PETUNJUK PELAKSANAAN KURSUS MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) BAGI PEMBINA PRAMUKA PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK PELAKSANAAN KURSUS MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) BAGI PEMBINA PRAMUKA PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016"

Transkripsi

1 PETUNJUK PELAKSANAAN KURSUS MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) BAGI PEMBINA PRAMUKA PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 2016

2

3 KATA PENGANTAR Kegiatan Pramuka sebagai organisasi kader memiliki instrumen yang paling strategis untuk membentuk nilai-nilai kepemimpinan, kemandirian, kepedulian, keberagaman, nasionalisme. Untuk itu kegiatan kepramukaan harus terus dihidupkan untuk dapat melahirkan kader-kader bangsa yang berguna bagi nusa dan bangsa. Upaya membentuk kader yang baik harus pula didukung oleh ketersediaan para pembina di gugus depan masing-masing sekolah. Para pembina pramuka ini harus pula memiliki kualifikasi yang baik dan dibuktikan oleh keikutsertaan mereka dalam Kursus Mahir Tingkat Dasar (KMD) Pramuka. Menyadari pentingnya kegiatan KMD bagi guru-guru pembina pramuka di sekolah, maka Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Dikdasmen, Kemdikbud menyelenggarakan KMD. Melalui kegiatan KMD ini diharapkan para guru-guru tersebut mampu melatih, membina, dan mengembangkan kegiatan pramuka di gugus depan di masing-masing sekolah. Agar pelaksanaan KMD dapat terselenggara dengan baik, maka perlu diberikan buku petunjuk pelaksanaan KMD. Diharapkan melalui petunjuk pelaksanaan ini pihak-pihak terkait memperoleh pedoman yang sama dalam mengelola Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun 2016 iii

4 kegiatan KMD, sehingga kegiatan KMD dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan memiliki rujukan yang terstandar. Kepada pihak-pihak yang terlibat dan berpartisipasi pada penyelenggaraan KMD, kami ucapkan terima kasih. Semoga kegiatan KMD bermanfaat bagi bangsa dan negara. Jakarta, Mei 2016 Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Dr. Supriano, M.Ed. NIP Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun 2016 iv

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 4 C. Tujuan Kegiatan... 5 D. Hasil yang Diharapkan... 6 BAB II PELAKSANAAN... 7 A. Persyaratan Peserta... 7 B. Peserta Kegiatan... 8 C. Lama Kegiatan... 8 D. Narasumber... 9 E. Pelatih... 9 F. Tempat Pelaksanaan... 9 G. Struktur Program... 9 H. Penilaian Peserta I. Sarana dan Prasarana BAB III PERAN PEMBINAAN DAN TINDAK LANJUT A. Peran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama B. Peran Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, dan Kwartir Cabang C. Peran Satuan Pendidikan D. Peran Calon Peserta KMD E. Pembiayaan BAB IV LAPORAN, MONITORING DAN EVALUASI A. Laporan 27 B. Monitoring BAB V PENUTUP Lampiran Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun 2016 v

6 Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun 2016 vi

7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan penting dalam pembangunan bangsa karena pendidikan dapat meningkatkan kemampuan warga negara dalam menangkap peluang dan lebih lanjut dapat mempengaruhi terjadinya perubahan sosial dan pertumbuhan ekonomi. Terciptanya masyarakat yang terdidik merupakan prasyarat terbentuknya masyarakat yang maju, mandiri, demokratis, sejahtera, dan bebas dari kemiskinan sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena hal tersebut upaya peningkatan kualitas guru sebagai ujung tombak pendidikan menjadi keharusan. Pendidik dalam kepramukaan adalah anggota dewasa dalam Gerakan Pramuka, yang mempunyai tugas berbedabeda sesuai dengan fungsinya dalam penyelenggaraan pen- Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

8 didikan kepramukaan bagi kaum muda. Anggota dewasa diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya sesuai dengan tugas dan fungsinya melalui pendidikan dan pelatihan. Pelatihan anggota dewasa dalam Gerakan Pramuka yang berprofesi sebagai tenaga pendidik dan kependidikan di pendidikan dasar dan menengah diselenggarakan dalam bentuk kursus/pelatihan, dan pertemuan. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dasar dan pengalaman praktis sebagai bekal untuk membina peserta didik dan mengelola Gugus Depan di masing-masing sekolah. Pendidikan dan pelatihan diselenggarakan oleh kwartir dengan tujuan untuk membekali anggota dewasa sebagai kader Gerakan Pramuka melalui berbagai kemampuan agar dapat berperanserta bagi tercapainya tujuan Gerakan Pramuka. Sistem Pendidikan dan Pelatihan dalam Gerakan Pramuka selanjutnya disebut Sisdiklat. Tujuan Sisdiklat adalah memberi pedoman bagi kwartir dan satuan Gerakan Pramuka dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan, agar dapat melaksanakan perannya di lingkungan Gerakan Pramuka. Jenis kegiatan pelatihan dan pertemuan bagi anggota Gerakan Pramuka usia dewasa adalah kursus. Kursus Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

9 Pembina Pramuka Mahir adalah kursus bagi anggota dewasa agar dapat membina peserta didik. Kursus Pembina Pramuka Mahir terdiri atas 2 (dua) jenjang dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan; (a) Jenjang pertama kursus bagi pembina adalah Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD). KMD diselenggarakan bagi anggota dewasa dan Pramuka Pandega yang akan membina anggota muda di Gugus Depan. Anggota dewasa Gerakan Pramuka yang telah mengikuti KMD, selanjutnya harus mengikuti Narakarya I, yang merupakan masa pengembangan bagi lulusan KMD, selanjutnya kepada yang bersangkutan diberikan Surat Hak Bina (SHB). (b) Jenjang kedua kursus bagi pembina adalah Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML). Seseorang dapat mengikuti KML dengan persyaratan telah menyelesaikan masa Narakarya 1 yang dibuktikan dengan Surat Keterangan. Bagi pembina yang telah selesai mengkuti KML, diharuskan mengikuti Narakarya II, yang merupakan masa pemantapan bagi lulusan KML. Selanjutnya kepada yang bersangkutan diberikan SHB, yang merupakan pembaharuan sesuai golongan kemahiran. Pendidik yang mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jalur pendidikan formal dengan pengakuan Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

10 kedudukan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik, perlu pembinaan profesi yang terarah dan berkelanjutan. Demikian halnya guru yang sekaligus juga sebagai pembina pramuka harus memiliki dan menguasai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai tentang pendidikan kepramukaan sebagai pembina pramuka dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. B. Dasar Hukum 1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 4. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2010, tentang Gerakan Pramuka; 5. Peraturan Pemerintah, Nomor 32 tahun 2012, tentang Standar Nasional Pendidikan; 6. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka; Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

11 7. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 200 Tahun 2011, Tentang Panduan Kursus Pembina Pramuka Mahir; 8. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 201 Tahun 2011, Tentang Sistem Pendidikan dan Pelatihan Dalam Gerakan Pramuka; 9. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 17/XI/KB/2013 dengan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 011/PK- MoU/ Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 tahun 2013, tentang Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan; 11. DIPA Dekosentrasi Provinsi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. C. Tujuan Kegiatan Kegiatan KMD bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai pembina pramuka mahir. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

12 D. Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dalam kegiatan KMD adalah terbentuknya guru di Sekolah Menengah Pertama yang memiliki kualifikasi pembina pramuka mahir tingkat dasar. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

13 BAB II PELAKSANAAN A. Persyaratan Peserta Peserta adalah guru di Sekolah Menengah Pertama baik negeri maupun swasta dengan persyaratan sebagai berikut : 1. Berusia minimal 25 tahun dan maksimal 40 tahun. 2. Memiliki kemampuan dan bersedia menjadi pembina Pramuka khususnya di sekolahnya. 3. Sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan surat keterangan dokter. 4. Belum pernah mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD), dibuktikan dengan surat pernyataan diri. 5. Membawa surat tugas dari kepala sekolah. 6. Membawa surat rekomendasi dari kwarcab. Adapun peralatan yang dibawa peserta, meliputi: 1. Pakaian Seragam Pramuka Lengkap 2. Pakaian Bebas Rapi 3. Perlengkapan Ibadah 4. Pakaian Olahraga 5. Obat-obatan Pribadi 6. Sepatu Lapangan/Olahraga Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

14 7. Jas hujan model ponco 8. Ransel (day pack) 9. Matras 10. Kantong Tidur (Sleeping Bag) 11. Alat Keterampilan Kepramukaan (Kompas Bidik, Pluit, Tali Pramuka, senter) 12. Perlengkapan pribadi B. Peserta Kegiatan Dalam pelatihan KMD SMP tahun 2016 ini, jumlah peserta yang mengikuti per kabupaten/kota dapat disesuaikan dengan kondisi dana dekonsentralisasi yang diberikan. Mereka adalah perwakilan dari sekolah yang berbeda. Pemilihan peserta ditentukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. C. Lama Kegiatan Pelaksanaan kegiatan Kursus Mahir Dasar (KMD) di tingkat provinsi dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari atau memenuhi 72 jam pelajaran. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

15 D. Narasumber Narasumber adalah Kwartir Nasional/ Daerah/ Cabang Gerakan Pramuka. E. Pelatih Pelatih adalah anggota dewasa yang berijazah KPD/KPL yang mendapatkan Surat Tugas dari Kwarda dan harus memiliki Surat Hak Latih (SHL). F. Tempat Pelaksanaan Tempat Pelaksanaan KMD mempunyai persyaratan sebagai berikut : 1. Fasilitas Ruang Belajar, Area Perkemahan, Alam terbuka, dan Penginapan yang memadai untuk keberlangsungan pelaksanaan KMD. 2. Memenuhi syarat kecukupan luas, air, udara yang bersih dan sehat. 3. Tersedia Mandi Cudi Kakus (MCK) yang cukup. G. Struktur Program 1. Materi pokok Kepramukaan, tata upacara, kegiatan peserta didik, kepembinaan, keorganisasian pramuka, kegiatan sebagai alat pendidikan, kegiatan di alam terbuka, kewirausahaan, dan materi pelengkap. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

16 2. Orientasi Kursus Orientasi Kursus disampaikan oleh Pemimpin Kursus sebagai informasi awal bagi peserta kursus untuk mengetahui norma dan proses terkait input, proses, output, dan outcome. Pemimpin kursus juga menyampaikan proses pembelajaran sebagai Anggota Dewasa Gerakan Pramuka yang siap menjadi Pembina Pramuka. Dalam orientasi kursus, Pemimpin Kursus perlu menekankan proses Kursus Mahir Dasar tidak berhenti ketika kursus ditutup maupun setelah menerima Ijazah, tetapi tetap melanjutkan proses pengembangan melalui Narakarya Tes Awal Tes Awal dilakukan pada awal kursus untuk mengukur pengetahuan awal tentang kepramukaan peserta kursus. Bentuk soal Tes Awal pilihan ganda berjumlah 50 soal. Satu soal yang dijawab dengan benar bernilai 2 poin sehingga total keseluruhan nilai adalah 100 poin. 4. Dinamika Kelompok dan Kontrak Belajar Pengenalan akan kelompok dan lingkungan KMD dibungkus dengan dinamika kelompok. Tim Pelatih yang bertindak sebagai fasilitator kursus memimpin permainan pada dinamika kelompok agar peserta saling kenal, Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

17 terbentuk dalam kelompok-kelompok kecil, dikreasikan yel-yel kelompok dan perangkat kelas. Pembentukan komitmen bagi peserta selama kursus berlangsung dilakukan dengan kontrak belajar. Kontrak belajar merupakan kesepakatan yang didasari atas musyawarah menuju mufakat sebagai alat pengendali kelancaran pelaksanaan kursus. 5. Pembelajaran Proses pembelajaran dalam KMD dirancang dengan pola pendekatan andragogi dengan metoda sagmental (dari, oleh dan untuk peserta), berfokus pada pembelajaran diri interaktif progresif dengan melibatkan peserta secara langsung dalam proses pembelajaran, menggunakan permainan dan pemaknaannya dikaitkan dengan pelajaran di sekolah. KMD dilaksanakan dalam bentuk kelas. Tiap kelas berjumlah maksimal 40 peserta yang difasilitasi oleh 7 pelatih dan 6 panitia, yang dipimpin oleh seorang pemimpin kursus. Tiap kelas akan dibagi ke dalam 5 kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh 1 pelatih. Struktur Program terdiri atas Kisi-kisi, Alur, Jadwal, dan Skenario Kegiatan terlampir. 6. Forum Terbuka Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

18 Proses penyampaian informasi yang belum dipahami peserta berkaitan dengan proses dan materi kursus. Forum terbuka dilakukan pada akhir kursus yang dihadiri oleh peserta, tim pelatih, dan panitia. 7. Tes Akhir Tes Akhir dilakukan pada akhir kursus untuk mengukur peningkatan pengetahuan yang diserap oleh peseerta kursus. Bentuk soal Tes Akhir pilihan ganda berjumlah 50 soal. Satu soal yang dijawab dengan benar bernilai 2 poin sehingga total keseluruhan nilai adalah 100 poin 8. Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut (RTL) adalah Rencana Kegiatan yang akan dilaksanakan pasca Kursus yang disusun peserta didampingi pelatih. Setelah mengikuti dan dinyatakan lulus oleh Pemimpin Kursus, setiap peserta diwajibkan melapor kepada Gugus Depan dan Kwartir Cabang c.q Kepala Pusdiklatcab. Rencana tindak lanjut berfungsi sebagai panduan bagi peserta dan Pusdiklatcab dalam masa pengembangan (Narakarya 1) untuk mendapatkan Surat Hak Bina (SHB) dan mengikuti jenjang Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML) Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

19 H. Penilaian Peserta Penilaian Peserta dirancang secara objektif dan praktis untuk mengukur keberhasilan peserta. Peserta dikatakan berhasil mengikuti KMD apabila memenuhi Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) 70. KKM tersebut diperoleh dari persyaratan sebagai berikut. 1. Keaktifan Yang dimaksud keaktifan peserta adalah kehadiran peserta dalam setiap sesi (ibadah, olahraga, upacara buka/tutup latihan, kegiatan kelas) yang telah terstruktur ke dalam jadwal KMD. Instrumen yang digunakan untuk keaktifan tersebut adalah presensi, lembar catatan partisipasi (bertanya, menjawab, dan inisiatif dalam proses pembelajaran). Aspek keaktifan setiap peserta mempunyai bobot 2 dengan Nilai Maksimal Penugasan Penugasan adalah kemampuan peserta KMD dalam menyelesaikan tugas yang diberikan pelatih berkaitan dengan materi KMD. Penugasan tersebut berbobot 2 dengan Nilai Maksimal Tes Awal Tes Awal adalah uji kompetensi peserta berkaitan dengan KMD yang dilakukan sebelum peserta mengikuti proses Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

20 KMD. Pretes berbobot 1 dengan Nilai Maximal 100. Hasil Tes Awal dipakai untuk pengemasan dan penguatan materi KMD dalam proses pembelajaran. 4. Tes Akhir Tes Akhir adalah uji kompetensi peserta berkaitan dengan KMD yang dilakukan setelah proses KMD berlangsung. Tes Akhir berbobot 1 dengan Nilai Maksimal 100. Hasil Tes Akhir digunakan untuk membandingkan dengan hasil Tes Akhir dan mengukur tingkat keberhasilan peserta KMD. 5. Praktik Membina Praktik membina adalah kinerja peserta dalam mempraktikkan membina di depan teman/peserta didik berdasarkan rencana membina dan media yang disiapkan. Praktik membina berbobot 4 dengan Nilai Maksimal 100. Rumus Keberhasilan Peserta KMD NA = (Tes Awal x 1) + (Tes Akhir x 1) + (Keaktifan x 2) + (Tugas x 2) +(Praktik x 4) 10 Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

21 I. Sarana Prasarana 1. Lapangan Upacara a. Pada kegiatan Kursus Mahir Tingkat Dasar, lapangan upacara diperlukan untuk kegiatan praktik apel pagi, apel sore, upacara pembukaan latihan golongan, upacara pelantikan dan penyematan TKU dan/atau TKK, upacara pelantikan golongan, dan lain-lain. b. Bentuk lapangan upacara diupayakan berbentuk persegi panjang berukuran minimal panjang 15 m lebar 10 m untuk jumlah peserta minimal 32 orang dan berada di alam terbuka. 2. Sarana Perkemahan a. Area perkemahan adalah tempat untuk para peserta KMD praktik penghayatan kegiatan di alam terbuka dalam bentuk perkemahan yang dilakukan selama minimal 3 hari 2 malam. b. Luas Area perkemahan minimal dapat menampung 5 regu untuk setiap kelas kursus dengan masing-masing kelompok memerlukan lahan sekitar 8 m x 10 m dan ada areal untuk kegiatan praktik keterampilan dan lokasi rute untuk kegiatan penjelajahan. c. Area perkemahan dilengkapi lampu penerangan yang cukup tiap tenda dan seluruh titik tempat kegiatan. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

22 d. Tersedia sarana olah raga, sarana ibadah dan sarana MCK yang memadai untuk jumlah peserta dan para pelatih serta aman dari segala kemungkinan yang membahayakan kesehatan dan keselamatan peserta. 3. Kelengkapan Praktik Dalam kegiatan KMD ada berbagai kegiatan praktik lapangan yang memerlukan perlengkapan untuk tiap kelas diantaranya : a. Praktik Membina Dalam praktik membina diperlukan kelengkapan diantaranya : 1) tongkat : sejumlah peserta 2) kompas : 1 buah tiap kelompok 3) pluit : 1 buah setiap pemimpin kelompok 4) bendera semaphore dan morse : 2 set setiap kelompok, 5) tali pramuka 10 meter: sejumlah peserta dll. b. Praktik Keterampilan Kepramukaan (Scouting Skill) Paktik Keterampilan Kepramukaan (pioneering) diantaranya pembuatan gapura perkemahan, menara pandang, jembatan penyebrangan, tandu, tiang bendera dan lain-lain. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

23 Perlengkapan yang diperlukan diantaranya : 1) 15 buah tongkat ukuran 160 cm dan tali secukupnya untuk gapura perkemahan, tandu dan tiang bendera. 2) bambu yang panjangnya 8 m dengan diameter 8 cm berjumlah minimal 3 batang dan tambang secukupnya untuk pembuatan menara pandang. 3) bambu 3 batang ukuran panjang 5 m diameter 8 cm dan ukuran panjang 3 m dengan diameter 8 cm jumlah minimal 3 batang 4) tambang secukupnya untuk pembuatan jembatan penyebrangan dan 5) perlengkapan Pertolongan Pertama yaitu mitela, bidai dan obat-obatan standar. c. Praktik Upacara Untuk pelaksanaan praktik upacara diperlukan perlengkapan sebagai berikut : 1) Upacara Siaga Standar bendera beserta 1 tiang tongkat dan bendera merah putih Naskah Pancasila dan Dwi Darma 2) Upacara Penggalang: a) Tongkat untuk sejumlah peserta, Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

24 b) 3 buah tongkat dan tambang secukupnya untuk pembuatan tiang bendera, c) 1 buah bendera merah putih, d) 1 buah bendera latihan. 3) Upacara Pelantikan dan Penyematan: a) bendera regu sejumlah regu, b) pluit untuk pimpinan kelompok, c) tanda jabatan golongan penggalang, d) perlengkapan TKU golongan penggalang, e) perlengkapan TKK golongan penggalang dan; f) perlengkapan pramuka garuda. d. Praktik berkemah Untuk kegiatan praktik penghayatan berkemah diperlukan perlengkapan setiap kelompok sebagai berikut : 1) perlengkapan tenda terdiri dari 1 tenda tidur, 1 tenda dapur, 1 tenda tamu beserta alas tenda secukupnya. 2) perlengkapan memasak lengkap dan bahan makanan mentah untuk 3 hari perkemahan. 3) perlengkapan makan tiap peserta. e. Praktik Penjelajahan Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

25 Untuk kegiatan penjelajahan Golongan penggalang diperlukan perlengkapan sesuai dengan skenario yang sudah disepakati tim pelatih misalnya alat petunjuk perjalanan, papan meja jalan, dan kegiatan permainan yang menyenangkan dan menyehatkan serta mengandung nilai-nilai budi pekerti dengan alat sederhana. 4. Sarana Pembelajaran Untuk kegiatan Pembelajaran diperlukan perlengkapan sebagai berikut: a. Perlengkapan setiap peserta dan pelatih 1) Alat tulis dan bahan serahan berupa Buku Materi KMD, SKU penggalang, buku Jukran Upacara, buku Jukran TKK, SKK, Jukran Pramuka Garuda, Buku UU No.12 tahun 2010, serta buku AD ART Gerakan Pramuka dan Jukran Gudep serta Jukran Mabi. 2) Tas atau ransel untuk tempat bahan serahan 3) Kaos dan Topi untuk kegiatan belajar di alam terbuka 4) Tali Pramuka b. Perlengkapan Sarana Belajar Tiap Kelompok Seperangkat KIT perlengkapan kelompok berupa : Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

26 1) Tas Perlengkapan Kelompok 2) Meja Jalan, 1 buah 3) spidol besar 3 warna, 4) spidol kecil 1 pak, paper clip 5) steples dan isinya, 6) kertas HVS 1 rim, 7) kertas polio bergaris 20 lembar, 8) kertas origami 1 pak, 9) kertas karton warna warni 10 buah, 10) kertas buram ukuran plano 25 lembar, 11) Penggaris plastik 30 cm, 12) Busur derajat, 13) Gunting 1 buah, 14) Cutter beserta isi 1 buah, 15) Double tape 1 buah, 16) Paku payung 1 dus, 17) Jarum pentul 1 pak, 18) Peniti 1 lusin, 19) Seperangkat bendera regu dan tanda regu. c. Perlengkapan Tim Pelatih : 1) Gunting, 1 buah 2) Cutter dan isi, 1 buah 3) Steples dan isi, 1 buah Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

27 4) Penggaris, 1 buah 5) Kertas Buram ukuran plano sebanyak 50 lembar 6) Spidol Besar 3 pak 7) Pita Warna sesuai jumlah kelompok. 8) Buku Piket dan Resume d. Perlengkapan Sarana pembelajaran di Ruang Kelas Ruang Belajar Luas 15 m x 10 m untuk peserta maksimal 40 orang 1) Kursi sejumlah peserta dan meja belajar sejumlah kelompok 2) Meja pelatih dan kursi pelatih 3 set. 3) 1 buah LCD Projector beserta layar. 4) Seperangkat perlengkapan sound system dengan 2 mic. 5) Papan Clipchart sejumlah kelompok. 6) 1 buah laptop dan kabel audio. 7) Tanda pengingat waktu. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

28 Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

29 BAB III PERAN PEMBINAAN DAN TINDAK LANJUT A. Peran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Peran pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama adalah: 1. Memberikan dukungan, kelancaran dan motivasi dalam proses pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan di tingkat nasional. 2. Memberikan penguatan bagi pendidik dan tenaga kependidikan yang telah mengikuti keterampilan mahir dasar. B. Peran Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, dan Kwartir Cabang 1. Peran Kwartir Nasional Gerakan Pramuka a. Bersama sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyusun Petunjuk Pelaksanaan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. b. Menyelenggarakan Kegiatan Rapat Teknis bagi Kepala Pusdiklatda Se-Indonesia dalam rangka menyamakan standar penyelenggaraan Kursus. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

30 c. Melakukan supervisi penyelenggaraan kursus di seluruh daerah untuk menjamin kepastian mutu pelaksanaan kursus. 2. Peran Kwartir Daerah Gerakan Pramuka a. Menindaklanjuti kebijakan yang telah diambil oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dalam Penyelenggaraan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) bagi Guru-guru SMP. b. Memberikan dukungan fasilitas dan administrasi dalam proses pelaksanaan kegiatan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. c. Menentukan jumlah peserta secara proporsional sesuai dengan jumlah kwartir cabang dan jumlah sekolah. d. Memberikan kewenangan penuh pelaksanaan Kursus kepada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepramukaan Tingkat Daerah (Pusdiklatda). e. Memberikan laporan pelaksanaan kegiatan KMD secara tertulis kepada Dinas Pendidikan Provinsi, Direktorat Pembinaan SMP, dan Kwarnas Gerakan Pramuka. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

31 3. Peran Kwartir Cabang Gerakan Pramuka. a. Menindaklanjuti kebijakan yang telah diambil oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang tertuang dalam Naskah Kesepakatan Bersama. b. Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat dalam menentukan peserta KMD. c. Menunjuk Pelatih Pendamping melalui Pusdiklatcab untuk membantu proses penyelesaian Narakarya I. d. Memberikan bimbingan teknis dengan menyiapkan pelatih sebagai konsultan lapangan. e. Memberikan surat keterangan telah menyelesaikan Narakarya I. f. Memberikan Surat Hak Bina (SHB) dan Tanda Hak Bina (THB). g. Memotivasi peserta untuk mengikuti kursus mahir ke jenjang yang lebih tinggi. C. Peran Satuan Pendidikan 1. Memberikan dukungan kepada calon peserta untuk mengikuti KMD. 2. Menerima laporan dari peserta KMD. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

32 3. Mengaktifkan kembali gugus depan di satuan pendidikan. 4. Memberikan tugas kepada peserta KMD untuk membina peserta didik. D. Peran Calon Peserta KMD 1. Mempersiapkan alat dan perlengkapan yang harus dibawa sesuai persyaratan KMD. 2. Mengikuti KMD sesuai dengan surat tugas. 3. Melaporkan hasil pelaksanaan KMD kepada kepala sekolah dan Kwarcab. 4. Membuat dan melaksanakan Rencana Tindak Lanjut (RTL). 5. Menyelesaikan Narakarya 1 dalam rentang waktu 6-12 bulan. 6. Membina Satuan di Gugus Depannya. E. Pembiayaan 1. Pelaksnaan KMD di tingkat provinsi, dibiayai oleh dana dekonsentrasi dan APBD. Sedangkan KMD di tingkat kabupaten/kota, didanai oleh APBD. 2. Pelaksanaan tingkat nasional, dibiayai dari dana APBN. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

33 BAB IV LAPORAN, MONITORING DAN EVALUASI A. Laporan Laporan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan baik berupa laporan pelaksanaan kegiatan ataupun laporan keuangan. Laporan pelaksanaan KMD dibuat oleh Panitia Pelaksana (Kwartir Daerah) disampaikan kepada Kwartir Nasional, Direktorat Pembinaan SMP, dan Dinas Pendidikan Provinsi. Proses teknis pelaksanaan KMD bibuat oleh Pemimpin Kursus (Tim Pelatih) yang memuat aspek-aspek tes awal dan tes akhir, perkembangan peserta, evaluasi dan kelulusan peserta. B. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan Evaluasi merupakan pemantauan proses pelaksanaan KMD dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengamatan, observasi dan wawancara, dilakukan oleh panitia dan tim pelatih. Monitoring dan evaluasi meliputi penyelenggaraan, program, narasumber/pelatih, dan peserta. Monitoring dan evaluasi terhadap peserta selama mengikuti KMD dilakukan oleh Tim Pelatih. Kegiatan monitoring dan Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

34 evaluasi peserta meliputi aspek kedisiplinan, tanggungjawab, kerjasama, penugasan, dan praktik dapat menentukan keberhasilan/kelulusan peserta. Instrumen Monitoring dan Evaluasi terlampir. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

35 BAB V PENUTUP Keberhasilan penyelenggaraan KMD ditentukan oleh semua unsur yang berkepentingan dalam melaksanakan kegiatan secara tertib, teratur, penuh disiplin dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Oleh karena itu, dengan buku petunjuk pelaksanaan ini diharapkan panitia penyelenggara, peserta dan pihak-pihak lain dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sehingga kegiatan KMD ini mencapai hasil secara optimal. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam petunjuk pelaksanaan ini akan ditentukan kemudian oleh Panitia Penyelenggara berupa surat keputusan tambahan, adendum atau aturan tambahan. Menyadari masih banyak kekurangan dalam petunjuk ini, kami sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan masukan bagi perbaikan penyelenggaraan KMD di tahun-tahun mendatang. Semoga petunjuk pelaksanaan ini dapat membantu petugas dalam mencapai sasaran yang diharapkan. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

36 Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

37 Lampiran Evaluasi KMD FORMAT PENILAIAN KEAKTIFAN Barung/Regu : KMD/Kelas... NO NAMA BERTANYA MENJAWAB DISIPLIN JUMLAH KET Catatan : Rentang Nilai , Pinsus Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

38 FORMAT PENILAIAN PRAKTIK MEMBINA BAGI PESERTA KMD Nama Peserta : Kelompok : Utusan Kwarcab/Kwarda : No Kriteria Catatan 1 Kemampuan pembina membuka materi pembinaan Kemenarikan metode membina yang diterapkan pembina Kebermanfaatan materi membina bagi peserta Kemampuan pembina dalam mengelola kelompok Kelancaran berkomunikasi pembina dalam proses pembinaan 6 7 Kemanfaatan media dalam membina Kemenarikan ice breakingyang disajikan pembina Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

39 Jumlah Skor Penampilan dan kerapian pembina Kelancaran menjawab pertanyaan dalam membina Kemampuan pembina menutup materi pembinaan Keterangan: Skor Total = 1= sangat kurang; 2= kurang; 3= cukup; 4= baik; 5= baik sekali Rumus Skor Total : Skor yang diperoleh Skor Tertinggi..., Penilai, Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

40 FORMAT : N- 1. DAFTAR NILAI TES AWAL DAN TES AKHIR KELAS : KMD NO NAMA PESERTA TES AWAL (skor x 2) TES AKHIR (skor x 2) KETERANGAN 50. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

41 FORMAT : T-2 KURSUS PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR PENUGASAN METODE Sebagai Calon Pembina kakak harus mempunyai kemampuan memilih metode yang tepat dengan langkah-langkah atau sekenario dalam menyampaikan materi. Tentukan Metode dan Skenario yang tepat dalam kolom berikut. NO JUDUL MATERI METODE SKENARIO KEGIATAN 1. SEJARAH GERAKAN PRAMUKA STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA TANDA PENGENAL DALAM GERAKAN PRAMUKA PENGHAYATAN NILAI-NILAI DASADARMA Tugas dilaksanakan di luar jam pelajaran dan dikumpulkan kepada pelatih piket atau pelatih pendamping besok pagi sebelum apel pagi. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

42 FORMAT : N.2 KELAS : FORMAT PENILAIAN METODE KMD NO 1. NAMA KESESUAIAN METODE KETEPATAN SKENARIO JUMLAH RATA- RATA KET 50 Catatan : Rentang Nilai , Pinsus Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

43 FORMAT : T-3 KURSUS PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR PENUGASAN MANAJEMEN GUDEP Salah satu kemampuan Pembina Gudep adalah harus mampu membuat Manajemen Gugus Depan. Buatlah tiga contoh model Administrasi Gugus Depan dengan cara memilih dari delapan Judul Administrasi di bawah ini. 1. Program Tahunan 2. Struktur Organisasi Gudep 3. Buku Induk Peserta Didik 4. Papan Data Peserta Didik 5. Buku Kegiatan Gudep 6. Buku Keuangan Gudep 7. Buku Catatan Kenaikan Tingkat 8. Daftar Inventaris Gudep Tugas tersebut sudah diserahkan besok pagi sebelum apel pagi. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

44 FORMAT : N.3 KELAS : FORMAT PENILAIAN MANAJEMEN KMD NO 1. NAMA KESESUAIAN FORMAT KETEPATAN ISI FORMAT JUMLAH RATA- RATA KET 50 Catatan : Rentang Nilai , Pinsus Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

45 FORMAT : T-4 KURSUS PEMBINA MAHIR TINGKAT DASAR PENUGASAN PROGRAM MINGGUAN Salah satu tugas pembina Gugus Depan adalah membuat program latihan mingguan. Buatlah contoh Program Latihan Mingguan minimal selama 4 bulan dan dilengkapi dengan skenario kegiatannya. Tugas dikerjakan secara perorangan, target program adalah menghadapi kegiatan Lomba Tingkat I. Tugas dikumpulkan sebelum kegiatan praktik membina. Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

46 FORMAT : N.4 KELAS : KMD NO 1. NAMA FORMAT PENILAIAN PROGRAM LATIHAN KESESUAIAN ISI FORMAT KETEPATAN SEKENARIO JUMLAH RATA- RATA KET 50 Catatan : Rentang Nilai , Pinsus Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

47 FORMAT : T-5 KURSUS PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR PENUGASAN PROJECT WORKS Setiap Kelompok agar membuat : 1. Tandu 2. Tiang Bendera 3. Gapura Perkemahan 4. Menara Selayang Pandang 5. Jembatan Penyebrangan Tugas dikerjakan secara kelompok perlengkapan disiapkan panitia. sesuai jadwal dan Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

48 FORMAT : N-5 KELAS : FORMAT PENILAIAN PROJECT WORKS KMD NO NAMA KEMAMPUAN KERJA SAMA KESUNG GUHAN JUML RATA- RATA KET Ketrangan : Rentang Nilai , Pinsus Petunjuk Pelaksanaan KMD Tingkat SMP Tahun

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI EKSTRAKURIKULER WAJIB PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Lomba Keterampilan Pramuka Penggalang dan Penegak Tahun 2015 yang disingkat LKP3 2015

Lebih terperinci

KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA LAMPUNG

KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA LAMPUNG KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA LAMPUNG SURAT KEPUTUSAN KETUA KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA LAMPUNG NOMOR : 075.A TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN PELAKSANAAN MASA PENGEMBANGAN DAN MASA PEMANTAPAN PEMBINA PRAMUKA

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Lomba Keterampilan Pramuka Penggalang dan Penegak Tahun 2015 yang disingkat LKP3 2015

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Lomba Keterampilan Pramuka Penggalang dan Penegak Tahun 2015 yang disingkat LKP3 2015

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) 2017

PETUNJUK PELAKSANAAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) 2017 PETUNJUK PELAKSANAAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) 2017 RACANA RADEN MAS SAID-NYI AGENG SERANG IAIN SURAKARTA Bekerjasama dengan PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CABANG SUKOHARJO PANDUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan untuk membentuk kepribadian peserta didik seperti yang dimaksud dalam tujuan gerakan pramuka tidak dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat secara sekaligus,

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIK PENYAJIAN MODUL KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT LANJUTAN (KML) GOLONGAN PENGGALANG

PANDUAN TEKNIK PENYAJIAN MODUL KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT LANJUTAN (KML) GOLONGAN PENGGALANG 1 PANDUAN TEKNIK PENYAJIAN MODUL KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT LANJUTAN (KML) GOLONGAN PENGGALANG I. Pendahuluan Panduan ini dibuat karena masih banyak penyelenggaraan kursus yang setiap topik atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerakan pramuka sebagai satu-satunya wadah kegiatan kepanduan di sekolah merupakan tempat pendidikan bagi anak-anak yang dilaksanakan dengan penuh kegembiraaan, penuh

Lebih terperinci

JADWAL KEGIATAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) KWARTIR RANTING TUNGKAL ILIR TANGGAL 29 NOV S.D 04 DES 2013

JADWAL KEGIATAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) KWARTIR RANTING TUNGKAL ILIR TANGGAL 29 NOV S.D 04 DES 2013 SABTU 30-11-13 JADWAL KEGIATAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) KWARTIR RANTING TUNGKAL ILIR TANGGAL 29 NOV S.D 04 DES 2013 HARI/TGL WAKTU KEGIATAN TUTOR/PEMATERI KET 07.00-13.00 Peserta

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Pangkalpinang, 19 Januari 2017

Pangkalpinang, 19 Januari 2017 PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DINAS PENDIDIKAN Komplek Perkantoran dan Pemukiman Terpadu Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jln. Pulau Bangka Kel. Air Itam - Pangkalpinang 33147

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL,

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN XI /076 PANGKALAN SMP NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Disusun Oleh. Dewan Kerja Penggalang

PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN XI /076 PANGKALAN SMP NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Disusun Oleh. Dewan Kerja Penggalang PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN XI.06.03.075/076 PANGKALAN SMP NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Disusun Oleh Dewan Kerja Penggalang XI.06.03.075/076 GERAKAN PRAMUKA GUDEP XI.06.03.075/076 PANGKALAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UU No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

Lebih terperinci

GUGUSDEPAN KOTA CIREBON PANGKALAN IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

GUGUSDEPAN KOTA CIREBON PANGKALAN IAIN SYEKH NURJATI CIREBON PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD)TAHUN 2017 Cirebon, 25 s.d 30 Juli 2017 RACANA SYEKH NURJATI NYI MAS RARASANTANG GUGUSDEPAN KOTA CIREBON 04.033-04.034 PANGKALAN

Lebih terperinci

REKA KERJA KML TAHUN 2014 RACANA RADEN MAS SAID-NYI AGENG SERANG IAIN SURAKARTA

REKA KERJA KML TAHUN 2014 RACANA RADEN MAS SAID-NYI AGENG SERANG IAIN SURAKARTA PETUNJUK PELAKSANAAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT LANJUTAN (KML) RACANA RADEN MAS SAID-NYI AGENG SERANG GUGUSDEPAN SUKOHARJO 06.401-06.402 TAHUN 2014 REKA KERJA KML TAHUN 2014 RACANA RADEN MAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. muda. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang amat penting untuk peningkatan kualitas generasi muda. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA

KATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA KATA PENGANTAR Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah, dan dalam rangka Implementasi Kurikulum 2013,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 178 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 178 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR NASIONAL KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 178 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GERAKAN PRAMUKA TINGKAT DAERAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1646, 2013 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Pendidikan dan Pelatihan. Pengujian Mutu Barang. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/M-DAG/PER/12/2013

Lebih terperinci

LAPORAN RENCANA TINDAK LANJUT KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR P2PNFI

LAPORAN RENCANA TINDAK LANJUT KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR P2PNFI LAPORAN RENCANA TINDAK LANJUT KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR P2PNFI ANGKATAN 20 TAHUN 2011 DI GUDEP 13121-13122 SMP NEGERI 1 RANCAH Oleh: Pipin Piniman, S. Kom. Nip. 19850316 201101 1 002 KURSUS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA Menimbang Ketua, : a. bahwa untuk keseragaman dan keselarasan dalam

Lebih terperinci

RENCANA KERJA GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN MALANG AIRLANGGA GAYATRI PANGKALAN SMP NEGERI 1 TUMPANG TAHUN ANGGARAN

RENCANA KERJA GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN MALANG AIRLANGGA GAYATRI PANGKALAN SMP NEGERI 1 TUMPANG TAHUN ANGGARAN RENCANA KERJA GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN MALANG 22099 22100 AIRLANGGA GAYATRI PANGKALAN SMP NEGERI 1 TUMPANG TAHUN ANGGARAN 2008 2009 BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a. Dengan Keputusan Kwartir Nasional

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PERKEMAHAN LOMBA PENGGALANG KKM MTSN 1 TANGSEL TAHUN 2016

PETUNJUK TEKNIS PERKEMAHAN LOMBA PENGGALANG KKM MTSN 1 TANGSEL TAHUN 2016 PERKEMAHAN LOMBA PENGGALANG KKM MTSN 1 TANGSEL TAHUN 2016 PETUNJUK TEKNIS UNTUK PESERTA Lomba Pramuka Penggalang Seluruh MTs di bawah naungan KKM MTSN 1 Tangerang Selatan PERKEMAHAN LOMBA PENGGALANG (PERBALANG

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN BAGI PESERTA DIDIK DAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PEDOMAN DIKLAT TUTOR INTI

PEDOMAN DIKLAT TUTOR INTI PEDOMAN DIKLAT TUTOR INTI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN NONFORMAL TAHUN 2009

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KEMAH PRAMUKA SISWA NASIONAL (KPSN) BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN KEMAH PRAMUKA SISWA NASIONAL (KPSN) BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016 PETUNJUK PELAKSANAAN KEMAH PRAMUKA SISWA NASIONAL (KPSN) BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT

Lebih terperinci

KWARTIR NASIONAL. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KWARTIR NASIONAL. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KWARTIR NASIONAL KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 179 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GERAKAN PRAMUKA TINGKAT CABANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

KETENTUAN KEGIATAN SELEKSI KONTINGEN RAIMUNA NASIONAL 2017 KWARCAB KOTA SEMARANG TAHUN 2017

KETENTUAN KEGIATAN SELEKSI KONTINGEN RAIMUNA NASIONAL 2017 KWARCAB KOTA SEMARANG TAHUN 2017 KETENTUAN KEGIATAN SELEKSI KONTINGEN RAIMUNA NASIONAL 2017 KWARCAB KOTA SEMARANG TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Sesuai dengan kelender kegiatan dan keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 2013,

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN KOMPETENSI SDM LINGKUP UPTD KABUPATEN/ KOTA

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN KOMPETENSI SDM LINGKUP UPTD KABUPATEN/ KOTA 2015 PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN KOMPETENSI SDM LINGKUP UPTD KABUPATEN/ KOTA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL BALAI PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PRAMUKA PENGGALANG. 2) Susunan Regu Penggalang

PRAMUKA PENGGALANG. 2) Susunan Regu Penggalang PRAMUKA PENGGALANG 1. REGU PENGGALANG Regu merupakan satuan kecil pada pasukan Penggalang, terdiri dari 5 sampai 10 Pramuka Penggalang. Regu memakai nama regu yang dipilih sendiri, untuk Regu Putra digunakan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN JAMBORE PENGGALANG SD-MI KWARTIR CABANG KLATEN TAHUN 2013

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN JAMBORE PENGGALANG SD-MI KWARTIR CABANG KLATEN TAHUN 2013 PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN JAMBORE PENGGALANG SD-MI KWARTIR CABANG KLATEN TAHUN 2013 A. UMUM: Pengertian : Jambore adalah merupakan pertemuan besar dalam Gerakan Pramuka yang diikuti oleh Pramuka Penggalang

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas PAPARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PERTAMA: KONSEP DASAR 2 Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR PEDOMAN PENJAMINAN MUTU

GURU PEMBELAJAR PEDOMAN PENJAMINAN MUTU GURU PEMBELAJAR PEDOMAN PENJAMINAN MUTU PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016 KATA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Kegiatan Pramuka. Kegiatan yang dapat diikuti semua golongan Pramuka

Kegiatan Pramuka. Kegiatan yang dapat diikuti semua golongan Pramuka Kegiatan Pramuka Oleh : Sudiharto (Waka Binawasa Kwaran Kecamatan Cilandak) Dalam Kepramukaan terdapat banyak kegiatan. Semua kegiatan kepramukaan sesuai dengan metoda pendidikan kepramukaan. Metoda Pendidikan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN LOMBA TATA UPACARA BENDERA (TUB) DAN BARIS-BERBARIS (BB) PEMUDA (SISWA SMA/SMK/MA) TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

PEDOMAN PELAKSANAAN LOMBA TATA UPACARA BENDERA (TUB) DAN BARIS-BERBARIS (BB) PEMUDA (SISWA SMA/SMK/MA) TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH PEDOMAN PELAKSANAAN LOMBA TATA UPACARA BENDERA (TUB) DAN BARIS-BERBARIS (BB) PEMUDA (SISWA SMA/SMK/MA) TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH I. LATAR BELAKANG 1. Pembangunan Pemuda harus menumbuhkan jiwa patriotik,

Lebih terperinci

2014, No Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Le

2014, No Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Le No.174, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. SMK Kehutanan Negeri Pendidikan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.11/Menhut-II/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KEHUTANAN NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KEHUTANAN NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.11/Menhut-II/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KEHUTANAN NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini akan menggunakan metode atau pendekatan evaluasi

METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini akan menggunakan metode atau pendekatan evaluasi 79 III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini akan menggunakan metode atau pendekatan evaluasi kuantitatif dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi secara mendalam dan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017 PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN A. NAMA DIKLAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CALON PEGAWAI

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD NEGERI LENCOH SELO BOYOLALI TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD NEGERI LENCOH SELO BOYOLALI TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD NEGERI LENCOH SELO BOYOLALI TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK oleh : Lani Widia Astuti & Eka Jayadiputra Program Studi PPKn Universitas Islam Nusantara, Bandung ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 230 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA PEDULI

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 230 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA PEDULI KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 230 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA PEDULI Menimbang Mengingat Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, : a. bahwa dalam upaya mengimplementasikan

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-03.PP.01.02 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BIMBINGAN TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN

Lebih terperinci

GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN MEDAN SMK TELKOM MEDAN Jl. Jamin Ginting Km 11,1 No 9c Medan

GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN MEDAN SMK TELKOM MEDAN Jl. Jamin Ginting Km 11,1 No 9c Medan A. PENDAHULUAN Sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang undang No 12 tahun 2010 anggaran dasar/ anggaran rumah tangga gerakan pramuka, bahwa tujuan Gerakan pramuka adalah mendidik generasi muda agar berkepribadian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

PANDUAN Bimbingan Pramuka di Sekolah Dasar

PANDUAN Bimbingan Pramuka di Sekolah Dasar PANDUAN Bimbingan Pramuka di Sekolah Dasar PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA TAHUN 2017 Bimbingan Pramuka di Sekolah Dasar

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.42/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KEHUTANAN NEGERI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2010 PENDIDIKAN. Kepramukaan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5169) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA YANG BERPANGKALAN DI KAMPUS PEGURUAN TINGGI

PETUNJUK PELAKSANAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA YANG BERPANGKALAN DI KAMPUS PEGURUAN TINGGI PETUNJUK PELAKSANAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA YANG BERPANGKALAN DI KAMPUS PEGURUAN TINGGI KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 180 A TAHUN 2011 KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA i DAFTAR

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN

PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN Oleh : Harmini Sudjiman Widyaiswara Pusat Diklat Kehutanan Abstrak Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai salah satu lembaga yang menghasilkan tenaga kependidikan telah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan

Lebih terperinci

BAB I. RENCANA TINDAK LANJUT (Action Plan) PENDAHULUAN

BAB I. RENCANA TINDAK LANJUT (Action Plan) PENDAHULUAN RENCANA TINDAK LANJUT (Action Plan) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana, disingkat Gerakan Pramuka, sebagai salah satu wadah pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

UNIVERSITAS SEBELAS MARET PEDOMAN PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PENDIDIKAN PROFESI GURU SM3T FKIP UNS TAHUN 2017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan

Lebih terperinci

PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015

PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015 PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN PEMBINAAN KARAKTER BERBASIS RELIGI(PKBR) BAGI MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PELATIHAN PEMANDU LAPANG TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan Pelatihan Pemandu

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA KELUARGA BERENCANA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

2017, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba No.169, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. Diklat Jabatan Fungsional. RESCUER. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 1 TAHUN 2017 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1220, 2012 KEMENTERIAN SOSIAL. Taruna. Siaga Bencana. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM TARUNA SIAGA BENCANA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 i Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 LPPKS INDONESIA 2013 ii Pelaksanaan In-Service Learning 1 Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menengah.

KATA PENGANTAR. menengah. KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 3 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal PNFI Depdiknas i Pendidikan diselenggarakan secara berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat baik lokal, nasional, maupun global sehingga mampu mewujudkan

Lebih terperinci

Selalu taat menjalankan ibadah agamanya secara pribadi ataupun berjamaah Pencapaian Pengisian SKU:

Selalu taat menjalankan ibadah agamanya secara pribadi ataupun berjamaah Pencapaian Pengisian SKU: SKU Penggalang Ramu nomor 1 Selalu taat menjalankan ibadah agamanya secara pribadi ataupun berjamaah Pemberian penugasan pengamatan kepada Orang Tua, akan kebiasaan putera/puterinya menjalankan ibadah

Lebih terperinci

GERAKAN PRAMUKA KWARTIR NASIONAL

GERAKAN PRAMUKA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA KWARTIR NASIONAL Jalan Medan Merdeka Timur No. 6 Jakarta 10110 Indonesia Nomor Lampiran. ~i.fl:al- :002f> -OO-L 4 (empat) helai. Pertyelenggaraa.f.l:KI'l> daq lg'l l!ahun: ~&lu Jakarta,

Lebih terperinci

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 053 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA WIDYA BUDAYA BAKTI

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 053 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA WIDYA BUDAYA BAKTI KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 053 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA WIDYA BUDAYA BAKTI Menimbang Mengingat Ketua Kwartir

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan

Lebih terperinci

Komponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan

Komponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan Komponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan pendidikan, sarana dan prasarana, ketenagaan, pembiayaan,

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara faktual, data realistik menunjukkan bahwa moralitas maupun karakter bangsa saat ini telah runtuh. Runtuhnya moralitas dan karakter bangsa tersebut telah

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETISI PRAMUKA SE-JAWA BARAT (KOMPAS JABAR) 2017 DALAM RANGKA HUT GUDEP KE-28 BAB I PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETISI PRAMUKA SE-JAWA BARAT (KOMPAS JABAR) 2017 DALAM RANGKA HUT GUDEP KE-28 BAB I PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETISI PRAMUKA SE-JAWA BARAT (KOMPAS JABAR) 2017 DALAM RANGKA HUT GUDEP KE-28 BAB I PENDAHULUAN A. DASAR PEMIKIRAN Gerakan pramuka sebagai wadah pembinaan yang lebih menitik beratkan

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tam

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tam No. 1569, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. Diklat Dasar. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 8 TAHUN 2016 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DASAR BADAN SAR NASIONAL

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari beberapa data mengenai Implementasi Pendidikan Karakter

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari beberapa data mengenai Implementasi Pendidikan Karakter BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari beberapa data mengenai Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Kepramukaan di MAN Tulungagung 1, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN ARSIPARIS TELADAN DAN UNIT PENGOLAH TERBAIK DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru. PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR LEMBAGA PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone No.1627, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Kepala Madrasah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci