PROSES KALIBRASI MIKROMETER DI PT. SANTOSO TEKNINDO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROSES KALIBRASI MIKROMETER DI PT. SANTOSO TEKNINDO"

Transkripsi

1 LAPORAN KERJA PRAKTEK PROSES KALIBRASI MIKROMETER DI PT. SANTOSO TEKNINDO Disusun oleh : Nama : NUGROHO JATI WALUYO NIM : Nama Pembimbing Program Studi : Ir. Nanang Ruhyat, MT : Teknik Mesin PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2011

2 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK PROSES KALIBRASI MIKROMETER DI PT. SANTOSO TEKNINDO TANGERANG Jakarta, Juni 2011 Disahkan oleh Dosen Pembimbing Kerja Praktek Ir. Nanang Ruhyat, MT ii

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME, yang senantiasa memberikan rahmat dan berkat-nya serta kesempatan yang baik dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek di PT. Santoso Teknindo., Tangerang dan dapat menyelesaikan pembuatan laporan kerja praktek ini tanpa kendala yang berarti. Keberhasilan penulis untuk menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan bimbingannya, kepada : 1. Bapak Tody Santoso selaku Direktur Utama PT. Santoso Teknindo. 2. Bapak Surijanto Santoso dan Bapak Suryadi Santoso selaku Direktur Operasional PT. Santoso Teknindo. 3. Bapak Thomas Donni Kristanto selaku Manager Operational Engineering PT. Santoso Teknindo. 4. Bapak Adi Sasongko Tito selaku Manager Production Engineering PT. Santoso Teknindo. 5. Bapak Slamet Mujiono selaku Manager Chip Forming Production PT. Santoso Teknindo. 6. Bapak Hendra Prasetya selaku Manager Non - Chip Forming Production PT. Santoso Teknindo. 7. Bapak Marcel selaku Manager Human Resources Development PT. Santoso Teknindo. iii

4 8. Seluruh rekan-rekan kerja di PT Santoso Teknindo, khususnya rekan-rekan satu team Quality Assurance and Calibration. 9. Dr. Abdul Hamid. M.Eng selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Jakarta. 10. Ir. Nanang Ruhyat, MT selaku dosen pembimbing mata kuliah kerja praktek. 11. Bapak-bapak dosen Teknik Mesin Universitas Mercu Buana yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran selama kuliah. 12. Bapak, Ibu serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan yang sangat berarti pada penulis dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini. 13. Seluruh rekan Angkatan XIII PKK Teknik Mesin Universitas Mercu Buana yang senantiasa memberikan semangat dan arahan kepada penulis. Penulis menyadari masih adanya banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan laporan kerja praktek ini, oleh karena itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan tersebut. Penulis juga berkenan menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Singkat kata, semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua pihak terutama mahasiswa Teknik Mesin Universitas Mercu Buana. Tangerang, Juni 2011 Penyusun ( Nugroho Jati Waluyo ) iv

5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penulisan Pokok permasalahan Waktu dan tempat Tujuan penulisan Metode pengumpulan data Sistematika penulisan... 4 BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN 2.1. Berdirinya PT. SantosoTeknindo Ragam Pengerjaan Penerapan Teknologi Kebijakan Mutu Perusahaan Kerjasama Bantuan Teknik Divisi-Divisi Di PT. Santoso Teknindo v

6 2.6.1 Operation Engineering Department Production Engineering Department Chip Forming Production Department Non-Chip Forming Production Department Quality Assurance and Calibration Human Resources Development Struktur Organisasi PT. Santoso Teknindo Struktur Organisasi Operation Engineering Struktur Organisasi Production Engineering Struktur Organisasi Chip Forming Production Struktur Organisasi Non-Chip Forming Production Struktur Organisasi Human Resourcess Development Struktur Organisasi Quality Assurance and Calibration BAB III PENGENALAN DAN KALIBRASI MIKROMETER 3.1. Pengenalan Mikrometer Bagian-bagian Mikrometer Jenis-jenis dan Fungsi Mikrometer Mikrometer Luar (Outside Micrometer) Mikrometer Dalam (Inside Micrometer) Mikrometer Kedalaman (Depth Micrometer) Prinsip Dasar dan Teknik Kalibrasi Prinsip Dasar Kalibrasi Dimensional Teknik Kalibrasi Mikrometer vi

7 3.5. Perhitungan Ketidakpastian Kalibrasi Model Matematis Contoh Verifikasi Kalibrasi Mikrometer... 3 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA vii

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1Struktur Organisasi Operation Engineering Gambar 2.2 Struktur Organisasi Production Engineering Gambar 2.3 Struktur Organisasi Chip Forming Production Gambar 2.4. Struktur Organisasi Non-Chip Forming Production Gambar 2.5 Struktur Organisasi Human Resourcess Development Gambar 2.5 Struktur Organisasi Quality Assurance and Calibration Gambar 3.1 Mikrometer Gambar 3.2 Bagian-bagian Mikrometer Luar Gambar 3.3 Analog Outside Micrometer Gambar 3.4 Analog Inside Micrometer Gambar 3.5 Analog Depth Micrometer Gambar 3.6 Mikrometer Gambar 3.7 Mikrometer Gambar 3.8 Mikrometer viii

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Perkembangan teknologi manufaktur yang semakin pesat, mampu menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang bervariasi dan semakin lebih teliti guna memenuhi tuntutan kebutuhan manusia terhadap perkembangan jaman. Bahkan tak sedikit produk yang memiliki tuntutan produksi sangat tinggi seperti komponen pendukung mesin industri yang mempunyai spesifikasi dimensi tertentu dan ketelitian tertentu pula, special cutting tools, dll. Sebagai alat ukur dengan kepresisian tinggi, mikrometer harus mampu memenuhi standar agar produk-produk yang mempunyai kepresisian tinggi dapat diproduksi dan berstandar. Suatu produk yang berstandar harus mempunyai rantai ketertelusuran hingga level Standar Internasional. Untuk itu alat ukur seperti mikrometer harus terkalibasi agar tertelusur dengan standar internasional. PT.Santoso Teknindo, merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang precision jig, special cutting tool, special tool holder, rotary die, die forming roll, punch, gauge serta berbagai macam komponen Forming Tool ( Dies & Mould ). Semua produk yang dihasilkan oleh PT. Santoso Teknindo, jarang sekali ditemukan dipasaran karea sifat pembuatanya yang hanya menuruti pemesanan jadi bukan untuk produksi masssal melainkan untuk specialis order. Diambil contoh produk special cutting tools (step drill, G-drill, burnishing drill, reamer, dll). Tak banyak perusahaan-perusahaan manufaktur yang melayani pembuatan special cutting tools. Hal ini karena selain tingkat kerumitan yang cukup tinggi, biaya proses 1

10 pembuatanya yang mahal, tingkat resiko permasalahan yang tinggi, dan tingkat kpresisian yang tinggi pula. Untuk hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk membahas proses kalibrasi mikrometer sebagai alat ukur dimensi di PT. Santoso Teknindo. I.2 Pokok Permasalahan Mikrometer sebagai alat ukur dimensi terutama untuk pengukuran diameter luar dan dalam, length, depth, harus mampu memenuhi standar yang tertelusur ke standar internasional. Untuk itu mikrometer harus di kalibrasi secara periodik berdasarkan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan. Semua itu dimaksudkan agar produk-produk yang dihasilkan tidak mengalami komplain oleh customer karena ukuran yang NG (not go) karena mikometer yang digunakan tidak terkalibrasi. Kalibrasi mikrometer dengan menggunakan Gauge Block grade 1 dilakukan berdasarkan metode yang dipaparkan menjadi tahapan prosedur pengkalibrasian. Pada penulisan laporan ini, penulis menggunakan mikrometer luar 0-25 mm sebagai alat ukur yang akan dikalibrasi dengan menggunakan Gauge Block grade 1 sebagai standarnya. I.3 Waktu dan Tempat Laporan kerja praktek tersebut disusun berdasarkan pelaksanaan rutinitas kerja yang dilakukan oleh mahasiswa sehari - hari. Sedangkan tempat pelaksanaan kerja praktek tersebut yaitu di PT.Santoso Teknindo yang beralamat di Jl Gatot Subroto km 8, Jatake, Jati Uwung, Tangerang,Banten

