ANALISIS BANK LENDING CHANNEL DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA OLEH DESY ANDRIYANI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS BANK LENDING CHANNEL DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA OLEH DESY ANDRIYANI H"

Transkripsi

1 ANALISIS BANK LENDING CHANNEL DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA OLEH DESY ANDRIYANI H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 RINGKASAN DESY ANDRIYANI. Analisis Bank Lending Channel dalam Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia (dibimbing oleh IMAN SUGEMA). Sebagaimana umumnya negara berkembang, pembiayaan sektor riil di Indonesia masih didominasi oleh perbankan. Kredit merupakan salah satu instrumen yang sangat berperan bagi dunia usaha untuk meningkatkan produktivitasnya. Hal ini diharapkan dapat menciptakan kondisi dunia usaha yang kondusif sehingga dapat meningkatkan investasi yang pada akhirnya berimplikasi pada meningkatnya output nasional. Menurunnya penyaluran kredit semasa krisis dan lambatnya pertumbuhan penyaluran kredit sering disebut sebagai salah satu faktor yang menyebabkan proses pemulihan ekonomi Indonesia berjalan lambat. Berbagai kebijakan mengenai perkreditan, misalnya dalam Pakjun 1983, Pakto 1988 dan Pakto 2006 membuktikan begitu besarnya perhatian otoritas moneter terhadap kredit sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi. Kebijakan tersebut bertujuan agar perbankan sebanyak mungkin menyalurkan kredit kepada sektor riil. Hal ini membuktikan pentingnya jalur kredit sebagai mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia. Adanya informasi yang tidak simetris (assymetric information) antara bank dengan debitur menyebabkan pasar kredit tidak selalu berada dalam keseimbangan. Kenaikan simpanan masyarakat tidak selalu diikuti dengan kenaikan secara proporsional pada kredit yang disalurkan perbankan. Penelitian ini akan membahas hubungan jangka panjang penawaran dan permintaan kredit, serta suku bunga kredit. Penelitian ini juga akan menganalisis respon kredit, modal bank, suku bunga kredit, inflasi dan output terhadap guncangan kebijakan moneter. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series bulanan dari bulan Januari tahun 2000 sampai bulan Desember tahun 2006 yang terdiri dari data total kredit yang disalurkan perbankan, posisi modal bank, suku bunga kredit, suku bunga SBI, laju inflasi dan output riil. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Eror Correction (VEC) dengan memberikan restriksi pada vektor kointegrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada jangka panjang penawaran kredit dipengaruhi oleh suku bunga kredit dan modal bank secara positif, serta oleh suku bunga SBI sebagai proksi kebijakan moneter dengan tanda negatif. Hasil ini membuktikan keberadaan bank lending channel dalam transmisi kebijakan moneter di Indonesia. Suku bunga kredit berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit. Peningkatan output yang mencerminkan peningkatan aktivitas sektor riil berpengaruh pada peningkatan permintaan kredit. Suku bunga SBI, laju inflasi, dan output riil memiliki pengaruh positif terhadap suku bunga kredit. Guncangan kebijakan moneter akan direspon negatif oleh kredit yang disalurkan perbankan, dan direspon positif oleh tingkat suku bunga kredit. Kebijakan moneter kontraktif yang dilakukan dengan kenaikan suku bunga SBI akan berdampak pada peningkatan suku bunga kredit dan menurunnya kredit yang

3 disalurkan perbankan. Hal ini selanjutnya akan berdampak pada penurunan aktivitas sektor riil dan output. Dengan adanya pengaruh suku bunga SBI sebagai proksi kebijakan moneter terhadap kredit yang disalurkan perbankan dan tingkat suku bunga kredit, otoritas moneter dharapkan dapat menetapkan tingkat suku bunga SBI yang dapat mendukung penyaluran kredit perbankan. Pemerintah juga diharapkan dapat menciptkan iklim usaha yang kondusif, karena peningkatan aktivitas sektor riil akan berdampak pada meningkatnya permintaan kredit dan tumbuhnya kepercayaan perbankan dalam penyaluran kreditnya. Meningkatnya pemberian kredit perbankan diharapkan dapat memacu pertumbuhan sektor riil secara berkelanjutan.

4 ANALISIS BANK LENDING CHANNEL DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA Oleh DESY ANDRIYANI H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

5 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Desy Andriyani Nomor Registrasi Pokok : H Program Studi : Ilmu Ekonomi Judul Skripsi : Analisis Bank Lending Channel dalam Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Iman Sugema, M.Ec NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S NIP Tanggal Kelulusan :

6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Januari 2008 Desy Andriyani H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Desy Andriyani lahir pada tanggal 14 Desember 1985 di Jakarta. Penulis dibesarkan di Kota Cibinong-Bogor oleh kedua orang tua penulis, yaitu pasangan Drs. Helman dan Kuspiantini. Penulis merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Jenjang pendidikan formal penulis dimulai di TK Taman Rejeki Cibinong selama satu tahun. Penulis menamatkan pendidikan sekolah dasar di SD Taman Rejeki Cibinong pada tahun 1997, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri I Cibinong dan lulus pada tahun Pendidikan menengah atas penulis ditempuh di SMU Negeri I Cibinong dan lulus pada tahun Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Semasa menempuh pendidikan di bangku kuliah, penulis pernah menjadi pengurus HIPOTESA periode dan menjadi panitia beberapa kegiatan yang diadakan dalam kampus, yaitu The Third Economics Contest, HIPOTEX-R dan Entrepreneur Expo Days 2005.

8 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Teriring pula shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa agama Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Skripsi yang berjudul Analisis Bank Lending Channel dalam Transmisi Moneter di Indonesia ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Manajemen IPB. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Iman Sugema, M.Ec. yang telah membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Noer Azam Achsani, M.S. dan Syamsul Hidayat Pasaribu, SE, M.Si. selaku dosen penguji utama dan komisi pendidikan yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan yang berarti pada hasil penelitian penulis. 3. Kedua orang tua penulis, Drs. Helman dan Kuspiantini, serta kakak penulis, Gita Amelia, SE, atas segala doa dan kasih sayangnya. 4. K Iqbal, K Ade, K Nilam, dan K Fickry yang telah memberikan masukan dan dukungan dalam penelitian penulis. 5. Yogi, teman sebimbingan, teman-teman penulis : Abon, Asih, Bety, Depe, Halida, Heni, Oppie, Prima, Tanti, Vivi dan seluruh teman-teman Ilmu Ekonomi angkatan 40 atas kebersamaan dan semangat yang telah menguatkan langkah perjalanan penyelesaian skripsi ini. 6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan. Dengan kerendahan hati, penulis meminta maaf dan mengharapkan

9 kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan penulis. Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan. Wassalamu alaikum Wr.Wb. Bogor, Januari 2008 Desy Andriyani H

10 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii I. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Perumusan Masalah... 3 Tujuan Penelitian... 4 Manfaat Penelitian... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA... 6 Definisi, Jenis-Jenis, dan Fungsi Kredit... 6 Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter... 9 Mekanisme Transmisi melalui Jalur Kredit (Credit Channel) Jalur Pinjaman Bank (Bank Lending Channel) Jalur Neraca Perusahaan (Balance Sheet Channel) Informasi yang Asimetri pada Pasar Kredit Penelitian Terdahulu.. 17 Kerangka Pemikiran Hipótesis Penelitian 20 III. METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Model Penelitian Metode Analisis Data Model Umum VAR Uji Non Stasioneritas Pemilihan Panjang Lag Optimal Uji Kointegrasi 27

11 Vector Error Correction Restrictions Impulse Response Function (IRF) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Non Stasioneritas Penentuan Lag Optimal Uji Kointegrasi Persamaan Jangka Panjang Penawaran, Permintaan, Suku Bunga Kredit Respon Kredit, Modal Bank, Suku Bunga Kredit, Inflasi dan Output terhadap Guncangan Kebijakan Moneter V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 46

12 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1.1. Indikator Kinerja Perbankan Hasil Pengujian Akar Unit pada Level Hasil Pengujian Akar Unit pada First Difference Penentuan Lag Optimal Hasil Johansen Trace Statistic Test Hasil Estimasi VEC Restrictions... 33

13 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 2.2. Mekanisme Transmisi Moneter sebagai Black Box Mekanisme Transmisi Saluran Kredit Pasar Kredit dalam Kondisi Informasi yang Asimetri Kerangka Pemikiran Respon kredit bank terhadap guncangan kebijakan moneter Respon modal bank terhadap guncangan kebijakan moneter Respon suku bunga kredit terhadap guncangan kebijakan moneter Respon inflasi terhadap guncangan kebijakan moneter Respon output terhadap guncangan kebijakan moneter

14 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Data yang Digunakan Grafik Data yang Digunakan Uji Akar Unit Penentuan Lag Optimal Uji Kestabilan VAR Uji Kointegrasi Summary Uji Kointegrasi Asumsi

15 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kredit merupakan salah satu instrumen yang sangat berperan bagi dunia usaha untuk meningkatkan produktivitasnya. Meningkatnya produktivitas diharapkan dapat menciptakan kondisi dunia usaha yang kondusif sehingga dapat meningkatkan investasi yang pada akhirnya berimplikasi pada meningkatnya output nasional. Besarnya peranan kredit menyebabkan otoritas moneter menganggap kredit sebagai salah satu alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Berbagai kebijakan yang telah ditetapkan mengenai perkreditan membuktikan besarnya perhatian otoritas moneter terhadap kredit sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi. Kredit sebagai sumber pembiayaan sektor riil menunjang kegiatan operasional dan aktivitas sektor riil. Pakjun (Paket Juni) 1983 dan Pakto (Paket Oktober) 1988 merupakan langkah penting deregulasi sektor perbankan di Indonesia. Dengan dikeluarkannya kebijakan tersebut, bank-bank memperoleh kebebasan dalam menentukan besarnya kredit yang diberikan sesuai dengan dana masyarakat yang dapat dihimpun. Di samping itu, bank-bank pemerintah diberi kebebasan menentukan sendiri tingkat suku bunga baik suku bunga dana maupun kredit. Kebijakan tersebut bertujuan agar perbankan sebanyak mungkin membiayai pemberian kreditnya dengan dana simpanan masyarakat. Krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 menyebabkan sektor perbankan terkena dampaknya dari berbagai sisi. Krisis nilai tukar telah

16 meningkatkan kerentanan terhadap posisi hutang dalam valuta asing, khususnya USD, sehingga memberatkan sisi liability (pasiva) bank. Di sisi aset, dampak dari banyaknya debitur yang default juga telah mengakibatkan aktiva bank terus memburuk sebagaimana tercermin pada kredit bermasalah atau non performing loans (NPLs) yang meningkat. Sementara itu, upaya stabilisasi ekonomi melalui pengetatan likuiditas yang berdampak pada kenaikan suku bunga menyebabkan negative spread di sektor perbankan karena peningkatan suku bunga dana yang tajam tidak diimbangi oleh peningkatan suku bunga pinjaman. Tabel 1.1. Indikator Kinerja Perbankan Tahun Total Aset (Rp Milyar) Kredit (Rp Milyar) CAR (%) LDR (%) ROA (%) NPL (%) ,3 150,271 9,9 78,5 1,0 16, ,7 188,880 12,5 81,2 0,6 13, ,8 234,611 11,9 81,0 1,1 11, ,9 292,921 11,8 178,3 1,2 9, ,2 378,134 9,2 82,6 1,4 8, ,5 487,426-15,7 72,4-18,8 53, ,7 225,133-8,1 26,0-6,1 36, ,2 269,000 2,3 33,7 1,0 19, ,6 307,594 19,3 33,1 1,4 11, ,1 365,410 23,1 38,4 2,0 7, ,8 437,942 19,4 43,2 2,5 6, ,3 559,470 19,4 61,8 3,5 5, , ,5 64,7 2,6 8, ,5 792,297 20,5 64,7 2,6 7,0 Sumber : Bank Indonesia, Menurunnya penyaluran kredit semasa krisis dan lambatnya pertumbuhan penyaluran kredit sering disebut sebagai salah satu faktor yang menyebabkan proses pemulihan ekonomi Indonesia berjalan lebih lambat dibandingkan negara lain yang juga mengalami krisis ekonomi. Meskipun kondisi makroekonomi dalam beberapa tahun terakhir relatif membaik, tercermin dari terkendalinya laju

17 inflasi, stabilnya nilai tukar, dan turunnya suku bunga, namun kredit yang disalurkan perbankan belum cukup menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi untuk kembali pada level sebelum krisis Pakto (Paket Oktober) 2006 dikeluarkan dilatarbelakangi oleh lesunya sektor riil akibat minimnya kredit yang disalurkan perbankan. Saat ini, bank-bank lebih memilih menanamkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) karena dianggap lebih aman daripada kredit. Karena itu, bank sentral sedikit melonggarkan kebijakan supaya kredit yang tersalurkan bisa optimal. Inti dari deregulasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan fungsi intermediasi perbankan dalam menyalurkan kredit dengan tetap mengandalkan prinsip kehati-hatian. Bank lending channel menekankan pada peranan bank yang unik dalam penyaluran kredit kepada debitur yang bergantung pada kredit perbankan dan tidak dapat mengakses pasar modal. Jika penawaran kredit bank menurun akibat pengetatan moneter, debitur yang bergantung pada kredit perbankan akan mengatur ulang keputusan investasi dan pengeluarannya. Pembiayaan usaha dari kredit bank akan berkurang dan dampaknya adalah penurunan aktivitas pada dunia usaha Perumusan Masalah Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui saluran uang beranggapan bahwa semua dana yang dimobilisasi perbankan dari masyarakat dalam bentuk uang beredar dipergunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit perbankan. Dalam kenyataannya, anggapan seperti itu

18 tidak selamanya benar. Di samping dana yang tersedia, perilaku penawaran kredit perbankan juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan kondisi perbankan itu sendiri. Selain itu, tidak semua permintaan kredit dapat dipenuhi oleh bank-bank, khususnya karena kondisi keuangan debitur yang dinilai bank tidak layak. Adanya informasi yang tidak simetris (assymetric information) antara bank dengan debitur menyebabkan pasar kredit tidak selalu berada dalam keseimbangan. Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah apakah bank lending channel berlaku dalam transmisi kebijakan moneter di Indonesia? Secara spesifik, permasalahan dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah persamaan jangka panjang penawaran dan permintaan kredit, serta persamaan suku bunga kredit di Indonesia, apakah kebijakan moneter yang ditetapkan Bank Sentral mempengaruhi jumlah kredit yang disalurkan perbankan dan suku bunga kredit? 2. Bagaimanakah respon kredit, modal bank, suku bunga kredit, inflasi dan output terhadap guncangan kebijakan moneter? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah menganalisis keberadaan jalur peminjaman bank dalam transmisi kebijakan moneter di Indonesia. Secara rinci, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi persamaan jangka panjang penawaran dan permintaan kredit, serta persamaan suku bunga kredit. Mengetahui apakah kebijakan moneter

19 yang ditetapkan Bank Sentral mempengaruhi jumlah kredit yang disalurkan perbankan dan suku bunga kredit. 2. Menganalisis respon kredit, modal bank, suku bunga kredit, inflasi dan output terhadap guncangan kebijakan moneter Manfaat Penelitian Penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia melalui jalur peminjaman bank (bank lending channel). Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berwenang sebagai referensi dalam menentukan dan melaksanakan kebijakan moneter. Selain itu, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pembacanya dan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut. Bagi penulis sendiri, penelitian ini merupakan wadah pembelajaran untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh.

20 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi, Jenis-Jenis, dan Fungsi Kredit Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan (Kasmir, 2004). Sedangkan bagi pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali. Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan memberikan nilai ekonomi kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur dan debitur. Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kesepakatan antara bank (kreditur) dan nasabah (debitur) akan menghasilkan perjanjian yang mencakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta besarnya bunga yang ditetapkan bersama.

21 Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis kreditnya. Dalam praktiknya, pemberian fasilitas kredit oleh bank kepada masyarakat dan dunia usaha dikelompokkan ke dalam beberapa jenis. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki berbagai karakteristik tertentu. Dilihat dari segi kegunaan, kredit dibagi menjadi dua jenis, yaitu kredit investasi dan kredit modal kerja. Kredit investasi adalah kredit yang digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek dan pabrik baru di mana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama perusahaan. Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. Jika dilihat dari segi tujuan pemakaian, kredit dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu kredit produktif, kredit konsumtif, dan kredit perdagangan. Kredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha, produksi atau investasi. Kredit ini diberikan dengan tujuan pemakaian untuk menghasilkan barang dan jasa. Kredit konsumtif merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

22 Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian antara lain sebagai berikut : 1. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari uang, dalam arti : a. Para pemilik uang atau modal dapat secara langsung meminjamkan uangnya kepada para pengusaha yang memerlukan untuk meningkatkan produksi atau usahanya. b. Para pemilik uang atau modal dapat menyimpan uangnya pada lembagalembaga keuangan, yang kemudian oleh lembaga-lembaga keuangan tersebut diusahakan dalam bentuk pemberian kredit. 2. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang dalam arti kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan alat pembayaran baru seperti cek, bilyet giro dan wesel sehingga apabila pembayaran-pembayaran dilakukan dengan cek, bilyet giro dan wesel maka akan dapat meningkatkan peredaran uang giral. Selain itu kredit perbankan yang ditarik tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal sehingga arus lalu lintas uang akan berkembang pula. 3. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari barang dalam arti dengan mendapat kredit para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat. 4. Kredit dapat menjadi salah satu alat stabilisasi ekonomi dalam arti bila keadaan ekonomi kurang sehat, kebijakan diarahkan kepada usaha-usaha antara lain pengendalian inflasi, peningkatan ekspor dan pemenuhan

23 kebutuhan pokok rakyat dimana untuk menekan laju inflasi pemerintah melindungi usaha -usaha yang bersifat nonspekulatif. 5. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat dalam arti bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha dibidang permodalan tersebut sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya. 6. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dalam arti dengan bantuan kredit dari bank para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Apabila perluasan usaha serta pendirian proyek-proyek baru telah selesai maka untuk mengelolanya diperlukan pula tenaga kerja, maka pemerataan pendapatan akan meningkat pula. 7. Kredit dapat sebagai alat hubungan ekonomi internasional dalam arti bankbank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit baik secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Bantuan dalam bentuk kredit ini tidak saja dapat mempererat hubungan ekonomi antarnegara yang bersangkutan tetapi juga dapat meningkatkan hubungan internasional Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Perekonomian sebuah negara yang terbuka (open economy) terdiri dari empat sektor yang saling berkaitan, yaitu sektor moneter, riil, fiskal, dan eksternal. Hubungan antara sektor moneter dan sektor riil terjadi melalui mekanisme transmisi (mechanism of transmission). Mekanisme transmisi

24 kebijakan moneter pada dasarnya menggambarkan bagaimana kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral mempengaruhi berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan akhir yang ditetapkan, yaitu pertumbuhan ekonomi dan inflasi (Warjiyo, 2004). Mekanisme transmisi moneter dimulai dari tindakan bank sentral dengan menggunakan instrumen moneter dalam melaksanakan kebijakan moneternya. Tindakan itu kemudian berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi dan keuangan melalui berbagai saluran transmisi kebijakan moneter, yaitu saluran uang, kredit, suku bunga, nilai tukar, harga aset, dan ekspektasi. Di bidang keuangan, kebijakan moneter berpengaruh terhadap perkembangan suku bunga, nilai tukar, dan harga saham di samping volume dana masyarakat yang disimpan di bank, kredit yang disalurkan bank kepada dunia usaha, penanaman dana pada obligasi, saham maupun sekuritas lainnya. Sementara itu, di sektor ekonomi riil kebijakan moneter selanjutnya mempengaruhi perkembangan konsumsi, investasi, ekspor dan impor, hingga pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang merupakan sasaran akhir kebijakan moneter. Dalam kenyataannya, mekanisme transmisi kebijakan moneter merupakan proses yang kompleks, dan karenanya dalam teori ekonomi moneter sering disebut dengan black box (Bernanke dan Gertler, 1995) seperti digambarkan pada Gambar 2.2. Hal ini terutama karena transmisi dimaksud banyak dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu perubahan perilaku bank sentral, perbankan, dan para pelaku ekonomi dalam berbagai aktivitas ekonomi dan keuangannya, lamanya tenggat waktu (lag) sejak kebijakan moneter ditempuh sampai sasaran inflasi tercapai,

25 serta terjadinya perubahan pada saluran-saluran transmisi moneter itu sendiri sesuai dengan perkembangan ekonomi dan keuangan di negara yang bersangkutan. Kebijakan Moneter? Inflasi Output Sumber: Warjiyo, Gambar 2.2. Mekanisme Transmisi Moneter sebagai Black Box 2.3. Mekanisme Transmisi melalui Jalur Kredit (Credit Channel) Mekanisme transmisi melalui jalur kredit bekerja dengan memanfaatkan media pasar utang atau pasar kredit. Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi antara Surplus Spending Unit (SSU) dan Defisit Spending Unit (DSU) memainkan peranan penting dalam mekanisme kebijakan moneter melalui jalur kredit. Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur kredit didasarkan pada asumsi bahwa tidak semua simpanan masyarakat oleh perbankan selalu disalurkan sebagai kredit kepada dunia usaha (Warjiyo, 2004). Dengan kata lain, fungsi intermediasi perbankan tidak selalu berjalan normal, dalam arti bahwa kenaikan simpanan masyarakat tidak selalu diikuti dengan kenaikan secara proporsional pada kredit yang disalurkan perbankan. Mekanisme transmisi melalui jalur kredit digambarkan pada Gambar 2.3. Dalam konteks interaksi antara bank sentral dengan perbankan dan para pelaku ekonomi dalam tahapan proses perputaran uang dalam ekonomi, mekanisme transmisi moneter melalui jalur kredit dapat dijelaskan sebagai

26 berikut. Pada tahap pertama, interaksi antara bank sentral dengan perbankan terjadi di pasar uang rupiah. Interaksi ini terjadi karena di satu sisi bank sentral melakukan operasi moneter utuk pencapaian sasaran operasionalnya baik berupa uang primer ataupun suku bunga jangka pendek, sementara di sisi lain bank-bank melakukan transaksi di pasar uang untuk pengelolaan likuiditasnya. Interaksi ini akan mempengaruhi tidak saja perkembangan suku bunga jangka pendek di pasar uang tetapi juga besarnya dana yang akan dialokasikan bank-bank dalam bentuk instrumen likuiditas maupun untuk penyaluran kreditnya. BANK SENTRAL PERBANKAN NFA NCG NCB Uang Primer OPT NOI Pasar Uang Rupiah NFA Reserves SB & PUAB Kredit Uang Beredar (M1, M2) Modal Kegiatan Ekonomi PELAKU EKONOMI Kredit Modal Kerja & Investasi Sumber : Warjiyo, Gambar Mekanisme Transmisi Saluran Kredit Jalur kredit menekankan pentingnya pasar kredit dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter yang tidak selalu berada dalam kondisi keseimbangan karena adanya asymetric information atau sebab-sebab lain. Dalam kaitan ini, terdapat dua jenis saluran kredit yang akan mempengaruhi transmisi moneter dari sektor keuangan ke sektor riil, yaitu jalur pinjaman bank (bank lending channel) dan jalur neraca perusahaan (balance sheet channel).

27 Jalur pinjaman (kredit) bank lebih menekankan pada perilaku bank yang cenderung melakukan seleksi kredit karena informasi asimetris atau sebab-sebab lain. Di sisi lain, jalur neraca perusahaan lebih menekankan pada kondisi keuangan perusahaan yang berpengaruh dalam penyaluran kredit, khususnya kondisi leverage perusahaan Jalur Pinjaman Bank (Bank Lending Channel) Jalur pinjaman bank menekankan pengaruh kebijakan moneter pada kondisi keuangan bank. Menurut jalur pinjaman bank, selain sisi aset, sisi liabilitas bank juga merupakan komponen penting dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter. Apabila Bank Sentral melaksanakan kebijakan moneter ekspansif, misalnya dengan meningkatkan jumlah uang beredar, maka suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) akan turun. Penurunan suku bunga SBI akan menurunkan kuantitas SBI dan sebaliknya akan meningkatkan deposito. Hal ini akan membuat penawaran kredit meningkat dan menyebabkan suku bunga deposito turun. Karena biaya dana (cost of fund) turun, maka suku bunga pinjaman juga akan turun, sehingga mengurangi tindakan moral hazard dan adverse selection oleh perusahaan. Kondisi demikian akan mendorong meningkatnya pinjaman, yang selanjutnya akan meningkatkan pengeluaran melalui investasi dan pada akhirnya akan meningkatkan output. Skema kebijakan moneter dalam bank lending channel digambarkan sebagai berikut (Mishkin, 2001) : M bank deposits bank loan investasi output. Ada dua hal yang menjadi syarat bagi berlakunya channel ini, yaitu :

28 1. kredit dan surat berharga bukan merupakan substitusi sempurna bagi sebagian peminjam atau sebagian peminjam bergantung pada kredit bank, dan 2. bank sentral harus mampu mempengaruhi ketersediaan kredit bank. Implikasi penting dari credit view adalah kebijakan moneter akan memiliki efek yang lebih besar pada perusahaan kecil dibandingkan pada perusahaan besar (Mishkin, 2001). Hal ini disebabkan perusahaan kecil lebih bergantung pada kredit bank, sedangkan perusahaan besar dapat mengakses pasar modal secara langsung melalui penerbitan saham dan obligasi Jalur Neraca Perusahaan (Balance Sheet Channel) Jalur neraca perusahaan menekankan pengaruh kebijakan moneter pada kondisi keuangan perusahaan, dan selanjutnya mempengaruhi akses perusahaan untuk mendapatkan kredit. Dalam hal ini, apabila Bank Sentral melakukan kebijakan moneter yang ekspansif, maka suku bunga di pasar uang akan turun, yang mendorong harga saham mengalami peningkatan. Sejalan dengan peningkatan tersebut, nilai bersih perusahaan (networth) akan meningkat disebabkan meningkatnya harga equity yang selanjutnya akan mengurangi tindakan adverse selection dan moral hazard oleh perusahaan. Kondisi ini mendorong peningkatan pemberian kredit oleh bank, selanjutnya meningkatkan investasi, dan pada akhirnya meningkatkan output. Jalur tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Mishkin, 2001): M P equity adverse selection dan moral hazard Lending investasi output

29 2.4. Informasi yang Asimetri pada Pasar Kredit Adanya informasi yang asimetri (assymetric information) di pasar keuangan menyebabkan bank mengenakan premium yang lebih tinggi kepada debitur dibandingkan suku bunga pada pasar yang sempurna. Premi ini berbanding terbalik dengan dana sendiri yang dimiliki debitur. Semakin kecil dana sendiri, semakin besar peluang debitur melakukan moral hazard dan adverse selection. Hal ini menyebabkan semakin tinggi pula premi yang dikenakan oleh bank. Akibatnya, dalam pasar yang diwarnai oleh informasi yang asimetri, tingkat suplai kredit perbankan lebih kecil dari yang seharusnya (Agung, et al. 2001). Biaya Dana S r + p r D Sumber : Agung, et al., F L L* Dana Investasi Gambar 2.4. Pasar Kredit dalam Kondisi Informasi yang Asimetris Gambar 2.4. mengilustrasikan hubungan antara penawaran dan permintaan dana untuk investasi. Dalam pasar kredit yang sempurna, debitur dapat memperoleh modal seberapapun yang mereka perlukan pada tingkat suku bunga riil r, sehingga kurva penawaran merupakan garis horizontal r. Kurva permintaan

30 kredit (D) ditentukan oleh peluang investasi, yaitu ekspektasi keuntungan mendatang. Kondisi keseimbangan kredit berada pada perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran dana, yaitu L *. Kebijakan moneter yang kontraktif menyebabkan suku bunga riil meningkat, kurva penawaran bergeser ke atas sehingga menurunkan tingkat investasi modal. Dalam kondisi pasar keuangan yang tidak sempurna, kurva penawaran tidak lagi mendatar. Sampai pada tingkat tertentu dimana kebutuhan investasi dapat dipenuhi dari modal sendiri (F), kurva S mendatar, tetapi ketika tingkat investasi sudah melebihi modal sendiri, kurva S menjadi miring ke kanan (upward sloping). Ini menggambarkan bahwa semakin besar modal eksternal yang diperlukan, semakin besar peluang terjadi moral hazard sehingga premi (r) yang dikenakan semakin besar (menjadi r + p). Dalam kondisi tersebut, keseimbangan investasi menjadi L yang lebih rendah dari L *. Dari gambar juga tercermin bahwa semakin besar modal sendiri, semakin besar keseimbangan investasi. Kurva S bagi perusahaan yang menghadapi premium yang lebih tinggi lebih curam dibanding perusahaan dengan premium yang lebih rendah sehingga dampak perubahan cash flow dari perusahaan ini lebih besar. Kenaikan suku bunga karena kebijakan moneter bukan saja menaikkan kurva S tetapi juga menurunkan F, sehingga dampaknya pada investasi lebih besar dari sekedar dampak kenaikan biaya modal.

31 2.5. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai bank lending channel telah banyak dilakukan, baik di Indonesia sendiri maupun di luar negeri. Berikut ini akan dipaparkan beberapa penelitian terdahulu yang menganalisis bank lending channel dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter. Penelitian Agung, et al. (2002) memberikan bukti empiris yang lengkap mengenai bekerjanya saluran kredit perbankan (bank lending channel) dalam transmisi moneter di Indonesia sebelum dan sesudah krisis. Penelitian ini memfokuskan pada pertanyaan apakah kebijakan moneter berpengaruh terhadap volume kredit bank. Ada tiga metode yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama, dengan menggunakan analisis VAR, studi ini menganalisis bagaimana perubahan suku bunga kebijakan moneter berpengaruh terhadap perilaku bank dalam operasinya, baik terhadap deposito, kredit, maupun surat-surat berharga. Kedua, metode VECM untuk mengidentifikasi permintaan dan penawaran kredit dan menguji penyesuaian keseimbangan jangka pendek. Ketiga, data panel individual bank diteliti untuk mengetahui apakah kebijakan moneter berdampak berbeda terhadap karakteristik bank terutama ditinjau dari kekuatan modal dan ukuran aset. Hasil penelitian Agung, et al. (2002) dengan ketiga metode tersebut menunjukkan keberadaan bank lending channel dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia. Efek kebijakan moneter terhadap pinjaman bank lebih kuat untuk bank-bank yang bermodal rendah. Keakuratan kebijakan moneter dalam mempengaruhi pinjaman bank termasuk investasi lebih kuat setelah adanya

32 krisis ekonomi, khususnya pada kasus kontraksi moneter. Ketidakefektifan kebijakan moneter pada saat krisis terkait dengan kemampuan bank untuk mengakses dana dari sumber internasional. Hulsewig, et al. (2002) melakukan penelitian untuk membuktikan keberadaan bank lending channel dalam transmisi kebijakan moneter di Jerman. Penelitian ini menggunakan data kredit bank secara agregat dan menggunakan restriksi dalam vektor kointegrasi untuk mengidentifikasi hubungan jangka panjang penawaran dan permintaan kredit dalam pasar kredit bank. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah volume kredit, posisi modal perbankan, yield bonds yang diterbitkan oleh warga negara (sebagai proksi suku bunga kredit), suku bunga pasar uang jangka pendek, GDP riil, dan GDP deflator. Penawaran kredit memiliki hubungan dengan yield bonds, suku bunga pasar uang jangka pendek dan posisi modal perbankan, sedangkan permintaan kredit dipengaruhi oleh yield bonds dan GDP riil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku bunga pasar uang jangka pendek yang merupakan proksi kebijakan moneter memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penawaran kredit. Penelitian yang dilakukan Farinha dan Marques (2001) menggunakan pendekatan permintaan dan penawaran kredit untuk menganalisis keberadaan bank lending channel di Portugal. Model permintaan kredit yang digunakan adalah sebagai berikut : d ln( D/ P) = β + β ln y + β Π +β i t 0 1 t 2 t 3 t di mana D/P adalah kredit secara riil, y adalah GDP riil, adalah tingkat inflasi, dan i adalah suku bunga obligasi. Sedangkan model penawaran kredit dalam

33 penelitian ini adalah sebagai berikut : ln( D/ P) = γ + γ ln( R/ P) + γ l + γ i +γ r s t 0 1 t 2 t 3 t 4 t di mana R/P adalah bank reserve secara riil, l adalah suku bunga kredit, dan r adalah suku bunga kebijakan moneter. Penelitian ini memberikan bukti bekerjanya bank lending channel dalam transmisi moneter di Portugal. Lebih jauh, dengan menggunakan panel data, penelitian ini menunjukkan bank lending channel lebih besar peranannya pada bank dengan kepemilikan modal yang kecil. Ludi, et al. (2005) menggunakan pendekatan VAR yang dikombinasikan dengan Johansen Cointegration Test untuk mengidentifikasi permintaan dan penawaran kredit di Afrika Selatan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah repo rate (instrumen kebijakan moneter di Afrika Selatan), kredit, deposits dan GDP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank lending channel bekerja di Afrika Selatan, dan kredit lebih digerakkan oleh permintaan dibandingkan penawaran oleh bank, dibuktikan oleh hubungan negatif antara repo rate dengan kredit yang disalurkan perbankan Kerangka Pemikiran Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis keberadaan bank lending channel dalam transmisi kebijakan moneter di Indonesia, dengan menggunakan pendekatan penawaran dan permintaan kredit di dalam pasar kredit bank. Estimasi persamaan jangka panjang penawaran dan permintaan kredit, serta suku bunga kredit akan dilakukan untuk mengetahui berapakah koefisien faktor-faktor yang mempengaruhi persamaan tersebut. Analisis impulse response function (IRF) akan

34 digunakan untuk menganalisis struktur dinamis dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian apabila terjadi guncangan kebijakan moneter sebesar satu standar deviasi. Hasil dari analisis data kemudian nantinya akan dibandingkan dengan hipotesis yang telah dibuat. Kemudian pada akhirnya akan tercapai kesimpulan mengenai apakah bank lending channel berlaku dalam transmisi kebijakan moneter di Indonesia. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini disajikan dalam Gambar Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori dan konsep yang relevan serta hasil penelitian terdahulu, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Suku bunga kredit dan modal bank memiliki hubungan positif terhadap penawaran kredit. 2. Suku bunga SBI memiliki hubungan negatif terhadap penawaran kredit. 3. Output memiliki hubungan positif terhadap permintaan kredit. 4. Suku bunga kredit memiliki hubungan negatif terhadap permintaan kredit. 5. Suku bunga SBI, inflasi dan output memiliki hubungan positif dengan suku bunga kredit.

