VARIETAS BARU BAWANG MERAH DALAM BENTUK BIJI DAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH
|
|
- Handoko Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VARIETAS BARU BAWANG MERAH DALAM BENTUK BIJI DAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH Permintaan benih bermutu dari varietas unggul bawang merah sampai saat ini semakin meningkat dari tahun ke tahun, seiring dengan peningkatan permintaan produk bawang merah berkualitas untuk memenuhi pasar dalam negeri maupun untuk ekspor. Selain itu, dengan semakin meningkatnya teknologi pemuliaan tanaman dalam menghasilkan varietas bawang merah juga semakin berkembang, khususnya dalam bentuk biji (Trus Seed Shallot/TSS). Selama ini petani dalam beragribisnis bawang merah dengan menggunakan benih bawang merah bermutu dari varietas unggul. Varietas unggul yang telah didaftar dan dilepas ke Menteri Pertanian sampai Februari 2015 terdapat 29 varietas, dan 3 varietas bawang merah dalam bentuk biji TSS hasil perbanyakan generatif. 3 varietas TSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini No. Varietas Pemilik Varietas 1. TUK TUK PT Est West Philipina 2. TSS AGRIHORT 1 Balitsa Lembang 3. TSS AGRIHORT 2 Balitsa Lembang No. SK Pendaftaran Varietas Produksi (ton/ha) Adaptasi 361/Kpts/SR.120/5/ Dataran rendah ( m dpl) /Kpts/SR.120/D.2.7/2/2015 Kab. Brebes 016/Kpts/SR.120/D.2.7/2/ ,75 Kab. Brebes Keunggulan 3 varietas TSS tersebut, yaitu hasil umbi perhektar tinggi mencapai 21,75 ton/ha s/d 32 ton/ha, kebutuhan benih perhektar 2-3 kg, ditanam di dataran rendah pada musim kemarau, jumlah anakan banyak untuk TSS AGRIHORT 1 dan AGRIHORT 2 dapat ditanam di kabupaten Brebes. Sedangkan varietas TUK TUK jumlah anakan 1 2 anakan dengan ukuran umbi besar dapat di tanam pada ketinggian m dpl. Sedangkan kebutuhan benih bawang merah dalam bentuk umbi memerlukan benih sebanyak 1,2 ton/ha Tersedianya 3 varietas TSS, maka sudah tersedia benih TSS di pemilik varietas dan selanjutnya akan ditindaklanjuti untuk menghasilkan benih dalam bentuk umbi. Tetapi sampai saat ini belum ada teknis sertifikasi benih bawang merah TSS. Untuk mengakomudir Sertifikasi Benih Bawang merah Hortikultura telah melaksanakan TSS, maka Direktorat Perbenihan Public Hearing Teknis Sertifikasi benih bawang merah pada tanggal 2 November 2015 dengan mengundang steakholder terkait yang berasal dari Direktorat Perbenihan Hortikultura, BPSBTPH provinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan), IPB, Balitsa lembang, Produsen Benih (PT East West, PT Prima Seed)
2 Teknis sertifikasi benih bawang merah, dengan dasar hukum Undang-Undang No. 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura dan permentan No. 48/Permentan/SR.120/8/2012 jo No. 116/Permentan/SR.120/11/2013 tentang Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura SYARAT DAN KETENTUAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH Syarat dan ketentuan sertifikasi benih bawang merah, adalah sebagai berikut : 1. Penyelenggara BSBB dan produsen yang telah mempunyai sertifikat SMM bidang perbenihan 2. Pemohon adalah produsen benih dan instansi pemerintah 3. Benih sumber adalah varietas terdaftar untuk peredaran, diproduksi melalui sertifikasi, memenuhi persyaratan teknis minimal, kelas benih sama (contohnya benih TSS/Biji BS diperbanyak dengan hasil umbi BS juga) atau kelas benih lebih tinggi dari yang akan diproduksi 4. Tempat produksi a. Lahan (terbuka) - Lahan bera/ rotasi tanaman atau bekas tanaman yang bukan satu famili minimal 1 (satu) musim tanam (3 bulan) - Bukan daerah kronis endemis penyakit b. Screen house Screen house digunakan untuk 2 kali tanam berturut-turut 5. Isolasi untuk menghasilkan biji a. Untuk menghasilkan biji, isolasi dengan : - Tujuan untuk mencegah agar tidak terjadi kontaminasi dengan serbuk sari varietas lain - Isolasi jarak radius meter dari pertanaman bawang yang berpotensi berbunga - Waktu 60 hari, bila pada waktu tersebt ada pertanaman lain, harus disungkup - Barier adalah sungkup/ screen house. Ukuran kasa screen house 30 mesh/ inci (48 lubang/cm²), untuk tipe rajut ukuran 24 x 24 mesh/inci - Untuk menghasilkan BS dan BD harus dengan sungkup/screen house b. Untukl menghasilkan umbi : - Biji ke umbi dengan jarak 10 m - Umbi ke umbi dengan jarak 5 m 6. Unit Sertifikasi
3 a. Satu varietas, satu kelas benih, satu lokasi, satu kali penangkaran b. Jarak antar petak 50 m, tidak dipisahkan oleh varietas lain, tidak dip[isahkan oleh varietas lain dan beda tanam 7 hari c. Luas - Untuk perbanyakan biji paling kurang 1000 rumpun, maksimal 2000 m² - Untuk perbanyakan umbi maksimal 1 ha 7. Klasifikasi Benih 7. KLASIFIKASI BENIH UMBI BENIH INTI UMBI BS TSS/BIJI BS TSS BD UMBI BD TSS BP UMBI BP TSS BR UMBI BR 8. Persyaratan Teknis Minimal a. Bawang Merah Biji No. Parameter Satuan Kelas Benih **) 1 Lapang BS BD BP BR a Campuran varietas lain tipe simpang, maks % 0,0 0,0 1,0 1,0 b Kesehatan tanaman Jumlah tanaman yang terserang OPT, maks Virus % 0,0 0,2 1,0 1,0 - Onion Yellow Dwarf Virus (OYDV) - Shallot Laten Virus (SLV) - Leak Yellow Tripe Virus (LYTV) Jamur - Bercak ungu (Alternaria porri) % 0,2 0,5 0,5 0,5 - Embun buluk (Peronospora destructor) % 0,0 1,0 1,0 1,0 c Pengelolaan lapang *) 2 Mutu Laboratorium a Kadar air, maks % 8,0 8,0 8,0 8,0 b Kemurnian fisik, min % 99,9 99,9 99,9 99,9 c Daya berkecamba, min % 70,0 70,0 70,0 70,0
4 Catatan *) Pengelolaam lapang 1. Apabila pengelolaan lapang tidak baik, seperti banyak volunteer, gulma yang menjadi sumber penyakit dan aphid sebagai vektor virus yang tidak dikendalikan, tidak dibuat isolaso dari tanaman bawang merah dengan border (screen atau tanaman barier 5 6 baris) maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan 2. Jika pemeriksaan tidak memungkinkan untuk dilaksnakan karena kerusakan mekanis pada daun, kerusakan berat oleh serangga, dan atau pertumbuhan tanaman yang merana, maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan b. Bawang merah umbi No. Parameter Satuan Kelas Benih **) 1 Lapang BS BD BP BR a Campuran varietas lain tipe simpang, maks % 0,0 0,0 1,0 1,0 b Kesehatan tanaman Jumlah tanaman yang terserang OPT, maks Virus % 0,0 0,2 1,0 1,0 - Onion Yellow Dwarf Virus (OYDV) - Shallot Laten Virus (SLV) - Leak Yellow Tripe Virus (LYTV) Jamur - Bercak ungu (Alternaria porri) % 0,2 0,5 0,5 0,5 - Embun buluk (Peronospora destructor) % 0,0 1,0 1,0 1,0 c Pengelolaan lapang *) 2 Mutu Umbi a Campuran varietas lain tipe simpang, maks % 0,0 0,2 0,5 1,0 b Kesehatan tanaman 99,9 99,9 99,9 99,9 Jamur % 0,5 1,0 2,0 3,0 - Bercak ungu (Alternaria porri) - Busuk leher batang (Botrytis alii) - Busuk pangkal (Fusarium sp) - Sntraknose (Colletotricum gloeosporidies) Bakteri busuk lunak - Erwina arotovora % 0,2 0,5 1,0 2,0 - Kerusakan mekanis % 0,5 1,0 2,0 3,0 Catatan *) Pengelolaam lapang 1. Apabila pengelolaan lapang tidak baik, seperti banyak volunteer, gulma yang menjadi sumber penyakit dan aphid sebagai vektor virus yang tidak dikendalikan, tidak dibuat isolasi dari tanaman bawang merah dengan border (screen atau tanaman barier 5 6 baris) maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan 2. Jika pemeriksaan tidak memungkinkan untuk dilaksnakan karena kerusakan mekanis pada daun, kerusakan berat oleh serangga, dan atau pertumbuhan tanaman yang merana, maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan
5 9. Lot benih a. Harus diberi kode agar mudah ditelusuri b. Volume lot (maksimal - Biji sebanyak 500 kg - Umbi sebanyak kg - Bila melebihi ketentuan diatas harus dibuat lot baru PELABELAN BENIH 1. Umum a. Benih yang diedarkan wajib diberi label b. Kesesuaian label dengan kebenaran mutu benih dalam kemasan yang diberi label menjadi tanggung jawab produsen c. Syarat pemberian label : kelompok benih lulus sertifikasi (benih bersertifikat) d. Bahan label yaitu kertas atau bahan lain yang kuat, tidak mudah robek atau luntur e. Label ditulis dalam bahasa Indonesia, mudah dilihat dan dibaca, serta tidak mudah rusak f. Warna label - Kuning untuk Benih Penjenis - Putih untuk Benih Dasar - Ungu muda untuk Benih Pokok - Biru muda untuk Benih Sebar g. Legalitas label ada nomer seri dan cap timbul h. Pemasangan label oleh produsen, jika sertifikasi oleh BPSB harus disupervisi oleh PBT 2. Label benih biji terdapat pada dikemasan benih Berisi kemurnian benih, kadar air, Daya kecambah, no. lot dan tanggal kadaluwarsa Kadaluwarsa Benih umbi segera digunakan Benih biji dapat disimpan di gudang, dengan persyaratan : a. Kadar air 8 %, dengan kemasan aluminium foil selama 12 bulan, dengan plastik selama 6 bulan b. Kadar air 7 %, dengan kemasan aluminium foil selama 18 bulan, dengan plastik selama 9 bulan c. Pelabelan ulang diperpanjang ½ dari masa kadaluwarsa
6 3. Label benih umbi a. Spesifikasi label benih bawang merah umbi (yang dicetak terpisah dengan kemasan) b. Bahan dari kertas atau bahan lain yang kuat, tidak mudah robek atau luntur c. Bentuk segi empat perbandingan lebar dan panjang = 1 : (2-3) TATACARA SERTIFIKASI 1. Diajukan oleh produsen benih atau instansi pemerintah 2. Apabila lokasi produksi berada diluar propinsi tempat wilayah kerja instansi yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih pemberi sertifikat kompetensi produsen, maka produsen harus : a. Menunjuk kuasa secara tertulis sebagai penanggungjawab produksi di wilayah tersebut b. Menyerahkan fotocopy sertifikat kompetensi produsen yang telah dilegalisir kepada instansi yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih setempat; 3. Pengajuan permohonan paling lama 7 hari sebelum tanam 4. Satu permohonan berlaku untuk satu unit sertifikasi 5. Permohonan dilampiri dengan : a. Fotocopy sertifikat kompetensi produsen b. Label benih sumber atau surat keterangan benih penjenis dari pemilik varietas atau pihak yang diberi kuasa c. Peta/sketsa lokasi perbanyakan d. Bukti penguasaan lahan e. Surat keterangan bukan daerah kronis endemis penyakit terbawa benih yang diperoleh dari Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) setempat PEMERIKSAAN LAPANG 1. Klarifikasi dokumen permohonan 2. Pemeriksaan pendahuluan 3. Pemeriksaan pertanaman 3.1. Umbi ke Biji a. Pemeriksaan pertama : - Umur tanaman HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna dan posisi daun
7 b. Pemeriksaan kedua - Umur tanaman HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna daun, bentuk ujung daun, posisi daun, warna dan bentuk serta posisi tandan bunga (umbel), bentuk umbi, warna umbi, warna leher umbi, posisi umbi c. Pemerikaan ketiga - Menjelang panen biji, umur antara HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati posisi tandan bunga (umbel), bentuk umbi, warna umbi, warna leher umbi, posisi umbi - Jumlah rumpun yang tidak berbunga 3.2. Biji ke Umbi a. Pindah Tanam (melalui semai) Pemeriksaan pertama : - Umur HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna dan posisi daun Pemeriksaan kedua : - Umur tanaman HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna daun, bentuk ujung daun, posisi daun, warna dan bentuk serta posisi tandan bunga (umbel), bentuk umbi, warna umbi, warna leher umbi, posisi umbi Gambar : Biji bawang merah disemai
8 Gambar : Tandan bunga Gambar : Tandan bunga Gambar : Biji bawang merah b. Tabur benih langsung Pemeriksaan pertama : - Umur HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna dan posisi daun Pemeriksaan kedua : - Umur tanaman HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna daun, bentuk ujung daun, posisi daun, warna dan bentuk umbi, warna umbi, warna leher umbi, posisi umbi 3.3. Umbi ke Umbi Pemeriksaan pertama : - Umur HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna dan posisi daun Pemeriksaan kedua : - Umur tanaman HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna daun, bentuk ujung daun, posisi daun, warna dan bentuk umbi, warna umbi, warna leher umbi, posisi umbi