11 I.4 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah : 1. Memperkenalkan jenis-jenis, bagian, dan fungsi mikrometer. 2. Mengetahui proses dan prosedur kalibrasi mikrometer. I.5 Metode Pengumpulan Data Dalam mendapatkan informasi dalam penulisan laporan kerja praktek, penulis menggunakan beberapa metode yaitu: 1. Metode Pustaka Metode kepustakaan merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan literature dari buku-buku yang didapatkan dari perusahaan atau perpustakaan sebagai dasar teoritis dalam penulisan referensi terhadap hasil yang diperoleh. 2. Metode Wawancara Metode ini dilakukan dengan meminta penjelasan secara lisan dan tulisan dari pembimbing lapangan maupun dari operator lapangan. 3. Metode Pengamatan & Pengalaman Metode ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan secara langsung dan berdasarkan pengalaman kerja sehari hari. Dengan metode ini penulis dapat mengetahui bagaimana proses kalibrasi mikrometer sehingga dapat meminimalisir kesalahan pengukuran. 3

12 I.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan laporan Kerja Praktek ini disusun penulis dengan urutan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang penulisan laporan, tujuan penulisan, waktu dan tempat pelakasanan kerja praktek, dan sistematika penulisan. BAB II Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Berisi tentang sejarah berdirinya PT Santoso Teknindo, ragam pengerjaan di PT Santoso Teknindo, penerapan teknologi permesinan di PT Santoso Teknindo, kebijakan mutu, kerjasama bantuan teknik, divisi-divisi yang ada di PT Santoso Teknindo, profil perusahaan dan stuktur organisasi PT. Santoso Teknindo. BAB III Pengenalan Dan Kalibrasi Mikrometer Berisi jenis dan fungsi mikrometer, bagian-bagian mikrometer, prinsip dasar kalibrasi, perlengkapan untuk kalibrasi mikrometer, ketertelusuran kalibrasi, proses kalibrasi mikrometer, perhitungan ketidakpastian, studi kasus kalibrasi mikrometer BAB IV Kesimpulan Dan Saran Berisi tentang kesimpulan-kesimpulan dari proses kalibrasi mikrometer, dan juga berisi saran penulis yang mungkin akan berpengaruh demi peningkatan kualitas produk di PT. Santoso Teknindo. 4

13 BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN 2.1 Berdirinya PT Santoso Teknindo Sejarah PT. Santoso Teknindo bermula dari bengkel bubut dan las "Santoso", yang beroperasi pada tahun Hanya bermodalkan fasilitas permesinan yang berbasis mesin-mesin manual, sejak awal PT. Santoso Teknindo telah bertekad untuk memberikan qualitas komponen dan pelayanan yang terbaik bagi konsumen. Akan tetapi karena keterbatasan permesinan tersebut, ragam pengerjaanyapun juga masih sebatas pembuatan komponen-komponen mesin ringan dan reparasi mesin industri ringan saja. Untuk dapat melayani kebutuhan akan komponen yang terus meningkat, perluasan dipusatkan pada PT. Santoso Teknindo yang resmi beroperasi pada 1 Juli Sejak ini PT. Santoso Teknindo mulai berkembang dengan menambah mesinmesin produksi yang berbasis CNC. Dengan fasilitas tersebut, ragam pengerjaannyapun mulai merambah ke pembuatan precision part, serta special tools untuk industri-industri yang besar. 2.2 Ragam Pengerjaan Berikut adalah ragam pengerjaan di PT Santoso Teknindo : 5

14 Pembuatan roda gigi Roda gigi lurus, helix, cacing, gigi payung lurus, gigi payung spiral, sproket & spline. Pembuatan punch & die Cutting die untuk besi plat, stainless steel dan plastik. Roller & die untuk industri kabel Mold Mold untuk karet, cavity mold plastik. Pemesinan dengan tingkat presisi tinggi Drill jig, checking jig, machining jig, timing gear, gauge. Pembuatan Cam Cam untuk mesin industry tekstil (rajut/weaving), cam untuk industri mur dan baut. Pembuatan sealer die dan rotary die Sealer die untuk industri obat-obatan serta untuk industri pampers serta pembalut. Pemesinan baja berkekerasan tinggi Pembuatan roll & shaft Beragam roll & shaft untuk mesin industri Pengerjaan Plat Potong, roll, tekuk dan pon plat Pembuatan & pengasahaan pisau Pisau crusher plastik, pisau potong benang, plastik dan besi plat, delta drill, reaming, insert. Pembuatan special welding electrode untuk industri kompor gas Pembuatan outsole trimming blade, midsole hand grinder dan gluing pressure pad untuk industri sepatu Pembuatan high speed drilling spindle untuk industri furniture 6

15 Pembuatan stiching box untuk industri karton Ragam Grinding Pembuatan mesin-mesin industri Machine building 2.3 Penerapan Teknologi Dalam pembuatan komponen dengan akurasi tinggi, PT. Santoso Teknindo menggunakan mesin-mesin perkakas yang berbasis komputer (CNC). Komputerisasi di PT. Santoso Teknindo telah menjadi pemicu untuk menghasilkan produk dan layanan yang lebih baik. Berikut adalah fasilitas-fasilitas permesinan yang dimiliki PT Santoso Teknindo : Fasilitas Mesin Produksi CNC Machining Center ( 3 axix, 4 axis, 5 axis, 6 axis) CNC Turning Center CNC Cylindical Grinder CNC Tool & Cutter Grinder CNC Wire EDM Jig Grinding Machine NC Room EDM 7

16 Precision Surface Grinder Gear Hobbing Machine, dll Fasilitas Quality Assurance ULM with 0.1 micron occuracy CMM CNC Optical Measuring M/C CNC RoundnessTester Computerize Balancing M/C Rockwell C Hardness Tester Surface Roughness Tester Stereo Microscope, dll Fasilitas Pendukung Heat Treatment Furnace Black Oxide Coating TIG Welding Brazing Plasma Cutting Machine 8

17 Hidroulic Press, dll. 2.4 Kebijakan Mutu Perusahaan Kebijakan mutu perusahaan adalah tiada kata kompromi untuk menghasilkan mutu dan pelayanan terbaik, demi terciptanya kelangsungan usaha yang berkesinambungan. Visi perusahaan : Menjadi pemimpin di pasar global sebagai perusahaan enginering pembuat precision mechanical components dan special cutting tools melalui implementasi teknologi tinggi dan innovasi terbaru. Misi perusahaan : Secara konsisten menciptakan produk dengan kualitas diatas harapan pelanggan dengan harga yang terjangkau melalui keahlian dan implementasi teknologi. Secara konsisten memenuhi komitmen penyelesaian dan pengiriman pesanan tepat waktu yang berfokus pada kepentingan pelanggan. Secara konsisten memberikan pelayanan purna jual yang memuaskan. Penyelesaian masalah secara analitis dan kreatif untuk memberikan solusi yang tepat guna, atas kebutuhan pelanggan. Secara berkala meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dari semua pemegang kepentingan guna menunjang daya saing. Meningkatkan kompetensi dan pengembangan potensi karyawan yang tiada henti, serta tingkat pertumbuhan dan pengembalian investasi yang memuaskan bagi pemegang saham. Dalam perusahan ini diterapkan program 5-S (menganut system jepang) untuk menunjang kelancaran dan efektifitas pada jalannya proses produksi. Adapun program 5-S itu sebagai berikut : 9

18 Seiri ( Ketertiban dan Pemilahan ) Yaitu memisahkan barang / peralatan yang perlu dan yang tidak perlu, barangbarang yang berada ditempat yang salah harus ditempatkan pada tempat yang benar. Seiton ( Kerapian / Penataan ) Yaitu menata penempatan dari peralatan atau barang sehingga tersedia jika diperlukan dan mudah dicari / diambil. Seiso ( Kebersihan ) Yaitu usaha membersihkan tempat kerja dari barang-barang yang seharusnya tidak ada. Seiketsu ( Kelestarian / standarisasi ) Yaitu menjaga tempat kerja untuk dapat dioperasikan secara standard dan baik, melaporkan / memperbaiki segera jika ada penyimpangan standard. Shitsuke ( Kedisiplinan ) Yaitu kebiasaan untuk selalu mengikuti aturan aturan yang sudah ditetapkan, mengikuti aturan kerja sesuai WI (work instruction). 2.5 Kerjasama Bantuan Teknik Selain membuat komponen-komponen permesinan yang presisi, special cutting tool serta reparasi mesin-mesin industri, PT Santoso Teknindo juga melakukan kerjasama bisnis dengan perusahaan-perusahaan besar di luar negeri dengan menjadi distributor resmi mereka. Hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkan pelayanan serta kepuasan yang lebih bagi customer-customernya. Berikut adalah perusahaan-perusahaan mitra bisnis PT Santoso Teknindo : Bidang Cutting Tool for Turning & Milling, Parting & Grooving, Drilling & Taping, Auto Chamfer. 10

19 PT LMT PT PH HORN PT SPHINK PT HEULE PT AMEC PT Nine9 Bidang Tool Holder System, Quick Change System, Special Hidroulic Chuck, Magnetic Chuck, Lathe Chuck, Vise, Automation Gripper. PT SCHUNK Bidang Tool Measuring Machine, Tool Presetting Machine, Drill Regrinding Machine, Taping Machine, Protective Packaging PT ZOLLER PT METEOR PT ROSE PLASTIC PT ROSCAMAT Bidang Deburing Brush, Cleaning Brush, Abrasives, Band Saw PT WEILER PT RONTGEN METALLSAGEN Bidang Safety Glass, Safety Glove, Safety Apparel, Industrial Wipes, Hand Cleaner PT KIMBERLY- CLARK PT WYPALL X60 11

20 Bidang measuring manually (Caliper, Micrometer, Gauge, Dial Indicator, Dial Stand) PT PREISSER MESSTECHNIK PT FISSO 2.6 Divisi-Divisi di PT. Santoso Teknindo Operation Engineering Department Tugas pokok dari divisi ini adalah mendisain, membuat gambar kerja serta melakukan survei kebutuhan customer bertanggung jawab menjawab complain customer. Yang tergabung dalam divisi ini antara lain adalah Desingneer, Drafter, dan Technical support Production Engineering Department Tugas pokok dari divisi ini adalah membuat perencanaan proses permesinan (process planning), pengecekan material, scheduling, perakitan (assembling), serta pengukuran hasil (inspection). Yang tergabung pada divisi ini antara lain adalah Planning Engineer, Production Scheduling, Assy Engineer, Assembly Chip Forming Production Department Tugas pokok dari divisi ini adalah membuat benda dari material mentah row material. Jadi yang tergabung dalam divisi ini adalah CAM Programming Turning & Milling, Manual Turning & Milling, CNC Turning & Milling, Hobbing, welding, Deburing, slotting, & Sheet Metal. 12

21 Non-Chip Forming Production Department Tugas pokok divisi ini adalah proses tahap lanjutan dari Chip Forming Production atau bisa dikatakan proses finishing. Yang tergabung dalam divisi ini adalah CAM tool Grinding, Manual Grinding, CNC Grinding, EDM, Wire Cutting & Heatreatment Quality Assurance and Calibration Tugas pokok dari divisi ini adalah pengecekkan produk-produk yang dihasilkan sebelum dipacking untuk dikirim ke customer, dan kalibrasi untuk produk sejenis gauge maupun untuk alat ukur. Yang tergabung dalam departemen ini adalah QA precision part, QA special tools, dan Calibration Human Resources Development Seperti tugas HRD pada umumnya, tugas pokok dari divisi ini adalah menangani permasalahan-permasalahan karyawan, pengembangan karir karyawan, menangani hubungan peridustrian, serta perekrutan karyawan baru. 13

22 2.7 STRUKTUR ORGANISASI PT. SANTOSO TEKNINDO Struktur organisasi PT. Santoso Teknindo secara garis besar dapat dilihat pada diagram berikut ini : Struktur Organisasi Operation Engineering Gambar 2.1 Struktur Organisasi Operation Engineering (Management PT Santoso Teknindo) 14

23 Struktur Organisasi Production Engineering Gambar 2.2 Struktur Organisasi Production Engineering (Management PT Santoso Teknindo) 15

24 Struktur Organisasi Chip Forming Production Gambar 2.3 Struktur Organisasi Chip Forming Production (Management PT Santoso Teknindo) 16

25 Struktur Organisasi Non-Chip Forming Production Gambar 2.4 Struktur Organisasi Non-Chip Forming Production (Management PT Santoso Teknindo) 17

26 Struktur Organisasi Human Resources Development Gambar 2.5 Struktur Organisasi Human Resources Development (Management PT Santoso Teknindo) 18

27 Struktur Organisasi Quality Assurance and Calibration Gambar 2.5 Struktur Organisasi Quality Assurance and Calibration (Management PT Santoso Teknindo) Pada kegiatan praktek kerja lapangan di PT. Santoso Teknindo, penulis ditempatkan di Quality Assurance and Calibration. Pada bagian ini Penulis bertugas sebagai operator pengecekan dan kalibrasi produk-produk yang dihasilkan maupun alat ukur seperti mikrometer, kaliper, dial, macammacam gauge. Berikut ini adalah tugas atau SOP dari seorang staff QA : 19

28 - Membersihkan produk dari kotoran, chips, oli, dll agar ukuran yang dihasilkan mendekati sebenarnya. - Cek visual dengan membandingkan gambar dengan produk dan kesalahan / proses produksi yang belum dilakukan. - Melakukan pengecekkan dan kalibrasi dengan menggunakan alat atau aksesoris sesuai kebutuhan. - Menganalisa hasil pengecekkan dan kalibrasi - Melaporkan kondisi produk, Not GO atau GO. - Jika NG maka membuat Surat Catatan Permasalahan untuk di rework, restart. - Jika GO maka membuat Inspection Report sebagai laporan untuk dokumen pelengkap pengiriman yang berisi hasil pengukuran atau kalibrasi. 20

29 BAB III PENGENALAN DAN KALIBRASI MIKROMETER 3.1 Pengenalan Mikrometer Gambar 3.1. Mikrometer (Sumber : Mikrometer merupakan salah satu jenis alat ukur yang digunakan untuk pengukuran dimensi yang presisi, baik untuk pengukuran diameter luar, diameter dalam, maupun untuk pengukuran kedalaman (depth). Mikrometer termasuk alat ukur yang lebih baik ketelitiannya dari pada jangka sorong (kaliper). Menurut cara membacanya, mikrometer ada 2 jenis yaitu mikrometer skala nonius (analog) dan mikrometer digital. Komponen terpenting dari mikrometer adalah ulir utama dengan 21

30 memutar poros ukur sebanyak satu putaran akan menggerakkannya 0,5 mm, sesuai dengan besarnya pitch pada ulir. 3.2 Bagian-bagian Mikrometer Gambar 3.2. Bagian-bagian Mikrometer Luar (Sumber : Puslit KIM LIPI Petunjuk Kalibrasi Mikrometer ) 3.3 Jenis-jenis dan Fungsi Mikrometer Berdasarkan fungsinya, Mikrometer dapat digolongkan menjadi beberapa jenis antara lain : 1. Mikrometer Luar (Outside Micrometer) 2. Mikrometer Dalam (Inside Micrometer) 3. Mikrometer Kedalaman (Depth Micrometer) 22

31 Mikrometer Luar (Outside Micrometer) Gambar 3.3. Analog Outside Micrometer (Sumber : Jenis mikrometer luar ini berfungsi untuk mengukur diamter luar dan ketebalan seperti poros, plat presisi dll. Pada umumnya mempunyai range 0-25 mm, mm, mm, dan seterusnya Mikrometer Dalam (Inside Micrometer) Gambar 3.4. Analag Inside Micrometer (Sumber : 23

32 Mikrometer dalam berfungsi untuk pengukuran sisi bagian dalam benda, seperti lubang rumah piston, lebar slot, dll. Seperti pada mikrometer jenis lain, mikrometer ini mempunyai range pengukuran tertentu untuk meminimalisir kesalahan atau batang ulir penggerak yang bengkok akibat terlalu panjang Mikrometer Kedalaman (Depth Micrometer) Gambar 3.5. Analog Depth Micrometer (Sumber : gagewebsite.com) Mikrometer ini biasanya digunakan untuk pengukuran kedalaman suatu benda seperti kedalam slot. 3.4 Prinsip Dasar dan Teknik Kalibrasi Metrologi Dimensi adalah kegiatan untuk menentukan karakteristik geometrik suatu produk/komponen dengan alat dan metode yang tepat, sehingga hasil ukur dapat dianggap mendekati kebenaran dengan geometri sesungguhnya dari produk tersebut. Metrologi dimensi melibatkan pengukuran besaran panjang serta besaran- 24