35 Pasar Kredit Penawaran Kredit Permintaan Kredit Faktor-faktor yang mempengaruhi : 1. suku bunga kredit 2. suku bunga SBI 3. modal bank Faktor-faktor yang mempengaruhi : 1. output 2. suku bunga kredit Estimasi Persamaan Jangka Panjang Penawaran dan Permintaan Kredit (VECM yang direstriksi) Analisis IRF Bank Lending Channel Berlaku/Tidak? Gambar 2.6. Kerangka Pemikiran

36 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari Statistik Ekonomi dan Keuangan (SEKI) Bank Indonesia berbagai edisi, International Financial Statistics (IFS) dan sumber lain yang relevan. Data yang digunakan adalah total kredit yang disalurkan perbankan, modal bank, suku bunga kredit, suku bunga SBI, laju inflasi, IHK (Indeks Harga Konsumen), dan GDP riil. Data-data ini merupakan data time series bulanan periode bulan Januari 2000 sampai bulan Desember Model Penelitian Ada tiga persamaan jangka panjang yang digunakan dalam penelitian ini yaitu persamaan penawaran kredit, persamaan permintaan kredit, dan persamaan suku bunga kredit. Model yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model penelitian Hulsewig, et al. (2002) untuk persamaan penawaran dan permintaan kredit, serta Kurniawan (2004) untuk persamaan suku bunga kredit. Suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) sebagai instrumen kebijakan moneter, suku bunga kredit, dan posisi modal bank merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran kredit oleh bank. Permintaan kredit dipengaruhi oleh output riil dan suku bunga kredit. Suku bunga kredit diasumsikan dipengaruhi oleh suku bunga SBI, inflasi dan output.

37 Persamaan Penawaran Kredit s LOANS = α1rl α2rm + α3equity (3.1) Persamaan Permintaan Kredit LOANS GDPR RL D = β1 β 2 (3.2) Persamaan Suku Bunga Kredit RL = γ RM + γ INF + γ GDPR (3.3) dimana : LOANS S = penawaran kredit LOANS D = permintaan kredit RL RM = suku bunga kredit = suku bunga SBI EQUITY = posisi modal bank INF GDPR = laju inflasi = output riil Suku bunga kredit merupakan rata-rata tertimbang suku bunga kredit investasi dan modal kerja. Kebijakan moneter diproksikan oleh suku bunga SBI satu bulan yang merupakan instrumen kebijakan moneter melalui Operasi Pasar Terbuka (OPT). Kondisi pada sektor riil yang dicerminkan oleh output dan inflasi diasumsikan memiliki pengaruh terhadap suku bunga kredit. Semua data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dalam bentuk riil. Data total kredit, posisi modal bank dan output diriilkan dengan menggunakan IHK. Semua data dalam bentuk logaritma kecuali data laju inflasi, suku bunga kredit dan suku bunga SBI yang memang sudah dalam bentuk persen.

38 3.3. Metode Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode Vector Autoregression (VAR) yang dikombinasikan dengan metode Vector Eror Correction Restrictions. Pengolahan data menggunakan software E-views 4.1. VAR adalah suatu sistem persamaan yang memperlihatkan setiap peubah sebagai fungsi linear dari konstanta dan nilai lag dari peubah itu sendiri serta nilai lag dari peubah lain yang ada dalam sistem. Metode VAR memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode ekonometrika lainnya, yaitu : 1. Metode VAR dapat menangkap hubungan-hubungan yang mungkin terjadi diantara variabel-variabel yang dianalisis, karena VAR mengembangkan model secara bersamaan dalam suatu sistem yang multivariat. 2. Metode VAR terbebas dari berbagai batasan teori-teori ekonomi, sehingga terbebas dari penafsiran yang salah. Selain keunggulan yang dimiliki, VAR juga memiliki kekurangan yaitu metode VAR tidak mempermasalahkan perbedaan eksogenitas dan endogenitas variabel. Asumsi yang harus dipenuhi dalam VAR adalah : 1. Semua peubah tak bebas bersifat stasioner. 2. Semua sisaan bersifat white noise, yakni memiliki rataan nol, ragam konstan, dan saling bebas.

39 Model Umum VAR VAR membuat seluruh variabel menjadi endogenous dan menurunkan distributed lag-nya. VAR dengan ordo p dengan n buah peubah tak bebas pada waktu ke-t dapat dimodelkan sebagai berikut: yt A0 A1yt 1 A2yt 2... Apyt p t = ε (3.4) dimana : y t = vektor peubah tak bebas (y 1,t.y n,p ) A 0 = vektor intersep berukuran n x 1 A 1 = matrik parameter berukuran n x n untuk setiap I = 1,2,...,p ε = vektor sisaan (ε 1,t...ε n,t ) berukuran n x Uji Non Stasioneritas Hal terpenting dalam menganalisis data yang bersifat time series adalah uji non stasioneritas. Suatu deret waktu disebut stasioner apabila secara stokastik data menunjukkan pola yang konstan dari waktu ke waktu atau dengan kata lain tidak terdapat pertumbuhan atau penurunan pada data. Hal ini berarti data harus horizontal sepanjang sumbu waktu. Data bersifat stasioner pada nilai tengahnya (mean) apabila data tersebut berfluktuasi di sekitar suatu nilai tengah yang tetap dari waktu ke waktu, Jika data berfluktuasi dengan varian yang tetap dari waktu ke waktu, maka data tersebut juga stasioner pada variannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengukur keberadaan stasioneritas adalah dengan menggunakan Augmented Dicky Fuller (ADF) test.

40 Secara umum model Augmented Dickey-Fuller (ADF) adalah sebagai berikut : Δ = + + Δ + Δ + + Δ + +ε (3.5) yt k α yt 1 c1 yt 1 c2 yt 2... cp yt p βtrend t Jika nilai mutlak ADF statistik lebih besar dari Mackinnon Critical Value maka dapat disimpulkan series tersebut stasioner. Apabila suatu series tidak stasioner maka dapat dilakukan difference non stasionary processes Pemilihan Panjang Lag Optimal Penetapan lag optimal penting dilakukan karena dalam metode VAR lag optimal dari variabel endogen merupakan variabel independen yang digunakan dalam model. Penentuan lag optimum dapat menggunakan beberapa kriteria, seperti Likelihood Ratio (LR), Schwarz Information Criterion (SC), Akaike Information Criterion (AIC), Final Prediction Error (FPE) dan Hannan-Quinn Criterion (HQ). Pada penelitian ini lag optimum dipilih berdasarkan koefisien yang ditunjukkan oleh Schwarz Information Criterion, secara matematis persamaan SC adalah sebagai berikut : SC = -2 (l/t) + k log (T)/T (3.6) dimana : l k T = nilai logaritma dari likelihood function = parameter = jumlah yang diobservasi Besarnya lag optimal ditentukan oleh lag yang memiliki kriteria SC yang terkecil Uji Kointegrasi

41 Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang (long-term relationship) antara variabel-variabel yang tidak stasioner. Kointegrasi berarti walaupun secara individual tidak stasioner, kombinasi linear antara variabel tersebut dapat menjadi stasioner. Ada beberapa cara untuk melakukan uji kointegrasi, antara lain Engle-Granger Cointegration Test, Johansen Cointegration Test, dan Cointegrating Regression Durbin-Watson (CRDW) Test. Suatu data runtun waktu dikatakan terintegrasi pada tingkat ke-d atau sering disebut I(d) jika data tersebut bersifat stasioner setelah pendiferensian sebanyak d kali. Dalam penelitian ini lebih ditekankan pada penggunaan uji kointegrasi Johansen (Cointegrating System test). Indikator dari variabel tersebut, apakah terkointegrasi atau tidak salah satunya dapat dilihat dari nilai trace satistik atau max-eigen value, jika nilai trace statistik lebih besar dari critical value, maka H 0 ditolak sehingga didalam variabel terjadi kointegrasi Vector Error Correction Restrictions Vector Error Correction Restrictions adalah suatu metode turunan dari VAR yang berguna untuk melihat hubungan keseimbangan jangka panjang dari persamaan-persamaan yang terkointegrasi. Hubungan kointegrasi ke-i direpresentasikan sebagai berikut : B * y + B * y B * y = 0 (3.7) (,1) i 1 (,2) i 2 (, i k) k dimana : y 1, y 2,... = variabel endogen.

42 B(i,k) = koefisien kointegrasi persamaan kointegrasi ke-i dan variabel endogen ke-k. Cara untuk mengidentifikasi persamaan jangka panjang adalah dengan merestriksi beberapa variabel dari satu persamaan kointegrasi. Dengan kata lain, metode ini adalah cara untuk melihat pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya dalam jangka panjang. Interpretasi dapat dilakukan dengan melihat koefisien kointegrasinya dan pembacaan tanda adalah terbalik dari tanda koefisiennya Impulse Response Function (IRF) VAR merupakan metode yang akan menentukan sendiri struktur dinamisnya dari suatu model. Setelah melakukan uji VAR, diperlukan adanya metode yang dapat mencirikan struktur dinamis yang dihasilkan oleh VAR secara jelas. IRF menunjukkan bagaimana respon dari setiap variabel endogen sepanjang waktu terhadap kejutan dari variabel itu sendiri dan variabel endogen lainnya. Fungsi dari impulse response ini adalah untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel tertentu apabila terjadi guncangan atau shock suatu variabel. Fungsi yang kedua adalah untuk mengetahui besarnya nilai guncangan terhadap variabel yang ada.

43 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Autoregression (VAR) yang dikombinasikan dengan metode Vector Eror Correction Restrictions dengan alat analisis Software Eviews versi 4.1. Metode VAR digunakan dalam penelitian karena sesuai untuk data time series dan sesuai untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Tahapan-tahapan dalam analisis VAR adalah sebagai berikut: 4.1. Uji Non Stasioneritas Uji kestasioneran data pada seluruh variabel sangat penting dilakukan untuk data yang bersifat runtut waktu guna mengetahui apakah data tersebut mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit atau bersifat stasioner berarti data tersebut memiliki ragam yang tidak terlalu besar dan mempunyai kecenderungan untuk mendekati nilai rata-ratanya. Apabila data yang digunakan tidak stasioner maka dapat menghasilkan hubungan yang palsu atau spurious regresion. Spurious regresion adalah regresi yang menggambarkan hubungan dua variabel atau lebih yang nampaknya signifikan secara statistik tetapi pada kenyataannya tidak, atau tidak sebesar yang nampak pada regresi yang dihasilkan.

44 Tabel Hasil Pengujian Akar Unit pada Level Variabel ADF Nilai Kritis Mc Kinnon Statistic 1% 5% 10% Keterangan* LNLOANS Tidak Stasioner RL Tidak Stasioner RM Tidak Stasioner LNEQUITY Tidak Stasioner INF Tidak Stasioner LNGDPR Tidak Stasioner Sumber : Lampiran 3. *) taraf nyata 5%. Hasil uji ADF pada tingkat level menunjukkan bahwa nilai mutlak ADF statistik lebih kecil dari nilai kritis Mc Kinnon dalam taraf nyata 5 persen, sehingga dapat disimpulkan semua variabel mempunyai akar unit atau tidak stasioner. Oleh karena itu, diperlukan pengujian akar unit lanjutan. Data di tingkat level didiferensiasikan dengan derajat tertentu sampai semua data yang dibutuhkan menjadi stasioner pada derajat yang sama. Tabel Hasil Pengujian Akar Unit pada First Difference Variabel ADF Nilai Kritis Mc Kinnon Statistic 1% 5% 10% Keterangan* LNLOANS Stasioner RL Stasioner RM Stasioner LNEQUITY Stasioner INF Stasioner LNGDPR Stasioner Sumber : Lampiran 3. *) taraf nyata 5%. Hasil pengujian pada first difference menunjukkan bahwa semua variabel bersifat stasioner pada taraf 5 persen. Hal ini karena nilai mutlak ADF statistik semua variabel lebih besar daripada nilai kritis Mc Kinnon pada taraf 5 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel yang diestimasi

ANALISIS BANK LENDING CHANNEL DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA OLEH DESY ANDRIYANI H

ANALISIS BANK LENDING CHANNEL DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA OLEH DESY ANDRIYANI H ANALISIS BANK LENDING CHANNEL DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA OLEH DESY ANDRIYANI H14103010 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Estimasi VAR 4.1.1 Uji Stasioneritas Uji kestasioneran data pada seluruh variabel sangat penting dilakukan untuk data yang bersifat runtut waktu guna mengetahui apakah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series bulanan periode Mei 2006 sampai dengan Desember 2010. Sumber data di dapat dari Statistik

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK-BANK UMUM PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH FEBRI DWIASTUTI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK-BANK UMUM PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH FEBRI DWIASTUTI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK-BANK UMUM PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH FEBRI DWIASTUTI H14102081 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah pengeluaran riil pemerintah (G t ), PBD riil (Y t ), konsumsi (CC t ), investasi (I t ), Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H14103001 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 STABILITAS MONETER PADA SISTEM

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI OLEH RATNA VIDYANI H14102077 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H14102098 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini 43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transmisi kebijakan moneter merupakan proses, dimana suatu keputusan moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. Perencanaan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moneter terutama sudah sangat banyak dilakukan oleh para peneliti di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. moneter terutama sudah sangat banyak dilakukan oleh para peneliti di dunia, digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Studi mengenai jalur kredit dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter terutama sudah sangat banyak dilakukan oleh para peneliti di dunia,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini 27 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id), Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).selain

Lebih terperinci

OLEH ISMAIL HADIKUSUMAH H

OLEH ISMAIL HADIKUSUMAH H ANALISIS EFEKTIVITAS PENETAPAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP PENYALURAN KREDIT SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PETUMBUHAN EKONOMI NASIONAL OLEH ISMAIL HADIKUSUMAH H14102125 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan cara mengukur variabel yang di lingkari oleh teori atau satu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN OBLIGASI PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH NOVIE ILLYA SASANTI H

ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN OBLIGASI PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH NOVIE ILLYA SASANTI H ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN OBLIGASI PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH NOVIE ILLYA SASANTI H14104095 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun waktu (timeseries) yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dijadikan landasan dalam setiap tahap penelitian. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 46 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 1986-2010. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 1 ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Oleh GILMAN PRADANA NUGRAHA H14103024 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account III. METODELOGI PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account sebagai variabel terikat dan nilai tukar, inflasi, PDB, dan aktiva luar negeri

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner) BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil estimasi berdasarkan metode penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan pembahasan analisis hasil estimasi tersebut. Pembahasan dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Pada bab sebelumnya telah disinggung mengenai error correction model (ECM) seringkali digunakan dalam menguji stabilitas permintaan uang. Penggunaannya karena ECM memiliki

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Input Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan Foreign Direct Investment ((FDI). Deskripsi tentang satuan pengukuran, jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bentuk pengendalian besaran moneter (monetary aggregates) untuk mencapai

II. TINJAUAN PUSTAKA. bentuk pengendalian besaran moneter (monetary aggregates) untuk mencapai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Moneter Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter (monetary aggregates) untuk mencapai perkembangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB), III. METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB), SukuBunga Deposito, Inflasi, dan Obligasi PemerintahTerhadap Simpanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA OLEH Zainul Abidin H14103065 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif deskripstif merupakan pengujian hipotesis

Lebih terperinci

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN Analisis data dilakukan melalui serangkaian tahapan pengujian menggunakan analis Vector Auto Regression (VAR). Pada tahap pertama dilakukan pengujian terhadap variabel

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ALIRAN MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN DOMESTIK INDONESIA OLEH MARDI EFRIZA H

ANALISIS PENGARUH ALIRAN MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN DOMESTIK INDONESIA OLEH MARDI EFRIZA H ANALISIS PENGARUH ALIRAN MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN DOMESTIK INDONESIA OLEH MARDI EFRIZA H14102119 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN MARDI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu (timeseries) bulanan dari periode 2008:04 2013:12 yang diperoleh dari laporan Bank

Lebih terperinci

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12) Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005:01 2015:12) DISUSUN OLEH : SITI FATIMAH 27212052 LATAR BELAKANG Kebijakan moneter

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan

Lebih terperinci

ANALISIS INFLASI DI INDONESIA DARI SISI PERMINTAAN UANG OLEH NOVA MARDIANTI H

ANALISIS INFLASI DI INDONESIA DARI SISI PERMINTAAN UANG OLEH NOVA MARDIANTI H ANALISIS INFLASI DI INDONESIA DARI SISI PERMINTAAN UANG OLEH NOVA MARDIANTI H14102107 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN NOVA MARDIANTI. Analisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada dasarnya di mulai seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian Indonesia secara dinamis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia, melalui aktivitas investasi. Dengan diberlakukannya kebijakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia, melalui aktivitas investasi. Dengan diberlakukannya kebijakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, melalui aktivitas investasi. Dengan diberlakukannya kebijakan perekonomian terbuka, pasar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Berdsarkan kajian beberapa literatur penelitian ini akan menggunakan data sekunder. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 69 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian menggunakan data sekunder, baik data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah data sekunder dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI 3 BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan permasalahan penelitian seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut : BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Pengertian dari variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di dasari oleh dua indikator ekonomi makro yaitu tingkat bunga (BI Rate) dan inflasi. Pertumbuhan ekonomi yang melambat ditandai dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi, Jenis-Jenis dan Fungsi Kredit Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN INFLATION TARGETING DI INDONESIA OLEH YOGI H

EVALUASI PENERAPAN INFLATION TARGETING DI INDONESIA OLEH YOGI H EVALUASI PENERAPAN INFLATION TARGETING DI INDONESIA OLEH YOGI H14103055 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YOGI. Evaluasi Penerapan Inflation

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang 60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan didasarkan pada langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Langkah pertama merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember 2011. Datadata yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bulanan yang mencakup periode Tahun 2009.01-2014.08.Data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework 63 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework (BMTF) periode

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM (GWM) TERHADAP TINGKAT KINERJA PERBANKAN INDONESIA OLEH WELLEM A. TENIWUT H

PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM (GWM) TERHADAP TINGKAT KINERJA PERBANKAN INDONESIA OLEH WELLEM A. TENIWUT H PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM (GWM) TERHADAP TINGKAT KINERJA PERBANKAN INDONESIA OLEH WELLEM A. TENIWUT H14102046 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH DAN EMPAT MATA UANG NEGARA ASEAN OLEH RUSNIAR H14102056

ANALISIS PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH DAN EMPAT MATA UANG NEGARA ASEAN OLEH RUSNIAR H14102056 i ANALISIS PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH DAN EMPAT MATA UANG NEGARA ASEAN OLEH RUSNIAR H14102056 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ii RINGKASAN RUSNIAR.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012. Penelitian dilakukan di Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo). Penentuan tempat dilakukan

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PENYERAPAN UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA OLEH DUNGDANG P HUTAPEA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PENYERAPAN UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA OLEH DUNGDANG P HUTAPEA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PENYERAPAN UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA OLEH DUNGDANG P HUTAPEA H14103004 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak 46 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu berupa data tahunan yang berbentuk angka dan dapat diukur/dihitung. Sumber

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 51 Universitas Indonesia. Keterangan : Semua signifikan dalam level 1%

BAB 4 PEMBAHASAN. 51 Universitas Indonesia. Keterangan : Semua signifikan dalam level 1% BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Hasil Uji Stasioneritas Data Data yang akan digunakan untuk estimasi VAR perlu dilakukan uji stasioneritasnya terlebih dahulu. Suatu data dikatakan stasioner jika nilai rata-rata

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Intrumen Data. 1. Uji Stasioner Data. Tahap pertama dalam metode VECM yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setiap masing-masing variabel,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuartalan. Periode waktu penelitian ini dimulai dari kuartal pertama tahun

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H14050206 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pertumbuhan indeks pembangungan manusia Indonesia dan metode penelitiannya adalah analisis kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ekonomi dunia dewasa ini berimplikasi pada eratnya hubungan satu negara dengan negara yang lain. Arus globalisasi ekonomi ditandai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur, BAB III METODE PENELITIN A. Jenis dan Pendektan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci