PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR"

Transkripsi

1 PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR (Studi Kualitatif Tentang Program Bantuan Belajar Gratis LSM Yayasan Abdi Satya Di Kecamatan Pantai Cermin) Rossa Dame Hasian Sarumaha Abstrak Penelitian yang berjudul Peran Komunikasi Kelompok dalam Meningkatkan Minat Belajar: Sebuah Studi Kualitatif tentang Program Bantuan Belajar Gratis LSM Yayasan Abdi Satya di Kecamatan Pantai Cermin, adalah penelitian yang mengkaji bagaimana peranan komunikasi kelompok dalam meningkatkan minat belajar dikalangan anak dan remaja. Penelitian ini difokuskan pada hubungan persahabatan dengan batasan pada perhatian, perasaan dan motivasi yang terjalin dalam komunikasi kelompok sehingga mempengaruhi minat belajar anak dan remaja.paradigma yang digunakan oleh peneliti adalah paradigma klasik (postpositivisme) yang bebas nilai melalui interview, dan observasi. Pemilihan kesembilan informan dilakukan dengan metode samplingrandom dan dibantu dengan beberapa rekomendasi dari pihak pengajar YAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kesembilan informan utama (peserta kelompok belajar) dan tiga informan tambahan (staff pengajar YAS), hubungan persahabatan melibatkan rasa perhatian dan perasaan senang dengan sesama anggot kelompok belajar dapat meningkatkan minat belajar anak dan remaja. Perubahan sikap dan motivasi dalam belajar ini terlihat dari kerajinan dan kehadiran anak anak dalam mengikuti kelompok belajar dan seiring nilai prestasi belajar yang meningkat baik di dalam kelompok belajar mereka dan prestasi di sekolah. Minat belajar anak dan remaja juga terlihat tinggi dengan sikap yang antusias dan membiasakan diri untuk berdiskusi dan aktif dalam perlombaan pelajaran yang diadakan intern YAS maupun di luar kelompok belajar YAS. Kata Kunci: Komunikasi Kelompok, Groupthink, Minat belajar, LSM PENDAHULUAN Konteks Masalah Yayasan Abdi Satya merupakan salah satu LSM yang memiliki visi dan misi meningkatkan kualitas pendidikan bagi masyarakat (keluarga) yang kurang mampu. Melalui program belajar gratis yang mereka lakukan, yayasan Abdi Satya menjadi perpanjangan tangan pemerintah bahkan lembaga pendidikan sekolah untuk menggali bakat dan minat belajar anak-anak yang mengikuti program belajar gratis ini. Yayasan Abdi Satya yang berlokasi di kecamatan Pantai Cermin dipilih berdasarkan adanya beberapa desa yang penduduknya masih belum begitu perduli pentingnya pendidikan oleh karena tingkat perekonomian masyarakat yang masih rendah. Lokasi sekolah yang juga cukup jauh dari pemukiman penduduk juga menjadi faktor penghambat untuk anak-anak di kecamatan Pantai Cermin untuk bersekolah. Berdasarkan uraian penjelasan di atas, peneliti merasa 1 1

2 tertarik untuk melakukan penelitian mengenai peranan komunikasi kelompok dalam meningkatkan minat belajar anak yang menjadi peserta program belajar gratis ini melalui dorongan kelompok kecil dan persahabatan yang terjalin dalam kelompok belajar mereka. Fokus Masalah Perumusan masalah ini bertujuan untuk membatasi pembahasan penelitian agar lebih terarah dan tidak terlalu luas dalam memfokuskan topik yang telah ditentukan. Berdasarkan latar belakang dari uraian di atas maka fokus masalah penelitian ini adalah berikut: 1. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana peranan komunikasi kelompok dalam meningkatkan minat belajar anak dan remaja. 2. Minat belajar yang dimaksudkan dalam penelitiaan ini terbatas pada perhatian, perasaan dan motivasi. 3. Responden penelitian ini adalah kelompok-kelompok belajar yang terdaftar pada Program Belajar Gratis yang berorentasi pada hubungan persahabatan. 4. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013 sampai selesai. KAJIAN PUSTAKA Komunikasi Kelompok Kecil Kelompok kecil seperti kelompok diskusi atau belajar merupakan kelompok yang belum terorganisir misalnya, tiga atau empat orang berdiskusi atau, sepuluh orang yang mengadakan rapat juga merupakan kelompok kecil tetapi bukan organisasional (Arifin, 1998). Kelompok menentukan cara seseorang berbicara, berpakaian, bekerja dan juga mempengaruhi emosi seseorang suka dan duka. Komunikasi kelompok telah digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku, mengembangkan kesehatan jiwa, dan meningkatkan kesadaran (Rahmat, 2007). Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi. Secara umum Jalaluddin Rahmat (2007) membagi kelompok atas tiga klasifikasi kelompok yaitu: 1. Kelompok Primer dan Sekunder Charles Horton Cooley (1909) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita. Berdasarkan karakteristik komunikasinya, kelompok dibagi sebagai berikut: a. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana private saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas. b. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal. 2

3 c. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok sekunder sebaliknya. d. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental. e. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal. 2. Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan. Theodore Newcomb (1956) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. 3. Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer. Groupthink Teori groupthink dikembangkan oleh Irvin L. Janis dan teman-temannya yang diangkat dari sebuah pengujian secara mendetil mengenai efektifitas pengambilan keputusan dalam kelompok.irving Janis dalam bukunya Victims of Groupthink (1972) mejelaskan apa yang terjadi di kelompok kecil dimana anggota anggotanya memiliki hubungan baik satu sama lain. Janis menggunakan istilah groupthink untuk menunjukkan suatu mode berpikir sekelompok orang yang sifatnya kohesif (terpadu) ketika usaha-usaha keras yang dilakukan anggotaanggota kelompok untuk mencapai kata mufakat telah mengesampingkan motivasinya untuk menilai alternatif-alternatif tindakan secara realistis (dalam West & Turner, 2008:274). Minat Belajar Kata minat mengandung pengertian yaitu kecendrungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Nasution, 3

4 1995: 23). Artinya bahwa seseorang yang berminat terhadap suatu aktvitas dan memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang. Dalam Kamus Besar Indonesia (KBBI) minat adalah kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri yang disebabkan dalam diri seseorang melalui perubahan tingkah laku. Minat belajar dapat diingatkan melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktivitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang yang menaruh minat pada suatu objek. Demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologi yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi tersebut amat penting sehingga konsentrasi yang baik akan melahirkan sikap. Guna memperoleh prestasi, selain kecerdasaan dan perhatian juga terdapat minat. pemusatan perhatian yang tinggi pada objek yang sedang dipelajari. Minat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, siswa yang berminat terhadap pelajaran yang disenangi akan mempelajari dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti penyajian pelajaran dan bahkan dapat menemukan kesulitan-kesulitan dalam belajar. Apabila segala kegiatan dilakukan tanpa minat, maka kurang efektif dan efisien. Minat seperti yang dipahami dan dipakai orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pencapaian hasil belajr siswa dalam bidang bidang studi tertentu (Syah, 2003: 151). METODOLOGI PENELITIAN Metode yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yaitu memusatkan diri secara intensif kepada suatu objek tertentu, dengan mempelajarinya sebagai studi kasus. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan dan memaparkan hal-hal yang ditanyakan dalam penelitian. Melalui metode penelitian ini, peneliti ingin menggali bagaimana peran komunikasi kelompok dalam sebuah kelompok kecil belajar yang berorientasi pada hubungan antar individu-individu yang memiliki persamaan-persamaan tertentu dalam meningkatkan minat belajar peserta kelompok kecil. Tujuan studi kasus adalah meningkatkan pengetahuan mengenai peristiwa peristiwa komunikasi yang nyata dalam berbagai konteks. Pertanyaan tentang bagaimana dan mengapa hal hal tertentu dapat terjadi dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana peran komunikasi kelompok yang ada dalam kelompok belajar dapat meningkatkan minat anak untuk belajar? dalam riset ini. Pada dasarnya peneliti mencoba mengetahui proses proses komunikasi yang terjadi dalam kelompok kelompok belajar tersebut, kemudian mencoba mencari apakah terdapat hubungan dengan minat anak anak untuk belajar separti yang dikemukan oleh Daymon (2008): 1. Melakukan analisis mendetail mengenai kasus dan situasi tertentu 2. Berusaha memahami dari sudut pandang individu individu yang berada dalam kelompok belajar tersebut 3. Mencatat bermacam macam pengaruh dan aspek aspek hubungan komunikasi dan pengalaman 4. Membangkitkan perhatian pada faktor yang berhubungan satu sama lain. Dengan mempelajari secara seksama dan wawancara seorang individu, 4

5 suatu kelompok atau suatu kejadian, periset bertujuan memberikan uraian yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti (Mulyana, 2007: 201). Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta (anak) dari kelompok kelompok belajar yang berlokasi dibeberapa desa (dusun) yang menerima bantuan Program Belajar Gratis yang dilakukan oleh Yayasan Abdi Satya di Kecamatan Pantai Cermin, Sumatra Utara. Jumlah desa yang dipilih sebanyak tiga desa maupun dusun. Peserta yang dipilih dari kelompok belajar memiliki kriteria yang dianggap berhubungan dengan penelitian seperti: memiliki kecakapan dalam berkomunikasi yang baik, usia minimal tujuh tahun atau sudah duduk dibangku SD kelas I dan maksimum berusia 15 tahun atau yang sudah duduk dibangku SMA dan memiliki kedekatan (kohesitivitas) yang tinggi dengan anggota anggota kelompoknya. Untuk unit analisis atau sampelnya dipilih beberapa peserta (anak) dari tiap kelompok - kelompok belajar dan beberapa staff pengajar dari YAS. Pemilihan peserta yang menjadi sample berdasarkan pengamatan tingkat keeratan (kedekatan) hubungan dalam kelompok. Jumlah sampel yang dipilih sebanyak dua hingga tiga orang anak dari satu kelompok belajar. Banyaknya kelompok yang akan dipilih sebanyak tiga hingga empat kelompok belajar berdasarkan kebutuhan penelitian sampai informasi yang diperlukan terpenuhi. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif laporan penelitian akan berisi kutipan kutipan atau untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut, data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Observasi (Pengamatan) Burhan Bungin (2007: 115) menyatakan Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimupun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Adapun bentuk observasi yang dilakukan adalah observasi tak berstruktur dimana observasi dilakukan tanpa guide observasi. b. Wawancara Mendalam (In-Depth Interview) Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data yang meliputi kegiatan wawancara mendalam terhadap informan yang dipilih yaitu beberapa anggota kelompok dari tiap kelompok kecil yang menerima bantuan program Belajar Gratis dari Yayasan Abdi Satya dan guru pengajar. c. Studi Literatur Studi litelatur dilakukan dengan melakukan studi kepustakaan pengumpulan data melalui berbagai literature yang berkaitan dengan penelitian ini, antara buku buku referensi, jurnal, tulisan dan melalui media internet. d. Metode Dokumenter Menurut Burhan Bungin (2010: ) metode dokumenter adalah metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi sosial. Pada intinya metode dokumenter digunakan untuk menelusuri data hsitoris. Sebagaian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, dan laporan. 5

6 Analisis Data Strategi analisis data yang digunakan adalah deskritif kualitatif, yang pada dasarnya memiliki kesamaan dengan desain deskriftif kuantitatif. Desain deskriptif kualitatif biasa disebut pula dengan kuasi desain kuantitatif semu. Karena itu desain strategi ini belum benar-benar kualitatif karena konstruksinya masih dipengaruhi oleh tradisi kuantitatif, terutama dalam menempatkan teori pada data yang diperolehnya. Dikatakan kuasi kualitatif, juga karena sifatnya tidak terlalu mengutamakan makna, sebaliknya penekanannya pada deskriptif menyebabkan format deskriptif kualitatif lebih banyak menganalisa permukaan data, memperhatikan proses kejadian dari fenomena-fenomena bukan kedalaman data atau makna data. Deskriptif kualitatif mengadopsi cara berpikir induktif untuk mengimbangi cara berpikir deduktif (Bungin, 2010: 146). HASIL DAN PEMBAHASAN Interaksi dalam Kelompok Kecil Melalui Persahabatan Dalam hasil analisis wawancara dari situasi kelompok belajar diatas dapat terlihat dengan jelas bahwa alasan yang mendominasi dari hampir keselurahan peserta kelompok belajar ini adalah untuk mendapat teman yang lebih banyak dan bervariasi seperti ungkapan dari Putri, Wawan, Shella, Nurlela, Suhendri dan peserta lainnya. Seperti yang telah dituliskan dalam latarbelakang dari penelitian ini bahwa setiap orang membutuhkan orang lain, membutuhkan komunikasi dan interaksi dalam dunia sosial mereka. Hal ini menunjukan bahwasanya dorongan akan kebutuhan berkomunikasi dan bersahabat dengan orang lain adalah salah satu kebutuhan dasar setiap orang, yang pada prosesnya sudah dimulai pada saat seseorang (sejak kecil) membuka diri terhadap lingkungan dan orang orang disekitarnya. Dorongan untuk memiliki sebuah kelompok dalam kelompok belajar ini terlihat juga dengan adanya persamaan persamaan diantara kelompok belajar. Hal ini terlihat dari persamaan tingkat kelas, sama sama berasal dari lingkungan ataupun desa yang sama atau berdekatan, bahkan juga faktor latarbelakang keluarga yang tidak terlalu berbeda dari anggota anggota kelompok yang lainnya. Hal serupa ini diperkuat oleh Irving Janis, menjelaskan apa yang terjadi dikelompok kecil dimana anggota anggotanya memiliki nasib yang sama, akan mendorong setiap anggota kedalam suatu hubungan yang kuat dan kebersamaan (West & Turner 2008: 274). Pada umumnya perasaan (dorongan) ini timbul karena persamaan dan juga adanya rasa ketertarikan dan senang terhadap apa apa yang menjadi bagian dari kelompok Dengan adanya dorongan kebersamaan dalam kelompok belajar ini, maka terbentuk juga perasaan senang, rasa nyaman dan bangga dalam mengikuti proses belajar mengajar. Aktifitas aktifitas yang terjadi selama berlangsungnya proses belajar mengajar, menimbulkan rasa kebersamaan dan keterikatan perasaan (emotional connection). Pembagian peserta dalam kelompok yang jumlahnya lebih sedikit menciptakan rasa kohesivitas kelompok tersebut. Peneliti merasakan adanya perubahan perasaan seperti rasa empati terhadap teman sekelompok mereka yang 6

7 memiliki masalah, contoh bila ada yang mengolok olok teman sekelompok mereka maka anggota yang lain akan memberi pembelaan atau perlindungan, rasa kesetiakawanan yang mereka tunjukkan dengan saling membantu satu sama lain. Anggota anggota dalam kelompok kecil ini juga semakin meningkatkan komunikasi kelompok mereka ditandai dengan keterbukaan diri, seperti misalnya bila ada yang tidak mengerti tugas yang diberikan dalam kelompok, tidak malu untuk meminta bantuan dan berdiskusi bersama. Hubungan persahabatan mereka pun semakin menjadi lebih akrab karena di dalam kebersamaan mereka terdapat komunikasi interpersonal yang lebih berkualitas. Hal ini ditandai dengan adanya keterbukaan mengenai segala masalah yang dialami oleh masing masing anggota, pandangan yang positif terhadap teman sehingga rasa percaya akan pendapat yang diberikan akan membangun, adanya kesamaan pemikiran dalam mendiskusikan suatu permasalahan atau tugas tanggung jawab yang diberikan dan rasa kebersamaan untuk mempertahankan persahatan tetap berjalan baik. Dalam bentuk bentuk aktifitas komukasi interpersonal tersebut, terbentuk jugalah komunikasi kelompok kecil. Dalam komunikasi kelompok kecil ini, para peserta terlihat ingin saling berbagi kesenangan dengan belajar, tertawa bersama dan menjaga persahabatan mereka. Interaksi dalam Kelompok Kecil dan Minat Belajar Komunikasi dalam bentuk diskusi yang ditanamkan YAS dalam diri anak anak peserta kelompok belajar dalam proses belajar mengajar berlangsung secara konstant dan amat efektif. Hal ini terlihat dari jalinan komunikasi antarpribadi yang akrab, baik diantara sesama anggota anggota kelompok belajar maupun diantara pengajar dan peserta kelompok tersebut. Mekanisme ini memungkinkan adanya akses yang terbuka dan menyenangkan dalam menciptakan kesenangan dalam belajar dalam diri setiap anak sehingga menimbulkan tingkat minat belajar yang tinggi. Seiring berkembangnya perasaan senang yang ditunjukan oleh setiap anggota anggota kelompok kecil maka muncul juga minat belajar dikalangan peserta kelompok belajar tersebut. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu biasanya cenderung untuk memperhatikan secara kontinue baik secara sadar maupun tidak pada objek tertentu, biasanya dapat membangkitkan Minat belajar merupakan perubahan tingkah laku dari seseorang yang dicerminkan dalam sikap konsentrasi. Kondisi psikologi yang baik yang dirasakan setiap anak dalam kelompok belajarnya akan meningkatkan konsentrasi belajar mereka. Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan yang erat sekali. Dalam hal ini dapat terlihat dari kehadiran anak anak tersebut yang aktif dan antusias pada setiap kali kelompok belajar dilaksanakan, seperti yang ditunjukkan oleh salah satu peserta kelompok belajar di Ujung Rambung, yaitu Wawan. Di dalam kelompok belajar Wawan sangat aktif dan antusias dalam mengikuti pelajarannya. Dia bahkan menunggu nunggu giliran untuk dapat maju ke depan mengerjakan soal yang diberikan dalam kelompok. Hal ini juga memberi dorongan besar bagi teman sekompoknya untuk mengikuti pelajaran seperti Wawan. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seorang anak lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, 7

8 dapat pula di manifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Hal ini telihat dari beberapa pendapat peserta kelompok belajar ketika membandingkan proses belajar di sekolah dengan di kelompok belajar YAS. Minat terhadap sesuatu yang dipelajari dapat mempengaruhi belajar pada tahap selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat baru, ini berarti menunjukkan pada anak bagaimana minat sebagai suatu keinginan dalam pengetahuan atau kecakapan tertentu yang dapat mempengaruhi dirinya, dapat mencapai tujuan-tujuannya bahkan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Minat dan motivasi yang kuat pada diri seseorang akan mampu mendorong dirinya untuk berusaha lebih giat untuk memperoleh sukses yang lebih besar. KESIMPULAN Berikut ini adalah kesimpulan yang diambil peneliti berdasarkan pada pengalaman informan informan yang telah diwawancarai dan pengalaman peneliti yang juga ikut mengajar dan mendampingi anak anak peserta kelompok belajar dalam program bantuan belajar YAS: 1. Kelompok kecil melalui persahabatan adalah salah satu contoh dimana terjadinya komunikasi kelompok kecil. Hal ini dapat terlihat dari tingkat aktifitas aktifitas yang terjadi di dalam kelompok tersebut sangat tinggi sehingga remaja semangat dalam belajar, dalam hal seperti contoh: bekerja bersama sama dan berdiskusi untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang mereka miliki dalam kelompok pada saat proses belajar mengajar berlangsung. 2. Dalam penelitian terlihat adanya peningkatan minat belajar yang terbentuk dalam kelompok kelompok belajar anak anak dan remaja.dorongan minat belajar ini timbul dari pengaruh komunikasi yang kuat di dalam kelompok kelompok belajar tersebut sehingga terjadi perubahan prilaku (dampak komunikasi). Contohnya yang didapat oleh peneliti adalah perubahan sikap anak seperti Nurlela dan Anis yang pada awalnya termasuk anak yang pemalu dan pasif dalam kelompok baru mereka. 3. Ketertarikan dalam diri anak anak dapat berasal dari berbagai bentuk atau unsur. Seseorang dapat menyukai sesuatu karena sesuatu itu unik dan menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri mereka. Dua orang anak dapat menjadi teman akrab yang kemudian membentuk satu kelompok ketika mereka memiliki rasa kesenangan yang sama dan mempunyai komitmen yang tinggi. 4. Hal yang paling signifikan untuk mengukur meningkat atau tidak meningkatnya minat belajar anak anak peserta kelompok belajar YAS, dapat diukur dari tingkat kehadiran setiap peserta dalam hal ini dapat digambarkan dari kesembilan informan yang telah diwawancarai oleh peneliti. Dan sebagai tambahannya adalah nilai prestasi yang mereka terima dalam bentuk rapot per triwulan yang diberikan YAS kepada orang tua anak anak peserta kelompok belajar YAS. Dari kesembilan informan telihat bahwa nilai rapot mereka sangat memuaskan dan kehadiran mereka yang tidak atau jarang sekali absen. 8

9 SARAN 1. Dari pengalaman pribadi peneliti ketika menjalani proses belajar di sekolah hingga perguruan tinggi, ketertarikan belajar bukanlah suatu yang penting yang ditanamkan baik oleh keluarga, maupun lingkungan pendidikan. 2. Guru, shadow teacher dalam hal ini adalah staff pengajar YAS, dan orang tua adalah suatu kesatuan yang saling melengkapi dan mendukung dalam perkembangan anak anak untuk mencintai pelajaran mereka. 3. Untuk meningkatkan penyesuaian diri anak terhadap lingkungan barunya perlu meniciptakan situasi yang kondusif antara pendidik dengan anak dan yang anggota lainnya, sehingga memudahkan dalam merealisasikan kondisikondisi psikologis untuk meningkatkan kecerdasan melalui peningkatan proses pembelajaran yang optimal. 4. Pihak pendidik (staff pengajar YAS) dalam proses pembelajarannya harus mampu memilih strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan sifat pesan yang disampaikan serta kemampuan masing-masing anak anak yang mengikuti proses belajar. 5. Belajar dan bermain, itu hal yang sudah biasa kita dengar dan tidak asing lagi. Diperlukan suatu pengukur yang tepat, baik berupa evaluasi belajar atau test (ujian) agar antara belajar dan bermain tetap seimbang. Adakalanya terlalu banyak menghabiskan waktu untuk bermain akan menimbulkan pergeseran akan minat belajar atau bahkan sebaliknya bila terlalu banyak belajar akan menimbulkan kebosanan terhadap apa yang dipelajari. Seperti yang dilakukan oleh YAS, sangatlah inovatif. Belajar dengan bermain merupakan ide yang baik untuk anak anak menimbulkan minat belajar mereka bahkan mengasah kreatifitas mereka. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Anwar Ilmu Komunikasi Suatu Penghantar Ringkas. Jakarta: Rajawali Pers. Bungin, Burhan Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Mulyana, Dedy Ilmu Komunikasi Suatu Penghantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Rahmat, Djalaluddin Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Syah, Muhibbin Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada West, Richard & Lynn H Turner Penghantar Teori Komunikasi; Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. 9

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Menurut Anwar Arifin komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan

Lebih terperinci

(STUDI KUALITATIF TENTANG PROGRAM BANTUAN BELAJAR GRATIS LSM YAYASAN ABDI SATYA DI KECAMATAN PANTAI CERMIN) SKRIPSI ROSSA DAME HASIAN SARUMAHA

(STUDI KUALITATIF TENTANG PROGRAM BANTUAN BELAJAR GRATIS LSM YAYASAN ABDI SATYA DI KECAMATAN PANTAI CERMIN) SKRIPSI ROSSA DAME HASIAN SARUMAHA PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR (STUDI KUALITATIF TENTANG PROGRAM BANTUAN BELAJAR GRATIS LSM YAYASAN ABDI SATYA DI KECAMATAN PANTAI CERMIN) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Sebagai mahluk sosial manusia memiliki dorongan keinginan untuk saling berhubungan dengan individu lainnya. Dorongan sosial tersebut mengharuskan setiap individu untuk

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Teori yang Digunakan dalam Penelitian Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi dan preporsisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan

Lebih terperinci

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Ir. Henrikus, SPsi, CHT PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI KOMUNIKASI KELOMPOK

PSIKOLOGI KOMUNIKASI KOMUNIKASI KELOMPOK PSIKOLOGI KOMUNIKASI KOMUNIKASI KELOMPOK APA ITU KELOMPOK? Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Teori

BAB II. Kajian Teori BAB II Kajian Teori 2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui strategi humas Departemen Agama dalam mengkampanyekan penyelenggaraan ibadah haji untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu,

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan unsur yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Kegiatan pembelajaran dalam kelas sangatlah menentukan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Pertemuan ke 7. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi.

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Pertemuan ke 7. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pertemuan ke 7 Sistem Komunikasi Kelompok Dikaji Dalam Beberapa Bagian: Kelompok dan Pengaruhnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen 44 B A B III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki ciri khas masing-masing, berbeda antara satu dengan yang lain, karena cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan baik secara jasmani maupun rohani dimana kita lahir secara turun-temurun, membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pendidikan adalah suatu usaha untuk mencerdaskan dan membudayakan manusia serta mengembangkannya menjadi sumber daya yang berkualitas. Berdasarkan UU

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriftif, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriftif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGADIREJO KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh:

Lebih terperinci

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

PERAN SIGNIFICANT OTHERS PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendengarkan adalah salah satu komponen kecakapan yang dimiliki oleh seseorang ketika mereka memiliki kecakapan interpersonal skills yang baik. Sebuah komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI Menurut (Singarimbun, 2006:37) teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi, dan posisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan merumuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN. korban perkosaan di LRC-KJHAM adalah pendekatan fenomenologi yang

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN. korban perkosaan di LRC-KJHAM adalah pendekatan fenomenologi yang BAB III PENDEKATAN PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang penulis gunakan untuk meneliti komunikasi terapeutik yang dibangun oleh pendamping terhadap perempuan korban perkosaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dijadikan sebagai perhatian utama disetiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN Andy Sapta Program Pendidikan Matematika, Universitas Asahan e-mail : khayla2000@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hubungan interpersonal sangat penting untuk perkembangan perasaan kenyamanan seseorang dalam berbagai lingkup sosial. Hubungan Interpersonal membantu dalam

Lebih terperinci

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Konsentrasi Larutan dan Perhitungan Kimia Kelas X Teknik Gambar Bangunan A SMK Negeri 3 Palu Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan implementasi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mencerdaskan bangsa. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR MATEMATIKA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SEMARANG

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR MATEMATIKA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SEMARANG PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR MATEMATIKA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SEMARANG 1 Budi Utomo, 2 Iswahyudi Joko Suprayitno Email: budi_utomo@gmail.com Email: Matematikawan.Mr.Joe.@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai mahluk sosial, adalah perilaku berkomunikasi antarmanusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 777 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Aktif Peran aktif merupakan partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai obyek dan subyek, maksudnya yaitu selain siswa mendengarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan oleh Peneliti adalah paradigma post positivisme. Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 1970-1980an. Pemikirannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Metode Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1.

KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1. KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR EFFECT OF INTERPERSONAL COMMUNICATION TEACHER OF INTEREST

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun Oleh : FEBRUANI

Lebih terperinci

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam pandangan filosof, paradigma merupakan pandangan awal yang membedakan, memperjelas dan mempertajam orientasi berpikir seseorang. Hal ini membawa

Lebih terperinci

KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KOMUNITAS MUSIK INDIE (Fungsi Komunikasi Kelompok pada Komunitas Musik Indie Kirana di Jalan Darussalam kota Medan)

KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KOMUNITAS MUSIK INDIE (Fungsi Komunikasi Kelompok pada Komunitas Musik Indie Kirana di Jalan Darussalam kota Medan) KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KOMUNITAS MUSIK INDIE (Fungsi Komunikasi Kelompok pada Komunitas Musik Indie Kirana di Jalan Darussalam kota Medan) Reza Fiezry Lubis 080904132 ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian deskriptif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana suatu struktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku didalamnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau description research adalah penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkarya seni, setiap individu selalu ingin mengkomunikasikan karyanya kepada orang lain dan sekaligus memuaskan orang lain tersebut. Individu tidak akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah organisasi apapun bentuknya membutuhkan pegawai yang paling ideal untuk mendukung terciptanya pencapaian tujuan organisasi. Pegawai sebagai Man Power

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

DAMPAK KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) TANJUNG TUALANG KECAMATAN PEUREULAK BARAT

DAMPAK KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) TANJUNG TUALANG KECAMATAN PEUREULAK BARAT DAMPAK KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) TANJUNG TUALANG KECAMATAN PEUREULAK BARAT SKRIPSI Diajukan Oleh: ZAITUN AKMAL NIM. 211001362 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. budaya dalam negeri. Dunia musik telah mengalami perkembangan, genre musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. budaya dalam negeri. Dunia musik telah mengalami perkembangan, genre musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia hiburan di tanah air banyak memiliki ragam bintang. Salah satunya melalui industri musik yang menjadi salah satu mata pencaharian yang cukup berkembang di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, non formal maupun informal,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016 BAB V PEMBAHASAN 1. Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016 Di dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Komunikasi adalah istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, yang bersumber dari kata komunis yang berarti sama. Sama disini maksudnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode artinya cara yang dilakukan dalam penelitian. Sedangkan penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku 67 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab persoalan-persoalan dalam penelitian tersebut. Paradigma merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab persoalan-persoalan dalam penelitian tersebut. Paradigma merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nasution, membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, paradigma juga membantu untuk menyelesaikan persoalan-persoalan apa yang mesti

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Berbicara tentang pendidikan sudah tentu tidak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA Djelesia, Mestawaty Ahmad, dan MuchlisDjirimu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 61 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelilitian ini adalah strategi komunikasi politik yang digunakan oleh tim sukses faisal-biem dalam pemilihan gubernur dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melainkan berupa gambaran dan kata-kata. 1

BAB III METODE PENELITIAN. melainkan berupa gambaran dan kata-kata. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni data yang digunakan merupakan data kualitatif (data yang tidak terdiri dari angkaangka)

Lebih terperinci

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KORMIANA MS Guru SMP Negeri 3 Tapung kormiiana342@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PARADIGMA Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Paradigma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bersama bahwasannya pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam semua aspek kehidupan, karena dengan pendidikan semua orang bisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Untuk mengetahui penelitian yang berjudul analisis pengendalian internal untuk mendukung kelancaran proses produksi di UD Tri Manunggal Utama Jepara maka Jenis

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS SUMINAH Dosen KSDP Universitas Negeri Malang E-mail: suminahpp3@yahoo.co.id Abstrak: Model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga. Kualitas hubungan orang tua akan memberikan dampak besar terhadap tumbuh kembang anak. Hubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Keterampilan Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang tepat harus digunakan agar peneliti dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan keadaan tertentu, yaitu untuk menghasilkan penelitian yang ilmiah dan memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses atau suatu rangkaian aktivitas yang menuju kepada perubahan-perubahan fungsional,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Minat. 1. Pengertian Minat Belajar. Besar kecilnya minat akan mempengaruhi keberhasilan bagi

BAB II KAJIAN TEORI. A. Minat. 1. Pengertian Minat Belajar. Besar kecilnya minat akan mempengaruhi keberhasilan bagi 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Minat 1. Pengertian Minat Belajar Besar kecilnya minat akan mempengaruhi keberhasilan bagi setiap kreatifitas manusia. Dalam hal belajar minat sangat besar pengaruhnya terhadap

Lebih terperinci

OLEH DESRIYANTI A1C309009

OLEH DESRIYANTI A1C309009 ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK PENYELESAIAN MASALAH TERSTRUKTUR DI KELAS X SMA NEGERI 3 BATANGHARI OLEH DESRIYANTI A1C309009

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis tetapkan, yaitu bagaimana komunikasi narsisme agnezmo direpresentasikan dalam akun instagram @Agnezmo. Maka penelitian

Lebih terperinci

PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL

PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL SUMMARY SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL KAUM HOMOSEKSUAL DALAM PENGUNGKAPAN DIRI / SELF DISCLOSURE KEPADA SAHABAT

POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL KAUM HOMOSEKSUAL DALAM PENGUNGKAPAN DIRI / SELF DISCLOSURE KEPADA SAHABAT POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL KAUM HOMOSEKSUAL DALAM PENGUNGKAPAN DIRI / SELF DISCLOSURE KEPADA SAHABAT (Studi Pada Gay di Kota Malang) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR KIMIA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SEMARANG

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR KIMIA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SEMARANG PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR KIMIA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SEMARANG 1 Ria Hadri Anti, 2 Andari Puji Astuti, 3 Bambang Hermanto 1 Pendidikan Kimia,, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Dengan mengacu pada beberapa pandangan seperti yang

Lebih terperinci

WIGATININGSIH NIM : A54C090028

WIGATININGSIH NIM : A54C090028 PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 03 SIDOMULYO AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif sangat bergantung pada pandangan dan cara pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti informasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata

Lebih terperinci

(Materi Kuliah Metodologi Penelitian PPs. UIN Maliki Malang) A. Pengantar

(Materi Kuliah Metodologi Penelitian PPs. UIN Maliki Malang) A. Pengantar (Materi Kuliah Metodologi Penelitian PPs. UIN Maliki Malang) A. Pengantar Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian Aktivitas Public Relations dalam Memberikan Informasi Mengenai TVRI sebagai TV Publik, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terkait perubahan kurikulum dalam pendidikan yang menggunakan acuan kurikulum 2013, terdapat beberapa perubahan system pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI 008 BUMI AYU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI 008 BUMI AYU PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI 008 BUMI AYU RODIAH Kepala Sekolah SD Negeri 008 Bumi Ayu Dumai email: rodiah.dumai@gmail.com

Lebih terperinci

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

MEIDITA CAHYANINGTYAS K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MEIDITA CAHYANINGTYAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn.

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn. BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar PKn Kondisi belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat perhatian siswa dalam belajar mata pelajaran PKn. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Tindakan Kelas Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data, narasi atau kalimat dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang terwujud dalam sumber daya

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Husni El Hilali Abstraksi Pengelolaan kelas memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan. Proses pembelajaran

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VI SD NEGERI 01 TANJUNGSARI PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pendidikan telah dimulai sejak penciptaan manusia pertama di dunia. Manusia memiliki tanggung jawab untuk mengelola alam semesta agar dapat dimanfaatkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pelaksanaan tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 26 Surabaya ini menggunakan paradigma alamiah

Lebih terperinci