33 besaran turunannya. Dalam Sistem Internasional Satuan (SI), besaran panjang merupakan salah satu besaran yang diukur dalam satuan meter (m) Prinsip Dasar Kalibrasi Dimensional Kalibrasi adalah suatu kegiatan membandingkan nilai penunjukan suatu alat ukur atau nilai bahan ukur terhadap suatu standar ukur yang menjadi acuan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan nilai ukur yang sesuai dengan nilai besaran yang sebenarnya. Untuk itu setiap alat ukur harus dikalibrasi terhadap suatu standar ukur. Standar ukur itu juga harus dikalibrasi standar yang lebih tinggi. Demikian seterusnya, setiap standar dikalibrasi terhadap standar yang lebih tinggi, kecuali standar yang tertinggi. Standar yang tertinggi ini disebut standar primer dan dianggap mempunyai nilai sejati. Dengan adanya proses kalibrasi secara berantai dari alat ukur hingga standar yang tertinggi, maka hasil ukur yang dilakukan dengan alat ukur itu disebut tertelusur secara metrologis. ketertelusuran hasil pengukuran dan kalibrasi merupakan syarat mutlak dalam kegiatan metrologi pada umumnya, termasuk dalam metrologi dimensi. Dengan adanya jaminan ketertelusuran hasil pengukuran, maka dapat dipastikan bahwa hasil pengukuran mempunyai kesesuaian dengan standar yang diakui secara global, sehingga hasil pengukuran tersebut dapat diterima oleh semua pihak. Semua bahan ukur, alat ukur dan standar ukur dimensional harus tertelusur ke standar acuan yang lebih tinggi kelasnya. Secara umum standarstandar tersebut dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu : Standar Kerja (Working Standard), digunakan di industri sebagai acuan untuk mengecek kebenaran alat ukur Standar Acuan (Reference Standard), digunakan di laboratorium kalibrasi (khususnya yang terakreditasi) untuk mengkalibrasi alat ukur maupun standar kerja 25

34 Standar Nasional (National Standard), standar tertinggi yang ada di suatu negara, digunakan di lembaga metrologi nasional (National Metrology institute, NMI) untuk mengkalibrasi standar-standar acuan Standar internasional (International Standard), standar yang lebih tinggi daripada standar-standar nasional, disimpan di BIPM (Biro Internasional Timbangan dan Takaran). Saat ini, hanya besaran massa yang masih menganut konsep standar internasional, besaran-besaran lain direalisasikan dari standar primer yang tersebar di lembagalembaga metrologi nasional Teknik Kalibrasi Mikrometer Metode Acuan : ISO 3611, DIN 863, JIS B Mikrometer luar yang akan dikalibrasi : Rentang ukur 0-25 mm. Daya baca : mm (digital) Perlengkapan kalibrasi : Gauge Block set grade 1 Mikrometer stand Optical Parallel, untuk memastikan permukaan anvil rata dan sejajar. Wash bensin, untuk pembersih permukaan. Sarung tangan khusus tanpa serat. Persyaratan kalibrasi : Suhu ruang kalibrasi 20 C ± 1 C Humudity (kelembaban) 55% ± 5% Mikrometer dan Gauge Block dikondisikan diruangan bersuhu 20 C. Untuk pemeriksaan kebenaran penunjukan hasil ukuran mikrometer, hasil pengukuran yang muncul pada layar mikrometer dibandingkan dengan gauge block yang mempunyai panjang nominal 2,5; 5,1; 7,7; 10,3; 12,9; 15,0; 26

35 17,6; 20,2; 22,8; dan 25,0 mm. Nilai-nilai ukur tersebut dipilih agar silinder putar tidak selalu diputar pada skala penuh, sehingga penunjukkan skala juga akan pada posisi beda. Kesalahan penunjukan dihitung dari selisih penunjukan dan nilai balok ukur. Kesalahan alat = Penunjukan alat Nilai balok acuan Seperti halnya pada saat sebelum pemakaian, pemeriksaan posisi nol dari alat ukur mutlak perlu dilakukan. Kalibrasi dilakukan tiga kali di tiap-tiap titik ukur dan diambil rata-ratanya untuk mengetahui penyimpangannya. Langkah-langkah (SOP) kalibrasi : Ambil Micrometer yang akan dikalibrasi. Optical Parallel Optical Parallel Gauge block Optical Parallel Gambar 3.6 Gambar 3.7 (Sumber : Instruksi Kerja Kalibrasi PT. Santoso Teknindo) Letakkan optical parallel pada permukaan ukur micrometer (gambar 3.5) lalu perhatikan, apakah terdapat garis merah pada optical parallel tersebut. Setiap garis diasumsikan terdapat penyimpangan sebesar 0,3m. Ulangi langkah diatas pada optical parallel berikutnya. Ambil salah satu dari optical parallel yang paling banyak terdapat garis sebagai nilai dari penyimpangan. Tentukan titik ukur yang akan digunakan. 27

36 Untuk micrometer dengan kapasitas (0-25) mm mengunakan titiktitik ukur, yaitu 2.5 mm, 5.1 mm, 7.7 mm, 10.3 mm, 12.9 mm, 15 mm, 17.6 mm, 20.2 mm, 22.8 mm dan 25 mm. Ambil gauge block dengan sarung tangan terutama permukaan ukurnya, bersihkan dengan kapas yang dibasahi dengan wash bensin. Perhatikan permukaan ukur gauge block harus bersih seperti cermin, jika belum maka ulangi langkah diatas. Periksa dan catat temperatur dan kelembaban udara pada ruang kerja. Lakukan setting nol pada micrometer tersebut dengan menggunakan kunci khusus yang telah tersedia. Lakukan pada lubang yang terdapat pada pangkal satchet (Gambar 3.7). Untuk micrometer yang kapasitasnya lebih dari 25 mm, setting nol dilakukan dengan menggunakan gauge block Letakkan mikrometer dengan dijepit oleh mikrometer stand, posisikan sedemikan rupa hingga memudahkan pembacaan. Thimble Lubang untuk setting nol Satchet Gambar 3.8 (Sumber : Instruksi Kerja Kalibrasi PT. Santoso Teknindo) Gunakan salah satu gauge block, sisipkan diantara kedua permukaan ukurnya. Katupkan permukaan ukur tepat di titik tengah gauge block, baca penunjuk micrometer dan catat datanya. 28

37 Analisa hasil ketidakpastian pengukuran. 3.5 Perhitungan Ketidakpastian Kalibrasi Ketidakpastian adalah suatu parameter berupa rentang kumpulan nilai-nilai yang dapat dianggap mencakup nilai pengukuran. Ketidakpastian harus dihitung agar dapat memperhitungkan pengaruh ketidakpastian dalam suatu pengukuran, terhadap pengukuran lain yang berkaitan dengan pengukuran tersebut. Sumber-sumber ketidakpastian : Standar atau acuan Standar atau acuan sebagai pembanding alat yang dikalibrasi memiliki ketidakpastian sendiri. Benda ukur Besaran ukur merupakan suatu karakteristik benda ukur yang ingin diketahui. Tingkat ketelitian penentuan besaran ukur dengan demikian bergantung sekali pada mutu benda ukurnya. Peralatan Cara pemakaian alat bisa mengubah nilai besaran ukur, ketidak linieran residual, pergeseran titik nol, histerisis. Metode Pendekatan dan asumsi yang terkandung dalam metode pengukuran dan pengambilan contoh yang kurang mewakili. Lingkungan Lingkungan pengukuran merupakan sumber besaran-besaran berpengaruh yang paling umum. Parameter yang paling berpengaruh adalah suhu. 29

38 Personil Sumber ini mencakup kesalahan pembacaan skala, pengesetan titik nol indikator. ISO Guide mendefinisikan dua jenis atau kategori komponen ketidakpastian, tipe A dan tipe B, yang dibedakan menurut metode evaluasinya. Tipe A dievalusi dengan menggunakan metode statistik yang baku untuk menganalisis satu himpunan atau sejumlah himpunan pengukuran dan mencakup jenis kesalahan yang disebut kesalahankesalahan acak. Kesalahan-kesalahan ini dicirikan oleh taksiran variasi atau simpangan baku, nilai rata-rata dan derajat kebebasan. Tipe B dievalusi dengan cara selain analisis statistik pada sejumlah pengamatan. Ketidakpastian ini mencakup kesalahn yang disebut kesalahan-kesalahan sistematik. - Menaksir sebaran pengukuran jika pengukuran hanya dilakukan satu kali (tidak dilakukan pengukuran berulang) - Resolusi pembacaan alat - Histerisis - Batas kepresisian aritmetik dan pembulatan angka nilai yang dilaporkan - Koreksi residual, misalnya karena suhu atau pengaruh lingkungan lainnya - Koreksi kecil yang tidak diterapkan - Pengaruh metode pengukuran - Ketidakpastian kalibrasi alat ukur. 30

39 Model Matematis Model dasar : E = L L s Model dengan memperhitungkan faktor faktor lain yang berpengaruh : E = L(1 + ) L s (1 + s s ) L drift L w + F Persamaan ketidakpastian : u 2 c (E) = u 2 (L) + u 2 2 (L s ) + L s. 2 s.u 2 2 () + L s. 2 s.u 2 () + u 2 (L drift ) + d.u 2 (L w ) + u 2 (F) Komponen Simbol Koef. Sensitivitas Panduan penentuan nilai U (Ketidakpastian terentang) 1. Repeatability U(L 1 ) 1 Bisa Tipe A atau B 2. Readability UUT (resolusi) U(L 2 ) 1 Gunakan U = + ½ resolusi 3. Koreksi standar (sertifikat) U(L s1 ) 1 Diambil dari sertifikat; k=2 kecuali jika dinyatakan lain 4. Readability standar U(L s2 ) 1 Jika standar berupa alat ukur, gunakan U = + ½ resolusi standar 5. Selisih koef. Muai U() L s. s Estimasi U = + 1e-6 /C untuk s, gunakan suhu rata-rata yang dapat dicapai lab. ( s = 20 suhu ruang). 6. Selisih suhu UUT & standar U() L s. s Estimasi U = + 0.1C. untuk s gunakan 11,5e-6/C; kecuali ada referensi lain 7. Drift Standar U(L drift ) 1 Jika tidak ada data lain, gunakan U = + y.( e-6.l)m; y=rentang kalibrasi standar (tahun); L=panjang balok dalam mm. 31

40 0.05 m / tahun 8. Lapisan wringing U(L w ) d Jika wringing baik, gunakan U = m d = jumlah balok yang diwringing dikurangi 1 9. Kesalahan geometris U(F) 1 Estimasi U = m dari ketidakrataan muka ukur Contoh Verifikasi Kalibrasi Mikrometer Nama Alat/ Instrument Name : Digimatic Micrometer Nama Pembuat/ Maker : Mitutoyo Type & No Seri/ Serial Number : / Kapasitas/ Range : 0-25 mm : 0,001mm Tanggal Kalibrasi/ Calibration Date : Tempat Kalibrasi/ Calibration Place : PT. Santoso Teknindo, Tangerang Suhu ruang/ Room Temperature : (20 ± 1) C Kelembaban/ Humidity : ( 55 ± 5)% Nama standar/ Instrument Name : Gauge Block, kelas 1, Merk Frank Nama Pembuat/ Maker : Frank Type & No Seri/ Serial Number : 3249 Kapasitas/ Range : mm Resolusi/ Resolution : - Ketidakpastian : 0,8 μm 32

41 Pengambilan Data Kerataan permukaan Anvil dan spindel : 1 μm Keparalelan permukaan Anvil dan spindel : 1 μm Panjang Nominal Ratarata DATA HASIL PENGUKURAN GAUGE BLOCK Koreksi Std Dev mm (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) µm ,0 0, ,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, ,000 2,5 2, ,499 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 0,000 0, ,447 5,1 5, ,100 5,100 5,101 5,100 5,100 5,100 0,000 0, ,492 7,7 7, ,700 7,699 7,700 7,700 7,701 7,700 0,000 0, ,707 10,3 10, ,299 10,301 10,300 10,300 10,301 10,300 0,000 0, ,837 12,9 12, ,901 12,900 12,901 12,900 12,898 12,900 0,000 0, ,225 15,0 15, ,000 15,000 15,000 15,000 15,000 15,000 0,000 0, ,000 17,6 17, ,601 17,600 17,600 17,600 17,601 17,600 0,000 0, ,548 20,2 20, ,201 20,200 20,200 20,199 20,200 20,200 0,000 0, ,707 22,8 22, ,799 22,799 22,800 22,800 22,801 22,800 0,000 0, ,837 25,0 25, ,000 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 0,000 0, ,000 Maks StDev 1,

42 Pengolahan Data Komponen Satuan Distribusi U Pembagi v i u i c i u i c i (u i c i ) 2 (u i c i ) 4 /v i Gauge Block µm Normal 0, ,12 1,00 0, , ,20E-06 Perbedaan Muai thermal Perbedaan temperatur o C-1 rect 2,00,E-06 1,73 1,00E+10 1,15E ,0 0, , ,78E-18 o C rect 0,2 1,73 1,25,E-01 0,12 0,12 0, , ,95E-07 Driff standar µm - 0,024 1,73 1,13,E+00 0,01 1,12 0, , ,77E-08 Koreksi Geometrik µm rect 0,5 1,73 2,0,E+00 0,29 1,00 0, , ,47E-03 Daya baca µm rect 0,1 1,73 1,00,E+10 0,06 1,00 0, , ,11E-15 Daya Ulang µm rect 1, ,24 1,00,E+10 0,55 1,00 0, ,3 9,00E-12 Sums 4,01E-01 3,48E-03 Ketidakpastian baku gabungan, u c, mm 0,633 Derajat Kebebasan efektif, v eff 166 Faktor cakupan, k-student's for v eff and CL 95% 2 Ketidakpastian bentangan, U = ku c, µm 1,3 µm 34

43 Pelaporan Hasil Nama Alat/ Instrument Name : Digimatic Micrometer Nama Pembuat/ Maker : Mitutoyo Type & No Seri/ Serial Number : / Kapasitas/ Range : 0-25 mm Resolusi/ Resolution : 0,001mm Tanggal Kalibrasi/ Calibration Date : Tempat Kalibrasi/ Calibration Place : PT. Santoso Teknindo, Tangerang Suhu ruang/ Room Temperature : (20 ± 1) C Kelembaban/ Humidity : ( 55 ± 5)% HASIL KALIBRASI/ CALIBRATION RESULT Panjang Nominal Koreksi Nominal Length Correction mm mm 0,0 0,000 2,5 0,000 5,1 0,000 7,7 0,000 10,3 0,000 12,9 0,000 15,0 0,000 17,6 0,000 20,2 0,000 22,8 0,000 25,0 0,000 *Kerataan Anvil dan spindel/ Flatness of Anvil and spindel : 1,0 µm *Keparalellan Anvil dan spindel/ Paralellism of Anvil and spindel : 1,0 µm * Ketidakpastian pengukuran/ Uncertainty of measurement : ±1,3 µm Catatan/ Notes: Standar Kalibrasi/ Reference Standard : Gauge Block, Grade 1, Frank 3249 Tertelusur ke SI melalui/ Traceable to SI through : Puslit KIM LIPI, Indonesia 35

44 Dokumen Acuan/ Reference Documen : IK.BK-DM02 and JIS. B.7502 Ketidakpastian pengukuran dinyatakan pada tingkat kepercayaan tidak kurangdari 95 % dengan faktor cakupan k = 2 Uncertainty of measurement is expressed at a confidence Level of no less than 95 % with coverage factor k = 2 Akhir dari sertifikat/ End of Certificate Dikalibrasi oleh. Cosmas SPD Diperiksa Nugroho JW 36

45 BAB 1V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya yang menerangkan tentang proses kalibrasi mikrometer, serta dari analisa perhitungan ketidakpastiannya di PT. Santoso Teknindo, maka penulis bisa membuat kesimpulan secara umum, sebagai berikut : 1. Untuk melakukan kalibrasi, suhu merupakan parameter yang sangat berpengaruh terhadap pengambilan data. 2. Ketidakpastian dihitung dari beberapa sumber, ini memungkinkan ada sumber-sumber lain. 3. Standar yang digunakan untuk kalibrasi harus tertelusur ke standar internasional. 4.2 Saran Untuk memastikan keakuratan data dan analisa hasil kalibrasi, penulis mencoba memberikan saran saran sebagai berikut : 1. Sistem mutu kalibrasi harus di akreditasikan oleh KAN. 2. Perlunya laboratorium khusus kalibrasi agar suhu dan kondisi ruangan tetap terkontrol. 3. Mengkalibrasikan ulang standar-standar yang dipakai agar nilai koreksi dapat diperbaharui. 37

46 Demikianlah laporan kerja praktek ini penulis susun dengan sebaik mungkin, bila ada kekurangan baik dari sistem penyusunan maupun segi tata bahasa penyajian, hal ini tak lain dikarenakan keterbatasan penulis dalam mengumpulkan data dalam penyusunan laporan ini serta kurangnya pengalaman dari penulis. Untuk itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua orang yang membaca laporan ini agar menjadi koreksi yang baik untuk kedepanya. Tidak lupa juga, dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi membantu penulis dalam usaha menyusun laporan kerja praktek ini. 38

47 DAFTAR PUSTAKA 1. Drijarkara Praba,2006. Pengukuran dan Kalibrasi Dimensi. Puslit KIM- LIPI.Tangerang. 2. ISO/TAG 4, January Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement. 3. Google, Mikrometer 4. Anggi, Sutopo. Calibration Knowledge. PT. Santoso Teknindo 39

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah PT. Jaya Mandiri Engineering bermula dari bengkel bubut dan las yang beroperasi pada tahun 1998. Hanya bermodalkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Santoso Teknindo mulai mengawali operasinya pada tahun 1979, berawal dari

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Santoso Teknindo mulai mengawali operasinya pada tahun 1979, berawal dari BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Santoso Teknindo ( PT. STi) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang logam terutama pada pembuatan dan reparasi komponen mesin industri.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Deskripsi Perusahaan PT. XYZ adalah perusahaan manufaktur yang mengerjakan berbagai pesanan, pada umumnya menangani pengerjaan logam sebuah perseroan, adalah

Lebih terperinci

KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER)

KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER) KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STANDAR JIS B 7507 1993 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Zulfebri 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

Pengukuran Teknik Tri Mulyanto. Bab 1 PENDAHULUAN

Pengukuran Teknik Tri Mulyanto. Bab 1 PENDAHULUAN Bab 1 PENDAHULUAN Produk suatu pemesinan akan mempunyai kualitas geometrik tertentu. Dimana kualitas yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengendalian mutu dan proses produksi. Mutu yang baik tidak

Lebih terperinci

RIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM

RIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM Dibuat Oleh : INSTRUKSI KERJA Halaman 1 dari 9 Diperiksa Oleh : (Manajer Teknis ) ( Manajer Mutu ) RIWAYAT REVISI No Revisi Ke Tanggal Revisi Revisi/ Perubahan Direvisi Oleh Disahkan Oleh 1 00 08/09/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi adalah ilmu pengetahuan tentang ukur-mengukur (pengukuran). Pengukuran terjadi sejak manusia lahir sampai meninggal. Hal ini membuktikan bahwa seluruh fase

Lebih terperinci

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING) ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING) IRVAN YURI SETIANTO NIM: 41312120037 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

KALIBRASI MIKROMETER SEKRUP EKSTERNAL DENGAN MENGACU PADA STANDAR JIS B DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU

KALIBRASI MIKROMETER SEKRUP EKSTERNAL DENGAN MENGACU PADA STANDAR JIS B DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU KALIBRASI MIKROMETER SEKRUP EKSTERNAL DENGAN MENGACU PADA STANDAR JIS B 7502-1994 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Andry Kurnia 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU

KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Nahrul Amani 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Perancangan Dies Progressive Komponen X

Perancangan Dies Progressive Komponen X TUGAS AKHIR Perancangan Dies Progressive Komponen X Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : STEFANUS SAPTO AJI PRABOWO NIM : 41306120031

Lebih terperinci

Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge

Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge Zaynawi¹, Bayu Wiro. K², Fipka Bisono³ ¹Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur,

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. SIL/MES/MES319/21 Revisi : 00 Tgl : 21 Juni 2010 Hal 1 dari 5 MATA KULIAH : PROSES PEMESINAN LANJUT KODE MATA KULIAH : MES319 ( 3 SKS P ) SEMESTER : III PROGRAM STUDI : PEND. TEKNIK MESIN DOSEN PENGAMPU

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI Nama : Haga Ardila NPM : 23410094 Jurusan : Teknik mesin LATAR BELAKANG Perkembangan teknologinya dilakukan dengan cara melakukan

Lebih terperinci

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda ALAT UKUR PRESISI Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak diketahui terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yang baik merupakan kunci dari proses produksi massal. Tanpa alat

Lebih terperinci

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm Satu mikrometer adalah secara luas digunakan alat di dalam teknik mesin electro untuk

Lebih terperinci

MAKALAH MIKROMETER SEKRUP Leave a comment

MAKALAH MIKROMETER SEKRUP Leave a comment MAKALAH MIKROMETER SEKRUP Leave a comment 1. I. PENDAHULUAN Fisika adalah ilmu pengetahuan yang didasarkan atas percobaan. Dalam percobaan, pengukuran merupakan salah satu hal yang tidak boleh ditinggalkan.

Lebih terperinci

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI BAB VI Tujuan : Setelah mempelajari materi pelajaran pada bab VI, diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan arti dari kelurusan, kesikuan, keparalelan dan kedataran. 2. Menyebutkan beberapa alat ukur

Lebih terperinci

Pemeriksaan Kesesuaian Antara Komponen Dan Spesifikasi

Pemeriksaan Kesesuaian Antara Komponen Dan Spesifikasi MATERI KULIAN PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT Pemeriksaan Kesesuaian Antara Komponen Dan Spesifikasi Dwi Rahdiyanta FT-UNY Kegiatan Belajar Pemeriksaan kesesuaian antara komponen dan spesifikasi. a. Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV. PENGUMPULAN dan PENGOLAHAN DATA

BAB IV. PENGUMPULAN dan PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN dan PENGOLAHAN DATA 4.1 Objek Pengamatan Master Tools merupakan alat standar kalibrasi yang digunakan sebagai acuan dari peralatan yang akan dikalibrasi. PT. XYZ sendiri memiliki berbagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk penyusunan karya ilmiah. Tahapan tersebut diperlukan agar penulisan dapat secara urut, sistematis

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : TUGAS AKHIR Perancangan Multi Spindel Drill 4 Collet Dengan PCD 90mm - 150mm Untuk Pembuatan Lubang Berdiameter Maksimum 10 mm Dengan Metode VDI 2221 Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai

Lebih terperinci

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router Yovie Rahmatullah 1, Bayu Wiro K 2, Fipka Bisono 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik

Lebih terperinci

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60 PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60 Hasrin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl.Banda

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PERUSAHAAN BAB IIGAMBARAN UMUM GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 SEJARAH UMUM PERUSAHAAN PT. Yasunli Abadi Utama Plastik berdiri di Tangerang, 8 Juli 1980. Adalah suatu perusahaan yang awalnya berspesialisasi

Lebih terperinci

Oleh: Nurul Yahady Tahir Mide Penera Tingkat Terampil

Oleh: Nurul Yahady Tahir Mide Penera Tingkat Terampil Oleh: Nurul Yahady Tahir Mide Penera Tingkat Terampil Latar Belakang Jangka sorong merupakan alat ukur yang banyak digunakan dalam berbagai industri baik industri kecil ataupun industri besar. Kebenaran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perkembangan teknologi yang sangat pesat dewasa ini mengakibatkan tingkat persaingan produk industri manufaktur modern menjadi sangat ketat. PT Presa Genta Engineering (PT PGE) merupakan salah

Lebih terperinci

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT Pengoperasian Mesin Bubut Dwi Rahdiyanta FT-UNY Kegiatan Belajar Pengoperasian Mesin Bubut a. Tujuan Pembelajaran. 1.) Siswa dapat memahami pengoperasian mesin

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI. Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA

PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI. Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA 41306120011 PROGRAM STUDY TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2010 PENENTUAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Laporan tugas akhir BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Garuda Metalindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur.produk utama dari perusahaan ini adalah

Lebih terperinci

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) Proses permesinan (machining) : Proses pembuatan ( manufacture) dimana perkakas potong ( cutting tool) digunakan untuk membentuk material dari bentuk dasar menjadi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah

Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah Sugeng Hariyadi 1, Fitria Hidayanti 1, Sunartoto Gunadi 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, Jakarta

Lebih terperinci

PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUBUTAN POROS ALUMINIUM PADA LATHE MACHINE TYPE LZ 350 MENGGUNAKAN ALAT UKUR ROUNDNESS TESTER MACHINE

PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUBUTAN POROS ALUMINIUM PADA LATHE MACHINE TYPE LZ 350 MENGGUNAKAN ALAT UKUR ROUNDNESS TESTER MACHINE PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUBUTAN POROS ALUMINIUM PADA LATHE MACHINE TYPE LZ 350 MENGGUNAKAN ALAT UKUR ROUNDNESS TESTER MACHINE Rachman Saputra 1, Dodi Sofyan Arief 2, Adhy Prayitno 3 1 Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR USULAN PEMBUATAN SOP KALIBRASI BERDASARKAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO DAN ISO / IEC DI PT X

TUGAS AKHIR USULAN PEMBUATAN SOP KALIBRASI BERDASARKAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO DAN ISO / IEC DI PT X TUGAS AKHIR USULAN PEMBUATAN SOP KALIBRASI BERDASARKAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001-2008 DAN ISO / IEC 17025 DI PT X Disusun Oleh: Nama : Yunita Ramadhani NIM : 4160411-089 Program Studi : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK

BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK 3.1 Perancangan dan Tahap-tahap Perancangan Perancangan adalah tahap terpenting dari seluruh proses pembuat alat. Tahap pertama

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN ROUGH GUIDE DI PT. ARTECH PRESISI MESINDO NAMA: DENNI HARTONO NPM :

PROSES PEMBUATAN ROUGH GUIDE DI PT. ARTECH PRESISI MESINDO NAMA: DENNI HARTONO NPM : PROSES PEMBUATAN ROUGH GUIDE DI PT. ARTECH PRESISI MESINDO NAMA: DENNI HARTONO NPM : 21412840 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH/ LAPORAN KERJA PRAKTEK PROSES PEMBUATAN

Lebih terperinci

Kata kunci: Proses Milling, Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan, Surface Roughness

Kata kunci: Proses Milling, Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan, Surface Roughness Uji Kekasaran Permukaan Benda Kerja Pada Baja ST 37 Hasil Proses Milling Akibat Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan Menggunakan Surface Roughness Tester Widson*, Naufal Abdurrahman P, Cahyo Budi

Lebih terperinci

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC Materi 3 Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC Tujuan : Setelah mempelajari materi 3 ini mahasiswa memiliki kompetensi: Memasang benda kerja di mesin frais CNC Memilih alat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Informatika - Matematika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI PENENTUAN KELAYAKAN KOMPONEN MESIN BENTUK BOLA

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERANCANGAN DIE EKSTRUSI UNTUK MATERIAL ALUMINIUM A6063S

IMPLEMENTASI PERANCANGAN DIE EKSTRUSI UNTUK MATERIAL ALUMINIUM A6063S IMPLEMENTASI PERANCANGAN DIE EKSTRUSI UNTUK MATERIAL ALUMINIUM A6063S Laporan Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd. PROSES PEMBUBUTAN LOGAM PARYANTO, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin (komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

c. besar c. besar Figure 1

c. besar c. besar Figure 1 1. Yang termasuk jenis pahat tangan adalah. a. pahat tirus. d. pahat perak b. pahat alur e. pahat intan c. pahat chamfer 2. Faktor-faktor berikut harus diperhatikan agar pemasangan kepala palu agar kuat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO7.6 ISO 9001 2008) di PT Torabika Eka Semesta dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia robotika yang semakin meningkat, bentuk desain dan fungsi robot pun semakin bervariasi. Pada umumnya komponen rangka dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Material dan Bahan Baku Material merupakan bagian yang penting dalam kegiatan produksi yang sedang berlangsung. Material yang digunakan oleh PT. Braja Mukti Cakra dalam

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN ABSTRACT

PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN ABSTRACT PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN Sutiyoko 1), Muhammad Farid Nur 2) 1),2) Jurusan Teknik Pengecoran Logam, Politeknik Manufaktur Ceper,

Lebih terperinci

Mesin Perkakas Konvensional

Mesin Perkakas Konvensional Proses manufaktur khusus digunakan untuk memotong benda kerja yang keras yang tidak mudah dipotong dengan metode tradisional atau konvensional. Dengan demikian, bahwa dalam melakukan memotong bahan ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM PENELITIAN Mulai Studi Lapangan dan Tinjauan Persiapan Alat dan Bahan Proses pembuatan alat Pengecekan dan pengukuran alat Koneksi alat dengan Software Setting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. base gantungan baju multifungsi adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PERANCANGAN. base gantungan baju multifungsi adalah sebagai berikut : BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan merupakan langkah-langkah yang dijadikan pedoman dalam melakukan perancangan agar memperoleh hasil yang lebih baik dan memperkecil kesalahan kesalahan yang

Lebih terperinci

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) BIDANG KOMPETENSI 1. KELOMPOK DASAR / FOUNDATION 2. KELOMPOK INTI 3. PERAKITAN (ASSEMBLY) 4. PENGECORAN DAN PEMBUATAN CETAKAN

Lebih terperinci

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi Bidang Teknik Mesin Yogyakarta, 10 November 2012 Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi Hendro Prassetiyo, Rispianda, Irvan Rinaldi Ramdhan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Struktur Organisasi Perusahaan. Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu bagan yang

Struktur Organisasi Perusahaan. Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu bagan yang Struktur Organisasi Perusahaan. Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu bagan yang memperlihatkan adanya suatu hubungan kerja diantara setiap bagian, serta menggambarkan hubungan tanggung jawab

Lebih terperinci

MODUL PROSES PEMESINAN LANJUT

MODUL PROSES PEMESINAN LANJUT Dr. Wagiran MODUL PROSES PEMESINAN LANJUT (Aplikasi Pendekatan Konstruktivistik Model Self Assessment) JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 Proses Pemesinan

Lebih terperinci

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut BAB III MESIN FRAIS A. Prinsip Kerja Mesin Frais Mesin frais adalah salah satu mesin konvensional yang mampu mengerjakan penyayatan permukaan datar, sisi tegak, miring bahkan pembuatan alur dan roda gigi.

Lebih terperinci

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal PENGARUH PROSES PEMOTONGAN END MILL TERHADAP HASIL POTONG Dalmasius Ganjar Subagio*) INTISARI PENGARUH PROSES PEMOTONGAN END MILL TERHADAP HASIL POTONG. Telah dilaksanakan penelitian terhadap perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja merupakan alat komunikasi bagi orang manufaktur. Dengan melihat gambar kerja, operator dapat memahami apa yang diinginkan perancang

Lebih terperinci

SKRIPSI PEMBUATAN PROGRESSIVE DIES PROSES PIERCING DAN BLANGKING ENGSEL UNTUK KOMPONEN KURSI LIPAT

SKRIPSI PEMBUATAN PROGRESSIVE DIES PROSES PIERCING DAN BLANGKING ENGSEL UNTUK KOMPONEN KURSI LIPAT SKRIPSI PEMBUATAN PROGRESSIVE DIES PROSES PIERCING DAN BLANGKING ENGSEL UNTUK KOMPONEN KURSI LIPAT HELIN CANDRA ISTANTO NIM. 201354053 DOSEN PEMBIMBING Qomaruddin, ST., MT. Ir., Masruki Kabib, MT. PROGRAM

Lebih terperinci

Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung

Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung Pengukuran Teknik, Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Teknik Mesin UBL KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung 1.1 Pengukuran ( measurement ) Pengukuran adalah

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085749055673 2010 UN Paket: B 2010 1. Gambar pandangan dengan metode proyeksi sudut ketiga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam bidang industri khususnya di bidang manufaktur sekarang ini sangatlah pesat. Perkembangan yang pesat itu diiringi tingginya tuntutan nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini persaingan di dunia industri makin ketat. Permintaan pasarpun sering berubah-ubah. Kenyataan ini membuat para pengusaha selalu berusaha meningkatkan

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN POROS PENGADUK PADA MESIN PENGKRISTAL GULA JAWA PROYEK AKHIR

PROSES PEMBUATAN POROS PENGADUK PADA MESIN PENGKRISTAL GULA JAWA PROYEK AKHIR PROSES PEMBUATAN POROS PENGADUK PADA MESIN PENGKRISTAL GULA JAWA PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya D3

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Disusun oleh : Yulius Wahyu Jatmiko NIM : I

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Disusun oleh : Yulius Wahyu Jatmiko NIM : I PENGARUH LINEAR MOVEMENT DISPLAY TERHADAP AKURASI AKSIS DAN PENGARUH RPM TERHADAP PARALELITI, SIRKULARITI, KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL KRISBOW KW15-484 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

MEKANIKA Volume 12 Nomor 1, September Keywords : Digital Position Read Out (DRO)

MEKANIKA Volume 12 Nomor 1, September Keywords : Digital Position Read Out (DRO) 1 PENGARUH LINEAR MOVEMENT DISPLAY TERHADAP AKURASI AKSIS DAN PENGARUH RPM TERHADAP PARALELITI, SIRKULARITI, KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL KRISBOW KW15-484 Yulius Wahyu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS

ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS Rakian Trisno Valentino Febriyano 1), Agung Sutrisno ), Rudy Poeng 3)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perancangan Alat Bantu Perancangan (desain/design) alat bantu (tools) merupakan: proses mendesain dan mengembangkan alat bantu, metoda, dan teknik yang dibutuhkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING) BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING) 66 Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja dengan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang

Lebih terperinci

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES FRAIS Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais Kegiatan Belajar Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Menentukan Peralatan

Lebih terperinci

JANGKA SORONG I. DASAR TEORI

JANGKA SORONG I. DASAR TEORI JANGKA SORONG I. DASAR TEORI Jangka sorong merupaakan salah satu alat ukur yang dilengkapi dengan skala nonius, sehingga tingkat ketelitiannya mencapai 0,02 mm dan ada juga yang ketelitiannya 0,05 mm.

