SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM (SPDPPA) Oleh: TOTO HARYANTO G

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM (SPDPPA) Oleh: TOTO HARYANTO G"

Transkripsi

1 SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM (SPDPPA) Oleh: TOTO HARYANTO G DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 006

2 RINGKASAN TOTO HARYANTO. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ayam (SPDPPA). Dibimbing oleh MARIMIN dan YENI HERDIYENI. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ayam (SPDPPA ) merupakan suatu sistem komputer yang dikembangkan untuk mendiagnosa penyakit pada ayam berdasar gejala-gejala klinis dan perubahan makroskopis yang terdapat pada ayam yang diidentifikasi terinfeksi penyakit. Salah satu metode inferensia yang digunakan pada penelitian ini adalah fuzzy inference system (FIS). Dengan fuzzy inference system ini gejala-gejala yang memiliki kemiripan pada saat pendiagnosaan dapat diatasi. Penyakit yang terdiagnosa pada SPD PPA dibatasi hanya pada tiga penyakit, yaitu: Avian Influenza (AI), Newcastle Disease (ND) dan Infectious Laryngotracheitis (ILT). Pada penelitian ini rancang bangun SPDPPA mengalami dua jenis alur pendiagnosaan. Pada pendiagnosaan pertama, data fuzzy berupa warna pial yang dibagi menjadi 10 kelompok warna, umur ayam, angka kematian dan suhu tubuh akan dijadikan sebagai masukan. Data tersebut akan proses oleh fuzzy inference sys tem. Keluaran proses akan berupa diagnosa sementara dengan kriteria mendukung ILT, sangat mendukung ILT, mendukung ND, sangat mendukung ND, mendukung AI dan sangat mendukung AI. Pengujian sistem untuk data fuzzy dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa masukan. Berdasar verifikasi, hasil pengujian menunjukkan bahwa ayam yang terdiagnosa sementara mendukung ND, warna pialnya merah dengan suhu tubuh 43 0 C 45 0 C dan angka kematian 30 sampai 50 persen. Adapun untuk mendapatkan diagnosa sementara sangat mendukung ND, warna pialnya merah dengan suhu 43 0 C 45 0 C dan tingkat kematian persen. Unt uk mendiagnosa AI dengan tingkat mendukung, kondisi warna pial sudah semakin membiru. Angka kematian mulai persen dengan suhu tubuh 43 0 C-45 0 C. Nilai keanggotaan (a) mendukung AI mencapai rata-rata 1 pada saat warna pial berada pada kelompok warna 7. Demikian halnya dengan diagnosa untuk menghasilkan sangat mendukung AI. Warna pial sudah membiru dengan suhu tubuh dan angka kematian yang tinggi. Keluaran proses fuzzy inference system kemudian akan dikombinasikan dengan gejala nonfuzzy dalam suatu kaidah produksi atau if-then rule untuk mengidentifikasi jenis penyakit hasil SPDPPA. Gejala non-fuzzy tersebut adalah kondisi eksudat, kondisi trakea, gejala perdarahan bawah kulit, perubahan sistem saraf dan gejala pada tinja. Pemeriksaan terhadap gejala non -fuzzy dilakukan secara sekuensial berdasarkan nilai bobot gejala yang dihasilkan oleh proses hierarki analitik. Apabila pada gejala non-fuzzy terdapat gejala yang menunjang hasil diagnosa proses fuzzy inference system, maka pemeriksaan akan selesai. Akan tetapi jika tidak, pemeriksaan akan diteruskan pada gejala non-fuzzy berikutnya. Gejala non-fuzzy yang bersifat khas bagi penyakit ND adalah eksudat yang kental bening, kepala ayam yang berputar dan tinja yang berwarna hijau. Ayam yang terdiagnosa mendukung AI warna pialnya semakin memucat dengan suhu dan angka mati seperti pada penyakit ND. Eksudat yang encer bening, perdarahan bawah kulit merupakan gejala non-fuzzy yang khas terlihat ketika ayam terkena Avian Influenza (AI). Hasil akhir dari SPDPPA juga dapat memberikan saran atau rekomendasi yang bagi pengguna langkah yang seharusnya dilakukan apabila ayam menderita penyakit tertentu. Pada pemeriksaan di lapangan bai k gejala fuzzy maupun non-fuzzy dilakukan secara bersama-sama. Kata kunci : sistem pakar, Avian Influenza (AI), Newcastle Disease (ND), Infectious Laryngotracheitis (ILT), fuzzy inference system,if-then rule.

3 SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM (SPDPPA) Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer Oleh : TOTO HARYANTO G DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 006

4 Judul Nama NRP : SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM (SPDPPA) : Toto Haryanto : G Menyetujui: Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Dr.Ir. Marimin, M.Sc NIP Yeni Herdiyeni, S.Si, M.Kom NIP Mengetahui: Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S NIP Tanggal Lulus:

5 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Kota Mangga, Indramayu pada tanggal 17 November 198, anak dari pasangan Caca Goembira dan Iyus Rusyati. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Tahun 001 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Cirebon dan pada tahun yang sama melanjutkan kuliah ke Institut Pertanian Bogor (IPB), Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi ketua divisi akademik bimbingan belajar Prestasipb yang didirikan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA (BEM FMIPA) pada tahun 003. Di bidang organisasi penulis tecatat sebagai anggota Himpunan Masyarakat Ilmu Komputer (Himalkom) FMIPA IPB. Selama di IPB, penulis juga aktif di Forum Kajian Islam Ilmiyah Salafy (FKIIS). Pada akhir perkuliahan, penulis berkesempatan mengikuti Praktek Kerja Lapang (PKL) selama dua bulan ( 6 Januari 6 Maret 004) di International Herbal Center (IHC), Jakarta Timur.

6 PRAKATA Alhamdulillah segala puji penulis panjatkan ke hadirat ALLAH Subhanahu wa ta ala atas segala rahmat, kasih sayang dan cinta-nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada teladan kita Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, kerabat, sahabat dan umatnya sampai akhir zaman. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah Sistem Pakar, dengan judul Sistem P akar Diagnosa Penyakit Pada Ayam ( SPDPPA). Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya ilmiah ini khususnya kepada Bapak Prof.Dr.Ir.Marimin, M.Sc dan Ibu Yeni Herdiyeni, S.Si, M.Kom yang telah membimbing dengan penuh ketekunan dan kesabaran hingga selesainya penulisan karya ilmiah ini. Penulis juga mengu capkan terima kasih kepada Ibu drh.ekowati Handharyani, MS, Ph.D sebagai pakar atas segala pengetahuan tentang penyakit ayam yang telah diberikan. Selanjutnya, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas segala doa, cinta, kasih sayang, dan dukungan yang tiada batasnya baik materil maupun spirituil.. Kakak dan adiku Aa Opi, Doni dan Ade Indy, terima kasih atas segala canda dan keceriaan yang telah menambah semangat atas terselesainya penulisan ini. 3. Keluarga Ir. Asep Zaenal, MM atas segala perhatian yang diberikan selama penulis tinggal di kota Bogor. 4. Teman-teman Ilkomerz 38. Terima kasih atas kebersamaan bersama kalian dan tali silaturahmi yang telah kalian tanamkan. Semoga ini menjadi kenangan yang tak terlupakan. 5. Drh.Nofri Sahmedi (Mas Ismet) atas pengetahuan teknis tentang penyakit ayam dan pinjaman buku-bukunya. 6. Pak Nanang, terima kasih atas segala sarana dan prasarana selama penulis tholabul ilmi. Semoga Allah membalas dengan kebaikan. 7. Ikhwan-ikhwan salafiyyin yang menjadikan hidup ini lebih bermakna. Jazakumullah khairan atas segala dorongan dan nasihatnya. Semoga tetap istiqomah. 8. Mas Opik, Adin, Ulum, Enjang, Fauzi, Kang Jamal, Taryu, Aul, Sugi, Zaky, Asep STK, Didik, Supri, Khamam, Memet, Mas Fajar, Agus, Nuris (semoga cepat menjadi bapak) serta teman-teman eks Mobster, Wisma Bekam serta Wisma Galih. 9. Staf Departemen Ilmu Komputer, Pak Pendi, Pak Sholeh, Mas Irfan, Pak Fatur dan semua pihak atas segala fasilitas selama penulis menyelesaikan studi. 10. Keluarga Besar Bapak Aha dan Ibu Kadi. Terima kasih atas segala motivasi yang diberikan. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Jazakumullah khairan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan menjadi amal sholih bagi semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini. Amin. Bogor, Januari 006 Toto Haryanto

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL...viii DAFTAR GAMBAR...viii DAFTAR LAMPIRAN...viii PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1 B. Tujuan...1 C. Ruang Lingkup...1 D. Manfaat...1 TINJAUAN PUSTAKA... A. Sistem Pakar... B. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)... C. Mesin Inferensia... D. Fakta... E. Fasilitas Akuisisi Pengetahuan... F. Fasilitas Penjelasan... G. Antarmuka Pengguna... H. Logika Fuzzy...3 I. Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process)...4 J. Penyakit Ayam...4 METODE PENELITIAN...5 A. Kerangka Pemikiran...5 B. Tata Laksana...5 C. Pengembangan Sistem...6 D. Rancang Bangun Sistem...7 HASIL DAN PEMBAHASAN...7 A. Pemodelan Sistem...7 B. Proses Inferensia Fuzzy...8 C. Verifikasi Sistem...11 D. Kompleksitas Sistem...13 E. Keterbatasan Sistem...13 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...14 B. Saran...14 DAFTAR PUSTAKA...14 LAMPIRAN...16

8 DAFTAR TABEL Halaman 1. Parameter masukan SPDPPA...6. Karakteristik parameter masukan SPDPPA Hasil pembobotan paremeter SPDPPA Parameter data fuzzy verifikasi sistem Skor defuzzifikasi dan a mendukung Newcastle Disease (ND) pada SPDPPA Skor defuzzifikasi dan a sangat mendukung Newcastle Disease (ND) pada SPDPPA Skor defuzzifikasi dan a mendukung Avian Influenza (AI) pada SPDPPA Skor defuzzifikasi dan a sangat mendukung Avian Influenza (AI) pada SPDPPA...13 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Struktur Sistem Pakar.... Proses Akuisisi Pengetahuan Diagram konsep penelitian Diagram Alir Sistem Fuzzy Alur Pengembangan Software Lifecycle Proses pendiagnosaan penyakit ayam pada SPDPPA Representasi kurva gaussian untuk warna pial Representasi kurva trapesium untuk umur ayam Representasi kurva trapesium untuk angka kematian Representasi kurva trapesium untuk suhu tubuh Representasi kurva gaussian untuk keluaran jenis penyakit Ilustrasi proses defuzzifikasi pada inferensia fuzzy Tampilan pengisian kesalahan data fuzzy Pesan peringatan jika kesalahan terjadi pengisian Contoh tampilan untuk pengisian data non-fuzzy pada gejala eksudat DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Aturan-aturan fuzzy penentuam jenis penyakit pada SPDPPA Diagram pohon yang membentuk kaidah di dalam SPDPPA Deskripsi warna pial berdasar nomor Tabel kombinasi pengujian pertama dengan warna pial = Tabel kombinasi pengujian kedua dengan warna pial = Tabel kombinasi pengujian ketiga dengan warna pial = Tabel kombinasi pengujian keempat dengan warna pial = Tabel kombinasi pengujian kelima dengan warna pial = Tabel kombinasi pengujian keenam dengan warna pial = Tabel kombinasi pengujian ketujuh dengan warna pial = Tabel kombinasi pengujian kedelapan dengan warna pial = Tabel kombinasi pengujian kes embilan dengan warna pial = Tabel kombinasi pengujian kesepuluh dengan warna pial = Menu Utama Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Pada Ayam (SPDPPA) Contoh tampilan pengisian data fuzzy Contoh tampilan pengisian data non-fuzzy Tampilan laporan hasil pemeriksaan Contoh hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi...30

9 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam usaha peternakan ayam, penyakit merupakan salah satu resiko yang harus dihadapi. Oleh karena itu, mengenal sejak dini gejala masing-masing penyakit, mengetahui sumber penyebabnya serta melakukan upaya pencegahan merupakan hal yang sangat penting bagi suksesnya usaha peternakan (Retno et al 1998). Merebaknya penyakit pernapasan pada ayam di Indonesia banyak memberikan kerugian bagi para peternak terutama peternak kecil. Beberapa penyakit seperti Newcastle Disease (ND) memiliki angka kematian mencapai 100% (Copland,1987). Terlebih lagi Indonesia memiliki iklim tropis yang merupakan kondisi sesuai bagi perkembangbiakan bakteri dan virus (Nurjanah, 003). Pada beberapa kasus terdapat penyakit yang dapat menular kepada manusia. Oleh karena itu, penanganan terhadap penyakit - penyakit tersebut harus segera ditangani sehingga tidak menambah korban jiwa. Gejala penyakit pada ayam memperlihatkan kemiripan sehingga di dalam pendiagnosaan diperlukan kecermatan dan ketelitian dari pakar/ahli (dalam hal ini dokter hewan) terhadap setiap perubahan yang terjadi pada organ tertentu yang mengindikasikan suatu penyakit. Bahkan bukan tidak mungkin apabila kemiripan gejala tersebut menyebabkan perbedaan hasil diagnosa dengan penyakit yang diderita ayam sebenarnya. Untuk memastikan jenis penyakit, pengetahuan anamnese, gejala patognomonis dan gejala klinis dilakukan yang kemudian dilanjutkan dengan uji laboratorium dan pemeriksaan pascamati. Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk melihat perubahan makroskopis dan mikroskopis dari organ-organ yang diidentifikasi terinfeksi penyakit tertentu. Untuk melakukan pendiagnosaan secara seksama, tes darah dan uji laboratorium merupakan cara yang paling sering dilakukan. Bagi peternak kecil, hal ini adalah salah satu kendala yang dihadapi karena keterbatasan alat dan biaya. Oleh karena itu, perlu dikembangkan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ayam (SPDPPA) yang mampu mengidentifikasi lebih dini penyakit yang dialami ayam. Sistem Pakar menurut Giarratano dan Riley (1998) merupakan sistem komputer yang mengemulsikan kemampuan pakar dalam pengambilan keputusan. Banyak sekali bidang yang telah mengaplikasikan sistem pakar, diantaranya adalah bidang medis. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ayam (SPDPPA ) merupakan suatu sistem komputer yang dikembangkan untuk mendiagnosa penyakit pada ayam berdasar gejala-gejala klinis dan perubahan makroskopis yang terdapat pada ayam yang diidentifikasi terinfeksi penyakit. Sistem ini dikembangkan dengan berbasiskan pengetahuan (knowledge) yang didapatkan dari pakar/ahli melalui proses akuisisi pengetahuan ke dalam sistem. Pengetahuan (knowledge) yang didapatkan kemudian diolah oleh sistem untuk menghasikan output sebagai hasil diagnosanya. Proses pendiagnosaan pada SPDPPA ini akan memperhitungkan gejala khas suatu penyakit sehingga akan mempercepat proses pemeriksaan. Pengembangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ayam (SPDPPA) ini melibatkan pakar dari Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB sebagai sumber kepakarannya. Dengan demikian, proses evaluasi sistem dapat dilakukan. B. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah: 1. Merumuskan fakta dan basis pengetahuan untuk mendiagnosa penyakit ayam.. Mengembangkan dan mengimplementasikan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ayam (SPDPPA ). C. Ruang Lingkup Di dalam pendiagnosaan penyakit pernapasan pada ayam ini, dibatasi pada penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit tersebut adalah Infectious Laryngotracheitis (ILT), New castle Desease (ND) dan Avian Influenza (AI). Masukan dari sistem ini berupa gejalagejala klinis yang ditemukan selama proses diagnosa. Data tersebut kemudian akan dianalisis oleh sistem untuk kemudian dihasilkan keluaran berupa informasi penyakit yang diderita hasil diagnosa, penyebabnya, dan rekomendasi yang harus dilakukan terhadap ayam tersebut. D. Manfaat Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ayam (SPDPPA) ini diharap kan dapat membantu memberikan informasi dalam mendiagnosa penyakit yang menginfeksi ayam. Adapun pengguna sistem ini adalah peternak ayam. Sistem ini juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa.

10 TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pakar Menurut Marimin (00), sistem pakar adalah sistem komputer berbasis pengetahuan yang terpadu di dalam suatu sistem informasi dasar yang ada, sehingga memiliki kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah layaknya seorang pakar. Sistem Pakar merupakan bagian dari Computerized Decision Suport Sistem (CDSS) yang pertama kali dilakukan untuk mencoba meniru di dalam pengambilan keputusan pendekatan tenaga ahli berdasar aturan aturan heuristik dan pengalaman yang dimiliki ketika pembuatan keputusan medis (Weaver, 1991). Di dalam sistem pakar, masukan yang diberikan pengguna dan basis pengetahuan yang telah ada dimasukkan ke dalam komputer untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan suatu keluaran suatu keputusan. Elemen elemen sistem pakar menurut Giarattano (1998), digambarkan sebagai berikut: Basis Pengetahuan Fasilitas Penjelasan Mesin Inferensia Antarmuka Pengguna Fakta Fasilitas Akuisisi Pengetahuan Gambar 1. Struktur Sist em Pakar (Giarattano, 1998) B. Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Basis pengetahuan merepresentasikan pengetahuan yang dimiliki oleh pakar. Menurut Marimin (00), basis pengetahuan merupakan sumber kecerdasan sistem dan dimanfaatkan oleh mekanisme inferensia untuk penarikan suatu kesimpulan. C. Mesin Inferensia Mesin inferesi menyeleksi aturan yang ada berdasar fakta yang ada dan mengeksekusi aturan tersebut dengan prioritas tertinggi (Giarratano, 1998). Di dalam sistem pakar, mesin inferensia ini akan memandu, mengarahkan dan memanipulasi basis pengetahuan sehingga tercapai suatu kesimpulan. Di antara jenis inferensia yang paling populer adalah kaidah produksi. Kaidah produksi ini banyak dikenal pada tahun Notasi dari kaidah produksi sederhana adalah IF X THEN Y, dengan X adalah antesenden dan Y adalah konsekuen. Berikut adalah contoh sederhana penggunaan kaidah produksi: If harga_ naik THEN permintaan_berkurang Antesenden Konsekuen Karena sangat pentingnya sistem berbasis kaidah produksi ini, menyebabkan munculnya perkembangan konsep kaidah lainnya seperti Certainty Factor (CF) atau If-Then Fuzzy yang banyak digunakan pada sistem pakar. D. Fakta Fakta merupakan sekumpulan data yang akan digunakan oleh aturan. Dari fakta inilah suatu basis pengetahuan akan dibuat. Apabila terdapat fakta baru terhadap suatu permasalahan, maka akan dijadikan sebagai basis pengetahuan baru dan kaidah (rule) baru pada mesin inferensia dibuat. E. Fasilitas Akuisisi Pengetahuan Akuisisi Pengetahuan adalah proses transfer dan transformasi sumber pengetahuan dari pakar (domain expert) ke dalam program (Jackson, 1999). Proses akuisisi ini dilakukan dengan bantuan Knowledge Engineer yang berperan sebagai mediator antara sistem pakar dengan pakarnya. Proses akuisisi pengetahuan dapat dilihat pada Gambar sebagai berikut: Sumber Pakar tanya jawab Knowledge Engineer hasil pengetahuan Gambar. Proses Akuisisi Pengetahuan Sistem Pakar F. Fasilitas Penjelasan Bagian ini memberikan penjelasan kepada pengguna mengenai sistem tersebut. Bagian ini sangat bermanfaat bagi pengguna untuk mengetahui bagaimana sistem dapat memutuskan suatu kesimpulan. G. Antarmuka Pengguna (User interface) Antarmuka pengguna merupakan bagian yang berperan sebagai media komunikasi antara pengguna dengan sistem yang terbentuk. Pembuatan antarmuka yang baik akan menjamin pengguna untuk menggunakan sistem dengan mudah.

11 3 H. Logika Fuzzy Logika Fuzzy (Fuzzy Logic) merupakan pegembangan dari teori himpunan Fuzzy yang pertama kali dikenalkan oleh Lotfi Zadeh pada tahun 1965 (Jackson, 1999). Fungsi Keanggotaan Himpunan crisp atau himpunan biasa adalah himpunan yang keanggotaannya dapat didefinisikan dengan jelas. Fungsi keanggotaan pada Himpunan crisp ini diformulasikan sebagai berikut: µ : x {0,1} ; A( x) sehingga suatu objek bisa kita katakan masuk dalam himpuan tersebut atau tidak. Dengan kata lain derajat keangotaaan dari sebuah objek pada himpunan crisp adalah 0 atau 1. Logika Fuzzy merupakan salah satu cara penanganan ketidakpastian sebagai generalisasi himpunan biasa yang menjadikan suatu objek memiliki derajat keanggotaan (degree of membership function) antara 0 sampai 1. Fungsi keanggotaan dari Himpunan Fuzzy sebagai berikut: µ : x [0,1]. A( x) Pendekatan fungsi berikut ini (Kusumadewi, 00) dapat digunakan untuk menentukan nilai dari suatu keanggotaan. 1. Representasi Kurva Segitiga (Triangle) µ [ x ] derajat keanggotaan Fu ngsi Keangotaan: 0; = ( x a)/( b a); ( c x)/( c b); a b c domain a x b b x c. Representasi Kurva Trapesium x c atau x a Fungsi Keangotaan: µ [ x ] Derajat keanggotaan 0; ( x a) /( b a); = 1; ( c x) /( c b); domain x a atau x d a x b b x c c x d 3. Representasi Kurva Gaussian Fungsi Keanggotaan: G ( x µ ) σ ( x; µ ; σ ) = e Himpunan Fuzzy Himpunan fuzzy adalah teknik yang secara matematis mampu mengekspresikan keambiguan dalam bahasa (Marimin,00). Sebagai co ntoh jika seseorang dikatakan tua, kita tak dapat mendefin isikan dengan tepat berapa tahunkah seseorang dikatakan tua. Dengan himpunan fuzzy ini, kasus keambiguan di atas dapat ditangani. Pengembangan sistem fuzzy dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti pemodelan, teknologi aplikatif dan sistem pakar. Dalam sistem pakar, Marimin (00) menyebutkan sistem fuzzy berguna untuk merepresentasikan pengetahuan pada lingkungan yang tidak pasti dan tidak lengkap. Sistem Inferensia Fuzzy (FIS -Fuzzy Inference System ) Sistem ini menerangkan tentang teknik penarikan kesimpulan berdasar pada aturan tertentu. Penyeleksian aturan if-then fuzzy adalah komponen utama dari fuzzy inference sistem yang mampu untuk memodelkan keahlian manusia lebih spesifik (Jang et al., 1997). derajat keanggotaan a b c d domain Penalaran metode Mamdani Metode Mamdani diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun Pada metode ini, baik masukan (antesenden) maupun keluaran (konsekuen) sistem berupa

12 4 himpunan fuzzy. Dengan konsep tersebut, metode ini memiliki beberapa keuntungan antara lain: lebih intuitif, lebih diterima oleh banyak pihak dan lebih cocok apabila input diterima dari manusia (bukan mesin) (Kusumadewi, 00). Defuzzifikasi metode Centroid Defuzzifikasi adalah pengubahan keluaran fuzzy ke dalam keluaran yang bernilai tunggal (crisp). Oleh karena itu, masukan dari poses defuzzifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan-aturan fuzzy, sedangkan keluarannya adalah suat u bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut (Kusumadewi, 00). Defuzzifikasi metode Centroid adalah teknik yang solusi nilai tunggalnya didapatkan dengan mengambil tit ik pusat daerah fuzzy. Secara umum dapat diformulasikan sebagai berikut: z = z zµ ( z) dz z µ ( z) dz atau z µ ( z j = 1 µ ( z ) I. Proses Hierarki Analitik (AHP- Analytical Hierarchy Process) AHP ditemukan oleh Dr. Thomas L.Saaty pada tahun Prinsip kerja dari AHP dapat dijelakan sebagai berikut: pertama, proses penyederhanaan persoalan kompleks yang tidak terstruktur dan dinamis dalam suatu hierarki. Kedua, komparasi dan pemberian nilai numerik setiap variabel. Dengan melakukan komparasi berpasangan (pairwise comparisons) pengguna dapat memberikan bobot kriteria. Proses ini menghasilkan variabel yang berpengaruh dominan terhadap hasil. Sebagai sistem analisa, AHP memiliki beberapa keunggulan antara lain: a. Saling Ketergantungan: AHP menangani saling ketergantungan antara elemen-elemen dalam sistem sehingga tidak memaksakan pemikiran linier. b. Konsistensi: AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan untuk menetapkan berbagai prioritas. c. Kompleksitas: AHP memadukan pendekatan deduktif dan pendekatan berdasar sistem dalam memecahkan persoalan kompleks. z n j j= 1 = n j j ) J. Penyakit ayam Penyakit pada ayam dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab seperti: virus, bakteri, jamur, caplak. Terdapat jenis penyakit ayam yang dapat menular kepada manusia (zoonosis) seperti flu burung dari galur patogenik (Suharsono, 00). Adapun penyakit ayam yang disebabkan oleh virus antara lain: a. Avian Influenza (AI) / Flu Burung Sebab: virus Avian Influenza AI dapat digolongkan pada sedang dan bahaya secara patogenik. Virus AI dapat menyerang semua umur ayam. Gejala klinis dicirikan dengan kelesuan, pernapas an terganggu yang ditandai dengan keluarnya lendir encer bening, warna jengger pucat membiru serta terdapat perdarahan di bawah kulit berupa bercak merah pada dada, sayap atau kaki bahkan kematian mendadak. (Soejoedono dan E.Handharyani, 005). Ciri lainnya yang mirip dengan penyakit ayam lainnya adalah suhu tubuh yang meningkat di atas 43 derajat celcius, kepala bergetar serta tinja yang encer berwarna putih. T ingkat kematian ayam karena penyakit AI bisa mencapai 100 persen. Bahkan sekarang ini virus Avian Influenza jenis (H 5N1) dapat menyebabkan kematian pada manusia. Berdasar data dari Depkes ( di Indonesia terdapat 143 kasus flu burung, 17 orang yang positif mengidap, 1 orang meninggal dunia dan 5 cluster keluarga yang terinfeksi. Jumlah tersebut mungkin dapat bertambah apabila tidak dilakukan penanganan lebih dini. b. Newcastle Disease (ND) Sebab: virus Paramixovirus Terdapat tiga bentuk ND: 1). Mildly Pathogenic (lentogenic), ). Moderately Pathogenic (mesogenic), 3).Higly Pathogenic (velogenic). ND ditandai dengan serangan mendadak pada gejala klinisnya seperti suara parau pada ayam, kepala ayam yang berputar, tinja ayam encer berwarna kehijauan. Pada ND tidak terjadi perdarahan di bawah kulit sehingga dapat dibedakan dengan AI. Virus ini juga dapat menyerang ayam semua umur. Tingkat kematian penyakit ini berkisar persen ber gantung pada tingkat patogeniknya (Copland, 198 7). c. Laryngotracheitis Infectiosa (ILT) Sebab: Herpa virus Dalam masa akut terlihat konjungtivitis kataral (keruh), rinitis juga bersifat kataral. Yang paling menyolok adalah kesulitan pernapasan. Ayam yang terkena virus ini dapat mengeluarkan darah pada lendirnya disebabkan trakea yang terinfeksi (Butcher et al.,005) Sewaktu bernapas kepala ditegakkan

13 5 setinggi mungkin dan paruhnya dibuka sedangkan saat menghembuskan napas kepala ditundukkan ke bawah dan mata ditutup (Resang,1983). Tingkat kematian ILT ini umumnya lebih rendah dibandingkan AI dan ND. Biasanya ILT menyerang ayam pada usia dara dan dewasa. Ayam mengalami cyanosis pada muka dan jengger. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Kemiripan gejala yang ditimbulkan oleh beberapa penyakit pada ayam terkadang menimbulkan kesulitan di dalam pembuatan kesimpulan tentang jenis penyakit yang diderita. Dengan menggunakan pendekatan fuzzy dalam basis data pengetahuan berbasis rule, SPDPPA (Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ayam) proses pendiagnosaan jenis penyakit pada ayam dengan gejala yang mirip lebih mudah untuk dilakukan. Salah satu teknik di dalam penanganan ketidakpastian adalah dengan Fuzzy Inference System (FIS). Pada penelitian ini, FIS digunakan sebagai mesin inferensia untuk membangun fakta-fakta berupa gejala klinis dan patognomonis ayam yang terserang penyakit untuk dijadikan basis pengetahuan. Penentuan jenis penyakit dilihat dari hasil anamnese berupa umur ayam, gejala patognomonis berupa angka kematian serta gejala klinis, seperti: warna pial, kondisi tinja, kondisi eksudat, terjadinya perdarahan dan perubahan sistem saraf. Diagram konsep penelitian diperlihatkan pada Gambar 3. B. Tata Laksana Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu: 1. Analisis kebutuhan. Proses Akuisisi Pengetahuan 3. Penambahan Basis Pengetahuan 4. Pembuatan Program 5. Desain Antarmuka Pengguna 6. Verifikasi dan validasi sistem Analisis kebutuhan Untuk mendiagnosa penyakit pada ayam ini melibatkan pihak lain seperti pakar dari laboratorium patologi dan dokter hewan Fakultas Kedokteran Hewan IPB sebagai sumber pakar (domain expert). Dalam hal ini penulis berperan sebagai Knowledge Engineer. mulai Identifikasi gejala penyakit ayam Penentuan bobot gejala penyakit Dengan model AHP Pengelompokan data fuzzy & non-fuzzy Membuat kaidah fuzzy Dengan FIS Membuat kaidah produksi Implementasi Verifikasi & validasi selesai Gambar 3. Diagram konsep penelitian Proses Akuisisi Pengetahuan Penyerapan pengetahuan dari domain expert dilakukan dengan melakukan wawancara langsung maupun membuat quisioner. Untuk menambah pengetahuan juga kajian terhadap pustaka dilakukan. Penambahan Basis Pengetahuan Informasi yang telah diperoleh dari domain expert kemudian disimpan dalam basis data pengetahuan berbasis kaidah produksi (rule). Pembuatan Pro gram Pembuatan program mencakup pembuatan inferensia berdasar basis pengetahuan yang dikodekan ke dalam sistem. Untuk data fuzzy digunakan FIS sebagai mesin inferensianya. Adapun untuk data non-fuzzy, inferensia yang digunakan menggunakan kaidah produksi atau if-then rule. Dari Gambar 4 dapat dijelaskan sebagai berikut. Permasalahan nyata yang terjadi di lapangan direpresentasikan ke dalam bahasa natural. Setelah itu, dilakukan proses fuzzifikasi yaitu proses perubahan masukan tunggal menjadi beberapa nilai linguistik yang sesuai. Nilai linguistik tersebut kemudian dihitung dengan proses komputasi fuzzy. Hasil

14 6 komputasi fuzzy masih berupa gugus fuzzy yang sehingga perlu dilakukan proses defuzzifikasi agar menghasilkan nilai tunggal (crisp). Penyelesaian Sistem Pakar Fuzzy (Fuzzy Expert System) dijelaskan pada diagram alir Gambar 4. Permasalahan Nyata Representasi Bahasa Natural Analisis Kebutuhan Desain Sistem Implementasi Sistem Integrasi Sistem Pemeliharaan Sistem Fuzzifikasi Komputasi Secara Fuzzy Defuzzifikasi Solusi Gambar 4. Diagram Alir Sistem Fuzzy (Marimin, 00) Desain Antarmuka Pengguna Parameter-parameter masukan akan disajikan dalam antarmuka Graphical User Interface (GUI) sehingga pengguna hanya mengklik dan mengisikan jawabannya. Antarmuka Pengguna dirancang secara interaktif sehingga mudah dip aham i oleh pengguna dalam menjalankan sistem. Verifikasi dan validasi Sistem pakar yang telah selesai akan diujikan kepada pakarnya yang dalam hal ini adalah ahli patologi ayam dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Tujuan dari verifikasi ini adalah agar sistem pakar yang diperoleh mewakili ahli (human expert). C. Pengembangan Sistem Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan adalah software lifecycle. Metode ini merupakan model fundamental dari aktivitas pengembangan perangkat lunak (Soumerville, 001), yang terdiri dari: analisis kebutuhan sistem, desain sistem, implementasi sistem, integrasi sistem dan pemeliharaan sistem. Gambar 5. Alur Pengembangan Software Lifecycle ( Soumerville, 001). Analisis Kebutuhan Pada tahap ini dilakukan pendefinisian masalah penyakit ayam yang memiliki kesamaan apabila dilihat dari gejala klinis yang ada. Gejala klinis merupakan gejala yang dapat dilihat apabila terjadi perubahan makroskopis pada bagian tertentu dari ayam. Kemiripan gejala itulah yang menyebabkan kesulitan di dalam pendiagnosaan tahap awal sebelum dilakukan pembedahan atau uji laboratorium. SPDPPA yang dibangun akan melakukan proses diagnosa tahap awal untuk membantu di dalam pengambilan keputusan berikutnya baik melakukan tes darah (serologi), pengisolasian ayam yang diduga terinfeksi atau bahkan mungkin dilakukan pemutusan rantai penyakit dengan jalan kematian. Desain Sistem Desain sistem dibuat untuk memberikan gambaran tentang sistem yang dibangun. Desain sistem ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu : a. desain masukan. Pengguna akan melakukan proses pemasukan data. Pada SPDPPA ini data mas ukan dapat dilihat pada Tabel 1. Data fuzzy dan non-fuzzy didapatkan melalui konsultasi bersama dengan pakar. Tabel 1. Parameter m asukan SPDPPA No Gejala Satuan Ket 1 Warna Pial Warna data fuzzy Angka Kematian Persen (%) data fuzzy 3 Suhu Tubuh Celcius ( 0 C) data fuzzy 4 Umur Ayam Minggu data fuzzy 5 Eksudat/ lendir - non-fuzzy 6 Trakea - non-fuzzy 7 Perdarahan - non-fuzzy bawah kulit 8 Sistem Saraf - non-fuzzy 9 Tinja - non-fuzzy

15 7 b. desain proses. Desain ini dilakukan untuk mendeskripsikan urutan kejadian dari mulai proses masuknya data sampai dengan sistem memberikan hasil keluaran. Pada SPDPPA, terbagi menjadi dua, yaitu proses diagnosa fuzzy dan diagnosa non fuzzy. Pengguna terlebih dahulu akan melakukan diagnosa fuzzy dengan memasukkan data fuzzy di atas. Keluaran (output) dari diagnosa fuzzy ini kemudian akan digunakan sebagai masukan pada diagnosa berikutnya. c. desain keluaran. Desain keluaran dirancang untuk memudahkan pengguna mengetahui keluaran sistem. Pada SPDPPA ini keluaran berupa hasil diagnosa penyakit yang diderita oleh ayam setelah melewati proses diagnosa fuzzy dan non-fuzzy, beserta informasi tambahan atau saran yang diberikan sistem bagi pengguna. Implementasi Sistem Di bagian ini, kebutuhan perangkat lunak yang mendukung SPDPPA ditentukan, seperti Sistem Operasi, tools tertentu yang relevan dan bahasa pemrograman yang digunakan. Di samping itu perangkat keras yang digunakan dalam membangun sistem ini harus mendukung. Sistem Operasi yang digunakan dalam pengembangan SPDPPA adalah Windows XP Profesional Edition. Sedangkan Matlab 6.5 digunakan sebagai bahasa pemrograman. Inte grasi Sistem SPDPPA yang dibuat diintegrasikan dalam bentuk simulasi program setelah melalui tahap sebelumnya. Pemeliharaan Sistem Tahap ini merupakan tahap akhir di dalam pengembangan sistem. Dalam tah ap ini sistem yang telah dibuat akan dievaluasi. Proses evaluasi memungkinkan terjadinya perubahan jika terjadi penambahan informasi dan perbaikan sesuai dengan kebutuhan pengguna. D. Rancang Bangun Sistem Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ayam (SPDPPA) dikembangkan dengan menggunakan perangkat lunak Matlab versi 6.5. Matlab Versi 6.5 telah menyediakan toolbox fuzzy logic yang menyediakan fasilitas Fuzzy Inference System (FIS). Diagram pendiagnosaan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ayam (SPDPPA ) diperlihatkan pada Gambar 6. Ayam yang sakit memiliki kondisi yang secara umum loyo, tampak lemah, depresi sehingga dapat dibedakan dengan ayam sehat. ya mulai sakit? - warna pial - umur ayam - angka kematian - suhu tubuh - gejala eksudat/lendir - gejala trakea - gejala perdarahan bawah kulit - gejala sistem saraf - gejala tinja identifikasi penyakit Gambar 6. Proses pendiagnosaan penyakit ayam pada SPDPPA. Pembobotan Parameter Pembobotan dilakukan melalui konsultasi dengan pakar. Bobot tersebut diperoleh dengan metode Analytical Hierarchy Proces (AHP). Setiap parameter tersebut dibandingkan secara relatif terhadap parameter lain dilihat dari tingkat kepentingannya. Tujuan pembobotan adalah untuk menetapkan gejala yang memiliki prioritas tertinggi dalam pemeriksaan. Perolehan nilai bobot parameter ini didapatkan dengan bantuan perangkat lunak Criterium DecisionPlus versi Adanya pembobotan ini dapat memberikan pengaruh dalam proses penarikan kesimpulan saat mendiagnosa penyakit. Penjelasan dan Rekomendasi Sistem Setelah melakukan proses diagnosa dilakukan sistem akan merekomendasikan langkah yang harus dilakukan oleh pengguna sehingga membantu memberikan keputusan. Bagian ini terdapat pada fasilitas pelaporan. HASIL DAN PEM BAHASAN A. Pemodelan Sistem tidak data fuzzy keluar fuzzy inference system (FIS) data non-fuzzy Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ayam (SPDPPA) dikembangkan untuk mendeteksi secara dini penyakit yang terdapat pada ayam. Pendeteksian penyakit ini

16 8 menggunakan delapan parameter / kriteria yang masing masing dilakukan pembobotan terlebih dahulu. Pembobotan dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menggunakan Analytical Hierarchy Proces s (AHP). Setiap parameter dibandingakan relatif terhadap parameter lainnnya. Kesembilan parameter yang digunakan tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu data fuzzy dan data non fuzzy. Pengelompokan dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel. Karakteristik p arameter masukan SPDPPA No Gejala Satuan Ket 1 Warna Pial Warna data fuzzy Angka Persen (%) data fuzzy Kematian 3 Suhu Tubuh Celcius ( 0 C) data fuzzy 4 Umur Ayam Minggu data fuzzy 5 Eksudat/ lendir - non-fuzzy 6 Trakea - non-fuzzy 7 Perdarahan - non-fuzzy bawah kulit 8 Sistem Saraf - non-fuzzy 9 Tinja - non-fuzzy Tabel 3. Hasil pembobotan parameter SPDPPA No Parameter Bobot 1 Kondisi Eksudat 0,331 Gejala Trakea 0,331 3 Warna Pial / Jengger 0,34 4 Perdarahan Bawah Kulit 0,137 5 Kondisi Kepala 0,110 (bergetar/berputar) 6 Angka Kematian 0,073 7 Suhu Tubuh 0,059 8 Kondisi Tinja 0,035 9 Umur Ayam 0,00 Berdasar hasil wawacancara pakar dan perhitungan AHP, dihasilkan nilai pembobotan parameter masukan yang dapat dilihat pada Tabel 3. B. Proses Inferensia Fuzzy Proses Fuzzifikasi a. Warna Pial / Jengger Warna dikelompokkan ke dalam data fuzzy karena untuk menentukan warna pial ini sangat subjektif bergantung pada kondisi orang yang melihatnya. Oleh karena itu, sistem memberikan pilihan warna secara fleksibel. Pada SPDPPA pengguna akan diberi pilihan gradasi warna sebanyak 10 jenis. Warna tersebut dimulai dari warna merah kemudian makin memucat hingga sampai pada warna merah kebiruan. Setiap warna pial tersebut memiliki derajat keanggotaan masing-masing. Representasi warna pial berupa kurva gaussian (Gambar 7) yang dikelompokkan menjadi merah, pucat dan merah-kebiruan. Fungsi keanggotaan warna pial dirumuskan sebagai berikut: µ µ merah [ x] = ( 0 ;0,138 ) [ x] = (0,51 ;0,154 ) pucat = e = e ( x 0 ) ( 0,138 ) ( x 0,51 ) ( 0,154 ) ( x 0,970) (0,17) µ [ x] = (0,970;0,17) = e. merah -kebiruan Ayam yang terserang penyakit umumnya menunjukkan perubahan pada warna pialnya. Pial pada ayam yang sehat biasanya berwarna merah. Pial akan semakin membiru seiring dengan masuknya penyakit ke tubuh ayam. Ayam yang menderita virus Avian Influenza memiliki warna pial yang pucat bahkan sampai merah kebiruan. Gambar 7. Representasi kurva gaussian untuk warna pial. b. Umur Ayam Pada sistem pengguna akan memasukkan umur ayam dalam satuan minggu. Umur ayam dapat dikelompokkan menjadi muda, dara dan dewasa. Ayam muda berumur 1 sampai 16 minggu, dara berumur 14 sampai minggu dan dewasa berumur 1 sampai 30 minggu. Penyakit ILT misalnya, kebanyakan menyerang ayam berumur dara. Representasi umur ayam berupa kurva trapesium (Gambar 8). Fungsi keanggotaan umur ayam dirumuskan sebagai berikut: µ µ µ muda[x] dara[x] dewasa[x] 0; = 1; (16 x)/( 16 13); 0; ( x 14)/(18 14); = 1; ( x)/( 0) 0; = ( x 1)/( 1); 1; x 1atau x 16 1 x x 16 x 14 atau x 14 x x 0 0 x x 1atau x 30 1 x x 30

17 9 Gambar 8. Representasi kurva trapesium untuk umur ayam. c. Angka kematian Angka kematian merupakan salah satu faktor yang dapat dijadikan acuan untuk mendiagnosa penyakit. Angka kematian dikelompokkan menjadi rendah, sedang dan tinggi dalam proses fuzzifikasi. Pada SPDPPA, pengguna akan memberikan masukan angka kematian berupa presentase. Dari ayam yang tampak sakit ini, berapa presentase kematiannya. Bila terjadi kasus kematian mendadak, maka nilai angka kematian sudah tergolong tinggi mencapai sampai 100 persen. Penyakit Avian Influenza dan Newcastle Disease memiliki angka kematian yang tinggi. Terkadang ayam tidak menunjukkan gejala klinis terlebih dahulu. Representasi angka kematian berupa kurva trapesium yang terlihat pada Gambar 9 dengan fungsi keanggotaan sebagai berikut: µ µ µ rendah[x] sedang[x] tinggi[x] 0; = 1; (30 x)/(30 0); 0; ( x )/(33 ); = 1; (60 x)/(60 45) 0; = ( x 50)/( 60 50); 1; x 0 atau x 30 0 x 0 0 x 30 x 14atau x 14 x x 0 0 x x 50 atau x x x 100 Gambar 9. Representasi kurva trapesium untuk angka kematian. d. Suhu Tubuh Pada SPDPPA suhu tubuh termasuk dalam himpunan data fuzzy dengan satuan derajat celcius ( 0 C). Pada proses fuzzifikasi suhu tubuh dikelompokkan menjadi dua, yaitu: normal dan tinggi. Pada ketiga penyakit, baik ILT, ND atau AI suhu tubuh ayam akan meningkat. Suhu tubuh ayam normal berkisar 41, C sampai 4,8 C. Di sisi lain ayam yang menderita sakit baik AI, ND dan ILT suhu tubuhnya dapat naik mencapai lebih dari 43 0 C. Suhu tubuh direpresentasikan dalam bentuk kurva trapesium (Gambar 10). Adapun fungsi keanggotaan dirumuskan sebagai berikut: 0; x 39 atau x 43,5 ( x 39)/(41, 39); 39 x 41, µ normal[x] = 1; 41, x 4,8 (43,5 x)/(43,5 4,8) 4,8 x 43,5 µ tinggi[x] 0; = ( x 4,7)/(43,5 4,7); 1; x 4,7 atau x 50 4,7 x 43,5 43,5 x 50 Gambar 10. Representasi kurva trapesium untuk suhu tubuh. Proses Defuzzifikasi Dari empat himpunan fuzzy di atas dibentuk suatu aturan (rule) untuk menghasilkan suatu keluaran. Sebagai contoh aturan fuzzy adalah sebagai berikut: If angka_kematian is tinggi and umur_ayam is muda and warna_pial is merah-kebiruan then sangat mendukung AI Aturan aturan untuk himpunan fuzzy secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1. Setelah dibuat aturan, nilai keluaran berupa data kuantitatif tersebut didefuzzifikasi. Keluaran dari dari proses fuzzy ini adalah diagnosa sementara dari penyakit Infectious Laryngotracheitis (ILT), Newcastle Disease (ND), Avian Influenza (AI). Tiap penyakit terbagi menjadi mendukung dan sangat mendukung dengan skor tertentu. D ari skor tersebut, derajat keanggotaan suatu penyakit dapat diketahui. Adapun fungsi keanggotaan untuk hasil keluaran data fuzzy dirumuskan dalam fungsi gaussian sebagai berikut: µ µ = ( 0,1;0,1 ) = M ILT [ x ] = ( 0,1;0,1) = SM ILT [ x ] e e ( x ( 0,1 ) ( 0,1) ( x 0, 1) ( 0,1)

18 10 µ µ µ µ = (0,3;0,1) = M ND [ x ] SM ND [ x ] = ( 0,5 ;0,1) = = ( 0,7 ;0,1 ) = M AI [ x ] = ( 0,9;0,1 ) = SM AI [ x ] e e e ( x 0, 3 ) e ( 0,1 ) ( x 0, 5 ) ( 0,1 ) ( x 0, 7 ) ( 0,1 ) ( x 0, 9 ) ( 0, 1) Pada ilustrasi Gambar 1 di atas, nilai crisp defuzzifikasi ada lah 0,796 yang berarti mendukung AI. Hasil dari proses inferensia fuzzy yang sudah bernilai tunggal (crisp) kemudian akan diteruskan dengan pendiagnosaan parameter-parameter nonfuzzy. Pengisiaan data fuzzy memberikan keleluasaan bagi pengguna selama tidak melebihi batasan selang nilai yang diperkenankan oleh sistem. Ini merupakan bentuk validasi sistem. Apabila pengguna salah dalam memasukkan data fuzzy (Gambar 13), maka sistem akan memberikan peringatan. Sebagai contoh apabila pengguna memasu kkan warna pial yang salah. Tampilan pengisian data fuzzy SPDPPA terlihat pada Lampiran 15. Gambar 11. Representasi kurva gaussian unt uk keluaran jenis penyakit Proses defuzzifikasi dari masukan warna pial, angka kematian umur dan suhu dapat diilustrasikan pada Gambar 1. Proses defuzzifikasi pada SPDPPA akan menghasilkan suatu nilai tunggal (crisp) akan menghasilkan keluaran mendukung ILT, sangat mendukung ILT, mendukung ND, sangat mendukung ND, mendukung AI atau sangat mendukung AI yang akan bergantung pada nilai defuzzifikasinya. Setiap masukan dieksekuasi oleh rule fuzzy dengan implikasi and sehingga kita mengambil nilai fungsi keanggotaan yang minimal dari masukan untuk mendapatkan keluaran. Pada ilustrasi terdapat lima rule fuzzy. Keluaran tersebut kemudian diagregasikan sehingga terbentuklah suatu daerah fuzzy. Metode Centroid akan mengambil nilai tengah dari daerah fuzzy. A B C D E Defuzzifikasi Keterangan: A : angka kematian = 80 persen B : umur ayam = 4 minggu C : warna pial = 0.8 D : suhu tubuh = 44 0 C E : Nilai hasil defuzzifikasi metode Centroid = 0,796 Agregasi Gambar 1. Ilustrasi proses defuzzifikasi pada inferensia fuzzy Gambar 13. Tampilan pengisian kesalahan data fuzzy warna pial Setelah pengguna melakukan pengisian data fuzzy, sistem akan memberikan keluaran berupa diagnosa sementara sebagai informasi yang diterima oleh pengguna. Pengguna kemudian melakukan diagnosa lanjutan berupa pemeriksaan gejala-gejala non-fuzzy. Gejala tersebut adalah: 1. gejala eksudat/lendir. gejala trakea 3. gejala perdarahan bawah kulit 4. gejala perubahan sistem saraf 5. gejala pada tinja

19 11 Gambar 14. Pesan peringatan jika kesalahan terjadi pengisian. Gejala non-fuzzy yang akan dilihat pertama kali adalah kondisi eksudat/lendir yang terdapat pada ayam yang terkena penyakit, lalu gejala perdarahan bawah kulit, gejala sistem saraf dan gejala pada tinja. Pemilihan gejala pada ekudat/lendir ini berdasar pada hasil pembobotan AHP. Ketika dengan gejala pada eksudat ini telah dianggap mencukupi oleh sistem untuk mengidentifikasi penyakit, sistem akan langsung memberikan peringatan bahwa pemeriksaan telah selesai. Akan tetapi jika belum selesai, akan diteruskan dengan pemeriksaan perdarahan bawah kulit dan seterusnya. Tampilan pengisian pada gejala non-fuzzy ini berupa pemilihan (Gambar 15) sehingga pengguna akan memilih satu dari beberapa pilihan yang diberikan oleh sistem. Penyakit Avian Influenza misalnya dapat diidentifikasi apabila hasil keluaran proses fuzzy M-AI dan terdapat eksudat/lendir yang dikeluarkan dari hidung atau mata. Gambar 15. Contoh tampilan untuk pengisian data non-fuzzy pada gejala eksudat. Akan tetapi, jika pada saat pemeriksaan eksudat tidak mengeluarkan menunjukkan gejala atau tidak mengeluarkan eksudat, sistem akan menampilkan tampilan berikutnya, yaitu memeriksa gejala pada trakeanya. Kaidah yang berlaku adalah sebagai berikut: If M-AI and tidak_terdapat_eksudat, maka periksa gejala pada trakea. Sebetulnya pemeriksaan trakea termasuk pada pemeriksaan bedah bangkai. Akan tetapi, menurut pakar, pemeriksaan trakea relatif mudah dilakukan oleh orang awam. Dengan demikian sistem memberikan saran agar dilakukan pemeriksaan. Pada trakea ini kemungkinan hanya terdapat bintik darah atau terjadi perdarahan. Apabila pada trakea hanya terdapat bintik darah maka sistem akan mengidentifikasi bahwa ayam terkena penyakit AI dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Di lain pihak, bila pada trakea sampai terjadi perdarahan, sistem akan mengidentifikasi bahwa ayam terkena ILT dengan kepercayaan yang rendah. Dengan demikian kaidah yang berikutnya adalah: If M-AI and tidak_terdapat_eksudat, maka and terdapat bintik darah pada trakea maka ayam teridentifikasi AI dengan tingkat kepercayaan = 1 If M-AI and tidak_terdapat_eksudat, maka and perdarahan pada trakea maka ayam teridentifikasi ILT dengan tingkat kepercayaan = 0,65 Untuk penarikan kesimpulannya digunakan aturan if-then. Aturan-aturan tersebut jelaskan pada diagram pohon pada Lampiran 4. Apabila proses pendiagnosaan selesai, pengguna dapat melihat laporan hasil diagnosa yang telah dilakukan SPDPPA. Pada laporan hasil diagnosa, terdapat saran yang direkomendasikan oleh sistem bagi pengguna. Saran tersebut membantu pengguna di dalam menentukan keputusan berkaitan dengan keadaan ayam yang mereka periksa. C. Verifikasi Sistem Verifikasi sistem dilakukan dengan melakukan kombinasi masukan beberapa gejala penyakit. Verifikasi pertama yang dilakukan adalah pengujian untuk masukan data fuzzy. Verifikasi sistem ini dilakukan oleh pakar patologi penyakit ayam Fakultas Kedokteran Hewan IPB (FKH-IPB). Tujuan verifikasi data fuzzy ini untuk melihat sejauh mana hasil proses diagnosa yang dilakukan dengan dengan fuzzy inference system sehingga SPDPPA yang dibuat bisa mewakili pakar (human expert). Pada penelitian ini dilakukan pengujian masukan sebanyak 10 pengujian yang terbagi menjadi 10 kelompok berdasar warna pial. Pembagian ke dalam 10 kelompok ini melihat bahwa berdasar pembobotan hasil AHP, warna pial memiliki bobot lebih tinggi dibandingkan gejala data fuzzy lainnya sehingga perubahan warna pial ini lebih diperhitungkan. Adapun rincian kombinasi masukan dijelaskan Pada Tabel 4 berikut:

20 1 Tabel 4. Parameter data fuzzy verifikasi sistem. masukan warna pial umur ayam angka kematian suhu tubuh satuan warna minggu persen 0 C ,40,50,60 43,44,45 Pemilihan beberapa parameter pengujian tersebut didasarkan pada: - warna pial merupakan ciri yang paling dapat membedakan di antara beberapa parameter fuzzy lainnya. - Umumnya penyakit AI dan ND dapat menyerang segala umur. Adapun ILT biasanya menyerang ayam berumur dara yang berkisar 0 minggu. - angka kematian yang tinggi biasanya akan cenderung mengarah ke hasil sangat mendukung ND atau sangat mendukung AI bergantung warna pialnya. Namun pada kenyataannya, saat pemeriksaan kita tidak harus menunggu sampai presentase ayam yang mati tinggi. - Ayam yang menderita AI, ND maupun ILT sama-sama memiliki suhu tubuh yang relatif tinggi ketika ayam terserang. Hasil Pengujian Sistem Deskripsi warna pial untuk pengujian sistem dapat dilihat pada Lampiran 3. Lampiran 4 sampai dengan 13 menunjukkan hasil pengujian berupa skor hasil defuzzifikasi berikut derajat keanggotaan untuk setiap penyakit yang terdiagnosa. Berdasar hasil pengujian, untuk mendiagnosa penyakit Newcastle Disease (ND) dengan tingkat mendukung, dapat dicirikan sebagai berikut: warna pial ayam berada pada kelompok 1, umur ayam tergolong dara 0 minggu, suhu tubuh yang tinggi antara 43 0 C sampai 45 0 C dengan tingkat kematian sedang 30 persen hingga mencapai 50 persen. Di sisi lain, angka kematian yang mencapai 60 persen akan memberikan hasil sangat mendukung ND. Nilai skor hasil defuzzifikasi dan derajat keanggotaan (a ) mendukung ND diperlihatkan pada Tabel 5. Adapun hasil diagnosa fuzzy sangat mendukung ND, diperlihatkan pada T abel 6. Tabel 5. Skor defuzzifikasi dan a mendukung Newcastle Disease (ND) pada SPDPPA pial (1) umur/ minggu 0 angka mati/ % suhu tubuh/ 0 C skor ratarata a rata - rata 0,3 0,969 Berdasar verifikasi, dengan hasil diagnosa sementara tersebut, pemeriks aan terhadap data non-fuzzy perlu dilakukan. Pada gejala-gejala non-fuzzy, penyakit Newcastle Disease (ND) ditandai dengan eksudat yang kental, terdapat bintik darah pada trakea, kepala berputar dan tinja yang berwarna hijau. Apabila pada eksudat tidak ditemukan gejala yang mengarah kepada penyakit Newcastle Disease, pemeriksaan akan diteruskan secara berurutan ke gejala berikutnya sesuai dengan hasil pembobotan AHP. Tabel 6. Skor defuzzifikasi dan a sangat mendukung Newcastle Disease (ND) pada SPDPPA pial angka suhu skor a umur/ mati/ tubuh/ ratarata rata rata - minggu % C (1) ,41 0,70 () (3) ,41 0,71 0,56 0,83 Untuk menentukan penyakit Avian Influenza (AI) dengan tingkat mendukung, SPDPPA memberikan masukan gejala data fuzzy berupa warna pial yang pucat hingga merah kebiruan dengan kelompok warna 3 sampai 8, umur ayam dara 0 minggu, suhu yang sama tinggi dengan Newcastle Disease (ND) 43 0 C sampai 45 0 C dan angka kematian 60 persen untuk kelompok warna pial 3 serta 30 persen hingga 60 persen untuk kelompok warna pial 4 sampai dengan 8 (Tabel 7). Pada Tabel 7 di bawah dapat dilihat bahwa nili skor defuzzifikasi akan meningkat seiring membirunya warna pial. Demikian halnya dengan derajat keanggotaannya (a). Nilai a untuk hasil mendukung AI mencapai tingkat kepercayaan tertinggi saat warna pial pada kelompok warna 7. Hasil verifikasi pakar menunjukkan bahwa untuk kelompok warna 3 sampai 5 pemeriksaan terhadap gejala non-fuzzy perlu dilakukan. Dengan demikian pemeriksaan terhadap gejala fuzzy saja oleh pakar dinilai belum cukup untuk mendiagnosa penyakit Avian Influenza (AI).

Desain sistem Analisis sistem Implementasi sistem Pemeliharaan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi sistem

Desain sistem Analisis sistem Implementasi sistem Pemeliharaan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi sistem 5 akuisisi pengetahuan untuk pengambilan keputusan berdasarkan gejala klinis dan gejala yang bersifat fuzzy, serta pembuatan fuzzy inference system (FIS). Dalam pembutan FIS, dinakan representasi fungsi

Lebih terperinci

Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Kolik Gas (Tympani) Kolik Twisted gut Kolik Impaksi METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Kolik Gas (Tympani) Kolik Twisted gut Kolik Impaksi METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Salah satu metode deffuzifikasi adalah Mean of Maximum. Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai rata-rata domain yang memiliki nilai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. masukan (input) yang digunakan dalam mengembangkan Fuzzy Inference System seperti yang disajikan pada Gambar 10 berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN. masukan (input) yang digunakan dalam mengembangkan Fuzzy Inference System seperti yang disajikan pada Gambar 10 berikut : Penentuan perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan untuk mengembangkan sistem Perangkat keras (hardware) Perangkat keras yang digunakan pada saat pengembangan sistem adalah komputer dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. DFD Level 1 (Data Flow Diagram). Lampiran 2. Halaman utama sistem.

Lampiran 1. DFD Level 1 (Data Flow Diagram). Lampiran 2. Halaman utama sistem. LAMPIRAN 5 Lampiran. DFD Level (Data Flow Diagram). Lampiran 2. sistem. 6 Lampiran 3. Halaman pengisian form input untuk data pengguna. Lampiran 4. Halaman pengisian data klinis. Lampiran 5. untuk. 7 Lampiran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT AYAM BERBASIS WEB NOVEN HIMAN HUJI

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT AYAM BERBASIS WEB NOVEN HIMAN HUJI PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT AYAM BERBASIS WEB NOVEN HIMAN HUJI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 09 PENGEMBANGAN SISTEM

Lebih terperinci

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Ketentuan Praktikum 1. Lembar Kerja Praktikum ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa untuk praktikum pertemuan ke - 8 2. Mahasiswa akan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

MENDETEKSI KEBERADAAN NYAMUK AEDES AEGIPTY MENGGUNAKAN METODE FUZZY. Ikhlas Ali Syahbana

MENDETEKSI KEBERADAAN NYAMUK AEDES AEGIPTY MENGGUNAKAN METODE FUZZY. Ikhlas Ali Syahbana MENDETEKSI KEBERADAAN NYAMUK AEDES AEGIPTY MENGGUNAKAN METODE FUZZY Ikhlas Ali Syahbana Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wismarini.09 Pringsewu Lampung Website : www.stmikpringsewu.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. Di dalam bidang kecerdasan buatan, termasuk

Lebih terperinci

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL Fanisya Alva Mustika 1, Sutrisno 2 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta 1,2 E-mail: alva.mustika@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hewan ternak yang paling banyak diternakkan adalah unggas. Unggas memberikan banyak manfaat dan keuntungan, antara lain dapat dimanfaatkan dagingnya,

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 65 3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Permasalahan utama yang dihadapi industri gula nasional yaitu rendahnya kinerja khususnya produktivitas dan efisiensi pabrik gula. Untuk menyelesaikan permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Metode Tsukamoto untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi pada Manusia

Metode Tsukamoto untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi pada Manusia Metode Tsukamoto untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi pada Manusia Irmalia Suryani Faradisa dan Putri Sari Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional Malang E-mail: faradyza@gmail.com Abstrak Gejala

Lebih terperinci

Fuzzy Expert Sistem. Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015

Fuzzy Expert Sistem. Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015 Fuzzy Expert Sistem Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015 Ketentuan Praktikum Lembar Kerja Praktikum ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy Company LOGO Penalaran Mamdani dan Tsukamoto Pada pendekatan Fuzzy Inference System Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2011 www.company.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI FUZZY TEMPORAL ASSOCIATION RULE MINING (STUDI KASUS : DATA TRANSAKSI PASAR SWALAYAN ) HANDAYANI RETNO SUMINAR

PENGEMBANGAN APLIKASI FUZZY TEMPORAL ASSOCIATION RULE MINING (STUDI KASUS : DATA TRANSAKSI PASAR SWALAYAN ) HANDAYANI RETNO SUMINAR PENGEMBANGAN APLIKASI FUZZY TEMPORAL ASSOCIATION RULE MINING (STUDI KASUS : DATA TRANSAKSI PASAR SWALAYAN ) HANDAYANI RETNO SUMINAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor)

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor) Jurnal Komputer Terapan Vol. 2, No. 2, November 2016, 159-168 159 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan

Lebih terperinci

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2 Fuzzifikasi S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 PRAKTIKUM SISTEM CERDAS - REASONING JOBSHEET 2 - FUZZIFIKASI

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Sry Yunarti Program Studi Sistem Informasi STMIK Profesional Makassar yeye_rumbu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ) Dimas Wahyu Wibowo 1, Eka Larasati Amalia 2 1,2 Teknik Informatika, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 7 terboboti dari daerah output fuzzy. Metode ini paling dikenal dan sangat luas dipergunakan. First of Maxima (FoM) dan Last of Maxima (LoM) Pada First of Maxima (FoM), defuzzifikasi B( y) didefinisikan

Lebih terperinci

Proses Pendiagnosaan Penyakit Menggunakan Logika Fuzzy Dengan Metode Mamdani

Proses Pendiagnosaan Penyakit Menggunakan Logika Fuzzy Dengan Metode Mamdani JURNAL SAINTIFIK VOL.3 NO. 2, JULI 2017 Proses Pendiagnosaan Penyakit Menggunakan Logika Fuzzy Dengan Metode Mamdani Darmawati Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sulawesi Barat; e-mail: dharmawangs89@gmail.com

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir. Perancangan Sistem Pakar Fuzzy Untuk Pengenalan Dini Potensi Terserang Stroke Berbasis Web

Seminar Tugas Akhir. Perancangan Sistem Pakar Fuzzy Untuk Pengenalan Dini Potensi Terserang Stroke Berbasis Web Seminar Tugas Akhir Perancangan Sistem Pakar Fuzzy Untuk Pengenalan Dini Potensi Terserang Stroke Berbasis Web Oleh: Harmuda Pandiangan 1209 100 089 Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu-abuan masalah pada sistem yang sulit dimodelkan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER 1 Yasidah Nur Istiqomah (07018047), 2 Abdul Fadlil (0510076701) 1 Program Studi Teknik Informatika 2 Program

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

Presentasi TA DETEKSI PENYAKIT PARU-PARU OBSTRUKTIF KRONIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT XYZ. Muhammad Reza Budiman

Presentasi TA DETEKSI PENYAKIT PARU-PARU OBSTRUKTIF KRONIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT XYZ. Muhammad Reza Budiman Presentasi TA DETEKSI PENYAKIT PARU-PARU OBSTRUKTIF KRONIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT XYZ Muhammad Reza Budiman 5209100075 Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA FUZZY LOGIC SKRIPSI

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA FUZZY LOGIC SKRIPSI SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA FUZZY LOGIC SKRIPSI Oleh : Ennanda Putrie A.S 0734010385 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN APLIKASI KECERDASAN BUATAN PENGANTAR SISTEM PAKAR Shinta P. Sari Prodi. Informatika Fasilkom UIGM, 2017 Definisi : Sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK 1 Evaluasi Kinerja Pelayanan Perawat Menggunakan Fuzzy Inference System (FIS) Mamdani ( Studi Kasus : Puskesmas Bonang 1 Demak) ARIS MUTHOHAR Program Studi Teknik Informatika S1, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun sistem informasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak (Widoyono, 2008: 59).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak (Widoyono, 2008: 59). A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah kata benda yang berasal dari kata himpun. Kata kerjanya adalah menghimpun. Menghimpun adalah kegiatan yang berhubungan dengan berbagai objek apa saja.

Lebih terperinci

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

BAB 2 2. LANDASAN TEORI BAB 2 2. LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan mengenai logika fuzzy yang digunakan, himpunan fuzzy, penalaran fuzzy dengan metode Sugeno, dan stereo vision. 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji 1 SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Agam Krisna Setiaji Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro,

Lebih terperinci

BAB III METODE FUZZY MAMDANI

BAB III METODE FUZZY MAMDANI 29 BAB III METODE FUZZY MAMDANI Fuzzy Inference System merupakan sebuah kerangka kerja perhitungan berdasarkan konsep teori himpunan fuzzy dan pemikiran fuzzy yang digunakan dalam penarikan kesimpulan

Lebih terperinci

Aplikasi Graf Fuzzy dan Aljabar Max-Plus untuk Pengaturan. Lampu Lalu Lintas di Simpang Empat Beran Kabupaten Sleman

Aplikasi Graf Fuzzy dan Aljabar Max-Plus untuk Pengaturan. Lampu Lalu Lintas di Simpang Empat Beran Kabupaten Sleman Aplikasi Graf Fuzzy dan Aljabar Max-Plus untuk Pengaturan Lampu Lalu Lintas di Simpang Empat Beran Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh: Arifudin Prabowo Kurniawan 13305144011 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan hingga tumbuh dewasa manusia diciptakan dengan kecerdasan yang luar biasa, kecerdasan juga akan berkembang dengan pesat. Kecerdasan tersebut yang dapat

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM Oleh: WULAN ANGGRAENI G54101038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat sekarang ini terutama dalam bidang teknik informasi telah menjadikan informasi merupakan kebutuhan yang sangat penting.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP FUZZY LOGIC DAN PENERAPAN PADA SISTEM KONTROL. asing. Dalam pengalaman keseharian kita, permasalahan yang berkaitan dengan fuzzy

BAB IV KONSEP FUZZY LOGIC DAN PENERAPAN PADA SISTEM KONTROL. asing. Dalam pengalaman keseharian kita, permasalahan yang berkaitan dengan fuzzy BAB IV KONSEP FUZZY LOGIC DAN PENERAPAN PADA SISTEM KONTROL 4.1 Pengenalan konsep fuzzy logic Konsep mengenai fuzzy logic bukanlah merupakan sesuatu yang baru dan asing. Dalam pengalaman keseharian kita,

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DBD DAN DEMAM TIFOID DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO (STUDI KASUS PUSKESMAS PRACIMANTORO I)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DBD DAN DEMAM TIFOID DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO (STUDI KASUS PUSKESMAS PRACIMANTORO I) ISSN : 2338-18 SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DBD DAN DEMAM TIFOID DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO (STUDI KASUS PUSKESMAS PRACIMANTORO I) Waluyo (waluyo08@gmail.com) Didik Nugroho (didikhoho@gmail.com) Kustanto

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Visualisasi Sistem Pakar Dalam Menganalisis Tes Kepribadian Manusia (Empat Aspek Tes Kepribadian Peter Lauster) Sri Winiarti

Lebih terperinci

Mahasiswa mampu memformulasikan permasalahan yang mengandung fakta dengan derajad ketidakpastian tertentu ke dalam pendekatan Sistem Fuzzy.

Mahasiswa mampu memformulasikan permasalahan yang mengandung fakta dengan derajad ketidakpastian tertentu ke dalam pendekatan Sistem Fuzzy. Chapter 7 Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa mampu memformulasikan permasalahan yang mengandung fakta dengan derajad ketidakpastian tertentu ke dalam pendekatan. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan

Lebih terperinci

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi (SNIT) 202 MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN Ghofar Taufiq AMIK Bina Sarana Informatika Jakarta Jl. Kramat Raya

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KOSENTRASI JURUSAN TEKNIK MESIN UNP PADANG

ANALISA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KOSENTRASI JURUSAN TEKNIK MESIN UNP PADANG ANALISA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KOSENTRASI JURUSAN TEKNIK MESIN UNP PADANG Harison Dosen Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang Abstrak Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara yang sedang berkembang, khususnya di puskesmas sangat sulit dijumpai tenaga ahli kesehatan (spesialis), padahal orang tua sangat membutuhkan dokter spesialis

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Aplikasi Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno dalam Memperkirakan Produksi Air Mineral dalam Kemasan Oleh Suwandi NRP 1209201724 Dosen Pembimbing 1. Prof. Dr M. Isa Irawan, MT 2. Dr Imam Mukhlash, MT Institut

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat komposit bank tersebut. Menurut peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

(hiperglisemia) yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Sedangkan terapi dalam bidang farmakologi kedokteran mempelajari bagaimana penggunaan

(hiperglisemia) yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Sedangkan terapi dalam bidang farmakologi kedokteran mempelajari bagaimana penggunaan (hiperglisemia) yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Sedangkan terapi dalam bidang farmakologi kedokteran mempelajari bagaimana penggunaan dan interaksi obat yang benar yaitu meliputi cara pemberian

Lebih terperinci

PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G

PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G64103020 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAS PEMINATAN (STUDI KASUS : STMIK POTENSI UTAMA)

PENERAPAN FUZZY SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAS PEMINATAN (STUDI KASUS : STMIK POTENSI UTAMA) PENERAPAN FUZZY SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAS PEMINATAN (STUDI KASUS : STMIK POTENSI UTAMA) Alfa Saleh Teknik Informatika STMIK Potensi Utama Jl K.L. Yos Sudarso KM 6.5 No.3-A,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada penulis

Lebih terperinci

BAB III. Sub Kompetensi :

BAB III. Sub Kompetensi : BAB III CONTOH APLIKASI LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MATLAB Kompetensi : 1. Mahasiswa memecahkan masalah rekayasa melalui pendekatan logika fuzzy. Sub Kompetensi : 1. Dapat menggunakan tahapan pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM

BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM 22 BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM Pengguna sistem adalah dokter namun sistem dapat juga digunakan oleh praktisi kesehatan lainnya seperti bidan, perawat bahkan masyarakat umum. Dokter dibantu dalam pengambilan

Lebih terperinci

Penggunaan Mamdani Fuzzy Expert System untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen

Penggunaan Mamdani Fuzzy Expert System untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen Penggunaan Mamdani Fuzzy Expert System untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen Dwi Rolliawati Fakultas Ilmu Komputer, Sistem Komputer, Universitas Narotama dwi.roliawati@narotama.ac.id Abstrak Dosen sebagai pendidik

Lebih terperinci

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom PENDAHULUAN Logika Fuzzy pertama kali dikenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh tahun 1965 Dasar Logika Fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Teori himpunan fuzzy adalah peranan

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER Aprilia Sulistyohati, Taufiq Hidayat Laboratorium Sistem Informasi dan Perangkat Lunak Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) UNTUK DIAGNOSA DAN TATALAKSANA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE MUHAMMAD SYAFII

ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) UNTUK DIAGNOSA DAN TATALAKSANA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE MUHAMMAD SYAFII ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) UNTUK DIAGNOSA DAN TATALAKSANA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE MUHAMMAD SYAFII SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK Kematian akibat

Lebih terperinci

SKRIPSI. MERANCANG SISTEM PAKAR BERBASIS FUZZY UNTUK PRA PENGUJIAN JUDUL SKRIPSI (Studi Teknik Informatika)

SKRIPSI. MERANCANG SISTEM PAKAR BERBASIS FUZZY UNTUK PRA PENGUJIAN JUDUL SKRIPSI (Studi Teknik Informatika) SKRIPSI MERANCANG SISTEM PAKAR BERBASIS FUZZY UNTUK PRA PENGUJIAN JUDUL SKRIPSI (Studi Teknik Informatika) Diajukan Sebagai Syarat Untuk Kelulusan Program Studi Strata Satu (S1) di Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan tugas akhir ini. Secara garis besar teori penjelasan akan dimulai dari definisi logika fuzzy,

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MEMPREDIKSI JENIS PENYAKIT PADA KELINCI DENGAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI. Diajukan Oleh :

SISTEM PAKAR UNTUK MEMPREDIKSI JENIS PENYAKIT PADA KELINCI DENGAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI. Diajukan Oleh : SISTEM PAKAR UNTUK MEMPREDIKSI JENIS PENYAKIT PADA KELINCI DENGAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI Diajukan Oleh : FITRI INDAH MILWATI NPM. 0534010001 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI Nofriadi * 1), Havid Syafwan 2) 1) Program Studi Sistem Informasi, STMIK Royal Kisaran Jl. Prof. M. Yamin 173 Kisaran, Sumatera

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran 31 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian tentang prediksi meledaknya wabah suatu penyakit sudah banyak dilakukan oleh para peneliti. Mereka mencoba mencari pola dan relasi dari data set

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA GURU DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI

EVALUASI KINERJA GURU DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI EVALUASI KINERJA GURU DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI Karmila Suryani 1), Khairudin 2) 1) FKIP Universitas Bung Hatta Padang 2) FKIP Universitas Bung Hatta Padang e-mail: karmilasuryani.ptik@gmail.com,khaihatta@yahoo.com

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom

SISTEM PAKAR. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom SISTEM PAKAR Entin Martiana, S.Kom, M.Kom EXPERT SYSTEM (SISTEM PAKAR) Definisi : Sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar

Lebih terperinci

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANA MARNIDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan

BAB IV PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan BAB IV PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan teori aljabar max-plus dalam pengaturan lampu lalu lintas di simpang empat Beran Kabupaten Sleman Provinsi Daerah

Lebih terperinci

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 543 555. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN PELAYANAN, HARGA DAN KUALITAS MAKANAN MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI (Studi Kasus pada Restoran Cepat Saji

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) TSUKAMOTO UNTUK MENGANALISA TINGKAT RESIKO PENYAKIT DALAM

APLIKASI FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) TSUKAMOTO UNTUK MENGANALISA TINGKAT RESIKO PENYAKIT DALAM APLIKASI FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) TSUKAMOTO UNTUK MENGANALISA TINGKAT RESIKO PENYAKIT DALAM Oleh: TRIVIA FALOPI NRP 1203 109 006 Dosen Pembimbing Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha, M.Si ABSTRAKSI Dalam

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA Rima Liana Gema, Devia Kartika, Mutiana Pratiwi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang email: rimalianagema@upiyptk.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY FUZZY EXPERT SYSTEM FUZZY INFERENCE SYSTEM FUZZY REASONING Toto Haryanto MATA KULIAH SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY Domain Masalah Fuzzifikasi

Lebih terperinci

Kata kunci : Sistem pakar, artificial intelligence, basis pengetahuan, pemilihan tools, kaidah sistem produksi.

Kata kunci : Sistem pakar, artificial intelligence, basis pengetahuan, pemilihan tools, kaidah sistem produksi. ABSTRAKSI Pembangunan sistem pakar diagnosa penyakit TB paru menggunakan aplikasi sistem pakar pemilihan printer dan monitor. Dalam pembangunan sistem pakar diagnosa penyakit TB paru dilakukan perubahan

Lebih terperinci

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 6 November 2017 REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA Anisa Citra Mutia, Aria Fajar Sundoro,

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL PENYAKIT KAMBING MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE TSUKAMOTO

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL PENYAKIT KAMBING MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE TSUKAMOTO SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL PENYAKIT KAMBING MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE TSUKAMOTO Sella Dwi Ovie Dityanto 1, Ariadi Retno Tri Hayati Ririd 2, Rosa Andrie Asmara 3 1,2 Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 1

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 1 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No., (203) 2337-3520 (230-928X Print) Perancangan Sistem Pakar Fuzzy Untuk Pengenalan Dini Potensi Terserang Stroke Berbasis Web Harmuda Pandiangan, M Isa Irawan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di bidang kedokteran, saat ini sudah memanfaatkan teknologi komputer yaitu sistem pakar untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik pada masyarakat. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kesetiaannya. Selain itu anjing dan kucing mempunyai kesamaan yaitu sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan kesetiaannya. Selain itu anjing dan kucing mempunyai kesamaan yaitu sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anjing dan kucing sering disebut sebagai sahabat manusia karena loyalitas dan kesetiaannya. Selain itu anjing dan kucing mempunyai kesamaan yaitu sangat responsif,

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING 1 Diah Malis Oktaviani (0089), 2 Tita Puspitasari (0365) Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

PENYUSUNAN APLIKASI SISTEM PAKAR DAN BASIS DATA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN TUMBUH TANAMAN ANDRI SUSANTO

PENYUSUNAN APLIKASI SISTEM PAKAR DAN BASIS DATA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN TUMBUH TANAMAN ANDRI SUSANTO PENYUSUNAN APLIKASI SISTEM PAKAR DAN BASIS DATA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN TUMBUH TANAMAN ANDRI SUSANTO DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30)

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30) BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Konsep Dasar Sistem Pakar Sistem pakar adalah program komputer cerdas yang menggunakan pengetahuan dan prosedur-prosedur inferensi untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

DENIA FADILA RUSMAN

DENIA FADILA RUSMAN Sidang Tugas Akhir INVENTORY CONTROL SYSTEM UNTUK MENENTUKAN ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT BAHAN BAKU POKOK TRANSFORMER MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS : PT BAMBANG DJAJA SURABAYA) DENIA FADILA

Lebih terperinci

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN Khairul Saleh Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Sumatera Utara Jalan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat tingginya permintaan kebutuhan daging ayam broiler. Permintaan pasar yang tinggi terhadap

Lebih terperinci

FUZZY SYSTEM & FUZZY REASONING DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB

FUZZY SYSTEM & FUZZY REASONING DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB FUZZY SYSTEM & FUZZY REASONING Workshop on Fundamental Concept and Implementation of Fuzzy Logic March 17 th 2016 Net Centric Computing Lab DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB Outline Crips VS Fuzzy Pengembangan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY oleh: 1 I Putu Dody Lesmana, 2 Arfian Siswo Bintoro 1,2 Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik

Lebih terperinci

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Maria Shusanti F Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat merupakan substansi yang dapat mengurangi gejala hingga menyembuhkan penyakit. Obat-obatan banyak yang beredar dan dijual bebas di pasaran. Ada yang bebas dibeli,

Lebih terperinci

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Media Informatika, Vol. 3 No. 1, Juni 2005, 25-38 ISSN: 0854-4743 FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Sri Kusumadewi, Idham Guswaludin Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMU DENGAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMU DENGAN LOGIKA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMU DENGAN LOGIKA FUZZY Hafsah, Heru Cahya Rustamaji, Yulia Inayati Jurusan Teknik Informatika UPN "Veteran" Yogyakarta Jl. Babarsari No 2 Tambakbayan Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan militer, kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang, misalnya : Bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. dan militer, kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang, misalnya : Bisnis, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media konsultasi merupakan sebuah media atau sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara seorang pakar dengan pengguna. Dalam bidang medis kegiatan konsultasi

Lebih terperinci

Oleh: ABDUL AZIS JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

Oleh: ABDUL AZIS JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 Oleh: ABDUL AZIS 1209 100 073 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 Sektor pertanian merupakan salah satu penopang perekonomian

Lebih terperinci