PETUNJUK PELAKSANAAN KEMAH PRAMUKA SISWA NASIONAL (KPSN) BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016
|
|
- Agus Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PETUNJUK PELAKSANAAN KEMAH PRAMUKA SISWA NASIONAL (KPSN) BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 2016
2
3 KATA PENGANTAR Melahirkan manusia berbudi pekerti (ideal) masa depan dapat dilakukan melalui berbagai cara. Namun untuk menjadi manusia berbudi bukanlah sesuatu yang diperoleh secara instan, perlu proses penumbuhan budi pekerti secara baik dan terarah melalui pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kegiatan Pramuka sebagai organisasi kemasyarakatan memiliki instrumen yang paling strategis untuk membentuk budi pekerti luhur. Untuk itu kegiatan kepramukaan harus terus dihidupkan untuk dapat melahirkan kader-kader yang berguna bagi nusa dan bangsa. Menyadari pentingnya kegiatan pendidikan kepramukaan, maka Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Dikdasmen, Kemdikbud menyelenggarakan Kemah Pramuka Siswa Nasional (KPSN) di tingkat nasional. Melalui KPSN diharapkan para pengurus gugus depan ataupun pegiat pramuka mampu melatih, mengembangkan, memantapkan diri, dan bertukar pengalaman bagaimana model penumbuhan budi pekerti yang baik dan bermanfaat, menuju terbentuknya manusia yang memiliki budi pekerti luhur. Agar pelaksanaan KPSN dapat terselenggara dengan baik, maka perlu diberikan buku petunjuk pelaksanaan KPSN. Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun 2016 ii
4 Diharapkan melalui petunjuk pelaksanaan ini pihak-pihak terkait memperoleh pedoman yang sama dalam mengelola kegiatan KPSN ataupun latihan sejenisnya di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah, sehingga kegiatan KPSN siswa dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan memiliki rujukan yang terstandar. Kepada pihak-pihak yang terlibat dan berpartisipasi pada penyelenggaraan KPSN, kami ucapkan terima kasih. Semoga kegiatan KPSN bermanfaat bagi siswa dan bangsa. Jakarta, Mei 2016 Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Dr. Supriano, M.Ed. NIP Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun 2016 iii
5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 4 C. Tujuan Kegiatan... 5 D. Hasil yang Diharapkan... 5 BAB II PENJELASAN UMUM... 7 A. Pengertian... 7 B. Sasaran Kegiatan... 7 C. Jumlah Kegiatan... 7 D. Mekanisme Penentuan Peserta... 8 E. Syarat Peserta... 8 F. Kerangka kegiatan... 9 BAB III PELAKSANAAN A. Lama Kegiatan B. Waktu Pelaksanaan C. Bentuk Kegiatan D. Materi Kegiatan E. Nilai-nilai Budi Pekerti yang Dikembangkan F. Metode Belajar G. Metode Kegiatan H. Pelatih I. Penghargaan J. Pembiayaan BAB IV STRUKTUR PROGRAM BAB V PENUTUP Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun 2016 iv
6 Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun 2016 v
7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya menumbuhkan budi pekerti luhur siswa dapat dilakukan melalui berbagai cara, baik itu melalui pembelajaran di dalam kelas ataupun di luar kelas. Kegiatan pendidikan kepramukaan di sekolah merupakan salah satu cara untuk melatih pembiasaan untuk mengembangkan budi pekerti siswa. Bentuk-bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan sangat variatif dan biasanya dilaksanakan di alam terbuka yang menekankan pada kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan perkemahan merupakan salah satu jenis aktivitas kepramukaan melalui pertemuan aktivis Pramuka dengan menginap di alam terbuka. Sebagai bangsa besar yang berbudaya dan berperadaban tinggi, bangsa Indonesia pada dasarnya telah memiliki beragam nilai luhur yang tinggi. Nilai-nilai tersebut bersumber dari agama, Pancasila, UUD 1945 dan budaya bangsa. Nilai-nilai ini kokoh terpatri dan teraktualisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang tercermin dalam tata kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
8 Era globalisasi yang dipicu oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi disinyalir akan berdampak mendegradasi budi pekerti siswa Indonesia. Era ini dapat menggeser tatanan sistem nilai yang mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di sektor ekonomi, politik, sosial, budaya, kepercayaan, agama dan pendidikan. Dampak yang lebih jauh adalah kemungkinan terjadi berbagai krisis, diantaranya krisis ekonomi, sosial, politik, budaya, pendidikan, moral, kepercayaan, kepemimpinan dan krisis keteladanan. Krisis multidimensi ini dapat mengubah cita-cita bangsa ini hanya karena terjadi berbagai persoalan mendasar dalam tatanan kebudayaan bangsa Indonesia. Permasalahan di atas perlu segera dipecahkan secara bijaksana, agar tidak terjadi degradasi budi pekerti siswa di masa mendatang. Apabila tidak dipecahkan sejak sekarang, maka budi pekerti siswa sebagai generasi muda akan terancam. Budi pekerti siswa harus dibangun dan dikembangkan agar menjadi kokoh dan kuat, sehingga siswa berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, sopan dan santun, cerdas, produktif, kreatif, inovatif serta mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia internasional. Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
9 Pembangunan dan pengembangan budi pekerti generasi muda siswa dapat dilakukan melalui berbagai upaya. Salah satu diantaranya melalui pendekatan praktik (simulasi) tata kehidupan sosial dalam bentuk pembiasaan budi pekerti, yaitu melaksanakan program mempraktikkan norma-norma budi pekerti yang diberlakukan selama dalam kegiatan. Suatu bentuk latihan pembiasaan budi pekerti yang menekankan penghayatan dan pengamalan. Penghayatan dan pengamalan yang dilakukan secara terus-menerus akan membentuk kompetensi, yakni kompetensi perilaku sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku. Maka dengan demikian, budi pekerti siswa akan semakin kokoh, kuat dan memiliki semangat patriotisme dan nasionalisme yang tinggi. Sadar akan penting dan strategisnya aspek pengembangan budi pekerti melalui aktivitas pendidikan kepramukaan, Direktorat Pembinaan SMP menyelenggarakan Kemah Pramuka Siswa Nasional (KPSN). Kegiatan ini akan dilaksanakan secara bertahap dari tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Kegiatan KPSN juga merupakan salah satu wahana dalam mewujudkan agenda prioritas pembangunan kedelapan dalam Nawa Cita, yaitu melakukan revolusi karakter bangsa. Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
10 Dalam Rencana Strategis Kemdikbud disebutkan bahwa pendidikan sejatinya merupakan hakikat revolusi mental, yang bertumpu pada pembangunan manusia yang berkarakter kuat, berpikiran maju dan berpandangan modern, serta berperilaku baik sebagai perwujudan warga negara yang baik. B. Dasar Hukum 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN). 2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan. 3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014, tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah. 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
11 C. Tujuan Kegiatan 1. Melatih, mengasah, dan memperkuat jiwa patriot yang sopan dan kesatria. 2. Membentuk budi pekerti luhur siswa dan jiwa kepemimpinan. 3. Menjalin dan mempererat persahabatan antarsiswa. 4. Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa. 5. Menyiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan. D. Hasil yang Diharapkan 1. Siswa memiliki pengetahuan, keterampilan, dan mental yang baik tercermin dalam budi pekertinya. 2. Siswa mampu merencanakan dan menggerakkan organisasi kepramukaan. 3. Siswa mampu mengembangkan nilai-nilai budi pekerti lainnya melalui kegaitan kepramukaan. 4. Siswa dapat memahami potensi diri dan lingkungan di sekitarnya. Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
12 Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
13 BAB II PENJELASAN UMUM A. Pengertian Kemah Pramuka Siswa Nasional yang selanjutnya disingkat KPSN adalah pertemuan bersama antara siswa Pramuka Penggalang untuk membentuk kepribadian, kecakapan hidup, budi pekerti dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan nilai-nilai kepramukaan. B. Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan KPSN adalah siswa Sekolah Menengah Pertama, MTs atau yang sederajat yang aktif dalam kegiatan di gugus depan pramuka di sekolah. C. Jumlah Peserta 1. Tingkat Provinsi Setiap kabupaten/kota mengirim perwakilan (putra dan putri), berasal dari sekolah yang berbeda. Para peserta didampingi oleh 2 orang guru pembina Pramuka (1 putra dan 1 putri) yang dipilih oleh Dinas Pendidikan kab./kota. 2. Tingkat Nasional Setiap kabupaten/kota diwakili 2 peserta (1 putra dan 1 putri) dan didampingi oleh 2 (dua) orang guru pembina Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
14 Pramuka (1 putra dan 1 putri) yang dipilih oleh Dinas Pendidikan Provinsi. D. Mekanisme Penentuan Peserta 1. Tingkat provinsi Penentuan peserta ditentukan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan keaktifan peserta pada kegiatan Pramuka di gugus depan sekolah. 2. Tingkat nasional Penentuan peserta KPSN tingkat nasional diserahkan kepada masing-masing provinsi, dengan cara memilih 2 (dua) peserta terbaik (1 putra dan 1 putri) dari hasil pelaksanaan KPSN tingkat provinsi. E. Syarat Peserta 1. Siswa kelas VII dan VIII. 2. Berbadan sehat jasmani dan rohani disertai surat keterangan sehat dari dokter. 3. Aktif dalam organisasi kepramukaan dibuktikan surat keterangan dari Kepala Sekolah (Ketua Mabigus). 4. Belum pernah mengikuti kegiatan Jambore nasional atau Kawah Kepemimpinan Pelajar (KKP) baik tingkat provinsi maupun nasional. 5. Mendapat izin tertulis dari orang tua dan kepala sekolah Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
15 6. Bukan peserta jambore nasional. F. Kerangka Kegiatan 1. Kegiatan dirancang dengan: a. Rundown kegiatan perlu memperhatikan keterkaitan substansi kegiatan; b. Tidak teoritis, lebih banyak permainan dan bentukbentuk kegiatan kepramukaan. Jika diproporsikan adalah 85% (permainan, simulasi, demonstrasi) dan 15% (konsep); c. Mengoptimalkan stimulus pembelajaran yang menyeluruh (visual, audio, kinesthetic); 2. Peserta mengetahui tujuan yang diharapkan. Hal ini bisa berbentuk manual book/buku saku yang berisi informasi dasar mengenai acara, code of conduct, dan lain-lain. 3. Saat kegiatan berlangsung, perlu kesepakatan bersama peserta-pelatih-panitia untuk menyamakan persepsi mengenai: a. Tujuan pembelajaran selama KPSN (Hal-hal yang ingin dicapai selama kegiatan KPSN) b. Tujuan pembelajaran kegiatan setiap harinya (Hal-hal yang Anda ingin capai pada hari tersebut?) c. Evaluasi capaian pembelajaran kegiatan setiap hari Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
16 (Tentang target pembelajaran hari ini dan rencana kegiatan hari esok agar lebih baik). Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
17 BAB III PELAKSANAAN A. Lama Kegiatan 1. Kegiatan KPSN tingkat provinsi dilaksanakan selama 4 (empat) hari. 2. Kegiatan KPSN tingkat nasional dilaksanakan selama 6 (enam) hari. B. Waktu Pelaksanaan Kegiatan KPSN tingkat nasional dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta (jadwal akan diinformasikan lebih lanjut). C. Bentuk Kegiatan Bentuk-bentuk kegiatan KPSN meliputi: 1. Penjelajahan 2. Bakti Masyarakat 3. Olahraga 4. Pentas Seni dan budaya 5. Api Unggun 6. Pelestarian lingkungan dan konservasi alam 7. Pemanfaatan teknologi tepat guna Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
18 8. Kemasyarakatan 9. Keagamaan 10. Keterampilan kepramukaan 11. Wisata edukatif D. Materi Kegiatan Materi Kegiatan KPSN tahun 2016 meliputi internalisasi penumbuhan budi pekerti melalui berbagai bentuk kegiatan. Adapun materi kegiatan meliputi: 1. Orientasi diri 2. Belajar dari ketauladanan 3. Membangun rasa persaudaraan 4. Pembauran siswa secara afirmatif 5. Praktik keagamaan 6. Mengenal alam sekitar 7. Cara hidup bermasyarakat 8. Bermain untuk belajar 9. Olahraga untuk hidup yang baik 10. Berseni budaya untuk bangsa 11. Pengetahuan teknologi keterampilan kepramukaan Materi materi kegiatan ini disampaikan melalui berbagai bentuk kegiatan yang dilaksanakan diperkemahan. Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
19 E. Nilai-Nilai Budi Pekerti yang dikembangkan 1. Religius 2. Kepemimpinan 3. Peduli 4. Disiplin 5. Mandiri 6. Kerja sama 7. Jujur 8. Solutif 9. Nasionalisme 10. Demokratis 11. Bertanggung jawab F. Metode Belajar Metode belajar yang digunakan adalah metode belajar interaktif dan progresif, diwujudkan melalui: 1. Pengamalan kode kehormatan pramuka; 2. Kegiatan belajar sambil melakukan (adalah berusaha mengetahui sesuatu dan memperoleh ilmu pengetahuan yang dikerjakan dalam waktu bersamaan dengan mempraktikkan hasil yang diperoleh); 3. Kegiatan yang berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi; Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
20 4. Kegiatan yang menantang; 5. Kegiatan di alam terbuka; 6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan dorongan dan dukungan; 7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; 8. Satuan terpisah antara putra dan putri. G. Metode Kegiatan Kegiatan KPSN merupakan kegiatan perkemahan yang menggunakan metode yang bersifat rekreatif, edukatif, dan menyenangkan. Metode KPSN meliputi: 1. Permainan (role plying) 2. Praktik/pelatihan (pembiasaan) 3. Sosiodrama/bermain peran 4. Dinamika kelompok 5. Ceramah 6. Diskusi 7. Penugasan 8. Kerja kelompok 9. Pemecahan masalah (problem solving) Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
21 H. Pelatih Pelatih KPSN merupakan tenaga ahli yang terlibat penuh selama kegiatan berlangsung. Pelatih dapat melibatkan unsur-unsur Pembina Pramuka, akademisi (dosen ataupun guru); organisasi kepemudaan dan keagamaan; dan profesional. I. Penghargaan Peserta KPSN diberi penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ataupun Dinas Pendidikan baik berupa sertifikat maupun penghargaan lainnya. J. Pembiayaan 1. Kegiatan KPSN tingkat provinsi, dibiayai oleh dana dekonsentrasi atau APBD. Jika KPSN dilaksanakan ditingkat kabupaten/kota, maka pembiayaan dibebankan pada dana APBD Tingkat II. 2. Kegiatan KPSN tingkat nasional, dibiayai dari dana APBN. Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
22 Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
23 BAB IV STRUKTUR PROGRAM Struktur Program merupakan acuan materi yang diberikan kepada para Pembina/pelatih. Struktur program KPSN didasarkan kebutuhan siswa dalam melatih kecerdasan diri meliputi; Budi Pekerti (ESQ), kecerdasan analisis sintesis dan logika (IQ), Kecerdasan Solutif (AQ), dan Kecerdasan Sosial. Setiap daerah (kabupaten/kota ataupun provinsi) penyelenggara KPSN dapat membuat struktur program tersendiri disesuaikan kebutuhan dan kearifan lokal masing-masing daerah. Meskipun demikian struktur program tersebut harus mengacu pada struktur program tingkat nasional. Berikut struktur program KPSN SMP tingkat nasional. OBJEK MATERI METODE KET MINDSET: Mengenal potensi diri dan lingkungan untuk mengetahui potensi seorang siswa Orientasi diri Game, role playing, diskusi, 1. Gunakan lembar-lembar kerja pribadi untuk menggali pemahaman tentang potensi diri dan lingkungan. 2. Didahului sesi icebreakers dan proses pembentukan kelompok yang baik, supaya sharing antar peserta bisa dilakukan dengan baik. Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
24 MINDSET: - Siswa yang Melayani Belajar dari Ketauladanan -Jumpa Tokoh diselingi tanya jawab siswa dari beberapa keahlian: Pada sesi ini sangat membutuhkan kepiawaian moderator dalam mengatur pleno/forum. MINDSET: Memahami keberagaman Membangun rasa Persaudaraan Pembauran peserta secara afirmatif Simulasi permainan yang menggambarkan perlunya memahami budaya yang berbeda tanpa menanggalkan kearifan lokal budaya masing-masing - Pembagian kelompok harus memastikan ketersebaran asal daerah, gender - Acara bersama (santap siang, olahraga, dll) diupayakan terjadinya pembauran peserta yang berbeda asal daerah Perlu dipastikan bahwa model atau skenario simulasi benar-benar akan menghadirkan situasi yang tepat untuk belajar tentang keberagaman dan toleransi tanpa menanggalkan kearifan lokal budaya masing-masing Model dan metode pembagian kelompok dapat menggunakan cara lain dengan memperhatikan aspek keberagaman Praktik Keagamaan Memberi ruangan/waktu kepada seluruh peserta dari agama berbeda untuk beribadah dan mendalami agamanya, dengan dipandu pembina Melakukan rasa kebersamaan, saling menhormati, hidup kerukunan beragama MINDSET: Siswa berwawasan pembelajaran sekolah Mengenal Alam - Melakukan aksi mengenal alam seisinya yang dilakukan: botani, back to nature, Menaksir ketinggian pohon, Mengukur kelebaran sungai, Mengidentifikasi Dibutuhkan ketanggapan fasilitator, terutama saat seni non ceramah singkat Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
25 hewan, kompas alam, jam matahari, Memanfaatkan alam sebagai media belajar. SKILL: -Kemampuan Rasa peduli Cara hidup bermasyarakat - Kerja Kelompok kegiatan di masyarakat untuk melakukan aksi kebersihan lingkungan, Bentuk kegiatan berupa Penghijauan, sanitasi lingkungan penyelenggaraan Posyandu penanggulangan buta aksara dan angka penyuluhan rumah sehat, dan lain-lain. MENTAL: -Integritas, disiplin, mandiri, demokratis, solutif -Kemauan belajar tinggi (result oriented) Bermain untuk belajar Berkelompok Para prinsipnya sesi ini adalah upaya menumbuhan budi pekerti peserta. Pilihan permainan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. SKILL: Kinistetik/Fisik KEBANGSAAN: Menampilkan seni asal daerah se nusantara Olahraga untuk hidup yang baik Berseni budaya untuk bangsa Demonstrasi demonstrasi Kegiatan ini bisa dalam bentuk kegiatan pekan olah raga untuk menyalurkan bakat diantaranya bola voli, seni beladiri dan lain-lain. Kegiatan dapat berupa pentas deni api unggun kilas balik, dan lain-lain. KEWIRAUSHAAN: Manfaat tepat guna Pengetahuan teknologi keterampilan kepramukaan Simulasi Kegiatan dapat berupa kelestarian lingkungan konservasi alam teknologi tepat guna : mengatasi kebutuhan air bersih, membuat jambatan darurat, dan lain-lain. Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
26 Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
27 BAB V PENUTUP Keberhasilan penyelenggaraan KPSN ditentukan oleh semua unsur yang berkepentingan dalam melaksanakan kegiatan secara tertib, teratur, penuh disiplin dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Oleh karena itu, dengan memahami pedoman ini diharapkan panitia penyelenggara, peserta dan pihak-pihak lain dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sehingga kegiatan KPSN ini mencapai hasil secara optimal. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam petunjuk pelaksanaan ini akan ditentukan kemudian oleh Panitia Penyelenggara berupa surat keputusan tambahan, adendum atau aturan tambahan. Menyadari masih banyak kekurangan dalam petunjuk pelaksanaan ini, kami sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan masukan bagi perbaikan penyelenggaraan KPSN di tahuntahun mendatang. Semoga petunjuk pelaksanaan ini dapat membantu petugas dalam mencapai sasaran yang diharapkan. Petunjuk Pelaksanaan KPSN SMP Tahun
PETUNJUK PELAKSANAAN KAWAH KEPEMIMPINAN PELAJAR (KKP) BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016
PETUNJUK PELAKSANAAN KAWAH KEPEMIMPINAN PELAJAR (KKP) BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN
Lebih terperinciPETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya penting yang dapat menunjang pembentukan watak, karakter dan akhlak manusia adalah melalui pendidikan secara terus menerus. Pendidikan yang
Lebih terperinciKEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komunikasi) dewasa ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila generasi muda
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENGUATAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENGUATAN
Lebih terperinciPengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014
Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA HARI PRAMUKA KE-53 DI LAPANGAN BUMI PERKEMAHAN
Lebih terperinciREVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.
REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU Oleh : H. Muhammad Syafrudin, ST, MM (Anggota DPR RI Fraksi PAN Dapil NTB Andalan Nasional Kwarnas Pramuka Urusan Komunikasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia, khususnya siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis (Renstra) Depdiknas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang
Lebih terperinciQANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
SALINAN QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA LANGSA,
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA
PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA Ramtia Darma Putri tyadhuarrma27@gmail.com Universitas PGRI Palembang Erfan Ramadhani erfankonselor@gmail.com
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dari aspek jiwa, manusia memiliki cipta rasa dan karsa sehingga dalam tingkah laku dapat membedakan benar atau salah, baik atau buruk, menerima atau menolak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
144 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari beberapa data mengenai Implementasi Pendidikan Karakter
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari beberapa data mengenai Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Kepramukaan di MAN Tulungagung 1, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciWALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang : a. bahwa program kepemudaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dan rakyat Indonesia dewasa ini tengah gencar-gencarnya mengimplementasikan pendidikan karakter di institusi pendidikan. Pendidikan karakter yang diimplementasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara faktual, data realistik menunjukkan bahwa moralitas maupun karakter bangsa saat ini telah runtuh. Runtuhnya moralitas dan karakter bangsa tersebut telah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat mengembangkan potensi diri, sehingga dapat didayagunakan dalam kehidupan baik sebagai
Lebih terperinciOSIS, EKSTRAKURIKULER, DAN WAWASAN WIYATA MANDALA
OSIS, EKSTRAKURIKULER, DAN WAWASAN WIYATA MANDALA EMPAT JALUR PEMBINAAN KESISWAAN 1. Organisasi Kesiswaan 2. Latihan Kepemimpinan 3. Kegiatan Ekstrakurikuler 4. Kegiatan Wawasan Wiyata Mandala ORGANISASI
Lebih terperinciPrioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan
PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi
Lebih terperinci- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA
- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA I. UMUM Salah satu tujuan bernegara yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Lebih terperinciORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMP NEGERI 1 JATIROTO Alamat : Jln. Jatiroto Jatisrono, Wonogiri Tlp. (0273) blog : -
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat Rahmat, nikmat, dan karunia- Nya lah kami dapat menyelesaikan Proposal Program kerja ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Proposal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai kolektivitas, senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai, norma, dan moral. Kehidupan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA
KATA PENGANTAR Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah, dan dalam rangka Implementasi Kurikulum 2013,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA
PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang membentuk Negara Kesatuan Republik
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH BANJARNEGARA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates (munadlir@yahoo.co.id) ABSTRAK Pendidikan di sekolah sampai saat kini masih dipercaya sebagai media yang
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIK PENYAJIAN MODUL KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT LANJUTAN (KML) GOLONGAN PENGGALANG
1 PANDUAN TEKNIK PENYAJIAN MODUL KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT LANJUTAN (KML) GOLONGAN PENGGALANG I. Pendahuluan Panduan ini dibuat karena masih banyak penyelenggaraan kursus yang setiap topik atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan bahwa akhlak bersifat abstrak, tidak dapat diukur, dan diberi nilai oleh indrawi manusia (Ritonga,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentuk sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir
Lebih terperinciWALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
1 WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANDUNG, Menimbang : a. bahwa pembangunan manusia
Lebih terperinciKompetensi Inti Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus
Lebih terperinciMENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI
MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI Sutrisno 1, Siti Aminah 2 1 SMPN 1 Bungkal, Ponorogo ngilmudi@gmail.com 2 SDN Ketonggo, Ponorogo sitiaminah.bungkal@gmail.com Kata Kunci: Karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan. Fenomena tersebut sebenarnya
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Indonesia sebagai bangsa
Lebih terperinciIndonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik
BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 A. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional suatu Negara salah satunya ditentukan oleh keberhasilan pengelolaan Negara itu sendiri dalam mengelola pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciPROGRAM KERJA OSIS SMP NEGERI 01 PONDOK KUBANG PERIODE
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMP NEGERI 01 PONDOK KUBANG Jl. Taman Hutan Raya Desa Tanjung Terdana Kec. Pondok Kubang PROGRAM KERJA OSIS SMP NEGERI 01 PONDOK KUBANG PERIODE 2017 2018 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 23 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan
Lebih terperinciOSIS, EKSTRAKURIKULER, DAN WAWASAN WIYATA MANDALA
EMPAT JALUR PEMBINAAN KESISWAAN OSIS, EKSTRAKURIKULER, DAN WAWASAN WIYATA MANDALA 1. Organisasi Kesiswaan 2. Latihan Kepemimpinan 3. Kegiatan Ekstrakurikuler 4. Kegiatan Wawasan Wiyata Mandala ORGANISASI
Lebih terperincidengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah dipupuk sejak dini sehingga generasi penerus bangsa mampu menjadi pemimpin berdedikasi tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki karakter, integritas, dan kompetensi yang bermakna dalam kehidupan.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinci29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)
29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Sasaran pendidikan adalah manusia, dengan tujuan menumbuhkembangkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN
1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dan berencana yang dimiliki semua masyarakat sebagai siswa di dalam dunia pendidikan yang tersusun secara sistematis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003
Lebih terperinciDWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik
DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 1 (2) (2017) 14-20 DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik https://jurnal.uns.ac.id/jdc PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN IMPLEMENTASINYA Dwi Purwanti SDN 1 Pohkumbang
Lebih terperinciPERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA OLEH: DR. SUKIMAN, M.PD. DIREKTUR PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DITJEN PAUD DAN DIKMAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN YOGYAKARTA,
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari luar negeri baik yang bersifat positif mupun negatif tidak bisa dibendung lagi. Permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT
9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa keberadaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2010 PENDIDIKAN. Kepramukaan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5169) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12
Lebih terperinciMemahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional salah satunya yaitu untuk membentuk akhlak/budi pekerti yang luhur, pembentukan akhlak harus dimulai sejak kecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanaman karakter merupakan suatu upaya untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter yang kuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat dan bagi negaranya. Hal ini selaras dengan
Lebih terperinciPEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21
PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentukan sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang
Lebih terperinciVISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN
VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih
Lebih terperinci