Mencari Sehat. lewat Paket Hemat. fokus

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mencari Sehat. lewat Paket Hemat. fokus"

Transkripsi

1 13 F. YUSUF HIDAYAT/BATAM POS SEJUMLAH warga pemegang kartu Jamsostek atau BPJS berobat di Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Rabu (26/3/2014). Mencari Sehat lewat Paket Hemat EDITOR: YERMIA R. majalah@batampos.co.id Tiga bulan program BPJS Kesehatan berjalan, melahirkan banyak kebingungan peserta dan rumah sakit. Tanggungan biaya yang menggunakan sistem paket, membuat rumah sakit swasta harus irit dalam menangani pasien. Banyak alat canggih yang mestinya digunakan untuk mempercepat penyembuhan pasien, justru tak dipakai demi penghematan.

2 14 H ampir tiga minggu lamanya Etroch Takarendehang resah. Asisten Manajer Sumber Daya Manusia PT BJPK itu bingung dengan kepesertaan perusahaan tempatnya bekerja dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Pertengahan Maret lalu, ia mendapat kabar bahwa tempatnya bekerja belum terdaftar sebagai anggota BPJS Kesehatan yang menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional. Padahal, sejak Januari lalu ia sudah menyetorkan iuran JKN ke rekening BPJS Kesehatan. Etroch membuka map plastik warna biru kemudian mengeluarkan tiga slip setoran Bank Mandiri. Di dalamnya tertulis setoran perusahaan yang bergerak di jasa perhotelan di Batam itu. Bukti itu sudah ia serahkan ke kantor BPJS Kesehatan Batam di Ruko Kara Juction, Batam Center. Seperti prosedur yang berlaku di sana, slip setoran difotokopi. Kopiannya distempel dan diserahkan ke kantor BPJS Kesehatan, sementara slip asli tetap dibawa pihak perusahaan. Karena kopian slip telah diterima kantor BPJS Kesehatan, Etroch merasa tidak ada masalah. Namun, kabar buruk diterimanya saat ingin mengecek apakah kartu peserta BPJS Kesehatan pegawai PT BJPK sudah tercetak. Saat saya menanyakan apakah kartu peserta pegawai kami sudah dicetak, mereka menjawab perusahaan kami belum terdaftar dalam BPJS Kesehatan. Lho kok bisa, padahal saya sudah mendapatkan nomor virtual account, kata Etroch saat ditemui di depan kantor BPJS Kesehatan, Rabu pekan lalu. Virtual account merupakan kode identifikasi yang diperoleh perusahaan atau peserta BPJS mandiri. Pembayaran iuran BPJS dilakukan dengan menyertakan nomor virtual account tersebut sehingga iuran dapat tercatat di sistem BPJS Kesehatan. Etroch kemudian menunjukkan bukti slip pembayaran dan menyebutkan nomor virtual account perusahaan. Nomor virtual account itu kemudian diverifikasi. Hasilnya, nomor virtual account yang ditunjukkan Etroch ternyata tercatat sebagai PT Karya Sumber Sukses yang berlokasi di Jakarta. Artinya, selama ini PT BJPK menyetor uang ke rekening BPJS atas nama PT Karya Sumber Sukses. Laporan setoran yang diberikan kantor BPJS Kesehatan menunjukkan hal itu: setoran Etroch sebanyak Rp 20 juta masing-masing di bulan Februari dan Maret 2014 nyangkut di rekening perusahaan lain. Kondisi ini membuat PT BJPK tidak terdaftar sebagai anggota BPJS Kesehatan, padahal perusahaan selalu membayar iuran. Akibatnya, pegawai terancam tidak mendapatkan kartu keanggotaan BPJS Kesehatan sehingga tidak bisa mendapatkan layanan jaminan kesehatan saat berobat di klinik atau rumah sakit yang bekerjasama Saat saya menanyakan apakah kartu peserta pegawai kami sudah dicetak, mereka menjawab perusahaan kami belum terdaftar dalam BPJS Kesehatan. Lho kok bisa, padahal saya sudah mendapatkan nomor virtual account Etroch Takarendehang Asisten Manajer SDM PT BJPK dengan BPJS Kesehatan. Hal tersebut memicu kekesalan Etroch. Ia mendatangi kantor BPJS Kesehatan untuk meminta penjelasan. Isi kepalanya seakan mendidih saat mendapat jawaban yang tidak memuaskan dari pegawai BPJS Kesehatan. Ia khawatir, karena jika dinggap PT BJPK tidak terdaftar sebagai anggota, para pegawai harus menanggung biaya pengobatan. Secara pribadi, Etroch merasa bertanggungjawab karena ia yang melakukan proses pengurusan kepesertaan di BPJS Kesehatan. Saya tidak mau orangorang di kantor menganggap saya menggelapkan uang itu, kata dia. Menurut Etroch, seorang pegawai perusahaan itu sudah mengalami dampak hilangnya nama PT BJPK dalam sistem BPJS Kesehatan. Saat menunjukkan kartu Jamsostek miliknya, pihak Rumah Sakit Harapan Bunda memberitahu perusahaan tempat pegawai itu bekerja belum terdaftar dalam sistem BPJS Kesehatan. Bingung, pegawai itu menelepon Etroch menanyakan mengapa kartu Jamsosteknya tak berfungsi lagi padahal informasi yang beredar kartu Jamsostek masih bisa digunakan selama tiga bulan pertama tahun ini, menunggu terbitnya kartu BPJS Kesehatan. Etroch kemudian berbicara dengan pihak rumah sakit. Ia meminta rumah sakit menghubungi Kantor BPJS Kesehatan untuk mengonfirmasi bahwa kepesertaan PT BJPK dalam sistem BPJS Kesehatan sedang bermasalah. Usai mendengar keterangan dari Kantor BPJS Kesehatan, pegawai itu dibebaskan dari kewajiban membayar biaya

3 15 perawatan. Kepala Kantor Cabang BPJS Batam dan Karimun, Fahrurozi, kemudian mengatakan kepada Etroch akan memvalidasi data PT BJPK dan menyampaikan kepada kantor pusat BPJS Kesehatan soal nomor virtual account yang dimiliki dua perusahaan. Ditemui di kantornya Rabu sore pekan lalu, Fahrurozi membenarkan hal itu. Dia meyakinkan data PT BJPK tidak hilang dari basis data. Namun BPJS perlu memvalidasi ulang karena itu terkait dengan master file di kantor pusat. Dia mengatakan, data perusahaan dan pegawai tidak akan hilang dalam master file. Hanya saat proses validasi, data itu tidak muncul. Kami juga mengharapkan perusahaan tersebut melakukan pengisian data kembali, bukan formulir perorangan, cukup daftar di excel, kata Fahrurozi. Proses itu akan mempercepat proses validasi data kami. Pengalaman Etroch membuat pegawai bagian sumberdaya manusia di berbagai perusahaan di Batam kalang kabut. Kepanikan itu muncul usai Etroch menyampaikan masalahnya di forum mailing list bagian sumberdaya manusia Batam. Menurut Etroch satu per satu mereka mendatangi kantor BPJS Kesehatan untuk mengecek apakah mereka juga mengalami hal yang serupa dengan PT BJPK. Pengalaman Etroch hanya salah satu kisah kebingungan yang terjadi selama tiga bulan berlangsungnya program JKN. Di tingkat masyarakat, masih banyak kebingungan terkait pelayanan fasilitas kesehatan. Terutama para pekerja yang sebelumnya menggunakan Jamsostek. Mantan pemegang kartu Jamsostek sering membandingkan dengan fasilitas Jamsostek, terutama pada fasilitas gawat darurat. Banyak pasien yang berasal dari peserta Jamsostek kerap datang ke unit gawat darurat. Ada beragam alasan mereka langsung datang ke UGD mulai dari malas mengantri, panik, namun banyak juga karena unit Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (PPK I) tidak buka lagi menjelang malam. Kebanyakan PPK I di Batam memang tidak buka selama 24 jam sehingga banyak peserta BPJS yang sakit langung menuju UGD. Muhammad Nur mengalami hal itu dua pekan lalu ketika ia membawa istrinya yang demam saat hari masih subuh ke UGD Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK). Ia tidak melalui PPK I karena tidak ada puskesmas atau klinik BPJS Kesehatan yang buka pagi itu. Sesampainya di ruang UGD RSBK ia mendapat kabar, penyakit yang diderita istrinya tidak termasuk dalam kriteria gawat darurat yang bisa ditanggungkan BPJS. Jika ingin istrinya dirawat, ia harus menanggung biaya itu. Nur setuju. Usai ditangani dokter, istri Nur kemudian disarankan untuk menginap agar bisa diobservasi lebih lanjut. Nur kemudian menanyakan bagaimana sistem pembayarannya, apakah bisa ditanggung BPJS? Petugas mengabari F. YUSUF HIDAYAT/BATAM POS PULUHAN warga antre membuat kartu BPJS di kantor BPJS, Rabu (15/1/2014) lalu.

4 16 BPJS tidak bisa menanggung karena sakit yang dialami istri Nur hanya vertigo biasa. Bingung karena sebelumnya disarankan untuk rawat inap, Nur bertanya, Jadi untuk apa kartu BPJS saya? Akhirnya, Nur memilih tidak mengambil rawat inap seperti yang disarankan. Ia memilih membawa istrinya pulang. Sebelum meninggalkan rumah sakit, Nur mesti membayar Rp 2 juta sebagai biaya penanganan di UGD. Banyak yang mengalami hal serupa. Mereka datang karena klinik tidak beroperasi di tengah malam atau subuh. Rata-rata operasional klinik dari pukul hingga Puskesmas malah tutup lebih cepat. Jika kondisi gawat datang, kemana lagi mereka ditangani, jika tidak ke UGD. Di sisi lain, tidak ada jaminan perawatan di UGD akan ditanggung BPJS Kesehatan. BPJS memiliki 171 kriteria gawat darurat yang dapat mereka tanggung. Di luar itu menjadi tanggungan pasien. Bagi pasien yang dulunya ditanggung Jamsostek, tanggungan untuk gawat darurat mengalami penurunan. Direktur Rumah Sakit Awal Bros Batam yang juga Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), dokter Widya Putri, mengatakan sebenarnya kriteria gawat darurat sudah ada sebelum BPJS Kesehatan ditetapkan. Sistem rujukan diadakan agar pasien yang tidak masuk kriteria gawat darurat ditangani PPK 1. Masalahnya (operasional) PPK I tidak sampai 24 jam, kata Widya. Fahrurozi membenarkan memang baru beberapa klinik yang beroperasi selama 24 jam. Ke depannya kami harap semua bisa beroperasi 24 jam. Kepala Bagian Humas dan Pemasaran RSBK, Donny Irawan, mengatakan Jamsostek dan Askes juga memiliki kriteria yang tergolong sebagai gawat darurat. Namun ia melihat persoalan di UGD yang terkait dengan jaminan sosial pasien pada masa BPJS Kesehatan lebih sering terjadi. Di mata masyarakat, BPJS Kesehatan dipandang memberikan layanan perawatan gratis sepenuhnya. Padahal, sebenarnya JKN memiliki batasan-batasan atau plafon biaya untuk penanganan suatu penyakit yang ditetapkan sebagai tarif Indonesian-Case Based Groups (INA-CBG s). Tarif ini merupakan paket besaran pembayaran klaim oleh BPJS kesehatan kepada fasilitas kesehatan tingkat lanjutan. Dasar penilaiannya adalah pengelompokan diagnosis penyakit. Contohnya, untuk satu kali rawat jalan prosedur pada hati dan pankreas, besar tanggunan BPJS adalah Rp Jenis rawat jalan lainnya misalnya prosedur pada usus buntu yang tanggungannya mencapai Rp Ada juga prosedur-prosedur dengan jumlah *** F. YUSUF HIDAYAT/BATAM POS KARYAWAN BPJS melayani puluhan warga yang antre membuat kartu BPJS di kantor BPJS, Rabu (15/1/2014) lalu.

