DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA"

Transkripsi

1 ( Allium ascalonicum L ) KABUPATEN BIMA PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT PERBENIHAN DAN SARANA PRODUKSI DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 2009

2 I. PENDAHULUAN Bawang merah merupakan sayuran umbi yang popular di masyarakat mengingat fungsinya sebagai bumbu/penyedap masakan sehari hari dan juga banyak dimanfaatkan sebagai obat. Dalam pengembangan bawang merah, peran benih sebagai sarana produksi tidak dapat digantikan oleh sarana lain, sehingga upaya pengembangannya sangat ditentukan oleh mutu benihnya. Upaya meningkatkan ketersediaan benih bermutu bawang merah dari dalam negeri perlu dilakukan dengan cara meningkatkan ketersediaan benih sumber dan memperbaiki penerapan teknologi produksinya. Varietas bawang merah yang sudah dilepas oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia sudah cukup banyak yang mayoritas merupakan unggulan daerah, antara lain : Bima Brebes, Medan, Keling, Maja Cipanas, Super Philip, Bauji, Kramat-1, Kramat-2, Kuning, Tiron, Keta Monca, Batu Ijo, Palasa, Tinambo, Tuk-Tuk, Sembrani dan Katumi. Ketersediaan benih bermutu varietas-varietas unggul tersebut perlu ditingkatkan dan disosialisasikan ke masyarakat. Dalam rangka meningkatkan produksi benih yang bermutu, maka proses produksinya harus dilakukan secara baik sesuai Prosedur Operasional Standar (POS) berbasis norma budidaya yang baik dan benar (Good Agriculture Practices/GAP). 1

3 Target yang akan dicapai melalui penerapan SOP produksi benih bawang merah adalah diperolehnya benih bersertifikat dengan standar sebagai berikut: Tabel 1. Standar lapang 2

4 PARAMETER SATUAN KELAS BENIH BD BP BR a. Campuran varietas dan tipe simpang (maks) % 0,0 0,5 b. Isolasi jarak m c. Kesehatan tanaman yang terserang OPT (maks) Virus % 0,1 0,5 Onion Yellow Dwarf Virus (OYDV) Shallot Laten Virus (SLV) Leak Yellow Tripe Virus (LYTV) Jamur Bercak ungu (Alternaria porii) % 0,5 0,5 0,5 Embun buluk (Peronospora % destruktor) 3

5 Tabel 2. Standar mutu umbi di gudang PARAMETER SATUAN KELAS BENIH BD BP BR a. Campuran varietas lain (maks) % 0,0 0,5 b Kesehatan umbi. Jumlah umbi yg terserang OPT (maks) Jamur Busuk leher batang % 0,5 2,0 (Botrytis allii) Bercak ungu (Alternaria % 0,5 2,0 porii) Busuk pangkal % 3,0 5,0 (Fusarium sp) Antracnose % (Colletotricum gloesporoides) Bakteri busuk lunak % 0,5 2,0 (Erwinia carotovora) 4

6 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERBENIHAN BAWANG MERAH Standar Prosedur Operasional "Pemilihan Lokasi" Nomor: SPO BBM. II Halaman 1 2 Di buat : Agustus 2009 Revisi Ke. Di sahkan Oleh : Tanggal..... II. PEMILIHAN LOKASI A. Definisi : Pemilihan lokasi adalah memilih lokasi tanam yang sesuai dengan persyaratan tumbuh untuk benih bawang merah dan untuk mencegah kegagalan proses produksi, serta dapat menghasilkan benih bawang merah sesuai dengan target yang ditetapkan. B. Tujuan Agar diperoleh lahan yang sesuai dengan persyaratan tumbuh untuk memproduksi benih bawang merah. C. Validasi Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP NTB serta Pedoman Sertifikasi Benih Bawang Merah dari Direktorat Perbenihan Dan Sarana Produksi Hortikultura Jakarta. D. Bahan dan alat serta fungsinya a) ph meter untuk mengukur tingkat derajat keasaman tanah. b) Altimeter untuk mengukur ketinggian lokasi. c) Data curah hujan untuk mengetahui intensitas jumlah dan hari hujan d) Peta wilayah untuk mengetahui lokasi penangkaran. e) Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Bawang Merah. 5

7 E. Prosedur Pelaksanaan a) Mengukur ph tanah dan tidak memilih lahan bekas tanaman bawang merah. b) Melakukan pemetaan lokasi yang akan di gunakan sebagai areal penangkaran c) Dan memberi tanda batas areal / lahan di maksud. d) Setiap kegiatan harus tercatat pada format yang telah di tetapkan. Tabel : 3 Format pemilihan lokasi Tgl Petak Luas (Ha) Kondisi Lahan Tinggi tempat : - Ph Tanah : - Suhu : - Batas Lahan : - Sumber Air : Riwayat Penggunaan Lahan Petugas F. Sasaran Di peroleh lokasi / lahan pertanaman yang sesuai dengan persyaratan tumbuh dan sertifikasi benih bawang merah, antara lain : a) Ketinggian tempat tumbuh m dpl. b) ph tanah 6,0 6,5 serta berdrainase baik. c) Suhu berkisar o C. d) Lahan tidak ternaungi. e) Ber irigasi teknis atau tersedia sumber air. f) Areal / lahan bukan bekas tanaman bawang merah atau yang sefamili. 6

8 Standar Prosedur Operasional "Penentuan Waktu Tanam" Gambar 1 : Calon lokasi / areal sertifikasi benih bawang merah. Nomor: SPO BBM. III Halaman 2 2 III. PENENTUAN WAKTU TANAM Revisi Ke.. Tanggal.. Di buat : Agustus 2009 Di sahkan Oleh :.. A. Definisi Penentuan waktu tanam adalah menetapkan waktu tanam yang tepat bagi penanaman benih sumber /penangkaran bawang merah. B. Tujuan Tujuan penentuan waktu tanam adalah menentukan waktu tanam yang tepat sehingga benih sumber bawang merah dapat tumbuh baik diawal pertumbuhannya sampai saat panen. C. Validasi Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), serta BPTP NTB dan petunjuk dari Dinas Pertanian setempat. D. Bahan dan alat serta fungsinya a) Data curah hujan minimal selama 5 tahun terakhir. b) Data pola tanam yang disepakati sesuai dengan kebutuhan c) Alat tulis dan blanko isian E. Prosedur Pelaksanaan a) Lakukan pengamatan untuk mengetahui kondisi curah hujan b) Lakukan diskusi untuk menentukan waktu tanam yang disepakati sesuai dengan kebutuhan, umumnya penanaman di lakukan pada akhir Maret s/d pertengahan April, Mei s/d Agustus s/d Desember. c) Lakukan pencatatan pada format yang telah ditetapkan. 7

9 Tabel 4. Format penentuan waktu tanam Tgl Petak Luas (Ha) Waktu penanaman MK/MH Petugas F. Sasaran Menentukan waktu tanam yang tepat sesuai dengan kondisi lapangan sehingga pertumbuhan optimal. 8

10 Standar Prosedur Operasional "Permohonan Sertifikasi Benih" Nomor: SPO BBM. IV Halaman 3-2 Revisi Ke Tanggal.. Di buat : Agustus 2009 Di sahkan Oleh :.. IV. PERMOHONAN SERTIFIKASI BENIH A. Definisi Mengajukan permohonan sertifikasi benih ke Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk produk yang akan dihasilkan. B. Tujuan Mengikuti proses sertifikasi benih bagi produk yang akan di hasilkan sehingga mutu benihnya berkualitas dan tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan serta perundangan yang berlaku. C. Validasi a) Undang-undang No 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. b) Pedoman Sertifikasi Benih Tanaman Bawang Merah tahun c) Permentan No. 39 Tahun 2006, tentang Produksi Benih. d) SK Dirjen Hortikultura No 31-A Tahun 2007 tentang Sertifikasi Benih. D. Bahan dan alat serta fungsinya a) Blanko permohonan sertifikasi benih bawang merah. b) Peta lokasi penangkaran. c) Label / keterangan dari benih sumber yang di gunakan. d) Alat tulis. E. Prosedur Pelaksanaan a) Lakukan pengisian blanko permohonan sertifikasi benih sesuai dengan realita di lapangan serta di lengkapi dengan peta lokasi dan label atau keterangan dari benih sumbernya. 9

11 b) Kirimkan blanko permohonan sertifikasi benih tersebut beserta kelengkapannya ke BPSBTPH setempat. c) Ajukan permohonan tersebut 2 3 minggu sebelum tanam. d) Lakukan pencatatan seperlunya pada format yang telah di tentukan. F. Sasaran Mengikuti prosedur dan proses sertifikasi benih sehingga mutu benih yang dihasilkan berkualitas sesuai standar yang ditetapkan serta tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan serta perundangan yang berlaku. Tabel 5. Format contoh blangko permohonan sertifikasi benih. Kepada Yth. Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Di. Nomor : Paraf : PERMOHONAN SERTIFIKASI / PELABELAN BENIH BAWANG MERAH*) Nama dan Alamat Pemohon Alamat Lokasi Penangkaran Nama : Blok : Kampung : Kampung : Desa : Desa : Kecamatan : Kecamatan : Kabupaten : Kabupaten : Rotasi Tanaman / Sejarah Lapangan Satu musim sebelumnya : Dua musim sebelumnya : Tiga musim sebelumnya : Benih yang akan dihasilkan Varietas : Kelas Benih : Tanggal Tanam : Luas Areal : Benih Sumber Asal / sumber : Varietas : Kelas benih : No. Lot : Tonase Benih : Jumlah wadah :..., Pemohon,... 10

12 Tembusan : Kepada Yth. : 1. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Penanggung Jawab Pengawas Benih Kabupaten... Standar Prosedur Operasional "Penyiapan Lahan" Nomor: SPO BBM. V Halaman 4- Revisi Ke... Tanggal Di buat : Agustus 2009 Di sahkan Oleh :.. V. PENYIAPAN LAHAN Sub Kegiatan : Pengolahan Tanah / Lahan A. Definisi Mengolah / membuka lahan tanam dan membersihkan hal-hal yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. B. Tujuan Agar di peroleh lahan yang siap di tanami dan terbebas dari gangguan fisik (batu-batuan, kayu) maupun biologis (gulma atau sisa-sisa tanaman) yang sesuai dengan standar pertumbuhan tanaman bawang merah. C. Validasi Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP NTB serta serta Pedoman Sertifikasi Benih Bawang Merah dari Direktorat Perbenihan Dan Sarana Produksi Hortikultura Jakarta. D. Bahan dan alat serta fungsinya a) Sabit untuk memotong dan membersihkan sisa tanaman sebelumnya yang dapat menghalangi saat pengolahan tanah / lahan. b) Bajak dan garu untuk membuka / mengolah tanah / lahan E. Prosedur Pelaksanaan 11

13 a) Bersihkan lahan dari bebatuan, gulma, sisa tanaman sebelumnya yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dengan menggunakan sabit dan cangkul. Bebatuan dikumpulkan dan dibuang pada tempat tertentu yang aman di luar areal tanam, sisa tanaman dibuang dan dibakar. b) Tanah diolah sedalam cm dengan menggunakan bajak dan kemudian digaru, kegiatan ini dilakukan minimal 2 (dua) kali hingga tanah menjadi gembur. c) Pengolahan lahan di lakukan hari sebelum tanam. d) Tanah di lab/disiram sampai agak becek untuk mempermudah melakukan penanaman. e) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di gunakan. F. Sasaran Tersedianya lahan untuk pertanaman yang bebas dari bebatuan, gulma dan sisa tanaman sebelumnya, yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Standar Prosedur Operasional "Penyiapan Lahan" Nomor: SPO BBM. V Halaman 4- Revisi Ke... Tanggal Di buat : Agustus 2009 Di sahkan Oleh :.. Sub Kegiatan : Pembuatan Bedengan, Pemberian Pupuk Organik dan Dolomit A. Definisi Membuat dan membentuk bedengan untuk media pertanaman yang sebelumnya telah di olah dengan bajak dan garu serta di beri pupuk organik dan kapur dolomit. B. Tujuan Agar di peroleh lahan pertanaman yang baik dan gembur sesuai dengan syarat untuk pertumbuhan tanaman. 12

14 C. Validasi Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), serta BPTP NTB dan petunjuk dari Dinas Pertanian setempat. D. Bahan dan alat serta fungsinya a) Pupuk Organik (pupuk kandang, bokasi atau kompos) dan dolomit. b) Bajak dan garu konvensional atau traktor untuk mengolah tanah. c) Cangkul untuk membuat bedengan. d) Meteran untuk menentukan ukuran calon bedengan dan parit. e) Garpu, cangkul dan sekop untuk membuat parit drainage. f) Tali dan ajir untuk meluruskan bedengan. g) Alat tulis dan blanko isian. E. Prosedur Pelaksanaan a) Bedengan di buat dengan ukuran lebar cm sedangkan panjangnya menyesuaikan lahan, untuk meluruskan bedengan gunakan tali dan ajir. b) Parit di buat dengan ukuran lebar cm. c) Taburkan pupuk organik sebanyak ton / Ha, dan kapur dolomit sesuai kebutuhan di atas bedengan yang telah terbentuk. d) Pemberian kapur dolomit di rekomendasikan hanya untuk lahan yang mempunyai ph di bawah 6. e) Bedengan yang telah terbentuk tersebut, selanjutnya bagian atasnya di olah dan di haluskan lagi dengan cangkul sedalam cm hingga pupuk organik dan kapur dolomit tercampur dan struktur tanah menjadi lebih gembur. f) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tentukan. F. Sasaran Tersedianya bedengan sebagai media tanam sesuai syarat tumbuh yang di kehendaki hingga tanaman dapat tumbuh optimal. 13

15 Gambar 2 : Pengolahan tanah / lahan dan pembuatan bedengan Standar Prosedur Operasional "Penyiapan Lahan" Nomor: SPO BBM. V Halaman 4- Revisi Ke... Tanggal Di buat : Agustus 2009 Di sahkan Oleh :.. Sub Kegiatan : Pembuatan Lubang Tanam dan Jarak Tanam A. Definisi Membuat lubang tanam dan jarak tanam dengan cara di tugal atau di larik sesuai besarnya benih dan jarak tanam yang di rekomendasi. B. Tujuan Agar di peroleh lubang tanam yang seragam dengan jarak tanam yang sesuai rekomendasi dan pertumbuhan tanaman. C. Validasi 14

16 Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), serta BPTP NTB dan Dinas Pertanian setempat. D. Bahan dan Alat a. Tugal dari kayu. b. Tali yang berukuran (Bima : Ai Tala). c. Alat tulis dan blanko isian. E. Prosedur Pelaksanaan a. Bedengan di airi (Bima : di owa) secukupnya sambil meratakan permukaan bedengan. b. Kedalaman lubang tanam 2 cm dengan jarak tanam sesuai rekomendasi 10 cm x 15 cm, 15 x 18 cm, 15 x 15 cm, 15 x 20 cm. c. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tentukan. F. Sasaran Adanya kesesuaian antara lubang tanam dengan ukuran umbi dan jarak tanam dengan pertumbuhan tanaman. 15

17 Gambar 3. Pemberian air pada Bedengan Standar Prosedur Operasional "Penyiapan Benih Sumber" IV 6 Nomor: SPO BBM. VI Halaman 1 2 Revisi Ke Tanggal. Di buat : Agustus 2009 Di sahkan Oleh :.. VI. PENYIAPAN BENIH SUMBER A. Definisi Menyiapkan benih sumber bermutu varietas Ketamonca yang bersertifikat dan berlabel sesuai dengan klas benih yang akan di hasilkan. B. Tujuan Menjamin benih yang ditanam berkualitas ( memiliki keseragaman, kekuatan tumbuh, dan sehat ) dan menghasilkan benih dengan klasifikasi sesuai dengan yang telah ditetapkan. 16

18 C. Validasi Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP NTB serta serta Pedoman Sertifikasi Benih Bawang Merah dari Direktorat Perbenihan Dan Sarana Produksi Hortikultura Jakarta. D. Bahan dan alat serta fungsinya a) Benih bermutu yang bersertifikat dan berlabel dari varietas unggul b) Pikulan untuk membawa benih. c) Keranjang / kantong jala untuk menampung benih. d) Pisau untuk memotong ujung umbi. e) Alat tulis dan blanko isian E. Prosedur Pelaksanaan a) Pilih varietas bawang merah unggul nasional yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian. b) Memilih dan menentukan benih dari varietas dimaksud yang bersertifikat dan berlabel dengan kelas benih yang lebih tinggi dari yang akan diproduksi. c) Benih yang dimaksud telah siap tanam (berumur 2 3 bulan dari panen). d) Bersihkan benih dari kulit ari yang kering dan potong ujung umbi maksimal ¼ bagian dari umbi, Bila menggunakan benih berumur 2-3 bulan dipotong 2/4 bagian umbi dan bila menggunakan benih yang berumur kurang dari 2 bulan (masa penyimpanan benih belum mencapai 2 bulan). e) Benih yang telah dipotong diangin anginkan diatas para para atau diatas lantai yang dialasi lastik selama 2-3 hari estela itu baru dilakukan penanaman. f) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang telah ditentukan. Tabel 6. Contoh Form Catatan Kegiatan Penyediaan Benih Sumber Nama Pemilik :.. 17

19 Alamat Lahan :.. Tanggal Kelas Benih Jumlah (Kg) Petugas Keterangan F. Sasaran Benih sumber bawang merah yang akan di tanam sesuai dengan peraturan perbenihan yang berlaku dan juga sesuai dengan permintaan pasar. Gambar 4. Benih bawang merah siap tanam. V 2 18

20 Standar Prosedur Operasional "Permohonan Pemeriksaan Lap. Pendahuluan" Nomor: SPO BBM. VII Halaman 1 2 Revisi Ke. Tanggal Di buat : Agustus 2009 Di sahkan Oleh :.. VII. PERMOHONAN PEMERIKSAAN LAPANGAN PENDAHULUAN A. Definisi Mengajukan permohonan pemeriksaan lapangan pendahuluan kepada Balai Pengawasan Dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura untuk produk yang di tangkarkan. B. Tujuan Mengikuti tahapan sertifikasi benih bagi produk yang akan di hasilkan sehingga mutu benihnya berkualitas dan tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan serta perundangan yang berlaku. C. Validasi a) Undang-undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. b) Pedoman Sertifikasi Benih Tanaman Bawang Merah tahun c) Permentan No. 39 Tahun 2006, tentang Produksi Benih. d) SK Dirjen Hortikultura No 31-A Tahun 2007 tentang Sertifikasi Benih. D. Bahan dan alat serta fungsinya a) Kertas HVS folio kalau bisa yang beridentitas produsen benih. b) Mesin ketik / computer dan printer. c) Stampel / cap dari produsen benih. d) Alat tulis. 19

21 E. Prosedur pelaksanaan a) Buat surat permohonan pemeriksaan lapangan pendahuluan sesuai dengan realita di lapangan dan kirim ke BPSBTPH Setempat. b) Ajukan permohonan tersebut 1 minggu sebelum tanam. c) Lakukan pencatatan seperlunya pada format yang telah di tentukan. F. Sasaran Mengikuti prosedur dan tahapan sertifikasi benih sehingga mutu benih yang di hasilkan dapat berkualitas sesuai standar yang di tetapkan serta tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan serta perundangan yang berlaku. 20

22 Tabel 7. Format contoh blanko permohonan pemeriksaan lap pendahuluan. Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Nomor Induk : Musim Tanam : HASIL PEMERIKSAAN PENDAHULUAN SERTIFIKASI / PELABELAN BAWANG MERAH *) Unit Penangkaran Varietas :. Kelas :.. Luas : Ha Rancana Tanggal Tanam :. Blok : Kampung : Desa : Kecamatan : Kabupaten : Produsen / Penangkar Nama : Alamat : Pemeriksaan Tanggal : Hasil Pemeriksaan Rotasi Tanaman Isolasi Catatan 1. Musim sebelumnya Barat 2. Musim sebelumnya Timur 3. Musim sebelumnya Utara Selatan Benih Sumber Pemeriksa : Asal sumber Pengawas Benih Tanaman Kelas yang ditanam Varietas No. Lot Tonase benih (..) Jumlah Wadah Kesimpulan : Memenuhi / Tidak Memenuhi *) syarat untuk sertifikasi / pelabelan *) Dikeluarkan di :.. Tanggal : Mengetahui, Pengawas Benih (. ) (. ) Nip... Nip... 21

23 VI 2 Standar Prosedur Operasional "Penanaman" Nomor: SPO BBM. VIII Halaman 1-2 Revisi Ke.. Tanggal. Di buat : Agustus 2009 Di sahkan Oleh :.. VIII. PENANAMAN A. Definisi Menanam benih pada lahan dan lubang tanam yang telah di siapkan sesuai dengan rencana tanam yang terdapat dalam permohonan sertifikasi benih. B. Tujuan Agar tanaman dapat tumbuh optimal dan sesuai dengan rencana tanam yang terdapat dalam permohonan sertifikasi benih. C. Validasi Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP NTB serta serta Pedoman Sertifikasi Benih Bawang Merah dari Direktorat Perbenihan Dan Sarana Produksi Hortikultura Jakarta serta petunjuk dari pengawas benih dari tanaman BPSB TPH setempat. D. Bahan dan alat serta fungsinya a) Benih bawang merah berlabel yang ujungnya telah di potong. b) Tempat benih (kantong / sak). c) Alat tulis dan blanko isian. E. Prosedur Pelaksanaan a) Benih di benamkan ¾ bagian ke dalam lubang tanam. b) Padatkan sisi luar lubang tanam yang telah terisi benih. c) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tetapkan. Tabel 8. Contoh Form Kegiatan Penanaman 22

24 Nama Pemilik Alamat Lahan :.. :.. Tanggal Petak Luas (Ha) Alat Cara Waktu Penanaman Petugas F. Sasaran Benih bawang merah dapat segera tumbuh dengan optimal sesuai rencana yang terdapat dalam permohonan sertifikasi benih. VII

