PEDOMAN DIKLAT TUTOR INTI
|
|
- Handoko Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEDOMAN DIKLAT TUTOR INTI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN NONFORMAL TAHUN 2009 Certificate No Issue No. 1
2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagaimana amanat UUD 1945 dalam Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Selanjutnya, pada ayat (3) menyebutkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Guna menjamin mutu penyelenggaraan pendidikan, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang memuat tentang standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian. Dalam Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 ayat (1), (2) dan (3) dinyatakan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pendidik harus mempunyai kompetensi pedagogik (andragogik), kepribadian, sosial, dan profesional. Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menyebutkan jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal. Pada Pasal 26 ayat (1) menyebutkan bahwa pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti, penambah dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Dalam rangka penyelenggaraan layanan pendidikan nonformal diperlukan adanya pendidik salah satunya adalah tutor yang berperan dalam melaksanakan proses belajar mengajar pada pendidikan kesetaraan, pendidikan keaksaraan dan pendidikan anak usia dini (PAUD). Dalam rangka menjawab tantangan ke depan terkait dengan peningkatan mutu layanan pendidikan nonformal maka diperlukan kesiapan para tutor tersebut baik dari sisi kompetensi profesional, sosial, personal dan 1
3 pedagogik. Para tutor harus senantiasa didorong untuk meningkatkan kompetensinya agar dapat menyesuaikan diri dan beradaptasi pada berbagai situasi di masyarakat. Keberagaman peserta didik pendidikan nonformal juga menuntut kemahiran para tutor untuk mampu meramu berbagai metode belajar dengan dilengkapi media belajar yang sederhana dan mudah dipahami oleh peserta didik. Dalam upaya peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan nonformal, pada tahun 2005, sejalan dengan perubahan organisasi di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) telah dibentuk Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 tahun Salah satu tugas yang menjadi tanggung jawab Ditjen PMPTK adalah peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan nonformal (PTK-PNF). Dalam kaitan tanggungjawab tersebut dan didorong oleh kebutuhan peningkatan mutu tutor maka Direktorat PTK PNF pada tahun 2009 telah merancang sebuah program peningkatan mutu melalui program pemberdayaan tutor inti. Definisi tutor inti adalah tutor yang dipilih dan ditetapkan oleh pejabat berwenang pada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk melaksanakan fungsi fasilitator, motivator dan supervisor dalam rangka meningkatkan kompetensi bagi tutor lainnya. Sedangkan tugas utama tutor inti adalah untuk: (i) meningkatkan kompetensi diri dan tutor lainnya dalam pembelajaran, (ii) memotivasi tutor lainnya untuk meningkatkan pelaksanaan tugasnya, (iii) mengembangkan program layanan supervisi yang berkaitan dengan pembelajaran yang efektif. Berdasarkan tugas tersebut, maka fungsi tutor inti adalah sebagai fasilitator, motivator dan supervisor pada kegiatan pembelajaran. Sebagai acuan dari pelaksanaan program pemberdayaan tutor inti tersebut, maka diperlukan diklat yang diharapkan dapat memberikan kompetensi bagi para tutor inti sebagai acuan dalam rangka pelaksanaan pemberdayaan tutor inti di masyarakat. 2
4 B. DASAR 1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 4. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 21 tahun 2008 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan C. TUJUAN 1. Tujuan Pedoman Tujuan Pedoman ini adalah untuk memberikan acuan/panduan bagi penyelenggara diklat tutor inti dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut diklat tutor inti. 2. Tujuan Diklat a. Tujuan Umum Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tutor inti dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. b. Tujuan khusus Setelah mengikuti diklat ini peserta diharapkan mampu: 1) Memahami kebijakan Direktorat PTK PNF. 2) Memahami kebijakan Direktorat Jenderal PNFI. 3
5 3) Memahami standar kualifikasi dan kompetensi tutor 4) Memahami tugas pokok dan fungsi tutor inti. 5) Melakukan analisis permasalahan dan kebutuhan program peningkatan mutu tutor 6) Menerapkan model pemberdayaan tutor melalui peer-tutoring, team-teaching, pendampingan. 7) Memotivasi para tutor untuk mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan mutu. 8) Menyusun program kerja tutor inti 9) Melakukan dinamika kelompok D. HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Terlatihnya 72 orang tutor inti yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya (kuota tahun 2009) yang didanai oleh Direktorat PTK-PNF. 2. Adanya pemberdayaan Tutor-tutor inti di berbagai provinsi yang disesuaikan dengan ketentuan yang tepat dalam pedoman ataupun kebutuhan daerah melalui dana APBD atau dukungan dana lainnya sesuai kebutuhan dan ekmampuan daerah. 4
6 BAB II PROGRAM PELATIHAN A. BENTUK DIKLAT Bentuk diklat yang diselenggarakan adalah diklat dasar tutor inti dengan pendekatan course-based training. B. SASARAN Sasaran peserta diklat dasar tutor inti untuk tingkat nasional sebanyak 72 orang tutor inti (dua 36 orang) berasal dari 11 provinsi. Sedangkan jumlah peserta diklat tutor inti yang diselenggarakan oleh masing-masing daerah disesuaikan dengan dukungan anggaran yang tersedia. C. MATERI DIKLAT DASAR Jumlah Total No. Materi Teori Praktek Materi Kebijakan 1. Kebijakan Ditjen PMPTK (Direktorat PTK-PNF) Kebijakan Ditjen PNFI 2-2 Materi Pokok 3. Standar kualifikasi dan kompetensi Tutor Tugas pokok dan fungsi tutor inti Analisis Permasalahan dan Kebutuhan Program Peningkatan Mutu Tutor 6. Model pemberdayaan tutor (peer tutoring, team teaching, pendampingan) Teknik Memotivasi Penyusunan Program Kerja Tutor Inti
7 Jumlah Total No. Materi Teori Praktek Materi Penunjang 9 Dinamika Kelompok 2-2 Jumlah Jam Pelatihan Keterangan: Silabus dan Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP) diklat dasar terlampir. D. METODE PEMBELAJARAN Metoda pembelajaran yang digunakan dalam diklat ini meliputi: 1. Ceramah Ceramah adalah suatu teknik yang biasa dipakai dalam proses pembelajaran untuk melakukan transformasi informasi dengan komunikasi satu arah. Dalam metode ceramah fasilitator/narasumber menyampaikan informasi sedangkan peserta hanya mendengarkan. 2. Tanya jawab Tanya jawab adalah teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk memperdalam pemahaman peserta terhadap materi yang disajikan fasilitator/narasumber. Pada teknik ini fasilitator/narasumber atau peserta dapat saling memberikan pertanyaan dan jawaban dengan harapan memperoleh pemahaman terhadap materi diklat. 3. Diskusi kelompok Diskusi adalah proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling bertukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah. Dengan metode ini semua peserta aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja 4. Kerja Kelompok Teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar di dalam kelas, dimana peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok 6
8 terdiri dari lima atau tujuh peserta. Anggota kelompok bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh fasilitator. 5. Praktek Praktek adalah proses pembelajaran dengan menempatkan peserta didik pada kondisi yang memiliki karakteristik sama dengan keadaan yang sebenarnya. Sebagai hasil akhir dari metode ini, peserta diklat diharapkan memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah dengan menerapkan konsep dan teori yang telah dipelajari sebelumnya. 6. Curah pendapat (brainstorming) Brainstorming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh fasilitator di dalam kelas dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh fasilitator, kemudian peserta menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut akan berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai suatu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok individu dalam waktu yang singkat. E. SARANA DAN PRASARANA DIKLAT 1. Sarana a. Modul, buku dan bahan belajar cetak lainnya. b. Perangkat komputer dan LCD Proyektor c. Slide presentasi d. ATK lain sebagai penunjang kegitan praktek kelas dan praktek lapangan 2. Prasarana Prasarana pendukung kegiatan pelatihan antara lain: a. Ruang belajar yang memenuhi syarat untuk pembelajaran. b. Ruangan belajar dilengkapi dengan sound system yang memadai. 7
9 c. Asrama atau penginapan dan ruang makan yang mencukupi untuk menampung peserta pelatihan, fasilitator dan panitia. F. KRITERIA DAN PERSYARATAN PESERTA Kriteria Peserta 1. Telah menjadi tutor inti yang dibuktikan dengan Surat Keputusan (SK) yang ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang. 2. Kualifikasi pendidikan minimal S1 3. Telah melaksanakan tugas sebagai tutor minimal selama 2 tahun yang dibuktikan dengan surat pengangkatan dari lembaga yang bersangkutan. 4. Masih aktif sebagai tutor yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pimpinan lembaga yang bersangkutan. 5. Minimal pernah mengikuti diklat teknis tutor pendidikan kesetaraan program Paket B, atau tutor program keaksaraan, atau pendidik PAUD nonformal (dibuktikan dengan fotokopi sertifikat pelatihan). 6. Diutamakan yang telah meraih prestasi sebagai tutor pendidikan nonformal minimal tingkat kabupaten/kota. 7. Sehat jasmani dan rohani. 8. Berusia maksimum 45 tahun. Persyaratan Peserta 1. Membawa surat tugas dan SPPD yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. 2. Membawa pas foto ukuran 4 x 6 cm. 3. Membawa data individual tutor yang ada di daerahnya 4. Bersedia mengikuti proses pelatihan sampai selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan memiliki komitmen dalam melaksanakan rencana tindak lanjut dalam pemberdayaan tutor inti yang dibuktikan dengan surat pernyataan. G. Penyelenggara Penyelenggara Diklat Dasar Tutor Inti tahun 2009 adalah Direktorat PTK- PNF Depdiknas atau instansi lain yang memiliki tugas dan fungsi yang terkait dengan peningkatan mutu PTK-PNF. 8
10 H. Narasumber/Fasilitator Narasumber/Fasilitator berasal dari unsur birokrat, pakar/akademisi dan praktisi yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Menguasai substansi/materi (kompetensi dibidangnya) b. Menguasai metode dan strategi pembelajaran orang dewasa c. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik d. Direkomendasikan oleh lembaga tempat bertugas I. Surat Tanda Tamat Pendidikan Dan Latihan (STTPL) Peserta yang selesai mengikuti program diklat totor inti dan dinyatakan memenuhi syarat diberikan STTPL yang diterbitkan oleh lembaga penyelenggara diklat dan ditandatangani oleh kepala/pimpinan lembaga penyelenggara. Dalam STTPL wajib memuat identitas peserta, struktur materi, nilai peserta, dan alokasi waktu. J. Alokasi Waktu Diklat dilaksanakan dalam waktu 6 hari dengan perhitungan yang digunakan adalah 48 jam 45 menit. K. Biaya Penyelenggaraan Diklat Biaya pelaksanaan kegiatan diklat yang diselenggarakan di pusat dibebankan pada DIPA Direktorat PTK-PNF Tahun 2009, sedangkan kegiatan diklat yang diselenggarakan di daerah dibiayai melalui APBD atau sumber dana lainnya sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah masingmasing. 9
11 BAB III PROSEDUR PENYELENGGARAAN DIKLAT A. Persiapan Dalam rangka persiapan penyelenggaraan diklat, kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah: 1. Menyusun desain kegiatan 2. Mengadakan rapat persiapan awal/koordinasi dengan pihak terkait 3. Menyiapkan SK untuk kepanitiaan dan tim fasilitator 4. Mengecek kesiapan tempat penyelenggaraan 5. Menyiapkan surat-surat : a. Surat pemanggilan peserta b. Surat permohonan fasilitator/narasumber c. Surat ijin tempat pelatihan dan praktek lapangan d. Surat Undangan pembukaan/penutupan e. Surat Tugas f. Sertifikat 6. Mempersiapkan acara pembukaan 7. Mempersiapkan instrumen untuk: a. Evaluasi aktifitas peserta (contoh terlampir) b. Evaluasi fasilitator (contoh terlampir) c. Evaluasi penyelenggaraan (contoh terlampir) d. pretest/posttest 8. Mempersiapkan ATK (kertas, alat tulis,buku, tas) dan pedoman diklat 9. Mempersiapkan spanduk dan dokumentasi 10. Mempersiapkan daftar hadir, pembagian kamar peserta,fasilitator dan panitia 11. Menyusun dan menggandakan bahan belajar diklat 12. Mengadakan rapat persiapan terakhir (recheck) 10
12 Training Need Assessment TOR Diklat Tujuan Diklat Kebutuhan Lapangan Masalah-masalah Lapangan Kebijakan Perancangan Desain Diklat Penyusunan Struktur Program (* Penyusunan Silabus (* Pengembangan Bahan Belajar dan Instrumen Evaluasi Penyusunan Panduan Operasional Diklat Penyiapan Surat-surat Penyiapan Sarana dan Prasarana Penyiapan ATK, Spanduk (* keterangan: dapat diamati pada lampiran pedoman Gambar III.1. Tahapan Persiapan Diklat 11
13 B. Pelaksanaan 1. Penerimaan dan penempatan peserta, narasumber dan fasilitator (sesuai daftar) 2. Melaksanakan penjelasan teknis tentang proses penyelenggaraan diklat 3. Melaksanakan pretest 4. Melaksanakan acara pembukaan 5. Melaksanakan proses pembelajaran 6. Melaksanakan proses evaluasi fasilitator 7. Melaksanakan proses evaluasi akifitas peserta 8. Melaksanakan posttest 9. Melaksanakan proses evaluasi penyelenggaraan 10. Mengolah hasil evaluasi aktifitas peserta, pretest dan posttest, fasilitator dan penyelenggara 11. Menentukan peserta terbaik 12. Melaksanakan acara penutupan 13. Penyelesaian administrasi C. Tindak Lanjut Tindak lanjut diklat yang dilakukan adalah meliputi: 1. Penyusunan laporan pelatihan 2. Monitoring dan evaluasi pasca diklat 12
14 Kegiatan Administratif Pemanggilan Peserta Penerimaan Peserta Pendaftaran dan Biodata Peserta Kelengkapan Administrasi Pembukaan Laporan Panitia Pembukaan oleh Pejabat yang berwenang Penyematan Tanda Peserta Pelaksanaan KBM Pretest Penjelasan Teknis Kegiatan Belajar Mengajar Posttest Penutupan Laporan Panitia Penutupan oleh Pejabat yang berwenang Pelepasan Tanda Peserta Doa Rencana Tindak Lanjut Pelaporan Evaluasi Pasca Diklat Perlengkapan Diklat Doa Penempatan Peserta EVALUASI Gambar III.2. Tahapan Pelaksanaan Diklat 13
15 BAB IV EVALUASI DAN PELAPORAN A. Evaluasi Dalam penyelenggaraan diklat dilakukan evaluasi yang meliputi: 1. Evaluasi terhadap peserta Untuk mengetahui tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta dalam menyerap materi diklat, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap peserta dalam bentuk tes kemampuan awal (pre-test), pengamatan selama proses pembelajaran dan tes kemampuan akhir (post-test) 2. Evaluasi terhadap Narasumber dan Fasilitator Evaluasi untuk mengetahui tingkat efektifitas narasumber dan fasilitator dalam melakukan fasilitasi proses belajar mengajar, mencakup aspek sebagai berikut: a. Penguasaan materi b. Sistematika penyajian c. Penggunaan metode dan sarana d. Kemampuan menyajikan materi e. Ketepatan waktu f. Sikap dan prilaku g. Cara menjawab pertanyaan h. Pemberian motivasi i. Penggunaan bahasa j. Pencapaian tujuan instruksional k. Kerapian berpakaian l. Kerjasama antar fasilitator m. Penguasaan kelas 3. Evaluasi terhadap penyelenggaraan Aspek aspek program penyelenggaraan diklat yang dievaluasi meliputi: a. Struktur kegiatan b. Pelayanan kesekretariatan 14
16 c. Penginapan d. Ruang belajar e. Konsumsi f. Pelayanan kesehatan 4. Evaluasi efektifitas diklat Evaluasi terhadap efektifitas penyelenggaraan diklat diukur berdasarkan selisih nilai pre-test dan post-test. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis rata-rata dua sampel berpasangan. Hipotesis yang digunakan adalah Nilai rata-rata pre-test lebih baik daripada nilai post-test Rumusan Hipotesis: Ho : µ 1 µ 2 H 1 : µ 1 > µ 2 Taraf signifikansi 5 % Kriteria penolakan = Tolak Ho jika t hitung > t an-1 Uji statistik yang digunakan : t = D SD n Dimana D = rata-rata selisih antara nilai pre-test dan post-test. ( D D) SD = n 1 2 B. Pelaporan Setelah program diklat selesai dilaksanakan disusun laporan berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi program dan berbagai dokumen yang 15
17 berkaitan dengan penyelenggaraan diklat. Laporan meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Pencapaian kompetensi peserta diklat dengan mengacu pada standar kompetensi yang telah ditentukan. Pencapaian meliputi peningkatan kompetensi antara sebelum dan sesudah mengikuti diklat serta kinerja mereka secara keseluruhan selama mengikuti diklat. 2. Penyelenggaraan diklat meliputi: proses perencaan diklat, pelaksanaan diklat, dan evaluasi diklat. Perencanaan diklat merupakan proses yang dilaksanakan sesuai dengan alur program dengan produknya. Pelaksanaan diklat merupakan proses mulai dari pembukaan, pembelajaran, dan penutupan diklat serta kesesuaianya dengan diagram alur. Jika ada perubahan dari diagram alur, perlu disertakan rasional perubahan tersebut. 3. Program diklat meliputi: kurikulum dan silabus diklat, bahan ajar, metode, media, sistem evaluasi yang digunakan, dan strategi diklat. Secara keseluruhan laporan diklat memberikan gambaran proses pengelolaan diklat (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi). Laporan ini digunakan: (1) untuk menentukan pencapaian peserta diklat; (2) sebagai masukan guna penyempurnaan pengelolaan diklat berikutnya, (3) sebagai dasar pertimbangan pengakuan terhadap pengalaman dan hasil belajar peserta diklat. (4) sebagai pertanggung-jawaban atas penyelenggaraan diklat. Sistematika minimal dari laporan diklat dapat diamati pada lampiran. 16
18 BAB V PENUTUP Pedoman diklat dasar tutor inti ini disusun untuk memberikan acuan/panduan bagi penyelenggara diklat. Selain itu pedoman ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi penyelenggara, sehingga dapat melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan pihak terkait. Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan standar dalam penyelenggaraan diklat, sehingga diklat dapat berlangsung dengan efektif, efisien, lancar, dan mencapai tujuan yang diharapkan. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini dapat disesuaikan dalam penyelenggaraan diklat di daerah masingmasing dan terlebih dahulu berkonsultasi dengan Direktorat PTK-PNF. 17
BAB I PENDAHULUAN. Pada pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut diwujudkan melalui upaya peningkatan
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN SUPERVISI SATUAN PAUD DAN DIKMAS
PANDUAN PELAKSANAAN SUPERVISI SATUAN PAUD DAN DIKMAS PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT JAWA BARAT 2017 KATA PENGANTAR Pengembangan Satuan Pendidikan PAUD dan Dikmas
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1 PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2011 i Pelaksanaan
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012
i Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 LPPKS INDONESIA 2013 ii Pelaksanaan In-Service Learning 1 Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN KOMPETENSI SDM LINGKUP UPTD KABUPATEN/ KOTA
2015 PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN KOMPETENSI SDM LINGKUP UPTD KABUPATEN/ KOTA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL BALAI PENGEMBANGAN
Lebih terperinci2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM PAKET C KEJURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM PAKET C KEJURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1646, 2013 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Pendidikan dan Pelatihan. Pengujian Mutu Barang. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/M-DAG/PER/12/2013
Lebih terperinciKATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas
KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal PNFI Depdiknas i Pendidikan diselenggarakan secara berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat baik lokal, nasional, maupun global sehingga mampu mewujudkan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL,
Lebih terperinciGURU PEMBELAJAR PEDOMAN PENJAMINAN MUTU
GURU PEMBELAJAR PEDOMAN PENJAMINAN MUTU PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016 KATA
Lebih terperinciKomponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan
Komponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan pendidikan, sarana dan prasarana, ketenagaan, pembiayaan,
Lebih terperinciPEDOMAN BANTUAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN PENGAWAS MELALUI POKJAWAS TAHUN 2013
PEDOMAN BANTUAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN PENGAWAS MELALUI POKJAWAS TAHUN 2013 a. Pengantar Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara jelas menyatakan bahwa tujuan
Lebih terperinciBuku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.
PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009
PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN
Lebih terperinciBagian Kedua Kepala Dinas
BAB X DINAS PENDIDIKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 180 Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2.
Lebih terperinciDASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan
Lebih terperinciPENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi
PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan
Lebih terperinciDASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional
Lebih terperinci1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.
LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38 Tahun 2007 TANGGAL : 9 Juli 2007 A. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN 1. Kebijakan 1. Kebijakan dan Standar 1.a. Penetapan kebijakan
Lebih terperinci1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.
LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38 TAHUN 2007 TANGGAL : 9 JULI 2007 A. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN 1. Kebijakan 1. Kebijakan dan Standar 1.a. Penetapan kebijakan
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBENTUKAN DAN TATA KELOLA POKJA AKREDITASI PAUD DAN PNF KABUPATEN/KOTA
SAMBUTAN KETUA BADAN AKREDITASI NASIONAL Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF) memiliki peran yang sangat besar dalam memenuhi hak pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang
Lebih terperinciISKANDAR HASAN Pengawas Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Gorontalo
Jaenuddin, Hubungan Kecerdasan Interpersonal dan. PENERAPAN TEKNIK PENAMPINGAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU KIMIA DALAM PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA ISKANDAR HASAN Pengawas
Lebih terperinciARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
SALINAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, email: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA
Lebih terperinciKTSP DAN IMPLEMENTASINYA
KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN
Lebih terperinciDIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH/MADRASAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH/MADRASAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Tanggal, 29 Pebruari 2015 PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1 o RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN IN SERVICE LEARNING 1 In-Service
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2
PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009 DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009 KATA PENGANTAR Undang-Undang Republik
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang
Lebih terperinciUNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional
Lebih terperinciDRAFT PETUNJUK TEKNIS
DRAFT PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN DANA PENDIDIKAN PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK S-1/D-IV PADA JENJANG PENDIDIK ANAK USIA DINI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN
5 2013, No.640 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PERMENTAN/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CAL ON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NOMOR: 38 TAHUN 2016
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum 2. Maksud dan Tujuan 3. Ruang Lingkup 4. Pengertian BAB II LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN BAB III
Lebih terperinciLandasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas
PAPARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PERTAMA: KONSEP DASAR 2 Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Lebih terperinciPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
1. BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT PEMBERANTASAN TRIBUTA DAN PENGANGKATAN MURID PUTUS SEKOLAH KABUPATEN BANYUWANGI Menimbang
Lebih terperinci2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.909, 2016 KEMENKUMHAM. Sertifikasi. Diklat Calon Perancang. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinci- 1 - BAB I PENDAHULUAN
1 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6A TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENJENJANGAN ARSIPARIS TINGKAT TERAMPIL KE ARSIPARIS TINGKAT AHLI
Lebih terperinciKATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan
Lebih terperinciBUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciWALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan
WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1380 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERANGKAT TAMBAHAN INSTRUMEN AKREDITASI SATUAN PENDIDIKAN KERJASAMA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (SPK-PAUD)
INST SPK PAUD 2015 PERANGKAT TAMBAHAN INSTRUMEN AKREDITASI SATUAN PENDIDIKAN KERJASAMA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (SPK-PAUD) BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL (BAN-PNF) Komplek Ditjen Dikdasmen
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan mengenai fokus penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS
PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyandang buta aksara, agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah pendidikan yang kita hadapi dewasa ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya Pendidikan Luar Sekolah.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH NOMOR 31 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 31 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG PROGRAM WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 7 muatan KTSP Melaksanakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 1 1. Pengertian KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan 2 2. Landasan Pengembangan KTSP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK KE S-1/D-IV JENJANG PENDIDIKAN DASAR
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK KE S-1/D-IV JENJANG PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Salah satu tugas dan fungsi
Lebih terperinciKATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Uji Kompetensi merupakan suatu bentuk penilaian berbasis kompetensi telah dicanangkan
Lebih terperinciDIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Standar Kompetensi PENGELOLA PAUD DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 A. LATAR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinciPanduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017
Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017 DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN KESETARAAN
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH DASAR TAHUN 2015
PEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH DASAR TAHUN 2015 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO Jl. Ki Josuto, Wates, Kulon Progo, Kode Pos 55611 Telp. (0274) 774535, fax (0274) 773916
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 14 Tahun
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN
PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN Oleh : Harmini Sudjiman Widyaiswara Pusat Diklat Kehutanan Abstrak Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang
Lebih terperinciPROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU
5 PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan sertifikasi guru? Ada dua macam pelaksanaan sertifikasi guru, yaitu: a. melalui penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan,
Lebih terperinciPANDUAN EVALUASI KINERJA BAP PAUD DAN PNF
PANDUAN EVALUASI KINERJA BAP PAUD DAN PNF BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NON FORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR Undang-Undang Republik
Lebih terperinci2 Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.45, 2015 PENDIDIKAN. Standar Nasional. Kurikulum. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan
Lebih terperinciOptimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri
Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri untuk berbagi pengalaman Oleh: Mardiyana Disampaikan pada Seminar Nasional Di FKIP UNS Surakarta, 26 Februari 2011 Landasan
Lebih terperinci1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)
Lebih terperinci2016, No Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12
No.2067, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. TRAINING OF FACILITATOR. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN PELATIHAN PENERAPAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PERAN PENGAWAS SEKOLAH PENILIK DAN PAMONG BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciJakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Lebih terperinci- 1 - BUPATI BANYUWANGI
- 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
Lebih terperinciRANCANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL QUR AN
RANCANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL QUR AN BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH
Lebih terperinciKURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 2015
KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan tata pemerintahan
Lebih terperinci2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
No.1648, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKOMINFO. Jabatan Fungsional. Pranata Hubungan Masyarakat. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ProfesiKeguruan Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur
Lebih terperinciBUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT
BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang:
Lebih terperinciDengan Persetujuan Bersama:
1 QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLLAH YANG MAHA KUASA BUPATI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.877, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Pendidikan Nonformal. Satuan. Pendirian. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN
Lebih terperinciLaporan Kinerja Dinas Pendidikan Sumatera Utara Tahun 2016
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan Sumatera Utara Tahun 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Maksud dan Tujuan... 1 1.3. Profil Dinas
Lebih terperinciSERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1
SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. 2 PENDAHULUAN Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA BERPRESTASI TAHUN Bidang INOVASI PEMBELAJARAN BERBASIS AKHLAK MULIA
PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA BERPRESTASI TAHUN 2012 Bidang INOVASI PEMBELAJARAN BERBASIS AKHLAK MULIA KEMENTERIAN AGAMA R.I DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan
Lebih terperinciBUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Keberhasilan pembangunan
Lebih terperinciMelaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR AN DI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinci