BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian dan Perumusan Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian dan Perumusan Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian dan Perumusan Masalah Dinamika perubahan penggunaan lahan merupakan obyek kajian yang penting dan selalu menarik untuk diteliti karena berkaitan dengan berbagai isu (permasalahan) global. Pemanasan global, berkurangnya biodiversitas dan dampak terhadap kehidupan manusia merupakan isu global yang secara langsung maupun tidak langsung memiliki keterkaitan dengan perubahan penggunaan lahan. Besarnya pengaruh dan dampak yang ditimbulkan oleh terjadinya perubahan penggunaan lahan mendorong banyak lembaga internasional untuk membentuk suatu program yang khusus mengkaji fenomena tersebut. Land Use/Cover Change (LUCC) merupakan salah satu contoh program internasional yang mengkaji masalah perubahan penggunaan lahan. Kelompok kerja dalam LUCC merekomendasikan tiga subyek utama penelitian yang berkaitan dengan perubahan penggunaan lahan yaitu: situation assessment, modeling and projecting, and conceptual scaling (Singh, 2003; Anwar, 2002) Penggunaan lahan merupakan fenomena dinamis yang dinamikanya tergantung dari tiga faktor yaitu: kualitas inherent lahan, pengaruh penggunaan lahan disekitarnya (neighboring effects) dan kebutuhan lahan untuk kegiatan tertentu (White, 1997 dalam Singh, 2003). Fenomena perubahan penggunaan lahan, dapat dikaji secara langsung maupun tidak langsung. Kajian secara langsung pada umumnya jarang dilakukan karena membutuhkan waktu yang lama, biaya yang besar dan yang paling penting adalah fenomena alam terlalu kompleks untuk dikaji secara langsung. Fenomena alam banyak dikaji secara tidak langsung dengan menggunakan suatu model. Model adalah penyederhanaan dari suatu realita (Thomas dan Hugget, 1980). 1

3 Model pada tataran formal dapat dibedakan menjadi dua tipe dasar yaitu model fisikal dan model lojikal. Model fisikal adalah miniatur dari obyek atau fenomena dan dibuat dari material yang dapat disentuh. Model lojikal tidak mempunyai keterkaitan secara fisik dengan obyek atau fenomena yang dimodelkan. Bagian utama (main subsets) dari model lojikal adalah model matematis. Model tersebut melibatkan sejumlah variabel, parameter, persamaan dan ketidaksamaan. (Kemp, 2003). Regresi adalah suatu model matematik yang bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara satu variabel dependent (respon) dengan satu atau lebih variabel independent (prediktor/ explanatory). Hubungan antara variabel respon dan prediktor dievaluasi dengan teknik yang disebut analisis regresi dan dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi. Variabel respon, dalam persamaan regresi, dimodelkan sebagai fungsi dari satu atau lebih variabel prediktor. Regresi dapat digunakan untuk prediksi, inferensial, uji hipotesisi dan memodelkan hubungan timbal-balik (causal relationship). Regresi logistik biner (binary logistic regression) adalah model regresi dimana variabel respon bersifat biner atau dikotomi (dichotomous). Variabel biner adalah data (mewakili peristiwa atau fenomena) yang hanya terdiri dari dua nilai atau kategori. Peristiwa atau fenomena yang hanya terdiri dari dua nilai antara lain hidup atau mati, berhasil atau gagal, berubah atau tidak berubah dan sebagainya. Variabel prediktor dalam regresi logistik adalah semua tipe data. Regresi logistik biner tidak memerlukan asumsi tentang normalitas data sehingga dapat digunakan untuk kajian terhadap fenomena yang tidak selalu mengikuti asumsi normal (normal assumption). Regresi logistik biner setidaknya memiliki dua keunggulan dibandingkan dengan regresi linier. Keunggulan pertama adalah dapat digunakan untuk kajian fenomena (variabel respon) yang bersifat dikotomi menggunakan semua tipe data sebagai variabel prediktor. Keunggulan kedua adalah tidak memerlukan asumsi tentang normalitas data. Fenomena di dunia nyata (real world) tidak selalu mengikuti 2

4 asumsi tentang normalitas, sehingga model yang memerlukan asumsi normal tidak sesuai digunakan untuk kajian fenomena tersebut. Perubahan penggunan lahan adalah fenomena yang tidak selalu mengikuti asumsi normal (Xie et al, 2005). Perubahan penggunaan lahan, pada suatu lokasi dan dalam kurun waktu tertentu, dapat dikaji sebagai fenomena atau peristiwa yang bersifat dikotomi (biner). Perubahan penggunaan lahan, sebagai fenomena yang bersifat biner, hanya terdiri dari dua kategori yaitu berubah atau tidak berubah. Faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan umumnya merupakan kombinasi antara variabel yang bersifat kontinyu dan kategorikal (Xie et al, 2005). Perubahan penggunaan lahan cenderung dipicu oleh kombinasi faktor yang bekerja secara gradual dan faktor yang terjadi secara tidak teratur (Lambin dan Geist, 2007). Sistem informasi geografi (SIG) adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah dan menampilkan data keruangan dari real world (Burrough,1986; Aronoff, 1989). SIG telah banyak diaplikasikan dalam pengolahan maupun pemodelan data keruangan (spatial modelling). Perubahan penggunaan lahan merupakan fenomena yang memiliki dimensi ruang dan waktu (spatiotemporal). Kajian tentang perubahan penggunaan lahan secara keruangan dapat dilakukan dengan memanfaatkan SIG sebagai alat bantu. SIG dapat diintegrasikan dengan model lain yang tidak bersifat keruangan. Daerah pinggiran kota (urban fringe) secara umum dicirikan dengan dinamika perubahan penggunaan lahan yang tinggi (Harini, 2007; Aguaiyo et al, 2007). Daerah pinggiran Kota Yogyakarta memiliki dinamika perubahan penggunaan lahan yang tinggi. Selama kurun waktu 5 tahun ( ), di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah terjadi perubahan dari lahan sawah menjadi lahan non sawah seluas ha. Perubahan banyak terjadi di sekitar Kota Yogyakarta (BPS Propinsi DIY, 2001). Kajian tentang perubahan penggunaan lahan di daerah tersebut sangat penting untuk dilakukan. Sesuai dengan salah satu rekomendasi dari kelompok kerja LUCC, perubahan penggunaan lahan di daerah tersebut perlu dikaji dari aspek pemodelan dan proyeksi perubahannya. 3

5 Berdasarkan uraian mengenai fenomena perubahan penggunaan lahan, karakteristik model regresi logistik dan SIG, permasalahan penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: - Seberapa besar dan dimana lokasi perubahan penggunaan lahan yang terjadi di daerah penelitian pada rentang waktu tertentu? - Bagaimana mengkaji perubahan penggunaan lahan secara keruangan menggunakan model regresi logistik biner (binary logistic regression) berbasis SIG? - Faktor apa saja yang dapat digunakan sebagai variabel predikor dalam model regresi logistik biner untuk kajian perubahan penggunaan lahan di daerah penelitian Permasalahan diatas akan dijawab melalui penelitian dalam tesis yang berjudul Model SIG-Binary Logistic Regression Untuk Prediksi Prubahan Penggunaan Lahan 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengkaji dan memprediksikan perubahan penggunaan lahan secara spasial menggunakan integrasi model regresi logistik biner dan SIG 2. Mengkaji validitas model regresi logistik biner dalam memprediksikan peruahan penggunaan lahan Sasaran yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui distribusi spasial perubahan penggunaan lahan di daerah penelitian 2. Mengidentifikasi faktor yang dapat digunakan untuk memprediksikan (variabel prediktor) perubahan penggunaan lahan di daerah penelitian 4

6 3. Menyusun model regresi logistik biner (binary logistic regression) berdasarkan sejumlah variabel prediktor untuk menentukan nilai probabilitas perubahan penggunaan lahan 4. Mengintegrasikan model regresi logistik biner dengan SIG untuk memetakan peluang perubahan (probabilitas transisi) penggunaan lahan di daerah penelitian Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berlokasi di daerah pinggiran Kota Yogyakarta dengan asumsi bahwa daerah tersebut memiliki dinamika perubahan penggunaan lahan yang tinggi. Penelitian difokuskan pada dinamika perubahan dari lahan bukan terbangun menjadi lahan terbangun. Lokasi penelitian akan dibatasi berdasarkan wilayah administratif, dalam hal ini adalah batas kecamatan. Penggunaan wilayah administrasi sebagai batas daerah penelitian dikarenakan batas administrasi telah ditetapkan dengan tegas. Pembatasan daerah penelitian relatif lebih mudah apabila menggunakan batas yang telah ditetapkan dengan tegas dan jelas. Kecamatan yang digunakan sebagai lokasi penelitian adalah kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta. Lokasi daerah penelitian ditunjukkan pada Gambar 1. Data penggunaan lahan multi-temporal merupakan data utama dalam penelitian ini. Ketersediaan data tersebut bisa menjadi kendala dalam penelitian ini. Pemilihan lokasi penelitian seperti diuraikan di atas didasarkan pada asumsi bahwa data multi temporal penggunaan lahan di daerah tersebut tersedia. Apabila data yang dimaksud tidak tersedia, citra satelit multi-temporal atau foto udara akan digunakan sebagai sumberdata. Penggunaan foto udara lebih diutamakan karena faktor kemudahan dalam interpretasi terkait dengan resolusi spasialnya yang lebih tinggi dibandingkan citra satelit. Citra satelit digunakan apabila foto udara di daerah penelitian tidak tersedia. 5

7 Gambar 1.1. Lokasi Daerah Penelitian 1.4. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah integrasi antara metode analisis spasial dengan SIG dan model regresi logistik biner. Dinamika perubahan penggunaan lahan di daerah penelitian dikaji dengan memetakan lokasi terjadinya perubahan, pada interval waktu tertentu, kemudian mencari hubungan antara terjadinya perubahan dengan keberadaan sejumlah karakteristik lahan. Hubungan 6

