SIMULASI DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (Study Kasus: PDAM TIRTA KEPRI) Ilham Aryudha Perdana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIMULASI DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (Study Kasus: PDAM TIRTA KEPRI) Ilham Aryudha Perdana"

Transkripsi

1 SIMULASI DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (Study Kasus: PDAM TIRTA KEPRI) Ilham Aryudha Perdana Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji Jl.Politeknik Senggarang, Tanjungpinang ABSTRAK PDAM Tirta Kepri merupakan perusahaan pengelola air bersih yang selama ini dikonsumsi oleh masyarakat Tanjungpinang. Walaupun sudah berjalan selama ini, PDAM Tirta Kepri masih perlu memaksimalkan jumlah penjualan demi terpenuhinya kebutuhan air bagi masyarakat kota Tanjungpinang. Jumlah penjualan air di PDAM Tirta Kepri ini dapat di prediksi dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation. Apabila dapat di prediksi PDAM Tirta Kepri dapat mengambil tindakan untuk memaksimalkan jumlah penjualannya. Parameter yang digunakan untuk memprediksi jumlah penjualan air bulanan ini adalah jam layanan operasi, jumlah distribusi air, jumlah seluruh pelanggan dan jumlah kebocoran. Data bulanan yang berjumlah 34 data (januari 203 Oktober 205) digunakan pada proses pembentukan model dan 3 data (November 205 Januari 206) digunakan sebagai sample pengujian. Tingkat akurasi dari hasil pengujian diukur dengan menghitung error ratarata kedalam Means Square Error (MSE). Sebagai hasil pemodelan terbaik yang di hasilkan oleh sistem simulasi dan prediksi jumlah penjualan air menggunakan jaringan syaraf tiruan Backpropagation adalah dengan melakukan percobaan pencarian iterasi sampai dengan iterasi maka di dapat jumlah MSE terkecil pada iterasi ke5000; dengan kombinasi pencarian model menggunakan maximum error 0.0, 5 neuron hidden layer, learning rate 0. dan jumlah momentum 0.5 memperoleh nilai MSE terkecil sebesar Kata Kunci :PDAM Tirta Kepri, Tanjungpinang, Penjualan air, Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation, MSE (Means Square Error). PENDAHULUAN Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia, hampir semua aktifitas manusia mengunakan air diantaranya digunakan untuk mandi, minum, mencuci dan lain sebagainya. Namun tidak semua air baik digunakan dan dikonsumsi oleh manusia. Air yang baik digunakan dan dikonsumsi oleh manusia adalah air bersih yang sehat. Pemerintah memberi wewenang kepada PDAM untuk mengembangkan dan mengelola air bersih untuk dikonsumsi masyarakat Tanjungpinang. Oleh karna itu PDAM Tirta Kepri mempunyai tanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan air seluruh pelanggannya dengan cara menjual air bersih yang dihasilkannya ke semua pelanggan PDAM Tirta Kepri dengan merata sehingga tidak ada pelanggan yang mendapat aliran air yang tidak sesuai dengan harapanya. Oleh karena itu perlu adanya sistem yang dapat memantau penjualan air bersih pada rentang waktu tertentu di PDAM Tirta Kepri, yaitu dimana sistem yang dapat memperkirakan penjualan air yang akan terjual perbulannya. Maka penulis mengambil inisiatif untuk melakukan penelitian di PDAM Tirta Kepri guna untuk membantu kinerjanya agar bisa memantau penjualan air perbulan agar dapat memaksimalkan angka penjualan air di setiap bulanya. Ada beberapa hal yang sangat mempengaruhi penjualan air di PDAM Tirta Kepri diantaranya adalah jumlah pelanggan, jumlah distribusi air yang dialirkan, jumlah jam layanan operasi kerja serta jumlah kebocoran air setiap bulannya. Oleh karena itu, PDAM Tirta Kepri

2 memerlukan sebuah sistem yang dapat melakukan simulasi untuk memprediksi jumlah penjualan air perbulan agar PDAM Tirta Kepri dapat mengambil tindakan untuk dapat mencapai target penjualan air kesemua pelanggan PDAM Tirta Kepri perbulannya. Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan untuk melakukan prediksi adalah metode Backpropagation, karena Backpropagation merupakan algoritma pembelajaran yang terawasi dan digunakan dengan banyak lapisan untuk mengubah bobotbobot yang terhubung dengan neuronneuron yang ada pada lapisan tersembunyi nya sehingga membuat hasil dari prediksi menjadi lebih baik karena meminimalkan total error dari keluaran yang dihitung oleh jaringan (Kusumadewi dan Hartati, 200). 2. Landasan Teori 2.. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf adalah merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut. Istilah buatan disini digunakan karena jaringan syaraf ini di implementasikan dengan menggunakan program computer yang mampu menyelesaikan sejumlah proses perhitungan selama proses pembelajaran (Fausett, 994). Gambar 2. Sel Syaraf secara 2.2. Backpropagation Neural Network Menurut Kusumadewi dan Hartati (200), Backpropagation merupakan algoritma pembelajaran yang terawasi dan biasanya digunakan oleh perceptron dengan banyak lapisan untuk mengubah bobotbobot yang terhubung dengan neuronneuron yang ada pada lapisan tersembunyi. Algoritma backpropagation menggunakan error output untuk mengubah nilai bobotbobotnya dalam arah mundur (backward). Untuk mendapatkan error ini, tahap perambat maju (forward propagation) harus dikerjakan terlebih dahulu. Gambar 2.3 Arsitektur Jaringan Backpropagation Neural Network (Kusumadewi dan Hartati, 200). Pada saat perambat maju, neuronneuron diaktifkan dengan menggunakan fungsi aktifasi. Fungsi aktivasi yang digunakan adalah sigmoid biner : y = f(x) = + e σx Menurut Yusuf dkk (205), Arsitektur Jaringan Backpropagation seperti diatas terdiri dari tiga unit (neurons) pada lapisan masukan, yaitu X, X 2, X 3 ; lapisan tersembunyi dengan 2 neurons, yaitu Z, Z 2 ; serta unit pada lapisan keluaran yaitu Y. Bobot yang menghubungkan X, X 2, X 3 dengan neuron pertama dan lapisan tersembunyi adalah V, V 2, dan V 3 (V ij : bobot yang menghubungkan neuron input kei ke neuron kej pada lapisan tersembunyi). Untuk b dan b 2 adalah bobot bias yang menuju ke neurons pertama dan kedua pada lapisan tersembunyi. Bobot yang menghubungkan Z, dan Z 2 dengan neuron pada lapisan keluaran adalah W dan W 2. Bobot bias menghubungkan lapisan tersembunyi dengan lapisan keluaran. Fungsi aktivasi yang digunakan antara lapisan tersembunyi dengan lapisan keluaran adalah fungsi aktivasi yang akan ditentukan pada tahap kalibrasi. Menurut Kusumadewi dan Hartati (200), algoritma backpropagation adalah sebagai berikut : Inisialisasi bobot Tetapkan : Maksimum epoch, target error, dan learning rate (α), neuron hidden; Inisialisasi : Epoch = 0. Kerjakan langkahlangkah berikut selama (Epoch < maksimum Epoch) atau (MSE (error) < target error) :. Epoch = epoch + 2

3 2. Untuk tiaptiap pasangan elemen yang akan dilakukan pembelajaran, kerjakan; Feedforward : Tiaptiap unit masukan (X i i =, 2, 3, n) menerima sinyal X i dan meneruskan sinyal tersebut ke semua unit pada lapisan yang ada diatasnya (lapisan tersembunyi). a. Tiaptiap unit pada suatu lapisan tersembunyi (Z j, j =, 2,, p) menjumlahkan sinyalsinyal input terbobot ; n z_in j = b j + i= x i v ij (2.6) gunakan fungsi aktifasi untuk menghitung sinyal outputnya. z j = f(z_in j ).... (2.7) Dan kirimkan sinyal tersebut ke semua unit dilapisan atasnya (unitunit output). b. Tiaptiap unit output (Y k, k =,2,3,, m) menjumlahkan sinyalsinyal input terbobot. p y_in k = b2 k + i= Z j w jk..... (2.8) gunakan fungsi aktifasi untuk menghitung sinyal keluaran yaitu : y k = f(y_in k ) (2.9) Dan kirimkan sinyal tersebut ke semua unit dilapisan atasnya (unitunit output). Catatan : langkah (b) dilakukan sebanyak jumlah lapisan tersembunyi. Backpropagation : a. Tiaptiap unit output (Y k, k =, 2,, m) menerima target pola yang berhubungan dengan pola masukan pembelajaran, dan menghitung informasi errornya : δ2 k = (t k y k )f (y_in k ).... (2.0) φ2 jk = δ2 k z j..(2.) β2 k = δ2 k.... (2.2) Kemudian dihitung koreksi bobot (yang nantiya akan digunakan untuk memperbaiki nilai w kj ) : w jk = αφ2 jk µ w(n)......(2.3) hitung juga koreksi bias (yang nantinya akan digunakan untuk memperbaiki nilai b2 k ) : b2 k = αβ2 k µ w(n)... (2.4) Langkah ini dilakukan sebanyak jumlah lapisan tersembunyi, yaitu menghitung informasi error dari suatu lapisan tersembunyi ke lapisan tersembunyi sebelumnya. b. Tiaptiap unit tersembunyi (Z j, j =, 2,3,, p) menjumlahkan delta masukannya (dari unitunit yang berbeda yang berada pada lapisan diatasnya ) yaitu : m δ_in j = k= δ2 k w jk.... (2.5) Kalikan nilai ini dengan turunan dari fungsi aktifasinya untuk menghitung informasi error : δ j = δ_in j f (z_in j )...(2.6) φ ij = δ j x i...(2.7) β j = δ j...(2.8) Kemudian hitung koreksi bobot (yang nantinya digunakan untuk memperbaiki nilai V ij yaitu : V ij = αφ ij µ w (n)......(2.9) hitung juga koreksi bias (yang nantinya digunakan untuk memperbaiki b j ) : Δb j = αβ j µ w(n ). (2.20) c. Tiaptiap unit output (Y k, k =, 2, m) memperbaiki bias dan bobotnya (j = 0,,2, p) : w jk (baru) = w jk (lama) + w jk... (2.2) b2 k (baru) = b2 k (lama) + b2 k... (2.22) Tiaptiap unit tersembunyi (Z j, j =, 2, p) memperbaiki bias dan bobotnya (i = 0,,2, n) yaitu : V ij (baru) = V ij (lama) + V ij... (2.23) b j (baru) = b j (lama) + b j... (2.24) 3. Hitung MSE (Mean Square Error) Menurut Hansun. (203) kriteria MSE menyatakan besarnya kesalahan ratarata kuadrat dari suatu metode peramalan dengan rumus perhitungan : MSE = n t= e t 2... (2.25) n Dimana : n menyatakan jumlah data. e t adalah nilai kesalahan hasil ramalan yang diperoleh dari X t X t, dalam hal ini X t adalah nilai data aktual dan X t adalah nilai ramalan. 3. Normalisasi Menurut Hidayat dkk (202) Datadata yang ada dilakukan normalisasi dengan membagi nilai data tersebut dengan nilai range data (Nilai data maksimum nilai data minimum). Tujuan dari normalisasi yaitu :. Untuk menghilangkan kerangkapan data. 2. Untuk merubah nilai menjadi satu satuan. 3. Untuk mempermudah pemodifikasian data. 3

4 Jika fungsi aktifasi dengan menggunakan sigmoid biner (range 0 sampai range ), maka data harus ditransformasi [0, ] (Indra, 204). Menurut Hidayat dkk (202) Adapun rumus untuk Normalisasi dalam range [0, ] adalah : X X n = 0 X min.....(2.4) X max X min Dengan : X n = Nilai data normal X 0 = Nilai data aktual X min = Nilai minimum data aktual keseluruhan X max = Nilai maksimum data aktual keseluruhan. 4. Inisialisasi bobot awal dengan metode Nguyen Widrow Metode NguyenWidrow akan menginisialisasi bobotbobot lapisan dengan nilai antara 0.5 sampai 0.5. Metode NguyenWidrow secara sederhana dapat di implementasikan dengan prosedur sebagai berikut (Fausett, 994): Tetapkan : n = jumlah neuron (unit) pada lapisan input P = jumlah neuron (unit) pada lapisan tersembunyi. β = faktor penskalaan (= 0,7 (p) /n ) kerjakan untuk setiap unit pada lapisan tersembunyi (j=,2, p) : a. Inisialisasi bobotbobot dari lapisan input ke lapisan tersembunyi : V ij bilangan random antara 0,5 sampai 0,5 (atau antara γ sampai γ). b. Hitung V j Dimana V j = (V j 2 ) + (V 2j ) 2 + (V nj ) 2. (2.2) c. Inisialisasi ulang bobotbobot : V ij = β V ij... (2.3) V j d. Set bias : b j = bilangan random antara β sampai β. 5. Denormalisasi Menurut Hidayat dkk (202) denormalisasai dapat memberikan atau mengembalikan data, sehingga didapatkan predicted sales dari data training. Menurut Indra (204) adapun rumus denormalisasi dalam range [0,] adalah : X i = y (X max X min ) + X min..(2.5) Dimana : X i = Nilai data normal y = hasil output jaringan X min = data dengan nilai minimum X max = data dengan nilai maximum 3. Analisa Dan Perancangan 3.. Analisa Masalah Data yang digunakan adalah data bulanan dari tahun , yaitu:. Data penjualan air bulanan dari bulan januari tahun 203 sampai dengan bulan Oktober tahun 205 dan data prediksi menggunakan data dari bulan november 205 sampai januari Variabel yang digunakan adalah jumlah pelanggan, jumlah distribusi air, jam layanan operasi kerja dan jumlah kebocoran air. Tabel 5. Data model (34 data penjualan air Januari 203 Oktober 205) jam layan an opera si distrib usi air jumlah seluruh langgan an kebocoran air Penjual an (X ) (X 2 ) (X 3 ) (X 4 ) (T)

5 Tabel 5.2 Data prediksi (3 data penjualan air November 205 januari 206) distribu kebocor si air an air jam layana n operasi jumlah seluruh langgana n Penjual an (X ) (X 2 ) (X 3 ) (X 4 ) (T) Pemodelan Menggunakan Backpropagation Keterangan : a. Normalisasi data dalam range [0, ] Dapat dilihat pada tabel 4. yang merupakan normalisasi data yang digunakan adalah normalisasi dalam range [0, ] dengan persamaan (2.4). Tabel 4. Contoh Data Hasil Normalisasi N o Jam operasi (jam) Distrib usi air Jumlah pelangg anan Keboco Targe ran air (m 3) t (m 3) Data dari hasil normalisasi ini yang akan digunakan untuk membangun model prediksi. Adapun beberapa tahapan yang harus dikerjakan dalam pembuatan model prediksi menggunakan backpropagation neural network adalah sebagai berikut : b. Inisialisasi bobot dengan NguyenWidrow Inisialisasi bobot menggunakan Nguyen Widrow mengikuti model jaringan yang akan dibuat. Disini model yang akan dibangun adalah model jaringan dengan 4 input layer, 4 hidden layer dan output layer (44). maka inisialisasi bobot awal inputnya sebagai berikut : Vij = 0, 0,2 0,3 0,4 0,5 0,4 0,3 0, 0,5 0,3 0, 0,2 Gambar 4. Flowchart Pemodelan Data Backpropagation 0 0, 0,4 0,3 Setelah mendapat angka inisialisasi awal dari bobot maka hitunglah nilai V j dengan persamaan (2.2) V = (0,) 2 + ( 0,5) 2 + (0,5) 2 + (0) 2 = 0,7443 V 2 = (0,2) 2 + ( 0,4) 2 + (0,3) 2 + ( 0,) 2 = 0, V 3 = (0,3) 2 + ( 0,3) 2 + (0,) 2 + (0,4) 2 = 0,

6 V 4 = (0,4) 2 + ( 0,) 2 + (0,2) 2 + (0,3) 2 = 0, Setelah itu inisialisasi ulang bobotbobot input layer ke hidden layer (V ij ) dengan persamaan (2.3) Tabel 4.2 Bobot dan bias input layer ke hidden layer Z Z 2 Z 3 Z 4 V 0,3862 0, , , V 2 0,693 0, ,502 0,8074 V 3 0, , , ,3648 V 4 0 0,8074 0, ,54222 b 0,32 0,9 0,52 0,29 Tabel 4.3 Bobot dan bias awal hidden layer ke Output layer Y W 0, W 2 0,2 W 3 0,52 W 4 0,9 b2 0, c. Inisialisasi parameter Contoh : Maximum Epoch : hidden layer : 4 target error : 0, learning rate (α) : 0,5 momentum (µ) : 0,9 d. Perhitungan feedforward Melakukan penjumlahan dari sinyalsinyal input berbobot pada hidden layer dengan menggunakan persamaan (2.6) Z_in = 0,32 + 0,456522(0,3862) + 0(0,36478) + 0(0,50996) + 0,282299(0,722957) = 0, Z_in 2 = 0,9 + 0,456522( 0,693) + 0( 0,72296) + 0( 0,502) + 0,282299( 0,8074) =,26744 Z_in 3 = 0,52 + 0,456522(0,69303) + 0(0,54228) + 0(0,67332) + 0,282299( 0,3648) = 0, Z in 4 = 0,29 + 0,456522(0) + 0( 0,8074) + 0, ,282299( 0,54222) = 0,36933 Menggunakan fungsi aktifasi untuk menghitung sinyal output menggunakan persamaan (2.7) z = = 0, e 0, z 2 = = 0, e,26744 z 3 = = 0, e 0, z 4 = = 0, e 0,36933 Setelah itu lakukan penjumlahan sinyalsinyal berbobot output layer dengan menggunakan persamaan (2.8) y in = 0. + (0,642762)(0,) +(0,29696)(0,2) + (0,675764) (0,52) + (0,5348)(0,9) =, Gunakan fungsi aktifasi lagi untuk menghitung sinyal output dengan menggunakan persamaan (2.9) Y = + e, = 0, e. Perhitungan Backpropagation Hitung informasi error (δ) di output layer dengan menggunakan persamaan (2.0) δ2 = (0, ,740583)(0,740583) ( ) = 0, Setelah itu hitung koreksi bobot W kj dan koreksi bias b2 yang akan digunakan untuk mengupdate nilai W kj dengan persamaan (2.3) dan (2.4). W = (0,5)(0,080824) (0,642762) +(0,9 0) = 0, W 2 = (0,5)(0,080824) (0,29696) + (0,9 0) = 0, W 3 = (0,5)(0,080824) (0,642762) + (0,9 0) = 0, W 4 = (0,5)(0,080824) (0,5348) + (0,9 0) = 0,02587 b2 = (0,5)(0,080824) + (0,9 0) = 0,04042 Tiaptiap unit tersembunyi menjumlahkan delta inputannya dari unitunit yang berada pada 6

7 lapisan diatasnya (neuron hidden) dengan persamaan (2.5). δ in = (0,080824)(0,) = 0,00889 δ_in 2 = (0,080824)(0,2) = 0,06973 δ_in 3 = (0,080824)(0,52) = 0, δ_in 4 = (0,080824)(0,9) = 0, Lalu lakukan perkalian dengan turunan dari fungsi aktifasinya untuk menghitung informasi error dengan menggunakan persamaan (2.6). δ = (0,00889)(0,642762)( 0,642762) = 0,00204 δ 2 = (0,06973)(0,29696)( 0,29696) = 0,0029 δ 3 = (0,042029)(0,675764)( 0,675764) = 0, δ 4 = (0,072742)(0,5348)( 0,5348) = 0,08 Lakukan perhitungan untuk koreksi perubahan bobot dan bias input layer ke hidden layer (V ij ) dan bias (b j ) yang nantinya akan digunakan untuk memperbaiki nilai V ij dengan menggunakan persamaan (2.9) dan (2.20) V = (0,5)(0,00204)(0,456522) + (0,9 0) = 0, V 2 = (0,5)(0,0029)(0,456522) + (0,9 0) = 0, V 3 = (0,5)(0,009209)(0,456522) + (0,9 0) = 0, V 4 = (0,5)(0,08)(0,456522) + (0,9 0) = 0, V 2 = (0,5)(0,00204)(0) + (0,9 0) = 0 V 22 = (0,5)(0,0029)(0) + (0,9 0) = 0 V 23 = (0,5)(0,009209)(0) + (0,9 0) = 0 V 24 = (0,5)(0,08)(0) + (0,9 0) = 0 V 3 = (0,5)(0,00204)(0) + (0,9 0) = 0 V 32 = (0,5)(0,0029)(0) + (0,9 0) = 0 V 33 = (0,5)(0,009209)(0) + (0,9 0) = 0 V 34 = (0,5)(0,08)(0) + (0,9 0) = 0 V 4 = (0,5)(0,00204)(0,28229) + (0,9 0) = 0, V 42 = (0,5)(0,0029)(0,28229) + (0,9 0) = 0, V 43 = (0,5)(0,009209)(0,28229) + (0,9 0) = 0, V 44 = (0,5)(0,08)(0,28229) + (0,9 0) = 0, b = (0,5)(0,00204) + (0,9 0) = 0, b 2 = (0,5)(0,0029)(0,9 0) = 0, b 3 = (0,5)(0,009209)(0,9 0) = 0, b 4 = (0,5)(0,08)(0,9 0) = 0, f. Perbaikan Bobot Memperbaiki nilai Bobot w kj dan Bias b2 k dengan menggunakan persamaan (2.2) dan (2.22) w (baru) = 0, + 0, = 0,35975 w 2 (baru) = 0,2 + 0, = 0,28878 w 3 (baru) = 0,52 + 0, = 0, w 4 (baru) = 0,9 + 0,02587 = 0,92587 b2 (baru) = 0, = 0,4042 Perbaiki nilai Bobot V kj dan Bias b2 k dengan menggunakan persamaan (2.23) dan (2.24) V (baru) = (0,3862) + (0, ) = 0,39087 V 2 (baru) = (0,36478) + (0, ) = 0,36243 V 3 (baru) = (0,50996) + (0, ) = 0, V 4 (baru) = (0,722957) + (0, ) = 0, V 2 (baru) = ( 0,693) + (0) = 0,693 V 22 (baru) = ( 0,72296) + (0) = 0,72296 V 23 (baru) = ( 0,502) + (0) = 0,502 V 24 (baru) = ( 0,8074) + (0) = 0,8074 V 3 (baru) = (0,69303) + (0) = 0,69303 V 32 (baru) = (0,54228) + (0) = 0,54228 V 33 (baru) = (0,67332) + (0) = 0,67332 V 34 (baru) = ( 0,3648) + (0) = 0,3648 V 4 (baru) = (0) + (0, ) = 0, V 42 (baru) = ( 0,8074) + (0, ) = 0,8033 V 43 (baru) = (0,669328) + (0, ) = 0, V 44 (baru) = ( 0,54222) + (0, ) = 0,53966 b (baru) = (0,32) + (0, ) = 0,3202 b 2 (baru) = ( 0,9) + (0, ) = 0,89855 b 3 (baru) = (0,52) + (0, ) = 0, b 4 (baru) = (0,29) + (0, ) = 0,

8 Setelah mendapat nilai hasil perbaikan bobot dari data training pertama, maka gunakan bobot tersebut untuk perbaikan bobot dan bias pada data training kedua prediksi data menggunakan Backpropagation. Data Training ke2 Sinyal keluaran Output layer (Y 2 ) adalah: Y 2 = 0, Perubahan bobot output layer : w (baru) = 0,24484 w 2 (baru) = 0, w 3 (baru) = 0,52208 w 4 (baru) = 0,89876 b2 (baru) = 0,35098 Perubahan bobot hidden layer : V (baru) =0,32677 V 2 (baru) =0,3522 V 3 (baru) =0,50987 V 4 (baru) =0,72688 V 2 (baru) =0,5502 V 22 (baru) =0,62866 V 23 (baru) =0,40 V 24 (baru) =0,8775 V 3 (baru) =0, V 32 (baru) =0, V 33 (baru) =0,55773 V 34 (baru) =0,3726 V 4 (baru) =0, V 42 (baru) =0,72 V 43 (baru) =0,66277 V 44 (baru) =0,52250 b (baru) =0, b 2 (baru) =0,95546 b 3 (baru) =0,52472 b 4 (baru) =0, Setelah mendapat hasil pada training ke2 maka iterasi atau perulangan pertama telah selesai dikerjakan, proses diulangi hingga mencapai nilai error terkecil atau epoch yang telah ditentukan. Hasil keluaran bobot dan bias pada iterasi yang telah ditentukan akan di simpan untuk selanjutnya digunakan dalam memvalidasi data prediksi. 3.3 Prediksi Data Backpropagation Dapat dilihat pada flowchart di gambar 4.2 yang merupakan alur atau jalan cerita dari proses. Keterangan : a. masukkan data target prediksi hasil dari normalisasi b. masukkan bobot hasil pemodelan c. Perhitungan feedforward Pada tahap feedforward ini adalah menghitung keluaran hasil prediksi, d. Validasi terhadap data target Pada tahap memvalidasi data target ini, yang dilakukan adalah menghitung keluaran hidden layer terlebih dahulu menggunakan persamaan (2.6) dan (2.7) Z in = 0, (0,456522(0,39087) + 0(0,36243) + 0(0,504098) + 0,282299(0,727089) = 0, Z in = 0, (0,456522( 0,693) + 2 0( 0,72296) + 0( 0,502) + 0,282299( 0,874) =, Z in = 0, (0,456522(0,69303) + 3 0(0,54228) + 0(0,67332) + 0,282299( 0,3648) = 0, Z in = 0, (0,456522(0, ) 4 +0( 0,8033) + 0(0,670628) + 0,282299( 0,53966) = 0,

9 z = = 0, e 0, z 2 = = 0, e, z 3 = = 0, e 0, z 4 = = 0, e 0, Sudah di dapati hasil keluaran dari hidden layer dengan menggunakan persamaan (2.6) dan (2.7) diatas maka barulah dapat menghitung hasil prediksi dengan menggunakan persamaan (2.8) dan (2.9). y in = 0, (0, (0,35975)) + ((0, )(0,28878)) + ((0, )(0,547309)) + ((0, )(0,92587)) = 0, Y = = 0, e 0, Hasil prediksi data pertama dengan menggunakan parameter yang telah ditentukan adalah 0,27662 e. Hitung error ratarata prediksi Perhitungan error ratarata hasil prediksi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan (2.25). dimana data yang digunakan adalah output dari hasil pemodelan sebagai data target dan output dari hasil prediksi. Tabel 4.4 Error RataRata Prediksi Target (T) Prediksi (Y) MSE pecahan % , ,45% , ,94% error rata rata 5.39% Dari Perhitungan error menggunakan MSE diatas didapat akurasi model prediksi sebesar 84,6%. Hasil prediksi dengan jumlah perulangan hanya satu kali tidak memberikan hasil prediksi yang tidak terlalu akurat, karena error yang di capai masih sangat besar. Untuk mendapatkan hasil prediksi yang bagus dan mendekati angka target harus membangun suatu model yang menghasilkan nilai error sekecil mungkin. f. Denormalisasi data Denormalisasi data ini dilakukan untuk mengembalikan data hasil normalisasi. Sama halnya dengan proses normalisasi, denormalisasi ini dilakukan dengan cara menggabungkan data model dan data prediksi terlebih dahulu. Dimana data X max dan X min yang digunakan sama dengan data X max dan X min target pada proses normalisasi. proses denormalisasi hanya dilakukan terhadap data target prediksi dan data hasil prediksi dengan persamaan (2.5). Tabel 4.5 Hasil denormalisasi Target (T) Prediksi (Y) Hasil denormalisasi ini akan digunakan untuk proses rekonstruksi. Dimana proses rekonstruksi merupakan proses yang digunakan untuk mengembalikan data hasil dekomposisi Pemodelan Dan Pengujian Data Pemodelan yang akan dibangun terdiri dari 4 lapisan masukan (input layer),dan lapisan keluaran (output layer). Untuk membangun model simulasi dan prediksi penjualan air ini dilakukan berkalikali untuk mencari kombinasi model terbaik dengan cara mengubah hidden layer, learning rate, dan momentum Adapun parameter yang digunakan untuk mecari konfigurasi model terbaik adalah sebagai berikut :. Maximum Iterasi (epoch) : Target error : 0,0 Dari parameter diatas, akan dilakukan pemodelan sebanyak 27 kali dengan hidden layer, learning rate dan momemtum yang berbeda. Adapun hasil dari pemodelan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut : Tabel 5.3 Hasil Pengujian dengan perubahan hidden layer, learning rate dan momentum Hidden Learning Momen No MSE layer rate tum

10 Berdasarkan tabel pemodelan diatas, dapat di lihat bahwa pengujian terbaik dengan hasil akurasi tertinggi terdapat pada pemodelan ke3. Ketepatan data yang dilatih dengan jumlah hidden layer 5, learning rate 0. dan momentum 0.5 memperoleh nilai MSE terkecil sebesar Untuk mendapatkan model terbaik pada pemodelan ke3 dari hasil pengujian terbaik tersebut di dapati pula oleh sistem model jaringan untuk memprediksi berupa bobot hidden layer beserta bias dan output layer beserta biasnya

11 b V V 2 V 3 V 4 V b 2 w w 2 w 3 w 4 w Dari hasil pengujian pemodelan ke 3 dilakukan pengujian lagi dengan menggunakan data asli PDAM TIRTA KEPRI bulan November 205 Januari 206 yang di jadikan sebagai data Training untuk melihat perbandingan dan tingkat akurasi prediksi dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation. Untuk melihat hasil dari perbandingannya dapat di lihat pada table 5.4. Tabel 5.4 Hasil Perbandingan data Training dengan Prediksi No. Penjualan Asli Penjualan Prediksi Margin Error Persenta se Error (M 3 ) (M 3 ) (M 3 ) Setelah melihat tabel 5.4 di atas dapat di rataratakan persentase error dari 3 bulan data Training dari PDAM Tirta Kepri bulan November 205 Januari 206 memiliki nilai persentase ratarata margin error sebesar 0.48%. 4. Penutup a. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Dari penelitian ini dapat di tarik kesimpulan bahwa sistem simulasi dan prediksi penjualan air menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation berhasil di bangun. Sebagai hasil, dengan melakukan percobaan pencarian iterasi sampai dengan iterasi, maka di dapat jumlah MSE terkecil pada iterasi ke5000 dengan kombinasi pencarian model menggunakan maximum error 0.0, 5 neuron hidden layer, jumlah learning rate 0. dan jumlah momentum 0.5 memperoleh nilai MSE terkecil sebesar b. Saran Diharapkan untuk penelitian berikutnya mencoba Menggunakan metode pengembangan dari Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dalam membangun sistem simulasi dan prediksi penjualan air agar mendapatkan angka prediksi yang lebih cepat dengan jumlah iterasi yang lebih kecil. Salah satunya seperti metode Levenberg Marquardt Neural Network. Daftar Pustaka Andrian, Y., dan Ningsih, E., 204, Prediksi curah hujan di kota medan menggunakan metode Backpropagation Neural Network. Medan: Seminar Nasional Informatika. Bekir, K., 20, Hepatitis Disease Diagnosis Using Backpropagation and the Naive Bayes Classifiers. Konya: Journal of Science and Technology, (). Hansun, S., 203, Penerapan WEMA dalam peramalan data IHSG. Tangerang: Ultimatics, 5(2). Hidayanti, N., dan Warsito, B., 200, Prediksi Terjamgkitnya Penyakit Jantung Dengan Metode Learning Vector Quantitazation. Semarang: Media Statistika, 3(). Kusumadewi, S., dan Hartati, S., 200, NeuroFuzzy integrasi sistem fuzzy dan jaringan syaraf, Graha Ilmu, Yogyakarta. Nikmah, U, N., Candra, D., dan Imam, C., 203, Prediksi Kebutuhan Air PDAM Berdasarkan Jumlah Pelanggan Menggunakan AlAlaoui Backpropagation, Skripsi, Universitas Brawijaya, Malang. PSW, A., 2007, Perbandingan Jaringan Syaraf Tiruan BACKPROPAGATION Dan Metode Deret Berkala BOXJENKINS

12 (ARIMA) Sebagai Metode Peramalan Curah Hujan, Skripsi, Universitas Negri Semarang, Semarang. Sandy K., 204, Penerapan metode jaringan saraf tiruan Backpropagation untuk memprediksi nilai ujian sekolah. Pontianak: Jurnal Teknologi, 7(). Tirto, Y, P., Santosa, S., dan Anggi, R, P., 203, Prediksi produksi air PDAM dengan jaringan syaraf tiruan. Semarang: Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan. Wandasari, N, D., 203, Perlakuan Akutansi Atas PPH Pasal 2 Pada PT. Artha Prima Finance Kota Mobagu. Manado: Jurnal EMBA, (3). Widyaningrum, V, T., 203, Artificial Neural Network Backpropagation Dengan Momentum Untuk Prediksi Surface Roghness pada CNC Milling. Bangkalan: Prosiding Conference on Smart Green Technologi in Electrical and Information Systems. Yusuf, E, A., Suprayogi, I., Lilis, Y, H., 205, Model Hidrolgi Runtun Waktu untuk Peramalan Debit Sungai Menggunakan Metode Gabungan Transformasi WaveletArtificial Neural Network. Pekanbaru: Jom FTEKNIK, 2(). 2

SIMULASI DAN PREDIKSI PASANG SURUT AIR LAUT MENGGUNKAN WAVELET-NEURAL-NETWORK (Studi Kasus : Perairan Tarempa)

SIMULASI DAN PREDIKSI PASANG SURUT AIR LAUT MENGGUNKAN WAVELET-NEURAL-NETWORK (Studi Kasus : Perairan Tarempa) SIMULASI DAN PREDIKSI PASANG SURUT AIR LAUT MENGGUNKAN WAVELET-NEURAL-NETWORK (Studi Kasus : Perairan Tarempa) Diana Mahasisswa Program Studi Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji Jl.Politeknik

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) Marihot TP. Manalu Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh Sudharmadi Bayu Jati Wibowo

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Seminar Nasional Informatika 0 ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian, Purwa Hasan Putra Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dwi Marisa Midyanti Sistem Komputer Universitas Tanjungpura Pontianak Jl Prof.Dr.Hadari Nawawi, Pontianak

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, M. Rhifky Wayahdi 2 1 Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 50 Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur Dengan Menggunakan Algoritma Pembelajaran

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Estimasi Needs

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JARINGAN SARAF SECARA BIOLOGIS Jaringan saraf adalah salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara BAB II DASAR TEORI Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban

Lebih terperinci

PREDIKSI NILAI UAS SISWA SMK MENGGUNAKAN ALGORITMA LEVENBERG-MARQUARDT (Studi Kasus : SMK Negeri 4 Tanjungpinang)

PREDIKSI NILAI UAS SISWA SMK MENGGUNAKAN ALGORITMA LEVENBERG-MARQUARDT (Studi Kasus : SMK Negeri 4 Tanjungpinang) PREDIKSI NILAI UAS SISWA SMK MENGGUNAKAN ALGORITMA LEVENBERG-MARQUARDT (Studi Kasus : SMK Negeri 4 Tanjungpinang) Dwi Kuntoro Dhani Susanto Mahasiswa Teknik Informatika, FT UMRAH (dwikuntoro_dhanisusanto@yahoo.com)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Digunakan untuk meminimalkan error pada output yang dihasilkan oleh jaringan. Menggunakan jaringan multilayer. Arsitektur Jaringan Proses belajar & Pengujian

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan Peramalan Inventory Barang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation 1 Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Reza Subintara Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 04, No.2 (2016), hal ISSN : x

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 04, No.2 (2016), hal ISSN : x DETEKSI PENYAKIT PADA TANAMAN JERUK PONTIANAK DENGAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION [1] Fitrajaya Nugraha, [2] Beni Irawan, [3] Dwi Marisa Midyanti [1] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Otak manusia memiliki struktur yang sangat kompleks dan memiliki kemampuan yang luar biasa. Otak terdiri dari neuron-neuron dan penghubung yang disebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan dibahas mengenai teori-teori pendukung pada penelitian ini. Adapun teori tersebut yaitu teori jaringan saraf tiruan dan algoritma backpropragation. 2.1. Jaringan Saraf

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK [1] Meishytah Eka Aprilianti, [2] Dedi Triyanto, [3] Ilhamsyah [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Karyawan atau tenaga kerja adalah bagian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang diimplementasikan sebagai model estimasi harga saham. Analisis yang dilakukan adalah menguraikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu ratarata temperatur bumi periode tahun 1880 sampai dengan tahun 2012. 3.2 Jenis dan

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA Anggi Purnama Undergraduate Program, Computer Science, 2007 Gunadarma Universiy http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi, LAMPIRAN 15 Lampiran 1 Algoritme Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Standar Langkah 0: Inisialisasi bobot (bobot awal dengan nilai random yang paling kecil). Langkah 1: Menentukan maksimum epoch, target

Lebih terperinci

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Pegawai atau karyawan merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Jaringan Syaraf Tiruan merupakan suatu representasi buatan dari otak manusia yang dibuat agar dapat mensimulasikan apa yang dipejalari melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah meminimalkan error pada output

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) 1 Musli Yanto, 2 Sarjon Defit, 3 Gunadi Widi Nurcahyo

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION Eka Irawan1, M. Zarlis2, Erna Budhiarti Nababan3 Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Studi Modifikasi standard Backpropagasi

Studi Modifikasi standard Backpropagasi Studi Modifikasi standard Backpropagasi 1. Modifikasi fungsi objektif dan turunan 2. Modifikasi optimasi algoritma Step Studi : 1. Studi literatur 2. Studi standard backpropagasi a. Uji coba standar backpropagasi

Lebih terperinci

Proses Pembelajaran dengan BackPropagation pada kasus penyakit asma

Proses Pembelajaran dengan BackPropagation pada kasus penyakit asma Proses Pembelajaran dengan BackPropagation pada kasus penyakit asma Oleh Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Penyakit asma merupakan penyakit yang menyerang pada saluran

Lebih terperinci

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP)

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) Apriliyah, Wayan Firdaus Mahmudy, Agus Wahyu Widodo Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN

JARINGAN SYARAF TIRUAN JARINGAN SYARAF TIRUAN 8 Jaringan syaraf adalah merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut. Istilah

Lebih terperinci

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi.

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi. 33 BAB 4 DISAIN MODEL Disain model sistem identifikasi citra karang dirancang sedemikian rupa dengan tuuan untuk memudahkan dalam pengolahan data dan pembuatan aplikasi serta memudahkan pengguna dalam

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perangkat keras komputer berkembang dengan pesat setiap tahunnya selalu sudah ditemukan teknologi yang lebih baru. Meskipun demikian masih banyak hal yang belum dapat

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA Dahriani Hakim Tanjung STMIK POTENSI UTAMA Jl.K.L.Yos Sudarso Km 6.5 Tanjung Mulia Medan notashapire@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Feng PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK... 211 PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Tan

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Bagian terpenting dari CRM adalah memahami kebutuhan dari pelanggan terhadap suatu produk yang ditawarkan para pelaku bisnis. CRM membutuhkan sistem yang dapat memberikan suatu

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION Zulkarnain Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Mobil Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Certainty Factor

Peramalan Penjualan Mobil Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Certainty Factor 23 Peramalan Penjualan Mobil Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Certainty Factor Fachrudin Pakaja, Agus Naba dan Purwanto Abstrak Prediksi penjualan adalah salah satu cara untuk meningkatkan laba perusahaan,

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Penjualan Air Mineral Pada Perusahaan XYZ Dengan Jaringan Saraf Tiruan

Prediksi Jumlah Penjualan Air Mineral Pada Perusahaan XYZ Dengan Jaringan Saraf Tiruan Prediksi Jumlah Penjualan Air Mineral Pada Perusahaan XYZ Dengan Jaringan Saraf Tiruan Kusuma Dewangga, S.Kom. Jurusan Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada Jl. Bulaksumur, Yogyakarta kusumadewangga@gmail.com

Lebih terperinci

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan IMPLEMENTASI JARINGAN SARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI SERVICE KENDARAAN RODA 4 DENGAN METODE BACKPROPAGATION (STUDI KASUS PT. AUTORENT LANCAR SEJAHTERA) Muhammad Fahrizal Mahasiswa Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan materi yang mendukung dalam pembahasan evaluasi implementasi sistem informasi akademik berdasarkan pengembangan model fit HOT menggunakan regresi linier

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis merupakan proses penguraian konsep ke dalam bagian-bagian yang lebih sederhana, sehingga struktur logisnya menjadi jelas. Metode untuk menguji, menilai, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG

PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. 83-87 PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG Daneswara

Lebih terperinci

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN A. OTAK MANUSIA Otak manusia berisi berjuta-juta sel syaraf yang bertugas untuk memproses informasi. Tiaptiap sel bekerja seperti suatu prosesor sederhana. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Suara Manusia Menurut Inung Wijayanto (2013), produksi suara manusia memerlukan tiga elemen, yaitu sumber daya, sumber suara dan pemodifikasi suara. Ini adalah dasar dari teori

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA IRIS MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

IDENTIFIKASI POLA IRIS MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION JURNAL MANUTECH 43 IDENTIFIKASI POLA IRIS MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Yoan Elviralita 1, Asrul Hidayat 2 1 Program Studi Teknik Mekatronika-Politeknik Bosowa 2 Program Studi Perawatan dan Perbaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beban dan Prakiraan Beban Listrik Di dalam sebuah sistem kelistrikan terdapat 2 sisi yang sangat berbeda, yaitu sisi beban dan sisi pembangkitan. Pada sisi beban atau beban

Lebih terperinci

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem Analisa sistem merupakan penjabaran deskripsi dari sistem yang akan dibangun kali ini. Sistem berfungsi untuk membantu menganalisis

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2015 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Prestasi

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK Naskah Publikasi disusun oleh Zul Chaedir 05.11.0999 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah memin

Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah memin BACK PROPAGATION Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah meminimalkan error pada output yang dihasilkan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK INVENTARISASI LUAS SUMBER DAYA ALAM STUDI KASUS PULAU PARI

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK INVENTARISASI LUAS SUMBER DAYA ALAM STUDI KASUS PULAU PARI APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK INVENTARISASI LUAS SUMBER DAYA ALAM STUDI KASUS PULAU PARI Putri Khatami Rizki 1), Muchlisin Arief 2), Priadhana Edi Kresnha 3) 1), 2), 3) Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

134 Sutikno, Indriyati, Sukmawati N.E, Priyo S.S., Helmie A.W., Indra W., Nurdin B., Tri Wardati K., Raditya L.R. dan Diah Putu D.

134 Sutikno, Indriyati, Sukmawati N.E, Priyo S.S., Helmie A.W., Indra W., Nurdin B., Tri Wardati K., Raditya L.R. dan Diah Putu D. 134 Sutikno, Indriyati, Sukmawati N.E, Priyo S.S., Helmie A.W., Indra W., Nurdin B., Tri Wardati K., Raditya L.R. dan Diah Putu D. Chapter 7 Backpropagation dan Aplikasinya Sutikno, Indriyati, Sukmawati

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA Ramli e-mail:ramli.brt@gmail.com Dosen Tetap Amik Harapan Medan ABSTRAK Jaringan Syaraf Tiruan adalah pemrosesan

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang)

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang) Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang) Hadi Syahputra Universitas Putra Indonesia YPTK Padang E-mail: hadisyahputra@upiyptk.ac.id

Lebih terperinci

BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH

BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH 7B. Standar Backpropagation (BP) Backpropagation (BP) merupakan JST multi-layer. Penemuannya mengatasi kelemahan JST dengan layer tunggal yang mengakibatkan perkembangan

Lebih terperinci

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TEKNIK PERAMALAN - A

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TEKNIK PERAMALAN - A ARTIFICIAL NEURAL NETWORK CAHYA YUNITA 5213100001 ALVISHA FARRASITA 5213100057 NOVIANTIANDINI 5213100075 TEKNIK PERAMALAN - A MATERI Neural Network Neural Network atau dalam bahasa Indonesia disebut Jaringan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION [1] Novi Indah Pradasari, [2] F.Trias Pontia W, [3] Dedi Triyanto [1][3] Jurusan Sistem Komputer,

Lebih terperinci

Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan

Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Andi Ihwan 1), Yudha Arman 1) dan Iis Solehati 1) 1) Prodi Fisika FMIPA UNTAN Abstrak Fluktuasi suhu udara berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu perusahaan yang akan memberikan keuntungan dalam bentuk deviden dan capital

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu perusahaan yang akan memberikan keuntungan dalam bentuk deviden dan capital BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Saham Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan, dalam suatu perusahaan yang akan memberikan keuntungan dalam bentuk deviden dan capital gain. Artinya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Curah Hujan, Levenberg Marquardt, Backpropagation. ABSTRACT

ABSTRAK. Kata Kunci : Curah Hujan, Levenberg Marquardt, Backpropagation. ABSTRACT ABSTRAK Dufan, Ariel. 2016. Prediksi Curah Hujan Dengan Menggunakan Algoritma Levenberg- Marquardt Dan Backpropagation (Studi Kasus : BMKG Kota Tanjungpinang), Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Volume : 3, Nomor:, Februari 206 ISSN : 2407-389X PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Fahmi Hasobaran Dalimunthe

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. forecasting produksi gula berdasarkan hasil laporan tahunan PTPN IX

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. forecasting produksi gula berdasarkan hasil laporan tahunan PTPN IX BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada Tugas Akhir ini akan dirancang sebuah Perangkat Lunak untuk forecasting produksi gula berdasarkan hasil laporan tahunan PTPN IX (PERSERO) / PG.Pangka dengan

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

KOMPARASI HASIL KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 KOMPARASI HASIL KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN

Lebih terperinci

Architecture Net, Simple Neural Net

Architecture Net, Simple Neural Net Architecture Net, Simple Neural Net 1 Materi 1. Model Neuron JST 2. Arsitektur JST 3. Jenis Arsitektur JST 4. MsCulloh Pitts 5. Jaringan Hebb 2 Model Neuron JST X1 W1 z n wi xi; i1 y H ( z) Y1 X2 Y2 W2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan bahan yang digunakan dalam membantu menyelesaikan permasalahan, dan juga langkah-langkah yang dilakukan dalam menjawab segala permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Sebelumnya... Pembelajaran Mesin/Machine Learning Pembelajaran dengan Decision Tree (ID3) Teori Bayes dalam Pembelajaran

Sebelumnya... Pembelajaran Mesin/Machine Learning Pembelajaran dengan Decision Tree (ID3) Teori Bayes dalam Pembelajaran Sebelumnya... Pembelajaran Mesin/Machine Learning Pembelajaran dengan Decision Tree (ID3) Teori Bayes dalam Pembelajaran Kecerdasan Buatan Pertemuan 11 Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network)

Lebih terperinci

Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat

Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat Andi Ihwan Prodi Fisika FMIPA Untan, Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling parah dan paling lama tingkat pemulihannya akibat krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN. paling parah dan paling lama tingkat pemulihannya akibat krisis keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan yang terjadi di Asia pada pertengahan tahun 1997 diawali di Thailand dan merembet ke berbagai negara di Asia lainnya seperti di Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol.18, No.4, Oktober 2015, hal 151-156 PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK Zaenal

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Havid Syafwan 1, Herman Saputra 2 *1 Program Studi Manajemen Informatika, AMIK

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Bagian Ilmu Produksi Ternak Perah, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan selama dua

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN HANDPHONE DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus : CV.

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN HANDPHONE DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus : CV. APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN HANDPHONE DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus : CV. Bryan Ponsel) Des Indeks Giawa Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Penentuan Status Gizi Balita Dan Rekomendasi Menu Makanan Yang Dibutuhkan

Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Penentuan Status Gizi Balita Dan Rekomendasi Menu Makanan Yang Dibutuhkan 119 Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Penentuan Status Gizi Balita Dan Rekomendasi Menu Makanan Yang Dibutuhkan Fitri, Onny Setyawati, dan Didik Rahadi S Abstrak -Status gizi balita dapat ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH

BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu data saham Astra Internasional Tbk tanggal 2 Januari

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu

BAB III LANDASAN TEORI. Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Peramalan Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu yang akan terjadi dimasa sekarang maupun yang akan datang. dikarena masa yang akan datang

Lebih terperinci

Implementasi Metode Backpropagation Untuk Klasifikasi Kenaikan Harga Minyak Kelapa Sawit

Implementasi Metode Backpropagation Untuk Klasifikasi Kenaikan Harga Minyak Kelapa Sawit Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 4, April 2018, hlm. 1547-1552 http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Metode Backpropagation Untuk Klasifikasi Kenaikan

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION TERHADAP PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG RUPIAH DAN DOLAR

ANALISIS JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION TERHADAP PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG RUPIAH DAN DOLAR Jurnal Barekeng Vol. 8 No. Hal. 7 3 (04) ANALISIS JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION TERHADAP PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG RUPIAH DAN DOLAR Analysis of Backpropagation Artificial Neural Network to

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Jaringan Syaraf Tiruan Artificial Neural Network atau Jaringan Syaraf Tiruan (JST) adalah salah satu cabang dari Artificial Intelligence. JST merupakan suatu sistem pemrosesan

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 203-209 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA PERCEPTRON UNTUK PENGENALAN POLA MASUKAN BINER MAUPUN BIPOLAR MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI

IMPLEMENTASI ALGORITMA PERCEPTRON UNTUK PENGENALAN POLA MASUKAN BINER MAUPUN BIPOLAR MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI IMPLEMENTASI ALGORITMA PERCEPTRON UNTUK PENGENALAN POLA MASUKAN BINER MAUPUN BIPOLAR MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI Andi Harmin Program Studi : Teknik Komputer STMIK Profesional Makassar andiharmin1976@gmail.com

Lebih terperinci