NOMOR 139 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NOMOR 139 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1

2

3

4 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 139 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI INFORMASI DAN KOMUNIKASI GOLONGAN POKOK KEGIATAN PEMROGRAMAN, KONSULTASI KOMPUTER DAN KEGIATAN YBDI BIDANG SISTEM PERENCANAAN SUMBER DAYA PERUSAHAAN (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era global saat ini, pasar bebas tidak hanya berlaku untuk komoditi barang dan jasa saja, namun termasuk tenaga kerja yang dapat bebas masuk dan keluar ke suatu negara. Indonesia sebagai negara dengan luas wilayah terbesar dan jumlah penduduk terbanyak di kawasan ASEAN menjadi pasar yang potensial bagi negara-negara lain yang di kawasan ASEAN, baik sebagai pasar barang, jasa maupun tenaga kerja. Terkait dengan pasar tenaga kerja, meskipun kebijakan terbukanya arus masuk tenaga kerja belum mulai diberlakukan, namun sudah banyak tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia di berbagai sektor dan bidang usaha. Menurut data kementerian tenaga kerja dan transmigrasi, jumlah tenaga kerja asing (TKA) adalah orang (tahun 2014), orang (tahun 2013) serta orang (tahun 2012). Sedangkan pengklasifikasian jumlah TKA berdasarkan asal negara adalah orang (Cina), (Jepang), (Korea Selatan), orang (India), orang (Malaysia), orang (Philippina), orang (Australia), orang (Amerika Serikat), 1

5 2.227 orang (Inggris), orang (Thailand) dan orang (Negara Lainnya). Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat saat ini, membuat banyak organisasi dan perusahaan berusaha mengadopsi teknologi informasi terbaru. Teknologi informasi sudah tidak lagi dipandang sebagai pelengkap, namun sudah menjadi penentu dalam meningkatkan daya saing perusahaan. Dukungan teknologi informasi terhadap bisnis umumnya diwujudkan dalam bentuk sistem informasi dan infrastruktur pendukungnya. Salah satu solusi yang cukup banyak ditawarkan saat ini adalah paket untuk mengelola sumber daya perusahaan secara menyeluruh dan terintegrasi atau dikenal dengan istilah Enterprise Resource Planning (ERP). ERP sering kali dianggap hanya sebagai software, sehingga tugas implementasi seringkali dibebankan kepada orang-orang yang berkecimpung di bidang teknologi informasi. Aspek teknikal tetap diperlukan, namun aspek konsep dalam memahami proses bisnis lintas sektoral di perusahaan dan aspek manajerial dalam rangka mengalokasi sumber daya juga sangat diperlukan agar implementasi sistem ERP dapat dilaksanakandengan tepat dan lancar. Dalam rangka mengantisipasi pasar bebas serta untuk memperkuat daya saing tenaga kerja lokal yang akan memasuki pasar kerja di sektorinformasi dan komunikasi khususnya sistem perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource planning), maka perlu disusun Standar Kompetensi Kerja Nasional indonesia (SKKNI) yang berjudul Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (Enterprise Resource Planning/ERP) di Industri Manufaktur. Klasifikasi SKKNI Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (Enterprise Resource Planning/ERP) di Industri Manufaktur berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2

6 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Klasifikasi SKKNI Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan di Industri Manufaktur dalam KBLUI KLASIFIKASI KODE JUDUL Kategori J Informasi dan Komunikasi Golongan Pokok 62 Golongan 620 Sub Golongan 6202 Kelompok Usaha Penjabaran Kelompok Usaha Kegiatan Pemrograman, Konsultasi Komputer dan Kegiatan YBDI Kegiatan Pemrograman, Konsultasi Komputer dan Kegiatan YBDI Kegiatan Konsultasi Komputer dan Manajemen Fasilitas Komputer Kegiatan Konsultasi Komputer dan Manajemen Fasilitas Komputer B. Pengertian 1. Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sekumpulan paket sistem informasi yang dibangun dan diimplementasikan sebagai fasilitator terwujudnya konsep perencanaan dan pengelolaan sumber daya organisasi yang lebih efisien di suatu organisasi. Sistem ERP mengintegrasikan informasi dan proses yang berbasis informasi di dalam dan lintas area fungsional dalam sebuah organisasi. 2. Modul ERP adalah kumpulan program komputer yang merupakan bagian dari paket sistem ERP yang memiliki fitur untuk mendukung fungsi-fungsi dan proses-proses pada perusahaan. Modul ERP secara umum terdiri dari Keuangan, Penjualan dan Distribusi, Produksi, Sumber Daya Manusia, Pemeliharaan Sarana Produksi, Manajemen Kualitas, dan Manajemen Material. 3. Fitur ERP adalah unjuk kerja perangkat lunak ERP untuk mendukung proses bisnis organisasi atau perusahaan. 3

7 4. Flowmap merupakan diagram yg menggambarkan aliran dokumen pada suatu prosedur kerja di organisasi dan memperlihatkan diagram alir yang menunjukkan arus dari dokumen, aliran data, entitas-entitas pada sistem informasi dan kegiatan operasi yang berhubungan dengan sistem informasi. 5. Analisis gap adalah perbandingan kinerja aktual dengan kinerja potensial atau yang diharapkan. Analisis gap merupakan alat evaluasi bisnis yang menitikberatkan pada kesenjangan kinerja perusahaan saat ini dengan kinerja yang sudah ditargetkan sebelumnya. Analisis gap juga mengidentifikasi tindakan-tindakan apa saja yang diperlukan untuk mengurangi kesenjangan atau mencapai kinerja yang diharapkan pada masa datang. 6. Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah atau untuk menghasilkan produk atau layanan, untuk mencapai tujuan tertentu, pada suatu organisasi. Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yangmasing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya. 7. Sistem operasi adalah software sistem yang bertugas untuk mengendalikan dan mengelola sumber daya hardware komputer serta memberikan layanan (service) untuk aplikasi komputer atau software lainnya. Aplikasi komputer biasanya berjalan di atas sistem operasi. Contoh sistem operasi seperti Microsoft Windows, Android, Linux. 8. Basis data (database) adalah sekumpulan data yang terorganisir dalam bentuk schema, table, query, report, view, store procedure, triger dan obyek lainnya untuk mendukung pemrosesan informasi bagi pengguna atau aplikasi lain. 9. Server adalah program komputer yang menerima permintaan dari aplikasi lainnya (biasanya disebut client), memproses dan kemudian merespon dalam bentuk informasi yang dibutuhkan oleh client. 4

8 10. Client adalah program komputer di personal computer (PC) atau workstation untuk mengakses server dalam rangka memperoleh layanan (service) dari server. 11. Data master adalah data utama perusahaan yang digunakan untuk transaksi, sebagai contoh: data supplier, data customer dan data produk. C. Penggunaan SKKNI SKKNI diterapkan di bidang pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi. 1. Di bidang pelatihan kerja, SKKNI digunakan dalam rangka pengembangan program pelatihan dan akreditasi lembaga pelatihankerja. 2. Dalam rangka pengembangan program pelatihan kerja, SKKNI digunakan sebagai acuan untuk: a. pengembangan kurikulum, silabus, dan modul; b. evaluasi hasil pelatihan. 3. SKKNI digunakan untuk menyusun kemasan kualifikasi nasional, okupasi atau jabatan nasional, klaster kompetensi dan/atau unit kompetensi. D. Komite Standar Kompetensi 1. Komite Standar Kompetensi Sektor Industri Kementerian Perindustrian dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No.173/M-IND/Kep/2013 tanggal 22 Maret Susunan Komite Standar tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Susunan Komite Standar Kompetensi Sektor Industri No NAMA INSTANSI 1. Kepala Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian JABATAN DALAM TIM Pengarah 5

9 No NAMA INSTANSI 2. Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian 3. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian 4. Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi 5. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian 6. Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian 7. Kepala Pusdiklat Industri Kementerian Perindustrian 8. Sekretaris Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian 9. Sekretaris Ditjen BIM Kementerian Perindustrian 10. Sekretaris Ditjen Agro Kementerian Perindustrian 11. Sekretaris Ditjen IUBTT Kementerian Perindustrian 12. Sekretaris Ditjen IKM Kementerian Perindustrian 13. Kepala Biro Hukum dan Organisasi 14. Direktur Industri Material Dasar Logam Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian 15. Direktur Industri Kimia Dasar Kementerian Perindustrian 16. Direktur Industri Kimia Hilir Kementerian Perindustrian 17. Direktur Industri Tekstil dan Aneka 18. Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan 19. Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian JABATAN DALAM TIM Pengarah Pengarah Pengarah Pengarah Ketua Sekretaris Sekretaris Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota 6

10 No NAMA INSTANSI 20. Direktur Industri Minuman dan Tembakau 21. Direktur Industri Alat Transportasi Darat 22. Direktur Industri Maritim Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 23. Direktur Industri Elektronika dan Telematika 24. Direktur Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian JABATAN DALAM TIM Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota E. Tim Perumus SKKNI Susunan tim perumus dibentuk berdasarkan Keputusan Ketua Komite Standar Kompetensi Sektor Industri Kementerian Perindustrian Nomor 257/SJ-IND/Kep/11/2015 tanggal 20 November Susunan tim perumus dapat dilihat pada Tabel 1.3. Tabel 1.3 Tim Perumus SKKNI Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (Enterprise Resource Planning/ ERP) NO. NAMA INSTANSI JABATAN DALAM TIM 1. Ahmad Juniar Politeknik STMI Jakarta Ketua 2. Triana Fatmawati Politeknik STMI Jakarta Anggota 3. Noveriza Yuliasari Politeknik STMI Jakarta Anggota 4. Jacob Saragih Politeknik STMI Jakarta Anggota 5. Ulil Hamida Politeknik STMI Jakarta Anggota 6. Fifi Lailasari Hadianastuti Politeknik STMI Jakarta Anggota 7. Ahlan Ismono Politeknik STMI Jakarta Anggota 8. Lucky Heriyanto Politeknik STMI Jakarta Anggota 9. Febriliyan Samopa Institut Teknologi Sepuluh November Anggota 10. Agung Budi Santosa CV Alpha Media Anggota 7

11 NO. NAMA INSTANSI 11. Agung Terminanto PT Suryaraya Ruberindo Industries 12. Indriyanto Widhi Nugroho PT Saprotan Utama 13. Susilo Raharjo PT Kreasi Presisi Metalindo JABATAN DALAM TIM Anggota Anggota Anggota F. Tim Verifikasi SKKNI Susunan tim verifikasi dibentuk berdasarkan Keputusan Ketua Komite Standar Kompetensi Sektor Industri Kementerian Perindustrian Nomor 258/SJ-IND/Kep/11/2015 tanggal 20 November Susunan tim verifikator dapat dilihat pada Tabel 1.4. Tabel 1.4 Susunan Tim Verifikasi SKKNI Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (Enterprise Resource Planning/ ERP) NO. NAMA INSTANSI 1. Muhammad Fajri, S.Kom., M.S.E. 2 Indah Kurnia Mahasih Lianny Pusdiklat Industri Kemenperin Politeknik STMI Jakarta 3 Hendi Dwi Hardiman Politeknik STMI Jakarta 4. Dedy Trisanto, S.Kom., M.M.S.I. Politeknik STMI Jakarta JABATAN DALAM TIM Ketua Anggota Anggota Anggota 8

12 BAB II STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA A. Pemetaan Standar Kompetensi Tabel 2.1 Peta Fungsi Kompetensi Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (Enterprise Resource Planning/ERP) di Industri Manufaktur TUJUAN UTAMA FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR Mengintegrasikan sistem perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource planning/ ERP) di industri manufaktur 1. Merencanakan proses bisnis yang ideal (improved business process) 1.1 Memetakan proses bisnis yang berjalan (existing system - as is) 1.2 Membuat proses bisnis yang ideal (improved business process - to be) Menyusun kebutuhan proses bisnis yang berjalan Menganalisis proses bisnis yang berjalan Menyusun kriteria dan ukuran proses bisnis yang sesuai kebutuhan Menghasilkan proses bisnis yang sesuai dengan kebutuhan Menyusun proses bisnis yang sesuai kebutuhan dalam bentuk dokumen 9

13 TUJUAN UTAMA FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR 1.3 Menganalisis gap antara proses bisnis yang berjalan dengan proses bisnis yang ideal Membandingkan proses bisnis yang berjalan dengan proses bisnis yang sesuai kebutuhan Membuat dokumen hasil analisis gap 1.4 Merancang rencana perpindahan (migration plan) menjadi proses bisnis yang ideal Mengevaluasi hasil analisis gap Membuat dokumen rencana perpindaha n sistem 2. Memutuskan (decide) sistem ERP 2.1 Mengevaluasi kriteria berdasarkan usulan proses bisnis yang sesuai kebutuhan pengguna Menentukan kriteria sistem ERP Mengevaluasi kriteria sistem ERP yang sesuai kebutuhan 2.2 Memilih sistem ERP berdasarkan kebutuhan transaksi operasional Mengidentifikasi kebutuhan transaksi operasional Menentukan sistem ERP berdasarkan kebutuhan transaksi operasional 10

14 TUJUAN UTAMA FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR 3. Mengkonfigurasi sistem ERP 3.1 Melakukan instalasi sistem ERP Melakukan instalasi perangkat keras dan jaringan komputer Melakukan instalasi application server dan database sistem ERP Melakukan instalasi dan konfigurasi perangkat lunak ERP Melakukan migrasi data 3.2 Menguji sistem ERP Menganalisis alternate flow dari proses bisnis Menyusun dokumen pengujian (test case) Melakukan pengujian sistem ERP sesuai kebutuhan pengguna (user acceptance test/uat) 11

15 TUJUAN UTAMA FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR 4. Mengelola jalannya sistem ERP 4.1 Mengelola data master dan pengguna Melakukan update data master Mengelola data user dan hak akses user 4.2 Melakukan perbaikan berdasarkan kebutuhan Mengaplikasikan patch baru Melakukan troubleshooting terhadap sistem ERP 4.3 Memaksimalkan jalannya sistem ERP Menerapkan modul tambahan yang belum diaktifkan secara selektif Melakukan upgrade versi perangkat lunak ERP termasuk sistem pendukung nya Mengoptimalkan kinerja sistem ERP 4.4 Menyiapkan sistem ERP dari ancaman kegagalan sistem Melakukan backup sistem ERP Mengimplementasikan keamanan sistem ERP 12

16 TUJUAN UTAMA FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR Merancang rencana pemulihan dari bencana (disaster recovery plan) B. Daftar Unit Kompetensi Tabel 2.2 Daftar Unit Kompetensi NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI 1 J Menyusun Kebutuhan Proses Bisnis yang Berjalan 2 J Menganalisis Proses Bisnis yang Berjalan 3 J Menyusun Kriteria dan Ukuran Proses Bisnis yang Sesuai Kebutuhan 4 J Menghasilkan Proses Bisnis yang Sesuai Dengan Kebutuhan 5 J Menyusun Proses Bisnis yang Sesuai Kebutuhan dalam Bentuk Dokumen 6 J Membandingkan Proses Bisnis yang Berjalan dengan Proses Bisnis yang Sesuai Kebutuhan 7 J Membuat Dokumen Hasil Analisis Gap 8 J Mengevaluasi Hasil Analisis Gap 9 J Membuat Dokumen Rencana Perpindahan Sistem 10 J Menentukan Kriteria Sistem ERP 11 J Mengevaluasi Kriteria Sistem ERP yang Sesuai Kebutuhan 12 J Mengidentifikasi Kebutuhan Transaksi Operasional 13 J Menentukan Sistem ERP Berdasarkan Kebutuhan Transaksi Operasional 14 J Melakukan Instalasi Perangkat Keras dan Jaringan Komputer 13

17 NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI 15 J Melakukan Instalasi Application server dan Database Sistem ERP 16 J Melakukan Instalasi dan Konfigurasi Perangkat Lunak ERP 17 J Melakukan Migrasi Data 18 J Menganalisis Alternate Flow dari Proses Bisnis 19 J Menyusun Dokumen Pengujian (Test Case) 20 J Melakukan Pengujian Sistem ERP Sesuai Kebutuhan Pengguna (User Acceptance Test/UAT) 21 J Melakukan Update Data Master 22 J Mengelola Data User dan Hak Akses User 23 J Mengaplikasikan Patch Baru 24 J Melakukan Troubleshooting terhadap Sistem ERP 25 J Menerapkan Modul Tambahan Yang Belum diaktifkan secara Selektif 26 J Melakukan Upgrade Versi Perangkat Lunak ERP Termasuk Sistem Pendukungnya 27 J Mengoptimalkan Kinerja Sistem ERP 28 J Melakukan Backup Sistem ERP 29 J Mengimplementasikan Keamanan Sistem ERP 30 J Merancang Rencana Pemulihan dari Bencana (Disaster Recovery Plan) C. Uraian Unit Kompetensi 14

18 KODE UNIT : J JUDUL UNIT : Menyusun Kebutuhan Proses Bisnis yang Berjalan DESKRIPSI UNIT : Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyusun kebutuhan proses bisnis yang berjalan. ELEMEN KOMPETENSI 1. Mengumpulkan data yang terkait dengan proses bisnis yang berjalan 2. Menyusun data yang dibutuhkan, terkait dengan proses bisnis yang berjalan KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Instrumen pengumpulan data disiapkan 1.2 Data terkait proses bisnis yang berjalan dikumpulkan. 1.3 Data yang dikumpulkan divalidasi dan diuji reliabilitasnya. 1.4 Data terkait proses bisnis yang berjalan dikategorikan berdasarkan jenis dokumen. 2.1 Data untuk aktivitas pengolahan data dikumpulkan berdasarkan jenis dokumen. 2.2 Data untuk aktivitas pengolahan data dibuat berdasarkan urutan aktivitas pada proses bisnis yang berjalan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk menyusun kebutuhan proses bisnis yang berjalan dimulai dari mengumpulkan data yang terkait dengan proses bisnis yang berjalan dan menyusun data yang dibutuhkan, terkait dengan proses bisnis yang berjalan. 1.2 Jenis dokumen adalah pengelompokan dokumen berdasarkan aktivitas bisnis. 1.3 Proses bisnis berjalan adalah aktivitas bisnis yang dilakukan instansi pada saat pengamatan. 1.4 Dokumen adalah sumber informasi yang tertulis. 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan Alat pengolah data Perangkat lunak pengolah kata 15

19 2.1.3 Alat cetak 2.2 Perlengkapan Alat tulis kantor (ATK) 3. Peraturan yang diperlukan 4. Norma dan standar 4.1 Norma 4.2 Standar Standard operating procedure (SOP) Standar validitas dan reliabilitas data perusahaan PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. 1.2 Metode pengujian dilakukan dengan cara tertulis dan lisan di tempat uji mempresentasikan tempat kerja. 2. Persyaratan kompetensi 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan Instrumen pengumpulan data Uji validitas dan reliabilitas Notasi/diagram flowchart Diagram rich picture dan document flowchart 3.2 Keterampilan Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan orang di berbagai departemen di instansi 16

20 3.2.2 Mengidentifikasi, mengurai, mengkategorikan, mengumpulkan data berdasarkan jenis dokumen 4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Cermat 4.2 Tepat 4.3 Komunikatif 5. Aspek kritis 5.1 Ketepatan dalam menguji validitas dan reliabilitas data yang dikumpulkan 17

21 KODE UNIT : J JUDUL UNIT : Menganalisis Proses Bisnis yang Berjalan DESKRIPSI UNIT : Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam menganalisis proses bisnis yang berjalan. ELEMEN KOMPETENSI 1. Mendefinisikan elemen-elemen proses bisnis yang sedang berjalan 2. Membuat model proses bisnis yang sedang berjalan 3. Membuat dokumen proses bisnis yang sedang berjalan KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Elemen input dan output dalam proses bisnis didefinisikan untuk memudahkan penentuan jenis-jenis dokumen yang digunakan di perusahaan. 1.2 Unit aliran dalam elemen proses bisnis didefinisikan sesuai kodefikasi yang tertera pada dokumen. 1.3 Tautan antar aktivitas proses didefinisikan berdasarkan kebutuhan akan proses bisnis. 2.1 Pemodelan proses bisnis digambarkan dalam bentuk diagram. 2.2 Peta aliran proses bisnis berjalan disusun dalam bentuk diagram. 3.1 Dokumen proses bisnis disusun sesuai dengan standar pembuatan dokumen proses bisnis. 3.2 Dokumen proses bisnis divalidasi berdasarkan standard operating procedure (SOP) perusahaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk menganalisis proses bisnis yang berjalan dimulai dari mendefinisikan elemen-elemen proses bisnis yang sedang berjalan, membuat model proses bisnis yang sedang berjalan serta membuat dokumen proses bisnis yang sedang berjalan. 1.2 Input adalah segala sesuatu yang menjadi masukan suatu proses bisnis untuk menjadi bahan dalam pemrosesan. 18

22 1.3 Output adalah segala sesuatu yang merupakan hasil dari pemrosesan. Output pada proses bisnis bisa berupa informasi, dokumen, cetakan laporan, dan sebagainya. 1.4 Pemodelan adalah proses membuat representasi atau deskripsi dari sistem nyata untuk menyederhanakan sistem sehingga dapat memudahkan kegiatan analisis dan pengembangan terhadap sistem. 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan Alat pengolah data Perangkat lunak pemodelan proses bisnis Alat cetak 2.2 Perlengkapan Alat tulis kantor (ATK) 3. Peraturan yang diperlukan 4. Norma dan standar 4.1 Norma 4.2 Standar Standard operating procedure (SOP) PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap serta pemahaman pada proses bisnis. 1.2 Metode pengujian dilakukan dengan cara tertulis dan praktik di tempat uji yang mempresentasikan tempat kerja. 19

23 2. Persyaratan kompetensi 2.1 J : Menyusun Kebutuhan Proses Bisnis yang Berjalan 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan Pemodelan sistem informasi 3.2 Keterampilan Mengoperasikan alat bantu perangkat lunak untuk menggambarkan pemodelan sistem 4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Cermat 5. Aspek kritis 5.1 Kecermatan dalam menyusun peta aliran proses bisnis berjalan dalam bentuk diagram 20

24 KODE UNIT : J JUDUL UNIT : Menyusun Kriteria dan Ukuran Proses Bisnis yang Sesuai Kebutuhan DESKRIPSI UNIT : Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam menyusun kriteria dan ukuran proses bisnis yang sesuai kebutuhan. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan kriteria proses bisnis yang sesuai kebutuhan 2. Menetapkan ukuran proses bisnis yang sesuai kebutuhan KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Kriteria proses bisnis yang sesuai kebutuhan diidentifikasi. 1.2 Kriteria proses bisnis yang sesuai kebutuhan ditetapkan. 2.1 Ukuran proses bisnis yang sesuai kebutuhan dipetakan. 2.2 Ukuran proses bisnis yang sesuai kebutuhan ditetapkan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Unit ini berlaku untuk menyusun kriteria dan ukuran proses bisnis yang sesuai kebutuhan dimulai dari menetapkan kriteria proses bisnis yang sesuai kebutuhan dan menetapkan ukuran proses bisnis yang sesuai kebutuhan. 1.2 Proses bisnis adalah kumpulan dari proses dan berisi kumpulan aktivitas yang saling berelasi satu sama lain untuk menghasilkan suatu keluaran yang mendukung pada tujuan dan sasaran strategis dari organisasi. Proses bisnis tersebut harus merupakan proses bisnis yang berorientasikan pada jumlah dan kualitas produk output, minimal dalam menggunakan sumber daya dan dapat beradaptasi sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pasar. 1.3 Kriteria proses bisnis adalah sekumpulan variabel yang digunakan untuk menampilkan secara utuh organisasi atau perusahaan selama periode waktu tertentu. 21

25 1.4 Ukuran proses bisnis adalah nilai yang digunakan untuk menjelaskan kriteria yang sesuai dengan kebutuhan organisasi atau perusahaan selama periode waktu tertentu. Ukuran bisa berupa batas minimal, batas maksimal atau range nilai. 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan Alat pengolah data Perangkat lunak pengolah kata Alat cetak 2.2 Perlengkapan Alat tulis kantor (ATK) 3. Peraturan yang diperlukan 4. Norma dan standar 4.1 Norma 4.2 Standar PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. 1.2 Metode pengujian dilakukan dengan cara tertulis. 2. Persyaratan kompetensi 22

26 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan Standar atau target sebagai landasan pengambilan keputusan 3.2 Keterampilan Berkoordinasi dengan siapa yang mencatat dan mengambil data 4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Cermat 4.2 Tepat 4.3 Komunikatif 5. Aspek kritis 5.1 Ketepatan dalam menetapkan kriteria dan ukuran proses bisnis yang sesuai kebutuhan 23

27 KODE UNIT : J JUDUL UNIT : Menghasilkan Proses Bisnis yang Sesuai Dengan Kebutuhan DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam menghasilkan proses bisnis yang sesuai dengan kebutuhan. ELEMEN KOMPETENSI 1. Mengurai data yang terkait dengan proses bisnis yang sesuai kebutuhan 2. Menyusun proses bisnis yang sesuai dengan kebutuhan KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Dokumen terkait proses bisnis yang sesuai kebutuhan diidentifikasi. 1.2 Dokumen terkait proses bisnis yang sesuai kebutuhan dikategorikan berdasarkan jenis dokumen. 2.1 Data mengenai kebutuhan input, output dan aktivitas proses bisnis yang sesuai kebutuhan dikumpulkan. 2.2 Aktivitas proses bisnis yang sesuai kebutuhan diidentifikasi. 2.3 Dokumen mengenai kebutuhan proses bisnis yang sesuai kebutuhan dibuat. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk menghasilkan proses bisnis yang sesuai dengan kebutuhan dimulai dari mengurai data yang terkait dengan proses bisnis yang sesuai kebutuhan dan Menyusun proses bisnis yang sesuai dengan kebutuhan. 1.2 Proses bisnis yang sesuai kebutuhan adalah aktivitas bisnis yang ingin dicapai oleh instansi. 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan Alat pengolah data Perangkat lunak pengolah kata Alat cetak 24

28 2.2 Perlengkapan Alat tulis kantor (ATK) 3. Peraturan yang diperlukan 4. Norma dan standar 4.1 Norma 4.2 Standar Standard operating procedure (SOP) PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. 1.2 Metode pengujian dilakukan dengan cara tertulis dan lisan di tempat uji yang mempresentasikan tempat kerja. 2. Persyaratan kompetensi 2.1 J : Menyusun Kriteria dan Ukuran Proses Bisnis yang Sesuai Kebutuhan 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan Diagram rich picture dan document flowchart 3.2 Keterampilan Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan orang di berbagai departemen di perusahaan Mengidentifikasi, mengurai, mengkategorikan, mengumpulkan data berdasarkan jenis dokumen 4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Cermat 25

29 4.2 Tepat 4.3 Komunikatif 5. Aspek kritis 5.1 Ketepatan dalam mengkategorikan dokumen 5.2 Kecermatan dan ketepatan dalam mengidentifikasi aktivitas proses bisnis yang sesuai kebutuhan 26

30 KODE UNIT : J JUDUL UNIT : Menyusun Proses Bisnis yang Sesuai Kebutuhan dalam Bentuk Dokumen DESKRIPSI UNIT : Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam menyusun proses bisnis yang sesuai kebutuhan dalam bentuk dokumen. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menggambarkan proses bisnis yang sesuai kebutuhan 2. Membuat dokumen proses bisnis sesuai kebutuhan berdasarkan analisis dokumen yang telah dilakukan KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Proses bisnis yang sesuai kebutuhan digambarkan dalam diagram rich picture. 1.2 Usulan flowmap proses bisnis yang sesuai kebutuhan disusun berdasarkan aliran data dari entitas yang terintegrasi. 2.1 Dokumen proses bisnis yang sesuai kebutuhan ditentukan berdasarkan kebutuhan dari entitas yang terintegrasi. 2.2 Dokumen bisnis yang sesuai kebutuhan dibuat berdasarkan standar dari entitas yang terintegrasi. 2.3 Dokumen bisnis yang sesuai kebutuhan divalidasi berdasarkan analisis proses bisnis sesuai kebutuhan yang telah dilakukan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk menyusun proses bisnis yang sesuai kebutuhan dalam bentuk dokumen dimulai menggambarkan proses bisnis yang sesuai kebutuhan dan membuat dokumen proses bisnis sesuai kebutuhan berdasarkan analisis dokumen yang telah dilakukan. 1.2 Rich picture adalah sebuah gambaran yang digunakan untuk menunjukan permasalahan secara detail yang tidak terikat dengan aturan penggunaan simbol. 1.3 Flowmap adalah penggambaran secara grafik urutan dan langkah kerja dari suatu aktivitas. 27

31 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan Alat pengolah data Perangkat lunak pengolah kata Perangkat lunak pemodelan bisnis Alat cetak 2.2 Perlengkapan Alat tulis kantor (ATK) 3. Peraturan yang diperlukan 4. Norma dan standar 4.1 Norma 4.2 Standar PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. 1.2 Tempat uji mempresentasikan tempat kerja yang dilengkapi dengan peralatan untuk demonstrasi/praktik. 1.3 Metode pengujian dilakukan dengan cara tertulis dan praktik. 2. Persyaratan kompetensi 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan Pemodelan sistem informasi 28

32 3.2 Keterampilan Mengoperasikan alat bantu perangkat lunak untuk menggambarkan pemodelan sistem 4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Cermat 4.2 Tepat 5. Aspek kritis 5.1 Ketepatan dalam menyusun usulan flowmap proses bisnis yang sesuai kebutuhan berdasarkan aliran data dari entitas yang terintegrasi 29

33 KODE UNIT : J JUDUL UNIT : Membandingkan Proses Bisnis yang Berjalan dengan Proses Bisnis yang Sesuai Kebutuhan DESKRIPSI UNIT : Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membandingkan proses bisnis yang berjalan dengan bisnis yang sesuai kebutuhan. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menilai proses bisnis yang berjalan dan yang sesuai kebutuhan berdasarkan standar penilaian 2. Membandingkan hasil identifikasi proses bisnis yang berjalan dengan bisnis yang sesuai kebutuhan KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Standar penilaian untuk proses bisnis ditetapkan. 1.2 Proses bisnis yang berjalan dan yang sesuai kebutuhan dinilai berdasarkan standar penilaian yang telah ditentukan. 1.3 Perbedaan proses bisnis yang berjalan dengan yang sesuai kebutuhan disimpulkan. 2.1 Dokumen proses bisnis yang berjalan dengan bisnis yang sesuai kebutuhan dibandingkan. 2.2 Prosedur proses bisnis yang berjalan dengan bisnis yang sesuai kebutuhan dibandingkan. 2.3 Persamaan atau perbedaan proses bisnis yang berjalan dengan bisnis yang sesuai kebutuhan dari hasil observasi yang telah dibandingkan, disimpulkan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Unit ini berlaku untuk melakukan perbandingan proses bisnis yang berjalan dengan proses bisnis yang sesuai kebutuhan dimulai dari menilai proses bisnis yang berjalan dan yang sesuai kebutuhan berdasarkan standar penilaian dan membandingkan hasil identifikasi proses bisnis yang berjalan dengan bisnis yang sesuai kebutuhan. 1.2 Standar penilaian adalah mekanisme, prosedur dan atau instrumen dalam melakukan penilaian. 30

34 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan Alat pengolahan data Alat cetak 2.2 Perlengkapan Alat tulis kantor (ATK) 3. Peraturan yang diperlukan 4. Norma dan standar 4.1 Norma 4.2 Standar PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. 1.2 Metode pengujian dilakukan dengan cara tertulis dan lisan di tempat uji yang mempresentasikan tempat kerja. 2. Persyaratan kompetensi 2.1 J : Menganalisis Proses Bisnis yang Berjalan 2.2 J : Menghasilkan Proses Bisnis yang Sesuai Dengan Kebutuhan 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan Proses Bisnis Dokumen dan prosedur kerja Instrumen perbandingan yang meliputi kualitas, kecepatan, tepat waktu, fleksibilitas, dan efisiensi 31

35 3.1.4 Konsep analisis gap Penilaian dalam analisis gap 3.2 Keterampilan Menentukan komponen dalam instrumen perbandingan Menguraikan perbedaan dan persamaan proses bisnis sesuai kebutuhan dengan yang berjalan dari hasil pengamatan Membuat tabel analisis gap yang memuat semua komponen standar penilaian Menginput dokumen analisis gap Melakukan analisis gap dengan benar, cepat dan tepat 4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Cermat 4.2 Tepat 4.3 Komunikatif 5. Aspek kritis 5.1 Ketepatan menyimpulkan persamaan atau perbedaan proses bisnis yang berjalan dengan bisnis yang sesuai kebutuhan dari hasil observasi yang telah dibandingkan 32

36 KODE UNIT : J JUDUL UNIT : Membuat Dokumen Hasil Analisis Gap DESKRIPSI UNIT : Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat dokumen hasil analisis gap. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menyusun dokumen hasil analisis gap 2. Memverifikasi rancangan dokumen hasil analisis gap KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Format dokumen hasil analisis gap diidentifikasi. 1.2 Format dokumen hasil analisis gap dibuat. 2.1 Rancangan dokumen hasil analisis gap dievaluasi. 2.2 Dokumen hasil analisis gap ditetapkan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Unit ini berlaku untuk membuat dokumen hasil analisis gap antara proses bisnis ideal dengan yang berjalan dimulai dari menyusun dokumen hasil analisis gap sampai memverifikasi rancangan dokumen hasil analisis gap. 1.2 Analisis gap berisi uraian persamaan dan perbedaan masingmasing dokumen dan prosedur. 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan Perangkat lunak pengolah kata Alat cetak 2.2 Perlengkapan Alat tulis kantor (ATK) 3. Peraturan yang diperlukan 33

37 4. Norma dan standar 4.1 Norma 4.2 Standar PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. 1.2 Metode pengujian dilakukan dengan cara tertulis. 2. Persyaratan kompetensi 2.1 J : Membandingkan Proses Bisnis yang Berjalan dengan Proses Bisnis yang Sesuai Kebutuhan 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan Dokumen dan prosedur kerja proses bisnis ideal dan kondisi yang berjalan 3.2 Keterampilan Membuat dokumen analisis gap 4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Cermat 4.2 Tepat 5. Aspek kritis 5.1 Ketepatan dalam membuat format dokumen hasil analisis gap 34

38 KODE UNIT : J JUDUL UNIT : Mengevaluasi Hasil Analisis Gap DESKRIPSI UNIT : Kompetensi ini mencakup pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam mengevaluasi hasil analisis gap. ELEMEN KOMPETENSI 1. Memverifikasi dokumen hasil analisis gap 2. Menentukan hal-hal yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan yang diinginkan KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Dokumen proses bisnis berjalan dan ideal diidentifikasi dalam bentuk tabel. 1.2 Tabel kelengkapan dokumen identifikasi proses bisnis berjalan dan ideal diverifikasi. 2.1 Tindakan yang diperlukan menuju proses bisnis ideal diidentifikasi. 2.2 Tindakan yang diperlukan menuju proses bisnis ideal ditentukan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Unit ini berlaku untuk mengevaluasi hasil analisis gap dimulai dari memverifikasi dokumen hasil analisis gap sampai menentukan hal-hal yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan yang diinginkan. 1.2 Dokumen proses bisnis berjalan adalah dokumen-dokumen yang digunakan dalam menjalan kegiatan bisnis yang sedang dikerjakan. 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan Alat pengolah data Perangkat lunak pengolah data Alat cetak 2.2 Perlengkapan Alat tulis kantor (ATK) 35

39 3. Peraturan yang diperlukan 4. Norma dan standar 4.1 Norma 4.2 Standar Standard operating procedure (SOP) PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. 1.2 Metode pengujian dilakukan dengan cara tertulis. 2. Persyaratan kompetensi 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan Dokumen-dokumen yang terkait proses bisnis yang berjalan dan yang ideal Proses bisnis berjalan dan proses bisnis ideal 3.2 Keterampilan Mengidentifikasi sistem berjalan dan mencatatkannya dalam bentuk tabel Memverifikasi kebutuhan dokumen proses bisnis berjalan dan ideal 4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Cermat 4.2 Tepat 36

40 5. Aspek kritis 5.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi tindakan yang diperlukan menuju proses bisnis ideal 37

41 KODE UNIT : J JUDUL UNIT : Membuat Dokumen Rencana Perpindahan Sistem DESKRIPSI UNIT : Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat dokumen rencana perpindahan sistem. ELEMEN KOMPETENSI 1. Mengidentifikasi informasi dan hal-hal terkait proses migrasi 2. Mengevaluasi pengguna dan proses migrasi 3. Menyiapkan dokumen rencana migrasi sistem KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Langkah kerja pada proses migrasi ditetapkan. 1.2 Tujuan, resiko dan CSF (Critical Success Factor) diidentifikasi. 2.1 Pengguna dan proses migrasi dipetakan dalam bentuk diagram. 2.2 Pemetaan pengguna dan proses migrasi dievaluasi. 3.1 Dokumen rencana perpindahan sistem disusun sesuai prosedur. 3.2 Dokumen rencana perpindahan sistem divalidasi dengan pengguna. 3.3 Ketidaksesuaian pada dokumen rencana perpindahan sistem diperbaiki. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Unit ini berlaku untuk membuat dokumen rencana perpindahan sistem dimulai dari mengidentifikasi informasi dan hal-hal terkait proses migrasi, mengevaluasi pengguna dan proses migrasi sampai dengan menyiapkan dokumen rencana migrasi sistem. 1.2 Langkah kerja adalah urut-urutan proses dalam menjalankan proses bisnis. 1.3 Tujuan adalah hal yang hendak dicapai dalam menjalankan proses bisnis. 1.4 Resiko adalah permasalahan atau kendala yang mungkin dihadapi dalam menjalankan proses bisnis. 38

42 1.5 Pemetaan adalah proses menggambarkan proses bisnis yang ada dalam bentuk diagram. 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan Alat pengolah data Perangkat lunak pengolah diagram Perangkat lunak pengolah kata Alat cetak 2.2 Perlengkapan Alat tulis kantor (ATK) 3. Peraturan yang diperlukan 4. Norma dan standar 4.1 Norma 4.2 Standar Standard operating procedure (SOP) PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. 1.2 Tempat uji mempresentasikan tempat kerja yang dilengkapi dengan peralatan untuk demonstrasi/praktik. 1.3 Metode pengujian dilakukan dengan cara tertulis dan praktik. 2. Persyaratan kompetensi 39

43 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan Proses bisnis yang berjalan Analisis resiko Teknik evaluasi Dokumentasi Rencana Migrasi 3.2 Keterampilan Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait Memetakan user dan proses bisnis dalam bentuk diagram Mengevaluasi suatu pemetaan user dan proses bisnis yang dihasilkan 4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Cermat 4.2 Tepat 4.3 Komunikatif 5. Aspek kritis 5.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi tujuan, resiko dan CSF (Critical Success Factor) 5.2 Ketepatan dalam memetakan pengguna dan proses migrasi dalam bentuk diagram 5.3 Ketepatan dalam menyusun dokumen rencana perpindahan sistem sesuai prosedur 40

44 KODE UNIT : J JUDUL UNIT : Menentukan Kriteria Sistem ERP DESKRIPSI UNIT : Kompetensi ini mencakup pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam menentukan kriteria sistem ERP ELEMEN KOMPETENSI 1. Mengumpulkan kriteria sistem ERP 2. Menentukan kriteria sistem ERP yang diusulkan KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Karakteristik kriteria ditetapkan berdasarkan kebutuhan sistem ERP. 1.2 Sumber kriteria sistem ERP ditentukan. 1.3 Kriteria sistem ERP dijabarkan. 2.1 Kriteria sistem ERP dibandingkan dengan sumber daya perusahaan. 2.2 Kriteria sistem ERP usulan ditentukan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Unit ini berlaku untuk menentukan kriteria sistem ERP dimulai dari mengumpulkan kriteria sistem ERP dan menentukan kriteria sistem ERP yang diusulkan. 1.2 Kriteria adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sistem ERP. 1.3 Sumber kriteria adalah dasar yang dijadikan acuan dalam menentukan kriteria sistem ERP. 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan Alat pengolah data Alat cetak 2.2 Perlengkapan Alat tulis kantor (ATK) 3. Peraturan yang diperlukan 41

45 4. Norma dan standar 4.1 Norma 4.2 Standar Standard operating procedure (SOP) PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. 1.2 Metode pengujian dilakukan dengan cara tertulis di tempat uji yang mempresentasikan tempat kerja. 2. Persyaratan kompetensi 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan Sistem ERP sesuai kebutuhan perusahaan Sumber daya yang dimiliki perusahaan 3.2 Keterampilan Menjabarkan kriteria ERP yang dibutuhkan 4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Cermat 4.2 Tepat 5. Aspek kritis 5.1 Ketepatan dalam menetapkan kriteria untuk sistem ERP yang diusulkan 42

46 KODE UNIT : J JUDUL UNIT : Mengevaluasi Kriteria Sistem ERP yang Sesuai Kebutuhan DESKRIPSI UNIT : Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam mengevaluasi kriteria sistem ERP yang sesuai kebutuhan. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menentukan indikator kriteria sistem ERP 2. Mengevaluasi kriteria sistem ERP berdasarkan indikator yang telah ditentukan KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Indikator setiap kriteria dikumpulkan. 1.2 Indikator setiap kriteria ditentukan. 2.1 Standar nilai untuk setiap indikator sistem ERP ditentukan. 2.2 Nilai indikator untuk setiap kriteria dihitung. 2.3 Kriteria sistem ERP dipilih berdasarkan nilai indikator kriteria tersebut. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Unit ini berlaku untuk mengevaluasi sistem ERP berdasarkan usulan proses bisnis yang sesuai kebutuhan dimulai dari menentukan indikator kriteria sistem ERP kemudian mengevaluasi kriteria sistem ERP berdasarkan indicator yang telah ditentukan. 1.2 Indikator adalah sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau arahan, dalam hal ini petunjuk kriteria sistem ERP. 1.3 Standar nilai adalah rentang ukuran yang dijadikan acuan dalam penilaian. 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan Alat pengolah data Perangkat lunak pengolah data Alat cetak 43

47 2.2 Perlengkapan Alat tulis kantor (ATK) 3. Peraturan yang diperlukan 4. Norma dan standar 4.1 Norma 4.2 Standar Standard operating procedure (SOP) PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. 1.2 Metode pengujian dilakukan dengan cara tertulis dan lisan di tempat uji yang mempresentasikan tempat kerja. 2. Persyaratan kompetensi 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan Definisi kriteria dan indikator 3.2 Keterampilan Membaca dan menganalisis diagram rich picture dan diagram alir yang digunakan dalam penggambaran proses untuk menilai sistem ERP Mencari, membandingkan dan membobotkan hasil penilaian sistem ERP 4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Cermat 44

48 4.2 Tepat 5. Aspek kritis 5.1 Ketepatan dalam menentukan indikator setiap kriteria 5.2 Ketepatan dalam menghitung nilai indikator untuk setiap kriteria 45

49 KODE UNIT : J JUDUL UNIT : Mengidentifikasi Kebutuhan Transaksi Operasional DESKRIPSI UNIT : Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi kebutuhan transaksi operasional. ELEMEN KOMPETENSI 1. Mengidentifikasi teknologi pada sistem berjalan 2. Mengidentifikasi modul dan fitur KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Teknologi bahasa pemrograman sistem yang berjalan diidentifikasi. 1.2 Teknologi basis data sistem ERP diidentifikasi. 1.3 Teknologi perangkat keras dan sistem operasi sistem ERP diidentifikasi. 2.1 Modul dan fasilitas penjualan sistem ERP diidentifikasi. 2.2 Modul dan fasilitas pembelian sistem ERP diidentifikasi. 2.3 Modul dan fasilitas keuangan sistem ERP diidentifikasi. 2.4 Modul dan fasilitas sumber daya manusia sistem ERP diidentifikasi. 2.5 Modul dan fasilitas produksi sistem ERP diidentifikasi. 2.6 Modul dan fasilitas persediaan sistem ERP diidentifikasi. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk mengidentifikasi kebutuhan transaksi operasional dimulai dari mengidentifikasi teknologi pada sistem berjalan dan mengidentifikasi modul dan fitur. 1.2 Penjualan adalah aktivitas bisnis yang dimulai dari pemesanan barang oleh pelanggan sampai dengan dihasilkan dokumen penagihan. 46

50 1.3 Pembelian adalah aktivitas bisnis yang dimulai dari permintaan bahan baku sampai dengan diterimanya surat penagihan dari pemasok. 1.4 Keuangan adalah aktivitas binis yang terdiri dari pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas. 1.5 Sumber daya manusia adalah aktivitas bisnis yang dimulai dari perekrutan SDM sampai pemberhentian hubungan kerja. 1.6 Produksi adalah aktivitas bisnis yang dimulai dari penerimaan bahan baku dari gudang sampai dihasilkannya barang jadi. 1.7 Persediaan adalah aktivitas bisnis yang terjadi dalam gudang yang terdiri dari penerimaan dan pengeluaran bahan baku, bahan setengah jadi dan barang jadi. 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan Alat pengolah data Perangkat lunak pengolah data Alat cetak 2.2 Perlengkapan Alat tulis kantor (ATK) 3. Peraturan yang diperlukan 4. Norma dan standar 4.1 Norma 4.2 Standar Standard operating procedure (SOP) PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. 47

51 1.2 Tempat uji mempresentasikan tempat kerja yang dilengkapi dengan peralatan untuk demonstrasi/praktik. 1.3 Metode pengujian dilakukan dengan cara tertulis dan praktik. 2. Persyaratan kompetensi 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan Volume dan frekuensi transaksi operasional 3.2 Keterampilan Melakukan komunikasi dengan pihak terkait 4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Cermat 4.2 Tepat 4.3 Komunikatif 5. Aspek kritis 5.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi teknologi perangkat keras dan sistem operasi 48

52 KODE UNIT : J JUDUL UNIT : Menentukan Sistem ERP Berdasarkan Kebutuhan Transaksi Operasional DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang diperlukan untuk menentukan sistem ERP berdasarkan kebutuhan transaksi operasional. ELEMEN KOMPETENSI 1. Mengidentifikasi pembiayaan 2. Menentukan kriteria kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Komponen-komponen pembiayaan ditentukan. 1.2 Besar komponen biaya ditetapkan. 2.1 Kriteria aplikasi, basis data, sistem operasi dan perangkat keras ditentukan berdasarkan kebutuhan dan biaya. 2.2 Daftar aplikasi, basis data, sistem operasi dan perangkat keras yang sesuai kriteria dijabarkan. 3. Memilih sistem ERP 3.1 Daftar aplikasi, basis data, sistem operasi dan perangkat keras yang sesuai kriteria diseleksi 3.2 Sistem ERP ditetapkan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk menentukan sistem ERP berdasarkan kebutuhan transaksi operasional dimulai dari mengidentifikasi pembiayaan, menentukan kriteria kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak dan memilih sistem ERP. 1.2 Pembiayaan adalah kebutuhan biaya dalam pengadaan sistem ERP disesuaikan dengan kemampuan keuangan instansi. 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan Alat Pengolah data Perangkat lunak pengolahan data 49

53 2.2 Perlengkapan Alat tulis kantor (ATK) 3. Peraturan yang diperlukan 4. Norma dan standar 4.1 Norma 4.2 Standar Standard operating procedure (SOP) PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan melakukan komunikasi di tempat kerja. Penilaian harus dilakukan di tempat yang sesuai dengan keadaan normal atau secara simulasi dilakukan di tempat yang mendekati kondisi kerja sebenarnya. 1.2 Metode pengujian dilakukan dengan cara tertulis dan lisan. 2. Persyaratan kompetensi 2.1 J : Mengidentifikasi Kebutuhan Transaksi Operasional 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan Tahapan dan aspek dalam penerapan sistem ERP 3.2 Keterampilan yang diperlukan Menganalisis kelayakan keuangan dari rencana investasi sistem ERP Menyeleksi sistem ERP dan vendor menggunakan teknik pengambilan keputusan 50

54 4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Cermat 4.2 Teliti 5. Aspek kritis 5.1 Ketepatan dalam menentukan sistem ERP berdasarkan kriteria yang telah ditentukan 51

55 KODE UNIT : J JUDUL UNIT : Melakukan Instalasi Perangkat Keras dan Jaringan Komputer DESKRIPSI UNIT : Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam melakukan instalasi perangkat keras dan jaringan komputer. ELEMEN KOMPETENSI 1. Memilih perangkat keras sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan 2. Memasang perangkat keras 3. Menentukan jaringan komputer yang dibutuhkan KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Kebutuhan spesifikasi teknis perangkat keras diidentifikasi sesuai transaksi operasional yang didukung oleh sistem ERP. 1.2 Spesifikasi teknis perangkat keras dikumpulkan berdasarkan informasi resmi dari vendor. 1.3 Spesifikasi perangkat keras dievaluasi kesesuaiannya dengan kebutuhan transaksi operasional. 2.1 Perangkat keras dipasang sesuai prosedur instalasi dari vendor. 2.2 Perangkat keras terpasang dipastikan berfungsi dengan baik. 3.1 Kebutuhan spesifikasi teknis perangkat jaringan komputer diidentifikasi sesuai transaksi operasional perusahaan. 3.2 Spesifikasi teknis perangkat jaringan komputer dikumpulkan berdasarkan informasi resmi dari vendor. 3.3 Spesifikasi teknis perangkat jaringan komputer dievaluasi kesesuaiannya dengan kebutuhan transaksi operasional. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Unit ini berlaku untuk melakukan instalasi perangkat keras dan jaringan komputer dimulai dari memilih perangkat keras sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan, memasang perangkat keras serta menentukan jaringan komputer yang dibutuhkan. 52

LAMPIRAN NOMOR 128 TAHUN 2015 TENTANG BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN NOMOR 128 TAHUN 2015 TENTANG BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK

Lebih terperinci

NOMOR 136 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN

NOMOR 136 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK

Lebih terperinci

NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN

NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA PROFESIONAL, ILMIAH, DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK

Lebih terperinci

NOMOR 170 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN

NOMOR 170 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 170 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 396 TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 396 TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 396 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA PROFESIONAL, ILMIAH, DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK

Lebih terperinci

NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG BAB I PENDAHULUAN

NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FORMAT PENULISAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI)

STRUKTUR DAN FORMAT PENULISAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) 15 2012, No.364 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA STRUKTUR DAN FORMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan.

BERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber:

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber: BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

ABSTRAK ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM SOP(STANDARD OPERATING PROCEDURE)UNTUK PENERAPAN STANDAR PRODUKSI PADA PT.BERKAH LOGAM MAKMUR

ABSTRAK ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM SOP(STANDARD OPERATING PROCEDURE)UNTUK PENERAPAN STANDAR PRODUKSI PADA PT.BERKAH LOGAM MAKMUR ABSTRAK ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM SOP(STANDARD OPERATING PROCEDURE)UNTUK PENERAPAN STANDAR PRODUKSI PADA PT.BERKAH LOGAM MAKMUR Skripsi ini membahas mengenai standar produksi pada PT Berkah Logam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan,

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Surat Surat adalah alat komunikasi antara dua pihak yang berupa tulisan dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain adalah untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI PENGOLAHAN DATA

STRUKTUR DAN FUNGSI PENGOLAHAN DATA STRUKTUR DAN FUNGSI PENGOLAHAN DATA FUNGSI PENGOLAHAN DATA Struktur suatu organisasi adalah pengelompokan logis fungsi-fungsi dan orangorang yang terlibat didalamnya. Sebelum suatu aktivitas dijalankan,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan beberapa hal dasar yang meliputi latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan, dan sistematika pembahasan tugas akhir ini. 1.1 Latar belakang Grosir Abiami

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI POPULASI DAN HISTORIKAL UNIT ALAT-ALAT BERAT PADA PT. DAYA KOBELCO CONSTRUCTION MACHINERYINDONESIA

SISTEM INFORMASI POPULASI DAN HISTORIKAL UNIT ALAT-ALAT BERAT PADA PT. DAYA KOBELCO CONSTRUCTION MACHINERYINDONESIA SISTEM INFORMASI POPULASI DAN HISTORIKAL UNIT ALAT-ALAT BERAT PADA PT. DAYA KOBELCO CONSTRUCTION MACHINERYINDONESIA M. Rosyid Saputra, Slamet Riyadi 1 Abstraksi Sistem informasi dan teknologi komputer

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Informasi Geospasial Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial Badan Informasi Geospasial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan untung atau malah merugi. Pendapatan (Revenues) adalah kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan untung atau malah merugi. Pendapatan (Revenues) adalah kenaikan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pendapatan merupakan salah satu tujuan didirikannya sebuah usaha. Dengan adanya pendapatan itu berarti sebuah usaha masih berjalan dan layak untuk dipertahankan walaupun

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK

Lebih terperinci

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1197, 2017 BKPM... Kinerja. Perubahan Kedua. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Apotek Cibatu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Apotek Cibatu BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Apotek Cibatu Antapani Bandung. 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dengan adanya keinginan

Lebih terperinci

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL - 6 - LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Sistem Informasi (SI) terus berkembang seiring dengan kebutuhan perusahaan untuk mendukung bisnis dari perusahaan tersebut yang dapat memberikan pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I. 1 Hasil Produksi PT. Sampoerna Jaya Sentosa Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I. 1 Hasil Produksi PT. Sampoerna Jaya Sentosa Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Sampoerna Jaya Sentosa (PT. SJS) merupakan perusahaan manufaktur yang berfokus di bidang tekstil. PT. SJS berdiri dan beroperasi sejak tahun 2002 dengan nama PT.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Informasi Umum Pendidikan Tinggi Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia dijabarkan bahawa Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Daftar Isi Kata Pengantar Pembentukan struktur organisasi baru Kementerian Perindustrian yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Perindustrian nomor 105/M-IND/

Lebih terperinci

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. BAB XX DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 400 Susunan organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komputer merupakan sarana pengolahan data dalam membantu manusia untuk dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan dengan lebih cepat, tepat dan akurat. Aplikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada era globalisasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Dengan adanya teknologi informasi, maka dapat membantu berbagai kegiatan di semua

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN pada RUDI AGENCY

SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN pada RUDI AGENCY SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN pada RUDI AGENCY Oleh : Sofian Horas H Siregar, (sofyanhoras@gmail.com) Dosen Pembimbing : Rinci Kembang Hamsari Program studi : Sistem Informasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam meningkatkan kinerja dalam dunia bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam meningkatkan kinerja dalam dunia bisnis. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, Teknologi Informasi mengalami pengembangan yang sangat pesat dari waktu ke waktu. Teknologi Informasi menjadi sesuatu yang sangat penting dalam meningkatkan

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN 39 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Permasalahan Dukungan SIMPEG yang berkualitas bagi Badan Litbang Pertanian merupakan suatu keharusan agar mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi stakeholder.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Tahap implementasi sistem ini merupakan suatu tahap penerapan dari analisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kebutuhan dari sistem

Lebih terperinci

Organisasi. struktur. Kementerian Perindustrian

Organisasi. struktur. Kementerian Perindustrian Organisasi struktur Kementerian Perindustrian 2 3 Daftar Isi Kata Pengantar 3 4 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kata Pengantar Struktur Organisasi Kementrian Perindustrian Arah Kebijakan Pembangunan

Lebih terperinci

KESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN

KESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN Direktorat Industri Elektronika dan Telematika Ditjen IUBTT Kementerian Perindustrian KESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN Disampaikan pada Sosialisasi SKKNI Kementerian Komunikasi

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 5

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 5 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 5 outline Mekanisme Pengambilan Keputusan Metode Pengembangan Sistem ERP Kerangka Kerja Pemilihan Solusi Kriteria Evaluasi Mekanisme pengambilan keputusan Sistem

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI PERUNTUKAN... i AYAT SUCI AL-QURAN... ii PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiii BAB

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

PERTEMUAN 13 STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK PERTEMUAN 13 STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK Strategi Pengujian Strategi uji coba perangkat lunak dilakukan untuk memudahkan para perancang untuk menentukan keberhasilan system yang telah dikerjakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis tidak terlepas dari perkembangan teknologi, teknologi membantu perusahaan untuk mempertahankan bahkan mengembangkan competitive advantage

Lebih terperinci

PROSES MODEL DESAIN PERANGKAT LUNAK

PROSES MODEL DESAIN PERANGKAT LUNAK PROSES MODEL DESAIN PERANGKAT LUNAK Di Susun Oleh : Linda Liana 41813120100 Dosen Pengampu : Wahyu Hari Haji M.Kom FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDY SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015

ANALISIS SISTEM. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 ANALISIS SISTEM Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 ANALISIS SISTEM Analisis sistem adalah mendefinisikan kebutuhan terkait sistem yang akan dikembangkan. Hasil akhir dari tahap analisis di

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER

III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER 11.1 Sistem Berbasis Komputer (Computer-based System) Sistem berbasis komputer bertujuan untuk mendukung berbagai fungsi bisnis atau untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai langkah yang harus diterapkan agar penelitian dan proses perancangan sistem informasi dapat dilakukan secara terarah dan memudahkan dalam analisis

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari PENGEMBANGAN SISTEM Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SISTEM Kebutuhan Pengembangan g Sistem Terstruktur Proses Konstruksi Sistem 1. Mengidentifikasi masalah besar TI untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi komputerisasi yang berkembang pesat saat ini sudah menjadi salah satu sarana perusahaan untuk berkompetisi dan bertahan di era globalisasi ini. Salah satu

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING RUANG LINGKUP MATAKULIAH Materi Pengantar ERP Sistem dan Rekayasa ERP Pemetaan Proses Siklus ERP ERP: Sales, Marketing & CRM ERP: Akuntansi, Keuangan ERP: Produksi, Rantai

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Arus Kas Pada Kredit Rumah Tangga Berbasis Web

Rancang Bangun Aplikasi Arus Kas Pada Kredit Rumah Tangga Berbasis Web 95 Rancang Bangun Aplikasi Arus Kas Pada Kredit Rumah Tangga Berbasis Web Edi Tekat Bronto Waluyo 1, Adeliani Dita Mayasari 2 1 Dosen STMIK Bina Sarana Global, 2 Mahasiswa STMIK Bina Sarana Global Email

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.280/LATTAS/XI/2014

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.280/LATTAS/XI/2014 LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.280/LATTAS/XI/2014 TENTANG PEDOMAN TATA CARA KAJI ULANG STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

SISTEM PELAYANAN TERPADU PADA PT. SRIKANDI PALEMBANG

SISTEM PELAYANAN TERPADU PADA PT. SRIKANDI PALEMBANG SISTEM PELAYANAN TERPADU PADA PT. SRIKANDI PALEMBANG Dwi Irwinsyah Feri Anugrah Putra Hendri Chandra Jurusan Sistem Informasi STMIK PalComTech Palembang Abstrak PT. Srikandi Palembang adalah suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fajar Kerupuk Bawang berdiri sejak tahun 1999 dan sudah mengenalkan produk pada tahun 2000. Usaha kerupuk ini memiliki toko yang kecil, namun mengutamakan pesanan dan

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK Aprilia Sulistyohati, S.Kom Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Your Logo DASAR PENGUJIAN PL PENGUJIAN : proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan

Lebih terperinci

MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM

MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK NAMA : RANI JUITA NIM : 41813120165 DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 A. DESAIN PERANGKAT

Lebih terperinci

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi OBJEK PEMBELAJARAN Definisi ERP Manfaat Penerapan ERP Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP Haryono Setiadi, M.Eng STMIK Sinar Nusantara Modul standart yg terintegrasi dengan ERP Definisi Sistem Informasi Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Perancangan tingkat usability. Analisis. Identifikasi Pola Interaksi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Perancangan tingkat usability. Analisis. Identifikasi Pola Interaksi 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Proses Pra Penelitian 1. Penentuan lokasi dan variabel penelitian 2. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan 3. Pengumpulan data yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Menentukan objek penelitian adalah langkah awal yang harus diputuskan oleh seorang peneliti, karena objek penelitian adalah tempat dimana peneliti

Lebih terperinci

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 4 TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM Dasar-dasar Pengujian Perangkat Lunak Dasar-dasar Pengujian Perangkat Lunak. Pengujian White Box.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi sistem ERP (Enterprise Resources Planning) merupakan teknologi informasi yang memiliki peranan penting dan berinteraksi dengan sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Triwulan I Berdasarkan PP No. 39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2012 Laporan Konsolidasi Program Dirinci

Lebih terperinci

NOMOR 377 TAHUN 2015

NOMOR 377 TAHUN 2015 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 377 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI INDUSTRI PENGOLAHAN GOLONGAN POKOK INDUSTRI TEKSTIL

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 6 KSI LANJUT ERP (Bagian 1) Pemahaman Enterprise Resource Planning (ERP). Karakter Sistem. Pemahaman Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah

Lebih terperinci

Model Sistem Umum Perusahaan.

Model Sistem Umum Perusahaan. Model Sistem Umum Perusahaan putritaqwa.si@gmail.com Definisi Model Adalah penyederhanaan (abstraction) dari sesuatu yang mewakili sejumlah objek atau aktivitas yang disebut entitas (entity) Jenis-jenis

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) MODEL B. Nama : Edi Saputra Kelas : 5.01 Nim : Semester : V

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) MODEL B. Nama : Edi Saputra Kelas : 5.01 Nim : Semester : V KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI F A K U L T A S E K O N O M I Kampus : Jl. Politeknik Senggarang Tlp (0771) 7004643; Fax. (0771) 7038999 PO BOX 155 Tanjungpinang 29125

Lebih terperinci

LAMPIRAN X : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR BIDANG PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

LAMPIRAN X : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR BIDANG PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK LAMPIRAN X : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR BIDANG PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN PLTU BATUBARA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. struktur organisasi dan pembagian tugas berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No.

BAB III METODOLOGI. struktur organisasi dan pembagian tugas berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No. BAB III METODOLOGI 3.1 Gambaran Umum Instansi 3.1.1 Sejarah Berdiri Kementerian Pertanian terdiri dari beberapa unit Eselon I dengan tujuan struktur organisasi dan pembagian tugas berdasarkan Keputusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENGADAAN BARANG PADA PT PUPUK SRIWIDJAJA (Persero) KANTOR PEMASARAN PUSRI DAERAH LAMPUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENGADAAN BARANG PADA PT PUPUK SRIWIDJAJA (Persero) KANTOR PEMASARAN PUSRI DAERAH LAMPUNG PERANCANGAN APLIKASI PENGADAAN BARANG PADA PT PUPUK SRIWIDJAJA (Persero) KANTOR PEMASARAN PUSRI DAERAH LAMPUNG RIFKI PUSPA WARDANI* 1 Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No. 26 Labuhan Ratu Bandar Lampung 35142

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan, latar belakang, gambaran sistem, batasan masalah, perincian tugas yang dikerjakan, dan garis besar penulisan skripsi. 1.1. Tujuan 1. Merancang dan merealisasikan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian distribusi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian distribusi 29 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian distribusi di CV Bimandiri, yang akan dibahas dalam penelitian ini. 3.1.1.

Lebih terperinci

NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG BAB I PENDAHULUAN

NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN

Lebih terperinci

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN DAN KELAS JABATAN SERTA TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. minimal harus dipenuhi sehingga aplikasi ini dapat berjalan dengan baik.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. minimal harus dipenuhi sehingga aplikasi ini dapat berjalan dengan baik. BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Tahap implementasi program merupakan suatu tahap penerapan dari analisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kebutuhan sistem ini terdiri

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 02- Pemetaan Proses & Siklus ERP PENGELOLAAN PROYEK ERP Lingkungan struktur organisasi dalam implementasi ERP bisa disesuaikan dengan kebutuhan, karena struktur organisasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN DATA PELAYANAN PERBAIKAN MOBIL DAN PENJUALAN SPAREPART PADA PT NUSA SARANA CITRA BAKTI DENGAN MENGGUNAKAN DELPHI

APLIKASI PENGOLAHAN DATA PELAYANAN PERBAIKAN MOBIL DAN PENJUALAN SPAREPART PADA PT NUSA SARANA CITRA BAKTI DENGAN MENGGUNAKAN DELPHI APLIKASI PENGOLAHAN DATA PELAYANAN PERBAIKAN MOBIL DAN PENJUALAN SPAREPART PADA PT NUSA SARANA CITRA BAKTI DENGAN MENGGUNAKAN DELPHI 2007 DAN SQL. SERVER 2008 Agung Perdana Jurusan Manajemen Informatika

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia No.1212, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Sistem Elektronik. Pertimbangan Teknis. Rekomendasi. Surat Keterangan. Tanda Pendaftaran. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Dari hasil studi di lapangan menunjukan bahwa sistem yang sedang berjalan di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan teknologi yang semakin cepat, memicu sebagian besar perusahaan untuk mempercepat proses bisnis mereka.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Tentang Departemen Perindustrian 3.1.1 Sejarah Departemen Perindustrian (depperin) adalah salah satu departemen dalam pemerintahan Republik Indonesia yang mempunyai

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BERKAS USUL KENAIKAN PANGKAT PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BERKAS USUL KENAIKAN PANGKAT PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BERKAS USUL KENAIKAN PANGKAT PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Mirza Abdillah 1*, Haeruddin 2, Bambang Cahyono 3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010

RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010 RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010 Gol Alokasi JUMLAH FORMASI 328 I. UNIT FASILITATIF 30 SEKRETARIAT JENDERAL 30 1 Biro Perencanaan 3 Penyusun Program

Lebih terperinci