4.1 ANALISA KESESUAIAN LAHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4.1 ANALISA KESESUAIAN LAHAN"

Transkripsi

1 ANALISA 4.1 ANALISA KESESUAIAN LAHAN Penialian kesesuaian lahan di Kabupaten Serdang Bedagai didasarkan pada karakteristik fisik dan lingkungan kabupaten tersebut yaitu dari sisi : 1. Kemiringan Lereng Salah satu kualitas lahan dalam penilaian kesesuaian lahan adalah kemiringan lereng. Semakin besar kemiringan lereng semakin rendah tingkat kesesuaian lahannya. Kemiringan lahan membentuk wilayah daratan di permukaan bumi yang disebut relief. Satuan relief ditentukan oleh kemiringan lereng dengan penggolongan sebagai berikut : 0-3% dikatagorikan datar; 3-15% dikatagorikan agak berombak; 15-30% dikatagorikan berbukit; >30% dikatagorikan bergunung. Kemiringan lereng di kabupaten Serdang Bedagai di diminasi oleh kelas,2% atau katagori datar, dengan luas sebesar ,15 Ha yang tersebar hamper diseluruh kecamatan kecuali Kecamatan Bintang Bayu, Dolok Merawan, Kotarih dan Silinda. Kemiringan lereng terluas berikutnya adalah 2 8% (agak Berobak) seluas ,78 Ha yang tersebar di semua kecamatan kecuali Kecamatan Pantai Cermin, Perbaungan, Sei Bamban, Silinda, dan Tanjung Beringin. Sedangkan lahan berelief bergunung (>30%) terdapat di wilayah Kecamatan Sipispis dengan luas 2.185,86 Ha. Kecamatan yang keseluruhan morfologinya datar adalah Kecamatan Sei Bamban, Pantai Cermin, dan Tanjung Beringin. 4-1

2 Tabel 4.1 Distribusi Kemiringan Lereng Menurut Kecamatan Di Kabupaten Serdang Bedagai No Kecamatan Kelas Slope (%)/ Ha < Bandar Khalifah 7.625,95 15,14 2 Bintang Bayu 4.424, ,16 3 Dolok Masihul 3.489,81 0, ,17 4 Dolok Merawan 8.898, ,85 5 Kotarih 26, ,50 6 Pantai Cermin 8.492,45 7 Penggajahan 2.796, , ,85 8 Perbaungan , Sei Bamban 8.247,40 10 Sei Rampah 6.901, , ,23 11 Serbajadi 1.545, , ,88 12 Silinda 5.421,69 13 Sipis-pis 229, , , , ,86 14 Tanjung Beringin 6.706,50 15 Tebing Syahbandar 797,84 746, ,30 16 Tebing Tinggi 7.372, , ,48 17 Teluk Mengkudu 6.654,02 719,89 292,68 Sumber : Dokumen Draft Laporan Akhir Pembuatan Peta Kesesuaian Lahan dan Penentuan Komoditas Unggulan Kab. Sergei, Tahun Klimatologi Kondisi iklim di kabupaten Serdang Bedagai dapat dibagi atas dataran rendah dan dataran menengah. Curah hujan dataran rendah relative lebih rendah disbanding dengan dataran menengah. Dari hasil pengamatan di Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Sampali menunjukkan rata-rata kelembapan udara per bulan sekitar 83%, curah hujan berkisar antara 27 sampai dengan 248 mm perbulan dengan periodik tertinggi 4-2

3 pada bulan Novemberr 2010, hari hujan per bulan berkisar 4-21 hari dengan periode hari hujan yang besar pada bulan September Rata-rata kecepatan angin berkisar 1,8 m/dt dengan tingkat penguapan sekitar 3,8 mm/hari. Temperatur udara per bulan minimum 23,7 0 C dan maksimum 34,2 0 C. Curah Hujan merupakan unsur kualitas lahan yang sangat menentukan peruntukan penggunaan lahan. Tanaman padi menghendai tempratur lebih dari 18 o C dengan suhu optimum o C. Curah hujan optimum lebih dari mm/tahun. Dengan demikian Kabupaten Serdang Bedagai merupakan daerah dengan iklim yang sesuai untuk tanaman padi. 3. Geologi Bahan induk pembentuk tanah Kabupaten serdang Bedagai sebahagian besar merupakan bahan abu vulkanik dan bahan endapan baik dari erosi maupun dari laut. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat kesuburan daerah ini relatief baik untuk penggunaan berbagai tanaman budidaya termasuk padi. Hampir semua kecamatan memiliki berbagai bahan induk dan hanya Kecamatan Silinda yang hanya memiliki satu jenis bahan induk. Bahan induk fine grained tephra merupakan bahan induk yang penyebarannya terluas ( Ha) ke semua kecamatan, kecualai Kecamatan Perbaungan, sei Bamban, Pantai Cermin, Silinda dan Tanjung Beringin. Bahan induk terluas lainnya adalah alluvium ( Ha) yang menyebar di semua kecamatan Kecuali Kecamatan Bintang Bayu, Dolok Merawan, Kotarih, Silinda dan Sipispis. Sebagian wilayah Kabupaten Serdang Bedagai adalah daerah Pantai, sehingga berbahan induk alluvium marine seluas Ha. Kecamatan yang berbahan induk endapan laut adalah Kecamatan Teluk Mengkudu (3.900 Ha), Tanjung Beringin (2.266 Ha), Pantai Cermin (1.799 Ha) dan selebihnya terdapat di Kecamatan Bandar Khalifah, Perbaungan dan Sei Rampah. Daerah ini juga memiliki tanah berbahan induk abu vulkanik yaitu di Kecamatan Dolok Merawan (8.898 Ha), Sei Rampah (5.150 Ha), Tebing Tinggi (2.142 Ha) dan beberapa kecamatan lainnya kecuali Kecamatan Bandar Khalifah, Bintang Bayu, Kotarih, Pantai Cermin, Sei Bamban, Serbajadi, Silinda, dan Tajung Beringin. 4. Jenis Tanah Janis tanah di kabupaten Serdang Bedagai adalah termasuk Ordo inceptisol, Oxosol, Ultisol, Entisol dan Histosol. 4-3

4 Kecamatan yang memiliki jenis tanah Histosol adalah Kecamatan Bandar Khalifah, Teluk Mengkudu, Pantai Cermin dan Perbaungan. Untuk jenis tanah Entisol adalah Kecamatan Pantai Cermin, Tanjung Beringin, Teluk Mengkudu. Untuk jenis tanah inceptisol adalah Kecamatan hampir semua kecamatan. Jenis tanah Ultisol berada pada Kecamatan Kotarih, Silinda, Sipispis, Bintang Bayu dan Serbajadi, serta untuk jenis tanah oxisol berada pada Kecamatan Dolok Masihul, Sipis-pis, Tebing Syahbandarn Tebing tinggi, Serbajadi dan beberapa kecamatan lainnya. Jenis-jenis tanah tersebut dapat dimanfaatkan tanaman padi. Berdasarkan data-data tersebut di atas, maka dapat ditentukan kesesuaian lahan di Kabupaten Serdang Bedagai yaitu sebagai beikut : 1. BGI (Bukittinggi) Pada Satuan Peta Lahan (SPT) yang menyebar pada Kecamatan Dolok Merawan dan Sei Rampah kesesuaian lahannya memiliki faktor pembatas yaitu perakaran (rc), curah hujan yang terlalu besar (wa), suhu yang optimal (tc), serta bahaya erosi (eh). Secara umum, kesesuaian lahan untuk berbagai tanaman masih berada minimal sesuai bersyarat. Untuk kesesuaian tanaman padi adalah sesuai marginal dengan factor pembatas. Hal ini dapat ditingkatkan menjadi S2 (cukup sesuai dengan perlakuan tindakan konservasi berupa terassering dan penambahan bahan organic untuk mengurangi pengaruh buruk tekstur agak kasar). 2. BKN (Bakunan) SPT Bakunan yang menyebar sebagian besar pada Kecamatan Dolok Masihul dan Sei Rampah, dengan kesesuai lahannya adalah S2, dengan factor pembatas di subkelas S3 (ketersediaan air) dan subkelas S2 (temperature). Untuk tanaman padi kondisi S2-tc ini berarti cukup sesuai dengan factor pembatas suhu udara dan tidak dapat ditingkatkan karena factor alamiah. 3. BTG (Batuapaung) SPT Batuapung yang tersebar dominasi di Kecamatan Kotarih dan Silinda, ditingkat kesesuaian lahannya tidak baik untuk berbagai penggunaan disebabkan keterbatasan bahaya erosi (eh) karena kemiringan lereng 26-40%. Masih sesuai untuk tanaman perkebunan. 4-4

5 4. KHY (Kahayan) SPT Kahayan yang tersebar dominan pada Kecamatan Perbaungan, Sei Bamban, Tebing Tinggi, Pantai Cermin, dan Tanjung Beringin ini tergolong kesesuain baik karena kemiringan lereng <2% serta kondisi tanah baik. Kesesuain pada SPT ini baik untuk segala penggunaan. 5. KJP (Kajapah) SPT ini tersebar sebagian besar di Kecamatan Pantai Cermin dan tergolong baik(s2). Factor pembatasnya adalah tempratur (tc), curah hujan berlebih (wa), ketersediaan oksigen (oa) yang disebabkan buruknya drainase, kondisi perakaran (rc) yang disebabkan kedalaman efektif yang dangkal serta retensi hara (nr) yang berkaitan dengan kesuburan tanah. Kesesuain untuk tanaman padi pada kondisi S2-tc, oa, rc, nr adalah dengan penambahan bahan organic dan suplai unsur hara yang seimbang untuk kebituhan tumbuh padi. 6. PKS (Pakasi) SPT Pakasi yang sebagian besar menyebar di Kecamatan Dolok Masihul, Sipispis, Tebing Syahbandar, Sei Rampah, Tebing Tinggi, Penggajahan, Serbajadi, dan Bintang Bayu ini umumnya sesuai bersyarat (S3) yang disebabkan kemiringan lereng 15-29%. Kesesuaian lahan pada kondisi N-eh ini berarti tidak sesuai dengan factor pembatas bahaya erosi. Untuk tanaman padi harus melakukan tindakan konservasi dengan cara membuat sistem terasering dan penataan pola dan sistem tanaman. 7. PTG (Putting) SPT Putting menyebar sebagian besar di Kecamatan Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin dan Pantai Cermin, tergolong subkelas S-2 dengan pembatas suhu, kelebihan curah hujan, perakaran, ketersediaan oksigen, dan retensi hara (S2-Tc, oa, rc, nr) dengan tindakan penanganan adalah menambah bahan organic dan unsur hara. 8. TGM (Tanggamus) SPT Tanggamus hanya terdapat di Kecamatan Sipispis yang ditandai dengan kemiringan lereng 41-60% (N-eh). Dengan demikian kesesuain lahannya adalah tidak sesuai dan tidak dianjurkan untuk area budidaya. 4-5

6 9. UBD (Ulubandar) SPT Ulubandar tersebar di Kecamatan Kotarih memiliki factor pembatas kemiringan lereng yang mencapai 26-40% (N-eh). Tidak sesuai untuk tanaman padi, dan sesuai untuk tanaman tahunan. Tabel 4.2 Kesesuaian Lahan Kabupaten Serdang Bedagai No Peta Satuan Lahan (SPT) Kecamatan Jenis kesesuaian Kendala Kesesuaian untuk tanaman padi 1 BGI (Bukitting) Kecamatan Dolok Merawan dan Sei Rampah S2-tc, wa, rc, eh 2 BKN (Bakunan) Kecamatan Dolok Masihul dan Sei Rampah 3 BTG (Batuapaung) Kecamatan Kotarih dan Silinda 4 KHY (Kahayan) Kecamatan Perbaungan, Sei Bamban, Tebing Tinggi, Pantai Cermin, dan Tanjung Beringin 5 KJP (Kajapah) Kecamatan Pantai Cermin 6 PKS (Pakasi) Kecamatan Dolok Masihul, Sipispis, Tebing Syahbandar, Sei Rampah, Tebing Tinggi, Penggajahan, Serbajadi, dan Bintang Bayu 7 PTG (Putting) Kecamatan Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin dan Pantai Cermin S2-tc perakaran (rc), curah hujan yang terlalu besar (wa), suhu yang optimal (tc), serta bahaya erosi (eh) Ketersediaan air dan temprature cukup sesuai dengan perlakuan tindakan konservasi berupa terassering dan penambahan bahan organic untuk mengurangi pengaruh buruk tekstur agak kasar cukup sesuai dengan factor pembatas suhu udara dan tidak dapat ditingkatkan karena factor alamiah N-eh kemiringan lereng 26-40%. kesesuaian lahannya tidak baik untuk berbagai penggunaan disebabkan keterbatasan bahaya erosi (eh) S1 - kesesuain baik karena kemiringan lereng <2% serta kondisi tanah baik. Kesesuain pada SPT ini baik untuk segala penggunaan S2-tc, oa, rc, nr tempratur (tc), curah hujan berlebih (wa), ketersediaan oksigen (oa) yang disebabkan buruknya drainase, kondisi perakaran (rc) yang disebabkan kedalaman efektif yang dangkal serta retensi hara (nr). penambahan bahan organic dan suplai unsur hara yang seimbang untuk kebituhan tumbuh padi S3 kemiringan lereng 15-29% melakukan tindakan konservasi dengan cara membuat sistem terasering dan penataan pola dan sistem tanaman S2-Tc, oa, rc, nr pembatas suhu, kelebihan curah hujan, perakaran, ketersediaan oksigen, dan retensi hara tindakan penanganan adalah menambah bahan organic dan unsur hara. 8 TGM (Tanggamus) Kecamatan Sipispis (N-eh) kemiringan lereng 41-60% Tidak sesuai untuk tanaman padi, dan sesuai untuk tanaman tahunan. 9 UBD (Ulubandar) Kecamatan Kotarih (N-eh) kemiringan lereng 41-60% Tidak sesuai untuk tanaman padi, dan sesuai untuk tanaman tahunan. Sumber : Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai, Tahun

7 4.2 ANALISA KEPENDUDUKAN Jumlah dan Kepadatan Penduduk Untuk menganalisa proyeksi jumlah penduduk menggunakan data BPS dari tahun 2007 sampai dengan tahun Proyeksi penduduk Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2032 menggunakan metode bunga berganda dengan jumlah penduduk yaitu jiwa dengan kepadatan penduduk 232 jiwa/km 2. Untuk lebih jelasnya proyeksi jumlah penduduk dan kepadatan penduduk tahun dapat dilihat dari Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Serdang Bedagai Tahun No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Kotarih 8,304 8,483 8,649 8,818 7,975 2 Silinda 9,540 9,745 9,935 10,128 8,332 3 Bintang Bayu 12,262 12,526 12,770 13,018 10,581 4 Dolok Masihul 50,864 51,958 52,972 54,000 48,241 5 Serba Jadi 21,594 22,058 22,488 22,925 19,560 6 Sipispis 32,583 33,284 33,934 34,594 31,617 7 Dolok Merawan 17,683 18,064 18,417 18,775 17,029 8 Tebing Tinggi 46,348 47,345 48,269 49,207 40,253 9 Tebing Syahbandar 33,401 34,119 34,785 35,460 32, Bandar Khalipah 25,393 25,940 26,446 26,959 24, Tanjung Beringin 36,066 36,842 37,561 38,291 36, Sei Rampah 63,131 64,489 65,747 67,025 63, Sei Bamban 41,505 42,397 43,224 44,064 42, Teluk Mengkudu 41,304 42,192 43,015 43,851 41, Perbaungan 97,031 99, , ,016 99, Pegajahan 27,817 28,415 28,970 29,533 26, Pantai Cermin 40,804 41,681 42,494 43,319 42,883 Jumlah 605, , , , ,383 Sumber : Kabupaten Serdang Bedagai Dalam Angka, Tahun 2011 NO KECAMATAN Tabel 4.4 Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun PROYEKSI PENDUDUK Kotarih 8,000 7,434 7,010 6,515 6,054 2 Silinda 9,190 8,540 8,053 7,484 6,955 3 Bintang Bayu 11,812 10,977 10,352 9,620 8,940 4 Dolok Masihul 48,998 45,533 42,939 39,903 37,081 5 Serba Jadi 20,801 19,330 18,229 16,940 15,742 6 Sipispis 31,388 29,168 27,506 25,561 23,754 7 Dolok Merawan 17,035 15,830 14,928 13,873 12,892 8 Tebing Tinggi 44,647 41,491 39,127 36,360 33,789 9 Tebing Syahbandar 32,175 29,900 28,196 26,203 24, Bandar Khalipah 24,462 22,732 21,437 19,921 18, Tanjung Beringin 34,743 32,286 30,447 28,294 26, Sei Rampah 60,815 56,515 53,295 49,526 46, Sei Bamban 39,981 37,154 35,037 32,560 30, Teluk Mengkudu 39,788 36,975 34,868 32,403 30, Perbaungan 93,471 86,862 81,912 76,121 70, Pegajahan 26,796 24,901 23,483 21,822 20, Pantai Cermin 39,306 36,527 34,446 32,010 29,747 JUMLAH 583, , , , ,521 Sumber : Hasil Analisa, Tahun

8 Tabel 4.5 Proyeksi Kepadatan Penduduk Tahun NO KECAMATAN LUAS KEPADATAN (Jiwa/Km2) (Km 2 ) Kotarih Silinda Bintang Bayu Dolok Masihul Serba Jadi Sipispis Dolok Merawan Tebing Tinggi Tebing Syahbandar Bandar Khalipah Tanjung Beringin Sei Rampah Sei Bamban Teluk Mengkudu Perbaungan Pegajahan Pantai Cermin JUMLAH 1, Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2012 Berdasarkan hasil proyeksi tersebut di atas, kecamatan yang paling tinggi jumlah penduduknya pada akhir tahun perencanaan (2032) adalah Kecamatan Perbaungan dengan jumlah sebesar jiwa dengan kepadatan penduduk 634 jiwa/km 2, sedangkan Kecamatan yang palaing rendah jumlah penduduknya pada akhir tahun perencanaan adalah Kecamatan Kotarih yaitu sebesar jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 78 jiwa/km ANALISA PERGESARAN LUAS LAHAN YANG BERALIH FUNGSI Jika dilihat dari luas lahan sawah berdasarkan irigasi, terlihat di setiap tahunnya luas lahan semakin berkurang. Di tahun 2009, luas lahan sawah sebesar Ha, namun di tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 2% menjadi Ha. Di tahun 2011 terjadi penurunan sebesar 1,35% menjadi Ha. Rata-rata pengurangan luas lahan sawah berdasarkan irigasi di Kabupaten Serdang Bedagai setiap tahunnya yaitu sebesar 1,7%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

9 Tabel 4.6 Luas Lahan Sawah Berdasarkan Irigasi Di Kabupaten Serdang Bedagai NO KECAMATAN LUAS LAHAN SAWAH (Ha) IRIGASI 1 Teknis 2,998 3,318 3,318 2 Setengah Teknis 19,371 19,437 19,190 3 Sederhana 4,435 4,435 4,345 IRIGASI NON TEKNIS 1 Tadah Hujan 5,993 5,306 5,160 2 Pasang Surut Lainnya 9,184 8,651 8,585 JUMLAH 41,981 41,147 40,598 Sumber : Kabupaten Serdang Bedagai Dalam Angka, Tahun 2011 Mengacu pada data tersebut di atas, maka untuk menghitung pergeseran guna lahan di Kabupaten Serdang Bedagai dari tahun dengan menggunakan rumus tersebut di bawah ini : Berdasarkan hasil perhitungan pada tahun , menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 10,7% luas lahan pertanian sawah beririgasi teknis, 0,3% setengah teknis, dan penurunan sebesar 11,5% lahan sawah tadah hujan, dan lahan sawah dengan sistem pertanian laninnya sebesar 5,8%. Sementara itu, pada tahun , untuk lahan pertanian dengan sistem irigasi teknis tidak mengalami peningkatan, sedangkan untuk lahan pertanian dengan sistem irigasi setengah teknis dan sederhana pmengalami penurunan luas lahan yaitu masing-masing sebesar 1,3% dan 2%, dan untuk sawah dengan sistem pengairan irigasi non teknis mengalami penurunan sebesar 2,8% untuk tadah hujan dan 0,8% sistem lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihet pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Pergeseran Guna Lahan Di Kabupaten Serdang Bedagai Dari Tahun NO IRIGASI KECAMATAN LUAS LAHAN SAWAH (Ha) PERGESERAN (%) Teknis 2,998 3,318 3, Setengah Teknis 19,371 19,437 19, Sederhana 4,435 4,435 4, IRIGASI NON TEKNIS 1 Tadah Hujan 5,993 5,306 5,

10 Sambungan LUAS LAHAN SAWAH (Ha) PERGESERAN (%) NO KECAMATAN Pasang Surut Lainnya 9,184 8,651 8, JUMLAH 41,981 41,147 40, Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2012 Dilihat dari luas lahan panen juga terlihat penurunan setiap tahunnya. Di tahun 2008 luas lahan panen Kabupaten Serdang Bedagai sebesar Ha, di tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 3% menjadi Ha. Tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 1,25% menjadi Ha. Namun di tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 1,9% menjadi Ha. Rata-rata pertambahan luas lahan panen Kabupaten Serdang Bedagai yaitu sebesar -1%. Tabel 4.8 Luas Lahan Panen Padi (Sawah+Ladang)Di Kabupaten Serdang Bedagai NO KECAMATAN LUAS LAHAN PANEN (Ha) Kotarih 2, Silinda 1) Bintang Bayu 1) Dolok Masihul 8,916 4,008 4,331 2,380 5 Serba Jadi 1) - 1,981 2,121 2,295 6 Sipispis Dolok Merawan 1) Tebing Tinggi 10,041 5,270 2,979 4,661 9 Tebing Syahbandar 1) - 2,255 2,280 1, Bandar Khalipah 5,973 6,814 7,107 6, Tanjung Beringin 4,668 9,058 8,480 8, Sei Rampah 17,238 5,881 5,936 5, Sei Bamban 1) - 9,703 12,475 13, Teluk Mengkudu 5,248 5,152 5,638 5, Perbaungan 13,839 11,101 9,670 12, Pegajahan 1) - 2,485 2,835 1, Pantai Cermin 6,650 6,770 6,521 7,094 JUMLAH 75,751 73,169 72,263 73,687 Sumber : Kabupaten Serdang Bedagai Dalam Angka, Tahun 2011 Note : 1) data digabung pada Kecamatan inti 4-10

11 4.4 ANALISA POTENSI PERTANIAN PADI Bila merujuk ke luasan lahan pertanian bahwa dari tahun 2010 ke tahun 2011 terjadi penurunan luas lahan pertanian sebesar 1,35%. Namun hal ini tidak membawa dampak yang berarti terhadap angka produktivitas pertanian yang semakin meningkat sebesar 2,92% di tahun 2011, sedangkan pada tahun sebelumnya hanya memiliki angka sebesar 1,99%. Hal ini berarti luas lahan bukan merupakan factor utama terjadinya penurunan angka produksi padi di Kabupaten sedang Bedagai. Untuk melihat perkembangan sektor pertanian berdasarkan luas panen dan produktivitas dari tahun 2008 sampai tahun 2011 di Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Perkembangan dan Pertumbuhan Luas Panen dan Produktivitas Padi Di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Luas Panen (Ha) Pertumbuhan (%) Produktivitas (Kw/Ha) Pertumbuhan (%) , ,169 (3.53) ,263 (1.25) , Rata Rata (1.00) 1.97 Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2011 Tabel 4.10 Produksi Padi di Kabupaten Serdang Bedagai No. Kecamatan PRODUKSI PADI (Ton) Kotarih 2,349 1,103 2,077 2 Silinda 2,489 2,316 3,136 3 Bintang Bayu 3,176 1,053 1,025 4 Dolok Masihul 18,997 20,982 11,742 5 Serba Jadi 9,458 10,070 11,358 6 Sipispis 3,704 4,046 2,595 7 Dolok Merawan Tebing Tinggi 24,978 14,300 23,066 9 Tebing Syahbandar 10,406 10,797 6, Bandar Khalipah 32,299 33,992 31, Tanjung Beringin 41,850 40,405 41, Sei Rampah 27,395 28,520 29, Sei Bamban 46,091 59,971 65, Teluk Mengkudu 24,448 27,809 29, Perbaungan 53,283 48,060 61, Pegajahan 11,869 13,928 9, Pantai Cermin 32,090 31,455 35,425 Jumlah 344, , ,319 Sumber : Kabupaten Serdang Bedagai Dalam Angka, Tahun

12 Dari tabel di atas terlihat, dari tahun 2008 hingga tahun 2011 baik luas panen mengalami penurunan dalam luasan yang cukup berarti. Namun dari sisi produktivitas, walaupun dalam skala yang kecil, justru mengalami peningkatan. Demikian juga halnya dengan produksi padi, terlihat mengalami peningkatan dari tahun 2009 hingga tahun Di tahun 2009 produksi padi sebanyak ton, dan di tahun 2011 sebanyak ton. Secara keseluruhan, kenaikkan produktivitas yang rata-rata hanya mencapai 1,97 %/th lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan luas panen (1,00 %/th). Dengan kata lain secara keseluruhan peningkatan produktivitas ini mampu/dapat mengkompensasi kehilangan hasil akibat terjadinya penurunan luas panen. Hal ini tercermin dari total produksi yang diperoleh pada tahun 2011 ( ton) dengan luas panen ha lebih tinggi dibandingkan dengan total produksi yang diperoleh pada tahun 2009 ( ton) padahal areal panennnya lebih luas yaitu ha. 4-12

13 Peta 4.1 Peta Guna Lahan Tahun

14 Peta 4.2 Peta Guna Lahan Tahun

15 4.5 ANALISA TERHADAP KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG Pembangunan sektor pertanian tidak terlepas dari masalah pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan, irigasi, jaringan air bersih, listrik, telekomunikasi, sarana produksi pertanian dan sarana pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Sarana dan prasararana tersebut merupakan faktor utama bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat petani. Dengan demikian, kebijakan di sektor pertanian harus lebih memfokuskan pada peningkatan dan pengembangan infrastruktur pertanian agar arus barang barang pertanian tidak terhambat. Selain itu dalam mengolah dan memasarkan hasil pertanian tidak mengalami hambatan karena terbatasnya sarana dan prasarana pendukung. Masalah pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai salah satunya adalah infrastruktur pendukung yang masih kurang memadai terutama jaringan jalan dan irigasi. Hal ini disebabkan karena lahan pertanian tersebar secara metara di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Serdang Badagai, sehingga membutuhkan dana pembangunan yang cukup besar. Selain itu, kondisi alam yang berbukit di aderah sebelah Selatan dan kondisi tanah yang agak labil di sebelah Utara (pesisir), sehingga menyulitkan pembangunan jalan ke lokasi-lokasi sentra pertanian. Selain jaringan jalan, keterbatasan saluran irigasi di beberapa daerah yang menjadi sentra pertanian merupakan faktor utama petani beralih fungsi ke sektor lain seperti di Kecamatan Perbaungan dan Kecamatan Dolok Masihul, and Kecamatan lainnya di sebelah Selatan Kabuapetn ini. Berdasarkan hasil kuisioner yang diberikan ke petani di beberapa kecamatan yang menjadi sentra produksi pertanian terbesar di Kabupaten Serdang Bedagai, sebanyak 91,9% atau 276 orang menyatakan bahwa ketersediaan air dan saluran irigasi membuat petani terhambat dalam berusaha di sektor pertanian. Hal ini disebabkan jaringan irigasi yang masih sederhana dan belaum adanya saluran tersebut. Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas, maka pemerintah Kabupaten serdang Bedagai harus secara terus menerus membuat program pembangunan saluran irigasi di daerah-daerah yang memiliki lahan pertanian padi terbesar dan daerah-daerah yang memiliki daya dukung lahan untuk kegiatan pertanian padi terutama di sebelah Utara kabupaten serdang Bedagai yaitu, Pantai Cermin, Perbaungan, Sei Bamban, sei 4-15

16 Rampah, teluk Mengkudu, tanjung Beringin, Bandar Khalifah, Penggajahan, tebing Tinggi, Tebing Syah Bandar, dan Dolok Masihul. 4.6 ANALISA KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PETANI Penilaian terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat petani dimaksudkan untuk melihat bagaimana tingkat kesejahteraan petani sehingga dapat menilai apakah para petani dapat memepertahankan lahan pertanian meraka untuk tidak mengalihkannya ke fungsi atau komoditi lainnya yang secara ekonomi dapat lebih menjanjikan terhadap kehidupan mereka. Penilaian ini melihat dari hasil kuisioner yang telah dilakukan dengan objek penelitian adalah petani yang berada pada daerah-daerah yang memiliki luas lahan pertanian dan produksi terbesar di Kabupaten Serdang Bedagai. Titik beratkan penialain pada beberapa hal yaitu sebagai berikut : 1) Pendapatan Petani Dari hasil kuisioner, rata-rata pendapatan petani berkisar antara Rp / bulan. Pendapatan ini merupakan pendapatan bersih petani yang digunakan untuk menghidupi keluarga. 2) Jumlah Anggota Keluarga Berdasarkan hasil kuesioner diketahui bahwa 20% petani memiliki 1-3 orang anggota keluarga, 55% memiliki 4-5% anggota keluarga, 25% memiliki lebih dari 5 anggota keluarga. Tabel 4.11 Jumlah Anggota Keluarga No Jumlah Anggota Keluarga Jumlah Presentase (%) % % 3 > % Sumber : Data primer yang diolah 2012 Diagram Presentase Jumlah Anggota Keluarga 4-16

17 Dari jumlah anggota keluarga tersebut tidak semua anggota keluarga ikut membatu bertani. Dimana 50% terdapat 1 anggota keluarga yang ikut membantu bertani, 43% terdapat 2 anggota keluarga yang ikut membantu, dan 7% lebih dari 3 anggota keluarga. No Tabel 4.12 Jumlah Anggota Keluarga Yang Ikut Bertani Jumlah Anggota Keluarga Yang Ikut Bertani Jumlah Presentase (%) 1 1 orang % 2 2 orang % 3 >3 orang 21 7% Sumber : Data primer yang diolah 2012 Diagram Presentase Jumlah Anggota Keluarga Yang Ikut Bertani 3) Jenis dan Status Lahan Adapun status lahan berdasarkan hasil kuesioner yaitu 10% status lahan sewa dan 90% status lahan milik petani. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lahan di Kabupaten Serdang Bedagai umumnya memiliki status lahan hak milik. Tabel 4.13 Status Lahan No Status Lahan Jumlah Presentase (%) 1 Sewa 30 10% 2 Milik % Sumber : Data primer yang diolah

18 Diagram Presentase Status Lahan Jenis lahan di Kabupaten Serdang Bedagai berdasarkan hasil kuesioner adalah lahan sawah. Adapun yang dimaksud lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status lahan tersebut. Gambar 4.1 Lahan Sawah 4) Jenis dan Luas Tanaman Berdasarkan hasil survey kuesioner, jenis tanaman di lahan sawah yang terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai adalah padi sawah. Padi sawah adalah padi yang ditanam di lahan sawah. Tanaman padi sawah seperti padi rendengan, padi gogo rancah, padi pasang surut, lebak, padi rembesan, dan padi lainnya dengan menggunakan varietas unggul maupun lokal. Berdasarkan hasil survey lapangan, terdapat 40% dengan luas tanaman 1-25 rante dan 0-1 Ha, 15% dengan luas tanaman 1-2 Ha dan 5% dengan luas tanaman lebih dari 3 Ha. 4-18

19 Tabel 4.14 Luas Tanaman No Luas Tanaman (Ha) Jumlah Presentase (%) rante % Ha % Ha 45 15% 4 >3 Ha 15 5% Sumber : Data primer yang diolah 2012 Diagram Presentase Luas Tanaman 5) Luas dan Waktu Panen Luas panen adalah luas tanam yang dipungut hasilnya setelah cukup umur (memasuki usia panen). Termasuk juga luas tanam yang hasilnya hanya dipungut sebagian saja (minimal 11 % dari keadaan normal) karena terserang penyakit/ jasad pengganggu atau gulma maupun bencana alam. Berdasarkan hasil survey, petani yang memiliki luas panen sebesar 35% dengan luas panen 1-25 rante, 40% dengan luas panen 0-1 Ha, 15 % dengan luas panen 1-2 Ha, dan 0,5% dengan luas panen lebih dari 3 Ha. Tabel 4.15 Luas Panen No Luas Panen (Ha) Jumlah (orang) Presentase (%) rante % Ha % Ha 45 15% 4 >3 Ha 1 0,5% Sumber : Data primer yang diolah

20 Diagram Presentase Luas Panen Adapun waktu panen berdasarkan kuesioner terhadap responden, 3% responden dengan waktu panen pada bulan ke-2, 1,5 % responden dengan waktu panen pada bulan ke-3 dan bulan ke-10, 2 % dengan waktu panen pada bulan ke-9, serta 83% dengan waktu panen pada bulan ke-8. Waktu panen tersebut bergantung pada cuaca. Tabel 4.16 Waktu Panen No Waktu Panen Jumlah (orang) Presentase (%) 1 Bulan Ke-2 9 3% 2 Bulan Ke-3 4 1,5% 3 Bulan Ke % 4 Bulan Ke-9 6 2% 5 Bulan Ke ,5% Sumber : Data primer yang diolah 2012 Diagram Presentase Waktu Panen 4-20

21 6) Frekuensi Tanaman dan Produksi Frekuensi tanaman di lahan sawah yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai berdasarkan hasil kuesioner seluruh responden adalah 2 (dua) kali per tahun. Dari hasil kuesioner dapat dilihat bahwa produksi panen berkisar antara 1-20 ton/ha, dimana terdiri dari 28% kurang dari 1 ton/ha, 32% sebanyak 1-4 ton/ha, 20% sebanyak 5-9 ton/ha, 17% sebanyak ton/ha, 2% sebanyak ton/ha, dan 1% sebanyak lebih dari 20 ton/ha. Tabel 4.17 Produksi Tanaman No Produksi Tanaman (Ton/Ha) Presentase (%) 1 < 1 ton/ha 28% ton/ha 32% ton/ha 20% ton/ha 17% ton/ha 2% 6 >20 ton/ha 1% Sumber : Data primer yang diolah 2012 Diagram Presentase Waktu Panen Berdasarkan data-data tersebut di atas, terlihat bahwa tingkat kesejahteraan petani masih minim. Hal ini ditandai dengan : 1. Masih rendahnya pendapatan petani yaitu berkisar antara Rp ; 2. Banyaknya jumlah anggota keluarga yang ditanggung. Dari hasil kuisioner, petani yang memiliki jumlah keluarga > 4 orang sebanyak 75%. Hal ini membuat kehidupan petani menjadi semakin berat karena pendapatan yang rendah untuk menanggung hidup anggota keluarga yang cukup besar tersebut; 3. Masih banyaknya jumlah petani yang memiliki luas tanam padi dibawah 1 Ha yaitu 80%. Hal ini merupakan salah satu factor masih banyaknya petani miskin karena luas 4-21

22 lahan garapan tidak sebanding dengan kebutuhan petani untuk mendapatkan hasil dari luasan yang signifikan; 4. Masih banyaknya petani yang memiliki angka produksi padi per hektar di bawah 5 ton yaitu 60% dari responden. Dari data dan informasi di atas, dapat disimpulkan masih banyak petani yang bergantung hidup di sektor pertanian namun faktor pendukung untuk bertahan hidup di sektor tersebut masih kurang memadai, sehingga harus segera disusun suatu regulasi khusus untuk meningkatkan kesejahteraan petani sehingga dapat mempertahankan lahan pertanian mereka untuk tanaman padi. 4.7 ANALISA TERHADAP PENILAIAN RESPONDEN Pada bagian ini akan diuraikan hasil kuisioner terhadap 300 responden yaitu petanipetani di 8 (delapan) kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun kecamatan tersebut antara lain sebagai berikut : Kecamatan Pantai Cermin; Kecamatan Dolok Masihul; Kecamatan Sei Bamban; Kecamatan Sei Rampah; Kecamatan Tanjung Beringin; Kecamatan Teluk Mengkubu; Kecamatan Pegajahan ; Kecamatan Perbaungan. Adapun isi dari kuesioner antara lain jenis komoditi tanaman, status kepemilikan, jenis irigasi, aspek penggunaan pupuk dan penyuluhan pertanian, bimbingan dan penyuluhan dari dinas terkait, penggunaan teknologi alat pertanian, alih fungsi lahan, serta penerapan insentif dan diinsentif lahan pertanian. Sebelumnya akan ditanyakan lebih dulu mengenai data petani yang berupa tingkat pendidikan, usia dan mata pencaharian lainnya. Adapun hasil kuisioner adalah sebagai berikut : A. Data Petani 7) Tingkat Pendidikan Petani Berdasarkan hasil kuesioner terdapat 39% dengan latar belakang pendidikan SD, 35% SLTP, 25% SLTA dan 1% perguruan tinggi. Hal tersebut menggambarkan bahwa 4-22

23 petani di Kabupaten Serdang Bedagai memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Tabel 4.18 Tingkat Pendidikan Petani No Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase (%) 1 SD % 2 SLTP % 3 SLTA 77 25,5% 4 Perguruan Tinggi 1 0,5% Sumber : Data primer yang diolah 2012 Diagram Presentase Tingkat Pendidikan Petani 8) Lama Bertani Berdasarkan hasil kuesioner diketahui bahwa 7% petani kurang dari 10 tahun telah bertani, 11% selama tahun, 10%selama tahun, 34% selama tahun, 7% selama tahun, 23% selama tahun, dan 8% selama lebih dari 35 tahun. Dari hasil tersebut menggambarkan bahwa petani di Kabupaten Serdang Bedagai telah cukup lama bermatapencaharian sebagai petani. Tabel 4.19 Lama Bertani No Lama Bertani (Tahun) Jumlah Presentase (%) 1 < 10 tahun 21 7% tahun 33 11% tahun 30 10% tahun % tahun 21 7% tahun 69 23% 7 >35 tahun 24 8% Sumber : Data primer yang diolah

24 Diagram Presentase Lamanya Bertani 9) Anggota Keluarga Yang Dimiliki Berdasarkan hasil kuisioner diketahui bahwa 20% petani memiliki 1-3 orang anggota keluarga, 55% memiliki 4-5% anggota keluarga, 25% memiliki lebih dari 5 anggota keluarga. Tabel 4.20 Jumlah Anggota Keluarga No Jumlah Anggota Keluarga Jumlah Presentase (%) % % 3 > % Sumber : Data primer yang diolah 2012 Diagram Presentase Jumlah Anggota Keluarga Dari jumlah anggota keluarga tersebut tidak semua anggota keluarga ikut membatu bertani. Dimana 50% terdapat 1 anggota keluarga yang ikut membantu bertani, 43% terdapat 2 anggota keluarga yang ikut membantu, dan 7% lebih dari 3 anggota keluarga. 4-24

25 No Tabel 4.21 Jumlah Anggota Keluarga Yang Ikut Bertani Jumlah Anggota Keluarga Yang Ikut Bertani Jumlah Presentase (%) 1 1 orang % 2 2 orang % 3 >3 orang 21 7% Sumber : Data primer yang diolah 2012 Diagram Presentase Jumlah Anggota Keluarga Yang Ikut Bertani 10) Jenis dan Status Lahan Adapun status lahan berdasarkan hasil kuesioner yaitu 10% status lahan sewa dan 90% status lahan milik petani. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lahan di Kabupaten Serdang Bedagai umumnya memiliki status lahan hak milik. Tabel 4.22 Status Lahan No Status Lahan Jumlah Presentase (%) 1 Sewa 30 10% 2 Milik % Sumber : Data primer yang diolah 2012 Diagram Presentase Status Lahan 4-25

26 Jenis lahan di Kabupaten Serdang Bedagai berdasarkan hasil kuesioner adalah lahan sawah. Adapun yang dimaksud lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetakpetak dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status lahan tersebut. Gambar 4.1 Lahan Sawah B. Jenis Komoditi dan Luas Panen 1) Jenis dan Luas Tanaman Berdasarkan hasil survey kuesioner, jenis tanaman di lahan sawah yang terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai adalah padi sawah. Padi sawah adalah padi yang ditanam di lahan sawah. Tanaman padi sawah seperti padi rendengan, padi gogo rancah, padi pasang surut, lebak, padi rembesan, dan padi lainnya dengan menggunakan varietas unggul maupun lokal. Berdasarkan hasil survey lapangan, terdapat 40% dengan luas tanaman 1-25 rante dan 0-1 Ha, 15% dengan luas tanaman 1-2 Ha dan 5% dengan luas tanaman lebih dari 3 Ha. Tabel 4.23 Luas Tanaman No Luas Tanaman (Ha) Jumlah Presentase (%) rante % Ha % Ha 45 15% 4 >3 Ha 15 5% Sumber : Data primer yang diolah 2012 Diagram Presentase Luas Tanaman 4-26

27 2) Luas dan Waktu Panen Luas panen adalah luas tanam yang dipungut hasilnya setelah cukup umur (memasuki usia panen). Termasuk juga luas tanam yang hasilnya hanya dipungut sebagian saja (minimal 11 % dari keadaan normal)karena terserang penyakit/ jasad pengganggu atau gulma maupun bencana alam. Berdasarkan hasil survey, petani yang memiliki luas panen 1-25 rante sebesar 35%, luas panen 0-1 Ha sebesar 40%, luas panen sebesar 1-2 Ha 15 %, luas panen lebih dari 3 Ha sebesar 0,5%. Tabel 4.24 Luas Panen No Luas Panen (Ha) Jumlah (orang) Presentase (%) rante % Ha % Ha 45 15% 4 >3 Ha 1 0,5% Sumber : Data primer yang diolah 2012 Diagram Presentase Luas Panen Adapun waktu panen berdasarkan kuesioner terhadap responden, 3% responden dengan waktu panen pada bulan ke-2, 1,5 % responden dengan waktu panen pada bulan ke-3 dan bulan ke-10, 2 % dengan waktu panen pada bulan ke-9, serta 83% dengan waktu panen pada bulan ke-8. Waktu panen tersebut bergantung pada cuaca. 4-27

28 Tabel 4.25 Waktu Panen No Waktu Panen Jumlah (orang) Presentase (%) 1 Bulan Ke-2 9 3% 2 Bulan Ke-3 5 1,5% 3 Bulan Ke % 4 Bulan Ke-9 6 2% 5 Bulan Ke ,5% Sumber : Data primer yang diolah 2012 Diagram Presentase Waktu Panen 3) Frekuensi Tanaman dan Produksi Frekuensi tanaman di lahan sawah yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai berdasarkan hasil kuesioner seluruh responden adalah 2 (dua) kali per tahun. Dari hasil kuesioner dapat dilihat bahwa produksi panen berkisar antara 1-20 ton/ha, dimana terdiri dari 28% kurang dari 1 ton/ha, 32% sebanyak 1-4 ton/ha, 20% sebanyak 5-9 ton/ha, 17% sebanyak ton/ha, 2% sebanyak ton/ha, dan 1% sebanyak lebih dari 20 ton/ha. Tabel 4.26 Produksi Tanaman No Produksi Tanaman (Ton/Ha) Presentase (%) 1 < 1 ton/ha 28% ton/ha 32% ton/ha 20% ton/ha 17% ton/ha 2% 6 >20 ton/ha 1% Sumber : Data primer yang diolah

29 Diagram Presentase Waktu Panen 4) Gabah Berdasarkan kuesioner dari 300 responden, ada 6,5% menyatakan bahwa harga gabah tidak stabil di Kabupaten Serdang Bedagai, sedangkan lainnya menyatakan stabil. Kestabilan harga gabah ini juga dapat mempengaruhi petani untuk tidak beralih fungsui ke sektor lain seperti yang terjadi di Kecamatan Perbaungan. Para petani merasa kecewa dengan fluktuasi harga gabah sehingga mereka sebagian beralih ke usaha batu bata dengan memanfaatkan tanah dari sawah mereka sebagai bahan baku pembuatan batu bata. C. Lahan Sawah Umumnya lahan sawah di Kabupaten Serdang Bedagai berdasarkan hasil survey termasuk dalam lahan sawah irigasi. Lahan sawah irigasi yang adapun terbagi dalam beberapa jenis antara lain sebagai berikut : 1) Lahan Sawah Irigasi Teknis, merupakan lahan sawah yang memperoleh pengairan dari irigasi teknis, yaitu jaringan dimana saluran pemberi terpisah dari saluran pembuangan agar penyediaan dan pembagian irigasi dapat sepenuhnya diatur dan diukur dengan mudah. Adapun Kecamatan yang memiliki lahan irigasi teknis yaitu Kecamatan Tanjung Beringin, Kecamatan Pegajahan, dan Kecamatan Perbaungan. 2) Lahan Sawah Irigasi Setengah Teknis, merupakan lahan sawah yang memperoleh pengairan irigasi setengah teknis, tetapi dalam hal ini Dinas Pengairan/Pemerintah hanya menguasai bangunan penyadap untuk dapat mengatur dan mengukur pemasukan air, sedangkan pada jaringan selanjutnya tidak diukur dan tidak dikuasai oleh Dinas Pengairan/Pemerintah. Lahan irigasi setengah teknis terdapat di seluruh 4-29

30 kecamatan kecuali kecamatan Sipispis, Dolok Merawan, Bandar Khalipah dan Tanjung Beringin. 3) Lahan Sawah Irigasi Sederhana, merupakan lahan sawah yang memperoleh pengairan dan irigasi sedangkan untuk pembagian airnya belum teratur meskipun pihak pemerintah (PU) sudah ikut membangun sebagian jaringan tersebut (misalnya biaya membuat bendungan). Lahan irigasi sederhana yang terluas berada di Kecamatan Sei Bamban, Pantai Cermin, Dolok Masihul, Tebing Tinggi dan Perbaungan. Kecamatan yang tidak memiliki lahan irigasi sederhana adalah kecamatan Bintang Bayu, Serba Jadi dan Sei Rampah. Selain lahan irigasi teknis di Kabupaten Serdang Bedagai berdasarkan hasil kuesioner juga menggunakan lahan irigasi non teknis, yaitu tadah hujan. Lahan tadah hujan adalah lahan sawah yang sistem pengairannya tergantung pada curah hujan. Kecamatan yang memiliki lahan tadah hujan di Kabupaten Serdang Bedagai adalah Kecamatan Bandar Khalipah, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin, Pantai Cermin, Sei Rampah, Bintang Bayu, Kotarih, Silinda. D. Penggunaan Pupuk dan Penyuluhan Pertanian 1) Sistem Pemberian Pupuk Berdasarkan hasil kuesioner dari 300 responden diketahui bahwa seluruh responden menyatakan bahwa sistem pemberian pupuk dilakukan dalam selang waktu 2 bulan sekali. Hal tersebut dilakukan dengan alasan sebagai berikut: a) Agar padi yang dihasilkan jauh lebih baik (68%) b) Agar panen yang didapat meningkat (26%) c) Agar tanaman lebih subur dan pertumbuhan tanaman jauh lebih baik (6%) 2) Ketersediaan Pupuk Berdasarkan hasil kuesioner dari 300 responden diketahui bahwa seluruh responden menyatakan bahwa ketersediaan pupuk di Kabupaten Serdang Bedagai bersifat fluktuatif dan berasal dari subsidi pemerintah 4-30

31 3) Kelompok Tani Gambar 4.2 Kelompok Tani Di Kabupaten Serdang Bedagai telah cukup banyak kelompok tani yang tersebar di setiap desa. Hal tersebut terlihat dari survey kuesioner terhadap 300 petani, dimana 88% responden menyatakan mengikuti kelompok tani, dan hanya 12% yang tidak mengikuti kelompok tani. Tabel 4.27 Keberadaan Kelompok Tani No Keterangan Jumlah (orang) Presentase (%) 1 Ya % 2 Tidak 36 12% 3 Lainnya 0 0% Sumber : Data primer yang diolah 2012 Diagram Kelompok Tani Alasan responden tersebut mengikuti kelompok tani antara lain agar mudah mendapatkan informasi (27%), mudah untuk mendapatkan pupuk (16%), agar komunikasi antar petani dapat berjalan lancar (11%), agar penyuluhan pupuk yang dilakukan lebih efisien (26%), dan agar petani mudah mendapatkan subsidi dari pemerintah (20%). 4-31

32 Adapun alasan responden tidak mengikuti kelompok tani dikarenakan hal-hal sebagai berikut: a) Pemimpin di kelompok tani tersebut kurang tegas, b) menurut para responden yang tidak mengikuti, kelompok tani tersebut tidak berlaku bagi petani c) adanya kesimpangsiuran di dalam kelompok tani d) kurangnya perhatian yang diperoleh dari kelompok tani. Diagram Alasan Mengikuti Kelompok Tani 4) Bimbingan dan Penyuluhan dari Dinas Terkait Berdasarkan hasil survey kuesioner terhadap 300 petani, dimana 56% responden menyatakan mengikuti bimbingan dan penyuluhan dari dinas terkait, dan hanya 44% yang tidak mengikuti bimbingan. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa cukup banyak juga petani yang tidak mengikuti bimbingan dan penyuluhan dari dinas terkait. Alasan petani tidak mengikuti bimbingan dan penyuluhan tersebut antara lain karena dinas terkait tidak pernah ke lapangan dan kurang memberikan perhatian terhadap petani, serta responden menganggap bimbingan dan penyuluhan tersebut tidak berguna bagi mereka. Adapun alasan responden mengikuti bimbingan dan penyuluhan antara lain karena dengan adanya bimbingan dan penyuluhan tersebut petani akan mendapat informasi lebih banyak dan menambah ilmu petani yang akan membantu untuk meningkatkan kualitas hasil panen padi. Tabel 4.28 Bimbingan dan Penyuluhan dari Dinas Terkait No Keterangan Jumlah (orang) Presentase (%) 1 Ya % 2 Tidak % 3 Lainnya 0 0% Sumber : Data primer yang diolah

33 Diagram Alasan Mengikuti Kelompok Tani E. Alat Pertanian Berdasarkan hasil kuesioner seluruh responden menggunakan teknologi alat pertanian. Hal tersebut mereka lakukan dengan alasan agar dengan memakai teknologi alat pertanian tanah akan membantu penyuburan tanah, membantu pengolahan tanah lebih, membantu bercocok tanam dan membantu meningkatkan kinerja petani. Selain itu untuk mengikuti kemajuan zaman dan teknik pemakaiannya yang mudah juga menjadi alasan responden menggunakan teknologi alat pertanian. F. Gangguan Tanaman Dalam penanganan gangguan tanaman berdasarkan hasil survey seluruh responden menyatakan dengan menggunakan racun hama. G. Alih Fungsi Lahan 1) Pengetahuan dan Tanggapan Terhadap Alih Fungsi Lahan Seluruh responden berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan memiliki pengetahuan terhadap alih fungsi lahan. Adapun tanggapan responden terhadap alih fungsi lahan antara lain sebagai berikut : a) Responden menganggap alih fungsi lahan tidak baik (35%) b) Adanya alih fungsi lahan dapat merugikan petani lainnya (8%) c) Dapat mengganggu tanaman lainnya (18%) d) Adanya alih fungsi lahan mengakibatkan hasil panen berkurang (23%) e) Alih fungsi lahan dapat mengundang hama (7%) f) Adanya alih fungsi lahan dapat menghambat pertumbuhan tanaman (9%) 4-33

34 Diagram Tanggapan Terhadap Alih Fungsi Lahan 2) Alasan Petani mengalih fungsi lahan Berdasarkan hasil kuesioner terhadap responden di Kabupaten Serdang Bedagai, alasan petani mengalih fungsi lahan antara lain sebagai berikut : a) Karena masalah harga gabah yang relative mahal (6%) b) Karena adanya masalah dalam irigasi (42%) c) Kurangnya debit air pada daerah responden (52%). Diagram Alasan Mengalih Fungsi Lahan H. Alasan Petani Masih Bercocok Tanaman Padi Berdasarkan hasil survey, alasan responden masih bercocok tanam padi antara lain dikarenakan bercocok tanam menguntungkan bagi mereka (33%), bercocok tanam padi satu-satunya mata pencaharian mereka (27%), bercocok tanam padi merupakan pekerjaan turun temurun keluarga (7%), dan dikarenakan adanya kebutuhan ekonomi (33%). 4-34

35 Diagram Alasan Masih Bercocok Tanam Padi I. Insentif dan Diinsentif Lahan Pertanian 1) Pengetahuan mengenai Insentif dan Diinsentif Berdasarkan hasil survey, terdapat 98% responden memiliki pengetahuan mengenai insentif dan diinsentif, dan 2% yang tidak memiliki pengetahuan tersebut. Tabel 4.29 Pengetahuan Tentang Insentif dan Diinsentif No Keterangan Presentase (%) 1 Ya 98% 2 Tidak 2% 3 Lainnya 0% Sumber : Data primer yang diolah 2012 Diagram Pengetahuan Mengenai Insentif dan Diinsentif 2) Keuntungan Penerapan Insentif dan Diinsentif Lahan Pertanian Dalam penerapan insentif dan diinsentif lahan pertanian terdapat beberapa keuntungan. Berdasarkan hasil survey, keuntungan yang diperoleh tersebut menurut responden antara lain a) Hasil produksi panen petani meningkat (30%) 4-35

36 b) Dengan penerapan insentif dan diinsentif tersebut petani memperoleh banyak keuntungan (30%) c) Dapat membimbing petani menjadi lebih baik (19%) d) Memberikan informasi kepada petani sehingga pengetahuan petani meningkat (21%) Diagram Keuntungan Insentif dan Diinsentif Lahan Pertanian 3) Insentif yang diinginkan Agar tidak mengalihfungsikan lahan, petani-petani akan mendapatkan insentif. Adapun insentif yang diinginkan responden agar lahan milik mereka tidak dialihfungsikan antara lain sebagai berikut: a) Harga gabah ditingkatkan (8%) b) Irigasi lahan mereka dilancarkan (48%) c) Dibangunnya saluran air (38%) d) Dibangunnya normalisasi (4%) e) Adanya perhatian Pemerintah dan Bantuan Pupuk (2%) Diagram Keuntungan Insentif dan Diinsentif Lahan Pertanian 4-36

37 4.8 Analisa Pendistribusian Pemanfaatan Lahan Pertanian Di Kabupaten Serdang Badagai Berdasarkan hasil penilaian terhadap kesesuailan lahan pertanian yang telah dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2007, menghasilkan informasi tentang kesesuaian lahan pertanian di seluruh kecamatan yang ada seperti yang terlihat di Tabel 4.30 berikut ini : Tabel 4.30 Kesesuaian Lahan Kabupaten Serdang Badagai No Peta Satuan Lahan (SPT) Kecamatan Jenis kesesuaian Kendala Kesesuaian untuk tanaman padi 1 BGI (Bukitting) Kecamatan Dolok Merawan dan Sei Rampah S2-tc, wa, rc, eh 2 BKN (Bakunan) Kecamatan Dolok Masihul dan Sei Rampah 3 BTG (Batuapaung) Kecamatan Kotarih dan Silinda 4 KHY (Kahayan) Kecamatan Perbaungan, Sei Bamban, Tebing Tinggi, Pantai Cermin, dan Tanjung Beringin 5 KJP (Kajapah) Kecamatan Pantai Cermin 6 PKS (Pakasi) Kecamatan Dolok Masihul, Sipispis, Tebing Syahbandar, Sei Rampah, Tebing Tinggi, Penggajahan, Serbajadi, dan Bintang Bayu 7 PTG (Putting) Kecamatan Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin dan Pantai Cermin S2-tc perakaran (rc), curah hujan yang terlalu besar (wa), suhu yang optimal (tc), serta bahaya erosi (eh) Ketersediaan air dan temprature cukup sesuai dengan perlakuan tindakan konservasi berupa terassering dan penambahan bahan organic untuk mengurangi pengaruh buruk tekstur agak kasar cukup sesuai dengan factor pembatas suhu udara dan tidak dapat ditingkatkan karena factor alamiah N-eh kemiringan lereng 26-40%. kesesuaian lahannya tidak baik untuk berbagai penggunaan disebabkan keterbatasan bahaya erosi (eh) S1 - kesesuain baik karena kemiringan lereng <2% serta kondisi tanah baik. Kesesuain pada SPT ini baik untuk segala penggunaan S2-tc, oa, rc, nr tempratur (tc), curah hujan berlebih (wa), ketersediaan oksigen (oa) yang disebabkan buruknya drainase, kondisi perakaran (rc) yang disebabkan kedalaman efektif yang dangkal serta retensi hara (nr). penambahan bahan organic dan suplai unsur hara yang seimbang untuk kebituhan tumbuh padi S3 kemiringan lereng 15-29% melakukan tindakan konservasi dengan cara membuat sistem terasering dan penataan pola dan sistem tanaman S2-Tc, oa, rc, nr pembatas suhu, kelebihan curah hujan, perakaran, ketersediaan oksigen, dan retensi hara tindakan penanganan adalah menambah bahan organic dan unsur hara. 8 TGM (Tanggamus) Kecamatan Sipispis (N-eh) kemiringan lereng 41-60% Tidak sesuai untuk tanaman padi, dan sesuai untuk tanaman tahunan. 9 UBD (Ulubandar) Kecamatan Kotarih (N-eh) kemiringan lereng 41-60% Tidak sesuai untuk tanaman padi, dan sesuai untuk tanaman tahunan. Sumber : Hasil Analisa Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai, Tahun

38 Berdasarkan hasil analisa tersebut menyatakan bahwa Kecamatan yang berada di sebelah Selatan Kabupaten Serdang Bedagai cenderung memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan non pertanian padi sawah. Hal ini disebabkan faktor penghambat yang cukup besar yaitu kemiringan lereng di atas 40%, sehingga cocok untuk dijadikan sebagai lahan konservasi. Kecamatan tersebut antara lain adalah Kecamatan Sipispis, Kecamatan Kotarih, dan Kecamatan Silinda, selain kecamatan tersebut masih dapat dikembangkan lahan pertanian padi sawah, namun di beberapa kecamatan harus melakukan perlakuan khusus untuk mengembangkan pertanian padi sawah karena ada beberapa faktor penghambat (dapat dilihat pada Tabel 4.30). 4.9 Analisa Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Alih Fungsi Lahan a. Faktor Pendukung Seluruh responden berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan memiliki pengetahuan terhadap alih fungsi lahan. Adapun tanggapan responden terhadap alih fungsi lahan antara lain sebagai berikut : Responden menganggap alih fungsi lahan tidak baik (35%) Adanya alih fungsi lahan dapat merugikan petani lainnya (8%) Dapat mengganggu tanaman lainnya (18%) Adanya alih fungsi lahan mengakibatkan hasil panen berkurang (23%) Alih fungsi lahan dapat mengundang hama (7%) Adanya alih fungsi lahan dapat menghambat pertumbuhan tanaman (9%) Diagram Tanggapan Terhadap Alih Fungsi Lahan 4-38

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi Lintang Utara,

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi Lintang Utara, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai 3.1.1 Letak Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 2 0 57 Lintang Utara, 3 0 16 Lintang Selatan, 98 0 33 Bujur Timur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN 3.1 SEJARAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Keinginan untuk dimekarkannya Kabupaten Deli Serdang sebenarnya telah cukup lama muncul di kalangan masyarakat Kabupaten Deli Serdang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan, mata pencaharian mereka adalah usaha pertanian. Umumnya mereka berniat meningkatkan

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI LOKASI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

IDENTIFIKASI LOKASI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH Bab 3 IDENTIFIKASI LOKASI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 3.1 Indikator dan Skoring 3.1.1 Indikator Daerah Berpendapatan Rendah Daerah berpendapatan rendah dalam kajian ini adalah daerah bila dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air sangat penting bagi kehidupan manusia, hampir semua kegiatan makhluk hidup dimuka bumi memerlukan air, mulai dari kegiatan rumah tangga sehari-hari sampai

Lebih terperinci

2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai BAB 2 TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG 2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Serdang Bedagai pada prinsipnya merupakan sarana/alat

Lebih terperinci

BAB 5 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

BAB 5 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS BAB 5 PENETAPAN Berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya di prioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010). BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam mengatasi krisis yang sedang terjadi.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pelaksanaan kegiatan Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan

PENDAHULUAN. Pelaksanaan kegiatan Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan BAB I PENDAHULUAN Pelaksanaan kegiatan Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan telah memasuki tahap akhir dimana setelah penyusunan Laporan Pendahuluan dan Laporan Kompilasi Data,

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum Wilayah Perencanaan 2.1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SERDANG BEDAGAI KEADAAN GEOGRAFI

BAB II. Gambaran Umum Wilayah Perencanaan 2.1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SERDANG BEDAGAI KEADAAN GEOGRAFI BAB II Gambaran Umum Wilayah Perencanaan 2.1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SERDANG BEDAGAI 2.1.1 KEADAAN GEOGRAFI Kabupaten Serdang Bedagai adalah kabupaten baru hasil pemekaran dari wilayah Kabupaten Deli Serdang.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012 KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Laporan Akhir Kajian Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Berpendapatan Rendah di Kabupaten

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI. wilayah Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI. wilayah Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 KARAKTERISTIK KABUPATEN SERDANG BEDAGAI 3.1.1 Kondisi Fisik Dasar Kabupaten Serdang Bedagai adalah kabupaten baru hasil pemekaran dari wilayah Kabupaten Deli Serdang.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Citra Digital Interpretasi dilakukan dengan pembuatan area contoh (training set) berdasarkan pengamatan visual terhadap karakteristik objek dari citra Landsat. Untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ini harus berani bekerja keras guna meningkatkan dan melipat gamdakan produksi

PENDAHULUAN. ini harus berani bekerja keras guna meningkatkan dan melipat gamdakan produksi PENDAHULUAN Latar Belakang Sejak jaman dahulu peranan komoditi pangan di Indonesia, khususny padi cukupbesar, sebab padi merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Kebutuhan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 5 2013, No.1041 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Pendahuluan ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih.

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Pendahuluan ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. [Type text] [Type text] [Type tex[type text] [T KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Laporan Akhir Studi Penerapan Mekanisme Insentif

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) 1. Karakteristik Tanaman Ubi Jalar Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan, dan terdiri dari 400 species. Ubi jalar

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13 V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Desa Kemukten 5.1.1 Letak Geografis Desa Kemukten secara administratif terletak di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

2.1 KEBIJAKAN RENCANA PENGEMBANGAN MENURUT RTRW. spasial dalam pengembangan wilayah dan kota yang dibentuk atas dasar kesepakatan

2.1 KEBIJAKAN RENCANA PENGEMBANGAN MENURUT RTRW. spasial dalam pengembangan wilayah dan kota yang dibentuk atas dasar kesepakatan BAB II KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DAN LANDASAN DASAR HUKUM 2.1 KEBIJAKAN RENCANA PENGEMBANGAN MENURUT RTRW KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Rencana tata ruang sebagai produk utama penataan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Gambaran Umum Daerah Kabupaten Serdang Bedagai 1. Sejarah Kabupaten Serdang bedagai yang beribukota Sei Rampah adalah kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting sebagai penyedia

Lebih terperinci

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA The Evaluation of Land Suitability Onion (Allium ascalonicum L.) in Muara Subdistrict

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas DAS/ Sub DAS Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS) yang dijadikan objek penelitian adalah Stasiun Pengamatan Jedong yang terletak di titik 7 59

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km 2 yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km 2 yang terdiri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km 2 yang terdiri dari 17 Kecamatan dan 237 Desa, dan 6 Kelurahan definitif. Wilayah Serdang Bedagai di sebelah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 9 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 9 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 9 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN OBJEK WISATA PESISIR PANTAI DAN SUNGAI DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara 4.1.1 Kondisi Geografis Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, terletak di bagian selatan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa kesesuaian

Lebih terperinci

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.2 (2015) 001-004 http://www... Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal Endang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993) TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Evaluasi Lahan Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaman lahan jika dipergunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei serta

Lebih terperinci

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

I. KARAKTERISTIK WILAYAH I. KARAKTERISTIK WILAYAH Sumber : http//petalengkap.blogspot.com. Akses 31 Mei 2016 A B Gambar 1. A. Peta Jl Magelang, B. Peta Jl Solo Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung tepatnya pada koordinat 7 19 20.87-7

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 sebanyak 78,3 ribu rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 sebanyak 78,3 ribu rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 sebanyak 78,3 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 sebanyak 38

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari 12 desa dengan luas ± 161,64 km2 dengan kemiringan kurang dari 15% di setiap

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tata Guna Lahan Tata guna lahan merupakan upaya dalam merencanakan penyebaran penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gambaran Umum Lahan Kering Tantangan penyediaan pangan semakin hari semakin berat. Degradasi lahan dan lingkungan, baik oleh gangguan manusia maupun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai Potensi Pengembangan Produksi Ubi Jalar (Ipomea batatas L.)di Kecamatan Cilimus Kabupaten. Maka sebagai bab akhir pada tulisan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai

Lebih terperinci

DAFTAR RENCANA UMUM KEGIATAN ( R.U.P )

DAFTAR RENCANA UMUM KEGIATAN ( R.U.P ) DAFTAR RENCANA UMUM KEGIATAN ( R.U.P ) ( HASIL REVISI DAFTAR RENCANA UMUM KEGIATAN YANG DITAYANGKAN TANGGAL 13 MARET 2012 ) INSTANSI ALAMAT PROGRAM KEGIATAN TAHUN ANGGARAN DINAS BINA MARGA KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994). I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, karena sekitar 70% penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Gorontalo Kabupaten Gorontalo terletak antara 0 0 30 0 0 54 Lintang Utara dan 122 0 07 123 0 44 Bujur Timur. Pada tahun 2010 kabupaten ini terbagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan produksi tanaman pada (Oryza sativa L.) baik di Indonesia maupun

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan besar dalam menunjang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya lahan yang sangat luas untuk peningkatan produktivitas tanaman pangan khususnya tanaman padi. Beras sebagai salah satu sumber pangan utama

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Karakteristik Biofisik 4.1.1 Letak Geografis Lokasi penelitian terdiri dari Kecamatan Ciawi, Megamendung, dan Cisarua, Kabupaten Bogor yang terletak antara 6⁰37 10

Lebih terperinci

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Irigasi (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Irigasi (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Irigasi (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Land Suitability Evaluation for Irigation Rice (Oryza sativa L.) in Bakaran Batu Village Sei Bamban

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

Kesesuaian LahanTanaman Kelapa Sawit Di lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Lailatul Husna *

Kesesuaian LahanTanaman Kelapa Sawit Di lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Lailatul Husna * Kesesuaian LahanTanaman Kelapa Sawit Di lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Lailatul Husna * Mahasiswi semester 6 Prodi. Manajemen Produksi Pertanian, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Politeknik

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beras sebagai salah satu bahan pangan pokok memiliki nilai strategis dan mempunyai pengaruh yang besar dalam bidang ekonomi, lingkungan dan sosial politik.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup sehingga dalam pengelolaan harus sesuai dengan kemampuan agar tidak menurunkan produktivitas

Lebih terperinci

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING TEKNOLOGI BUDIDAYA Pola tanam Varietas Teknik Budidaya: penyiapan lahan; penanaman (populasi tanaman); pemupukan; pengendalian hama, penyakit dan gulma;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu diantara tiga anggota Allium yang paling populer dan mempunyai nilai

BAB I PENDAHULUAN. satu diantara tiga anggota Allium yang paling populer dan mempunyai nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah merupakan tanaman holtikultura yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia yang digunakan sebagai bumbu masakan dan memiliki kandungan zat yang bermanfaat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya

PENDAHULUAN. mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya PENDAHULUAN Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan-bahan yang mudah diubah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Paling tidak ada lima peran penting yaitu: berperan secara langsung dalam menyediakan kebutuhan pangan

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.1218.010 Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai Jalan Negara Medan Tebing Tinggi Kompleks Instansi Vertikal Sei Rampah 20695 Telepon 0621-441805/Fax. 0621-441806 E-mail :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk, namun hal ini tidak dibarengi dengan peningkatan kuantitas dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) LAMPIRAN Lampiran 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Persyaratan Penggunaan/Karakteristik Lahan Temperatur (tc) Temperatur ratarata ( 0 C) 1618 14 16 Ketersediaan Air (wa)

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian masih merupakan prioritas pembangunan secara nasional maupun regional. Sektor pertanian memiliki peran penting untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN BERAS KOTA BENGKULU. Sarina 1 dan Hermawati 2

PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN BERAS KOTA BENGKULU. Sarina 1 dan Hermawati 2 PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN BERAS KOTA BENGKULU Sarina 1 dan Hermawati 2 1 Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu 2 Fakultas Ekonomi Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tipe Pemanfaatan Lahan Salah satu tahapan sebelum melakukan proses evaluasi lahan adalah mendeskripsikan 11 atribut kunci Tipe Pemanfaatan Lahan (TPL). Secara rinci diuaraikan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian suatu daerah harus tercermin oleh kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak ketahanan pangan. Selain

Lebih terperinci

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN PADI SAWAH, PADI GOGO

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN PADI SAWAH, PADI GOGO EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN PADI SAWAH, PADI GOGO (Oryza sativa L.), DAN SORGUM (Shorgum bicolor) DI KECAMATAN SEI BAMBAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI Oleh : WASKITO 120301011/ILMU TANAH PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja), yaitu penentuan daerah sesuai dengan tujuan penelitian yakni Desa Sei Bamban yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

Kesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Kesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.1 (2015) 038-042 http://www.perpustakaan politanipyk.ac.id. Kesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Adeha Suryani1

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci