SIMULASI DAN PREDIKSI PASANG SURUT AIR LAUT MENGGUNAKAN WAVELET-NEURAL NETWORK. (Studi Kasus : Perairan Tarempa) SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIMULASI DAN PREDIKSI PASANG SURUT AIR LAUT MENGGUNAKAN WAVELET-NEURAL NETWORK. (Studi Kasus : Perairan Tarempa) SKRIPSI"

Transkripsi

1 SIMULASI DAN PREDIKSI PASANG SURUT AIR LAUT MENGGUNAKAN WAVELET-NEURAL NETWORK (Studi Kasus : Perairan Tarempa) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Stara-1 Oleh : Diana NIM JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 2015

2 i FORM PENGESAHAN Judul : SIMULASI DAN PREDIKSI PASANG SURUT AIR LAUT MENGGUNAKAN WAVELET-NEURAL NETWORK (Studi kasus : Perairan Tarempa) Nama : Diana Nim : Program Studi : Teknik Informatika Telah dipertahankan didepan dewan penguji dan dinyatakan lulus Pada tanggal 31 Agustus 2015 Susunan Tim Pembimbing Pembimbing I : Martaleli Bettiza, S.Si, M.Sc Pembimbing II : Nerfita Nikentari, S.T, M.Cs Susunan Tim Penguji Penguji I : Eka Suswaini, S.T., M.T. Penguji II : Hendra Kurniawan, S.Kom., M.Sc.Eng Penguji III : Said Thaha Ghafara, S.Kom, M.Si Tanjungpinang, 4 September 2015 Ka. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Maritim Raja Ali Haji Nerfita Nikentari, S.T, M.Cs NIP

3 ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Diana NIM : Jurusan / Program Studi Fakultas / Program : Teknik Informatika : Teknik Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Simulasi dan Prediksi Pasang Surut Air Laut Menggunakan Wavelet-Neural Network benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini. Jika dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar dan melanggar peraturan yang sah dalam karya tulis dan hak intelektual maka saya bersedia ijazah yang telah saya terima untuk ditarik kembali oleh Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang, 21 Juli 2014 Yang menyatakan (Diana)

4 iii FORM PERSEMBAHAN Karya tulis ini kupersembahkan kepada : 1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, di setiap harinya bercucuran keringat serta doa yang dikorbankan dan dipanjatkan untuk anakmu ini tanpa mengenal lelah. 2. Mamah dan Ayah yang selalu mengajarkan aku banyak hal mengenai arti kehidupan. 3. Kaspul Annuar dan Karina Amanda Abangku dan adikku tersayang yang selalu memberikan warna warni kehidupan dirumah dengan canda, tangis tawa setiap kali bersama. 4. Muhammad Faisal Alhafis yang senantiasa selalu membantu, menasehati, menghibur, menjaga dan mendampingiku dalam menyelesaikan pendidikan yang aku tempuh.

5 iv MOTTO Kesuksesan dan Kejayaan Hanya terdapat di dalam amal agama yang sempurna. Bila kau telah berada diujung tali dan tak ada lagi untuk kau meniti, maka lompatlah ke tali yang lain. Karna kembali ke pangkal tali adalah kegagalan.

6 v KATA PENGANTAR Segala Puji hanyalah milik Allah Subhanahuwata ala, Dzat yang menciptakan segala sesuatu. Allah Subhanahuwata ala, yang telah mengkaruniakan berbagai macam nikmat kepada tiap-tiap hamba-nya, yang mewariskan bumi beserta isinya kepada manusia, dan yang telah menetapkan bahwa kesuksesan dan kejayaan manusia hanyalah terdapat di dalam amal agama yang sempurna, sebagaimana yang telah ditunjuk ajarkan oleh baginda Nabi Muhammad Shallallahu alaihiwasalam.disebabkan susah payah, mujahadah, fikir risau, dan tanggung jawab, serta pengorbanan beliaulah saat ini manusia dapat hidup di zaman yang penuh dengan peradaban dan ilmu pengetahuan. Allah Subhanahuwata ala, telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada penulis, sehingga dengan limpah rahmat dan karunia-nya tersebut penulis telah mampu menyusun dan menyelesaikan tugas akhir yang berjudul SIMULASI DAN PREDIKSI PASANG SURUT AIR LAUT MENGGUNAKAN WAVELET-NEURAL NETWORK. Penulisan tugas akhir ini ini dilakukan guna menyelesaikan studi yang telah penulis jalani di Universitas Maritim Raja Ali Haji demi mencapai derajat Sarjana Strata-1 pada fakultas Teknik. Ucapan Terima Kasih Peneliti sampaikan kepada : 1. Orang Tua dan Keluarga yang selalu memberikan dukungan semangat serta doa demi kelancaran penyelesaian tugas akhir ini.

7 vi 2. Ibu Nerfita Nikentari, S.T, M.Cs selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika dan selaku Penasehat Akademik bagi diri penulis sebagai mahasiswa, beliau yang telah banyak memberikan sarannya kepada penulis, yang tentunya sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 3. Ibu Martaleli Bettiza, S.Si, M.Sc sellaku pembimbing I yang turut serta telah membimbing dan memberikan pengarahan yang baik bagi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 4. Mamah dan Ayah yang tidak pernah bosan-bosannya mengingatkan penulis akan tiga hal sederhana yang memiliki pengaruh yang kuat dalam berhidup sosial yaitu : jika bersalah segera meminta maaf, jika diberi segera ucapkan terima kasih dan jika jika menyuruh ucapkan tolong. 5. Muhammad Faisal Alhafis yang senantiasa menjaga serta menemani penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 6. Muhammad Sadmi Alqoyum yang selalu ikut serta membantu, mendoakan dan menyukseskan penyelesaian tugas akhir ini. 7. Seluruh dosen UMRAH, terutama jurusan teknik informatika yang dengan ikhlas memberikan ilmu dan pengalamannya serta staff yang selalu dengan senang hati melayani administrasi perkuliahan. 8. Pak Rudi yang telah membantu penulis dalam pencarian data yang penulis butuhkan demi penyelesaian tugas akhir ini. 9. Teman-teman seperjuangan Sardi, Robby Kurniawan, Yuliandi, Reza Kurniawan, Hendi Yusdi, Kiki Setiawan, Dwi dan seluruh teknik

8 vii informatika angkatan 2011 yang selalu memberikan informasi, dan memberikan semangat serta arahan dalam menyelasikan tugas akhir ini. 10. Sahabat dan setiap insan yang turut membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. penulis pun mengucapkan terima kasih kepada semua yang penulis tak mampu sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itulah keritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan adanya. Akhirnya penulis berharap agar penulisan karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Tanjungpinang, 4 Agustus 2015 Penulis

9 viii DAFTAR ISI FORM PENGESAHAN... i LEMBAR PERNYATAAN... ii FORM PERSEMBAHAN... iii MOTTO... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR PERSAMAAN... xiv ABSTRAK... xv ABSTRACT... xvi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumus Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematikan Penulisan... 4 BAB II KAJIAN LITERATUR Kajian Terdahulu Landasan Teori Wavelet-Neural Network Transformasi Wavelet Neural Network (Jaringan Syaraf Tiruan) Pasang Surut Air Laut BAB III METODELOGI PENELITIAN Jenis dan Sumber... 25

10 ix 3.2. Metode Pengumpulan Data Metode Pengembangan Sistem Alat Bantu Penelitian Perangkat Keras (Hardware) Perangkat Lunak (Software) Keranka Pikir Penelitian BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Perancangan Sistem Analisa Perancangan Wavelet-Neural Network Flowchart Proses Wavelet-Neural Network Perancangan Basis Data Deskripsi Tabel user Deskripsi Tabel model Deskripsi Tabel Prediksi Perancangan Alur Sistem dengan ERD (Entity Relationship Diagram Perancangan Alur Sistem dengan DFD (Data Flow Diagram) Data Flow Diagram (DFD) Level Data Flow Diagram (DFD) Level Data Flow Diagram (DFD) Level 2 proses 2 (Data Model) Data Flow Diagram (DFD) Level 2 proses 3 (Data Prediksi) Data Flow Diagaram (DFD) Level 2 proses 4 (User) Perancangan Antar Muka (User Interface) Perancangan Form Login Perancangan Form Utama Perancangan Form Data Model Perancangan Form Data Prediksi Perancangan Form User Perancangan Form Pemodelan Perancangan Form Prediksi... 67

11 x 4.7. Implementasi Form Login Form Menu Utama Form Data Model Form Data Prediksi Form User Form Pemodelan Form Prediksi Pengujian Sistem Pengujian Black Box BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Pemodelan Data Pengujian Data BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 82

12 xi DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Contoh data model (data training) Tabel 4.2 Contoh data prediksi (data testing) Tabel 4.3 Contoh gabungan data model dan prediksi Tabel 4.4 Contoh data hasil dekomposisi Tabel 4.5 Contoh data hasil normalisasi Tabel 4.6 Contoh data model hasil normalisasi Tabel 4.7 Contoh data prediksi hasil normalisasi Tabel 4.8 Contoh bobot dan bias input layer ke hidden layer Tabel 4.9 Bobot bias awal hidden layer ke output layer Tabel 4.10 Contoh Hasil prediksi Tabel 4.11 Contoh error rata-rata prediksi Tabel 4.12 Contoh hasil denormalisasi Tabel 4.13 Contoh hasil rekonstruksi Tabel 4.14 Struktur tabel user Tabel 4.15 Struktur tabel model Tabel 4.16 Struktur tabel prediksi Tabel 4.19 Pengujian Form Login Tabel 4.20 Pengujian Form Data Model Tabel 4.21 Pengujian Form data prediksi Tabel 4.22 Pengujian Form User Tabel 4.23 Pengujian Form Pemodelan Tabel 4.24 Pengujian Form Prediksi Tabel 5.1 Data model ( data pasang surut ) Tabel 5.2 Data prediksi (4.150 data pasang surut 2015) Tabel 5.3 Hasil pemodelan dengan perubahan (α) dan maksimum iterasi Tabel 5.4 Hasil Pengujian... 80

13 xii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Contoh Citra 1 Dimensi... 9 Gambar 2.2 Hasil Proses Transformasi Perataan dan Pengurangan dari Gambar Sebelumnya Gambar 2.3 Proses Perataan dan Pengurangan dengan Dekomposisi Penuh (3 level) Gambar 2.4 Hasil Proses Dekomposisi Penuh Gambar 2.5 Sel Syaraf Secara Biologi Gambar 2.6 Struktur Neuron Jaringan Syaraf Gambar 2.7 Fungsi Aktifasi Sigmoid Biner Gambar 2.8 Arsitektur Jaringan Backpropagation Neural Network Gambar 3.1 Metode Pengembangan system Waterfall Gambar 3.2 Kerangka Pikir Gambar 4.1 Flowchart proses Wavelet-Neural Network Gambar 4.2 Flowchart Dekomposisi data menggunakan Wavelet Haar Gambar 4.3 Flowchart Pemodelan data menggunakan Backpropagation Neural Network...36 Gambar 4.4 Flowchart Prediksi data menggunakan Backpropagation Neural Network Gambar 4.5 Flowchart Rekonstruksi Data menggunakan Wavelet Haar Gambar 4.6 Perancangan ERD (Entity Relation Diagram) Gambar 4.7 Alur Sistem menggunakan Data Flow Diagram (DFD) level Gambar 4.8 Alur Sistem menggunakan Data Flow Diagram (DFD) level Gambar 4.9 Alur Sistem menggunakan Data Flow Diagram (DFD) level 2 proses 3 (Data Model) Gambar 4.10 Alur Sistem menggunakan Data Flow Diagram (DFD) level 2 proses 3 (Data prediksi) Gambar 4.11 Alur Sistem menggunakan Data Flow Diagram (DFD)

14 xiii level 2 proses 4 (user) Gambar 4.12 Perancangan form login Gambar 4.13 Perancangan Form Utama Gambar 4.14 Perancangan Form Data Model Gambar 4.15 Perancangan Form Data Prediksi Gambar 4.16 Perancangan Form User Gambar 4.17 Perancangan Form Pemodelan Gambar 4.18 Perancangan Form Prediksi Pasang Surut Gambar 4.19 Form Login Gambar 4.20 Form Menu Utama Gambar 4.21 Form Data Model Gambar 4.22 Form Data Prediksi Gambar 4.23 Form User Gambar 4.24 Form Pemodelan Gambar 4.25 Form Prediksi... 70

15 xiv DAFTAR PERSAMAAN..Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan

16 xv ABSTRAK Pasang surut air laut berpengaruh terhadap pengoptimalan pemanfaatan potensi laut dan segala aktifitasnya, seperti halnya bongkar muat kapal dipelabuhan dan kegiatan para nelayan. Pada penelitian ini akan digunakan data pasang surut harian tunggal perairan Tarempa dengan posisi Lintang 03 o U ( N ) dan Bujur 106 o T ( E ) tahun 2013 dan 2014 yang diperoleh dari Hidro-Oseanografi TNI AL Tanjungpinang untuk membangun model prediksi menggunakan wavelet-neural network. Pembentukan model tersebut akan diuji dengan data pasang surut tahun Hasil pengujian ini akan diukur tingkat akurasinya dengan menghitung error rata-rata menggunakan MSE (Means Square Error). Dimana dari hasil pengujian yang dilakukan didapat pemodelan terbaik pada iterasi ke-1000 dengan learning rate 0,1 dengan akurasi model sebesar 99,984%. Kata Kunci : Pasang Surut, Tarempa, wavelet-neural network, MSE (Means Square Error)

17 xvi ABSTRACT Tidal effect on optimizing the utilization of the potential of the sea and all the activities, as well as loading and unloading ships in the seaports and activities of the fishermen. This research used data tidal Data the single daily sea of Tarempa on the position latitude 03o 13 '05 "U (N) and longitude 106o 13' 09" T (E) in 2013 and 2014 were obtained from Hydro-Oceanographic Navy Tanjungpinang for build predictive models using wavelet-neural network. The establishment of the model will be tested with 4,150 tide data The results of these tests will be measured levels of accuracy by calculating the average error using MSE (Means Square Error). Where the results of tests performed best modeling obtained in the 1000 iteration of the learning rate of 0.1 by the model accuracy of %. Key Words : Tidal, Tarempa, wavelet-neural network, MSE (Means Square Error)

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tarempa merupakan nama ibu kota dari Kabupaten Kepulauan Anambas yang memiliki luas daratan 590,14 km 2 sedangkan luas lautannya ,00 km 2. (kepri.bps.go.id). penduduk Tarempa pada umumnya memiliki mata pencarian sebagai nelayan, karena wilayah Tarempa merupakan surga bagi ikan (Diego, 2014). Banyaknya perikanan yang ada pada perairan Tarempa menjadikan laut sebagai sektor unggulan dalam pembangunan daerah dan kesejahteraan kehidupan masyarakat setempat.. Untuk itu dibutuhkan pengoptimalan pemanfaatan potensi sumberdaya perairan yang dimiliki. Pengoptimalan potensi sumberdaya perairan dipengaruhi oleh fenomena pasang surut air laut, seperti halnya bongkar muat kapal di pelabuhan laut, kegiatan para nelayan, dan sebagainya. Pasang surut air laut setiap harinya tidak selalu sama, sehingga di perlukan prediksi pasang surut demi tercapainya pemanfaatan potensi sumberdaya perairan yang maksimal serta pembangunan daerah. Prediksi pasang surut dapat diprediksi berdasarkan data pasang surut yang telah lalu. Pada penelitiana ini, data yang digunakan adalah data prediksi pasang surut air laut harian tunggal (diurnal tide) perairan Tarempa tahun 2013, 2014 dan 2015 dengan posisi Lintang 03 o U ( N ) dan Bujur 106 o T ( E ) yang didapat dari Hidro-Oseanografi TNI-AL Tanjungpinang. Setelah data

19 2 terkumpul, selanjutnya akan dibangun model prediksi pasang surut air laut menggunakan wavelet-neural network. hasil pemodelan tersebut akan dijadikan sebagai alternatif dalam memilih pola atau memprediksi pasang surut air laut. Dimana hasil prediksi akan digunakan untuk menghitung tingkat akurasi prediksi menggunakan MSE (Means Square Error) Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian pada skripsi ini adalah bagaimana merancang model prediksi pasang surut air laut di perairan Tarempa pada posisi Lintang 03 o U ( N ) dan Bujur 106 o T ( E ) mengacu pada data pasang surut sebelumnya yang didapat di Hidro-Oseanography TNI AL Tanjungpinang Batasan Masalah Mengingat masalah yang digunakan sangat luas sehingga perlu diberikan batasan agar penelitian menjadi fokus : Data yang digunakan untuk pengolahan adalah data Prediksi Pasang Surut dari tahun 2013 sampai dengan 2015 Dimana data pelatihan adalah data pasang surut tahun 2013 dan 2014, sedangkan data pengujian adalah data pasang surut tahun Penelitian dilakukan untuk memodelkan pasang surut air laut. Sistem dibangun berbasis desktop dengan menggunakan bahasa pemrograman java.

20 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan model prediksi pasang surut air laut harian tunggal (diurnal tide) perairan Tarempa pada posisi Lintang 03 o U ( N ) dan Bujur 106 o T ( E ) dengan waveletneural network Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : Model yang dibangun ini dapat dijadikan sebagai alternatif pemodelan dalam memilih pola atau memprediksi pasang surut air laut harian tunggal (diurnal tide) diwaktu yang akan datang. Bagi sisi ilmu pengetahuan, menambah khasanah pengetahuan dengan menjadikan konfirmasi penggunaan metode wavelet-neural network dalam memprediksi pasang surut air laut.

21 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan manfaat penelitian. BAB II KAJIAN LITERATUR Pada bab ini membahas mengenai kajian terdahulu, landasan teori yang mencangkup isi pokok penelitian ini seperti : wavelet-neural network transformasi wavelet, tahapan-tahapan dari dekomposisi dan rekonstruksi dengan Wavelet Haar, Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network), tahapan-tahapan dari Algoritma Backpropagation Neural Network dan inisialisasi bobot awal menggunaka Nguyen Widrow, normalisasi dan denormalisasi data serta akurasi dengan MSE (Mean Square Error). BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini membahas mengenai jenis dan sumber data penelitian, metode pengumpulan data, metode

22 5 pengembangan sistem, jenis data yang diperlukan, alat bantu penelitian, kerangka pikir penelitian itu sendiri. BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Pada bab ini membahas mengenai analisa sistem, perancangan Flowchart Diagram, perancangan Entity Relatioship Diagram (ERD), Data Flow Diagram (DFD), perancangan user interface. BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas mengenai analisa dan pembahasan dari perancangan dan implementasi sistem yang dibahas pada bab IV. BAB VI PENUTUP Pada bab ini merupakan akhir dari penelitian yang berisikan kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA Pada daftar pustaka ini berisikan tentang sumbersumber-sumber yang digunakan sebagai pendukung pada kajian literature.

23 BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1. Kajian Terdahulu Yusuf dkk (2015) melakukan penelitian tentang Model Hidrologi Runtun Waktu untuk Peramalan Debit Sungai menggunakan Metode Gabungan Transformasi wavelet Artificial Neural Network. Pada penelitian ini membahas tentang membangun model dengan gabungan Hybrid model dari Transformasi Wavelet dan Artificial Neural Network. Dimana model peramalan yang digunakan yaitu model peramalan dari satu hari sampai empat hari kedepan dan untuk praproses pembangunan model dengan menggunakan transformasi wavelet daubechies 5 dari level 1 sampai 3 untuk mengetahui model yang mana yang menghasilkan nilai regresi yang bagus untuk proses pengujian hasil peramalan. Adapun data yang digunakan adalah data debit tahun , kecuali data 2007 untuk proses dekomposisi dan rekonstruksi. Gupta dkk (2014), melakukan penelitian tentang A Hybrid Model of Wavelet and Neural Network For Short Term Load Forecasting dalam penelitian ini penulis membahas mengenai peramalan beban listrik jangka pendek menggunakan daubechies (db4) sebagai mother wavelet dengan satu level koefisien detail dan satu koefisien approksimasi dimana pendekatan yang dilakukan menggunakan data histori beban listrik tahun 2006 hingga 2009 untuk mendeteksi beban listrik tahun 2010 dimana hasil peramalan model WNN ini

24 7 mampu memberikan akurasi peramalan yang cukup baik dibandingkan dengan menggunakan ANN dalam meramalkan beban. Indrabayu dkk (2011) melakukan penelitian yang berjudul Prediksi Curah Hujan di Wilayah Makassar Menggunakan Metode Wavelet-Neural Network. Pada penelitian ini membahas mengenai prediksi curah hujan menggunakan metode Hybrid Wavelet-Neural Network dengan data harian mentah sebelumnya yang didapat dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) dengan parameter temperature, kelembaban, kecepatan angina, tekanan udara, dan curah hujan. Sebelum memprediksi, terlebih dahulu menggunakan sistem pelatihan yang berguna agar hasil keluaran mempelajari pola dari masukan-masukan sebelumnya. Dalam sistem pelatihan kelima variabel tersebut kemudian dikompres menggunakan wavelet method setelah itu diprediksi dengan metode neural network backpropagation dan hasil dari sistem pelatihan tersebut barulah digunakan untuk memprediksi sekaligus memvalidasi antara data real dan data prediksi intensitas curah hujan harian pada tahun 2009, 2010, dan Khusus untuk tahun 2012, tidak diperoleh data real dari penelitian sebelumnya maupun dari BMKG setempat. Purwitasari dkk (2009) melakukan penelitian tentang teknik peramalan data time series berbasis Dekomposisi Wavelet dan Multilayer Perceptron. Pada penelitian ini membahas mengenai penerapan dekomposisi wavelet sebagai fungsi kombinasi untuk memdeteksi noise pada data dengan cara memisahkan data berfrekuensi rendah dan data berfrekuensi tinggi dapat menurunkan tingkat error rata-rata lebih rendah dari pada tanpa menggunakan dekomposisi wavelet.

25 8 Dimana peramalan diawali dengan analisa korelasi untuk mengetahui karakteristik data guna membuktikan bahwa data bukan merupakan noise Landasan Teori Wavelet-Neural Network Menurut Yusuf dkk (2015) Wavelet-Neural Network merupakan sebuah model gabungan (hybrid model) dari Transformasi Wavelet dan Neural Network. Dalam pembangunan model wavelet-neural network, Model transformasi wavelet dikerjakan terlebih dahulu karena hasil data yang dikeluarkannya digunakan untuk model neural network. Model dari transformasi wavelet ini berfungsi untuk menghilangkan noise (denoise) pada data yang akan menghasilkan pola data yang lebih sederhana agar dapat memudahkan neural network dalam mengenali data yang pada akhirnya dapat bertujuan untuk menghasikan model yang lebih bagus Transformasi Wavelet Teori wavelet adalah suatu konsep yang relative baru dikembangkan. Kata wavelet sendiri diberikan oleh Jean Morlet dan Alex Grossmann di awal tahun 1980-an, dan berasal dari bahasa prancis, ondelette yang berarti gelombang kecil. Kata onde yang berarti gelombang kemudian diterjemahkan ke bahasa inggris menjadi wave, lalu digabung dengan kata aslinya sehingga terbentuk kata baru wavelet (E.Bire dan Cahyono, 2012). Transformasi wavelet merupakan suatu proses pengubahan data dalam bentuk lain agar mudah dianalisa. Proses transformasi wavelet dapat dilakukan

26 9 dengan proses pererataan dan pengurangan secara berulang. Proses ini banyak digunakan pada proses dekomposisi (Sutarno, 2010). a. Dekomposisi Averaging dan Differencing Rahman (2012) Dekomposisi perataan (averages) dan pengurangan (differencing) memegang peranan penting untuk memahami transformasi wavelet. Gambar berikut adalah contoh dekompoisi perataan dan pengurangan pada citra 1 dimensi dengan dimensi Gambar 2.1 Contoh Citra 1 dimensi (Rahman, 2012). Perataan dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata 2 pasang data dengan rumus:..... (2.1) Sedangkan pengurangan dilakukan dengan rumus :... (2.2) Hasil proses perataan untuk citra diatas adalah : Sedangkan hasil proses pengurangannya adalah :

27 10 Sehingga hasil proses dekomposisi perataan dan pengurangan terhadap citra asli diatas adalah : Gambar 2.2 Hasil proses transformasi perataan dan pengurangan dari gambar sebelumnya (Rahman, 2012). Proses dekomposisi yang dilakukan diatas 1 kali (1 level) saja. Gambar 2.3 menunjukkan proses transformasi penuh dan berhenti setelah tersisa 1 piksel saja Gambar 2.3 Proses perataan dan pengurangan dengan dekomposisi penuh (3 level) Rahman Pada setiap level, proses dekomposisi hanya dilakukan pada bagian hasil proses perataan. Hasil proses dekomposisi adalah gabungan dari proses perataan dengan seluruh hasil proses pengurangan. Citra hasil dekomposisi penuh diatas adalah : Gambar 2.4 Hasil proses dekomposisi penuh (Rahman, 2012).

28 11 Pada citra berukuran maka dibutuhkan sebanyak n level untuk melakukan dekomposisi penuh sehingga dapat dikatakan kompleksitas (Rahman, 2012). Proses rekonstruksi sepenuhnya merupakan kebalikan dari proses dekomposisi sesuai dengan tingkatan pada proses dekomposisi (Rahman, 2012). Salah satu keluarga wavelet adalah Wavelet Haar. Wavelet haar merupakan wavelet paling tua dan paling sederhana, diperkenalkan oleh Alfred Haar pada tahun Koefisien transformasi ( ( ) ( )) ( ) (tapis low pass) dan ( ( ) ( )) ( ) (tapis high pass) yang dibahas diatas sebenarnya merupakan fungsi basis wavelet haar. Dekomposisi perataan dan pengurangan yang telah dilakukan sebelumnya sebenarnya sama dengan melakukan dekomposisi (transformasi) citra dengan wavelet haar (Putra 2010) Neural Network (Jaringan Syaraf Tiruan) Jaringan Syaraf secara biologis Secara biologis jaringan syaraf merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut (Kusumadewi dan Hartati, 2010).

29 12 Gambar 2.5 Sel Syaraf secara Biologis (Kusumadewi dan Hartati, 2010). Menurut Budiharto dan suhartono (2014) Dari gambar diatas, dapat dilihat ada beberapa bagian dari otak manusia, yaitu : Dendrit (Dendrites) Berfungsi untuk mengirimkan impuls yang diterima ke badan sel syaraf Akson (Axon) Berfungsi untuk mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Sinapsis Berfungsi sebagai unit Fungsional di antara dua sel Syaraf.

30 Komponen-Komponen Jaringan Syaraf Menurut Kusumadewi dan Hartati (2010) ada beberapa tipe jaringan syaraf, namun demikian, hamper semuanya memiliki komponen-komponen yang sama. Seperti halnya otak manusia, jaringan syaraf juga terdiri dari beberapa neuron, da nada hubungan antara neuron-neuron tersebut. Neuron-neuron akan mentransformasikan informasi yang diterima melalui sambungan keluarnya menuju ke neuron-neuron yang lain. Pada jaringan syaraf, hubungan ini dikenal dengan nama bobot. Informasi tersebut disimpan pada suatu nilai tertentu pada bobot tersebut. Gambar 2.6 menunjukkan struktur neuron pada jaringan syaraf. Gambar 2.6 Struktur Neuron Jaringan Syaraf (Kusumadewi dan Hartati, 2010). Jika kita lihat, neuron-neuron buatan ini sebenarnya mirip dengan sel neuron biologis. Neuron-neuron buatan tersebut bekerja dengan cara yang sama pula dengan neuron-neuron biologis. Informasi (disebut dengan : input) akan dikirim ke neuron dengan bobot kedatangan tertentu. Input ini akan diproses oleh suatu fungsi perambatan yang akan menjumlahkan nilai-nilai semua bobot yang datang. Hasil penjumlahan ini kemudian akan dibandingkan dengan nilai ambang tertentu, maka neuron tersebut akan diaktifkan, tapi kalau tidak, maka neuron tersebut tidak akan diaktifkan. Apabila neuron tersebut diaktifkan, maka neuron tersebut

31 14 akan mengirimkan output melalui bobot-bobot output-nya ke semua neuron yang berhubungan dengannya. Demikian seterusnya (Kusumadewi dan Hartati, 2010). Pada jaringan syaraf, neuron-neuron akan dikumpulkan dalam lapisanlapisan (layer) yang disebut dengan lapisan neuron (neuron layer). Biasanya neuron-neuron pada satu lapisan akan dihubungkan dengan lapisan-lapisan sebelum dan sesudahnya (kecuali lapisan input dan lapisan output). Informasi yang diberikan pada jaringan syaraf akan dirambatkan lapisan ke lapisan, mulai dari lapisan input sampai ke lapisan output melalui lapisan yang lainnya, yang sering dikenal dengan nama lapisan tersembunyi (hidden layer) Kusumadewi dan Hartati, (2010). a. Fungsi Aktifasi Dalam jaringan syaraf tiruan, fungsi aktifasi ini digunakan untuk menentukan keluaran suatu neuron berdasarkan proses yang dilakukan terhadap input yang dimasukkan ( Budiharto dan Suhartono, 2014 : 177). Salah satu fungsi aktifasi pada neural network adalah fungsi sigmoid biner. Fungsi ini digunakan untuk jaringan syaraf yang dilatih dengan menggunakan metode bacpropagation. Fungsi sigmoid biner memiliki nilai pada range 0 sampai 1. Oleh karena itu, fungsi ini sering digunakan untuk jaringan syaraf tiruan yang membutuhkan nilai output yang terletak pada interval 0 sampai 1. Namun, fungsi ini bisa juga digunakan oleh jaringan syaraf yang nilai outputnya 0 atau 1 (Kusumadewi dan Hartati, 2010 :81). Fungsi sigmoid biner dapat didefinisikan sebagai berikut :

32 15 ( )... (2.3) Gambar 2.7 Fungsi Aktifasi Sigmoid Biner (Budiharto dan Suhartono, 2014) b. Backpropagation Neural Network Backpropagation merupakan algoritma pembelajaran yang terawasi dan biasanya digunakan oleh perceptron dengan banyak lapisan untuk mengubah bobot-bobot yang terhubung dengan neuron-neuron yang ada pada lapisan tersembunyi. Algoritma backpropagation menggunakan error output untuk mengubah nilai bobot-bobotnya dalam arah mundur (backward). Untuk mendapatkan error ini, tahap perambat maju (forward propagation) harus dikerjakan terlebih dahulu. Pada saat perambat maju, neuron-neuron diaktifkan dengan menggunakan fungsi aktifasi (Kusumadewi dan Hartati, 2010).

33 16 Gambar 2.8 Arsitektur Jaringan Backpropagation Neural Network (Kusumadewi dan Hartati, 2010). Arsitektur Jaringan Backpropagation seperti diatas terdiri dari tiga unit (neurons) pada lapisan masukan, yaitu X 1, X 2, X 3 ; lapisan tersembunyi dengan 2 neurons, yaitu Z 1, Z 2 ; serta 1 unit pada lapisan keluaran yaitu Y. Bobot yang menghubungkan X 1, X 2, X 3 dengan neuron pertama dan lapisan tersembunyi adalah V 11, V 21, dan V 31 (V ij : bobot yang menghubungkan neuron input ke-i ke neuron ke-j pada lapisan tersembunyi). Untuk b 11 dan b 12 adalah bobot bias yang menuju ke neurons pertama dan kedua pada lapisan tersembunyi. Bobot yang menghubungkan Z 1, dan Z 2 dengan neuron pada lapisan keluaran adalah W 1 dan W 2. Bobot bias menghubungkan lapisan tersembunyi dengan lapisan keluaran. Fungsi aktivasi yang digunakan antara lapisan tersembunyi dengan lapisan keluaran adalah fungsi aktivasi yang akan ditentukan pada tahap kalibrasi. ( Yusuf dkk 2015).

34 17 c. Algoritma Pembelajaran Backpropagation Menurut Kusumadewi dan Hartati (2010 algoritma backpropagation adalah sebagai berikut : Inisialisasi bobot Tetapkan : Maksimum epoch, target error, dan learning rate (α), neuron hidden; Inisialisasi : Epoch = 0. Kerjakan langkah-langkah berikut selama (Epoch < maksimum Epoch) dan (MSE (error) < target error) : 1. Epoch = epoch Untuk tiap-tiap pasangan elemen yang akan dilakukan pembelajaran, kerjakan; Feedforward : a. Tiap-tiap unit masukan ( ) menerima sinyal dan meneruskan sinyal tersebut ke semua unit pada lapisan yang ada diatasnya (lapisan tersembunyi). b. Tiap-tiap unit pada suatu lapisan tersembunyi ( ) menjumlahkan sinyal-sinyal input terbobot ; (2.4) gunakan fungsi aktifasi untuk menghitung sinyal outputnya.

35 18 ( ).. (2.5) Dan kirimkan sinyal tersebut ke semua unit dilapisan atasnya (unit-unit output). c. Tiap-tiap unit output ( ) menjumlahkan sinyalsinyal input terbobot (2.6) gunakan fungsi aktifasi untuk menghitung sinyal keluaran yaitu : ( )... (2.7) Dan kirimkan sinyal tersebut ke semua unit dilapisan atasnya (unit-unit output). Catatan : langkah (b) dilakukan sebanyak jumlah lapisan tersembunyi. Backpropagation : a. Tiap-tiap unit output ( ) menerima target pola yang berhubungan dengan pola masukan pembelajaran, dan menghitung informasi error-nya : ( ) ( ).... (2.8)... (2.9)..... (2.10)

36 19 Kemudian dihitung koreksi bobot (yang nantiya akan digunakan untuk memperbaiki nilai ) :... (2.11) hitung juga koreksi bias (yang nantinya akan digunakan untuk memperbaiki nilai ) : (2.12) Langkah (d) ini dilakukan sebanyak jumlah lapisan tersembunyi, yaitu menghitung informasi error dari suatu lapisan tersembunyi ke lapisan tersembunyi sebelumnya. b. Tiap-tiap unit tersembunyi ( ) menjumlahkan delta masukannya (dari-unit-unit yang berbeda yang berada pada lapisan diatasnya ) yaitu :..... (2.13) Kalikan nilai ini dengan turunan dari fungsi aktifasinya untuk menghitung informasi error : ( )... (2.14)... (2.15)..... (2.16)

37 20 Kemudian hitung koreksi bobot (yang nantinya digunakan untuk memperbaiki nilai yaitu :... (2.17) hitung juga koreksi bias (yang nantinya digunakan untuk memperbaiki ) :... (2.18) c. Tiap-tiap unit output ( ) memperbaiki bias dan bobotnya ( ) : ( ) ( )... (2.19) ( ) ( )..... (2.20) Tiap-tiap unit tersembunyi ( ) memperbaiki bias dan bobotnya ( ) yaitu : ( ) ( )..... (2.21) ( ) ( )..... (2.22) 3. Hitung MSE

38 21 d. Inisialisasi Bobot Awal dengan Metode Nguyen-Widrow Menurut Kusumadewi dan Hartati (2010), metode Nguyen-widrow akan menginisialisasi bobot-bobot lapisan dengan nilai antara -0,5 sampi 0,5. Sedangkan bobot-bobot dari lapisan input ke lapisan tersembunyi dirancang sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan kemampuan lapisan tersembunyi dalam melakukan proses pembelajaran. Metode Nguyen-widrow secara sederhana dapat diimplementasikan dengan prosedur sebagai berikut. Tetapkan : n = jumlah neuron (unit) pada lapisan input P = jumlah neuron (unit) pada lapisan tersembunyi. β = faktor penskalaan (= 0,7 (p) 1/n kerjakan untuk setiap unit pada lapisan tersembunyi (j=1,2, p) : a. Inisialisasi bobot-bobot dari lapisan input ke lapisan tersembunyi : V ij bilangan random antara -0,5 sampai 0,5 (atau antara γ sampai γ). b. Hitung V j Dimana ( ) ( ) ( )... (2.23) c. Inisialisasi ulang bobot-bobot : d. Set bias :..... (2.24) b1 j = bilangan random antara. Analisa Nguyen-Widrow didasarkan atas fungsi aktifasi tangen hiperbolik.

39 22 e. Transformasi Normal (Normalisasi) Menurut Hidayat dkk (2012) Data-data yang ada dilakukan normalisasi dengan membagi nilai data tersebut dengan nilai range data (Nilai data maksimum nilai data minimum). Tujuan dari normalisasi yaitu : 1. Untuk menghilangkan kerangkapan data. 2. Untuk mengurangi kompleksitas 3. Untuk mempermudah pemodifikasian data. Jika fungsi aktifasi dengan menggunakan sigmoid biner (range 0 sampai range 1), maka data harus ditransformasi [0, 1] (Indra, 2014). Menurut Hidayat dkk (2012) Adapun rumus untuk Normalisasi dalam range [0, 1] adalah :..... (2.25) Dengan : = Nilai data normal = Nilai data aktual = Nilai minimum data aktual keseluruhan = Nilai maksimum data aktual keseluruhan. Kemudian untuk mendapatkan nilai sebenarnya dari output perlu dilakukan proses denormalisasi. f. Denormalisasi Menurut Hidayat dkk (2012) denormalisasai dapat memberikan atau mengembalikan data, sehingga didapatkan predicted sales dari data training.

40 23 Menurut Indra (2014) adapun rumus denormalisasi dalam range [0,1] adalah : ( )......(2.26) Dimana : = Nilai data normal = hasil output jaringan = data dengan nilai minimum = data dengan nilai maximum g. MSE (Mean Square Error) Menurut Hansun (2013) kriteria MSE menyatakan besarnya kesalahan rata-rata kuadrat dari suatu metode peramalan dengan rumus perhitungan :..... (2.27) Dimana : menyatakan jumlah data. adalah nilai kesalahan hasil ramalan yang diperoleh dari, dalam hal ini adalah nilai data aktual dan adalah nilai ramalan Pasang Surut Air Laut Pasang surut air laut sebagian besar merupakan hasil gabungan dari gaya tarik grafitasi antara bumi dan bulan serta gaya tarik grafitasi antara bumi dan matahari. Pasang surut yang diakibatkan planet-planet lain pada umumnya diabaikan (puput, 2011). Gaya tarik grafitasi bervariasi terhadap massa benda dan berbanding terbalik dengan jarak antara benda tersebut. Ini menjadi alasan mengapa pasang

41 24 surut di bumi dipengaruhi oleh bulan, bukan matahari. Karena jarak bumi dan matahari jauh lebih besar daripada bumi dan bulan. Pengaruh dari benda-benda angkasa lainnya dapat diabaikan. Berdasarkan hokum kesetimbangan Newton, adanya gaya tarik menarik antara benda langit inilah yang menyebabkan bendabenda langit tersebut tetap bergerak pada lintasannya. Selisih antara pasang naik dan pasang surut di suatu posisi atau tempat disebut nilai tunggang pasang. Selain dari pengaruh gaya tarik menarik benda langit dan gerak rotasi bumi, besarnya nilai ini juga tergantung pada beberapa faktor local yang dapat mempengaruhi pasang surut disuatu perairan seperti, topografi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang berlainan (Wyrtki, 1961)

42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi penelitian ini terdiri dari beberapa sub bab yaitu jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode pengembangan sistem, dan kerangka pikir penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder. Data skunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan dengan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain (Dewi, 2013). Pada penelitian ini jenis data yang penulis kumpulkan dari pihak internal TNI-AL Tanjungpinang berupa data harian tunggal pasang surut Air laut pada perairan Tarempa dimulai dari tahun 2013 sampai dengan Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah : - Studi Pustaka Digunakan sumber pustaka yang relevan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam penelitian, yaitu dengan mengumpulkan sumber pustaka berupa buku, jurnal dan prosiding seminar nasional, serta skripsi. Setelah sumber pustaka terkumpul, dilanjutkan dengan penelaahan dari sumber pustaka tersebut, yang pada akhirnya sumber pustaka itu dijadikan landasan untuk menganalisis permasalahan.

43 Metode Pengembangan Sistem Pada tahap pengembangan sistem terdiri dari proses - proses yang terstruktur yaitu : analisa kebutuhan, desain sistem, penulisan kode program, pengujian program, penerapan program dan pemeliharaan. Metode pengembangan ini dikenal dengan model Waterfall menurut Sommerville Berikut merupakan gambar model pengembangan Waterfall : Gambar 3.1 Metode Pengembangan sistem Waterfall Menurut Sommerville Adapun tahapan-tahapan pengembangan sistem dalam penelitian ini dengan menggunakan metode waterfall adalah sebagai berikut : 1. Requirements definition Tahap ini menguraikan kebutuhan aplikasi yang utuh menjadi komponenkomponen aplikasi untuk mengetahui bagaimana aplikasi dibangun. Pada

44 27 tahap ini hal yang dilakukan adalah mencari dan mempelajari referensi tentang sistem simulasi dan prediksi pasang surut air laut menggunakan wavelet-neural network. 2. System and software design Tahap ini merupakan tahap perancangan sistem. Pada tahap ini perancangan difokus pada perancangan struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface dan algoritma proses simulasi dan prediksi menggunakan wavelet-neural network. 3. Implementation and unit testing pada tahap ini dilakukan penerjemahan hasil rancangan kedalam bahasa pemrograman Java. Dimana setelah design selesai diterjemahkan dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat tadi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan yang terjadi dan kemudian diperbaiki. 4. Integration and system testing Pada tahap Integration and system testing ini merupakan tahapan akhir dari pembuatan sistem simulasi dan prediksi pasang surut air laut dimana pada tahap ini sistem sudah bisa digunakan oleh user. 5. Operation and Maintenance Tahap operation and maintenance ini digunakan ketika terjadinya perubahan pada sistem simulasi dan prediksi pasang surut air laut atau tidak ditemukannya kesalahan pada tahap sebelumnya sehingga dibutuhkan perbaikan dalam peng-implementasiannya.

45 Alat Bantu Penelitian Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras (Hardware) yaitu berupa laptop dengan spesifikasi 1. Processor : Intel(R) Core(TM) i5-3337u 1.80 GHZ 2. Memory : 4096 MB RAM 3. Harrdisk : 500 GB dan SSD (Solid State Drive) 32 GB Perangkat Lunak (software) 1. Sistem Operasi Windows 7 Ultimate 2. Xampp-win a-installer 3. NetBeans IDE 7.4 Installer 4. Microsoft Office dan Excel Browser Google Chrome. 6. Dia-setup Paint

46 Kerangka Pikir Penelitian Gambar 3.2 Kerangka Pikir

47 BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dijelaskan kebutuhan data serta proses perancangan sistem dari perangkat lunak yang dibangun. Dimulai dari analisa kebutuhan, desain (perancangan), implementasi serta pengujian sistem Perancangan Sistem Dalam pembuatan sebuah sistem diperlukan tahap perancangan sistem. Perancangan sistem sangat diperlukan untuk mendeskripsikan alur kerja pada sistem simulasi dan prediksi pasang surut air laut dengan menggunakan wavelet neral network. Tahap perancangan sistem ini akan lebih dirincikan pada tahap analisa perancangan sistem Analisis Perancangan Wavelet-Neural Network Analisis perancangan Wavelet-neural network ini akan dibahas tentang pengolahan data pada sistem. Akan dipaparkan atau digambarkan dengan rancangan sistem yang dipresentasikan dalam flowchart. Flowchart yang akan dibahas mengenai jalannya sistem simulasi prediksi pasang surut air laut secara umum. Flowchart ini merupakan gambaran awal proses perancangan aplikasi dengan menggunakan wavelet-neural network. Adapun proses pengolahan data pada sistem simulasi dan prediksi pasang surut air laut dengan wavelet-neural network adalah sebagai berikut.

48 Flowchart Proses Wavelet-Neural Network pin Gambar 4.1 Flowchart Proses Wavelet-Neural Network

49 32 Pengolahan data inputan pasang surut air laut dengan parameter waktu (jam) dan tinggi pasang surut (m) perairan tarempa menggunakan data sebanyakan data model yang didapat dari data tinggi pasang surut air laut tahun dan data prediksi yang didapat dari data pasang surut air laut tahun 2015 pada posisi Lintang 03 o U ( N ) dan Bujur 106 o T (E) yang diperoleh dari Hidro-Oseanografi TNI AL Tanjung pinang. Data hendaknya dikelompokkan terlebih dahulu terhadap masing-masing variabel. Misalnya variabel waktu (jam) dikelompokkan dengan waktu (jam) terjadinya pasang surut training (data model) dan data waktu terjadinya pasang surut testing (data prediksi). Begitu juga untuk variabel tinggi pasang surut. Selanjutnya data yang telah dikelompokkan didekomposisi menggunakan wavelet haar. Dekomposisi wavelet haar merupakan proses pengubahan data dengan mencari nilai koefisisen perataan dan pengurangan secara berulang. Adapun alur proses dekomposisi menggunakan wavelet haar dapat digambarkan sebagai berikut :

50 Flowchart Dekomposisi Data menggunakan Wavelet Haar Gambar 4.2 Flowchart Dekomposisi data menggunakan Wavelet Haar

51 34 Keterangan : a. Data input (data model dan data prediksi) pasang surut. Tabel 4.1 Contoh data Model (data training) No Waktu (jam) Tinggi Pasut (m) Target (m) ( ) ( ) (T) 1 1 1,4 1, ,3 1, ,3 1, ,2 1,2 Tabel 4.2 Contoh Data Prediksi (data testing) No Waktu (jam) Tinggi Pasut (m) Target (m) ( ) ( ) (T) 1 5 1,1 1, ,0 1, ,8 0, ,7 0,7 Gabungkan data model dan data prediksi sesuai dengan variabelnya masingmasing. Tabel 4.3 Contoh Gabungan Data Model dan Prediksi No Waktu (Jam) Tinggi Pasut (m) Target (m) ( ) ( ) (T) 1 1 1,4 1, ,3 1, ,3 1, ,2 1, ,1 1, ,0 1, ,8 0, ,7 0,7

52 35 b. Tentukan banyak level Penentuan banyak level yang akan digunakan berdasarkan panjang data yang ada untuk tiap-tiap variabel. Pada data contoh terdapat 8 data. Dimana 8= sehingga banyaknya level yang akan dilalui pada proses dekomposisi ini adalah sebanyak 3 level. Proses dekomposisi dilakukan dengan menghitung nilai perataan dan pengurangan secara berulang dengan persamaan (2.1) dan (2.2). hasil dekomposisi disusun kembali berdasarkan hasil perataan dan pengurangan untuk menggantikan sekumpulan data asli. adapun hasil dari proses dekomposisi 3 level adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Contoh Data Hasil Dekomposisi No Waktu (Jam) Tinggi Pasut (m) Target (m) ( ) ( ) (T) 1 4,5 1,1 1, ,2 0, ,05 0, ,15 0,15 5-0,5 0,05 0,05 6-0,5 0,05 0,05 7-0,5 0,05 0,05 8-0,5 0,05 0,05 Hasil dari proses dekomposisi ini selanjutnya akan digunakan untuk melakukan proses normalisasi data.

53 Flowchart Pemodelan Data Menggunakan Backpropagation Neural Network Gambar 4.3 Flowchart Pemodelan data Menggunakan Backpropagation Neural Network

54 37 Keterangan : a. Ambil data hasil dekomposisi b. Normalisasi data dalam range [0, 1] Pada penelitian ini normalisasi data yang digunakan adalah normalisasi dalam range [0, 1] dengan persamaan (2.25). Tabel 4.5 Contoh Data Hasil Normalisasi No Waktu (Jam) Tinggi Pasut (m) Target (m) ( ) ( ) (T) 1 1,000 1,000 1, ,000 0,142 0, ,153 0,000 0, ,153 0,095 0, ,230 0,000 0, ,230 0,000 0, ,230 0,000 0, ,230 0,000 0,000 Selanjutnya data hasil normalisasi akan dipisahkan kembali antara data model dan data prediksi. Tabel 4.6 Contoh Data Model Hasil Normalisasi No Waktu (Jam) Tinggi Pasut (m) Target (m) ( ) ( ) (T) 1 1,000 1,000 1, ,000 0,142 0, ,153 0,000 0, ,153 0,095 0,095

55 38 Tabel 4.7 Contoh Data Prediksi Hasil Normalisasi No Waktu (Jam) Tinggi Pasut (m) Target (m) ( ) ( ) (T) 1 0,230 0,000 0, ,230 0,000 0, ,230 0,000 0, ,230 0,000 0,000 Data model hasil normalisasi akan digunakan untuk membangun model prediksi yang akan divalidasi dengan data prediksi hasil normalisasi. Adapun tahapan yang harus dilalui dalam pemodelan menggunakan backpropagation neural network adalah sebagai berikut : c. Inisialisasi bobot dengan Nguyen-Widrow Inisialisasi bobot dengan Nguyen-Widrow ini tergantung pada model jaringan yang akan dibangun. Misalkan akan dibangun model jaringan dengan 2 input layer, 3 hidden layer dan 1 output layer (2-3-1). maka inisialisasi bobot awal input sebagai berikut : Lalu hitung nilai V j dengan persamaan (2.23) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Selanjutnya inisialisasi ulang bobot-bobot input layer ke hidden layer ( ) dengan persamaan (2.24)

56 39 Tabel 4.8 Contoh Bobot dan bias input layer ke hidden layer b1 0,22 0,53 0,44 d. Inisialisasi parameter Tabel 4.9 Bobot dan bias awal hidden layer ke Output layer Y W 11 0,25 W 21 0,48 W b2 1 0,1 Misalkan : Maximum Epoch : 1 hidden layer : 3 target error : 0,1 learning rate ( ) : 0,1 e. Perhitungan feedforward menjumlahkan sinyal-sinyal masukan berbobot hidden layer dengan persamaan (2.4) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Hitung sinyal Keluarannya menggunakan persamaan (2.5)

57 40 Jumlahkan sinyal-sinyal berbobot output layer dengan persamaan (2.6) ( )( ) ( )( ) ( )( ) Hitung sinyal keluarannya menggunakan persamaan (2.7) f. Perhitungan Backpropagation Hitung informasi error (δ) di output layer dengan persamaan (2.8) ( )( )( ) Kemudian Hitung koreksi bobot dan koreksi bias yang nanti akan digunakan untuk memperbaiki nilai dengan persamaan (2.11) dan (2.12). ( )( ) ( ) ( )( )( ) ( )( )( ) ( )( ) Hitung penjumlahan delta inputan dari unit-unit yang berada pada lapisan diatasnya (neuron hidden ) dengan persamaan (2.13). ( )( ) ( )( )

58 41 ( )( ) kemudian dikalikan dengan turunan dari fungsi aktifasinya untuk menghitung informasi error dengan persamaan (2.14). ( )( )( ) ( )( )( ) ( )( )( ) Hitung Koreksi perubahan Bobot dan bias input layer ke hidden layer (V ij ) dan bias (b1 j ) yang akan digunakan untuk meng-update (V ij ) dengan persamaan (2.17) dan (2.18) ( )( )( ) ( )( )( ) ( )( )( ) ( )( )( ) ( )( )( ) ( )( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( ) g. Perbaikan Bobot Perbaiki Bobot dan Bias dengan persamaan (2.19) dan (2.20) ( ) ( ) ( ) ( )

59 42 Perbaiki Bobot dan Bias dengan persamaan (2.21) dan (2.22) ( ) ( ) ( ) 0, ( ) ( ) ( ) 0, ( ) ( ) ( ) 0, ( ) ( ) ( ) 0, ( ) ( ) ( ) -0,65063 ( ) ( ) ( ) 0, ( ) ( ) ( ) 0, ( ) ( ) ( ) 0, ( ) ( ) ( ) 0, Setelah didapat hasil perbaikan bobot data training pertama, maka gunakan bobot tersebut untuk perbaikan bobot dan bias pada data training ke-2, dan bobot yang dihasilkan pada training kedua digunakan untuk data training ke-3 dan begitu seterusnya. Data Training ke-2 Sinyal keluaran output layer ( ) adalah: Perubahan bobot output layer : ( ) ( ) ( ) ( ) Perubahan bobot hidden layer : ( ) 0, ( ) 0, ( ) 0,412138

60 43 ( ) 0, ( ) -0, ( ) 0, ( ) 0, ( ) 0, ( ) 0, Data Training ke-3 Sinyal keluaran output layer ( ) adalah: Perubahan bobot output layer : ( ) ( ) ( ) ( ) Perubahan bobot hidden layer : ( ) 0, ( ) 0, ( ) 0,41206 ( ) 0, ( ) -0, ( ) 0, ( ) 0, ( ) 0, ( ) 0, Data Training ke-4 Sinyal keluaran Output layer ( ) adalah:

61 44 Perubahan bobot output layer : ( ) ( ) ( ) ( ) Perubahan bobot hidden layer : ( ) 0, ( ) 0, ( ) 0, ( ) 0, ( ) -0, ( ) 0, ( ) 0,21493 ( ) 0, ( ) 0,43406 Setelah sampai pada data training ke-4, maka iterasi pertama selesai dikerjakan, proses diulangi hingga mencapai error terkecil atau epoch yang memenuhi toleransi yang ditentukan. Hasil keluaran bobot dan bias pada iterasi yang telah ditentukan akan di simpan untuk digunakan untuk memvalidasi data prediksi.

62 Flowchart Prediksi Data Menggunakan Backpropagation Neural Network Gambar 4.4 Flowchart Prediksi data Menggunakan Backpropagation Neural Network

63 46 Keterangan : a. Ambil data target prediksi hasil normalisasi b. Ambil hasil perbaikan bobot pada proses pemodelan c. Perhitungan feedforward Tahapan feedforward ini digunakan untuk menghitung keluaran hasil prediksi, d. Validasi terhadap data target Untuk mendapatkan hasil prediksi, lakukan perhitungan keluaran hidden layer terlebih dahulu menggunakan persamaan (2.4) dan (2.5) ( ( ) ( ) ( ( ) ( ) ( ( ) ( ) Hasil keluaran dari keluaran hidden layer ini digunakan untuk menghitung hasil prediksi dengan persamaan (2.6) dan (2.7) ( ( )) (( )( )) (( )( ))

64 47 Hasil prediksi data pertama dengan menggunakan parameter yang telah ditentukan adalah 0, Ulangi langkah-langkah tersebut untuk menghitung hasil prediksi ke-2,3 dan 4 Tabel 4.10 Contoh Hasil Prediksi No Prediksi (Y) e. Hitung error rata-rata prediksi Perhitungan error rata-rata hasil prediksi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan (2.27). dimana data yang digunakan adalah data keluaran hasil pemodelan sebagai data target dan data keluaran hasil prediksi. Tabel 4.11 Contoh Error Rata-Rata Prediksi Target (T) Prediksi (Y) MSE pecahan % 0,000 0, , ,8% 0,000 0, , ,8% 0,000 0, , ,8% 0,000 0, , ,8% 51,8% Dari Perhitungan error menggunakan MSE diatas didapat akurasi model prediksi sebesar 48,2%.

65 48 Hasil prediksi dengan 1 iterasi tidak memberikan hasil prediksi yang akurat, karena error yang di capai masih sangat besar. Untuk mendapatkan akurasi prediksi yang baik hendaklah membangun model dengan nilai error seminimum mungkin. f. Denormalisasi data Denormalisasi data ini dilakukan untuk mengembalikan data hasil normalisasi. Sama halnya dengan proses normalisasi, denormalisasi ini dilakukan dengan cara menggabungkan data model dan data prediksi terlebih dahulu. Dimana data dan yang digunakan sama dengan data dan target pada proses normalisasi. proses denormalisasi hanya dilakukan terhadap data target prediksi dan data hasil prediksi dengan persamaan (2.26). Tabel 4.12 Contoh Hasil denormalisasi Target (m) (T) Prediksi (m) (Y) 1,1 0, ,2 0, ,05 0, ,15 0, ,05 0, ,05 0, ,05 0, ,05 0, Hasil denormalisasi ini akan digunakan untuk proses rekonstruksi. Dimana proses rekonstruksi merupakan proses yang digunakan untuk mengembalikan data hasil dekomposisi.

66 Flowchart Rekonstruksi data menggunakan Wavelet Haar Gambar 4.5 Flowchart Rekonstruksi Data menggunakan Wavelet Haar

67 50 Keterangan : a. Ambil Data Hasil Denormalisasi b. Tentukan Banyak Level Banyak level proses rekonstruksi ini sama hal nya dengan banyaknya level pada proses dekomposisi. Dimana pada contoh ini level dekomposisi yang dilakukan sebanyak 3 level, Maka banyaknya level proses rekonstruksi juga akan dilakukan sebanyak 3 level. Proses rekonstruksi ini bisa dilakukan dengan menggunakan invers. Proses Rekonstruksi Data Target : [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]

68 51 Proses rekonstruksi Hasil Prediksi : [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] Tabel 4.13 Contoh Hasil Rekonstruksi Target (m) Prediksi (m) 1,4 3, ,3 1, ,3 1, ,2-0, ,1 1, ,0-0, ,8 0, ,7 1,66983 Hasil rekonstruksi diatas merupakan hasil rekonstruksi data target prediksi dari penggabungan data model dan data prediksi. Namun untuk mengetahui hasil prediksi maka pisahkan data model.

69 Perancangan Basis Data Basis data digunakan sebagai tempat penyimpan data program. Selain dari tempat penyimpanan data, basis data juga berfungsi untuk mengatur dan memilih data sesuai kategorinya atau jenisnya masing-masing Deskripsi Tabel user Nama Database Nama Tabel Primary Key : pasut : user : id_user Tabel 4.14 Struktur Tabel User No Nama Kolom Type Data Panjang Data Keterangan 1 id_user Int 5 Autoincrement 2 username Varchar 20 Nama User 3 password Varchar 16 Password User 4 nama_lengkap Varchar 100 Nama Lengkap User Deskripsi Tabel model Nama Database Nama Tabel Primary Key : pasut : model : id_model Tabel 4.15 Struktur Tabel Model No Nama Kolom Type Data Panjang Data Keterangan 1 id_model Int 11 Autoincrement 2 tgl_model date - Tanggal data model 3 Jam Int 2 Jam data model 4 tinggi_pasut double - Data tinggi pasang surut

70 Deskripsi Tabel Prediksi Nama Database Nama Tabel Primary Key : pasut : prediksi : id_prediksi Tabel 4.16 Struktur Tabel Prediksi No Nama Kolom Type Data Panjang Data Keterangan 1 id_prediksi Int 11 Autoincrement 2 tgl_prediksi date - Tanggal data prediksi 3 jam Int 2 Jam data target prediksi 4 tinggi_real double - Data tinggi pasang surut aktual 5 tinggi_prediksi double - Data pasut hasil prediksi

71 Perancangan Alur Sistem dengan ERD (Entity Relationship Diagram) Perancangan basis data pada penelitian ini dibuat dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD). Adapun Entity Relationship Diagram (ERD) yang telah dibuat pada aplikasi ini menampilkan skema hubungan antara table dalam database Simulasi dan Prediksi Pasang Surut Air Laut. Gambar 4.6 Perancangan ERD (Entity Relation Diagram)

72 Perancangan Alur Sistem dengan DFD (Data Flow Diagram) Setelah mengetahui bagaimana alur program dan data berjalan secara umum pada sub bab sebelumnya. Pada sub bab ini akan dijelaskan bagaimana perancangan sistem yang dibuat untuk membangun Aplikasi Simulasi dan Prediksi Pasang Surut Air Laut. Alat bantu yang digunakan adalah Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram (DFD) level 0 Gambar 4.7 Alur Sistem menggunakan Data Flow Diagram (DFD) level 0 Pada DFD Level 0 diatas sistem digambarkan secara umum, dimana user dapat melakukan login, meng-input data pasang surut sebagai data model yang akan digunakan sebagai data pemodelan, meng-input data pasang surut sebagai data prediksi, meng-input data user sebagai user. Kemudian keluaran dari sistem akan memberikan hasil pemodelan yang dibentuk dan hasil prediksi serta besarnya error yang terjadi.

73 Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Gambar 4.8 Alur Sistem menggunakan Data Flow Diagram (DFD) level 1 Pada DFD level 1 ini terdapat 6 proses diantaranya proses 1.0 Login, proses 2.0 Data Model, proses 3.0 Data Prediksi, proses 4.0 User 5.0 Pemodelan dan Prediksi, dan proses 6.0 Simulasi. Pada proses 1.0 Login merupakan proses utama saat user berinteraksi atau menggunakan sistem. Pada proses ini user memasukkan username dan password

74 57 untuk menggunakan sistem. Kemudian keluaran dari proses ini adalah berupa informasi apakah user terdaftar pada sistem atau tidak. Jika terdaftar maka user bisa melanjutkan ke proses selanjutnya, jika tidak maka terdapat pesan kesalahan masukan username atau password. Pada proses 2.0 Data Model dapat digunakan oleh user untuk mengolah data model yang akan digunakan untuk membentuk sebuah model prediksi. Pada proses ini user mengolah data waktu (jam) terjadinya pasang surut air laut, dan tinggi pasang surut itu sendiri dalam satuan (m). dimana keluaran dari proses ini berupa data hasil pemodelan yang dibentuk. Pada proses 3.0 Data Prediksi ini digunakan untuk mengolah data target prediksi yang akan digunakan untuk prediksi pasang surut air laut. Pada proses ini user mengolah data waktu (jam) terjadinya pasang surut air laut, dan tinggi pasang surut itu sendiri dalam satuan (m) yang dijadikan sebagai target prediksi. Pada saat dimasukkan pasang surut prediksi bernilai 0 (nol), selanjutnya nilai akan dirubah apabila sudah dilakukan proses pemodelan dan prediksi. Keluaran dari proses ini adalah berupa data-data yang diolah sebelumnya. Pada proses 4.0 user ini dapat digunakan oleh user untuk mengolah data user yang bisa login ke aplikasi simulasi dan prediksi pasang surut ini. Sedangkan data yang dikirim sistem ke user yaitu berupa data user yang telah diolah.. Pada proses 5.0 pemodelan dapat dibentuk oleh user dengan cara menginisialisasikan parameter pendukung yaitu berupa data epoch maxs, α

75 58 (learning rate), neuron hidden, target error. dimana keluaran dari proses ini berupa hasil pemodelan yang terbentuk yag nantinya akan divalidasi dengan data prediksi. Pada proses 6.0 prediksi dapat dilakukan setelah pemodelan selesai dibentuk. Adapun keluaran dari prediksi ini berupa informasi pola prediksi dan error prediksi yang terjadi Data Flow Diagram (DFD) Level 2 proses 2 (Data Model) Gambar 4.9 Alur Sistem menggunakan Data Flow Diagram (DFD) level 2 proses 2 (Data Model)

76 59 Pada DFD level 2 proses 2 ini terdapat 4 proses diantaranya proses input, proses update, delete, cari. Pada proses input dapat dilakukan oleh user untuk menambahkan data model dengan menginputkan data tanggal, data jam dan data tinggi pasang surut. Keluaran dari proses ini berupa informasi mengenai data yang di input apakah berhasil di input atau tidak. Pada proses update dapat dilakukan oleh user untuk merubah data model yang sebelumnya sudah di-input oleh user. Dimana keluaran dari proses ini berupa informasi mengenai data yang diubah, apakah data berhasil di-update atau tidak. Pada proses delete dapat dilakukan oleh user untuk menghapus data model yang telah di-input user sebelumnya dengan cara memilih data yang ingin di hapus, lalu keluaran dari proses ini berupa informasi mengenai data yang didelete, apakah berhasil dihapus atau tidak.. Pada proses cari dapat dilakukan oleh user untuk mencari data model yang telah di-input berdasarkan tanggal masukan atau berdasarkan tinggi pasang surut sebagai data model. Dimana keluaran dari proses ini berupa informasi mengenai data yang dicari, apakah terdapat pada tabel atau tidak.

77 Data Flow Diagram (DFD) Level 2 proses 3 (Data Prediksi) Gambar 4.10 Alur Sistem menggunakan Data Flow Diagram (DFD) level 2 proses 3 (data prediksi) Pada DFD level 2 proses 3 ini terdapat 4 proses diantaranya proses input, proses update, delete, cari. Pada proses input dapat dilakukan oleh user untuk menambahkan data prediksi dengan menginputkan data tanggal, data jam dan data tinggi_real (sebagai target prediksi), sedangkan untuk tinggi_prediksi bisa diinisialisasi dengan 0 (nol). Keluaran dari proses ini berupa informasi mengenai data yang di input apakah berhasil di input atau tidak.

78 61 Pada proses update dapat dilakukan oleh user untuk merubah data prediksi yang sebelumnya sudah di-input oleh user. Dimana keluaran dari proses ini berupa informasi mengenai data yang di-update, apakah data berhasil diupdate atau tidak. Pada proses delete dapat dilakukan oleh user untuk menghapus data prediki yang telah di-input user sebelumnya dengan cara memilih data yang ingin di hapus, lalu keluaran dari proses ini berupa informasi mengenai data yang didelete, apakah berhasil dihapus atau tidak. Pada proses cari dapat dilakukan oleh user untuk mencari data prediksi yang telah di-input berdasarkan tanggal masukan atau berdasarkan tinggi pasang surut real sebagai data target prediksi. Dimana keluaran dari proses ini berupa informasi mengenai data yang dicari, apakah terdapat pada tabel atau tidak.

79 Data Flow Diagram (DFD) Level 2 proses 4 (User) Gambar 4.11 Alur Sistem menggunakan Data Flow Diagram (DFD) level 2 proses 4 (user) Pada DFD level 2 proses 4 ini terdapat 4 proses diantaranya proses input, proses update, delete, cari. Pada proses input dapat dilakukan oleh user untuk menambahkan data user dengan menginputkan data username, password serta nama lengkap. Keluaran dari proses ini berupa informasi mengenai data user yang baru di-input apakah berhasil diinput atau tidak Pada proses update dapat dilakukan oleh user untuk merubah data user dengan memilih data user yang ingin di-update lalu update data user.

80 63 Keluaran dari proses ini berupa informasi mengenai data yang baru di-update apakah berhasil di-update atau tidak. Pada proses delete dapat dilakukan oleh user untuk menghapus data user yang telah di-input sebelumnya oleh user. Keluaran dari proses ini berupa informasi mengenai data yang di-delete apakah berhasil atau tidak. Pada proses cari dapat dilakukan oleh user untuk mencari data user yang telah di-input sebelumnya berdasarkan username, password, dan nama lengkap user. Keluaran dari proses ini berupa informasi data yang dicari Perancangan Antar Muka ( User Interface) Perancangan Form Login Pada form rancangan login ini digunakan oleh user untuk mengakses sistem. Gambar 4.12 Perancangan Form Login

81 Perancangan Form Utama Form utama ini akan ditampilkan apabila user berhasil melakukan proses login. Pada form ini terdapat tombol yang digunakan untuk membuka form data model, data prediksi, user, pemodelan dan prediksi serta tombol logout yang jika di klik maka user akan keluar dari sistem. Gambar 4.13 Perancangan Form Utama Perancangan Form Data Model Form data model ini digunakan untuk mengolah data model. Dimana form ini terdiri dari tombol tambah, ubah, hapus dan cari. Gambar 4.14 Perancangan Form Data Model

82 Perancangan Form Data Prediksi Form data prediksi ini digunakan untuk mengolah data prediksi. Dimana form ini terdiri dari tombol tambah, ubah, hapus dan cari. Gambar 4.15 Perancangan Form Data Prediksi Perancangan Form User Form user ini digunakan untuk mengolah data user. Dimana form ini terdiri dari tombol tambah, ubah, hapus dan cari. Gambar 4.16 Perancangan Form User

83 Perancangan Form Pemodelan Form pemodelan ini digunakan untuk mengolah data pasang surut air laut. Dimana pada form ini terdiri dari tombol analisa, load jaringan, dan simpan model jaringan. Dimana tombol analisa digunakan untuk menganalisa atau membentuk model dan melakukan prediksi. Tombol simpan model jaringan digunakan untuk menyimpan bobot dan bias yang digunakan untuk memvalidasi data prediksi serta menyimpan hasil prediksi. Sedangkan load jaringan di gunakan untuk menampilkan bobot dan bias model jaringan. Gambar 4.17 Perancangan Form Pemodelan

84 Perancangan Form Prediksi Pada form ini akan ditampilkan hasil prediksi yang dibangun menggunakan model prediksi yang telah dibangun sebelumnya untuk melakukan proses prediksi. Gambar 4.18 Perancangan Form Prediksi Pasang Surut 4.7. Implementasi Form Login Form ini merupakan implementasi dari perancangan form login. Gambar 4.19 Form Login

85 Form Menu Utama Form ini merupakan implementasi dari perancangan form menu utama Gambar 4.20 Form Menu Utama Form Data Model Form ini merupakan implementasi dari perancangan form data Model Gambar 4.21 Form Data Model

86 Form Data Prediksi Form ini merupakan implementasi dari perancangan form data prediksi Gambar 4.22 Form Data Prediksi Form User Form ini merupakan implementasi dari perancangan form User Gambar 4.23 Form User

87 Form Pemodelan Form ini merupakan implementasi dari perancangan form pemodelan. Gambar 4.24 Form Pemodelan Form Prediksi Form ini merupakan implementasi dari perancangan form prediksi. Gambar 4.25 Form Prediksi

SIMULASI DAN PREDIKSI PASANG SURUT AIR LAUT MENGGUNKAN WAVELET-NEURAL-NETWORK (Studi Kasus : Perairan Tarempa)

SIMULASI DAN PREDIKSI PASANG SURUT AIR LAUT MENGGUNKAN WAVELET-NEURAL-NETWORK (Studi Kasus : Perairan Tarempa) SIMULASI DAN PREDIKSI PASANG SURUT AIR LAUT MENGGUNKAN WAVELET-NEURAL-NETWORK (Studi Kasus : Perairan Tarempa) Diana Mahasisswa Program Studi Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji Jl.Politeknik

Lebih terperinci

SIMULASI DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (Study Kasus: PDAM TIRTA KEPRI) Ilham Aryudha Perdana

SIMULASI DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (Study Kasus: PDAM TIRTA KEPRI) Ilham Aryudha Perdana SIMULASI DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (Study Kasus: PDAM TIRTA KEPRI) Ilham Aryudha Perdana Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Curah Hujan, Levenberg Marquardt, Backpropagation. ABSTRACT

ABSTRAK. Kata Kunci : Curah Hujan, Levenberg Marquardt, Backpropagation. ABSTRACT ABSTRAK Dufan, Ariel. 2016. Prediksi Curah Hujan Dengan Menggunakan Algoritma Levenberg- Marquardt Dan Backpropagation (Studi Kasus : BMKG Kota Tanjungpinang), Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Oleh: ABD. ROHIM (1206 100 058) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Jurusan Matematika

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) Marihot TP. Manalu Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Prediksi Tinggi Signifikan Gelombang Laut Di Sebagian Wilayah Perairan Indonesia Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Propagasi Balik Abraham Isahk Bekalani, Yudha Arman, Muhammad Ishak Jumarang Program

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Literatur: Permalan Time Series, Harga Minyak Bumi, Jaringan Syaraf Tiruan, Backpropagation Pengumpulan Data Harga Minyak Bumi di Indonesia Perancangan

Lebih terperinci

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem Analisa sistem merupakan penjabaran deskripsi dari sistem yang akan dibangun kali ini. Sistem berfungsi untuk membantu menganalisis

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis merupakan proses penguraian konsep ke dalam bagian-bagian yang lebih sederhana, sehingga struktur logisnya menjadi jelas. Metode untuk menguji, menilai, dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dwi Marisa Midyanti Sistem Komputer Universitas Tanjungpura Pontianak Jl Prof.Dr.Hadari Nawawi, Pontianak

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Feng PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK... 211 PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Tan

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, M. Rhifky Wayahdi 2 1 Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK [1] Meishytah Eka Aprilianti, [2] Dedi Triyanto, [3] Ilhamsyah [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii Muhammad Arif Santoso, 2015. Peramalan Penjualan Produk Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Extreme Learning Machine. Skripsi ini dibawah bimbingan Auli Damayanti,S.Si, M.Si dan Dr. Herry Suprajitno,

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian merupakan acuan dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Metodologi penelitian berisi rencana kerja yang berurutan agar hasil yang didapatkan sesuai dengan

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan Peramalan Inventory Barang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu ratarata temperatur bumi periode tahun 1880 sampai dengan tahun 2012. 3.2 Jenis dan

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Estimasi Needs

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 14, terdiri dari tahap identifikasi masalah, pengumpulan dan praproses data, pemodelan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA HOME INDUSTRI BREM UNTUK MENCEGAH KETERLAMBATAN DISTRIBUSI PENGIRIMAN PRODUK

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA HOME INDUSTRI BREM UNTUK MENCEGAH KETERLAMBATAN DISTRIBUSI PENGIRIMAN PRODUK IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA HOME INDUSTRI BREM UNTUK MENCEGAH KETERLAMBATAN DISTRIBUSI PENGIRIMAN PRODUK SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JARINGAN SARAF SECARA BIOLOGIS Jaringan saraf adalah salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Seminar Nasional Informatika 0 ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian, Purwa Hasan Putra Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang diimplementasikan sebagai model estimasi harga saham. Analisis yang dilakukan adalah menguraikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara BAB II DASAR TEORI Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban

Lebih terperinci

PREDIKSI NILAI UAS SISWA SMK MENGGUNAKAN ALGORITMA LEVENBERG-MARQUARDT (Studi Kasus : SMK Negeri 4 Tanjungpinang)

PREDIKSI NILAI UAS SISWA SMK MENGGUNAKAN ALGORITMA LEVENBERG-MARQUARDT (Studi Kasus : SMK Negeri 4 Tanjungpinang) PREDIKSI NILAI UAS SISWA SMK MENGGUNAKAN ALGORITMA LEVENBERG-MARQUARDT (Studi Kasus : SMK Negeri 4 Tanjungpinang) Dwi Kuntoro Dhani Susanto Mahasiswa Teknik Informatika, FT UMRAH (dwikuntoro_dhanisusanto@yahoo.com)

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA Dahriani Hakim Tanjung STMIK POTENSI UTAMA Jl.K.L.Yos Sudarso Km 6.5 Tanjung Mulia Medan notashapire@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi, LAMPIRAN 15 Lampiran 1 Algoritme Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Standar Langkah 0: Inisialisasi bobot (bobot awal dengan nilai random yang paling kecil). Langkah 1: Menentukan maksimum epoch, target

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Jaringan Syaraf Tiruan merupakan suatu representasi buatan dari otak manusia yang dibuat agar dapat mensimulasikan apa yang dipejalari melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF Asti Rahma Julian 1, Nanik Suciati 2, Darlis Herumurti 3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, ITS

Lebih terperinci

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi.

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi. 33 BAB 4 DISAIN MODEL Disain model sistem identifikasi citra karang dirancang sedemikian rupa dengan tuuan untuk memudahkan dalam pengolahan data dan pembuatan aplikasi serta memudahkan pengguna dalam

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM INTRODUCTION Jaringan Saraf Tiruan atau JST adalah merupakan salah satu representasi tiruan dari otak manusia yang selalu

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko

Lebih terperinci

SKRIPSI SISTEM IDENTIFIKASI TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA MENGGUNAKAN METODE MULTILAYER PERCEPTRON (STUDY KASUS KECAMATAN BANGUNTAPAN)

SKRIPSI SISTEM IDENTIFIKASI TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA MENGGUNAKAN METODE MULTILAYER PERCEPTRON (STUDY KASUS KECAMATAN BANGUNTAPAN) SKRIPSI SISTEM IDENTIFIKASI TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA MENGGUNAKAN METODE MULTILAYER PERCEPTRON (STUDY KASUS KECAMATAN BANGUNTAPAN) JEFRY ZAKARIA PRATAMA Nomor Mahasiswa 135410059 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 68 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas tentang program yang telah dianalisis dan dirancang atau realisasi program yang telah dibuat. Pada bab ini juga akan dilakukan pengujian program. 4.1

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TEKNIK PERAMALAN - A

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TEKNIK PERAMALAN - A ARTIFICIAL NEURAL NETWORK CAHYA YUNITA 5213100001 ALVISHA FARRASITA 5213100057 NOVIANTIANDINI 5213100075 TEKNIK PERAMALAN - A MATERI Neural Network Neural Network atau dalam bahasa Indonesia disebut Jaringan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI JAVA DAN MYSQL UNTUK PENYEWAAN SARANA DAN PRASARANA DESA DI DESA NGRAYUN KECAMATAN NGRAYUN SKRIPSI

PERANCANGAN APLIKASI JAVA DAN MYSQL UNTUK PENYEWAAN SARANA DAN PRASARANA DESA DI DESA NGRAYUN KECAMATAN NGRAYUN SKRIPSI PERANCANGAN APLIKASI JAVA DAN MYSQL UNTUK PENYEWAAN SARANA DAN PRASARANA DESA DI DESA NGRAYUN KECAMATAN NGRAYUN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata

Lebih terperinci

PREDIKSI PENGGUNAAN BANDWIDTH PENS_ITS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION

PREDIKSI PENGGUNAAN BANDWIDTH PENS_ITS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION PREDIKSI PENGGUNAAN BANDWIDTH PENS_ITS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Imam Shabri, Mike Yuliana, Zaqiatud Darojah Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang)

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang) Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang) Hadi Syahputra Universitas Putra Indonesia YPTK Padang E-mail: hadisyahputra@upiyptk.ac.id

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Program aplikasi ini dirancang dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual C# 2008 Express Edition. Proses perancangan menggunakan pendekatan Object Oriented

Lebih terperinci

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA Anggi Purnama Undergraduate Program, Computer Science, 2007 Gunadarma Universiy http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 : Ilustrasi jaringan syaraf manusia yang diadaptasi untuk ANN (Kriesel, 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 : Ilustrasi jaringan syaraf manusia yang diadaptasi untuk ANN (Kriesel, 2011) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rentannya kesalahan yang dapat terjadi oleh pekerjaan yang dilakukan oleh manusia dalam menganalisa, atau ketika mencoba membangun relasi antar fitur yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN A. OTAK MANUSIA Otak manusia berisi berjuta-juta sel syaraf yang bertugas untuk memproses informasi. Tiaptiap sel bekerja seperti suatu prosesor sederhana. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran BAB III METODE PENELITIAN Permasalahan yang akan dijawab atau tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk melakukan prakiraan beban listrik jangka pendek atau untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION Eka Irawan1, M. Zarlis2, Erna Budhiarti Nababan3 Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

1 BAB III 2. 3 METODE PENELITIAN

1 BAB III 2. 3 METODE PENELITIAN 14 1 BAB III 2. 3 METODE PENELITIAN 3.1 Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data pengeluaran beban listrik harian sepanjang tahun 2008 sampai dengan tahun 2015 yang didapat dari

Lebih terperinci

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika PERBANDINGAN METODE GRADIENT DESCENT DAN GRADIENT DESCENT DENGAN MOMENTUM PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PERAMALAN KURS TENGAH RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM.

Lebih terperinci

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)* Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)* 1)Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak Badan Meteorologi

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 50 Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur Dengan Menggunakan Algoritma Pembelajaran

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer Perceptron (Joni Riadi dan Nurmahaludin) APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Joni Riadi (1) dan Nurmahaludin

Lebih terperinci

FUZZY ELMAN RECURRENT NEURAL NETWORK DALAM PERAMALAN HARGA MINYAK MENTAH DI INDONESIA DENGAN OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA TUGAS AKHIR SKRIPSI

FUZZY ELMAN RECURRENT NEURAL NETWORK DALAM PERAMALAN HARGA MINYAK MENTAH DI INDONESIA DENGAN OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA TUGAS AKHIR SKRIPSI FUZZY ELMAN RECURRENT NEURAL NETWORK DALAM PERAMALAN HARGA MINYAK MENTAH DI INDONESIA DENGAN OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hujan merupakan salah satu unsur iklim yang berpengaruh pada suatu daerah aliran sungai (DAS). Pengaruh langsung yang dapat diketahui yaitu potensi sumber daya air. Besar

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Artificial Neural Network(ANN), Backpropagation(BP), Levenberg Marquardt (LM), harga emas, Mean Squared Error(MSE), prediksi.

ABSTRAK. Kata Kunci : Artificial Neural Network(ANN), Backpropagation(BP), Levenberg Marquardt (LM), harga emas, Mean Squared Error(MSE), prediksi. ABSTRAK Prediksi harga emas merupakan masalah yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan perdagangan dalam pertambangan. Prediksi yang akurat untuk pertambangan dapat memberikan keuntungan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Bagian Ilmu Produksi Ternak Perah, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan selama dua

Lebih terperinci

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation 1 Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Reza Subintara Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah meminimalkan error pada output

Lebih terperinci

PERAMALAN BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN

PERAMALAN BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN PERAMALAN BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN HYBRID AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE NEURAL NETWORK Disusun oleh : Berta Elvionita Fitriani 24010211120005

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat diatmosfer, titik-titik air di udara atau awan yang sudah terlalu

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KELAINAN JANTUNG ANAK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION A B S T R A K

KLASIFIKASI KELAINAN JANTUNG ANAK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION A B S T R A K KLASIFIKASI KELAINAN JANTUNG ANAK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Oleh : Gunawan Abdillah, Agus Komarudin, Rachim Suherlan A B S T R A K Kelainan jantung anak merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Purworejo adalah daerah agraris karena sebagian besar penggunaan lahannya adalah pertanian. Dalam struktur perekonomian daerah, potensi daya dukung

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 32 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas tentang analisis sistem melalui pendekatan secara terstruktur dan perancangan yang akan dibangun dengan tujuan menghasilkan model atau representasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter Gauss Untuk dapat melakukan pengolahan data menggunakan ANN, maka terlebih dahulu harus diketahui nilai set data input-output yang akan digunakan. Set data inputnya yaitu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DALAM PRAKIRAAN CUACA DI DAERAH BALI SELATAN HALAMAN JUDUL KOMPETENSI KOMPUTASI SKRIPSI

IMPLEMENTASI BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DALAM PRAKIRAAN CUACA DI DAERAH BALI SELATAN HALAMAN JUDUL KOMPETENSI KOMPUTASI SKRIPSI IMPLEMENTASI BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DALAM PRAKIRAAN CUACA DI DAERAH BALI SELATAN HALAMAN JUDUL KOMPETENSI KOMPUTASI SKRIPSI I MADE DWI UDAYANA PUTRA 1108405026 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION (Studi Kasus : Harga Penutupan Saham Unilever Indonesia Tbk. Periode September

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN : Modifikasi Estimasi Curah Hujan Satelit TRMM Dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Studi Kasus Stasiun Klimatologi Siantan Fanni Aditya 1)2)*, Joko Sampurno 2), Andi Ihwan 2) 1)BMKG Stasiun

Lebih terperinci

Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa)

Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa) IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa) Agus Perdana Windarto* 1, Dedy Hartama

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TOOL UNTUK JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) MODEL PERCEPTRON

RANCANG BANGUN TOOL UNTUK JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) MODEL PERCEPTRON RANCANG BANGUN TOOL UNTUK JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) MODEL PERCEPTRON Liza Afriyanti Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,Universitas Islam

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Digunakan untuk meminimalkan error pada output yang dihasilkan oleh jaringan. Menggunakan jaringan multilayer. Arsitektur Jaringan Proses belajar & Pengujian

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2015 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Prestasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Suara Manusia Menurut Inung Wijayanto (2013), produksi suara manusia memerlukan tiga elemen, yaitu sumber daya, sumber suara dan pemodifikasi suara. Ini adalah dasar dari teori

Lebih terperinci

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh Sudharmadi Bayu Jati Wibowo

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 19 3. METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu bagan alir seperti pada Gambar 8. Gambar 8 Diagram Alir Penelitian Pengumpulan Data

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA Ramli e-mail:ramli.brt@gmail.com Dosen Tetap Amik Harapan Medan ABSTRAK Jaringan Syaraf Tiruan adalah pemrosesan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK OLEH ARIF MIFTAHU5R ROHMAN (2200 100 032) Pembimbing: Dr. Ir Djoko Purwanto, M.Eng,

Lebih terperinci

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN PREDIKSI CURAH HUJAN BULANAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BEBERAPA FUNGSI PELATIHAN BACKPROPAGATION (Studi Kasus: Stasiun Meteorologi Tabing Padang, Tahun 2001-2012) Cici Oktaviani, Afdal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Gambar 3.1 menggambarkan desain penelitian peramalan volume penumpang kereta api di pulau Jawa-Sumatera dengan metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation.

Lebih terperinci

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Karyawan atau tenaga kerja adalah bagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Literatur: Peramalan, Curah Hujan, Knowledge Discovery in Database, Jaringan Saraf Tiruan, Backpropagation, Optimalisasasi Backpropagation Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka berpikir Perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing tidak dapat dihindari. Untuk mengatasi perubahan yang tidak pasti ini diperlukan suatu prediksi.

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI INISIALISASI NGUYEN WIDROW PADA METODE BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI JENIS PENYAKIT PARU - PARU

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI INISIALISASI NGUYEN WIDROW PADA METODE BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI JENIS PENYAKIT PARU - PARU ANALISIS DAN IMPLEMENTASI INISIALISASI NGUYEN WIDROW PADA METODE BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI JENIS PENYAKIT PARU - PARU KOMPETENSI REKAYASA PERANGKAT LUNAK SKRIPSI ADE KURNIAWAN NIM.0708605016 PROGRAM

Lebih terperinci

Rancang Bangun Program Aplikasi Sistem Pembelajaran Mata Kuliah Jaringan Syaraf Tiruan Model Jaringan Kompetitif

Rancang Bangun Program Aplikasi Sistem Pembelajaran Mata Kuliah Jaringan Syaraf Tiruan Model Jaringan Kompetitif Rancang Bangun Program Aplikasi Sistem Pembelajaran Mata Kuliah Jaringan Syaraf Tiruan Model Jaringan Kompetitif SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol.18, No.4, Oktober 2015, hal 151-156 PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK Zaenal

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat

Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat Andi Ihwan Prodi Fisika FMIPA Untan, Pontianak

Lebih terperinci