5 17 tanggungan yang kecil seperti kolonoskopi (Rp ) dan prosedur kecil pada kulit (Rp ). Untuk rawat inap, juga berlaku batas atas tanggungan BPJS Kesehatan. Di rumah sakit tipe B seperti RSBK, RS Awal Bros, atau RS Otorita Batam tanggungannya sebesar Rp pada pencangkokan hati ringan kelas 1. Untuk prosedur katup jantung tanpa kateterisasi jantung berat di kelas 1 tanggungannya Rp Tidak semua masyarakat mampu membayar jumlah itu. Kehadiran Jaminan Kesehatan Nasional jelas sangat meringankan penderitaan mereka. Akan tetapi tidak demikian dengan rumah sakit swasta. Hingga saat ini rumah sakit swasta masih setengah hati menerapkan tarif INA-CBG s. Tarif ini berlaku setiap satu episode rawat inap atau rawat jalan. Kepala Bagian Humas RSBK, Donny Irawan, mengungkapkan tarif paket yang dibayarkan pada rumah sakit membuat rumah sakit swasta harus melakukan efisiensi. Mereka tidak lagi melakukan langkah-langkah pemeriksaan yang lengkap jika dibandingkan dengan pasien yang membayar secara tunai. Terus terang ini menuntut kejelian dari tenaga medis, kata Donny. Kita berhitung dulu, apakah penanganannya efisien. Kami melihat standarnya. Mungkin perawatan membutuhkan lima hari, kalau sudah lebih dipulangkan kemudian rawat jalan. Jangan sampai melebihi. Dokter harus berusaha bagaimana agar pasien tidak sampai lima hari. Dalam tarif INA-CBG s, paket-paket tarif sudah memperhitungkan standar lama menginap pasien untuk penanganan penyakit tertentu. Selain itu, dalam paket tersebut juga menentukan jenis dan jumlah obat yang diberikan pada pasien. Pemberian obat pada pasien dijatah hanya selama satu minggu, itu pun yang diberikan obat generik. Sebelum BPJS, Jamsostek dan Askes menanggung sampai satu bulan obat, kata Donny. Menurut Donny, model tarif paket merupakan masa depan model pembayaran rumah sakit. Namun untuk itu, pemberi jaminan harus bisa memastikan apakah paket itu secara ekonomi menguntungkan atau tidak. Soalnya, rumah sakit swasta hidup dari kelebihan dana paket setelah operasional. Keuntungan itu yang digunakan untuk membiayai kegiatan rumah sakit seperti pembayar karyawan, gaji dokter, listrik, atau perawatan gedung. Berbeda dengan rumah sakit pemerintah yang sebagian besar pengeluarannya ditanggung dana APBD atau APBN. Penentuan paket seharusnya melihat langkahlangkah yang dilakukan oleh rumah sakit swasta dalam memberikan penanganan. Setiap langkah dihitung biaya yang dikeluarkan, kata Donny. F. YUSUF HIDAYAT/BATAM POS DOKTER BPJS di konter pelayanan BPJS di Rumah Sakit Awal Bros, dr Marisa (kiri) melayani warga yang EDISI ingin 54, MInggu berobat I ke APRIL RSAB, 2014 Kamis (27/3/2014).

6 18 Tarif yang ditekankan dalam INA-CBG s mengacu pada kebutuhan dasar bagi pasien untuk sembuh. Fahrurozi menghargai standar prosedur yang dimiliki rumah sakit swasta yang berfungsi untuk menunjang perawatan dan keamanan pasien. Namun bukan berarti jika ada beberapa alat canggih yang tidak digunakan dapat mengurangi tingkat kesembuhan pasien. Kami mendorong rumah sakit untuk menangani pasien secara efektif dan efisien, kata mantan kepala PT Askes Cabang Batam itu. Pengurangan yang dilakukan rumah sakit bukan dari mutu pelayanan, tetapi pada penggunaan alat-alatnya. Kami sarankan penggunaan alat itu jika ada indikasi medis saja, terang dia. Widya Putri dari Awal Bros mengatakan, Kementerian Kesehatan memang menekankan pemenuhan kebutuhan dasar perawatan, dan bukan kenyamanan. Itulah sebabnya ia mengatakan dalam tiga bulan pertama perjalanan BPJS Kesehatan, pelaksanaannya di rumah sakit swasta berlangsung minimalis. Banyak biaya rawat jalan yang terbilang kecil menurut rumah sakit swasta, berada di kisaran Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Besaran itu dianggap terlalu kecil karena ada perawatan yang harus menggunakan pemeriksaan laboratorium. Dengan Rp 160 ribu hingga Rp 200 ribu, apa yang dapat dilakukan dengan rawat jalan sekarang? kata Widya. Cara lain untuk mengefisienkan pengeluaran adalah dengan mengembalikan kemampuan diagnosa dokter. Widya mengatakan, delapan puluh persen diagnosa penyakit melalui wawancara dengan pasien. Penggunaan alat-alat canggih milik rumah sakit harus lebih selektif. Kemampuan wawancara itu harus kembali diasah para dokter. Guru-guru kami dulu banyak menyarankan untuk menggali keluhan pasien lewat wawancara, terang Widya. Tujuh kursi di ruang hemodialisa Rumah Sakit Awal Bros semuanya diduduki pasien. Di samping kanan masing-masing kursi berdiri mesin cuci darah. Darah yang diproses melalui mesin itu bersirkulasi melalui selang masuk ke tabung kemudian masuk lagi ke pembuluh darah pasien melalui selang yang ditancapkan di lengan kanan pasien. Sejak diluncurkan 1 Januari 2014, penderita gagal ginjal yang harus menjalani cuci darah mendapat sokongan baru karena perawatan itu menjadi tanggungan BPJS Kesehatan. Sebelumnya, keharusan cuci darah bagi pasien gagal ginjal seperti vonis mati yang bisa datang kapan saja tergantung kemampuan ekonominya. Bukan apa-apa, sekali proses cuci darah membutuhkan biaya ratusan *** ribu rupiah. Dalam seminggu, cuci darah bisa dilakukan lebih dari sekali. Mereka yang tidak punya uang hanya menunggu detik-detik terakhir kehidupannya. Tanggungan BPJS itu membuat prosedur hemodialisa dipenuhi pasien BPJS Kesehatan. Bahkan di RSOB BP Batam di Sekupang setiap minggunya mengantre pasienpasien dari Karimun untuk cuci darah. Akibatnya, warga sekitar yang ingin cuci darah harus mencari rumah sakit lain seperti RS Awal Bros atau RS Embung Fatimah di Batuaji. Salah satu keluarga pasien yang harus menjalani proses cuci darah adalah Yusron. Setiap Sabtu ia mengantar ayahnya berangkat ke RSUD Embung Fatimah untuk melakukan cuci darah. Di sana, ongkos cuci darah sebesar Rp 800 ribu sekali prosedur ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan. Sebelumnya dia sempat beberapa kali di RSOB, namun karena banyaknya limpahan pasien dari Karimun, ia harus mencari rujukan lain. Sebelum ke RSUD saya sempat mengusahakan ke F. YUSUF HIDAYAT/BATAM POS SEJUMLAH warga pemegang kartu Jamsostek atau BPJS berobat di Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Rabu (26/3/2014).

7 19 Awal Bros. Tapi di sana masih harus membayar sisanya, kata Yusron. Dia menyebutkan, biaya cuci darah di RS Awal Bros sebesar Rp 1,4 juta. Widya mengaku pada awal berlakunya BPJS tidak semua tarif yang mereka setujui. Pada masa-masa awal itu RS Awal Bros masih wait and see, kata Fahrurozi. Kini RS Awal Bros sudah menyepakati kerjasama dengan BPJS terkait penanganan gangguan ginjal. Hal itu diakui salah satu pasien yang dipanggil Akong. Sejak menjadi anggota BPJS ia tak lagi mengeluarkan uang untuk perawatan itu. Pasien lain yang ditemui di Awal Bros, Hasibuan mengaku terbantu dengan program pemerintah itu. Mengalami gejala gangguan jantung, ia berangkat dari rumahnya di Tanjungbatu menuju Tanjungbalai Karimun untuk memeriksakan gejala itu. Karena fasilitas di Karimun tidak memadai, ia kemudian dirujuk menuju Batam. Ia memilih RS Awal Bros. Saat dijumpai Kamis pekan lalu, ia sedang beristirahat selama tiga hari di kamar kelas dua rumah sakit itu. Kehadiran BPJS membuat rumah sakit penuh dengan pasien rujukan dari PPK I. Di RSUD saja, sejumlah pasien mengungkapkan kepada Batam Pos bahwa mereka sudah menunggu antrian di loket pendaftaran selama satu hingga dua jam. Memang ada lima loket pendaftaran, namun karena rumah sakit harus mengecek kepesertaan pendaftar, proses klarifikasi itu cukup memakan waktu. Sementara itu di RSBK jumlah pasien yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan meningkat 300 persen pada Januari ke Februari. Jumlah itu, kata Donny Irawan, humas rumsah sakit itu, meningkatkan klaim rumah sakit dari Rp 1,4 miliar di bulan Januari menjadi Rp 2,6 miliar di bulan Februari. Fahrurozi mengatakan, rata-rata rumah sakit mengajukan klaim sebesar Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar. Jumlah itu meningkat dari klaim saat masih menggunakan Jamsostek atau Askes. RSUD saja klaimnya satu bulan bisa Rp 2 miliar, biasanya hanya Rp 300 juta, terang dia. Sementara itu kapitasi yang diberikan ke PPK I di Batam dan Karimun mencapai Rp 3,8 miliar sebulan. Besarnya klaim itu belum jadi jaminan memuaskan rumah sakit khususnya swasta. Pasalnya mereka belum mengetahui berapa banyak keuntungan yang mereka dapatkan dari paket tarif itu. Yang pasti untuk rawat inap, Widya mengatakan, ada keuntungan yang didapat dari kelebihan besar paket dengan operasional untuk satu episode penanganan. Namun, rumah sakit dipastikan tekor saat harus menangani pasien BPJS yang masuk penanganan kritis seperti ICU (Intensive Care Unit), NICU (Neonate Intensive Care Unit), PICU (Paediatric Intensive Care Unit), dan HCU (High Care Unit). Biaya crictical care mencapai ratusan juta rupiah. Yang ditanggung BPJS hanya Rp 30 juta, kata Widya. Jadi bagi kami tarif BPJS itu impas. Kami dapat untung dari rawat inap tapi habis di perawatan intensif. Rumah sakit swasta memang merasa tarif INA-CBG s masih memberatkan aliran dana mereka. Namun belum ada perhitungan yang pasti apakah mereka mendapatkan keuntungan atau malah rugi. Apalagi pembayaran klaim dari BPJS belum penuh. Di bulan Januari baru dibayarkan sebanyak 75 persen dari klaim. Sementara di bulan Februari baru 50 persen. Menurut Fahrurozi, batas waktu pembayaran klaim 15 hari terhitung dari semua berkas lengkap. Mulai Februari lalu, BPJS Kesehatan membayar 50 persen dari klaim untuk menjaga keuangan rumah sakit. Evaluasi BPJS direncanakan berlangsung pada pertengahan tahun ini. Dari situ dapat disimpulkan berapa besar keuntungan atau kerugian rumah sakit. Kalau rumah sakit bisa untung banyak, maka tidak ada lagi alasan untuk mengeluhkan program Jaminan Kesehatan Nasional. *** Fahrurrozi F. Yusuf Hidayat/Batam Pos

8 20 Kriteria Gawat Darurat BPJS Kesehatan GAWAT DARURAT ANAK 1. Anemia sedang/berat 2. Apnea/gasping 3. Bayi ikterus, anak ikterus 4. Bayi kecil/prematur 5. Cardiac arrest/payah jantung 6. Cyanotic spell (penyakit jantung) 7. Diare profus (>10x/hr) disertai dehidrasi ataupun tidak 8. Difteri 9. Ditemukan bising jantung/aritmia 10. Edema/ bengkak seluruh badan 11. Epistaksis, tanda perdarahan lain disertai febris 12. Gagal ginjal akut 13. Gangguan kesadaran, fungsi vital masih baik 14. Hematuri 15. Hipertensi berat 16. Hipotensi/ syok ringan sampai sedang 17. Intoksikasi (minyak tanah, baygon) keadaan umum masih baik 18. Intoksikasi disertai gangguan fungsi vital (minyak tanah, baygon) 19. Kejang disertai penurunan kesadaran 20. Mutah profus (>6x sehari), disertai dehidrasi atau tidak. 21. Panas tinggi >40 C 22. Sangat sesak, gelisah, kesadaran menurun, sianosis, ada retraksihebat/penggunaan otot pernapasan sekunder 23. Sesak tapi kesadaran dan keadaan umum masih baik. 24. Shock berat (profound); nadi tidak teraba, teranan darah tidak terukur, termasuk DSS 25. Tetanus 26. Tidak kencing >8jam 27. Tifus abdominalis dengan komplikasi GAWAT DARURAT BEDAH 1. Abses serebri 2. Abses submandibula 3. Amputasi penis 4. Anuria 5. Apendisitis akut 6. Atresia ani (tidak bisa BAB sama sekali) 7. BPH dengan retensi urin 8. Cedera kepala berat 9. Cedera kepala sedang 10. Cedera tulang belakang (vertebral) 11. Cedera wajah dengan gangguan jalan nafas 12. Cedera wajah tanpa gangguan jalan nafas, al: - Patah tulang hidung/nasal terbuka dan tertutup - Patah tulang pipi (zygoma) terbuka dan tertutup - Patah tulang rahang (msxils dsn msndibula) terbuks dsn tertutup - Luka terbuka daerah wajah 13. Cellulitis 14. Cholesistitis akut 15. Corpus alienum pada: - Intra cranial - Leher

9 21 - Thorax - Abdomen - Anggota gerak - Genetalia 16. CVA bleeding 17. Dislokasi persendian 18. Drowning 19. Flail chest 20. Fraktur tulang kepala 21. Gastroschisis 22. Gigitan binatang/manusia 23. Hanging 24. Hematothorax dan pneumothorax 25. Hematuria 26. Hemoroid grade IV (dengan tanda strangulasi) 27. Hernia incarcerata 28. Hidrocephalus dg TIK meningkat 29. Hirschprung disease 30. Ileus obstruksi 31. Internal bleeding 32. Luka bakar 33. Luka terbuka daerah abdomen 34. Luka terbuka daerah kepala 35. Luka terbuka daerah thorax 36. Meningokel/myelokel pecah 37. Multiple trauma 38. Omfalokel pecah 39. Pancreatitis akut 40. Patah tulang dengan dugaan cedera pembuluh darah 41. Patah tulang iga multiple 42. Patah tulang leher 43. Patah tulang terbuka 44. Patah tulang tertutup 45. Periappendiculatta infiltrate 46. Peritonitis generalisata 47. Phlegmon dasar mulut 48. Priapismus 49. Prolaps recti 50. Rectal bleeding 51. Ruptur otot dan tendon 52. Strangulasi penis 53. Tension pneumothorax 54. Tetanus generalisata 55. Torsio testis 56. Tracheo-esophagus fistel 57. Trauma tajam dan tumpul daerah leher 58. Trauma tumpul abdomen 59. Traumatik amputasi 60. Tumor otak dengan penurunan kesadaran 61. Unstable pelvis 62. Urosepsi GAWAT DARURAT KARDIO VASKULER 1. Aritmia 2. Aritmia dan shock 3. Cor pulmonum decompensata yang akut 4. Edema paru akut 5. Henti jantung 6. Hipertensi berat dengan komplikasi (hipertensi enchelopati, CVA) 7. Infark miocard dengan komplikasi (shock) 8. Kelainan katup jantung dengan gangguan ABC (Airway, Breathing, Circulation) 9. Kelainan jantung bawaan dengan gangguan ABC (Airway, Breathing, Circulation) 10. Krisis hipertensi 11. Miokarditis dengan shock 12. Nyeri dada 13. Sesak napas karena payah jantung 14. Syncope karena penyakit jantung GAWAT DARURAT KEBIDANAN 1. Abortus 2. Distosia 3. Eklampsia 4. KET (Kehamilan Ektopic Terganggu) 5. Perdarahan Antepartum 6. Perdarahan Post partum 7. Inversio uteri 8. Febris puerperalis 9. Hiperemesis gravidarum dengan dehidrasi 10. Persalinan kehamilan resiko tinggi dan atau persalinan dengan penyulit GAWAT DARURAT MATA 1. Benda asing di kornea mata/ kelopak mata 2. Blenorrhoe/ gonoblenorrhoe

10 22 3. Dakriosistitis akut 4. Endoftalmitis/panoftalmitis 5. Glaukoma: - Akut - Sekunder 6. Penurunan tajam penglihatan mendadak: - Ablasio retina - CRAO - Vitreous bleeding 7. Selulitis Orbita 8. Semua kelainan kornea mata: - Erosi - Ulcus/abses - Desematolis 9. Semua trauma mata: - Trauma tumpul - Trauma fotoelektric/ radiasi - Trauma tajam/ tajam tembus 10. Trombosis sinus kavernosus 11. Tumor orbita dengan perdarahan 12. Uveitis/skleritis/iritasi GAWAT DARURAT PARU 1. Asma bronchitis moderate severe 2. Aspirasi pneumonia 3. Emoli paru 4. Gagal napas 5. Injury paru 6. Massive hemoptisis 7. Massive pleural effusion 8. Oedema paru non cardiogenic 9. Open/closed pneumothorax 10. PPOM eksaserbasi akut 11. Pneumonia sepsis 12. Pneumothorax ventil 13. Recurrent hemoptoe 14. Status asmatikus 15. Tenggelam 5. GEA dan dehidrasi 6. Hemetemesis Melena 7. Hematochezia 8. Hiertensi maligna 9. Keracunan makanan 10. Keracunan obat 11. Koma metabolik 12. Leptosspirosis 13. Difteri 14. Malaria 15. Obsevasi shock GAWAT DARURAT THT 1. Abses di bidang THT & kepala leher 2. Benda asing laring/trackea/bronchus dan benda asing tenggorokan 3. Benda asing telinga dan hidung 4. Disfagia 5. Obstruksi jalan nafas grade II/III Jackson 6. Obstruksi jalan nafa IV Jackson 7. Otalgia akut (apapun penyebabnya) 8. Parese fasialis akut 9. Perdarahan di bidang THT 10. Syock karena kelainan di bidang THT 11. Trauma (akut) di bidang THT, Kepala dan leher 12. Tuli mendadak 13. Vertigo (berat) 1. Kejang 2. Stroke GAWAT DARURAT SYARAF 3. Meningoenchepalitis GAWAT DARURAT PENYAKIT DALAM 1. Demam Berdarah Dengue (DBD) 2. Demam tifoid 3. Disequilibrium pasca HD 4. Gagal Ginjal Akut Sumber: Panduan Praktis PENJAMINAN PELAYANAN KESEHATAN DARURAT MEDIS BPJS

11 23 Keadaan Gawat Darurat Meliputi : 1. Kecelakaan yang bukan karena Kecelakaan Kerja 2. Serangan Jantung 3. Serangan Asthma berat 4. Kejang demam / panas minimal 39 derajat Celcius 5. Pendarahan berat 6. Muntah berak disertai dehidrasi sedang dan berat 7. Kehilangan kesadaran (koma) termasuk epilepsi atau ayan 8. Keadaan gelisah pada penderita gangguan jiwa 9. Colic Renal / Colic Abdomen 10. Persalinan mendadak yang harus segera dilakukan tindakan CITO seperti : preeklamsi berat, fetal distress, perdarahan, ketuban pecah dini (KPD). Yang dimaksud persalinan mendadak tersebut adalah persalinan yang terjadi dengan risiko tinggi yang dapat mengancam/membahayakan jiwa ibu dan bayi yang dikandung (sesuai dengan keadaan emergensi/gawat darurat serta didukung dengan data-data pendukung sesuai penyebabnya masing-masing) dan harus mendapatkan tindakan medis CITO (segera).

KRITERIA GAWAT DARURAT NO. BAGIAN

KRITERIA GAWAT DARURAT NO. BAGIAN Lampiran KRITERIA GAWAT DARURAT NO. BAGIAN DIAGNOSA I ANAK 1 Anemia sedang / berat 2 Apnea / gasping 3 Bayi ikterus, anak ikterus 4 Bayi kecil/ premature 5 Cardiac arrest / payah jantung 6 Cyanotic Spell

Lebih terperinci

panduan praktis Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat Medis di Faskes yang Tidak Bekerjasama Dengan BPJS Kesehatan

panduan praktis Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat Medis di Faskes yang Tidak Bekerjasama Dengan BPJS Kesehatan panduan praktis Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat Medis di Faskes yang Tidak Bekerjasama Dengan BPJS Kesehatan 08 02 panduan praktis Penjaminan Pelayanan Kesehatan Kata Pengantar Sesuai amanat Undang-Undang

Lebih terperinci

Daftar Kondisi Kegawatdaruratan Menurut BPJS Kesehatan

Daftar Kondisi Kegawatdaruratan Menurut BPJS Kesehatan Daftar Kondisi Kegawatdaruratan Menurut BPJS Kesehatan Saya baru saja mengunduh manual pelaksanaan yang disusun oleh BPJS Kesehatan, di dalamnya ada pelbagai informasi, termasuk kriteria kasus gawat darurat

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2010

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2010 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH

WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA DEPOK, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN, PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENILAIAN KEGAWATDARURATAN DAN PROSEDUR PENGGANTIAN BIAYA PELAYANAN GAWAT DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR

Lebih terperinci

2011, No Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta PT Askes (Persero) dengan Peraturan Menteri Kesehatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974

2011, No Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta PT Askes (Persero) dengan Peraturan Menteri Kesehatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 No.117, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Tarif Pelayanan Kesehatan. Peserta PT Askes. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 416/MENKES/PER/II/2011 TENTANG TARIF

Lebih terperinci

5. Cardiac arrest / payah jantung (mungkin maksudnya henti jantung)

5. Cardiac arrest / payah jantung (mungkin maksudnya henti jantung) Dalam dunia medis, suatu keadaan disebut gawat apabila sifatnya mengancam nyawa namun tidak memerlukan penanganan yang segera. Contoh untuk keadaan ini adalah: pasien yang menderita penyakit kanker. Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN DAN TATA LAKSANA SURAT PERNYATAAN MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1998. TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1998. TENTANG MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1998. TENTANG PENYELENGGARAAN PEMELIHARAAN KESEHATAN BAGI TENAGA KERJA DENGAN MANFAAT LEBIH BAIK DARI PAKET JAMINAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2014 No. 05, 2014 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Petunjuk pelaksanaan, sistem pembiayaan, penggunaan dana, pelayanan kesehatan, tingkat pertama, puskemas, peserta, badan

Lebih terperinci

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA Materi 12 CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA Oleh : Agus Triyono, M.Kes A. CEDERA KEPALA Pengertian : Semua kejadian pada daerah kepala yang dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak baik

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Pengertian Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN KESEHATAN PEGAWAI

PEMELIHARAAN KESEHATAN PEGAWAI PEMELIHARAAN KESEHATAN PEGAWAI KEPUTUSAN DIREKSI PT. PLN (PERSERO) NOMOR : 266.K/010/DIR/2000 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan pemeliharaan kesehatan adalah : Upaya untuk peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun 2016 RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan PENULISAN DIAGNOSA DAN TINDAKAN LENGKAP DAN SPESIFIK KETEPATAN KODING INA-CBG YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MADIUN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PEMERINTAH KOTA MADIUN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMERINTAH KOTA MADIUN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Jln. Campursari Nomor 12B Sogaten Madiun, Kode Pos : 63124 Jawa Timur Telepon (0351) 481314 Fax (0351) 481314 Website http://www.rsud.madiunkota.go.id Lampiran

Lebih terperinci

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal 05 02 panduan praktis Kebidanan & Neonatal Kata Pengantar Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 029 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 416/MENKES/PER/II/2011 TENTANG

Lebih terperinci

panduan praktis Pelayanan Kesehatan

panduan praktis Pelayanan Kesehatan panduan praktis Pelayanan Kesehatan 13 02 panduan praktis Pelayanan Kesehatan Kata Pengantar Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 69 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 69 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI LUAR JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN TIDAK MAMPU DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TONGAS KABUPATEN PROBOLINGGO

Lebih terperinci

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Artikel ini merupakan sebuah pengetahuan praktis yang dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga memudahkan anda dalam memberikan pertolongan untuk

Lebih terperinci

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT PERTOLONGAN GAWAT DARURAT I. DESKRIPSI SINGKAT Keadaan gawatdarurat sering terjadi pada jemaah haji di Arab Saudi. Keterlambatan untuk mengidentifikasi dan memberikan pertolongan yang tepat dan benar dapat

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SUMATERA SELATAN SEMESTA DI RUMAH SAKIT Dr. SOBIRIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT

PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT I. PENGERTIAN Triase (Triage) adalah tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG 1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAERAH (JAMKESMASDA) KABUPATEN SITUBONDO PROGRAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

Lebih terperinci

Birokrasi Pelik Jaminan si Sakit. fokus

Birokrasi Pelik Jaminan si Sakit. fokus 9 Birokrasi Pelik Jaminan si Sakit EDITOR: YERMIA RIEZKY email : majalah@batampos.co.id Tepat 1 Januari 2014, program Jaminan Kesehatan Nasional yang dijalankan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial diluncurkan.

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN GRATIS TINGKAT LANJUT DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base Groups) digunakan untuk proses

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN PENGGUNAAN DANA PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - -

Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - - Nama Tertanggung* No KTP / SIM / Paspor / KITAS* (copy harap dilampirkan) Kewarganegaraan * WNI WNA Status Perkawinan Kawin Belum Kawin Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - - Alamat (sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan penyebab kematian ketiga (10%) di dunia setelah penyakit jantung koroner (13%) dan kanker (12%) dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 5.A TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN DAERAH

Lebih terperinci

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I Lampiran Surat Keputusan Direktur RSPP No. Kpts /B00000/2013-S0 Tanggal 01 Juli 2013 PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA 2 0 1 3 BAB I 0 DEFINISI Beberapa definisi Resusitasi Jantung

Lebih terperinci

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1392, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Penyelenggaraan. Kesehatan. Tarif. Pelayanan. Standar. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR

Lebih terperinci

ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u

ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u m a h S a k i t I s l a m J a k a r t a, P o n d o k

Lebih terperinci

Prosedur Pendaftaran Peserta JKN

Prosedur Pendaftaran Peserta JKN Tanggal 17 Juli 2014 Prosedur Pendaftaran Peserta JKN Bagaimana prosedur pendaftaran peserta JKN? Pendaftaran peserta JKN ditentukan berdasarkan kategori peserta. A. Pendaftaran Bagi Penerima Bantuan Iuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin (pasal 28H UUD 1945). Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA KLAIM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN PADA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE Nama Produk Jenis Produk Penerbit Deskripsi Produk DEFINISI COMM CLASSY CARE Asuransi Tambahan PT Commonwealth Life Adalah produk asuransi tambahan yang memberikan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang 68 BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras Rumah Sakit Sumber Waras didirikan oleh panitia pembangunan lembaga kesehatan Sing Ming Hui yang bernaung dibawah perhimpunan sosial Tjandra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan struktur dan fungsi pada jantung yang muncul pada saat kelahiran. (1) Di berbagai negara maju sebagian besar pasien PJB

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA KLAIM PROGRAM JAMINAN

Lebih terperinci

Negara Asal (bagi WNA)

Negara Asal (bagi WNA) Customer Care Centre AXA Tower lt. GF Jl. Prof. Dr. Satrio Kav.18, Kuningan City Jakarta 12940, Indonesia Tel : +62 21 3005 9005 Fax : +62 21 3005 9008 Email : customer@axa-insurance.co.id Nama Tertanggung*

Lebih terperinci

NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT =========================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT WALIKOTA TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Hemodialisa Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia masih menghadapi berbagai permasalahan kesehatan yang cukup sulit. Selain

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 2A TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN MEKANISME DAN PROPORSI PENGELOLAAN DANA KLAIM NON KAPITASI PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN KOTA SURABAYA YANG DIBIAYAI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR MALUKU. KEPUTUSAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 51.c TAHUN 2016

GUBERNUR MALUKU. KEPUTUSAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 51.c TAHUN 2016 GUBERNUR MALUKU KEPUTUSAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 51.c TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI MALUKU TAHUN 2016 GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa menindaklanjuti

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME PEMBIAYAAN DAN PENGAJUAN KLAIM PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA PT ASKES (PERSERO) BAB I PERSYARATAN UMUM

TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA PT ASKES (PERSERO) BAB I PERSYARATAN UMUM Lampiran III Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/MENKES/PER/II/2011 TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA PT ASKES (PERSERO) BAB I PERSYARATAN UMUM 1. Peserta wajib memiliki Kartu Askes yang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 9 Tahun : 2011 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE Nama Produk Jenis Produk Penerbit Deskripsi Produk DEFINISI COMM CLASSY CARE Asuransi Tambahan PT Commonwealth Life Adalah produk asuransi tambahan yang memberikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 32 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. WHO (2005) melaporkan penyakit kronis telah mengambil nyawa lebih dari 35 juta orang

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 1B TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penilaian Alur Rujukan Berjenjang Sesuai JKN 2014 Sistem Rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, 06 JANUARI 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 11 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 48 PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 48 TAHUN 2009

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 48 PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 48 TAHUN 2009 BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 48 SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT NASIONAL DAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.

Lebih terperinci

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP DAN TOTAL

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP DAN TOTAL FORMULIR KLAIM CACAT TETAP DAN TOTAL Mohon mengisi dengan tinta hitam, huruf cetak, dan memberi tanda ( ) pada kotak jawaban yang sesuai. Mohon tidak menandatangani formulir dalam keadaan kosong dan pastikan

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 6 Tahun 2009

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan pertama kehidupan merupakan masa paling kritis dalam kelangsungan kehidupan anak. Dari enam juta anak yang meninggal sebelum ulang tahunnya yang ke lima di tahun

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAJUAN PERMINTAAN DAN PEMANFAATAN BIAYA YANG BERSUMBER DARI DANA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN, PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN KOORDINASI MANFAAT DALAM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS

There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS 1. Apa itu JKN dan BPJS Kesehatan dan apa bedanya? JKN merupakan program pelayanan kesehatan terbaru yang merupakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 75 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 75 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI LUAR KUOTA JAMINAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER-12/MEN/VI/2007

Lebih terperinci

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K) Dept. Obstetri dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA GEJALA DAN TANDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam thypoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi dan Salmonella para thypi. Demam thypoid biasanya mengenai saluran

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 19 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain Demam berdarah dengue 1. Klinis Gejala klinis harus ada yaitu : a. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlagsung terus menerus selama 2-7 hari b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kejang demam adalah kejang yang terjadi karena adanya suatu proses ekstrakranium tanpa adanya kecacatan neurologik dan biasanya dialami oleh anak- anak.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. permasalahan, penyebab permasalahan, dan pemecahan permasalahan. Sumber data

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. permasalahan, penyebab permasalahan, dan pemecahan permasalahan. Sumber data BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Di dalam bab 3 ini akan dituangkan analisis sistem yang sedang berjalan, analisis permasalahan, penyebab permasalahan, dan pemecahan permasalahan. Sumber data yang menjadi

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM TRAUMA CENTER

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM TRAUMA CENTER PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM TRAUMA CENTER BAB I PENGERTIAN UMUM 1. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI, GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 19 SERI F NOMOR 315 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 18 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 19 SERI F NOMOR 315 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 18 TAHUN 2014 BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 19 SERI F NOMOR 315 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI

Lebih terperinci

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Para peserta dan orangtua/wali yang terhormat, Medical check up merupakan salah satu tahapan dalam proses Penerimaan Santri Baru (PSB) yang harus diikuti

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

FORMULIR PERMOHONAN PENUTUPAN ASURANSI ASURANSI RAWAT INAP Medisafe. 3. Tempat dan Tanggal Lahir* / / 4. Tanda Pengenal* KTP SIM PASPOR Lainnya :..

FORMULIR PERMOHONAN PENUTUPAN ASURANSI ASURANSI RAWAT INAP Medisafe. 3. Tempat dan Tanggal Lahir* / / 4. Tanda Pengenal* KTP SIM PASPOR Lainnya :.. FORMULIR PERMOHONAN PENUTUPAN ASURANSI ASURANSI RAWAT INAP Medisafe A. IDENTITAS DETAIL CALON TERTANGGUNG 1. Nama Lengkap* 2. Jenis Kelamin* Pria Wanita d d / m m / y y 3. Tempat dan Tanggal Lahir* / /

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN

PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Jaminan Pelayanan Kesehatan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA BPJS KESEHATAN Madiun, 11 Maret 2014 KARTU YANG BERLAKU 1. Kartu Askes eksisting ( eks Askes Sosial ) 2. Kartu JPK Jamsostek ( eks Jamsostek ) 3. Kartu Jamkesmas

Lebih terperinci