Penulis: Asep Hermana M.Pd

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penulis: Asep Hermana M.Pd"

Transkripsi

1 1

2 Penulis: Asep Hermana M.Pd i

3 Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Bahan Ajar ini tepat pada waktunya, walaupun ada beberapa hambatan. Bahan Ajar ini ditulis untuk digunakan oleh siswa SMK sesuai dengan jurusannya agar dapat memahami dan lebih mendalami permasalahanpermasalahan materi yang dibahas pada buku ini yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kompetensi siswa. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak baik secara kelembagaan maupun perseorangan yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan Bahan Ajar ini, semoga semua bantuannya mendapat ganjaran yang berlipat ganda. Harus diakui, dan kami menyadarinya bahwa Bahan Ajar ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami harapkan saran, kritik atau apapun untuk perbaikan penulisan Bahan Ajar ini, terima kasih. Penulis ii

4 KATA PENGANTAR Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Di dalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik serta rumusan proses pembelajaran dan penilaian yang diperlukan oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Faktor pendukung terhadap keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013 adalah ketersediaan Buku Siswa dan Buku Guru, sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang ditulis dengan mengacu pada Kurikulum Buku Siswa ini dirancang dengan menggunakan proses pembelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi yang telah dirumuskan dan diukur dengan proses penilaian yang sesuai. Sejalan dengan itu, kompetensi keterampilan yang diharapkan dari seorang lulusan SMK adalah kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. Kompetensi itu dirancang untuk dicapai melalui proses pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) melalui kegiatankegiatan berbentuk tugas (project based learning), dan penyelesaian masalah (problem solving based learning) yang mencakup proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Khusus untuk SMK ditambah dengan kemampuan mencipta. Sebagaimana lazimnya buku teks pembelajaran yang mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi, buku ini memuat rencana pembelajaran berbasis aktivitas. Buku ini memuat urutan pembelajaran yang dinyatakan dalam kegiatankegiatan yang harus dilakukan peserta didik. Buku ini mengarahkan hal-hal yang harus dilakukan peserta didik bersama guru dan teman sekelasnya untuk mencapai kompetensi tertentu; bukan buku yang materinya hanya dibaca, diisi, atau dihafal. Buku ini merupakan penjabaran hal-hal yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan kurikulum 2013, peserta didik diajak berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Buku ini merupakan edisi ke-1. Oleh sebab itu buku ini perlu terus menerus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya sangat kami harapkan; sekaligus, akan terus memperkaya kualitas penyajian buku ajar ini. Atas kontribusi itu, kami ucapkan terima kasih. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada kontributor naskah, editor isi, dan editor bahasa atas kerjasamanya. Mudah-mudahan, kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan menengah kejuruan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045). Jakarta, Januari 2014 Direktur Pembinaan SMK Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA iii

5 DAFTAR ISI Penulis:... i Kata Pengantar Penulis... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... x BAB. I PENDAHULUAN... 1 BAB. II PEMBELAJARAN... 7 Bagaimana pemasangan kaca jendela supaya tidak pecah karena pemuaian?. 39 Ciri Ciri Kondisi Karat pada Masing Masing Stadium Jenis Perancah Fungsi Scaffolding Kelengkapan Alat Pelindung Panduan Menggunakan Perancah Atau Scaffolding Di Tempat Kerja Untuk Menghindari Seringnya Kecelakaan Kerja Yang Terjadi Jenis-Jenis Bekisting Bekisting Atau Formwork Dan Jenisnya Metode Kerja Bekisting Kolom Dan Dinding Kelengkapan Alat Pelindung METODA PELAKSANAAN Sloof dibuat untuk 2 Fungsi, yaitu: Sloof Pada Rumah dan Gedung Sloof untuk Pagar Dinding Batubata Cara dan Teknis Kerja Membuat Bekisting (mall) Sloof : Metode Pekerjaan Pemasangan Bekisting dengan Bracket Kelengkapan Alat Pelindung Sloof dibuat untuk 2 Fungsi, yaitu: Sloof Pada Rumah dan Gedung Sloof untuk Pagar Dinding Batubata Sloof Pada Rumah dan Gedung dan Sloof untuk Pagar Dinding Batubata iv

6 5. Pembongkaran dilakukan bila umur beton telah mencapai cukup umur ( 28 hari ). Dan beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya g. Lembar kerja siswaa Memasang bagian-bagian bekisting pelat lantai a. Alat BAB. III EVALUASI A. Tes Tertulis B. Tes Praktik KUNCI JAWABAN A. Tes Tertulis BAB. IV PENUTUP DAFTAR PUSTAKA v

7 Daftar Gambar GBR contoh lembaran kaca GBR 2. 2 Gambar Kerja GBR 2. 3 Gambar Kerja GBR 2. 4 Gambar memasang kaca pada daun Jendela GBR 2. 5 Gambar memasang kaca pada daun pintu geser GBR 2. 6 Gambar yang sedang memasang kaca jendela GBR 2. 7 Gambar yang sedang memasang kaca jendela GBR 2. 8 Gambar jenis kaca biasa GBR 2. 9 Gambar pemasangan kaca jenis akrilik pada daun pintu GBR Gambar pemasangan kaca jenis bermotif pada daun jendela GBR Gambar pemasangan kaca jenis bertulang GBR Gambar pemasangan kaca jenis bertulang pada daun jendela GBR Gambar kaca jenis majemuk GBR Gambar kaca jenis bertulang GBR Gambar kaca jenis bertulang GBR Jendela GBR Gambar memasang kaca pada daun pintu lipat GBR Pengukuran GBR Memotong kaca dengan lurus sesuai dengan ukuran GBR Gambar alat pemotongan kaca GBR Gambar alat pematah kaca GBR Gambar Tang alat bantu memotong kaca GBR Gambar perletakan kaca yang akan dipotong GBR Gambar cara pemotongan kaca GBR Gambar cara memotong kaca GBR Menekan Hasil Pemotongan GBR Gambar cara mematahkan kaca yang sudah dipotong GBR Gambar cara menghaluskan tepi kaca GBR Gambar cara menghaluskan tepi kaca GBR Gambar perletakan kaca yang akan dipotong GBR Posisi pemotong Kaca GBR Gambar posisi pemasangan kaca GBR Gambar cara pemasangan kaca GBR Gambar Pintu utama dengan penerangan kaca GBR Gambar memasang kaca jendela GBR Gambar memasang kaca pintu GBR Gambar memasang kaca pintu double GBR Memasang Daun Jendela GBR Memasang List Kaca GBR Contoh pemasangan Lis Kaca vi

8 GBR Scaffolding GBR Proyek Scaffolding GBR Aerial Lifts GBR Gambar perancah andang kayu GBR Gambar perancah andang bambu GBR Gambar perancah andang besi GBR Gambar perancah tiang dari bambu GBR Gambar perancah tiang dari bambu, konsol besi GBR Gambar perancah tiang logam pipa GBR Gambar perancah besi beroda GBR Gambar Perancah Besi tanpa Roda GBR Gambar Perancah Menggantung GBR Gambar perancah frame GBR Gambar perancah dolken GBR GBR Strip Board One Side Scaffold GBR Auxiliary Fixtures For Pipe Scaffolding GBR Bracket One Side Scaffold GBR Gambar perancah Independent Scaffold GBR Gambar perancah Independent Scaffold GBR Gambar Birdcage Scaffold GBR Gambar perancah Access Tower Scaffold GBR Gambar perancah Cantilever Scaffold GBR GBR Gambar perancah Suspended Scaffold GBR Mobile Scaffold GBR Gambar perancah Mobile Scaffold GBR Mobile Scaffold GBR Pasangan Perancah GBR Gambar perancah dari bambu GBR Perancah satu sisi dari bambu GBR Pemasangan perancah GBR Rangkaian batang bambu bagian atas dan batang bawah GBR perancah dari bahan bambu GBR Gambar Pipa dan klem perancah GBR Perancah Logam GBR Gambar Jenis-jenis bahan perancah, Perancah logam, scaffolding.. 91 GBR Gamabar perancah menara GBR Tangga Anjungan Kerja GBR Perancah logam GBR Gambar Safety Helmet GBR gambar Sabuk Keselamatan (safety belt) GBR gambar Sepatu Karet (sepatu boot) vii

9 GBR Sepatu pelindung (safety shoes) GBR Sarung Tangan GBR Tali Pengaman (Safety Harness) GBR Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff) GBR Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses) GBR Masker (Respirator) GBR Pelindung wajah (Face Shield) GBR Jas Hujan (Rain Coat) GBR Perancah dari bahan kayu GBR Pemasangan perancah di tembok GBR Membuat Lobang tiang perancah GBR Perancah tetap dari bambu GBR Perancah yang dapat dipindah GBR Gambar perancah tiang dari kayu GBR Standar Industri scaffolding GBR Perancah gantung GBR Perancah rangka yang dilas GBR Gambar pemasangan perancah oleh petugas K3L khusus perancah GBR perancah satu sisidari bambu GBR Gambar Bekisting Konvensional GBR Gambar Bekisting Konvensional GBR Gambar bekisting konvensional GBR Bekisting GBR Gambar Bekisting knock down pada pekerjaan pile cap GBR Gambar Bekisting knock down pada pekerjaan tie beam GBR Gambar Bekisting knock down pada pekerjaan kolom GBR Gambar Bekisting knock down pada pekerjaan balok GBR Gambar Bekisting fiberglass GBR Gambar Bekisting fiberglass GBR Bekisting Tradisional GBR Gambar hutan yang gundul GBR Bekisting Rkeayasa GBR Bekisting Plastik GBR Bekisting Permanen GBR Bekisting Struktural Stay in Place GBR Bekisting material plastik GBR Gambar perspektif bekisting balok GBR Bekisting /Acuan Plat, balok dan kolom GBR Safety Helmet GBR Sabuk Keselamatan GBR Sepatu karet boot GBR Sepatu Pelindung viii

10 GBR Sarung Tangan GBR Tali Pengaman GBR Bekisting /Acuan Plat, balok dan kolom GBR bekisting kolom GBR Kolom Segi empat dan delapan GBR Acuan dan Perancah GBR Pelat lantai dengan Balok GBR Cetakan dan acuan untuk pelat lanti dan balok GBR Cetakan dan acuan untuk pelat lantai tanpa balok GBR Bekisting/ cetakan beton untuk balok GBR Gambar bekisting kolom GBR Gambar cara memasang bekisting dinding GBR Gambar Cara memasang bekisting pelat lantai GBR Bagian bekisting balok GBR Bekisting plat beton GBR Gelegar dan tiang penyangga GBR Bekisting papan multiplek GBR Acuan tangga beton GBR (Sloof untuk Rumah GBR (Sloof untuk Pagar Dinding Batu Bata) GBR Sloof yang dipasang Duduk diatas Tanah langsung GBR Sloof yang dipasang Gantung (tidak duduk diatas Tanah) GBR Bekisting dengan bracket GBR Helmet GBR Sabuk Keselamatan GBR Sepatu karet GBR Sepatu Pelindung GBR Kaus Tangan GBR Tali pengaman GBR ear plug GBR Kacamata GBR Masker GBR Pelindung Wajah GBR Jas hujan GBR Cetakan dan acuan pelat lantai beton tanpa balok ix

11 Daftar Tabel Tabel 1. 1 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR... 4 Tabel 2. 1 Sub Kompetensi... 7 Tabel Tabel 2. 3 Sub Kompetensi Tabel 2. 4 Sub Kompetensi Tabel 2. 5 PEDOMAN PENILAIAN x

12 BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam bahan ajar ini Anda akan mempelajari tentang : 1. Menerapkan prosedur pemasangan kaca pada kusen dan daun pintu jendela, pekerjaan ini tidak semudah yang dilihat atau dibayangkan. Dengan sifat kaca yang sangat mudah pecah dan membutuhkan ekstra hati-hati dalam penanganannya, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang penting pada saat memasang kaca pada kusen dan daun pintu jendela. 2. Menerapkan dan menganalisis prosedur pemasngan perancah/ scaffolding. pembahasan materi tentang perancah merupakan pekerjaan yang bersifat sementara, perancah /scaffolding atau steger merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan gedung. Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung sudah mencapai ketinggian dua meter atau lebih dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja. 3. Menerapkan dan menganalisis prosedur pemasangan bekisting untuk kolom, balok dan plat lantai. Pembahasan materi tentang bekisting, merupakan pekerjaan yang bersifat sementara, bekisting atau cetakan beton merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan gedung, kualitas penampilan dan bentuk beton sangat tergantung kepada cetakan beton yaitu bekisting. B. Prasyarat Untuk dapat mempelajari dan mengerjakan bahan ajar ini peserta didik /siswa harus sudah menguasai dan dapat mengerjakan tentang: 1. Menggunakan dan merawat alat-alat kerja kayu tangan 2. Membuat macam-macam sambungan dan hubungan kayu 3. Menggunakan dan merawat mein-mesin fortable kerja kayu 4. Menggunkan dan merawat mein-mesin tetap/stasioner kerja kayu 5. Mengetahui ukuran dan jenis-jenis kaca yang akan dipasang. 6. Malaksanakan K3 dan penggunaan APD 7. Merencanakan pemasangan perancah 8. Merencanakan pemasangan bekisting 1

13 C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat dan teliti. Karena dalam skema bahan ajar akan nampak kedudukan bahan ajar yang sedang anda pelajari dengan bahan ajar yang lain. 2. Kerjakan soal-soal dalam cek kemampuan untuk mengukur sampai sejauh mana pengetahuan yang telah Anda miliki. 3. Apabila dari soal dalam cek kemampuan telah Anda kerjakan dan 70 % terjawab dengan benar, maka Anda dapat langsung menuju Evaluasi untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Tetapi apabila hasil jawaban Anda tidak mencapai 70 % benar, maka Anda harus mengikuti kegiatan pemelajaran dalam modul ini. 4. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar untuk mempermudah dalam memahami suatu proses pekerjaan. 5. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam penguasaan suatu pekerjaan dengan membaca secara teliti. Kemudian kerjakan soal-soal evaluasi sebagai sarana latihan. 6. Untuk menjawab tes formatif usahakan memberi jawaban yang singkat, jelas dan kerjakan sesuai dengan kemampuan Anda setelah mempelajari modul ini. 7. Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan bilamana perlu konsultasikan hasil tersebut pada guru/instruktur. 8. Catatlah kesulitan yang Anda dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan pada guru pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar Anda mendapatkan tambahan pengetahuan. 9. Gunakan pakaian kerja dengan benar dan rapi agar dapat bekerja dengan bebas dan aman. 10. Siapkan semua peralatan yang mendukung pelaksanaan pembuatan kusen pintu tunggal. 11. Buat daftar potongan bahan untuk pembuatan kusen pintu tunggal secara lengkap. 12. Ikuti prosedur dan langkah-langkah kerja secara urut sebagaimana tercantum dalam modul ini. 13. Bila ada yang meragukan segera konsultasikan dengan Instruktur/guru. 2

14 14. Mengawali dan mengakhiri pekerjaan dengan berdo a agar diberikan kelancaran, perlindungan dan keselamatan dari yang Maha Agung. D. Tujuan Akhir Setelah mempelajari dan mengerjakan tugas bahan ajar ini bila disediakan peralatan, bahan, gambar kerja dan waktu yang cukup peserta didik/ siswa mampu dan dapat melaksanakan pemasangan kaca pada kusen daun pintu,jendela maupun ventilasi, dan dapat melaksanakan pemasangan perancah dan bekisting dengan berbagai bentuk, ukuran dan variasi secara mandiri maupun kelompok dengan hasil yang baik sesuai gambar kerja, tepat ukuran, rapi dan dalam waktu yang cepat serta dapat mengoptimalkan penggunaan mesin-mesin tetap/stasioner, mesin-mesin fortble maupun alat-alat tangan kerja kayu yang ada serta melaksanakan K3 dan penggunaan APD sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan di masyarakat. 3

15 E. Kompetensi KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI KAYU Untuk SMK KELAS: XI Tabel 1. 1 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR KI- 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan 1.1. Menambah keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya 1.2. Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur kebutuhana manusia terhadap kebutuhan papan yang berkaitan dengan Implementasi rekayasa dan pelaksanaan konstruksi kayu Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan diskusi 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan pada bidang penyediaan kebutuhan akan rekayasa dan pelaksanaan konstruksi kayu sebagai cerminan kehidupan dan pergaulan di bermasyarakat 3.4. Menerapkan prosedur pemasangan kaca pada kusen/daun pintu/jendela kayu 3.5. Menerapkan dan menganalisis prosedur Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 4

16 KOMPETENSI INTI prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung KOMPETENSI DASAR pemasangan perancah kayu 3.6. Menerapkan dan menganalisis prosedur pemasangan bekisting kayu untuk kolom, balok, dan pelat lantai 4.4. Menyaji pemasangan kaca pada kusen/daun pintu/jendela Kayu 4.5. Mengolah kebutuhan pemasangan perancah kayu 4.6. Mengolah keburtuhan pemasangan bekisting kayu Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 5

17 F. Cek Kemampuan Awal 1. Jelaskan langkah-langkah merencanakan pemasangan kaca! 2. Jelaskan alat-alat yang diperlukan untuk pekerjaan memotong kaca! 3. Jelaskan gunanya Perancah! 4. Sebutkan tiga jenis pekerjaan perancah! 5. Sebutkan syarat-syarat merencanakan perancah! 6. Sebutkan gunanya bekisting! 7. Sebutkan lima macam jenis pekerjaan bekisting! 8. Sebutkan syarat-syarat merencanakan bekisting! 9. Sebutkan peralatan apa saja untuk pekerjaan perancah dan bekisting! 10. Jelaskan penggunaan APD dalam melaksanakan K3 Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 6

18 A. Deskripsi Kompetensi BAB. II PEMBELAJARAN : Menerapkan prosedur pemasangan kaca pada kusen dan daun pintu, jendela kayu Sub Kompetensi : 1. Melaksanakan Pekerjaan Persiapan Pemasangan Kaca 2. Memasang kaca pada kusen daun pintu jendela 3. Memotong kaca dengan lurus sesuai ukuran. 4. Memasang kaca pada bagian yang telah ditentukan 5. Memasang Lis kaca Tabel 2. 1 Sub Kompetensi Sub. Jenis Tanggal Waktu Tempat Alasan Tanda Tangan Komp Kegiatan Belajar Perubahan Guru 1 Teori Ruang Praktik Bengkel 2 Teori Ruang Praktik Bengkel 3 Teori Ruang Praktik Bengkel 4 Teori Ruang Praktik Bengkel 5 Teori Ruang Praktik Bengkel Jumlah Jam B. Kegiatan Belajar Kegiatan Belajar 1. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 7

19 Menerapkan prosedur pemasangan kaca pada kusen dan daun pintu, jendela kayu 1.1. Melaksanakan pekerjaan persiapan pemasangan kaca a. Tujuan pembelajaran 1. Diharapkan siswa dapat menjelaskan peralatan yang dipakai untuk pemasangan kaca 2. Diharapkan siswa dapat menjelaskan bahan yang diperlukan dalam pemasangan kaca dengan benar 3. Diharapkan siswa dapat menjelaskan persiapan pemasangan kaca pada kusen, daun pintu/ daun jendela dengan benar b. Uraian Materi Pekerjaan pemasangan Kaca Pekerjaan ini tidak semudah yang dilihat atau dibayangkan. Dengan sifat kaca yang sangat mudah pecah dan membutuhkan ekstra hatihati dalam penanganannya, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang penting pada saat memasang kaca pada daun pintu/jendela. Konstruksi pemasangan kaca pada daun pintu/jendela dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode, tergantung dari ukuran kayu, material rangka daun pintu/jendela, fungsi, dan ketebalan kaca. Persyaratan Bahan 1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, tarik, gilas dan pengambangan (float glass). 2. Toleransi lebar dan panjang kaca adalah ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik. 3. Kesikuan untuk kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 8

20 lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter. 4. Cacat-cacat pada kaca Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruangruang yang berisi gas yang terdapat pada kaca). Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah baik sebagian atau seluruh tebal kaca). Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah luar/ masuk). Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok). Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA. Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 3 mm. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 9

21 GBR contoh lembaran kaca Bahan Kaca Bahan kaca dari jenis Clear Glass dan kaca polos/ buram dengan ketebalan 3 mm harus sesuai SNI A. Digunakan setaraf produk PT. ASAHI MAS. Cara Memasang Kaca dan Pelaksanaanya : Lingkup pekerjaan memasang kaca rumah baik untuk kusen jendela, atau daun pintu apa saja persyaratan bahannya, dan langkah-langkah pelaksanaan pemasangan kacaharus sesuai prosedur. Lingkup Pekerjaan 1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam detail gambar. Persyaratan Bahan 1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 10

22 tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, tarik, gilas dan pengambangan (float glass). 2. Toleransi lebar dan panjang, ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik. 3. Kesikuan kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter. 4. Cacat-cacat - Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik. - Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruangruang yang berisi gas yang terdapat pada kaca). - Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan. - Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah baik sebagian atau seluruh tebal kaca). - Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah luar/ masuk). - Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan. - Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok). - Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA. - Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 3 mm. 5. Bahan Kaca - Bahan kaca dari jenis Clear Glass dan kaca polos/ buram dengan ketebalan 3 mm harus sesuai SNI A.Digunakan setaraf produk PT. ASAHI MAS. - Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 11

23 Persiapan memasang kaca Alat : 1. Lantai kerja datar 2. Meja kerja 3. Palu besi 4. Drip 5. Batu gerinda 6. Catut/ tang Bahan : 1. Kaca 2. Paku 3. Lis kayu 4. Kusen 5. Daun pintu 6. Daun jendela Hal-hal yang perlu diperhatikan Tempat kerja Lantai kerja yang rata/datar Meja kerja selebar benda kerja Benda kerja Harus siku Tidak baling Ketepatan ukuran Kaca Harus siku Ketepatan ukuran Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 12

24 Tebalnya sesuai Tidak boleh ada sisi tajam Tidak boleh tergores/cacat c. Rangkuman Apabila kaca dengan tebal kurang dari 4 mm, sebaiknya gunakan sistem rangka tempel, papan belakang yang sekaligus daun pintu/jendela berfungsi sebagai penahan kaca agar stabil dan tidak pecah, kemudian ditambahkan lis tempel di sekeliling kaca untuk menahan kaca tetap pada posisinya. Bila tebal kaca lebih dari 5 mm, dapat digunakan rangka kayu solid, bagian dalam rangka perlu dibuat satu lajur takikan untuk penempatan kaca. Kemudian kaca ditahan dengan lis kecil di sekeliling rangka kayu. Tabel 2. 2 Jenis kaca Tebal (mm) Penggunaan -Tebal tunggal 0,8 1,8 Peralatan lab dan cermin -Tebal ganda 1,8 4 Jendela rumah, perabot -Tebal rangkap 5-7 Etalase dan penyekat ruang Faktor yang mempengaruhi pemasangan kaca 1. Fungsi 2. Ukuran kayu 3. Rangka daun pintu/jendela 4. Ketebalan kaca d. Tugas Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 13

25 Buatlah rencana persiapan pemasangan kaca dengan rencana penempatan kaca pada pintu, jendela dan ventilasi tersebut! e. Tes Formatif 1. Jelsakan pemasangan kaca pada daun pintu/jendela dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara?, 2. Jelaskan syarat pemasangan Kaca pada daun pintu/jendela? 3. Jelaskan penggolongan kaca berdasarkan ketebalan? 4. Jelaskan faktor yang mempengaruhi pemasangan kaca? 5. Jelaskan fungsi Lis pada pemasangan kaca? f. Kunci Jawaban 1. a. tergantung dari ukuran kayu, b. material rangka daun pintu/jendela, c. fungsi, dan d. ketebalan kaca. 2. Harus siku, Ketepatan ukuran, Tebalnya sesuai, Tidak boleh ada sisi tajam dan Tidak boleh tergores/cacat Tebal tunggal 0,8 1,8 Penggunaan Peralatan lab dan cermin - Tebal ganda 1,8 4 penggunaan Jendela rumah, perabot - Tebal rangkap 5 7 penggunaan Etalase dan penyekat ruang 4. Fungsi, Ukuran kayu, Rangka daun pintu/jendela dqn Ketebalan kaca 5. Penahan sekaligus penjepit kaca pemasangan kaca pada kusen daun. g. Lembar kerja siswa Persiapan memasang kaca Alat : 1. Lantai kerja datar 2. Meja kerja 3. Palu besi 4. Drip Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 14

26 5. Batu gerinda 6. Catut/ tang 7. Pemotong kaca Bahan : 1. Kaca 2. Paku 3. Lis kayu 4. Kusen 5. Daun pintu 6. Daun jendela Hal-hal yang perlu diperhatikan Tempat kerja Lantai kerja yang rata/datar Meja kerja selebar benda kerja Benda kerja berupa daun pintu jendela Harus siku Tidak baling Ketepatan ukuran Kaca Harus siku Ketepatan ukuran Tebalnya sesuai Tidak boleh ada sisi tajam Tidak boleh tergores/caca h. Gambar kerja Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 15

27 GBR 2. 2 Gambar Kerja 1 GBR 2. 3 Gambar Kerja 2 Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 16

28 1.2. Memasang kaca pada kusen daun pintu/ jendela a. Tujuan kegiatan pembelajaran 1. Diharapkan siswa dapat menjelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi pemasangan kaca 2. Diharapkan siswa dapat menjelaskan macam-macam tebal kaca dengan benar 3. Diharapkan siswa dapat menjelaskan macam-macam jenis kaca/warna kaca sesuai standart pabrik 4. Diharapkan siswa dapat menjelaskan prosedur pemasangan kaca dengan benar b. Uraian Materi Lingkup Pekerjaan 1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam detail gambar perencanaan pemasangan kaca. 3. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan kaca antara lain : Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tandatanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam alur kaca pada kusen. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 17

29 Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen, harus diisi dengan lem silikon warna transparan cara pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak/ pecah, dan bebas dari segala noda dan bekas goresan. Pemasangan kaca pada kusen dan daun GBR 2. 4 Gambar memasang kaca pada daun Jendela Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 18

30 GBR 2. 5 Gambar memasang kaca pada daun pintu geser GBR 2. 6 Gambar yang sedang memasang kaca jendela Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 19

31 GBR 2. 7 Gambar yang sedang memasang kaca jendela Macam-macam ketebalan kaca 2 mm 3 mm 4 mm 5 mm 6 mm 8 mm 10 mm 12 mm Macam-macam jenis/warna kaca Kaca buram Kaca berwarna Kaca bunga Es Kaca mobil Kaca bertulang Kaca majemuk Kaca akrilik Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 20

32 Kaca biasa (bening, Riben) Kaca bermotif GBR 2. 8 Gambar jenis kaca biasa GBR 2. 9 Gambar pemasangan kaca jenis akrilik pada daun pintu Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 21

33 GBR Gambar pemasangan kaca jenis bermotif pada daun jendela GBR Gambar pemasangan kaca jenis bertulang Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 22

34 GBR Gambar pemasangan kaca jenis bertulang pada daun jendela GBR Gambar kaca jenis majemuk Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 23

35 GBR Gambar kaca jenis bertulang GBR Gambar kaca jenis bertulang GBR Jendela Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 24

36 Melaksanakan pemasangan kaca GBR Gambar memasang kaca pada daun pintu lipat c. Rangkuman Cara memasang kaca pada daun pintu/jendela adalah sebagai berikut; 1. Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar. 2. Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam. 3. Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk memegang kaca. 4. Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun pintu/jendela. 5. Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil. 6. Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca karena gerakan martil Prosedur pemasangan kaca Siapkan benda kerja Pastikan kaca siap untuk dipasang Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 25

37 Siapkan peralatan Pekerjaan siap dilaksanakan Bersihkan tempat kerja d. Tugas Kerjakan memasang kaca pada Kusen jendela maupun daun pintu jendela sekaligus memasang lis kayu sesuai dengan prosedur! e. Tes formatif 1. Apa yang dilakukan agar kaca tidak tajam? jelaskan alasannya! 2. Jelaskan kegunaan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang dipasang lis kayu? 3. Jelaskan macam-macam dari ketebalan kaca? 4. Sebutkan 3 Macam-macam jenis/warna kaca? 5. Sebutkan Bagaimana prosedur pemasangan kaca? f. Kunci jawaban 1. Digerinda dengan menggunakan batu gosok. 2. Untuk menghindari goresan pada permukaan kaca, karena gerakan martil. 3. 1mm,2mm,3mm,4mm,5mm,6mm,8mm,10mm dan 12mm. 4. a. Kaca biasa (bening, Riben), b. Kaca bunga Es, c. Kaca bertulang 5. Pastikan kaca siap untuk dipasang, Siapkan peralatan g. Lembar kerja siswa Prosedur pemasangan kaca Siapkan benda kerja Pastikan kaca siap untuk dipasang Siapkan peralatan Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 26

38 Pekerjaan siap dilaksanakan Bersihkan tempat kerja Cara memasang kaca pada daun pintu/jendela adalah sebagai berikut; Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar. Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam. Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk memegang kaca. Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun pintu/jendela. Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil. Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca karena gerakan martil Pelaksanaan pekerjaan pemasangan kaca antara lain : Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, serta diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca yang tajam. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam alur kaca pada kusen. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 27

39 Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen, harus diisi dengan lem silikon warna transparan cara pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak/ pecah, dan bebas dari segala noda dan bekas goresan. h. Gambar kerja GBR Pengukuran GBR Memotong kaca dengan lurus sesuai dengan ukuran Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 28

40 a. Tujuan kegiatan pembelajaran 1. Diharapkan siswa dapat menjelaskan peralatan yang dipakai untuk pemotongan kaca dengan baik 2. Diharapkan siswa dapat menjelaskan alat dan bahan yang diperlukan dalam pemotongan kaca dengan benar 3. Diharapkan siswa dapat menjelaskan langkah kerja memotong kaca dengan benar b. Uraian Materi Dengan sifat kaca yang sangat mudah pecah dan membutuhkan ekstra hati-hati dalam penanganannya, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang penting pada saat memotong kaca. Langkah kerja memotong kaca dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode, tergantung dari ukuran kaca yang akan dipotong serta peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pemotongan kaca. Peralatan dan bahan yang harus disiapkan untuk memotong kaca. Peralatan yang digunakan : 1. Tang 2. Gerinda 3. Palu kecil 4. Siku - siku 5. Meja kerja 6. Minyak tanah 7. Pemotong kac Bahan : Kaca Langkah kerja pelaksanaan memotong kaca. Langkah kerja : 1. Meletakkan kaca dimeja kerja 2. Memberi ukuran pada kaca Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 29

41 3. Meletakkan mistar ± 3mm lebih dalam ukuran yang dihendaki 4. Memberi tanda gores pada kedua ujungnya 5. Oleskan minyak tanah diatas kaca 6. Goreskan pemotong kaca dengan kemiringan stabil 7. Patahkan kaca 8. Tepi kaca ditumpulkan dengan gerinda Cara memotongan kaca GBR Gambar alat pemotongan kaca Untuk mematahkan kaca yang hanya sedikit biasanya sulit, maka dapat digunakan : Gigi pada pemotong Tang Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 30

42 GBR Gambar alat pematah kaca GBR Gambar Tang alat bantu memotong kaca Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 31

43 GBR Gambar perletakan kaca yang akan dipotong Periksa apakah kaca sudah betul-betul siku. Letakan mistar ± 3 mm, lebih dalam dari ukuran yang dikehendaki. GBR Gambar cara pemotongan kaca Letak pisau pemotong masuk kedalam 3 MM dari penggaris / mal GBR Gambar cara memotong kaca Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 32

44 GBR Menekan Hasil Pemotongan Untuk mematahkan kaca setelah tergores diberi ganjal dibawahnya dengan lis atau kayu bentuk segitiga Untuk kaca yang tipis dengan mudah bisa diganjal dengan tangkai pemotong GBR Gambar cara mematahkan kaca yang sudah dipotong GBR Gambar cara menghaluskan tepi kaca Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 33

45 Agar sisi kaca yang baru dipotong tidak tajam, maka ditumpulkan dengan gerinda c. Rangkuman GBR Gambar cara menghaluskan tepi kaca Langkah kerja memotong kaca dapat dilakukan dengan bermacammacam metode, tergantung dari ukuran kaca yang akan dipotong serta peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pemotongan kaca. Cara pemotongan kaca Letak pisau pemotong masuk kedalam 3 mm dari penggaris / mal Untuk mematahkan kaca setelah tergoresdiberi ganjal dibawahnya dengan lis atau kayu bentuk segitiga Untuk kaca yang tipis dengan mudah bisa diganjal dengan tangkai pemotong Menghaluskan tepi kaca Agar sisi kaca yang baru dipotong tidak tajam, maka ditumpulkan dengan gerinda d. Tugas Kerjakan memotong kaca lurus dan siku dengan ukuran yang ada pada gambar kerja sesuai prosedur!. e. Tes formatif Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 34

46 1. Jelaskan Langkah kerja memotong kaca dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode? 2. Peralatan apa saja yang digunakan pada pemotongan kaca? 3. Apa fungsi minyak tanah pada pemotongan kaca? 4. Apa tujuan tepi kaca digerinda? f. Kunci Jawaban Tes Formatif 1. Tergantung dari ukuran kaca yang akan dipotong serta peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pemotongan kaca. 2. Tang, Gerinda, Palu kecil, Siku kayu, Meja kerja dan Minyak tanah 3. Untuk melicinkan pisau potong kaca, agar pemotongan tajam 4. Agar tidak tajam pada waktu dibawa atau dipasang. g. Lembar Kerja siswa Peralatan dan bahan yang harus disiapkan untuk memotong kaca. Peralatan yang digunakan : 1. Tang 2. Gerinda 3. Palu kecil 4. Siku kayu 5. Meja kerja 6. Minyak tanah 7. Pemotong kaca Bahan : Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 35

47 Kaca Langkah kerja pelaksanaan memotong kaca. Langkah kerja : 1. Meletakkan kaca dimeja kerja 2. Memberi ukuran pada kaca 3. Meletakkan mistar ± 3mm lebih dalam ukuran yang dihendaki 4. Memberi tanda gores pada kedua ujungnya 5. Oleskan minyak tanah diatas kaca 6. Goreskan pemotong kaca dengan kemiringan stabil 7. Patahkan kaca 8. Tepi kaca ditumpulkan dengan gerinda h. Gambar Kerja GBR Gambar perletakan kaca yang akan dipotong Periksa apakah kaca sudah betul-betul siku. Letakan mistar ± 3 mm, lebih dalam dari ukuran yang dikehendaki. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 36

48 Letak pisau pemotong masuk kedalam 3 MM dari penggaris / mal GBR Posisi pemotong Kaca 1.3. Memasang kaca pada bagian yang telah ditentukan a. Tujuan pembelajaran : 1. Diharapkan siswa dapat menjelaskan peralatan yang dipakai untuk pemasangan kaca pada kusen, pintu dan jendela dengan benar 2. Diharapkan siswa dapat menjelaskan bahan yang dipakai untuk pemasangan kaca pada kusen, pintu dan jendela dengan benar 3. Diharapkan siswa dapat menjelaskan cara pemasangan kaca pada kusen, daun pintu dan jendela dengan benar b. Uraian Materi Konstruksi pemasangan kaca pada kusen dan daun pintu/jendela dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode, tergantung dari ukuran kayu, material rangka daun pintu/jendela, fungsi, dan ketebalan kaca. Apabila kaca dengan tebal kurang dari 4 mm, sebaiknya gunakan sistem rangka tempel, papan belakang yang sekaligus kusen atau daun pintu/jendela berfungsi sebagai penahan kaca agar stabil dan tidak pecah, kemudian ditambahkan lis tempel di Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 37

49 sekeliling kaca untuk menahan kaca tetap pada posisinya. Bila tebal kaca lebih dari 5 mm, dapat digunakan rangka kayu solid, bagian dalam rangka perlu dibuat satu lajur takikan untuk penempatan kaca GBR Gambar posisi pemasangan kaca GBR Gambar cara pemasangan kaca Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 38

50 GBR Gambar Pintu utama dengan penerangan kaca Bagaimana pemasangan kaca jendela supaya tidak pecah karena pemuaian? Berikan sedikit ruang di antara bingkai yang 'mengikat' kaca dengan bingkai yang di gunakan untuk menghubungkan kaca berbingkai ke jendela. Agar tidak pecah saat pemuaian, kaca itu hendaknya dipasang agak dilonggarkan sedikit. Karena jika kaca dipasang pas dengan bingkai kayu atau logam, kaca tersebut akan memuai dan nantinya akan pecah. Beri selisih jarak atau ruang pada bingkai bagian dalam sehingga ketika kaca tersebut memuai karena panas, masih ada ruang untuk pemuaiannya. Pemasangan Kaca Jendela pada Bingkainya Bingkai kaca jendela dibuat harus lebih besar dari kaca jendelanya. Ini dimaksudkan agar ada tempat pemuaian kaca pada siang hari. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 39

51 Jika kaca jendala dipasang rapat pada bingkainya, maka pada saat memuai, kaca dapat retak atau bahkan pecah. Pemasangan kaca pada kusen, daun pintu dan jendela Alat : 1. Palu besi 2. Tang/ catut 3. Drip baja Bahan : 1. Kaca 2. Kusen 3. Daun pintu 4. Daun jendela 5. Lis kayu 6. Paku GBR Gambar memasang kaca jendela Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 40

52 GBR Gambar memasang kaca pintu GBR Gambar memasang kaca pintu double Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 41

53 c. Rangkuman Memasang kaca pada kusen 1. Pastikan kusen siap dipasang kaca 2. Pastikan tepi kaca tidak tajam 3. Pastikan ukuran kaca sama dengan sponing kaca pada kusen 4. Masukan kaca kedalam kusen 5. Pasang lis kayu 6. Lis kaca dimatikan dengan paku 7. Masukkan kepala paku dengan drip hingga masuk kepermukaan kayu 8. Bersihkan tempat kerja Memasang kaca pada daun pintu/jendela 1. Pastikan pintu/jendela siap dipasang kaca 2. Pastikan tepi kaca tidak tajam 3. Pastikan ukuran kaca sama dengan sponing kaca pada pintu/jendela 4. Masukan kaca kedalam rangka pintu/jendela 5. Pasang lis kayu 6. Lis kaca dimatikan dengan paku 7. Masukkan kepala paku dengan drip hingga masuk kepermukaan kayu 8. Bersihkan tempat kerja d. Tugas Tugas yang harus dikerjakan oleh siswa dari kegiatan belajar ini adalah melaksanakan pemasangan kaca secara nyata baik itu bersipat simulasi dibengkel maupun secara riil dilapangan pada pekerjaan proyek pembangunan rumah yang sedang berjalan. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 42

54 e. Tes formatif 1. Apabila kaca dengan tebal kurang dari 4 mm, pemasangannya seperti apa? jelaskan dan beri alasan! 2. Apabila tebal kaca lebih dari 5 mm, pemasangannya seperti apa? Jelaskan dan beri alasan! 3. Peralatan apa saja untuk memasang kaca? 4. Bahan apa saja yang diperlukan untuk memasang kaca? f. Kunci jawaban 1. Sebaiknya gunakan sistem rangka tempel, papan belakang yang sekaligus kusen atau daun pintu/jendela berfungsi sebagai penahan kaca agar stabil dan tidak pecah, kemudian ditambahkan lis tempel di sekeliling kaca untuk menahan kaca tetap pada posisinya 2. dapat digunakan rangka kayu solid, bagian dalam rangka perlu dibuat satu lajur takikan untuk penempatan kaca 3. Palu besi, Tang/ catut, Drip baja 4. Kaca, Kusen, Daun pintu, Daun jendela, Lis kayu dan Paku kaca g. Lembar kerja siswa Memasang kaca pada daun jendela yang sudah terpasang pada kusen. 1. Pastikan daun jendela sudah terpasang pada kusen yang siap dipasang kaca 2. Pastikan tepi kaca tidak tajam 3. Pastikan ukuran kaca sama dengan sponing kaca pada daun jendela. 4. Masukan kaca kedalam daun jendela yang akan dipasang. 5. Pasang lis kaca dari kayu. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 43

55 6. Lis kaca dimatikan dengan paku 7. Masukkan kepala paku dengan drip hingga masuk kepermukaan kayu h. Gambar kerja GBR Memasang Daun Jendela 1.4. Memasang Lis kaca. a. Tujuan kegiatan pembelajaran : 1. Diharapkan siswa dapat menjelaskan peralatan dan bahan yang dipakai untuk pemasangan lis kayu pada kusen, pintu dan jendela dengan benar Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 44

56 2. Diharapkan siswa dapat menjelaskan bahan yang dipakai untuk pemasangan lis kayu pada kusen, pintu dan jendela dengan benar 3. Diharapkan siswa dapat menjelaskan cara pemasangan lis kayu pada kusen, daun pintu dan jendela dengan benar. b. Uraian Materi Lis kayu merupakan bahan penjepit sekaligus penahan kaca yang ditempel pada sponeng kaca pada kusen maupun daun pintu jendela kayu. Pemasangan lis pada kusen dan daun menggunakan paku. Bahan lis yang digunakan dari kayu yang tidak mudah pecah sewaktu di paku. Alat dan bahan Alat : 1. Palu besi 2. Tang/ catut 3. Drip baja Bahan : 1. Kaca 2. Kusen 3. Daun pintu 4. Daun jendela 5. Lis kayu 6. Paku Memasang lis kaca pada kusen jendela, ventilasi. 1. Pastikan kusen siap dipasang lis kayu 2. Pastikan ukuran lis sama dengan ukuran rangka yang akan dipasang lis 3. Pasanglah lis kayu dengan paku Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 45

57 4. Masukan lis kayu kedalam kusen 5. Pakukan lis kayu satu persatu 6. Masukkan kepala paku dengan drip hingga masuk kepermukaan kayu 7. Bersihkan tempat kerja Memasang lis kaca pada daun pintu, jendela dan ventilasi. 1. Pastikan pintu/jendela siap dipasang kaca 2. Pastikan ukuran kaca sama dengan sponing kaca pada pintu/jendela 3. Masukan kaca kedalam rangka pintu/jendela 4. Pasanglah paku sebelum lis dipasang 5. Pasang lis kayu satu persatu 6. Lis kayu dimatikan dengan paku 7. Masukkan kepala paku dengan drip hingga masuk kepermukaan kayu 8. Bersihkan tempat kerja Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 46

58 GBR Memasang List Kaca Rangkuman Fungsi lis kayu pada pemasangan kaca adalah untuk menahan sekaligus menjepit kaca yang terpasang pada kusen maupun daun pintu jendela. sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang penting pada saat memasang kaca pada daun pintu/jendela diantaranya peralatan dan bahan serta langkah kerja pemasangan kaca. c. Tugas Tugas yang harus dikerjakan oleh siswa dari kegiatan ini adalah melaksanakan pemasangan Lis kaca secara nyata baik itu bersipat simulasi dibengkel maupun secara riil pada kusen yang sudah disiapkan d. Tes Formatif 1. Jelaskan fungsi dari pemasangan Lis kayu pada sponeng kaca pada kusen maupun daun pintu jendela kayu? 2. Jelaskan peralatan yang digunakan pada pemasangan lis kayu? 3. Jelaskan bahan yang digunakan pada pemasangan lis kayu? Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 47

59 4. Bagaimana cara agar pada pemasangan lis kayu tidak mengalami lis kayu pecah? 5. Berapa jarak pemasangan paku pada lis kayu? e. Kunci Jawaban 1. Lis kayu merupakan bahan penjepit sekaligus penahan kaca yang ditempel pada sponeng kaca pada kusen maupun daun pintu jendela kayu 2. Palu besi, Tang/ catut, Drip baja 3. Kaca, Kusen, Daun pintu, Daun jendela, Lis kayu dan Paku 4. Pilih bahan kayu lis yang tidak mudah pecah 5. Kurang lebih 20 cm. f. Lembar kerja siswa Memasang lis kaca pada kusen jendela, ventilasi. 1. Pastikan kusen maupun daun pintu jendela siap dipasang lis kayu 2. Pastikan ukuran lis sama dengan ukuran rangka yang akan dipasang lis 3. Pasanglah lis kaca satu persatu 4. Masukan lis kayu kedalam sponing kusen maupun daun. 5. Pasanglah lis kaca dengan paku 6. Pakukan lis kaca satu persatu 7. Masukkan kepala paku dengan drip hingga masuk kepermukaan kayu Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 48

60 g. Gambar Kerja A. Deskripsi Kompetensi GBR Contoh pemasangan Lis Kaca : Menerapkan dan menganalisis prosedur pemasangan Perancah Scaffoldings Sub Kompetensi : 1. Menjelaskan Prosedur pemasangan perancah 2. Melaksanakan pekerjaan persiapan pemasangan perancah. 3. Membuat bagian bagian komponen perancah. 4. Memasang bagian-bagian komponen perancah Tabel 2. 3 Sub Kompetensi Sub. Jenis Tanggal Waktu Tempat Alasan Tanda Tangan Komp Kegiatan Belajar Perubahan Guru 1 Teori Ruang Praktik Bengkel 2 Teori Ruang Praktik Bengkel Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 49

61 3 Teori Ruang Praktik Bengkel 4 Teori Ruang Praktik Bengkel Jumlah Jam B. Kegiatan Belajar Kegiatan Belajar 2. Menerapkan dan menganalisis prosedur pemasangan Perancah /Scaffoldings 2.1. Menjelaskan prosedur pemasangan perancah a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian perancah. 2. Siswa dapat menjelaskan langkah awal pembuatan perancah 3. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis perancah 4. Siswa dapat menyebutkan macam-macam bahan perancah 5. Siswa dapat menjelaskan keuntungan dan kerugian perancah menurut bentuk konstruksinya. 6. Siswa dapat menjelaskan APD pada K3. b. Uraian Materi Pengertian perancah (Scaffoldings) Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 50

62 Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa negara Asia seperti RRC dan Indonesia, bambu masih digunakan sebagai perancah. Salah satu pekerjaan perancah dan bekisting merupakan pekerjaan yang bersifat sementara, perancah (scaffolding) atau steger merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan gedung. Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung sudah mencapai ketinggian 2 meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja. Perancah adalah work platform sementara. Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain seperti bambu, kayu atau kayu dolken. Di beberapa negara Asia seperti RRC dan Indonesia, bambu masih digunakan sebagai perancah. Syarat-Syarat Umum Keamanan Perancah (Scaffoldings) Sediakan perancah untuk semua pekerjaan kecuali bila dapat dilakukan dengan aman dari lantai atau tanah. Perancah dirancang, dibangun, diubah dan dibongkar oleh petugas yang ahli dan juga dipimpin oleh supervisor yang ahli. Semua perancah harus dirancang, dibangun, dan dipelihara sesuai dengan petunjuk dari produsennya dan standar industri Bagian-bagian dari perancah yang rusak atau lemah harus segera diperbaiki atau diganti. Jangan menggabungkan bagian-bagian dari perancah dari produsen yang berbeda. Perancah diletakkan pada pondasi yang kuat dan rata. Tanah atau pondasinya harus mampu menahan berat perancah dan berbagai baban yang akan diletakkan diatasnya. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 51

63 Hati-hati terhadap rongga-rongga kosong seperti ruang bawah tanah atau timbunan tanah lembek, yang mengakibatkan anjungan dapat roboh bila memperoleh beban. Berikan pendukung tambahan bila diperlukan. Jangan menggunakan kotak, drum, batu bata, atau balok beton untuk mengganjal atau mendukung perancah Perancah meletakkannya harus datar Ditahan atau diikat pada suatu struktur permanen atau lainnya yang stabil. Rangka ini akan stabil bila ditahan dan ditegakkan dengan baik. Letakkan penghubung rangka pada tempatnya saat perancah ditegakkan. Perancah harus mampu menahan beban yang akan diletakkan diatasnya. Perancah biasanya tidak dirancang untuk memikul beban berat diatas anjungan kerjanya. Rancangan perancah adalah untuk dapat menahan setidaknya 4X beban yang mungkin ada, dari beban pekerja dan bahan-bahan bangunanya. 1. Rangka, lantai kerja, tangga naik, lantai dasar perancah, harus bersih dari minyak, gemuk, lumpur dan bahan-bahan lain yang dapat membahayakan penggunanya. 2. Lebar perancah, lantai kerja, harus cukup untuk bekerja dan meletakkan bahan-bahan. Lebarnya jangan kurang dari 46 cm 3. Papan-papan perancah didukung penuh dan tidak menggantung. 4. Bila diatas perancah ada orang yang bekerja, maka perancah harus diberi pelindung untuk pekerja yang sedang menggunakannya. Pelindung ini jangan lebih tinggi dari 3 meter diatas lantai kerja perancah, terbuat dari papan atau bahan lain yang cukup kuat. Fungsi Perancah (Scaffolding) Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 52

64 Scaffolding adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya Sebagai struktur sementara untuk menahan beton yang belum mampu memikul beratnya sendiri (Pada pelaksanaan pengecoran). Sebagai struktur sementara untuk membantu pelaksanaan pemasangan bata,plesteran,pengecatan. Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja sehingga keselamatan kerja terjamin. Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di bawah harus terlindung dari jatuhnya bahan atau alat. Sementara itu Scaffolding memiliki 2 fungsi yaitu sebagai Support dan sebagai Access 1. Fungsi Scaffolding Sebagai Support : Menyediakan tatakan elevasi yang mampu menahan suatu beban tertentu pada sebuah area tertentu. 2. Fungsi Scaffolding Sebagai Access Akses atau akomodasi bagi para pekerja bangunan. Tiga pendekatan utama design scaffolding jenis ini : Independent self-scaffolding scaffold Self-supporting scaffold Trust out atau cantilever scaffold Ciri Ciri Kondisi Karat pada Masing Masing Stadium Kondisi Karat Stadium I Ciri-cirinya : Warna cat pada pipa frame sangat jelas. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 53

65 Karat hanya terjadi pada sebagian kecil saja. Tidak terjadi keropos atau lubang Kondisi ini sangat dianjurkan Kondisi Karat Stadium II Ciri cirinya : Warna cat masih terlihat namun tidak terlalu jelas karena mengelupas. Karat terjadi sebagian besar pada pipa frame Tidak terjadi keropos atau lubang Kondisi ini masih dianjurkan Kondisi Karat Stadium III Ciri cirinya : Warna cat sudah tidak terlihat lagi (mengelupas) Seluruh badan frame tertutup oleh karat Sudah terjadi keropos atau lubang Kondisi ini sudah tidak dianjurkan Nah dari penjelasan diatas kita sudah dapat menyimpulkan bahwa Jenis Karat pada Kondisi Karat Stadium I dan Kondisi Karat Stadium II masih dianjurkan pada scaffolding. Sedangkan untuk Kondisi Karat Stadium III sudah tidak dianjurkan lagi alias tidak boleh digunakan. Macam-macam bentuk konstruksi perancah Ada tiga type dasar : 1. Supported scaffolds, yaitu platform yang disangga oleh tiang, yang dilengkapi dengan pendukung lain seperti sambungansambungan, kaki-kaki, kerangka-kerangka dan outriggers 2. Suspended scaffolds, yaitu platform tergantung dengan tali atau lainnya 3. Aerial Lifts, penopang untuk mengangkat seperti Man Baskets atau keranjang manusia Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 54

66 1. Supported scaffolds GBR Scaffolding Scaffolding sendiri terbuat dari pipa - pipa besi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mempunyai kekuatan untuk menopang beban yang ada di atasnya. 2. Suspended scaffolds Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 55

67 GBR Proyek Scaffolding Dalam pengerjaan suatu proyek, butuh atau tidaknya penggunaan scaffolding bisa tergantung kepada pemilik proyek. Karena adanya perbedaan antara biaya menggunakan bambu dan scaffolding. Scaffolding digunakan sebagai pengganti bambu dalam membangun suatu proyek. Keuntungan penggunaan scaffolding ini adalah penghematan biaya dan efisiensi waktu pemasangan scaffolding. 3. Aerial Lifts GBR Aerial Lifts Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 56

68 Jenis Perancah 1. Perancah Andang. Perancah andang digunakan pada pekerjaan yang tingginya 2,5 3 m. Apabila pekerjaan lebih tinggi maka tidak digunakan andang lagi. Macam - macam perancah andang: Perancah andang kayu cara membuatnya cepat dan dapat dipindah pindahkan.untuk tinggi perancah tetap tidak dapat disetel. Biasanya pada pekerjaan yang tingginya tidak lebih dari 3 m, untuk pekerjaan lebih tinggi dari 3 m menggunakan perancah tiang. GBR Gambar perancah andang kayu Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 57

69 Perancah andang bambu dapat dipindah-pindah dan sebagai pengikatnya memakai tali ijuk, karena tali ijuk ini tahan terhadap air, panas dsb. Pada perancah andang bambu ini sudah disetel terlebih dahulu, sehingga tinggi dan panjangnya tidak dapat distel kembali. Biasanya andang bambu dapat dipakai pada ketinggian pekerjaan tidak lebih dari 3 m, mengenai kaki andang bambu ada yang pakai 2 atau 3 pasang. GBR Gambar perancah andang bambu Perancah besi sangat praktis dan efisien karena pemasangannya mudah dan dapat dipindahpindahkan.tinggi perancah besi dapat disetel untuk jarak kaki perancah yang satu dengan yang lain hingga 180 cm dengan tebal papan 3cm. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 58

70 GBR Gambar perancah andang besi 2. Perancah Tiang. Perancah tiang digunakan apabila pekerjaan sudah mencapai diatas 3 m, Perancah tiang bisa dibuat sampai 10 m lebih tergantung dari kebutuhan. Perancah tiang ada 3 macam: a. Perancah tiang dari bambu. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 59

71 GBR Gambar perancah tiang dari bambu Pada umumnya perancah bambu banyak dipakai oleh pekerja di lapangan, baik pada bangunan bertingkat maupun tidak. Alasannya adalah: Bambu mudah didapat, kuat, dan murah. Pemasangan perancah bambu mudah dibongkar dan dapat dipasang kembali tanpa merusak bambu. Bahan pengikatnya pakai tali ijuk. b. Sistem perancah bambu dengan konsol dari besi. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 60

72 GBR Gambar perancah tiang dari bambu, konsol besi Sistem perancah bambu dengan konsol besi hanya ditahan oleh satu tiang bambu saja, berbeda dengan perancah yang ditahan oleh beberapa tiang. Keuntungannya adalah sbb : Tidak terlalu banyak bambu yang dibutuhkan, Cara pemasangannya lebih cepat daripada perancah bambu, Lebih praktis dan menghemat tempat. Pemasangan konsol dapat dipindah dari tingkat 1 ketingkat diatasnya, Untuk tiang bambu tidak perlu dipotong, c. Perancah tiang besi atau pipa. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 61

73 GBR Gambar perancah tiang logam pipa Pada perancah tiang dari besi atau pipa alat penyambungnya memakai kopling, untuk penyetelannya lebih cepat dibandingkan perancah tiang bambu. 3. Besi Beroda GBR Gambar perancah besi beroda Perancah besi beroda ini terbuat dari pipa galvanis. Pada perancah besi beroda dapat dipasang di lapangan atau didalam ruangan. Fungsi rodanya adalah untuk memindahkan perancah. Pada perancah besi beroda sedikit lain dari perancah yang ada, karena disini bagian-bagian dari tiangnya Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 62

74 sudah berbentuk kusen, sehingga penyetelan / pemasangannya lebih mudah dan praktis. 4. Perancah Besi tanpa Roda. GBR Gambar Perancah Besi tanpa Roda Perancah ini terdiri dari komponen-komponen; Kaki pipa berulir, kusen bangunan, penguat vertikal, tiang sandaran, sambungan pasak, papan panggung, panggung datar, Papan pengaman, tiang sandaran, penutup sandaran, konsol penyambung, Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 63

75 penopang, konsol keluar, tiang sandaran tangga, pinggiran tangga, anak tangga, sandaran tangga, dan sandaran dobel. 5. Perancah Menggantung GBR Gambar Perancah Menggantung Pada perancah menggantung digunakan pada pekerjaan pemasangan eternit, pekerjaan finishing pengecatan eternit, plat beton, dst. Jadi perancah menggantung digunakan pada pekerjaan bagian atas saja dan pelaksanaannya perancah digantungkan pada bagian atas bangunan dengan memakai tali atau rantai besi. 6. Perancah Frame Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 64

76 GBR Gambar perancah frame Frame ini biasanya terbuat dari pipa atau tabung logam. Perancah ini dapat disusun sedemikian rupa menjadi satu kesatuan perancah yang tinggi untuk menopang pekerja dalam kegiatan konstruksi berlokasi tinggi. 7. Perancah Dolken. GBR Gambar perancah dolken Merupakan perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/ dolken Biasanya digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan adalah berdiameter 6 10 cm 8. Two Point Adjustable Suspension Scaffold Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 65

77 GBR Strip Board One Side Scaffold GBR Strip Board One Side Scaffold Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 66

78 10, Auxiliary Fixtures For Pipe Scaffolding GBR Auxiliary Fixtures For Pipe Scaffolding 11. Bracket One Side Scaffold GBR Bracket One Side Scaffold Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 67

79 12. Independent Scaffold GBR Gambar perancah Independent Scaffold Suatu perancah dengan dua baris standar jarak 1.2m Mempunyai daya dukung sendiri Satu baris mendukung bagian luar dan bagian dalam dari deck dengan jarak 1.2m hingga 2.4m Balok lintang tidak dipasang ke dinding dari gedung Tetapi tidak berdiri sendiri, ini ditopang oleh struktur gedung Independent scaffold memerlukan ties untuk stabilitas lateral. Tanpa beban vertikal yang dialihkan pada gedung. Pasangan standards yang dihubungkan dengan gedung sejajar horizontal dengan horizontal tubes called ledgers. Ledgers berjarak vertikal pada the working height of 2m. Bagian dalam dan luar dari standar (tiang) dihubungkan dengan dengan transoms. Transoms umumnya dihubungkan dengan dengan standar di atas ledgers. Transoms dapat berjarak dari tiang 250mm untuk menyesuaikan panjang papan. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 68

80 GBR Gambar perancah Independent Scaffold 13. Birdcage Scaffold GBR Gambar Birdcage Scaffold Terdiri dari dua baris tiang yang semuanya dihubungkan dengan Ledgers, Transoms and Braces Biasanya digunakan pada pemasangan plafon dan pengecatan. Hand rail and toe boards dipasang di bagian luar dari perimeter dari scaffold platform 14. Access Tower Scaffold Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 69

81 GBR Gambar perancah Access Tower Scaffold Scaffold yang hanya digunakan untuk access. Digunakan untuk menimbun material atau peralatan tidak diperbolehkan. Dibangun dengan pipa-pipa dan fittings atau berupa modul-modul A-Frames. Terutama digunakan untuk safe access to elevated areas. Access menggunakan tangga atau papan-papan Aluminium steps setiap level. Tidak diperuntukkan sebagai papan kerja. Tergantug dari tingginya access tower umumnya ringan dan digunakan untuk medium duty. Bila lebih dari 15m harus diperhitungkan dan di setujui penanggung jawab. Handrail, mid-rails and kick boards harus dipasang pada setiap level. Tower harus dikencangkan (secured) dengan gedung atau structure setiap dua lift. Tower tidak dapat berdiri sendiri. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 70

82 Pembebanan peralatan or materials menggunakan tower ini tidak praktis. Ladders harus bersandar pada sudut 1-4 lean, not vertical Ladders harus dikencangkan pada top and bottom. 15. Cantilever Scaffold GBR Gambar perancah Cantilever Scaffold Cantilever scaffold ditopangkan atau disangga pada salah satu ujungnya Cantilever scaffold umumnya dibangun dengan pipa (tubular) dan fittings, tetapi sistem lain dari scaffod dapat digunakan juga. 16. Putlog Scaffold Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 71

83 GBR Ditumpu oleh jajaran tiang sebelah dan yang sebelah ditopang oleh gedung, berbeda dari independent scaffold. Jajaran tiang berjarak from 1.5 to 2.1m apart. Scaffold didirikan 1.2 m dari dinding structure Ledgers dipasang pada tiang Ketinggian Lift 1.8 to 2m. Putlog tubes dipasang (ditempelkan) pada tiang. Panjang pipa (Transoms) 1.5m 17. Suspended Scaffold Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 72

84 GBR Gambar perancah Suspended Scaffold Suspended scaffold ditopang dari atas Tidak ada penyangga dari bawah Digunakan pada bukaan yang tinggi Panjang suspended scaffold tidak boleh lebih dari 6m Semua suspended tubes perlu selalu diperiksa safety fittings Digunakan terutama pada tempat di atas air dimana scaffolding tidak dapat dibangunan di atas tanah 18. Mobile Scaffold GBR Mobile Scaffold Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 73

85 GBR Gambar perancah Mobile Scaffold Mobile work platform digunakan pekerjaan yang pindah dari satu tempat ke tempat lain Alasnya harus 2 kali lipat tingginya untuk yang lebih tinggi lebih dari 3 m Tiang-tiangnya dipasang dengan roda Penggunaan ban (berisi angin) tidak diperkenankan Caster wheels harus mempunyai manual brake untuk lock wheels in place. Biasanya menggunakan concrete floors atau hard surfaces untuk mempermudah moveability contoh mobile scaffold: Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 74

86 GBR Mobile Scaffold Castor wheels (roda) harus mempunyai locking brake Jumlah roda tidak dibatasi sesuai kebutuhan Ladder access dapat ditambahkan Plan, side and heel and toe bracing harus dipasang sebagai bagian dari scaffold Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 75

87 Perancah Tetap di tempat Dipasang di sisi pasangan tembok/ plesteran, banyaknya perancah menyesuaikan banyaknya pekerjaan. Untuk menghemat bahan, konstruksi perancah harus dibuat konstruksi yang mudah dipasang dan dibongkar setelah pekerjaan selesai dan bahan dapat digunakan perancah di tempat lain. Keuntungan dan kerugian perancah tetap: Keuntungannya: Bahan tidak perlu dipotong-potong. Dibuat secara serentak. Pekerjaan dapat dilaksanakan secara keseluruhan. Perancah dapat disetel naik/turun Kerugian: Bahan cukup banyak Waktu pembuatan lama Perancah dapat dipindah-pindah Perancah ini mempunyai ukuran lebar, panjang, dan tinggi tertentu/tetap. Untuk memindahkan tidak perlu dibongkar Keuntungannya: Bahan sedikit Pekerjaan membuat perancah sedikit Untuk pekerjaan yang panjang dapat dipasang perancah yang berdampingan. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 76

88 Kerugian: Bahan harus dipotong-potong Perancah tidak dapat disetel turun/naik. Tidak dapat diletakkan di sembarang tempat bekerja. Langkah-langkah awal pembuatan perancah Pemilihan jenis perancah yang akan dibuat. Penentuan tempat yang akan didirikan perancah. Pemilihan bahan untuk perancah. Pembuatan perancah c. Rangkuman Pondasi yang menyangga perancah harus diperhatikan. Tiang-tiang penyangga (footing) serta pengaitan dengan strukur (anchorage) harus kuat dan mampu menyangga beban yang diperlukan, tanpa terjadi pergeseran dan deformasi struktur. Struktur yang belum/tidak stabil dilarang untuk digunakan sebagai tumpuan papan perancah seperti papan cetak beton (bekisting) Perhtikan titik pengait perancah (Tie points) dancara penguatan struktur perancah. Bila ketinggian perancah melebihi 15m atau perancah gantung maka dipelukan Loading bay (areal) yang harus disetujui oleh penanggung jawab (supervisor). Bila lokasi perancah terletak pada areal lalu lintas ramai maka amankan dengan pembatas yangmemadai. Akses ke lokasi perancah berikan barikade yangdiperlukan. d. Tugas 1. Buatlah rencana pembuatan perancah dari bambu, sesuai prosedur 2. Buatlah rencana penempatan perancah dari bambu tersebut! Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 77

89 e. Tes Formatif 1. Jelaskan pemasangan dan penggunaan perancah andang dari kayu? 2. Jelaskan pemasangan dan penggunaan perancah andang dari Bambu? 3. Jelaskan pemasangan dan penggunaan perancah andang dari besi? 4. Jelaskan pemasangan dan penggunaan perancah dari kayu dolken? 5. Jelaskan pemasangan dan penggunaan perancah frame pipa tabung logam? f. Kunci Jawaban 1. Perancah andang kayu cara membuatnya cepat sebagai pengikatnya dengan cara dipaku, dan dapat dipindah pindahkan.untuk tinggi perancah tetap tidak dapat disetel. Biasanya pada pekerjaan yang tingginya tidak lebih dari 3 m. 2. Perancah andang bambu dapat dipindah-pindah dan sebagai pengikatnya memakai tali ijuk, karena tali ijuk ini tahan terhadap air, panas dsb. Pada perancah andang bambu ini sudah disetel terlebih dahulu, sehingga tinggi dan panjangnya tidak dapat distel kembali. Biasanya andang bambu dapat dipakai pada ketinggian pekerjaan tidak lebih dari 3 m 3. Perancah besi sangat praktis dan efisien karena pemasangannya mudah dan dapat dipindah-pindahkan.tinggi perancah besi dapat disetel untuk jarak kaki perancah yang satu dengan yang lain hingga 180 cm dengan tebal papan 3cm. 4. Perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/ dolken Biasanya digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan adalah berdiameter 6 10 cm. 5. Perancah frame biasanya terbuat dari pipa atau tabung logam. Perancah ini dapat disusun sedemikian rupa menjadi satu kesatuan perancah yang tinggi untuk menopang pekerja dalam kegiatan konstruksi berlokasi tinggi. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 78

90 g. Lembar kerja siswa Menggambar rencana penempatan perancah dari bambu sesuai gambar denah rumah. 1. Alat - 1 unit meja gambar - Alat-alat tulis dan gambar 2. Bahan - kertas 3. Keselamatan Kerja Periksa meja gambar sebelum dimulai pekerjaan Hati-hati dalam mengerjakan tidak boleh ceroboh Ikuti petunjuk prosedur perencanaan perancah kayu dengan segala ketentuan-ketentuan yang diperlukan Membersihkan kembali meja gambar atau tempat kerja setelah selesai bekerja h. Gambar kerja GBR Pasangan Perancah Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 79

91 GBR Gambar perancah dari bambu 2.2. Melaksanakan pekerjaan persiapan pemasangan perancah a. Tujuan kegiatan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan tempat yang akan didirikan perancah. 2. Siswa dapat menentukan jenis perancah yang akan dibuat sesuai dengan volume pekerjaan yang akan dikerjakan. 3. Siswa dapat memilih bahan untuk pembuatan perancah. b. Uraian Materi Perancah adalah anjungan kerja yang dibangun untuk membantu baik pekerja maupun bahan-bahan bangunan. Ini merupakan struktur sementara, digunakan untuk pekerjaan pembangunan dan pemeliharaan bangunan, dibuat dari kayu atau logam yang menunjang lantai kerja diatas. Perancah adalah susunan konstruksi untuk tempat bekerja apabila pekerjaan pasang tembok atau plesteran sudah mencapai 1 meter tingginya dari muka tanah atau pekerjaan atau plesteran tidak dapat dilaksanakan lagi/keseulitan tanpa bantuan perancah Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 80

92 Fungsi Perancah (Scaffolding) Scaffolding adalah adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Fungsi Scaffolding Sebagai struktur sementara untuk menahan beton yang belum mampu memikul beratnya sendiri (Pada pelaksanaan pengecoran). Sebagai struktur sementara untuk membantu pelaksanaan pemasangan bata,plesteran,pengecatan. Sementara itu Scaffolding memiliki 2 fungsi yaitu sebagai Support dan sebagai Access : 1. Fungsi Scaffolding Sebagai Support : Menyediakan tatakan elevasi yang mampu menahan suatu beban tertentu pada sebuah area tertentu. 2. Fungsi Scaffolding Sebagai Access : Akses atau akomodasi bagi para pekerja bangunan.pendekatan utama design scaffolding jenis ini : Independent self-scaffolding scaffold Self-supporting scaffold Trust out atau cantilever scaffold Bahan perancah Tiang-lintang dari kayu atau bambu. Balok-lintang dari kayu atau bambu. Balok-geladak dari kayu atau bambu. Tali ikat dari bambu atau tali kawat Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 81

93 Tempat yang perlu didirikan perancah Di sisi luar/dalam pekerjaan tembok yang kedua sisinya akan diplester. Pada tempat perkerjaan tembok mempunyai ketinggian lebih dari 1.5 meter GBR Perancah satu sisi dari bambu Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 82

94 GBR Pemasangan perancah Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 83

95 Menentukan jenis perancah Untuk pekerjaan yang banyak dan jumlah tenaga yang cukup banyak pula, perancah tetap di tempat lebih menguntungkan dibandingkan dengan perancah dapat dipindah, karena pekerjaan dapat dilaksanakan secara serentak. Untuk pekerjaan yang kecil dan jumlah tenaga yang sedikit, perancah dapat dipindah-pindah lebih menguntungkan. Pemilihan bahan perancah Bahan untuk perancah Bambu Kayu Perancah yang dapat dipindah-pindah dengan bahan kayu lebih menguntungkan karena konstruksi stabil. Perancah tetap di tempat bahan bambu lebih menguntungkan karena harga di Indonesia relatif murah. Pemilihan bahan harus mempertimbangkan ketersediaan bahan yang ada untuk perancah di lingkungan pekerjaan yang dilaksanakan c. Rangkuman Dewasa ini tipe Perancah yang dipakai di Indonesia adalah: 1. Tipe Tradisional, type ini masih menggunakan bahan kayu kelas II dan III berupa papan alba, balok atau bentuk alami seperti dolken dan bambu. Kelemahan tipe ini adalah pemakaian yang biasanya hanya 1 kali pakai atau ulang kali pakai yang sedikit serta depresiasi bahan yang tinggi akibat pemotongan serta akibat mutu dipasaran yang jelek seperti sulitnya menemukan ukuran dan Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 84

96 panjang yang sesuai serta adanya retak serta lengkung akibat usia kayu yang masih muda. 2. Tipe system, type ini merupakan perbaikan dari tipe tradisional. Bahan dasarnya merupakan hasil pabrikasi berupa logam seperti scaffolding, material organis seperti panel plywood bahkan ada yang material plastic. Dalam pelaksanaannya, tipe system bisa di adjust ukurannya sesuai kebutuhan serta pabrikasi dilapangan dilakukan hanya 1 kali. Perancah ini karena digunakan untuk untuk berbagai tipe dan bentuk bangunan, sehingga dilapangan sudah tersedia gambar petuntuk kerja berupa gambar pabrikasi,install,pengangkatan dan pemasangan. Untuk mendukung percepatan sebuah proyek, tipe ini juga telah dilengkapi dengan alat Bantu sesuai kebutuhan dilapangan. Dasar Pertimbangan Pemilihan Perancah 1. Jenis Proyek Untuk gedung tinggi dan melebar seperti apartemen dan Mall yang umumnya mempunyai tinggi dan bentuk lantai yang tipikal, tipe perancah sangat ideal untuk digunakan, mengingat pabrikasinya yang cukup 1 kali tapi bisa digunakan berulang ulang. 2. Ketersediaan Material Bahan Tipe tradisional sangatlah tergantung pada ketersediaan material bahan untuk perancah. Untuk berbagai lokasi,harga papan dan kayu tentunya sangatlah beragam tergantung pada ketersediaan bahan bakunya. Factor kecepatan pengadaan material tentunya sangat menentukan akan siklus pekerjaan. 3. Alat Bantu Umumnya dalam suatu proyek tersedia alat Bantu seperti Tower crane, Mobile Crane. Dalam hal ini tentunya tipe perancah tersistem sangat cocok untuk digunakan sehingga keberadaan alat Bantu crane untuk tercapainya effisiensi waktu diimbangi oleh kecepatan pabrikasi dan install dari perancah system. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 85

97 d. Tugas Kerjakan pekerjaan pemasangan perancah andang dari bambu dan siapkan peralatan serta bahan untuk perancah sekaligus ukurannya sesuai gambar kerja. e. Tes Formatif 1. Jelaskan fungsi dari Perancah/Scaffolding memiliki 2 fungsi yaitu sebagai Support dan sebagai Access? 2. Sebutkan Bahan-bahan yang bisa digunakan pada bagian-bagian jenis perancah, buat tiga bagian serta bahannya? 3. Jelaskan Tempat yang perlu didirikan perancah? 4. Apa yang dimaksud perancah tipe tradisional dan apa kelemahannya? 5. Apa yang dimaksud perancah tipe system dan apa kelebihannya? f. Kunci Jawaban Tes Formatif 1. a. Fungsi Scaffolding Sebagai Support menyediakan tatakan elevasi yang mampu menahan suatu beban tertentu pada sebuah area tertentu. b. Fungsi Scaffolding Sebagai Access adalah akses atau akomodasi bagi para pekerja bangunan. 2. a. Tiang-lintang, Balok-lintang dari kayu, bambu, kayu dolken dan besi pipa. b. Balok-geladak dari kayu, bambu, kayu dolken dan besi pipa. c. Tali ikat dari bambu,kawat, ijuk, paku dan klem besi pipa. 3. Di sisi luar/dalam pekerjaan tembok yang kedua sisinya akan diplester, atau Pada tempat perkerjaan tembok mempunyai ketinggian lebih dari 1.5 meter 4. Tipe Tradisional, type ini masih menggunakan bahan kayu kelas II dan III berupa papan alba, balok atau bentuk alami seperti dolken dan bambo. Kelemahan tipe ini adalah pemakaian yang biasanya hanya 1 kali pakai 5. Tipe system, merupakan perbaikan dari tipe tradisional. Bahan dasarnya merupakan hasil pabrikasi berupa logam seperti Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 86

98 scaffolding, material organis seperti panel plywood bahkan ada yang material plastic, dalam pemakaian mempunyai kelebihan dapat digunakan tidak hanya 1 kali pakai bisa berulang ulang. g. Lembar kerja siswa Membuat Perancah andang dari bambu 1. Alat Alat Lukis: - Pensil/Krespen - Meteran/Rol Meter Gergaji kayu tangan: - Gergaji potong - Gergaji punggung Pahat tangan: - Pahat lubang - Pahat tusuk Palu: - Palu Kayu Badik/kater 2. Bahan Bambu ukuran diameter 10cm panjan 300 cm Tali ijuk 3. Langkah kerja Memotong bahan sesuai dengan panjang yang diinginkan - Potong bambu 4 batang menurut tinggi yang diinginkan (1-2 meter). - Potong bambu meter, untuk balok-lintang atas. - Potong bambu meter untuk balok-lintang bawah. Merakit bagian-bagian perancah - Rangkai balok lintang-atas, balok-lintang bawah dan tiang. - Pasang batang sokong diagonal. Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 87

99 - Buat pasangan tiang sepasang. - Pasang batang diagonal kiri dan kanan arah memanjang. - Pasang rakit/ geladak. GBR Rangkaian batang bambu bagian atas dan batang bawah h. Gambar kerja Perancah andang dari bahan bambu GBR perancah dari bahan bambu 2.3. Membuat bagian-bagian komponen perancah a. Tujuan kegiatan Pembelajaran Modul Konstruksi kayu.bgn.(2) 88

BAB X PINTU DAN JENDELA

BAB X PINTU DAN JENDELA A. Pendahuluan BAB X PINTU DAN JENDELA Pintu dan jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintu atau jendela dipengaruhi oleh peletakan/penempatan, efisiensi ruang dan fungsinya. Dalam

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN GAMBAR INTERIOR DAN EKSTERIOR BANGUNAN GEDUNG

SILABUS MATA PELAJARAN GAMBAR INTERIOR DAN EKSTERIOR BANGUNAN GEDUNG SILABUS MATA PELAJARAN GAMBAR INTERIOR DAN EKSTERIOR BANGUNAN GEDUNG Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan. Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 1 x 30 menit

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan. Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 1 x 30 menit RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Topik Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 1 x 30 menit : SMK : Teknik Gambar Mesin : Menggunakan alat alat gambar, Garis, Huruf

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARANPENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARANPENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARANPENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan Kelas : SMK / MAK :XII Kompetensi Inti I-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. I-2. Menghayati

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA

Kata Pengantar. Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA PENULIS Kata Pengantar Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Di dalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik serta

Lebih terperinci

RPP VEKTOR KELAS X SMA MUH. AMRAN SHIDIK 11/13/2016

RPP VEKTOR KELAS X SMA MUH. AMRAN SHIDIK 11/13/2016 2016 RPP VEKTOR KELAS X SMA MUH. AMRAN SHIDIK 11/13/2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi waktu : SMA NEGERI 1 PALLANGGA : FISIKA : X : 3 X 45 Menit

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Kelas/Semester : XI/2 Materi Pembelajaran : Keseimbangan dan Dinamika Benda Tegar Alokasi Waktu : 16 45 menit Pertemuan Ke : 2 Kompetensi Inti (KI) : 1. Menghayati

Lebih terperinci

1 Gas Turbine Engine 2

1 Gas Turbine Engine 2 1 Gas Turbine Engine 2 Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Didalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik serta rumusan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN

SILABUS MATA PELAJARAN SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : n Kelas /Semester : X/1 dan 2 Kompetensi Inti KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya : Menghayati dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Program Studi Mata Pelajaran : SMK Negeri 1 Sleman : X (Ganjil) : Teknik Fabrikasi Logam : Gambar Teknik Pertemuan Ke - : 5-8 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 1 (satu) A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Lumajang Kelas/Semester : XI / Ganjil Mata Pelajaran : Pengolahan Citra Digital Topik : Anatomi font huruf pada : 24 x 45 menit (6x

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik Fabrikasi Logam : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 6 (enam) A.

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON F.45...... 04 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M B A D

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 2 (dua) A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan Kelas : SMK / MAK : XI Kompetensi Inti I-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. I-2. Menghayati

Lebih terperinci

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA BAG- TPK.002.A-57 70 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

PROGRAM PENILAIAN : SMK N 1 PAJANGAN : HILMI MUHAMMAD AQWAM : : 1 TGB ( TGB-A, TGB-B, TGB-C

PROGRAM PENILAIAN : SMK N 1 PAJANGAN : HILMI MUHAMMAD AQWAM : : 1 TGB ( TGB-A, TGB-B, TGB-C PROGRAM PENILAIAN Nama Sekolah : SMK N 1 PAJANGAN Nama Guru : HILMI MUHAMMAD AQWAM Mata Pelajaran : Konstruksi Bangunan Kelas : 1 TGB ( TGB-A, TGB-B, TGB-C ) Semester : Ganjil ( 1 ) No Kompetensi Inti

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit Pertemuan : Pertama A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 : Menghayati

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi...1 BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur akan Menilai Tipe Penilaian...2

DAFTAR ISI. Daftar Isi...1 BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur akan Menilai Tipe Penilaian...2 DAFTAR ISI Daftar Isi...1 BAB I KONSEP PENILAIAN...2 1.1. Bagaimana Instruktur akan Menilai...2 1.2. Tipe Penilaian...2 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN...3 2.1. Kunci Jawaban Tugas-tugas Teori...3 2.2. Daftar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : XI/2 Materi Pokok : OPTIK GEOMETRI Alokasi Waktu : 1 x 3 Jam Pelajaran A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik Fabrikasi Logam : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 5 (lima) A.

Lebih terperinci

ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN

ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK Program Keahlian : Teknik Mesin Paket Keahlian : Teknik Fabrikasi Logam Mata Pelajaran : Gambar Teknik Kelas : XI smt 1 dan 2 : 72 Jam Pelajaran

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 : SILABUS 136

LAMPIRAN 3 : SILABUS 136 LAMPIRAN 3 : SILABUS 136 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas /Semester : SMK : IPA Aplikasi : XI Kompetensi Inti: KI 1 KI 2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya : Menghayati dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA : Fisika : X / Dua : MIA : Optik : 2 x 45 Menit (pertemuan III) A. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG Dalam bahasan laporan mingguan proses pengamatan pelaksanaan proyek ini, praktikan akan memaparkan dan menjelaskan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit Pertemuan : Kedua A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 : Menghayati dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 3 (tiga) A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

KALOR DAN PERPINDAHANNYA

KALOR DAN PERPINDAHANNYA LEMBAR KERJA SISWA Berbasis Scientific Approach KALOR DAN PERPINDAHANNYA FISIKA KELAS X SMA / MA ZURNIATI RSA1C312012 UNIVERSITAS JAMBI NAMA KELAS NIS ALAMAT Lembar Kerja Siswa KALOR DAN PERPINDAHANNYA

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 4 (empat) A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)

RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN) RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN) Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Lubuk Basung Kelas / Semester : XI / 1 Mata Pelajaran : Rancang Bangun Jaringan Tema / Sub Tema : Pengalamatan IP dan Subnetmask

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi...1 BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur akan Menilai Tipe Penilaian...2

DAFTAR ISI. Daftar Isi...1 BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur akan Menilai Tipe Penilaian...2 DAFTAR ISI Daftar Isi...1 BAB I KONSEP PENILAIAN...2 1.1. Bagaimana Instruktur akan Menilai...2 1.2. Tipe Penilaian...2 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN...3 2.1. Kunci Jawaban Tugas-tugas Teori...3 2.2. Daftar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Alokasi Waktu : Fisika : XI/Dua : Gejala Pemanasan Global : 2 Pertemuan Pertemuan Pertama, @ 2 X 45 menit Pertemuan

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT LEMBAR INFORMASI Sambungan kayu menyudut atau yang sering kali disebut dengan hubungan kayu banyak digunakan pada pembuatan konstruksi kosen pintu, kosen jendela,

Lebih terperinci

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

PRAKARYA. by F. Denie Wahana PRAKARYA by F. Denie Wahana (Produk Sederhana dengan Teknologi) Kompetensi Inti (KI) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN

SILABUS MATA PELAJARAN SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : Bangunan Kelas /Semester : X/1 dan 2 Kompetensi Inti KI 1 KI 2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya : Menghayati dan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARANPERAKITAN KOMPUTER (DASAR PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI)

SILABUS MATA PELAJARANPERAKITAN KOMPUTER (DASAR PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI) SILABUS MATA PELAJARANPERAKITAN KOMPUTER (DASAR PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI) NAMA SEKOLAH : SMK Negeri 4 Klaten MATA PELAJARAN : Perakitan Komputer KELAS/SEMESTER : X/1 ALOKASI

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : X / Satu Peminatan : MIA Materi Pokok : Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor Alokasi waktu : 4 x 3 JP A. Kompetensi

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI SMK-MAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI SMK-MAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI SMK-MAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan Kelas : SMK / MAK : XI Kompetensi Inti I-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. I-2. Menghayati

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Barisan dan Deret

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Peminatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Geometri Ruang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Kelas/Semester : XI/2 Materi Pembelajaran : Keseimbangan dan Dinamika Benda Tegar Alokasi Waktu : 16 45 menit Pertemuan Ke : 1 Kompetensi Inti (KI) : 1. Menghayati

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Kristen Kanaan Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : VIII /1 Materi Pokok : Cahaya dan Alat Optik Alokasi Waktu : 6x40 menit (2 Pertemuan)

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : X / 2 (dua) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Geometri Ruang 1

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Barisan dan Deret

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 4 (empat) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Transformasi 1

Lebih terperinci

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON KODE MODUL KYU.BGN.214 (2) A Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INDUSTRI KAYU MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON DIREKTORAT

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : XI/2 Materi Pokok : OPTIK GEOMETRI Alokasi Waktu : 1 x 3 Jam Pelajaran A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (Lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Transformasi

Lebih terperinci

1 Gas Turbine Engine 1

1 Gas Turbine Engine 1 1 Gas Turbine Engine 1 Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Didalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik serta rumusan

Lebih terperinci

1 Aircraft Structure 1 SEMESTER 3

1 Aircraft Structure 1 SEMESTER 3 1 Aircraft Structure 1 SEMESTER 3 Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Didalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Peminatan

Lebih terperinci

SILABUS MATAPELAJARAN TEKNIK PEMBESARAN IKAN (PAKET KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN)

SILABUS MATAPELAJARAN TEKNIK PEMBESARAN IKAN (PAKET KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN) SILABUS MATAPELAJARAN TEKNIK PEMBESARAN IKAN (PAKET KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN) Satuan Pendidikan : SMK Negeri 61 Jakarta Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Lebih terperinci

Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis

Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis 1. Kusen a. Pengertian Kusen Beserta Fungsinya Kusen adalah suatu rangka dari balok kayu atau dari bahan lainnya, seperti plastik, UPVC, alumunium yang dihubungkan sedemikian rupa sesuai dengan kaidah

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan Kelas : SMK Negeri 1 Cilacap : XII Kompetensi Inti KI-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Lingkaran 1 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : X / Satu Peminatan : MIA Materi Pokok : Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor Alokasi waktu : 4 x 3 JP A. Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) SatuanPendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Topik/Materi Pokok AlokasiWaktu : SMK Negeri 1 Pajangan : X Teknik Gambar Bangunan / Gasal : Gambar Teknik : Peralatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Geometri

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : XI/2 Materi Pokok : OPTIK GEOMETRI Alokasi Waktu : 1 x 3 Jam Pelajaran A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati

Lebih terperinci

RPP 01 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RPP 01 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RPP 01 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Peminatan Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : Fisika : MIA : XII/1 : Listrik Statis : 16 JP (4x4 JP) A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 :

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 4 (empat) : Matematika : Umum :

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN

SILABUS MATA PELAJARAN SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK/MAK Mata Pelajaran : UKUR TANAH Kelas /Semester : X Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Trigonometri

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : X / 2 (dua) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Peluang 1 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Kelas/semester Topik/Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA : XII/2 : Kapasitor : 1 x 45 menit (1 x pertemuan) A. Kompetensi Inti KI.1 : Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARANTEKNIK ANIMASI 2 DIMENSI (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARANTEKNIK ANIMASI 2 DIMENSI (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARANTEKNIK ANIMASI 2 DIMENSI (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan Kelas : SMK / MAK : XI Kompetensi Inti I-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. I-2. Menghayati

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR

MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR BAG- TKB.004.A-86 28 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

RPP AKUNTANSI KEUANGAN MATERI : PROSES DAN METODE REKONSILIASI BANK

RPP AKUNTANSI KEUANGAN MATERI : PROSES DAN METODE REKONSILIASI BANK RPP AKUNTANSI KEUANGAN MATERI : PROSES DAN METODE REKONSILIASI BANK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMK Negeri Mata Pelajaran : Akuntansi Keuangan Kelas / Semester : XI / 1 Materi Pokok

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Trigonometri

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KD 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KD 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KD 1 Mata Pelajaran Kelas/Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi Waktu : Fisika : X / Ganjil : MIA : Besaran dan Satuan : 2 x 3 JP A. Kompetensi Inti (KI) 1 : Menghayati

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 3 (tiga) : Matematika : Wajib :

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 1 (satu) : Matematika : Umum : Komposisi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 04)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 04) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 04) Satuan Pendidikan : SMK N 1 SEYEGAN Kompetensi Keahlian : Teknik Gambar Bangunan Mata Pelajaran : Ilmu Ukur Tanah Kelas/Semester : X TGB Alokasi Waktu : 1 x (

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : X / Satu Peminatan : MIA Materi Pokok : Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor Alokasi waktu : 4 x 3 JP A. Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Wajib :

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK 1 Lau Maros Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : X / Satu Peminatan : MIA Materi Pokok : Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor Alokasi waktu :

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 1 (satu) : Matematika : Umum : Matriks

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 06)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 06) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 06) Satuan Pendidikan : SMK N 1 SEYEGAN Kompetensi Keahlian : Teknik Gambar Bangunan Mata Pelajaran : Ilmu Ukur Tanah Kelas/Semester : X TGB Alokasi Waktu : 2 x (

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA

SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA Satuan Pendidikan Kelas/ Semestar Kompetensi Inti : SMA : XII KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN : PERENCANAAN PEMASARAN

SILABUS MATA PELAJARAN : PERENCANAAN PEMASARAN SILABUS MATA PELAJARAN : PERENCANAAN PEMASARAN Satuan Pendidikan : SMK PGRI 1 JAKARTA Kelas /Semester : X/ I dan II Kompetensi Inti* KI..1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI..2 Menghayati

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Program Keahlian Alokasi Waktu :SMK Negeri 4 Baubau : Komputer dan Jaringan Dasar : XI / Ganjil : Teknik Komputer

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Matriks 3 Alokasi

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN. Dasar-dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah

MATA PELAJARAN. Dasar-dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa Program Keahlian : Teknik Konstruksi dan Properti Kompetensi Keahlian : Bisnis Konstruksi

Lebih terperinci

MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN

MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN BAG- TKB.004.A-89 28 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI (DASAR BIDANG KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN)

SILABUS MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI (DASAR BIDANG KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN) SILABUS MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI (DASAR BIDANG KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 21 JAKARTA Kelas : XI Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN GEDUNG MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGGAMBAR SAMBUNGAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 2 (dua) : Matematika : Umum : Limit

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 3 (tiga) : Matematika : Umum : Program

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Matriks 2 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Geometri

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Dwiwarna Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X / Dua Peminatan : MIA Materi Pokok : Suhu dan Kalor Alokasi : 4 x 3 JP A. Kompetensi Inti (KI)

Lebih terperinci

I. IDENTIFIKASI II. KOMPETENSI INTI III. KOMPETENSI DASAR

I. IDENTIFIKASI II. KOMPETENSI INTI III. KOMPETENSI DASAR I. IDENTIFIKASI Nama Sekolah : SMA Kristen Eben Haezar Manado Kelas / Semester : X / Ganjil Mata Pelajaran : Fisika Topik : Hakikat Fisika dan Prosedur Ilmiah Alokasi Waktu : 6 45 menit Hari / Tanggal

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Negeri 1 Sedayu. : Menggambar Interior dan Eksterior

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Negeri 1 Sedayu. : Menggambar Interior dan Eksterior PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL SMK 1 SEDAYU Alamat : Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta Telp./ Fax. (0274) 798084 Kode Pos :55753 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Peman Satuan Pendidikan : SMK N Kediri Mata Pelajaran : Simulasi Digital Kelas/Semester : X / I (Ganjil) Materi Pokok : Penerapan pengelolaan informasi digital Pertemuan Ke- : - Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : MIPA Materi Pokok : Lingkaran 2 Alokasi

Lebih terperinci