25 Gambar 5 : Penanaman umbi Bawang merah. VII - 2 Standar Prosedur Operasional "Pemeliharaan Tanaman" Nomor: SPO BBM. IX Halaman 1 6 Revisi Ke Tanggal. Di buat : Agustus 2009 Di sahkan Oleh :.. IX. PEMELIHARAAN TANAMAN Sub kegiatan : Pemupukan tanaman A. Definisi Menambahkan unsur hara kedalam tanah. B. Tujuan Agar unsur hara di dalam tanah tersedia cukup sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman. C. Validasi Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP NTB serta Pedoman Sertifikasi Benih Bawang Merah dari Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura Jakarta dan petunjuk Dinas Pertanian setempat. D. Bahan dan alat serta fungsinya a. ZA 250 kg/ha 24

26 b. UREA 250 kg/ha. c. SP 36 sebanyak 250 kg/ha. d. KCL sebanyak 200 kg/ha. e. Ember plastik yang di gunakan untuk tempat mencampur dan mengangkut pupuk selama pelaksanaan pemupukan. f. Koret / ajir untuk membuat larikan tempat pupuk di antara tanaman. g. Alat tulis, catatan dan blanko isian. E. Prosedur Pelaksanaan a) Pupuk di berikan 2 (dua) kali, yaitu dengan cara di tabur dan di tugal pada larikan di antara tanaman. b) Buat larikan di antara tanaman. c) Pemupukan pertama di berikan pada umur 5 7 hari setelah tanam dengan cara pupuk SP kg di campur sampai rata dengan pupuk ZA 150 kg, Urea 50 kg dan KCL 200 kg, kemudian campuran pupuk tersebut taburkan secara merata.pada larikan yang telah di buat dan tutup dengan tanah. d) Pemupukan kedua di lakukan dengan cara di tugal /ditabur pada saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam, menggunakan sisa pupuk yang belum di berikan, yaitu pupuk SP kg, ZA 100 kg, Urea 200 kg, kemudian lubang pupuk tutup dengan tanah. e) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tentukan. Tabel 9. Catatan Kegiatan Pemeliharaan tanaman Tanggal Petak Luas (Ha) Jenis Kegiatan Cara Hasil Akhir dan Hal yang Perlu Diperhatikan Petugas 25

27 F. Sasaran Pupuk dapat diserap oleh tanaman sesuai dengan tingkat kebutuhan pada setiap tahapan pertumbuhannya. Gambar 6. Pemupukan pada areal penangkaran bawang merah. 26

28 VII - 2 Standar Prosedur Operasional "Pemeliharaan Tanaman" Nomor: SPO BBM. IX Halaman 1 6 Revisi Ke Tanggal. Di buat : Agustus 2009 Di sahkan Oleh :.. Sub Kegiatan : Pengairan tanaman A. Definisi Mengatur pemberian air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. B. Tujuan Memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. C. Validasi Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP NTB dan petunjuk dari Dinas Pertanian setempat D. Bahan dan alat serta fungsinya a) Air irigasi. b) Cangkul untuk membendung dan membedah air di petakan. c) Alat tulis dan blanko isian. E. Prosedur Pelaksanaan a) Tutup saluran pembuangan pada petakan yang akan diairi/digenangi, kemudian buka saluran air yang ke petakan. b) Ketinggian air pengairan hingga 3/4 guludan, dan upayakan pengairan sampai kapasitas lapang, selanjutnya air di buang melalui parit pembuangan dan di lanjutkan pada petakan berikutnya. c) Pengairan berikutnya berselang 5-7 hari tergantung kondisi lahan. d) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di gunakan F. Sasaran Tanaman memperoleh air sesuai dengan kebutuhan. 27

29 VII - 2 Standar Prosedur Operasional "Pemeliharaan Tanaman" Nomor: SPO BBM. IX Halaman 1 6 Revisi Ke Tanggal. Di buat : Agustus 2009 Di sahkan Oleh :.. Sub Kegiatan : Penyiangan dan PembumbunanTanaman A. Definisi Melakukan pembersihan gulma dan membumbun tanaman. B. Tujuan Agar tanaman dan lahan pertanaman terbebas dari gulma atau tanaman inang sehingga pertumbuhan tanaman dapat optimal. C. Validasi Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP NTB dan petunjuk dari Dinas Pertanian setempat D. Bahan dan alat serta fungsinya a) Sabit, untuk membersihkan gulma di sisi luar bedengan. b) Pencukil gulma dari alat yang dibuat khusus yang menyerupai pisau kecil ( Bima : Subi ) c) Subi /kored untuk.membumbun tanaman. d) Karung plastik untuk tempat gulma yang telah di cabut. e) Alat tulis, catatan dan blanko isian. E. Prosedur Pelaksanaan a) Persiapkan peralatan yang akan di gunakan.. b) Lakukan penyiangan gulma yang tumbuh disekitar tanaman dengan menggunakan sabit/subi (bhs. bima) c) Bumbun larikan tanaman dengan menggunakan kored/subi (bhs.bima). d) Bersihkan sisi luar bedengan dengan menggunakan sabit. e) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tetapkan. 28

30 F. Sasaran Agar tanaman dan lahan terbebas dari gulma sehingga pertumbuhan tanaman dan umbi dapat terbentuk dan berkembang dengan optimal serta bebas dari tanaman inang. Standar Prosedur Operasional "Pemeliharaan Tanaman" Gambar 7 : Penyiangan dan pembumbunan tanaman. VII - 2 Nomor: SPO BBM. IX Halaman 1 6 Revisi Ke Tanggal. Di buat : Agustus 2009 Di sahkan Oleh :.. Sub Kegiatan : Perbaikan bedengan dan saluran air 29

31 A. Definisi Memperbaiki seluruh bedengan yang rusak dan saluran air pengairan. B. Tujuan Agar bedengan tetap terjaga dengan baik dan tidak longsor yang dapat merusak tanaman sehingga dapat mengurangi hasil serta air pengairan berjalan lancar. C. Validasi Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP NTB dan petunjuk dari Dinas Pertanian setempat D. Bahan dan alat serta fungsinya a) Cangkul dan sekop untuk memperbaiki bedengan dan saluran air. b) Alat tulis, catatan dan blanko isian E. Prosedur pelaksanaan a) Persiapkan peralatan yang akan di pergunakan. b) Lakukan pembersihan dan pendalam saluran air dengan menggunakan cangkul. c) Ambil tanah hasil pembersihan / pendalaman dengan cangkul atau sekop dan tempatkan disisi luar (samping) bedengan. d) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tetapkan. F. Sasaran Agar bedengan tetap terjaga dengan baik dan tidak longsor serta air pengairan dapat berjalan lancar sehingga produksi tetap terjamin. 30

VARIETAS BARU BAWANG MERAH DALAM BENTUK BIJI DAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH

VARIETAS BARU BAWANG MERAH DALAM BENTUK BIJI DAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH VARIETAS BARU BAWANG MERAH DALAM BENTUK BIJI DAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH Permintaan benih bermutu dari varietas unggul bawang merah sampai saat ini semakin meningkat dari tahun ke tahun, seiring

Lebih terperinci

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

PENYIAPAN LAHAN. Oleh : Juwariyah BP3K Garum

PENYIAPAN LAHAN. Oleh : Juwariyah BP3K Garum PENYIAPAN LAHAN Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai berlatih peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali tentang pembersihan lahan tanaman bawang merah dengan baik

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun PENGARUH UMUR SIMPAN BIBIT BAWANG MERAH VARIETAS SUPER PHILIP DAN RUBARU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN DI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Yuti Giamerti dan Tian Mulyaqin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung di Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Unit Percobaan Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung pada letak 5 22' 10" LS dan 105 14' 38" BT dengan ketinggian 146 m dpl

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017. 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017. 3.2 Bahan dan Peralatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar 1 III. METODE PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung mulai bulan November 2011 sampai dengan Februari 2012. 1.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Penelitian ini dimulai pada Bulan April 2012 sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilanjutkan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Desa Negara Ratu Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Latar Belakang Di antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering digunakan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 1 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN A. DEFINISI Adalah pengolahan lahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh Anjani (2013) pada musim tanam pertama yang ditanami tanaman tomat,

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012. 3.2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

Lampiran 2. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST

Lampiran 2. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST 38 Lampiran 1. Data Tinggi Tanaman (cm) 2 MST Jumlah Rataan V1 20.21 18.41 25.05 63.68 21.23 V2 22.19 22.80 19.40 64.39 21.46 V3 24.56 23.08 21.39 69.03 23.01 V4 24.95 26.75 23.08 74.78 24.93 V5 20.44

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LAHAN BAWANG PUTIH

PENGOLAHAN LAHAN BAWANG PUTIH PENGOLAHAN LAHAN BAWANG PUTIH Tujuan Sanitasi Membersihkan lahan dari hal-hal yang mengganggu Pertumbuhan tanaman diperoleh lahan yang siap diolah dan terbebas dari gangguan fisik (batu2batuan maupun biologis(gulma

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida TUGAS KULIAH TEKNLGI PRDUKSI BENIH Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida leh : Nimas Ayu Kinasih 115040201111157 Nur Izzatul Maulida 115040201111339 KELAS L PRGRAM STUDI AGREKTEKNLGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai September 2012 oleh Septima (2012). Sedangkan pada musim tanam kedua penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING Oleh:Heri Suyitno THL-TBPP BP3K Wonotirto 1. Pendahuluan Bawang Merah (Allium Ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa tengah, dengan ketinggian tempat

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR LATAR BELAKANG Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak

Lebih terperinci

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 Kentang merupakan unggulan kelima besar dari komoditas sayuran utama yang dikembangkan di Indonesia,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Jagung University Farm IPB Jonggol, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, IPB. Penelitian

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Agustus 2009 di kebun Parungaleng, Cijayanti, Bogor dan Laboratorium Fisika, Laboratorium

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

Sop Perbenihan BAWANG PUTIH. Direktorat Perbenihan Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementeritan Pertanian

Sop Perbenihan BAWANG PUTIH. Direktorat Perbenihan Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementeritan Pertanian Sop Perbenihan BAWANG PUTIH Direktorat Perbenihan Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementeritan Pertanian 1. Standar Lapang PARAMETER SATUAN KELAS BENIH BD BP BR a. Campuran varietas dan tipe

Lebih terperinci

BAB 3. METODE PENELITIAN

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB 3. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di desa Batur, kecamatan Batur, kabupaten Banjarnegara, provinsi Jawa Tengah. Lokasi memiliki ketinggian ±1600 m dpl. Penelitian

Lebih terperinci

Bawang merah (Allium ascalonicum) mempunyai prospek

Bawang merah (Allium ascalonicum) mempunyai prospek TEKNIK PENGKAJIAN TUMPANG SARI BAWANG MERAH DAN CABAI MERAH SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN HAMA TIKUS Budiono 1 Bawang merah (Allium ascalonicum) mempunyai prospek yang cukup baik untuk meningkatkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung pada bulan Desember 2014 sampai dengan Febuari 2015. 3.2 Bahan dan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Penelitian P1(a) P4 (2) P3 (a) P1 (b) P5 (a) P4 (b) P3 (1) P3 (a) P5 (a) P4 (1) P2 (2) P3 (2) P1 (a) P4 (a) P2 (1) P4 (a) P1 (2) P3 (1) P4 (1) P3 (2) P4 (b) P2 (b) P4 (2) P2

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit 20 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE

I. MATERI DAN METODE I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Jl. Seroja Kulim Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan bulan September 2013. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung mulai bulan Juli September 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase.

Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase. 1. Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor) mempunyai potensi penting sebagai sumber karbohidrat bahan pangan, pakan, dan komoditi ekspor. Selain memiliki potensi sebagai sumber karbohidrat, tanaman sorgum, mempunyai

Lebih terperinci

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum dan termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro pada bulan Maret Mei 2014. Jenis tanah

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM.

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PERBANYAKAN BENIH BAWANG MERAH. BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN Jl. Tangkuban Parahu No. 517, Lembang - Bandung Barat 40791

TEKNOLOGI PERBANYAKAN BENIH BAWANG MERAH. BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN Jl. Tangkuban Parahu No. 517, Lembang - Bandung Barat 40791 TEKNOLOGI PERBANYAKAN BENIH BAWANG MERAH BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN Jl. Tangkuban Parahu No. 517, Lembang - Bandung Barat 40791 PENDAHULUAN Bawang Merah komoditas penting, pemicu inflasi Permintaan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada kemiringan lahan 15 %. Tanah Latosol Darmaga/Typic Dystrudepts (Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm) dipilih sebagai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 131/Kpts/SR.130/D/11/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 131/Kpts/SR.130/D/11/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 131/Kpts/SR.130/D/11/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Miranti Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, dari sejak bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), Andi Tenrirawe 2), A.Takdir 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi pertanian Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau selama 4 bulan di mulai dari

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun III. METODE PELAKSAAA 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun percobaan Rambatan, Tanah Datar pada ketinggian 525 m dari permukaan laut. Percobaan dilaksanakan

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN Oleh : Sri Lestari Utami, Pejabat Fungsional Pengawas Benih Tanaman Madya Abdul Mutholib A. selaku Petani

Lebih terperinci

KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN

KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN ---~ 1. Persiapan lahan Pengolahan tanah tidak diperlukan jika kacang hijau ditanam di lahan sawah bekas tanaman padi, jerami dapat dipakai sebagai mulsa Mulsa berguna untuk menjaga

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

Tahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih.

Tahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih. Tahapan di Pertanaman Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam Tahapan Pasca Panen Pengawasan Pengolahan Benih 5-7 hari Pemeriksaan Dokumen 1 hari Pembuatan Kelompok Benih Pengawas Benih dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara

BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara 25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Percobaan Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara faktorial (Gomez dan

Lebih terperinci