudian akan menghasil sebuah produk. Dari produk tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan dapat meliputi dua hal yaitu; 1) pemeriksaan terhadap, kesesuaian produk dengan baku mutu produk atau, 2) pemeriksaan kesesuaian produk dengan persyarat pelanggan. Dari pemeriksaan tersebut kemudian diketahui apakah suatu produk sudah dapat dipasarkan atau diserahkan kepada pelanggan, ataukah harus diproses ulang karena tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Berdasarkan pada asumsi inilah. kemudian lahirlah sistem manajemen mutu (quality management). Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 merupakan bagian dari Manajemen Mutu Terpadu (total quality management). Untuk dapat mengimplementasikan SMM dibutuhkan berbagai landasan. Jika landasan tersebut sesebuah organisasi juga semakin kokoh. Landasan-landasan tersebut meliputi; 1) kepedulian, 2) nilai, 3) integritas, 4) pelatihan, dan 5) pengendalian. Prinsip Sistem Manajemen Mutu ISO Dalam ISO 9001:2008 terdapat delapan prinsip sistem manajemen mutu yang dijadikan sebagai acuan kerangka kerja yang membimbing organisasi menuju peningkatan kerja. Kedelapan prinsip sistem manajemen mutu yang terdapat dalam ISO 9001:2000, adalah: (l) Fokus Pelanggan, (2) Kepemimpinan, (3) Keterlibatan Personel, (4) Pendekatan Proses, (5) Pendekatan Sistem, (6) Peningkatan Berkesinambungan, (7) Pendekatan factual dalam pengambilan keputusan, dan (8) Hubungan pemasok yang saling menguntungkan. Visi dan Misi Visi didefinisikan sebagai : what we want to be. Dengan demikian pemyataan visi didefinsikan sebagai : what we want to be (Green, 1998). Pemyataan misi yang ditulis secara baik dapat memberi arah yang mantap pada perusahaan dalam menghadapi berbagai perubahan. Pemyataan visi seharusnya bersifat (l) brief/singkat, (2) inspiring, (3) challenging, (4) descriptive of an ideal condituion, (5) appealing to employees and stocholders, (6) provide a direction of the future business. Visi adalah suatu gambaran ideal yang ingin dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang. Visi organisasi 135
3 pada dasamya bertujuan memberi kerangka kerja yang menuntun suatu nilai dan kepercayaan perusahaan. Pemyataan visi dari suatu organisasi memainkan peranan penting dalam strategi pengembangan kualitas. Visi memberikan identitas organisasi dan pemahaman terhadap arah bisnis yang ingin dituju. Misi organisasi atau misi perusahaan adalah alasan mengapa organisasi atau perusahaan itu ada. Secara umum misi perusahaan meliputi tentang macam produk (barang dan jasa) yang diproduksi, sasaran konsumen dan nilai-nilai yang dianggap penting oleh pemilik perusahaan yang harus tetap dipertahankan. Terdapat lima alasan mengapa perumusan misi perusahaan penting adalah (l) misi dapat memusatkan usaha manusia ke arah satu tujuan, (2) memantau menjamin organisasi tidak menuju ke arah penyimpangan tujuan, (3) misi dapat mengalokasikan secara rasional sumber daya yang ada dalam organisasi, (4) menetapkan lingkup tanggung jawab yang jelas dalam organisasi, dan (5) misi bertindak sebagai dasar bagi pengembangan organisasi. Kualitas Sumber Daya Manusia Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu kegiatan proyek sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu proyek. Seperti diungkapkan Soeharto (2001) bahwa kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang memenuhi syarat akan menjadi faktor penentu keberhasilan suatu proyek. Faktor sumber daya manusia yang sangat menentukan kinerja pelaksanaan proyek adalah faktor kualitas pribadi SDM yang ada dan efektifitas SDM dalam kerja tim. Kualitas pribadi SDM mencakup (1) latar belakang pendidikan formal dan non formal, (2) pengalaman proyek dengan ukuran setara (man-hours), (3) pengalaman di lokasi/geografis serupa (musim, adat istiadat, terpencil atau lain-lain), (4) cara orientasi kepemimpinan. METODE PENELITIAN Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian explanatory dengan pendekatan survey (Singarimbun dan Effendi, 1989). Datanya dikumpulkan dengan teknik cross sectional survey, artinya data dikumpulkan untuk menggambarkan fenomena saat penelitian dilakukan. Jenis penelitian explanatory merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa. Penelitian dilakukan pada populasi perusahaan pengembang kelas sedang sampai besar yang ada di kota Surabaya. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dengan unit sampel adalah pihak pihak yang terlibat dalam manajemen perusahaan pengembang, yaitu : (1) Jajaran Komisaris, (2) Dirut, (3) Wakil Direktur (4) Manajer Teknik, (5) Manajer pemasaran, (6) Manajer keuangan, (7) Staf kantor, (8) Manajer lapangan, (9) Pelaksana lapangan. Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut jumlah sampel penelitian digambarkan sebagai Tabel 1 berikut: Tabel 1. Jumlah Sampel Dilihat Dari Jenis Perusahaan No. Nama perusahaan Jenis Manajem Jumlah Respode Citra land Istana Mentari Safira Blue Resort Spring of Tomorrow JUMLAH en ISO Non ISO Non ISO Non ISO n