9 PEMERIKSAAN GUDANG 1. Tujuan : untuk mengetahui mutu fisik dan status kesehatan 2. Ketentuan a. Memenuhi persyaratan teknis minimal b. Jika tidak lulus, dilakukan sortasi dan diperiksa lagi c. Permohonan 7 hari sebelum pemeriksaan d. Jumlah contoh yang diperiksa 1000 umbi diambil acak 3. Tatacara a. Setelah sortasi b. Waktu pemeriksaan - Umbi dan pertanaman untuk biji, pemeriksaan 2 minggu setelah panen - Umbi yang berasal dari biji, pemeriksaan 1 bulan - Umbi yang berasal dari benih sumber bentuk umbi, pemeriksaan dapat dilakukan 1 2 bulan setelah panen sampai dengan sebelum munculnya tunas, sesuai dengan varietas dan agroklimat c. Faktor yang diamati adalah varietas lain dan serangan penyakit - Perhitungan % varietas lain (VL) Jumlah (VL + TS) x 100 % Jumlah umbi yang diperiksa - Penghitungan serangan OPT Jumlah umbi terserang OPT x 100 % Jumlah umbi yang diperiksa UJI LABORATORIUM (BENIH BIJI) Pengambilan contoh benih a. Dilakukan oleh PBT atau petugas penjamin mutu yang ditunjuk oleh pimpinan lembaga yang bersangkutan b. Permohonan diajukan 7 hari sebelum pelaksanaan c. Persyaratan kelompok benih : - Lulus pemeriksaan lapang, sudah diproses homogen - Identitas jelas dan dapat ditelusuri - Wadah benih dalam keadaan tertutup dan tersusun rapi, dan - Tidak melebihi volume maksimal yang telah ditentukan d. Cara pengambilan contoh - Dilakukan secara acak dan mewakili
10 - Contoh primer untuk benih dalam wadah diambil dari bagian atas, tengah, dan bagian bawah yang terpilih - Untuk benih curah atau dalam dalam wadah yang besar, contoh primer diambil dari berbagai titik dan kedalam benih - Pelaksanaan pengambilan contoh dapat dilakukan pada saat pengemasan atau setelah pengemasan Pengambilan contoh benih Jumlah wadah dalam lot Jumlah contoh primer yang diambil paling kurang Jumlah wadah yang harus diambil contoh primer perwadah contoh primer perwadah contoh primer perwadah contoh primer perwadah contoh primer contoh primer 20 Catatan - Berat contoh kirim benih bawang merah biji adalah 80 gram - Berat contoh kerja 8 (delapan) gram DELEGASI LEGALITAS 1. Penerima a. Produsen benih atau instansi pemerintah yang telah memiliki sertifikat kompetensi atau memiliki sertifikat SMM di bidang hortikultura b. Syarat Penerima : - Memiliki atau menguasai fasilitas pendukung perbanyakan benih bawang merah kelas BS yang memadai - SOP perbanyakan benih bawang merah - SDM yang kompeten di bidangnya - Bersedia melaksanakan produksi dan menjamin mutu benih sesuai dengan peraturan yang berlaku - Membuat nota kesepahaman 2. Pemberi : pemilik varietas/ yang diberi kuasa 3. Tatacara penerbitan delegasi legalitas - Pemohon mengajukan permohonan kepada pemilik/ kuasa varietas dengan lampiran : Fotocopy sertifikat kompetensi/ SMM
11 Surat pernyataan bersedia melaksanakan produksi dan menjamin mutu benih sesuai dengan aturan perbenihan Peta lokasi produksi - Pemilik/ kuasa varietas melaksanakan peninjauan lapangan untuk memastikan kelayakan produsen - Delegasi legalitas diterbitkan apabila produsen telah dinyatakan layak - Masa berlaku 2 (dua) tahun - Peninjauan ulang 12 bulan sejak penerbitan sertifikat 4. Pemegang delegasi legalitas menerbitkan Surat keterangan BS, paling kurang berisi nama dan alamat produsen, nama varietas, tanggal panen, nomor lot/ kode produksi, PTM yang dicapai dan volume kemasan sebagaimana pada formulir/ borang DL 3. Pemberian surat keterangan ini dilakukan untuk setiap pengeluaran/ pengiriman benih 5. Delegasi legalitas harus dicabut apabila selama masa berlakunya delegasi legalitas tersebut produsen tidak memenuhi nota kesepahaman atau melakukan pelanggaran terhadap peraturan perbenihan 6. Pemberi delegasi legalitas harus menyampaikan laporan penerbitan atau pencabutan delegasi legalitas ke Direktur Jenderal melalui Direktur Perbenihan Hortikultura, paling lama 1 (satu) bulan setelah penerbitan atau pencabutan PENUTUP Dengan berlakunya Keputusan Menteri ini, Pedoman Sertifikasi Benigh Hortikultura Nomor : 01/Kpts/SR.130/12/2012 yang terkait dengan bawang merah dan keputusan Dirjen Hortikultura nomoe : 101/Kpts/SR.130/D/VI/2015 dinyatakan tidak berlaku.
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 131/Kpts/SR.130/D/11/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 131/Kpts/SR.130/D/11/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014
PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 Kentang merupakan unggulan kelima besar dari komoditas sayuran utama yang dikembangkan di Indonesia,
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
( Allium ascalonicum L ) KABUPATEN BIMA PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT PERBENIHAN DAN SARANA PRODUKSI DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 2009 I. PENDAHULUAN Bawang merah merupakan sayuran umbi yang
Lebih terperinciTahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih.
Tahapan di Pertanaman Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam Tahapan Pasca Panen Pengawasan Pengolahan Benih 5-7 hari Pemeriksaan Dokumen 1 hari Pembuatan Kelompok Benih Pengawas Benih dan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.54, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTAN. Benih Bina. Peredaran. Produksi. Sertifikasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/Permentan/PK.110/11/2015 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA TANAMAN PANGAN DAN TANAMAN HIJAUAN PAKAN TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH
BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH TANAMAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciSERTIFIKASI BENIH KENTANG DI INDONESIA
SERTIFIKASI BENIH KENTANG DI INDONESIA BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT 1 SERTIFIKASI: Proses pemberian sertifikat
Lebih terperinciSISTEM PERBENIHAN SERTIFIKASI BENIH. Disampaikan Pada :
SISTEM PERBENIHAN SERTIFIKASI BENIH Disampaikan Pada : PELATIHAN AGRIBISNIS KEDELAI BERBASIS KAWASAN Di Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan, 25-31 Maret 2008 PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PERTANIAN
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH
TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi 1. Sejarah BPSB Jawa Tengah Awal BPSB II Tegalgondo Jawa Tengah didirikan oleh Hamengkubuwono X pada tahun 1920, yang mulanya merupakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/Permentan/SR.120/3/2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/Permentan/SR.120/3/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.363, 2015 KEMENTAN. Benih Bina. Produksi. Sertifikasi. Peredaran. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/Permentan/SR.120/3/2015 TENTANG
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM PEMURNIAN VARIETAS HORTIKULTURA
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR :170/Kpts/SR.130/11/2013 TANGGAL : 26 Nopember 2013 KETENTUAN UMUM PEMURNIAN VARIETAS HORTIKULTURA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan semakin terbukanya
Lebih terperinci2017, No menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/SR.120/8/2012 ten
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1315, 2017 KEMENTAN. Benih Hortikultura. Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran. Perubahan Kedua. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/PERMENTAN/HR.060/9/2017
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.818, 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN. Benih Hortikultura. Produksi. Sertifikasi. Pengawasan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/Permentan/SR.120/8/2012
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 355/HK.130/C/05/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH BINA TANAMAN PANGAN
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 355/HK.130/C/05/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH BINA TANAMAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI
PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 10 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI A. DEFINISI Benih
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 361/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN BAWANG MERAH TUK TUK SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 361/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN BAWANG MERAH TUK TUK SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPenyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4
Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4 1. Benih Kentang terdiri dari : (a) Benih dari biji (TPS) (b) Stek mikro (dalam botol kultur) (c) Umbi mikro (umbi kecil dalam botol kultur) (d) Stek
Lebih terperinciSuplemen Majalah SAINS Indonesia
Suplemen Majalah SAINS Indonesia Edisi Juni 2017 Edisi Juni 2017 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Agrotek Benih TSS Mampu Gandakan Produksi Bawang Merah Penggunaan benih TSS berhasil melipatgandakan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1316/HK.150/C/12/2016
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1316/HK.150/C/12/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 355/HK.130/C/05/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH BINA TANAMAN
Lebih terperinciPERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama
Lebih terperinciPedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004
Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004 KENTANG (Disarikan dari PPPVH 2004) Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura I. UJI ADAPTASI 1. Ruang Lingkup
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1322, 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN. Benih Hortikultura. Produksi. Sertifikasi. Pengawasan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116/Permentan/SR.120/11/2013
Lebih terperinciVARIETAS BAWANG MERAH LEMBAH PALU, DAPAT MENUMBUHKAN PEREKONOMIAN KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH
VARIETAS BAWANG MERAH LEMBAH PALU, DAPAT MENUMBUHKAN PEREKONOMIAN KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH Oleh : Sri Lestari Utami, PBT Madya pada Direktorat Perbenihan Hortikultura Bawang merah varietas Lembah
Lebih terperinciPersyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang
PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas
Lebih terperinciPT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI
PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan
Lebih terperinci2013, No
2013, No.1176 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN KELAPA
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 354/HK.130/C/05/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PRODUKSI BENIH BINA TANAMAN PANGAN
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 354/HK.130/C/05/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PRODUKSI BENIH BINA TANAMAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBenih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)
SNI 01-7158-2006 Standar Nasional Indonesia Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciPERSYARATAN TEKNIS MINIMAL (PTM) MUTU FISIK BENIH BEBERAPA KOMODITAS SAYURAN
No. 012, Juli 2016 (Tanggal diunggah 20 Juli 2016) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikardi Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar PERSYARATAN
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak
Lebih terperinciPeningkatan Pendapatan Usahatani dengan Penangkaran Benih Padi Varietas Unggulan
No. 02/Brosur/BPTP Jakarta/2008 PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI DENGAN PENANGKARAN BENIH PADI VARIETAS UNGGUL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN
Lebih terperinciLampiran 2. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST
38 Lampiran 1. Data Tinggi Tanaman (cm) 2 MST Jumlah Rataan V1 20.21 18.41 25.05 63.68 21.23 V2 22.19 22.80 19.40 64.39 21.46 V3 24.56 23.08 21.39 69.03 23.01 V4 24.95 26.75 23.08 74.78 24.93 V5 20.44
Lebih terperinciSERTIFIKASI BENIH DI SUSUN O L E H NAMA : ELRADHIE NOUR AMBIYA NPM : A
SERTIFIKASI BENIH DI SUSUN O L E H NAMA : ELRADHIE NOUR AMBIYA NPM : A. 082003 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN YAYASAN PENDIDIKAN POLITEKNIK AGROINDUSTRI SUKAMANDI-SUBANG 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur
Lebih terperinciBlok I Blok II Blok III 30 cm
Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian Blok I Blok II Blok III 30 cm P 0 V 1 P 3 V 3 P 2 V 1 T 20 cm P 1 V 2 P 0 V 1 P 1 V 2 U S P 2 V 3 P 2 V 2 P 3 V 1 B P 3 V 1 P 1 V 3 P 0 V 3 Keterangan: P 0 V 2 P 0 V
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEMANDIRIAN BENIH PERKEBUNAN DI PROVINSI JAWA TENGAH
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEMANDIRIAN BENIH PERKEBUNAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a.
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI
PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI A. Latar Belakang Dalam bercocok tanam pemilihan benih yang ditanam merupakan langkah pertama yang sangat penting, salah memilih benih
Lebih terperinciBAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT
Lebih terperinciPERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr
PERSEMAIAN CABAI Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai Djoko Sumianto, SP, M.Agr BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) KETINDAN 2017 Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)/ Kompetensi Dasar :
Lebih terperinciNo. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010
No. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010 Perakitan Varietas dan Teknologi Perbanyakan Benih secara Massal (dari 10 menjadi 1000 kali) serta Peningkatan Produktivitas Bawang merah (Umbi dan TSS) (12
Lebih terperinci1 FPMB 01-01 Permohonan Pendaftaran Produsen Benih Hortikultura. 2 FPMB 01-02 Tanda Daftar Produsen Benih Hortikultura
33 2012, No.818 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/Permentan/SR.120/8/2012 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI DAN PENGAWASAN PEREDARAN BENIH HORTIKULTURA No Kode Tentang 1 FPMB
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL
DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL PERATURAN JAKARTA DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL Nomor : P. 04 /V-PTH/2007 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinci2013, No I. PENDAHULUAN
2013, No.1177 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN SAGU
Lebih terperinciSertifikasi Benih. Paper Halaqoh Disusun pada tanggal 04 Nopember 2015 Pengasuh Prof. Dr. Kyai H. Ahmad Mudlor, SH
Sertifikasi Benih Paper Halaqoh Disusun pada tanggal 04 Nopember 2015 Pengasuh Prof. Dr. Kyai H. Ahmad Mudlor, SH Oleh M. Kholil Mahasiswa Semester 7 Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi
Lebih terperinciPENYIAPAN BENIH BAWANG MERAH
PENYIAPAN BENIH BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali tentang persyaratan benih bawang
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN AREN (Arenga pinnata,merr.)
2013, No.1178 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN AREN
Lebih terperinciSumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.
PANEN BAWANG PUTIH Tujuan : Setelah berlatih peserta terampil dalam menentukan umur panen untuk benih bawang putih serta ciri-ciri tanaman bawang putih siap untuk dipanen 1. Siapkan tanaman bawang putih
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi Bawang Merah Varietas Tuk Tuk
Lampiran 1. Deskripsi Bawang Merah Varietas Tuk Tuk Asal : PT. East West Seed Philipina Silsilah : rekombinan 5607 (F) x 5607 (M) Golongan varietas : menyerbuk silang Tipe pertumbuhan : tegak Umur panen
Lebih terperinciBenih panili (Vanilla planifolia Andrews)
Standar Nasional Indonesia Benih panili (Vanilla planifolia Andrews) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 94/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 94/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN SAGU (Metroxylon spp.) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian
Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 351/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PARADE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 351/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PARADE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 20/Kpts/SR.120/1/2007 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PELETON SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 20/Kpts/SR.120/1/2007 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PELETON SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBuletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun
PENGARUH UMUR SIMPAN BIBIT BAWANG MERAH VARIETAS SUPER PHILIP DAN RUBARU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN DI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Yuti Giamerti dan Tian Mulyaqin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciBenih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)
Standar Nasional Indonesia Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciTEKNOLOGI PERBENIHAN BAWANG MERAH MELALUI TSS (TRUE SHALLOT SEED) S u w a n d i
TEKNOLOGI PERBENIHAN BAWANG MERAH MELALUI TSS (TRUE SHALLOT SEED) S u w a n d i Dasar Pemikiran Sumber benih B. merah Umbi Masalah: benih bermutu terbatas: 15-16% (Dirjen Hort, 2010) produktivitas rendah:
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 93/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 93/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN KELAPA DALAM (Cocos nuciferal.) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 356/HK.130/C/05/2015
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 356/HK.130/C/05/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEREDARAN BENIH BINA TANAMAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBenih panili (Vanilla planifolia Andrews)
Standar Nasional Indonesia Benih panili (Vanilla planifolia Andrews) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3
Lebih terperinciTeknik Pengambilan Contoh Benih Kapas dalam Kemasan Plastik Di PT. Nusafarm Intiland corp Asembagus Jawa Timur
Teknik Pengambilan Contoh Benih Kapas dalam Kemasan Plastik Di PT. Nusafarm Intiland corp Asembagus Jawa Timur Sri Rahayu, SP (PBT Ahli Muda) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan - Surabaya
Lebih terperinciTEKNIK PRAKTIS PENANAMAN BENIH BAWANG MERAH VARIETAS TUKTUK
TEKNIK PRAKTIS PENANAMAN BENIH BAWANG MERAH VARIETAS TUKTUK IRIN ADIN Februari 2013 Slide 2 BENIH BAWANG MERAH VARIETAS TUKTUK Berukuran kecil dengan jumlah benih/gram lebih kurang 350 butir Slide 3 KENAPA
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciBenih lada (Piper nigrum L)
Standar Nasional Indonesia Benih lada (Piper nigrum L) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Syarat mutu...
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Penelitian P1(a) P4 (2) P3 (a) P1 (b) P5 (a) P4 (b) P3 (1) P3 (a) P5 (a) P4 (1) P2 (2) P3 (2) P1 (a) P4 (a) P2 (1) P4 (a) P1 (2) P3 (1) P4 (1) P3 (2) P4 (b) P2 (b) P4 (2) P2
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pemerintah, yang kemudian di produksi dan diedarkan dengan pengawasan.
8 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benih Benih bina adalah benih dari varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah, yang kemudian di produksi dan diedarkan dengan pengawasan. Selanjutnya benih bina ini akan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 01/Kpts/SR.130/12/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH HORTIKULTURA
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 01/Kpts/SR.130/12/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Benih kapas. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Benih kapas ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Syarat mutu... 4 4 Pemeriksaan
Lebih terperinciBUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL Nomor : P. 07 /V-PTH/2007 TENTANG
DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL JAKARTA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL Nomor : P. 07 /V-PTH/2007 TENTANG KRITERIA,
Lebih terperinciPERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI TSS (TRUE SHALLOT SEED) UNTUK MENINGKATKAN PEMBUNGAAN DAN PEMBIJIAN BAWANG MERAH
PERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI TSS (TRUE SHALLOT SEED) UNTUK MENINGKATKAN PEMBUNGAAN DAN PEMBIJIAN BAWANG MERAH NANI SUMARNI SUWANDI NENI GUNAENI SARTONO PUTRASAMEJA PENDAHULUAN. Selain dengan umbi bibit,
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM PERBENIHAN HORTIKULTURA 2014
PEDOMAN TEKNIS KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM PERBENIHAN HORTIKULTURA 2014 DIREKTORAT JENDERAL HOLTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Ketersediaan benih bermutu sangat strategis karena merupakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya
Lebih terperinciTIM PENYUSUN Penanggung jawab kegiatan Penyusun
TIM PENYUSUN Penanggung jawab kegiatan : Direktur Perbenihan Hortikultura Penyusun Ketua Sekretaris Anggota : Ir. Sri Esti Haryanti, MM : Ir. Nur Eva Hayati, M.Sc : Fahrudin, S.TP, M.Sc Roni Ramadhan,
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN CABE BESAR HIBRIDA DEWARENGKU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN CABE BESAR HIBRIDA DEWARENGKU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 197/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG HITAM PUTIH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 197/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG HITAM PUTIH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinci4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian
4. HASIL PENELITIAN Hasil pengamatan yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari dua sumber data pengamatan, yaitu pengamatan selintas dan pengamatan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.199, 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN. Pemasukan. Pengeluaran. Benih Hortikultura. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG
Lebih terperinciPEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1
PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan
Lebih terperinciKeadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat
Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat Salah satu sentra komoditas hortikultura, khususnya bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) yang cukup besar di
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.
17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017. 3.2 Bahan dan Peralatan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 345/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA FORTUNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 345/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA FORTUNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 90/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PUSPITA SUPER SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 90/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PUSPITA SUPER SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 468/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA LENTANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 468/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA LENTANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN Menimbang Mengingat : a.
Lebih terperinciPELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE
PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE Agung Mahardhika, SP ( PBT Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya Tanaman teh (Camelia sinensis
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 510/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG AURA HIJAU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 510/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG AURA HIJAU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 501//Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA JAWARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 501//Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA JAWARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 345/Kpts/SR.120/9/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI RAWIT HIBRIDA DEWATA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 345/Kpts/SR.120/9/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI RAWIT HIBRIDA DEWATA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 500/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING HIBRIDA SARI TANI 555 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 500/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING HIBRIDA SARI TANI 555 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciKAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau
KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH Ir. Yunizar, MS HP. 08527882006 Balai Pengkajian Teknologi Riau I. PENDAHULUAN Benih merupakan sarana penting dalam produksi pertanian, juga menjadi pembawa perubahan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 77/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG LOREA 19 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 77/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG LOREA 19 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan produksi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 38/Permentan/OT.140/7/2011 TENTANG PENDAFTARAN VARIETAS TANAMAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 38/Permentan/OT.140/7/2011 TENTANG PENDAFTARAN VARIETAS TANAMAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dalam perkembangan
Lebih terperinciProspek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara
Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS PENGAWASAN PEREDARAN BENIH HORTIKULTURA
PEDOMAN TEKNIS PENGAWASAN PEREDARAN BENIH HORTIKULTURA DIREKTORAT PERBENIHAN HORTIKULTURA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 PEDOMAN TEKNIS PENGAWAWASAN PEREDARAN BENIH HORTIKULTURA
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 364/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA KRANTI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 364/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA KRANTI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 05/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 05/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH HORTIKULTURA Menimbang: a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, bahwa dengan diundangkannya
Lebih terperinciPENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI
Policy Brief PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI Pendahuluan 1. Produksi benih tanaman pangan saat ini, termasuk benih padi dan benih kedelai, merupakan
Lebih terperinci