YANG MEMBERI KOMENTAR: WS. DR. OESMAN ARIF M.PD. DARI PANDANGAN AGAMA KHONGHUCU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "YANG MEMBERI KOMENTAR: WS. DR. OESMAN ARIF M.PD. DARI PANDANGAN AGAMA KHONGHUCU"

Transkripsi

1 YANG MEMBERI KOMENTAR: WS. DR. OESMAN ARIF M.PD. DARI PANDANGAN AGAMA KHONGHUCU 1. Pendahuluan Setelah saya membaca buku dengan judul Bhinneka Catur Sila Tunggal Ika (BCSTI) saya menangkap sebuah ide yang sangat mulia, yaitu kerukunan umat berbagai agama itu akan terwujud apabila mereka menyadari sebagai umat Tuhan yang Maha Esa. Menurut saya, alur pemikiran penulis berifat linier dalam siklus sepuluhribu tahunan. Paradigma yang dipakai adalah paradigama dikhotomis, artinya keberadaan kutub positip dan berbeda dengan keberadaan kutub negatip. Saya ingin menanggapi dengan alur pemikiran yang siklus murni, dengan paradigma komplementer, artinya kutnb positip dan kutub negatip selalu berada dalam keatuan realitas. Isi dan bentuk selalu berada dalam setiap hal bersama-sama. Isi ajaran agama dan pelaksanaan ajaran agama sebagai isi dan bentuk tidak dapat dipisahkan. Permasalahan agama juga tidak terlepas dari unsur lain dalam masyarakat, seperti masalah politik, masalah ekonomi, masalah keamanan, dan masalah hukum. Semua umat beragama wajib menyadari bahwa lahirnya berbagai agama di dunia ini karena sejarah berbagai bangsa yang berbeda-beda. Lahirnya agama juga tidak bersamaan waktu, tempat kelahirannya juga berbeda. Pada waktu tertentu, di suatu negeri Tuhan mengutus seorang nabi untuk menyelamatkan suatu bangsa dari kemusnaan karena sedang terancam kekacauan, maka di sana muncul sebuah agama yang mengajarkan manusia untuk menyadari kemanusiaannya kembali. Bangsa yang mengalami kekacauan tersebut Kumpulan Makalah Seminar & Bedah Buku Satu Abad Kebangkitan Nasional, Mei

2 apabila tidak didatangi seorang nabi mungkin akan punah. Terbukti banyak bangsa yang telah punah karena Tuhan tidak menurunkan seorang nabi yang menyelamatkan mereka, contohnya bangsa Indian di benua Amerika dan bangsa asli di benua Australia. Dalam buku BCSTI hal 9 tertulis: Pada umumnya aturan dalil rumusan tunggal yang diturunkan Allah kepada tiap-tipa agama melalui rasulnya senantiasa berubah bertambah setelah rasulnya itu wafat dan peristiwa itu masih terjadi sampai hari ini. Pada zaman modern ini manusia mewarisi keberadaan berbagai agama dari berbagai bagian dunia. Berbagai agama itu memang berbeda tata ibadahnya, dan berbeda pelaksanaan ibadahnya, namun ajaran berbagai agama tersebut semua mengingatkan agar manusia saling mengasihi dan saling menolong. Manusia saling mengasihi tidak hanya kepada yang sama agamanya, tetapi juga mengasihi sesama manusia yang berbeda agama. Manusia modern yang telah mendapat pendidikan dapat memahami itu, mereka dapat hidup rukun dengan tetangganya atau dengan rekan kerjanya meskipun berbeda agama. Dalam buku BCSTI hal 54 tertulis: Manusia setan mengajak atau mempertahankan kembali kepada perpecahan agama, ketimbang mengikuti sorga kedamaian agama yang diajukan Allah kepada manusia. Pada masa lalu pernah terjadi konflik agama di mana-mana. Mungkin tidak ada agama besar yang tidak pernah mengalami konflik dengan agama lain. Yang konflik itu bukan agamanya, melainkan umat agama yang menggunakan agamanya untuk mencapai kepentingan mereka sendiri. Namun banyak orang yang mempelajari agama cuma setengah-setengah atau tidak lengkap, mereka ini menganggap bahwa agama-agama yang berbeda itu bisa memicu konflik. Konflik agama itu muncul karena adanya kelompok orang yang menggunakan agama sebagai alat konflik itu. Mungkin juga yang memicu konflik agama itu bukan umat agamanya sendiri, tetapi orang lain yang ingin memanfaatkan Kumpulan Makalah Seminar & Bedah Buku Satu Abad Kebangkitan Nasional, Mei

3 konflik agama bagi keuntungan mereka. Agama sudah dicampur dengan kepentingan politik sebagai sumbu peledak bom waktu munculnya kekacauan. Oleh karena itu umat beragama dan tokoh agama perlu mewaspada munculnya kenyataan ini. Untuk mencegah agama sebagai pemicu konflik sosial, pendidikan agama dan pengajaran agama harus disusun dengan rapi. Guru agama perlu menjelaskan sejarah konflik agama dengan cermat agar para siswa memahami bahwa konflik agama itu muncul sebagai akibat konflik kepentingan lain yang menyeret agama. Di Tiongkok pada zaman kerajaan tempat ibadah agama Khonghucu, agma Tao, dan agama Buddha disatukan dalam kelenteng yang dibuat oleh negara, agar tidak terjadi konflik agama. Penguasaan pengetahuan agama yang tidak tuntas mudah menjadikan umatnya fanatik buta dan keliru. Nabi Khongcu mengumpamakan ajaran agama itu seperti air dan api. Air dan api sangat diperlukan manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Namun, penggunaan air dan api yang berlebihan atau keliru dapat membahayakan manusia. 2. Perubahan Zaman dan Perubahan Tafsir Dalam buku BCSTI hal 111 tertulis: Demikian pula penjajahan agama kaunkaum yang lainnyasejak dari A1 s/d B4 oleh pemuka agama adalah mengakibatkan mereka keluar dari jalur garis lurus tahunan, dan itu yang mengakibatkan pecah-belahnya agama menjadi sekte atau sempalan dalam tiap-tiap agama... Dalam perjalanan sejarah, agama-agama besar mengalami perpecahan menjadi sekte-sekte yang jumlahnya banyak. Para tokoh agama pada zamannya memandang perlu untuk memberikan tafsiran baru terhadap ajaran agama yang dipeluknya. Namun, tafsiran baru ini belum tentu diterima oleh tokoh dan umat yang lain. Munculnya tafsiran baru ini memunculkan sekte baru. Sekte baru ini akan selalu muncul karena perubahan zaman dan penyebaran Kumpulan Makalah Seminar & Bedah Buku Satu Abad Kebangkitan Nasional, Mei

4 agama ke wilayah negara lain. Sekte-sekte baru ini berbeda ajarannya dengan sekte yang lain, apabila mereka bertemu tidak jarang menjadi sumber konflik. Agama Khonghucu mempunyai sejarah yang berbeda karena sebelum muncul sekte baru sudah muncul filsafat Konfusinisme yang diajarkan oleh Xun Zi ( SM). Di Tiongkok, setelah Nabi Khongcu wafat (479 SM), muncul banyak aliran filsafat yang menawarkan berbagai ajaran atau teori untuk mengatasi masalah negara yang sedang kacau balau. Aliran yang banyak itu disebut Seratus Aliran. Xun Zi, seorang pengagum dan penerus Nabi Khongcu, melihat bahwa kemunculan Seratus Aliran itu justru akan mengacaukan rakyat Tiongkok dan akhirnya negara Tiongkok akan hilang karena terpecah belah. Xun Zi mengembangkan filsafat yang bersumber dari ajaran agama Khonghucu dengan maksud menata kembali masyarakat Tiongkok secara politis, bukan secara agama. Xun Zi berpendapat bahwa kekacauan di tiongkok itu terjadi karena lemahnya filsafat politik para penguasa. Para penguasa itu tidak memiliki ideologi dan konsep membangun negara yang tepat. Mereka hanya berebut kekuasaan dengan pesaing mereka. Saat itu buku-buku ajaran agama Khonghucu sudah tertulis dalam kepingan bambu dan kain sutra yang disebut Enam Kitab Klasik. Xun Zi mengembangkan filsafatnya yang diberi nama: Makro Konfusianisme atau Da Ru (baca: Ta Ru). Xun Zi menyebut agama Khonghucu dengan Mikro Konfusianisme atau Xiao Ru ( baca: Siao Ru) karena mengajarkan hubungan manusia individu dengan Tuhan. Agama Khonghucu mengajarkan upacara sembahyang kepada Tuhan dan mengajarkan manusia untuk melaksanakan kewajibannya kepada Tuhan. Ajaran itu kaitannya dengan kewajiban manusia individu kepada Tuhan. Sedangkan Makro Konfusianisme atau filsafat Khonghucu mengajarkan konsep penyelenggaraan negara, penegakan hukum, mengatur sistem pertahanan dan keamanan negara, serta mengatur perekonomian yang adil dan merata. Xun Zi bermaksud mewujudkan negara China yang kuat dan kaya. Xun Zi berhasil menyatukan Tiongkok dibawah kaisar Qin Si Huang (221 SM). Xun Zi telah menyiapkan dan membina negeri Qin menjadi negeri yang kuat yang dapat menyatukan Tiongkok. Kumpulan Makalah Seminar & Bedah Buku Satu Abad Kebangkitan Nasional, Mei

