Validasi Metode Analisis Kolesterol dalam Telur dengan HPLC-ELSD. (Method Validation of Cholesterol Analysis in Egg Using HPLC-ELSD)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Validasi Metode Analisis Kolesterol dalam Telur dengan HPLC-ELSD. (Method Validation of Cholesterol Analysis in Egg Using HPLC-ELSD)"

Transkripsi

1 Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Desember 2013 ISSN Vol. 18 (3): Validasi Metode Analisis Kolesterol dalam Telur denan HPLC-ELSD (Method Validation of Cholesterol Analysis in E Usin HPLC-ELSD) Hanifah Nuryani Lioe*, Tika Setianinrum, Ririn Anraeni ABSTRAK Metode analisis kolesterol dalam telur menunakan instrumen kromatorafi cair kinerja tini (HPLC) yan dilenkapi denan detektor evaporative liht scatterin (ELSD) divalidasi dalam penelitian ini. Kolom silika dan campuran tunal fase erak yan terdiri atas 90% heksana dan 10% isopropanol dipakai untuk menentukan kolesterol denan HPLC. Kolesterol terdeteksi pada waktu retensi 1,5 menit memakai standar kolesterol dan kondisi HPLC-ELSD: suhu evaporasi 50 ºC, tekanan udara 2,2 bar, dan laju alir fase erak 2 ml/min. Linearitas metode analisis kolesterol menunakan matriks sampel telur dicapai pada konsentrasi µ/ sampel, denan R 2 >0,990. Limit deteksi instrumen dan limit kuantifikasi berturut-turut diperoleh pada konsentrasi larutan kolesterol 1,07 dan 3,56 µ/ml. Hasil uji rekoveri denan metode penambahan kolesterol standar dalam matriks sampel telur pada konsentrasi rendah (50 µ/), sedan (250 µ/), dan tini (3000 µ/) masin-masin adalah 122,13, 108,23, dan 44,71%, denan nilai presisi masin-masin 5,26, 4,29, dan 10,11%. Limit deteksi metode diketahui pada konsentrasi 2,30 µ/. Reprodusibilitas intralab untuk menanalaisis sebuah sampel telur adalah 0,04%. Metode analisis kolesterol dalam telur ini dinyatakan valid apabila diunakan untuk analisis kolesterol pada konsentrasi rendah dan sedan dalam sampel. Kata kunci: HPLC-ELSD, kolesterol, telur, validasi metode ABSTRACT A method usin hih-performance liquid chomatoraphy (HPLC) coupled with an evaporative liht-scatterin detector (ELSD) for the determination of cholesterol in e was validated. A silica column and a binary mixture of hexane and isopropanol (90:10) as a mobile phase were used to separate cholesterol. Cholesterol was detected at 1.5 min usin cholesterol standard and HPLC-ELSD condition: evaporation temperature 50 ºC, air pressure 2.2 bars, and flow rate of mobile phase 2 ml/min. A method linearity for the cholesterol analysis in e as a sample matrix was obtained at a rane of 50 to 3000 µ/ sample, with R 2 > Instrument detection limit and limit of quantitation were determined at 1.07 and 3.56 µ/ml, respectively. Recovery test results by spikin cholesterol standard in e sample at low, medium, and hih concentrations (50, 250 and 3000 µ/ ) were , , and 44.71%, respectively. Their correspondin repeatability values were 5.26, 4.29, and 10.11%. Method detection limit and intralab reproducibility (to analyze a sample) were observed at 2.30 µ/ and 0.04%. The method is valid for cholesterol analysis in e at low and medium concentrations. Keywords: cholesterol analysis, e, HPLC-ELSD, method validation PENDAHULUAN Kolesterol merupakan jenis steroid yan palin dikenal denan 27 atom karbon. Kolesterol hanya ditemukan pada panan yan berasal dari hewan. Berikut adalah beberapa contoh kandunan kolesterol dalam produk panan berdasarkan hasil penelitian USDA (2011). Kandunan kolesterol dalam produk dain dan olahannya adalah m/100, untuk produk telur dan olahannya mencapai m/100, untuk produk ikan dan olahannya mencapai m/100, dan produk ayam dan olahannya mencapai m/100. Menurut anjuran yan dikeluarkan oleh USDA (2011), produk panan yan menandun lebih dari 300,00 m/100 sebaiknya dihindari, terutama penaruhnya Departemen Ilmu dan Teknoloi Panan, Fakultas Teknoloi Pertanian, Institut Pertanian Boor, Kampus IPB Darmaa, Boor * Penulis korespondensi: hanilioe@hotmail.com terhadap risiko penyakit jantun koroner (Ference et al. 2012). Kolesterol pun dapat membentuk produk hasil oksidasi kolesterol dalam panan olahan selama proses pemanasan, contohnya pada penolahan pasta yan menandun telur. Kecukupan asupan kolesterol yan dibutuhkan oleh tubuh dapat diperoleh dari bahan panan yan dikonsumsi sehari-hari. Informasi menenai kadar kolesterol dari berbaai bahan panan yan dikonsumsi setiap harinya sanat pentin untuk diketahui meninat setiap jenis bahan panan memiliki kandunan kolesterol yan berbedabeda. Kadar kolesterol di dalam bahan panan dapat diukur denan berbaai metode, akan tetapi tahap yan palin kritis dalam metode analisis kolesterol adalah tahap persiapan sampel. Analisis diawali denan proses ekstraksi; proses ini dipenaruhi oleh banyak hal. Salah satu hal pentin yan menentukan dalam proses ekstraksi adalah matriks bahan panan (Min & Steenson 1998). Matriks bahan panan adalah jarinan makanan tempat zat izi terperankap.

2 ISSN JIPI, Vol. 18 (3): Proses persiapan sampel berupa hidrolisis oleh asam dapat diunakan untuk menhilankan interaksi yan menhambat ekstraksi komponen taret. Menurut Min dan Streenson (1998), hidrolisis oleh asam dapat memecah ikatan kovalen dan ikatan ionik pada sampel sehina ikatan antara senyawa taret dan komponen matriks sampel dapat terlepas. Hal ini menyebabkan senyawa taret mudah diekstraksi. Berdasarkan penelitian Osman dan Chin (2006), kolesterol dapat dideteksi dan ditentukan kuantitasnya denan menunakan beberapa metode seperti spektrofotometer UV-VIS, kromatorafi as (GC), dan kromatorafi cair kinerja tini (HPLC) denan detektor UV. Denan metode spektrofotometer UV- VIS kolesterol dapat dideteksi hina konsentrasi 14 µ/ml, denan menunakan GC kolesterol terdeteksi hina 4,00 µ/ml, dan denan menunakan HPLC-UV terdeteksi hina 0,08 µ/ml. HPLC yan dipadu denan detektor evaporative liht scatterin detector (ELSD) masih jaran diunakan untuk analisis kolesterol, akan tetapi menurut Letter (1992), HPLC-ELSD dapat diunakan untuk menklasifikasikan fosfolipid (kolesterol, fosfatidiletanolamin, fosfatidilserin, fosfatidikolin, dan spinomielin) pada konsentrasi 350 µ/µl. Metode analisis yan tidak baku dan yan dikembankan suatu laboratorium, serta metode baku yan diunakan di luar linkup yan dimaksudkan memerlukan proses validasi metode (Hadi 2007). Validasi metode adalah suatu proses untuk menkonfirmasi bahwa prosedur analisis yan dilakukan untuk penujian tertentu sesuai denan tujuan yan diharapkan (Huber 2001). Tujuan penelitian ini adalah memvalidasi analisis kolesterol dalam bahan panan denan matriks sampel telur denan menunakan metode deteksi HPLC-ELSD. Validasi metode analisis terdiri atas uji presisi instrumen, spesifisitas, linearitas metode, limit deteksi instrumen (LDI) dan limit kuantifikasi, rekoveri, keterulanan, metode deteksi limit (method detection limit, MDL), dan intralab reprodusibilitas. Validasi metode dilakukan denan menunakan matriks. METODE PENELITIAN Sampel yan diunakan adalah telur ayam broiler (Gallus sp.) yan diperoleh dari pasar lokal di sekitar Boor. Jumlah sampel yan dibeli adalah satu kotak (10 butir). Preparasi sampel diawali denan pencampuran 10 butir telur dalam sebuah wadah, kemudian dikocok hina tercampur rata. Sampel yan telah tercampur rata kemudian di masukkan ke dalam 15 kantun plastik kecil dan disimpan dalam lemari pembeku denan suhu -18 ºC hina dilakukan validasi analisis. Bahan pereaksi dan pelarut yan diunakan adalah metanol, KOH, heksan, as N 2 teknis, as N 2 HP (hih purity), HCl, 2 propanol (isopropanol), standar kolesterol kemurnian 95% (Sima Chemical Inc, USA), air bebas ion, Na 2 SO 4 anhidrous, dan kertas sarin. Alat yan diunakan pada penelitian ini timbanan analitik, waterbath, seperankat alat elas dan HPLC LC 6A (Shimadzu, Jepan) yan dilenkapi kolom normal phase silika LiChrosorb Si 60 (10µm) (25 cm x i.d. 4,6 cm) (Merck, Jerman), dan detektor ELSD Sedex 55 (Sedere, Prancis). Validasi metode analisis yan dilakukan meliputi uji presisi instrumen, spesifisitas, penukuran linearitas metode, limit deteksi instrumen (IDL), limit kuantifikasi (LOQ), ketepatan (akurasi), dan ketelitian (presisi) dari hasil uji rekoveri pada konsentrasi rendah, sedan, dan tini, penentuan limit deteksi metode (method detection limit, MDL) dan intrareprodusibilitas menurut EURACHEM (1998) dan FDA (2012). Uji Presisi Instrumen Uji ini dilakukan denan cara meninjeksikan larutan standar kolesterol (konsentrasi 50 μ/ml) sebanyak 7 ulanan ke instrumen HPLC, kemudian dihitun nilai standar deviasi (SD)-nya dan standar deviasi relatif (RSD)-nya dari waktu retensi dan luas puncak kolesterol yan terdeteksi. Batas keberterimaan menurut JECFA (2006) adalah RSD 2,00%. Spesifisitas Spesifisitas diamati dari hasil injeksi larutan standar kolesterol, larutan sampel telur denan dan tanpa tambahan kolesterol standar. Linearitas Metode Linearitas metode ditentukan denan meninjeksikan larutan sampel telur (3 sampel) yan ditambahkan standar kolesterol pada 6 konsentrasi yan berbeda (300, 750, 1500, 3000, 7500, dan µ/ml). Penujian dilakukan 3 kali pada setiap konsentrasi kolesterol standar. Linearitas diukur denan nilai R 2 dari kurva hubunan antara luas puncak kolesterol (sebaai sumbu y) dan konsentrasinya (µ/) (sebaai sumbu x). Linearitas yan baik adalah R 2 lebih dari 0,990. Limit Deteksi Instrumen dan Limit Kuantifikasi Limit deteksi instrumen (IDL) dan limit kuantifikasi (LOQ) ditentukan denan cara meninjeksikan larutan standar kolesterol pada konsentrasi terendah yan dapat dideteksi oleh HPLC-ELSD. Injeksi ini dilakukan sebanyak 7 kali sehina diperoleh 7 hasil konsentrasi yan terukur. Standar deviasi dari 7 konsentrasi ini dihitun, kemudian nilai IDL ditentukan dari rumus 3 SD, sedankan LOQ dari 10 SD. Akurasi dan Presisi Akurasi dan presisi ditentukan dari uji rekoveri. Uji ini dilakukan denan menunakan sampel spike pada 3 konsentrasi kolesterol berbeda. Konsentrasi spikin yan diuji adalah konsentrasi rendah (50 µ/), konsentrasi sedan (250 µ/), dan konsentrasi tini, yaitu konsentrasi kolesterol tertini yan dapat

3 180 ISSN JIPI, Vol. 18 (3): ditemui dalam telur (3000 µ/). Spikin dicoba sebanyak 7 kali untuk setiap tinkat konsentrasi. Rekoveri dihitun denan menunakan rumus berikut: m - m Presisi atau keterulanan dapat diketahui dari hasil penukuran sampel spike pada konsentrasi kolesterol rendah, sedan, dan tini. Mula-mula rata-rata dan SD hasil uji sampel spike pada konsentrasi tertentu dihitun, kemudian RSD ditentukan. RSD merupakan presisi atau keterulanan. Limit Deteksi Metode Limit deteksi metode (MDL) ditentukan dari kurva hubunan linear antara SD (sumbu y) dari hasil uji rekoveri denan konsentrasi standar kolesterol yan bersankutan (sumbu x). Nilai interpolasi pada x sama denan nol dinyatakan sebaai SD 0. Nilai MDL dihitun sebaai 3 kali nilai SD 0. Reprodusibilitas Intralab Reprodusibilitas intermediet menunakan 1 operator, 1 laboratorium tetapi pada waktu yan berbeda atau disebut jua reprodusibilitas intralab. Ini dilakukan denan menunakan 1 sampel matriks yan dianalisis sebanyak 3 ulanan dalam waktu yan sama. Rerata dari penukuran dalam waktu yan berbeda dan standar deviasi dari rata-rata tersebut dihitun, selanjutnya intralab reprodusibilitas ditentukan dari RSD perhitunan tersebut. Prosedur Analisis Kolesterol Prosedur analisis yan dilakukan diawali denan menyiapkan larutan standar kolesterol, menyiapkan sampel pada matriks telur untuk memperoleh larutan sampel, dan menentukan kandunan kolesterol denan menunakan HPLC-ELSD. Persiapan larutan standar kolesterol Sejumlah 50 dan 150 m standar kolesterol powder masin-masin dilarutkan dalam 50 ml fase erak HPLC (heksan:isopropanol = 90:10) yan terpisah. Larutan standar stok ini mempunyai konsentrasi 1000 dan 3000 µ/ml. Selanjutnya serial penenceran larutan stok menunakan fase erak sebaai pelarut dibuat untuk memperoleh larutan denan konsentrasi 10, 25, 50, 100, 150, 250, 300, 500, 750, 1500, 3000, dan 7500 µ/ml. Penyiapan larutan sampel telur (AOAC dalam Sullivan dan Carpenter 1993) Sekitar 3 sampel telur (sampel telur telah dihomoenkan) ditimban dalam tabun reaksi bertutup, selanjutnya ditambahkan 10 ml larutan HCl (4:1) lalu divorteks hina tercampur. Untuk uji linearitas metode denan sampel spikin, sebelum ditambahkan HCl, sampel diberi tambahan kolesterol standar sebanyak 1 ml dari setiap konsentrasi di atas. Tahap ini dilanjutkan denan menembusan as N 2 selama 30 detik lalu ditutup denan seera untuk menhindari oksidasi kolesterol. Kemudian campuran dipanaskan pada penanas air mendidih selama 30 menit, sambil dikocok setiap 5 menit. Setelah selesai, isi dalam tabun reaksi tersebut didininkan denan cara ujun tabun dikenakan air menalir. Isi tabun dipindahkan ke dalam labu pemisah (250 ml), tabun reaksi dibilas denan 2 x 10 ml air bebas ion, lalu air bilasan tersebut diabunkan ke dalam labu pemisah. Kolesterol dalam sampel yan terdapat dalam tabun diekstraksi denan heksana 3 x 10 ml sambil dikocok. Fraksi heksana diambil lalu heksana yan terkandun diuapkan denan as N 2. Setelah kerin, padatan yan diperoleh ditambahkan 10 ml KOH 2% dalam metanol lalu dipanaskan 80 ºC selama 30 menit. Komponen kolesterol kemudian diekstraksi denan heksana 3 x 10 ml dalam labu pemisah dan fraksi heksana disarin denan menunakan kertas sarin yan diberi tambahan Na 2 SO 4 anhidrat 1 2. Heksana yan terkandun dalam fraksi itu diuapkan denan as N 2. Setelah kerin, padatan dilarutkan denan fase erak pada volume tertentu (1,0 ml) secara tepat. Kemudian larutan tersebut diencerkan sebanyak 10 kali tinkat penenceran. Larutan sampel ini siap diinjeksikan ke HPLC. Penentuan kolesterol denan HPLC-ELSD Analisis denan HPLC-ELSD merupakan hasil penembanan di laboratorium LDITP milik Departemen Ilmu dan Teknoloi Panan, Fakultas Teknoloi Pertanian, Institut Pertanian Boor denan kondisi isokratik menunakan: Fase erak : Heksan: 2-propanol (90:10) Kolom : silika (25 cm x i.d. 4,6 cm, ukuran partikel 8 µm) Laju alir : 2 ml/menit Suhu : 50 ºC Detektor Volume injeksi : 20 µl : ELSD (Sedex 55) denan tekanan as N 2 sebesar 2,2 bar, Gain 7. Sampel diinjeksikan secara terpisah dari injeksi standar denan menunakan kondisi HPLC di atas, kemudian luas respons dicatat. Kurva standar yan merupakan hubunan linear antara area dan konsentrasi kolesterol standar dibuat. Selanjutnya luas puncak kolesterol dari kromatoram sampel dibaca dan dihubunkan denan kurva standar untuk memperoleh konsentrasi kolesterol standar dari kurva (µ/ml). Konsentrasi kolesterol dalam sampel dihitun denan rumus: m ml m m m ml Keteranan: Fp = faktor penenceran dari larutan sampel akhir apabila dilakukan penenceran sebelum larutan diinjeksikan ke HPLC.

4 ISSN JIPI, Vol. 18 (3): HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Presisi Instrumen HPLC Hasil uji presisi instrumen HPLC denan menunakan larutan kolesterol standar 50 µ/ml dapat dilihat pada Tabel 1. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa presisi luas puncak maupun waktu retensi dari puncak kolesterol masin-masin sebesar 2,23 dan 0,59%. Waktu retensi puncak kolesterol ratarata 1,52 menit. Apabila merujuk JECFA (2006), batas keberterimaan presisi instrumen adalah 2,0%, maka hasil presisi waktu retensi dapat diterima, sedankan presisi luas puncak sedikit lebih tini daripada batas tersebut. Uji Spesifisitas Uji spesifisitas dilakukan denan membandinkan puncak kolesterol yan diperoleh dari hasil injeksi larutan standar kolesterol, injeksi larutan hasil persiapan sampel telur saja, dan injeksi larutan hasil persiapan sampel telur yan diberi tambahan standar kolesterol. Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 1 3. Dalam ambar, kolesterol terdeteksi pada waktu retensi 1,51 1,53 menit. Dalam Gambar 2 terlihat bahwa sampel telur mempunyai puncak kolesterol yan sama denan standar kolesterol dalam Gambar 1. Tini puncak kolesterol tersebut meninkat apabila ke dalam sampel yan sama ditambahkan standar kolesterol (Gambar 3). Denan demikian, kolesterol dapat terdeteksi dalam matriks sampel telur denan baik. Linearitas Metode Penujian linearitas motede analisis kolesterol menunakan instrumen HPLC ELSD dan matriks sampel telur menunjukkan linearitas yan baik, yaitu peninkatan respons instrumen yan proporsional denan peninkatan konsentrasi kolesterol dalam sampel telur. Ini berarti semakin tini konsentrasi kolesterol standar yan ditambahkan semakin tini dan luas puncak kolesterol yan diperoleh, meskipun tahap persiapan sampel yan dilakukan cukup panjan dan menentukan keakuratan hasil sesuai denan hasil review. Konsentrasi kolesterol standar yan ditambahkan pada penukuran linearitas ini µ/ sampel. Hasil penukuran linearitas metode dapat dilihat pada Gambar 4. Kurva liniearitas metode yan diperoleh mempunyai nilai R² sebesar 0,997. Nilai ini masuk m m ² 0,990 (EMA 1995). Denan menetahui nilai R² tersebut, disimpulkan bahwa metode analisis kolesterol menunakan HPLC-ELSD ini memiliki linearitas yan baik. Hasil uji linearitas metode yan dilakukan menunakan HPLC-ELSD ini menunjukkan nilai R 2 yan lebih baik apabila dibandinkan denan hasil yan diperoleh oleh Osman dan Chin (2006) menunakan HPLC-UV/Vis. Penelitian mereka membandinkan metode ekstraksi Bohac yan mempunyai nilai R 2 0,993, metode Beyer & Jensen Tabel 1 Hasil uji kesesuaian sistem analisis kolesterol menunakan instrumen HPLC-ELSD Ulanan (μ/ml) Luas puncak (mv.s) Waktu retensi (menit) Rata-Rata SD 1,14 0,01 RSD (%) 2,23 0,59 Gambar 1 Hasil injeksi larutan standar kolesterol (konsentrasi 1014 µ/ml) menunakan instrumen HPLC-ELSD denan kolom silika (25 cm x i.d. 4,6 cm, ukuran partikel 8 µm). Gambar 2 Hasil injeksi larutan sampel tanpa tambahan kolesterol standar menunakan instrumen HPLC-ELSD denan kolom silika (25 cm x i.d. 4,6 cm, ukuran partikel 8 µm).

5 Luas Area (mv.s) Luas Area (mv.s) 182 ISSN JIPI, Vol. 18 (3): y = 3,20x 107 R² = 0, Konsentrasi kolesterol standar (µ/ml) Gambar 3 Hasil injeksi larutan sampel yan ditambahi kolesterol standar (konsentrasi 507 µ/ml) menunakan instrumen HPLC-ELSD denan kolom silika (25 cm x i.d. 4,6 cm, ukuran partikel 8 µm) y = 35,58x 3141 R² = 0, Konsentrasi kolesterol standar (µ/) Gambar 4 Kurva linearitas metode analisis kolesterol denan tambahan standar ke dalam sampel menunakan HPLC-ELSD denan kolom silika (25 cm x i.d. 4,6 cm, ukuran partikel 8 µm). denan nilai R 2 0,990, dan metode Queensland Health Science Institute mencapai nilai R 2 0,941. Ketia metode diuji menunakan instrumen HPLC- UV/VIS detector sebanyak 8 kali ulanan. Fakta ini sejalan denan penelitian yan dilakukan oleh Avalli dan Contarini (2005), yan menyatakan bahwa HPLC- ELSD dapat menhasilkan respons yan linear untuk menukur fosfolipid di dalam produk susu. Limit Deteksi Instrumen Limit deteksi instrumen (LDI) adalah batas konsentrasi terendah yan dapat dideteksi oleh instrumen. Penujian ini pertama-tama dilakukan denan meninjeksikan larutan kolesterol standar dari konsentrasi 10, μ/ml. H ini kemudian diplotkan ke dalam sebuah kurva hubunan antara konsentrasi kolesterol standar dan luas puncaknya. Hasil penujian ditunjukkan pada Gambar 5. Kurva memiliki persamaan y = 3,20x 107 denan R 2 = 0,998. Diketahui bahwa konsentrasi 10,14 dan 25,35 μ/ml, tidak dapat dideteksi oleh HPLC-ELSD. Kolesterol dapat dideteksi mulai pada konsentrasi 50, μ/ml. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi kolesterol terendah yan dapat Gambar 5 Kurva standar analisis kolesterol 10, ,00 μ/ml tanpa menunakan matriks telur ayam. Larutan standar kolesterol pada berbaai konsentrasi diinjeksikan ke dalam HPLC-ELSD secara terpisah. dideteksi oleh HPLC-ELSD adalah 50,7 μ/ml. Penujian LDI dilanjutkan denan 7 kali peninjeksian standar kolesterol pada konsentrasi 50 μ/ml hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2. LDI dari hasil penelitian ini adalah 1,07 µ/ml. Limit Kuantitasi (LOQ hitun ) merupakan batas terendah konsentrasi kolesterol yan dapat dilaporkan, di bawah konsentrasi ini disebut sebaai (H m 2004). N LOQ hitun dapat diperoleh dari nilai LDI, yaitu sebesar 10/3 kali LDI, sehina diperoleh nilai LOQ hitun sebesar 3,57 µ/ml. Nilai ini bila dibandinkan denan penelitian Osman dan Chin (2006) jauh lebih baik (Tabel 3). Rekoveri dan Keterulanan Rekoveri dilakukan pada 3 konsentrasi spikin yan berbeda, yaitu rendah (50 µ/ sampel), sedan (250 µ/ sampel), dan tini (3000 µ/ sampel). Hasil uji rekoveri pada analisis kolesterol ditampilkan pada Tabel 4, 5, dan 6. Nilai rekoveri ini diperoleh denan menunakan persamaan dari kurva linearitas sampel spikin denan kolesterol standar; persamaan yan diperoleh adalah y = 35,58x 3141 denan nilai R² sebesar 0,997. Rekoveri menunjukkan keakuratan hasil analisis yan diperoleh adalah 122,13% untuk konsentrasi spikin rendah. Nilai ini tidak sesuai denan keberterimaan menurut FDA (2012), yaitu %. Rekoveri pada konsentrasi spikin sedan memperoleh keakuratan sebesar 108,23% dan telah sesuai denan FDA (2012), yaitu %. Uji rekoveri konsentrasi spikin tini hanya memperoleh keakuratan sebesar 44,71%; nilai ini berada di bawah FDA (2012), yaitu %. Perbedaan hasil ini menunjukkan bahwa penukuran analisis kolesterol denan menunakan HPLC-ELSD hanya dapat dilakukan untuk sampel yan memiliki konsentrasi rendah sampai sedan. Keterulanan (ripitabilitas) ditunjukkan denan hasil RSD analisis, yaitu 5,26% untuk konsentrasi spikin rendah. Nilai ini telah sesuai denan FDA (2012), m m m 8 11.

6 ISSN JIPI, Vol. 18 (3): Tabel 2 Hasil penukuran larutan standar kolesterol konsentrasi 50 μ/ml penentuan limit deteksi instrumen Ulanan Ket : Konsentrasi Kolesterol S (μ/ml) Konsentrasi Kolesterol T c (μ/ml) Rata-Rata SD 0,36 RSD (%) 0,72 LDI (µ/ml) 1,07 LOQ** hitun (µ/ml) 3,57 * LDI = Limit deteksi instrumen ** LOQ = Limit of quantification Tabel 3 Perbandinan hasil uji LDI dan LOQ penulis denan Osman dan Chin (2006) LDI LOQ Peneliti Instrumen hitun (µ/ml) (µ/ml) Penulis HPLC-ELSD 1,07 3,57 Osman dan Chin (2006) Spektrofotometer HPLC-UV 0,08 0,60 GC 4,00 13 Tabel 4 Hasil uji rekoveri analisis kolesterol dalam sampel telur pada konsentrasi spike rendah (50 µ/ sampel) menunakan instrumen HPLC-ELSD denan kolom silika Ulanan Kolesterol yan ditambahkan (μ/) Jumlah kolesterol standar yan c (μ/) Rekoveri (%) ,53 115, ,11 122, ,86 125, ,34 126, ,84 115, ,90 131, ,39 116,87 Rata-Rata SD 3,21 RSD (%) 5,26 Keterulanan pada konsentrasi spikin sedan mempunyai nilai RSD sebesar 4,29% dan telah sesuai denan FDA (2012). Uji ripitabilitas konsentrasi spikin tini hanya memperoleh nilai RSD sebesar Tabel 5 Hasil uji rekoveri analisis kolesterol dalam sampel telur pada konsentrasi spike sedan (250 µ/ sampel) menunakan instrumen HPLC-ELSD denan kolom silika Ulanan Kolesterol yan ditambahkan (μ/) Jumlah kolesterol standar yan c (μ/) Rekoveri (%) ,77 109, ,28 100, ,85 104, ,61 107, ,42 110, ,37 114, ,07 111,77 Rata-Rata SD 11,72 RSD (%) 4,29 Tabel 6 Hasil uji rekoveri analisis kolesterol dalam sampel telur pada konsentrasi spike tini (3000 µ/ sampel) menunakan instrumen HPLC-ELSD denan kolom silika Ulanan Kolesterol yan ditambahkan (μ/) Jumlah kolesterol standar yan c (μ/) Rekoveri (%) ,52 52, ,04 46, ,45 38, ,82 44, ,48 46, ,98 41, ,92 42,06 Rata-Rata SD 134,84 RSD (%) 10,11 10,11%, dan nilai ini masih berada dalam kisaran FDA (2012). Dalam penelitian Osman dan Chin (2006), uji rekoveri hanya dilakukan pada 1 konsentrasi spikin, yaitu pada konsentrasi 300 µ/ml kolesterol standar. Denan nilai konsentrasi yan terbaik dicapai pada metode Bohac denan instrumen HPLC UV-VIS yan mencapai nilai rekoveri 96,67% denan RSD 7,50%. Hal ini menunjukkan bahwa metode HPLC-ELSD yan telah dilakukan oleh peneliti memiliki nilai rekoveri yan lebih baik, sebaaimana ditunjukkan denan nilai RSD yan lebih rendah daripada metode yan dilakukan oleh Osman dan Chin (2006). Limit Deteksi Metode (MDL) Uji MDL merupakan kelanjutan dari uji rekoveri denan memplotkan nilai standar deviasi (SD) pada setiap konsentrasi spikin ke dalam sebuah kurva hubunan antara konsentrasi standar kolesterol yan

7 Standar Deviasi (µ/) 184 ISSN JIPI, Vol. 18 (3): Gambar 6 Kurva uji limit deteksi metode (MDL) dalam analisis kolesterol menunakan instrumen HPLC-ELSD denan matriks sampel telur. Tabel 7 Hasil uji reprodusibilitas intralab analisis kolesterol pada telur denan HPLC-ELSD dan kolom silica Bulan ke Hasil analisis (μ/)* Rata-rata hasil analisi (μ/) 1 564,27 562,68 2,25 ditambahkan dan nilai SD yan diperoleh. Hasil uji MDL pada 3 konsentrasi yan berbeda dapat dilihat pada Gambar 6. Dari hasil persamaan y = 0,042x + 0,741 denan nilai R 2 sama denan 1, diperoleh intersepsi SD 0 (x = 0), yaitu 0,741 µ/. Nilai MDL dihitun sebesar 3 kali SD 0 ialah 2,30 µ/; nilai ini lebih rendah daripada LOQ hitun (3,57 µ/ml). Hal ini menunjukkan bahwa metode yan diunakan memiliki tinkat sensitivitas yan baik karena dapat mendeteksi kolesterol dalam maktriks hina konsentrasi 2,30 µ/. Reprodusibilitas Intralab Hasil uji reprodusibilitas intralab dapat dilihat pada Tabel 7. Reprodusibilitas Intralab diketahui dari nilai RSD yan dihasilkan, yaitu 0,04%, nilai ini telah memenuhi batas keberterimaan menurut FDA (2012), yaitu tidak lebih dari 8%. Hasil ini menunjukkan bahwa metode yan telah dilakukan memiliki nilai keterulanan yan baik pada selan waktu tertentu. Setelah diuji T, diketahui bahwa antar kedua ulanan tersebut tidak berbeda nyata. KESIMPULAN y = 0,044x + 0,768 R² = Konsentrasi Kolesterol yan Ditambahkan (µ/) SD RSD T hitun 2 561,09 Ket: * = rata-rata dari 3 ulanan analisis ** = tidak berbeda nyata 0,40 0,4079** Hasil validasi metode analisis kolesterol menunakan HPLC ELSD denan matriks sampel telur adalah valid untuk j 3000 µ/ sampel. Metode tersebut dapat diunakan untuk analisis rutin di laboratorium penujian. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menucapkan terima kasih kepada laboratorium terakreditasi LDITP, Departemen Ilmu dan Teknoloi Panan, Fakultas Teknoloi Pertanian, Institut Pertanian Boor yan telah memberi dana penelitian dan dukunan sarana. Ucapan terima kasih jua disampaikan penulis kepada teknisi Ririn dan Taufik yan telah membantu dalam penunaan instrumen HPLC-ELSD. DAFTAR PUSTAKA Avalli A, Contarini G Determination of phospholipids in dairy products by SPE/HPLC/ELSD. J. Chromator A. 1071(1 20): [EMA] The European Aency for the Evaluation of Medical Products ICH. Topic Q2B. Validation of Analytical Procedures: Methodoloy. [Internet] [diunduh 2010 Nov 2]. Tersedia pada: ch/support/pdfsupport/q2a.pdf. [EURACHEM] Workin Group The Fitness for Purpose of Analytical Methods A Laboratory Guide to Methods Validation and related Topics. [Internet] [diunduh 2010 Nov 2]. Tersedia pada: php/publications/uides/mv. FDA Guidelines for the Validation of Chemical Methods for the FDA Foods Proram. [Internet] [diunduh 2013 Jan 30]. Tersedia pada: eldscience/ucm pdf. Ference BA, Yoo W, Alesh I, Mahajan N, Mirowska KK, Mewada A, Kahn J, Afonso L, Williams KA, Flack JM Effect of lon-term exposure to lower low-density lipoprotein cholesterol beinnin early in life on the risk of coronary heart desease: A Mendelian randomization analysis. Journal of the American Collee of Cardioloy. 60(25): Hadi A Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025:2005. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Harmita Petunjuk pelaksanaan validasi metode dan perhitunannya. Maj Il Kefarm. 1(3): Huber L Validation of Analytical Methods. [Internet] [diunduh 2010 Okt 8]. Tersedia pada: [JECFA] Joint Expert Committee on Food Additives Combined Compendium of Food Additive Specifications Volume 4. Analytical Methods, Test Procedures and Laboratory Solutions Used By And Referenced in The Food Additive Specifications.

8 ISSN JIPI, Vol. 18 (3): Rome (IT): Food and Ariculture Oranization of The United Nations. Letter WS A Rapid Method for Phospholipid Class Separation by HPLC usin an Evaporative Liht-Scatterin Detector. J Liquid Chromator. 15(2): Min DB, Steenson DF Crude fat analysis. Dalam: Food Analysis. Ed. Ke-3. SS. Nielsen (ed). Maryland (US): Aspen Publ. Osman H, Chin YK Comparative sensitivities of cholesterol analysis usin GC, HPLC and spectrophotometric methods. The Malay J Anal Sci. 10(2): Sullivan DM, Carpenter DE Methods of analysis for nutrition labelin. Chapter 11, AOAC Official Method , Cholesterol in Multicomponent Foods, hlm USDA Cholesterol Hih Avoid. [Internet] [Diunduh 2011 Feb 10]. Tersedia pada: http: php.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai bulan Maret 2011 sampai dengan Agustus 2011. Berlokasi di Laboratorium Jasa Analisis Pangan, Departemen

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode ekstraksi kolesterol yang dilakukan pada penelitian ini merupakan metode yang tercantum dalam AOAC 976.26. Pertama-tama dengan dilakukan ekstraksi menggunakan asam (HCl

Lebih terperinci

Validasi Metode Analisis Kolesterol dalam Telur dengan HPLC-ELSD. (Method Validation of Cholesterol Analysis in Egg Using HPLC-ELSD)

Validasi Metode Analisis Kolesterol dalam Telur dengan HPLC-ELSD. (Method Validation of Cholesterol Analysis in Egg Using HPLC-ELSD) Vol. 18 (): 18-18 Jurnailimu Pertanian Indonesia (JIPI). Desember 01 ISSN 08-1 Validasi Metode Analisis Kolesterol dalam Telur dengan HPLC-ELSD (Method Validation of Cholesterol Analysis in Egg Using HPLC-ELSD)

Lebih terperinci

VALIDASI METODE ANALISIS KOLESTEROL MENGGUNAKAN HPLC ELSD DENGAN MATRIKS SAMPEL TELUR AYAM SKRIPSI TIKA SETIANINGRUM F

VALIDASI METODE ANALISIS KOLESTEROL MENGGUNAKAN HPLC ELSD DENGAN MATRIKS SAMPEL TELUR AYAM SKRIPSI TIKA SETIANINGRUM F VALIDASI METODE ANALISIS KOLESTEROL MENGGUNAKAN HPLC ELSD DENGAN MATRIKS SAMPEL TELUR AYAM SKRIPSI TIKA SETIANINGRUM F24084002 DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus: 8 Kolom : Bondapak C18 Varian 150 4,6 mm Sistem : Fase Terbalik Fase Gerak : Asam oksalat 0.0025 M - asetonitril (4:1, v/v) Laju Alir : 1 ml/menit Detektor : Berkas fotodioda 355 nm dan 368 nm Atenuasi

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN RINGKASAN Pengembangan dan Validasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi pada Analisis Andrografolida dalam Bahan Baku dan Tablet Fraksi Etil Asetat Andrographis paniculata Pada pengembangan produk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Spesifikasi Kalsium Laktat Glukonat Name : Calcium Lactate Gluconate 13 Chemical Formula : C 9 H 16 O 10 Ca : Free flowing powder

Lampiran 1. Spesifikasi Kalsium Laktat Glukonat Name : Calcium Lactate Gluconate 13 Chemical Formula : C 9 H 16 O 10 Ca : Free flowing powder 29 Lampiran. Spesifikasi Kalsium Laktat Glukonat Name : Calcium Lactate Gluconate 3 Chemical Formula : C 9 H 6 O 0 Ca Form : Free flowin powder Colour : White Odour : Odourless ph value : ~ 7 (0 /L Water)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum ini digunakan untuk mengetahui pada serapan berapa zat yang dibaca oleh spektrofotometer UV secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Optimasi Sistem KCKT Sistem KCKT yang digunakan untuk analisis senyawa siklamat adalah sebagai berikut: Fase diam : C 18 Fase gerak : dapar fosfat ph

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami* PENETAPAN KADAR KLORAMFENIKOL DALAM TETES MATA PADA SEDIAAN GENERIK DAN MERK DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami* Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Optimasi esterifikasi DHA Dilakukan dua metode esterifikasi DHA yakni prosedur Lepage dan Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir DHA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kolesterol Kolesterol merupakan steroid hewani yang terdapat paling meluas dan dijumpai dalam hampir semua jaringan hewan. Kolesterol merupakan zat antara yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

VALIDASI METODE ANALISIS BASA PURIN ADENIN DAN HIPOSANTIN PADA EMPING MELINJO DENGAN INSTRUMEN HPLC-UV MUTIARA PRATIWI

VALIDASI METODE ANALISIS BASA PURIN ADENIN DAN HIPOSANTIN PADA EMPING MELINJO DENGAN INSTRUMEN HPLC-UV MUTIARA PRATIWI VALIDASI METODE ANALISIS BASA PURIN ADENIN DAN HIPOSANTIN PADA EMPING MELINJO DENGAN INSTRUMEN HPLC-UV MUTIARA PRATIWI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut USP (2007), sifat fisikokimia cefadroxil adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut USP (2007), sifat fisikokimia cefadroxil adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cefadroxil 2.1.1 Sifat fisikokimia Menurut USP (2007), sifat fisikokimia cefadroxil adalah sebagai berikut: Rumus struktur : Gambar 1 Struktur cefadroxil Nama Kimia : 5-thia-1-azabicyclo[4.2.0]oct-2-ene-1-carbocylic

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juli 2011, bertempat di Laboratorium Pangan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional Badan POM RI,

Lebih terperinci

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. ALAT Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang dilengkapi dengan detektor UV-Vis (SPD-10A VP, Shimadzu), kolom Kromasil LC-18 dengan dimensi kolom

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN ANALISIS SIKLAMAT PADA AGAR-AGAR YANG BEREDAR DI PASAR WAGE PURWOKERTO DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Rizki Widyaningsih*, Pri Iswati Utami* Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pencarian kondisi analisis optimum levofloksasin a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT Pada penelitian ini digunakan

Lebih terperinci

VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK Ika Yuni Astuti *, Wiranti Sri Rahayu, Dian Pratiwi Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009

Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009 JURNAL TEKNOLOGI PROSES DAN INOVASI INDUSTRI, VOL. 2, NO. 1, JULI 2017 19 Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI 6989.20 : 2009 Methods Verification of Sulfat Analysis in

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-November 2011. Pemeliharaan ternak prapemotongan dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok

Lebih terperinci

Cara pengujian Supositoria dibelah secara longitudinal lalu diamati bagian internal dan bagian eksternalnya

Cara pengujian Supositoria dibelah secara longitudinal lalu diamati bagian internal dan bagian eksternalnya EVALUASI SUPPOSITORIA No Jenis Uji Prinsip 1 Apperance Menjamin distribusi zat berkhasiat didalam basis 2 Keseraam an kandunan Keraaman bobot Menjamin keseraama n kadar zat aktif Menjamin yan dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium riset dan laboratorium kimia instrumen Jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Karakteristik Metode GC-AOAC dan Liquid Chromatography AOAC (Wood et al., 2004)

Lampiran 1. Karakteristik Metode GC-AOAC dan Liquid Chromatography AOAC (Wood et al., 2004) 49 Lampiran. Karakteristik Metode GC-AOAC dan Liquid Chromatography AOAC (Wood et al., 004) Performance characteristics for benzoic acid in almond paste, fish homogenate and apple juice (GC method) Samples

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 17 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 sampai Maret 2012. Penelitian ini dilakukan di beberapa laboratorium yaitu, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ibuprofen 2.1.1 Sifat Fisikokimia Menurut Ditjen POM (1995), sifat fisikokimia dari Ibuprofen adalah sebagai berikut : Rumus Struktur : Gambar 1. Struktur Ibuprofen Nama Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY 9 SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY Penetapan secara Simultan Campuran Parasetamol dan Ibuprofen dengan Kromatografi Cair Kinerja

Lebih terperinci

Verifikasi Metode Uji Lemak Pakan Buatan

Verifikasi Metode Uji Lemak Pakan Buatan FishtecH Jurnal Teknologi Hasil Perikanan ISSN: 2302-6936 (Print), (Online, http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fishtech) Vol. 6, No.1: 92-96, Mei 2017 Verifikasi Metode Uji Lemak Pakan Buatan Method

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Seluruh bahan kimia yang digunakan memiliki grade analitik. Asam sulfat terkonsentrasi (H 2 SO 4 98%), reagen anthrone, KI, HCl 37%, Na 2 CO 3,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen (experiment research) (Notoatmodjo, 2002).

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian studi voltametri siklik asam urat dengan menggunakan elektroda nikel sebagai elektroda kerja ini bertujuan untuk mengetahui berbagai pengaruh dari parameter yang ada

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini telah dilakukan pengembangan dan validasi metode analisis untuk penetapan kadar vitamin A dalam minyak goreng sawit secara KCKT menggunakan kolom C 18 dengan

Lebih terperinci

V. HASIL DA PEMBAHASA

V. HASIL DA PEMBAHASA V. HASIL DA PEMBAHASA Metode analisis kadar vitamin C pada susu bubuk yang dilakukan pada penelitian ini merupakan metode yang tercantum dalam AOAC 985.33 tentang penentuan kadar vitamin C pada susu formula

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, pengambilan lima sampel yang dilakukan dengan cara memilih madu impor berasal Jerman, Austria, China, Australia, dan Swiss yang dijual

Lebih terperinci

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan TEKNIK VALIDASI METODE ANALISIS KADAR KETOPROFEN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Erina Oktavia 1 Validasi metode merupakan proses yang dilakukan melalui penelitian laboratorium untuk membuktikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengembangan Metode Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun hanya salah satu tahapan saja. Pengembangan metode dilakukan karena metode

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN 693-359 ANALISIS RESIDU PESTISIDA ORGANOKLORIN PADA SIMPLISIA KUNYIT (Curcuma domestica Val.) SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET VISIBEL Wiranti Sri Rahayu, Dwi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.Preparasi Sampel Larutan standar dibuat dengan melarutkan standar tetrasiklin sebanyak 10 mg dalam metanol 100 ml dari larutan standar tersebut lalu dibuat larutan baku dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan cairan tubuh manusia yaitu plasma secara in vitro. 3.2 Subyek Penelitian Subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KADAR VALSARTAN DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KADAR VALSARTAN DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KADAR VALSARTAN DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI HENDRIANTO 2443012018 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH UJI SENSITIVITAS PEREAKSI PENDETEKSI KUNING METANIL DI DALAM SIRUP SECARA SPEKTROFOTOMETRI CAHAYA TAMPAK Oleh: Novi Yantih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit utama di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi, yaitu 25,8% untuk usia 18 tahun (Riset Kesehatan Dasar, 2013), meskipun

Lebih terperinci

KROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

KROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. KROMATOGRAFI Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa memahami pengertian dari kromatografi dan prinsip kerjanya 2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis kromatografi dan pemanfaatannya

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi,

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi, BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia. B. BAHAN Levofloksasin

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Preparasi sampel Daging bebek yang direbus dengan parasetamol dihaluskan menggunakan blender dan ditimbang sebanyak 10 g kemudian dipreparasi dengan menambahkan asam trikloroasetat

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Leuwikopo, Boor. Penukuran bobot kerin, bobot basah, kandunan klorofil dan penerinan tanaman dilaksanakan di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PE ELITIA

IV. METODOLOGI PE ELITIA IV. METODOLOGI PE ELITIA 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Mei 2012 di laboratorium kimia departemen Quality Control (QC)

Lebih terperinci

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis DHA Kondisi analisis optimum kromatografi gas terpilih adalah dengan pemrograman suhu dengan suhu awal

Lebih terperinci

VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI

VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI Oleh: DENNY TIRTA LENGGANA K100060020 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan analisis semakin dikenal secara luas, bahkan mulai dilakukan secara rutin dengan metode sistematis. Hal ini didukung pula oleh perkembangan yang pesat dari

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam Ditimbang 10,90 mg fenobarbital dan 10,90 mg diazepam, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam

Lebih terperinci

VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR METFORMIN HCl DALAM TABLET FLOATING SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR METFORMIN HCl DALAM TABLET FLOATING SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR METFORMIN HCl DALAM TABLET FLOATING SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) SKRIPSI AGNES PUTRI WIRADININGRUM 1308010152 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh CHANDRA SAPUTRA PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh CHANDRA SAPUTRA PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN KARYA TULIS ILMIAH PENETAPAN KADAR SIKLAMAT DALAM MINUMAN BERENERGI DENGAN NOMOR REGISTRASI POMSD152246XXX MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH ph PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT DALAM SIRUP MELALUI ISOLASI DENGAN PELARUT ETER SECARA KCKT

PENGARUH ph PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT DALAM SIRUP MELALUI ISOLASI DENGAN PELARUT ETER SECARA KCKT PENGARUH ph PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT DALAM SIRUP MELALUI ISOLASI DENGAN PELARUT ETER SECARA KCKT THE EFFECT OF ph ON DETERMINATION OF SODIUMBENZOAT IN SYRUP TROUGH ETHER ISOLATION BY USING

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KADAR AKRILAMIDA DALAM KENTANG GORENG SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI OLEH: ZULHAMIDAH NIM

PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KADAR AKRILAMIDA DALAM KENTANG GORENG SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI OLEH: ZULHAMIDAH NIM PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KADAR AKRILAMIDA DALAM KENTANG GORENG SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI OLEH: ZULHAMIDAH NIM 060804037 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Sampel 4.1.1. Pengumpulan Sampel Sampel yang digunakan berupa minuman serbuk dalam kemasan sachet yang beredar di pasar Bandung. Sampel yang digunakan diambil dari sebuah toko

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan asam klorida pekat 37% (Merck KG aa), akuadestilata, sampel hand body lotion, standar

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA BERBAGAI JENIS IKAN DI KOTA MANADO

ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA BERBAGAI JENIS IKAN DI KOTA MANADO PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 06 ISSN 0 49 ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA BERBAGAI JENIS IKAN DI KOTA MANADO Heru Andika Tatuh ), Johnly Roron ), Sri Sudewi ) ) Proram Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014 di 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014 di Laboratorium Kimia Analitik FMIPA Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). Lampiran 1. Gambar Sampel dan Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Sampel Brokoli Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). 45 Lampiran

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di Laboratorium Biomasa Terpadu Universitas Lampung. 3.2. Alat dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penentuan Linieritas Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan dengan cara membuat kurva hubungan antara absorbansi pada sumbu y dan konsentrasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Proses penyemaian, penanaman, dan pemaparan dilakukan

Lebih terperinci

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2 Alat

Lebih terperinci

AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET

AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET AFLATOKSIN Senyawa metabolik sekunder yang bersifat toksik dan karsinogenik Dihasilkan: Aspergilus flavus & Aspergilus parasiticus Keduanya tumbuh pada biji-bijian, kacang-kacangan,

Lebih terperinci

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DAN KLORFENIRAMIN MALEAT MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SERTA APLIKASINYA DALAM BEBERAPA SEDIAAN SIRUP SKRIPSI Oleh : Nur Aini 125010793 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian eksperimental sederhana (posttest only control group

Lebih terperinci

STUDI DEGRADASI SEDIAAN INFUS CIPROFLOKSASIN MENGGUNAKAN HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

STUDI DEGRADASI SEDIAAN INFUS CIPROFLOKSASIN MENGGUNAKAN HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY STUDI DEGRADASI SEDIAAN INFUS CIPROFLOKSASIN MENGGUNAKAN HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY Bekti Nugraheni 1 Abstrak Penelitian ini menggambarkan perlakuan degradasi infus ciprofloksasin yang dikondisikan

Lebih terperinci

UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN

UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN YANG MENGANDUNG ERDOSTEIN 1 Fetri Lestari, 2 Hilda Aprilia 1,2 Program Studi Farmasi,

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015 BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN RESIDU KLORAMFENIKOL DALAM TELUR AYAM SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI

PEMERIKSAAN RESIDU KLORAMFENIKOL DALAM TELUR AYAM SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI PEMERIKSAAN RESIDU KLORAMFENIKOL DALAM TELUR AYAM SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI OLEH : ANITA KARLINA NIM 091524024 PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat yang Digunakan Selain peralatan gelas standar laboratorium kimia, digunakan pula berbagai peralatan lain yaitu, pompa peristaltik (Ismatec ) untuk memompakan berbagai larutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam klorida pekat 37% (Merck KG, aa), sampel krim, metil paraben pa (Brataco), dan propil paraben

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Siklamat 1. Karakteristik Fisika Kimia Rumus struktur : Rumus molekul : C 6 H 12 NNaO 3 S Nama kimia : Sodium N-Cyclohexylsulfamate Berat molekul : 201,2 g/mol Pemerian Kelarutan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic)

LAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic) LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic) Nama : Rebecca Rumesty Lamtiar (127008016) Yulia Fitri Ghazali (127008007) Paska Rahmawati Situmorang (127008011)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ANALISIS SENYAWA KARSINOGENIK NITROSODIETILAMIN (NDEA) PADA IKAN SARDEN KEMASAN KALENG DENGAN EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION-HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY SKRIPSI INDAH LESTARI SETIOWATI

Lebih terperinci

RINGKASAN. Kata kunci : Optimasi; Fase Gerak; Campuran dalam Sirup; HPLC

RINGKASAN. Kata kunci : Optimasi; Fase Gerak; Campuran dalam Sirup; HPLC Hasnah Lidiawati. 062112706. 2015. Optimasi Fase Gerak pada penetapan kadar campuran dextromethorphane HBr dan diphenhydramine HCl dalam sirup dengan metode HPLC. Dibimbing Oleh Drs. Husain Nashrianto,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 30 Juni 2016 Nama Mahasiswa : 1. Irma Yanti 2. Rahmiwita 3. Yuliandriani Wannur Azah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iii iv vi vii viii BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.. 1 1.2 Rumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengumpulan Sampel Pengumpulan sampel ini dilakukan berdasarkan ketidaklengkapannya informasi atau keterangan yang seharusnya dicantumkan pada etiket wadah dan atau pembungkus.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Metode analisis kolesterol, asam lemak dan Vitamin A A. Metode Analisis Kolesterol (Kleiner dan Dotti 1962).

Lampiran 1. Metode analisis kolesterol, asam lemak dan Vitamin A A. Metode Analisis Kolesterol (Kleiner dan Dotti 1962). Lampiran 1. Metode analisis kolesterol, asam lemak dan Vitamin A A. Metode Analisis Kolesterol (Kleiner dan Dotti 1962). Diambil sampel dua telur pada setiap ulangan. Delapan belas sampel dianalisis kolesterolnya

Lebih terperinci

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR NISTATIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DAN APLIKASINYA DALAM SEDIAAN SALEP SKRIPSI

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR NISTATIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DAN APLIKASINYA DALAM SEDIAAN SALEP SKRIPSI VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR NISTATIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DAN APLIKASINYA DALAM SEDIAAN SALEP SKRIPSI Oleh : Puji Lestari 125010761 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS WAHID HASYIM

Lebih terperinci

Gambar 1. Alat kromatografi gas

Gambar 1. Alat kromatografi gas 68 A B Gambar 1. Alat kromatografi gas Keterangan: A. Unit utama B. Sistem kontrol 69 Gambar 2. Kromatogram larutan standar DHA 1552,5 µg/g Kondisi: Kolom kapiler VB-wax (60 m x 0,32 mm x 0,25 µm), fase

Lebih terperinci

ANALISIS PROFENOFOS DALAM KUBIS MENGGUNAKAN METODE EFFERVESCENCE-LPME DENGAN INSTRUMEN HPLC UV-Vis SKRIPSI

ANALISIS PROFENOFOS DALAM KUBIS MENGGUNAKAN METODE EFFERVESCENCE-LPME DENGAN INSTRUMEN HPLC UV-Vis SKRIPSI ANALISIS PROFENOFOS DALAM KUBIS MENGGUNAKAN METODE EFFERVESCENCE-LPME DENGAN INSTRUMEN HPLC UV-Vis SKRIPSI RAMADHANI PUTRI PANINGKAT PROGRAM STUDI S1 KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lebih terperinci