PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN
|
|
- Inge Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015
2 KATA PENGANTAR Dengan maksud terwujudnya pemahaman dan persepsi yang sama dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan kelapa dengan dukungan APBN 2015 dan sebagai acuan bagi penanggung jawab kegiatan, baik di Pusat maupun Daerah, telah diterbitkan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun Dengan terbitnya DIPA APBN-P 2015, maka dilakukan revisi Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun 2015 dimaksud. Materi Pedoman Teknis dimaksud memuat pelaksanaan kegiatan Peremajaan dan Perluasan Tanaman Kelapa dengan dukungan APBN dan APBN-P tahun Dalam rangka tertib teknis dan administratif, selanjutnya pedoman ini perlu dijabarkan lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) di tingkat Provinsi dan Petunjuk Teknis (JUKNIS) di tingkat Kabupaten/Kota. Jakarta, 9 Maret 2015 i
3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN Halaman i ii iii I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Sasaran Nasional 4 C. Tujuan 5 II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN 6 A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan 6 B. Spesifikasi Teknis 8 III. PELAKSANAAN KEGIATAN 9 A. Ruang Lingkup 9 B. Pelaksana Kegiatan 9 C Lokasi, Jenis dan Volume 14 D Simpul Kritis 15 IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN 16 V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN 17 VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN 17 VII. PEMBIAYAAN 19 VIII. PENUTUP 20 LAMPIRAN 20 ii
4 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Hal Lokasi Kegiatan Peremajaan Kelapa Tahun Lampiran 2. Lokasi Kegiatan Perluasan Kelapa Tahun Lampiran 3. Lokasi Kegiatan Peremajaan Kelapa Tahun 2015 (APBN-P) Lampiran 4. Lokasi Kegiatan Perluasan Kelapa Tahun 2015 (APBN-P) Lampiran 5. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa tahun iii
5 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa dalam merupakan komoditi tradisional, tumbuh dengan baik pada semua tempat yang diusahakan oleh masyarakat, berperan cukup strategis terhadap sumber kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, karena selain hasil produksinya merupakan salah satu bahan baku kebutuhan pokok, yaitu minyak goreng dan industri olahan lainnya, juga untuk penggunaan kebutuhan khusus yang tidak tergantikan, seperti kelapa segar untuk sayur dan kelapa muda untuk minuman serta daun kelapa untuk berbagai upacara. Seluruh bagian tanaman lainnya dapat dimanfaatkan, sehingga kelapa sering disebut pohon kehidupan. Budidaya tanaman kelapa diusahakan sejak wilayah pantai sampai perbukitan, sejak wilayah terpencil sampai perkotaan, dengan cara pengusahaan sejak tanaman pekarangan sampai tanaman monokultur sehamparan, penyebarannya hampir di seluruh wilayah Indonesia, bentuk pengusahaannya hampir seluruhnya merupakan usaha perkebunan rakyat. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
6 Pada tahun 2013 luas areal tanaman kelapa tercatat ribu ha, didominasi oleh Perkebunan Rakyat seluas ribu ha (98,99%), Perkebunan Besar Negara seluas 3,9 ribu ha (0,15%) dan Perkebunan Besar Swasta seluas 34,2 ribu ha (0,9%). Areal tanaman kelapa di pulau Sumatera mencapai ha (31,80%), Jawa 853 ha (22,75%), Sulawesi ha (20,81%), Bali, NTB dan NTT seluas ha (7,87%), Maluku dan Papua ha (10%), serta Kalimantan ha (6.77%) dari total luas areal kelapa Indonesia. Sedangkan total produksinya sebesar 3.228,1 ribu ton setara kopra, yang terdiri dari Perkebunan Rakyat sebesar 3.187,7 ribu ton (98,7%), Perkebunan Besar Negara sebesar 2,6 ribu ton (0,08%) dan Perkebunan Besar Swasta sebesar 37,7 ribu ton (0,01%). Selama ini komoditas kelapa hanya dimanfaatkan produk primernya saja, baik dalam bentuk kelapa segar maupun kopra untuk bahan baku minyak goreng. Pengembangan dan pemanfaatan produk hilir kelapa belum banyak dilakukan, demikian pula pemanfataan hasil samping dan limbah. Upaya pengembangan produk dan pemanfaatan hasil samping dan limbah akan meningkatkan nilai tambah produk kelapa, yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan pendapatan petani kelapa. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
7 Demikian pula lahan dibawah pohon kelapa masih dapat dimanfaatkan dengan kegiatan diversifikasi baik dengan tanaman pangan, hortikultura atau tanaman perkebunan lainnya maupun ternak, sedangkan untuk tanaman yang sudah tidak produktif lagi perlu diremajakan dengan menggunakan benih varietas unggul. Tahun 2010, sekitar 450 ribu Ha (12%) luas areal kelapa merupakan tanaman tua/rusak karena hama & penyakit. Berdasarkan keragaan kondisi yang ada tersebut dan mengingat bahwa pada sentra sentra produksi kelapa, peran ekonomi tanaman kelapa cukup dominan, maka dipandang perlu adanya upaya pengembangan, baik melalui peremajaan maupun perluasan kelapa. Mempertimbangkan bahwa kemampuan sumber dana APBN terbatas, maka agar kegiatan peremajaan dan perluasan kelapa secara utuh dapat terlaksana, perlu diupayakan komplementasi dari berbagai sumber dana lain termasuk diantaranya swadaya petani, agar kegiatan dapat terlaksana sesuai harapan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
8 B. Sasaran Nasional Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan komoditi kelapa semakin meningkat, mengingat pola hidup masyarakat Indonesia sulit dilepaskan dari komoditas kelapa dan hasil olahannya. Produk tanaman kelapa selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat juga sebagai sumber devisa negara melalui ekspor. Selain itu komoditi ini dapat menyerap tanaga kerja sekitar 6,9 juta KK. Peluang pengembangan agribisnis kelapa kedepan dengan produk bernilai ekonomi tinggi sangat besar. Alternatif produk yang dapat dikembangkan antara lain Virgin Coconut Oil (VCO), Oleochemical (OC), Desicated Coconut (DC), Coconut Milk/Cream (CM/CC), Coconat Charcoal (CCL), Activated Carbon (AC), Brown Sugar (BS), Coconut Fiber (CF) dan Cocin Wood (CW), yang diusahakan secara parsial maupun terpadu. Pelaku agribisnis produk-produk tersebut mampu meningkatkan pendapatannya 5-10 kali dibandingkan dengan apabila hanya menjual produk kopra. Permintaan akan produk-produk kelapa dipasar internasional terus meningkat, ditandai dengan banyaknya investor yang ingin mengembangkan produk dari kelapa. Bertolak dari kenyataan luasnya potensi pengembangan produk, kemajuan ekonomi Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
9 perkelapaan ditingkat makro (daya saing di pasar global) maupun mikro (pendapatan petani, nilai tambah dalam negeri dan substitusi impor), maka kegiatan pengembangan kelapa merupakan tuntutan kebutuhan. C. Tujuan Kegiatan pengembangan kelapa rakyat,dialksanakan melalui kegiatan peremajaan tanaman, perluasan dan pengembangan tanaman tumpang sari,memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Peremajaan Tanaman Kelapa, dilaksanakan dengan tujuan : a. Menyediakan bantuan benih unggul dalam rangka normalisasi kerapatan/populasi tanaman; b. Meningkatkan produktifitas, mutu serta nilai tambah usaha budidaya tanaman kelapa; c. Meningkatkan produksi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan industri berbahan baku kelapa; d. Membantu penerapan teknis budidaya. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
10 2. Perluasan kelapa rakyat bertujuan : a. Memanfaatkan lahan lahan kosong, seperti lahan terlantar, tepi pantai, batas lahan, tanggul dan pekarangan. b. Menyediakan bantuan benih unggul bermutu; c. Membantu penerapan teknis budidaya 3. Pengembangan tumpangsari tanaman pangan pada perluasan atau peremajaan kelapa: a. Memanfaatkan lahan diantara tanaman kelapa dengan tanaman sela/tanaman pangan b. Meningkatkan produktivitas usahatani II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan : 1. Daerah sasaran kegiatan Peremajaan dan Perluasan Tanaman kelapa adalah daerah sentra tanaman kelapa dan khusus untuk kegiatan Peremajaan diutamakan pada daerah yang pertanaman kelapanya sudah tua/rusak. 2. Petani atau kelompok tani sasaran adalah petani / pekebun / kelompok tani didaerah sasaran, yang telah diseleksi, merupakan kelompok tani yang Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
11 sebelumnya sudah terbentuk dan mempunyai lahan usaha untuk mengembangkan tanaman. Kelompok sasaran tersebut tidak mendapat fasilitas dari proyek lain pada saat yang bersamaan untuk kegiatan yang sama. 3. Proses seleksi kelompok sasaran dan calon lokasi dilakukan oleh Tim Teknis yang ditetapkan Provinsi, jika kegiatan merupakan TP Propinsi, sedangkan jika kegiatan merupakan TP Kabupaten/kota, proses seleksi dilakukan oleh Tim Teknis yang ditetapkan Kabupaten/Kota yang dilakukan secara terbuka, ditetapkan secara musyawarah atas dasar kepentingan pengembangan usaha pertanian di daerah dan usulan dari masyarakat. 4. Untuk TP Provinsi, Calon Petani (CP) yang telah diseleksi ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi atau Kepala Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi setempat, sedangkan untuk TP Kabupaten/Kota, Calon Petani (CP) yang telah diseleksi ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas yang membidangi perkebunan Kabupaten/Kota setempat. 5. Calon Lahan (CL), adalah lahan milik petani, yang tidak dalam sengketa dan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
12 secara teknis memenuhi persyaratan agroklimat. 6. Kriteria Calon Petani dan Calon Lahan (CP/CL) dapat diatur lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) yang disusun oleh Provinsi sesuai dengan kondisi wilayah yang ada. 7. Pelaksanaan kegiatan diatur secara spesifik dalam Petunjuk Teknis (JUKNIS) oleh Kabupaten/Kota sesuai kondisi petani dan budaya setempat. 8. Paket bantuan dalam bentuk benih siap salur, sarana dan prasarana produksi. 9. Paket bantuan merupakan hibah dan pelaksanaan pengadaannya mengacu kepada ketentuan perundangan. B. Spesifikasi Teknis Spesifikasi benih kelapa yang akan digunakan untuk peremajaan dan perluasan kelapa rakyat adalah : 1. Berasal dari Benih bina yaitu benih yang telah dilepas oleh Meteri Pertanian dan atau; 2. Berasal dari sumber benih (Blok Penghasil Tinggi dan Pohon Induk Terpilih) yang telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan atau Kepala Dinas Perkebunan Provinsi; Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
13 3. Umur tanaman 6 12 bulan atau berdaun minimal 4 pelepah 4. Telah disertifikasi. III. PELAKSANA KEGIATAN A. Ruang Lingkup Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan peremajaan dan perluasan kelapa meliputi identifikasi, seleksi dan penetapan calon lokasi, calon lahan dan calon kelompok tani/petani, pengadaan benih dan sarana produksi, pemberdayaan kelembagaan, pengawalan dan pendampingan, monotoring, evaluasi dan pelaporan yang disusun secara spesifik lokasi. B. Pelaksana Kegiatan Dengan pertimbangan tujuan keberhasilannya untuk dapat mengkondisikan upaya pengembangan lebih lanjut, pelaksana kegiatan pengembangan kelapa rakyat dilaksanakan Provinsi, Kabupaten berkoordinasi dengan Pusat, masing-masing sebagai berikut : 1. Kegiatan Pusat a. Menyiapkan Pedoman Teknis Pelaksanaan Pengembangan Kelapa rakyat. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
14 b. Melakukan Sosialisasi kegiatan bersama Dinas Perkebunan Propinsi. c. Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. d. Melakukan pemantauan, monitoring dan pengendalian kegiatan serta membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi di tingkat lapangan. e. Menyusun laporan perkembangan hasil pemantauan dan pengendalian serta perkembangan kegiatan. 2. Kegiatan Provinsi a. Menetapkan Tim pembina Provinsi, melalui surat Keputusan Kepala Dinas yang membidangi perkebunan. b. Menjabarkan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa (Peremajaan dan perluasan) yang dituangkan dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) sesuai kondisi daerah. c. Melakukan sosialisasi, identifikasi dan seleksi CP/CL, pemantauan, pengendalian pelaksanaan kegiatan dan membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi bersama sama Dinas Kabupaten yang membidangi Perkebunan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
15 d. Jika Kegiatan merupakan TP propinsi: maka penetapan calon petani dan calon lahan (CP/CL) oleh Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan. e. Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Tahunan. 3. Kegiatan Kabupaten a. Menjabarkan Pedoman Teknis kedalam Petunjuk Teknis (Juknis). b. Melakukan sosialisasi, identifikasi dan seleksi CP/CL, pemantauan, pengendalian pelaksanaan kegiatan dan membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi. c. Jika Kegiatan merupakan TP Kabupaten : maka penetapan calon petani dan calon lahan (CP/CL) oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan. d. Membuat dan melaporkan hasil kegiatan perkembangan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Kelapa secara berkala (triwulan) dan tahunan sesuai Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
16 form yang telah ditetapkan kepada Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dan Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Tahunan. 4. Kelompok Tani a. Persiapan lahan seperti pembersihan lahan dan penyiapan lubang tanam. b. Penetapan waktu tanaman yang disesuaikan dengan keadaan masingmasing daerah. c. Penanaman dan Pemeliharan tanaman kelapa serta melaporkan hal-hal yang yang berhubungan dengan kegiatan peremajaan dan perluasan kelapa yang dilakukan kepada Dinas yang membidangi Perkebunan. 5. Metode Pelaksanaan a. Peremajaan Peremajaan tanaman kelapa dilakukan dengan cara menyisip, penanaman diantara tanaman tua/rusak atau menebang secara bertahap. Tanaman kelapa diremajakan jika telah berumur 30 tahun atau tanaman-tanaman yang tidak produktif lagi. Jenis kelapa yang digunakan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
17 disesuaikan dengan karakteristik daerah masing-masing; Menerapkan inovasi teknologi terkini, dapat juga dilakukan dengan cara membongkar tanaman secara bertahap; Untuk wilayah monokultur, maka Jarak tanam yang digunakan sesuai standar teknis, dapat menggunakan jarak tanam yang telah ada atau disesuaikan dengan teknologi terkini, yaitu 16 m X 6m. Sedangkan untuk daerah yang tidak monokultur disesuaikan dengan kondisi setempat. b. Perluasan Perluasan tanaman dilakukan dengan: Menanam tanaman pada lahan kosong, lahan bukaan baru, tanggul, lahan batas, maupun lahan pekarangan; Untuk wilayah monokultur, maka Jarak tanam yang digunakan sesuai standar teknis, dapat menggunakan jarak tanam yang biasa digunakan di wilayah tersebut atau disesuaikan dengan teknologi terkini, yaitu 16 m X 6m. Sedangkan untuk daerah yang tidak Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
18 monokultur disesuaikan dengan kondisi setempat. Pengembangan tumpangsari tanaman pangan Pengembangan tumpangsari tanaman pangan diantara tanaman kelapa pada perluasan atau peremajaan kelapa disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi dan agroklimat daerah masing-masing, seperti dengan tanaman padi/jagung/ kedelai atau tanaman hortikultura atau tanaman perkebunan lain yang sesuai. C. Lokasi, Jenis dan Volume 1. Peremajaan kelapa rakyat dilaksanakan pada areal petani, baik areal swadaya maupun eks proyek, dengan rencana peremajaan dilaksanakan oleh Provinsi dan kabupaten/kota dengan bantuan berupa benih kelapa dan sarana produksi lainnya, dengan luasan masing-masing seperti lampiran 1; 2. Perluasan kelapa dilaksanakan pada daerah-daerah yang secara agroklimat sesuai dan daerah yang lahannya belum dimanfaatkan, dengan bantuan berupa benih siap tanam, dengan luasan seperti lampiran 2; Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
19 3. Demplot pengembangan tumpang sari tanaman pangan diantara tanaman kelapa, merupakan percontohan dengan bantuan berupa benih kelapa unggul, sarana prasarana produksi lainnya dan benih tanaman pangan. D. Simpul kritis 1. Koordinasi antara Direktorat Tanaman Tahunan, petugas Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten, Puslit/Balit/Instansi terkait, dan petugas lapang; 2. Pemilihan lokasi/cpcl diusahakan lokasi yang mudah dijangkau dan di monitor oleh petugas, sehingga memudahkan pengadaan dan penyaluran bahan tanaman dan sarana prasarana produksi serta evaluasi kegiatan ke daerah tersebut; 3. Ketepatan bahan tanaman (benih kelapa dan tanaman pangan) yang disalurkan merupakan benih unggul, dengan pertimbangan bahwa benih merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan kegiatan pengembangan tanaman; 4. Ketepatan waktu pengadaan dan penyaluran bahan tanaman serta sarana prasarana produksi lainnya, sehingga tidak menyebabkan keterlambatan; Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
20 5. Teknologi budidaya yang akan diterapkan harus sesuai dengan baku teknis serta kondisi di lapangan. IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN Proses pengadaan dan penyaluran kegiatan pengembangan kelapa dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Provinsi (TP. Provinsi) atau Pemerintah Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Kabupaten (TP. Kabupaten) atau pejabat yang ditunjuk tentang Penetapan Kelompok Sasaran, dilakukan proses pengadaan benih unggul bermutu bersertifikat siap tanam dan sarana dan prasarana lainnya; 2. Prosedur pengadaan dan penyaluran mengacu pada Perpres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya juncto Perpres 70 Tahun 2012 beserta perubahannya; 3. Kontrak pengadaan benih dan sarana dan prasarana tersebut telah ditandatangani paling lambat akhir triwulan I tahun 2015; 4. Penyaluran benih siap tanam dan atau sarana prasarana lainnya kepada petani paling lambat menjelang awal musim hujan tahun 2015, dengan berita acara serah Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
21 terima barang sebagaimana format yang telah ditetapkan.(form terlampir). V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN Pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan kelompok dilakukan secara berkelanjutan sehingga kelompok mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari APBD atau sumbersumber lain. Pengendalian, dilaksanakan melalui jalur struktural dilakukan oleh Pusat, Tim Pembina di tingkat Provinsi dan Tim Teknis di tingkat Kabupaten/Kota berdasarkan dokumen penganggaran DIPA/POK/ROP, Standart Operasional Prosedur (SOP) serta Pedoman Teknis Pengembangan tanaman kelapa. VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 31/Permentan/OT.140/3/2010, tanggal 19 Maret 2010 tentang Pedoman sistem pemantauan, evaluasi dan pelaporan pembangunan pertanian. Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
22 dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan cq Direktorat Tanaman Tahunan, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jenis pelaporan a. Laporan monitoring dan evaluasi meliputi: Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja; Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan; Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di tingkat Kabupaten dan Provinsi; Format laporan menggunakan format yang telah ditentukan; b. Laporan perkembangan fisik yang sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan dengan materi meliputi: nama petani/kelompok tani, desa/kecamatan/kabupaten, luas areal (target dan realisasi), waktu pelaksanaan, perkembangan, kendala dan permasalahan, upaya pemecahan masalah. c. Laporan akhir kegiatan yang menyangkut seluruh pelaksanaan kegiatan ini. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
23 2. Waktu penyampaian laporan: a. Laporan monitoring dan evaluasi meliputi: Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten ditujukan kepada provinsi disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan; Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi ditujukan kepada Direktorat Tanaman Tahunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan; b. Laporan perkembangan fisik dibuat per triwulan,ditujukan kepada Direktorat Tanaman Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan; c. Laporan akhir ditujukan kepada Direktorat Tanaman Tahunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember VII. PEMBIAYAAN Kegiatan Pengembangan Kelapa Rakyat Tahun anggaran 2015 dibiayai dana APBN dan APBN-P melalui DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan di Provinsi atau Kabupaten. Tahun Anggaran 2015, alokasi anggaran melalui mekanisme kontraktual dan prosedur pengadaan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
24 mengacu pada Pedoman Pengadaan dan Pengelolaan Barang Lingkup Satker Ditjen. Perkebunan Tahun 2015 VIII. PENUTUP Dengan terlaksananya kegiatan pengembangan tanaman kelapa secara tertip administrasi dan teknis, diharapkan pada waktunya dapat meningkatkan kesejahteraan petani kelapa melalui peningkatan pendapatan serta peningkatan ekonomi wilayah. Jakarta, Maret 2015 Direktorat Jenderal Perkebunan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
25 Lampiran 1. Lokasi Kegiatan Peremajaan Kelapa Tahun 2015 PROVINSI VOLUME LUAS (Ha) 1 ACEH 1 Bireun 450 Ha 2 Simelue 200 Ha 3 Aceh Singkil 150 Ha 2 SUMUT 4 Labuhan Batu 100 Ha 5 Batubara 200 Ha 3 SUMBAR 6 Pesisir Selatan 200 Ha 7 Padang Pariaman 150 Ha 8 Sawah Lunto 100 Ha 9 Lima Koto 100 Ha 10 Pasaman Barat 150 Ha 4 RIAU 11 Indragiri Hilir 100 Ha 12 Pelelawan 100 Ha 5 JAMBI 13 Tanjung Jabung Barat 200 Ha 6 LAMPUNG 14 Lampung Selatan 200 Ha 7 SUMSEL 15 Banyuasin 100 Ha 8 BANTEN 16 Pandeglang 200 Ha 11 DIY 17 Kulon Progo 165 Ha 13 KALBAR 18 Sambas 200 Ha 19 Bengkayang 100 Ha 14 SULUT 20 Minahasa Tenggara 200 Ha 21 Minahasa Utara 400 Ha 23 Boolang Mongondow 300 Ha 24 Bolmong Selatan 130 Ha Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
26 25 Minahasa Selatan 500 Ha 26 Bolmong Utara 200 Ha 27 Minahasa 100 Ha 28 Bolmong Timur 120 Ha 15 SULTENG 29 Banggai 300 Ha 30 Buol 200 Ha 31 Tojo Una-Una 300 Ha 32 Sigi 300 Ha 33 Donggala 300 Ha 34 Parigi Moutong 300 Ha 35 Poso 300 Ha 36 Bangkai Kepulauan 300 Ha 16 SULTRA 37 Buton Utara 150 Ha 38 Konawe 200 Ha 39 Konawe Selatan 200 Ha 40 Muna 300 Ha 41 Konawe Utara 150 Ha 42 Buton 150 Ha 17 MALUKU 43 Buru 300 Ha 44 Seram Bagian Barat 300 Ha 45 Maluku Bagian Barat 250 Ha 46 Maluku Tenggara 300 Ha 47 Seram Bagian Timur 200 Ha 18 BALI 48 Klungkung 250 Ha 49 Buleleng 200 Ha 50 Jembrana 300 Ha Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
27 19 NTT 51 Suma Barat Daya 400 Ha 52 Malaka 200 Ha 53 Sumba Timur 100 Ha 54 Flotim 300 Ha 55 Sikka 200 Ha 56 Alor 300 Ha 57 TTS 150 Ha 58 TTU 200 Ha 59 Rotendao 100 Ha 20 MALUT 60 Morotai 300 Ha 61 Halmahera Selatan 400 Ha 62 Halmahera Utara 400 Ha 63 Halmahera Barat 400 Ha 64 Halmahera Tengah 400 Ha 65 Kota ternate 100 Ha 21 SULBAR 66 Poliwali Mandar 250 Ha 67 Majene 100 Ha 22 SULSEL 68 Wajo 300 Ha 69 Pinrang 300 Ha 23 GORONTALO 70 Gorontalo 300 Ha 71 Bone Bolango 300 Ha 24 PAPUA 72 Jayapura 200 Ha Jumlah Ha Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
28 Lampiran 2. Lokasi Kegiatan Perluasan Kelapa Tahun 2015 No PROVINSI VOLUME LUAS (Ha) 1 ACEH 1 Aceh Barat Daya 200 Ha 2 JAWA TENGAH 2 Blora 100 Ha 3 GORONTALO 3 Gorontalo 100 Ha 4 Gorontalo Utara 200 Ha 5 Pohuwato 100 Ha 4 PAPUA BARAT 6 Kaimana 50 Ha 7 Tambraw 100 Ha 6 NTB 8 Lombok Tengah 400 Ha 9 Lombok Utara 350 Ha 5 SULTRA 10 Muna 200 Ha 11 Kolaka 450 Ha 12 Kolaka Utara 400 Ha 6 KALTENG 13 Seruyan 200 Ha Jumlah Ha Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
29 Lampiran 3. Lokasi Kegiatan Peremajaan Kelapa Tahun 2015 (APBN-P) NO PROVINSI KABUPATEN LUAS (Ha) 1 Aceh 1 Aceh Tamiang 200 Ha 2 Bireun 200 Ha 2 Sumbar 3 Pesisir Selatan 200 Ha 4 Lima Puluh Kota 200 Ha 5 Agam 200 Ha 3 Riau 6 Inhil 500 Ha 4 Sumsel 7 Musi Rawas 500 Ha 5 Jabar 8 Banjar 200 Ha 9 Pangandaran 300 Ha 6 Jateng 10 Purbalingga 200 Ha 11 Kebumen 200 Ha 12 Blora 200 Ha 13 Cilacap 400 Ha 14 Jepara 200 Ha 15 Demak 100 Ha 16 Magelang 300 Ha 17 Batang 150 Ha 18 Banjar Negara 300 Ha 19 Banyumas 100 Ha 7 Sulsel 20 Bone 400 Ha 21 Bulukumba 300 Ha 8 Sulut 22 Bolaang Mongondow 250 Ha 23 Bolmong Utara 250 Ha Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
30 NO PROVINSI KABUPATEN LUAS (Ha) 9 Sulteng 24 Donggala 500 Ha 25 Parigi Moutong 300 Ha 26 Banggai 400 Ha 27 Toli-toli 800 Ha 10 Gorontalo 28 Gorontalo Utara 300 Ha 29 Boalema 300 Ha 30 Gorontalo 300 Ha 31 Pahuwato 300 Ha 11 Maluku 32 Maluku Tenggara Barat 350 Ha 33 Maluku Tenggara 100 Ha 34 Aru 200 Ha 35 Seram Bagian Timur 100 Ha 36 Maluku Tengah 200 Ha 37 Kota Tual 100 Ha 38 Kota Ambon 50 Ha 12 NTT 39 Manggarai Timur 300 Ha 40 Manggarai 300 Ha 41 Ende 300 Ha 42 Ngada 300 Ha 43 Alor 300 Ha 44 Belu 300 Ha 13 Malut 44 Halmahera Barat 700 Ha 45 Halmahera Tengah 700 Ha 46 Halmahera Utara 700 Ha 47 Moriotai 700 Ha 48 Jumlah Ha Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
31 Lampiran 4. Lokasi Kegiatan Perluasan Kelapa Tahun 2015 (APBN-P) NO PROVINSI KABUPATEN LUAS (Ha) 1 Bengkulu 1 Kaur 250 Ha 2 Bengkulu Utara 250 Ha 2 Sultra 3 Muna 250 Ha 4 Konawe Utara 200 Ha 5 Buton 50 Ha 6 Bombana 200 Ha 7 Konawe Selatan 300 Ha 8 Konawe 100 Ha 3 Sulsel 9 Bone 250 Ha Jumlah Ha Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
32 Lampiran 5. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun Provinsi : Kabupaten : Luas total : ha Keadaan tgl/bln/thn : NO. URAIAN BELUM DALAM SUDAH PROSES KETERANGAN I. 1. UMUM Persiapan : a. Penyusunan Juklak / Juknis b. Sosialisasi ke Lokasi 2. Pelaksanaan : a. Mengadakan Pengawalan dan Monev ke kabupaten/kelompok tani. b. Menyusun laporan dan mengirim ke Pusat - Laporan Triwulan - ran Akhir *) Disesuaikan dengan alokasi TP kegiatannya Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
33 3. Persiapan : m a. Penetapan Tim Teknis Provinsi/Kabupaten b. Penyusunan Juklak/juknis c. Sosialisasi Kegiatan d. Identifikasi CP/CL Pelaksanaan Pengadaan: a. Pengumuman b. Aanwizing c. Evaluasi Penawaran d. Penetapan Pemenang e. SPK (Nomor,tanggal,tahun) f. Kontrak (Rp) Pengawalan dan Monev Pelaporan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
34 II. PERKEMBANGAN KEGIATAN Kegiatan: a. Menerima Benih dari pihak II (Pemenang tender) b. Melaksanakan penaman Benih ke lapangan 1. REKAPITULASI CP/CL Nama Kelompok Tani Kecamatan Desa Jumlah Anggota (KK) Luas (Ha) Keterangan Jumlah Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
35 IV. PENGADAAN DAN REALISASI KEGIATAN 1. Asal Benih Benih Siap Salur Klon Unggul - Sumber benih / Penangkar :... - Asal benih :... - Klon :... - Pemesanan :...batang, pada tanggal... - Benih diterima :...batang, pada tanggal Penanaman - Jarak tanam :...m x...m, populasi dalam 1 Ha :...batang - Jumlah benih yang ditanaman :... batang - Waktu penanaman (tgl/bln/thn) :... - Benih yang tumbuh :... batang, yang mati :... batang - Penyulaman :... batang - Waktu penyulaman (tgl/bln/thn) :... - Kondisi tanaman :... Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
36 V. PERMASALAHAN VI. SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT ,... PELAKSANA EVALUASI (...) Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun
37
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Pengembangan
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA TAHUN 2013
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Tanaman
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE TAHUN 2013
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR
PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KARET TAHUN 2018 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2017 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM DEPARTEMEN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
PEDOMAN UMUM DEPARTEMEN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN DESEMBER 2009 KATA PENGANTAR Pengembangan Kelapa terpadu, merupakan salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan produktivitas dan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PERLUASAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR DI LAHAN KERING TAHUN 2016
PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PERLUASAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR DI LAHAN KERING TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2016 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR
PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2016 KATA PENGANTAR Usaha budidaya tanaman perkebunan,
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA SAWIT TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA SAWIT TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN SAGU TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Seperti
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciREKAPITULASI REALISASI ANGGARAN PER SATKER PER KEWENANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KONDISI PER TANGGAL 4 JULI 2015
REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN PER SATKER PER KEWENANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KONDISI PER TANGGAL 4 JULI 2015 No. SATKER PAGU ANGGARAN (RP.) REALISASI (RP.) % 1 019032 DINAS KELAUTAN, PERTANIAN DAN KETAHANAN
Lebih terperinciNAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014
NAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 NO NAMA SATKER BADAN KETAHANAN PANGAN, KEMENTERIAN PERTANIAN DKI JAKARTA 1 DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN PROVINSI DKI JAKARTA
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KEBUN SUMBER BAHAN TANAM TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR
PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KAKAO TAHUN 2018 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2017 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2014
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KAKAO TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KARET TAHUN 2015 (REVISI)
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KARET TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015 KATA PENGANTAR Dengan
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KARET TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Karet
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KEBUN SUMBER BAHAN TANAM TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL
KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL Gamal Nasir Direktorat Jenderal Perkebunan PENDAHULUAN Kelapa memiliki peran strategis bagi penduduk Indonesia, karena selain
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018
RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.
Lebih terperinciFORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016
FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN PERTANIAN 2. Program : Program Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 3.
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA SAWIT TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN SATKER LINGKUP BKP PER 11 NOVEMBER 2013
PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN SATKER LINGKUP BKP PER 11 NOVEMBER 2013 SATKER PAGU REALISASI % DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN PROVINSI DKI JAKARTA 3,025,650,000 2,207,781,900 72.97 BADAN KETAHANAN PANGAN
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR Kakao Cengkeh Kopi PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KEBUN BENIH TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN SAGU TAHUN 2013
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN SAGU TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Sagu dapat
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA BERKELANJUTAN TAHUN 2015
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA BERKELANJUTAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015 KATA
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.5-/216 DS995-2521-7677-169 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir, MS Nip
KATA PENGANTAR Berbagai upaya dilakukan Pemerintah dalam rangka peningkatan produksi produktivitas dan untuk hasil tanaman perkebunan khususnya tanaman rempah dan penyegar, salah satunya adalah dengan
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN LADA BERKELANJUTAN TAHUN 2015
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN LADA BERKELANJUTAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015 KATA
Lebih terperinciDAFTAR SATUAN KERJA TUGAS PEMBANTUAN DAN DEKONSENTRASI TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DAFTAR SATUAN KERJA DAN TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM NO. KAB/KOTA 1 PENATAAN RUANG - - 32 32 2 SUMBER DAYA AIR 28 132-160 3 BINA MARGA 31 - - 31 59 132 32 223 E:\WEB_PRODUK\Agung\Pengumuman\NAMA
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS REVITALISASI PERKEBUNAN (KELAPA SAWIT, KAKAO, KARET) TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna mendukung
Lebih terperinciDUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA
DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS REVITALISASI PERKEBUNAN (KELAPA SAWIT, KAKAO, KARET) TAHUN 2015 (REVISI)
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS REVITALISASI PERKEBUNAN (KELAPA SAWIT, KAKAO, KARET) TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET
Lebih terperinciRINCIAN PEMBIAYAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2014 BIDANG MINERAL DAN BATUBARA
17 2014, No.67 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN CENGKEH TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KEBUN SUMBER BENIH KAKAO dan KOPI BERKELANJUTAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS REVITALISASI PERKEBUNAN (KELAPA SAWIT, KAKAO, KARET) TAHUN 2013
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS REVITALISASI PERKEBUNAN (KELAPA SAWIT, KAKAO, KARET) TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER
Lebih terperinciDAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 12 APRIL 2016)
DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 12 APRIL 2016) NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA 1 PROV. MALUKU UTARA 2 PROV.