5 Makro Konfusianisme yang diajarkan oleh Xun Zi ini berhasil menyingkirkan Seratus Aliran, kecuali satu yaitu aliran Taoisme yang dianjurkan oleh Xun Zi supaya ikut mengabdikan diri kepada rakyat. Pada abad III Masehi berdiri agama Tao. Ajaran Xun Zi tidak melarang berkembangnya agama lain selain agama Khonghucu dan agama Tao. Agama Buddha juga diterima di negeri Tiongkok setelah beradaptasi dengan kebudayaan Tiongkok. Pada zaman dinasti Tang, umat agama Buddha harus ikut beribadah di kelenteng bersama umat agama Khonghucu dan umat agama Tao. Di Tiongkok pada zaman dulu semua kelenteng dibuat atau dibangun oleh negara. Pada zaman dinasti Sung (abad XII) agama Buddha sekte Chan mulai membuat biara sendiri, antara lain biara Siao Lin. Pada zaman dinasti Qing (abad XVIII), biara Siao Lin dibakar sampai dua kali karena dianggap sarang pemberontak. Buddha Chan ini pindah ke Jepang disebut Zen, namun orang Jepang tidak mengangapnya sebagai agama. Mereka menyebut Chan dengan Kesadaran Zen. Makro Konfusianisme sebagai anak telah melindungi agama Khonghucu sebagai ibunya dari serangan pihak lain maupun mencegah perpecahan dari dalam. Makro Konfusianisme menguasai Tiongkok sejak abad III SM, dan berhasil menjadikan agama Khonghucu sebagai agama negara di Tiongkok sampai tahun Pada zaman Mao Ze Dong, agama Khonghucu dilindungi oleh tokoh filsafat Konfusianisme dengan mengatakan bahwa ajaran Khonghucu itu filsafat dan bukan agama. Kalau agama dilarang. Contoh paparan tentang agama Khonghucu dan filsafat Khonghucu di atas menunjukkan bahwa terjadinya perpecahan dalam agama karena tidak ada jalan keluar untuk menyatakan adanya perbedaan pendapat. Ajaran agama perlu diimani dan jangan diperdebatkan. Apabila ajaran agama diperdebatkan pasti menimbulkan perpecahan. Ajaran filsafat tidak boleh diimani, tetapi boleh diperdebatkan. Perdebatan dalam filsafat sangat diperlukan, tertama saat orang menghadapi jalan buntu. Agama Khonghucu mengajarkan agar anak berbakti kepada orang tua, petunjuknya antara lain jangan membuat sedih Kumpulan Makalah Seminar & Bedah Buku Satu Abad Kebangkitan Nasional, Mei

6 orang tua. Apabila seorang ibu melihat anaknya bertengkar didepannya pasti sakit hatinya. Umat Khonghucu tidak boleh bertengkar karena masalah agama. Yang dipertengkarkan umat agama biasanya masalah teknis yang bisa diatasi dalam filsafat Khonghucu. Filsafat Khonghucu mengajarkan teori Yin Yang, dua hal yang berbeda atau bertentangan merupakan pasangan dialektis komplementer, atau pasangan yang saling melengkapi. Suami dan istri adalah dua jenis manusia yang berbeda, laki-laki dan perempuan yang mempunyai pembawaan berbeda, mungkin asal-usulnya juga berbeda, tetapi mereka menjadi pasangan yang harmonis dan membangun keluarga baru yang melahirkan manusia-manusia baru yang lebih hebat dari pada mereka. Di dalam alam dan di dalam masyarakat teori Yin Yang ini juga berlaku, asalkan kita mau memahami proses dialektika komplementer ini. Bukan dialektikan kontradiktori seperti teorinya yang diajarkan oleh Hegel dan Marxis. Perbedaan-perbedaan yang muncul dalam masyarakat adalah hal yang wajar dan alami. Munculnya banyak agama dan sekte-sektenya juga hal yang wajar. Apabila perbedaan itu akan disatukan kembali dalam keseragaman sudah tidak mungkin, apabila dipaksakan akan menimbulkan keresahan dan konflik. Kebhinnekaan perlu dipahami sebagai kesatuan dalam keberagaman. Xun Zi menjelaskan kesatuan dalam keberagaman itu ibarat sebuah orkestra, alat musiknya banyak dan berbeda-beda, pemainnya juga banyak, masing-masing memainkan alat musiknys sendiri. Akan tetapi, mereka secara bersama menghasilkan musik yang indah karena masing-masing pemain sadar akan kewajibannya dan mereka juga sadar sebagai bagian dari kesatuan. Gamelan Jawa adalah contoh yang tepat untuk menggambarkan kerjasama yang baik dan menghasilkan musik yang indah karena peralatan gamelan yang sangat berbeda-beda itu. Setiap pemain gamelan wajib menjaga emosi (angon roso) menjaga waktu (angon wayah) agar tidak mengacaukan lagu yang sedang dimainkan. Xun Zi menggambarkan pemimpin negara sebagai derigen dan Kumpulan Makalah Seminar & Bedah Buku Satu Abad Kebangkitan Nasional, Mei

7 rakyat sebagai pemain musiknya, kerjasama antara pemimpin dan rakyat adalah kunci kejayaan negara. 3. Penyebab Munculnya Konflik Agama Dalam buku BCSTI hal 313 tertulis : Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduk terpecah-belah, seperti setan memecah-belah agama... Kerukunan umat beragama sangat didambakan oleh semua umat beragama. Tidak ada umat beragama yang ingin konflik dengan umat agama yang lain, meskipun mereka berbeda cara hidupnya. Menurut Xun Zi kerukunan umat beragama dan kerukunan seluruh rakyat itu bergantung pada kebijakan pemerintah yang mengaturnya. Negara perlu membuat undang-undang yang jelas sehingga segala akibat buruk yang akan terjadi sudah dapat dicegah sebelumnya. Konflik antar umat agama atau antar sekte memerlukan penyelesaian yang adil dan tuntas dengan dibuatkan undang-undang yang jelas. Semua manusia di seluruh dunia menginginkan hidup dalam kedamaian, kerukunan, dan kesejahteraan. Kedamaian dan kerukunan ini akan terganggu apabila muncul kelompok yang ingin mendominasi masyarakat. Kelompok ini meresa paling pinter, paling suci, paling benar, dan menganggap orang lain yang tidak seperti dia sebagai orang jahat. Dalam masyarakat juga muncul orang beragama yang menganggap agamanya paling baik, paling disukai oleh Tuhan, dan mempunyai hak monopoli terhadap surga. Kelompok orang beragama semacam ini biasanya bersikap agresif menyebarkan agamanya, dan mendorong umat agama lain untuk pindah ke agamanya. Bahkan ada kelompok yang mendatangi rumah-rumah untuk menarik umat agama lain. Kelompok inilah yang sering menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Munculnya kelompok yang meresahkan masyarakat seperti di atas memancang reaksi kelompok agama lain yang bersikap radikal. Negara perlu Kumpulan Makalah Seminar & Bedah Buku Satu Abad Kebangkitan Nasional, Mei

8 mencegah terjadinya konflik horizontal dengan membuat undang-undang mengatur penyebaran agama. Pengaturan penyebaran agama tidak berarti melanggar hak asasi manusia, sebaliknya membiarkan rakyat saling menyerang itu yang pantas disebut melanggar hak asasi manusia. Orang berhak menyebarkan agama, tetapi orang juga berhak mempertahankan ajaran agama yang sudah dipeluknya. Para pemimpin agama dan guru agama wajib mengendalikan umatnya masing-masing untuk tidak merendahkan umat agama yang lain. Umat beragama wajib diajarkan untuk menghormati ajaran agama lain yang berbeda. Kerukunan dan perdamaian adalah modal utama bagi pembangunan bangsa dan negara. Peringatan seabad Hari Kebangkitan Nasional adalah saat yang tepat bagi kita bangsa Indonesia untuk mengevaluasi diri. Selama seratus tahun ini bangsa Indonesia juga telah mencapai kemajuan, amtara lain terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamerkan pada tanggal 17 Agustus Namun, perlu kita akui bahwa sampai hari ini masih banyak permasalahan yang masih melilit bangsa Indonesia. Salah satu masalah yang aktual adalah belum terwujudnya kerukunan umat beragama, masih banyak agama yang meresahkan atau dibuat resah oleh keberadaan agama lain. Menurut saya, hal itu terjadi karena masih banyak pemahaman dan penghayatan beragama yang tidak tepat. Masih ada umat beragama yang memandang umat agama lain itu belum beragama alias masih kafir. Sikap dan perilaku seperti ini sudah tidak sepantasnya dilakukan oleh manusia Indonesia yang mempunyai Falsafah Pancasila sebagai Dasar Negara. Sumber keresahan lain yaitu penggunaan tempat penyiaran agama yang tidak pada tempatnya, misalnya menggunakan mall dan ruko sebagai tempat berbisnis beralih fungsi menjadi tempat penyiaran agama menyebabkan perasaan tidak nyaman bagi orang lain. Negara Kesatuan Republik Indonesia telah merdeka selama 63 tahun, namun masih banyak harapan rakyat yang belum tercapai. Bangsa Indonesia sedang dalam proses membangun. Bangsa Indonesia yang sedang dalam proses Kumpulan Makalah Seminar & Bedah Buku Satu Abad Kebangkitan Nasional, Mei

9 mencari bentuk jangan lepas dari ideologinya yaitu Pancasila. Bangsa Indonesia harus belajar dari sejarah, belajar dari pemikiran dan perjuangan para pemimpin masa lalu. Nabi Khongcu mengajarkan, Setiap tiga orang berjalan lewat, pasti ada guruku, segala yang baik dapat dilanjutkan, yang tidak baik disimpan untuk diperbaiki. Buku BCSTI ini merupakan buku yang perlu dibaca untuk menambah wawasan lebih dalam tentang keberadaan agama sejak zaman dahulu sampai sekarang. Agama sebagai tuntunan rohani manusia menjadi unsur penting dalam menempuh hidup. Agama adalah sumber nilai yang perlu dihayati setiap manusia agar manusia tetap menjadi manusia. Nabi Khongcu mengajarkan bahwa manusia dilahirkan di dunia ini sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya, maka jangan lupa menjalani hidup sebagai manusia. Manusia yang lupa kemanusiaannya akan menjadi monster jahat yang mencelakakan orang lain. Namun, bisa juga menusia merasa menjadi malaikat dan lupa dirinya sebagai manusia, mereka ini seing menghujat sesama manusia. Selama kita masih hidup di dunia sebagai manusia wajib menjalani semua kewajiban manusia yang diperintahkan oleh agamanya dengan benar. Wujudkan pengabdian manusia kepada Tuhan melalui pengabdian kepada sesama manusia. Manusia yang hanya ingat menyembah Tuhan, tetapi tidak berbuat baik kepada sesama manusia yang memerlukan pertolongannya tidak dibenarkan oleh agama. Nabi Khongcu mengajarkan, orang yang ingin menyembah Tuhan harus melalui berbuat kebajikan kepada sesama manusia. Tugas manusia adalah bekerja sama dengan sesama manusia untuk membangun dunia agar lebih indah dan nyaman dihuni oleh manusia. Secara implisit dapat diartikan: Jadikanlah dunia ini seperti sorga. Bagi yang akan masuk sorga ujiannya adalah menjadikan dunia ini seperti dalam sorga. Orang yang menjadikan dunia ini seperti neraka mereka akan dimasukkan ke dalam neraka. Kumpulan Makalah Seminar & Bedah Buku Satu Abad Kebangkitan Nasional, Mei

10 Perdamaian dan kerukunan umat beragama bergantung pada perilaku para umat agama masing-masing. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang sudah berbudaya tinggi sudah dapat menghormati kepentingan dan perasaan orang lain. Apabila para umat agama tidak dapat hidup rukun, negara wajib bertanggung jawab merukunkan mereka. Berbagai agama yang ada di dunia ini tidak mungkin dilebur menjadi satu agama baru untuk merukunkan umat beragama. Dan tidak mungkin memaksa seluruh umat manusia memeluk satu agama yang sama. Perilaku cinta kasih, sikap saling menghormati seperti yang diajarkan oleh masing-masing agama perlu dilaksanakan dengan ketulusan hati. Sifat serakah dan tamak untuk menjadi paling kuat dan paling besar janganlah dimiliki oleh pemuka agama apa pun. Itulah kunci perdamaian dan kerukunan umat beragama. Shan Zai. Kumpulan Makalah Seminar & Bedah Buku Satu Abad Kebangkitan Nasional, Mei

Pendidikan Pancasila. Implementasi Sila Ke 2 dan 3 Pancasila. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen

Pendidikan Pancasila. Implementasi Sila Ke 2 dan 3 Pancasila. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen Modul ke: Pendidikan Pancasila Implementasi Sila Ke 2 dan 3 Pancasila Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Makna Sila Kemanusian Yang Adil dan Beradab

Lebih terperinci

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN Butir butir Pancasila yang dahulu ada 36 butir sekarang diubah menjadi 45 butir pancasila. Dan sekarang ini masyarakat banyak yang belum tahu

Lebih terperinci

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.: Ä Ä Ä TAHUN 2003 TENTANG KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA Disusun oleh: Nama Mahasiswa : Regina Sheilla Andinia Nomor Mahasiswa : 118114058 PRODI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya.

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya. BAB IV PENUTUP 1.1. Simpulan Agama Tao masuk dan berkembang di Indonesia sejak abad 6 SM seiring dengan masuknya etnik Cina di wilayah Nusantara. Agama Tao diyakini berasal dari Kaisar Kuning (Huang Di)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang begitu unik. Keunikan negara ini tercermin pada setiap dimensi kehidupan masyarakatnya. Negara kepulauan yang terbentang dari

Lebih terperinci

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA Dosen : Drs.Tahajudin Sudibyo N a m a : Argha Kristianto N I M : 11.11.4801 Kelompok : C Program Studi dan Jurusan : S1 TI SEKOLAH TINGGI TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA Nama : Nurina jatiningsih NIM : 11.11.4728 Kelompok Jurusan Dosen : C : S1 Teknik Informatika : Drs. Tahajudin Sudibyo STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

PERSATUAN DAN KERUKUNAN PERSATUAN DAN KERUKUNAN PENGERTIAN PERSATUAN DAN KESATUAN A. PERSATUAN Dari segi bahasa persatuan berarti gabungan, ikatan atau kumpulan. Sedangkan menurut istilah persatuan adalah kumpulan individu manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan atau masyarakat. Sekalipun makna pernikahan berbeda-beda, tetapi praktekprakteknya pernikahan

Lebih terperinci

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: 11 Fakultas TEKNIK PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA SILA KETIGA PANCASILA KEPENTINGAN NASIONAL YANG HARUS DIDAHULUKAN SERTA AKTUALISASI SILA KETIGA DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA ( DALAM BIDANG POLITIK,

Lebih terperinci

Bartima Oktavia Bahar Nim: E

Bartima Oktavia Bahar Nim: E Tugas : 45 BUTIR-BUTIR PANCASILA Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mata kuliah Pendidikan Pancasila Semester Genap Disusun Oleh : Bartima Oktavia Bahar Nim: E51116302 Departemen Antropologi

Lebih terperinci

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA Nama : M. Akbar Aditya Kelas : X DGB SMK GRAFIKA DESA PUTERA Kerukunan Antar Umat Beragama. Indonesia adalah salah satu negara

Lebih terperinci

BAB VIII SEJARAH FILSAFAT CINA

BAB VIII SEJARAH FILSAFAT CINA BAB VIII SEJARAH FILSAFAT CINA A. PENGANTAR Filsafat Cina bermula pada masa awal seribu tahun pertama sebelum Masehi. Pada awal abad ke-8 sampai dengan abad ke-5 sebelum Masehi filsafat Cina mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Kebudayaan Indonesia Akar dari Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Disusun Oleh: Nama : Alif Rizki Andriawan NIM : 11.11.5193 Kelompok Prodi dan Jurusan : E : S1 TI Dosen Pembimbing : Abidarin Rosidi, Dr,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU Pluralisme adalah sebuah realitas sosial yang siapapun tidak mungkin memungkirinya, kehidupan

Lebih terperinci

ETOS KONFUSIANISME. Oleh: Xs. Dr. Oesman Arif

ETOS KONFUSIANISME. Oleh: Xs. Dr. Oesman Arif ETOS KONFUSIANISME Oleh: Xs. Dr. Oesman Arif LATAR BELAKANG SEJARAH Konfusius adalah nama Latin dari Nabi Kongcu, ajarannya disebut Konfusianisme. Nama ajaran yang diajarkan Nabi Khongcu sebenarnya disebut

Lebih terperinci

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNAGRAHITA

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNAGRAHITA - 1102 - G. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNAGRAHITA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah pendidikan pancasila Dosen: Drs. Tahajudin Sudibyo DISUSUN OLEH: Nama : NIKA NUR ANINDA Nim : 11.11.5142 Kelompok

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Oleh : Falihah Untay Rahmania Sulasmono KELOMPOK E NIM. 11.11.5273 11-S1TI-09 Dosen Pembimbing : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAKSI Pancasila

Lebih terperinci

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA Oleh : DENY KURNIAWAN NIM 11.11.5172 DOSEN : ABIDARIN ROSIDI, DR, M.MA. KELOMPOK E PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

Lebih terperinci

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing : Pancasila dan Budaya STMIK Amikom Yogyakarta oleh : Rossidah 11. 02. 8043 ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika pembimbing : Drs. M. Kalis Purwanto, MM 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI i ii BAB

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1 Modul ke: 05Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Ideologi Negara Wibisono SH MSi Program Studi Manajemen S1 Tujuan Perkuliahan Menjelaskan: Pengertian Ideologi Pancasila dan

Lebih terperinci

Secara bahasa, kata AGAMA berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti TIDAK PERGI, tetap di tempat.

Secara bahasa, kata AGAMA berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti TIDAK PERGI, tetap di tempat. Secara bahasa, kata AGAMA berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti TIDAK PERGI, tetap di tempat. 1.Kedamain 2.kesejahteraan 3.keselamatan 4.ketaatan dan 5.kepatuhan Kedamaian itu adalah ketenangan

Lebih terperinci

Filsafat China. 1. Jaman Klasik ( S.M.)

Filsafat China. 1. Jaman Klasik ( S.M.) Filsafat China Filsafat China adalah salah satu dari filsafat tertua di dunia dan dipercaya menjadi salah satufilsafat dasar dari 3 filsafat dasar yang mempengaruhi sejarah perkembangan filsafat dunia.filsafat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN A. Aktivitas Keagamaan di Kelenteng Hwie Ing Kiong Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa REKONSTRUKSI DATA B. NO Analisa Analisa dan koding tematik Perceive threat Adanya ketidakadilan terhadap pelebelan terorisme yang dirasakan umat Islam FGD.B..8 FGD.B..04 FGD.B.. FGD.B..79 FGD.B..989 Umat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki struktur masyarakat majemuk dan multikultural terbesar di dunia. Keberagaman budaya tersebut memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya alam yang dimiliki, tetapi juga kaya akan kebudayaan. Dengan latar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya alam yang dimiliki, tetapi juga kaya akan kebudayaan. Dengan latar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya. Tidak hanya kaya akan sumber daya alam yang dimiliki, tetapi juga kaya akan kebudayaan. Dengan latar belakang sejarah,

Lebih terperinci

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. MAKNA AGAMA ISLAM Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. NIP: 19580128.198612.1.001 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 23 September

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN WAISAK NASIONAL TAHUN 2013, DI JI-EXPO KEMAYORAN,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang konsep ketuhanan Al Ghazali dalam Perspektif Filsafat Ketuhanan dan Relevansinya dengan Pembentukan Pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Agama Buddha tidak pernah bisa dilepaskan dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

MAKALAH 6 : PANDANGAN AGAMA KHONGHUCU TERHADAP MASALAH PERDAMAIAN DAN KEADILAN. Oleh: Ws. Dr. Oesman Arif

MAKALAH 6 : PANDANGAN AGAMA KHONGHUCU TERHADAP MASALAH PERDAMAIAN DAN KEADILAN. Oleh: Ws. Dr. Oesman Arif MAKALAH 6 : PANDANGAN AGAMA KHONGHUCU TERHADAP MASALAH PERDAMAIAN DAN KEADILAN Oleh: Ws. Dr. Oesman Arif Masalah perdamaian dan keadilan tidak dapat dipisahkan. Perdamaian dalam masyarakat dapat terwujud

Lebih terperinci

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Modul ke: PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA MATAKULIAH KEWARGANEGARAAN Fakultas Teknik Muhamad Rosit, S.Sos, M.Si. Program Studi Teknik Elektro www.mercubuana.ac.id SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA Pancasila merupakan

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. aliran kepercayaan disetarakan statusnya layaknya agama resmi lainnya (Mutaqin

BAB V PENUTUP. aliran kepercayaan disetarakan statusnya layaknya agama resmi lainnya (Mutaqin 150 BAB V PENUTUP Pada tahun 1950an merupakan momen kebangkitan penghayat kepercayaan. Mereka mulai menunjukkan eksistensinya dengan membentuk organisasi berskala nasional. Wongsonegoro sebagai representasi

Lebih terperinci

NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA

NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA TUGAS AKHIR disusun oleh Nama Mahasiswa Imam Khanafi Nomor Mahasiswa 11.11.5589 Kelompok F Nama Dosen DR. Abidarin Rosyidi, MMa JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH

Lebih terperinci

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara I. Hakikat Pancasila Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia ditakdirkan menghuni kepulauan Nusantara ini serta terdiri dari berbagai suku dan keturunan, dengan bahasa dan adat istiadat yang beraneka ragam,

Lebih terperinci

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA Diajukan oleh: Muhammad choirul mustain 11.11.4897 Kelompok D(S1-TI) Dosen: Tahajudin S, Drs Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir Mata Kuliah

Lebih terperinci

UTSAWA DHARMA GITA TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA, JAKARTA, 8 AGUSTUS 2008

UTSAWA DHARMA GITA TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA, JAKARTA, 8 AGUSTUS 2008 UTSAWA DHARMA GITA TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA, JAKARTA, 8 AGUSTUS 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA UTSAWA DHARMA GITA TAHUN 2008 DI ISTANA NEGARA, JAKARTA 8 AGUSTUS 2008 Assalaamu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.

BAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan kasus konversi agama di Bukitsari maka dapat disimpulkan bahwa beberapa kepala keluarga (KK) di daerah tersebut dinyatakan benar melakukan pindah agama

Lebih terperinci

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA KANTOR UTUSAN KHUSUS PRESIDEN UNTUK DIALOG DAN KERJA SAMA ANTAR AGAMA DAN PERADABAN KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA HASIL MUSYAWARAH BESAR PEMUKA AGAMA UNTUK KERUKUNAN BANGSA Jakarta 8-10 Februari 2018

Lebih terperinci

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan 88 Lampiran 1. Instrumen Penelitian Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Nama : No Absen : Kelas : Petunjuk Soal 1) Isilah identitas nama anda dengan benar 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Lebih terperinci

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT Title? Author Riendra Primadina Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov 2010 14:10:06 GMT Author Comment Hafizhan Lutfan Ali Comments Jawaban nya...

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. keatas dari penduduk Indonesia yang beragama Islam, masih terdapat agama Kristen,

BAB 5 RINGKASAN. keatas dari penduduk Indonesia yang beragama Islam, masih terdapat agama Kristen, BAB 5 RINGKASAN Negara Indonesia adalah negara yang memiliki beragam agama, selain 80% keatas dari penduduk Indonesia yang beragama Islam, masih terdapat agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khonghucu.

Lebih terperinci

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH BAB IV KOMPARASI KONSEP HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA DALAM STUDI RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH A. Persamaan Konsep Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia Tentang

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Mengaryakan Pelayanan dan Kesaksian dengan Mewujudkan Kebebasan, Keadilan, Kebenaran dan Kesejahteraan bagi Sesama dan Alam Semesta (LUKAS 4:19) Minggu,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2 Substansi Hak dan Kewajiban asasi Manusia dalam Pancasila PANCASILA UNDANG UNDANG DASAR 1945 PASAL 28A -28J UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling A. Latar Belakang Masalah Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling membutuhkan dan cenderung ingin hidup bersama. Berdasarkan sifatnya manusia sebagai makhluk

Lebih terperinci

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara FILSAFAT PANCASILA Filsafat Harafiah; mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan. Filsafat Pancasila; refleksi kritis dan rasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

WAHYU 12 PEREMPUAN DAN NAGA. Pdt Gerry CJ Takaria

WAHYU 12 PEREMPUAN DAN NAGA. Pdt Gerry CJ Takaria WAHYU 12 PEREMPUAN DAN NAGA Wahyu 12:1-2 1. Seorang Perempuan sedang Mengandung 2. Berselubung Matahari 3. Bulan di bawah kakinya 4. Mahkota dengan dua belas bintang ARTI DARI LAMBANG Perempuan melambangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd Disusun Oleh : Sahri Ramadani SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL IBROHIMY TANJUNGBUMI BANGKALAN 2012 KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik dan memiliki wilayah kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari. 1 BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Dengan tumbuhnya pengetahuan tentang agama-agama lain, menimbulkan sikap saling pengertian dan toleran kepada orang lain dalam hidup sehari-hari, sehingga

Lebih terperinci

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. MAKNA AGAMA ISLAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI & AGAMA ISLAM Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. NIP: 19580128.198612.1.001 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PLEASE BE PATIENT!!!

PLEASE BE PATIENT!!! PLEASE BE PATIENT!!! CREATED BY: HIKMAT H. SYAWALI FIRMANSYAH SUHERLAN YUSEP UTOMO 4 PILAR KEBANGSAAN UNTUK MEMBANGUN KARAKTER BANGSA PANCASILA NKRI BHINEKA TUNGGAL IKA UUD 1945 PANCASILA MERUPAKAN DASAR

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA Disusun Oleh : Nama NIM Kelompok Program Studi/ Jurusan Nama Dosen : : : : : Doni Saputra.P 11.11.5553 F S1/Teknik Informatika Abidarin Rosidi,

Lebih terperinci

MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Dosen : Dr. Muhammad Yusro, MT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA MATERI PERKULIAHAN Mengapa dan bagaimana PAI diajarkan di perguruan tinggi Bagaimana manusia bertuhan

Lebih terperinci

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 20. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) KELAS: X KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1. Menghayati

Lebih terperinci

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A.

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Hari ini kita akan melihat mengapa kita harus memberitakan Injil Tuhan? Mengapa harus repot-repot mengadakan kebaktian penginjilan atau

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII ( TUJUH ) Hari, tanggal : Senin, 9 Juni 2008 Waktu : 60 Menit PETUNJUK UMUM:

Lebih terperinci

Nasib dan Takdir Manusia, Apa Bedanya?

Nasib dan Takdir Manusia, Apa Bedanya? Nasib dan Takdir Manusia, Apa Bedanya? Pernahkan anda bertanya pada diri sendiri, untuk apa kita diciptakan? Mengapa Tuhan menciptakan bumi dan semesta alam? Mungkin pertanyaan itu pernah terbersit dihati

Lebih terperinci

KISI KISI PENILAIAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENILAIAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENILAIAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nama Sekolah : MTsN 1 Kota Serang Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Kur : VII / K13 Semester : Genap Kompetensi Inti : 1.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 A. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Keluarga Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama

Lebih terperinci

PELAJARAN 1 UPACARA PEMBERIAN NAMA PANGERAN SIDDHARTA

PELAJARAN 1 UPACARA PEMBERIAN NAMA PANGERAN SIDDHARTA PELAJARAN 1 UPACARA PEMBERIAN NAMA PANGERAN SIDDHARTA 1. Raja Sudhodhana mengundang 108 pertapa/brahmana, diantara 108 pertapa itu ada 8 orang pertapa bijak 2. Salah satu orang bijak adalah Kondanya 3.

Lebih terperinci

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat! SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BERBAH ULANGAN HARIAN 1 KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN 2016 Waktu: 50 menit Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Sikap positif

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian 195 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian yang telah dilaksanakan terhadap penduduk Kelurahan Cigugur Kabupaten Kuningan tentang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk menjalankan kehidupannya. Selain membutuhkan orang lain manusia juga membutuhkan pendamping hidup.

Lebih terperinci

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNADAKSA

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNADAKSA - 1290 - G. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNADAKSA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA ABSTRAK Prinsip-prinsip pembangunan politik yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila telah membawa dampak yang luas dan mendasar bagi kehidupan manusia Indonesia.

Lebih terperinci

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DESA PANCASILA DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia

B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia 1. Makna Persatuan dan Kesatuan Silahkan nyanyikan lagu wajib nasional Dari Sabang Sampai Merauke dan lagu Rayuan Pulau Kelapa secara bersama-sama di dalam

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

WA H Y U 1 2. Pdt Gerry CJ Takaria

WA H Y U 1 2. Pdt Gerry CJ Takaria PEREMPUAN DAN NAGA WA H Y U 1 2 WAHYU 12:1-2 Seorang Perempuan sedang Mengandung Berselubung Matahari Bulan di bawah kakinya Mahkota dengan dua belas bintang ARTI DARI LAMBANG Perempuan melambangkan jemaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses saling tolong menolong dan saling memberi agar kehidupan kita. saling mencintai, menyayangi dan mengasihi.

BAB I PENDAHULUAN. proses saling tolong menolong dan saling memberi agar kehidupan kita. saling mencintai, menyayangi dan mengasihi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini kita sebagai manusia tidak bisa hidup dalam kesendirian, kita sebagai makhluk yang sosialis, tentunya membutuhkan proses saling tolong menolong

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

Babel sudah Rubuh: Keluarlah dari Padanya, hai umat-ku!

Babel sudah Rubuh: Keluarlah dari Padanya, hai umat-ku! Babel sudah Rubuh: Keluarlah dari Padanya, hai umat-ku! Dunia akan berakhir! Waktu akan segera tidak ada lagi. Puncak dari segala zaman akan segera terjadi di atas dunia. Di dalam waktu yang sangat berbahaya

Lebih terperinci

Bimbingan Ruhani. Penanya:

Bimbingan Ruhani.  Penanya: Bimbingan Ruhani Hazrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifah ke empat dari Jemaat Islam Ahmadiyah selalu memberikan kesempatan dari waktu ke waktu kepada semua orang dari segala bangsa, agama dan keyakinan untuk

Lebih terperinci

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender Semua manusia pada dasarnya sama. Membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama manusia karena warna kulit atau bentuk fisik lainnya

Lebih terperinci

1. Persiapan. A. Sumber. B. Apa yang dikatakan tentang Toleransi. C. Kemanakah Toleransi ini tertuju

1. Persiapan. A. Sumber. B. Apa yang dikatakan tentang Toleransi. C. Kemanakah Toleransi ini tertuju Pelajaran 13 HIDUP DI SINI DAN SEKARANG: TOLERANSI Kebebasan untuk semua? 28 Maret 2015 1. Persiapan A. Sumber Kisah 17:16-34 Yohanes 10:16 Yesaya 56:6, 7 "Di dunia itu disebut Toleransi, tapi di neraka

Lebih terperinci

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Modul ke: Pancasila Kajian sejarah perjuangan bangsa Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Lahirnya Pancasila Pancasila yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM A. Hakikat Toleransi dalam Al-Quran Telaah Pendidikan Islam Allah telah membimbing manusia kepada toleransi melalui

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan hasil penelitian pada BAB IV peneliti dapat merumuskan kesimpulan dan rekomendasi untuk berbagai pihak. A. Simpulan 1. Simpulan Umum Masyarakat Dusun Kalibago merupakan

Lebih terperinci

Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman jemaat Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus. Salam

Lebih terperinci

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD 25. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I 1. menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 1.1 menerima dan mensyukuri dirinya sebagai ciptaan 1.2 menerima dan

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Bendera negara yaitu

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : II/MPR/1978 TENTANG PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (EKAPRASETIA PANCAKARSA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS

Lebih terperinci