4 Instrumen Pengumpul Data dan Pengukurannya Guna mengumpulkan data penelitian dilakukan dengan teknik angket/ kuesioner. Untuk keperluan tersebut dikembangkan instrumen yang mengacu pada variabel-variabel penelitian yang telah ditetapkan. Variabel penelitian diukur melalui kuesioner yang berisi pertanyaan/pernyataan yang akan mengungkap sikap/persepsi responden terhadap manajemen mutu yang dilakukan. Adapun variabel yang digunakan adalah sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, pengelolaan sumber daya, realisasi produk, pengukuran, analisis dan perbaikan. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala semantic deferential dari 5 tingkat, dimana nilai 5 untuk jawaban positif dan nilai 1 negatif (Sugiyono, 2004). Pernyataan yang ada disesuaikan dengan pertanyaan pada setiap item. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan teknik: 1. Guna mengetahui implementasi pengelolaan sistem manajemen mutu dilakukan dengan cara mengkonversi skor mentah (dari kuesioner) menjadi skor standar dengan norma relatif skala lima. a. Mencari nilai rerata (mean) masingmasing skor sub variabel/indikator yang diperoleh dari responden melalui jawaban pada kuesioner. Dimana: Mean skor ideal jawaban resonden = 5 Mean skor terendah jawaban responden = 1 Mengacu pada mean skor ideal dan mean skor tertendah tersebut, dibuat pedoman kriteria interpretasi skor pada Tabel 3. Dengan membandingkan skor mean yang diperoleh melalui kuesioner responden dengan prosentase skor dari rumus di atas dapat diketahui implementasi pengelolaan sistem mutu. b. Guna menguji hipotesis uji beda digunakan teknik uji t-tes untuk sampel terpisah dengan taraf siginifikansi 0,05. Rumus Uji t: X 1 X 2 t = S 2 1 /n 1 + S 2 2 /n 2 Dimana: X 1 = rerata sampel pertama (yang memiliki nilai besar) X 2 = rerata sampel kedua (yang memiliki nilai kecil) S 1 = varian sampel pertama S 2 = varian sampel kedua n 1 dan n 2 = jumlah kasus pada sampel pertama dan kedua Dalam memudahkan kegiatan analisis tersebut di atas dilakukan dengan bantuan software komputer yaitu program SPSS version 16. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Hasil deskripsi variabel implementasi manajemen mutu pada yang ISO ditunjukkan pada Tabel 4.berikut : Tabel 4. Ringkasan deskripsi variabel ISO No. Variabel F % Kualifikasi 1 Visi Baik 2 Misi Baik 3 Sistem manajemen mutu Baik 4 Tanggung jawab Manajemen Baik 5 Pengelolaan Sumber Daya Baik 6 Realisasi produk Baik 7 Pengukuran, analisis dan perbaikan Baik 137
5 Hasil deskripsi variabel implementasi manajemen mutu pada yang tidak menggunakan sistem manajemen mutu ISO ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 3. Kriteria Interpretasi Skor No Rentangan Prosentase Rentangan Skor Skor Mean Kualifikasi 1 Angka 81% - 100% Sangat baik 2 Angka 61% - 80 % Baik 3 Angka 41 % - 60 % Cukup 4 Angka 21 % - 40 % Kurang 5 Angka 0% - 20 % sangat kurang Sumber : Ridwan (2002:15) Tabel 5. Ringkasan deskripsi variabel Non ISO No Variabel F % Kualifikasi 1 Visi Cukup baik 2 Misi Cukup baik 3 Sistem manajemen mutu Cukup baik 4 Tanggung jawab Manajemen Cukup baik 5 Pengelolaan sumber daya Cukup baik 6 Realisasi produk Cukup baik 7 Pengukuran, analisis dan perbaikan Cukup baik Analisis Hasil Uji- t Tabel 6. Nilai Rerata Variabel Mean No Variabel ISO Non ISO 1 Visi Misi Sistem Manajemen Mutu Tanggung jawab manajemen Pengelolaan sumber daya Realisasi produk Pengukuran, analisis dan perbaikan Dari Tabel 6 di atas nampak bahwa rerata skor (mean) implementasi manajemen mutu tiap variabel perusahaan pengembang manajemen ISO dan perusahaan pengembang yang tidak menggunakan sistem manajemen ISO nampak ada perbedaan rerata skor. Guna menentukan apakah perbedaan tersebut tidak dapat diabaikan atau terjadi secara kebetulan, perlu dilakukan uji lebih lanjut. 1. Visi Perusahaan Pengembang variance assumed adalah > t tabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Oleh karena t hitung > t tabel dan probabilitas < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. implementasi visi antara perusahaan pengembang perumahan yang ISO dan yang tidak menggunakan sistem manajemen mutu ISO 2. Misi Perusahaan Pengembang variance assumed adalah > t tabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Oleh karena t hitung > t tabel dan probabilitas < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. implementasi pengelolaan mutu antara yang 138
6 ISO dan yang tidak menggunakan sistem manajemen mutu ISO 3. Sistem Manajemen Mutu variance assumed adalah > t tabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Oleh karena t hitung > t tabel dan probabilitas < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. implementasi sistem manajemen mutu antara perumahan ISO 4. Tanggung jawab manajemen variance assumed adalah > t tabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Oleh karena t hitung > t tabel dan probabilitas < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. implementasi tanggung jawab manajemen antara perumahan ISO. 5. Pengelolaan Sumber Daya variance assumed adalah > t tabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Oleh karena t hitung > t tabel dan probabilitas < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. implementasi pengelolaan sumber daya antara perumahan menggunakan manajemen mutu ISO. 6. Realisasi produk variance assumed adalah > t tabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Oleh karena t hitung > t tabel dan probabilitas < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. implementasi realisasi produk antara perumahan ISO 7. Pengukuran, analisis, perbaikan variance assumed adalah > t tabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Oleh karena t hitung > t tabel dan probabilitas < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. implementasi pengukuran, analisis dan perbaikan antara perusahaan pengembang perumahan perumahan yang ISO dan yang tidak menggunakan sistem manajemen mutu ISO PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pengelolaan mutu perumahan yang ISO dan yang tidak menggunakan manajemen mutu ISO berbeda secara signifikan. Dimana secara umum implementasi manajemen mutu yang ISO termasuk kualifikasi baik, sedangkan perusahaan pengembang yang tidak menggunakan manajemen mutu ISO, termasuk kualifiasi cukup baik. Hal ini mengindikasikan implementasi manajemen mutu perusahaan pengembang yang tidak menggunakan manajemen mutu ISO masih belum dilakukan secara maksimal oleh pengembang perumahan. Kondisi pengelolaan mutu yang demikian, tentu tidak dapat mengurangi munculnya klaim dari pihak konsumen. Seperti diungkapkan 139
7 oleh PT. Pembangunan Perumahan (2003) bahwa munculnya klaim konsumen, lebih banyak diakibatkan oleh penerapan manajemen/pengelolaan mutu yang masih belum optimal. Menurut menurut Olomolaiye dkk, (1998) banyak faktor yang menghambat pelaksanaan manajemen mutu dalam suatu perusahaan jasa konstruksi antara lain sumber daya manusia yang tidak terampil, peralatan yang tidak memadai dan masalah keuangan. Perusahaan pengembang besar yang memiliki modal besar, kualitas sumber daya manusia yang memadai, dan peralatan yang lengkap baik dari segi kuantitas maupun kualitas akan mampu mengoptimalkan sistem manajemen secara optimal, sehingga pengelolaan mutu pada perusahaan yang bersangkutan akan sangat baik. Sebaliknya perusahaan pengembang kelas menengah dengan struktur modal yang kurang begitu besar, SDM yang kurang berkualitas dan kurang berpengalaman serta peralatan kurang memadai tentu tidak mampu menggerakan sistem manajemen perusahaan secara optimal, sehingga proses pengelolaan mutu juga tidak dapat dilakukan secara maksimal. Adanya perbedaan ketiga faktor (permodalan, kualitas SDM dan kualitas /kuantitas peralatan) tersebut merupakan penyebab adanya perbedaan kualitas pengelolaan mutu antara perusahaan pengembang perumahan kelas besar dan pengembang perumahan kelas menengah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi manajemen mutu pada pengelolaan proyek perumahan: a. Perusahaan pengembang perumahan manajemen mutu ISO prosentase pilihan responden terhadap semua sub variabel manajemen mutu yang paling banyak dipilih adalah klasifikasi baik, b. Perusahaan pengembang perumahan yang tidak menggunakan sistem manajemen mutu ISO, prosentase pilihan responden terhadap semua sub variabel yang paling banyak dipilih adalah klasifikasi cukup baik. 2. Perbedaan implementasi manajemen mutu pada pengelolaan proyek perumahan menggunakan manajemen mutu ISO. a. Visi Perusahaan Secara signifikan ada perbedaan implementasi visi antara manajemen mutu ISO dan yang tidak menggunakan manajemen mutu ISO, hal ini diperkuat dengan nilai t hitung sebesar > t tabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Disamping itu dapat diilihat dari nilai.skor mean kedua perusahaan mean visi untuk perusahaan pengembang dengan sistem ISO adalah termasuk kualifikasi baik, sedangkan skor mean untuk perusahaan pengembang yang tidak menggunakan ISO adalah b. Misi Perusahaan Secara signifikan ada perbedaan implementasi misi antara manajemen mutu ISO dan yang tidak menggunakan manajemen mutu ISO, hal ini diperkuat dengan nilai t hitung sebesar > t tabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Disamping itu dapat diilihat dari 140
8 nilai.skor mean kedua perusahaan mean misi untuk perusahaan pengembang dengan sistem ISO adalah termasuk kualifikasi baik, sedangkan skor mean untuk perusahaan pengembang yang tidak menggunakan ISO adalah c. Sistem Manajemen Mutu Terdapat perbedaan yang signifikan implementasi variabel sistem manajemen mutu antara menggunakan manajemen mutu ISO, hal ini diperkuat dengan nilai t hitung sebesar > t tabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Disamping itu dapat diilihat dari nilai skor mean kedua perusahaan mean program penjaminan mutu untuk perusahaan pengembang dengan sistem ISO adalah termasuk kualifikasi baik, sedangkan skor mean untuk perusahaan pengembang yang tidak menggunakan ISO adalah d. Tanggung Jawab Manajemen Terdapat perbedaan yang signifikan implementasi variabel tanggung jawab manajemen antara menggunakan manajemen mutu ISO, hal ini diperkuat dengan nilai t hitung sebesar > t tabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Disamping itu dapat diilihat dari nilai skor mean kedua perusahaan mean implementasi variable tanggung jawab manajemen untuk perusahaan pengembang dengan sistem ISO adalah termasuk kualifikasi sangat baik, sedangkan skor mean untuk perusahaan pengembang yang tidak menggunakan ISO adalah e. Pengelolaan Sumber Daya Ditinjau dari variabel pengelolaan sumber daya secara signifikan ada perbedaan implementasi pengelolaan sumber daya antara perusahaan pengembang perumahan perumahan yang menggunakan sistem manajemen mutu ISO dan yang tidak menggunakan manajemen mutu ISO. Hal ini dapat diilihat dari nilai t hitung dengan equal variance assumed adalah > t tabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Demikian pula dilihat dari nilai skor mean kedua perusahaan pengembang tersebut, dimana skor mean untuk perusahaan pengembang yang menggunakan ISO adalah termasuk kualifikasi sangat baik, sedangkan skor mean untuk perusahaan pengembang yamg tidak menggunakan ISO adalah f. Realisasi Produk Tedapat perbedaan implementasi variabel realisasi produk antara perusahaan pengembang perumahan perumahan menggunakan manajemen mutu ISO. Hal ini dapat diilihat dari nilai skor mean kedua perusahaan mean untuk perusahaan pengembang yang menggunakan ISO adalah termasuk kualifikasi sangat baik, sedangkan skor mean untuk perusahaan pengembang yamg tidak menggunakan ISO adalah
9 Demikian pula terlihat t hitung dengan equal variance assumed adalah > t tabel dengan tingkat probabilitas 0,000, jadi perbedaan implementasi realisasi produk menggunakan manajemen mutu ISO tidak terjadi secara kebetulan. g. Pengukuran, Analisis dan Perbaikan Sedangkan ditinjau dari variabel pengukuran, analisis dan perbaikan, nampak t hitung dengan equal variance assumed adalah > t tabel dengan tingkat probabilitas 0,000., artinya secara signifikan ada perbedaan implementasi pengukuran, analisis dan perbaikan antara perusahaan pengembang perumahan perumahan menggunakan manajemen mutu ISO. Hal ini dapat diilihat dari nilai skor mean kedua perusahaan mean untuk perusahaan pengembang yang menggunakan ISO adalah termasuk kualifikasi sangat baik, sedangkan skor mean untuk perusahaan pengembang yamg tidak menggunakan ISO adalah SARAN Dengan mempertimbangkan hasilhasil yang diperoleh serta mempertimbangkan beberapa keterbatasan penelitian, maka berikut ini disampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi Keilmuan Mengingat keterbatasan penelitian ini, dimana data implementasi manajemen mutu pada pengelolaan proyek perumahan hanya didasarkan kuesioner yang diberikan kepada responden, maka bagi peneliti berikutnya disarankan untuk meneliti implementasi manajemen mutu perusahaan pengembang dengan menggunakan alat ukur teknik observasi. Dengan teknik observasi maka kualitas pengelolaan mutu dalam pelaksanaan pembangunan perumahan dapat diketahui secara nyata. Disamping itu penelitian ini terbatas hanya pada manajemen perusahaan saja, tidak sampai kepada pengukuran kepuasan pelanggan, padahal salah satu syarat ISO 9001 :2008 adalah fokus kepada kepuasan pelanggan, maka peneliti berikutnya juga disarankan juga untuk mengukur kepuasan pelanggan. Karena dengan mengetahui tingkat kepuasan pelanggan maka kita bisa menilai kinerja manajemen apakah benar benar baik atau tidak. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan pijakan dasar dalam usaha mengembangkan ilmu manajemen konstruksi, khususnya yang terkait dengan masalah manajemen mutu dalam pelaksanaan pembangunan perumahan. 2. Bagi Dunia Praktisi Bagi praktisi yang berminat pada usaha peningkatan kualitas implementasi mutu dalam pelaksanaan pembangunan perumahan dapat dimulai dengan peningkatan kinerja SDM perusahaan pengembang, karena variabel tersebut mempunyai pengaruh terbesar dalam peningkatan kualitas pengelolaan mutu. Dalam perspektif jangka panjang untuk meningkatan kualitas pengelolaan mutu perusahaan pengembang, tidak cukup hanya bertumpu pada kehandalan kinerja SDM saja, tetapi harus mampu mengembangkan visi dan misi perusahaan secara komprehensif. DAFTAR PUSTAKA Barrie, R.S., & Paulson, B.C ManajemenKonstruksi Profesional. Jakarta: Penerbit Erlangga. 142
10 Chung, H.W Understanding Quality Assurance in Construction. London: E & FN Spon Collins, J.C & Porras, J.I. (1996) Building your company`s vision. Harvard Kerzner, H Project Management: A Sistem Aproach to Planning, Scheduling, and Controlling. New York: Van Nostrand Reinhold Business Review. September- Oktober. Pp Handoko, T.H dan Tjiptono, F Visi dan Misi Perusahaan: Suatu Fokus Strategik Untuk Masa Depan Kinerja. Vol.4(2). Pp: Maylor, H Project Management. New York: Prentice Hall. Olomolaiye, P.O., Jayawardane, A.K.W., & Harris, F.C Construction Productivity Management. England: Longman Ritz, G.J Total Contruction Project Management. New York: McGraw-Hill Riduwan Skala PengukuranVariabel- Variabel Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta Suharto, I a. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional) Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga. Suharto, I b. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional) Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga Singarimbun, M. & Efendi, S Metode Penelitian Survei. Jogyakarta: UGM Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Tjiptono, F & Diana, A Total Quality Management. Yogyakarta: Andi Dissanayaka, S.M., Kumaraswamy, M.M., Karim,K., Marosszeky, Evaluating Outcomesfrom ISO 9000-Certified Quality Sistems of Hongkong Constructors, Total Quality Management Article, Routledge, Part of the Taylor & Francis Group, Vol.12, No.1, January 2001, Hal Jaafari, Ali, Construction Business Competitiveness and Global Benchmarking, Journal of Management in Engineering, Vol.16, No.6, November/Desember 2000, Hal Green, S. D., The Technocratic Totalitarianism of Construction Process Improvement : A Critical Perspective in Engineering. Construction and Architectural Management, New York. Gasperz, V., Manajemen Kualitas : Penerapan Konsep konsep Kualitas Dalam Manajemen Total. Jakarta : P.T Gramedia Pheng, Low Sui., Teo, dan Jasmin Ann., Implementing Total Quality Management in Construction through ISO 9000:2000, Architecture Science Review, Vol. 46, No. 2, Pg. 159+, University of Sydney, Faculty of Architecture M. Fanshurullah Asa, Ismeth S. Abidin dan Yusuf Latief Dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 9, Nomor 2, Juli 2009 : ) Mahasiswa Program Doktoral Bidang Ilmu Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Dosen Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Indonesia Nee, P.A ISO 9000 in Constraction. New York: John Wiley & Sons, Inc. Prabowo, S.S Implementasi Sistem Manajemen Mutu: ISO 9001:2008. Malang: UIN Malang PT. Pembangunan Perumahan ISO 9000 Untuk Kontraktor. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tjiptono, F & Diana, A Total Quality Management. Yogyakarta: Penerbit Andi. 143
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ini. 1. Faktor-faktor manajemen kualitas yang berpengaruh terhadap
Lebih terperinciPENERAPAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DALAM STANDAR ISO 9000:2000 OLEH KONTRAKTOR DI INDONESIA
Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 PENERAPAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DALAM STANDAR ISO 9000:2000 OLEH KONTRAKTOR DI INDONESIA Eko
Lebih terperinciANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA
ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA Soelistyono 1) Program Studi Pascasarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Kampus ITS Sukolilo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN PROYEK TERHADAP KEBERHASILAN DESAINER INTERIOR DI SURABAYA
PENGARUH MANAJEMEN PROYEK TERHADAP KEBERHASILAN DESAINER INTERIOR DI SURABAYA Mariana Wibowo dan I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember E-mail:
Lebih terperinciDAFTAR ACUAN. [1] Gaspersz, Vincent. ISO 9001: 2000 And Continual Quality Improvement, PT Gramedia Pustaka Utama
DAFTAR ACUAN [1] Gaspersz, Vincent. ISO 9001: 2000 And Continual Quality Improvement, [2] Sudarto (2003). Sistem Bisnis Perusahaan yang Ideal Yang Mendorong Industri Konstruksi Di Indonesia, Pra Proposal
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KEPUASAN SISWA
77 PENGARUH KUALITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KEPUASAN SISWA Kriswinharsell Surya Sangkakala 1 Dra. Retty Filiani 2 Dr. Awaluddin Tjalla 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. WIKA Gedung yang mengerjakan proyek bangunan gedung apartemen di Kota
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pekerja pada perusahan kontraktor WIKA Gedung yang mengerjakan proyek bangunan gedung apartemen di Kota Bandung dapat
Lebih terperinciTINGKAT KEMATANGAN MANAJEMEN PROYEK PADA INDUSTRI KONSTRUKSI
Institut Teknologi Nasional - Bandung, - 8 Oktober 04 TINGKAT KEMATANGAN MANAJEMEN PROYEK PADA INDUSTRI KONSTRUKSI Peter F Kaming, Wurfram I. Ervianto dan Gideon R. Gardiawan,, Program Studi Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: sebanyak 30 orang dengan presentase 50%.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 5.1.1 Hasil Analisis Karakteristik Responden 1 Pengalaman responden bekerja responden sebagian besar adalah
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN PROYEK TERHADAP KEBERHASILAN DESAINER INTERIOR DI SURABAYA
PENGARUH MANAJEMEN PROYEK TERHADAP KEBERHASILAN DESAINER INTERIOR DI SURABAYA Mariana Wibowo dan I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember E-mail
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total Quality Management yang dimoderasi oleh sistem penghargaan sebagai variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis terutama dengan pekembangan teknologi yang terus update, permintaan konsumen yang semakin beragam mengikuti perkembangan
Lebih terperinciFaktor-Faktor Kritis dalam Sistem Manajemen Mutu (SMM) untuk Optimasi Profitabilitas dan Daya Saing Perusahaan Jasa Konstruksi di Indonesia
Asa, dkk. ISSN 0853-2982 Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Faktor-Faktor Kritis dalam Sistem Manajemen Mutu (SMM) untuk Optimasi Profitabilitas dan Daya Saing Perusahaan Jasa Konstruksi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. CPM memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari sisi kontraktor maupun
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setiap aktivitas baik kritis maupun non kritis maupun pada jaringan kerja CPM memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari sisi kontraktor maupun dari
Lebih terperinciPENGARUH QUALITY MANAGEMENT TERHADAP DAYA SAING KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH
ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 67-76 PENGARUH QUALITY MANAGEMENT TERHADAP DAYA SAING KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH Nya Munanta 1, Muttaqin Hasan 2, Hafnidar A. Rani 3
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai bagian akhir dari penulisan tugas akhir ini, maka dalam bab
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai bagian akhir dari penulisan tugas akhir ini, maka dalam bab kelima ini disampaikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran yang disampaikan tersebut didasarkan pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sebuah organisasi perlu menerapkan organisasi pembelajaran agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal maupun internal disegala
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat
Lebih terperinciPENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN. Oleh : Dr. Bambang Widjarnoko. SE.
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN Oleh : Dr. Bambang Widjarnoko. SE.,MM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan
Lebih terperinci4. Bagaimana pengaruh perceived quality atas produk Pertamax di SPBU Pertamina Pasteur terhadap tingkat kepuasan konsumen? Berdasarkan hasil analisa r
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, maka dapat dijelaskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PADA POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF MAKASSAR
Muliaty / Jurnal Administrasi Publik, Volume 6 No. 1 Thn. 2016 77 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PADA POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF MAKASSAR Muliaty Politeknik Negeri Media Kreatif
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI I GUSTI AGUNG AYU ISTRI LESTARI ABSTRAK Fakultas Teknik Univ. Mahasaraswati Denpasar Tujuan utama dalam konstruksi adalah ketepatan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS PELAKSANAAN PROYEK DERMAGA MILIK PEMERINTAH DI SULAWESI UTARA
ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS PELAKSANAAN PROYEK DERMAGA MILIK PEMERINTAH DI SULAWESI UTARA Mayggie R. Bedje Staf Kantor Pusat Unsrat B.F. Sompie, H. Tarore Dosen Pascasarjana Teknik Sipil Unsrat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan CV. Bahtera merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang kontraktor berskala nasional, berpengalaman, berintegritas dan juga
Lebih terperinciEMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas
Materi #1 EMA503 Manajemen Kualitas Detail Mata Kuliah 2 Kode EMA503 Nama Manajemen Kualitas Bobot 3 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Deskripsi Mata Kuliah 3 Mata kuliah Manajemen Kualitas dimaksudkan untuk
Lebih terperinciPENERAPAN ISO 9001: 2008 TERHADAP KUALITAS PELAYANAN SEKOLAH DI SMK N 2 KLATEN
Penerapan ISO 9001: 2008 (Adi Kurniawan) 1 PENERAPAN ISO 9001: 2008 TERHADAP KUALITAS PELAYANAN SEKOLAH DI SMK N 2 KLATEN IMPLEMENTATION OF ISO 9001: 2008 FOR SCHOOL SERVICE QUALITY IN VSS STATE 2 KLATEN
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA. Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK Pekerja merupakan salah satu elemen dominan dalam sebuah proyek.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unggul dalam daya saing maupun unggul dalam kualitas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan global, ada beberapa strategi sebagai upaya memenangkan persaingan tersebut, dibutuhkan banyak strategi inovasi atau perbaikan yang
Lebih terperinciDAFTAR ACUAN. [1] Iman Soeharto, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1995), hal.1
DAFTAR ACUAN [1] Iman Soeharto, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1995), hal.1 [2] I. Dipohusodo, Manajemen Proyek Konstruksi, jilid 1 (Yogyakarta : Kanisius,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian terhadap sejumlah responden di Yogyakarta dan Malang sebanyak 58 responden dengan rincian 31 responden di Yogyakarta dan 27 responden
Lebih terperinciMODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000
MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Industri tepung terigu merupakan industri dengan pertumbuhan yang tinggi di jaman Orde Baru. Hal ini karena industri tepung terigu merupakan industri
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang menyebabkan diadakannya rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat internal proyek
Lebih terperinciSKRIPSI KAJIAN FAKTOR KETERLAMBATAN PADA PROYEK BANGUNAN AIR BERSIH ( STUDI KASUS ) DI KABUPATEN MANATUTU TIMOR LESTE
SKRIPSI KAJIAN FAKTOR KETERLAMBATAN PADA PROYEK BANGUNAN AIR BERSIH ( STUDI KASUS ) DI KABUPATEN MANATUTU TIMOR LESTE DiajukanUntuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (strata
Lebih terperinciEMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Genap 2104/2015. EMA503 - Manajemen Kualitas
Materi #1 EMA503 Manajemen Kualitas Detail Mata Kuliah 2 Kode EMA503 Nama Manajemen Kualitas Bobot 3 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Pokok Bahasan 3 Pengantar & Definisi Mutu TQM QFD Budaya Mutu Biaya Mutu
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil uji hipotesis dan pembahasan bab sebelumnya pada penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Total Quality Management tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Di era globalisasi ini, pendidikan merupakan kewajiban bagi masyarakat. Untuk memajukan bangsa, salah satu cara yang harus dilakukan oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data maka
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Analisis deskriptif faktor-faktor penentu keberhasilan proyek
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kualitas manajemen komunikasi antara kontraktor dan konsultan terhadap keberhasilan proyek jalan di lingkungan
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2
PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Proyek Konstruksi 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciPENGANTAR DAN DEFINISI MUTU
1 PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU EMA503 Manajemen Kualitas Kontrak Perkuliahan 2 Kode Mata Kuliah : EMA-503 Nama Mata Kuliah : Manajemen Kualitas Kelas/Seksi : 01 & 10 Nama Dosen : Taufiqur Rachman E-mail
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini
72 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam pasar semakin banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam pasar semakin banyak dan beragam akibat adanya keterbukaan pasar, sehingga terjadilah persaingan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi harga penawaran pada
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dalam menjawab permasalahan yang
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERPADU ISO 9000 PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERPADU ISO 9000 PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : SUTRISNO
Lebih terperinciMETODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai
45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap
Lebih terperinciPENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP KINERJA GURU SMA/SMK DI KOTA MADIUN
Budi Sri Supeni : Pengaruh Total Quality Management (TQM) Dan Kedisiplinan Guru... PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP KINERJA GURU SMA/SMK DI KOTA MADIUN Budi Sri Supeni
Lebih terperinciSURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015
SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015 Julistyana Tistogondo, Wendi Kurniawan Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif yang digunakan untuk
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR
ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR Frengky Hariyanto - 1301030322 Email : frengky_hariyanto@yahoo.co.id Dosen Pembimbing Hartiwi Prabowo, SE., MM. ABSTRAK PT Indo Jaya Sukses Makmur
Lebih terperinciPENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BLACKBERRY
PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BLACKBERRY (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Pengguna Blackberry di Universitas Muhammadiyah Malang) SKRIPSI Disusun oleh : FIRSTYARINI
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Semakin ketatnya persaingan akan produk pangan agroindustri merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen. Oleh karena itu, setiap perusahaan melakukan berbagai
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat.
BAB l PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kebutuhan akan dunia pendidikan semakin besar, sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat. Dalam perekrutan tenaga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang mencoba mencari deskripsi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil analisis dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. 29 responden (76,3%) cukup memahami tentang konsep constructability ini. 2. Keseluruhan
Lebih terperinciTOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN. Suto Prabowo
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN Suto Prabowo Abstrak Peningkatan mutu pendidikan harus ditingkatkan terus menerus dan berkesinambungan. Total Quality Management adalah salah satu model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kode etik dan standar, yang dapat menyebabkan pasien puas (Muninjaya, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Sebagai kebutuhan yang mendasar, setiap orang mengharapkan pelayanan kesehatan yang bermutu (Hamid, et al. 2013).
Lebih terperinciKata Kunci : Systems Development, Information systems management, Software quality, TQM theory, Software process improvement.
Quality Management In Systems Development: An Organizational System Perspective By T. Ravichandran, Arun Rai MIS Quarterly Vol. 24 No.3 pp. 381-415 /September 2000 Kata Kunci : Systems Development, Information
Lebih terperinciPENERAPAN MANAJEMEN MATERIAL PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SUMBA (STUDI KASUS DI KABUPATEN SUMBA TENGAH)
PENERAPAN MANAJEMEN MATERIAL PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SUMBA (STUDI KASUS DI KABUPATEN SUMBA TENGAH) Agus Bambang Siswanto, Kemmala Dewi, Edwyn Boloe Pawolung Program Studi Teknik Sipil Universitas 17
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. rumusan hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan. simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan judul penelitin, pokok permasalahan, tujuan penelitian, rumusan hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan simpulan dari penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam nomor satu di dunia, yang sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi negara maju. Tapi sayangnya banyak hambatan-hambatan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Faktor-faktor Apa Saja yang Menjadi Pertimbangan Kontraktor dalam Memilih Supplier Pada Pekerjaan Pembetonan Non-Fabrikasi Berdasarkan data penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang bergerak di bidang engineering, pembelian dan jasa untuk
43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Solid Energi Internasional telah berdiri sejak tahun 2007 sebagai perusahaan yang bergerak di bidang
Lebih terperinciPENERAPAN IT BALANCE SCORECARD UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI SMK MEDIKACOM BANDUNG
PENERAPAN IT BALANCE SCORECARD UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI SMK MEDIKACOM BANDUNG 1 Hanif fakhrurroja, S,Si.,M.T. 2 Irvan Akbar Maulana 1 Program Studi Manajemen Informatika STMIK LKPIA
Lebih terperinciPandu Sugoro, M. Hamzah Hasyim, dan Saifoe El Unas
MONITORING PADA PEMBANGUNAN PROYEK TERMINAL PENUMPANG KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN DENGAN METODE KONSEP NILAI HASIL DIKONVERSIKAN TERHADAP KURVA S. Pandu Sugoro, M. Hamzah Hasyim, dan Saifoe El Unas
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. menghasilkan produk yang sesuai harapan atau bahkan melampui harapan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Era globalisasi saat ini menimbulkan persaingan yang kompettitif. Persaingan yang ketat ini muncul karena banyaknya produsen dari dalam maupun luar negeri yang memberi kesempatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode survey. Metode survey yaitu cara mengambil sampel dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini ialah dalam kategori penelitian lapangan yang menggunakan metode survey. Metode survey yaitu cara mengambil sampel dari satu populasi
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI
FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI Yeltsin C. Dapu A.K.T. Dundu, Ronny Walangitan Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: yeltsindapu@yahoo.co.id
Lebih terperinci3. Private label adalah produk yang hanya menanggung nama pengecer. 4. Sub merek sendiri membawa nama pengecer tapi produk yang memiliki posisi yang
BAB 4 SIMPULAN Berdasarkan pada pembahasan pada bab sebelumnya dapat dikatakan bahwa arsitektur merek pengecer merupakan pengembangan dari arsitektur merek yang dikembangkan oleh Esbjerg, et al (2004)
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DIKLAT (SIM-D) TERHADAP KINERJA PEGAWAI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN PROYEK DI PUSDIKLAT KEMENTERIAN PU Satya Raharja 1) dan R.V. Hari Ginardi
Lebih terperinciPENGANTAR DAN DEFINISI MUTU PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS
PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU PERTEMUAN #1 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Materi #1 EBM503
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING: STUDI KASUS PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6
ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING: STUDI KASUS PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 Derian Asher Prasetyo 1, Anthony 2, Herry Pintardi Chandra 3, dan Soehendro Ratnawidjaja 4 ABSTRAK
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN JASA TICKETING MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY DAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS
USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN JASA TICKETING MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY DAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (Studi Kasus : CV. CAHAYA MEGA) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciTINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI
TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI Albertus Andhika 1, Alfonso Wijanalto 2, Andi 3 ABSTRAK : Produktivitas pekerja konsruksi telah
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1.Brand salience smartphone Xiaomi baik karena brand tidak hanya sekedar diketahui oleh para responden,tetapi lebih dari itu responden dapat mengidentifikasi smartphone
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kualitas/Mutu Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dengan penilaian atas biaya, mutu dan waktu. Kualitas menurut ISO 8402 adalah keseluruhan ciri dan karakteristik
Lebih terperinciAnalisis Sistem Manajemen Mutu dalam Upaya Mempertahankan ISO 9001 : 2000 (Studi Kasus PT. Mertex Indonesia-Mojokerto) Abstrak
Analisis Sistem Mutu dalam Upaya Mempertahankan ISO 9001 : 2000 (Studi Kasus PT. Mertex Indonesia-Mojokerto) Farida Pulansari Teknik Industri FTI-UP Veteran Jawa Timur Abstrak Sertifikasi ISO 9000 mutlak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional non eksperimental. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG)
1 PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG) Oleh Kukuh Mulyanto, S.S.,S.E.,M.M. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Totalwin Semarang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Engineering Oil & Gas PT.X Cilandak Jakarta Selatan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciPERANCANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN BALANCED SCORECARD DAN ANP
PERANCANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN BALANCED SCORECARD DAN ANP Paul Setyawan Dwi Cahyanto 1), Brilianta Budi Nugraha 2), Ririn Diar Astanti 3) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciPengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard
Petunjuk Sitasi: Melliana, & Fitra. (2017). Pengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F275-281). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi atau perusahaan selalu mempunyai berbagai macam tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi, salah satunya diperlukan sumber daya
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. mereka terima dari perusahaan. 2. Berdasarkan temuan peneltian, pelayanan dimensi reliability dan assurance
BAB IV PENUTUP A.KESIMPULAN Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, selanjutnya penulis akan memaparkan kesimpulan yang didapat sebagai berikut : 1. Persepsi penumpang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan yang dilakukan pada bab. nasabah tabungan BNI Taplus di Surabaya.
68 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel nilai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat penerapan Total Quality
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk melihat penerapan Total Quality Management yang dilakukan pada fakultas ekonomi pada tiga universitas yang ada di Yogyakarta. Dan dari hasil
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45
BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 Berdasarkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK ) No. 45 paragraf I (2004), menyatakan bahwa : Pernyataan dalam
Lebih terperinciPenerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya
Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya Thomas Albertus 1, Windrik Tomy 2, Paulus Nugraha 3, dan Herry P. Chandra, ABSTRAK : Constructability adalah penggunaan optimal
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI INDONESIA
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 PENERAPAN KONSEP TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI INDONESIA Anton Soekiman 1 dan Natalia 2 1 Fakultas Teknik
Lebih terperinciISU LINGKUNGAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI PROYEK KONSTRUKSI DI BANDA ACEH
ISU LINGKUNGAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI PROYEK KONSTRUKSI DI BANDA ACEH Cut Mutiawati 1, Cut Zukhrina Oktaviani 2, dan Amanda Setiawan 2 1,2,3 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan, penjaminan kualitas memiliki peranan yang penting dan strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas jasa yang dihasilkan oleh institusi pendidikan tentunya tidak lepas dari quality assurance atau penjaminan kualitas terhadap terhadap lulusan yang dihasilkan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kualitas merupakan salah satu tujuan dan sekaligus indikator kesuksesan suatu pekerjaan konstruksi terutama oleh pemilik proyek terhadap produk dan jasa layanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik persaingan dengan kompetitor lokal maupun asing. Hal tersebut dapat dilihat dengan ada-nya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif. Dimana pada penelitian ini hanya menggambarkan, menjelaskan atau meringkaskan berbagai kondisi, situasi, fenomena
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini adapun objek penelitiannya adalah Malcolm Baldrige national quality award
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tantangan global yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan global yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari sektor pemerintah maupun swasta, mau tidak mau semua pihak dituntut untuk mempersiapkan
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PELAYANAN JASA SURAT KILAT KHUSUS (SKH) PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) BATAM
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2016 STT Ibnu Sina Batam, 11 13 Agustus 2016 1 ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PELAYANAN JASA SURAT KILAT KHUSUS (SKH) PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) BATAM Larisang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.
Lebih terperinci