Desain sistem Analisis sistem Implementasi sistem Pemeliharaan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi sistem

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Desain sistem Analisis sistem Implementasi sistem Pemeliharaan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi sistem"

Transkripsi

1 5 akuisisi pengetahuan untuk pengambilan keputusan berdasarkan gejala klinis dan gejala yang bersifat fuzzy, serta pembuatan fuzzy inference system (FIS). Dalam pembutan FIS, dinakan representasi fungsi keanggotaan variabel input yang berbeda dan domain himpunan fuzzy yang sama dari penelitian sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan fungsi keanggotaan variabel input pada hasil defuzzifikasi. Desain sistem Pada tahap ini akan dibuat perancangan database, desain proses sistem, dan desain antarmuka. Perancangan database meliputi pembuatan tabel dan relasi antar tabel. Pada desain proses sistem akan dibuat pengembangan dari diagram konteks sistem yang sebelumnya ada pada tahap analisis sistem. Diagram ini menggambarkan interaksi antara sistem dengan user yang akan mengnakan sistem ini. Pada perancangan antarmuka akan dibuat mock up atau sketsa web. Implementasi sistem Pengembangan sistem pakar penyakit ayam akan diimplementasikan pada web, oleh karena itu sistem membutuhkan web browser, web server, bahasa pemrograman web, editor bahasa pemrograman web, dan pert lunak yang dinakan untuk perhitungan dan penarikan kesimpulan dengan fuzzy inference system (FIS). Pada tahap ini akan dilakukan penjian fungsi-fungsi sistem dan FIS yang telah dibuat pada tahap analisis sistem. Pemeliharaan Sistem Tahap ini merupakan tahap akhir dari pengembangan sistem. Tahap ini sistem yang telah dibuat akan dievaluasi. Hal ini memungkinkan terjadinya perubahan sesuai dengan kebutuhan pengna. Pada penelitian ini, tahap ini belum diikut-sertakan dan dibatasi hanya sampai implementasi. pengnaan sistem, tidak adanya fasilitas untuk menambah, menbah dan menghapus data penyakit dan data gejala non fuzzy, serta belum terdapat fasilitas untuk menyimpan relasi antara penyakit dengan gejala non fuzzy jika terjadi perubahan. Sistem yang dikembn ini termasuk ke dalam decision support system (DSS), oleh karena itu pada tahap selanjutnya selain mengembn dari keterbatasan sistem yang ada, juga akan dirancang suatu proses pengambilan keputusan untuk gejala non fuzzy dan gejala yang bersifat fuzzy. Analisis sistem Tahap ini terbagi menjadi tiga tahap yaitu analisis fungsi dan proses sistem, akuisisi pengetahuan, dan analisis inferensi fuzzy. Analisis fungsi dan proses sistem merupakan proses pemodelan sistem dan pembuatan fungsifungsi sistem yang akan dinakan pada pengembangan sistem. Proses akuisisi pada tahap analisis sistem ini bertujuan untuk membuat tabel keputusan untuk mendiagnosis berdasarkan gejala-gejala non fuzzy. Untuk gejala-gejala penyakit ayam yang bersifat fuzzy dinakan analisis inferensi fuzzy. Pada analisis inferensi fuzzy akan dibuat suatu representasi fungsi keanggotaan variabel input yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Variabel input ini meliputi warna pial, umur, persentase kematian, dan suhu dan masing-masing variabel input mempunyai domain himpunan fuzzy yang sama dengan penelitian sebelumnya. 1. Analisis fungsi dan proses sistem Pada tahap ini proses sistem akan dimodelkan mengnakan alat bantu pemodelan berupa data flow diagram (DFD). Perancangan DFD dinakan untuk mengetahui aliran data dan interaksi antara sistem dengan pengna. Pada DFD terdapat beberapa level, untuk level paling tinggi dinamakan diagram konteks sistem. Diagram konteks pengembangan sistem ini dapat dilihat pada Gambar 6. HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi sistem Pengembangan sistem pakar penyakit ayam berbasis web merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya tentang Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Pada Ayam (SPDPPA) yang masih memiliki keterbatasan sistem. Keterbatasan yang dimiliki sistem pada penelitian sebelumnya adalah sistem masih berbasis desktop, belum terdapat database, belum adanya pembagian user dalam Gambar 6. Diagram Konteks Sistem. Dari pemodelan proses sistem pada Gambar 6 dibuatlah fungsi-fungsi sistem pada tahap selanjutnya. Fungsi-fungsi sistem ini meliputi :

2 6 Fungsi login dan logout admin dari sistem. Fungsi admin untuk menambah, melihat, menbah, menghapus penyakit. Fungsi admin untuk melihat, menambah, menbah, dan menghapus gejala penyakit. Fungsi admin untuk melihat dan menbah relasi antara penyakit dan gejalanya. Fungsi admin untuk melihat deskripsi penyakit. Fungsi admin untuk melihat deskripsi gejala penyakit. Fungsi konsultasi gejala klinis user dengan sistem. Fungsi add user. Fungsi konsultasi gejala fuzzy user dengan sistem. Fungsi ini ada ketika analisis gejala klinis dengan Tabel keputusan telah selesai.. Akuisisi Pengetahuan Akuisisi pengetahuan adalah proses untuk mencari informasi dari suatu knowledge base untuk ditransformasikan ke dalam program. Knowledge base didapatkan dari seorang pakar atau sumber tertulis dari pakar. Pada penelitian sebelumnya, terdapat gejala non fuzzy dan gejala yang bersifat fuzzy pada penyakit ayam. Gejala non fuzzy penyakit ayam pada penelitian sebelumnya adalah eksudat, pendarahan bawah kulit, dan tinja. Pada penelitian ini ditambahkan gejala klinis dari beberapa sumber literatur tertulis dari pakar penyakit ayam. Pada gejala non fuzzy, proses penarikan kesimpulan dilakukan dengan membuat suatu tabel keputusan dan bisa dilihat pada Tabel l. Tabel keputusan adalah tabel yang menghubungkan gejala non fuzzy dengan penyakit ayam. Tabel ini memiliki 17 gejala non fuzzy dengan penyakit Avian Influenza (AI) 11 gejala, Newcastle Disease (ND) 9 gejala dan Laryngotracheitis Infectiosa (ILT) 4 gejala. Pada Tabel 1 relasi antara gejala non fuzzy dan penyakit dihubungkan dengan mengnakan tanda *. Tabel 1. Tabel keputusan penyakit ayam berdasarkan gejala klinis. Gejala Penyakit AI ND ILT kulit Pendarahan bawah * * Nafas sesak * * * Bersin-bersin * Batuk * * * * * Diare * Produksi telur menurun * Eksudat kental bening * Tinja berwarna kehijauan * Eksudat encer bening * Sempoyongan * Keluar cairan berbusa dari * mata Kepala bergetar * Kepala berputar * Pendarahan pada trakea * Tinja encer putih * Mati secara mendadak * Nafsu makan berkurang * 3. Analisis Sistem Inferensi Fuzzy Pada gejala yang bersifat fuzzy seperti warna pial, umur, persentase kematian, dan suhu akan diproses mengnakan analisis inferensi fuzzy untuk ditarik suatu kesimpulan tentang penyakit ayam. Proses penarikan kesimpulan ini mengnakan rule yang sudah ada pada penelitian sebelumnya. Keempat gejala fuzzy tersebut mempunyai membership function dan himpunan fuzzy yang berbeda-beda. Berikut ini representasi fungsi keanggotaan dan himpunan fuzzy : Variabel warna pial ayam Gambar 7. Representasi Kurva Warna Ayam. Variabel warna pial ayam mempunyai 3 himpunan yaitu merah, pucat, merah kebiruan. Representasi warna pial berupa kurva trapezoid dan trimf yang terlihat pada Gambar 7 dengan fungsi keanggotaan sebagai berikut: µ merah x 0 atau x 0,5 [ x] = 1; 0 x 0, (0,5 (0,5 0,); 0, x 0,5

3 7 µ pucat µ x 0,3 atau x 0,7 [ x] x 0,3) (0,5 0,3); 0,3 x 0,5 (0,7 (0,7 0,5); 0,5 x 0,7 merah keb iruan x 0,5 atau x 1 [ x] x 0,5)(0,7 0,5); 0,5 x 0,7 1; 0,7 x 1 Variabel ayam x x atau x µ rendah [ x] x 0) (15 0); 0 x 15 ( ( 15); 15 x x 14 atau x µ sedang [ x] x 14) (37 14); 14 x 37 ( ( ); 37 x x atau x 100 µ tinggi [ x] x ) (75 ); x 75 (100 (100 75); 75 x 100 Variabel suhu Gambar 8. Representasi Kurva Ayam. Variabel umur ayam direpresentasikan mengnakan kurva trimf dengan 3 parameter fungsi (a,b,c) yang telihat pada Gambar 8. Gambar 10. Representasi Kurva Suhu. Variabel umur ayam mempunyai 3 himpunan yaitu muda, dara, dewasa dengan fungsi Variabel suhu direpresentasikan dengan keanggotaan sebagai berikut: mengnakan kurva trimf dengan 3 parameter fungsi (a,b,c) yang terlihat pada Gambar 10. Variabel suhu mempunyai himpunan yaitu x 1 atau x 16 normal dan tinggi dengan fungsi keanggotaan µ muda [ x] x 1) (8 1); 1 x 8 sebagai berikut: (16 (16 8); 8 x 16 x 39 atau x,5 x 11 atau x µ normal [ x] x 39) (41,5 39); 39 x 41,5 µ dara [ x] x 11) (18 11); 11 x 18 (,5 ) (,5 41,5); 41,5,5 x x ( ( 18); 18 x x 4,7 atau x x 1 atau x µ [ x] = ( 4,7) (46,35 4,7); 4,7 46,35 tinggi x x µ dewasa[ x] x 1) (5 1); 1 x 5 ( ) ( 46,35); 46,35 x x ( ( 5); 5 x Variabel persentase kematian Variabel Penyakit Gambar 9. Representasi Kurva kematian. Variabel persentase kematian direpresentasikan dengan mengnakan kurva trimf dengan 3 parameter fungsi (a,b,c) yang terlihat pada Gambar 9. Variabel persentase kematian mempunyai 3 himpunan yaitu rendah, sedang, tinggi dengan fungsi keanggotaan sebagai berikut: Gambar 11. Representasi Kurva Penyakit. Variabel penyakit merupakan variabel output dari fuzzy inference system. Variabel penyakit ini memiliki enam himpunan, dimana setiap himpunan direpresentasikan dengan mengnakan kurva Gaussian yang terlihat pada Gambar 11. Keenam himpunan berfuzzy tersebut adalah mendukung penyakit Laryngotracheitis Infectiosa (M-ILT), sangat

4 8 mendukung penyakit Laryngotracheitis Infectiosa (SM-ILT), mendukung penyakit Newcastle Disease (M-ND), sangat mendukung penykit Newcastle Disease (SM-ND), mendukung penyakit Avian Influenza (M-AI), dan sangat mendukung penyakit Avian Influenza (SM-AI). Setiap himpunan pada variabel output mempunyai parameter fungsi Gaussian yang berbeda sebagai berikut: µ M ILT [ x ] = ( 0,1;0,1) = e µ SM ILT [ x] = (0,1;0,1) = e µ M ND [ x ] = ( 0,3;0,1) = e µ SM ND [ x ] = (0,5;0,1) = e µ M AI [ x ] = (0,7 ;0,1) = e µ SM AI [ x ] = ( 0,9 ;0,1) = e ( x ( 0,1)) ( 0,1) ( x 0,1) (0,1) ( x 0,3 ) ( 0,1) ( x 0,5 ) ( 0,1) ( x 0,7 ) ( 0,1) ( x 0,9 ) ( 0,1) Keempat variabel input dan himpunan fuzzy tersebut, akan dikombinasikan ke dalam suatu antecendent rule yang telah ada pada penelitian sebelumnya. Pada setiap rule akan dihitung nilai minimum fungsi keanggotaan dari kombinasi antara variabel input dan himpunan fuzzy. Nilai minimum ini akan menjadi nilai fungsi keanggotaan dari variabel output yang kemudian nilai tersebut akan memodifikasi domain himpunan fuzzy output sehingga terbentuk daerah himpunan fuzzy yang baru pada variabel output. Setelah terbentuknya daerah himpunan fuzzy yang baru hasil dari komposisi semua rule maka tahap selanjutnya adalah tahap defuzzifikasi. Metode yang dinakan pada tahap defuzzifikasi ini adalah metode centroid. Tahap defuzzifikasi akan menghasilkan nilai crisp dalam domain himpunan fuzzy variabel output. Nilai crisp yang dihasilkan dari metode centroid ini akan berada pada suatu domain himpunan fuzzy tertentu dan akan dihitung persentase nilai derajat keanggotaan pada masing-masing variabel output penyakit ayam berdasarkan kurva fungsi keanggotaan yang berdekatan dengan nilai crisp tersebut. Desain sistem Desain pengembangan sistem ini mengikuti alur penyelesain masalah dengan mengnakan metode fuzzy khusus untuk gejala penyakit ayam yang bersifat fuzzy. Untuk gejala klinis mengnakan tabel keputusan sebagai proses pengambilan keputusan penyakit ayam. Pada alur penyelesain masalah dengan mengnakan metode fuzzy terdapat 3 komponen penting dalam menghasilkan suatu pengambilan keputusan mengnakan metode fuzzy. Alur ini dapat dilihat pada Gambar 1. Ketiga komponen ini adalah fuzzifikasi, komputasi secara fuzzy, dan defuzzifikasi. Fuzzifikasi adalah proses memetakan nilai crisp input menjadi nilai fuzzy yang interval nilainya berada di antara 0 dan 1. Pada tahap komputasi secara fuzzy terdapat proses yaitu front end dan back end. Back end merupakan proses di mana matlab dinakan sebagai pert lunak untuk penalaran dan perhitungan fuzzy. Di sisi lain pada penelitian ini, proses untuk menampilkan hasil perhitungan penalaran fuzzy pada suatu halaman web browser disebut dengan front end proses. Defuzzifikasi merupakan proses menghasilkan nilai crisp dari suatu himpunan fuzzy yang dihasilkan pada variabel output. Permasalahan nyata Representasi Bahasa Natural Fuzzifikasi Komputasi Secara Fuzzy Defuzzifikasi Solusi Gambar 1. Alur penyelesaian masalah dengan metode fuzzy (Marimin, 0).

5 9 Di sisi lain, pada tahap desain sistem ini akan dibuat perancangan database, desain proses sistem, dan antarmuka sistem. 1. Perancangan Database Pada perancangan database akan dibuat tabel beserta atributnya. Pembuatan database ini dinakan untuk merekam hasil diagnosis penyakit ayam berdasarkan gejala non-fuzzy. Database yang dibuat memiliki empat tabel utama yaitu penyakit, gejala, relasi, dan analisis hasil. Untuk deskripsi rincian database dan keterhubungan antar tabel dapat dilihat pada Lampiran 10 dan Lampiran 1.. Desain proses sistem Desain proses sistem merupakan pengembangan dari diagram konteks sistem dan fungsi-fungsi sistem yang digambarkan dalam DFD level 1. DFD level 1 dapat lihat pada Lampiran 1. User berkonsultasi dengan sistem untuk mendapatkan informasi tentang penyakit ayam melalui pertanyaan-pertanyan seputar gejala non fuzzy yang kemudian dilanjutkan dengan analisis pada gejala fuzzy. Pada sistem, admin dapat menambah, menbah, menghapus data gejala non fuzzy, melihat relasi antara penyakit dengan gejala non fuzzy. Pengna admin harus melakukan login terlebih dahulu dengan memasukkan userid dan password untuk dapat mengakses sistem ini. 3. Antarmuka Sistem Antarmuka sistem ini secara umum terdiri atas empat bagian pada Gambar 13, yaitu: bagian teratas, bagian terbawah, bagian samping, dan bagian tengah. Bagian samping dinakan untuk menu navigasi. Bagian teratas adalah bagian header. Halaman utama dan isi terdapat pada bagian tengah content. Bagian terbawah dinakan untuk footer. Pada halaman utama menu user terdapat tiga hyperlink sebagai navigasi. Ketiga hyperlink ini adalah home, konsultasi, dan masuk pakar. Menu admin pada pengembangan sistem pakar ini terdiri dari enam hyperlink. Keenam hyperlink ini adalah penyakit, gejala, relasi, deskripsi penyakit, deskripsi gejala, dan menu untuk keluar. Gambar 13. Sketsa Antarmuka Sistem. Implementasi sistem Sistem ini akan dikembn dengan mengnakan pert lunak Microsoft Windows XP Profesional sebagai sistem operasi, MATLAB 7.0 sebagai pert lunak pembuatan fuzzy inference system, Internet Information Server 5.0 (IIS 5.0) dan Apache..4 sebagai web server, ASP Version 3.0, Javascript dan PHP versi 5..1 sebagai bahasa pemrograman web, MYSQL versi sebagai sistem manajemen database, Web browser mozilla firefox dan internet explorer serta Macromedia dreawever 8 sebagai editor bahasa pemrograman sekalis tampilan web. Pada tahap ini juga dilakukan penjian sistem. Penjian pengembangan sistem pakar ini terbagi menjadi dua yaitu untuk fungsi yang telah dihasilkan pada tahap analisis fungsi dan proses sistem dinakan metode black box testing sebagai metode penjian. Berdasarkan hasil penjian dengan metode black box testing pada Lampiran 8, seluruh fungsi pada aplikasi web ini telah berfungsi dengan baik. Pada penjian yang kedua akan dilihat perbandingan hasil defuzzifikasi sesudah dan sebelum pengembangan sistem dengan parameter input terdapat pada Tabel. Tabel.Parameter input data fuzzy. Warna pial (warna) Navigasi (ming) HEADER WEB FOOTER Input Content Angka kematian (persen) Suhu 1-10,,,,, Pada pembahasan selanjutnya akan dilihat hasil defuzzifikasi sebelum dan sesudah pengembangan sistem yang ditunjukkan dalam bentuk tabel. Pada tabel tersebut, akan dilihat skor rata-rata dan derajat keanggotaan () dari setiap variabel output FIS, di mana variabel output FIS terdiri dari mendukung penyakit Laryngotracheitis Infectiosa (M-ILT), sangat

6 10 mendukung penyakit Laryngotracheitis Infectiosa (SM-ILT), mendukung penyakit Newcastle Disease (M-ND), sangat mendukung penyakit Newcastle Disease (SM-ND), mendukung penyakit Avian Influenza (M-AI), dan sangat mendukung penyakit Avian Influenza (SM-AI). rata-rata adalah skor hasil defuzzifikasi dengan mengnakan metode centroid yang didapatkan berdasarkan kombinasi parameter input data fuzzy. Dari skor tersebut, derajat keanggotaan () suatu penyakit pada variabel output FIS dapat diketahui. Berikut ini tabel hasil defuzzifikasi sebelum dan sesudah pengembangan sistem. Tabel 3. defuzzifikasi dan mendukung Newcastle Disease (M-ND) pada SPDPPA. ming kematian 0.3 0,96 Tabel 4. defuzzifikasi dan mendukung Newcastle Disease (M-ND) pada pengembangan SPDPPA. () () kematian Berdasarkan hasil defuzzifikasi dari kedua tabel tersebut (Tabel 3 dan 4), dapat dilihat bahwa pada penelitian sebelumnya (Tabel 3) untuk mendiagnosis penyakit ND dengan tingkat mendukung hanya ada satu warna pial yaitu warna pial 1 dan untuk persentase kematian yang mencapai persen belum dikategorikan mendukung penyakit ND. Di sisi lain, pada penelitian ini untuk mengkategorikan mendukung penyakit ND dapat dicirikan sebagai berikut: warna pial berada pada kelompok 1 sampai dengan 3, umur ayam tergolong dara ming, suhu tubuh yang tinggi antara o C sampai o C dengan tingkat kematian untuk beberapa kasus bisa mencapai persen. Bila dibandingkan dengan diagnosis sebelumnya kombinasi parameter warna pial untuk M-ND lebih banyak. Pada Tabel 4, secara teori makin tinggi derajat warna pial seharusnya mengarah ke penyakit AI (Haryanto 06). Dengan demikian untuk mengkategori M-ND pada pengembangan SPDPPA tidak lebih spesifik dalam mendiagnosis penyakit M-ND. Adapun perbedaan hasil defuzzifikasi untuk tingkat sangat mendukung penyakit ND dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5. defuzzifikasi dan sangat mendukung Newcastle Disease (SM- ND) pada SPDPPA. () mati ,70 0, Tabel 6. defuzzifikasi dan sangat mendukung Newcastle Disease (SM- ND) pada pengembangan SPDPPA. () (4) (4) mati 0. 0,

7 11 Pada Tabel 5, dapat dilihat bahwa untuk menentukan penyakit ND dengan tingkat sangat mendukung dapat dicirikan sebagai berikut: umur ayam tergolong dara ming, warna pial berada di antara warna pertama dan ketiga dengan warna pial pertama hanya terjadi pada semua parameter input suhu dan persentase kematian persen, warna pial kedua terjadi pada semua parameter input persentase kematian dan suhu, dan warna pial ketiga terjadi pada semua parameter input suhu dan belum terjadi pada persentase kematian persen. Di sisi lain, pada Tabel 6 untuk mendiagnosis penyakit ND dengan tingkat sangat mendukung dapat dicirikan sebagai berikut: umur ayam tergolong dara ming, warna pial berada di antara warna pertama dan keempat dengan warna pial pertama sampai dengan ketiga hanya terjadi pada persentase kematian persen dan suhu di antara o C sampai o C, serta warna pial keempat terjadi pada semua parameter input persentase kematian dan suhu. Tabel 7. defuzzifikasi dan mendukung Avian Influenza (M-AI) pada SPDPPA. (4) (5) (6) (7) (8) kematian ,8 0, , , ,77 Tabel 8. defuzzifikasi dan mendukung Avian Influenza (M-AI) pada pengembangan SPDPPA. (5) (6) kematian , ,93 Pada penelitian sebelumnya perubahan output penyakit dari penyakit Newcastle Disease menjadi penyakit Avian Influenza terjadi pada warna pial ketiga. Perubahan ini terjadi pada saat parameter persentase kematian mencapai persen yang menghasilkan output penyakit Avian Influenza dengan tingkat kepercayaan mendukung. Dari Tabel 5 dan Tabel 7 pada penelitian sebelumnya warna pial ketiga masih menjadi parameter untuk menentukan jenis penyakit yang berbeda. Untuk parameter persentase kematian di bawah persen, output yang dihasilkan adalah penyakit Newcastle Disease dengan tingkat kepercayaan sangat mendukung. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5. Pada Tabel 7, output FIS untuk mendiagnosis penyakit Avian Influenza dengan tingkat kepercayaan mendukung mempunyai kombinasi parameter input yang lebih banyak di bandingkan dengan output FIS yang lain. Kombinasi parameter input untuk mendiagnosis penyakit Avian Influenza dapat dicirikan sebagai berikut: warna pial berada pada kelompok 3 sampai dengan kelompok 8, umur ayam tergolong dara ming, suhu tubuh yang tinggi antara o C sampai o C, dan persentase kematian berkisar antara sampai persen. Pada Tabel 8, output FIS yang dihasilkan adalah penyakit Avian Influenza dengan tingkat kepercayaan mendukung. Kombinasi parameter input penyakit Avian Influenza dapat dicirikan sebagai berikut: warna pial berada pada kelompok 5 dan 6, umur ayam tergolong dara ming, suhu tubuh yang tinggi antara o C sampai o C, dan persentase kematian berkisar antara sampai persen. Adapun penyakit AI dengan derajat keanggotaan mendukung (M-AI) dapat dilihat sejalan dengan perubahan warna pial yaitu warna pial 5.

8 1 Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 8. Di sisi lain pada pengembangan SPDPPA untuk diagnosis penyakit Avian Influenza dengan tingkat mendukung hanya ada pada kombinasi warna pial 5 dan 6 saja. Perbedaan hasil penjian FIS untuk tingkat sangat mendukung penyakit Avian Influenza dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10. Tabel 9. defuzzifikasi dan sangat mendukung Avian Influenza (SM- AI) pada SPDPPA. (9) (10) kematian , ,94 Tabel 10. defuzzifikasi dan sangat mendukung Avian Influenza (SM- AI) pada pengembangan SPDPPA. (7) (8) (9) (10) kematian ,86 Untuk mendiagnosis penyakit Avian Influenza dengan tingkat kepercayaan sangat mendukung (SM-AI), penelitian sebelumnya (SPDPPA) memberikan masukan gejala data fuzzy berupa warna pial merah kebiruan dengan kelompok warna 9 dan 10, umur ayam dara ming, suhu tubuh tinggi antara o C sampai o C dan persentase kematian sedang hingga tinggi sampai persen. Namun, pada penelitian sebelumnya warna pial 7 dan 8 termasuk ke dalam kategori mendukung penyakit Avian Influenza (M-AI). Hal ini banyak dipengaruhi oleh fungsi keanggotaan dari warna pial pada penelitian sebelumnya yang mengnakan fungsi keanggotaan Gaussian Di sisi lain pada penelitian ini, parameter warna pial mengnakan fungsi keanggotaan trapezoidal dan trimf sehingga untuk menentukan penyakit Avian Influenza dengan tingkat kepercayaan sangat mendukung (SM- AI) dapat dicirikan sebagai berikut: warna pial merah kebiruan dengan kelompok warna 7 sampai dengan 10, umur ayam dara ming, suhu tubuh tinggi antara o C sampai o C dan persentase kematian sedang hingga tinggi sampai persen. Banyaknya kombinasi warna pial ayam ini disebabkan oleh parameter warna pial mempunyai bobot Analytical Hierarchy Process (AHP) yang lebih besar dibandingkan dengan variabel umur, persentase kematian, dan suhu dalam pembentukan rule pada penelitian sebelumnya sehingga mempengaruhi output hasil defuzzifikasi. Hasil pembobotan AHP pada penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil pembobotan AHP gejala fuzzy pada penelitian sebelumnya. No Parameter Bobot 1 Warna pial 0,34 0,0 3 kematian 0,073 4 Suhu 0,059 Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Pada penelitian ini telah dikembn suatu sistem pakar diagnosis penyakit ayam berbasis web. Dalam pengembangan sistem ini, terdapat gejala non fuzzy dan gejala yang bersifat fuzzy, oleh karena itu terdapat dua proses dalam pengambilan keputusan penyakit ayam. Proses pertama adalah dengan mengnakan tabel keputusan dalam mendiagnosis gejala klinis penyakit ayam. Untuk gejala yang bersifat fuzzy dinakan fuzzy inference system (FIS). Pada penelitian ini, setiap variabel input FIS direprensentasikan dengan fungsi keanggotaan yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Pembuatan FIS ini bertujuan untuk memperkuat keputusan yang sebelumnya dihasilkan oleh tabel keputusan. Pengaruh perubahan fungsi

Lampiran 1. DFD Level 1 (Data Flow Diagram). Lampiran 2. Halaman utama sistem.

Lampiran 1. DFD Level 1 (Data Flow Diagram). Lampiran 2. Halaman utama sistem. LAMPIRAN 5 Lampiran. DFD Level (Data Flow Diagram). Lampiran 2. sistem. 6 Lampiran 3. Halaman pengisian form input untuk data pengguna. Lampiran 4. Halaman pengisian data klinis. Lampiran 5. untuk. 7 Lampiran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT AYAM BERBASIS WEB NOVEN HIMAN HUJI

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT AYAM BERBASIS WEB NOVEN HIMAN HUJI PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT AYAM BERBASIS WEB NOVEN HIMAN HUJI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 09 PENGEMBANGAN SISTEM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. a. Menentukan kebutuhan data yang dibutuhkan. b. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. a. Menentukan kebutuhan data yang dibutuhkan. b. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Desain penelitian ini meliputi: 1. Tahapan awal penelitian a. Menentukan kebutuhan data yang dibutuhkan. b. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan. c. Mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari Sistem Pakar Mendeteksi Penyakit Burung Puyuh Dan cara pengobatannya. Tampilan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan implementasi dari Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian kinerja yang sudah dibangun 5.1 Lingkungan Implementasi Lingkungan implementasi meliputi

Lebih terperinci

3.4 Data dari Melati Mekar Mandiri... 38

3.4 Data dari Melati Mekar Mandiri... 38 ABSTRAK UD Melati Mekar Mandiri adalah sebuah perusahaan pengrajin yang bergerak di bidang kain tenun gedog dan batik tulis. Perusahaan yang terletak di Kerek, Jawa Timur ini mempunyai pengrajin, baik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, dempster shafer.

ABSTRAK. Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, dempster shafer. ABSTRAK Sistem pakar merupakan sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang

Lebih terperinci

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database TAKARIR artificial intelligence backward chaining Data Flow Diagram (DFD) Database Decision Tree expert system forward chaining Flowchart Hardware Input Interface knowladge base Login Logout Output kecerdasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian ini meliputi : 1. Tahapan awal penelitian a. Menentukan kebutuhan data yang dibutuhkan. b. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan c.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Tampilan di bawah ini adalah halaman pada menu utama dari sistem yang penulis buat yang terdiri dari beberapa menu diantaranya adalah : 1. Home 2. Info 3.

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK 1. Pendahuluan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan sumber daya yang selalu ada dalam setiap perusahaan. SDM sangatlah penting dalam suatu perusahaan karena SDM mempengaruhi nilai

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM (SPDPPA) Oleh: TOTO HARYANTO G

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM (SPDPPA) Oleh: TOTO HARYANTO G SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM (SPDPPA) Oleh: TOTO HARYANTO G64101017 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 006 RINGKASAN TOTO HARYANTO.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Tahap perancangan dalam pembuatan program merupakan suatu hal yang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Tahap perancangan dalam pembuatan program merupakan suatu hal yang 91 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Tahap perancangan dalam pembuatan program merupakan suatu hal yang sangat penting, karena didalam perancangan tersebut terdapat elemen-elemen yang mewakili isi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan 30 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada tugas akhir ini mencakup beberapa tahapan pengerjaan antara lain : 3.1. Perancangan Sistem Perancangan sistem pada penelitian tugas akhir ini terdiri

Lebih terperinci

Ada 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu :

Ada 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu : BAB V FUZZY LOGIC MATLAB TOOLBOX Agar dapat mengunakan fungsi-fungsi logika fuzzy yang ada paad Matlab, maka harus diinstallkan terlebih dahulu TOOLBOX FUZZY. Toolbox. Fuzzy Logic Toolbox adalah fasilitas

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahap implemetasi dan pengujian adalah tahap dimana suatu sistem yang telah selesai dibuat akan dijalankan atau testing dengan berpatokan pada

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji 1 SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Agam Krisna Setiaji Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dibangun, dikembangkan menggunakan PHP ( Personal Home Page ) yang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dibangun, dikembangkan menggunakan PHP ( Personal Home Page ) yang BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Dalam tahap ini dijelaskan mengenai implementasi perangkat lunak yang dibangun, dikembangkan menggunakan PHP ( Personal Home Page ) yang terintegrasi

Lebih terperinci

Metode Tsukamoto untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi pada Manusia

Metode Tsukamoto untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi pada Manusia Metode Tsukamoto untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi pada Manusia Irmalia Suryani Faradisa dan Putri Sari Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional Malang E-mail: faradyza@gmail.com Abstrak Gejala

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DBD DAN DEMAM TIFOID DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO (STUDI KASUS PUSKESMAS PRACIMANTORO I)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DBD DAN DEMAM TIFOID DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO (STUDI KASUS PUSKESMAS PRACIMANTORO I) ISSN : 2338-18 SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DBD DAN DEMAM TIFOID DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO (STUDI KASUS PUSKESMAS PRACIMANTORO I) Waluyo (waluyo08@gmail.com) Didik Nugroho (didikhoho@gmail.com) Kustanto

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA SISTEM. Aplikasi Sistem Penerimaan Karyawan dibuat berbasis web dengan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA SISTEM. Aplikasi Sistem Penerimaan Karyawan dibuat berbasis web dengan BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA SISTEM 4.1. Analisa Kebutuhan Sistem Aplikasi Sistem Penerimaan Karyawan dibuat berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP versi 1.5 dan database MySQL. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA II.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem pakar untuk diagnosis penyakit pengapuran pada sendi (OA) pada orang dewasa berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain untuk penelitian disusun berdasarkan tahapan sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain untuk penelitian disusun berdasarkan tahapan sebagai berikut: 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain untuk penelitian disusun berdasarkan tahapan sebagai berikut: Pra-penelitian 1. Menentukan lokasi peneltian 2. Membuat surat ijin penelitian

Lebih terperinci

SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM

SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM PRASETYO ADHY PRABOWO Program Studi Ilmu Komputer, FIK Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No. 5-11, Semarang, 50131 Abstrak : Seiring perkembangan tekhnologi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil dari perancangan Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Tanaman Buah Semangka Menggunakan Metode Theorema

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4. 1 Instalasi Software Dalam pembuatan program ini penulis menggunakan XAMPP dalam menjalankan program aplikasi ini yang didalamnya sudah terdapat MySQL untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Perancangan Antarmuka meliputi perancangan struktur menu dan perancangan tampilan pada tampilan user.

BAB III PEMBAHASAN. Perancangan Antarmuka meliputi perancangan struktur menu dan perancangan tampilan pada tampilan user. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Perancangan Antarmuka Perancangan Antarmuka meliputi perancangan struktur menu dan perancangan tampilan pada tampilan user. 3.1.1 Perancangan Struktur Menu User Pembuatan Aplikasi

Lebih terperinci

Manual Book Website Adverse Drug Report

Manual Book Website Adverse Drug Report Manual Book Website Adverse Drug Report Latar Belakang... 3 Maksud dan Tujuan... 3 Solusi... 3 Tahapan - tahapan pembangunan... 3 Deskripsi Umum Sistem... 4 Spesifikasi Sistem... 16 Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Salah satu hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan aplikasi ini adalah implementasi sistem. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa

Lebih terperinci

Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Kolik Gas (Tympani) Kolik Twisted gut Kolik Impaksi METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Kolik Gas (Tympani) Kolik Twisted gut Kolik Impaksi METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Salah satu metode deffuzifikasi adalah Mean of Maximum. Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai rata-rata domain yang memiliki nilai

Lebih terperinci

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy Company LOGO Penalaran Mamdani dan Tsukamoto Pada pendekatan Fuzzy Inference System Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2011 www.company.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Hasil rancangan sistem pakar mendiagnosa penyakit kucing yang telah selesai di buat dimana tampilan hasil terdiri dari dua bagian yaitu tampilan untuk pengguna dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat komposit bank tersebut. Menurut peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011

Lebih terperinci

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Ketentuan Praktikum 1. Lembar Kerja Praktikum ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa untuk praktikum pertemuan ke - 8 2. Mahasiswa akan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI TANAMAN PANGAN YANG DILENGKAPI DETEKSI PENYAKIT TANAMAN PANGAN

MAKALAH TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI TANAMAN PANGAN YANG DILENGKAPI DETEKSI PENYAKIT TANAMAN PANGAN MAKALAH TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI TANAMAN PANGAN YANG DILENGKAPI DETEKSI PENYAKIT TANAMAN PANGAN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Tanaman Buah Naga. apabila program dijalankan. Pada halaman ini user dapat memilih menu apa

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Tanaman Buah Naga. apabila program dijalankan. Pada halaman ini user dapat memilih menu apa BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari perancangan sistem pakar mendeteksi penyakit pada Tanaman Buah Naga. IV.1.1 Tampilan Menu Utama Tampilan menu

Lebih terperinci

Bab 4 Implementasi dan Evaluasi

Bab 4 Implementasi dan Evaluasi Bab 4 Implementasi dan Evaluasi 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Dan Uji Coba Hasil rancangan program sistem informasi pemesanan jasa penyewaan kendaraan pada CV. SS TRANSPORT terdiri dari beberapa tampilan halaman dan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Sry Yunarti Program Studi Sistem Informasi STMIK Profesional Makassar yeye_rumbu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 77 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Pengajuan Kredit Nasabah Berbasis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis menghasilkan sebuah perangkat lunak Sistem Pakar Deteksi Kerusakan Monitor Laptop yang disingkat menjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM BAB III ANALISA SISTEM 3.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Pada saat ini tidak semua Kantor Pos Cabang di Kantor Pos Tanjungpinang 29100 memiliki teknisi untuk menyelesaikan permasalahan kerusakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR MODUL...

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir. Perancangan Sistem Pakar Fuzzy Untuk Pengenalan Dini Potensi Terserang Stroke Berbasis Web

Seminar Tugas Akhir. Perancangan Sistem Pakar Fuzzy Untuk Pengenalan Dini Potensi Terserang Stroke Berbasis Web Seminar Tugas Akhir Perancangan Sistem Pakar Fuzzy Untuk Pengenalan Dini Potensi Terserang Stroke Berbasis Web Oleh: Harmuda Pandiangan 1209 100 089 Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 LINGKUNGAN IMPLEMENTASI Setelah melakukan analisa dan perancangan pada aplikasi ini maka akan dilakukan tahapan implementasi. Implementasi adalah tahap membuat aplikasi

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisis Sistem Pembuatan sistem kamus bahasa Sunda online, memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung dalam pembuatan sistem tersebut. Adapun perangkat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir... iii Lembar Pengesahan Penguji... iv Halaman Persembahan... v Motto... vi Kata Pengantar... vii

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. pada website masih bersimafat statis dan proses update data belum secara online

BAB III PEMBAHASAN. pada website masih bersimafat statis dan proses update data belum secara online BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisis Masalah Analisis permasalahan sistem yang ada adalah dimana proses dalam perorganisasian data pada website masih bersimafat statis dan proses update data belum secara online

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. ABSTRAK... iv. MOTTO... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. ABSTRAK... iv. MOTTO... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iv MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR TABEL... xix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Studi literatur mengenai decision support system serta beberapa metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan dengan banyak kriteria, yaitu: metode

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi Awal

HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi Awal Konstruksi Awal Pada tahapan ini dilakukan kontruksi untuk mendapatkan modul sistem dan implementasi software dengan data untuk mencari kekurangan serta kekuatan dari aplikasi operasional dan perawatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 75 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan rancang bangun sistem pakar mendiagnosis kerusakan mesin hoisting crane. Website ini terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4. 1 Instalasi Software BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam pembuatan program ini penulis menggunakan XAMPP dalam menjalankan program aplikasi ini yang didalamnya sudah terdapat MySQL untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari pembuatan Sistem Informasi Geografis Lokasi Yang Terkena Dampak Bencana Gunung Sinabung Berbasis Web

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut adalah gambaran mengenai desain penelitian pencarian nilai siswa dengan menggunakan algoritma genetika: Studi Literatur Data Penelitian Metode

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI. Sistem pengolahan data merupakan satu kesatuan kegiatan pengolahan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI. Sistem pengolahan data merupakan satu kesatuan kegiatan pengolahan 126 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI 4.1. Kebutuhan Sistem Sistem pengolahan data merupakan satu kesatuan kegiatan pengolahan data atau informasi yang terdiri dari prosedur dan pelaksana data.

Lebih terperinci

Sistem Pakar Diagnosa Menentukan Kerusakan Pada Mesin Cuci Dengan Metode Forward Chaining Berbasis Web. Agung Wicaksono Sistem Informasi

Sistem Pakar Diagnosa Menentukan Kerusakan Pada Mesin Cuci Dengan Metode Forward Chaining Berbasis Web. Agung Wicaksono Sistem Informasi Sistem Pakar Diagnosa Menentukan Kerusakan Pada Mesin Cuci Dengan Metode Forward Chaining Berbasis Web Agung Wicaksono 10112380 Sistem Informasi Latar Belakang 1. Kemajuan bidang elektronik terjadi dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari perancangan sistem pakar mendeteksi penyakit pada ikan Lele Dumbo. IV.1.1 Tampilan Menu Utama Tampilan menu

Lebih terperinci

2016 SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL KANKER KULIT MELANOMA MALIGNA BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE FUZZY RULE BASED CLASSIFICATION SYSTEMS

2016 SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL KANKER KULIT MELANOMA MALIGNA BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE FUZZY RULE BASED CLASSIFICATION SYSTEMS DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... i ABSTRACT...v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN...1 1.1. Latar Belakang...1 1.2. Rumusan

Lebih terperinci

Fuzzy Expert Sistem. Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015

Fuzzy Expert Sistem. Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015 Fuzzy Expert Sistem Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015 Ketentuan Praktikum Lembar Kerja Praktikum ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Kanker Servik ( Kanker Mulut Rahim).

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Kanker Servik ( Kanker Mulut Rahim). BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari perancangan sistem pakar mendeteksi penyakit pada Kanker Servik ( Kanker Mulut Rahim). IV.1.1 Tampilan Menu

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN GURU BERBASIS WEB

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN GURU BERBASIS WEB SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN GURU BERBASIS WEB Widya Wisanti Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Sawerigading Makassar Email : wwisanty@yahoo.co.id ABSTRAK Kegiatan dalam menerima calon guru

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pembuatan Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Perkembangan Batita dibangun dengan halaman utama yang berbeda tiap penggunaannya. Pada sistem ini, yang dapat mengakses adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Metode Fuzzy MCDM (Multiple Criteria Decision Making) dapat dilihat sebagai berikut : IV.1.1. Halaman Utama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut adalah gambaran mengenai desain penelitian aggregasi website pada web portal universitas berdasarkan framework Krishna Prasad dengan menggunakan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ) Dimas Wahyu Wibowo 1, Eka Larasati Amalia 2 1,2 Teknik Informatika, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. masukan (input) yang digunakan dalam mengembangkan Fuzzy Inference System seperti yang disajikan pada Gambar 10 berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN. masukan (input) yang digunakan dalam mengembangkan Fuzzy Inference System seperti yang disajikan pada Gambar 10 berikut : Penentuan perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan untuk mengembangkan sistem Perangkat keras (hardware) Perangkat keras yang digunakan pada saat pengembangan sistem adalah komputer dengan

Lebih terperinci

1 H a n d o u t T u g a s A k h i r J u r u s a n M a n a j e m e n I n f o r m a t i k a

1 H a n d o u t T u g a s A k h i r J u r u s a n M a n a j e m e n I n f o r m a t i k a Kode Outline : Web Programming Bentuk Outline Tugas Akhir Web Programming Lembar Judul Tugas Akhir Lembar Pernyataan Keaslian Tugas akhir Lembar Pernyataan Publikasi Karya Ilmiah Lembar Persetujuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan sekumpulan rangkaian tahapan kegiatan atau prosedur yang digunakan oleh pelaksana penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada pembuatan Plugin Penjadwalan Seminar pada Jurusan Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada pembuatan Plugin Penjadwalan Seminar pada Jurusan Ilmu 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berfikir Pada pembuatan Plugin Penjadwalan Seminar pada Jurusan Ilmu Komputer Universitas Lampung Berbasis Wordpress dibutuhkan beberapa tahapan yang harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputer telah berkembang sebagai alat pengolah data dan penghasil informasi. Bahkan komputer juga turut berperan dalam pengambilan keputusan. Tidak puas hanya dengan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 81 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT GIGITAN NYAMUK DISERTAI ANIMASINYA

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT GIGITAN NYAMUK DISERTAI ANIMASINYA NASKAH PUBLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT GIGITAN NYAMUK DISERTAI ANIMASINYA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1.Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari perancangan sistem pakar mendiagnosa kerusakan sistem operasi android jelly bean dan. IV.1.1. Tampilan Menu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem merupakan proses awal yang harus dilaksanakan untuk menentukan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, metode kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti: bisnis, militer, pendidikan, psikologi, permainan

Lebih terperinci

Aplikasi Dashboard Administrator Server Nginx Pada acommerce

Aplikasi Dashboard Administrator Server Nginx Pada acommerce KARYA ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN INFORMATIKA 1 Aplikasi Dashboard Administrator Server Nginx Pada acommerce Firgi Surya Prasetya 1, Eko Subyantoro 2, Halim Fathoni 3 1 mahasiswa jurusan ekonomi dan bisnis,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

database server. PHP bersifat terbuka dalam pengembangan, dan gratis. Meskipun demikian PHP memiliki dukungan fungsi yang variatif (Achour, 2000).

database server. PHP bersifat terbuka dalam pengembangan, dan gratis. Meskipun demikian PHP memiliki dukungan fungsi yang variatif (Achour, 2000). 3 database server. PHP bersifat terbuka dalam pengembangan, dan gratis. Meskipun demikian PHP memiliki dukungan fungsi yang variatif (Achour, 2000). METODOLOGI Langkah kerja dalam mengembangkan aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai dengan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai dengan BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III. Analisis Masalah Sistem yang dibuat pada studi kasus pemilihan spesifikasi komputer ini, ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai

Lebih terperinci

II Diagram Konteks II DFD (Data Flow Diagram) II Kamus Data II.2.8 Perangkat Lunak yang Digunakan II.2.8.

II Diagram Konteks II DFD (Data Flow Diagram) II Kamus Data II.2.8 Perangkat Lunak yang Digunakan II.2.8. DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR......... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL......... vii DAFTAR LAMPIRAN........... viii BAB I PENDAHULUAN........ 1 I.1 Latar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 56 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Hasil rancangan sistem informasi geografis letak akademi kebidanan di Kota Medan yang penulis buat sudah selesai dimana tampilan terdiri dari 2 sbagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, pada bab ini akan dijelaskan mengenai skema umum penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua tahapan utama,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Masalah Penyeleksian siswa baru dari suatu lembaga pendidikan sangat mempengaruhi banyak aspek penentu keberhasilan belajar dari lembaga pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TUGAS AKHIR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TUGAS AKHIR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... i ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTO... vi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Setelah melakukan analisa dan pengembangan sistem, pada tahap selanjutnya akan dilakukan proses Implementasi sistem. Pada proses ini pengembang

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan

Bab 3 Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Dalam pelaksanaan perancangan aplikasi online booking Ambarawa tour and travelling menggunakan model waterfall. Model waterfall merupakan suatu teknik

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hewan ternak yang paling banyak diternakkan adalah unggas. Unggas memberikan banyak manfaat dan keuntungan, antara lain dapat dimanfaatkan dagingnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Kebutuhan Perangkat Lunak Pada bab ini akan dibahas mengenai kebutuhan software (perangkat lunak) yang diperlukan untuk mendesain website sistem pendukung keputusan penentuan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Tahap ini dilakukan setelah perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya akan diimplementasikan pada bahasa pemrograman yang akan digunakan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melalui proses perancangan dan pengkodean program, maka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melalui proses perancangan dan pengkodean program, maka 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Setelah melalui proses perancangan dan pengkodean program, maka dihasilkan suatu aplikasi pengolahan data service pada CV. Salsabila Multi Jasa Palembang, adapun

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisa Analisa merupakan tahap awal yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini sangat penting karena dengan proses

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan akan dimulai setelah tahap analisis terhadap sistem selesai dilakukan. Perancangan dapat didenifisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan suatu masalah penelitian. Sedangkan penelitian adalah suatu proses dalam menemukan sesuatu, baik

Lebih terperinci

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2 Fuzzifikasi S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 PRAKTIKUM SISTEM CERDAS - REASONING JOBSHEET 2 - FUZZIFIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandung adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandung adalah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandung adalah salah satu lembaga teknis di lingkungan Pemerintahan Kota Bandung. Bappeda berperan sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dikembangkan dalam pengembangan sistem. keputusan jantung ini adalah sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dikembangkan dalam pengembangan sistem. keputusan jantung ini adalah sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang dikembangkan dalam pengembangan sistem keputusan jantung ini adalah sebagai berikut. Studi Literatur Data Pelatihan Data Data testing

Lebih terperinci