Validasi Metode Analisis Kolesterol dalam Telur dengan HPLC-ELSD. (Method Validation of Cholesterol Analysis in Egg Using HPLC-ELSD)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Validasi Metode Analisis Kolesterol dalam Telur dengan HPLC-ELSD. (Method Validation of Cholesterol Analysis in Egg Using HPLC-ELSD)"

Transkripsi

1

2 Vol. 18 (): Jurnailimu Pertanian Indonesia (JIPI). Desember 01 ISSN 08-1 Validasi Metode Analisis Kolesterol dalam Telur dengan HPLC-ELSD (Method Validation of Cholesterol Analysis in Egg Using HPLC-ELSD) Hanifah Nuryani Lioe*, Tika Setianingrum, Ririn Anggraeni ABSTRAK Metode analisis dalam telur menggunakan instrumen kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) yang dilengkapi dengan detektor evaporative light scattering (ELSD) divalidasi dalam penelitian ini. Kolom silika dan campuran tunggal fase gerak yang terdiri atas 90% heksana dan 10% isopropanol dipakai untuk menentukan dengan HPLC. Kolesterol terdeteksi pada waktu retensi 1, menit memakai stan dar dan kondisi HPLC-ELSD: suhu evaporasl C, tekanan udara, bar, dan laju alir fase gerak mumin. Linearitas metode analisis menggunakan matriks sampol telur dicapai pada konsentrasi - jjg/g sampel, dengan >O,990. Limit deteksi instrumen dan limit kuantifikasi berturut-turut diperoleh pada konsentrasi larutan 1,0 dan, jjg/ml. Hasil ujl rekoveri dengan metode penambahan standar dalam matriks sampel telur pada konsentrasi rendah ( jjg/g), sedang ( jjg/g), dan tinggl ( jjg/g) masing-masing adalah 1,1, 108,, dan,1 %, dengan nilai presisl masing-masing,,,9, dan 10,11 %. Limit deteksi metode diketahui pada konsentrasi,0 jjg/g. Reprodusibilitas intralab untuk menganalaisis sebuah sampel telur adalah 0,0%. Metode analisis dalam telur ini dinyatakan valid apabila digunakan untuk analisis pada konsentrasi rendah dan sedang dalam sampel. Kata kunci: HPLC-ELSD,, telur, validasi metode ABSTRACT A method using high-performance liquid chomatography (HPLC) coupled with an evaporative light-scattering detector (ELSD) for the determination of cholesterol in egg was validated. A silica column and a binary mixture of hexane and isopropanol (90:10) as a mobile phase were used to separate cholesterol. Cholesterol was detected at 1. min using cholesterol standard and HPLC-ELSD condition : evaporation temperature C, air pressure. bars, and flow rate of mobile phase mumin. A method linearity for the cholesterol analysis in egg as a sample matrix was obtained at a range of to jjg/g sample, with R > Instrument detection limit and limit of quantitation were determined at 1.0 and. jjg/ml, respectively. Recovery test results by spiking cholesterol standard in egg sample at low, medium, and high concentrations (, and jjg/g ) were 1.1, 108., and.1 %, respectively. Their corresponding repeatability values were.,.9, and %. Method detection limit and intralab reproducibility (to analyze a sample) were observed at.0 jjg/g and 0.0%. The method is valid for cholesterol analysis in egg at low and medium concentrations. Keywords : cholesterol analysis, egg, HPLC-ELSD, method validation PENDAHULUAN Kolesterol merupakan jenis steroid yang paling dikenal dengan atom karbon. Kolesterol hanya ditemukan pad a pangan yang berasal dari hewan. Berikut adalah beberapa contoh kandungan dalam produk pangan berdasarkan hasil penelitian USDA (011). Kandungan dalam produk daging dan olahannya adalah -010 mg/100 g, untuk produk telur dan olahannya mencapai - mg/100 g, untuk prod uk ikan dan olahannya mencapai - mg/100 g, dan produk ayam dan olahannya mencapai -8 mg/100 g. Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh USDA (011), produk pangan yang mengandung lebih dari 00,00 mg/100 9 sebaiknya dihindari, terutama pengaruhnya Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga. Bogor 180. Penulis korespondensi: hanilioe@hotmail.com terhadap risiko penyakit jantung koroner (Ference et a/. 01). Kolesterol pun dapat membentuk produk hasil oksidasi dalam pangan olahan selama proses pemanasan, contohnya pad a pengolahan pasta yang mengandung telur. Kecukupan asupan yang dibutuhkan oleh tubuh dapat diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi sehari-hari. Informasi mengenai kadar dari berbagai bah an pangan yang dikonsumsi setiap harinya sangat penting untuk diketahu i mengingat setiap jenis bahan pangan memiliki kandungan yang berbedabeda. Kadar di dalam bahan pangan dapat diukur dengan berbagai metode, akan tetapi tahap yang paling kritis dalam metode anal isis adalah tahap persiapan sam pel. Analisis diawali dengan proses ekstraksi; proses ini dipengaruhi oleh ban yak hal. Salah satu hal penting yang menentukan dalam proses ekstraksi adalah matriks bahan pangan (Min & Steenson 1998). Matriks bahan pang an adalah jaringan makanan tempat zat gizi terperangkap.

3 ISSN 08-1 JIPI, Vol. 18 (): Proses persiapan sam pel berupa hidrolisis oleh asam dapat digunakan untuk menghilangkan interaksi yang menghambat ekstraksi komponen target. Menurut Min dan Streenson (1998), hidrolisis oleh asam dapat memecah ikatan kovalen dan ikatan ionik pada sam pel sehingga ikatan antara senyawa target dan komponen matriks sampel dapat terlepas. Hal ini menyebabkan senyawa target mudah diekstraksi. Berdasarkan penelitian Osman dan Chin (00), dapat dideteksi dan ditentukan kuantitasnya dengan menggunakan beberapa metode seperti spektrofotometer UV-VIS, kromatografi gas (GC), dan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) dengan detektor UV. Dengan metode spektrofotometer UVVIS dapat dideteksi hingga konsentrasi 1 g/ml, dengan menggunakan GC terdeteksi hingga,00 g/ml, dan dengan menggunakan HPLC-UV terdeteksi hingga 0,08 g/ml. HPLC yang dipadu dengan detektor evaporative light scattering detector (ELSD) masih jarang digunakan untuk analisis, akan tetapi menurut Letter (199), HPLC-ELSD dapat digunakan untuk mengklasifikasikan fosfolipid (, fosfatidiletanolamin, fosfatidilserin, fosfatidikolin, dan spingomielin) pada konsentrasi g/l. Metode analisis yang tidak baku dan yang dikembangkan suatu laboratorium, serta metode baku yang digunakan di luar lingkup yang dimaksudkan memerlukan proses validasi metode (Hadi 00). Validasi metode adalah suatu proses untuk mengkonfirmasi bahwa prosedur analisis yang dilakukan untuk pengujian tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Huber 001). Tujuan penelitian ini adalah memvalidasi analisis dalam bahan pangan dengan matriks sam pel telur dengan menggunakan metode deteksi HPLC-ELSD. Validasi metode analisis terdiri atas uji presisi instrumen, spesifisitas, linearitas metode, limit deteksi instrumen (LDI) dan limit kuantifikasi, rekoveri, keterulangan, metode deteksi limit (method detection limit, MDL), dan intralab reprodusibilitas. Validasi metode dilakukan dengan menggunakan matriks. METODE PENELITIAN Sam pel yang digunakan adalah telur ayam broiler (Gal/us sp.) yang diperoleh dari pasar lokal di sekitar Bogor. Jumlah sampel yang dibeli adalah satu kotak (10 butir). Preparasi sam pel diawali dengan pencampuran 10 butir telur dalam sebuah wadah, kemudian dikocok hingga tercampur rata. Sam pel yang telah tercampur rata kemudian di masukkan ke dalam 1 kantung plastik kecil dan disimpan dalam lemari pembeku dengan suhu -18 C hingga dilakukan validasi analisis. Bahan pereaksi dan pelarut yang digunakan adalah metanol, KOH, heksan, gas N z teknis, gas Nz HP (high purity), HCI, -propanol (isopropanol), standar kemurnian 9% (Sigma Chemical 19 Inc, USA), air bebas ion, Na ZS0 anhidrous, dan kertas saring. Alat yang digunakan pad a penelitian ini timbangan analitik, waterbath, seperangkat alat gelas dan HPLC LC A (Shimadzu, Jepang) yang dilengkapi kolom normal phase silika LiChrosorb Si 0 (10/lm) ( cm x i.d., cm) (Merck, Jerman), dan detektor ELSD Sedex (Sedere, Prancis). Validasi metode analisis yang dilakukan meliputi uji pres lsi instrumen, spesifisitas, pengukuran linearitas metode, limit deteksi instrumen (IDL), limit kuantifikasi (LOa), ketepatan (akurasi), dan ketelitian (presisi) dari hasil uji rekoveri pada konsentrasi rendah, sedang, dan tinggi, penentuan limit deteksi metode (method detection limit, MDL) dan intrareprodusibilitas menurut EURACHEM (1998) dan FDA (01). Uji Presisi Instrumen Uji ini dilakukan dengan cara menginjeksikan larutan standar (konsentrasi g/ml) sebanyak ulangan ke instrumen HPLC, kemudian dihitung nilai standar deviasi (SD)-nya dan standar deviasi relatif (RSD)-nya dari waktu retensi dan luas puncak yang terdeteksi. Batas keberterimaan menurut JECFA (00) adalah RSD $,00%. Spesifisitas Spesifisitas diamati dari hasil injeksi larutan standar, larutan sam pel telur dengan dan. tanpa tambahan standar. Linearitas Metode Linearitas metode ditentukan dengan menginjeksikan larutan sampel telur ( 9 sam pel) yang ditambahkan standar pada konsentrasi yang berbeda (00,, 10,, 0, dan 100 g/ml). Pengujian dilakukan kali pada setiap konsentrasi standar. Linearitas diukur dengan nilai Fi dari kurva hubungan antara luas puncak (sebagai sumbu y) dan konsentrasinya (g/g) (sebagai sumbu x). Linearitas yang baik adalah lebih dari 0,990. Limit Deteksi Instrumen dan Limit Kuantifikasi Limit deteksi instrumen (IDL) dan limit kuantifikasi (LOa) ditentukan dengan cara menginjeksikan larutan standar pada konsentrasi terendah yang dapat dideteksi oleh HPLC-ELSD. Injeksi ini dilakukan sebanyak kali sehingga diperoleh hasil konsentrasi yang terukur. Standar deviasi dari konsentrasi ini dihitung, kemudian nilai IDL ditentukan dari rumus x SD, sedangkan LOa dari 10 x SD. Akurasi dan Presisi Akurasi dan presisi ditentukan dari uji rekoveri. Uji ini dilakukan dengan menggunakan sam pel spike pada konsentrasi berbeda. Konsentrasi spiking yang diuji adalah konsentrasi rendah ( g/g), konsentrasi sedang ( g/g), dan konsentrasi tinggi, yaitu konsentrasi tertinggi yang dapat

4 r 180 ISSN 08-1 ditemui dalam telur ( I-Ig/g). Spiking dieoba sebanyak kali untuk setiap tingkat konsentrasi. Rekoveri dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Rekoveri % = konsentrasi yang ditemukan - konsentrasi sam pel tanpa spiking X 100% konsentrasi spiking Presisi atau keterulangan dapat diketahui dari hasil pengukuran sampel spike pad a konsentrasi rendah, sedang, dan tinggi. Mula-mula rata-rata dan hasil uji sampel spike pad a konsentrasi tertentu dihitung, kemudian R ditentukan. R merupakan presisi atau keterulangan. limit Deteksi Metode Limit deteksi metode (MOL) ditentukan dari kurva hubungan linear antara (sumbu y) dari hasil uji rekoveri dengan konsentrasi standar yang bersangkutan (sumbu x). Nilai interpolasi pada x sama dengan nol dinyatakan sebagai D. Nilai MOL dihitung sebagai kali nilai D. Reprodusibilitas Intra lab. Reprodusibilitas intermediet menggunakan operator, 1 laboratorium tetapi pada waktu yang berbeda atau disebut juga reprodusibilitas intralab. Ini dilakukan dengan menggunakan 1 sam pel matriks yang dianalisis sebanyak ulangan dalam waktu yang sama. Rerata dari pengukuran dalam waktu yang berbeda dan standar deviasi dari rata-rata tersebut dihitung, selanjutnya intralab reprodusibilitas ditentukan dari R perhitungan tersebut. Prosedur Analisis Kolesterol Prosedur analisis yang dilakukan diawali dengan menyiapkan larutan standar, menyiapkan sam pel pad a matriks telur untuk memperoleh larutan sam pel, dan menentukan kandungan dengan menggunakan HPLC-EL. Persiapan larutan standar Sejumlah dan 1 mg standar powder masing-masing dilarutkan dalam ml fase gerak HPLC (heksan :isopropanol = 90: 10) yang terpisah. Larutan standar stok Inl mempun yai konsentrasi 1000 dan I-Ig/mL. Selanjutnya serial pengeneeran larutan stok menggunakan fase gerak sebagai pelarut dibuat untuk memperoleh larutan dengan konsentrasi 10,,, 100, 1,, 00, 0,, 10,, dan 0 I-Ig/mL. Penyiapan larutan sam pel telur (AOAC 9.. dalam Sullivan dan Carpenter 199) Sekitar 9 sam pel telur (sam pel telur telah dihomogenkan) ditimbang dalam tabung reaksi bertutup, selanjutnya ditambahkan 10 ml larutan HCI ( :1) lalu divorteks hingga tereampur. Untuk uji linearitas metode dengan sam pel spiking, sebelum ditambahkan HCI, sam pel diberi tambahan standar sebanyak 1 ml dari setiap konsentras i di JIPI, Vol. 18 (): atas. Tahap ini dilanjutkan dengan mengembusan gas N selama 0 detik lalu ditutup dengan segera untuk menghindari oksidasi. Kemudian eampuran dipanaskan pada penangas air mendidih selama 0 men it, sambil dikoeok setiap menit. Setelah selesai, isi dalam tabung reaksi tersebut didinginkan dengan eara ujung tabung dikenakan air mengalir. lsi tabung dipindahkan ke dalam labu pemisah ( ml), tabung reaksi dibilas dengan x 10 ml air bebas ion, lalu air bilasan tersebut digabungkan ke dalam labu pemisah. Kolesterol dalam sam pel yang terdapat dalam tabung diekstraksi dengan heksana x 10 ml sambil dikoeok. Fraksi heksana diambil lalu heksana yang terkandung diuapkan dengan gas N. Setelah kering, padatan yang diperoleh ditambahkan 10 ml KOH % dalam metanol lalu dipanaskan 80 C selama 0 menit. Komponen kemudian diekstraksi dengan heksana x 10 ml dalam labu pemisah dan fraksi heksana disaring dengan menggunakan kertas saring yang diberi tambahan NaS0 anhidrat 1- g. Heksana yang terkandung dalam fraksi itu diuapkan dengan gas N. Setelah kering, padatan dilarutkan dengan fase gerak pada volume tertentu (1,0 ml) seeara tepat. Kemudian larutan tersebut dieneerkan sebanyak 10 kali tingkat pengeneeran. Larutan sam pel ini siap diinjeksikan ke HPLC. Penentuan dengan HPLC-ELSD Analisis. dengan HPLC-EL merupakan hasil pengembangan di laboratorium LOITP milik Oepartemen IImu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor dengan kondisi isokratik menggunakan: Fase gerak : Heksan: -propanol (90:10) Kolom : silika ( em x i.d., em, ukuran partikel 8 I-Im) Laju alir : mllmenit Suhu : C Oetektor : EL (Sedex ) dengan tekanan gas Nsebesar, bar, Gain. Volume injeksi : 0 I-IL Sam pel diinjeksikan seeara terpisah dari injeksi standar dengan menggunakan kondisi HPLC di atas, kemudian luas respons dieatat. Kurva standar yang merupakan hubungan linear antara area dan konsentrasi standar dibuat. Selanjutnya luas puneak dari kromatogram sam pel dibaea dan dihubungkan dengan kurva standar untuk memperoleh konsentrasi standar dari kurva (J.lg/mL). Konsentrasi dalam sampel dihitung dengan rumus: 1-19 / = /9 sampel Konsentrasi dari kurva g ml x volume larutan sampel ml x Fp berat sam pel 9 Keterangan :. Fp = faktor pengeneeran dari larutan sam pel akhlr apabila dilakukan pengeneeran sebelum larutan diinjeksikan ke HPLC.

5 ISSN 08-1 JIPI, Vol. 18 (): HASIL DAN PEMBAHASAN dengan baik. Uji Presisi Instrumen HPLC Hasil uji presisi instrumen HPLC dengan menggunakan larutan standar I-Ig/mL dapat dilihat pada Tabel 1. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa presisi luas puncak maupun waktu retensi dari puncak masing-masing sebesar, dan 0,9%. Waktu retensi puncak ratarata 1, menit. Apabila merujuk JECFA (00), batas keberterimaan presisi instrumen adalah,0%, maka hasil presisi waktu retensi dapat diterima, sedangkan presisi luas puncak sedikit lebih tinggi daripada batas tersebut. Uji Spesifisitas Uji spesifisitas dilakukan dengan membandingkan puncak yang diperoleh dari hasil injeksi larutan standar, injeksi larutan hasil persiapan sampel telur saja, dan injeksi larutan hasil persiapan sam pel telur yang diberi tambahan standar. Hasilnya ditunjukkan pad a Gambar 1-. Dalam gam bar, terdeteksi pad a waktu retensi 1,1-1, menit. Dalam Gambar terlihat bahwa sampel telur mempunyai puncak yang sama dengan standar dalam Gambar 1. Tinggi puncak tersebut meningkat apabila ke dalam sam pel yang sama ditambahkan standar (Gam bar ). Dengan demikian, dapat terdeteksi dalam matriks sam pel telur Linearitas Metode Pengujian linearitas motede analisis kolestero l menggunakan instrumen HPLC - ELSD dan matriks sam pel telur menunjukkan linearitas yang baik, yaitu peningkatan respons instrumen yang proporsional dengan peningkatan konsentrasi dalam sam pel telur. Ini berarti semakin tinggi konsentrasi standar yang ditambahkan semakin tinggi dan luas puncak yang diperoleh, meskipun tahap persiapan sampel yang dilakukan cukup panjang dan menentukan keakuratan hasil sesuai dengan hasil review. Konsentrasi standar yang ditambahkan pad a pengukuran linearitas ini - I-Ig/g sam pel. Hasil pengukuran linearitas metode dapat dilihat pada Gambar. Kurva liniearitas metode yang diperoleh mempunyai nilai R sebesar 0,99. Nilai ini masuk dalam batas keberterimaan W 0,990 (EMA 199). Dengan mengetahui nilai R tersebut, disimpulkan bahwa metode analisis menggunakan HPLC-ELSD ini memiliki linearitas yang baik. Hasil uji linearitas metode yang dilakukan menggunakan HPLC-ELSD ini menunjukkan nilai R yang lebih baik apabila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh oleh Osman dan Chin (00) menggunakan HPLC-UVNis. Penelitian mereka membandingkan metode ekstraksi Bohac yang mempunyai nilai 0,99, metode Beyer & Jensen Tabel 1 Hasil uji kesesuaian sistem analisis menggunakan instrumen HPLC-EL Konsentrasi standar (flg/ml) R(%) Waktu retensi (menit) ,01 0,9 Luas puneak (mv.s) ,1, {;O,1,j " ;, '... "- '... - "". ' "--" ; Ti r.:t t I:<.1:',. j Gambar 1 Hasil injeksi larutan standar (konsentrasi 101 flg/ml) menggunakan instrumen HPLC-EL dengan kolom silika ( em x i.d., em, ukuran partikel 8 flm). ti! m: l Gambar Hasil injeksi larutan sampel tanpa tambahan standar menggunakan instrumen HPLC-EL dengan kolom silika ( em x i.d., em, ukuran partikel 8 flm).

6 18 ISSN 08-1 JIPI, Vol. 18 () : tiqooo > y =,0x - 10 R = 0, ro 0 -., is :.' -] -i 1 j I y =,8x - 11 W = 0,99 i 1 i /:y;." O. c»l , o Konsentrasi standar (ljg/ml) ir-o:'1. \ Gambar Hasil injeksi larutan sam pel yang ditambahi standar (konsentrasi pg/ml) menggunakan instrumen HPLC-ELSD dengan kolom silika ( em x i.d., em, ukuran partikel 8IJ m) Konsentrasi standar (J.1g/g) Gambar Kurva linearitas metode analisis dengan tambahan standar ke dalam sam pel menggunakan HPLC-ELSD dengan kolom silika ( em x i. d., em, ukuran partikel 8 IJm). dengan nilai RL 0,990, dan metode Queensland Health Science Institute mencapai nilai k- 0,91. Ketiga metode diuji menggunakan instrumen HPLCUVNIS detector sebanyak 8 kali ulangan. Fakta ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Avalli dan Contarini (00), yang menyatakan bahwa HPLCELSD dapat menghasilkan re:spons yang linear untuk mengukur fosfolipid di dalam produk susu. Limit Deteksi Instrumen Limit deteksi instrumen (LDI) adalah batas konsentrasi terendah yang dapat dideteksi oleh instrumen. Pengujian ini pertama-tama dilakukan dengan menginjeksikan larutan standar dari konsentrasi 10,1-101 I-Ig/mL. Hasil dari pengukuran ini kemudian diplotkan ke dalam sebuah kurva hubungan antara konsentrasi standar dan luas puncaknya. Hasil pengujian ditunjukkan pad a Gambar. Kurva memiliki persamaan y =,0x - 10 dengan k- = 0,998. Diketahui bahwa konsentrasi 10,1 dan, pg/ml, tidak dapat dideteksi oleh HPLC-ELSD. Kolesterol dapat dideteksi mulai pad a konsentrasi,- 101 pg/ml. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi terendah yang dapat Gambar Kurva standar analisis 10,1-101,00 pg/ml tanpa menggunakan matriks telur ayam. Larutan standar pada berbagai konsentrasi diinjeksikan ke dalam HPLC-ELSD seeara terpisah. dideteksi oleh HPLC-ELSD adalah, Ilg/mL. Pengujian LDI dilanjutkan dengan kali penginjeksian standar pada konsentrasi I-Ig/mL yang hasilnya dapat dilihat pad a Tabel. LDI dari hasil penelitian ini adalah 1,0 I-Ig/mL. Limit Kuantitasi (LOQhitung) merupakan batas terendah konsentrasi yang dapat dilaporkan, di bawah konsentrasi ini disebut sebagai 'tidak terdeteksi' (Harmita 00). Nilai LOQhitung dapat diperoleh dari nilai LDI, yaitu sebesar 10/ kal i LDI, sehingga diperoleh nilai LOQhitung sebesar, I-Ig/mL. Nilai ini bila dibandingkan dengan penelitian Osman dan Chin (00) jauh lebih baik (Tabel ). Rekoveri dan Keterulangan Rekoveri dilakukan pada konsentrasi spiking yang berbeda, yaitu rendah ( I-Ig/g sampel), sedang ( I-Ig/g sam pel), dan tinggi ( I-Ig/g sam pel). Hasil uji rekoveri pada anal isis ditampilkan pad a Tabel,, dan. Nilai rekoveri ini diperoleh dengan menggunakan persamaan dari kurva linearitas sampel spiking dengan standar; persamaan yang diperoleh adalah y =,8x - 11 dengan nilai R sebesar 0,99. Rekoveri menunjukkan keakuratan hasil analisis yang diperoleh adalah 1,1% untuk konsentrasi spiking rendah. Nilai ini tidak sesuai dengan keberterimaan menurut FDA (01), yaitu %. Rekoveri pada konsentrasi spiking sedang memperoleh keakuratan sebesar 108,% dan telah sesuai dengan FDA (01), yaitu 90-10%. Uji rekoveri konsentrasi spiking tinggi hanya memperoleh keakuratan sebesar,1 %; nilai ini berada di bawah FDA (01), yaitu 9-10%. Perbedaan hasil ini menunjukkan bahwa pengukuran analisis dengan menggunakan HPLC-ELSD hanya dapa dilakukan untuk sam pel yang memiliki konsentrasl rendah sampai sedang. Keterulangan (ripitabilitas) ditunjukkan denga hasil RSD analisis, yaitu,% untuk konsentrasl spiking rendah. Nilai ini telah sesuai dengan FDA (01), yaitu maksimal dala m kisaran 8-11 %.

7 ISSN 08-1 JIPI, Vol. 18 (): Tabel Hasil pengukuran larutan standar konsentrasi g/ml untuk penentuan limit deteksi instrumen Konsentrasi Kolesterol Standar (g/ml) Konsentrasi Kolesterol yang T erbaca (g/ml) Ket : 0, R(%) 0, LOI (J.l9/mL) 1,0 LOa" hitung (J.l9/mL), R(%) Tabel Perbandingan hasil uji LOI dan LOa penulis dengan Osman dan Chin (00) Instrumen Penulis HPLC-EL Osman dan Chin (00) LOI LOOhitung (g/ml) (g/ml) 1,0 Spektrofotometer HPLC-UV GC (g/g) 1 1 0,08,00 0,0 Jumlah standar yang terbaca 1 Rekoveri (%) (g/g),,,8 1,8 11,8,90 8,9 11,8, Tabel Hasil uji rekoveri analisis dalam sampel telur pada konsentrasi spike rendah ( g/g sampel) menggunakan instrumen HPLC-EL dengan kolom silika Kolesterol yang ditambahkan 1,11, R(%),1, Jumlah standar yang terbaca (g/g) Rekoveri (%),,8,8 0,1 109,1 100,, 88, 8,0 110,0 11,1 111,.0 11,,9 10,0 10, Tabel Hasil uji rekoveri analisis dalam sam pel telur pada konsentrasi spike tinggi ( g/g sampel) menggunakan instrumen HPLC-EL dengan kolom silika LOI = Limit deteksi instrumen LOa = Limit of quantification Peneliti Kolesterol yang ditambahkan (g/g) 9. Tabel Hasil uji rekoveri analisis dalam sampel telur pad a konsentrasi spike sedang ( g/g sampel) menggunakan instrumen HPLC-EL dengan kolom silika 11,1 1, 1,90 11, Keterulangan pada konsentrasi spiking sedang mempunyai nilai RSD sebesar,9% dan telah sesuai dengan FDA (01). Uji ripitabilitas konsentrasi spiking tinggi hanya memperoleh nilai RSD sebesar ditambahkan Jumlah standar yang (g/g) terbaca (g/g) 19, 19,0 11, 11,8 181,8 11,98 1,9 Kolesterol yang R(%) 1.00 Rekoveri (%),8, 8,,9, 1,9, ,8 10,11 10,11 %, dan nilai ini masih berada dalam kisaran FDA (01). Dalam penelitian Osman dan Chin (00), uji rekoveri hanya dilakukan pada 1 konsentrasi spiking, yaitu pada konsentrasi 00 g/ml standar. Dengan nilai konsentrasi yang terbaik dicapai pada metode Bohac dengan instrumen HPLC UV-VIS yang mencapai nilai rekoveri 9,% dengan RSD,%. Hal ini menunjukkan bahwa metode HPLC-ELSD yang telah dilakukan oleh peneliti memiliki nilai rekoveri yang lebih baik, sebagaimana ditunjukkan dengan nilai RSD yang lebih rendah daripada metode yang dilakukan oleh Osman dan Chin (00). Limit Oeteksi Metode (MOL) Uji MDL merupakan kelanjutan dari uji rekoveri dengan memplotkan nilai standar deviasi (SD) pada setiap konsentrasi spiking ke dalam sebuah kurva hubungan antara konsentrasi standar yang

8 18 ISSN 08-1 ; 1 : 100 : 80 c 0 L.. c 111 en UCAPAN TERIMA KASIH y = 0,0x + 0,8 R = O. o Penulis mengucapkan terima kasih kepada laboratorium terakreditasi LDITP, Departemen IImu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertan ian Bogor yang telah memberi dana penelitian dan dukungan sarana. Ucapan terima kasih juga disampaikan penulis kepada teknisi Ririn dan Taufik yang telah membantu dalam penggunaan instrumen HPLC-ELSD. Konsentrasi Kolesterol yang Oitambahkan (jjg/g) Gambar Kurva uji limit deteksi metode (MOL) dalam analisis menggunakan instrumen HPLC-EL dengan matriks sampel telur. Tabel Hasil uji reprodusibilitas intralab analisis pad a telur dengan HPLC-EL dan kolom silica Bulan ke- Ket: JIPI, Vol. 18 (): Hasil analisis Rata-rata hasil analisi {Hg/gt {Hg/g},,8, R Thitung 0,0 0,09-- 1,09 = rata-rata dari ulangan analisis = tidak berbeda nyata ditambahkan dan nilai yang diperoleh. Hasil uji MOL pada konsentrasi yang berbeda dapat dilihat pada Gambar. Dari hasil persamaan y = 0,0x + 0,1 dengan nilai sama dengan 1, diperoleh intersepsi SDo (x = 0), yaitu 0,1 I-1g/g. Nilai MOL dihitung sebesar kali SDo ialah,0 I-1g/g; nilai ini lebih rendah daripada LOOhitung (, I-1g/mL). Hal ini menunjukkan bahwa metode yang digunakan memiliki tingkat sensitivitas yang baik karena dapat mendeteksi dalam maktriks hingga konsentrasi,0 I-1g/g. Reprodusibilitas Intralab Hasil uji reprodusibilitas intralab dapat dilihat pada Tabel. Reprodusibilitas Intralab diketahui dari nilai RSD yang dihasilkan, yaitu 0,0%, nilai ini telah memenuhi batas keberterimaan menurut FDA (01), yaitu tidak lebih dari 8%. Hasil ini menunjukkan bahwa metode yang telah dilakukan memiliki nilai keterulangan yang baik pad a selang waktu tertentu. Setelah diuji T, diketahui bahwa antar kedua ulangan terse but tidak berbeda nyata. DAFTAR PUSTAKA Avalli A, Contarini G. 00. Determination of phospholipids in dairy products by SPE/HPLC/ELSD. J. Chromatogr A. 101 (1-0): [EMA] The European Agency for the Evaluation of Medical Products ICH. Topic 0B. Validation of Analytical Procedures: Methodology. [Internet] [diunduh 010 Nov ]. Tersedia pada: pport/pdfsu pport/0a.pdf. [EURACHEM] Working Group Purpose of Analytical Methods Guide to Methods Validation and [Internet] [diunduh 010 Nov ]. php/publications/guides/mv. The Fitness for -A Laboratory related Topics. Tersedia pada: FDA. 01. Guidelines for the Validation of Chemical Methods for the FDA Foods Program. [Internet] [diunduh 01 Jan 0]. Tersedia pada: fda.gov/download s/scienceresearch/fi eldscience/ucm980.pdf. Ference SA, Yoo W, Alesh I, Mahajan N, Mirowska KK, Mewada A, Kahn J, Afonso L, Williams KA, Flack JM. 01. Effect of long-term exposure to lower low-density lipoprotein cholesterol beginning early in life on the risk of coronary heart desease: A Mendelian randomization analysis. Journal of the of Cardiology. 0(): American College 1-9. Hadi A. 00. Pemahaman dan Penerapan IIIEG 10:00. Jakarta (10): Gramedia Pustaka Utama. \ Harmita. 00. Petunjuk pelaksanaan validasi metode dan perhitungannya. Maj 1/ Kefarm. 1(): KESIMPULAN Hasil validasi metode analisis menggunakan HPLC-ELSD dengan matriks sampel telur adalah valid untuk konsentrasi uji S I-1g/g sampel. Metode tersebut dapat digunakan untuk anal isis rutin di laboratorium pengujian. Huber L Validation of Analytical Methods. [Internet] [diunduh 010 Okt 8]. Tersedia pada: [JECFA] Joint Expert Committee on Food Additives. 00. Combined Compendium of Food Additive Specifications Volume. Analytical Methods, Test Procedures and Laboratory Solutions Used By And Referenced in The Food Additive Specifications. '"

9 SSN 08-1 JIPI, Vol. 18 (): Rome (IT): Food and Agriculture Organization of The United Nations..etter WS A Rapid Method for Phospholipid Class Separation by HPLC using an Evaporative Light-Scattering Detector. J Liquid Chromatogr. 1(): -. in DB, Steenson DF Crude fat analysis. Dalam : Food Analysis. Ed. Ke-. SS. Nielsen (ed). Maryland (US): Aspen Publ. )sman H, Chin YK. 00. Comparative sensitivities of cholesterol analysis using GC, HPLC and spectrophotometric methods. The Malay J Anal Sci. 10(): Sullivan DM, Carpenter DE Methods of analysis for nutrition labeling. Chapter 11, AOAC Official Method 9., Cholesterol in Multicomponent Foods, him USDA Cholesterol High Avoid. [Internet] [Diunduh 011 Feb 10]. Tersedia pada: http: high_avoid. php.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai bulan Maret 2011 sampai dengan Agustus 2011. Berlokasi di Laboratorium Jasa Analisis Pangan, Departemen

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode ekstraksi kolesterol yang dilakukan pada penelitian ini merupakan metode yang tercantum dalam AOAC 976.26. Pertama-tama dengan dilakukan ekstraksi menggunakan asam (HCl

Lebih terperinci

Validasi Metode Analisis Kolesterol dalam Telur dengan HPLC-ELSD. (Method Validation of Cholesterol Analysis in Egg Using HPLC-ELSD)

Validasi Metode Analisis Kolesterol dalam Telur dengan HPLC-ELSD. (Method Validation of Cholesterol Analysis in Egg Using HPLC-ELSD) Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Desember 2013 ISSN 0853 4217 Vol. 18 (3): 178 185 Validasi Metode Analisis Kolesterol dalam Telur denan HPLC-ELSD (Method Validation of Cholesterol Analysis in E

Lebih terperinci

VALIDASI METODE ANALISIS KOLESTEROL MENGGUNAKAN HPLC ELSD DENGAN MATRIKS SAMPEL TELUR AYAM SKRIPSI TIKA SETIANINGRUM F

VALIDASI METODE ANALISIS KOLESTEROL MENGGUNAKAN HPLC ELSD DENGAN MATRIKS SAMPEL TELUR AYAM SKRIPSI TIKA SETIANINGRUM F VALIDASI METODE ANALISIS KOLESTEROL MENGGUNAKAN HPLC ELSD DENGAN MATRIKS SAMPEL TELUR AYAM SKRIPSI TIKA SETIANINGRUM F24084002 DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus: 8 Kolom : Bondapak C18 Varian 150 4,6 mm Sistem : Fase Terbalik Fase Gerak : Asam oksalat 0.0025 M - asetonitril (4:1, v/v) Laju Alir : 1 ml/menit Detektor : Berkas fotodioda 355 nm dan 368 nm Atenuasi

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN RINGKASAN Pengembangan dan Validasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi pada Analisis Andrografolida dalam Bahan Baku dan Tablet Fraksi Etil Asetat Andrographis paniculata Pada pengembangan produk

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami* PENETAPAN KADAR KLORAMFENIKOL DALAM TETES MATA PADA SEDIAAN GENERIK DAN MERK DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami* Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Optimasi esterifikasi DHA Dilakukan dua metode esterifikasi DHA yakni prosedur Lepage dan Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir DHA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kolesterol Kolesterol merupakan steroid hewani yang terdapat paling meluas dan dijumpai dalam hampir semua jaringan hewan. Kolesterol merupakan zat antara yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Optimasi Sistem KCKT Sistem KCKT yang digunakan untuk analisis senyawa siklamat adalah sebagai berikut: Fase diam : C 18 Fase gerak : dapar fosfat ph

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut USP (2007), sifat fisikokimia cefadroxil adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut USP (2007), sifat fisikokimia cefadroxil adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cefadroxil 2.1.1 Sifat fisikokimia Menurut USP (2007), sifat fisikokimia cefadroxil adalah sebagai berikut: Rumus struktur : Gambar 1 Struktur cefadroxil Nama Kimia : 5-thia-1-azabicyclo[4.2.0]oct-2-ene-1-carbocylic

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum ini digunakan untuk mengetahui pada serapan berapa zat yang dibaca oleh spektrofotometer UV secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium riset dan laboratorium kimia instrumen Jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN ANALISIS SIKLAMAT PADA AGAR-AGAR YANG BEREDAR DI PASAR WAGE PURWOKERTO DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Rizki Widyaningsih*, Pri Iswati Utami* Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.Preparasi Sampel Larutan standar dibuat dengan melarutkan standar tetrasiklin sebanyak 10 mg dalam metanol 100 ml dari larutan standar tersebut lalu dibuat larutan baku dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Seluruh bahan kimia yang digunakan memiliki grade analitik. Asam sulfat terkonsentrasi (H 2 SO 4 98%), reagen anthrone, KI, HCl 37%, Na 2 CO 3,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen (experiment research) (Notoatmodjo, 2002).

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juli 2011, bertempat di Laboratorium Pangan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional Badan POM RI,

Lebih terperinci

Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009

Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009 JURNAL TEKNOLOGI PROSES DAN INOVASI INDUSTRI, VOL. 2, NO. 1, JULI 2017 19 Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI 6989.20 : 2009 Methods Verification of Sulfat Analysis in

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 17 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 sampai Maret 2012. Penelitian ini dilakukan di beberapa laboratorium yaitu, Laboratorium

Lebih terperinci

VALIDASI METODE ANALISIS BASA PURIN ADENIN DAN HIPOSANTIN PADA EMPING MELINJO DENGAN INSTRUMEN HPLC-UV MUTIARA PRATIWI

VALIDASI METODE ANALISIS BASA PURIN ADENIN DAN HIPOSANTIN PADA EMPING MELINJO DENGAN INSTRUMEN HPLC-UV MUTIARA PRATIWI VALIDASI METODE ANALISIS BASA PURIN ADENIN DAN HIPOSANTIN PADA EMPING MELINJO DENGAN INSTRUMEN HPLC-UV MUTIARA PRATIWI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ibuprofen 2.1.1 Sifat Fisikokimia Menurut Ditjen POM (1995), sifat fisikokimia dari Ibuprofen adalah sebagai berikut : Rumus Struktur : Gambar 1. Struktur Ibuprofen Nama Kimia

Lebih terperinci

SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY 9 SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY Penetapan secara Simultan Campuran Parasetamol dan Ibuprofen dengan Kromatografi Cair Kinerja

Lebih terperinci

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan TEKNIK VALIDASI METODE ANALISIS KADAR KETOPROFEN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Erina Oktavia 1 Validasi metode merupakan proses yang dilakukan melalui penelitian laboratorium untuk membuktikan

Lebih terperinci

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. ALAT Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang dilengkapi dengan detektor UV-Vis (SPD-10A VP, Shimadzu), kolom Kromasil LC-18 dengan dimensi kolom

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-November 2011. Pemeliharaan ternak prapemotongan dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok

Lebih terperinci

KROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

KROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. KROMATOGRAFI Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa memahami pengertian dari kromatografi dan prinsip kerjanya 2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis kromatografi dan pemanfaatannya

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Preparasi sampel Daging bebek yang direbus dengan parasetamol dihaluskan menggunakan blender dan ditimbang sebanyak 10 g kemudian dipreparasi dengan menambahkan asam trikloroasetat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pencarian kondisi analisis optimum levofloksasin a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT Pada penelitian ini digunakan

Lebih terperinci

Verifikasi Metode Uji Lemak Pakan Buatan

Verifikasi Metode Uji Lemak Pakan Buatan FishtecH Jurnal Teknologi Hasil Perikanan ISSN: 2302-6936 (Print), (Online, http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fishtech) Vol. 6, No.1: 92-96, Mei 2017 Verifikasi Metode Uji Lemak Pakan Buatan Method

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH UJI SENSITIVITAS PEREAKSI PENDETEKSI KUNING METANIL DI DALAM SIRUP SECARA SPEKTROFOTOMETRI CAHAYA TAMPAK Oleh: Novi Yantih

Lebih terperinci

Lampiran 1. Metode analisis kolesterol, asam lemak dan Vitamin A A. Metode Analisis Kolesterol (Kleiner dan Dotti 1962).

Lampiran 1. Metode analisis kolesterol, asam lemak dan Vitamin A A. Metode Analisis Kolesterol (Kleiner dan Dotti 1962). Lampiran 1. Metode analisis kolesterol, asam lemak dan Vitamin A A. Metode Analisis Kolesterol (Kleiner dan Dotti 1962). Diambil sampel dua telur pada setiap ulangan. Delapan belas sampel dianalisis kolesterolnya

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PE ELITIA

IV. METODOLOGI PE ELITIA IV. METODOLOGI PE ELITIA 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Mei 2012 di laboratorium kimia departemen Quality Control (QC)

Lebih terperinci

VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK Ika Yuni Astuti *, Wiranti Sri Rahayu, Dian Pratiwi Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Sintesis amina sekunder rantai karbon genap dan intermediat-intermediat sebelumnya dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor. Sedangkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Karakteristik Metode GC-AOAC dan Liquid Chromatography AOAC (Wood et al., 2004)

Lampiran 1. Karakteristik Metode GC-AOAC dan Liquid Chromatography AOAC (Wood et al., 2004) 49 Lampiran. Karakteristik Metode GC-AOAC dan Liquid Chromatography AOAC (Wood et al., 004) Performance characteristics for benzoic acid in almond paste, fish homogenate and apple juice (GC method) Samples

Lebih terperinci

VALIDASI METODE ANALISIS BETA KAROTEN DENGAN HPLC-MWD PADA MATRIKS SAM PEL MINYAK SAWIT ABSTRAK

VALIDASI METODE ANALISIS BETA KAROTEN DENGAN HPLC-MWD PADA MATRIKS SAM PEL MINYAK SAWIT ABSTRAK ...-------.. --. Penguatan penelitian dan pengembangan industri kelapa sawit yang berkelanjutan VALIDASI METODE ANALISIS BETA KAROTEN DENGAN HPLC-MWD PADA MATRIKS SAM PEL MINYAK SAWIT Hanifah Nuryani LlOE

Lebih terperinci

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, pengambilan lima sampel yang dilakukan dengan cara memilih madu impor berasal Jerman, Austria, China, Australia, dan Swiss yang dijual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan cairan tubuh manusia yaitu plasma secara in vitro. 3.2 Subyek Penelitian Subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan analisis semakin dikenal secara luas, bahkan mulai dilakukan secara rutin dengan metode sistematis. Hal ini didukung pula oleh perkembangan yang pesat dari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di Laboratorium Biomasa Terpadu Universitas Lampung. 3.2. Alat dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini telah dilakukan pengembangan dan validasi metode analisis untuk penetapan kadar vitamin A dalam minyak goreng sawit secara KCKT menggunakan kolom C 18 dengan

Lebih terperinci

V. HASIL DA PEMBAHASA

V. HASIL DA PEMBAHASA V. HASIL DA PEMBAHASA Metode analisis kadar vitamin C pada susu bubuk yang dilakukan pada penelitian ini merupakan metode yang tercantum dalam AOAC 985.33 tentang penentuan kadar vitamin C pada susu formula

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian studi voltametri siklik asam urat dengan menggunakan elektroda nikel sebagai elektroda kerja ini bertujuan untuk mengetahui berbagai pengaruh dari parameter yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Nopember 2012 sampai Januari 2013. Lokasi penelitian di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian, Kampus Penelitian Pertanian, Bogor. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit utama di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi, yaitu 25,8% untuk usia 18 tahun (Riset Kesehatan Dasar, 2013), meskipun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2012. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertnian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengembangan Metode Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun hanya salah satu tahapan saja. Pengembangan metode dilakukan karena metode

Lebih terperinci

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ANALISIS SENYAWA KARSINOGENIK NITROSODIETILAMIN (NDEA) PADA IKAN SARDEN KEMASAN KALENG DENGAN EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION-HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY SKRIPSI INDAH LESTARI SETIOWATI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis DHA Kondisi analisis optimum kromatografi gas terpilih adalah dengan pemrograman suhu dengan suhu awal

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di 29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak

ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS Amalia Choirni, Atik Setiani, Erlangga Fitra, Ikhsan Fadhilah, Sri Lestari, Tri Budi Kelompok 12 Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penentuan Linieritas Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan dengan cara membuat kurva hubungan antara absorbansi pada sumbu y dan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl. BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penetapan kadar ini dilakukan di Ruang Laboratorium yang terdapat di Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengumpulan Sampel Pengumpulan sampel ini dilakukan berdasarkan ketidaklengkapannya informasi atau keterangan yang seharusnya dicantumkan pada etiket wadah dan atau pembungkus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PERCOBAAN

BAB III METODE PERCOBAAN BAB III METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Instrument PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan Jalan Raya Tanjung Morawa Km. 9 pada bulan Februari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam Ditimbang 10,90 mg fenobarbital dan 10,90 mg diazepam, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi 2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ

Lebih terperinci

ANALISIS PROFENOFOS DALAM KUBIS MENGGUNAKAN METODE EFFERVESCENCE-LPME DENGAN INSTRUMEN HPLC UV-Vis SKRIPSI

ANALISIS PROFENOFOS DALAM KUBIS MENGGUNAKAN METODE EFFERVESCENCE-LPME DENGAN INSTRUMEN HPLC UV-Vis SKRIPSI ANALISIS PROFENOFOS DALAM KUBIS MENGGUNAKAN METODE EFFERVESCENCE-LPME DENGAN INSTRUMEN HPLC UV-Vis SKRIPSI RAMADHANI PUTRI PANINGKAT PROGRAM STUDI S1 KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KADAR VALSARTAN DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KADAR VALSARTAN DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KADAR VALSARTAN DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI HENDRIANTO 2443012018 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic)

LAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic) LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic) Nama : Rebecca Rumesty Lamtiar (127008016) Yulia Fitri Ghazali (127008007) Paska Rahmawati Situmorang (127008011)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.

Lebih terperinci

UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN

UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN YANG MENGANDUNG ERDOSTEIN 1 Fetri Lestari, 2 Hilda Aprilia 1,2 Program Studi Farmasi,

Lebih terperinci

Lapisan n-heksan bebas

Lapisan n-heksan bebas Lapisan n heksan Lapisan air Diekstraksi lagi dengan 5 ml n-heksan Dipisahkan 2 lapisan yang terbentuk Lapisan n-heksan Lapisan n-heksan Lapisan air Disatukan dengan lapisan n-heksan pertama Ditambah 500

Lebih terperinci

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Wiranti Sri Rahayu, Asmiyenti Djaliasrin Djalil, Fauziah Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan asam klorida pekat 37% (Merck KG aa), akuadestilata, sampel hand body lotion, standar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2 Alat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 Mei 2015 di UPT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 Mei 2015 di UPT III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 Mei 2015 di UPT Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi Universitas Lampung, analisis

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015 BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 20 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanaman padi sawah di Desa Cijujung, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada bulan Februari

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan. Pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengararuh pemberian ransum dengan suplementasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengararuh pemberian ransum dengan suplementasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Percobaan Penelitian tentang pengararuh pemberian ransum dengan suplementasi tepung ceker ayam terhadap kadar kolesterol dan Asam lemak pada kuning telur

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KADAR AKRILAMIDA DALAM KENTANG GORENG SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI OLEH: ZULHAMIDAH NIM

PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KADAR AKRILAMIDA DALAM KENTANG GORENG SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI OLEH: ZULHAMIDAH NIM PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KADAR AKRILAMIDA DALAM KENTANG GORENG SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI OLEH: ZULHAMIDAH NIM 060804037 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN 693-359 ANALISIS RESIDU PESTISIDA ORGANOKLORIN PADA SIMPLISIA KUNYIT (Curcuma domestica Val.) SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET VISIBEL Wiranti Sri Rahayu, Dwi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian eksperimental sederhana (posttest only control group

Lebih terperinci

VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI

VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI Oleh: DENNY TIRTA LENGGANA K100060020 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam klorida pekat 37% (Merck KG, aa), sampel krim, metil paraben pa (Brataco), dan propil paraben

Lebih terperinci

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah HPLC Merupakan teknik pemisahan senyawa dengan cara melewatkan senyawa melalui fase diam (stationary phase) Senyawa dalam kolom tersebut akan

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat yang Digunakan Selain peralatan gelas standar laboratorium kimia, digunakan pula berbagai peralatan lain yaitu, pompa peristaltik (Ismatec ) untuk memompakan berbagai larutan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

PENGARUH ph PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT DALAM SIRUP MELALUI ISOLASI DENGAN PELARUT ETER SECARA KCKT

PENGARUH ph PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT DALAM SIRUP MELALUI ISOLASI DENGAN PELARUT ETER SECARA KCKT PENGARUH ph PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT DALAM SIRUP MELALUI ISOLASI DENGAN PELARUT ETER SECARA KCKT THE EFFECT OF ph ON DETERMINATION OF SODIUMBENZOAT IN SYRUP TROUGH ETHER ISOLATION BY USING

Lebih terperinci