BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN III. 1 Persiapan Pada tahap persiapan dilakukan studi literatur, penentuan lokasi penelitian dan mengumpulkan beberapa bahan referensi. -Studi literatur Pada studi literatur ditetapkan tiga data kajian yaitu : data umum, data PBB, dan data PLN. Akan dilakukan studi dari ketiga data ini dan akan ditentukan objekobjek apa saja dari ketiga data ini yang akan dibuat simbolnya. Ketiga data ini digunakan sebagai sampel dalam mewujudkan penyeragaman simbol dan pembuatan peta multiguna. -Penentuan Lokasi Penelitian Daerah penelitian pada pelaksanaan tugas akhir ini dipilih di kelurahan Sarijadi kecamatan Sukajadi kotamadya Bandung. Alasan pemilihan lokasi penelitian di kelurahan Sarijadi karena kelurahan Sarijadi merupakan daerah yang cukup padat dan memiliki beragam objek sehingga cukup mewakili sebagai sampel dalam pembuatan penyeragaman simbol dan peta multiguna, selain itu data-data dan peta serta lokasi kelurahan Sarijadi mudah untuk di akses, serta sebelumnya pernah dilakukan penelitian di kelurahan Sarijadi. Adapun mengenai karakteristik daerah penelitian sebagai berikut : Daerah Penelitian : Kelurahan Sarijadi Luas Wilayah : 157,060 Ha Jumlah RW : 11 Jumlah RT : 98 Batas Wilayah Utara : Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung Timur : Kelurahan Sukarasa Kecamatan Sukasari Kota Bandung Selatan : Kelurahan Sukawarna Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Barat : Kecamatan Cimahi Utara 12

2 Kota Cimahi -Pengumpulkan bahan referensi Bahan referensi yang dikumpulkan antara lain : o Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah, o peta topografi, o buku-buku kartografi, o dan lain sebagainya. III. 2 Pengumpulan Data dan Alat Bantu Sumber data penelitian tugas akhir ini berasal dari instansi dan sumber lain antara lain : peta jaringan PLN kelurahan Sarijadi (hardcopy) skala 1 : diperoleh dari instansi PLN (bisa dilihat pada lampiran I.2 gambar peta jaringan PLN) peta PBB kelurahan Sarijadi (format vektor) skala 1 : 1000 diperoleh dari instansi PBB, peta Topografi kelurahan Sarijadi (format vektor) skala 1 : diperoleh dari sumber lain yang sudah ada, dan denah lokasi kelurahan Sarijadi (format raster) diperoleh dari kantor kelurahan Sarijadi. Pada penelitian tugas akhir ini peta yang akan di overlay yaitu peta PLN kelurahan Sarijadi, peta PBB kelurahan Sarijadi dan peta Topografi kelurahan Sarijadi. Sedangkan denah lokasi kelurahan Sarijadi digunakan untuk membantu penamaan unsur atau objek. Sedangkan alat bantu yang digunakan adalah software AutoCAD Map2004. III. 3 Pengolahan Data Pada tahap pengolahan data yang dilakukan yaitu : menentukan objek yang akan dibuat simbolnya kemudian merancang simbol, menscan peta PLN kemudian didigit sehingga berformat vektor, setelah semua peta (peta PBB, PLN, Topografi) berformat vektor kemudian simbol diterapkan pada semua kemudian identifikasi 6 buah titik pada setiap peta dan melakukan hitungan perataan parameter (dari PBB ke 13

3 Topo dan dari PLN ke Topo) sehingga diperoleh parameter transformasi, setelah itu dilakukan transformasi/overlay semua peta pada software AutoCAD MAP sehingga menjadi peta multiguna skala 1 : 1000, dan terakhir melakukan editing terhadap peta multiguna. Pengolahan data secara lengkap dijelaskan sebagai berikut. III. 3.1 Penentuan objek yang akan dibuat simbolnya Sebelum melakukan perancangan simbol, tahap awal yang dilakukan adalah menentukan objek apa saja yang akan dibuat simbolnya. Penentuan objek yang akan dibuat simbolnya ini berdasarkan pengamatan terhadap peta PLN kelurahan Sarijadi, peta PBB kelurahan Sarijadi, peta Topografi kelurahan Sarijad, denah lokasi kelurahan Sarijadi, dan studi kebutuhan instansi terhadap objek. Selanjutnya secara lengkap objek-objek yang akan dibuat simbolnya pada penelitian tugas akhir ini yaitu : data dasar (informasi umum) terdiri atas objek-objek sebagai berikut : batas RW (batas antar RW), batas kelurahan (batas antar kelurahan), batas kecamatan (batas antar kecamatan), batas kabupaten/kota/kotif (batas antar kabupaten/kota/kotif), batas provinsi (batas antar provinsi), batas negara (batas antar negara), jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, jalan lingkungan, gang, rel kereta api, selokan, saluran air, danau, sungai besar, sungai kecil, mata air, air terjun, batu karang, bendungan, stasiun/terminal bis, lapangan/stadion, bandara, pelabuhan, jembatan, terowongan, stasiun kereta api dan titian. Data tematik PLN terdiri atas objek-objek sebagai berikut : hantaran udara tegangan tinggi (HUTT), hantaran udara tegangan menengah (HUTM), hantaran udara tegangan rendah (HUTR), saluran rumah (SR)+tiang listrik atap rumah, saluran kabel tegangan tinggi (SKTT), saluran kabel tegangan menengah (SKTM), saluran kabel tegangan rendah (SKTR), saluran udara kabel kontrol (SUKK), saluran tanah kabel kontrol (STKK), saluran kabel transmisi listrik bawah laut, tiang penggantung hantaran udara tegangan rendah, tiang besi, tiang kayu, tiang beton bulat, tiang beton persegi, gardu induk (GI), gardu hubung (GH), gardu distribusi, travo, travo di tiang, menara penggantung hantaran udara tegangan tinggi dan menara penggantung hantaran udara tegangan menengah. Data tematik PBB terdiri atas objek-objek sebagai berikut : rumah, fasilitas umum, perkantoran pemerintah, sarana peribadatan dan pendidikan agama, sarana sosial, industri (pabrik dan pergudangan), sarana pendidikan, pariwisata, seni dan budaya, hotel/penginapan, restoran/rumah makan, tempat parkir kendaraan bermotor, 14

4 pemakaman, sarana kesehatan, tanah kosong/kavling siap bangun, sarana hiburan, perkantoran swasta, batas bidang tanah, pasar/mall dan lapak kaki lima/rumah toko. Dari data-data di atas, kemudian diklasifikasikan berdasarkan bentuk geometriknya (titik, garis dan bidang) untuk persiapan pembuatan simbol objek. Pengelompokan objek berdasarkan bentuk geometriknya dapat dilihat pada tabel III.1 sebagai berikut : Tabel III.1 Pengelompokan data berdasarkan bentuk objek DATA PLN BENTUK GEOMETRIK NAMA OBJEK tiang penggantung hantaran udara tegangan rendah PLN titik tiang besi tiang kayu tiang beton bulat tiang beton persegi hantaran udara tegangan tinggi (HUTT) hantaran udara tegangan menengah (HUTM) hantaran udara tegangan rendah (HUTR) PLN garis saluran rumah (SR)+tiang listrik atap rumah saluran kabel tegangan tinggi (SKTT) saluran kabel tegangan menengah (SKTM) saluran kabel tegangan rendah (SKTR) saluran udara kabel kontrol (SUKK) saluran tanah kabel kontrol (STKK) saluran kabel transmisi listrik bawah laut gardu induk (GI) gardu hubung (GH) PLN bidang gardu distribusi (GD) travo travo di tiang menara penggantung hantaran udara tegangan tinggi menara penggantung hantaran udara tegangan menengah DATA PBB BENTUK GEOMETRIK NAMA OBJEK PBB titik - PBB garis batas bidang tanah bersambung... 15

5 Lanjutan PBB bidang BENTUK GEOMETRIK Umum titik Umum garis rumah fasilitas umum perkantoran pemerintah sarana peribadatan dan pendidikan agama sarana sosial industri (pabrik dan pergudangan) sarana pendidikan pariwisata seni dan budaya hotel/penginapan restoran/rumah makan tempat parkir pemakaman sarana kesehatan tanah kosong sarana hiburan perkantoran swasta pasar/mall lapak kaki lima/rumah toko/warung DATA UMUM NAMA OBJEK Mata air batas RW (batas antar RW) batas kelurahan (batas antar kelurahan) batas kecamatan (batas antar kecamatan) batas kabupaten/kota/kotif (batas antar kabupaten/kota/kotif) batas provinsi (batas antar provinsi) batas negara (batas antar negara) jalan tol jalan arteri jalan kolektor jalan lokal jalan lingkungan gang bersambung... 16

6 Lanjutan Umum bidang rel kereta api selokan saluran air sungai besar sungai kecil air terjun batu karang jembatan terowongan titian danau bendungan terminal bis lapangan/stadion bandara pelabuhan stasiun KA Kelurahan Sarijadi merupakan suatu daerah studi kasus untuk penerapan simbol objek pada peta multiguna kelurahan Sarijadi. Dari hasil pengamatan di lapangan tidak semua objek di atas ada di kelurahan Sarijadi karena Sarijadi terbatas satu kelurahan saja sehingga objek yang ada di kelurahan ini hanya sebagai contoh dalam penerapan simbol pada peta multiguna. Sebagai contoh pada objek tiang listrik, di kelurahan Sarijadi hanya terdapat tiga jenis tiang listrik yaitu : tiang besi, tiang beton persegi, dan tiang beton bulat. Pada objek PLN yang lain juga tidak semua objek PLN ada di kelurahan Sarijadi misalnya : gardu induk (GI), dan sebagainya. Begitu juga pada objek data umum, banyak yang tidak terdapat di kelurahan Sarijadi seperti : jalan tol dan sebagainya. Objek dari ketiga data (PLN, PBB dan Topo) dirinci dan ditentukan objek apa saja yang akan dibuat simbolnya dan masing-masing data dibedakan objeknya sehingga tidak ada data yang memiliki objek yang sama. Masing-masing data memiliki objek tersendiri. Hal ini dibedakan agar saat overlay tidak double. Secara lengkap objek daerah studi yang akan dibuat simbolnya pada peta multiguna dapat dilihat pada tabel III.2. 17

7 Tabel III.2 Objek daerah studi yang akan dibuat simbolnya DATA PLN NAMA OBJEK 1) Hantaran udara tegangan rendah (HUTR) 2) Saluran rumah (SR)+tiang listrik atap rumah 3) Tiang besi 4) Tiang beton bulat 5) Tiang beton persegi DATA PBB NAMA OBJEK 6) Rumah 7) Perkantoran pemerintah 8) Sarana peribadatan dan pendidikan agama (masjid, pesantren, mda, dll) 9) Sarana pendidikan (PT, SMU, SMP, dll) 10) Sarana kesehatan (Rumah Sakit/poliklinik/puskesmas) 11) Pemakaman 12) Tanah Kosong /kavling siap bangun 13) Perkantoran swasta 14) Batas bidang tanah 15) Pasar/mall 16) Lapak kaki lima/warung/toko tetap/rumah toko 17) Batas RW (batas antar RW) DATA UMUM NAMA OBJEK 18) Batas kelurahan (batas antar kelurahan) 19) Jalan lokal (kelurahan ke kelurahan) 20) Gang 21) Selokan 22) Sungai kecil 23) Stadion/lapangan Atletik dan Olah Raga/arena olahraga 24) Jembatan 18

8 Setelah menentukan objek daerah studi yang akan dibuat simbolnya, selanjutnya membagi objek tersebut berdasarkan layer-layer. Pembagian layer-layer ini sesuai dengan jenis datanya. III. 3.2 Info yang akan digabungkan Pada tugas akhir ini pembagian layers data terdiri dari : 1. Layers umum Layer batas administrasi Layer jalan Layer sungai/selokan Layer fasilitas umum 2. Layers PBB Layer rumah Layer sekolah+pemerintahan+kantor Layer komersial Layer batas persil Layer lapak kaki lima (pkl) 3. Layers PLN Layer tiang listrik Layer saluran listrik Setelah menentukan objek-objek yang akan dibuat simbolnya tahapan selanjutnya yaitu merancang simbol objek berdasarkan beberapa referensi. III. 3.3 Merancang Simbol Tahapan awal dalam merencanakan simbol adalah mengidentifikasi jenis objek, apakah objek tersebut berbentuk titik, garis atau bidang. Setelah melakukan proses identifikasi objek kemudian ditentukan jenis simbolnya, apakah simbol titik, simbol garis, atau simbol bidang. Dalam merancang simbol ini diusahakan simbol objek mendekati bentuk aslinya agar para pemakai peta mudah dalam menafsirkan peta. Perancangan simbol dalam penelitian ini, dibedakan berdasarkan beberapa hal yaitu : ketebalan garis simbol, warna simbol (baik warna garis, warna bidang atau 19

9 warna titik), besar-kecil simbol, bentuk simbol serta tekstur simbol. Untuk simbol garis tunggal agar mudah dibedakan dibuat sedikit tebal dari simbol garis rangkap, sedangkan garis rangkap dibuat agak tipis. Dalam hal warna, dalam melakukan perancangan simbol diusahakan untuk membedakan warna-warna objek agar terlihat kontras dan bisa dibedakan antara warna pada simbol yang satu dengan warna pada simbol yang lain. Untuk simbol-simbol yang mengandung unsur-unsur perairan (seperti danau, sungai, selokan, saluran air dan lain-lain) diberi warna biru. Selain itu dalam merencanakan simbol juga diterapkan besar-kecilnya simbol yang proporsional sesuai dengan skala dan dalam hal perbandingannya dengan simbol lainnya. beberapa simbol juga dibedakan berdasarkan tekstur atau memakai teks. Untuk simbol-simbol yang sudah standar seperti simbol batas wilayah (batas negara, batas provinsi, batas kota/kabupaten, dan sebagainya), disesuaikan dengan sumber acuan/referensi yang standar. Contoh sebagian rancangan simbol objek yang dibuat dapat dilihat pada tabel III.2. 20

10 Tabel III.3 Contoh Rancangan Simbol Jenis Simbol Nama Objek Simbol Penjelasan Pada simbol tiang besi dan tiang beton tiang besi persegi dibedakan berdasarkan simbol bentuknya. Tiang besi berbentuk bulat titik sedangkan tiang beton persegi digambarkan berbentuk kotak. Selain tiang beton persegi dibedakan dalam bentuk, kedua simbol tersebut juga dibedakan berdasarkan warna objek. Simbol tiang besi berwarna merah sedangkan simbol tiang beton persegi berwarna hitam. Hantaran udara tegangan rendah (HUTR) simbol garis Hantaran udara tegangan menengah (HUTM) Pada simbol Hantaran udara tegangan rendah (HUTR) dan Hantaran udara tegangan menengah (HUTM) dibedakan berdasarkan ketebalan garis. Hantaran udara tegangan rendah (HUTR) tebal garisnya 0.1 mm sedangkan Hantaran udara tegangan menengah (HUTM) tebal garisnya 0.05 mm, selain dibedakan berdasarkan ketebalan garisnya, objek tersebut juga dibedakan berdasarkan jumlah garisnya. Hantaran udara tegangan rendah (HUTR) digambar dengan satu garis sedangkan Hantaran udara tegangan menengah (HUTM) digambarkan dengan dua garis. simbol bidang Rumah Pada simbol rumah dan perkantoran pemerintah dibedakan berdasarkan warnanya. Bersambung... 21

11 Lanjutan... perkantoran pemerintah Simbol rumah diberi warna hijau sedangkan simbol perkantoran pemerintah diberi warna biru muda. Untuk simbol-simbol bidang selain dibedakan dalam hal warna, juga bisa dibedakan dengan menggunakan arsiran atau menggunakan suatu huruf. Simbolsimbol bidang juga bisa digambarkan sesuai dari bentuk asli dari unsur yang diwakilkannya. Secara lengkap penyeragaman simbol dapat dilihat pada lampiran I.1 tabel penyeragaman simbol. Simbol-simbol yang diterapkan pada peta multiguna kelurahan Sarijadi dapat dilihat pada tabel III.4 simbol daerah studi. 22

12 Tabel III.4 Simbol Daerah Studi PLN NAMA OBJEK SPESIFIKASI SIMBOL 25) 26) 27) 28) 29) Hantaran udara tegangan rendah (HUTR) Saluran rumah (SR)+tiang listrik atap rumah Tiang besi Tiang beton bulat Tiang beton persegi Bentuk garis : garis lurus kontinu digambar dengan satu garis Tebal garis : 0,1 mm Warna : merah Bentuk garis : garis lurus kontinu digambar dengan satu garis dan titik hitam diujung Warna : orange Bentuk : lingkaran dengan tanda silang ditengah Tebal garis : 0,03 mm Diameter : 0,15 mm Warna : merah Bentuk : lingkaran dengan tanda silang ditengah Tebal garis : 0,05 mm Diameter : 0,18 mm Warna : hitam Bentuk : persegi dengan tanda silang ditengah Tebal garis : 0,05 mm Panjang sisi : 0,2 Warna : hitam PBB NAMA OBJEK SPESIFIKASI SIMBOL 30) 31) 32) Rumah Perkantoran pemerintah Sarana peribadatan dan pendidikan agama (masjid, pesantren, mda, dll) Bentuk : persegi dan didalam bercorak garis-garis Warna : hijau dan persegi luar hitam Bentuk : persegi dan didalam bercorak garis-garis Warna : biru dan persegi luar hitam Bentuk : persegi dan didalam bertuliskan IPA Warna : hijau dan persegi luar hitam Bersambung... 23

13 33) lanjutan 34) 35) 36) 37) 38) 39) 40) Sarana pendidikan (PT, SMU, SMP, dll) Pemakaman (Islam, Kristen, kuburan lain) Sarana kesehatan (Rumah Sakit/poliklinik/puskesmas) Tanah Kosong /kavling siap bangun Perkantoran swasta Batas bidang tanah Pasar/mall Lapak kaki lima/warung/toko tetap/rumah toko Bentuk : persegi dan didalam bertuliskan PDK Warna : biru dan persegi luar hitam Bentuk : persegi dan didalam ada lambang kuburan Warna : hitam dan persegi luar hitam Bentuk : persegi dan didalam ada lambang rumah sakit Warna : merah dan persegi luar hitam Bentuk : persegi dan bercorak garis-garis Warna : corak garis coklat dan persegi luar hitam Bentuk : persegi dan bercorak garis-garis serta bertuliskan SW Warna : corak garis merah, tulisan hitam dan persegi luar hitam Bentuk : garis lurus kontinu Tebal garis : 0,15mm Warna : coklat Bentuk : persegi dan bercorak garis-garis serta bertuliskan PS Warna : corak garis biru, tulisan hitam dan persegi luar hitam Bentuk : persegi dan bercorak garis-garis serta bertuliskan LP Warna : corak garis pink, tulisan hitam dan persegi luar hitam UMUM NAMA OBJEK SPESIFIKASI SIMBOL 41) Batas RW (batas antar RW) Bentuk garis : garis lurus putus-putus digambar dengan satu garis Tebal garis : 0,3 mm Bersambung 24

14 42) 43) 44) 45) lanjutan Warna : merah Bentuk garis : garis lurus titik tiga digambar dengan satu Batas kelurahan (batas antar kelurahan) garis Tebal garis : 0,3 mm Warna : hitam Bentuk garis : garis lurus kontinu digambar dengan dua Jalan lokal (kelurahan ke kelurahan) garis Tebal garis : 0,35 mm Warna : hitam Bentuk garis : garis lurus kontinu digambar dengan satu Gang garis Tebal garis : 0,60 mm Warna : hitam Bentuk garis : garis Selokan melengkung beraturan kontinu digambar dengan satu garis Tebal garis : 0,35 Warna : biru 46) 47) 48) Sungai kecil Stadion/lapangan Atletik dan Olah Raga/arena olahraga Jembatan Bentuk garis : garis melengkung tidak beraturan kontinu digambar dengan satu garis bercabang Tebal garis : o,3 mm Warna : biru Bentuk : persegi diluar dan ellipsoid didalam dengan tulisan std Warna : hitam dan dilapisi persegi hitam diluar Bentuk : garis melengkung beraturan dengan dua buah garis lurus ditengah Warna : garis melengkung coklat dan garis lurus hitam std III. 3.4 Pembuatan peta multiguna Sebelum pembuatan peta multiguna ada beberapa tahapan yang dilakukan sebagai berikut : - Scanning dan digitasi Tahapan selanjutnya setelah membuat simbol objek adalah melakukan konversi peta agar menjadi peta dijital, yang dilakukan adalah melakukan scanning pada peta PLN kelurahan Sarijadi skala 1 : (hardcopy) dengan menggunakan 25

15 alat scan sehingga peta PLN berformat raster, kemudian mengcopy peta PLN hasil scan ke layar AutoCAD MAP2004. Setelah mengcopy peta PLN pada layar AutoCAD MAP2004 kemudian dilakukan digitasi. Dengan melakukan dijitasi pada AutoCAD MAP2004 maka peta PLN yang sebelumnya berformat raster menjadi peta PLN berformat vektor. Koordinat pada peta PLN kelurahan Sarijadi ini pada layar AutoCAD MAP2004 adalah koordinat lokal. - Penerapan simbol pada peta Penerapan simbol (pada tabel III.3 simbol daerah studi) dilakukan pada ketiga peta (peta PLN, peta Topografi dan peta PBB kelurahan Sarijadi) dan simbol-simbol ini diletakkan berdasarkan layer pada masing-masing peta. Simbol-simbol yang telah dibuat, diterapkan pada ketiga peta tersebut sebagai persiapan untuk pembuatan peta multiguna kelurahan Sarijadi. Untuk peta PLN penerapan simbol dilakukan pada saat dijitasi sedangkan untuk peta PBB dan Topografi karena sudah berformat vektor, penerapannya dilakukan dengan cara melakukan penyesuaian baik melakukan penambahan maupun pengurangan terhadap simbol awal dan mengubahnya menjadi simbol baru yang merupakan hasil pembuatan simbol untuk peta multiguna skala 1 : Simbol awal yang berubah ini bisa dari segi warna, arsiran, ketebalan garis, dan bentuk yang berubah. - Penggabungan Peta (Overlay) - Identifikasi Titik Sekutu Setelah penerapan simbol pada semua peta, tahapan selanjutnya mengidentifikasi 6 titik yang sama yang ada pada semua peta (Topografi, PBB dan PLN) yang mudah ditandai untuk dijadikan titik sekutu. Penerapan 6 buah titik sekutu ini bertujuan untuk adanya ukuran lebih dan agar mewakili peta yang akan di transformasi. Enam titik sekutu ini masing-masing ditentukan pada peta Topografi, peta PBB dan peta PLN di tempat yang sama. Titik sekutu peta Topografi dijadikan sebagai acuan dalam melakukan transformasi. Adapun daftar koordinat titik sekutu dari masing-masing peta tersebut dapat dilihat pada tabel III.4. 26

16 Tabel III.5 Daftar Koordinat Titik Sekutu Peta TITIK DI TOPOGRAFI TITIK DI PBB TITIK DI PLN NO X (m) Y (m) Xpbb (m) Ypbb (m) Xpln (m) Ypln (m) Setelah menentukan semua titik sekutu pada masing-masing peta, didapat bahwa koordinat pada masing-masing peta berbeda-beda, peta Topografi dan PBB memiliki koordinat yang hampir sama hanya berbeda beberapa meter, sedangkan peta PLN berupa koordinat lokal. Adanya perbedaan koordinat ini menyebabkan ketiga peta tersebut (Topografi, PBB dan PLN) tidak bisa langsung di overlay sehingga membutuhkan suatu transformasi peta. - Menghitung parameter transformasi Sebelum melakukan transformasi peta, dihitung terlebih dahulu parameter transformasi dengan menggunakan hitungan perataan parameter dengan metode Helmert. Hitungan perataan parameter ini dilakukan dengan menggunakan Excel. Dalam hitungan perataan parameter ini dibagi 2 bagian yaitu hitungan perataan parameter antara titik sekutu PBB dan titik sekutu Topografi dan hitungan perataan parameter antara titik sekutu PLN dan titik sekutu Topografi. Pada hitungan perataan parameter antara titik sekutu PBB dan titik sekutu Topografi didapat nilai parameter transformasi (a, b, C 1, C 2 kemudian dari nilai a dan b dapat dihitung faktor skala dan rotasinya), begitu pula dalam melakukan hitungan perataan parameter antara titik sekutu PLN dan titik sekutu Topografi didapat nilai parameter transformasinya (c, d, C 3, C 4 kemudian dari nilai c dan d dapat dihitung faktor skala dan rotasinya). Parameter Transformasi dari PBB ke Topografi dan dari PLN dapat dilihat pada tabel III.5. 27

17 Tabel III.6 Parameter Transformasi dari PBB ke Topografi dan dari PLN ke Topografi Parameter Parameter Transformasi dari Transformasi dari Parameter PBB ke Topografi PLN ke Topografi a/c b/d C 1 /C C 2 /C SKALA ROTASI Transformasi Peta Setelah diperoleh parameter transformasi pada hitungan di Excel maka selanjutnya dilakukan transformasi peta. Peta Topografi dijadikan sebagai acuan dalam melakukan transformasi peta karena koordinatnya dianggap benar dan sering menjadi standard atau acuan pada pembuatan peta-peta tematik. Sedangkan peta PBB dan PLN dijadikan sebagai peta yang akan ditransformasikan ke peta topografi. Overlay atau transformasi ke tiga peta (peta Topo, peta PBB dan peta PLN) dilakukan di AutoCAD Map2004. Mula-mula peta PBB yang dioverlay ke peta Topografi setelah itu peta PLN yang dioverlay ke peta Topografi. Pada overlay peta digunakan fasilitas External Reference di toolbar Insert pada AutoCAD Map2004. Kemudian pada kotak External Reference, ada menu name yaitu nama folder peta yang akan dioverlay, menu insertion point adalah kotak tempat memasukkan parameter translasi C 1 dan C 2 (kotak X diisi C 1 dan kotak Y diisi C 2 ), menu scale adalah kotak tempat memasukkan faktor perbesaran skala, menu rotation adalah kotak tempat memasukkan faktor rotasi. Setelah semua peta di overlay, maka selanjutnya dilakukan editing kembali dari peta hasil overlay, karena peta hasil overlay diasumsikan mengandung kesalahan (seperti garis yang tidak nyambung atau terputus-putus, bentuk objek yang tidak sesuai, objek atau garis yang double, objek yang tidak sesuai dengan tempatnya, bentuk garis atau objek yang berubah, dan sebagainya). Peta multiguna kelurahan Sarijadi dapat dilihat pada lampiran I.3 Gambar Peta Multiguna kelurahan Sarijadi skala 1 :

DAFTAR PUSTAKA. Aziz, T.Lukman (1982). Semiologi (Masalah Simbol dalam Kartografi). Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB, Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Aziz, T.Lukman (1982). Semiologi (Masalah Simbol dalam Kartografi). Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB, Bandung. DAFTAR PUSTAKA Aziz, T.Lukman (1982). Semiologi (Masalah Simbol dalam Kartografi). Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB, Bandung. Divianto, Roni (2005). Rancangan Kartografi Untuk Penyajian Data

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA II. 1 Peta Multiguna (Multipurpose map) Peta multiguna secara sederhana didefinisikan sebagai peta yang yang bisa digunakan oleh berbagai pihak untuk berbagai keperluan.

Lebih terperinci

Kadaster Multi Guna. Kadaster Multi Guna. I. Pendahuluan. III. Pengumpulan Data. Agoes S Soedomo

Kadaster Multi Guna. Kadaster Multi Guna. I. Pendahuluan. III. Pengumpulan Data. Agoes S Soedomo Kadaster Multi Guna Agoes S Soedomo Kadaster Multi Guna I. Pendahuluan 1. Pengertian Dasar 2. Dasar Keilmuan 3. Integrasi data II. Dasar Pelaksanaan 1. Data & Tema 2. Model Presentasi Data 3. Kaitan data

Lebih terperinci

BAB III KABEL BAWAH TANAH

BAB III KABEL BAWAH TANAH BAB III 1. TUJUAN Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara pemasangan serta peralatan yang digunakan.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Pendataan dengan menggunakan Sistem Manajemen dan Informasi Objek Pajak dilaksanakan mulai tahun 1993 sampai dengan saat ini. Dengan sistem ini pendataan dilakukan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis. Model Data Spasial

Sistem Informasi Geografis. Model Data Spasial Sistem Informasi Geografis Model Data Spasial Representasi Grafis Untuk Objek Secara umum dikenal tiga jenis data. Ketiganya merupakan abstraksi sederhana dari objek-objek nyata yang lebih rumit. Titik:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat - 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG JARAK BEBAS BANGUNAN DAN PEMANFAATAN PADA DAERAH SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN TEKNIS

BAB III KAJIAN TEKNIS BAB III KAJIAN TEKNIS Kajian teknis dilakukan dari data primer berupa Undang-Undang Informasi Geospasial (UU-IG) dan Permendagri No. 2 tahun 1987 yang telah dikumpulkan. Ketelitian posisi terkait erat

Lebih terperinci

Bab III. Pelaksanaan Penelitian

Bab III. Pelaksanaan Penelitian Bab III. Pelaksanaan Penelitian III.1. Deskripsi Daerah Penelitian Penelitian dilakukan diwilayah Kota Tangerang dengan mengambil sampel penelitian pada 4 blok pada wilayah kelurahan Sukasari dan Babakan,

Lebih terperinci

1. Gambaran permukaan bumi di atas suatu media gambar biasa disebut... a. atlas c. globe b. peta d. skala

1. Gambaran permukaan bumi di atas suatu media gambar biasa disebut... a. atlas c. globe b. peta d. skala 1. Gambaran permukaan bumi di atas suatu media gambar biasa disebut... a. atlas c. globe b. peta d. skala 2. Berikut ini ciri-ciri peta, kecuali... a. Berjudul c. bermata angin b. berskala d. bersampul

Lebih terperinci

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS Software SIG/GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Spesifikasi Hardware ArcGIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Table Of

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN Informasi geografis merupakan informasi kenampakan permukaan bumi. Sehingga informasi tersebut mengandung unsur posisi geografis, hubungan keruangan, atribut

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 21 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 21 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 21 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Bab III Pelaksanaan Penelitian 24 Bab III Pelaksanaan Penelitian III.1. Kerangka pikir Penelitian melakukan perancangan usulan metode dengan menggantikan peta penggunaan tanah kabupaten / kota dengan citra quickbird untuk meningkatkan

Lebih terperinci

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN PENGINDERAAN JAUH : 5 A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik 1. Hutan Hujan Tropis Rona gelap Pohon bertajuk, terdiri dari

Lebih terperinci

KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta

KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta 30 KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta Kota Jakarta sebagai ibukota negara merupakan kota yang dinamis. Setiap waktu fisik kota tampak berubah oleh kegiatan pembangunan sarana dan prasarana kota seiring pertambahan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

1. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR PERAIRAN PETA DASAR

1. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR PERAIRAN PETA DASAR K 0K LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2010 TANGGAL 1. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR PERAIRAN PETA DASAR dan/ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 15 16 A. Garis

Lebih terperinci

Pelaksanakan survai dan pengolahan data adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang kondisi awal kawasan perencanaan.

Pelaksanakan survai dan pengolahan data adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang kondisi awal kawasan perencanaan. TPL301 PERENCANAAN KOTA PERTEMUAN III : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Tkik Teknik

Lebih terperinci

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA A. Tujuan Praktikum - Praktikan memahami dan mampu melakukan register peta raster pada MapInfo - Praktikan mampu melakukan digitasi peta dengan MapInfo B. Tools MapInfo

Lebih terperinci

III. KEGIATAN KERJA PRAKTEK

III. KEGIATAN KERJA PRAKTEK III. KEGIATAN KERJA PRAKTEK 3.1 Persiapan 3.1.1 Persiapan Administrasi Adapun syarat syarat mengajukan Surat permohonan kerja praktek pada Fakultas yang dituju yaitu Universitas Lampung : a. Transkrip

Lebih terperinci

BAB IV PETA TOPOGRAFI. 1. umum

BAB IV PETA TOPOGRAFI. 1. umum 1. umum BAB IV PETA TOPOGRAFI Peta topografi adalah peta yang memperlihatkan unsur-unsur alam (asli) dan unsur-unsur buatan manusia di atas permukaan bumi. Unsur-unsur tersebut diusahakan untuk diperlihatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret 2014 dengan mengambil tempat di Gedung UPT TIK UNILA. 3.2

Lebih terperinci

Geographic Information and Spatial Information

Geographic Information and Spatial Information Geographic Information and Spatial Information Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Dr. Aniati Murni 1 Pengertian Informasi Geografis dan Informasi Keruangan (1) Informasi Geografis merupakan informasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI A. MODEL DATA SPASIAL Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. a. Model Data Vektor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Umum Jembatan adalah suatu struktur yang melintasi suatu rintangan baik rintangan alam atau buatan manusia (sungai, jurang, persimpangan, teluk dan rintangan lain) dan

Lebih terperinci

BAB V PETA TEMATIK. 1. Umum

BAB V PETA TEMATIK. 1. Umum 1. Umum BAB V PETA TEMATIK Peta Tematik adalah suatu peta yang memperlihatkan infonmasi kualitatif dan atau kuantitatif pada unsur tertentu. Unsur-unsur tersebut ada hubungannya dengan detail topografi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN Perumnas Bumi Tlogosari terletak di Kelurahan Tlogosari Kulon dan Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan yang merupakan bagian dari Bagian Wilayah Kota V Semarang.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Persyaratan minimum perangkat keras agar nantinya dapat bekerja optimal adalah : a.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat 1. Kondisi Eksisting Stasiun Lahat Stasiun Lahat merupakan stasiun yang berada di Jl. Mayor Ruslan, Kelurahan Pasar Baru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan rute/lintasan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana

Lebih terperinci

BAB V RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN

BAB V RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN BAB V RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN 5.1 Umum Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, merupakan penjabaran dari Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota/Kabupaten ke dalam rencana pemanfaatan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Indonesia (Taman Mini Indonesia Indah)

DAFTAR PUSTAKA. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Indonesia (Taman Mini Indonesia Indah) Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Indonesia (Taman Mini Indonesia Indah) DAFTAR PUSTAKA Ching, Francis D.K, Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Tatanan, Erlangga. Jakarta, 2000 Calender, John,Joseph

Lebih terperinci

GEOGRAFI. Sesi PETA DAN PEMETAAN D. SIMBOL PETA. a. Berdasarkan Wujudnya

GEOGRAFI. Sesi PETA DAN PEMETAAN D. SIMBOL PETA. a. Berdasarkan Wujudnya GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 02 Sesi NGAN PETA DAN PEMETAAN D. SIMBOL PETA Semua objek dalam peta ditampilkan dalam bentuk simbol. Artinya, simbol peta mewakili objek baik objek fisik maupun

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika FT UGM TGGM KARTOGRAFI DIGITAL. Oleh Gondang Riyadi. 21 March 2014 Kartografi - MGR

Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika FT UGM TGGM KARTOGRAFI DIGITAL. Oleh Gondang Riyadi. 21 March 2014 Kartografi - MGR KARTOGRAFI DIGITAL Oleh Gondang Riyadi hal 1 Perkembangan Teknologi Pemetaan Teknologi pemetaan yang pada awalnya dilakukan secara manual (konvensional) bergeser kearah digital. Termasuk di dalamnya teknik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Masalah Data medan listrik akan dihitung dengan rumus medan listrik menggunakan metode bayangan, yaitu: E Qi 2yi 2 2 ( xi x) yi 2 (3.1) Dengan: Dengan: E Qi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN (Kasus di Kota Bandung Bagian Barat)

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN (Kasus di Kota Bandung Bagian Barat) PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN (Kasus di Kota Bandung Bagian Barat) Oleh: Lili Somantri 24060/1-6/259/06 LATAR BELAKANG Terjadinya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PERENCANAAN

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PERENCANAAN DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PERENCANAAN LEVEL 3 Kode Unit : DIS.REN.001(3).B... 4 Judul Unit : Membuat rancangan dan menghitung besaran sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di kabupaten Bantul provinsi Yogyakarta, tepatnya di PT PLN (persero) APJ (Area Pelayanan Jaringan)

Lebih terperinci

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA? PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah

Lebih terperinci

Gambar 3.16 Peta RTRW Kota Bogor

Gambar 3.16 Peta RTRW Kota Bogor Gambar 3.16 Peta RTRW Kota Bogor 39 Gambar 3.17 Peta RTRW Kabupaten Bogor 40 Gambar 3.18 Peta RTRW Kota Depok 41 Gambar 3.19 Peta RTRW Kota Tangerang 42 Gambar 3.20 Peta RTRW Kabupaten Tengarang 43 Gambar

Lebih terperinci

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA A. Tujuan Praktikum - Praktikan memahami dan mampu melakukan register peta raster pada MapInfo - Praktikan mampu melakukan digitasi peta dengan MapInfo B. Tools MapInfo

Lebih terperinci

Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan Solusi Pemecahan Permasalahan

Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan Solusi Pemecahan Permasalahan Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan Solusi Pemecahan Permasalahan III.1 Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting Basis data spasial PBB menggunakan model data spasial vektor non topologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan bentuk energi yang cocok untuk dan nyaman bagi manusia. Tanpa listrik, infrastruktur masyarakat sekarang tidak akan menyenangkan. Pemanfaatan secara

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) Bagus Ahmad Zulfikar 1) ; Lilis Sri Mulyawati 2), Umar Mansyur 2). ABSTRAK Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek. Perkembangan kota tergantung dari lokasi, kepadatan kota, dan berkaitan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek. Perkembangan kota tergantung dari lokasi, kepadatan kota, dan berkaitan 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Obyek Perkembangan kota tergantung dari lokasi, kepadatan kota, dan berkaitan dengan masa lalu atau sejarah terbentuknya kota serta berkaitan dengan

Lebih terperinci

Sri Rahaju dan Sri Wilarso Budi R

Sri Rahaju dan Sri Wilarso Budi R 2 MODULE PELATIHAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN LOKASI RESTORASI, REHABILITASI DAN AGROFORESTRY Sumber :ESP 2006 Oleh : Sri Rahaju dan Sri Wilarso Budi R ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG) Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG) 24/09/2012 10:58 Sistem (komputer) yang mampu mengelola informasi spasial (keruangan), memiliki kemampuan memasukan (entry), menyimpan

Lebih terperinci

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI Page 1 of 5 www.sertifikasi.biz DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI L ampiran Peraturan LPJK Nomor 2 Tahun 2014 A. KLASIFIKASI USAHA BERSIFAT UMUM Sub-bidang, bagian Sub-bidang

Lebih terperinci

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI LAMPIRAN 24 DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 2 TAHUN 2011 KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 10 TAHUN 2013 Kode Subbid Sub-bidang, bagian Sub-bidang kode

Lebih terperinci

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM TRANSPORTASI 2.1.1 Pengertian Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan antara suatu variabel dengan variabel lainnya dalam tatanan yang terstruktur, dengan kata lain sistem

Lebih terperinci

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA A. Tujuan Praktikum - Praktikan memahami dan mampu melakukan register peta raster pada MapInfo - Praktikan mampu melakukan digitasi peta dengan MapInfo B. Tools MapInfo

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI LAMPIRAN 24 DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 2 TAHUN 2011 KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 10 TAHUN 2013 Kode Subbid Sub-bidang, bagian Sub-bidang kode

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 21 TAHUN : 01 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 01 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan

Lebih terperinci

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Papan nama sungai ICS 93.140 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen

Lebih terperinci

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI 4.1 UMUM Proses distribusi adalah kegiatan penyaluran dan membagi energi listrik dari pembangkit ke tingkat konsumen. Jika proses distribusi buruk

Lebih terperinci

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II ALAT GAMBAR PERTEMUAN II SUPAYA GAMBAR DAPAT DIPAHAMI OLEH ORANG LAIN MAKA DI PERLUKAN NORMALISASI ATAU STANDARISASI. BADAN-BADAN YG MENETAPKAN STANDARISASI : ISO (INTERNATIONAL ORGANISATION OF STANDARDISATION)

Lebih terperinci

Rambu evakuasi tsunami

Rambu evakuasi tsunami Standar Nasional Indonesia Rambu evakuasi tsunami ICS 13.200 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen

Lebih terperinci

3 MEMBUAT DATA SPASIAL

3 MEMBUAT DATA SPASIAL 3 MEMBUAT DATA SPASIAL 3.1 Pengertian Digitasi Peta Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam format digital. Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan dalam Tugas Akhir ini. Tahapan dimulai dengan pengumpulan data dan alat yang

Lebih terperinci

b. Merubah Sudut Kompas ( SK ) menjadi Sudut Peta ( SP )

b. Merubah Sudut Kompas ( SK ) menjadi Sudut Peta ( SP ) b. Merubah Sudut Kompas ( SK ) menjadi Sudut Peta ( SP ) Jika ikhtilaf magnet / UP UM ke timur, maka Sudut Peta (SP ) yang dicari adalah Sudut Kompas (SK) ditambah Ikhtilaf Magnet/UP UM, jadi : SP = SK

Lebih terperinci

PETA DAN KARTOGRAFI (Bagian 2)

PETA DAN KARTOGRAFI (Bagian 2) Mata Kuliah : PEMETAAN DAN TATA RUANG LINGKUNGAN PESISIR DAN LAUT Kode MK : M10B.113 SKS : 3 (2-1) PETA DAN KARTOGRAFI (Bagian 2) OLEH SYAWALUDIN A. HRP, S.Pi., MSc. FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016 Model Data pada SIG Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 1 Materi Sumber data spasial Klasifikasi

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Bab III Pelaksanaan Penelitian Bab III Pelaksanaan Penelitian Tahapan penelitian secara garis besar terdiri dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan kesimpulan. Diagram alir pelaksanaan penelitian dapat dilihat

Lebih terperinci

MEMBACA PETA RBI LEMBAR SURAKARTA MATA KULIAH KARTOGRAFI DASAR OLEH : BHIAN RANGGA J.R NIM : K

MEMBACA PETA RBI LEMBAR SURAKARTA MATA KULIAH KARTOGRAFI DASAR OLEH : BHIAN RANGGA J.R NIM : K MEMBACA PETA RBI LEMBAR 1408-343 SURAKARTA MATA KULIAH KARTOGRAFI DASAR OLEH : BHIAN RANGGA J.R NIM : K 5410012 PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

Bab IV Analisa dan Pembahasan. Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai analisa dari materi penelitian secara menyeluruh.

Bab IV Analisa dan Pembahasan. Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai analisa dari materi penelitian secara menyeluruh. 38 Bab IV Analisa dan Pembahasan Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai analisa dari materi penelitian secara menyeluruh. IV.1. Analisis Sumber Data Peta-peta Pendaftaran Tanah yang kami jadikan obyek

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota

Lebih terperinci

BAB BENTUK MUKA BUMI. Gambar 8.1 Salah satu contoh peta topografi untuk penggambaran relief permukaan bumi.

BAB BENTUK MUKA BUMI. Gambar 8.1 Salah satu contoh peta topografi untuk penggambaran relief permukaan bumi. Bab 8 Peta Tentang Pola dan Bentuk Muka Bumi 149 BAB 8 PETA TENTANG POLA DAN BENTUK MUKA BUMI Sumber: Encarta Encyclopedia, 2006 Gambar 8.1 Salah satu contoh peta topografi untuk penggambaran relief permukaan

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR ENERGI LISTRIK

INFRASTRUKTUR ENERGI LISTRIK INFRASTRUKTUR ENERGI LISTRIK A.1 Pembangkit Listrik Bagian dari alat industri yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrikdari berbagai sumber tenaga, seperti PLTU, PLTD, PLTA, dll.

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL DAFTAR ISI DAFTAR ISI ii DAFTAR LAMPIRAN I iv DAFTAR LAMPIRAN

Lebih terperinci

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2 APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2 Prosedur analisis citra untuk penggunaan tanah 1. Pra-pengolahan data atau pengolahan awal yang merupakan restorasi citra 2. Pemotongan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, listrik sudah menjadi kebutuhan penting bagi setiap lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar sudah jarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Kepulauan dengan ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, baik pulau-pulau kecil maupun pulau-pulau besar. Indonesia adalah

Lebih terperinci

3/17/2011. Sistem Informasi Geografis

3/17/2011. Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis Pendahuluan Data yang mengendalikan SIG adalah data spasial. Setiap fungsionalitasyang g membuat SIG dibedakan dari lingkungan analisis lainnya adalah karena berakar pada keaslian

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS PUHUBKOMINFO Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2016 PEKERJAAN UMUM Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Panjang

Lebih terperinci

C. Prosedur Pelaksanaan

C. Prosedur Pelaksanaan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan peta-peta digital beserta data tabulernya, yaitu peta administrasi, peta tanah, peta geologi, peta penggunaan Lahan (Landuse), peta lereng,

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK I. UMUM Berbeda dengan jenis sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang

Lebih terperinci

BAB III METODE & DATA PENELITIAN

BAB III METODE & DATA PENELITIAN BAB III METODE & DATA PENELITIAN 3.1 Distribusi Jaringan Tegangan Rendah Pada dasarnya memilih kontruksi jaringan diharapkan memiliki harga yang efisien dan handal. Distribusi jaringan tegangan rendah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

Disajikan oleh: LIA MAULIDA, SH., MSi. (Kabag PUU II, Biro Hukum, Kemen PU)

Disajikan oleh: LIA MAULIDA, SH., MSi. (Kabag PUU II, Biro Hukum, Kemen PU) PENGADAAN TANAH UNTUK RUANG TERBUKA HIJAU DI KAWASAN PERKOTAAN Disajikan oleh: LIA MAULIDA, SH., MSi. (Kabag PUU II, Biro Hukum, Kemen PU) Sekilas RTH Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Lebih terperinci

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile BAB 4 DIGITASI 4.1. Membuat Data Spasial Baru Pada bagian ini, akan dipelajari bagaimana membuat data spasial baru dengan format shapefile yang merupakan format standard Arc View. Buka ArcCatalog Tentukan

Lebih terperinci

Tutorial Membangun Rumah Sederhana Menggunakan Sketchup SKECTHUP

Tutorial Membangun Rumah Sederhana Menggunakan Sketchup SKECTHUP SKECTHUP Google SketchUp adalah program grafis 3D buatan Google yang bisa di pakai secara bebas tanpa biaya sepeserpun alias 'freeware'. Walaupun gratis tetapi aplikasi yang satu ini bisa disetarakan dengan

Lebih terperinci

BAB III STUDI PEMASANGAN JARINGAN LISTRIK TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN MEKAR SARI REGENCY

BAB III STUDI PEMASANGAN JARINGAN LISTRIK TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN MEKAR SARI REGENCY BAB III STUDI PEMASANGAN JARINGAN LISTRIK TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN MEKAR SARI REGENCY 3.1. Pengidentifikasian Pemasangan Jaringan Listrik Kegiatan pengidentifikasian pemasangan jaringan listrik tegangan

Lebih terperinci

TUGAS PERENCANAAN JALAN REL

TUGAS PERENCANAAN JALAN REL TUGAS PERENCANAAN JALAN REL Pebriani Safitri 21010113120049 Ridho Fauzan Aziz 210101131200050 Niken Suci Untari 21010113120104 Aryo Bimantoro 21010113120115 BAB I Pendahuluan Latar Belakang Maksud Tujuan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Spesifikasi, dimensi dan bentuk serta rancangan Fasilitas Fisik pada gerbong kepresidenan dari segi ergonomi sebagai berikut : - Meja Kerja Meja kerja memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.193, 2013 TRANSPORTASI. Perhubungan. Lalu Lintas. Angkutan Jalan. Jaringan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Dasar Rangkaian Listrik

Dasar Rangkaian Listrik Dasar Rangkaian Listrik Faktor Pertimbangan Distribusi Sistem Tenaga Listrik Keamanan Energi listrik yang digunakan oleh para pemakai dengan tingkat resiko / bahaya yang minimal Penyediaan Tenaga Listrik

Lebih terperinci

oleh : Eka Rianta S. Database and Mapping Officer ACF

oleh : Eka Rianta S. Database and Mapping Officer ACF PEMETAAN RESIKO BERMACAM BAHAYA LINGKUNGAN (MULTI RISK HAZARD MAPPING) DI KELURAHAN KAMPUNG MELAYU, CIPINANG BESAR UTARA DAN PENJARINGAN PROPINSI DKI JAKARTA (complement slides) oleh : Eka Rianta S. Database

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan.

Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan. Pemuaian Zat Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan. Pemuaian zat padat, zat cair, dan gas menunjukkan karakteristik yang

Lebih terperinci

Materi Bahasan. Materi 2 Informasi Geografis & Representasinya dalam SIG. Data & Informasi Data Spasial & Non Spasial Representasi Data Spasial

Materi Bahasan. Materi 2 Informasi Geografis & Representasinya dalam SIG. Data & Informasi Data Spasial & Non Spasial Representasi Data Spasial Materi 2 Informasi Geografis & Representasinya dalam SIG JURUSAN SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2013 Materi Bahasan Data & Informasi Data Spasial & Non Spasial Representasi Data Spasial 2 1 Definisi

Lebih terperinci