ANALISIS MEREK DAN BAHAN BAKU UNTUK MEMENANGKAN PERSAINGAN (Studi Kasus Kerajinan Batik Kayu Sanggar Punokawan di Dusun Krebet Yogyakarta Indonesia)
|
|
- Hendri Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 31 ANALISIS MEREK DAN BAHAN BAKU UNTUK MEMENANGKAN PERSAINGAN (Studi Kasus Kerajinan Batik Kayu Sanggar Punokawan di Dusun Krebet Yogyakarta Indonesia) Joseph M.J.Renwarin Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis ( Kalbis Institute ) Jakarta joseph.renwarin@kalbis.ac.id ABSTRACT This research is activity university report of research and social dedication. This study is in accordance with the master plan research of our Institute where is one of them is the Creative Industries sector development., especially small and medium enterprises. The objective of this paper is give description and analysis of current condition of businesses in Wood Batik s Jogjakarta Indonesia as part of creative economic of Indonesia. The benefit of this journal is give the development strategy for management, government and others. The research methology used is qualitative non interactive research by observation and direct interviews with the stakeholders. The result of research are the lack of capacity to sell with the premium price in market, brand image dan band equity. The other finding is the capacity to improve the quality of raw material to increase brand image of product from Sanggar Punokawan Desa Krebet Jogjakarta Indonesia and also for all the bisnis in Wood Batiks. Keywords: brand image, brand equity, competitive advantages, raw material. PENDAHULUAN Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia Usaha Kecil dan Menengah (UKM) selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. Dusun Krebet saat ini masih sangat terkenal dengan kerajinan batik kayu yang dimilikinya. Kerajinan yang dihasilkan seperti topeng, wayang, aksesoris rumah tangga, patung kayu, kotak perhiasan, sandal, nampan, miniatur hewan, pigura, gantungan kunci, dan lain-lain. Masyarakat dalam negeri maupun luar negeri menyukai kerajinan ini. Tetapi dibalik keberhasilan itu, peneliti menemukan beberapa masalah yang terdapat pada kerajinan batik kayu di Dusun Krebet ini. Pengrajin usaha kecil dan menengah (UKM) batik kayu di Dusun Krebet cenderung menghasilkan produk yang dengan model yang sama dari waktu ke waktu, hal ini bertolak belakang dengan perkembangan produkproduk lain yang semakin inovatif dan variatif untuk memenuhi kebutuhan maupun keinginan konsumen yang juga sangat variatif. Pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa penjualan produk batik kayu yang kurang marak dipasaran. Tidak sedikit masyarakat lokal maupun mancanegara yang memuji kerajinan batik kayu ini. Namun model yang dihasilkan oleh pengrajin batik kayu cenderung sama dari waktu ke waktu dan tidak mengikuti tren yang berdampak pada penjualan batik kayu tidak optimal karena faktor design atau tampilan yang sebenarnya mampu dipoles sehingga dapat nilai produk batik kayu dapat
2 32 maksimal dan istimewa dipasar. Sanggar Punokawan merupakan sanggar kerajinan batik kayu di Desa Krebet, Jogjakarta. Hal ini dapat menjadi salah satu factor yang bisa mendongkrak kepopuleran Sanggar Punokawan di mata masyarakat. Sanggar Punokawan pun sudah banyak diakui di pasar luar negeri seperti Amerika, Korea Selatan, dan Malaysia, di dalam negeri pun sudah menjadi pemasok beberapa toko retail besar seperti Carrefour dan Mirota, memang hanya saja nama atau citra merk Sanggar Punokawan ini yang masih asing di telinga sebagian besar masyarakat, apalagi masyarakat muda Indonesia yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa. Oleh karena itu pada makalah penelitian ini, peneliti akan membahas strategi yang dapat dikembangkan agar produk kerajinan batik kayu Sanggar Punokawan dapat masuk maupun memperluas pangsa pasar terutama pada target kaum muda di Indonesia. Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan dalam latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi produk yang dilakukan oleh para pengrajin batik kayu di Dusun Krebet untuk dapat memperluas pangsa pasar segmen muda? 2. Bagaimana strategi promosi yang dilakukan oleh para pengrajin batik kayu di Dusun Krebet untuk dapat memperluas pangsa pasar segmen muda? METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakkan metode deskriptif. Metode yang digunakan bersifat analisis deskriptif, artinya penelitian yang dilakukan adalah untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena - fenomena yang ada. Peneliti menggunakan metode gabungan dari penelitian kualitatif interaktif dan non interaktif, Penelitian non interaktif (non interaktif inquiry) disebut juga penelitian analisis, mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalis, dan mengadakan sintesis data, untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep, kebijakan, peristiwa yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat diamati. Metode kualitatif interaktif merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya. Peneliti menginterpretasikan fenomena fenomena bagaimana orang mencari makna daripadanya. Pendapat lain juga, metode kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1975) yang dikutip oleh Moleong (2007) adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamatim dengan menggunakan metode alamiah. Objek Penelitian
3 33 Kota Yogyakarta Indonesia, dikenal memiliki banyak pengrajin yang masing-masing mempunyai keahlian dan ciri khas keunikannya tersendiri. Salah satu pengrajin tersebut berada di Dusun Krebet yang merupakan sebuah dusun di Desa Sendangsari Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul, ± 12 km Barat Daya Kota Yogyakarta, dengan luas wilayah ± 104 ha. Secara geografis, dusun yang dikelilingi oleh pohon jati, akasia mahoni, dan sengon ini membuat jarak dengan dusun lain cukup berjauhan. Sebelah utara Dusun Krebet berbatasan dengan Dusun Kaliasem, Desa Bangunjiwo, di sebelah timur berbatasan dengan Dusun Pringgading yang masuk kedalam wilayah Desa Guwosari, di sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Dadabong dan Dusun Kabrokan Wetan, dan sebelah barat berbatasan dengan Dusun Petung dan Dusun Butuh Lor Desa Triwidadi. Awalnya, Dusun Krebet merupakan sebuah hutan belantara bertanah kapur nan tandus yang terletak di atas Bukit Slarong yang bahkan belum memungkinkan untuk dijadikan kawasan tempat tinggal. Nama Krebet sendiri diambil dari nama tumbuhan terbesar yang mudah dilihat yang berada di kawasan hutan tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, lama-kelamaan hutan ini digunakan sebagai lahan pertanian, yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk dusun ini. Tetapi karena keadaan tanah yang tandus serta pengairan yang hanya mengandalkan hujan mengakibatkan penghasilan mereka tidak cukup untuk biaya hidup sehari-hari. Menghadapi kondisi demikian, sebagian dari para petani itu mencoba pekerjaan lain seperti membuat kerajinan berbahan dasar kayu dengan memanfaatkan kayu dari pohon jati, akasia mahoni, dan sengon yang ada disekitar Dusun Krebet. Memang awalnya warga Dusun Krebet hanya memproduksi berbagai kerajinan kayu, hingga suatu ketika seorang warga bernama Windarti yang dengan berbagai pengalaman seputar batik membawa sebuah inovasi yakni dengan membatik diatas kerajinan kayu, yang saat ini dikenal dengan nama batik kayu. Inovasi tersebut banyak diikuti oleh para pemilik sanggar di Dusun Krebet. Sanggar Punokawan merupakan salah satu sanggar yang mengembangkan batik kayu. Sanggar Punokawan didirikan oleh Anton Wahana pada tahun Dalam pembuatan kerajinan batik kayu, material yang digunakan adalah kayu yang lunak seperti sengon, pule, dan mahoni agar kayu lebih mudah dibentuk. Kayu-kayu yang dibatik bisa berupa topeng, wayang, aksesoris rumah tangga, patung kayu, kotak perhiasan, sandal, nampan, miniatur hewan, pigura, gantungan kunci, dan banyak yang lainnya. Proses pembuatan motif batik pada kayu tersebut sama dengan membatik kain, yaitu menggunakan lilin (malam) dan canting serta pola yang dibuat secara manual. Motif batik yang digunakan pada batik kayu muncul dari kreasi pengrajin sendiri maupun motif yang disesuaikan dengan permintaan pembeli. Keunggulan pengrajin batik di Dusun Krebet ini dikenal akan pengerjaannya yang bagus. Produk yang dihasilkan juga memiliki karya seni yang bernilai tinggi. Metode Pengumpulan Data Studi kasus merupakan suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, serta memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Metode pengumpulan data dari studi kasus ini adalah dengan cara apa dan bagaimana data yang diperlukan dapat dikumpulkan sehingga hasil akhir penelitian mampu menyajikan informasi yang valid dan reliable (Bungin, 2003). Adapun metode pengambilan data melalui wawancara dengan pemilik, pekerja dan pedagang di "Sanggar Punokawan" di Desa Krebet, Bantul, Yogyakarta
4 34 - Indonesia. Tujuan metode ini agar didapat informasi yang faktual dan terperinci dari narasumber ahli mengenai data yang diperlukan untuk penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis kayu yang digunakan untuk bahan baku pembuatan kerjainan batik kayu antara lain kayu sengon, sonokeling, mahoni, serta kayu jati. Dan konsumen paling menggemari kayu sengon karena bahan kayu tersebut ringan tetapi memiliki kualitas yang baik. Bahan baku kayu ini berasal dari daerah sekitar juga, yaitu daerah Desa Krebet, tetapi ada juga yang dipesan dari penjual kayu sekitar Indonesia melalui koperasi yang dibeli secara gelondongan kemudian baru diolah. Untuk menentukan desain batik kayu akan menjadi seperti apa, pengrajin tergantung akan pesanan, apabila ingin desain tertentu maka dibuat seperti itu dan jika untuk motif-motif yang dibuat secara berkala untuk produksi produk yang akan dijual atau dipasarkan merupakan ide dari setiap pengrajin yang membuat kerajinan batik kayu itu sendiri. Untuk pemasaran produk batik kayu itu sendiri menargetkan pasar dalam negeri dan luar negeri. Di dalam negeri, Sanggar Peni memasok untuk Carrefour dan Mirota, dan juga menjual eceran maupun grosir langsung kepada pembeli yang datang langsung untuk membeli/memesan. Pasar luar negeri pun sudah dijangkau juga seperti adanya pelanggan dari Malaysia, Amerika, dan Korea. Dapat dibilang semua segmen usia mungkin adanya untuk menggemari produk batik kayu yang diproduksi oleh Sanggar Peni. Sejauh ini Sanggar Peni belum merasakan adanya masalah besar karena masyarakat sekitar suka. Dari segi prduksi pun para pengrajin sudah terbiasa sehingga minim kesalahan dan hambatan. Tetapi, yang mungkin dapat menjadi masalah adalah terus naiknya harga beli bahan baku untuk produksi batik kayu, dan mungkin belum sadarnya Sanggar peni terhadap pasar yang seharusnya dapat lebih dijangkau dan inovasi produk atau inovasi pemasaran lain yang berpotensi tetapi belum dieksplor. Cat yang digunakan untuk memproduksi kerajinan batik kayu adalah cat yang sama yang digunakan untuk memproduksi kerajinan batik tulis atau batik kain yaitu cat naptol. Kelebihan dari batik kayu sendiri ini pun adalah batik kayu lebih istimewa dalam proses pembuatan atau proses produksinya, karena memerlukan keahlian yang lebih khusus atau lebih sulit dibandingkan membatik pada kain pada umumnya. Produk-produk yang dihasilkan pun lebih fungsional, bisa untuk aktivitas sehari-hari, pajangan, dan lain-lain. Sanggar Punokawan yang berada di wilayah Desa Krebet ini memang memiliki banyak potensi untuk menjadi pionir sebagai Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di industri kerajinan batik kayu, karena selain menjadi yang pertama berdiri sebagai sanggar kerajinan batik kayu di Jogjakarta, wilayah Desa Krebet pun memang sudah terkenal menjadi desa wisata karena terkenal menjadi desa para pengrajin batik kayu di Jogjakarta, bahkan se- Indonesia. Selanjutnya ada dijelaskan bahwa desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyapu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (Wiendu, 1993). Pada penelitian diperoleh data yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Dalam penentuan alternatif strategi, analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui lingkungan perusahaan baik internal maupun eksternal terkait dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan
5 35 ancaman yang dihadapi perusahaan yaitu menggunakan analisis SWOT, dan analisis lingkungan eksternalnya menggunakan Five Competitive Forces. Strategi yang Dapat Dikembangkan Masyarakat Indonesia cenderung menyukai dan memilih untuk membeli barang yang dapat digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Mengkolaborasikan material batik kayu dengan material lainnya yang biasa digunakan masyarakat merupakan hal yang lazim terjadi. Contoh: Sendok stainless dengan gagang kayu, dimana terdapat motif batik pada gagang kayu sendok tersebut. Mengaplikasikan kerajinan batik kayu sebagai aksesori penunjang gaya hidup. Generasi XYZ masa kini cenderung hidup mengikuti arus tren yang mengalir sehingga menginginkan sesuatu yang trendi yang sekaligus dapat menunjang aktualisasi diri tanpa memperhatikan faktor-faktor lain seperti dari bahan apa barang itu terbuat dan bagaimana prosesnya, yang cenderung dikesampingkan. Contoh: Pembuatan jam tangan berbahan kayu dengan motif batik yang trendi untuk menunjang gaya hidup remaja modern. Menggunakan perencanaan komunikasi pemasaran atau biasa disebut Integrated Marketing Communication sehingga dapat memperkenalkan nilai tambah dari rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi-misalnya periklanan umum, respon langsung, sales promotion, dan PR-dan mengombinasikan disiplin-disiplin ini untuk memberikan kejelasan, konsistensi dan dampak komunikasi yang maksimal sehingga dapat membentuk strategi yang kompleks untuk batik kayu. Pasar cenderung menyukai sesuatu yang mendadak populer dan menginginkan sesuatu yang berbeda dari yang lain. Ini membuat munculnya ide strategi yang dapat dikembangkan yaitu untuk terus berinovasi dalam pembuatan motif seperti dengan membuat motif secara seasonal maupun motif yang dijual terbatas. Contoh: Pada saat Natal membuat batik kayu yang bertema Natal, atau pada saat Ramadhan membuat tema Ramadhan. Maraknya pola pikir masyarakat modern yang lebih mengapresiasi sesuatu berdasarkan nominal harga yang menggambarkan strata atau kelas barang tersebut. Menciptakan citra merk yang lebih premium melalui pemasaran yang lebih berkelas baik diberbagai media sosial maupun media elektronik, membuat kemasan yang unik dan menarik, serta mendistribusikan batik kayu ke pusat-pusat perbelanjaan modern namun juga didukung oleh strategi internet marketing yang dapat meningkatkan penjualan batik kayu secara offline maupun online. Dengan mengkolaborasikan strategi yang dapat dikembangkan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat diambil satu langkah yaitu menciptakan dan mengembangkan citra merek premium yang mampu menelurkan produk-produk baru yang lebih fungsional bagi masyarakat Indonesia khususnya untuk menyasar segmen remaja seperti diaplikasikan maupun dikolaborasikan dalam berbagai bentuk produk seperti jam tangan berbahan dasar kayu dengan torehan batik sebagai motifnya, gagang kacamata batik kayu, case ponsel batik kayu, dan sebagainya. Dengan membangun citra merek premium melalui desain yang trendi dan modern, serta membuat tema unik pada musim tertentu (seasonal atau limited edition) diharapkan mampu memberikan kepuasan dan aktualisasi diri tersendiri bagi konsumen batik kayu sehingga terjadi decision purchase dan repeat purchase yang membuat bisnis batik kayu ini terus berjalan.
6 36 DAFTAR PUSTAKA Aaker, David A Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name. New York: The Free Press. Akkasaeng, R. & R.C. Gutteridge Albizia chinensis (Roxb.) Benth. [Internet] Record from Proseabase. Faridah Hanum, I & van der Maesen, L.J.G. (Editors). Auxiliary Plants. : Plant Resources of South-East Asia 11: PROSEA (Plant Resources of South-East Asia) Foundation, Bogor, Indonesia. Accessed from Internet: 26-Jan-2013 Alma, Buchari Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Bungin, Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Heyne, K Tumbuhan Berguna Indonesia 2: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor. Kotler, P. dan Kevin Lane Keller Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jilid 2. Jakarta: PT Indeks. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Rangkuti, Freddy Measuring Customer Satisfaction: Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan dan Analisis Kasus PLN-JP. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta [Internet] academia.edu/ /peningkatan_jumlah_tenaga_kerja_dari_perkembangan_ inovasi_kerajinan_batik_kayu_krebet_kabupaten_bantul. Accessed from Internet: 5- Jun-2016 [Internet] etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93559/potongan/s introduction.pdf. Accessed from Internet: 5-Jun-2016 [Internet] fitinline.com/article/read/batik-kayu. Accessed from Internet: 5-Jun-2016 [Internet] studentjournal.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/3266. Accessed from Internet: 5-Jun diakses tanggal 12 Juni 2016
BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif di Indonesia. Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman dan kekayaan seni, budaya, suku, bangsa, dan agama. Keanekaragaman akan memberikan suatu identitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro selama ini terbukti dapat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia merupakan pemain utama dalam kegiatan perekonomian, dan merupakan akselerator dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan kerajinan bernilai seni tinggi dan menjadi salah satu warisan budaya Indonesia. Kain batik yang memiliki corak yang beragam serta teknik pembuatannya
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Indentifikasi faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam pembuatan strategi. Identifikasi faktor internal
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan terhadap produk membership Celebrity Fitness
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan terhadap produk membership Celebrity Fitness yang menguji mengenai variabel Brand Image dan Promotion terhadap minat pembelian. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di Indonesia, Pelaku usaha semakin banyak jumlahnya dan produk yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling berlomba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada BAB I ini akan dijelaskan secara umum mengenai bagaimana latar belakang pemilihan judul proyek, rumusan masalah yang mempengaruhi bagaimana desain proyek nantinya, tujuan proyek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang, dinamika lingkungan bisnis berdampak pada perubahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam segala bidang, dinamika lingkungan bisnis berdampak pada perubahan perencanaan komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Bagi sebagian konsumen pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. 1. Dalam upaya meningkatkan corporate image menejemen Radio GDS FM. a. Membuat program acara on air. segmen pasar anak muda.
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam upaya meningkatkan corporate image menejemen Radio GDS FM Ampah Barito
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif menurut Drs. Mardalis bertujuan untuk Mendeskripsikan, mencatat,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang dipakai dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Drs. Mardalis bertujuan untuk Mendeskripsikan, mencatat,
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)
PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keputusan pembelian merupakan kesimpulan terbaik konsumen untuk melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan pembelian merupakan kesimpulan terbaik konsumen untuk melakukan pembelian. Keputusan pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh perilaku pembelian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, kondisi dunia usaha di Indonesia dihadapkan pada keadaan persaingan yang sangat ketat. Hal ini antara lain disebabkan oleh para pesaing dari luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumennya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi di dalam aspek ilmu pengetahuan dan juga teknologi memberikan dampak juga kepada aspek bisnis. Globalisasi juga dapat dikatakan sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi jalan dan bertahannya perusahaan. Persaingan yang semakin pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam organisasi, lingkungan merupakan faktor utama yang mempengaruhi jalan dan bertahannya perusahaan. Persaingan yang semakin pesat karena majunya teknologi dan globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung merupakan kota kreatif dengan potensi sumber daya manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota Bandung telah dikenal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis identik dengan persaingan, yaitu persaingan memperebutkan pelanggan potensial dan mempertahankan pelanggan yang ada. Persaingan bisnis juga terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tren kehidupan masyarakat saat ini semakin mengarah pada Back To
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tren kehidupan masyarakat saat ini semakin mengarah pada Back To Nature atau kembali ke alam. Kondisi ini dikarenakan obat farmasi yang sangat mahal dan
Lebih terperinciVolume II No. 2, Juni 2016 ISSN :
PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU NIKE PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN *( Luluk Nur Azizah Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan merupakan kompleks budi dan daya, bukan semata-mata keseniaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan, karena kebudayaan merupakan kompleks budi dan daya, bukan semata-mata keseniaan dan kekayaan. Kesenian dan kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meskipun sedang mengalami berbagai masalah dalam perekonomian,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meskipun sedang mengalami berbagai masalah dalam perekonomian, Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan pemulihan khususnya dalam bidang pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Berbagai produk kerajinan diproduksi oleh perusahaan kerajinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerajinan merupakan salah satu produk andalan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berbagai produk kerajinan diproduksi oleh perusahaan kerajinan yang tersebar di hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan
Lebih terperinciBAB II. LANDASAN TEORI
9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan aspek penting dalam menunjang sumber daya manusia. Karena sumber daya manusia terutama generasi muda yang baik merupakan modal utama dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Keputusan Pembelian 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Armstrong (2012), perilaku pembelian konsumen mengacu
Lebih terperinciPENGANTAR ADMINISTRASI BISNIS: Pemasaran
PENGANTAR ADMINISTRASI BISNIS: Pemasaran Drs. M. Djudi Mukzam.M.Si dan Swasta Priambada, S.Sos, MAB Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Email : mjmukzam@yahoo.com / swasta_p@ub.ac.id
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN TERHADAP PRODUK KERAJINAN BERBAHAN KAYU JATI. ( STUDI KASUS : CV DWIPA ART SIDOARJO )
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN TERHADAP PRODUK KERAJINAN BERBAHAN KAYU JATI. ( STUDI KASUS : CV DWIPA ART SIDOARJO ) SKRIPSI OLEH : ANEKE CHRISTIANI NIM : 01206080 FAKULTAS
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU KW (IMITASI) DI PASAR KLITHIKAN YOGYAKARTA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU KW (IMITASI) DI PASAR KLITHIKAN YOGYAKARTA Oleh Deni Dwi Mahendra Program S1 MANAJEMEN Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK Deni Dwi Mahendra.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. 1 Paradigma dalam penelitian ini adalah konstruktivisme. Menurut Guba dan Lincoln realitas
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah di bahas pada bab sebelumnya, maka. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis data yang telah di bahas pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan proses identifikasi variabel internal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang ingin berkembang. Saat ini teknologi telah berkembang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, teknologi merupakan kebutuhan pokok bagi perusahaan yang ingin berkembang. Saat ini teknologi telah berkembang sangat pesat sehingga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen, kepuasan konsumen, dan persaingan yang terjadi antar perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang dialami perusahaan untuk mencapai tujuannya semakin lama dirasa semakin kompleks. Permasalahan tersebut disebabkan oleh adanya bermacam-macam faktor,
Lebih terperinciFORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1
FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1 Abstrak: Strategi pemasaran sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada sangat diperlukan untuk memberikan kepuasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Usaha kecil dan menengah (UKM) memiliki peran yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha kecil dan menengah (UKM) memiliki peran yang sangat penting, dalam perspektif makro ekonomi. Peranan UKM adalah sebagai sumber utama lapangan kerja dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Menurut M. Nazir: Metode penelitian deskriptif ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senang menggunakan pakaian yang bermotif batik baik digunakan saat santai, kuliah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut untuk ikut dalam arus persaingan global, terutama dalam dunia bisnis. Hal ini sejalan dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin majunya pembangunan yang terjadi di negara Indonesia secara tidak langsung dapat menyebabkan peningkatan daya beli masyarakat. Kebiasaan dan gaya
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN PASAR (STUDI KOMPARATIF SENTRA BATIK TULIS AL-BAROKAH DAN SENTRA BATIK TULIS MELATI DI PAKANDANGAN BARAT KABUPATEN SUMENEP
STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR (STUDI KOMPARATIF SENTRA BATIK TULIS AL-BAROKAH DAN SENTRA BATIK TULIS MELATI DI PAKANDANGAN BARAT KABUPATEN SUMENEP Endang Widyastuti 1 Hafidhah 2 1 Dosen Program Studi Manajemen,
Lebih terperinciBAB II Landasan Teori
BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di lakukan, maka dapat disusun kesimpulan: 1. Hasil analisis faktor lingkungan eksternal dan internal di Surabaya
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pekerja formal dapat digolongkan berdasarkan penduduk yang berusaha dengan dibantu buruh tetap dan juga karyawan atau buruh, tidak termasuk dalam kategori tersebut
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN BUS PARIWISATA MERPATI TRANS
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN BUS PARIWISATA MERPATI TRANS Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Pendidkan
Lebih terperinciBAB X MANAJEMEN PEMASARAN
BAB X MANAJEMEN PEMASARAN UTILITAS Utilitas adalah kemampuan barang atau jasa untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan Pemasaran menciptakan utilitas waktu, tempat dan kepemilikan. Utilitas waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion dan wanita merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sejak zaman dahulu pakaian termasuk kebutuhan utama bagi manusia yang digunakan untuk melindungi tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Restoran Hatsu Tei Bogor memiliki strategi tersendiri dalam. memperkenalkan produk, mengajak pegunjung untuk datang dan menikmati
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Restoran Hatsu Tei Bogor memiliki strategi tersendiri dalam memperkenalkan produk, mengajak pegunjung untuk datang dan menikmati berbagai jenis makanan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Definisi Properti adalah harta berupa tanah dan bangunan serta sarana dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya maka pengembangan dari sektor properti akan semakin pesat dan sangat beragam. Definisi Properti adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran ( Marketing ) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan
Lebih terperinciLAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN
LAMPIRAN PENELITIAN Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN BATIK MUKTI RAHAYU DIKABUPATEN MAGETAN LAMPIRAN 1 FORMULA WAWANCARA
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, berikut kesimpulan yang dapat ditarik serta jawaban dari rumusan masalah: 1. Penilaian persepsi responden terhadap atribut produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. UKM ini justru dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Sebagaimana Smesco Indonesia Company ini dapat dinyatakan House of
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin maraknya produk luar negeri yang masuk ke Indonesia membuat masyarakat Indonesia semakin acuh terhadap produk dalam negeri atau (local brand). Kegemaran masyarakat
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Awareness konsumen di kota bandung terhadap Alfacart masih netral karena konsumen masih belum
Lebih terperinciPEMASARAN TERPADU ROTI GANEP NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1.
PEMASARAN TERPADU ROTI GANEP (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Pemasaran Terpadu Perusahaan Roti Ganep Solo) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. menggambarkan keadaan atau status fenomena dengan kata-kata atau kalimat,
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian atau skripsi ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. 1.1 Kesimpulan
BAB IV PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang diadakan di PT Semen Indonesia (Persero), Tbk serta analisis peneliti terkait dengan strategi komunikasi pemasaran terpadu Semen Indonesia dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF) lewat laporan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF) lewat laporan Travel and Tourism Competitiveness Report 2015, lonjakan posisi daya saing Indonesia yang berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang sangat pesat dalam dunia teknologi telekomunikasi saat ini membawa perubahan yang sangat drastis dalam segala aktivitas manusia baik dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian
51 A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam konteks penelitian, approach atau pendekatan itu dapat dipahami sebagai upaya atau tindakan yang disiapkan dan dilakukan untuk memulai proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasaran (marketing) adalah aktivitas, dan proses untuk menciptakan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut American Marketing Association makna dasar dari pemasaran (marketing) adalah aktivitas, dan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, serta menyampaikan
Lebih terperinciIntegrated Marketing Communication (IMC) : Pengantar Umum
BAB 1 PENDAHULUAN Modul ini merupakan kerja Tim yang tergabung dalam tim Marketing Communication (Komunikasi Pemasaran). Marketing communication merupakan salah satu unsur penting dalam proses pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan kerajinan yang mempunyai nilai seni tinggi dan menjadi warisan budaya Indonesia. Batik di Indonesia merupakan produk kebanggaan dari sisi produk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Ditengah persaingan antar merek dan produk yang terjadi pada saat
1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Ditengah persaingan antar merek dan produk yang terjadi pada saat sekarang ini, strategi promosi merupakan salah satu jalan untuk memenangkan persaingan tersebut.
Lebih terperinciBAB І PENDAHULUAN. Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan
BAB І PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan Indonesia, karena pariwisata sebagai sebuah industri dengan bidang yang sangat kompleks. Keberadaannya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitaif. Menurut Bungin, penelitian deskriptif
Lebih terperinciB A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen
44 B A B III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern dan teknologi yang semakin maju yang bergerak disemua bidang akan membutuhkan teknologi yang jauh lebih modern
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar dan pertumbuhan ekonomi yang semakin maju menuntut perusahaan melakukan pengembangan pada segala aspek pendukung bisnis sehingga kelangsungan bisnis
Lebih terperinciBAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Marketing Marketing atau pemasaran diartikan sebagai proses eksplorasi terhadap kebutuhan pelanggan melalui beragam pendekatan
Lebih terperinciMakalah Strategi Bisnis Ritel
Makalah Strategi Bisnis Ritel Disusun Oleh : Nama : Vina Loren Kelas : XI PM 1 No. Absen : 33 SMKN 9 Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis Retail merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti selama tiga bulan lamanya mengenai pengaruh iklan Groovia TV terhadap brand awareness, maka peneliti dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama para kaum remaja. Kini handphone tidak hanya. dipergunakan untuk membuat panggilan dan membuat Short Message
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia di era globalisasi saat ini, kebutuhan akan komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi setiap kalangan masyarakat terutama para
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oleh karena itu, penulis berusaha untuk mendeskripsikan strategi komunikasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap PT Gencar Moga Sahaja. Oleh karena itu, penulis berusaha untuk mendeskripsikan strategi komunikasi pemasaran
Lebih terperinciE-Marketing dalam E-Business
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang e-marketing di dalam Dalam e-business terdapat E-Marketing dimana e-marketing juga berperan dalam penyusunan sistem e- business.berikut ini adalah beberapa definisi
Lebih terperinciBISNIS PLAN JILBAB SHOP
BISNIS PLAN JILBAB SHOP Oleh : Citra Mulia 1110011211190 Dosen : Yuhelmi, S.E, M.M Mata Kuliah : Kewirausahaan 1 I. LATAR BELAKANG Bukittinggi merupakan sebuah kota yang berada di Sumatera Barat yang dikenal
Lebih terperinciMarketing Plan untuk UKM The Strategy. Oleh hermas puspito
Marketing Plan untuk UKM The Strategy Oleh hermas puspito 1 Catatan Strategy itu senjata, baru akan bermanfaat jika diterapkan 2 Catatan ilmu akan menjadi berkah dalam jangka panjang ketika ditulis 3 APA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi merupakan suatu era keterkaitan dan ketergantungan antara satu manusia dengan manusia lainnya, baik dalam hal perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pokok manusia terbagi menjadi 3 bagian yaitu sandang, pangan dan papan. Manusia memiliki kebutuhan akan pangan yang terdiri dari makanan dan minuman, semata-mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama pada mahasiswa, semakin berkembangnya social media maka banyak yang membuka usaha di social media contohnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis distribution store atau distro di beberapa kota besar di Indonesia terus membaik. Di Jakarta, misalnya, bisnis penjualan fashion dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan
Lebih terperinciBAB III DEFINISI MASALAH
BAB III DEFINISI MASALAH 3.1 Latar Belakang Masalah Tantangan dunia usaha semakin lama semakin berat dan rumit karena dinamika yang terjadi di pasar. Kebutuhan dan selera konsumen terus mengalami perubahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan kepada para pelaku bisnis untuk memulai usahanya, menimbulkan banyak sekali bermunculan industri-industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur atau mengelola. Manajemen termasuk kelompok sosial. Manajemen adalah bidang yang sangat penting
Lebih terperinciANALISA SWOT UNTUK MENGETAHUI KONDISI PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. TIRTA INVESTAMA DI SURABAYA
ANALISA SWOT UNTUK MENGETAHUI KONDISI PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. TIRTA INVESTAMA DI SURABAYA Sulastri, Pribadiyono, Sutopo Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan
9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Manajemen dan Manajemen Pemasaran 2.1.1. Pengertian Manajemen Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
Lebih terperinciBAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL
BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenggara yang memiliki kurang lebih pulau menyebar sekitar khatulistiwa, 1 dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan terbesar yang terletak di Asia Tenggara yang memiliki kurang lebih 18.000 pulau menyebar sekitar khatulistiwa, 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu. Komunikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maraknya persaingan produk mie instan di Indonesia membuat produsen menggencarkan usahanya untuk merebut perhatian konsumen salah satunya dengan meningkatkan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Angipora, M. Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Alma, B. 2005. Manajemen pemasaran dan Pemasaran Jasa. ALFABETA, Bandung. Anderson, E. W., 1998. Customer satisfaction and word of mouth. Journal of Service Research 1 (1), 5-17. Angipora,
Lebih terperinci