8 antara karakteristik lahan dengan terjadinya perubahan selanjutnya digunakan untuk menyusun prediksi dengan menggunakan regresi logistik biner. Karakteristik lahan yang secara statistik mempunyai hubungan signifikan dengan terjadinya perubahan digunakan sebagai variabel prediktor (independent), sedangkan terjadinya atau tidak terjadinya perubahan penggunaan lahan berlaku sebagai variabel respon (dependent) Data yang digunakan Data utama yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: data penggunaan lahan multi temporal (dengan dua klasifikasi, lahan terbangun dan bukan lahan terbangun), data jaringan jalan, lokasi perguruan tinggi dan lokasi pusat perekonomian (central business district). Sesuai dengan ketersediaan data, seperti telah diuraikan pada ruang lingkup penelitian, sumber data utama dalam penelitian ini adalah foto udara atau citra satelit, peta Rupabumi Indonesia skala 1: dan data bantu lainnya yang diperoleh dari survei lapangan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari foto udara melalui kegiatan interpretasi. Teknik interpretasi yang digunakan adalah interpretasi visual yang digabungkan dengan teknik digitasi layar (on screen digitizing). Sebelum dilakukan interpretasi, perlu dilakukan koreksi geometrik terhadap foto udara. Koreksi geometrik dimaksudkan agar posisi obyek pada foto udara sesuai dengan posisi sebenarnya. Koreksi dilakukan dengan menggunakan sejumlah titik ikat yang diperoleh dari Peta Rupabumi Indonesia skala 1: Analisis Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui serangkaian kegiatan pengolahan dan analisis. Kegiatan yang dimaksud secara garis besar meliputi: analisis lokasi perubahan penggunaan lahan, analisis jarak dan kepadatan (distance and density analysis), analisis pemilihan variabel prediktor, korek terhadap sumberyang dilakukan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 7

9 A. Penyusunan Peta Indeks Perubahan Penggunaan Lahan Peta indeks perubahan penggunaan lahan adalah peta yang menunjukkan distribusi spasial perubahan penggunaan lahan. Elemen dalam peta ini hanya terdiri dari dua kategori yaitu berubah dan tidak berubah. Kategori tersebut dapat direpresentasikan dengan indeks, yaitu 1 untuk berubah dan 0 untuk tidak berubah. Peta indeks perubahan dapat diperoleh dengan menggunakan teknik overlay ataupun menggunakan query aljabar peta (map algebra). Cara pertama digunakan lazim digunakan untuk data format vektor sedangkan cara kedua umumnya digunakan untuk data format raster atau grid. Sesuai dengan keperluan analisis selanjutnya, data spasial yang digunakan dalam penelitian ini disusun dalam format grid (raster). Data yang semula dalam format vektor dikonversi menjadi format grid dengan ukuran sel (piksel) tertentu. Peta perubahan penggunaan lahan diperoleh dengan menerapkan operator matematika tidak sama dengan (<>) pada kedua peta. Menggunakan fasilitas map calculator, operator matematika tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: Peta Perubahan = [Peta PL1] <> [Peta PL2] B. Analisis Jarak dan Kepadatan Analisis jarak dan kepadatan dilakukan untuk memperoleh data spasial yang akan digunakan sebagai variabel prediktor dalam model. Variabel yang dimaksud,mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ademola et al (2004) dan Aguayo et al (2007),adalah: - Jarak terhadap jalan utama - jarak terhadap pusat perekonomian - jarak terhadap lahan terbangun yang sudah ada (existing) - jarak terhadap perguruan tinggi, dan - Kepadatan jaringan jalan 8

10 Variabel jarak dalam penelitian ini diperoleh dengan menerapkan analisis proximity, dimana setiap sel (ukuran 10 x 10 m) diberi nilai berupa jarak minimum terhadap elemen tertentu. Elemen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: jalan utama (arteri dan kolektor), lokasi pusat aktifitas perekonomian, lahan terbangun (existing) dan perguruan tinggi. Variabel kepadatan jaringan jalan diperoleh dengan menerapkan algoritma a circular moving window atau disebut juga dengan kernel density estimator (Schadt et al. 2002, Naves et al dalam Aguayo et al, 2007). Setiap sel diberi nilai berupa rata-rata kepadatan dari sel-sel disekitarnya yang berada dalam suatu radius tertentu. C. Analisis Pemilihan Variabel Prediktor (univariate analysis) Variabel prediktor yang digunakan dalam model binary logistic regression sebaiknya tidak saling berkorelasi secara spasial, atau dengan kata lain bersifat independent antara satu dengan lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari bias pada hasil pemodelan. Adanya korelasi antar variabel prediktor cenderung meningkatkan nilai kategori tertentu pada hasil prediksi. Analisis statistik Cramer s, Mann Whitney U dan Join Information Uncertainty bisa digunakan untuk menguji independensi antar variabel prediktor seperti yang diterapkan oleh Almeida et al (2002). Mann Whitney U digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan nilai ratarata (mean) dari variabel prediktor, pada lokasi terjadinya perubahan penggunaan lahan dan pada lokasi yang tidak berubah. Apabila dengan uji Mann Whitney U terbukti ada perbedaan, maka variabel prediktor tersebut dapat digunakan dalam model. Sebaliknya, apabila terbukti tidak ada perbedaan, variabel prediktor sebaiknya tidak digunakan. D. Analisis Regresi Logistik Biner (binary logistic regression) Analisis regresi logistik biner bekerja dengan variabel respon (independen) yang bersifat dichotomus atau biner, dan semua tipe data (nominal, ordinal, interval) 9

11 sebagai variabel prediktor (independen). Dalam penelitian ini, variabel respon yang digunakan adalah terjadinya perubahan dan tidak terjadinya perubahan penggunaan lahan dalam kurun waktu tertentu. Terjadinya perubahan dinotasikan dengan angka 1 dan tidak terjadinya perubahan dinotasikan dengan angka 0. Dalam regresi logistik biner, persamaan regresi akan menghubungkan logit dari perubahan (p i ) yang berfungsi sebagai variabel respon dengan sejumlah variabel prediktor Xi (1, 2,...k). Persamaan regresi logistik biner dapat dituliskan sebagai berikut: Logit (p i ) = α + β 1 X 1 + β 2 X 2, β k X k dimana, P i : probabilitas terjadinya peristiwa i (misal perubahan lahan) α : konstanta persamaan regresi linier β 1 : koefisien dari variabel prediktor ke 1 X.. k : Variabel prediktor (1, 2,... k) p i Logit (p i ) = Ln (1-p i ) Logit pi pada dasarnya merupakan natural logaritma (ln) dari odd perubahan. Odd suatu peristiwa merupakan rasio antara peluang terjadinya peristiwa dengan peluang tidak terjadinya peristiwa. Dalam kontek perubahan penggunaan lahan, peristiwa disini adalah terjadinya perubahan penggunaan lahan. Berdasarkan hubungan tersebut, peluang (probabilitas terjadinya perubahan) dapat ditentukan dengan menggunakan exponensial dari odd, atau dapat dituliskan sebagai berikut: p i Logit (p i ) = Ln = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β k X k (1-p i ) p i = exp. α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β k X k (1-p i ) 10

12 exp. α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β k X k p i = exp. α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β k X k Analisis Hasil Pemodelan dan Validasi Persamaan regresi logistik biner digunakan untuk menyusun peta probabilitas perubahan (transisisi) penggunaan lahan. Menggunakan metode aljabar peta (map algebra), peta-peta variabel prediktor disubstitusikan dalam persamaan regresi untuk menghasilkan peta probabilitas transisi. Peta probabilitas penggunaan lahan selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk menyusun peta prediksi perubahan penggunaan lahan. Konversi dari probabilitas perubahan menjadi prediksi peubahan dilakukan dengan menggunakan treshhold atau cutvalue tertentu. Hasil prediksi perubahan penggunaan lahan dianalisis melalui perbandingan dengan perubahan yang sesungguhnya terjadi (perubahan aktual ). Tabulasi silang antara peta prediksi perubahan dengan peta perubahan aktual dapat digunakan untuk mengetahui ketelitian hasil prediksi. Ketelitian hasil prediksi dapat dianalisis lebih lanjut dengan mengkaji aspek-aspek yang terkait dengan penggunaan model regresi logistik biner. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat disusun dalam suatu diagram alir seperti ditunjukkan pada Gambar

13 Peta RBI 1: Foto Udara Tahun 1981 Foto Udara Tahun 2000 Koreksi Geometrik & Interpretasi Peta Lokasi - Jaringan Jalan - CBD, Perg. Tinggi Peta PL Lahan Terbangun - Bukan Lahan Terbangun Peta PL Lahan Terbangun - Bukan Lahan Terbangun Analisis Density & Distance) Peta-Peta Variabel Prediktor Overlay & Analisis Uji Korelasi & Independensi Peta-Peta Variabel Prediktor Terpilih Peta Perubahan PL (Berubah & Tidak Berubah ) Sampling & Logistic Regression Analysis Model Binary Logistic Regression Peta Probabilitas Perubahan PL Validasi Analisis dan Pembahasan Hasil Pemodelan Gambar 1.2. Diagram Alir Penelitian 12

14 1.5. Sistematika Penulisan Thesis ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan mengikuti sitematika sebagai berikut: Bab I : berisi uraian mengenai latabelakang penelitian, tujuan dan sasaran dari penelitian, ruang lingkup penelitian dan metode penelitian yang digunakan. Bab II : berisi hasil telaah atau studi pustaka yang relevan dengan penelitian yang dilakukan Bab III : berisi uraian secara rinci poses dan tahapan pelaksanaan penelitian sesuai dengan metode yang digunakan Bab IV : berisi hasil penelitian yang diperoleh sesuai engan tujuan dan sasaran yaang telah ditetapkan dan analisis terhadap hasil tersebut Bab V : berisi kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang dilakukan dan saran untuk penelitian sejenis yang mungkin dilakukan oleh peneliti lainnya. 13

MODEL SIG-BINARY LOGISTIC REGRESSION UNTUK PREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN (STUDI KASUS DI DAERAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA) TESIS

MODEL SIG-BINARY LOGISTIC REGRESSION UNTUK PREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN (STUDI KASUS DI DAERAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA) TESIS MODEL SIG-BINARY LOGISTIC REGRESSION UNTUK PREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN (STUDI KASUS DI DAERAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMODELAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMODELAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMODELAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMODELAN Perubahan penggunaan lahan di daerah pinggiran Kota Yogyakarta dalam penelitian ini dikaji menggunakan integrasi SIG dan binary logistic

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

BAB III PEMODELAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN BAB III PEMODELAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN BAB III PEMODELAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN Pemodelan perubahan penggunaan lahan dalam penelitian ini dilakukan melalui serangkaian tahapan. Tahapan penelitian

Lebih terperinci

INTEGRASI MODEL SPASIAL CELLULAR AUTOMATA

INTEGRASI MODEL SPASIAL CELLULAR AUTOMATA INTEGRASI MODEL SPASIAL CELLULAR AUTOMATA DAN REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK PEMODELAN DINAMIKA PERKEMBANGAN LAHAN TERBANGUN ( Studi Kasus Kota Salatiga) Muhammad Sufwandika Wijaya sufwandika.geo@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS STATISTIK LOGISTIK BINER DALAM UPAYA PENGENDALIAN EKSPANSI LAHAN TERBANGUN KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS STATISTIK LOGISTIK BINER DALAM UPAYA PENGENDALIAN EKSPANSI LAHAN TERBANGUN KOTA YOGYAKARTA ANALISIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS STATISTIK LOGISTIK BINER DALAM UPAYA PENGENDALIAN EKSPANSI LAHAN TERBANGUN KOTA YOGYAKARTA Robiatul Udkhiyah 1), Gerry Kristian 2), Chaidir Arsyan Adlan 3) 1,2,3) Program

Lebih terperinci

Pengertian Sistem Informasi Geografis

Pengertian Sistem Informasi Geografis Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk

Lebih terperinci

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian 8 3 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Kabupaten Bogor Jawa Barat yang secara geografis terletak pada 6º18 6º47 10 LS dan 106º23 45-107º 13 30 BT. Lokasi ini dipilih karena Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan penutup lahan adalah suatu fenomena yang sangat kompleks berdasarkan pada, pertama karena hubungan yang kompleks, interaksi antara kelas penutup lahan yang

Lebih terperinci

REGRESI LOGISTIK (LOGISTIC REGRESSION)

REGRESI LOGISTIK (LOGISTIC REGRESSION) REGRESI LOGISTIK (LOGISTIC REGRESSION) REGRESI LOGISTIK Adalah regresi parametrik yang digunakan untuk Y berskala kategorik dan X berskala bebas. Biner Y berskala nominal dengan 2 kategori Regresi Logistik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis

METODE PENELITIAN. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2011 sampai Januari 2012 dengan memilih Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau sebagai studi kasus penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan lahan merupakan hasil kegiatan manusia baik yang berlangsung secara siklus atau permanen pada sumberdaya lahan alami maupun buatan guna terpenuhinya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO Outline presentasi Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) Komponen SIG Pengertian data spasial Format data spasial Sumber

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI A. MODEL DATA SPASIAL Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. a. Model Data Vektor

Lebih terperinci

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam skripsi ini objek penelitian adalah konsumen sabun mandi cair LUX pada

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam skripsi ini objek penelitian adalah konsumen sabun mandi cair LUX pada III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam skripsi ini objek penelitian adalah konsumen sabun pada Chandra Departement Store yang beralamat di Jalan Hayam Wuruk No. 1 Tanjungkarang Bandarlampung.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Regresi

BAB III LANDASAN TEORI. A. Regresi BAB III LANDASAN TEORI A. Regresi 1. Pengertian Regresi Regeresi adalah alat yang berfungsi untuk membantu memperkirakan nilai suatu varibel yang tidak diketahui dari satu atau beberapa variabel yang tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercapai. Metode yang nantinya akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tercapai. Metode yang nantinya akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Yang Digunakan Setiap penelitian yang akan dilakukan, terlebih dahulu harus ditentukan jenis penelitian dan metode yang akan digunakan sehingga tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

Uji statistik multivariat digunakan untuk menguji

Uji statistik multivariat digunakan untuk menguji 132 PEMANFAATAN SPSS DALAM PENELITIAN BIDANG KESEHATAN & UMUM PEMANFAATAN SPSS DALAM PENELITIAN BIDANG KESEHATAN & UMUM 133 BAB 6 ANALISIS MULTIVARIAT Uji statistik multivariat digunakan untuk menguji

Lebih terperinci

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian dan Scene Data Satelit Lokasi penelitian ini difokuskan di pantai yang berada di pulau-pulau terluar NKRI yang berada di wilayah Provinsi Riau. Pulau-pulau

Lebih terperinci

Pengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan

Pengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan Pengumpulan dan Integrasi Data Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengetahui sumber data dari GIS dan non GIS data Mengetahui bagaimana memperoleh data raster dan vektor Mengetahui

Lebih terperinci

PEMODELAN SPASIAL PERKEMBANGAN FISIK PERKOTAAN YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL CELLULAR AUTOMATA DAN REGRESI LOGISTIK BINER

PEMODELAN SPASIAL PERKEMBANGAN FISIK PERKOTAAN YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL CELLULAR AUTOMATA DAN REGRESI LOGISTIK BINER Pemodelan Spasial Perkembangn Fisik Perkotaan...(Wijaya & Umam) PEMODELAN SPASIAL PERKEMBANGAN FISIK PERKOTAAN YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL CELLULAR AUTOMATA DAN REGRESI LOGISTIK BINER (Spatial Modeling

Lebih terperinci

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN Informasi geografis merupakan informasi kenampakan permukaan bumi. Sehingga informasi tersebut mengandung unsur posisi geografis, hubungan keruangan, atribut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, dengan susunan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya merupakan modal dasar pembangunan yang perlu digali dan dimanfaatkan dengan memperhatikan karakteristiknya.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN 16/09/2012 DATA Data adalah komponen yang amat penting dalam GIS SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN Kelas Agrotreknologi (2 0 sks) Dwi Priyo Ariyanto Data geografik dan tabulasi data yang berhubungan akan

Lebih terperinci

2015 REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION (GWLR)

2015 REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION (GWLR) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, mempresentasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan

Lebih terperinci

Model Data Spasial. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Model Data Spasial. by: Ahmad Syauqi Ahsan Model Data Spasial by: Ahmad Syauqi Ahsan Peta Tematik Data dalam SIG disimpan dalam bentuk peta Tematik Peta Tematik: peta yang menampilkan informasi sesuai dengan tema. Satu peta berisi informasi dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA? PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah

Lebih terperinci

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kota Bogor merupakan kota

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di daerah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara dan sekitarnya, Jawa Barat (Gambar 1). DAS Cipunagara berada dibawah pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan penggunaan lahan merupakan obyek kajian yang dinilai penting untuk diteliti karena dapat berkaitan dengan masalah global maupun lokal. Masalah dari perubahan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Identifikasi merupakan langkah strategis dalam menyukseskan suatu pekerjaan. (Supriadi, 2007). Tujuan pemerintah dalam rangka penertiban dan pendayagunaan tanah

Lebih terperinci

BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS)

BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS) 28 BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS) 3.1 Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR) Geographically Weighted Logistic Regression adalah metode untuk

Lebih terperinci

PREDIKSI PERUBAHAN LAHAN PERTANIAN SAWAH SEBAGIAN KABUPATEN KLATEN DAN SEKITARNYA MENGGUNAKAN CELLULAR AUTOMATA DAN DATA PENGINDERAAN JAUH

PREDIKSI PERUBAHAN LAHAN PERTANIAN SAWAH SEBAGIAN KABUPATEN KLATEN DAN SEKITARNYA MENGGUNAKAN CELLULAR AUTOMATA DAN DATA PENGINDERAAN JAUH PREDIKSI PERUBAHAN LAHAN PERTANIAN SAWAH SEBAGIAN KABUPATEN KLATEN DAN SEKITARNYA MENGGUNAKAN CELLULAR AUTOMATA DAN DATA PENGINDERAAN JAUH Dicky Setiady dicky.setiady.geo@gmail.com Fakultas Geografi, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI

ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI 1 ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI A. Pengujian Hipotesis 1. Estimasi dan Probabilitas Pernyataan hipotesis merupakan ekspektasi peneliti mengenai karakteristik populasi yang didukung oleh logika teoritis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2009-Juni 2009 di beberapa wilayah terutama Jakarta, Depok dan Bogor untuk pengambilan sampel responden

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan kepada salah satu jenis perusahaan perorangan bernama PP. Kerja. Perusahaan ini bergerak di bidang perbenihan. Kantor

Lebih terperinci

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016 Model Data pada SIG Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 1 Materi Sumber data spasial Klasifikasi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Bandung Barat yang merupakan kabupaten baru di Provinsi Jawa Barat hasil pemekaran dari Kabupaten Bandung. Kabupaten

Lebih terperinci

3/17/2011. Sistem Informasi Geografis

3/17/2011. Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis Pendahuluan Data yang mengendalikan SIG adalah data spasial. Setiap fungsionalitasyang g membuat SIG dibedakan dari lingkungan analisis lainnya adalah karena berakar pada keaslian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Secara umum metodologi penelitian yang digunakan dapat digambarkan dalam diagram alir berikut ini : Start Data sosial, ekonomi dan jarak Pemodelan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jalan merupakan salah satu prasarana perhubungan yang penting dalam kehidupan bangsa dan pembangunan nasional. Jalan sebagai sarana pembangunan pada hakekatnya menyangkut

Lebih terperinci

MODELING SPATIAL INTEGRATION PROBABILISTIC MARKOV CHAIN AND CELLULAR AUTOMATA FOR THE STUDY OF LAND USE CHANGES REGIONAL SCALE IN DIY YOGYAKARTA

MODELING SPATIAL INTEGRATION PROBABILISTIC MARKOV CHAIN AND CELLULAR AUTOMATA FOR THE STUDY OF LAND USE CHANGES REGIONAL SCALE IN DIY YOGYAKARTA MODELING SPATIAL INTEGRATION PROBABILISTIC MARKOV CHAIN AND CELLULAR AUTOMATA FOR THE STUDY OF LAND USE CHANGES REGIONAL SCALE IN DIY YOGYAKARTA PEMODELAN SPASIAL PROBABILISTIK INTEGRASI MARKOV CHAIN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang . BB PENDHULUN 1.1 Latar Belakang eiring dengan berkembangnya suatu wilayah, berdampak pada meningkatnya jumlah populasi penduduk di wilayah tersebut. Jumlah populasi penduduk pada suatu wilayah berpengaruh

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH UNTUK MONITORING DENSIFIKASI BANGUNAN DI DAERAH PERKOTAAN MAGELANG

PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH UNTUK MONITORING DENSIFIKASI BANGUNAN DI DAERAH PERKOTAAN MAGELANG PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH UNTUK MONITORING DENSIFIKASI BANGUNAN DI DAERAH PERKOTAAN MAGELANG Vembri Satya Nugraha vembrisatyanugraha@gmail.com Zuharnen zuharnen@ugm.ac.id Abstract This study

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. BMT Terhadap Praktek Riba oleh Rentenir pada UMKM, penelitian ini dilakukan. tehnik Tanya jawab secara langsung.

BAB III METODE PENELITIAN. BMT Terhadap Praktek Riba oleh Rentenir pada UMKM, penelitian ini dilakukan. tehnik Tanya jawab secara langsung. 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dari data lapangan yang diamati dari sampel penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Salah satu yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah kualitas data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah data hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. SDKI merupakan survei yang dilaksanakan oleh badan pusat

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain:

BAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain: BAB II TEORI DASAR 2.1 Tutupan Lahan Tutupan Lahan atau juga yang biasa disebut dengan Land Cover memiliki berbagai pengertian, bahkan banyak yang memiliki anggapan bahwa tutupan lahan ini sama dengan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA Penggunaan Lahan dan Penutupan Lahan Penginderaan Jauh dalam Penutupan Lahan

2 TINJAUAN PUSTAKA Penggunaan Lahan dan Penutupan Lahan Penginderaan Jauh dalam Penutupan Lahan 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Penggunaan Lahan dan Penutupan Lahan Landuse (penggunaan lahan) dan landcover (penutupan lahan) sering digunakan secara bersama-sama, namun kedua terminologi tersebut berbeda. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur Penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2012 di Jakarta terhadap Laporan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur untuk periode tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang termasuk dalam BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2013-2015 yang laporan keuangannya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2010 sampai Februari 2011 yang berlokasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara dan sekitarnya, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independent variable yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independent variable yang akan 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian Kausal Desain penelitian kausal digunakan untuk membuktikan hubungan antara sebab dan akibat dari beberapa variabel. Penelitian kausal biasanya

Lebih terperinci

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi

Lebih terperinci

Probability and Random Process

Probability and Random Process Program Pasca Sarjana Terapan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Probability and Random Process Topik 1. Review Teori Statistika Prima Kristalina Maret 2016 2 Outline Pengertian Statistika Populasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) data yang diambil merupakan data

Lebih terperinci

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 04 (2014), pp. 313 321. SUATU KAJIAN TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS PEMBANTU JATI UTOMO BINJAI Nida Elhaq, Pasukat Sembiring, Djakaria Sebayang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatau metode penelitian dalam meneliti status sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di 5 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di bahas adalah sebagai berikut: A.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, tujuannya

Lebih terperinci

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION 3.1 Mixed Geographically Weighted Regression Model Mixed Geographically Weighted Regression merupakan model kombinasi atau gabungan antara regresi global

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini serta tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mengklasifikasi tata guna lahan dari hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2009 sampai bulan November 2009. Lokasi penelitian adalah wilayah administrasi Kota Jakarta Timur.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai

BAB IV METODE PENELITIAN. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai tukar riil dan tingkat suku bunga riil terhadap Indeks Harga Saham

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. aktif regular jurusan akuntansi S1.

BAB III METODE PENELITIAN. aktif regular jurusan akuntansi S1. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari 6 Februari 2017 hingga 10 Febriari 2017 di Universitas Mercu Buana dan Universitas Indonesia. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan Belajar 2.1.1 Pengertian Bimbingan Belajar Pengertian-pengertian mengenai bimbingan dan konseling telah dirumuskan beberapa ahli, pengertian yang dikemukakan oleh para

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai September 2011 di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Analisis Lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Koreksi Geometrik Langkah awal yang harus dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan koreksi geometrik pada citra Radarsat. Hal ini perlu dilakukan karena citra tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan (Brundtland, 1987).

BAB I PENDAHULUAN. mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan (Brundtland, 1987). BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat) yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang menjelaskan sifat dari hubungan tertentu, memahami perbedaan antara kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penginderaan jauh merupakan teknologi penyadap dan produksi data citra digital permukaan bumi telah mengalami perkembangan sejak 1960-an. Hal ini dibuktikan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

(R.2) KAJIAN PREDIKSI KLASIFIKASI OBYEK PADA VARIABEL RESPON BINER

(R.2) KAJIAN PREDIKSI KLASIFIKASI OBYEK PADA VARIABEL RESPON BINER (R.2) KAJIAN PREDIKSI KLASIFIKASI OBYEK PADA VARIABEL RESPON BINER Drs. Soekardi Hadi P. Prodi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam As-Syafi iyah Email : s.hadip@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sumber topik untuk penelitian. Adapun objek Penelitian yang akan diuji dalam

BAB III METODE PENELITIAN. sumber topik untuk penelitian. Adapun objek Penelitian yang akan diuji dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam melaksanakan penelitian terlebih dahulu perlu ditentukan objek penelitian. Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sumber topik

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data. BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data. Variabel tersebut terdiri dari variabel terikat (dependent variable)

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA 18 Hayatul Rahmi 1, Fadli 2 email: fadli@unimal.ac.id ABSTRAK Pengambilan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di enam kelurahan di Kota Depok, yaitu Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Tapos, Kelurahan Beji, Kelurahan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN MODEL DATA PANEL FIXED EFFECT MENGGUNAKAN GUI MATLAB

PEMBENTUKAN MODEL DATA PANEL FIXED EFFECT MENGGUNAKAN GUI MATLAB PEMBENTUKAN MODEL SPASIAL DATA PANEL FIXED EFFECT MENGGUNAKAN GUI MATLAB (Studi Kasus : Kemiskinan di Jawa Tengah) SKRIPSI Disusun Oleh : IRAWATI TAMARA NIM. 24010212120002 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia untuk memenuhi hajat hidupnya semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini erat berkaitan dengan keinginan manusia untuk meningkatan mutu kehidupannya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian ditemukan melekat pada subyek penelitian. Adapun yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian ditemukan melekat pada subyek penelitian. Adapun yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) objek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Kota Jakarta Timur, dengan fokus pada Kecamatan Jatinegara. Kecamatan ini memiliki 8 Kelurahan yaitu Cipinang Cempedak, Cipinang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari data, baik itu bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Apabila dikumpulkan data dari seluruh elemen dalam suatu populasi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk menyelesaikan masalah yang telah disampaikan pada bab I. Dalam uraian tersebut

Lebih terperinci

Pemetaan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Parameter Indeks TVDI Data Citra Satelit Landsat-8 (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur)

Pemetaan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Parameter Indeks TVDI Data Citra Satelit Landsat-8 (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur) Pemetaan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Parameter Indeks TVDI Data Citra Satelit Landsat-8 (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur) Diah Witarsih dan Bangun Muljo Sukojo Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memilih sampel seluruh perusahaan di BEI periode adalah karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memilih sampel seluruh perusahaan di BEI periode adalah karena 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013. Alasan penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah asosiatif. Pendekatan kuantitatif menurut Sugiyono (2010:8)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah asosiatif. Pendekatan kuantitatif menurut Sugiyono (2010:8) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, sedangkan tipe atau jenis penelitian ini adalah asosiatif. Pendekatan kuantitatif menurut Sugiyono (2010:8)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Peneliti melakukan penelitian di Bank Indonesia yang berlokasi di Jalan M.H. Thamrin No.2 Jakarta Pusat. Waktu penelitian mulai dari November

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 12 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang diteliti adalah wilayah pesisir Kabupaten Karawang (Gambar 3), yang secara administratif berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 24 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Pengolahan data Biomassa Penelitian ini dilakukan di dua bagian hutan yaitu bagian Hutan Balo dan Tuder. Berdasarkan hasil pengolahan data lapangan diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif. Analisis deskriptif ini menyatakan variabel penyebab, variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan lahan semakin meningkat. Interaksi antara manusia yang selalu bertambah jumlahnya dengan lingkungannya

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3 1. Data spasial merupakan data grafis yang mengidentifikasi kenampakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peluang pasar dan arti ekonomi cukup baik. digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Dinas Pertanian adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peluang pasar dan arti ekonomi cukup baik. digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Dinas Pertanian adalah sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan lahan yang semakin meningkat, langkanya lahan pertanian yang subur dan potensial, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan Definisi lahan menurut Sitorus (2004) merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk

Lebih terperinci