Lebih terperinciDUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA
DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan
Lebih terperinciDUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA
DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan
Lebih terperinciEvaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)
Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Oleh : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian *) Disampaikan
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KARET TAHUN 2013
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KARET TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pengembangan
Lebih terperinciLampiran Surat Nomor : 331/KN.320/J/07/2016 Tanggal : 14 Juli 2016
Provinsi Bali 1. Kabupaten Badung 2. Kabupaten Bangli 3. Kabupaten Buleleng 4. Kabupaten Gianyar 5. Kabupaten Jembrana 6. Kabupaten Karangasem 7. Kabupaten Klungkung 8. Kabupaten Tabanan 9. Kota Denpasar
Lebih terperinciDUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Koordinasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Upaya pembangunan perkebunan rakyat yang diselenggarakan melalui berbagai pola pengembangan telah mampu meningkatkan luas areal dan produksi perkebunan dan pendapatan nasional,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.39/MEN/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No Provinsi Kabupaten / Kota Status Sambas Bengkayang 1 Kalimantan Barat Sanggau Sintang Kapuas Hulu Nunukan 2
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN CENGKEH BERKELANJUTAN TAHUN 2015
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN CENGKEH BERKELANJUTAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015 KATA
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS. NIP i
DRAFT i KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Penanaman Nilam Tahun 2015 disusun dan dipersiapkan sebagai panduan bagi pelaksana kegiatan pengembangan tanaman nilam yang dilaksanakan oleh Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP
KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan benih varietas unggul bersertifikat padi dan kedelai guna memenuhi kebutuhan benih untuk pelaksanaan budidaya tanaman pangan secara nasional, Pemerintah telah memprogramkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP
2017 Laporan Kinerja Triwulan II KATA PENGANTAR Dalam rangka memonitor capaian kinerja kegiatan Ditjen Tanaman Pangan pada triwulan II TA 2017 serta sebagai bahan penilaian aspek akuntabilitas kinerja
Lebih terperinciDUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS INSENTIF PETUGAS PENGAMAT TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan Insentif Petugas
Lebih terperinciNO. JUMLAH PENCA BERAT NO. JUMLAH PENCA BERAT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA POPULASI PENCA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA POPULASI PENCA
LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/HUK/2010 TANGGAL : 26 APRIL 2010 TENTANG : PENETAPAN NAMA-NAMA PENYANDANG CACAT BERAT PENERIMA BANTUAN DANA JAMINAN SOSIAL TAHUN 2010 NO.
Lebih terperinciDUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PELATIHAN PETUGAS PENGAMAT OPT PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Pelatihan
Lebih terperinciVI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN
VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN Pada bab V telah dibahas potensi dan kesesuaian lahan untuk seluruh komoditas pertanian berdasarkan pewilayahan komoditas secara nasional (Puslitbangtanak,
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KAKAO TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar (Perbatasan) No Provinsi No Kabupaten / Kota Status 1 Sambas Perbatasan 2 Bengkayang Perbatasan 1 Kalimantan Barat
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN
Lebih terperinci2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usah
No.290, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KUKM. Dana. Tugas Pembantuan. Pasar Rakyat. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05/PER/M.KUMKM/II/2016
Lebih terperinciDAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016
DAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016 NO 1 1 BNN Kab. Aceh Tamiang 2 2 BNN Kab. Pidie 3 3 BNN Kab. Aceh Utara 4 4 BNN Kab. Aceh Besar 5 Aceh 5 BNN Kab. Aceh Barat 6 6 BNN Kab. Subulussalam 7 7 BNN Kab.
Lebih terperinciSARANA PRASARANA PENGOLAHAN YANG DIBANGUN DITJEN P2HP,
SARANA PRASARANA PENGOLAHAN YANG DIBANGUN DITJEN P2HP, 2009-2014 Rumah Kemasan Bangsal Pengoalhan 4 Unit / 110 Ton 5 Unit / 50 Ton / 3 Ton Rumah Kemasan Bangsal Pengolahan 7 Unit / 320 Ton 9 Unit / 100
Lebih terperinciPENGAJUAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016
PENGAJUAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016 NO 1 1 BNN Kab. Aceh Tamiang 2 2 BNN Kab. Pidie 3 3 BNN Kab. Aceh Besar 4 4 BNN Kab. Aceh Barat 5 Aceh 5 BNN Kab. Subulussalam
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN CENGKEH TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah T [LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN] DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No 6 7 Provinsi
Lebih terperinciDaftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T)
Page 1 of 7 Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar (3T) Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar No Provinsi Kabupaten / Kota Status 1 Kalimantan Barat 2 Kalimantan Timur 3 Sulawesi Utara 4 Nusa Tenggara Timur
Lebih terperinciPROVINSI/KABUPATEN/KOTA
. DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 29 AGUSTUS 2017) NO 1 Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi
Lebih terperinciRAPAT KOORDINASI NASIONAL
RAPAT KOORDINASI NASIONAL Mercure Covention Centre Ancol 15-18 Desember 2015 Oleh : Ketua CPMU Program PAMSIMAS OUTLINE PRESENTASI KPI PROGRAM PAMSIMAS EVALUASI CAPAIAN TAMBAHAN PEMANFAAT AIR MINUM EVALUASI
Lebih terperinciDAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 5 FEBRUARI 2016)
DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 5 FEBRUARI 2016) NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA 1 PROV. MALUKU UTARA 2 PROV.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Direktur Jenderal Perkebunan, Achmad Mangga Barani NIP
KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pelaksanaan Program Revitalisasi Perkebunan Tahun 2009 disusun sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan kegiatan Program Revitalisasi Perkebunan di Pusat, Provinsi dan Kabupaten
Lebih terperinciLuas Kawasan Mangrove Per Kabupaten
Luas Kawasan Mangrove Per Kabupaten NAD (Nangroe Aceh Darussalam) Aceh Barat 246.087 Aceh Besar 15.652 Aceh Jaya 110.251 Aceh Singkil 3162.965 Aceh Tamiang 9919.959 Aceh Timur 5466.242 Kota Banda Aceh
Lebih terperinciOngkos Kirim Mesin Tempel OBM Suzuki / Unit
Nama Penyedia : PT Suzuki Indomobil Sales Alamat : Jalan Raya Bekasi Km. 19 - Pulogadung, Jakarta Merk : Suzuki Type : DT 15A Periode : 1 Januari 2016-31 Desember 2016 Ongkos Kirim Mesin Tempel OBM Suzuki
Lebih terperinciPROVINSI/KABUPATEN/KOTA
. DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 29 MEI 2017) NO 1 Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi
Lebih terperinciProvinsi Jawa Tengah. Daftar Lampiran:
Daftar Lampiran: 1. Daftar Lokasi Program Pamsimas 2. Daftar Kegiatan Program Pamsimas Tahun 2013 3. Status pemenuhan kewajiban replikasi sampai dengan Tahun 2013 4. Matriks Laporan Kesiapan Dukungan Anggaran
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciTARGET PROGRES BULANAN PROGRAM PAMSIMAS II TAHUN 2014
ROMS - 1 (kumulatif) 216 212 4 4 212 2 0 214 0 0 214 2 0 1 Nanggroe Aceh Darussalam 16 16 0 0 16 0 0 16 0 0 16 0 0 1 Aceh Besar 4 4 0 0 4 0 0 4 0 0 4 0 0 2 Pidie 4 4 0 0 4 0 0 4 0 0 4 0 0 3 Bireuen 8 8
Lebih terperinciDUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA
DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan
Lebih terperinciLampiran 1 Surat No. : PR Ca/297 Tanggal : 12 Juni 2015
Lampiran 1 Surat No. : PR.01.03-Ca/297 Tanggal : 12 Juni 2015 Perihal : Penyampaian Hasil Sosialisasi Paket Pamsimas Hibah Insentif Kabupaten/Kota (HIK) dan Paket Hibah Khusus Pamsimas (HKP) Tahun 2015
Lebih terperinciDAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016
DAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016 NO 1 1 BNN Kab. Aceh Tamiang 2 2 BNN Kab. Pidie 3 3 BNN Kab. Aceh Utara 4 4 BNN Kab. Aceh Besar 5 Aceh 5 BNN Kab. Aceh Barat 6 6 BNN Kab. Subulussalam 7 7 BNN Kab.
Lebih terperinciProspek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KELAPA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KELAPA Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2013
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 i KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunianya maka dapat disusun Pedoman Teknis Penanaman
Lebih terperinciLaut, Kota Baru, Tanah Bumbu, dan Banjar. Di provinsi Nusa Tenggara Timur tersebar di 11 kabupaten/kota,
Hulu Sungai Selatan, Balangan, Tanah Laut, Kota Baru, Tanah Bumbu, dan Banjar. Wilayah lokasi Pamsimas Selatan; dan kota : Pasaman, Sawahlunto, Payakumbuh, Padang. Provinsi Riau tersebar di 6 kabupaten
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN TEH TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi perkebunan yang sebagian terbesar merupakan perkebunan rakyat, perjalanan sejarah pengembangannya antara usaha perkebunan rakyat dan perkebunan besar, berjalan
Lebih terperinciDaftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014
Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014 NO WILAYAH KERJA KANTOR REGIONAL I YOGYAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH Pemerintah
Lebih terperinciPROVINSI/KABUPATEN/KOTA
DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 08 MEI 2017) NO 1 Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh
Lebih terperinciKAWASAN PERKEBUNAN. di sampaikan pada roundtable pengembangan kawasan Makasar, 27 Februari 2014
KAWASAN PERKEBUNAN di sampaikan pada roundtable pengembangan kawasan Makasar, 27 Februari 2014 FOKUS KOMODITI 1. Tebu 2. Karet 3. Kakao 4. Kopi (Arabika dan Robusta) 5. Lada 6. Pala 7. Sagu KAWASAN TEBU
Lebih terperinci