BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN A. Lokasi 1. Pengenalan Lokasi Gambar 3.1 Peta Kota Gorontalo Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang berada pada posisi LU dan BT. Dilihat dari letak Geografisnya, Gorontalo mempunyai posisi yang sangat strategis karena berada di Teluk Tomini yang menjadikan kota ini sebagai pusat perdagangan, pusat pendidikan, dan pelayanan jasa lainnya. Arah kebijaksanaan pembangunan di Provinsi Gorontalo menetapkan fungsi dan peranan Kota Gorontalo sebagai pusat 1

2 kegiatan pemerintahan, perdagangan, jasa, dan pendidikan. Pemekaran wilayah Kota Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, yaitu: Kecamatan Kota Selatan, Kecamatan Kota Utara, Kecamatan Kota Barat, Kecamatan Kota Timur, Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Dungingi, Kecamatan Dumbo Raya, Kecamatan Hulonthalangi, dan Kecamatan Sipatana. Kantor Dinas Pekerjaan Provinsi Gorontalo berlokasi di Kelurahan Wongkaditi Kecamatan Kota Utara tepatnya di Jalan Prof. Dr. Aloe Saboe no.62. Lokasi Objek suadah memenuhi syarat dan ketentuan dimana lokasi objek harus dikaji berdasarkan orientasi site, lingkungan pendukung dan rencana pengembangan Bagian Wilayah Kota (BWK). Kantor Dinas PU Provinsi sendiri berada pada BWK Utara, yaitu wilayah pengembangan peruntukan kawasan pemerintahan, pendidikan, pusat transportasi regional dan pemukiman yang meliputi wilayah kelurahan di kecamatan Kota Utara dan sebagian di kecamatan Kota Sipatana. Di kecamatan Kota Utara antara lain kelurahan Duolomo, Duolomo Selatan, Wongkaditi Barat, Wongkaditi, Dembe II, Dembe Jaya. 2

3 Sedangkan di kecamatan Sipatana antara lain kelurahan Bulotadaa, Bulotadaa Timur, Molosipat U, Tapa, dan tanggikiki. Gambar 3.2 Peta Pembagian BWK Kota Gorontalo Hal-hal mendasar yang menjadi bahan pertimbangan antara lain: a. Terletak di Kotamadya Gorontalo sebagai ibukota Propinsi Gorontalo, pusat pemerintahan, perekonomian, pengembangan usaha di bidang swasta baik kegiatan jasa niaga dan lain-lain, mengikuti arahan RURTK dengan pengembangan bagian wilayah untuk fasilitas pemerintahan. b. Kondisi lokal yang menunjang. c. Merupakan pusat orientasi (dekat dengan pusat kota). 3

4 Gambar 3.3 Peta Kecamatan Kota Utara Perlu diketahui juga bahwa lokasi Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo juga telah memenuhi syarat menyangkut fisik, tata lingkungan dan kebutuhannya, antara lain : Berada sesuai dan tidak bertentangan dengan peruntukan tata guna lahan yaitu fasilitas pemerintahan. Berada dalam jangkauan aksebilitas/pencampaian yang mudah dan dilalui oleh jaringan transportasi umum dalam kota. 4

5 Ditopang oleh kelengkapan infrastruktur seperti listrik, telepon, air bersih dan saluran pembuangan. Kondisi lingkungan (view) yang menarik. Lingkungan yang mendukung seperti dekat dengan area pendidikan, Jasa, permukiman, perkantoran. Memiliki potensi untuk pengembangan dan restrukturisasi kota modern asumsi untuk 20 tahun mendatang. Gambar 3.4 Lokasi Site 5

6 2. Analisa Site Kondisi Eksisting kawasan Dinas PU Prov. Gorontalo U Gambar 3.5 Kondisi Eksisting kawasan Dinas PU Prov. Gorontalo 6

7 Gambar 3.6 Kondisi awal site Gambar 3.7 Rencana Site 7

8 Accesbiliti Site berada pada kelurahan wonkaditi, jalan Prof. Dr. Aloe Saboe yang merupakan jalan utama. Sirkulasi kendaraan lancar baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Site dapat di tempuh dengan waktu ± 5 menit dari pusat kota, 7 menit dari terminal dan ± menit dari kota limboto. Kota Limboto ± 20 menit Terminal 42 7 menit Kantor Dinas PU Prov. Rumah Sakit Pusat Kota ± 5 menit Gambar 3.8 Accesbiliti Sirkulasi Jalan Prov. Dr. Aloe Saboe adalah daerah yang rawan macet tingkat ringan, karena sebagai jalan masuk-keluar ke site, selain itu lokasi site berada di 8

9 daerah perkantoran yang memungkinkan terjadi kemacetan pada pagi dan sore hari saat jam masuk dan jam pulang kantor. Jalan masuk dan jalan keluar site dipisah untuk kelancaran sirkulasi. Sirkulasi kendaraan secara otomatis. Penyediaan sirkulasi pejalan kaki, disamping itu disediakan juga pedestrian. Penyediaan fasilitas parkir yang luas demi keamanan dan kenyamanan pengunjung. Daerah Perkantoran Daerah rawan macet Site Rumah Sakit Gambar 3.9 Sirkulasi 9

10 Orientasi Matahari. Orientasi matahari sangat mempengaruhi kenyamanan hunian seseorang, karena merupakan sumber panas terbesar yang perlu diantisipasi. Berikut ini dapat dilihat analisa orientasi matahari terhadap tapak perencanaan: Gambar 3.10 Analisa Orientasi Matahari Waktu Tingkat Radiasi Rendah Sedang Tinggi Sedang Rendah Tabel 3.1 Tingkat Radiasi Matahari 10

11 a. Sinar matahari pagi sangat baik bagi tubuh manusia, yaitu antara pukul sehingga daerah bukaan yang menghadap timur (arah matahari terbit) sebaiknya diberi bukaan yang cukup. b. Terangnya langit yang dihasilkan dari pantulan sinar matahari merupakan sumber penerangan alamiah disiang hari, yang dapat dimanfaatkan untuk penerangan pada massa bangunan. c. Selain manfaat-manfaat diatas, sinar matahari juga memiliki efek silau dan radiasi panas yang cukup tinggi, khususnya antara pukul , yang dapat mengganggu aktivitas dan kenyamanan pemakai. Untuk mengatasinya dapat diterapkan hal-hal sebagai berikut: - Penggunaan overstek dan sun screen untuk menghindari efek sinar matahari disiang hari. - Pemanfaatan vegetasi sebagai peneduh/pelindung pada daerah-daerah dimana aktivitas diluar bangunan/ruangan dilakukan. - Pemakaian bahan penutup tapak yang tidak memantulkan panas, melainkan dipilih yang dapat menyerap panas, misalnya rumput. Temperatur Kelembaban Udara Suhu udara ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat/wilayah tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Rata rata kelembaban udara Kota Gorontalo tahun 2008 adalah 79,16%, dengan kelembaban tertinggi terdapat di bulan Maret yaitu 82% dan tingkat kelembaban terendah berada di bulan September yaitu 76%. 11

12 Dengan ruangan yang tertutup dan bukaan hanya pintu utama saja maka dipakai system AC (Air Conditioning) agar temperature udara yang berubah-ubah tidak mengganggu aktifitas didalam ruangan. Angin dan Curah Hujan Dikarenakan Indonesia merupakan iklim tropis, maka musim yang berpengaruh adalah musim kemarau dan musim penghujan yang berkaitan erat dengan arus angin yang bertiup di wilayah Kota Gorontalo. Pada bulan Oktober hingga April arus angin berasal dari Barat dan atau Barat Laut yang banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim penghujan. Pada bulan Juni sampai September arus angin berasal dari Timur yang tidak mengandung uap air. Keadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan Mei dan Oktober. Curah Hujan Curah hujan pada suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografis dan perputaran/pertemuan arus angin. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak Stasiun pengamat. Catatan curah hujan tahun 2008 berkisar antara 66 mm sampai 389 mm. Rata rata curah hujan di Kota Gorontalo dari tahun 2005 hingga 2008 adalah 191 MM hingga 148,42 MM. Rata rata curah hujan yang paling tinggi terdapat pada tahun 2008 yaitu 191 MM dan rata rata curah hujan yang terendah pada tahun 2006 yaitu 102,17 MM. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi & Geofisika Gorontalo, pada tahun 2008, curah hujan tertinggi terdapat di bulan 12

13 Maret yaitu sebesar 389 MM dan menurun hingga bulan Juni. Curah hujan terendah terdapat di bulan September yaitu sebesar 66 MM dan kemudian meningkat hingga bulan Desember mencapai 251 MM. Selama tahun 2008, jumlah hari hujan pada tiap bulannya sangat variatif, dimana pada bulan Maret dan Juli mempunyai jumlah hari hujan yang tinggi yaitu mencapai 30 hari. Kemudian pada bulan Agustus hingga bulan Pebruari jumlah hari hujan pada tiap bulannya naik turun secara variatif. Kecepatan Angin Keadaan angin pada tahun 2008, yang dipantau Stasiun pengamat umumnya hampir merata setiap bulannya, yaitu pada kisaran antara 1 sampai 2 meter/detik dengan rata rata setahun 1,50 meter/detik. Rata rata kecepatan angin dari tahun adalah 1,50 m/det 2,9 m/det, dengan rata rata kecepatan angin yang tertinggi sebesar 2,9 m/det pada tahun 2005 dan rata rata kecepatan angin terendah sebesar 1,5 m/det pada tahun Arah angin pada pagi hingga sore hari bergerak dari arah timur kearah barat dari site. Perlu dibuat bukaan pada kedua sisi bangunan yang akan diletakkan pada site yaitu pada sisi timur dan sisi barat dari bangunan yang direncanakan untuk penghawaan alami pada bangunan. 13

14 Gambar 3.11 Analisa Orientasi Angin. Penanganan terhadap hujan dengan menggunakan kombinasi atap plat dan atap model limas atau setengah pelana. Gedung ini mempunyai dua lantai, sehingga perlu dibuat atap dengan overstek untuk mencegah masuknya air hujan ke dalam ruangan. Gambar 3.12Penggunaan overstek untuk menangani masalah hujan dan pembuatan bukaan pada sisi bangunan untuk menangani masalah angin. 14

15 Dari pembahasan angin dan curah hujan diatas maka diambil kesimpulan sebagai berikut : 1). Sebagaimana daerah lainnya di Indonesia Kota Gorontalo memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada bulan Oktober-April arus angin berasal dari barat/barat laut yang mengandung banyak uap air sehingga mengakibatkan musim hujan, sedangkan pada bulan Juni- September arus angin berasal dari timur yang tidak mengandung uap air sehingga terjadi musim kemarau. 2). Angin laut terjadi pada malam hari dan angin darat pada siang hari. 3). Penghadiran vegetasi yang cukup banyak pada bagian depan dan samping yaitu untuk mengantisipasi kecepatan dan mengarahkan angin. 5). Penataan drainase yang baik untuk menghindari genangan-genangan air khususnya didaerah terbuka. 15

16 View U Gambar 3.12 View kawasan Dinas PU Prov. Gorontalo Berikut adala view kawasan Dinas PU Prov. Gorontalo 1) View arah utara adalah areal persawahan warga sekitar. 2) View arah timur adalah jalan Prov. Dr. Aloe Saboe yang merupakan jalan utama menuju site. 3) View arah selatan adalah area pemukiman. 4) View arah barat adalah areal persawahan warga sekitar. 16

17 U Gambar 3.14 View Site perencanaan Berikut adalah view site perencanaan 1) View arah utara adalah tempat parkir 2) View arah timur adalah sirkulasi kedaraan keluar masuk dan areal parkir. 3) View arah selatan adalah sirkulasi kendaraan. 4) View arah barat adalah lapangan upacara dan gedung UPTD uji material. Vegetasi Pada site ini akan diberikan vegetasi yang banyak untuk mengantisipasi apabila musim kemarau tiba. Maka dengan adanya vegetasi ini akan dapat 17

18 memberikan kesejukan dan kenyamanan dalam site serta dapa memperoleh nilai estetika yang baik. Melihat kondisi yang terletak dekat dengan jalan yang mneggunakan satu jalur, maka pada bagian untuk arah jalan utama diberikan vegetasi yang banyak untuk mengantisipasi kebisingan. Seperti yang diketahui bahwa disekitar site tersebut belum memiliki vegetasi yang cukup sehingga perlu ditanami vegetasi. Selain itu Site ditutupi oleh penutup tanah berupa rerumputan dan pepohonan. Rerumputan ini akan di tanam di site, tapi dalam bentuk landscape agar vegetasi yang ada bisa memperindah penampilan bangunan. Gambar 3.15 Vegetasi. 18

19 Topografi Seluruh kontur pada site adalah lahan pertanian sehingga tanah yang ada adalah datar dan tidak perlu melakukan pemerataan tanah. Tetapi dengan kontur yang merupakan bekas dari lahan persawahan maka dirasa perlu untuk diadakan pemadatan dan penimbunan. Kebisingan (noise) Letak tapak perencanaan berada pada jalan Prof. Dr. Aloe Saboe yang merupakan jalur sirkulasi yang cukup padat pada jam-jam tertentu dan dikelilingi area aktivitas dan rutinitas yang cukup padat pula. Untuk sumber kebisingan dari arah jalan perlu dibuat barrier berupa tanaman, baik tanaman hias ataupun tanaman yang berupa pepohonan. Sumber kebisingan yang dimiliki site berasal dari: 1) Kendaraan bermotor dengan tingkat kebisingan yang tinggi. 2) Area permukiman dengan tingkat kebisingan yang sedang. Gambar 3.16 Penggunaan barrier untuk menangani masalah noise 19

20 Gambar 3.17 Analisa kebisingan Untuk mengatasi kebisingan yang mungkin nantinya mengganggu aktivitas obyek, maka hal-hal yang dapat dilakukan antara lain: 1) Menggunakan material yang dapat meredam dan mereduksi kebisingan. 2) Menempatkan area privat (zona private) pada daerah dengan tingkat kebisingan yang rendah, serta mengatur massa dan ruang dalam bangunan. 3) Menggunakan vegetasi/tumbuhan untuk mengurangi atau meredam kebisingan. 20

21 Infrastruktur Kota Kabel jaringan telepon sebagai sarana komunikasi yang disediakan oleh PT.TELKOM. sarana ini juga sebagai penunjang proyek Jaringan pipa PDAM tersedia untuk menyuplai kebutuhan air bersih Jaringan listrik yang disediakan oleh PT. PLN. Sarana penunjang proyek Gambar 3.18 Infrastruktur Kota B. Studi Ruang 1. Kebutuhan Ruang Berdasarkan aktifitas yang terjadi pada objek rancangan dan dari studi kasus yang ada serta hasil wawancara dengan pihak terkait, maka diperoleh kebutuhan kebutuhan ruang seperti pada tabel berikut : 21

22 No Nama Ruang 1 Ruang Kepala Dinas 2 Ruang Sespri 3 Ruang Tunggu 4 Ruang Rapat 5 Toilet Kadis 6 Toilet Umum Pria 7 Toilet Staff Wanita 8 Ruang Sekretaris Dinas 9 Ruang Sespri 10 Ruang Tunggu 11 Ruang Kasubag Kepegawaian 12 Ruang Kasubag Umum & Perlengkapan 13 Ruang Staff 14 Ruang Rapat Intern 15 Pantry 16 Gudang 17 Toilet Sekdis 18 Toilet Staff Pria 19 Toilet Staff Wanita 20 Ruang Kepala Bagian Keuangan 21 Ruang Sespri 22 Ruang Tunggu 23 Ruang Kasubag Anggaran 24 Ruang Kasubag Perbendaharaan 25 Ruang Kasubag Akuntansi 26 Ruang Staff 27 Ruang Rapat Intern 28 Pantry 29 Gudang 30 Toilet Kabag 31 Toilet Staff Pria 32 Toilet Staff Wanita 33 Ruang Kepala Sub Dinas Perencanaan 34 Ruang Sespri 35 Ruang Tunggu 36 Ruang Kasiei Survey dan Pendataan 22

23 37 Ruang Kasiei Penyusunan Program 38 Ruang Kasiei Evaluasi dan Pengadilan 39 Ruang Staff 40 Ruang Rapat Intern 41 Pantry 42 Gudang 43 Toilet Kasubdin 44 Toilet Staff Pria 45 Toilet Staff Wanita 46 Ruang Kepala Sub Dinas Sumber Daya Air 47 Ruang Sespri 48 Ruang Tunggu 49 Ruang Kasiei Tenaga Sumber Daya Air 50 Ruang Kasiei Irigasi, Operasional dan Pemeliharaan 51 Ruang Kasiei Pengolahan Sungai, Rawa, Pantai dan Rawa 52 Ruang Staff 53 Ruang Rapat Intern 54 Pantry 55 Gudang 56 Toilet Kasubdin 57 Toilet Staff Pria 58 Toilet Staff Wanita 59 Ruang Kepala Sub Dinas Bina Marga 60 Ruang Sespri 61 Ruang Tunggu 62 Ruang Kasiei Teknis Bina Marga 63 Ruang Kasiei Pengembangan Jalan dan Jembatan 64 Ruang Kasiei Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 65 Ruang Staff 66 Ruang Rapat Intern 67 Pantry 68 Gudang 69 Toilet Kasubdin 70 Toilet Staff Pria 71 Toilet Staff Wanita 72 Ruang Kepala Sub Dinas Cipta Karya 73 Ruang Sespri 74 Ruang Tunggu 23

24 75 Ruang Kasiei Teknis Cipta Karya 76 Ruang Kasiei Tata Ruang dan Perumahan 77 Ruang Kasie Air Bersih dan Prasarana Lingkungan 78 Ruang Staff 79 Ruang Rapat Intern 80 Pantry 81 Gudang 82 Toilet Kasubdin 83 Toilet Staff Pria 84 Toilet Staff Wanita 85 Lobby 86 Ruang Bagian Surat menyurat 87 Ruang Security 88 Ruang Copy 89 Ruang Cleaning service 90 Ruang Genset 91 R. Perpustakaan 92 R. E-library 93 R. Arsip Lama 94 Toilet Umum Pria 95 Toilet Umum Wanita Tabel 3.2 Kebutuhan Ruang Gedung Utama 2. Besaran Ruang Penentuan standar besaran ruang khususnya ruang kerja ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: Jabatan dan tingkat kedudukan personil; Aktivitas yang dilakukan; Kebiasaan dan tingkah laku; Perbandingan standar luasan Standar luasan ruang yang digunakan sebagai perbandingan adalah: 24

25 Neufert Architecture Data; Office Building; Building Planing and design Standard; Standar Bappenas Adapun perhitungan berdasarkan standar dan kebutuhan kegiatan adalah sebagai berikut: a. Bagian Kepala Nama Ruang Sifat Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) (M²) R. Kepala Privat 11 Perabot Dinas Meja Kepala Dinas : 2 x 1 = 2 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,70 x 0,60)2 = 2,04 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 2,04 + 0,84 + 0,94 = 7,5 M² Standar /orang = 0,87 x 11 org = 9,57 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + )80 % (7,5 + 9,57) 80 % 17,07 x 80 % = 13,67 =13,65 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 7,5 + 9, ,65 = 30,9 = 31 M² 31 M² R. Sespri Privat 3 Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 = 2,58 M² Standar /orang = 0,87 x 3 org = 2,61M² 25

26 Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,58 + 2,61) 30 % 5,19 x 30 % = 1,55 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,58 + 2,61 + 1,55 = 6,74 M² 6,74 M² R. Tunggu Publik 8 Perabot Kursi Tamu I : (1,70 x 0,60)2 = 2,04 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 2,04 + 0,84 + 0,94 = 3,82 M² Standar /orang = 0,87 x 8 org = 6,96 = 7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (3, ) 30 % 10,82 x 30 % = 3,24 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 3, ,24 = 14,06 M² 14,06 M² R. Rapat Publik 50 Perabot Meja : 3 x 7 = 21 M² Kursi : (0,50 x 0,50)50 = 12,5 M² Total : ,5 = 33,5 M² Standar /orang = 0,87 x 50 org = 43,5 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (33,5 + 43,5) 30 % 77 x 30 % = 23 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 33,5 + 43, = 100 M² 100 M² Toilet Kadis Service 1 buah wastafel 4,16 M² 1 buah closed duduk 1 buah bak air Toilet Pria Service 1 buah closed duduk 2,95 M² 26

27 1 buah bak air Toilet Wanita Service 1 buah closed duduk 2,95 M² 1 buah bak air Jumlah 161,86 M² Tabel 3.3 Besaran ruang pada bagian kepala b. Bagian Sekretariat Nama Ruang Sifat Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) (M²) R. Sekretaris Privat 9 Perabot Dinas Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + )80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % =12,06 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 7,25 + 7, ,06 = 27,14 M² 27,14 M² R. Sespri Semi 2 Perabot Privat Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,22 + 1,74) 30 % 27

28 3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² 6 M² R. Tunggu Semi 6 Perabot Publik Kursi Tamu I : 1,70 x 0,60 = 1,02 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)3 = 1,26 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 2,04 + 0,84 + 0,94 = 3,22 M² Standar /orang = 0,87 x 6 org = 5,22 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (3,22 + 5,22 ) 30 % 8,44 x 30 % = 2,53 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 3,22 + 5,22 + 2,53 = 10,96 M² 14,06 M² R. Kasubag Privat 7 Perabot Kepegawaian Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasubag Privat 7 Perabot Umum & Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Perlengkapan Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² 28

29 Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Staff Publik 50 Perabot Meja Kerja : (1,20 x 0,60)50 = 36 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)50 = 12,5 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)5 = 6 M² Total : ,5 + 6 = 55,5 M² Standar /orang = 0,87 x 50 org = 43,35 Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (55,5 + 43,35) 60 % 99 x 60 % =59,4 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi =55,5 + 43, ,4 = 158,25 M² 158,25 M² R. Rapat Intern Publik 10 Perabot Meja : 5 x 2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : ,5 = 12,5 M² Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (12,5 + 8,7) 30 % 21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 27,56 M² 29

30 Pantry service 2 x 2,5 = 5 5 M² Gudang service 2 x 2,5 = 5 5 M² Toilet Sekdis service 1 buah closed duduk 2,25 M² 1 buah bak air Toilet Staff Pria service 2 buah closed duduk 7,8 M² 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir Toilet Staff service 2 buah closed duduk 7,8 M² Wanita 2 buah bak air 2 buah wastafel Jumlah 296,46 M² Tabel 3.4 Besaran ruang pada bagian Sekretariat c. Bagian Keuangan Nama Ruang Sifat Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) (M²) R. Sekretaris Privat 9 Perabot Dinas Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + )80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % =12,06 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 7,25 + 7, ,06 = 27,14 M² 27,14 M² R. Sespri Semi 2 Perabot Privat Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² 30

31 Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,22 + 1,74) 30 % 3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² 6 M² R. Tunggu Semi 6 Perabot Publik Kursi Tamu I : 1,70 x 0,60 = 1,02 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)3 = 1,26 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 2,04 + 0,84 + 0,94 = 3,22 M² Standar /orang = 0,87 x 6 org = 5,22 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (3,22 + 5,22 ) 30 % 8,44 x 30 % = 2,53 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 3,22 + 5,22 + 2,53 = 10,96 M² 14,06 M² R. Kasubag Privat 7 Perabot Kepegawaian Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi 31

32 = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasubag Privat 7 Perabot Umum & Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Perlengkapan Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Staff Publik 50 Perabot Meja Kerja : (1,20 x 0,60)50 = 36 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)50 = 12,5 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)5 = 6 M² Total : ,5 + 6 = 55,5 M² Standar /orang = 0,87 x 50 org = 43,35 Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (55,5 + 43,35) 60 % 99 x 60 % =59,4 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi =55,5 + 43, ,4 = 158,25 M² 158,25 M² R. Rapat Intern Publik 10 Perabot Meja : 5 x 2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : ,5 = 12,5 M² Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % 32

33 (12,5 + 8,7) 30 % 21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 27,56 M² Pantry service 2 x 2,5 = 5 5 M² Gudang service 2 x 2,5 = 5 5 M² Toilet Sekdis service 1 buah closed duduk 2,25 M² 1 buah bak air Toilet Staff Pria service 2 buah closed duduk 7,8 M² 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir Toilet Staff service 2 buah closed duduk 7,8 M² Wanita 2 buah bak air 2 buah wastafel Jumlah 296,46 M² Tabel 3.5 Besaran ruang pada bagian Keuangan d. Sub Dinas Perencanaan Nama Ruang Sifat Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) (M²) R. Kepala Privat 9 Perabot Sub Dinas Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Perencanaan Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + )80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % 33

34 =12,06 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 7,25 + 7, ,06 = 27,14 M² 27,14 M² R. Sespri Privat 2 Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,22 + 1,74) 30 % 3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² 6 M² R. Tunggu Publik 4 Perabot Kursi Tamu : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 1,44 + 0,94 = 2,38 = 2,4 M² Standar /orang = 0,87 x 4 org = 3,48 = 3,5 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,4 + 3,5 ) 30 % 5,9 = 6 x 30 % = 1,8 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,4 + 3,5 + 1,8 = 7,7 M² 7,7 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Survey dan Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Pendataan Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² 34

35 Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Penyusunan Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Program Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Evaluasi & Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Pengadilan Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² 35

36 R. Staff Publik 103 Perabot Meja Kerja : (1,20 x 0,60)103 = 74,16 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)103 = 25,75 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)8 = 9,6 M² Total : 74,16 +25,75 + 9,6 = 109,51 M² Standar /orang = 0,87 x 103 org =89,61 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (109,51 +89,61) 60 % 199,12 x 60 % = 119,472 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 109, , ,472 = 318,59 M² 318,59 M² R. Rapat Publik 10 Perabot Intern Meja : 5 x 2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : ,5 = 12,5 M² Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (12,5 + 8,7) 30 % 21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 27,56 M² Pantry service 2 x 2,5 = 5 5 M² Gudang service 2 x 2,5 = 5 5 M² Toilet service 1 buah closed duduk 2,25 M² Kasubdin 1 buah bak air Toilet Staff service 2 buah closed duduk 7,8 M² Pria 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir Toilet Staff service 2 buah closed duduk 7,8 M² Wanita 2 buah bak air 2 buah wastafel Jumlah 468,24 M² Tabel 3.6 Besaran ruang pada Sub Dinas Perencanaan 36

37 e. Sub Dinas Sumber Daya Air Nama Ruang Sifat Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) (M²) R. Kepala Privat 9 Perabot Sub Dinas Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Sumber Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Daya Air Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + )80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % =12,06 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 7,25 + 7, ,06 = 27,14 M² 27,14 M² R. Sespri Privat 2 Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,22 + 1,74) 30 % 3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² 6 M² R. Tunggu Publik 4 Perabot Kursi Tamu : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 1,44 + 0,94 = 2,38 = 2,4 M² 37

38 Standar /orang = 0,87 x 4 org = 3,48 = 3,5 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,4 + 3,5 ) 30 % 5,9 = 6 x 30 % = 1,8 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,4 + 3,5 + 1,8 = 7,7 M² 7,7 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Tenaga Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Sumber Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Daya Air Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Irigasi, Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Operasional Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² dan Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Pemeliharaan Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi 38

39 = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Pengolahan Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Sungai, Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rawa, Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Pantai Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² dan Rawa Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Staff Publik 121 Perabot Meja Kerja : (1,20 x 0,60)121 = 87,12 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)121 = 30,25 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)10 = 12 M² Total : 87, , = 129,37 M² Standar /orang = 0,87 x 121 org = 105,27 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (129, ,27) 60 % 234,64 x 60 % = 140,78 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 129, , ,78 = 375,42 M² 375,42 M² R. Rapat Publik 10 Perabot Intern Meja : 5 x 2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : ,5 = 12,5 M² Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (12,5 + 8,7) 30 % 39

40 21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 27,56 M² Pantry Service 2 x 2,5 = 5 5 M² Gudang Service 2 x 2,5 = 5 5 M² Toilet Service 1 buah closed duduk 2,25 M² Kasubdin 1 buah bak air Toilet Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Staff Pria 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir Toilet Staff Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Wanita 2 buah bak air 2 buah wastafel Jumlah 525,07 M² Tabel 3.7 Besaran ruang pada Sub Dinas Sumber Daya Air f. Sub Dinas Bina Marga Nama Ruang Sifat Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) (M²) R. Kepala Privat 9 Perabot Sub Dinas Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Bina Marga Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + )80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % =12,06 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi 40

41 = 7,25 + 7, ,06 = 27,14 M² 27,14 M² R. Sespri Privat 2 Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,22 + 1,74) 30 % 3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² 6 M² R. Tunggu Publik 4 Perabot Kursi Tamu : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 1,44 + 0,94 = 2,38 = 2,4 M² Standar /orang = 0,87 x 4 org = 3,48 = 3,5 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,4 + 3,5 ) 30 % 5,9 = 6 x 30 % = 1,8 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,4 + 3,5 + 1,8 = 7,7 M² 7,7 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Teknis Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Bina Marga Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % 41

42 (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Pengembangan Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Jalan dan Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Jembatan Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Pemeliharaan Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Jalan dan Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Jembatan Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Staff Publik 103 Perabot 42

43 Meja Kerja : (1,20 x 0,60)103 = 74,16 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)103 = 25,75 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)8 = 9,6 M² Total : 74,16 +25,75 + 9,6 = 109,51 M² Standar /orang = 0,87 x 103 org =89,61 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (109,51 +89,61) 60 % 199,12 x 60 % = 119,472 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 109, , ,472 = 318,59 M² 318,59 M² R. Rapat Publik 10 Perabot Intern Meja : 5 x 2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : ,5 = 12,5 M² Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (12,5 + 8,7) 30 % 21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 27,56 M² Pantry Service 2 x 2,5 = 5 5 M² Gudang Service 2 x 2,5 = 5 5 M² Toilet Service 1 buah closed duduk 2,25 M² Kasubdin 1 buah bak air Toilet Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Staff Pria 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir Toilet Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Staff Wanita 2 buah bak air 2 buah wastafel Jumlah 468,24 M² Tabel 3.8 Besaran ruang pada Sub Dinas Bina Marga 43

44 g. Sub Dinas Cipta Karya Nama Ruang Sifat Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) (M²) R. Kepala Privat 9 Perabot Sub Dinas Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Cipta Karya Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + )80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % =12,06 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 7,25 + 7, ,06 = 27,14 M² 27,14 M² R. Sespri Privat 2 Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,22 + 1,74) 30 % 3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² 6 M² R. Tunggu Publik 4 Perabot Kursi Tamu : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 1,44 + 0,94 = 2,38 = 2,4 M² 44

45 Standar /orang = 0,87 x 4 org = 3,48 = 3,5 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,4 + 3,5 ) 30 % 5,9 = 6 x 30 % = 1,8 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,4 + 3,5 + 1,8 = 7,7 M² 7,7 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Teknis Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Cipta Karya Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Tata Ruang & Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Perumahan Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² 45

46 Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasie Privat 7 Perabot Air Bersih & Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Prasarana Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Lingkungan Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Staff Publik 109 Perabot Meja Kerja : (1,20 x 0,60)109 = 78,48 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)109 = 27,25 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)8 = 9,6 M² Total : 78, , = 115,33 M² Standar /orang = 0,87 x 109 org = 94,83 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (115, ,83) 60 % 210,16 x 60 % = 126,1 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 115, , ,1 = 336,26 M² 336,26 M² R. Rapat Publik 10 Perabot Intern Meja : 5 x 2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : ,5 = 12,5 M² Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % 46

47 (12,5 + 8,7) 30 % 21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 27,56 M² Pantry Service 2 x 2,5 = 5 5 M² Gudang Service 2 x 2,5 = 5 5 M² Toilet Service 1 buah closed duduk 2,25 M² Kasubdin 1 buah bak air Toilet Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Staff Pria 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir Toilet Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Staff Wanita 2 buah bak air 2 buah wastafel Jumlah 485,91 M² Tabel 3.9 Besaran ruang pada Sub Dinas Cipta Karya h. Penunjang Nama Ruang Sifat Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) Lobby Publik 380 R. Bagian Semi 5 Perabot 0,87 x 380 = 330,6 Standar /orang = 0,87 x 330 org = 330,6 M² Sirkulasi 50 % x 50 % 165,3 x 50 % = 165,3 M² (M²) = 495,9 M² 495,9 M² Surat menyurat Publik Meja Kerja : (2 x 1)3 = 6 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Kursi Tamu I : 1,70 x 0,60 = 1,02 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 6 + 1,08 + 1,02 + 0,60 = 8,7 M² 47

48 Standar /orang = 0,87 x 5 org = 4,35 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (8,7 + 4,35) 60 % 13,05 x 60 % = 7,83 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 8,7 + 2,6 + 7,83 = 19,13 M² 19,13 M² R. Informasi Privat 5 Perabot Meja Kerja : (2 x 1)3 = 6 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Kursi Tamu I : 1,70 x 0,60 = 1,02 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 6 + 1,08 + 1,02 + 0,60 = 8,7 M² Standar /orang = 0,87 x 5 org = 4,35 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (8,7 + 4,35) 60 % 13,05 x 60 % = 7,83 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 8,7 + 2,6 + 7,83 = 19,13 M² 19,13 M² Ruang Privat 18 Perabot Perpustakaan Meja : (1 x 0.5)17 = 8,5 M² Kursi : (0,60 x 0,60) 18 = 6,48 M² Rak Buku : (3 x 0.8) 5 = 12 M² Meja Piket : 1 x 0.7 = 0.7 Total : 8,5 + 6, ,7 = 27,68 M² Standar /orang = 0,87 x 18 org = 15,66 M² Sirkulasi 50 % (Luasan Perabot + )50 % (27, ,66) 50 % 43,34 x 50 % = 21,67 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi 48

49 Ruang Privat 9 Perabot = 27, , ,67 = 65 M² 65 M² e-library Meja : (1 x 0,7)8 = 5,6 M² Kursi : (0,60 x 0,60)9 = 3,24 M² Meja Server : 1 x 0,8 = 0,8 Total : 5,6 + 3,24 + 0,8 = 9,64 M² Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (9,64 + 7,83) 60 % 17,47 x 60 % = 10,48 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 9,64 + 7, ,48 = 27,95 M² 27,95 M² Toilet Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Pria 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir Toilet Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Wanita 2 buah bak air 2 buah wastafel Ruang Privat 6 Perabot Arsip Lama Meja : (1 x 0,7)6 = 4,2 M² Kursi : (0,60 x 0,60)6 = 2,16 M² Rak Berkas : (3 x 0,8) 4 = 9,6 M² Total : 4,2 + 2,16 + 9,6 = 15,96 M² Standar /orang = 0,87 x 6 org = 5,22 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (15,96 + 5,22) 30 % 21,18 x 30 % = 6,35 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 15,96 + 5,22 + 6,35 = 27,53 M² 27,53 M² R. Security Privat 5 Perabot Meja Kerja : 2 x 1 = 2 M² 49

50 Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Kursi Tamu I : 1,70 x 0,60 = 1,02 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Meja Piket : 1 x 4 = 4 Total : 2 + 1,08 + 1,02 + 0, = 8,7 M² Standar /orang = 0,87 x 5 org = 4,35 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (8,7 + 4,35) 60 % 13,05 x 60 % = 7,83 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 8,7 + 2,6 + 7,83 = 19,13 M² 19,13 M² Foto Copy Service 3 Perabot Meja Kerja : 2 x 1 = 2 M² Kursi Kerja : (0,60 x 0,60)3 = 1,08 M² Mesin Foto Copy : (1 x 0,80)2 = 1,6 M² Rak Alat & Bahan : 0,60 x 2 = 1,2 M² Total : 2 + 1,08 + 1,6 + 1,2 = 5,88 M² Standar /orang = 0,87 x 3 org = 2,61 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )70 % (5,88 + 2,61) 70 % 8,49 x 70 % = 5,94 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5,88 + 2,61 + 5,94 = 14,43 M² 14,43 M² Cleaning Privat 4 Perabot service Meja Kerja : 2 x 1 = 2 M² Kursi : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Rak Alat & Bahan : (0,60 x 2)2 = 2,4 M² Wastafel : (0,56 x 0,45)2 = 0,5 M² Total : 2 + 1,44 + 2,4 + 0,5 = 6,34 M² Standar /orang = 0,87 x 4 org = 3,48 M² Sirkulasi 60 % 50

51 (Luasan Perabot + )60 % (6,34 + 3,48) 60 % 9,82 x 60 % = 5,89 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 6,34 + 3,48 + 5,89 = 15,71 M² 15,71 M² Toilet Umum Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Pria 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir Toilet Umum Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Wanita 2 buah bak air 2 buah wastafel Ruang Genset Service 4 x 4,5 = 18 M² 18 M² Jumlah 753,11 M² Tabel 3.10 Besaran ruang Penunjang Total Keseluruhan = 161, , , , , , , ,11 = 3.448,18 M² 3. Kebutuhan Parkir Perhitungan kebutuhan lahan parkir sesuai dengan standar perhitungan pada umumnya, yaitu berdasarkan kapasitas pemakai gedung utama Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo. Maka diasumsikan kebutuhan parkir gedung utama Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo yaitu: Kendaraan Roda 4 = 35 % Kendaraan Roda 2 = 40 % Pejalan Kaki = 25 % 51

52 1) Parkir pengelola/pegawai Jumlah pegawai = 500 orang o Kendaraan roda empat 1 mobil = 4 orang (500 x 35%):4 = 43,75 = 44 mobil Standar luasan mobil = 10 M² Luasan parkir mobil = 44 x 10 M² = 440 M² o Kendaraan roda dua 1 motor = 2 orang (500 x 40%):2 = 100 motor Standar luasan motor = 3 M² Luasan parkir motor = 100 x 3 M² = 300 M² Luasan parkir untuk pengelola/pegawai = = 740 M² 2) Parkir umum Jumlah pengunjung = 50 o Kendaraan roda empat 1 mobil = 4 orang (50 x 35%):4 = 4,37 = 4 mobil Standar luasan mobil = 10 M² Luasan parkir mobil = 4 x 10 M² = 40 M² o Kendaraan roda dua 1 motor = 2 orang (50 x 40%):2 = 10 motor Standar luasan motor = 3 M² Luasan parkir motor = 10 x 3 M² = 30 M² Luasan parkir untuk pengunjung = = 70 M² 52

53 Total luasan area parkir = = 810 M² Sirkulasi = Luasan parkir x 40 % = 810 x 40% = 324 M² Jumlah total luasan area parkir adalah: = Luas area parkir + sirkulasi = = M² Dengan menggunakan rasio penggunaan lahan 30 : 70, maka luas site yang dibutuhkan sebesar : = Luas lantai 0.30 = 3.448,18 M² 0.30 = ,93 m 2 Luas space untuk ruang terbuka (termasuk parkir, entrance hall, dan elemen eksterior lainnya) : = 0,70 x luas site = 0,70 x ,93 = 8.045,75 m 2 53

54 Telah diketahui sebelumnya, luas total area parkir adalah M². Maka untuk luasan open space dapat di hitung sebagai berikut: Diketahui : -Luas area parkir = M² -Luas space ruang terbuka = 8.045,75 M² Luas open space = Luas space ruang terbuka - Luas area parkir = 8.045, = 6.911,75 = M² 4. Pola Hubungan Ruang a. Bagian Kepala Ruang Kepala Dinas Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Rapat/pertemuan Toilet Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.19 Pola hubungan ruang bagian kepala 54

55 b. Bagian Sekretariat Ruang Sekretaris Dinas Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasubag Kepegawaian Ruang Kasubag Umum & Perlengkapan Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.20 Pola hubungan ruang bagian sekretariat c. Bagian Keuangan Ruang Kepala Bagian Keuangan Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasubag Anggaran Ruang Kasubag Perbendaharaan Ruang Kasubag Akuntansi Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet 55

56 Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.21 Pola hubungan ruang bagian keuangan d. Bagian Sub Dinas Perencanaan Ruang Kepala Sub Dinas Perencanaan Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasiei Survey dan Pendataan Ruang Kasiei Penyusunan Program Ruang Kasiei Evaluasi dan Pengadilan Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.22 Pola hubungan ruang bagian sub dinas perencanaan 56

57 e. Bagian Sub Dinas Sumber Daya Air Ruang Kepala Sub Dinas Sumber Daya Air Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasiei Tenaga Sumber Daya Air Ruang Kasiei Irigasi, Operasional dan Pemeliharaan Ruang Kasiei Pengolahan Sungai, Rawa, Pantai dan Rawa Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.23 Pola hubungan ruang bagian sub dinas sumber daya air f. Bagian Sub Dinas Bina Marga Ruang Kepala Sub Dinas Bina Marga Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasiei Teknis Bina Marga Ruang Kasiei Pengembangan Jalan dan Jembatan Ruang Kasiei Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet 57

58 Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.24 Pola hubungan ruang bagian sub dinas bina marga g. Bagian Sub Dinas Cipta Karya Ruang Kepala Sub Dinas Cipta Karya Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasiei Teknis Cipta Karya Ruang Kasiei Tata Ruang dan Perumahan Ruang Kasie Air Bersih dan Prasarana Lingkungan Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.25 Pola hubungan ruang bagian sub dinas cipta karya 58

59 Lobby h. Penunjang R. Bag. Surat-menyurat R. Bag. Informasi R. Perpustakaan R. e-library R. Arsip Lama R. Security R. Foto Copy Toilet Umum Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar Pola hubungan ruang penunjang i. Service Pantry Toilet Pria Toilet Wanita Gudang R. Genset R. Cleaning Service Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.27 Pola hubungan ruang Service 59

60 C. Konsep Dasar Rancangan Konsep dasar rancangan merupakan tahapan awal menampilkan dasar penghadiran objek gedung utama Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo sebagai fasilitas perkantoran yang dibutuhkan, serta bagi pengembangan Gorontalo dan kawasan sekitarnya yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Cerah dan Mengundang Pengolahan arsitektur pada tampak akan memberikan rangsangan pada pengamat sehingga dapat menyebabkan pegawai lebih berkeinginan untuk datang. Pengolahan fasade bangunan yang berkesan terbuka dapat menggunakan material menarik dengan warna cerah yang menimbulkan kesan menarik dan terlihat menyatu dengan lingkungan sekitar. 2. Monumental Dalam mengolah tampilan akan memberikan citra yang monumental bagi para penikmat sehingga menghasilkan suatu tampilan yang tegas dan tak mudah dilupakan dan memberikan kesan yang kuat bagi para penikmat. D. Konsep Perencanaan Site Perencanaan site merupakan salah satu bagian yang menentukan kehadiran atau eksistensi suatu bangunan. Sebagai suatu bangunan yang berorientasi pada pelayanan sekaligus menampilkan kesan-kesan yang sesuai dengan citra dan fungsinya maka pengolahan ruang luar sangat perlu. Pengolahan site yang optimal akan memberikan peluang yang efektif bagi pengamat dalam menikmati objek, terutama dari titik-titik tertentu dimana para 60

61 pengunjung umumnya berada, seperti pada pelataran parkir menuju ke entrance bangunan. Pengunaan elemen-elemen ruang luar yang variatif dan menarik dapat menciptakan suasana yang nyaman dan dapat menimbulkan kebetahan bagi para pengunjung. Elemen-elemen ruang luar tersebut dapat berupa pohon dan tanaman sebagai elemen alami juga dapat menggunakan pencahayaan/efek cahaya buatan yang menjadi titik tangkap yang menarik bagi pengunjung. 1. Pencapaian ke dalam Site Pencapaian kedalam site sangat menentukan lancarnya arus keluar dan masuk pada site. Mengingat site yang hanya dilalui oleh satu jalur jalan utama, maka entrance dan pintu keluar akan dibuatkan dalam dua titik, demikian pula dengan jalur pejalan kaki di buat terpisah dari jalur masuk dan keluar dari kendaraan. 2. Sirkulasi Eksternal dan Internal Site Untuk sirkulasi eksternal site merupakan tanggung jawab dari pemerintah daerah sedangkan pengembangan sirkulasi internal adalah melalui pertimbangan melihat kondisi eksternal site. Pada prinsipnya sirkulasi manusia dibuat terpisah dari lalu lintas kendaraan. Hal ini guna mendapatkan rasa aman, kemudahan dan kenyamanan serta tingkat privasi aspek manusianya. 61

62 E. Konsep Rancangan Bangunan 1. Bentuk Dasar Dalam menentukan bentuk dasar massa bangunan hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah: a. Bentuk dapat diolah, digabungkan, dengan bentuk dasar lainnya sehingga menciptakan citra yang dinamis dan menarik. b. Dapat menyesuaikan dengan bentuk tapak. c. Sesuai dengan kegiatan yang didalamnya agar tercipta penggunaan ruang yang efisien. d. Kemudahan sirkulasi kedalam bangunan. Pada obyek rancangan ini bentuk yang diambil adalah bentuk segi empat untuk mempertegas kesan formal terhadap objek. Bentuk segi empat tersebut dibuat dengan pola melengkung. Untuk mencegah kesan monoton dan membosankan, maka bentuk segi empat dipadukan dengan bentuk setengah lingkaran. Dan dengan adanya suatu penambahan atau pengurangan bentuk, baik dari susunannya maupun ukurannya akan lebih memperindah tampilan bangunan. 62

63 . Gambar 3.28 Bentuk Dasar Rancangan 2. Tampilan Bangunan Tampilan bangunan memegang peranan penting guna menampilkan citra bangunan. Yang berperan didalam citra bangunan yaitu: a. Fungsi, pemenuhan terhadap aktivitas manusia merupakan batasan fungsi secara umum dalam Arsitektur. Namun fungsi tidak selalu menentukan bentuk, dalam hal ini bentuk hanya dapat mencerminkan simbol kegiatan yang ada tapi tidak selalu form follow function. b. Skala, berperan dalam memberi kesan pada bangunan dan berlaku pada interior dan eksterior bangunan. c. Penampilan berdasarkan gubahan massa, seperti: Simetris, berkesan statis. Asimetris, berkesan dinamis. 63

64 Hirarki, berdasarkan kepentingan fungsi bangunan. Pada rancangan bangunan ini, menggunakan prinsip Simetris agar berkesan dinamis sesuai citra yang diinginkan. Maka pengolahan fasade yang digunakan adalah Cultural Modern miminalis dengan melihat perkembangan zaman tapi tetap bernafaskan unsur budaya yang merupakan ciri khas daerah yang melekat pada daerah Gorontalo sebagaimana telah diusung oleh pemerintah daerah Gorontalo. F. Utilitas Bangunan 1. Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang digunakan terdiri atas: a. Pencahayaan alami (natural lighting) Kondisi pada site yang tanpa bangunan-bangunan tinggi di sekelilingnya menyebabkan sinar matahari dapat masuk ke seluruh massa bangunan serta pemanfaatan elemen lanskape untuk melembutkan dan menyejukan aliran udara yang masuk ke dalam ruangan, dan bukaan pada lantai 2 bangunan mereduksi aliran udara yang lebih besar. Gambar 3.29 Sistem Pengcahayaan alami 64

65 b. Pencahayaan buatan (artificial lighting) Pencahayaan dengan menggunakan energi listrik (berasal dari PLN), dengan tenaga cadangan dari generator. Secara umum, menggunakan lampu downlight. Downlight tidak hanya menjadi alat penerangan didaerah publik tetapi dengan penataan letak yang artistik, elemen interior ini dapat memberi nuansa berbeda yang mempecantik ruangan. Lampu taman (garden lamp) digunakan untuk ruang luar. Gambar 3.30 Sistem Pengcahayaan Buatan 2. Sistem Penghawaan Penghawaan alami (natural ventilation) Pemanfaatan penghawaan alami dapat kita gunakan dengan semaksimal mungkin, dengan menggunakan jendela atau ventilasi sebagai pengatur dan jalan masuk dan keluarnya angin. Selain itu pemanfaatan element landscape seperti pohon dapat menyejukan aliran udara yang masuk dalam ruangan. 65

66 Gambar 3.31 Sistem Penghawaan Alami Buatan Penghawaan buatan diterapkan pada bagian ruangan-ruangan tertentu yang membutuhkan pengkondisian udara yang maksimal dan kegiatan yang permanen, seperti pada ruang pengelola di bagian administrasi dan ruang-ruang yang lainnya. Gambar 3.32 Sistem Penghawaan Buatan 3. Sistem Pencegahan Kebakaran Sistem pencegahan kebakaran telah diatur pada peraturan-peraturan bangunan yang prinsipnya meliputi pencegahan kebakaran dengan mengadakan alat pengaman pada sistem sekring (fuse). Setiap ruangan dilengkapi dengan Alat Pemadam Air Ringan (APAR) dengan media tabung kimia/busa dengan 66

67 perletakan yang mudah dijangkau, dilengkapi dengan ionizer/head detector yang membunyikan alarm seketika bila terjadi kebakaran. Untuk penangkal kebakaran pada bangunan ini digunakan: Ionizer Detector, yang berfungsi mendeteksi ion asap secara dini. Head Detector, yang mendeteksi perubahan panas yang signifikan didalam ruangan. Penempatan tabung pengaman dalam fire box ditempat-tempat yang mudah terbakar pada jarak sekitar 30m. Pemasangan water hydrant pada area sudut-sudut luar bangunan. Pemasangan sprinkler. Bak Penampungan Water Hydrant Fire House Sumber Api Alarm Tangga APAR Gambar 3.33 Sistem Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran 67

68 4. Sistem Distribusi Air Bersih Suplai utama air bersih dari PDAM langsung ke tangki penampungan bawah (ground reservoir) lalu dipompakan kebak penampungan atas (tank reservoir) pada menara air dan selanjutnya disalurkan dengan memnfaatkan grafitasi keunit-unit yang ada. PDAM METERAN RESERVOIR BAWAH POMPA RESERVOIR BAWAH Gambar 3.34 Distribusi Air Bersih 5. Sistem Pembuangan Air Kotor dan Sampah SHAFT DISTRIBUSI SETIAP KRAN Air kotor berasal dari fasilitas sanitasi dan drainase. Pembuangan air kotor harus ditunjang dengan sistem perpipaan yang sempurna. Pemakaian air bersih Air kotor perpipaan Bak kontro Riol kota Gambar 3.35 Sistem Pembuangan Air Kotor Sistem pembuangan sampah mempergunakan Carry Out Sistem, dimana sampah dikumpulkan terlebih dahulu, kemudian diangkut ketempat pembuangan sampah (TPA). 68

69 Banguna Bak Penampung Truk TPS Gambar 3.36 Sistem Pembuangan Sampah TPA 6. Sistem Telekomunikasi Sistem komunikasi yang digunakan didalam bangunan ini adalah: Telepon Digunakan untuk hubungan ekstern, dengan sistem PABX (Privat Automatic Brance Exchanges) yang dihubungkan dengan PT. Telkom. Intercom Digunakan untuk percakapan antar ruangan didalam bangunan. winkie Talkie Digunakan oleh security sebagai sarana didalam menjaga keamanan dan kenyamanan. PT. Telkom Terminal operator PABX Ruang-rung Gambar 3.37 Sistem Jaringan Telekomunikasi 69

70 7. Sistem Penangkal Petir Site yang terletak ditanah lapang serta tanpa gedung-gedung tinggi rentan terhadap sambaran petir, dengan demikian maka perlu adanya alat penangkal petir. Sistem penangkal petir yang digunakan pada bangunan ini adalah penangakal petir sistem Thomas dengan pemasangan tongkat kedudukan pada tiap puncak atap yang dihubungkan dengan konduktor horisontal sebagai kabel penghantar ke tanah. Sistem Thomas Penghantar pada dinding bangunan Elektroda diatas tanah (penghantar ke tanah sebagai stabilisator) Gambar 3.38 Sistem Penangkal Petir Sistem Thomas 8. Sistem Akustik Prinsip-prinsip perencanaan akustik sebagai dasar pertimbangan antara lain: a. Background noise/latar belakang kebisingan. b. Bentuk dan ukuran ruang. c. Jenis kegiatan dan fungsi ruang. d. Penggunaan elemen-elemen ruang seperti: Plafon yang berfungsi untuk pemantulan bunyi. Dinding berfungsi untuk pemantulan, penyerapan dan pembaur bunyi. Lantai berfungsi sebagai penyerap, pemantul dan pembelok bunyi. 70

71 Elemen-elemen ruang ini merupakan fungsi akustik yang sangat menentukan dalam sistem yang akan diterapkan. G. Sistem Struktur Adapun 4 hal konsep struktur yang harus diperhatikan dalam perencanaan bangunan antara lain: Fungsional. Dapat memberikan kenyamanan dan kenikmatan bagi pemakai dalam pemanfaatan dan penggunaannya. Estetika. Sebagai dasar keindahan dan keserasian pada bangunan yang mampu memberikan rasa kagum bagi pengamat dan rasa bangga bagi pemilik. Struktural. Mempunyai struktur yang kuat dan mantap sehingga dapat memberikan rasa aman. Ekonomis Penggunaan material yang baik sehingga bangunan tersebut dapat bertahan lama dan awet. Perencanaan suatu bangunan perlu diperhatikan dalam masalah struktur, karena sturuktur berfungsi untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh alam dan menyalurkan semua macam beban kedalam tanah. 71

72 Struktur bangunan yang baik adalah dapat menahan beban bangunan secara merata atau semua gaya yang bekerja dan mempengaruhinya. Yang menjadi pertimbangan dalam merencanakan system struktur adalah : Kondisi tanah setempat. Jenis dan bahan yang digunakan dan teknologi pelaksanaan proyek. Mempunyai kelenturan yang stabil. Tidak terjadi penurunan pada bagian struktur yang direncanakan. Dapat menahan beban antara lain : beban angin, beban gempa dsb. Dimensi kolom ditentukan berdasarkan ketinggian bangunan, jarak bentangan, dan daya dukung tanah. Kebutuhan luas ruang berdasarkan penyesuaian dengan jumlah pemakai. Sirkulasi dalam bangunan. Struktur yang dipakai dalam obyek ini adalah: 1. Struktur Bawah (Sub Structure) Struktur pondasi yang berfungsi untuk meneruskan semua beban bangunan yang berasal dari beban vertikal dan beban horisontal dari seluruh bagian bangunan, dan meneruskannya ke tanah, harus kuat dan tidak terjadi penurunan bangunan yang mengakibatkan kerusakan. Jenis pondasi yang dapat dipakai pada bangunan berlantai dua adalah pondasi langsung atau tidak langsung. Hal ini tergantung letak kekuatan tanah yang ada dimana bangunan itu dibuat. 72

73 Pondasi Tiang Pancang Untuk sub struktur, menggunakan sistem pondasi bored pile atau tiang pancang, mengingat objek perancangan adalah bangunan yang memerlukan daya ketahanan tinggi terhadap beban manusia yang ada didalamnya. Adapun keuntungan dari jenis pondasi tiang pancang antara lain : a) Kapasitas daya dukung yang besar dengan volume beton cukup hemat. b) Menggunakan penulangan besi beton. c) Dapat menahan beban lateral cukup besar. d) Dapat digunakan pada kondisi tanah yang labil. Pondasi Setempat (Telapak) Pondasi setempat atau disebut juga pondasi telapak adalah pondasi beton bertulang yang dibuat setempat hanya di bawah kolom struktur. Bentuk pelat pondasi dapat segi empat atau segi empat panjang. Pondasi ini dipakai pada tanah keras dangkal dengan beban bangunan yang tidak berat. 73

74 Gambar 3.39 Pondasi Telapak Pondasi Menerus / Lajur Pondasi menerus atau disebut juga pondasi lajur adalah pondasi yang dibuat sepanjang arah melintang dan memanjang bangunan di bawah deretan kolom struktur. Pondasi ini dipakai apabila beban bangunan relatif berat, tanah kurang baik, sehingga kalau dibuat pondasi setempat luas dasarnya kurang. Gambar 3.40 Pondasi lajur Struktur bawah dibentuk oleh pondasi dengan fungsi utama sebagai pemikul beban bangunan. Struktur bawah yang dipakai dalam rancangan bangunan ini adalah pondasi tiang pancang, yang dipilih berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: a. Cocok untuk semua daya dukung tanah. b. Tahan gempa; karena lokasi obyek berada di Gorontalo yang berdekatan dengan Sulawesi Utara yang merupakan jalur gunung berapi 74

75 yang masih efektif dalam intensitas kecil maupun sedang yang rentan terhadap gempa bumi. c. Kemudahan pelaksanaan, tidak memerlukan pekerjaan galian karena tiang-tiang langsung ditancapkan ketanah. d. Letak lapisan tanah kasar berada jauh didalam (± 6-10 m). e. Kekuatan struktur. 2. Struktur Tengah (Main Strukture) Berikut ini merupakan unsur unsur struktur dasar bangunan Unsur Linier Kolom dan balok : mampu menahan gaya aksial dan gaya rotasi. Gambar 3.41 Contoh kolom yang terpotong Unsur permukaan Dinding, : dapat berlubang atau berangka, mampu menahan gaya gaya aksial dan rotasi. Plat : padat atau beruas, ditumpu pada rangka lantai, mampu memikul beban di dalam dan tegak lurus terhadap bidang tersebut. Unsur Spasial Pembungkus fasade atau inti ( core ), misalnya dengan mengikat bangunan agar berlaku sebagai suatu kesatuan. Perpaduan dari unsur unsur dasar di 75

76 atas akan membentuk struktur tulang dari bangunan. Kita dapat membayangkan berbagai kemungkinan pemecahan yang tak terhingga. Struktur tengah dibentuk oleh lantai, kolom, balok dan dinding yang berfungsi sebagai pembentuk ruang, sebagai pembentuk bangunan dan sebagai pelindung. Struktur tengah yang digunakan adalah struktur rangka, dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Struktur rangka grid radial merupakan hal khusus yang berlaku untuk bentuk apa saja. Disamping mengikuti garis maka pengembangan bentuk denah dapat juga mengikuti garis-garis lainnya yang sesuai. b. Kuat dan efisien dalam pengaturan lay out ruang sehingga pengaturan ruang lebih bebas dan fleksibel untuk diadakan pengembangan. c. Kemudahan pelaksanaan. 3. Struktur Atas (Upper Strukture) Rangka Batang Rangka batang adalah susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga, sehingga menjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk apabila diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih pada batangnya. Setiap elemen tersebut seeara umum dianggap tergabung pada titik hubungnya dengan sambungan sendi. Prinsip utama yang mendasari penggunaan rangka batang sebagai struktur pemikul bebanadalah penyusunan elemen menjadi konfigurasi segitiga yang menghasilkan bentuk stabil. 76

77 Untuk rangka batang yang hanya memikul beban vertikal, pada batang tepi atas umumnya timbul gaya tekan, dan pada tepi bawah umumnya timbul gaya tarik. Gaya tarik atau tekan ini dapat timbul pada setiap batang, dan mungkin saja terjadi pola yang berganti-ganti antara tarik dan teka Gambar 3.42 Rangka Batang 77

78 Gambar 3.43 Jenis Rangka Batang Fungsi dari struktur atas adalah sebagai penutup bangunan, sebagai pelindung terhadap hujan dan radiasi matahari serta mendukung penampilan bangunan secara keseluruhan. Konstruksi atap yang digunakan adalah konstruksi rangka baja ringan karena dengan struktur ini dapat melingkupi bentangan lebar dan juga dipadukan dengan atap pelat beton. Balok dan Plat Lantai 2 Pada massa berlantai 2 perlu adanya plat lantai dan balok sebagai pendistribusi beban di lantai 2 hingga ke kolom dan pada akhirnya ke pondasi Gambar 3.44 Balok dan plat lantai beton 78

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN

BAB III PROGRAM RANCANGAN BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Aspek Site Dan Lingkungan 1. Lokasi a. Pengenalan Lokasi Gambar 3.1 Peta kota Gorotalo (sumber : Buku RTRW kota Gorontalo,2013) Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang Skema 1 : Organisasi ruang museum Keterkaitan atau hubungan ruang-ruang yang berada dalam perancangan museum kereta api Soreang dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS Langkah kami setelah mencari tahu dan segala informasi tentang Pulau Nias adalah survey langsung ke lokasi site untuk Tugas Akhir ini. Alangkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN. Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota

BAB III PROGRAM RANCANGAN. Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota INDA PUTRI JULIANTY BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1. Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1 Pemilihan Lokasi Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota Gorontalo sendiri sudah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

BAB III ANALISA. Lokasi masjid BAB III ANALISA 3.1. Analisa Tapak 3.1.1. Lokasi Lokasi : Berada dalam kawasan sivitas akademika Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang KDB : 20% KLB : 0.8 GSB : 10 m Tinggi Bangunan : 3 lantai

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Metode perancangan dalam seminar ini yaitu berupa penjelasan dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan obyek perancangan

Lebih terperinci

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG Ertin Lestari Adhi Widyarthara Gaguk Sukowiyono Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI Malang sebagai

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan Senen, Jakarta Pusat : ± 48.000/ 4,8 Ha : Fasilitas

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Kabupaten Pati terletak di daerah pantai Utara Pulau Jawa dan di bagian Timur dari Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan segi letaknya

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM PERANCANGAN

BAB III PROGRAM PERANCANGAN 29 BAB III PROGRAM PERANCANGAN A. Tata Ruang Makro 1. Penentuan Lokasi Site Gambar 3.1 Peta Kabupaten Bone Bolango (Sumber: Dokumen Faksi Bone Bolango) Pemilihan lokasi site harus memperhatikan beberapa

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang

BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Lokasi Rancangan Gorontalo merupakan salah satu dari empat kota tertua yang ada di pulau Sulawesi, yakni Gorontalo, Makassar, Manado, dan Parepare. Gorontalo berdiri secara

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan di galakkannya kembali pemberdayaan potensi kelautan maka sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep dasar perancanagan Konsep dasar perancangan Resort dengan Fasilitas Meditasi ialah untuk mendukung potensi wisata pantai di Anyer. Memaksimalkan pengolahan ruang dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide rancangan pada Pusat Rehabilitasi Tuna Daksa di Surabaya berawal dari fakta di lapangan, yaitu fasilitas-fasilitas umum yang kurang memberikan kemudahan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Deskripsi Judul Judul dalam laporan Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah Penataan Plaza dan Pusat Kuliner di Kawasan Simpang Lima Semarang (Pendekatan pada Konsep

Lebih terperinci

ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS

ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS TUGAS AKHIR SARJANA STRATA-1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 1.1 Konsep Dasar Tujuan konsep dasar Rencana Pengembangan Fasilitas Darat pelabuhan Wini mengacu pada program Pemerintah Daerah Kabupaten TTU yang menjadikan wini sebagai kota

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu

Lebih terperinci

LINGKUNGAN DAN UKURAN JL. YOS SUDARSO SITUASI LOKASI SITE. 173,5 m. 180 m. 165 m. 173 m

LINGKUNGAN DAN UKURAN JL. YOS SUDARSO SITUASI LOKASI SITE. 173,5 m. 180 m. 165 m. 173 m JL. YOS SUDARSO LINGKUNGAN DAN UKURAN 173,5 m 180 m 165 m LOKASI SITE 173 m JL. YOS SUDARSO VIEW View Baik View Cukup Baik View Tidak Baik Arah Orientasi bangunan Orientasi bangunan Orientasi fasade gedung

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM TAPAK

IV KONDISI UMUM TAPAK IV KONDISI UMUM TAPAK 4.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Secara geografis kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea terletak pada 16 32 BT 16 35 46 BT dan 6 36 LS 6 55 46 LS. Secara administratif terletak di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa ini adalah hasil analisis pada bab sebelumnya yang kemudian disimpulkan. Konsep ini merupakan konsep turunan dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA ZONIFIKASI Dasar pertimbngan Potensi site Kemungkinan pengelohan Tuntutan kegiatan UTILITAS Konsep utilitas pada kawasan perencanaan meliputi : 1. Terjadinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari BAB III METODE PERANCANGAN Kajian perancangan ini adalah berupa penjelasan dari proses merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir yang berjudul Redesain Kantor Bupati

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep Representasi Citra High Tech Architecture yang berkaitan erat dengan aspek teknologi kekinian atau modernisasi. konsep

Lebih terperinci

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1 Deskripsi Umum Lokasi Lokasi perancangan mengacu pada PP.26 Tahun 2008, berada di kawasan strategis nasional. Berda satu kawsan dengan kawasan wisata candi. Tepatnya

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR DIAGRAM... vii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1. Konsep Dasar Perencanaan Konsep perencanaan revitalisasi pasar merupakan kesimpulan dari analisis perencanaan revitalisasi pasar. Konsep perencanaan Revitalisasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Analisa Lahan Perencanaan Dalam Konteks Perkotaan 4.1.1 Urban Texture Untuk Urban Texture, akan dianalisa fungsi bangunan yang ada di sekitar tapak yang terkait dengan tata

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar.  Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH 56 ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan hasil inventarisasi maka dari faktor-faktor yang mewakili kondisi tapak dianalisis sehingga diketahui permasalahan yang ada kemudian dicari solusinya sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencanaan dan perancangan arsitektur, terdapat beberapa hal yang harus di pertimbangkan antara lain: Aspek manusia/pengguna Aspek bangunan/fisik Aspek lingkungan/lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Rancangan Ide rancangan Terminal Penumpang Pelabuhan di Paciran Lamongan ini merupakan fasilitas penyedia jasa layanan publik yang mampu menampung kegiatan berkumpulnya

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya yang telah dijelaskan, sebuah hasil yang menjawab permasalahan dalam suatu perancangan melalui

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci