BAB III PROGRAM RANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PROGRAM RANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Aspek Site Dan Lingkungan 1. Lokasi a. Pengenalan Lokasi Gambar 3.1 Peta kota Gorotalo (sumber : Buku RTRW kota Gorontalo,2013) Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang berada pada posisi LU dan BT. Dilihat dari letak Geografisnya, Gorontalo mempunyai posisi yang sangat strategis karena berada di Teluk Tomini 1

2 yang menjadikan kota ini sebagai pusat perdagangan, pusat pendidikan, dan pelayanan jasa lainnya. Ibukota Propinsi Gorontalo mempunyai jumlah penduduk sekitar jiwa. b. Penentuan Lokasi Perancangan PB. Djarum akan berada di kota Gorontalo. Kota Gorontalo sendiri sudah terbagi dalam 9 BWK yang masing-masing memiliki rencana pengembangan dan fungsi sendiri. Hal-hal mendasar yang perlu menjadi bahan pertimbangan antara lain: a. Terletak di kota Gorontalo sebagai ibukota Propinsi Gorontalo, pusat pemerintahan, perekonomian, pengembangan usaha di bidang swasta baik kegiatan jasa niaga dan lain-lain, mengikuti arahan RTRW dengan pengembangan bagian wilayah untuk Fasilitas Kesehatan. b. Kondisi lokal yang menunjang. c. Dekat dengan pusat kota. Melihat kriteria pengembangan-pertimbangan di atas, maka dalam penentuan lokasi diambil area yang sesuai dengan peruntukkan lahan yang telah digariskan dalam RTRW kota Gorontalo yaitu peruntukan area Fasilitas olahraga, kesehatan dan pendidikan sesuai dengan pertimbangan sifat proyek (Fasilitas olahraga). Untuk pemilihan lokasi site harus memperhatikan beberapa aspek yang menyangkut rencana pengembangan Bagian Wilayah Kota (BWK), seperti yang 2

3 termuat pada struktur ruang dalam Buku Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Gorontalo yaitu sebagai berikut: 1. Dumbo Raya, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Botu; (2) Bugis; (3) Leato Selatan; (4) Leato Utara; dan (5) Talumolo, dengan fungsi; kawasan lindung, perkantoran, dan permukiman. 2. Dungingi, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Huangobotu; (2) Libuo; (3) Tomulabutao; (4) Tomulabutao Selatan; dan (5) Tuladenggi, dengan fungsi; permukiman, terminal, pertanian (basah), dan kawasan lindung. 3. Hulonthalangi, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Donggala; (2) Pohe; (3) Siendeng; (4) Tanjung Kramat; dan (5) Tenda, dengan fungsi; kawasan lindung dan permukiman. 4. Kota Barat, terdiri atas 7 kelurahan, yaitu: (1) Buladu; (2) Buliide; (3) Dembe I; (4) Lekobalo; (5) Molosipat W; (6) Pilolodaa; dan (7) Tenilo, dengan fungsi; kawasan lindung, permukiman, pertanian (kering), dan pariwisata. 5. Kota Selatan, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Biawao; (2) Biawu; (3) Limba B; (4) Limba U I ; dan (5) Limba U II, dengan fungsi; kawasan perdagangan/jasa, permukiman, dan kawasan olahraga. 6. Kota Tengah, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu: (1) Dulalowo; (2) Dulalowo Timur; (3) Liluwo; (4) Paguyaman; (5) Pulubala; dan (6) Wumialo, dengan fungsi; kawasan pendidikan, perkantoran, perdagangan/jasa, permukiman, dan pertanian (basah). 3

4 7. Kota Timur, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu: (1) Heledulaa; (2) Heledulaa Selatan; (3) Ipilo; (4) Moodu; (5) Padebuolo; dan (6) Tamalate, dengan fungsi; kawasan pertanian (basah), permukiman, dan perkantoran. 8. Kota Utara, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu: (1) Dembe II; (2) Dembe Jaya; (3) Dulomo; (4) Dulomo Selatan; (5) Wongkaditi; dan (6) Wongkaditi Barat, dengan fungsi; kawasan pertanian (basah), rumah sakit, perkantoran, dan permukiman. 9. Sipatana, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Bulotadaa; (2) Bulotadaa Timur; (3) Molosipat U; (4) Tanggikiki; dan (5) Tapa, dengan fungsi; kawasan pertanian (basah), permukiman, kawasan lindung, dan pendidikan. 4

5 (sumber : Buku RTRW kota Gorontalo,2013) Gambar 3.2 Peta Pola Ruang Kota Gorontalo

6 Berdasarkan fungsi pembagian wilayah kota tersebut, maka lokasi pembangunan Sekolah bulutangkis PB. Djarum akan ditempatkan pada BWK dengan fungsi kawasan pendidikan dan perdagangan/jasa, dengan alternatif lokasi: 1) Kota Selatan 1 Gambar 3.3. Alternatif Lokasi (sumber : Buku RTRW kota Gorontalo,2013) 6

7 c. Pemilihan Site Tujuan pemilihan site untuk Sekolah bulutangkis PB. Djarum di Gorontalo, agar dapat mendapatkan tapak yang sesuai untuk pembangunan fisik termasuk fasilitas lingkungannya. Dalam pemilihan site Sekolah bulutangkis PB. Djarum, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan : 1) Kebijakan pemerintah mengenai tata guna lahan kota Gorontalo 2) Akses pencapaian dari atau ke tempat-tempat penting yang memiliki keterkaitan dengan sekolah bulutangkis PB. Djarum. 3) Tersedianya jaringan utilitas kota (jaringan listrik, air, telepon, dan riol kota) 4) Kriteria khusus yang selaras dengan fungsi gedung sekolah bulutangkis PB. Djarum Berdasarkan 2 alternatif lokasi yang telah ditentukan sebelumnya, maka dihasilkan 2 alternatif site sebagai berikut. 7

8 Alternatif Site 1 SITE Kecamatan Kota Selatan, Kelurahan Limba B (Dealer Suzuki) Gambar 3.4. Alternatif Site1 (sumber : Goggle earth, 2013) Alternatif Site 2 Kecamatan Kota selatan SITE Kelurahan Limba U1 Gambar 3.5. Alternatif Site 2 (Sumber : Goggle earth, 2013) 8

9 Guna memilih site yang ideal untuk pembangunan Sekolah bulutangkis PB. Djarum, maka dilakukan analisa pada alternatif site 1 dan 2, berdasarkan beberapa kriteria sebagai dasar pertimbangan: 1 = Tidak Baik 2 = Kurang Baik 3 = Baik 4 = Sangat baik Berikut tabel analisa untuk memilih site secara kuantitas. KRITERI A Kriteria Umum Kriteria Khusus DASAR PERTIMBANGAN Alt.1 Alt.2 Fungsi BWK 3 4 Aksesibilitas 3 4 Ketersediaan Infrastruktur 4 4 Kenyamanan/Ketenangan 2 3 Bebas Banjir 4 4 TOTAL SCORE Tabel 3.1. Analisa Pemilihan Lokasi dan Site Berdasarkan tabel analisa, maka di peroleh lokasi yang tepat untuk pembangunan Sekolah bulutangkis PB. Djarum yaitu Alternatif Site 2 (Kecamatan Kota selatan, Kelurahan Limba U1, Jalan Raden Saleh) 9

10 SITE Gambar 3.6. Site terpilih (sumber : Goggle earth, 2013) 2. Analisa Site dan Lingkungan a. Analisa View Sebelah utara berbatasan dengan lahan pertanian basah Sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya (jalan Samratulangi) Sebelah barat berbatasan dengan rumah warga dan kompleks perdagangan/jasa Sebelah timur berbatasan dengan rumah warga, kompleks perdagangan/jasa dan Kampus UNG. 10

11 SITE Gambar 3.7. Batas-batas site (Sumber : Hasil Survey Lapangan, 2013) b. Analisa Klimatologi Arah matahari dan arah angin terhadap site dapat digambarkan sebagai berikut. 11

12 Gambar 3.8. Analisa Klimatologi (sumber :Analisa pribadi, 2013) c. Analisa Sirkulasi Berdasarkan kondisi site yang berada di persimpangan 2 jalan dengan sirkulasi kenderaan 3 arah sekaligus, maka untuk perancangan Pusat Sekolah bulutangkis PB. Djarum Gorontalo akses masuk dan keluar harus menghindari titik pusat kenderaan tersebut untuk menghindari kemacetan. 12

13 Gambar 3.9. Analisa Sirkulasi (Sumber : Analisa pribadi, 2013) d. Analisa Kebisingan Gambar Analisa Kebisingan (Sumber : Analisa pribadi, 2013) 13

14 e. Analisa Utilitas Ketersediaan utilitas pada lokasi site terpilih sudah lengkap karena keberadaannya yang terletak di pusat kota. AIR BERSIH AIR KOTOR LISTRIK TELEPON B. Analisa Program Gambar Analisa Utilitas (Sumber : Analisa pribadi, 2013) Hubungan Ruang Dalam Konsep rancangan terbagi atas : 1. Hubungan Ruang Makro Hubungan ruang makro menggambarkan secara skematik hubungan ruangruang antar fasilitas secara keseluruhan dalam objek rancangan. 14

15 Gambar 3.12 Hubungan Ruang Makro (Sumber : Analisa pribadi, 2013) 2. Hubungan Ruang Mikro Hubungan ruang mikro menggambarkan secara sistematik hubungan ruang tiap bagian dalam objek rancangan. Kantor PB. Djarum Gambar 3.13 Hubungan Fasilitas Utama (Sumber : Analisa pribadi, 2013) 15

16 Hall Latihan Ekslusif Gambar 3.14 Hubungan Ruang Hall Latihan Ekslusif (Sumber : Analisa pribadi, 2013) Asrama PB. Djarum Gambar 3.15 Hubungan Ruang Asrama Lantai I (Sumber : Analisa pribadi, 2013) 16

17 Gambar 3.16 Hubungan Ruang Asrama Lantai II (Sumber : Analisa pribadi, 2013) Gambar 3.17 Hubungan Ruang Asrama Lantai III (Sumber : Analisa pribadi, 2013) a) Program Ruang 1) Fasilitas Utama GOR Sekolah bulutangkis PB. Djarum Kantor Pengelola Hall Latihan Eksklusif Asrama Putra Asrama Putri 17

18 2) Fasilitas Penunjang Sekolah bulutangkis PB. Djarum Rumah Dinas Pelatih 3) Fasilitas umum ATM Mushola Pos Satpam b) Klasifikasi Ruang Klasifikasi sangat dibutuhkan untuk mengetahui sifat ruang agar memudahkan dalam perancanaan, klasifikasi ruang Sekolah bulutangkis PB. Djarum adalah sebagai berikut : Fasilitas Utama GOR Sekolah bulutangkis PB. Djarum JENIS AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG SIFAT RUANG RUANG Kantor PB. Tempat kerja Lobby Public Djarum staff pengelola Rg. Serba Guna Public PB. Djarum Rg. Direktur Privat Rg. W. Direktur Privat Rg. Sekretariat Privat Rg. Kep. Bendahara Privat Rg. Staff Bendahara Public 18

19 Rg. Kep. Administrasi Rg. Staff Administrasi Rg. Kep. Pelatih Rg. Staff Pelatih Rg. Kep. Pencari Bakat Privat Public Privat Privat Privat Rg. Staff Pencari Bakat Rg. Arsip Rg. OB Rg. Teknisi Rg. Security Rg. CCTV Toilet Privat Privat Public Public Public Privat service Fasilitas Penunjang Sekolah bulutangkis PB. Djarum JENIS AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG SIFAT RUANG RUANG Rumah Tempat tinggal Rg. Tidur utama Privat Dinas Staf Pelatih staf Sekolah pelatih Rg. Tidur II Privat Rg. Tidur III Privat 19

20 bulutangkis PB. Rg. Keluarga Publik Djarum Rg. Tamu Publik Rg. Kerja Publik Rg. makan Publik Km/ Wc Service fasilitas Umum JENIS AKTIVITAS KEBUTUHN RUANG SIFAT RUANG RUANG Musholah Tempat ibadah Rg. Sholat Public umat islam Rg. Wudhu Public Perpustakaan Public Rg. Penjaga privat musholah ATM Tempat Rg. ATM publik penarikan uang tunai Pos Jaga Tempat penjaga Rg. Jaga Public 20

21 keamanan Rg. Tidur Privat kompleks PB. Toilet service Djarum Fasilitas Parkir JENIS RUANG AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG SIFAT RUANG Parkir Pengelola Tempat Parkir Untuk Tempat Parkir Service & atlet: Atlet dan Pengelola Mobil Motor Sekolah bulutangkis PB. Djarum Parkir Tempat Parkir Untuk Tempat Parkir Service Pengunjung : Mobil Motor Pengunjung bulutangkis Djarum Sekolah PB. 21

22 c) Besaran Ruang Untuk mendapatkan luasan ruangan yang optimal, perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan besaran ruang yang akan dipakai, yaitu: Jenis pemakai yang menggunakan ruang. Jenis kegitan dan perabotan yang digunakan. Study prilaku pengguna Jumlah Pemakai terdiri dari : Pengelola Penentuan jumlah Pengelola dengan mempertimbangkan factor efisiensi pelayanan dan hasil studi banding. Pengelola Sekolah bulutangkis PB. Djarum Gorontalo ini direncanakan sebagai berikut : Tabel 3.6 Pengelola Sekolah bulutangkis PB. Djarum Gorontalo NO JABATAN JUMLAH 1 Direktur umum 1 2 Wakil Direktur 1 3 Sekretaris 1 22

23 4 Bendahara umum 1 5 Staff bendahara umum 6 6 Kepala Talent search 1 7 Staff Talent Search 5 8 Kepala pelatih 1 9 Staff Pelatih 4 10 Staff assisten pelatih 4 11 Kepala administrasi 1 12 Staff administrasi 6 13 Fisioterapis 1 14 Perawat 4 15 Satpam / Seccurity 5 16 Office boy Kepala Teknisi gedung 1 18 Staff teknisi gedung 4 23

24 19 Atlit PB. Djarum 200 TOTAL PENGELOLA Fasilitas Utama Sekolah bulutangkis PB. Djarum Kantor dan Administrasi RUANG PENDEKATAN KAPASITAS PERHITUNGAN LUAS (M 2) Rg. 2,5 m 2 /orang 6 orang 6 x 2,5 15 m 2 ( NAD) Rg. Wakil 2,5 m 2 /orang ( NAD) 5 orang 5 x 2,5 12,5 m 2 Rg. 2,5 m 2 /orang ( NAD) 5 orang 5 x 2,5 12,5 m 2 Rg. Kepala Bendahara 2,5 m 2 /orang ( NAD) 4 orang 4 x 2,5 10 m 2 24

25 Rg. Staff 2,5 m 2 /orang ( NMH) 6 orang 6 x 2,5 15 m 2 Rg. Kepala 2,5 m 2 /orang ( NAD) 4 orang 4 x 2,5 10 m 2 Rg. Staff pelatih & Asisten 2,5 m 2 /orang ( NMH) 10 orang 10 x 2,5 25 m 2 Rg. kepala Talent 2,5 m 2 /orang ( NAD) 3 orang 3 x 2,5 7,5 m 2 Rg. Staff Search 2,5 m 2 /orang ( NMH) 5 orang 5 x 2,5 12,5 m 2 Rg. Kepala 2,5 m 2 /orang ( NAD) 4 orang 4 x 2,5 10 m 2 25

26 Rg. Staff 2,5 m 2 /orang ( NMH) 5 orang 5 x 2,5 12,5 m 2 Rg. Arsip Ditentukan 20 m 2 20 m 2 (AS) Rg. Serba m 2 /orang ( NAD) 50 orang 2,5 x m 2 Rg. Teknisi 2,5 m 2 /orang ( NMH) 5 orang 5 x 2,5 12,5 m 2 Rg. 2,5 m 2 /orang 10 orang 2,5 x m 2 boy ( NMH) Rg. m 2 /orang 3 orang 3 x 2,5 7,5 m 2 ( NAD) Rg. Monitor 2,5 m 2 /orang ( NMH) 2 orang 2 x 2,5 5 m 2 26

27 Pantri Ditentukan 20 m 2 20 m 2 (AS) 1,8 2 m 2 ( NAD) Ditentukan 40 orang 2 x 40 = m 2 WC Umum Laki-laki Untuk Laki-laki 26 m 2 1 m 2 kapasitas 4 orang 1 x 2 = 2 0,75 m 2 Laki-laki 50% : 50% 0,75 x 2 = 1,5 2 x 2 = 4 2 m 2 perempuan 2+1,5+ 4 = 7,5 Perempuan Laki-laki 2 Perempuan 0,75 m 2 2 m 2 orang Perempuan 2 orang 0,75 x 2 = 1,5 2 x 2 = 4 (TSS) 1,5 + 4 = 5,5 Total 7,5 + 5,5 = 13 27

28 13 x 2 = 26 Hall Latihan Ekslusif GOR Sekolah bulutangkis PB. Djarum RUANG PENDEKATAN KAPASITAS PERHITUNGAN HASIL 61,5 m 61,5 x ,5 Latihan / 1 unit unit = 10 org =307,5 m 81,74 m 5 81,74 x 5 / 1 unit = 20 org =408,75 Total : 307, ,75 = 716,25 716,25 x 2 = 1432,5 m orang 0,6 x2000 = m 2 Rg. 0,75 m 2 /orang 40 orang 0,75 x40= m 2 & Ganti (Loker bilas 2 m 2 / orang 10 orang ( 10 unit) 2 x 10 = 20 Total 28

29 = 50 Toilet Laki-laki Untuk Laki-laki 31,5 m 2 Loker Room 1 m 2 kapasitas 10 orang 1 x 4 = 4 0,75 m 2 Laki-laki 40% : 60% 0,75 x 4 = 3 2 x 4 = 8 2 m 2 perempuan = 15 Perempuan Laki-laki 4 Perempuan 0,75 m 2 2 m 2 (TSS) orang Perempuan 6 orang 0,75 x 6 = 4,5 2 x 6 = 12 4, = 16,5 Total ,5 = 31,5 Toilet Laki-laki Untuk Laki-laki 63 m 2 Umum 1 m 2 kapasitas 20 orang 1 x 8 = 8 0,75 Laki-laki 40% 0,75 x 8 = 6 29

30 m 2 2 m 2 Perempuan 0,75 m 2 2 m 2 : 60% perempuan Laki-laki 8 orang Perempuan 12 orang 2 x 8 = = 30 Perempuan 0,75 x 12 = 9 2 x 12 = = 33 Total = 63 Rg. m 2 /orang ( NAD) 20 orang 4,3 x m 2 Rg. Fisiotera 2 /orang(as ) 10 orang 5,5 x m 2 Jumlah pengguna lapangan adalah 100 orang dan terbagi menjadi 25 tim ganda dan 50 single, waktu yang di perlukan dalam latihan perorang atau pertimnya adalah ± 1 jam jadi waktu latihan yang digunakan dalam sehari adalah ± 5 jam 30

31 Asrama Atlet PB. Djarum RUANG PENDEKATAN KAPASITAS PERHITUNGAN HASIL 1,8 2 m 2 ( 40 orang 2 x 40 = m 2 NAD) Rg. m 2 /orang 2 orang 3 x 2 = 6 6 m 2 Rg. Perpustakaan & m 2 /orang 40 orang 2,5 x m 2 Rg. Tamu & m 2 /orang 40 orang 2,5 x m 2 Rg. m 2 /orang 40 orang 3 x m 2 WC Umum Laki-laki Untuk Laki-laki 26 m 2 1 m 2 kapasitas 4 orang 1 x 2 = 2 0,75 Laki-laki 50% 0,75 x 2 = 1,5 31

32 m 2 2 m 2 Perempuan 0,75 m 2 2 m 2 (TSS) : 50% perempuan Laki-laki 2 orang Perempuan 2 orang 2 x 2 = 4 2+1,5+ 4 = 7,5 Perempuan 0,75 x 2 = 1,5 2 x 2 = 4 1,5 + 4 = 5,5 Total 7,5 + 5,5 = x 2 = Fasilitas Penunjang Rumah Dinas Staf Pelatih RUANG PENDEKATAN KAPASITAS PERHITUNGAN HASIL m 2 /orang 4 orang 2,5 x 4 = m 2 m 2 /orang 8 orang 2,5 x 8 = m 2 32

33 Tamu Rg. m 2 /orang 5 orang 2,5 x 5 = 12,5 12,5 m 2 Rg. m 2 /orang 5 orang 2,5 x 5 = 12,5 12,5 m 2 Rg. Tidur m 2 /orang 2 orang 3 x 2 = 6 6 m 2 Rg. Tidur m 2 /orang 2 orang 2,5 x 2 = 5 5 m 2 Rg. Tidur m 2 /orang 2 orang 2,5 x 2 = 5 5 m 2 m 2 /orang 2 orang 2,5 x 2 = 5 5 m 2 Rg. m 2 /orang 2 orang 2,5 x 2 = 5 5 m 2 33

34 Km/Wc Ditentukan 2,25 2,25 m 2 m 2 (AS) 2. Fasilitas Umum RUANG PENDEKATAN KAPASITAS PERHITUNGAN HASIL Musholah Ditentukan 50 m 50 m 2 (AS) 2 m 2 / ATM 5 Bank besar 2 x( 5x2) = 2 x m 2 (SB) yang ada di = 20 2 ATM Pos 2,5 m 2 2,5 x 2 5 m 2 3. FASILITAS PARKIR Parkir pengelola dan penghuni asrama Untuk parkir pengelola diasumsikan 30% naik Mobil, 50% naik Motor, dan 20% naik Angkutan umum 34

35 Jumlah pengelola Atlit = % x 140 = 42 mobil 50% x 140 = 70 motor Parkir Pengunjung Untuk parker pengunjung diasumsikan 30% naik mobil, 50% naik motordan 20 % naik angkutan umum. Jumlah pengunjung 2000 orang 30% x 2000 = 600 mobil 50% x 2000 = 1000 motor Parkir JENIS KENDARAAN PENGELOLA Mobil Bus Oprasional PENDEKATA N m 2 KAPASITAS PERHITUNGAN LUAS(M 2 ) 4 mobil 40,25 x m 2 Mobil Pribadi 11.5 m 2 42 mobil 11,5 x m 2 Motor pribadi 1.54 m 2 70 motor 1,54 x m 2 35

36 HASIL m 2 JENIS PENDEKATAN KAPASITAS PERHITUNGAN LUAS(M 2 ) KENDARAAN PENGUNJUNG Mobil Pengunjung Motor Pengunjung 11.5 m m mobil 11,5 x m motor 1,54 x m 2 HASIL m 2 TOTAL m 2 SIRKULASI 30% x ,8 m 2 30% LUASAN , ,8 m 2 TOTAL Rekapitulasi Luas Total A. Fasilitas Utama Olahraga = 3797,5 m 2 Administrasi dan kantor = 463,5 m 2 Hall latihan ekslusif = 2922 m 2 Asrama = 412 m 2 36

37 B. Fasilitas penunjang = 83,2 m 2 Rumah dinas pelatih = 83,2 m 2 C. Failitas Umum = 105 m 2 D. Fasilitas Parkir = 11902,8 m 2 Luas total = 15888,5 m 2 BCR 60: ,5 : 40 x 60 = 23831,75 m 2 Luasan Total = 15888, ,75 = 39721,25 m 2 C. Zoning a. Pola Penataan Massa Pola penataan masa merupakan suatu hal yang sangat perlu karena kita dapat memisahkan bangunan sesuai dengan fungsi agar organisasi ruang dalam bangunan dapat tersusun dengan baik. Zoning massa dibagi menjadi dua: - Untuk kebutuhan administrasi - Untuk kebutuhan latihan 37

38 Gambar 3.18 Pembagian Zona (Sumber : Analisa pribadi, 2013) Gambar 3.19 Zoning (Sumber : Analisa pribadi, 2013) 38

BAB III PROGRAM RANCANGAN. Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota

BAB III PROGRAM RANCANGAN. Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota INDA PUTRI JULIANTY BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1. Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1 Pemilihan Lokasi Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota Gorontalo sendiri sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebagaimana terdapat dalam Pasal 2 ayat 2 UUPA yang berbunyi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebagaimana terdapat dalam Pasal 2 ayat 2 UUPA yang berbunyi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan masyarakat serta pesatnya pembangunan di segala bidang dan mengingat kondisi Negara Republik Indonesia yang bercorak agraris, maka

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN

BAB III PROGRAM RANCANGAN BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1 Lokasi Perencanaan 1. Pengenalan Lokasi Gambar 7. Peta Kota Gorontalo Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang berada pada posisi 00

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN LU dan BT. Dilihat dari letak

BAB III PROGRAM RANCANGAN LU dan BT. Dilihat dari letak 35 BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Aspek Site & Lingkungan 1. Analisa Penentuan Lokasi Site Kota Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi yang berada pada posisi 00 28 17 00 35 56 LU dan 122 59 44 123 05 59 BT.

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang

BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang 25 BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Aspek Site dan Lingkungan 1. Lokasi Gorontalo merupakan salah satu dari empat kota tertua yang ada di pulau Sulawesi, yakni Gorontalo, Makassar, Manado, dan Parepare. Gorontalo

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang

BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Lokasi Rancangan Gorontalo merupakan salah satu dari empat kota tertua yang ada di pulau Sulawesi, yakni Gorontalo, Makassar, Manado, dan Parepare. Gorontalo berdiri secara

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN A. Lokasi 1. Pengenalan Lokasi Gambar 3.1 Peta Kota Gorontalo Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang berada pada posisi 00 0 28 17-00 0 35 56 LU dan 122 0 59 44-123

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH KOTA GORONTALO. Heryati Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH KOTA GORONTALO. Heryati Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH KOTA GORONTALO Heryati Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Identifikasi kawasan permukiman kumuh perlu dilakukan tidak saja di kawasan-kawasan

Lebih terperinci

Struktur Peruntukan Ruang 2.1. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan

Struktur Peruntukan Ruang 2.1. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan e. Kawasan Pergudangan/Terminal Kargo 2. Pengembangan pusat aktivitas skala kota (F 2 ) sebagai pusat Bagian Wilayah Kota (BWK) : a. Pusat BWK PK diarahkan di Kelurahan Biawao (F 2 PK) dengan fungsi utama

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN HIBAH BERSAING

LAPORAN TAHUNAN HIBAH BERSAING LAPORAN TAHUNAN HIBAH BERSAING PENGEMBANGAN KAWASAN RUANG TERBUKA HIJAU PERKOTAAN Tahun Ke 1 Dari Rencana 2 Tahun TIM PENGUSUL 1. HARLEY RIZAL LIHAWA, S.T., M.T. NIDN 0011107209 2. SRI SUTARNI ARIFIN,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Gambaran Wilayah Penelitian Kota Gorontalo merupakan Ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN LU dan BT.

BAB III PROGRAM RANCANGAN LU dan BT. 15 BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Aspek Site dan Lingkungan 1. Pengenalan Lokasi Kota Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi yang berada pada posisi 00 28 17 00 35 56 LU dan 122 59 44 123 05 59 BT. Gambar

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Berikut adalah table pendekatan kapasitas ruang,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo adalah ibukota Provinsi Gorontalo, Indonesia. Kota ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo adalah ibukota Provinsi Gorontalo, Indonesia. Kota ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Wilayah Kota Kota adalah ibukota Provinsi, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 64,79 km² (0,53% dari luas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN. tempat pendidikan pembuatan dan produksi film yang harus mempunyai studio

BAB IV ANALISA PERANCANGAN. tempat pendidikan pembuatan dan produksi film yang harus mempunyai studio BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4.1. Analisis Tapak 4.1.1 Latar Belakang Pemilihan Tapak Perancangan sekolah film di Malang, yang nantinya direncanakan menjadi tempat pendidikan pembuatan dan produksi film

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

STADION AKUATIK DI SEMARANG

STADION AKUATIK DI SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Program ruang disini dibedakan sesuai dengan kelompok jenis kegiatan dan fungsinya, yaitu kelompok kegiatan umum,

Lebih terperinci

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN LAMPIRAN IV INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN 2010-2030 NO. PROGRAM KEGIATAN LOKASI BESARAN (Rp) A. Perwujudan Struktur Ruang 1 Rencana Pusat - Pembangunan dan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1. Konsep Dasar Perencanaan Konsep perencanaan revitalisasi pasar merupakan kesimpulan dari analisis perencanaan revitalisasi pasar. Konsep perencanaan Revitalisasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Landasan dasar program perencanaan dan perancangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM PERANCANGAN

BAB III PROGRAM PERANCANGAN 29 BAB III PROGRAM PERANCANGAN A. Tata Ruang Makro 1. Penentuan Lokasi Site Gambar 3.1 Peta Kabupaten Bone Bolango (Sumber: Dokumen Faksi Bone Bolango) Pemilihan lokasi site harus memperhatikan beberapa

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM PERANCANGAN. dasar dalam perencanaan arsitektur dimana konsep dasar yang diambil yaitu:

BAB III PROGRAM PERANCANGAN. dasar dalam perencanaan arsitektur dimana konsep dasar yang diambil yaitu: BAB III PROGRAM PERANCANGAN A. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan mengambil konsep dari filosofi objek yang merupakan dasar dalam perencanaan arsitektur dimana konsep dasar yang diambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Wilayah Gorontalo Kota Gorontalo Kota adalah ibukota Provinsi Gorontalo, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB III DESKRIPSI PROYEK 39 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Gambaran Umum 1. Lokasi Dalam pemilihan lokasi proyek terdapat beberapa pertimbangan utama yaitu regulasi, analisis visibilitas, dan fasilitas lingkungan. Berikut pertimbangan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari Propinsi Gorontalo yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari Propinsi Gorontalo yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kota Gorontalo Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari Propinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 KM atau sekitar 0,53% dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa bagi pekerja ini terdiri dari analisis tapak, analisis fungsi, analisis pengguna, analisis aktivitas, analisis ruang, analisis utilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID BAB V PROGRAMMING 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Kelompok Kapasitaiber Perhitungan Un- Sum- Luas No (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID Masjid 1000 Jumlah

Lebih terperinci

ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS

ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS TUGAS AKHIR SARJANA STRATA-1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

6.1 Program Dasar Perencanaan

6.1 Program Dasar Perencanaan BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TIDAR DI KOTA MAGELANG 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Kelompok Ruang Luar ruangan (m 2 ) A. Kelompok Ruang Luar 1 - Area Penurunan Penumpang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar.

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar. BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN A. Pengertian Obyek Pengertian Sekolah bulutangkis PB. Djarum. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar. Persatuan : Kumpulan orang yang memiliki

Lebih terperinci

Development Designfor Tanjung Batu Harbour towards Sea Tolls Concept

Development Designfor Tanjung Batu Harbour towards Sea Tolls Concept BAB IV DESKRIPSI HASIL RANCANGAN 4.1 Data Pengguna dan Klien Kegiatan di terminal penumpang terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Kegiatan Pelayanan Penumpang 2. Kegiatan pengiriman barang lewat laut (POS, atau

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1 Analisa Pemilihan tapak Pasar adalah area yang dapat dikatakan cukup komersil, dan hadirnya bangunan inipun diharapkan Mampu untuk meningkatkan omset penjualan namun dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Pengorganisasian Ruang Organisasi ruang dalam dengan ruang luar (publik) adalah sebagai berikut : 1. Ruang Publik/Non-Steril Ruang yang berfungsi menampung

Lebih terperinci

BAB 4 PROFIL KANTOR PERTANAHAN KOTA GORONTALO

BAB 4 PROFIL KANTOR PERTANAHAN KOTA GORONTALO BAB 4 PROFIL KANTOR PERTANAHAN KOTA GORONTALO 4.1. Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kantor Pertanahan Kota Gorontalo adalah instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia yang berada

Lebih terperinci

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA TUNGGUL WULUNG CILACAP 5.1. Dasar Studi Besaran Studi besaran ruang lebih terinci dan dianalisa berdasarkan standar dan asumsi.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO Analisis konsep perencanaan merupakan proses dalam menentukan apa saja yang akan dirumuskan sebagai konsep

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan Senen, Jakarta Pusat : ± 48.000/ 4,8 Ha : Fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir yang berjudul Redesain Kantor Bupati

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG

BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur 3.1.1 Studi Aktivitas a. Pengelompokan Aktivitas Terdapat beberapa aktivitas yang terdapat

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pengguna bangunan terminal adalah mereka yang secara langsung melakukan ativitas di dalam terminal

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 38 BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar perancangan kampus sekolah seni rupa dan desain Indonesia yaitu keselarasan dengan lingkungan sekitar dimana berada dalam kawasan kampus Telkom. 5.1 Konsep Rencana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok

Lebih terperinci

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1.PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Tapak Tapak yang digunakan adalah tapak existing Asrama Universitas Diponegoro, dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencanaan dan perancangan arsitektur, terdapat beberapa hal yang harus di pertimbangkan antara lain: Aspek manusia/pengguna Aspek bangunan/fisik Aspek lingkungan/lokasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan. Konsep perancangan kegiatan dalam Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perencanaan Di lihat dari kenyataan yang sudah ada beberapa permasalahan yang ada pada terminal bus Terminal Kabupaten Tegal Slawi sekarang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 60 BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Analisis Perencanaan 1. Tata Guna Lahan Berikut analisis tata guna lahan: TANAH KOSONG DAN PESWAHAN KOMPLEKS PERUMAHAN (RENCANA KOMPLEKS PERUMAHAN) TINGGI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN. Dalam analisa perencana dan perancangan Arsitektur, terdapat bebrapa hal yang menjadi bahan pertimbangan antara lain:

BAB IV ANALISA PERENCANAAN. Dalam analisa perencana dan perancangan Arsitektur, terdapat bebrapa hal yang menjadi bahan pertimbangan antara lain: BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencana dan perancangan Arsitektur, terdapat bebrapa hal yang menjadi bahan pertimbangan antara lain: Aspek manusia / pengguna Aspek bangunan / fisik Aspek lingkungan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1. Program Ruang Berdasarkan tapak terpilih, dilakukan perhitungan kembali untuk mengoptimalkan jumlah kamar. Perhitungan ini sama seperti perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb : BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. bentuk site dan keadaan yang ada di sekitar tapak. Pada Pengembangan Kawasan Wisata

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. bentuk site dan keadaan yang ada di sekitar tapak. Pada Pengembangan Kawasan Wisata BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Tema Pada setiap perancangan memiliki tema tersendiri yang diaplikasikan pada bangunan maupun penataan pada tapak. Dalam memilih tema, sebelumnya harus menganalisis

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan Konsep Perancangan Museum Sejarah Singosari pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa Kertanegara

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008-2009 Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Menempuh Ujian Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG KEGIATAN UTAMA / PAMERAN 1 Ruang studi koleksi 1 unit 60 2 Ruang Kurator Ruang Kurator 1 unit 60 Ruang Asisten 1 unit 4 Ruang Staf 4 unit 16 3 Ruang Konservasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu),

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

PUSAT RISET DAN PELATIHAN TIK DI MALANG RATNA HANDAYANI

PUSAT RISET DAN PELATIHAN TIK DI MALANG RATNA HANDAYANI PUSAT RISET DAN PELATIHAN TIK DI MALANG RATNA HANDAYANI 26312045 PUSAT RISET DAN PELATIHAN TIK DI MALANG? Program unggulan Pemerintah yaitu Meningkatkan Riset Dan Inovasi Teknologi Visi Kota Malang Menuju

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Berdasarkan referensi dari studi banding: susun untuk menambah efisiensi kerja. pembukaan kios di pagi hari.

BAB IV ANALISA. Berdasarkan referensi dari studi banding: susun untuk menambah efisiensi kerja. pembukaan kios di pagi hari. BAB IV ANALISA IV.1 Analisa Aspek Manusia Berdasarkan referensi dari studi banding: IV.1.1 Analisa Pelaku Kegiatan Kompleks Rumah Susun dan Pasar ini akan digunakan oleh: a. Penghuni o Pedagang Pasar Yaitu

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1 Umum Nama Proyek Tema Sifat Proyek Pemilik Proyek Pemilik Dana Lokasi Luas Lahan : BANDUNG BADMINTON CENTER : Form Follow Function : Fiktif : Pemerintah : Pemerintah : Jalan

Lebih terperinci

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1.

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1. BAB V HASIL 5.1. Program Ruang Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1. Hall 1 50 m². R. Direktur Yayasan 1 3 m² 3. R. Sekretaris

Lebih terperinci

ENTERTAIMENT PLAZA BEKASI

ENTERTAIMENT PLAZA BEKASI ENTERTAIMENT PLAZA BEKASI ENTERTAIMENT PLAZA BEKASI Oleh : Ardy Wisesa, Bambang Suyono, Hermin Werdiningsih Kota Bekasi merupakan Kota Industri Indonesia yang memiliki kemajuan dan perkembangan yang sangat

Lebih terperinci

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Analisis Aspek Manusia Analisa yang dilakukan pada aspek ini membahas kegiatan penghuni apartemen, staf pengelola dan karyawan apartemen, serta tamu yang datang di apartemen. Analisa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama BAB IV ANALISIS 4. Analisis Kegiatan 4.. Kegiatan Utama Kegiatan ini antara lain berupa penyelenggaraan pameran, penerangan dan peragaan. a. Jenis pameran museum ini dapat dibagi: ) Berdasarkan gerak,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Fisik Analisa Fisik merupakan analisa terhadap penempatan bangunan untuk mendapatkan data yang dapat dijadikan pedoman dalam perancangan sehingga bangunan menjadi tepat sasaran

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 34/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 34/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 34/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan

Lebih terperinci

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari PROGRAM RUANG A. Jenis 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari Toilet Pengrajin tempe dan tahu Buang air kecil dan besar Produksi

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL Program dasar perencanaan dan perancangan resort hotel merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA GORONTALO TAHUN

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA GORONTALO TAHUN WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA GORONTALO TAHUN 2010-2030 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA GORONTALO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo diawali dengan berkembangnya aspirasi masyarakat terutama dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo diawali dengan berkembangnya aspirasi masyarakat terutama dari BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Kota Tengah Kecamatan Kota Tengah merupakan pemekaran dari Kecamatan Kota Utara, yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tourist Information Center Toraja Utara ini didasarkan pada pendekatan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Analisa Lahan Perencanaan Dalam Konteks Perkotaan 4.1.1 Urban Texture Untuk Urban Texture, akan dianalisa fungsi bangunan yang ada di sekitar tapak yang terkait dengan tata

Lebih terperinci

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan. Hasil ini berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci