FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010"

Transkripsi

1 PEMBUATAN INTERIOR DAN KELISTRIKAN MOBIL BAHAN BAKAR ETANOL (BBE) PROYEK AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi D-III Teknik Mesin Disusun oleh: SYARIF FAHRURRAHMAN I FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 i

2 HALAMAN PERSETUJUAN PEMBUATAN INTERIOR DAN KELISTRIKAN MOBIL BAHAN BAKAR ETANOL (BBE) Disusun oleh: SYARIF FAHRURRAHMAN I Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas Akhir Program studi D-III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Pembimbing I : Pembimbing II : Rendy Adhi R, ST. MT. Purwadi Joko W, M.kom NIP NIP ii

3 HALAMAN PENGESAHAN Proyek akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim penguji Proyek Akhir Program Studi D-III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Ahli Madya. Pada hari : Tanggal : Tim Penguji Proyek Akhir Mengetahui Ketua Program Studi D-III Teknik Mesin Fakultas Teknik UNS Disahkan Koordinator Proyek Akhir Fakultas Teknik UNS Zainal Arifin, ST.,M.T. NIP Jaka Sulistya Budi, S.T. NIP iii

4 MOTTO 1. Manusia hanya bisa berusaha Tuhanlah yang menentukan. 2. Tidak mau mencoba berarti dia kalah sebelum berperang. 3. Disiplin adalah kunci dari sebuah keberhasilan. 4. Kerjasama dan keuletan adalah modal dasar sebuah keberhasilan. 5. Dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan. 6. Dimana terdapat masalah pasti ada cara untuk memecahkannya. 7. Setiap masalah harus diselesaiakn bukan ditinggalkan. 8. Tiada arti kata menyesal yang ada hanya tindakan untuk memperbaiki. 9. Hidup adalah tanggung jawab. iv

5 HALAMAN PERSEMBAHAN Proyek Akhir ini kupersembahkan kepada : 1. Tuhan Yang Maha Esa 2. Bapak dan ibuku tercinta 3. Keluargaku yang telah mendukungku 4. Bapak dosen dan teman-teman satu tim yang telah bekerja bersama 5. Teman-teman satu kelas D-III Otomotif 2007 v

6 KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Interior dan Kelistrikan Mobil Bahan Bakar Etanol (BBE) baik sebagai syarat untuk menyelesaikan studi Program Diploma Tiga Teknik Mesin Otomotif Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa tersusunnya laporan ini tidak lepas dari bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak. Sehubung dengan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak dan Ibu tercinta atas segala dukungan, do a, dan bimbingannya yang begitu tulus 2. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan materiil maupun moril 3. Bapak Zainal Arifin ST. MT, selaku ketua program Diploma tiga Teknik Mesin Otomotif Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Rendy Adhi Rachmanto ST. MT, selaku dosen pembimbing I. 5. Bapak Purwadi Joko Widodo, Mkom, selaku dosen pembimbing II. 6. Seluruh dosen Teknik mesin dan seluruh karyawan-karyawati. 7. Temen-temen satu kelompok yang telah bekerja dan berjuang bersama 8. Teman-teman di program Diploma Tiga Teknik Mesin Otomotif Fakultas Teknik Universitas Sebelas commit Maret to Surakarta. user vi

7 9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini, maka segala saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca serta untuk kemajuan ilmu pengetahuan pada umumnya. Surakarta, Januari 2010 Penulis vii

8 ABSTRAKSI Premium adalah bahan bakar utama untuk sektor transportasi khususnya transportasi darat yang menggunakan engine, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Pemakaian BBM yang semakin meningkat dan persediaan BBM di Indonesia dan dunia semakin menurun sehingga perlu penelitian tentang pemakaian bahan bakar alternatif, diantaranya: bioetanol dan biodiesel. Program D3 Teknik Mesin UNS mengembangkan dan membuat mobil berbahan bakar campuran premium dengan etanol dan pembuatan bodi dengan komposit yang bertujuan menekan biaya produksi. Komposit mampu menggantikan logam dalam pembuatan bodi mobil. Sub program dari pengembangan mobil etanol adalah merancang dan membuat sistem kelistrikan yang meliputi: lampu kepala, lampu kota, lampu sign, lampu kabut, lampu rem, lampu mundur, lampu hazard, lampu ruangan dan lampu instrumen. Sistem interior meliputi: plafon, trim, door trim, lantai, kursi mobil dan dashboard. Sistem kelistrikan dan interior dapat berfungsi dengan baik. (kata kunci; premium, bioetanol,biodiesel, kelistrikan, interior) viii

9 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan kendaraan bermotor dalam masyarakat semakin meningkat, diantaranya sepeda motor, mobil, dan kendaraan niaga sehingga kebutuhan bahan bakar juga semakin meningkat. Bahan bakar yang berasal dari minyak bumi cenderung berkurang dan tidak dapat diperbaharui, karena berasal dari penguraian makhluk hidup yang telah mati dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Perguruan tinggi berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut agar pemenuhan kendaraan hemat bahan bakar yang dapat menekan kebutuhan bahan bakar minyak bumi terpenuhi. Mobil berbahan bakar premium dicampur dengan etanol agar mendapatkan nilai oktan yang lebih tinggi dan menghemat bahan bakar dari minyak bumi. Hasil pencampuran premium dengan etanol dengan kadar tertentu dapat menghasilkan nilai oktan yang sama dengan pertamax dan pertamax plus. Etanol termasuk biofuel yaitu setiap bahan bakar baik padat, cair atau gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian. Etanol termasuk biofuel berbentuk cair. Pemanfaatan material komposit sebagai pengganti logam dalam pembuatan bodi mobil dapat menekan biaya produksi. Material komposit mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan material logam. Kelebihan utama dari komposit adalah lebih ringan dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, akan tetapi komposit juga mempunyai beberapa kelemahan dibandingkan dengan logam yaitu tidak dapat dilas maupun dibending. Setiap kendaraan bermotor memiliki jaringan kelistrikan untuk menunjang sistem agar berjalan dengan baik. Kelistrikan dibuat sesuai dengan kebutuhan kendaraan karena setiap kendaraan mempunyai spesifikasi masing-masing. Spesifikasi tersebut salah satunya adalah interior, kendaraan bermotor berupa sepeda motor tidak terdapat interior karena sepeda motor tidak mempunyai ruang khusus dan dibuat secara lebih sederhana.

10 2 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah proyek akhir yang akan dibuat adalah sebagai berikut: a. Bagaimana merangkai sistem kelistrikan mobil dengan benar dan dapat digunakan dengan baik. b. Bagaimana merancang, membuat, dan memasang interior mobil agar rapi dan nyaman sehingga dapat memperlancar saat mengemudi mobil. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pembuatan proyek akhir ini adalah perangkaian kelistrikan bodi meliputi: lampu kepala, lampu kota, lampu tanda belok, lampu kabut, lampu ruangan, lampu rem, lampu mundur, lampu hazard, lampu instrumen, dan klakson. Pembuatan interior mobil meliputi: plafon, trim, door trim, lantai, jok (kursi mobil), dan dashboard. 1.4 Tujuan Proyek Akhir Tujuan dari proyek akhir ini adalah merancang dan membuat interior serta sistem kelistrikan bodi mobil berbahan bakar etanol dengan baik, benar, dan berfungsi dengan baik. 1.5 Manfaat Proyek Akhir Proyek akhir ini mempunyai manfaat sebagai berikut: a. Secara Teoritis Mahasiswa dapat merangkai sistem kelistrikan bodi berdasarkan teori yang diperoleh selama masa perkuliahan dan membuat interior mobil sesuai dengan kondisi mobil yang dibuat. b. Secara Praktis Kemampuan merangkai sistem kelistrikan bodi dan pembuatan interior dapat menjadi modal dasar dalam dunia kerja dalam bidang industri otomotif. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan laporan proyek akhir ini dibagi dalam enam bab dengan rincian sebagai berikut:

11 3 BAB I, Pendahuluan Bab ini berisi: latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan pembuatan proyek akhir, manfaat proyek akhir, dan sistematika penulisan. BAB II, Landasan Teori Teori-teori yang berhubungan dengan alat yang akan dibuat dan dirangkum dalam bab ini. BAB III, Perancangan sistem kelistrikan bodi dan interior Pada bab ini dijelaskan mengenai perancangan dan cara kerja sistem kelistrikan dan interior mobil bahan bakar etanol. BAB IV, Pembuatan sistem kelistrikan bodi dan interior mobil etanol Pada bab ini membahas langkah-langkah pengerjaan alat yang akan dibuat. BAB V, Perawatan dan perhitungan biaya Pada bab ini membahas tentang perawatan sistem kelistrikan mobil etanol dan interiornya serta menghitung biaya pembuatannya. BAB VI, Penutup Hasil evaluasi terhadap alat tersebut berupa kesimpulan dan saran bagi pembaca yang akan mengunakan alat ini.

12 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bahan Bakar Etanol Bahan bakar etanol adalah bahan bakar alternatif yang dapat menggantikan bahan bakar bensin. Etanol mempunyai nilai oktan yang lebih tinggi dibandingkan dengan premium. Etanol apabila dicampur dengan premium dapat meningkatkan nilai oktan, dimana nilai oktan untuk etanol 98% adalah sebesar 115, selain itu mengingat etanol mengandung 30% oksigen, sehingga campuran etanol dengan gasoline dapat masuk katagorikan high octane gasoline (HOG), dimana campuran sebanyak 15% bioetanol setara dengan pertamax dan campuran sebanyak 24% bioetanol setara dengan pertamax plus. Hal itu menunjukkan bahwa etanol dapat dimanfaatkan sebagai aditif pengganti MTBE untuk meningkatkan efisiensi pembakaran dan menghasilkan gas buang yang lebih bersih. Etanol mempunyai nilai oktan (octane rating) lebih tinggi dan emisi yang lebih bersih dibanding premium, namun etanol juga mempunyai sifat korosif dan membuat mesin lebih sulit distarter. Sifat korosif ini menyebabkan diperlukannya material yang tahan korosif pada peralatan-peralatan tertentu seperti, tanki bahan bakar, karburator, pipa-pipa, karet-karet penyekat dan lain-lain peralatan. Sedangkan kesulitan dalam starter ini memang sulit dihindari, karena temperatur pembakaran sendiri (flash point) etanol yang tinggi sehingga pembakaran secara homogen akan sulit tercapai pada tekanan kompresi di ruang bakar, khususnya pada mobil lama yang menggunakan karburator konvensional. Oleh karena itu, penggunaan campuran Bioetanol dalam premium dibatasi antara 5 25% agar kinerja mesin tidak terlalu berbeda, sedangkan pemakaian campuran yang lebih besar harus menggunakan mesin yang telah dimodifikasi atau mesin yang khusus untuk pemakaian etanol.

13 5 2.2 Kelistrikan Bodi Definisi Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Pembatasan elemen atau komponen listrik pada Rangkaian Listrik dapat dikelompokkan kedalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan sumber arus. Elemen lain adalah elemen pasif dimana elemen ini tidak dapat menghasilkan energi, dapat dikelompokkan menjadi elemen yang hanya dapat menyerap energi. Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i (dari kata Perancis : intensite), dengan kata lain arus adalah muatan yang bergerak (satuan Ampere). Selama muatan tersebut bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang. Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang memepengaruhinya. Muatan adalah satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Macam-macam arus: a) Arus searah (Direct Current/DC) Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan waktu, artinya ditinjau dari mana pun arus tersebut pada waktu berbeda akan mendapatkan nilai yang sama. Gambar 2.1 Grafik Arus Searah (Sumber: Mohamad Ramdhani Sekolah Tinggi Teknologi Telkom)

14 6 b) Arus bolak-balik (Alternating Current/AC) Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan waktu dengan karakteristik akan selalu berulang untuk perioda waktu tertentu. Gambar 2.2 Grafik Arus Bolak-Balik (Sumber: Mohamad Ramdhani Sekolah Tinggi Teknologi Telkom) Tegangan atau beda potensial (voltage) adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan (sebesar satu coulomb) pada komponen dari satu kutub ke kutub lainnya, atau pada kedua kutub akan mempunyai beda potensial jika kita menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari satu kutub ke kutub lainnya (satuan Volt). Keterkaitan antara kerja yang dilakukan sebenarnya adalah energi yang dikeluarkan, sehingga pengertian diatas dapat dipersingkat bahwa tegangan adalah energi per satuan muatan. Pada gambar di bawah, jika kutub A mempunyai potensial lebih tinggi daripada potensial di kutub B. Gambar 2.3 Arah Muatan (Sumber: Mohamad Ramdhani Sekolah Tinggi Teknologi Telkom) Baterai Baterai adalah alat elektrokimia untuk mensuplai listrik ke sistem starter mesin, sistem kelistrikan. Baterai menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia yang dikeluarkan apabila diperlukan dan menyuplainya ke masing-masing sistem kelistrikan mobil. Baterai berisi elektrolit asam sulfat, elektroda positif, dan elektroda negatif dalam bentuk plat-plat yang terbuat dari timah. Ruangan di dalam baterai dibagi

15 7 menjadi menjadi 6 sel dan di dalam masing-masing sel terdapat beberapa elemen yang terendam di dalam elektrolit plat-plat positif ini dipasang berselang-seling, dibatasi oleh separator. Penyusunan plat-plat seperti ini bertujuan untuk memperbesar luas singggungan antara bahan aktif dan elektrolit agar listrik yang dihasilkan besar. Pada baterai terdapat garis tanda permukaan atas (upper) dan permukaan bawah (lower). Upper adalah batas atas dari aki yang digunakan, jika melebihi batas ini kerja aki tidak maksimal sedangkan lower adalah batas bawah dari aki yang digunakan, jika kurang dari batas bawah ini aki tidak bisa bekerja maksimal. Pada baterai juga terdapat lubang ventilasi yang berguna pada saat pengisian elektrolit untuk memisahkan hidrogen dengan uap asam sulfat di dalam baterai dengan cara membiarkan gas hidrogen keluar lewat lubang ventilasi. Uap asam sulfat mengembun pada tepian ventilasi dan menetes kembali ke bawah Perkabelan Sistem perkabelan yang digunakan dalam kendaraan dibagi menjadi 3 yaitu: a. Kabel tegangan tinggi Kabel tegangan tinggi umumnya digunakan pada listrik PLN yang memiliki tegangan AC (bolak-balik) yang bertegangan tinggi dan terdiri dari serat-serat kabel yang lebih banyak dan liat. b Kabel tegangan rendah Sebagian besar kawat dan kabel yang terdapat dalam kendaraan menggunakan kabel bertegangan rendah (low voltage wire). Masingmasing kawat bertegangan rendah terdapat elemen kawat dan isolasinya. Gambar 2.4 Kabel Tegangan Rendah (Sumber: commit Automotive user Technology)

16 8 c Kabel diisolasi kabel yang diisolasi (shielded cable) digunakan pada kabel radio, ignition signal line, oxygen signal line sensor, dan sebagainya. Kabel isolasi dirancang untuk mencegah gangguan yang ditimbulkan sumber dari luar dan digunakan untuk signal line Sekering Gambar 2.5 Kabel di isolasi (Sumber: Automotive Technology) Sekering dipasang dalam sistem kelistrikan untuk mencegah terjadinya kerusakan komponen-komponen akibat arus yang berlebihan atau terjadi hubungan singkat. Sekring ditempatkan pada bagian tengah sirkut kelistrikan yang berfungsi apabila terjadi arus berlebihan yang melewati sirkuit maka sekering akan berasap atau terbakar dan putus, pada elemen dalam sekering yang mencair sehingga sistem sirkuit terbuka dan mencegah komponen lain rusak akibat terjadinya arus berlebihan. Sekering yang paling banyak digunakan adalah tipe blade dan sekering cartridge. Sekering blade sekering cartridge Gambar 2.6 Tipe Sekering (Sumber: Panduan Sistem Kelistrikan Otomotif)

17 Sakelar Sakelar berfungsi untuk membuka dan menutup sirkuit kelistrikan untuk menghidupkan mesin, menggerakan sakelar lampu ON-OFF dan pengontrolan aktifitas sistem pengontrol lainnya. Macam dari sakelar yang umum digunakan dalam kelistrikan kendaraan adalah: a. Tipe sakelar yang dioperasikan langsung dengan tangan 1) Sakelar putar (rotary switch) Sakelar dimana cara mengoperasikan diputar ke kanan atau ke kiri yang mana terdapat contact point yang diatur sumbu di atas plat. 2) Sakelar Tekan (push switch) Sakelar yang mana memiliki contact point yang dioperasikan dengan ditekan hingga dapat menghubungkan dan memutuskan arus. 3) Sakelar ungkit (See saw switch) Contact point dari sakelar ini saat ujung ON apabila ditekan dan OFF saat membuka setelah ditekan. 4) Sakelar tuas (lever switch) Contact point dioperasikan dengan mengerakan tuas ke atas atau ke bawah. b. Tipe sakelar yang dioperasikan oleh perubahan temperatur suhu. Sakelar ini dioperasikan berdasarkan perubahan temperatur yang ditimbulkan arus. c. Tipe sakelar yang dioperasikan oleh perubahan fluida. Sakelar ini dioperasikan berdasarkan perubahan permukaan fluida Relay Relay adalah peralatan listrik yang membuka dan menutup sirkuit kelistrikan berdasarkan penerimaan tegangan. Relay berfungsi memperkecil rugi (kehilangan) tegangan pada rangkaian listrik. Prinsip kerja relay apabila arus listrik mengalir menuju terminal 86, magnet listrik dan massa menarik kontak. Arus utama akan mengalir kepemakai melalui kontak pemutus. Rugi tegangan dapat diperkecil, karena arus utama commit langsung to user dihubungkan langsung dari baterai.

18 10 Gambar 2.7 Simbol relay (Sumber: Automotive Technology) Flasher Flasher digunakan pada lampu sign atau lampu tanda belok dan lampu hazard. Flasher adalah suatu alat yang menyebabkan lampu tanda belok dapat berkedip secara interval. Flasher yang umum digunakan adalah flasher tipe semitransistor yang kompak, ringan dan dapat diandalkan. Flasher semi-transistor apabila lampu terputus, maka kedip lampu mulai cepat dari yang normal dan harus diganti Lampu kepala Lampu kepala terdiri atas 4 bagian yang dihubungkan menjadi satu yaitu reflector, glass, bola lampu dan pemegang bola lampu. Reflector berfungsi sebagai pemantul dan pengumpul cahaya yang ditimbulkan oleh bolam lampu. Glass digunakan untuk melindungi bolam lampu di dalam unit lampu kepala tanpa menghalangi sinar Lampu Belok Sinyal belok diperlukan agar pengemudi di belakang dapat mengetahui arah gerak kendaraan. Lampu ini akan menyala bersamaan di depan dan belakang pada sisi kiri atau kanan kendaraan. Sebuah rangkaian akan mengatur agar lampu berkedip dengan kecepatan 70 hingga 80 kali per menit Lampu Hazard Lampu hazard digunakan untuk memberi isyarat keberadaan kendaraan dari bagian belakang, depan, dan kedua sisinya selama berhenti atau parkir daruratmenggunakan lampu tanda belok yang berkedip serempak.

19 Lampu Rem Lampu ini diperlukan untuk memberikan tanda pada pengemudi mobil yang berada di belakang bahwa terjadi perlambatan pada kendaraan. Sebuah sakelar terhubung dengan master silinder pada rem. Lampu rem akan menyala pada saat kita menginjak pedal rem. Daya lampu yang digunakan untuk lampu rem adalah 20 watt Lampu Kabut Lampu kabut berfungsi memberikan penerangan yang baik pada waktu udara berkabut dan dipasang di bagian bawah agar penyinaran lebih jelas. Lampu kabut dipasang agak ke atas maka sinarnya akan menembus kabut, hal ini akan mengurangi kemampuan untuk menerangi jalan Lampu Kota Lampu ini berfungsi untuk menerangi permukaan jalan dalam kota yang jalan-jalannya telah mendapat penerangan yang baik. Lampu ini dinyalakan saat mobil sedang parkir sementara Lampu Mundur Lampu mundur dipasang pada bagian belakang kendaraan untuk memberikan penerangan tambahan untuk melihat kebelakang kendaraan saat mundur pada dimalam hari dan memberikan isyarat untuk kendaraan yang mengikutinya bahwa pengendara bermaksud mundur atau sedang mundur. Lampu mundur menyala pada saat tuas transmisi pada posisi mundur Lampu Ruangan Lampu ruangan menerangi ruang penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan pengemudi pada saat malam hari. Lampu ruangan diletakkan di bagian tengah ruang penumpang pada kendaraan. Daya lampu ruangan yang digunakan untuk lampu ruangan adalah 3 watt.

20 Lampu Instrumen Lampu instrumen digunakan untuk menerangi pada instrumen panel pada malam hari yang memungkinkan pengemudi membaca panel-panel dengan mudah. Lampu instrumen dilengkapi rheostat yang memungkinkan pengendara mengontrol terangnya lampu instrumen Klakson Klakson adalah terompet elektromekanik atau sebuah alat yang membuat pendengarnya waspada. Klakson digunakan pada kereta, mobil dan kapal untuk mengkomunikasikan sesuatu, dimana klakson memberi tahu pendengarnya bahwa ada kendaraan yang datang dan mengingatkan akan kemungkinan bahaya yang terjadi. Suara khas dari klakson ketika ditekan berasal dari sebuah elektromagnet yang digunakan untuk menggerakan baja spiral. Elektromagnet tersebut diberi arus, spiral tersebut bergerak ke arah magnet ketika spiral berpindah di titik maksimum ke arah magnet, sambungan dilepaskan yang menyebabkan arus berhenti untuk beberapa saat dan menyebabkan baja spiral tersebut mengendur. Elektromagnet kembali bergerak ke arah besi. Siklus ini terjadi berulangkali dan menyebabkan baja spiral berosilasi kembali yang menghasilkan suara klakson tersebut. 2.3 Interior Mobil Etanol Jok (Kursi Mobil) Jok atau kursi mobil berfungsi sebagai tempat duduk sopir atau penumpang saat mengendarai mobil, biasanya terbuat dari bahan yang lunak sepert busa yang dilapisi dengan bahan kulit, kalep, atau kain. Kursi mobil dibuat senyaman mungkin agar penumpang di dalam mobil tidak tergangu saat mengemudikan mobil. Komponen kursi mobil terdiri dari: a) Dudukan kursi mobil berfungsi untuk mengatur dudukan kursi penumpang yang berada di dalam kendaraan ke depan dan ke belakang agar nyaman.

21 13 b) Kursi mobil berfungsi sebagai tempat duduk bagi penumpang di dalam kendaraan yang terbuat dari busa yang dilapisi dengan kain atau kulit. c) Sabuk pengaman pengemudi mobil (belt) berbentuk tali yang digunakan sebagai pengaman apabila terjadi kecelakan kendaraan terletak disamping kursi mobil dipasang menyilang. d) Pengatur kemiringan kursi mobil digunakan untuk mengatur kemiringan kursi mobil berapa derajat sesuai dengan kenyamanan pengemudi saat mengendarai Dashboard Dashboard terdapat pada bagian depan pengemudi terletak di depan stir mobil yang berfungsi sebagai tempat panel-panel instrumen yang terdapat pada mobil seperti petunjuk tekanan oli, temperatur, bahan bakar, amperemeter dan speedometer yang terbuat dari bahan plastik atau fiber Speedometer Sebuah poros fleksibel terhubung dengan poros keluaran dari kotak transmisi melalui komponen roda gigi cacing menuju panel speedometer pada dashboard. Poros fleksibel atau kabel tersebut akan memutar sebuah magnet di dalam tabung logam. Kecepatan putaran tersebut berbanding lurus dengan kecepatan kendaraan. Tabung logam tersebut dibuat untuk berputar melawan gaya dari pegas dengan menggunakan gaya magnet yang terjadi akibat induksi gaya gerak listrik yang terjadi di dalam tabung logam. Ini akan menggerakkan panah penunjuk. Jumlah total dari jarak yang ditempuh dalam kilometer juga digerakkan oleh poros penggerak yang terhubung dengan rangkaian roda gigi Indikator Panel indikator terletak di depan setir mobil terpasang di dashboard. Panel indikator diantaranya penunjuk tekanan oli, penunjuk jumlah bahan bakar yang berada di dalam tangki mobil, penunjuk temperatur air, agar pengemudi dapat mengetahui kondisi mobil saat dikendarai.

22 BAB III PERANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN BODI DAN INTERIOR 3.1 Jaringan Kelistrikan Bodi Dan Klakson Keterangan: Gambar 3.1 Rangkaian Kelistrikan Bodi 1. Lampu kepala 8. Relay 15. Sakelar lampu kabut 2. Lampu kota 9. Flasher 16. Sakelar lampu rem 3. Lampu sign 10. Main switch 17. Sakelar lampu mundur 4. Lampu rem 11. Kunci kontak 18. Sakelar Hazard 5. Lampu mundur 12. Sekering 19. Baterai 6. Klakson 13. Sekering induk 7. Lampu kabut 14. Sakelar klakson 14

23 R. Red (merah) P. Purple (ungu) O. Orange (oranye) G. Green (hijau) L. Blue (biru) W. White (putih) S. Grey (abu-abu) Y. Yellow (kuning) Rangkaian Kelistrikan Bodi Sistem Lampu Tanpa Relay a. Lampu Kecil Arus positif baterai sekering terminal B dan lampu-lampu kecil belakang pada sakelar lampu-lampu belakang. Arus negatif dari baterai dialirkan ke massa bodi, maka lampu akan menyala. b. Lampu Besar (Dekat) Arus positif baterai lampu-lampu kecil belakang sakelar sakelar lampu besar dekat sakelar dim lampu dekat lampu lampu besar dan massa pada sakelar lampu massa bodi. Lampu besar dekat akan menyala. c. Lampu Besar (Jauh) Arus positif baterai lampu besar jauh sakelar dim lampu jauh sakelar lampu besar massa pada sakelar lampu massa bodi. Lampu besar dekat akan menyala Rangkaian Kelistrikan Bodi Sistem Lampu Dengan Relay a. Rangkaian Lampu Tanda Belok 15

24 Arus positif baterai kunci kontak pada posisi IG sekering flasher, arus masuk flasher melalui terminal 49a dan keluar melalui terminal 49 sakelar lampu tanda belok (R/L) lampu pengontrol lampu tanda belok, dan masingmasing lampu dihubungkan dengan massa ke bodi. Lampu tanda belok akan menyala (R/L). Keterangan: 1. Baterai 2. Sekering 3. Kunci kontak 4. Flasher 5. Sakelar 6. Lampu b. Rangkaian Lampu Kota Gambar 3.2 Rangkaian Lampu Tanda Belok 16

25 Arus positif baterai sekering sakelar lampu kota dan pada saat sakelar pada posisi ON arus tersambung lampu kota, masing-masing lampu dihubungkan dengan massa (bodi). Lampu kota akan menyala. Gambar 3.3 Rangkaian Lampu Kota Keterangan: 1. Baterai 2. Sekering induk 3. Sekering blade 4. Sakelar lampu kota 5. Lampu c. Rangkaian Lampu Kepala (Jauh) 17

26 Arus positif baterai sekering sakelar lampu kepala (jauh) masuk ke relay melalui terminal switch kumparan relay terminal ground massa pada bodi, sedang terminal baterai relay mendapat arus positif dari baterai. Arus keluar dari relay melalui terminal beban lampu kepala (kanan dan kiri) masing-masing lampu dihubungkan dengan massa (bodi), lampu kepala menyala. Keterangan: 1. Baterai 2. Sekering induk 3. Sekering blade 4. Sekering blade 5. Main switch 6. Sakelar dim 7. Relay 8. Lampu kepala Gambar 3.4 Rangkaian Lampu Kepala 18

27 d. Rangkaian Lampu Kepala (Dekat) Arus positif baterai sekering sakelar lampu kepala (dekat) masuk ke relay melalui terminal switch kumparan relay terminal ground massa pada bodi, sedang terminal baterai relay mendapat arus positif dari baterai. Arus keluar dari relay melalui terminal beban lampu kepala (kanan dan kiri) masing-masing lampu dihubungkan dengan massa (bodi). Lampu kepala menyala. e. Rangkaian Lampu Hazard Baterai (+) sekering utama sekering komponen sakelar lampu hazard flasher lampu tanda belok massa. Arus mengalir dari baterai (+) ke flasher melalui sekering utama dan sekering komponen, kemudian diteruskan ke sakelar lampu hazard. Pada saat sakelar ON, arus dari flasher menuju lampu tanda belok R dan L menyala secara bersamaan. 19

28 Gambar 3.5 Rangkaian Lampu Hazard Keterangan: 1. Baterai 5. Sakelar lampu hazard 2. Sekering 6. Flasher 3. Sekering 7. Sakelar lampu tanda belok 4. Kunci kontak 8. Lampu f. Rangkaian Lampu Rem Arus positif baterai sekering sakelar lampu rem pada pedal yang berhubungan, pada saat posisi ON arus masuk ke lampu belakang dan masing- 20

29 masing lampu dihubungkan dengan massa (bodi). Lampu rem akan menyala pada saat pedal rem diinjak pengemudi. Keterangan: 1. Baterai 2. Sekering 3. Pedal rem 4. Lampu rem Gambar 3.6 Rangkaian Lampu Rem g. Rangkaian Lampu Kabut Arus positif baterai sekering sakelar lampu kabut masuk ke relay melalui terminal switch kumparan relay terminal ground massa pada bodi. Pada saat posisi OFF, terminal baterai relay dan terminal beban pada relay tidak terhubung dengan arus, sehingga lamu tidak menyala. Pada saat posisi ON terminal baterai dan terminal beban pada relay terhubung sehingga arus mengalir melalui lampu dan lampu akan menyala. 21

30 Keterangan: 1. Baterai 2. Fuse 3. Sakelar 4. Lampu Gambar 3.7 Rangkaian Lampu Kabut h. Rangkaian Lampu Mundur Arus positif baterai kunci kontak, pada posisi IG sekering sakelar lampu mundur (pada perseneling gigi mundur), pada saat lampu ON arus akan masuk ke lampu mundur dan masing-masing lampu dihubungkan ke massa (bodi), lampu mundur akan menyala. 22

31 Gambar 3.8 Rangkaian Lampu Mundur Keterangan: 1. Baterai 2. Fuse 3. Sakelar lampu mundur 4. Lampu i. Rangkaian Lampu Ruangan Lampu ruangan berfungsi sebagai penerangan ruang penumpang pada waktu malam hari. Cara kerja lampu ruangan adalah arus mengalir dari baterai fuse sakelar lampu. 23

32 Gambar 3.9 Rangkaian Lampu Ruangan Keterangan: 1. Baterai 2. Fuse 3. Sakelar 4. Lampu ruangan j. Rangkaian Klakson Arus positif dari baterai sakering tombol klakson. Arus dari baterai masuk ke relay pada terminal switch relay kumparan relay terminal ground relay kemudian arus positif baterai terminal baterai relay terhubung dengan terminal beban relay pada saat ON. Arus yang keluar dari relay pada terminal beban relay sakelar klakson. Apabila sakelar klakson diaktifkan maka klakson akan berbunyi. 24

33 Gambar 3.10 Rangkaian Klakson Keterangan: 1. Baterai 2. Fuse 3. Sakelar klakson 4. Relay 5. Klakson 25

34 3.2 Perancangan Interior Interior merupakan bagian yang terdapat di dalam kendaraan yang berfungsi untuk kenyamanan pengendara (pengemudi dan penumpang), diantaranya: kursi mobil atau jok, plafon, lantai, door trim, trim dan dashboard Penguat Interior Penguat berfungsi sebagai kerangka interior agar interior tidak bersentuhan langsung dengan bodi sehingga interior tersebut terlihat indah dan nyaman. Bahan yang digunakan sebagai penguat interior mobil etanol dalam proyek akhir berupa plat dengan tebal 1 mm yang dibentuk sesuai dengan konstruksi bagian dalam mobil. Alasan pemilihan bahan plat dengan tebal 1 mm adalah sebagai berikut: - Mudah dibending - Mudah dibentuk - Ringan - Ekonomis - Mudah dipotong - Pengerjaan cepat dan mudah Gambar 3.11 Plat yang akan sebagai penguat interior Pemberian penguat interior mobil hanya pada sisi-sisi tertentu, diantaranya: - Pada langit-langit kaca depan bertujuan untuk menarik beton eser ke depan agar plafon sesuai dengan kontur. 26

35 - Pada bagian pilar yang terdiri dari pilar kaca depan, pilar kaca tengah dan pilar kaca belakang yang berfungsi sebagai tempat melekatkan oscar. - Pada langit-langit pilar yang berfungsi untuk dudukan beton eser dengan cara dibor. - Pada langit-langit kaca belakang bertujuan untuk menarik beton eser ke belakang agar plafon sesuai dengan kontur. - Pada dinding mobil samping (atas dan bawah) yang bertujuan untuk menempelkan trim dengan menggunakan clip Perencanaan Kursi Mobil atau Jok Kursi mobil etanol atau jok menggunakan jok mobil Honda Civic tahun 1977 dengan kondisi jok yang telah rusak sehingga perlu dimodifikasi agar jok terlihat baru dan nyaman digunakan. Gambar 3.12 Jok Honda Civic tahun

36 Gambar 3.13 Sampel busa jok yang akan digunakan Modifikasi jok dengan cara menambah busa, mengganti kulit jok dan memperbaiki penyetelan jok serta memberi dudukan jok yang baru sehingga jok dapat sesuai dengan tinggi mobil yang dibuat Perencanaan Plafon Mobil Pembuatan plafon mobil etanol berbahan dasar oscar. Oscar dijahit sesuai dengan kontruksi pada langit-langit mobil etanol. Oscar dijahit pada bagian mendatar bodi sebagai tempat memasukan benton eser agar terbentuk pola dari plafon tersebut. Beton eser dipasang pada bagian langit-langit trim dengan cara dilubangi dengan bor. Beton yang digunakan untuk membentuk kontruksi plafon berdiameter 10 mm bertujuan agar mudah dibending dan dibentuk sesuai dengan kontuksi bodi. 28

37 Gambar 3.14 Jenis beton eser yang akan digunakan Perencanaan Lantai Mobil Pembuatan lantai mobil etanol berbahan dasar karpet. Bentuk karpet menyesuikan bentuk lantai pada mobil, umumnya karpet untuk lantai mobil berwarna gelap. Karpet interior mobil mengunakan ukuran yang tebal dan dijahit pada bagian tepi untuk menambah kenyaman dan kerapian lantai mobil Perencanaan Door Trim Pembuatan door trim terbuat dari triplek yang ukurannya disesuaikan dengan pintu mobil dilapisi busa dan ditutup oscar. Door trim dilekatkan pada pintu mobil dengan menggunakan clip pada bagian tepi-tepinya. Gambar 3.15 Contoh busa yang akan digunakan Perencanaan Trim Mobil Pembuatan trim terbuat dari triplek yang ukurannya disesuaikan dengan bagian samping mobil dilapisi busa dan ditutup oscar. Trim dilekatkan pada dinding samping mobil dengan menggunakan clip pada bagian tepi-tepinya. 29

38 3.2.7 Perencanaan Dashboard Mobil etanol menggunakan dashboard Honda Civic tahun 1977 beserta speedometernya yang dimodifikasi dengan cara dicat, dipotong pada bagian samping dan penambahan fiberglass pada bagian bawah dashboard. 30

39 30 BAB IV PEMBUATAN KELISTRIKAN BODI DAN INTERIOR MOBIL ETANOL 4.1 Pembuatan Sistem Kelistrikan Bodi Mobil Etanol Pemasangan Cover Lampu Depan Dan Belakang a) Alat dan bahan: - Isolasi - Plat 3 mm - Bor - Dempul - Kuas - Serat gelas - Resin - Katalis - Gerinda potong - Wadah (gayung) b) Langkah kerja: - Plat dipotong 150 mm dengan menggunakan gerinda potong dan dibending membentuk profil S. - Plat dibor dengan ukuran mata bor 10 mm. - Resin dicampur dengan katalis dalam wadah. - Plat profil S dipasang dan ditempelkan dengan dempul. - Pemotongan serat gelas dengan ukuran 150x150 mm. - Melaminasi dudukan, cover lampu dipasang dan diisolasi. Gambar 4.1 Pelekatan commit Dudukan to user Dengan Dempul

40 31 Gambar 4.2 Proses Laminasi Dudukan Lampu Gambar 4.3 Isolasi Sebagai Penahan Cover Lampu Gambar 4.4 Hasil Laminasi Dudukan Lampu Perakitan Rangkaian Lampu Belakang a) Alat dan bahan: - Kabel - Bolam - Soket - Isolasi - Cuter - Tang potong

41 32 b) Langkah kerja: - Pemasangan kabel bagian belakang sebanyak 5 warna (kabel lampu kota, kabel lampu rem, kabel lampu tanda belok, kabel lampu mundur dan kabel massa). - Penyambungan kabel massa (hitam) antar terminal negatif pada setiap lampu belakang. - Pemasangan kabel terminal positif pada bolam dengan warna yang berbeda (lampu tanda belok warna kuning, lampu kota warna merah, lampu rem warna hijau, lampu mundur warna orange). - Mengisolasi semua kabel agar rapi, aman dan mudah diperbaiki apabila terjadi kerusakan. Gambar 4.5 Proses Pemasangan Kabel Pada Bolam Lampu Belakang Gambar 4.6 Proses Penempatan Alur Kabel Lampu Belakang

42 33 Gambar 4.7 Proses Pengisolasian Kabel Lampu Belakang Perakitan Rangkaian Lampu Depan a) Alat dan bahan: - Kabel - Bolam - Soket - Isolasi - Cuter - Tang potong b) Langkah kerja: - Pemasangan kabel bagian depan sebanyak 6 warna (kabel lampu kepala, kabel lampu kota, kabel lampu tanda belok, kabel lampu kabut, kabel klakson dan kabel massa). - Penyambungan kabel massa (hitam) antar terminal negatif pada setiap lampu depan. - Pemasangan kabel terminal positif pada bolam dengan warna yang berbeda. - Mengisolasi semua kabel agar rapi, aman dan mudah diperbaiki apabila terjadi kerusakan.

43 34 Gambar 4.8 Perakitan Kabel Lampu Depan Bagian Kiri Penyalaan Lampu Kepala a) Alat dan bahan: - Avo meter - Kabel - Soket - Isolasi - Tang potong - Bolam - Relay - Main switch - Fuse - Main fuse - Baterai Gambar 4.9 Perakitan Lampu Depan Bagian Kanan

44 35 b) Langkah kerja: - Penyambungan kabel lampu kepala sebelah kanan dengan terminal 87 pada relay (setiap relay hanya 1 buah lampu kepala). - Penyambungan kabel lampu kepala sebelah kiri dengan terminal 87 pada relay (setiap relay hanya 1 buah lampu kepala). - Terminal 86 pada relay dihubungkan dengan kabel massa. - Terminal 85 pada relay dihubungkan dengan main switch. - Terminal 30 pada relay dihubungkan dengan fuse main fuse baterai. - Main switch dihubungkan diberi arus listrik melalui sumber (baterai). Gambar 4.10 Rangkaian Lampu Kepala Pada Mobil Etanol Keterangan: 1) Baterai 2) Sekering induk 3) Sekering blade 4) Sekering blade

45 36 5) Main switch 6) Sakelar dim 7) Relay 8) Lampu kepala Penyalaan Lampu Kota a) Alat dan bahan: - Avo meter - Kabel - Soket - Isolasi - Tang potong - Bolam - Relay - Main switch - Fuse - Main fuse - Baterai b) Langkah kerja: - Menyambung kabel lampu kota belakang dan depan secara parallel. - Menghubungkan kabel tersebut pada main switch. - Menghubungkan kabel Main switch dengan fuse dan diberi arus dari baterai.

46 37 Gambar 4.11 Rangkaian Lampu Kota Pada Mobil Etanol Keterangan: 1) Baterai 2) Sekering induk 3) Sekering blade 4) Sakelar lampu kota 5) Lampu kota Penyalaan Lampu Kabut a) Alat dan bahan: - Avo meter - Kabel - Soket - Isolasi - Tang potong - Bolam

47 38 - Fuse - Main fuse - Baterai b) Langkah kerja: - Menyambung kedua lampu kabut secara parallel. - Kabel massa dihubungkan dengan kabel massa yang lain. - Kabel positif dihubungkan dengan saklar lampu kabut. - Kabel saklar dihubungkan dengan fuse dan diberi arus listrik dari baterai. Keterangan: 1) Baterai 2) Fuse 3) Sakelar 4) Lampu Gambar 4.12 Rangkaian Lampu Kabut Pada Mobil Etanol Penyalaan Lampu Tanda Belok a) Alat dan bahan: - Avo meter - Kabel

48 39 - Soket - Isolasi - Tang potong - Bolam - Main switch - Fuse - Main fuse - Baterai b) Langkah kerja: - Menyambung kabel lampu tanda belok bagian kanan secara parallel. - Menyambung kabel lampu tanda belok bagian kiri secara parallel. - Menghubungkan kabel lampu bagian kanan dengan Main switch arah bawah dan bagian kiri dengan Main switch arah atas. - Menghubungkan kabel Main switch dengan terminal 49a pada flasher, terminal 31 dengan kabel massa. - Terminal 49 pada flasher dihubungkan dengan kontak dan fuse serta diberi arus dari baterai. Gambar 4.13 Rangkaian Lampu Tanda Belok Pada Mobil Etanol

49 40 Keterangan: 1) Baterai 2) Fuse 3) Kunci kontak 4) Flasher 5) Sakelar 6) Lampu Penyalaan Lampu Rem a) Alat dan bahan: - Avo meter - Kabel - Soket - Isolasi - Tang potong - Bolam - Fuse - Main fuse - Baterai b) Langkah pengerjaan: - Menyambung kedua lampu rem secara parallel. - Kabel massa dihubungkan dengan kabel massa yang lain. - Kabel positif dihubungkan dengan saklar lampu rem. - Kabel saklar pada pedal rem dihubungkan dengan fuse dan diberi arus listrik dari baterai.

50 41 Keterangan: 1) Baterai 2) Sekering 3) Pedal rem 4) Lampu Penyalaan Lampu Mundur a) Alat dan bahan: - Avo meter - Kabel - Soket - Isolasi Gambar 4.14 Rangkaian Lampu Rem Pada Mobil Etanol - Tang potong - Bolam - Fuse - Main fuse - Baterai

51 42 b) Langkah pengerjaan: - Menyambung kedua lampu mundur secara parallel. - Kabel massa dihubungkan dengan kabel massa yang lain. - Kabel positif dihubungkan dengan saklar lampu mundur pada transmition switch. - Kabel saklar pada transmition switch dihubungkan dengan fuse dan diberi arus listrik dari baterai. Gambar 4.15 Rangkaian Lampu Mundur Pada Mobil Etanol Keterangan: 1) Baterai 2) Fuse 3) Sakelar lampu mundur 4) Lampu Penyalaan Klakson a) Alat dan bahan: - Avo meter - Kabel dan isolasi - Soket - Tang potong - Klakson - Relay

52 43 - Fuse - Main fuse - Baterai b) Langkah pengerjaan: - Menghubungkan terminal negatif klakson dengan kabel massa (hitam). - Terminal positif klakson dihubungkan dengan terminal 87 pada relay. - Terminal 85 pada relay dihubungkan dengan saklar, kemudian saklar mendapat massa (kabel hitam). - Terminal 30 dan 86 pada relay disambung dan dihubungkan dengan fuse dan diberi arus listrik dari baterai. Gambar 4.16 Rangkaian Klakson Pada Mobil Etanol

53 44 Keterangan: 1) Baterai 2) Fuse 3) Relay 4) Sakelar 5) Klakson Penyalaan Lampu Ruangan a) Alat dan bahan: - Avo meter - Kabel - Soket - Isolasi - Tang potong - Bolam - Cover lampu - Baut - Fuse - Main fuse - Baterai b) Langkah pengerjaan: - Memasang bolam pada cover lampu. - Memasang rangkaian lampu tersebut pada plafon dengan cara dibaut. - Menyambung terminal negatif dengan kabel hitam dan menghubungkannya dengan massa. - Menghubungkan terminal positif dengan saklar. - Menghubungkan saklar dengan fuse dan diberi arus listrik dari baterai.

54 45 Gambar 4.17 Rangkaian Lampu Ruangan Pada Mobil Etanol Keterangan: 1) Baterai 2) Fuse 3) Sakelar 4) Lampu Penyalaan lampu hazard a) Alat dan bahan: - Soket - Isolasi - Tang potong - Rangkaian lampu tanda belok b) Langkah pengerjaan: - Saklar lampu hazard pada main switch sebelah kanan dihubungkan dengan lampu tanda belok bagian kanan. - Saklar lampu hazard pada main switch sebelah kiri dihubungkan dengan lampu tanda belok bagian kiri. - Saklar pada main switch diberi arus dari baterai.

55 46 Gambar 4.18 Rangkaian Lampu Hazard Pada Mobil Etanol Keterangan: 1. Baterai 5. Sakelar lampu hazard 2. Sekering 6. Flasher 3. Sekering 7. Sakelar lampu tanda belok 4. Kunci kontak 8. Lampu

56 Pembuatan Interior Mobil Etanol Pembuatan interior mobil pada mobil etanol berguna untuk kenyamanan pengemudi saat mengendarai mobil. Interior mobil etanol terbuat dari bahan yang lunak dan mudah dalam penggunaannya. Interior mobil terdiri dari dashboard, plafon, lantai, dan door trim. Proses pembuatan interior dibagi dalam beberapa tahap diantaranya pembuatan penguat pada bagian dalam mobil, pemasangan plafon, pemasangan door trim, dan pemasangan lantai mobil Pembuatan Penguat Interior Mobil Pembutan penguat interior mobil berfungsi sebagai penguat bagian dalam mobil. Penguat interior mobil juga berguna sebagai dudukan pembuatan interior dalam pemasangannya. Penguat interior mobil terbuat dari bahan yang mudah ditekuk atau dibending untuk menyesuaikan bentuk dari bagian dalam interior mobil. Penguat interior mobil etanol terbuat dari bahan plat dengan tebal 1 mm yang mudah ditekuk. Penguat interior mobil terpasang pada bagian kaki langitlangit/ plafon mobil diantaranya pada pilar pintu depan, pilar kaca tengah dan pilar kaca bagian belakang. Proses pembuatan penguat interior mobil adalah sebagai berikut: a) Alat dan bahan: - Master penguat (terbuat dari kardus) - Spidol dan pernggaris - Gunting plat - Ragum - Palu besi - Alat untuk mengkeling - Alat las asetelin - Plat dengan tebal 1 mm - Keling - Las listrik - Elektroda

57 48 b) Langkah pengerjaan: - Pembuatan penguat inbterior terlebih dahulu kita harus membuat master penguat dari interior mobil etanol dengan menggunakan kardus yang dipotong sesuai dengan bentuk kaki-kaki penguat pada bagian dalam mobil yaitu pada kaki bagian depan pintu, kaki diatas pintu, kaki kaca tengah dan kaki kaca bagian belakang. - Membuat pola sesuai master penguat pada plat yang memiliki tebal 1 mm dan dipotong dengan menggunakan gunting plat sesuai pola yang tergambar pada plat. - Membending atau menekuk plat potongan sesuai dengan bentuk rangka dari penguat pada bagian dalam mobil dengan cara dipukul-pukul mengunakan palu besi. Gambar 4.19 Pola Penguat Interior Mobil Etanol - Memasang plat pada bagian dalam interior mobil dan disesuaikan pada bagiannya kemudian plat dikeling menggunakan alat keling plat.

58 49 Gambar 4.20 Pemasangan Dan Pengelingan Penguat Interior - Penguat yang terbuat dari plat yang dilas titik agar tidak berlubang dan dapat terhubung antara penguat pilar satu dengan yang lainnya.

59 50 Gambar 4.21 Penguat Interior Bagian Samping Gambar 4.22 Penguat Interior Bagian Sudut Belakang

60 51 Gambar 4.23 Penguat Interior Bagian Bawah Gambar 4.24 Penguat Interior Bagian Belakang Pembuatan Plafon Interior Mobil

61 52 Plafon interior merupakan bagian langit-langit dari mobil yang berguna menambah keindahan bagian langit interior mobil. Plafon juga terdapat lampu ruangan sebagai penerangan bagian dalam interior saat pintu terbuka. Pembuatan plafon interior terlebih dahulu dibuat penguat berupa kawat baja. Plafon interior terbuat dari kain oscar yang dipasang memanjang sepanjang langit-langit mobil. a) Alat dan bahan: - Alat pengebor plat - Penggaris dan spidol - Tang pemotong kawat baja - Gunting kain - Alat pengeling - Kawat baja (beton eser) - Kain oscar - Lem kain b) Langkah pengerjaan: - Pembuatan plafon terlebih dahulu memberi penguat pada sekeliling langitlangit dengan menggunakan plat. - Mengebor pada bagian tepi penguat sebagai tempat penguat plafon yang terbuat dari beton eser. - Memotong beton eser sesuai dengan ukuran lebar langit interior (memajang horisontal) dan dilengkungkan sesuai kontur plafon yang dibuat pada langit interior. Gambar 4.25 Beton Eser Sebagai Penguat Plafon

62 53 - Pemasangan spon terlebih dahulu sebelum pemasangan oscar pada plafon dengan cara dilem. Gambar 4.26 Pemasangan Spon Pada Plafon - Memasang kain oscar yang telah terpasang beton pada dudukan plat yang telah dibor dan dilem pada bagian tepi kain pada bodi mobil. Gambar 4.27 Proses Pemasangan Plafon - Penarikan beton eser agar plafon kencang dan rapi. - Memasang beton eser pada kain oscar interior dan pastikan dalam keadaan terenggang dengan kencang (dengan ditarik kesegala arah).

63 54 Gambar 4.28 Penarikan Beton Eser Bagian Depan Gambar 4.29 Penarikan Beton Eser Bagian Belakang - Memotong bagian tepi kain sisa agar rapi.

64 55 Gambar 4.30 Pemotongan Sisa-Sisa Kain Plafon Pembuatan Trim Interior Mobil Trim interior terbuat dari bahan kain oscar yang membungkus busa yang terpasang pada bagian pilar-pilar interior mobil dan penguat plat pada bodi mobil. Trim interior dilekatkan pada bodi mobil dengan dibaut dan baut ditutup menggunakan karet kaca. a) Alat dan bahan: - Gunting pemotong kain oscar - Busa - Kain oscar - Lem kain oscar b) Langkah pengerjaan: - Memasang busa pada semua pilar penguat mobil. - Menutup busa dengan menggunakan kain oscar disepanjang penguat bodi mobil pastikan dalam keadaan kencang dan tidak melipat.

65 56 Gambar 4.31 Proses Pembuatan Trim Pada Pilar - Mengelem tepi kain oscar yang melekat pilar bodi mobil dan gunting sisa kain oscar yang tidak diperlukan. - Menutup guntingan kain oscar dengan karet kaca.

66 57 Gambar 4.32 Pilar Bagian Samping Atas Gambar 4.33 Pilar Bagian Samping Gambar 4.34 Trim Interior Mobil Etanol Pembuatan Door Trim Interior commit Mobil to user

67 58 Door trim berguna untuk penutup sistem engkol kaca pada bagian interior mobil terletak dibawah kaca depan, dibawah kaca tengah. Door trim juga berguna menambah keindahan interior bagian samping bodi mobil. Door trim berbentuk menyesuaikan dengan pola pada bagian engkol kaca pintu depan dan di bawah kaca tengah. Door trim pada mobil etanol berbahan dasar kayu triplek yang terbungkus kain oscar. a) Alat dan bahan: - Master door trim (terbuat dari kardus) - Spidol dan penggaris - Gergaji pemotong kayu triplek - Gunting - Kayu triplek - Busa - Kain oscar - Lem kain oscar - Clip door trim b) Langkah pengerjaan: - Pembuatan door trim terlebih dahulu membuat master sesuai dengan pola pada bodi mobil dengan menggunakan kardus. - Membuat pola pada kayu triplek dengan menggunakan pola sesuai master dan triplek dipotong sesuai dengan gambar pola pada triplek. - Memotong busa disesuaikan dengan ukuran potongan triplek dan menggunting kain oscar sesuai dengan ukuran sesuai dengan kayu triplek. - Menyusun kayu triplek yang dilapisi busa dan ditutup dengan kain kemudian dilem pada bagian tepi agar rapi sesuai dengan pola door trim interior mobil. Memasang door trim pada bagian interior mobil dengan menggunakan clip door trim untuk melekatkan door trim pada bodi mobil.

68 59 Gambar 4.35 Door Trim Interior Mobil Etanol Pembuatan Lantai Interior Mobil Lantai interior mobil terdiri dari lapisan karpet pada bagian bawah kemudian ditutupi dengan kain oscar di bagian atasnya. Pemasangan interior lantai mengikuti kontur permukaan lantai bodi dan dilekatkan pada bagian trim bodi bawah disekeliling bodi. a) Alat dan bahan: - Gunting - Kain oscar (specialict floor) - Karpet lantai b) Langkah pengerjaan: - Memotong karpet dan kain oscar sesuai kontur dan ukuran lantai mobil. - Memasang karpet pada lantai dan melekatkan pada trim bagian bawah. - Memastikan karpet terpasang kencang dan tidak terlipat.

69 60 Gambar 4.36 Lantai Mobil Etanol

70 61 Gambar 4.37 Jok Mobil Etanol 4.3 Tata Letak Perakitan Kabel Lampu Kepala Gambar 4.38 Tata Letak Kabel Lampu Kepala Keterangan: 1) Beterai 2) Sekering 3) Main switch 4) Relay 5) Lampu kepala Lampu Kota

71 62 Keterangan: 1) Baterai 2) Sekering 3) Main switch 4) Lampu kota Gambar 4.39 Tata Letak Lampu Kota Lampu Tanda Belok Gambar 4.40 Tata Letak Lampu Tanda Belok Keterangan: 1) Baterai 5) Main switch 2) Sekering 6) Right lamp 3) Kunci kontak 6a) Left lamp 4) Flasher Lampu Rem

72 63 Gambar 4.41 Tata Letak Lampu Rem Keterangan: 1) Baterai 2) Sekering 3) Main switch 4) Sakelar lampu rem 5) Lampu rem Lampu Mundur Gambar 4.42 Tata Letak Lampu Mundur Keterangan: 1) Baterai 2) Sekering 3) Main switch 4) Sakelar lampu mundur 5) Lampu mundur

73 Menentukan Jenis Kabel Tabel 4.1 Resistans Penghantar (Kabel) Instalasi Tetap Sumber: PUIL 2000 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000)

74 Menentukan Kabel Lampu Kepala P = 60 watt x 2 = 120 watt Vaccu = 12 volt L kabel= 5 meter A = 1.5 mm 2 I = P/V = 120 watt / 12 v = 10 A R = 11.9 Ω / km R = Ω / m Rt = Ω x 5 m = Ω V drop = I x Rt = 10 A x Ω = v 5% x V accu = 5/100 x 12 v = 0.6 v V drop < 5% V accu v < 0.6 v (terkoreksi) Jadi tipe kabel yang digunakan adalah NYFA, luas penampang 1.5 mm 2

75 Menentukan Kabel Lampu Kota P = 8 watt x 2 = 16 watt Vaccu = 12 volt L kabel= 5 meter A = 0.5 mm 2 I = P/V = 16 watt / 12 v = 1.33 A R = 36 Ω / km R = Ω x 5 m = 0.18 Ω V drop = I x Rt = 1.33 A x 0.18 Ω = 0.23 v 5% x V accu = 5/100 x 12 v = 0.6 v V drop < 5% V accu 0.23 v < 0.6 v (terkoreksi) Jadi tipe kabel yang digunakan adalah NYFA, luas penampang 0.5 mm 2

76 Menentukan Kabel Lampu Tanda Belok P = 20 watt x 2 = 40 watt Vaccu = 12 volt L kabel= 8 meter A = 1 mm 2 I = P/V = 16 watt / 12 v = 3.33 A R = 18.1 Ω / km R = Ω / m Rt = Ω x 8 m = Ω V drop = I x Rt = 3.33 A x Ω = v 5% x V accu = 5/100 x 12 v = 0.6 v V drop < 5% V accu v < 0.6 v (terkoreksi) Jadi tipe kabel yang digunakan adalah NYFA, luas penampang 1 mm 2

PEMBUATAN INTERIOR DAN KELISTRIKAN MOBIL BAHAN BAKAR ETANOL (BBE)

PEMBUATAN INTERIOR DAN KELISTRIKAN MOBIL BAHAN BAKAR ETANOL (BBE) PEMBUATAN INTERIOR DAN KELISTRIKAN MOBIL BAHAN BAKAR ETANOL (BBE) PROYEK AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi D-III Teknik Mesin Disusun Oleh : MUHAMMAD IQBAL HERLAMBANG

Lebih terperinci

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY KELISTRIKAN BODI Komponen-komponen kelistrikan bodi adalah komponen kelistrikan yang dilengkapi dalam bodi kendaraan termasuk komponen sistem penerangan, meter kombinasi, sistem wiper dan washer dan komponen

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT 3.1 Tujuan Perancangan Adapun tujuan dari perancangan alat ini adalah untuk menghasilkan suatu model electrical trainer yang diharapkan dapat mempermudah dalam proses

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pemeriksaan Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio No. Hasil / Kondisi Standar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 tahanan sekering voltase battery Tegangan pada

Lebih terperinci

Gambar Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18

Gambar Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18 Gambar 3.14. Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar... 16 Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18 Gambar 4.2. Bagian yang digerinda... 18 Gambar 4.3. Motor wiper yang telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Toyota TGN40 yang mempunyai spesifikasi tersendiri, berikut: Tabel 3.1Spesifikasi Lampu

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Toyota TGN40 yang mempunyai spesifikasi tersendiri, berikut: Tabel 3.1Spesifikasi Lampu BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Spesifikasi Bola Lampu Pada setiap kendaraan mempunyai spesifikasi masing-masing pada setiap sistemnya, salah satu diantaranya pada sistem penerangan pada Toyota

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN 6.1. Pendahuluan Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel

Lebih terperinci

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) 13.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Faktor keamanan dan kenyamanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 - Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Zuvitronic ZN01 sebagai pengaman sepeda motor Anda. Keunggulan Alarm ini adalah: 1. Password 3 digit. Motor tidak akan bisa dihidupkan tanpa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO..

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN LEMBAR PERSOALAN..... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN...... i ii iii SURAT PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. KATA PENGANTAR. v vi vii INTISARI... ix ABSTRACT..

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Skema Alur Kerja Pembuatan - Skema proses pembuatan alat pneumatik transfer station adalah alur kerja proses pembuatan alat pneumatik transfer station

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi BAB II DASAR TEORI Pendekatan pemecahan masalah dapat digunakan untuk merekondisi sepeda motor Honda C86 tahun 1986. Salah satu hal yang menyangkut pendekatan pemecahan masalah adalah dasar teori. Dasar

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah BAB III METODE PELAKSANAAN 1.1 Tempat Pelaksanaan Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem pengapian dan pengisian sepeda motor Yamaha

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi Sepeda Motor 4-langkah Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- langkah. Adapun spesifikasi dari mesin uji

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i HALAMAN LEMBAR PERSOALAN...... ii HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN...... iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN MOTTO..v KATA PENGANTAR.vi ABSTRACT viii DAFTAR ISI ix DAFTAR NAMA SIMBOL..

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K

CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K Laporan Tugas Akhir Disusun dalam rangka menyelesaikan Studi Diploma 3 Untuk memperoleh gelar Ahli

Lebih terperinci

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket Pemecahan Auto Light Mari kita asumsikan mobil atau truk ringan terkendala dengan lampu atau dua yang tidak bekerja. Di mana tepatnya Anda mulai? Mari kita mulai dari awal dan meneliti bagaimana pencahayaan

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

REKONDISI SISTEM KELISTRIKAN BODI PADA KENDARAAN HONDA ACCORD TAHUN 1982

REKONDISI SISTEM KELISTRIKAN BODI PADA KENDARAAN HONDA ACCORD TAHUN 1982 REKONDISI SISTEM KELISTRIKAN BODI PADA KENDARAAN HONDA ACCORD TAHUN 1982 PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

PRAKARYA. by F. Denie Wahana PRAKARYA by F. Denie Wahana (Produk Sederhana dengan Teknologi) Kompetensi Inti (KI) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016.

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016. BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Tempat Dan Waktu 1. Tempat Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem kelistrikan bodi penerangan dan motor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW. yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan

BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW. yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan 40 BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW A. Kronologi masalah Pada penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis mendapat suatu masalah yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran. kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran. kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut : 1. Tempat pembuatan alat :

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Alat Dan Bahan Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota maka alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi. 3.1.1. Alat Alat-alat yang dibutuhkan

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT

PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori yang mendukung dalam pembuatan proyek akhir. Materi yang akan dibahas adalah knedaraan medan berat, diagram kelistrikan mobil LJ 80, accu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM POWER WINDOWS PADA MOBIL KIJANG ROVER TAHUN 1989

RANCANG BANGUN SISTEM POWER WINDOWS PADA MOBIL KIJANG ROVER TAHUN 1989 RANCANG BANGUN SISTEM POWER WINDOWS PADA MOBIL KIJANG ROVER TAHUN 1989 PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: JEMY AKVIANTO NIM. I8109026 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODE PEMBUATAN BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBUATAN KELISTRIKAN BODI PADA CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE

KAJIAN PEMBUATAN KELISTRIKAN BODI PADA CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE KAJIAN PEMBUATAN KELISTRIKAN BODI PADA CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: NURSILA AMINUDIN NIM. I 8610023 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id 38 BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses PembuatanTabung Peniris Luar dan tutup Tabung luar peniris dan tutup peniris (Gambar 4.1) terbuat dari plat stainless steel berlubang dengan

Lebih terperinci

REKONDISI SISTEM KOPLING PADA MITSUBISHI L300

REKONDISI SISTEM KOPLING PADA MITSUBISHI L300 REKONDISI SISTEM KOPLING PADA MITSUBISHI L300 Disusun oleh : DHENI KRISTANTO I8611015 PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 REKONDISI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN Pengaruh penggantian koil pengapian sepeda motor dengan koil mobil dan variasi putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Honda Supra x tahun 2002 Oleh: Nuryanto K. 2599038 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada BAB IV HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada Rangka Gokart Kendaraan Gokart terdiri atas beberapa komponen pembentuk baik komponen utama maupun komponen tambahan.

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya pembuatan, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat uji, diagram alir pembuatan alat uji serta langkah-langkah

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN POLES POROS ENGKOL PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN POLES POROS ENGKOL PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN POLES POROS ENGKOL PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun oleh: SUPRIYADI I8612046 PROGRAM

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN LISTRIK PEMOTONG RUMPUT DENGAN ENERGI AKUMULATOR ABSTRAKSI

PERANCANGAN MESIN LISTRIK PEMOTONG RUMPUT DENGAN ENERGI AKUMULATOR ABSTRAKSI Jurnal Emitor Vol.14 No.2 ISSN 1411-8890 PERANCANGAN MESIN LISTRIK PEMOTONG RUMPUT DENGAN ENERGI AKUMULATOR Umar, Agus Tain, Jatmiko Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI

MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI 2010 MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI 1 P a g e Budi Waluyo, ST MESIN OTOMOTIF FT UM MAGELANG 1/1/2010 BAB I PENDAHULUAN Modul praktek ini merupakan salah satu materi pengajaran praktek kelistrikan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i HALAMAN LEMBAR PERSOALAN...... ii HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN...... iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR. vi ABSTRACT viii DAFTAR ISI ix DAFTAR NAMA SIMBOL..

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN 1997 Indra Joko Sumarjo 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

Peta Materi IV. Produk Sederhana dengan Teknologi Mekanik. Teknik Pembuatan. Mainan. dengan Teknologi. Mekanik. Teknologi Mekanik

Peta Materi IV. Produk Sederhana dengan Teknologi Mekanik. Teknik Pembuatan. Mainan. dengan Teknologi. Mekanik. Teknologi Mekanik BAB Peta Materi IV Produk Sederhana dengan Teknologi Merakit Produk Sederhana Menggunakan Teknologi Membuat Mainan dengan Teknologi Jenis-Jenis Produk Sederhana Menggunakan Peralatan Bahan dan Peralatan

Lebih terperinci

PEMASANGAN WIPER BELAKANG DAN MODIFIKASI MEKANISME PENGUNCI TUTUP TANGKI BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER TAHUN 1996

PEMASANGAN WIPER BELAKANG DAN MODIFIKASI MEKANISME PENGUNCI TUTUP TANGKI BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 PEMASANGAN WIPER BELAKANG DAN MODIFIKASI MEKANISME PENGUNCI TUTUP TANGKI BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) Oleh

Lebih terperinci

Perangkat keras Stasiun Bumi Pemantau Gas Rumah Kaca (SBPGRK) Versi 1.0 merupakan integrasi antara beberapa komponen, yakni :

Perangkat keras Stasiun Bumi Pemantau Gas Rumah Kaca (SBPGRK) Versi 1.0 merupakan integrasi antara beberapa komponen, yakni : II. PERAKITAN KOMPONEN SISTEM Perangkat keras Stasiun Bumi Pemantau Gas Rumah Kaca (SBPGRK) Versi 1.0 merupakan integrasi antara beberapa komponen, yakni : 1. Gas Analyser GA2000Plus yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan pengujian alat yang selanjutnya akan di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan untuk

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2016 to user

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2016 to user RANCANG BANGUN MESIN DOWEL UNTUK PEMBUATAN KAYU SILINDER DENGAN DIAMETER 10 SAMPAI 20 MM UNTUK INDUSTRI GAGANG SAPU DAN SANGKAR BURUNG ( Proses Produksi ) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 Muhammad Hafidz Anshori 1 dan Misbachudin 1 1) Program Studi D3 Teknik Otomotif Politeknik Hasnur Banjarmasin ABSTRAK Tingkat pencurian mobil

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN CONTAINER DAN CONVEYOR ROKOK

BAB III PERANCANGAN CONTAINER DAN CONVEYOR ROKOK BAB III PERANCANGAN CONTAINER DAN CONVEYOR ROKOK Pada bab ini akan dijelaskan tentang pembuatan perancangan container dan conveyor rokok, yang merupakan bagian dari mesin vending rokok type conveyor-elevator.

Lebih terperinci

BAB I KONSEP RANGKAIAN LISTRIK

BAB I KONSEP RANGKAIAN LISTRIK 1 BAB I KONSEP RANGKAIAN LISTRIK Definisi - Definisi Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai

Lebih terperinci

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RANCANG BAGUN MESIN PENANAM PADI (BAGIAN PROSES PRODUKSI) PROYEK AKHIR

RANCANG BAGUN MESIN PENANAM PADI (BAGIAN PROSES PRODUKSI) PROYEK AKHIR RANCANG BAGUN MESIN PENANAM PADI (BAGIAN PROSES PRODUKSI) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi D-III Teknik Mesin Produksi Oleh : ARIS DWI PURNOMO

Lebih terperinci

2.2.3 Persentil Konsep Perancangan dan Pengukuran Concept Scoring Hidrogen Karbon Monoksida 2-25

2.2.3 Persentil Konsep Perancangan dan Pengukuran Concept Scoring Hidrogen Karbon Monoksida 2-25 ABSTRAK Sepeda motor menjadi kendaraan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Selain mudah dan praktis dalam penggunaannya, konsumsi bahan bakar yang lebih rendah daripada mobil membuat

Lebih terperinci

Konsep Dasar Rangkaian. Rudi susanto

Konsep Dasar Rangkaian. Rudi susanto Konsep Dasar Rangkaian Rudi susanto 1 Rangkaian listrik? 2 Rangkaian listrik? Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran 1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran tersebut adalah.... A B. C D E 2. Sebuah perahu menyeberangi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Mainan pedal airplane merupakan suatu produk mainan yang sederhana yang terbuat dari bahan bekas plat besi,

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KESALAHAN PADA PEMASANGAN TERMINAL BATERAI KENDARAAN

PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KESALAHAN PADA PEMASANGAN TERMINAL BATERAI KENDARAAN PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KESALAHAN PADA PEMASANGAN TERMINAL BATERAI KENDARAAN Saparudin, Sukma Firdaus, Marlia Adriana Jurusan Mesin Otomotif Politeknik Negeri Tanah Laut Email : Syafar.dea@gmail.com

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR ALARM, POWER INDOW, POWER MIRROR PADA MOBIL (PENGUJIAN)

RANCANG BANGUN SIMULATOR ALARM, POWER INDOW, POWER MIRROR PADA MOBIL (PENGUJIAN) RANCANG BANGUN SIMULATOR ALARM, POWER INDOW, POWER MIRROR PADA MOBIL (PENGUJIAN) Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan metode yang akan digunakan dalam Modifikasi, baik teknik dan tahap tahap yang dilakukan untuk memodifikasi. Pada bab ini juga

Lebih terperinci

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK 24.1 Sistem EPS (ELEKTRONIK POWER STEERING) Elektronik Power Steering merupakan sistem yang membantu pengoperasian stering waktu dibelokkan dengan menggukan motor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR DiajukanKepadaFakultasTeknikUniversitasNegeriYogyakarta UntukMemenuhiSebagianPersyaratan GunaMemperolehGelarAhliMadya

Lebih terperinci

SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II

SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : YUNIAS AGIL ASKARI NIM. I 8111041 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

KONSEP RANGKAIAN LISTRIK

KONSEP RANGKAIAN LISTRIK KONSEP RANGKAIAN LISTRIK Definisi - Definisi Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Teori... 7 B. Uraian Sistem Power Window C. Cara Kerja Sistem Power Window... 22

DAFTAR ISI. BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Teori... 7 B. Uraian Sistem Power Window C. Cara Kerja Sistem Power Window... 22 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR NOTASI... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Batasan Masalah...

Lebih terperinci

PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM

PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh AGUS PURWANTO 2008 55 027 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAGIAN TRANSMISI MESIN KATROL ELEKTRIK (PULI DAN SABUK)

RANCANG BANGUN BAGIAN TRANSMISI MESIN KATROL ELEKTRIK (PULI DAN SABUK) RANCANG BANGUN BAGIAN TRANSMISI MESIN KATROL ELEKTRIK (PULI DAN SABUK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : LAKSANA RAHADIAN SETIADI NIM. I8612030

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

UNJUK KERJA ALAT PERAGA SISTEM PENERANGAN KENDARAAN MITSUBISHI L300

UNJUK KERJA ALAT PERAGA SISTEM PENERANGAN KENDARAAN MITSUBISHI L300 UNJUK KERJA ALAT PERAGA SISTEM PENERANGAN KENDARAAN MITSUBISHI L300 Trifin Adi Kurniawani 1, A Noor setyo 2, Nurhadi 3 1,2,3 Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tidar Trivinadi27@gmail.com,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989

RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989 digilib.uns.ac.id RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989 TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : ROMAT AGUNG PURNOMO

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR MOBIL LISTRIK : PEMBUATAN BODI MOBIL DAN MODIFIKASI CHASIS

LAPORAN TUGAS AKHIR MOBIL LISTRIK : PEMBUATAN BODI MOBIL DAN MODIFIKASI CHASIS LAPORAN TUGAS AKHIR MOBIL LISTRIK : PEMBUATAN BODI MOBIL DAN MODIFIKASI CHASIS Disusun guna memenuhi sebagian syarat untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Ahli Madya Teknik Mesin Disusun oleh

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI DESAIN MESIN PEMOTONG RUMPUT MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK AC 100 WATT

NASKAH PUBLIKASI DESAIN MESIN PEMOTONG RUMPUT MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK AC 100 WATT NASKAH PUBLIKASI DESAIN MESIN PEMOTONG RUMPUT MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK AC 100 WATT. Disusun untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Fakultas Teknik

Lebih terperinci