PENERAPAN STRATEGI PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH 1 MALANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN STRATEGI PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH 1 MALANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009"

Transkripsi

1 PENERAPAN STRATEGI PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH 1 MALANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Nur Aini Mts Muhammadiyah I Malang Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi kemampuan membaca siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang yang masih rendah, khususnya membaca intensif. Hasil observasi di MTs Muhammadiyah 1 Malang menunjukkan bahwa siswa kelas VIII memiliki kemampuan membaca intensif yang kurang maksimal. Siswa mengalami kesulitan dalam menafsirkan buah pikiran, menangkap ide pokok, menangkap maksud pengarang, menilai dan mengomentari bacaan secara kritis, dan mengingat masalah pokok bacaan Penyebab kesulitan dan rendahnya kemampuan siswa ini karena kurangnya motivasi siswa dalam membaca dan metode pembelajaran yang kurang tepat. Oleh sebab itu, perlu dilaksanakan strategi PQ4R untuk mengatasi masalah tersebut. Permasalahannya adalah bagaimana penerapan strategi PQ4R untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang dan bagaimana peningkatan kemampuan membaca siswa MTs Muhammadiyah 1 Malang dengan menggunakan strategi PQ4R. Peneltian ini bertujuan untuk melaksanakan strategi PQ4R dan meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang dengan subjek penelitian siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang sebanyak 31 siswa dan guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Data penelitian ini berupa aktivitas guru dan siswa saat proses pembelajaran membaca intensif serta hasil nilai peningkatan kemampuan membaca intensif siswa. Data tersebut diperoleh dengan teknik wawancara, pengamatan, diskusi, tes dan dokumentasi. Penelitian ini menempatkan guru sebagai pelaksana tindakan dan peneliti sebagai pengamat saat tindakan berlangsung. Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah mereduksi, menyajikan kemudian menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan persentase ketuntasan belajar membaca intensif siswa sebelum tindakan sebesar 32,25%, siklus 1 61, 29%, dan siklus 2 sebesar 83.87%. Siswa juga lebih antusias dan aktif saat pelaksanaan strategi PQ4R. Dengan demikian, pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan strategi PQ4R dapat meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang tahun pelajaran 2008/2009. Kata kunci: Strategi PQ4R, Kemampuan, Membaca Intensif PENDAHULUAN Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

2 Ada empat keterampilan berbahasa yang terdapat dalam kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia. Keterampilan itu adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Pengajaran empat keterampilan berbahasa tersebut menurut Tarigan dan H. G Tarigan (1987: 22) bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berbahasa siswa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis dengan baik dan benar. Empat keterampilan tersebut sekaligus akan membantu siswa dalam penguasaan bahasa. Siswa akan dapat berkomunikasi dengan baik jika terampil berbahasa. Siswa akan dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan (Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, 2008: 226). Berdasarkan kurikulum 2006, salah satu tujuan umum pembelajaran Bahasa Indonesia terkait dengan pembelajaran membaca adalah siswa dapat memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, fungsi, dan menggunakannya dengan tepat untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan. Sedangkan tujuan khususnya (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs). Siswa di jenjang ini secara umum lebih banyak mengalami kesulitan dalam memahami bacaan secara komprehensif. Padahal aspek keterampilan membaca pada jenjang SMP dan SMA menuntut tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Adapun masalah membaca secara komprehensif yang dihadapi siswa secara umum adalah rendahnya kemampuan memahami bacaan. Hal tersebut dikarenakan kesulitan-kesulitan siswa dalam: menguasai kosakata, menafsirkan buah pikiran, menangkap ide pokok, menangkap perincian isi bacaan, menangkap urutan peristiwa, menangkap maksud pengarang, menilai dan mengomentari bacaan secara kritis, adalah siswa mampu menyerap pesan, gagasan, dan pendapat dari orang lain dari berbagai sumber, siswa mampu mencari sumber, mengumpulkan, dan menyaring informasi dari bacaan (Depdiknas, 2006: 2). Dengan demikian, jika pengajaran membaca dilaksanakan dengan baik, maka siswa juga akan dapat menguasai dan mengembangkan keterampilan membaca dengan baik pula. Siswa akan dapat memasuki dunia keilmuan yang penuh pesona, memahami khasanah kearifan yang banyak khidmat. Siswa juga dapat mengembangkan berbagai keterampilan lainnya yang amat berguna untuk kelak mencapai sukses dalam hidup, membukakan pengetahuan yang luas, gerbang kearifan yang dalam, serta keahlian di masa yang akan datang (Trianto, 2007: 146). Selanjutnya, Oka (1983: 74) menerangkan dalam pengajaran keterampilan membaca secara umum ada dua kemampuan yang harus dikuasai siswa, yaitu: kemampuan mekanis dan komprehensif. Namun dalam kenyataannya, tidak semua siswa mampu menguasai kedua kemampuan tersebut. Begitupun yang terjadi pada siswa di jenjang Sekolah Menengah Pertama mengikuti yang digariskan dalam bacaan, mengingat masalah pokok bacaan, dan mengatur pemahaman. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan peneliti, siswa MTs Muhammadiyah 1 Malang juga mengalami kesulitan dalam pengajaran membaca. Kemampuan membaca siswa kurang maksimal, khususnya kelas VIII. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai semester 1, sebagian besar siswa memperoleh nilai kurang atau di bawah standar kelulusan yang telah ditetapkan sekolah. Standar kelulusan atau ketuntasan belajar siswa yang telah ditetapkan MTs Muhammadiyah 1 Malang adalah 70, sedangkan kenyataannya lebih dari 54% nilai siswa kelas VIII di bawah Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

3 70. Adapun penyebab kesulitan siswa dalam memahami bacaan adalah siswa kurang motivasi untuk membaca, sehingga pengetahuan siswa menjadi sempit. Hal tersebut juga menjadikan siswa kesulitan membaca secara kritis-kreatif. Selain itu, metode yang digunakan guru juga kurang tepat. Metode yang digunakan guru saat pembelajaran cenderung membebaskan siswa untuk beraktivitas sendiri dengan sedikit pengarahan. Akibatnya, siswa kelas VIII yang pasif menjadi bingung dalam melaksanakan tugas. Metode pengajaran yang digunakan guru juga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan membaca intensif secara aktif. Masalah tersebut juga diperkuat dengan observasi langsung oleh peneliti pada saat pengajaran membaca berlangsung. Berdasarkan hasil observasi, siswa kelas VIII sebenarnya cukup aktif dalam meperhatikan penjelasan materi dari guru, namun siswa kurang aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisispasi. Nilai tugas pada saat observasi tersebut menunjukkan sebanyak 48, 38% siswa tidak tuntas atau memperoleh nilai di bawah standar kelulusan. Atas dasar persoalan tersebut, diperlukan jalan keluar untuk mengatasinya. Salah satunya yaitu dengan mencoba memperbaiki proses pembelajaran, baik itu pada strategi, pendekatan ataupun metode yang disesuaikan dengan pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya pada pengajaran keterampilan membaca. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting, karena tugas utama guru sebagai pengajar adalah Strategi ini dilaksanakan karena peneliti dan guru mata pelajaran berkeyakinan bahwa langkah-langkah pada strategi PQ4R sesuai dan tepat untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan yang dikatakan Muslich (2008: 194) jika metode yang digunakan guru benar dan disukai siswa, maka siswa akan tekun, rajin dan antusias menerima pelajaran yang diberikan. Hal demikian akan membantu proses pembelajaran menjadi lebih baik. Sebagai upaya untuk mengatasi masalah pada siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang tersebut, salah satu yang dapat dilakukan adalah melakukan perbaikan pada strategi dengan menerapkan strategi pembelajaran baru dalam pengajaran membaca. Hal tersebut dilakukan berdasarkan kesulitan-kesulitan siswa yang telah diuraikan di atas. Setelah dilakukan diskusi antara peneliti dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, peneliti mengusulkan strategi Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review (PQ4R) sebagai strategi yang dapat diterapkan untuk tindakan yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa dan tentu saja hal ini disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Strategi PQ4R merupakan strategi membaca yang didasarkan pada strategi Preview, Question, Read, State, dan Tes (PQRST) dan strategi Survey, Question, Read,, Recite, dan Review (SQ3R). Strategi PQ4R adalah salah satu strategi elaborasi yang paling banyak dikenal untuk membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang dibaca sehingga dapat membantu Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Adapun membaca buku tersebut bertujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku pelajaran. mengatasi permasalahan siswa. Melalui langkah-langkah strategi PQ4R siswa akan belajar secara bertahap dan terarah. Siswa juga akan mendapatkan kesempatan lebih Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

4 untuk melakukan kegiatan membaca intensif secara kritis-kreatif. Dengan demikian, diharapkan siswa akan memperoleh pemahan secara penuh atau menyeluruh atas materi pelajaran, sehingga dapat membantu mengatasi dan bahkan meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa. Penerapan strategi PQ4R oleh peneliti dan guru juga didasarkan dan efektif dalam membantu siswa menghafal informasi dari bacaan untuk memperoleh pemahaman secara penuh. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti beserta guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia MTs Muhammadiyah 1 Malang bekerja sama atau berkolaborasi mencoba untuk melaksanakan strategi membaca PQ4R pada pengajaran membaca di kelas VIII dengan judul Penerapan Strategi PQ4R untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang Tahun Pelajaran 2008/2009. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah pada penelitian ini adalah kesulitan siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang dalam memahami bacaan, antara lain yaitu: menafsirkan buah pikiran, menangkap ide pokok, menangkap maksud pengarang, menilai dan mengomentari bacaan secara kritis, dan mengingat masalah pokok bacaan. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut peneliti bersama guru mencoba bersama-sama untuk memperbaiki Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menerapkan strategi PQ4R pada pengajaran membaca, khususnya membaca intensif. Strategi membaca PQ4R adalah kepanjangan dari preview, question, read, reflect, recite, dan review. Menurut Trianto (2007: 147) ada langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan strategi PQ4R, yaitu: a. preview ialah membaca selintas dengan cepat sebelum memulai membaca bahan diperkuat oleh pendapat Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2008: 12) bahwa strategi PQ4R merupakan strategi belajar elaborasi yang terbukti efektif dalam membantu peserta didik mengingat dan menghafal informasi yang telah dibaca. Nur dalam Trianto (2007: 149) juga mengatakan penelitian tentang strategi belajar jenis PQ4R telah banyak dilakukan dan terbukti bacaan siswa yang memuat tentang materi ekosistem peran dan interaksinya; b. question ialah mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap pasal yang ada pada bahan bacaan siswa; c. read ialah langkah membaca karangan secara aktif, yakni dengan cara pikiran siswa harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya; d. reflect ialah langkah yang merupakan suatu komponen esensial dari langkah read. Pada langkah ini siswa tidak hanya mengingat atau menghafal, tetapi juga mencoba memahami informasi yang dipresentasikan; e. recite ialah merenungkan (mengingat) kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan nyaring dan dengan menanyakan serta menjawab pertanyaan-pertanyaan; f. review ialah langkah membaca catatan singkat (intisari) yang telah dibuat, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila diperlukan dan sekali-kali menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Berdasarkan pada jangkauan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah penerapan strategi PQ4R untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang tahun pelajaran 2008/2009? b. Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs. Muhammadiyah 1 Malang tahun Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

5 pelajaran 2008/2009 dengan menggunakan strategi PQ4R? Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang tahun pelajaran 2008/2009 dengan menggunakan strategi PQ4R. Adapun Secara khusus penelitian ini bertujuan: a. Mendeskripsikan penerapan strategi PQ4R untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang tahun pelajaran 2008/2009. TEORI Teori Membaca dan Pengajarannya Oka (1983: 17) memberikan pengertian membaca sebagai proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan. Tujuan utama membaca juga dituturkan oleh Tarigan (1987: 09) yaitu untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi dan memahami makna bacaan yang erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan atau intensif kita dalam membaca Selanjutnya, Oka menerangkan tugas pokok pengajaran membaca yang pertama adalah membina siswa dalam bidang membaca atau membina siswa agar mereka memiliki kemampuan atau keterampilan yang baik dalam membaca, yaitu memberi respon yang tepat dan akurat terhadap tuturan tertulis yang dabacanya. Adapun di dalamnya termasuk (1) kemampuan memberikan respon komunikatif terhadap kata-kata dan urutan kalimat yang diamatinya pada permukaan bacaan; (2) kemampuan memberikan respon interpretatif terhadap hal-hal yang tersimpan b. Mengetahui peningkatan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs c. Muhammadiyah 1 Malang tahun pelajaran 2008/2009 dengan menggunakan strategi PQ4R. Manfaat penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang. b. Memberikan alternatif penyelesaian masalah pengajaran membaca, khususnya membaca intensif pada guru melalui strategi PQ4R. di sela-sela dan di balik permukaan bacaan; dan (3) kemampuan memberikan respon evaluatif imajinatif terhadap keseluruhan bacaan. Membaca Intensif Membaca intensif merupakan salah satu dari membaca dalam hati atau pemahaman. Adapun hal-hal atau kriteria yang dinilai adalah sebagai berikut: kemampuan menangkap isi wacana, baik yang tersurat maupun yang tersirat, kemampuan menceritakan kembali isi wacana dengan bahasanya sendiri atau kata-kata sendiri, kemampuan menemuan pikiran pokok setiap paragraf, kemampuan menemukan ide atau pengertian pokok wacana, kemampuan menjawab pertanyaan dengan lengkap, dan kemampuan mengatasi kebiasaan tidak efisien atau cacat dalam membaca ( journal/item/4.htm). Adapun menurut Tarigan dalam Karikawati (2005: 38) tujuan membaca pemahaman adalah untuk: menemukan ide pokok, memilih butir-butir penting, mengikuti petunjuk-petunjuk, menentukan organisasi bahan bacaan, menemukan citra visual dan citra lainnya, menarik simpulan, menduga makna dan merangkaikan Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

6 dampaknya, menyusun rangkuman, serta menemukan sekaligus membedakan kalimat fakta dan pendapat. Strategi Pembelajaran Membaca Strategi pembelajaran adalah strategi yang meliputi kegiatan atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh pengajar mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai ke tahap evaluasi, serta program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu pengajaran. Strategi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu pola keterampilan pembelajaran yang dipilih pengajar untuk melaksanakan program pembelajaran dalam rangka untuk mencapai tujuan keterampilan berbahasa Indonesia yang terdiri atas keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, 2008: 09). Strategi Belajar PQ4R dan Ruang Lingkupnya PQ4R Thomas dan Robinson (1972) merupakan salah satu strategi yang paling banyak dikenal untuk membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca. PQ4R adalah singkatan dari: P (preview), Q (question), R (read), R (reflect), R (recite), dan R (review). Sesuai dengan jumlah butir singkatan, maka strategi PQ4R mempunyai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi membaca ini. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Preview Langkah pertama ini dimaksudkan agar siswa membaca selintas dengan cepat sebelum memulai membaca bahan bacaan siswa yang memuat tentang materi ekosistem peran dan interaksinya. Siswa dapat memulai dengan membaca topiktopik, sub topik utama, judul dan sub judul, kalimat-kalimat permulaan atau akhir suatu paragraf, atau ringkasan pada akhir suatu bab. Apabila hal itu tidak ada, siswa dapat memeriksa setiap halaman dengan cepat, membaca satu atau dua kalimat di sana-sini sehingga diperoleh sedikit gambaran mengenai apa yang dipelajari. b. Question Langkah kedua adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap pasal yang ada pada bahan bacaan siswa. Langkah ini menggunakan judul dan subjudul atau topik dan sub topik utama. Langkah ini menganjurkan untuk menggunakan kata apa, siapa, mengapa, dan bagaimana. Kalau di akhir bab telah ada daftar pertanyaan yang dibuat oleh pengarang, dianjurkan dibaca terlebih dahulu. Pengalaman telah menunjukkan bahwa apabila seseorang membaca untuk menjawab sejumlah pertanyaan, maka akan membuat pembaca tersebut membaca lebih hati-hati dan seksama serta akan dapat membantu mengingat apa yang dibaca dengan baik. c. Read Langkah ini meliputi membaca secara aktif, yakni dengan cara pikiran siswa harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya. Pada langkah ini dianjurkan tidak membuat catatan-catatan panjang, kemudian siswa juga dianjurkan untuk mencoba mencari jawaban terhadap semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebelumnya. d. Reflect Reflect bukanlah suatu langkah terpisah dengan langkah ketiga (read), tetapi merupakan suatu komponen esensial dari langkah ketiga tersebut. Selama membaca, siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, tetapi cobalah untuk memahami informasi yang dipresentasikan dengan cara (1) menghubungkan informasi dengan halhal yang telah diketahui; (2) mengaitkan subtopik-subtopik di dalam kelas dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip utama; Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

7 (3) cobalah untuk memecahkan kontradiksi di dalam informasi yang disajikan; dan (4) cobalah untuk menggunakan materi untuk memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan dianjurkan dari materi pelajaran tersebut. e. Recite Pada langkah ini siswa diminta untuk merenungkan (mengingat) kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan nyaring dan dengan menyatakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Siswa dapat melihat kembali catatan yang telah dibuat pada langkah terdahulu dan berlandaskan ide-ide yang ada pada siswa, maka siswa diminta membuat intisari materi dari bacaan. Usahakan intisari ini merupakan inti dari pembahasan konsep ekosistem peran dan interaksinya. f. Review Pada langkah terakhir ini, siswa diminta untuk membaca catatan singkat (intisari) yang telah dibuat, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan sekali lagi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Langkah-langkah strategi belajar PQ4R yang telah diuraikan di atas, dapat dilihat strategi belajar ini dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran, terutama terhadap materi-materi yang lebih sukar dan menolong siswa untuk berkonsentrasi lebih lama. Membaca Intensif dalam Strategi PQ4R Telah dijelaskan strategi PQ4R terdiri dari langkah-langkah yang harus dilakukan, yaitu: P (preview), Q (question), R (read), R (reflect), R (recite), dan R (review) yang sudah dijelaskan di atas. Pada langkah-langkah inilah siswa akan memperoleh kesempatan untuk melakukan membaca intensif. Salah satunya adalah langkah read. Pada langkah read inilah siswa akan membaca secara aktif. Siswa tidak hanya sekedar membaca, namun juga memberi reaksi terhadap apa yang di bacanya. Oleh karena itu, untuk memberikan reaksi siswa harus memahami terlebih dahulu teks bacaan. Pemahaman terhadap teks bacaan inilah yang menjadi tujuan dari membaca intensif. Mengukur Kemampuan dan Pemahaman Membaca Salah satu kegiatan yang ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar (PBM) ialah penilaian, baik yang menyangkut penilaian program, kegiatan maupun hasil proses belajar mengajar. Lingkup kegiatan ini amat luas karena itu pada penilitian ini perhatian dipusatkan pada penilaian terhadap kemajuan siswa dalam PBM. Pada penelitian ini, teknik atau bentuk tes yang digunakan adalah tes soal uraian. Hal ini di dasarkan pada aspek penilaian yang terdiri dari beberapa tingkatan dalam pemahaman membaca dan pertimbangan peneliti beserta guru bahwa tes soal uraian diharapkan atau akan lebih memungkinkan siswa untuk kreatif dalam berpikir dan menalar. Tes Kemampuan Membaca Tes kemampuan membaca berdasarkan taksonomi Bloom dalam buku Nurgiyantoro (1986: ) meliputi enam tingkatan. Berikut merupakan rincian enam tingkatan tersebut: a. Tes kemampuan membaca tingkat ingatan b. Tes kemampuan membaca tingkat pemahaman c. Tes kemampuan membaca tingkat penerapan d. Tes kemampuan membaca tingkat analisis e. Tes kemampuan membaca tingkat sintesis Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

8 f. Tes kemampuan membaca tingkat evaluasi. METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian Adapun penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena an sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik dari sebelumnya. Adapun PTK ini dilaksanakan dengan model kolaborasi antara peneliti dan guru mata pelajaran dengan menempatkan guru sebagai pihak yang melakukan tindakan dan peneliti sebagai pengamat terhadap berlangsungnya proses tindakan. Model tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Lewin menurut Elliot dalam Wiriaatmaja (2008: 64). Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Lokasi yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah MTs Muhammadiyah 1 Malang pada saat Proses Belajar Mengajar (PBM) berlangsung. Sesuai dengan lokasi penelitian, maka subjek penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah guru dan siswa kelas VIII A MTs Muhammadiyah 1 Malang dengan jumlah 33 siswa. b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada awal semester 2 tahun pelajaran Adapun waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan dilaksanakan pada bulan Januari-Maret c. Siklus Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus. Siklus 1 dan 2 masing-masing dua pertemuan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs penelitian ini menyangkut upaya dalam bentuk proses pembelajaran dan dilakuk Muhammadiyah 1 Malang dengan menggunakan strategi PQ4R. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa pernyataan dan perilaku guru serta perilaku siswa, sedangkan data kuantitatif berupa nilai membaca siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang yang berupa angka-angka. Adapun sumber data penelitian ini adalah (1) guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia; (2) siswa; dan (3) interaksi antara guru dan siswa saat proses pembelajaran membaca intensif pada kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, diskusi, tes dan dokumentasi untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang lengkap dan akurat. Data kuantitataif dalam penelitian ini dianalisis dengan deskriptif persentase sedangkan data kualitatif dianalisis secara kualitatif. Adapun rincian masing-masing teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut: a. Wawancara b. Observasi/pengamatan c. Diskusi d. Tes e. Dokumentasi. Indikator Keberhasilan Adapun indikator yang digunakan untuk melihat keberhasilan dari kegiatan atau tindakan pada tiap siklus adalah sebagai berikut: Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

9 Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan Pelaksanaan Strategi PQ4R untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Aspek mengingat teks bacaan dalam membaca intensif memahami teks bacaan dalam membaca intensif menerapkan teks bacaan dalam membaca intensif menganalisis teks bacaan mensintesis teks bacaan dalam membaca intensif mengevaluasi teks bacaan Ketuntasan hasil belajar (kemampuan siswa memahami bacaan secara intensif dengan strategi PQ4R) Pencapai an S S iklus 1 iklus 2 50% 60% 50% 60% 45% 55% 45% 55% 45% 55% 45% 55% 60% 75% Cara Mengukur Diamati dari hasil kerja siswa. Dihitung dari jumlah perolehan skor siswa yang menjawab soal tingkat ingatan per jumlah keseluruhan skor. Diamati dari hasil kerja siswa. Dihitung dari jumlah perolehan skor siswa yang menjawab soal tingkat pemahaman per jumlah keseluruhan skor. Diamati dari hasil kerja siswa. Dihitung dari jumlah perolehan skor siswa yang menjawab soal tingkat penerapan per jumlah keseluruhan skor. Diamati dari hasil kerja siswa. Dihitung dari jumlah perolehan skor siswa yang menjawab soal tingkat analisis per jumlah keseluruhan skor. Diamati dari hasil kerja siswa. Dihitung dari jumlah perolehan skor siswa yang menjawab soal soal tingkat sintesis per jumlah keseluruhan skor. Diamati dari hasil kerja siswa. Dihitung dari jumlah perolehan skor siswa yang menjawab soal tingkat evaluasi per jumlah keseluruhan skor. Diamati dari hasil kerja siswa mengerjakan soal dengan benar (tuntas). Dihitung nilai rata-rata mengejakan soal. Niai besar/sama dengan 70 dinyatakan tuntas/lulus. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini ada dua, yaitu berupa kata-kata atau simbol dan angka-angka. Adapun aktivitas dalam analisis data penelitian ini menggunakan model interaktif Miles dan Huberman dalam Sugiono (2008: 92) yang meliputi: data reduction, data Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

10 display, dan conclusion drawing/verification. Prosedur Penelitian Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi masalah. Identifikasi masalah penelitian ini dimulai dengan mencari dan menelaah kondisi kelas kepada guru, siswa dan kepala sekolah. Identifikasi dilakukan melalui wawancara dan observasi langsung. Siklus 1 a. Perencanaan b. Pelaksanaan tindakan c. Observasi d. Reconnaissance/Refleksi Siklus 2 a. Perencanaan b. Pelaksanaan tindakan c. Observasi d. Reconnaissance/Refleksi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengantar Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masingmasing siklus terdiri dari dua pertemuan dengan waktu 4x40 menit. Pelaksanaan siklus 1 pertemuan pertama pada hari Selasa 10 Maret 2009 dan pertemuan kedua dilaksanakan hari Rabu 11 Maret Siklus 2 pertemuan pertama hari Selasa 18 Maret 2009 dan pertemuan kedua hari Senin 23 Maret Perencanaan Pembelajaran Kegiatan perencanaan pembelajaran siklus 1 yang dilakukan peneliti bersama guru antara lain yaitu: a. Menyusun silabus b. Menyusun RPP c. Menyusun LKS Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran a. Pertemuan pertama Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa 10 Maret 2009 selama 2x40 menit, dimulai pada pukul WIB. Pada pertemuan pertama, dua siswa tidak masuk. Adapun pelaksanaan pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan strategi PQ4R siklus 1 pertemuan pertama sebagai berikut: 1) Apersepsi 2) Preview (membaca selintas) 3) Question (bertanya) 4) Read (membaca aktif) 5) Reflect (merefleksikan) 6) Recite (menyimpulkan) 7) Review (mengulas kembali) 8) Penghargaan. b. Pertemuan kedua Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu 11 Maret 2009 selama 2x40 menit, dimulai pada pukul WIB. Seperti pertemuan pertama, dua siswa juga tidak mengikuti proses pembelajaran. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1) Apersepsi 2) Preview (membaca selintas) 3) Question (bertanya) 4) Read (membaca aktif) 5) Reflect (merefleksikan) 6) Recite (menyimpulkan) 7) Review (mengulas kembali) 8) Penghargaan Evaluasi Evaluasi pembelajaran pada siklus 1, baik pada pertemuan pertama dan kedua dilakukan dalam bentuk evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan selama proses Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

11 pembelajaran berlangsung dan evaluasi hasil dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung. Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang dengan Menggunakan Strategi PQ4R Siklus 1 membaca intensif untuk menemukan ide pokok, kalimat fakta, kalimat pendapat, kesimpulan, serta menemukan pokok persoalan sebagai bahan diskusi sebelum pelaksanaan strategi PQ4R sangat kurang. Selain karena siswa malas membaca, latihan membaca secara intensif juga kurang dilakukan, baik itu dari guru maupun siswa sendiri. Tabel 4.1 Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Sebelum dengan Sesudah Tindakan Siklus 1 Nilai NO NAMA Pra Ket Siklus 1 Ket Peningkatan (%) Tindakan 1. Achmad Robbi Safaat 70 T 74,5 T 6,42 2. Ananda April 70 T 78 T 11,42 3. Anding Wijaya 60 TT 72,5 T 20,83 4. Bagus Ardi Prasetyo 65 TT 71,5 T Chairuly Triadmaka 55 TT 60,5 TT Deni Setiawan 65 TT 71 T 9,23 7. Denis Septifortunus 65 TT 71,75 T 10,38 8. Desti Dwi Cahyo 65 TT 85,5 T 31,53 9. Diga Rizqi Aulia 60 TT 60,5 TT 0, Dimas Febri Ariani 70 T 62,5 TT -10, Edwin Soni 65 TT 77,25 T 18, Fariha Ayu Asmi 75 T 84 T Intan Puspita Ningrum 80 T 69 TT -13, Iva Almaidah 70 T 76 T 8, Khoirun Nisa 70 T 72,5 T 3, Lailatul Safitri 70 T 70 T Maulana Zakaria 55 TT 63 TT 14, Melina Sari 65 TT 81 T 24, Minarti Wulandari 65 TT 64,5 TT -0, Moch. Syaifudin 65 TT 68,5 TT 5, Pradika Yonanda 60 TT 69 TT Resha Herdiamas 65 TT 66 TT 1, Ricky Fajar Saputra 60 TT 65 TT 8, Rudi Agus Saputra 60 TT 61,5 TT 2,5 25. Sumantri Yulianto 60 TT 80 T 33, Syauqie Faiz Nabil 70 T 70 T Teguh Syaifudinur 65 TT 71,75 T 19, Yayuk Winanti 60 TT 70,25 T 17,08 Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

12 29. Yoga Oktavian 60 TT 71,5 30. Yuni Asri Insiro 70 T 70,5 31. Zakaria Anshori 65 TT 68 JUMLAH Rata-rata Keterangan: , ,5 70,88 Peningkatann : Nilai post test-nilai pre test x 100%= Nilai pre test Post test Pre test : nilai setelah tindakann : nilai pra tindakan Ketuntasan: Pra Tindakann : 10 siswa (32.25%dari jumlah siswa) Siklus 1 : 19 siswa (61.29% dari jumlah siswa) T 19,16 T 0, 71 TT 4, ,76 9,,50 Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran membacaa intensif dengan menggunakan Grafik 4.1 Aktivitas Siswa Saat PBM Siklus 1 strategi PQ4R, diperoleh gambaran aktivitas siswa berikut ini: Tabel 4.2 Pencapaian Tindakan Siklus 1 Aspek mengingat teks bacaan memahami teks bacaan menerapkan teks bacaan or Indikat Siklus 1 50% 50% 45% Pencapai an Siklus 1 65,6% 61,6% 76,7% Cara Mengukur 203,5 x 100= x 100= ,5 x 100= 387,5 Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

13 menganalisis teks bacaan mensintesis teks bacaan mengevaluasi teks bacaan Ketuntasan hasil belajar (kemampuan siswa memahami bacaan secara intensif dengan strategi PQ4R) 45% 67,5% 45% 79,2% 45% 78,4% 60% 61,29% = 1317,5 307x 100= 387,5 304 x 100= 387,5 19 siswa x 100= 31 siswa Refleksi Berdasarkan hasil catatan lapangan, pengamatan maupun hasil pembelajaran, terdapat masalah-masalah yang menghambat pembelajaran. Masalah pertama, terlihat pada guru yang kurang maksimal pada pertemuan pertama. Hal ini disebabkan guru secara psikologis kurang siap dengan keberadaan pengamat pembantu. Hal ini menyebabkan guru kurang mempergunakan waktu secara efektif dan efesien. Untuk mengatasi itu, maka pada siklus 2 pemgamat pembantu ditiadakan. Selain itu, pada RPP selanjutnya alokasi waktu pada langkah-langkah pembelajaran diatur lebih rinci. Masalah kedua, siswa masih kurang maksimal dalam menemukan ide pokok, kalimat fakta dan pendapat saat berkelompok. Walaupun sebagian besar siswa setuju dan senang dengan belajar berkelompok karena tidak membosankan. Namun demikian, berdasarkan hasil nilai siswa, dalam menemukan ide pokok, kalimat fakta dan pendapat saat individu lebih baik daripada saat berkelompok. Oleh karena itu, untuk memecahkan masalah tersebut, pada siklus 2 kegiatan pembelajaran dilakukan secara individu dan mandiri. Hal ini juga didasari atas pemikiran bahwa dengan belajar individu, siswa akan lebih mendapat kesempatan untuk berpikir secara mandiri dan tidak didominasi siswa yang aktif saja. Masalah ketiga, karena siswa kurang maksimal khususnya dalam menemukan ide pokok, maka guru dan peneliti sepakat untuk menambahkan tugas yang berhubungan dengan menemukan ide pokok dan membuat kesimpulan pada siklus 2. Tindakan ini bertujuan agar siswa lebih banyak memperoleh kesempatan berlatih menemukan ide pokok dan membuat kesimpulan dari bacaan. Penerapan Strategi PQ4R untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang Siklus 2 Perencanaan Pembelajaran Seperti pada siklus 1, perencanaan pembelajaran siklus 2 juga dilakukan oleh peneliti bersama guru mata pelajaran. Adapun kegiatan perencanaan pembelajaran siklus 1 antara lain yaitu: a. Menyusun silabus d. Menyusun RPP e. Menyusun LKS Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

14 Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran a. Pertemuan pertama Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama siklus 2 dilaksanakan pada hari selasa 17 Maret 2009 selama 2x40 menit dengan 31 siswa dan dimulai pada pukul WIB. Adapun uraian pelaksanaan pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan strategi PQ4R siklus 2 pertemuan pertama adalah sebagai berikut: 1) Apersepsi 2) Preview (membaca selintas) 3) Question (bertanya) 4) Read (membaca aktif) 5) Reflect (merefleksikan) 6) Recite (menyimpulkan) 7) Review (mengulas kembali) 8) Penghargaan b. Pertemuan kedua Pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus 2 pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin 23 Maret 2009 selama 2x40 menit, dimulai pada pukul WIB. Pada siklus 2 pertemuan kedua, siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 32 siswa. Uraian pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1) Apersepsi 2) Preview (membaca selintas) 3) Question (bertanya) 4) Read (membaca aktif) 5) Reflect (mereflekasikan) 6) Recite (menyimpulkan) 7) Review (mengulas kembali) 8) Penghargaan Evaluasi Evaluasi pembelajaran pada siklus 2, baik pada pertemuan pertama dan kedua dilakukan dalam bentuk evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan evaluasi hasil dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung. Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang dengan Menggunakan Strategi PQ4R Siklus 2 Berdasarkan hasil evaluasi baik proses maupun hasil, diperoleh kemampuan menemukan informasi sebagai bahan diskusi melalui membaca intensif siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang lebih baik dibandingkan sebelum tindakan dan siklus 1. Hal ini bisa dilihat pada hasil nilai siswa yang mangalami peningkatan sangat baik. Selain itu, hasil pengamatan juga menunjukkan dengan strategi PQ4R siswa lebih antusias dalam pembelajaran. Berikut hasil penilaian pada siklus 2: Tabel 4.3 Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Sebelum dengan Sesudah Tindakan Siklus 2 NO NAMA Nilai Peningkatan Pra (%) Tindakan Ket Siklus Ket 2 1. Achmad Robbi Safaat 70 T 89 T 27,14 2. Ananda April 70 T 84 T Anding Wijaya 60 TT 89 T 48,33 4. Bagus Ardi Prasetyo 65 TT 70 T 7,7 5. Chairuly Triadmaka 55 TT 71,5 T 30 Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

15 6. Deni Setiawan 65 TT 83,5 T 28,46 7. Denis Septifortunus 65 TT 89 T 36,92 8. Desti Dwi Cahyo 65 TT 85 T 30,76 9. Diga Rizqi Aulia 60 TT 64 TT 6, Dimas Febri Ariani 70 T 79 T 12, Edwin Soni 65 TT 78 T Fariha Ayu Asmi 75 T 78 T Intan Puspita Ningrum 80 T 75,5 T -5, Iva Almaidah 70 T 77 T Khoirun Nisa 70 T 70 T Lailatul Safitri 70 T 71,5 T 2, Maulana Zakaria 55 TT 63,5 TT 15, Melina Sari 65 TT 72 T 10, Minarti Wulandari 65 TT 74,5 T 14, Moch. Syaifudin 65 TT 65,5 TT 0, Pradika Yonanda 60 TT 68,5 TT 14, Resha Herdiamas 65 TT 75,5 T 16, Ricky Fajar Saputra 60 TT 61 TT 1, Rudi Agus Saputra 60 TT 80,5 T 34, Sumantri Yulianto 60 TT 87,5 T 45, Syauqie Faiz Nabil 70 T 74 T 5, Teguh Syaifudinur 65 TT 85,5 T 31, Yayuk Winanti 60 TT 82,5 T 37,5 29. Yoga Oktavian 60 TT 73 T 21, Yuni Asri Insiro 70 T 91,5 T 30, Zakaria Anshori 65 TT 81,5 T 25,38 JUMLAH ,5 585,37 Rata-rata 65,16 77,11 18,88 Keterangan : Peningkatan : Nilai post test-nilai pre test x 100%= Nilai pre test Post test : nilai setelah tindakan Pre test : nilai pra tindakan Ketuntasan: Pra Tindakan Siklus 2 : 10 siswa (32,25%dari jumlah siswa) : 26 siswa (83,87% dari jumlah siawa) Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan strategi PQ4R siklus 2, diperoleh gambaran aktivitas siswa berikut ini: Grafik 4.2 Aktivitas Siswa Saat PBM Siklus 2 Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

16 M M E Tabel 4.8 Pencapaian Tindakan Siklus 2 Aspek mengingat teks bacaan memahami teks bacaan menerapkan teks bacaan menganalisis teks bacaan dalam membaca intensif mensintesis teks bacaan mengevaluasi teks bacaan dalam membaca intensif Ketuntasan hasil belajar (kemampuan siswa memahami bacaan secara intensif dengan strategi PQ4R) Indikator Siklus 2 Pencapaian Siklus 2 60% 77,4% 60% 97,7% 55% 81,4% 55% 70,1% 55% 83,3% 55% 78,5% 75% 83,87% Cara Mengukur 240 x 100= x 100= ,5 x 100= ,5 100= x 100= ,5 x 100= 387,5 26 siswa x 100= 31 siswa Refleksi Berdasarkan hasil evaluasi pada proses maupun hasil nilai pembelajaran siklus 2, menunjukkan siswa lebih antusias dan semangat dalam melaksanakan tugas, lebih kritis dalam mengemukakan pendapat. Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

17 Siswa yang sebelumnya kurang motivasi menjadi lebih semangat saat pelaksanaan strategi PQ4R di siklus 2. Bahkan siswa yang mengalami penurunan di siklus 1, pada siklus 2 berhasil meningkatkan kemampuan belajarnya. Refleksi pada siklus 2 ini hanya dilakukan oleh peneliti dan guru saja, hal ini didasarkan pada perolehan nilai siswa yang sudah bagus dan dapat dikatakan pembelajaran pada siklus 2 tuntas atau berhasil dengan baik. Oleh karena itu, atas kesepakatan peneliti dan guru tidak ada pelaksanaan tindakan siklus berikutnya. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, strategi PQ4R berhasil meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang. Peneliti menggunakan dua hasil peningkatan, yaitu peningkatan kemampuan membaca intensif dan peningkatan aktivitas siswa. Adapun peningkatan kemampuan membaca intensif diambil dari dua tagihan, yaitu: tugas dari LKS dan hasil tes, sedangkan peningkatan aktivitas siswa dilihat dari hasil pengamatan saat proses pembelajaran. Pada siklus 1, rata-rata peningkatan yang dicapai adalah 9,50 %. Siswa yang tuntas belajar sebesar 61,29% dengan kualifikasi C cukup dan masih dalam kategori belum berhasil. Pada siklus 2, ratarata peningkatan siswa lebih tinggi dari siklus 1, yaitu 18,88%. Siswa yang dinyatakan tuntas juga lebih banyak, sebesar 83,87% atau 26 dari 31 siswa. Peningkatan ini mencapai kualifikasi B baik dan sudah masuk dalam kategori berhasil. Kegiatan proses pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan strategi PQ4R ini dari awal didasarkan pada aktivitas kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Adapun aspek kognitif melibatkan siswa dalam berfikir seperti yang telah siswa lakukan dalam mengerjakan soal atau tes yang diberikan guru saat pembelajaran. Berdasarkan tingkatannya, maka siswa dalam aktivitas kognitif juga melibatkan proses berpikir dari yang paling sederhana sampai pada proses berpikir yang rumit. Adapun tingkatan tersebut adalah tingkat ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi yang telah terumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan soal atau tes. Pada siklus 1, aspek kognitif siswa masih kurang maksimal, karena siswa masih merasa belum jelas dan paham dengan langkah-langkah pembelajaran. Hal ini tercermin dari hasil evaluasi nilai yang masih kurang memuaskan. Untuk mengatasi itu, guru menjelaskan lagi apa yang menjadi kesulitan siswa. Pada siklus 2, kemampuan siswa dari aspek kognitif lebih baik. Tentu saja hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi nilai pembelajaran. Oleh karena itu, guru hanya memantau kegiatan siswa. Peningkatan masing-masing tingkat pemahaman lebih lengkap bisa dilihat pada lampiran, berikut ini merupakan gambaran keseluruhannya: Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

18 Grafik 4.3 Peningkatann Kemampuan Membaca Intensif Sebelum Tindakan, Siklus 1 dan Siklus 2 Keterangan: Aspek/Tingkat 1: ingatan 4: analisis 2: pemahaman 5: sintesis 3: penerapann 6: evaluasi Bisa dilihat pada grafik di atas, nilai rata-rata kemampuan membaca intensif yang dicapai siswa pada setiap siklus megalami peningkatan di setiap tingkatannya. Sebelum tindakan, persentase membaca intensif yang diperoleh siswa padaa tingkat ingatan adalah 65,9% dengan kualifikasi C cukup. Persentsee ini lebih tinggi dari pencapaian siklus 1, yaitu 65,6% %. Hal ini disebabkan beberapaa siswa masih merasa kesulitan dalam menemukan ide pokok bacaan, sehingga mempengaruhi kemampuan siswa dalam mengingat pokok persoalan teks bacaan. Namun demikian, pada siklus 2 skor kemampuan membaca intensif siswa pada tingkat ingatan meningkat mencapai 77,4 % dengan kualifikasi B baik. Pada tingkat ini, tes hanya menghendaki siswa untuk menyebutkan kembali fakta, definisi, atau konsep yang terdapatt di dalam wacana yang diujikan. Persentase kemampuan membaca intensif siswa pada tingkat pemahaman sebelum tindakan 59,6% dengan kualifikasi C cukup. Kemampuan ini meningkat di siklus 1, yaitu 61,6% walaupun masih dengan kualifikasi C cukup. Demikian juga pada sikluss 2, mencapai angka 97,7% dengan kualifikasi A sangat baik. Pada tingkat ini siswa dituntut untuk dapat memahami wacana yang dibacanya. Pemahaman yang dilakukan pun dimaksudkan untuk memahami isi bacaan. Dengan demikian, peresntase yang dicapai padaa siklus 2 menunjukkan bahwa kemampuan membaca intensif pada tingkat pemahaman sudah sangat baik. Tingkat penerapan menghendaki siswa untuk mampu menerapkan pemahamannya pada situasii atau hal lain yang ada kaitanya. Pada kemampuan membaca intensif tingkat penerapan dari siklus ke siklus juga mengalami peningkatan. Pada siklus 1, persentase mencapai 76,7% dengan kualifikasi B baik, skor ini lebih tinggi dari persentase sebelum tindakan, yaitu 73,5%. Pada siklus 2 meningkat menjadi 81,4% dengan kualifikasi A sangat baik. Pada tingkat analisiss siswa dituntut untuk mampu menganalisis informasi tertentu dalam wacana, mengenali, mengidentifikasi atau membedakan pesan, dan informasi maupun bahan lain yang Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

19 sejenis. Sebelum siklus tindakan dilakukan, persentse siswa pada kemampuan tingkat ini adalah 62,9% dengan kualifikasi C cukup. Pada siklus 1, kemampuan siswa meningkat 67,5%, namun masih dengan kualifikasi C cukup. Hal ini dikarenakan beberapa siswa masih merasa kesulitan dalam menemukan ide pokok dalam bacaan. Pada siklus 2, masalah tersebut teratasi dengan penjelasan dan pengarahan dari guru. Persentase kemampuan membaca intensif siswa tingkat analisis mencapai 70,1% dengan kualifikasi B baik. Selanjutnya pada tingkat sintesis, siklus 1 dan 2 pencapaian skor persentase meningkat. Persentase sebelum tindakan sebesar 77,5% dengan kualifikasi B baik. Pada siklus 1 meningkat menjadi 79,2% dengan kualifikasi B baik dan di siklus 2 menjadi 83,3% dengan kualifikasi A sangat baik. Pada tingkat ini siswa dituntut untuk mampu menghubungkan dan menggeneralisasikan antara hal-hal, konsep, masalah atau pendapat yang terdapat di dalam wacana. Persentase siswa yang memiliki kemampuan membaca intensif pada tingkat evaluasi sebelum tindakan adalah 75,9% dengan kualifikasi B baik. Pada siklus 1, jumlah tersebut meningkat menjadi 78,4% dengan kualifikasi yang sama. Begitupun pada siklus 2, pada tingkat ini siswa hanya mengalami peningkatan sebesar 78,5% dengan kualifikasi B baik. Pada tingkat ini siswa dituntut untuk mampu memberikan penilaian yang berkaitan dengan wacana yang dibacanya, baik yang menyangkut isi atau permasalahan yang dikemukakan maupun cara penuturan wacana itu sendiri. Pada aspek afektif yang dilibatkan adalah sikap dan kemauan siswa dalam melakukan kegiatan membaca, antara lain menyangkut perubahan sikap atau motivasi siswa untuk membaca. Sebenarnya pada siklus 1, siswa sudah begitu antusias dalam membaca. Tentu saja hal ini dibuktikan berdasarkan hasil pengamatan saat proses pelaksanaan tindakan berlangsung. Sebesar 87% siswa melaksanakan kegiatan membaca intensif dengan aktif. Begitupun pada siklus 2, siswa juga menunjukkan sikap antusias yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian angka 96% siswa telah melakukan kegiatan membaca intensif dengan aktif. Selain itu, pada pelaksanaan pembelajaran membaca intensif situasi kelas juga begitu tenang. Selanjutnya, pada aspek psikomotorik yang berkaitan dengan aktivitas fisik siswa saat membaca dinilai dengan mengamati secara langsung saat proses pembelajaran membaca berlangsung. Pada siklus 1, siswa sudah menunjukkan aktivitas yang baik saat membaca intensif. Sebagian besar siswa sudah bisa berkonsentrasi dengan teks bacaan walaupun sebagian siswa ada yang belum bisa tenang atau konsentrasi. Namun demikian, dengan pengarahan dan bimbingan dari guru, pada siklus 2 aktivitas fisik siswa sudah menunjukkan hasil yang sangat baik. Adapun dari hasil wawancara, baik terhadap guru maupun siswa menunjukkan bahwa pelaksanaan strategi PQ4R lebih memudahkan dalam pembelajaran membaca intensif untuk menemukan informasi sebagai bahan diskusi. Baik secara berkelompok maupun individu, siswa merasa senang, selain di dukung dengan langkah-langkah yang mudah, siswa juga merasa didukung dengan materi yang menarik. Guru juga menuturkan bahwa strtegi PQ4R sesuai jika digunakan dalam pembelajaran membaca, karena dalam setiap langkah-langkahnya mengharuskan siswa untuk menghubungan informasi dengan pengetahuan siswa. Hai ini sesuai dengan pembelajaran kontekstual. Berdasarkan hasil data-data yang telah diuraikan di atas membuktikan kemampuan membaca intensif siswa untuk menemukan informasi sebagai bahan diskusi dapat dikatakan berhasil dengan baik. Data Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

20 yang diperoleh dari evaluasi, observasi maupun wawancara menunjukkan penerapan strategi PQ4R telah berhasil meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa baik dari segi kemampuan maupun aktivitas siswa saat membaca intensif. KESIMPULAN Pembelajaran ini, dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, pengamatan dan tahap refleksi hasil pembelajaran membaca intensif siswa. Adapun uraian tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan b. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan c. Tahap Refleksi Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dikemukakan beberapa saran kepada berbagai pihak yang terkait dengan pemanfaatan hasil penelitian ini, yakni: a. Saran kepada guru bidang studi Hasil penelitian menunjukkan, pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan strategi PQ4R dapat meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa. Oleh sebab itu, disarankan kepada guru untuk melaksanakan strategi PQ4R pada pembelajaran membaca berikutnya. Guru juga disarankan, dalam menghadapai masalah atau kesulitan dalam kelas berikutnya, guru menyelesaikan dengan berpedoman pada pengalaman yang telah diperoleh saat melakukan PTK. b. Saran kepada siswa Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang pembelajaran membaca, khusunya membaca intensif. Dengan demikian, kemampuan membaca siswa berdasarkan tingkatannya, baik tingkat ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi akan lebih efektif dan kreatif. c. Saran kepada peneliti berikutnya Penelitian ini hanya dilaksanakan pada siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang dengan jumlah siswa yang terbatas. Oleh sebab itu, disarankan kepada peneliti berikutnya untuk mengadakan penelitian sejenis dengan subjek yang lain dan materi membaca yang lain. Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

21 DAFTAR PUSTAKA Abadi, Muhammad Afzan. Upaya Meningkatkan Minat Baca pada Anak. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. (online) htm (diakses 5 Februari 2008). Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda. Kartikawati, Dwi Keefektifan Metode PQRST dalam Membaca Pemahaman Teks Bacaan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 1 Brangsong Kendal Tahun Ajaran Semarang: Universitas Negeri Semarang. Muslich, Masnur KTSP: Pembelajaan Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Nurhadi Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca:Suatu Teknik Memahami Literatur Yang Efisien. Bandung: Sinar Baru dan Y A 3 Malang. Nurgiyantoro, Burhan Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: BPFE. Oka, Gusti Ngurah Pengantar Membaca dan Pengajarannya. Surabaya: Usaha Nasional. Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Tarigan, Djago dan H. G Tarigan Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur Membaca: Sebagai suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Uno, Hamzah B Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Wiriaatmadja, Rochiati Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Rosda. Jurnal Artikulasi Vol.8 No.2 Agustus

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas 7 BAB II LANDASAN TEORI H. Penelitian Relevan Penelitian tindakan kelas tentang kemampuan membaca dengan menggunakan metode PQ4R sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Lina Indriyani tahun 2012 dengan

Lebih terperinci

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh penerapan metode pembelajaran PQ4R pada hasil belajar siswa dengan mengambil pokok bahasan program

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI SISWA SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan berisi pengantar atau bab untuk mengawali pembahasan penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun hal-hal yang akan dibahas pada bab pendahuluan ini, yaitu: A. Latar Belakang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN 2.886 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi Juni Tahun 2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN THE IMPROVEMENT OF READING

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PQ4R DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROCEDURAL FLUENCY SISWA. NANANG PBU MAN Tlogo Blitar

PENERAPAN MODEL PQ4R DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROCEDURAL FLUENCY SISWA. NANANG PBU MAN Tlogo Blitar Jurnal PENERAPAN MODEL PQ4R DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROCEDURAL FLUENCY SISWA NANANG PBU MAN Tlogo Blitar Abstrak; Saat ini proses belajar mengajar pelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar yang kondusif. mengeksplorasi dan mengelaborasi keterampilannya.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar yang kondusif. mengeksplorasi dan mengelaborasi keterampilannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan tindakan pada penelitian terdiri dari 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamaludin Gumilar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamaludin Gumilar, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi bagi manusia, melalui bahasa orang dapat menyampaikan dan menerima informasi. Berbahasa merupakan suatu proses interaktif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Siswa 1. Pengertian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Menurut Sardiman (2001), yang dimaksud aktifitas belajar adalah aktifitas yang bersifat fisik

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan untuk membenahi

Lebih terperinci

Rini Tri Irianingsih 47

Rini Tri Irianingsih 47 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, AND REVIEW (PQ4R) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BIOGRAFI PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PURWOREJO DENGAN METODE SQ3R TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BIOGRAFI PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PURWOREJO DENGAN METODE SQ3R TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BIOGRAFI PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PURWOREJO DENGAN METODE SQ3R TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh Ruri Ruswati, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR Harfin Lanya Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Madura Alamat : Jalan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SEPAT 2 SRAGEN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PRESTASI SISWA MELALUI PQ4R TERHADAP SISWA KELAS VIII-A MTs MA ARIF GIWANGRETNO

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PRESTASI SISWA MELALUI PQ4R TERHADAP SISWA KELAS VIII-A MTs MA ARIF GIWANGRETNO PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PRESTASI SISWA MELALUI PQ4R TERHADAP SISWA KELAS VIII-A MTs MA ARIF GIWANGRETNO Moch Danu Setiawan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Kamelia, Arif Firmansyah, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsurunsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing

Lebih terperinci

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Safitri 1), Eti Sunarsih 2) 1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Oleh: Yuni Isnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Oleh: Yuni Isnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT PADA SI SWA KELAS VII SMP N 4 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2012 / 2013 Oleh: Yuni Isnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Lisna Selfi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

NASKAH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH RAHMAWATI HIDAYAH A54B090044

NASKAH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH RAHMAWATI HIDAYAH A54B090044 0 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETRAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE MEMBACA PREVIEW, READ, REVIEW (P2R) DAN PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO PADA SISWA KELAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Penelitian ini bertolak dari rendahnya kemampuan siswa kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula pembelajaran bahasa-bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pula pembelajaran bahasa-bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa di Indonesia dewasa ini tidak hanya mencakup pembelajaran bahasa nasional dan bahasa lokal saja, namun telah berkembang pula pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menerapkan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan penelitian model Kemmis

Lebih terperinci

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126 NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh : SRI

Lebih terperinci

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan di dalam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TEKS CERITA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD NEGERI 1 KENDEL, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Diajukan

Lebih terperinci

Sandy Farboy SMPN Sumbawa. Abstrak

Sandy Farboy SMPN Sumbawa. Abstrak PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA SEBUAH TEKS PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 BATU TAHUN AJARAN 2008/2009

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK 0 KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF BERBAGAI JENIS WACANA DALAM NASKAH SOAL UJIAN NASIONAL OLEH SISWA KELAS IX SMP SWASTA BANDUNG SUMATERA UTARA TAHUN PEMBELAJARAN2017/2018 Bunga Lestari (bungalestariyy@gmail.com)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Preview, Question, Read, Reflecty, Recite, dan Review) yang didasarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Preview, Question, Read, Reflecty, Recite, dan Review) yang didasarkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran PQ4R Salah satu teknik studi untuk membantu siswa memahami dan mengingat apa yang mereka baca adalah suatu prosedur yang disebut metode PQ4R (Preview, Question,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga bahasa resmi negara kita. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Banjarbaru Tahun Pelajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Nurmila Moidady Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF Aknes Triani, 2 Nur Hafsah Yunus MS, 3 Muhammad Syaeba Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Al Asyariah Mandar Aknes.Triani@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 di SD Negeri 1 Jiken Kecamatan Jiken Kabupaten Blora pada mata pelajaran IPS semester genap

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 2 Salatiga. Jumlah siswa kelas XI IPS-1

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 2 Salatiga. Jumlah siswa kelas XI IPS-1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Tempat penelitian adalah SMA Negeri 2 Salatiga. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 2 Salatiga. Jumlah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 2 Nomor 1 Maret Page p-issn: e-issn: X

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 2 Nomor 1 Maret Page p-issn: e-issn: X Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia is licensed under A Creative Commons Attribution-Non Commercial 4.0 International License Peningkatan Keterampilan Membaca Ekstensif Menggunakan Model Pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 3, Juli 2015 ISSN 2087-3557 SD Negeri 02 Rembun Siwalan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN Oleh: Arif Pratomo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN. MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN. MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA SISWA KELAS IV SDN 03 REJOSARI KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2012/2013 SHEFI HUDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota

Lebih terperinci

Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang

Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang Elsa Lestari 1), Wahyuni Oktavia 2) 1) STKIP Singkawang,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Rizky Adhya Herfianto Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE TIME TOKEN ARENDS PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD NEGERI PLOSOKEREP 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Diajukan

Lebih terperinci

Oleh: Herni Febri Ariastanti Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Herni Febri Ariastanti Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TEKNIK OBJEK LANGSUNG SISWA KELAS X SMK VIP AL-HUDA KEBUMEN TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Herni Febri Ariastanti Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PAIKEM DENGAN STRATEGI PQ4R DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN BIOLOGI

PENERAPAN PENDEKATAN PAIKEM DENGAN STRATEGI PQ4R DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN BIOLOGI PENERAPAN PENDEKATAN PAIKEM DENGAN STRATEGI PQ4R DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN BIOLOGI (Siswa Kelas XI.IPA.2 MAN Genteng Banyuwangi Tahun Pelajaran 2012/2013) Nikmatul Hidayah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Teknik Pembelajaran SQ3R Metode SQ3R adalah metode membaca untuk memahami dan menguasai isi bacaan dengan langkah-langkah: mensurvai isi (Survey: S), mengajukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi dan observasi terhadap guru kelas mengenai proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM ABSTRAK LINA YETTI BUDI ASIH Guru IPA SMP Negeri 11 Mataram

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN PAILKEM PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN PAILKEM PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN PAILKEM PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Tatun Fitna Ariasih Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkuyudan No.2. Lokasi sekolah berada di jalan Samanhudi No.32 Kelurahan Purwosari,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 2 September 2014 dilaksanakan observasi awal dan tanggal 4 September

Lebih terperinci

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN 2354-614X Peningkatan Kemampuan Siswa Mendengarkan Cerita Melalui Metode Diskusi Kelompok di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah DDI Siapo Kecamatan Baolan Kabupaten

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI PLUPUH I TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh : ARIKA YULIA

Lebih terperinci

Oleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Oleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia   ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARANGGAYAM KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Melalui Strategi Take and Give Pada Siswa Kelas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PQ4R UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENDINGIN DI SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

PENERAPAN METODE PQ4R UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENDINGIN DI SMK MA ARIF 4 KEBUMEN PENERAPAN METODE PQ4R UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENDINGIN DI SMK MA ARIF 4 KEBUMEN Oleh: Supriyanto, Arif Susanto Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Universitas

Lebih terperinci

MAKALAH. Oleh Irna Aryani

MAKALAH. Oleh Irna Aryani MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE PQ4R PADA SISIWA KELAS VII SMP MUHAMADIYAH TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Irna Aryani 1021.0941 DAN SEKOLAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Keperluan korespondensi, HP : ,

Keperluan korespondensi, HP : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE TALKING STICK BERBANTUAN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 PELEM KECAMATAN GABUS KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Subjek penelitian ini adalah siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan

Lebih terperinci

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X Oleh Linda Permasih Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. email: linda.permasih99@gmail.com Abstrac

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa yang lebih berhasil dalam belajar bila programnya memberikan peluang

BAB I PENDAHULUAN. siswa yang lebih berhasil dalam belajar bila programnya memberikan peluang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian belajar merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu proses pembelajaran. Menurut Moore dalam Rusman (2011: 365) ada siswa yang lebih berhasil

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENEMUKAN POKOK PIKIRAN SEBUAH PARAGRAF MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN KEBONHARJO

Lebih terperinci

Analisis Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Jawa Dan Kesesuaiannya Dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa Jawa SMA/SMK Kelas X Tahun Pelajaran 2015/2016

Analisis Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Jawa Dan Kesesuaiannya Dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa Jawa SMA/SMK Kelas X Tahun Pelajaran 2015/2016 Analisis Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Jawa Dan Kesesuaiannya Dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa Jawa SMA/SMK Kelas X Tahun Pelajaran 2015/2016 Oleh: Wulan Octavianti Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DAN HIPOTESIS. Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

II. TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DAN HIPOTESIS. Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan 8 II. TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Konsep Model Pembelajaran Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO Oleh: Eni Kustanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X TKJ SMK TAHSINUL AKHLAQ SITUBONDO DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TAKE AND GIVE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X TKJ SMK TAHSINUL AKHLAQ SITUBONDO DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TAKE AND GIVE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X TKJ SMK TAHSINUL AKHLAQ SITUBONDO DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TAKE AND GIVE Diansyah Rifky Sabila Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN METODE OBSERVASI TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 TRENGGALEK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN METODE OBSERVASI TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 TRENGGALEK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN METODE OBSERVASI TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 TRENGGALEK Anik Susilowati SMP 1 Negeri Trenggalek Abstrak Menulis merupakan suatu keterampilan

Lebih terperinci

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN DI LUAR RUANG KELAS (OUTDOOR STUDY) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh: Taufiq Khoirurrrohman

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Helmi Susanti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:Prestasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eny Mutiarawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

PETRUS MOHAMMAD WAHYUDI SDN Ringinsari I Kandat Kediri

PETRUS MOHAMMAD WAHYUDI SDN Ringinsari I Kandat Kediri PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN TEMA MENYIMPULKAN ISI BERITA DARI TELEVISI ATAU RADIO DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS VI SDN RINGINSARI I KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI

Lebih terperinci

Oleh: Tita Yulianti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Tita Yulianti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK LAPORAN PERJALANAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS VIII SMP MA ARIF KALIBAWANG WONOSOBO Oleh: Tita Yulianti Program Studi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Nur Adi Ningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 2, no 1 April 2015 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGGUNAAN HURUFMELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS III SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan ini mengenai deskripsi pra siklus, deskripsi siklus 1, dan deskripsi siklus 2. Deskripsi siklus 1 tentang perencanaan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN Nur Kholiq Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

Sekar Nurgupita 1, Riana Irawati, 2 Prana Dwija Iswara, 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1. 2

Sekar Nurgupita 1, Riana Irawati, 2 Prana Dwija Iswara, 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1. 2 Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE PQRST (PREVIEW, QUESTION, READ, SUMARY, TEST) DENGAN TEKNIK PERMAINAN AMPLOP WARNA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK Sekar

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK PADA SISWA KELAS VIII MTS MASDARUL ULUM OGAN ILIR

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK PADA SISWA KELAS VIII MTS MASDARUL ULUM OGAN ILIR PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK PADA SISWA KELAS VIII MTS MASDARUL ULUM OGAN ILIR Jurnal Nurjanah Nomor Induk Mahasiswa 20136011036 Program

Lebih terperinci