STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS USAHA KECIL MENENGAH (Studi Kasus di UKM Kambing Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS USAHA KECIL MENENGAH (Studi Kasus di UKM Kambing Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)"

Transkripsi

1 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS USAHA KECIL MENENGAH (Studi Kasus di UKM Kambing Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) OLEH: AGUS SANTOSO A PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 WISE WORD. 1. Jika anda berpikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut, berarti anda sudah berada dijalan yang benar menuju sukses. 2. Kebahagiaan datang jika kita berhenti mengeluh tentang kesulitan-kesulitan yang kita hadapi, dan mengucapkan terima kasih atas kesulitan-kesulitan yang tidak menimpa kita. 3. Yang pertama belum tentu yang terbaik, tetapi yang terbaik biasanya yang terakhir.

3 RINGKASAN AGUS SANTOSO. Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus di UKM Kambing Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Dibawah bimbingan W.H. LIMBONG Salah satu UKM yang bergerak dibidang jual beli kambing adalah UKM Kambing Desa Cikarawang yang berlokasi di Kampung Carangpulang Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Dalam menjalankan usahanya, UKM ini menghadapi berbagai permasalahan diantaranya berasal dari pengaruh lingkungan internal dan eksternal UKM yang berubah. Tujuan dari penelitian ini pertama, untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal UKM Kambing Desa Cikarawang. Kedua, untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh UKM Kambing Desa Cikarawang. Ketiga, merumuskan strategi pengembangan bisnis yang sebaiknya dilakukan oleh UKM Kambing Desa Cikarawang. Penelitian ini menggunakan pendekatan partisipasi atau participatory action research (PAR) untuk pengumpulan dan pengolahan data. Data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi, resource mapping, wawancara, dan Focus Group Discussion (FGD) dengan pemilik dan pengelola UKM. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah dan pengambil kebijakan, dan sumber lain yang bersifat dokumenter. Dalam tahap pemasukan data (input stage) metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis lingkungan internal dan eksternal melalui matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE). Untuk mengetahui posisi UKM dalam persaingan dengan sesama peternak dan penjual kambing menggunakan analisis matriks Internal External (IE) dan analisis SWOT. Sedangkan untuk decision stage menggunakan analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). faktor eksternal yang termasuk ke dalam peluang adalah: (1) Adanya dukungan kebijakan dari pemerintah daerah Kabupaten Bogor yang mendorong pengembangan UKM khususnya untuk sektor pertanian dan peternakan yang menggunakan bahan baku lokal; (2) Adanya rancangan strategis tahun dari Departemen KUMKM yang ingin mengembangkan UKM dengan upaya peningkatan kemampuan sumberdaya manusia yang ada, meningkatkan dan memperluas akses dan sumber permodalan baik bank ataupun non bank; (3) Perekonomian Indonesia yang semakin tumbuh yang diiringi dengan tumbuhnya daya beli masyarakat; (4) Bertambahnya jumlah penduduk; (5) Meningkatnya kegiatan sosial keagamaan; (6) Meningkatnya efisiensi produksi dengan pemakaian kemajuan teknologi; (7) Adanya hubungan yang baik dengan pembeli dan pemasok. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah: (1) Pemerintah menyetujui perjanjian perdagangan bebas antar negara seperti AFTA dan GATT; (2) Adanya dominasi perusahaan besar; (3) Stigma negatif terhadap daging kambing; (4) Ancaman penurunan produksi karena pengaruh cuaca dan penyakit antraks; (5) Bertambahnya jumlah pesaing baru dipasar; (6) Perubahan konsumsi masyarakat; (7) Penurunan margin; dan (8) Ketidak pastian pasokan

4 dari petani pemasok. Faktor eksternal yang paling berpengaruh dalam bisnis jual beli kambing pada UKM kambing Desa Cikarawang berdasarkan hasil analisis matriks EFE adalah meningkatnya kegiatan sosial keagamaan dengan nilai 0,359 untuk peluang, sedangkan ancaman yang paling dirasakan adalah penurunan margin karena kekuatan tawar menawar pembeli dan pemasok dengan nilai 0,061. Faktor internal yang termasuk ke dalam kekuatan diantaranya adalah: (1) Kemampuan menjual kambing sesuai kebutuhan konsumen; (2) Kemampuan mensuplai kambing secara berkelanjutan; (3) Kebutuhan pakan tersedia melimpah; (4) Kesehatan hewan ternak baik; (5) Pengaturan kandang sudah dilakukan dengan baik; (6) Tenaga kerja cukup terampil, berpengalaman, mempunyai loyalitas dan motivasi tinggi; (7) Mempunyai hubungan baik dengan semua tenaga kerja; (8) Mempunyai pelanggan tetap; dan (9) Terjalinnya hubungan yang baik dengan semua mitra bisnis. Sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan adalah: (1) Belum memberikan pakan tambahan; (2) Belum memberikan obat-obatan untuk mencegah penyakit; (3) Pengetahuan tentang pasar dan budidaya terbatas; (4) Tingkat pendidikan masih rendah; (5) Sistem pencatatan belum ada; (6) Kekuatan menentukan harga lemah karena tergantung pada satu pasar/pelanggan; (7) Adanya dampak yang dialami UKM apabila pasar/palanggan tersebut mengalami masalah; (8) Belum melakukan promosi secara agresif; dan (9) Lokasi usaha kurang Strategis. Faktor internal yang paling berpengaruh berdasarkan hasil analisis matriks IFE adalah kesehatan hewan ternak baik dengan nilai 0,316 untuk kekuatan, sedangkan untuk kelemahan yang paling utama adalah tingkat pendidikan masih rendah dengan nilai 0,051. Pada tahap matching stage dengan menggunakan analisis matriks I-E, didapatkan posisi UKM Kambing Desa Cikarawang pada kuadran 5. hal ini menunjukan kemampuan bersaing UKM Kambing Desa Cikarawang dibandingkan dengan UKM lain masih tergolong rata-rata. Pada posisi tersebut, strategi yang terbaik dilakukan oleh UKM Kambing Desa Cikarawang yaitu hold and maintain atau strategi stabilitas. Umumnya strategi yang disarankan adalah penetrasi pasar dan pengembangan pasar. Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi antara lain menambah jumlah pelanggan tetap, meningkatkan kapasitas penjualan, menambah kapasitas produksi, melakukan promosi, melakukan sistem pencatatan keuangan dan administrasi, melakukan penelitian dan pengembangan pasar, menyediakan kambing yang berkualitas, meningkatkan sinergisme dan kemitraan, memberikan makanan tambahan dan obat-obatan pencegah penyakit dan melakukan studi banding. Pada tahap pengambilan keputusan dengan analisis QSPM diperoleh hasil nilai WAS tertinggi dari alternatif-alternatif strategi yang ada yaitu WO1 dan WO2 adalah strategi melakukan promosi dan melakukan pencatatan keuangan dan administrasi dengan nilai yaitu 6,177. Kemudian strategi ST2 dengan nilai 6,009 menduduki urutan kedua yaitu meningkatkan sinergisme dan kemitraan dengan pihak lain.

5 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS USAHA KECIL MENENGAH (Studi Kasus di UKM Kambing Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) OLEH: AGUS SANTOSO A SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

6 Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus di UKM Kambing Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Nama : Agus Santoso NRP : A Menyetujui, Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP Tanggal Kelulusan :

7 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS DI UKM KAMBING DESA CIKARAWANG KECAMATAN DARMAGA KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT) ADALAH KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN DALAM BENTUK APAPUN KEPADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN. SUMBER INFORMASI YANG BERASAL ATAU DIKUTIP DARI KARYA YANG DITERBITKAN MAUPUN TIDAK DITERBITKAN DARI PENULIS LAIN TELAH DISEBUTKAN DALAM TEKS DAN DICANTUMKAN DALAM DAFTAR PUSTAKA DI BAGIAN AKHIR SKRIPSI INI. Bogor, Februari 2008 Agus santoso A

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Brebes, Jawa Tengah, pada tanggal 10 Juni 1981 sebagai anak kedua dari delapan bersaudara. Putra dari Bapak Ismanto dan Ibu Hartuti. Pada tahun 1993 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah Desa Pulogading Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 1996 di SMP Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMU Negeri 1 Brebes dan lulus pada tahun Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi pada program studi Agribisnis (Program Sarjana) Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor pada tahun Sebelum itu pada tahun 1999 penulis sempat bekerja di pelayaran terlebih dahulu dan mengikuti pendidikan non formal seperti kursus automotif, kursus menjahit, dan kursus komputer. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di kegiatan kemahasiswaan internal kampus seperti Keluarga Muslim Sosek (KMS) tahun di Divisi Syiar dan Seni, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiwa IPB (BEM KM IPB) Departemen Politik tahun , Departemen Kewirausahaan BEM Fakultas Pertanian tahun , Sebagai Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa Bandung Karate Club Institut Pertanian Bogor (UKM BKC IPB) tahun , Ketua Umum Organisasi Mahasiswa Daerah Keluarga Pelajar Mahasiswa Daerah Brebes (OMDA KPMDB IPB) tahun , serta menjadi Senior Residence Asrama TPB IPB tahun

9 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini berjudul Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus di UKM Kambing Desa Cikarawang Kab. Bogor). Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan baik berupa materi ataupun penulisannya, sehingga masukan dan saran yang membangun dari semua pihak yang berkepentingan sangat diharapkan untuk perbaikannya. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah SWT membalas dengan balasan yang lebih baik, dan tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi banyak orang. Bogor, Februari 2008 Penulis

10 UCAPAN TERIMA KASIH Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam menyelesaikan tulisan ini. Paling utama penulis sampaikan rasa sayang dan bhakti kepada kedua orang tua tercinta yang senantiasa mendo akan, mendukung dan menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS selaku dosen pembimbing yang sangat sabar dalam membimbing dan memberikan masukan kepada penulis sehingga dapat terselesaikan skripsi ini. 2. Ir. Mimin Aminah, MM sebagai dosen pembimbing lapangan yang telah mengijinkan kepada penulis untuk menjadi bagian dari tim Leadership Program yang difasilitasi oleh CIFOR dan IPB. 3. Dr. Ir. Rr. Heny K.S. Daryanto, MSc selaku dosen penguji utama. 4. Tintin Sarianti, SP selaku dosen penguji wakil dari Komisi Pendidikan Departemen Agribisnis. 5. Bapak Andar (Daday), Ibu Siti Sopiah, Kang Yayat, Kang Taufik, dan Segenap warga desa Cikarawang yang menerima penulis dengan sangat baik, meluangkan waktunya dalam kegiatan penelitian ini. 6. Bapak Agus Mulyana, Mas Yayan dan Mas Anto dari CIFOR serta Mas Bogel dan Rifki dari PILI, Ibu Nesti dan Bapak Eko selaku pembimbing, guru dan teman bercerita yang selalu memberikan semangat dalam pelaksanaan PAR. 7. Seluruh Staf pengajar dan pegawai Program Studi Agribisnis (Ibu Nana, Ibu Etria, Teh Ida, Teh Dewi, Teh Dian) yang telah banyak membantu penulis. 8. Mba List dan Mas Erick, serta adik-adikku yang terus dengan sabar menantikan kelulusanku. Doa dan dukungan kalian menjadi energi terbesar yang kumiliki, semoga saya bisa menjadi apa yang kalian harapkan.

11 9. Dr. Ir. Bonny P.W. Soekarno, MS selaku Bapak dan kepala asrama yang telah memberikan bimbingan dan perhatiannya. 10. Kedua MRku, Jazakumullah khairon katsiron atas tarbiyahnya selama ini. Semoga Allah SWT mencatat itu sebagai amal ibadah yang bisa mengantarkan kalian meraih surga-nya, dan bertemu dengan wajah Allah. Amiin. 11. Saudara-saudaraku satu halaqoh, jazakumullah atas kebersamaannya. Saya mencintai kalian karena Allah, Akhi fillah. 12. Budi, Febry, Supri, Nisa, Dini, dan seluruh IKASR dan SR asrama TPB IPB. Semoga persaudaraan kita tidak pernah putus oleh berlalunya waktu dan jauhnya tempat aktivitas kita. 13. Teman seperjuangan di Program Leadership CIFOR dan IPB di desa Situ Gede dan desa Cikarawang, semoga kesuksesan selalu di tangan kita semua. Pertahankan selalu tali silaturahmi kita. Just keep on rollin Teman-teman agribisnis 37 (Fitri, Sumi, Nadya, Novi, cucur, erwin) dengan kebersamaan dan tekad yang kuat kita bisa selesaikan tugas akhir. Man jadda wa jadda. 15. Seluruh pihak yang telah membantu, tidak berkurang rasa terima kasih dari penulis Bogor, Februari 2008 Penulis

12 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah Tujuan Penelitian 6 Manfaat dan Kegunaan Penelitian... 7 Ruang Lingkup Penelitian... 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing (Capra aegagrus) Kambing Kacang (Katjang) Kambing Jamnapari/Ettawah Kambing Anglo-Nubian Kambing Kacukan Kambing Saanen Usaha Kecil Menengah (UKM) Participatory Action Research (PAR) Analisis Formulasi Strategi Matriks IFE dan EFE Matriks Internal Eksternal (I-E) Matriks SWOT Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Hasil Penelitian Terdahulu... 24

13 ii III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep manajemen Strategi Misi dan Tujuan Perusahaan Analisis Lingkungan Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Data dan Sumber Data Penarikan Sampel Metode Pengumpulan Data Analisis Data V. GAMBARAN UMUM UKM KAMBING DESA CIKARAWANG 5.1. Sejarah UKM Kambing Desa Cikarawang Aktivitas UKM Kambing Desa Cikarawang Produksi Keuangan, Administrasi, dan Permodalan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pemasaran. 43 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Lingkungan UKM Kambing Desa Cikarawang Analisis Faktor-Faktor Eksternal Analisis Lingkungan Internal Identifikasi Peluang, Ancaman, Kekuatan, dan Kelemahan UKM Peluang Ancaman Kekuatan Kelemahan... 58

14 iii 6.3. Tahap Masukan (Input Stage) Matriks External Factor Evaluation (EFE) Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Matching Stage Analisis Matriks Internal dan Eksternal (I-E) Analisis Matriks SWOT Tahap Keputusan (Decision Stage) dengan Analisis QSPM 69 VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Saran.. 71 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 76

15 iv DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Sektor Ekonomi pada Tahun 2004 dan Rumah Potong Hewan (RPH) di Kabupaten Bogor Tahun Pasar Hewan di Kabupaten Bogor Tahun Berat Badan Berbagai Jenis Kambing Penilaian Bobot Strategis Internal Perusahaan Matriks Evaluasi Faktor Internal Perusahaan Penilaian Bobot Strategis Eksternal Perusahaan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Perusahaan Matriks SWOT Matriks QSPM Penelitian Terdahulu yang Menjadi Literatur Alat Analisis PEST: Daftar Fenomena yang Memungkinkan Menghasilkan Peluang dan Ancaman Data dan Sumber Karakteristik Responden Data Penjualan dan Pelanggan UKM Kambing Desa Cikarawang Tahun 2007 (Periode Februari-Juli) Usaha Peternakan Kambing dan Domba di Wilayah Bogor Tahun Peluang dan Ancaman Lingkungan Eksternal UKM Kambing Desa Cikarawang Kekuatan dan Kelemahan Lingkungan Internal UKM Kambing Desa Cikarawang Matriks EFE UKM Kambing Desa Cikarawang Matriks IFE UKM Kambing Desa Cikarawang Analisis Matriks SWOT UKM Kambing Desa Cikarawang... 68

16 v DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Kontribusi UKM dan Usaha Besar Terhadap PDB Nasional Tahun Menurut Harga Berlaku Proporsi Kontribusi UKM dan Usaha Besar Terhadap PDB Nasional Tahun Menurut Harga Konstan Matriks Internal-Eksternal (IE Matrix) Model Manajemen Strategi yang Lengkap Model Lima Kekuatan Porter Bagan Kerangka Pemikiran Teoritis Bagan Kerangka Pemikiran Operasional Matriks I-E UKM Kambing Desa Cikarawang... 64

17 vi DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Jumlah Unit Usaha Kecil, Menengah, dan Besar Menurut Sektor Ekonomi Tahun di Indonesia Laporan Inflasi berdasarkan Perhitungan Inflasi Tahunan Perkembangan Harga Kambing Di Indonesia (Periode Januari 05-Mei 06) Faktor Penentu Strategi Eksternal dan Internal UKM Kambing Desa Cikarawang Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal dan Internal (Daday) Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal dan Internal (Siti sopiah) Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal dan Internal (Yayat) Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal dan Internal (Topik) Matriks EFE dan IFE UKM Kambing Desa Cikarawang Penentuan Attractive Score (AS) pada Strategi Menambah Jumlah Pelanggan Tetap (SO1) Penentuan Attractive Score (AS) pada Strategi Meningkatkan Kapasitas Penjualan (SO2) Penentuan Attractive Score (AS) pada Strategi Meningkatkan Kapasitas Produksi (SO3) Penentuan Attractive Score (AS) pada Strategi Melakukan Promosi (WO1) Penentuan Attractive Score (AS) pada Strategi Melakukan Sistem Pencatatan Keuangan dan Administrasi (WO2) Penentuan Attractive Score (AS) pada Strategi Melakukan Penelitian dan Pengembangan Pasar (WO3) Penentuan Attractive Score (AS) pada Strategi Menyediakan Kambing yang berkualitas (ST1) Penentuan Attractive Score (AS) pada Strategi Meningkatkan Sinergisme dan Kemitraan (ST2) Penentuan Attractive Score (AS) pada Strategi Memberikan Makanan tambahan dan Obat-Obatan pencegah Penyakit (WT1)... 99

18 vii 19. Penentuan Attractive Score (AS) pada Strategi Melakukan Studi Banding (WT2) Hasil Matriks QSP UKM Kambing Desa Cikarawang

19 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang lebih mengutamakan ekonomi makro daripada ekonomi mikro sebagai indikator keberhasilan pembangunan nasional ikut memberi andil terjadinya krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun Selain itu terpuruknya sektor perbankan dan meningkatnya suku bunga pinjaman ikut memperparah keterpurukan sektor usaha dari segi permodalan, khususnya industri berskala besar. Sebagian besar bahan baku industri skala besar di Indonesia masih bergantung kepada pasokan impor. Oleh karena itu ketika krisis ekonomi melanda, biaya bahan baku ikut naik akibat nilai rupiah yang turun terhadap nilai tukar dolar. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memang turut terpengaruh dampak dari krisis tersebut, tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama, karena relatif sedikit menggunakan bahan baku impor. Itulah mengapa pada saat terjadi krisis ekonomi banyak perusahaan-perusahaan besar mengalami colaps, sedangkan usaha kecil dan menengah relatif mampu bertahan, bahkan pertumbuhannya menunjukan peningkatan (Lampiran 1) (Departemen KUMKM, 2004). UKM umumnya memiliki keunggulan dalam memanfaatkan sumber daya alam (SDA) lokal dan padat karya, seperti pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan, dan restoran. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan merupakan kelompok usaha yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap struktur PDB dan sektor tersebut didominasi oleh kelompok usaha kecil. Pada tahun 2006, UMKM berjumlah 48,93 juta unit usaha atau 99,98% dari total unit usaha yang ada di indonesia, sebagian besar merupakan usaha skala mikro (kurang lebih 90%). kontribusi UKM terhadap PDB mencapai Rp 1,78 triliun atau 53,28% dari nilai PDB nasional. Kemampuan menyerap tenaga kerja sebanyak 85,42 juta orang atau 96,18%. Dilihat dari kinerja ekspor non-migas mencapai Rp 369,8 triliun atau 46,2% dari keseluruhan nilai ekspor non migas Indonesia (BPS, 2006).

20 2 Dari data Departemen KUMKM tahun , peranan UKM dalam PDB Nasional menurut harga berlaku meningkat dari Rp trilyun menjadi Rp trilyun. Sedangkan usaha besar dari Rp trilyun pada tahun 2004 menjadi Rp trilyun pada tahun 2005 (Gambar 1) Triliun Rupiah Triliun Rupiah Triliun Rupiah 377 Triliun Rupiah 440 Triliun Rupiah Triliun Rupiah Triliun Rupiah UK UM UB Tahun Gambar 1. Kontribusi UKM dan Usaha Besar Terhadap PDB Nasional Tahun Menurut Harga Berlaku. Sumber: Departemen KUMKM, 2005 Menurut harga konstan UKM telah meningkat dari 56,13% pada tahun 2004 menjadi 56,48% pada tahun sedangkan usaha besar mengalami penurunan dari 43,87% menjadi 43,52% (Gambar 2). 100% Persentase 80% 60% 40% 43,87% 43,52% 16,97% 17,12% 20% 0% 39,16% 39,36% UK UM UB Tahun Gambar 2. Proporsi Kontribusi UKM dan Usaha Besar Terhadap PDB Nasional Tahun Menurut Harga Konstan. Sumber: Departemen KUMKM, 2005

21 3 Tabel 1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Sektor Ekonomi Pada Tahun 2004 dan No Skala Usaha 2004 (orang) 2005 (orang) Pertumbuhan (%) 1 Usaha Mikro dan Kecil , Usaha Menengah , Usaha Besar (2,1347) Jumlah Tenaga Kerja ,7278 Sumber :http\\: diakses tanggal 22 Juli 2007 Tabel 1 menunjukkan peran UMKM mengalami peningkatan sebesar 5,5717% dalam penyerapan tenaga kerja. Sedangkan usaha besar mengalami penurunan sebesar 2,1347% dalam penyerapan tenaga kerja menurut sektor ekonomi tahun 2004 dan Salah satu sektor UKM yang berkembang di Indonesia adalah berasal dari sektor pertanian. Peternakan sebagai salah satu subsektor pertanian memainkan peranan penting dalam pembangunan sektor pertanian dan perekonomian Indonesia, hal ini ditunjukkan dengan pencapaian produk domestik bruto peternakan mencapai 10,39% (BPS, 2004). Kebutuhan kambing secara nasional lebih dari 5,6 juta ekor per tahun. Peluang untuk ekspor pun terbuka luas. Malaysia, Singapura, dan Timur Tengah dalam tahun 2004 mengimpor ekor dari Australia, Jerman, Thailand, Selandia Baru, dan negara lain. Indonesia bisa turut mengisi pasar luar negeri tersebut. 1 Pengembangan UKM di Kabupaten Bogor mempertimbangkan potensi sumber daya alam lokal yang dimiliki, salah satunya adalah ternak kambing. Ternak kambing adalah salah satu jenis ternak yang akrab pedesaan, makanan alami tersedia melimpah di alam, perkembangbiakannya lebih cepat dibandingkan ternak besar karena sekali beranak bisa melahirkan 2-3 ekor. Bisa dijual setiap saat, baik ke pasar hewan maupun melalui perantara. Dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2006 diperoleh data sarana dan prasarana pendukung peternakan diadakan untuk mendukung pengembangan peternakan secara umum termasuk di dalamnya 1 (22 Juli 2007)

22 4 adalah peternakan kambing. Sarana dan prasarana pendukung tersebut antara lain tersedianya rumah potong hewan (Tabel 2), pasar hewan (Tabel 3), kerjasama kemitraan dan poultry shop. Tabel 2. Rumah Potong Hewan ( RPH ) di Kabupaten Bogor Tahun No Nama RPH Rata-rata pemotongan per hari (ekor) 1. RPH Cibinong RPH Galuga 7 3. RPH Jonggol 5 Sumber : diakses tanggal 22 Juli 2007 Pada Tabel 3 menunjukan perhatian Pemerintah Kab. Bogor terhadap perkembangan peternakan salah satunya dengan mendirikan pasar hewan untuk mempermudah aktivitas jual beli ternak. Kapasitas tampung lebih banyak kambing/domba, hal ini menunjukan potensi ternak kambing di Kab. Bogor cukup besar dan mempunyai peluang untuk dikembangkan lebih baik lagi untuk meyokong perekonomian rakyat. Tabel 3. Pasar Hewan di Kabupaten Bogor Tahun No Pasar Kegiatan Kapasitas Tampung (ekor) Hewan Alamat Pasar ( hari ) Sapi / kerbau Kambing / Domba 1. Jonggol Ds.Sukamaju Kamis Parung Ds.Parung Senin, Rabu, Kamis 3. Ciseeng Ds.Ciseeng Selasa, Sabtu Leuwiliang Ds.Lw Liang Senin, Kamis Citeureup Ds.Citeureup Senin, Kamis Cileungsi Ds.Cileungsi Selasa, Sabtu Rumpin Ds.Sukamulya Senin, Rabu, Kamis 8. Dramaga Ds.Dramaga Jumat - 50 Sumber : diakses tanggal 22 Juli 2007 Salah satu UKM yang bergerak dalam usaha jual beli kambing adalah UKM Kambing Desa Cikarawang, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor. Data yang menunjukan UKM Kambing Desa Cikarawang mempunyai potensi untuk berkembang antara lain jumlah ternak kambing di Kab. Bogor pada tahun 2005 sebesar ekor. Jumlah ini adalah terbesar kedua setelah Kab. Karawang

23 5 yang memproduksi kambing ekor dalam tahun 2005 (Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat, 2005). Untuk kebutuhan daging kambing di daerah bogor, ternyata masih mengandalkan pasokan dari luar Bogor, seperti Sukabumi, Bandung, Bekasi, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten (Dinas Agribisnis, 2007). Datadata ini menunjukan peluang pasar di Bogor masih terbuka lebar bagi UKM Kambing Desa Cikarawang untuk mengisi kekurangan pasokan kambing di Bogor. Namun, dengan banyaknya peternak kambing baik individu maupun kelompok dan para pedagang besar yang telah lama berkecimpung dalam usaha ini menunjukkan bahwa persaingan dalam industri peternakan dan jual beli kambing ini sangat ketat. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi pengembangan usaha pada UKM Kambing Desa Cikarawang ini agar dapat memunculkan keunggulan kompetitif dalam bersaing dengan para kompetitior. Berbagai usaha pemerintah telah dijalankan untuk memajukan UKM salah satunya yaitu pemberian bantuan modal bergilir yang diberikan kepada UKM, kelompok usaha atau individu untuk memulai usaha, pemberian modal ini merupakan usaha pemerintah untuk memperlancar pengembangan usaha, akan tetapi pengembangan selanjutnya sangat tergantung pada inisiatif masyarakat, oleh karena itu, dalam merumuskan strategi pengembangan usaha akan dilakukan dengan menggunakan metode Participatory Action Research (PAR). Dalam penelitian partisipasi ini, UKM Kambing Desa Cikarawang tidak sebagai obyek penelitian tetapi sebagai pelaku utama dalam melakukan proses perumusan strategi pengembangn usaha. Penelitian partisipatif dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi situasi (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dan permasalahan yang ada serta merangsang kemampuan dirinya sendiri dalam menyusun strategi yang sesuai dengan kondisi internal UKM Kambing Desa Cikarawang saat ini Perumusan Masalah Usaha jual beli kambing UKM Kambing Desa Cikarawang pada saat ini terfokus pada penyediaan kambing setiap hari untuk bisa dijual setiap saat. Dalam jangka panjang, UKM Kambing Desa Cikarawang mempunyai tujuan menjadikan

24 6 usaha peternakan ini lebih besar baik dalam hal jumlah hewan ternak, penyerapan tenaga kerja warga sekitar UKM maupun pengelolaan yang lebih baik sehingga dapat bersaing dengan pesaing-pesaing yang relatif besar. Kapasitas kandang pada awal tahun 2007 hanya bisa menampung 30 ekor kambing. Pada bulan Juni 2007 kapasitas kandang bertambah dengan dibangunnya satu lokal kandang lagi sehingga kapasitas kandang dapat menampung 50 ekor kambing. Apabila dibandingkan dengan peternak kambing yang lain, jumlah ini masih relatif kecil. Peternakan lainnya memiliki jumlah hewan ternak yang lebih banyak seperti MT Farm yang mencapai 750 ekor dan Ternak Domba Sehat yang mencapai 600 ekor (Sasongko, 2006). Bila dibandingkan dengan para pesaing, skala usaha UKM Kambing Desa Cikarawang tergolong masih kecil dan belum dapat bersaing dalam industri ternak kambing yang persaingannya cukup ketat. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu strategi yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif maupun komparatif dalam menghadapi persaingan yang ketat dan memasuki pasar yang lebih luas. Untuk mencapai keunggulan kompetitif maupun komparatif, UKM Kambing Desa Cikarawang harus mengetahui peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan serta pola reaksi organisasi terhadap pesaing, sehingga dapat dirumuskan suatu strategi yang sesuai (Kotler, 2002). Oleh karena itu, proses perumusan strategi sangat diperlukan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari permasalahan yang ada, maka perumusan masalah penelitian pada UKM Kambing Desa Cikarawang adalah: 1. Bagaimana kondisi internal dan eksternal yang ada di UKM Kambing Desa Cikarawang? 2. Apa saja yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan UKM Kambing Desa Cikarawang? 3. Rumusan Strategi pengembangan bisnis apa yang sebaiknya dilakukan oleh UKM Kambing Desa Cikarawang? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:

25 7 1. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal UKM Kambing Desa Cikarawang. 2. Menganalisis peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh UKM Kambing Desa Cikarawang. 3. Merumuskan strategi pengembangan bisnis yang sebaiknya dilakukan oleh UKM Kambing Desa Cikarawang Manfaat dan Kegunaan Penelitian Adapun manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak pengelola dan pemilik UKM Kambing Desa Cikarawang dalam membuat keputusan tentang strategi pengembangan bisnis. 2. Bagi pihak lain yang membutuhkan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang berkaitan Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah aktivitas pengelolaan UKM Kambing Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor. Aktivitas pengelolaan terbatas pada kegiatan pemeliharaan kambing sebelum dijual, pengelolaan sumber daya manusia termasuk didalamnya tenaga kerja, pengelolaan keuangan dan administrasi, dan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh UKM Kambing Desa Cikarawang. Analisis yang dilakukan terbatas pada formulasi strategi pengembangan bisnis UKM Kambing Desa Cikarawang. Alat analisis terkait yang digunakan terbatas pada matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation (EFE), matriks Internal-Eksternal (I-E), matriks SWOT dan QSPM.

26 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing (Capra aegagrus) Kambing termasuk ternak ruminansia kecil bertanduk, sudah dibudidayakan manusia kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang lalu. Di alam aslinya, kambing liar hidup berkelompok lima sampai dua puluh ekor. Dalam pengembaraannnya mencari makanan, kelompok kambing ini di pimpin oleh kambing betina yang paling tua, kambing jantan berfungsi sebagai penjaga keamanan rombongan. Waktu aktif mencari makannya siang maupun malam hari. Makanan utamanya adalah rumput-rumputan dan dedaunan (Davendra, 1982). Kambing merupakan hewan yang sangat penting dalam pertanian subsisten karena mampu beradaptasi dan mempertahankan diri dari lingkungan yang kering. Kambing termasuk hewan yang serba guna yaitu dapat memproduksi susu, daging, kulit, bulu dan pupuk (Davendra, 1982). Di Indonesia jenis kambing pada umumnya dikenal dengan nama kambing kacang yang dipelihara untuk ternak potong sebagai penghasil daging. Selain itu terdapat kambing lokal lainnya seperti kambing Gembrong, kambing Kosta, kambing Jawarandu dan Bligon. Sistem produksi ternak kambing di Indonesia masih tradisional karena pada umumnya ternak kambing dipelihara sebagai kegiatan sekunder setelah tanaman pangan. Ternak kambing dipelihara secara luas oleh petani peternak kecil karena mudah dipelihara dan siap untuk dipasarkan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan (Setiadi, 2006). Jenis-jenis kambing yang digunakan untuk penghasil daging biasanya mempunyai badan yang padat jika dibandingkan dengan jenis untuk produksi susu. Menurut pendapat Setiadi (2006) Beberapa jenis kambing yang biasa diternakkan untuk penghasil daging ada beberapa macam yaitu: Kambing kacang (Katjang) Jenis ini berasal dari Malaysia dan Indonesia, digunakan untuk menghasilkan daging. Kambing jenis ini mempunyai badan yang kecil dan pendek. Tanduk melentur ke atas dan ke belakang, telinganya tegak ke sisi. Terdapat janggut pada kambing jantan dan jarang pada betina. Dari samping, muka kelihatan lurus dan tirus. Leher pendek dan bagian belakang lebih tinggi dari bahu,

27 9 rata-rata ketinggiannya ialah cm. Kulit badan tipis tetapi mempunyai bulu yang kasar. Warna bulu biasanya hitam, coklat dan kadangkala terdapat bintik putih di kaki atau badan. Kelahiran kembar adalah salah satu ciri-ciri kambing ini Kambing Jamnapari/Ettawah Kambing jenis ini berasal dari India. Jenis ini digunakan untuk produksi daging dan juga susu (dwiguna). Dari samping muka tampak cembung (roman nosed) dan mempunyai telinga yang panjang menjuntai ke bawah. Badan lebih besar dan tinggi dari kambing kacang, terdapat tanduk yang melentur ke atas dan ke belakang, bulunya agak lebat di bagian punggung dan daerah leher. Warnanya agak kusut dan campuran hitam kekuningan. Kambing jenis ini biasanya disilangkan dengan kambing lokal untuk mendapatkan hasil persilangan yang lebih baik genetisnya, kambing hasil persilangan tadi dinamakan kambing PE (Peranakan Ettawah) Kambing Anglo-Nubian Jenis ini mempunyai sifat jenis zariby (nubian) dari Mesir dan jenis ettawah dari India. Jenis ini lebih tahan terhadap penyakit dan dapat menyesuaikan dengan alam sekitarnya. Selain untuk keperluan daging, kambing ini juga bisa diambil air susunya. Ciri-ciri kambing ini berbadan besar, mempunyai telinga yang panjang dan menjuntai ke bawah. Hidung kambing ini melengkung ke bawah, kakinya panjang dan rata-rata ketinggian badannya 80 cm. Biasanya kambing ini tidak bertanduk, bulu badannya pendek, warna bulu coklat kemerahan seperti warna rusa, coklat putih, warna gelap atau kombinasi warnawarna tersebut Kambing Kacukan Jenis ini adalah hasil persilangan antara kambing kacang dengan jenis luar negara seperti Anglo Nubian, Jamnapari dan juga persilangan dengan jenis kambing yang mengeluarkan susu seperti Saanen, Toggenburg dan British Alpine. Kebanyakan kambing yang dilihat di kampung-kampung adalah kambing kacukan Kambing Saanen Berasal dari Lembah Saanen di Switzerland. Bulunya pendek berwarna putih atau krim dengan titik hitam di hidung, telinga dan di kelenjar susu. Hidungnya lurus, muka berupa segitiga. Telinganya sederhana dan tegak ke

28 10 sebelah dan ke depan. Ekornya tipis dan pendek. Hasil Susu-500kg-1,200 kg dalam tempo 250 hari. Setiap jenis kambing mempunyai berat lahir dan berat dewasa berbedabeda. Keterangan lebih jelasnya bisa dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Berat Badan Berbagai Jenis Kambing. Berat Lahir (kg) Berat Dewasa (kg) Jenis Kambing Jantan Betina Jantan Betina Kambing Kacang 1,6 1, Kambing Ettawah Kambing Anglo-Nubian 3,5 3, Kambing Kacukan 2-2,5 2-2, Kambing Saanen 3 3, Sumber: Setiadi, 2006 Sumoprastowo dalam Sasongko (2006) menyatakan bahwa pemilihan bibit ternak merupakan langkah penting setelah penentuan lokasi. Langkah ini bertujuan untuk memperoleh pertambahan berat badan harian yang tinggi pada rentang waktu pemeliharaan, sehingga keuntungan yang diperoleh maksimal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bibit kambing adalah jenis kelamin dan penampilan fisik, seperti tubuh besar, sehat, dada dalam dan lebar kaki lurus, tumit tinggi, penampilan gagah, aktif, buah zakar normal, bulu bersih dan mengkilat (Setiadi, 2006) Selain pemilihan bibit yang tepat, pemberian pakan merupakan salah satu faktor yang penting dalam keberhasilan usaha ini. Pakan dibagi menjadi dua, yaitu hijauan sebagai pakan utama dan pakan penguat seperti konsentrat sebagai pakan tambahan (Suharno dan Nazarudin dalam Sasongko, 2006). Pakan hijauan memiliki kandungan protein relatif rendah, oleh karena itu diperlukan pakan penguat (konsentrat) yang mempunyai kandungan energi yang relatif tinggi, serat kasar rendah dan daya cerna yang relatif baik (Mulyono dalam Sasongko, 2006). Penyediaan kandang yang baik juga merupakan faktor penting dalam usaha ternak kambing. Kandang adalah tempat berlindung hewan ternak dari panas matahari dan hujan. Kandang yang dirancang secara baik juga memperhatikan tempat memberi pakan yang baik dan pembuangan kotoran sehingga ada rasa nyaman dan bersih dalam kandang, sehingga ternak dapat

29 11 berkembang dan tumbuh secara normal. Sebaliknya, dalam kandang yang jelek memungkinkan pertumbuhan ternak lambat, kurang sehat dan terjadi pemborosan makanan (Sarwono, 2006). Menurut Sarwono (2006), Pengendalian penyakit pada ternak kambing sangat penting dilakukan. Penyakit menular pada kambing yang biasa dialami diantaranya Brucellosis (penyakit gugur kandungan menular), tuberkulosis, radang limpa (antrax), penyakit mulut dan kuku, radang kulit karena gigitan lalat, caplak, tungau (parasit luar), dan Cacing (parasit dalam). Penyakit menular ini diantaranya disebabkan oleh virus atau bakteri. Ternak yang terjangkit penyakit, bisa menjadi sumber penularan ternak lain yang sehat Usaha Kecil Menengah (UKM) Pembahasan UKM meliputi usaha industri dan usaha perdagangan. Definisi usaha mencakup paling tidak dua aspek, yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan usaha ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam gugusan atau kelompok usaha tersebut (Partomo dan Soejoedono, 2004). Departemen Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM, 2004) mendefinisikan Usaha Kecil sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp ,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Mempunyai omzet penjualan tahunan paling banyak Rp ,- (satu milyar rupiah). c. Milik warga Negara Indonesia. d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. e. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum (termasuk koperasi).

30 12 Industri kecil memiliki total aset maksimal Rp 600 juta, termasuk rumah dan tanah yang ditempati dengan tenaga kerja dibawah 250 orang (KADIN dalam Suhendar, 2002). Menurut Undang-undang Nomor 9 tahun 1995 tentang usaha kecil, kriterianya dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimiliki, yaitu : a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha). b. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 1 miliar/tahun. Menurut Departemen Keuangan yang tercantum dalam keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 40/KMK.06/2003, menyebutkan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan waga negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak 100 juta per tahun. Untuk kriteria usaha menengah: a. Untuk sektor industri, memiliki total aset paling banyak 5 milyar rupiah b. Untuk sektor nonindustri, memiliki kekayaan bersih paling banyak 600 juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 3 milyar rupiah. Sedangkan INPRES No. 10 Tahun 1999 mendefinisikan usaha menengah adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari 200 juta rupiah sampai maksimal 10 milyar rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha). Pengertian UKM dilihat dari kriteria jumlah tenaga kerja yang dimiliki berbeda antara negara yang satu dengan yang lain. Di Indonesia, Biro Statistik mempunyai kriteria usaha kecil jika karyawannya 5 sampai 19 orang dan jika kurang dari 5 orang digolongkan usaha rumah tangga, serta usaha menengah terdiri atas 20 sampai 99 orang. Partomo dan Soedjoedono (2002) menyebutkan kriteria umum UKM dilihat dari ciri-cirinya pada dasarnya bisa dianggap sama, yaitu sebagai berikut: (1) Struktur organisasi yang sangat sederhana, (2) Tanpa staf yang berlebihan, (3) Pembagian kerja yang kendur, (4) Memiliki hirarki manajerial yang pendek, (5)

31 13 Aktivitas sedikit yang formal, dan sedikit menggunakan proses perencanaan, (6) Kurang membedakan aset pribadi dari aset perusahaan. Menurut Gaedeke dan Tootelian dalam Partomo dan Soedjoedono (2002), UKM memiliki 4 karakteristik, yaitu: (1) kepemilikan, (2) operasinya terbatas pada lingkungan atau kumpulan pemodal, (3) wilayah operasinya terbatas pada lingkungan sekitarnya, meskipun pemasaran dapat melampaui wilayah lokalnya, dan (4) ukuran dari perusahaan dalam industri bersangkutan lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam bidang usaha yang sama. Sedangkan menurut Balton dalam Partomo dan Soedjoedono (2002), menyatakan bahwa pimpinan atau pengurus UKM pada umumnya kurang atau tidak mengenyam pendidikan formal atau mempunyai pendapat yang lemah terhadap perlunya pendidikan dalam pelatihan. Sejarah perekonomian di dunia menunjukkan bahwa UKM memiliki peranan yang penting dalam perekonomian. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat di Jepang, dikaitkan dengan besaran sektor usaha kecil. Kedua, dalam penciptaan lapangan pekerjaan di Amerika Serikat setelah perang dunia II, sumbangan UKM ternyata tidak bisa diabaikan (Anderson dalam Partomo dan Soedjoedono, 2002). Walaupun UKM dipandang sebelah mata oleh para pesaing dari perusahaan skala besar, tetapi UKM memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan usaha besar, antara lain: (1) Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk. (2) Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil. (3) Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja. (4) Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan besar yang pada umumnya memiliki birokrasi. (5) Terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan. Partomo dan Soedjoedono (2002) berpendapat, pada kenyataannya UKM memiliki kendala-kendala dalam mempertahankan dan pengembangan usaha

32 14 (bisnis), antara lain kurangnya pengetahuan pengelolaan usaha, kurang modal, dan lemah di bidang pemasaran. Untuk mengatasinya UKM harus memiliki strategi bisnis yang tepat yang perlu diambil, diantaranya adalah: (1) Untuk dapat mengembangkan UKM perlu dipelajari terlebih dahulu tentang ciri-ciri kelemahan serta potensi-potensi yang tersedia serta perundangundangan yang mengaturnya. (2) Diperlukan bantuan manajerial agar tumbuh inovasi-inovasi mengelola UKM berdampingan dengan usaha-usaha besar. (3) Secara vertikal dalam sistem gugus usaha, UKM bisa menjadikan diri komplemen-komplemen usaha bagi industri perusahaan produsen utama. Maka diperlukan suatu strategi UKM menjalin kerja komplementer dengan usaha-usaha besar. Kerja sama yang terjalin bisa berbentuk koperasi dan secara bersama-sama beroperasi masuk dalam usaha tertentu. Di Indonesia kemitraan usaha yang berbentuk koperasi merupakan strategi bisnis yang sangat penting, sehingga pemerintah menganggap perlu membentuk departemen khusus untuk menangani UKM dan koperasi Participatory Action Research (PAR) Secara etimologi kata partisipasi berasal dari Participatie (Belanda) dan Participation (Inggris) yang artinya ikut serta. (Sukamto dalam Purwisanti, 1991). Secara terminologi partisipasi adalah keterikatan seseorang dalam suatu proses kegiatan secara sukarela dan atas kemauannya tanpa unsur paksaan (Yadav dalam Purwisanti, 1991). Tjokroamidjojo dalam Purwisanti (1991), menyatakan bahwa partisipasi merupakan indikator keberhasilan terpenting sekaligus menjadi tujuan dari suatu program pembangunan. Upaya partisipasi ini dimaksudkan untuk mengubah pola pikir, pola sikap dan pola tindak ke arah yang lebih baik, dan dilakukan melalui pendidikan non formal melalui pendidikan orang dewasa. Participatory Action Research (PAR) atau Penelitian Aksi Partisipatif (PAP) lebih merupakan pendekatan para aktivis, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk memperkuat komunitas lokal atau yang diwakilinya dengan cara

33 15 melibatkan sekaligus mendorong masyarakat atau perorangan mengenali potensi dan permasalahan yang ada di desa, komunitas atau usaha mereka, sehingga masyarakat, kelompok atau perorangan tersebut berinisiatif untuk melakukan tindakan penyelesaian masalahnya sendiri. PAR muncul sebagai reaksi kesadaran dari kegagalan pembangunan top down, dipopulerkan terutama oleh Conway dan Chambers (1992), dan yang terbaru oleh Korten (1996). Yang membedakan antara action research (penelitian aksi) dengan penelitian konvensional adalah adanya keterlibatan dari objek penelitian secara aktif dan secara sengaja dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian konvensional objek penelitian hanya dijadikan penonton yang netral (Chalmers dalam Basuno, 2005). Menurut Sembiring (2007), PAR mempunyai beberapa nama, antara lain Participatory Rural Appraisal (PRA), Participatory Rapid Rural Appraisal (PRRA), Participatory Learning Method (PALM), Integrated Action Planning (IAP), Paticipatory Learning and Action (PLA), dan masih banyak lagi istilah yang lainnya. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam PAR adalah: (1) Keberpihakan kepada pihak atau individu yang terabaikan, (2) Pemberdayaan (penguatan) kemampuan masyarakat untuk bisa melakukan sendiri, (3) Masyarakat sebagai pelaku dan yang akan memutuskan segala sesuatunya, sedangkan orang luar hanya sebagai fasilitator, (4) Saling belajar (transactive) antara masyarakat dan fasilitator, (5) Informalitas, (6) Triangulasi (Check and re-check) untuk kefalidan informasi, (7) Optimalisasi hasil, (8) Keberlanjutan dan selang waktu untuk melihat perkembangan suatu masalah, (9) Orientasi Praktis, selalu diarahkan untuk melakukan kegiatan bukan research for next research, (10) Belajar dari kesalahan untuk selalu melakukan perbaikan, (11) Terbuka, tak pernah selesai mutlak, tidak selalu 100 persen benar (Sembiring, 2007). Sebagai suatu metode penelitian, dalam PAR harus melakukan dua hal yaitu mengamati apa yang dilakukan orang lain terhadap objek penelitian, dan disaat yang sama harus mencari tahu bagaimana solusi yang ada dan bisa dilakukan secara bersama-sama antara peneliti dengan masyarakat. PAR menawarkan pendekatan penelitian dan aksi yang terstruktur yang dapat

34 16 mendorong para pihak mengambil pelajaran dan pengalaman melalui siklus observasi-perencanaan-aksi-fefleksi (CIFOR, YGB, PSHK-ODA, 2006). Pelaksanaan penelitian melalui proses PAR berlangsung berulang-ulang (spiral) dan bertahap yang masing-masing terdiri dari perencanaan, aksi dan evaluasi hasil dari aksi tersebut. Setiap penelitian aksi yang dilakukan dengan permasalahan yang berbeda, maka akan berbeda pula proses penelitian yang dilakukan pada penelitian tersebut dalam rangka mencapai tujuan penelitian Analisis Formulasi Strategi Analisis formulasi strategi dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi pengaruh aspek politik, ekonomi, sosial budaya, demografi, dan teknologi. Kemudian melakukan analisis kompetisi dengan mengidentifikasi lima kekuatan persaingan dalam industri dimana perusahaan bergerak, yaitu ancaman pendatang baru, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, dan persaingan antar perusahaan dalam industri. Hasil analisis akan menghasilkan daftar peluang dan ancaman. Sementara itu, untuk menganalisis faktor-faktor internal dilakukan terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan. Beberapa alat analisis yang dipakai yaitu: Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation (EFE) Menurut David (2002), tujuan melakukan analisis internal dalam matriks IFE dilakukan dengan mengevalusi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan di bidang-bidang fungsional, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan, produksi, pendidikan dan pengembangan, serta sistem informasi komputer. Sedangkan analisis matriks EFE adalah untuk mengembangkan daftar terbatas peluang yang dapat dimanfaatkan dan ancaman yang harus dihindari oleh perusahaan. Analisis eksternal tersebut meliputi aspek ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan. Identifikasi internal ditujukan untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Langkah yang diringkas dalam melakukan penilaian internal adalah dengan menggunakan matriks IFE. Alat formulasi strategi ini merangkum dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam

35 17 suatu fungsi bisnis, dan juga merupakan dasar identifikasi dan evaluasi hubungan diantara fungsi-fungsi yang ada. Penggunaan intuisi diperlukan dalam menyusun matriks IFE, sehingga pendekatan ilmiah yang ada seharusnya tidak diinterpretasikan untuk mengartikan IFE sebagai suatu teknik yang sangat baik (David, 2002). Langkah-langkah untuk menganalisis matrik IFE dan EFE sebagai berikut: (1) Identifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan. Mengidentifikasi faktor internal dengan mendaftar semua kekuatan dan kelemahan. Selanjutnya melakukan identifikasi terhadap faktor eksternal perusahaan dengan melakukan pendaftaran semua peluang dan ancaman yang mempengaruhi. Daftar harus spesifik dengan menggunakan persentase, rasio atau angka pembanding. Hasil kedua identifikasi faktor-faktor tersebut menjadi faktor penentu yang akan diberikan bobot dan peringkat (ratting). (2) Penentuan bobot setiap faktor. Penentuan bobot dalam matriks IFE dan EFE dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal tersebut kepada pengelola perusahaan yang menjadi responden dengan menggunakan metode Paired Comparisson. Untuk menentukan bobot setiap faktor digunakan skala 1, 2, dan 3. Skala 1 = Jika faktor indikator horizontal kurang penting daripada faktor indikator vertikal, skala 2 = Jika faktor indikator horizontal sama penting daripada faktor indikator vertikal, dan skala 3 = Jika faktor indikator horizontal lebih penting daripada faktor indikator vertikal. Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap faktor terhadap nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan rumus: Ai = Xi n Xi i =1 (3) Penentuan peringkat (rating) Keterangan : Ai = Bobot faktor ke-i Xi = Nilai faktor ke-i I = 1,2,3,... n = Jumlah faktor Nilai rating menunjukan respon strategi perusahaan yang tengah dijalankan. Skala rating tersebut yakni skala rating 4 = sangat kuat, 3 = kuat, 2 = lemah, 1 = sangat lemah. Untuk faktor-faktor kelemahan, merupakan kebalikan

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS USAHA KECIL MENENGAH (Studi Kasus di UKM Kambing Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS USAHA KECIL MENENGAH (Studi Kasus di UKM Kambing Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS USAHA KECIL MENENGAH (Studi Kasus di UKM Kambing Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) OLEH: AGUS SANTOSO A07400196 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERNAK KAMBING MELALUI PENDEKATAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERNAK KAMBING MELALUI PENDEKATAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH 1 FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERNAK KAMBING MELALUI PENDEKATAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Harapan Mekar, Desa Situ Gede, Kabupaten Bogor) Oleh LAKSANA BAYU

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS Oleh TUTUT RETNO LESTARI A 14102716 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT Oleh: NIA YAMESA A14105579 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL TAPIOKA DI DESA KARANG TENGAH KABUPATEN BOGOR. Oleh KEMAS BUYUNG FIKRY WARDHANA H

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL TAPIOKA DI DESA KARANG TENGAH KABUPATEN BOGOR. Oleh KEMAS BUYUNG FIKRY WARDHANA H ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL TAPIOKA DI DESA KARANG TENGAH KABUPATEN BOGOR Oleh KEMAS BUYUNG FIKRY WARDHANA H 24102071 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI USAHA SAYURAN ORGANIK DI PT ANUGERAH BUMI PERSADA RR ORGANIC FARM, KABUPATEN CIANJUR. Oleh: SANTI ROSITA A

ANALISIS STRATEGI USAHA SAYURAN ORGANIK DI PT ANUGERAH BUMI PERSADA RR ORGANIC FARM, KABUPATEN CIANJUR. Oleh: SANTI ROSITA A ANALISIS STRATEGI USAHA SAYURAN ORGANIK DI PT ANUGERAH BUMI PERSADA RR ORGANIC FARM, KABUPATEN CIANJUR Oleh: SANTI ROSITA A14304026 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR. Oleh : Arief Widiatmoko A

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR. Oleh : Arief Widiatmoko A ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR Oleh : Arief Widiatmoko A14102135 DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN ARIEF

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA Oleh AIDI RAHMAN H 24066055 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp per

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp per 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah pelaku usaha yang dalam menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp 1.000.000.000 per tahun dan biasanya

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA Oleh : NURSYAMSIYAH A14102046 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

Oleh : THOMSON BERUTU A

Oleh : THOMSON BERUTU A ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI GIANT (PT. HERO SUPERMARKET, Tbk.) DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN RITEL DI KOTA BOGOR (Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani Square) Oleh : THOMSON BERUTU A 14105616

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A 14104631 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas peternakan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Hal ini didukung oleh karakteristik produk yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Kondisi ini

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat)

PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat) PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat) BAIQUNI ARDHI A14104067 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal.  [20 Pebruari 2009] I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dengan kondisi daratan yang subur dan iklim yang menguntungkan. Pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian penduduk dan berkontribusi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN MARLIA PRATIWI.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang biasa disingkat UMKM, selama

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang biasa disingkat UMKM, selama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang biasa disingkat UMKM, selama ini merupakan salah satu sektor yang menjaga pertumbuhan ekonomi nasional khususnya ketika terjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Kecil 2.1.1 Pengertian Usaha Kecil Pengertian usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha ekonomi produktif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

USAHA SUSU KEDELAI. Oleh : A

USAHA SUSU KEDELAI. Oleh : A ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SUSU KEDELAI BUBUK INSTAN (Studi Kasus: PD Mas Adam Berdasi, Kec. Rumpin, Bogor) Oleh : AGUS SATRIYO BUDI A14104072 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM. Oleh. MASTA HERAWATI br SINULINGGA

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM. Oleh. MASTA HERAWATI br SINULINGGA ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM Oleh MASTA HERAWATI br SINULINGGA A07400002 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pengembangan sub sektor peternakan perlu untuk dilakukan karena sub

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) SKRIPSI SAUD PARTOGI HAMONANGAN SITORUS H34076138 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT Oleh : SUHENDRI A 14105610 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR Oleh: Faisal Onassis Siregar A14105670 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN Oleh: RONA PUTRIA A 14104687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN ORGANIK (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabuaten Bogor)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN ORGANIK (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabuaten Bogor) STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN ORGANIK (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabuaten Bogor) SKRIPSI RETNO WIJAYANTI H34066106 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA Oleh EKO SUGENG HARAFI H24103082 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

BAB I PENDAHULUAN. UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah. UMKM merupakan bentuk usaha yang lebih sering kita jumpai dibandingkan dengan Usaha Besar (UB).

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali merupakan salah satu ternak asli dari Indonesia. Sapi bali adalah bangsa sapi yang dominan dikembangkan di bagian Timur Indonesia dan beberapa provinsi di Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BAWANG GORENG di UD Cahaya Tani, Banjaratma, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. Oleh : ARWANI AMIN A

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BAWANG GORENG di UD Cahaya Tani, Banjaratma, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. Oleh : ARWANI AMIN A ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BAWANG GORENG di UD Cahaya Tani, Banjaratma, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes Oleh : ARWANI AMIN A14103034 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR OLEH AGITA KIRANA PUTRI H

STUDI KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR OLEH AGITA KIRANA PUTRI H STUDI KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR OLEH AGITA KIRANA PUTRI H14104071 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR Oleh : Surya Yuliawati A14103058 Dosen : Dr. Ir. Heny K.S. Daryanto, M.Ec PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Http ://www.id-wikipedia.com/2009. (27 Juli 2009)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Http ://www.id-wikipedia.com/2009. (27 Juli 2009) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Sate Sop Kambing Sate adalah sejenis makanan yang dibuat dari potongan-potongan daging berupa daging ayam atau daging kambing yang ditusuk dengan lidi atau tusuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL Mochammad Taufiqurrochman 1) dan Buana Ma ruf 2) Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Kasus Kemitraan Peternak Plasma Rudi Jaya PS Sawangan, Depok) Oleh : MAROJIE FIRWIYANTO A 14105683 PROGRAM

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Sondi Farm yang terletak di Kampung Jawa, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI BAN MOBIL PADA PT. INTIRUB

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI BAN MOBIL PADA PT. INTIRUB ANALISIS STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI BAN MOBIL PADA PT. INTIRUB SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Oleh : Suciati

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN Oleh UUM SUMIATI H34066126 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada restoran iga bakar Mang Opan yang terletak di Jl. Adhyaksa II No.1A, Buah Batu, Bandung. Pemilihan tempat dilakukan

Lebih terperinci