Lebih terperinci

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 1 Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja dengan

Lebih terperinci

APLIKASI NEW HIGH SPEED MACHINING ROUGHING STRATEGY PADA MESIN CNC YCM EV1020A

APLIKASI NEW HIGH SPEED MACHINING ROUGHING STRATEGY PADA MESIN CNC YCM EV1020A APLIKASI NEW HIGH SPEED MACHINING ROUGHING STRATEGY PADA MESIN CNC YCM EV1020A TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Edwin Bagus Yuwono 09 06

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING

PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING NAMA : SOFIAN OKTAVIARDI NPM : 27412096 JURUSAN : TEKNIK MESIN PEMBIMBING : IRWANSYAH, ST., MT. Latar

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA STUDI PERBANDINGAN BEBERAPA PRODUK CONNECTING ROD YANG ADA DI PASARAN DITINJAU DARI ASPEK METROLOGI

TUGAS SARJANA STUDI PERBANDINGAN BEBERAPA PRODUK CONNECTING ROD YANG ADA DI PASARAN DITINJAU DARI ASPEK METROLOGI TUGAS SARJANA STUDI PERBANDINGAN BEBERAPA PRODUK CONNECTING ROD YANG ADA DI PASARAN DITINJAU DARI ASPEK METROLOGI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) di Jurusan

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Moulding Menggunakan Mesin CNC Frais

Proses Pembuatan Moulding Menggunakan Mesin CNC Frais Laporan Kerja Praktek Proses Pembuatan Moulding Menggunakan Mesin CNC Frais Laporan Kerja Praktek Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Pengambilan Tugas Akhir Disusunoleh : NAMA : FEBRIAN GALUH

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja yang baik akan memudahkan pemahaman saat melakukan pengerjaan suatu produk, dalam hal ini membahas tentang pengerjaan poros

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini dapat dilihat dari mulai banyaknya merek dunia yang masuk ke pasar Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tempat yang akan di gunakan untuk perakitan dan pembuatan sistem penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi Universitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PEMBUATAN PROTOTYPE ROBOT KABEL 4 AKSIS DENGAN SISTEM PENGENDALI OTOMATIS UNTUK MENGGERAKKAN BEBAN 3 KG DWI CAHYO MARINDHO

TUGAS AKHIR PEMBUATAN PROTOTYPE ROBOT KABEL 4 AKSIS DENGAN SISTEM PENGENDALI OTOMATIS UNTUK MENGGERAKKAN BEBAN 3 KG DWI CAHYO MARINDHO TUGAS AKHIR PEMBUATAN PROTOTYPE ROBOT KABEL 4 AKSIS DENGAN SISTEM PENGENDALI OTOMATIS UNTUK MENGGERAKKAN BEBAN 3 KG DWI CAHYO MARINDHO 201554121 DOSEN PEMBIMBING Ir. Masruki Kabib, MT. Rochmad Winarso,

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA Disusun Oleh: Nama : Asep Darwis Zatnika NPM : 31412199 Kelas : 4ID05 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

METROLOGI INDUSTRI DAN STATISTIK

METROLOGI INDUSTRI DAN STATISTIK METROLOGI INDUSTRI DAN STATISTIK 1 DAFTAR ISI Hal 1. Karakteristik Geometri 1 2. Toleransi dan Suaian 2 3. Cara Penulisan Toleransi Ukuran/Dimensi 5 4. Toleransi Standar dan Penyimpangan Fundamental 7

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. ALUR PROSES PENGERJAAN Pada waktu pelaksanaan Kerja Praktik, penulis ditugaskan untuk membantu proses Membuat komponen Dies Guard RL Hanger K25A, Adapun diagram

Lebih terperinci

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir Agung Premono 1, a *, Triyono 1, R. Ramadhani 2, N. E. Fitriyanto 2 1 Dosen, Jurusan

Lebih terperinci

TURBO Vol. 6 No p-issn: , e-issn: X

TURBO Vol. 6 No p-issn: , e-issn: X TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH JENIS PAHAT DAN VARIABEL PEMOTONGAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340 26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan 3.1.1 Benda Kerja Benda kerja yang digunakan untuk penelitian ini adalah baja AISI 4340 yang telah dilakukan proses pengerasan (hardening process). Pengerasan dilakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRESS DIES PART C & ROUND REINFORCE DI PT. HYDRAXLE PERKASA MANUFACTURING ENGINEERING

PERANCANGAN PRESS DIES PART C & ROUND REINFORCE DI PT. HYDRAXLE PERKASA MANUFACTURING ENGINEERING PERANCANGAN PRESS DIES PART C & ROUND REINFORCE DI PT. HYDRAXLE PERKASA MANUFACTURING ENGINEERING TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Disusun

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH KECEPATAN FEEDING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DRAW BAR MESIN MILLING ACIERA DENGAN PROSES CNC TURNING

ANALISA PENGARUH KECEPATAN FEEDING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DRAW BAR MESIN MILLING ACIERA DENGAN PROSES CNC TURNING JTM Vol. 03, No. 3, Oktober 2014 1 ANALISA PENGARUH KECEPATAN FEEDING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DRAW BAR MESIN MILLING ACIERA DENGAN PROSES CNC TURNING ISYA PRAKOSO Program Studi Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian 135 LAMPIARN 1.4 SOAL TEST UJI COBA INSTRUMEN Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu : 60 menit Sifat Ujian : Tutup Buku PETUNJUK UMUM 1. Tulis nama, dan kelas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penyediaan permesinan dan sparepart untuk industri farmasi. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini

Lebih terperinci

Toleransi& Implementasinya

Toleransi& Implementasinya Toleransi& Implementasinya Daftar Isi 1. Toleransi Linier... 3 a) Suaian-suaian (Fits)... 6 b) Jenis jenis Suaian... 6 c) Toleransi Khusus dan Toleransi Umum... 6 1) Toleransi Khusus... 6 2) Toleransi

Lebih terperinci

PT. GLOBAL MITRA PROTEKSINDO

PT. GLOBAL MITRA PROTEKSINDO Penyebab Perusahaan/ Bisnis Terus Berkembang? PROFIT PENJUALAN KONSUMEN Seperti apa produk / jasa yang dapat memuaskan konsumen? Gambaran & karakteristik barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR

PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR 81 JTM Vol. 05, No. 2, Juni 2016 PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR Irawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK Sunarto Teknik Mesin Politeknik Bengkalis Jl. Batin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau sunarto@polbeng.ac.id Abstrak Ulir metrik adalah salah satu

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING Mulyadi (1), Toti Srimulyati (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang (2) Staf Pengajar Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam sebuah sistem kerja yang terdiri dari berbagai rangkaian mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam sebuah sistem kerja yang terdiri dari berbagai rangkaian mesin, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sebuah sistem kerja yang terdiri dari berbagai rangkaian mesin, dibutuhkan ketepatan dalam keseluruhan sistem kerjanya, baik ketepatan waktu kerja, pemasangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan laboratorium Metrologi Teknik Mesin Universitas lampung dan laboratorium SMK

Lebih terperinci

DRIL I LIN I G N SEMESTER 2

DRIL I LIN I G N SEMESTER 2 Semester 2 DRILLING SEMESTER 2 PRINSIP DASAR PDefinisi Pengeboran adalah suatu proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata bor (twist drill) untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun

Lebih terperinci