BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelapisan Logam Elektroplating Proses elektroplating merupakan proses pelapisan logam dengan bantuan arus listrik yang berlangsung secara reaksi reduksi oksidasi dari logam pelapis (sebagai anoda korban teroksidasi) ke benda kerja (sebagai katoda yang dilapisi). Pada katoda terjadi proses penangkapan elektron sedangkan pada anoda terjadi reaksi pelepasan elektron, sehingga proses pengendapan berlangsung di katoda yang berdampak terhadap penambahan ketebalan dan berat benda. Proses pelapisan dari logam pelapis ke logam yang dilapisi berlangsung secara reaksi reduksi oksidasi ( Redoks), yaitu : X n+ + n e- X o Dan untuk mengimbangi reaksi tersebut pada anoda berlangsung pelepasan elektron dengan reaksi sebagai berikut : X 1 n+ X 1 + ne - ( M. Husna Al hasa, 2007 ) Gambar 2.1 Rangkaian dasar elektrik untuk elektroplating

2 8 Menurut Anton J Hartono, Elektroplating ialah elektrodeposisi pelapis atau coating logam melekat ke elektroda untuk menjaga substrat dengan memberikan permukaan dengan sifat dan dimensi berbeda daripada logam basisnya tersebut. (Anton J. Hartomo dan Tomijiro Kaneko, 1992) Elektroplating dilakukan dengan maksud memberi perlindungan benda kerja terhadap bahaya korosi, membentuk sifat keras permukaan dan sifat teknis atau mekanis tertentu, serta memberi nilai dekoratif terhadap logam dasar. Pada proses elektroplating logam yang dilapisi berfungsi sebagai katoda (elektroda negatif), sedangkan logam pelapis sebagai anoda (elektroda positif). Dalam proses plating, arus mengalir dari kutub positif ke kutub negatif sedangkan aliran elektron mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Pada elektroplating arus yang dipakai adalah arus searah (DC). Pada elektroplating yang terpenting bukanlah mencari berat total logam yang terdeposisi pada katoda. ( Agus Dwi Catur dan Lagiyono, 2008 ) Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya ion-ion logam oleh melekul-molekul pelarut yang mengalami polarisasi. Di dekat permukaan katoda, terbentuk daerah Electrical Double Layer (EDL) yang bertindak seperti lapisan dielektrik. Adanya lapisan EDL memberi beban tambahan bagi ion-ion untuk menembusnya. Dengan gaya dorong beda potensial listrik dan dibantu oleh rekasi-reaksi kimia, ion-ion logam akan menuju permukaan katoda dan menangkap elektron dari katoda, sambil mendeposisikan diri di permukaan katoda. Dalam kondisi equilibrium, setelah ion-ion mengalami discharge menjadi atom-atom kemudian akan menempatkan diri pada permukaan katoda dengan mula-mula menyesuaikan mengikuti susunan atom dari material katoda. ( Doddi, 2008 ) Pada proses ini, komponen bersama dengan batangan atau lempengan logam yang akan disalutkan, direndam dalam suatu elektrolit yang mengandung garam-garam logam penyalut (plating metal). Apabila suatu potensial diberikan ke dalam sel itu sehingga komponen menjadi katoda dan batangan atau

3 9 lempengan logam penyalut menjadi anoda, ion-ion logam penyalut dari larutan akan mengendap ke permukaan komponen sementara dari anoda ion-ion juga terus terlarut. Dengan larutan-larutan dan anoda-anoda yang diformulasikan dengan tepat, kita dapat menyepuh bukan saja logam murni tetapi juga logamlogam paduan. Di tangan mereka yang ahli, ketebalan lapisan dapat dikendalikan dengan baik, demikian pula kehalusan ukuran butirannya sehingga lapisan kemungkinan besar bisa bebas dari porositas. Dalam metode ini kita mengenal istilah throwing power yang diartikan dengan kemampuan larutan penyalut untuk menghasilkan lapisan dengan ketebalan merata tertentu sejalan dengan terus berubahnya jarak antara anoda dan permukaan komponen selama proses pelapisan. ( Kanneth R. Trethewey dan John Chamberlain, 1991 ) Dasar Dasar Pelaksanaan Plating Pada prinsipnya proses pelapisan logam dengan cara elektroplating merupakan rangkaian yang terdiri dari sumber arus listrik searah, anoda, katoda serta larutan elektrolit. ( Basmal, 2011 ) Rangakain disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu sistem lapis listrik sebagai berikut : 1. Sirkuit luar Sirkuit luar terdiri dari sumber arus DC dan peralatan terkait seperti Amperemeter, Voltmeter, dan alat pengatur tegangan dan arus. 2. Katoda Katoda ialah elektroda negatif yang merupakan benda kerja yang akan dilapisi. Katoda atau benda kerja dapat memiliki bentuk dan dapat terbuat dari beraneka logam, yang terpenting katoda harus memiliki kumpulan atom-atom yang terkait dimana elektron-elektronnya dapat bergerak bebas sehingga proses lapis listrik dapat berlangsung dengan baik dan logam dapat menempel kuat pada katoda. 3. Larutan pelapis

4 10 Di dalam larutan pelapis terdapat ion-ion logam yang sering disebut Bath. ( Rusdalena, 2011 ) 4. Anoda Anoda atau bahan pelapis adalah elektroda positif yang merupakan logam pelapis. Pada anoda terjadi oksidasi, ion bergerak (migrasi) ke anoda disebut anion. ( Basmal, 2011 ) Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Elektroplating, adalah : Parameter parameter yang berpengaruh terhadap kualitas pelapisan Nikel 1. Konsentrasi larutan Konsentrasi ini akan berkaitan dengan nilai ph dari larutan. Pada larutan elektrolit nikel mempunyai batas-batas ph yang diijinkan agar proses tersebut berlangsung baik, berkisar antara 1,5-5,2. Jika nilai ph melebihi dari nilai yang diijinkan makan akan terjadi sumuran pada permukaan produk dan lapisan nikel kasar pada permukaan benda yang dilapisi. 2. Rapat arus Rapat arus adalah harga yang menyatakan jumlah arus listrik yang mengalir persatuan luas permukaan elektroda. Terbagi dalam dua macam rapat arus anoda dan rapat arus katoda. Pada proses lapis listrik rapat arus yang diperhitungkan adalah rapat arus katoda, yaitu banyaknya arus listrik yang diperlukan untuk mendapatkan atom-atom logam pada tiap satuan luas permukaan benda kerja yang akan dilapis. Untuk proses lapis listrik ini faktor rapat arus memegang peranan sangat penting, karena akan mempengaruhi efisienisi pelapisan dan reaksi reduksi oksidasi

5 11 3. Temperatur dan waktu pelapisan Temperatur terlalu rendah dan rapat arus yang cukup optimum akan mengakibatkan hasil pelapisan menjadi kasar dan kusam, tetapi jika temperatur tinggi dengan rapat arus yang optimum maka hasil pelapisan menjadi tidak merata. Waktu pelapisan akan mempengaruhi terhadap kuantitas dari hasil pelapisan yang terjadi dipermukaan produk yang dilapis. Kenaikan temperatur akan menyebabkan naiknya konduktifitas dan difusitas larutan elektrolit, berarti tahanan elektrolit akan mengecil sehingga potensial dibutuhkan untuk mereduksi ion-ion logam berkurang. ( Bambang santosa dan Martijanti Syamsa, 2007 ) Fungsi Elektroplating Dalam teknologi pengerjaan logam, proses lapis listrik termasuk ke dalam proses pengerjaan akhir (metal finishing). Adapun fungsi dan tujuan dari pelapisan logam adalah sebagai berikut : 1. Memperbaiki tampak rupa (decoratif) misalnya ; pelapisan emas, perak, kuningan dan tembaga. 2. Melindungi subtrat dan dekorasi, yaitu : Melindungi subtrat dengan logam yang lebih mulia, misalnya ; pelapisan platina, emas dan baja. Melindungi logam dasar dengan yang kurang mulia, misalnya ; pelapisan seng dan baja. 3. Meningkatkan ketahanan produk terhadap gesekan (abrasi), misalnya ; pelapisan chromium keras. 4. Memperbaiki kehalusan atau bentuk permukaan toleransi logam dasar misalnya ; pelapisan nikel, chromium dan lain sebagainya. 5. Elektroforming, yaitu : membentuk benda kerja dengan cara endapan.

6 12 Pelapisan listrik ini juga bertujuan untuk melapisi logam pada permukaan logam atau permukaan yang konduktif melalui proses elektrokimia atau elektrolisa, agar mencapai permukaan yang tahan korosi dan penampilannya bagus, mengkilap dan cemerlang. ( Siska Futri Nasution, 2011 ) Dip Coating Dalam metode ini, benda yang akan di beri lapisan akan di celupkan ke dalam bahan pelapis yang berbentuk cairan ataupun larutan. Pelapisan dengan metode seperti ini biasa di pergunakan untuk bahan polimer seperti cat, namun dapat juga dijumpai dalam pemberian glasir pada bahan atau material keramik atau pemberian pada bahan atau bermaterial logam Spray Coating Pada metode ini, perlakuan terhadap benda yang akan dilapisi dapat dipanasi di dalam tungku dan dapat juga tidak dipanasi. Spray Coating atau disebut juga dengan istilah penyemprotan. Penyemprotan terhadap bahan yang akan dilapisi dapat berupa larutan atau dapat pula ke dalam bentuk bubuk Spin Coating Spin coating merupakan suatu proses pelapisan dimana bahan yang ingin dilapisi diputar dengan cepat dan bahan yang digunakan sebagai bahan pelapis bentuk cairan yang diberikan pada benda yang berputar tersebut. ( Perdinan Sinuhaji dan Eddy Marlianto, 2012 )

7 Nikel Nikel sudah sangat dikenal manusia sejak zaman purba, tetapi baru dapat diisolasi tahun Nikel merupakan unsur ke-24 terbanyak dalam batuan bumi. Biasanya nikel terdapat bersama besi dan kobalt. ( Anton J. hartomo dan Tomijiro Kaneko, 1992 ) Nikel logam yang cukup keras putih mengkilat terdapat didalam kerak bumi sebanyak kurang lebih 0.02 %. Nikel terdapat pada batuan ultrabasa seperti dunit dan peridotit yang mengalami serpentinisasi dan lapuk yang menghasilkan mineral sekunder bijih nikel garnierit. Sampai sekarang dikenal dua macam endapan nikel ; Merupakan hasil pelapukan (laterit) dari batuan ultrabasa dan meninggalkan konsentrat residual, seperti yang ditemukan pada endapan nikel di New Calidonia dan Sulawesi Tenggara, Indonesia. Endapan mineral sulfida tembaga-nikel seperti pentlandt yang selalu berasosiasi dengan kalkopirit dan pyrhotit yang terbentuk dengan cara penggantian (replacement) atau karena injeksi magnetik, seperti yang terdapat pada endapan nikel tembaga di Sudbury, Canada, yang merupakan penghasil utama nikel di dunia. ( Prof. Ir. Sukandarrumidi, Msc.,Ph.D, 2009) Sifat Sifat Nikel Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Nikel merupakan unsur kimia yang terletak pada periode 4 golongan VIII-B, dengan nomor atom 28 dengan struktur kristal nikel adalah FCC (face centered cubic) dengan parameter kisi (ɑ = nm pada 25 o C). ( Febryan Andinata, 2012 ).

8 14 Sifat-sifat lainnya dari nikel adalah sebagai berikut : Massa atom : 58,6934 gr/cm 3 Massa jenis : 8,908 gr/cm 3 Titik lebur : C Titik didih : C Struktur kristal : FCC Kalor peleburan : 17,48 kj/mol Kalor penguapan : 377,5 kj/mol Nikel tahan terhadap panas dan tahan korosi, tidak rusak oleh air kali atau air laut dan alkali. Nikel bisa rusak oleh asam sitrat dan sedikit terkorosi oleh asam khlor dan asam sulfat, nikel juga memiliki kekerasan dan kekuatan yang sedang, keuletannya baik, daya hantar listrik dan termal juga baik. Nikel digunakan untuk membuat campuran logam (non feross alloy), misal alloy nikel-besi dengan kandungan nikel antar 50-80%, sisanya besi. Disamping itu nikel dipergunakan untuk pelapis logam (agar tahan karat) dengan cara elektroplating, baja tahan karat (stainless steel), bahan campuran keramik. ( Prof. Ir. Sukandarrumidi, Msc.,Ph.D, 2009) Pelapisan Nikel Pelapisan nikel digunakan untuk tujuan mencegah korosi ataupun menambah keindahan. Senyawa nikel digunakan terutama sebagai katalis dalam elektroplating pada proses elektroplating, dengan pelapis nikel (anoda), perlu ditambahkan garam ke bak plating, misalnya nikel karbonat, nikel chlorida, nikel fluoborat, nikel sulfamat dan nikel sulfat. Saat anoda dan katoda terjadi perubahan potensial akibat aliran arus listrik searah maka anoda nikel terurai ke dalam elektrolit. Reaksi pada katoda yaitu plat baja mengalami pelepasan oksigen ke elektrolit nikel (NiSO 4 ) sehingga ion nikel

9 15 (Ni) akan menempel dipermukaan baja. Sementara itu reaksi pada anoda nikel (Ni), mengikat oksigen yang dilepas oleh plat baja dan terlarut pada elektrolit nikel (NiSO 4 ) yang telah melapisi plat sehingga larutan elektrolit nikel tetap stabil. ( Basmal, Bayuseno dan Sri Nugroho, 2012 ) Larutan Pelapisan Nikel Larutan Ni-Strike Larutan tersebut terdiri dari NiCl 2 sebagai sumber ion Ni dan HCl sebagai penurun ph larutan. Proses pembuatan larutan tersebut dilarutkan dengan aquades nanopure dan diaduk dengan magnetic stirrer pada temperatur ruang selama 2 jam dalam ruangan asam Larutan Ni-watts Larutan ini terdiri nikel sulfat (NiSO 4 ), nikel chlorida (NiCl 2 ) dan asam borat (H 3 BO 3 ). Ketiga bahan tersebut dapat dilarutkan dengan aquades nanopure dengan diaduk menggunakan magnetic stirrer pada temperatur 50 o C selama 2 jam dalam ruangan asam. Kemudian ph diatur dengan menambahkan HCl jika ph terlalu asam dan menambahkan NH 4 OH jika ph terlalu basa dengan variasi ph 3.02, 3.23, 3.4, 3.62, 3.82, 4.02, dan 4.2. Dalam penelitian ini, larutan nikel yang digunakan adalah larutan Ni-watts. ( Febryan Andinata, 2012 ) 2.4 Baja Baja paling banyak dipakai sebagai bahan industri yang merupakan sumber sangat besar, dimana sebagian ditentukan oleh nilai ekonominya, tetapi yang paling penting karena sifat-sifatnya yang bervariasi.

10 16 Pengetahuan mengenai sifat-sifat baja merupakan keharusan apabila seseorang akan menggunakan baja sebagai pilihan untuk suatu bagian struktur. Sifat mekanis yang sangat penting pada baja dapat diperoleh dari uji tarik. Uji ini melibatkan pembebanan tarik sampel baja dan bersamaan dengan itu dilakukan pengukuran beban dan perpanjangan sehingga akan diperoleh tegangan dan regangan. ( Prof. Ir. Tata Surdia, M.s. Met.E dan Prof. Dr. Shinroku Saito, 2005 ) Baja Karbon Baja karbon adalah paduan besi dan karbon dimana unsur karbonnya sangat menentukan sifat mekanik dan fisik, sedangkan unsur paduan yang lainnya bersifat sebagai pendukung. Karbon merupakan elemen pengeras besi yang efektif dan murah, oleh karena itu sejumlah besar baja komersial hanya mengandung sedikit elemen paduan. Baja karbon dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu : Baja karbon rendah (C < 0.3 %) ; baja karbon rendah memeliki kekuatan sedang dengan keuletan yang baik dan biasa banyak dijumpai sebagai material pembuatan jembatan, bangunan gedung atau kapal laut. Baja karbon sedang (C %) ; baja karbon sedang mampu dikuens untuk membentuk martensit dan setelah penemperan dihasilkan ketangguhan dengan kekuatan yang baik. Penemperan dilakukan pada suhu ( o C ). Sehingga dapat dipergunakan untuk material as roda, poros, roda gigi, dan rel. Baja karbon tinggi ( C %) ; baja karbon tinggi umumnya dikeraskan dengan kuens dan ditemperingan pada 250 o C untuk menghasilkan kekuatan dan keuletan yang memadai untuk per, die dan perkakas potong. Keterbatasan penggunanan tejadi karena kemampukerasan yang kurang baik dan pelunakan cepat yang terjadi pada pada temperatur sedang. (R.E Smallman dan R.J Bishop, 2000)

11 17 Gambar. 2.2 Efek karbon pada kekuatan dan keuletan Dalam penelitian ini baja yang digunakan adalah ST 37. Baja yang penulisannya diawali dengan ST, maka bilangan yang mengikutinya menunjukkan kekuatan tarik minimum (dalam kg/mm 2 ) yang dimiliki baja tersebut. Jadi, baja tipe ST 37 menunjukkan bahwa baja ini mempunyai kekuatan tarik 37 kg/mm 2. Baja ST 37 merupakan baja karbon kelas rendah, karena mempunyai kandungan karbon kurang dari 0.3 % dan lebih dari 99 % besi. Baja karbon kelas rendah ini mudah teroksidasi, memiliki kekutan yang relatif rendah, keuletan yang baik, dan banyak diaplikasikan untuk tabung, pipa dan komponen mesin berkekutan rendah. ( Febryan Andinata, 2012 ) Tabel 2.1 Komposisi Baja Karbon Rendah Tipe ST 37 Unsur Fe Mn C Si W Kandungan (%) Unsur Kandungan (%) S Co Nb Cu Maks Mo Maks

12 18 Ni Al Maks Cr V Maks P Baja Paduan Baja paduan adalah paduan besi dengan beberapa unsur. Misalnya Mn, Cr, Ni, Co, Si, Mo dan V. Unsur Mn dan Cr berfungsi sebagai meningkatkan kemampukerasan dan secara umum menghambat pelunakan dan penemperan. Ni memperkuat ferrit dan meningkatkan kemampukerasan serta ketangguhan. Co memperkuat ferrit dan menghambat pelunakan pada penemperan. Si menghambat dan mengurangi perubahan volume ketika terjadi transformasi martensit. Dan baik Mo dan V menghambat penemperan dan menghasilkan pengerasan sekunder. Pada baja paduan-rendah atau sedang, dengan kandungan paduan total sekitar 5 %, kandungan paduan terutama ditentukan oleh persyaratan kemampukerasan dan penemperan meski pengerasan larutan padat dan pembentukan karbida juga penting. ( R.E Smallman dan R.J Bishop, 2000 ) 2.4 Karakterisasi Pengujian Ketebalan pada lokasi atau titik tertentu yang sangat strategis. Diambil ketebalan Dalam proses pengujian untuk pengukuran ketebalan yang menjadi perhatian khusus adalah pengukuran ketebalan yang diinginkan, yaitu ketebalan rata-rata atau ketebalan rata-rata kerena distribusi ketebalan yang serba sama disetiap titik pada suatu permukaan yang dilapisi jarang sekali bisa dihasilkan dengan proses elektroplating. ( Rusdalena, 2011 )

13 19 Michael Faraday menemukan hubungan antara produk suatu endapan dari ion logam dengan jumlah arus untuk mengendapkannya, yang dapat diungkapkan sebagai berikut : jumlah bahan yang terdekomposisi saat berlangsung elektrolisa berbanding lurus dengan kuat arus dan waktu pengaliran dalam larutan elektrolit. (Hukum faraday) Jumlah arus yang sama akan membebaskan jumlah ekuivalen yang sama dari berbagai unsur, pernyataan di atas dapat dirumuskan : =... (2.1) Dengan : W : Berat yang diendapkan (gram) I : Arus (Ampere) t : Waktu (detik) B : Berat Atom Z : Elektron Valensi F : Bilangan faraday Coloumb Dari rumus tersebut, Volume endapan diperoleh dari perhitungan : = ( ) =... (2.2) Dengan : density adalah kerapatan logam pelapis (gram/cm 3 ) Dengan mengukur langsung permukaan benda kerja dengan asumsi bahwa endapan adalah asam, maka ketebalan dapat ditentukan : ( ) = ( ) ( ) =... (2.3)

14 20 Dari rumus- rumus di atas, untuk menentukan laju ketebalan lapisan (S) dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut : =... (2.4) Jadi, rumus untuk laju ketebalan lapisan adalah sebagai berikut : =... (2.5) Dengan mengubah beberapa variabel seperti arus dan luas permukaan akan diperoleh berat logam pelapis berbeda-beda. ( Abu Mutholib,dkk, 2006 ) Kekerasan Vickers Kekerasan logam didefinisikan sebagai ketahanan terhadap penetrasi, dan memberikan indikasi cepat mengenai perilaku deformasi. Alat uji kekerasan menekekankan bola kecil, piramida atau kerucut ke permukaan logam dengan beban tertentu. Kekerasan dapat dihubungkan dengan kekuatan luluh atau kekuatan tarik logam, karena sewaktu indentasi, material disekitar jejak mengalami deformasi plastis mencapai beberapa persen regangan tertentu. Bilangan kekerasan Vickers (VHN) didefinisikan sebagai beban dibagi dengan luas permukaan jejak piramida dan dinyatakan dalam satuan kgf/mm 2 dan besarnya sekitar tiga kali tegangan luluh untuk material yang tidak mengalami pengerasan kerja yang berarti. ( R.E Smallman dan R.J Bishop, 2000 )

15 21 Gambar 2.3 Metode Pengujian Vickers Kekerasan inilah yang penting dalam pelapisan tools, karena makin karas suatu bahan makin baik dipakai untuk memotong atau mengebor dan makin besar pula daya tahannya, artinya tidak mudah aus. Daya lekat bahan pelapis terhadap benda yang dilapisi sangat mempengaruhi kekerasan. Daya lekat (Adhesion) besar menyebabkan benda tidak mudah aus dan sebaliknya bila daya lekat bahan pelapis terhadap benda yang dilapisi kecil maka makin turun pula ke ausanya (tidak dapat dipakai pada tools). ( Perdinan Sinuhaji dan Eddy Marlianto, ) Angka kekerasan Vickers dapat dinyatakan dengan rumus : = 1, (2.6) Dengan : P : Beban indentansi (Kg) d : Diagonal rata-rata bekas jejakan (mm) ( Sutrisno, 2012 ) Analisa Struktur Mikro Mikrostrukturr adalah penataan geometrik dan butir-butirr dan fasa- fasa dalam suatu material. Dimensi mikrostruktur cukup kecil sehingga diperlukan mikroskop optik ( perbesaran 2000 x ) bahkan mikroskop elektron ( x ) untuk mengamatinya. ( Lawrence H. Van Vlack, 2004 )

16 22 Analisa mikro adalah suatu analisa mengenai struktur bahan melalui pembesaran dengan menggunakan mikroskop khusus metalografi. Dengan analisa mikro struktur kita dapat mengamati bentuk dan ukuran kristal logam, kerusakan logam akibat proses deformasi, proses perlakuan panas dan perbedaan komposisi. Untuk melakukan analisa mikro, maka diperlukan proses metalografi. Proses metalografi bertujuan untuk melihat struktur mikro suatu bahan ada beberapa tahap yang harus dilakukan. Tahapan yang harus dilakukan adalah grinding, polishing, etching dan setelah itu baru observasi menggunakan mikroskop laser. Dari keempat proses tersebut, proses grinding dan polishing merupakan proses yang penting. Sifat-sifat logam terutama sifat mekanis dan sifat teknologis sangat mempengaruhi oleh mikro struktur logam dan paduannya disamping komposisi kimianya. Struktur mikro dari logam dapat diubah dengan jalan perlakuan panas ataupun dengan proses perubahan bentuk (deformasi) dari logam yang akan diuji. Proses grinding dan polishing merupakan proses yang sangat penting untuk membuat permukaan sampel menjadi halus agar dilakukan observasi. Pada proses ini biasa digunakan sebuah mesin poles yang memiliki komponen utama berupa motor penggerak, piringan logam dan keran air. (Muhammad Fakkaruddin Arief, 2011) Ferit adalah larutan pudar besi dengan kadar karbon dalam jumlah yang kecil. Memeliki sifat relative lunak dan kekuatan mekanik yang cukup baik. Ferrit dalam baja mengandung silicon dan dapat menaikkan kekerasan dan kekuatan tarik. Perlit bentuknya pipih atau berlapis. Strukturnya terdiri dari lapisan ferit dan sementit yang terjadi di beberapa baja dan besi cor. Bentuk lapisan seperti lamellae terhubung dalam 3 dimensi oleh karena itu bentuk tunggalnya berupa bikiristal yang terdiri atas ferit dan sementit. Perlit memiliki kekerasan sekitar HB. ( Lawrence H. Van Vlack, 2004 )

PENGARUH ph LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TEBAL LAPISAN ELEKTROPLATING NIKEL PADA BAJA ST 37. Abstrak

PENGARUH ph LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TEBAL LAPISAN ELEKTROPLATING NIKEL PADA BAJA ST 37. Abstrak PENGARUH ph LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TEBAL LAPISAN ELEKTROPLATING NIKEL PADA BAJA ST 37 Febryan Andinata 1, Fredina Destyorini 2, Eni Sugiarti 2, Munasir 1, Kemas A. Zaini T. 2 1 Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode-metode Pelapisan dengan Logam 2.1.1 Elektroplating Elektroplating atau lapis listrik adalah suatu proses pengendapan/deposisi suatu logam pelindung yang dikehendaki diatas

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *)

PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *) PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH Nizam Effendi *) Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi rapat arus terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, yang dimana tujuan utamanya adalah untuk mencegah logam dengan korosifnya, namun juga mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU LARUTAN ELEKTROLIT DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA PADA PLAT BAJA LUNAK TERHADAP NILAI KETEBALAN ABSTRACT

PENGARUH SUHU LARUTAN ELEKTROLIT DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA PADA PLAT BAJA LUNAK TERHADAP NILAI KETEBALAN ABSTRACT PENGARUH SUHU LARUTAN ELEKTROLIT DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA PADA PLAT BAJA LUNAK TERHADAP NILAI KETEBALAN B a s m a l Teknik Otomotif, Politeknik Pratama Mulia, Surakarta 57149, Indonesia ABSTRACT Effect

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan industri dan teknologi yang dicapai dewasa ini tidak terlepas dari peranan pemanfaatan logam sebagai material penunjang, baik logam murni maupun logam paduan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Logam Logam cor diklasifikasikan menurut kandungan karbon yang terkandung di dalamnya yaitu kelompok baja dan besi cor. Logam cor yang memiliki persentase karbon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam metode pelapisan plastik ABS dengan elektroplating ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, diantaranya adalah tingkat kecerahan suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC Mirza Pramudia 1 1 Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo, Madura Jl. Raya Telang, Po. Box 2 Kamal,

Lebih terperinci

Pengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan

Pengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan Pengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan Bambang Santosa dan Martijanti Syamsa Jurusan Teknik Mesin, Universitas Jenderal Achmad Yani, Bandung Email: martijanti@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL

PENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL PENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL Mentik Hulupi Agustinus Ngatin Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga, Bandung E-mail: hulupimentik@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai

BAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai BAB I PANDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan modern tak lepas dari peranan industri elektroplating. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda motor, mobil, mesin, barang elektronik,

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

Pengaruh konsentrasi larutan dan kuat arus terhadap ketebalan pada proses pelapisan nikel untuk baja karbon rendah

Pengaruh konsentrasi larutan dan kuat arus terhadap ketebalan pada proses pelapisan nikel untuk baja karbon rendah Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Pengaruh konsentrasi larutan dan kuat arus terhadap ketebalan pada proses pelapisan nikel untuk baja karbon rendah Sugiyarta*A.P

Lebih terperinci

STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI RAPAT ARUS

STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI RAPAT ARUS STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI RAPAT ARUS NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Teknik Mesin

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN Reny Afriany 1, Kusmono 2, R. Soekrisno 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin dan Industri,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL PERALATAN RUMAH TANGGA DENGAN PELAPISAN LOGAM

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL PERALATAN RUMAH TANGGA DENGAN PELAPISAN LOGAM PENINGKATAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL PERALATAN RUMAH TANGGA DENGAN PELAPISAN LOGAM Nani Mulyaningsih Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar Jl. Kapten Suparman No 39 Magelang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelapisan Logam Pelapisan logam adalah suatu cara yang dilakukan untuk memberikan sifat tertentu pada suatu permukaan benda kerja, dimana diharapkan benda tersebut akan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perindustrian di Indonesia semakin berkembang, salah satunya adalah industri elektroplating. Beragam barang perhiasan, peralatan rumah tangga, komponen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Proses pelapisan plastik ABS dengan menggunakan metode elektroplating dilaksanakan di PT. Rekayasa Plating Cimahi, sedangkan pengukuran kekasaran, ketebalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Pada penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tentang pelapisan logam komposit yang dapat memperlambat laju korosi serta biaya yang sangat sedikit. Laju korosi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam proses pembuatan komponen-komponen atau peralatan-peralatan permesinan dan industri, dibutuhkan material dengan sifat yang tinggi maupun ketahanan korosi yang

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK HASIL ELEKTROPLATING NIKEL KARBONAT (NiCO 3 ) PADA TEMBAGA (Cu)

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK HASIL ELEKTROPLATING NIKEL KARBONAT (NiCO 3 ) PADA TEMBAGA (Cu) KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK HASIL ELEKTROPLATING NIKEL KARBONAT (NiCO 3 ) PADA TEMBAGA (Cu) Andrisel Putri, Sri Handani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas,Padang Kampus Unand Limau Manis, Pauh Padang

Lebih terperinci

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM BAB VI L O G A M Baja banyak di gunakan dalam pembuatan struktur atau rangka bangunan dalam bentuk baja profil, baja tulangan beton biasa, anyaman kawat, atau pada akhir-akhir ini di pakai juga dalam bentuk

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

PELAPISAN Ni-Co PADA BAJA ST 37 MENGGUNAKAN METODE ELEKTROPLATING DENGAN PERLAKUAN PANAS

PELAPISAN Ni-Co PADA BAJA ST 37 MENGGUNAKAN METODE ELEKTROPLATING DENGAN PERLAKUAN PANAS Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 PELAPISAN Ni-Co PADA BAJA ST 37 MENGGUNAKAN METODE ELEKTROPLATING DENGAN PERLAKUAN PANAS 1 Novizal, 2 Eva Rediawati 1,2 Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

W, 2016 PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH KOROSI DAN PELAPISAN LOGAM

W, 2016 PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH KOROSI DAN PELAPISAN LOGAM LAMPIRAN 5 Lampiran Soal Pre-Test dan Post-Test Nama : NIM : Jurusan : Pre-Test Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar 1. Apa yang dimaksud dengan elektroplating. a. Pelapisan menggunakan bantuan

Lebih terperinci

I. Tujuan. Dasar Teori

I. Tujuan. Dasar Teori I. Tujuan 1. Merangkai rangkaian listrik yang digunakan dalam proses pewarnaan alumunium dalam proses anodizing dengan benar. 2. Dapat menghitung konsentrasi asam sulfat yang digunakan dalam proses pewarnaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing). Secara sederhana, electroplating dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujiaan 4.1.1. Pengujian Ketebalan Lapisan Dengan Coating Gauge Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tebal lapisan yang terdapat pada spesimen dengan menggunakan

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM

02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM 02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM 2.1. Cacat Kristal Diperlukan berjuta-juta atom untuk membentuk satu kristal. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila terdapat cacat atau ketidakteraturan dalam tubuh kristal.

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

Karakterisasi Material Sprocket

Karakterisasi Material Sprocket BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Pengamatan Metalografi 4.1.1 Pengamatan Struktur Makro Pengujian ini untuk melihat secara keseluruhan objek yang akan dimetalografi, agar diketahui kondisi benda uji sebelum

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA-NIKEL PADA BAJA KARBON RENDAH SECARA ELEKTROPLATING TERHADAP NILAI KETEBALAN DAN KEKASARAN

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA-NIKEL PADA BAJA KARBON RENDAH SECARA ELEKTROPLATING TERHADAP NILAI KETEBALAN DAN KEKASARAN Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENGARUH SUHU DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA-NIKEL PADA BAJA KARBON RENDAH SECARA ELEKTROPLATING TERHADAP NILAI KETEBALAN DAN KEKASARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah merambah pada berbagai aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali di dunia industri manufacture (rancang

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan guna memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat sarjana S1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007) BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Proses pengelasan semakin berkembang seiring pertumbuhan industri, khususnya di bidang konstruksi. Banyak metode pengelasan yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Magnet permanen merupakan salah satu material strategis yang memiliki banyak aplikasi terutama dalam bidang konversi energi, sensor, dan elektronika. Dalam hal konversi

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI WAKTU CELUP 4, 6 DAN 8 DETIK TERHADAP TEBAL LAPISAN DAN KEKASARAN TEMBAGA PADA PELAT BAJA KARBON SEDANG DENGAN PROSES ELEKTROPLATING

PENGARUH VARIASI WAKTU CELUP 4, 6 DAN 8 DETIK TERHADAP TEBAL LAPISAN DAN KEKASARAN TEMBAGA PADA PELAT BAJA KARBON SEDANG DENGAN PROSES ELEKTROPLATING NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGARUH VARIASI WAKTU CELUP 4, 6 DAN 8 DETIK TERHADAP TEBAL LAPISAN DAN KEKASARAN TEMBAGA PADA PELAT BAJA KARBON SEDANG DENGAN PROSES ELEKTROPLATING Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN No.06 / Tahun III Oktober 2010 ISSN 1979-2409 KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN Martoyo, Ahmad Paid, M.Suryadiman Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -

Lebih terperinci

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Baja Baja merupakan bahan dasar vital untuk industri. Semua segmen kehidupan, mulai dari peralatan dapur, transportasi, generator, sampai kerangka gedung dan jembatan menggunakan

Lebih terperinci

PENELITIAN. Penerapan Metode Elektroplating Pada Proses Pelapisan Besi Dengan Nikel. Disusun Oleh : ELIZABETH DIANITA IRIANI

PENELITIAN. Penerapan Metode Elektroplating Pada Proses Pelapisan Besi Dengan Nikel. Disusun Oleh : ELIZABETH DIANITA IRIANI PENELITIAN Penerapan Metode Elektroplating Pada Proses Pelapisan Besi Dengan Nikel Disusun Oleh : ELIZABETH DIANITA IRIANI 0631010012 Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Dosen Penguji Pada

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS Oleh : Anna Kristina Halim (02) Ardi Herdiana (04) Emma Ayu Lirani (11) Lina Widyastiti (14) Trisna Dewi (23) KELAS XII IA6 SMA NEGERI 1 SINGARAJA 2011/2012 BAB

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH TEGANGAN DAN SUHU ELEKTROLIT PADA KUALITAS PEWARNAAN KOMPOSIT AL 6061 ABU BATUBARA

ANALISA PENGARUH TEGANGAN DAN SUHU ELEKTROLIT PADA KUALITAS PEWARNAAN KOMPOSIT AL 6061 ABU BATUBARA ANALISA PENGARUH TEGANGAN DAN SUHU ELEKTROLIT PADA KUALITAS PEWARNAAN KOMPOSIT AL 6061 ABU BATUBARA Zainun Achmad Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan teknologi rekayasa material saat ini semakin bervariasi hal ini disebabkan oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam, oleh sebab

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan. BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Data Pengujian. 4.1.1. Pengujian Kekerasan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metoda Rockwell C, pengujian kekerasan pada material liner dilakukan dengan cara penekanan

Lebih terperinci

VARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK. Yusep Sukrawan 1

VARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK. Yusep Sukrawan 1 VARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK Yusep Sukrawan 1 ABSTRAK VARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK. Pelapisan khromium keras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat kerugian yang terjadi yang akan ditimbulkan oleh korosi. ini maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat mencegah korosi

BAB I PENDAHULUAN. Melihat kerugian yang terjadi yang akan ditimbulkan oleh korosi. ini maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat mencegah korosi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Melihat kerugian yang terjadi yang akan ditimbulkan oleh korosi ini maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat mencegah korosi salah satu cara untuk mencegah korosi

Lebih terperinci

13 14 : PERLAKUAN PERMUKAAN

13 14 : PERLAKUAN PERMUKAAN 13 14 : PERLAKUAN PERMUKAAN Proses perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat pada seluruh bagian logam dikenal dengan nama proses perlakuan panas / laku panas (heat treatment). Sedangkan proses perlakuan

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS PADA HARD CHROME ELECTROPLATING TERHADAP KARAKTERISTIK PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH

STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS PADA HARD CHROME ELECTROPLATING TERHADAP KARAKTERISTIK PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS PADA HARD CHROME ELECTROPLATING TERHADAP KARAKTERISTIK PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH Harnowo Supriadi Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

03/01/1438 KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA KLASIFIKASI BAJA 1) BAJA PEGAS. Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya

03/01/1438 KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA KLASIFIKASI BAJA 1) BAJA PEGAS. Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya KLASIFIKASI BAJA KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA L U K H I M U L I A S 1 Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya 1) BAJA PEGAS Baja pegas adalah baja karbon yang mengandung 0,5-1,0% karbon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Disusun : SUDARMAN NIM : D.200.02.0196 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan

Lebih terperinci

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH C.11. Variasi waktu hard chromium plating (Sutrisno) VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH Sutrisno Program Studi

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENGARUH TEBAL PELAPISAN CHROME TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA BAJA SS400 DENGAN METODE ELEKTROPLATING Disusun Oleh : Nama : Mulyudha NPM : 20408600 Jurusan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. material lainnya yang dipergunakan sehari-hari memerlukan proses. penyelesaian akhir sebelum digunakan. Proses ini disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. material lainnya yang dipergunakan sehari-hari memerlukan proses. penyelesaian akhir sebelum digunakan. Proses ini disebut dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap benda logam baik baja, besi maupun aluminium dan material lainnya yang dipergunakan sehari-hari memerlukan proses penyelesaian akhir sebelum digunakan. Proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan sampel Sampel yang digunakan adalah pelat baja karbon rendah AISI 1010 yang dipotong berbentuk balok dengan ukuran 55mm x 35mm x 8mm untuk dijadikan sampel dan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH WAKTU TAHAN CELUP PROSES ELEKTROPLATING TEMBAGA TERHADAP KETEBALAN PELAPISAN PADA PLAT BAJA KARBON TINGGI DENGAN VARIASI TAHAN 10,12 DAN 14 DETIK Naskah Publikasi Diajukan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Teknologi pelapisan logam dewasa ini banyak dikembangkan, kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Teknologi pelapisan logam dewasa ini banyak dikembangkan, kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi pelapisan logam dewasa ini banyak dikembangkan, kebutuhan akan logam bukan hanya didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan hasil yang kuat dan keras saja, tetapi

Lebih terperinci

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja Heat Treatment Pada Logam Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma Proses Perlakuan Panas Pada Baja Proses perlakuan panas adalah suatu proses mengubah sifat logam dengan cara mengubah struktur mikro

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL Pramuko I. Purboputro Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal

Lebih terperinci

PENGARUH PROSENTASE KARBON PADA BAJA KARBON PROSES ELECTROPLATING TEMBAGA

PENGARUH PROSENTASE KARBON PADA BAJA KARBON PROSES ELECTROPLATING TEMBAGA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGARUH PROSENTASE KARBON PADA BAJA KARBON PROSES ELECTROPLATING TEMBAGA Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat - Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjan Teknik (S1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.1 halaman 1 April 2012 Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga ABSTRACT Setyowati, Y.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian komposisi kimia Pengujian komposisi kimia dilakukan dengan mesin spektrum komposisi kimia Optical Emission Spectrometer dan memberikan hasil pembacaan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi merupakan salah satu permasalahan penting yang harus dihadapi oleh berbagai macam sektor industri di Indonesia terutama industri perkapalan. Tidak sedikit

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pengertian Las Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Untuk mempermudah penelitian proses anodizing maka dibuat diagram alir penelitian proses anodizing, dapat ditunjukkan pada Gambar 3.1. Mulai Observasi

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH Sumidi, Helmy Purwanto 1, S.M. Bondan Respati 2 Program StudiTeknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGARUH WAKTU TAHAN CELUP TERHADAP TINGKAT GLOSS DAN KETEBALAN PELAPISAN TEMBAGA PADA BAJA KARBON SEDANG DENGAN VARIASI 8 DETIK, 9 DETIK DAN 10 DETIK PROSES ELECTROPLATING Disusun

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Penelitian Sebelumnya

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Penelitian Sebelumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Arthana(2014), meneliti tentang ketahanan aus lapisan ni-cr pada dinding silinder liner yang juga meneliti melalui proses powder flame spray coating. penelitian

Lebih terperinci

07: DIAGRAM BESI BESI KARBIDA

07: DIAGRAM BESI BESI KARBIDA 07: DIAGRAM BESI BESI KARBIDA 7.1. Diagram Besi Karbon Kegunaan baja sangat bergantung dari pada sifat sifat baja yang sangat bervariasi yang diperoleh dari pemaduan dan penerapan proses perlakuan panas.

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Korosi Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan logam atau berkarat. Korosi adalah terjadinya perusakan material (khususnya logam)

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo 1 PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX Sulaksono Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambar Alat Percobaan 1 4 2 5 3a 6 8 7 3b Gambar 11. Rangkaian alat percobaan Keterangan gambar: 1. Amperemeter 2. Rangkaian pengubah arus 3. Elektroda; a. anoda (tembaga),

Lebih terperinci

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X. PENGARUH PELAPISAN NIKEL (Ni) TERHADAP LAJU KOROSI PADA IMPELLER POMPA

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X. PENGARUH PELAPISAN NIKEL (Ni) TERHADAP LAJU KOROSI PADA IMPELLER POMPA PENGARUH PELAPISAN NIKEL (Ni) TERHADAP LAJU KOROSI PADA IMPELLER POMPA Oleh : Drs. Syafrul Hadi, M.Eng 1 Dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Padang e-mail syafrul_hadi@yahoo.com Abstrak Pelapisan Ni

Lebih terperinci

PENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H 2 SO 4 15%

PENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H 2 SO 4 15% PENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H 2 SO 4 15% Arif Andrianto*, Suwardiyono, Laeli Kurniasari Jurusan Teknik Kimia Fakultas

Lebih terperinci

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( ) KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 36 BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 3.1 Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam penelitian dan pengujian ini antara lain: 1. Tabung Nitridasi Tabung nitridasi merupakan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340 ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 30 Sasi Kirono, Eri Diniardi, Seno Ardian Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak.

Lebih terperinci

PELAPISAN ALLOY BERBASIS NIKEL PADA SUBSTRAT CARBON STEEL UNTUK SISTEM PEMIPAAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI PANAS BUMI

PELAPISAN ALLOY BERBASIS NIKEL PADA SUBSTRAT CARBON STEEL UNTUK SISTEM PEMIPAAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI PANAS BUMI 0032: Kemas A. Zaini Thosin dkk. MT-1 PELAPISAN ALLOY BERBASIS NIKEL PADA SUBSTRAT CARBON STEEL UNTUK SISTEM PEMIPAAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI PANAS BUMI Kemas A. Zaini Thosin 1,, Eni Sugarti 1,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. terbentuk dari larutan logam dan kompon iron carbide. Kandungan karbon

II. TINJAUAN PUSTAKA. terbentuk dari larutan logam dan kompon iron carbide. Kandungan karbon II. TINJAUAN PUSTAKA A. Baja Karbon Logam besi (ferrous metals) dan paduan didasarkan pada elemen logam dari unsur besi tersebut. Besi merupakan sebuah logam kelabu yang lunak, yang terbentuk dari larutan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA PENELITIAN 1. Material Penelitian a. Tipe Baja : A 516 Grade 70 Bentuk : Plat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja A 516 Grade 70 Komposisi Kimia Persentase (%) C 0,1895 Si

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi pemesinan saat ini telah berkembang sangat pesat, bermula pada tahun 1940-an dimana pembuatan produk benda masih menggunakan mesin perkakas konvensional

Lebih terperinci