UJI TAK MERUSAK KOMPONEN LOCK ACTUATOR MENGGUNAKAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI TAK MERUSAK KOMPONEN LOCK ACTUATOR MENGGUNAKAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON"

Transkripsi

1 UJI TAK MERUSAK KOMPONEN LOCK ACTUATOR MENGGUNAKAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON Juliyani, Setiawan dan Sutiarso Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KAWASAN PUSPIPTEK Serpong Gd. 40 Tangerang Selatan sasok@batan.go.id Abstrak UJI TAK MERUSAK KOMPONEN LOCK ACTUATOR MENGGUNAKAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON. Telah dilakukan uji tak merusak komponen lock actuator menggunakan teknik radiografi neutron. Lock actuator adalah perangkat mekanik yang dikontrol oleh Central Lock Module yang berisi rangkaian elektronik, yang mengatur agar lock actuator bekerja untuk membuka atau mengunci pintu mobil. Uji tak merusak menggunakan teknik radiografi neutron ini bertujuan untuk mengetahui jenis kerusakan dari komponen lock actuator dengan membandingkan yang rusak dengan yang baru. Metoda yang dipakai untuk uji tak merusak komponen lock actuator adalah metoda film (metoda langsung). Dari hasil radiografi terbukti bahwa pengambilan gambar telah memenuhi standar radiografi ASTM dengan densitas background 2.2, 7 garis, 3 lubang pada sensitivity indicator (SI) dan hasilnya memberikan gambar yang cukup baik. Pada lock actuator baru terlihat motor DC-nya masih dalam kondisi baik, sedangkan lock actuator yang rusak terlihat lapisan isolator pembatas kumparan sudah meleleh. Dengan uji tak merusak menggunakan teknik radiografi neutron dapat dideteksi secara dini jenis kerusakan komponen lock actuator yang terdapat pada bagian dalamnya tanpa harus membongkarnya. Kata kunci: lock actuator, radiografi neutron, uji tak merusak Abstract NON-DESTRUCTIVE TEST OF LOCK ACTUATOR COMPONENT USING NEUTRON RADIOGRAPHY TECHNIQUE. Non-destructive test of lock actuator using neutron radiography technique has been done. The lock actuator is a mechanical system which is contolled by central lock module consisting of electronic circuit which drives the lock actuator works accordingly to open and lock the vechicle door. The non- destructive test using neutron radiography is carried out to identify the type of defect is presence by comparing between the broken and the brand new one. The method used to test the lock actuator component is film method (direct method). The result shows that the radiography procedure has complied with the ASTM standard for neutron radiography with background density of 2.2, 7 lines and 3 holes was seen in the sensitivity indicator (SI) and the quite good image quality was obtained. In the brand new actuator is seen that isolator part which separated the coils has melted. By this non-destructive test using neutron radiography technique is able to detect in early stage the type of component s defect inside the lock actuator without to dismantle it. Keywords: lock actuator, neutron radiography, non-destructive test. PENDAHULUAN Fasilitas radiografi neutron terdiri dari sumber neutron, inner collimator, outer collimator, shutter dan dudukan benda uji. Sumber neutron berasal dari RSG-GAS melalui S2. Inner collimator dan outer collimator berfungsi untuk menyearahkan berkas Juliyani, dkk 445 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

2 neutron. Secara skematik fasilitas radiografi neutron yang berada di PTBIN-BATAN diperlihatkan pada Gambar 1. Radiografi neutron adalah suatu metoda pengujian bahan yang sangat efisien tanpa harus merusak bahan yang diuji dan memiliki kelebihan dibanding sinar-x, karena neutron diatenuasi dengan baik oleh bahan khususnya yang mengandung unsur-unsur ringan seperti hidrogen, boron, karbon, dan sebagainya. Sebaliknya neutron ditransmisikan dengan baik oleh bahan-bahan yang mengandung unsur berat seperti timah, nikel, besi dan unsur logam lainnya, sehingga benda uji dengan bentuk apapun dapat diperiksa atau diuji tanpa kesulitan berarti. Hal ini sangat diperlukan oleh dunia industri [1]. Radiografi neutron adalah sebuah peralatan yang pengujiannya memakai uji tak merusak (non destructive test) dan menggunakan neutron sebagai medianya. Uji tak merusak menggunakan teknik radiografi neutron ini bertujuan untuk mengetahui jenis kerusakan dari komponen lock actuator dengan membandingkan yang rusak dengan yang baru. Dengan teknik pencitraan menggunakan radiografi neutron pada bahan industri, dapat dilihat struktur yang terdapat pada bagian dalam dari bahan tersebut. Salah satu contoh bahan industri yang banyak kita jumpai di pasaran dan juga banyak digunakan pada suatu industri adalah central lock, yaitu suatu kunci yang digunakan pada pintu kendaraan roda empat yang bekerja berdasarkan prinsip kerja motor DC. Komponen utama dari suatu lock actuator terdiri motor DC dan roda gigi. Semua komponen yang terdapat di bagian dalam lock actuator tersebut tidak dapat dilihat secara langsung, metoda yang terdapat pada radiografi neutron yaitu metoda film (metoda langsung) diharapkan dapat melihat komponen utama dari suatu lock actuator tanpa harus merusak bagian luar dari lock actuator tersebut. Gambar 1. Skema fasilitas radiografi di PTBIN-BATAN TEORI Prinsip Kerja Radiografi Neutron Prinsip kerja radiografi neutron tidak berbeda dengan prinsip kerja radiografi gamma maupun sinar-x, dimana atenuasi sampel atau benda uji merupakan hal utamanya. Sinar berkas neutron yang melewati bahan benda uji akan terserap sesuai dengan atenuasi bahan itu sendiri. Berkas neutron yang lolos dari benda uji akan ditangkap oleh converter dan diubah menjadi partikel yang dapat menghitamkan film. Jumlah partikel sebanding dengan berkas neutron yang lolos. Setiap ketidakseragaman dalam benda uji atau kerusakan seperti lubang (hole), crack dan benda asing mempunyai atenuasi yang berbeda. Perbedaan atenuasi ini akan diterjemahkan oleh konverter menjadi gambar pada film yang memiliki densitas yang berbeda, sehingga kehitaman atau densitas film merupakan gambaran keadaan benda uji tersebut. Secara sederhana prinsip kerja dan STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 446 Juliyani, dkk

3 pengambilan gambar dengan radiografi neutron diperlihatkan pada Gambar 2. Dari Gambar 2 terlihat bahwa neutron yang lolos dari penyerapan benda uji akan memberikan tingkat kehitaman yang berbeda seperti terlihat tebal tipis bahan akan berpengaruh terhadap tingkat kehitaman film, begitu pula adanya lubang akan membuat benda uji mempunyai ketebalan yang berkurang (2). Gambar 2. Prinsip kerja uji tak merusak menggunakan radiografi neutron (2) Sampel standar SI Untuk mengetahui unjuk kerja dari fasilitas radiografi neutron perlu dilakukan pengukuran kualitas berkas menggunakan sampel standar ASTM E-545 yang dikenal sebagai Beam Purity Indikator (BPI) dan Sensitivity Indikator (SI). Untuk melihat apakah pengukuran sudah memenuhi standar ASTM cukup dilakukan pengukuran SI saja. Sensitivity Indikator Sensitivity Indikator konfigurasinya terdiri dari empat step yang seperti tangga dan terbuat dari plastik dengan lubang lubang kecil (hole) dan celah celah (gaps) dengan ukuran yang diketahui yang sengaja dibuat untuk mengukur resolusi dari alat radiografi. Besarnya resolusi tergantung pada kemampuan si pembaca film dalam melihat ukuran lubang atau celah terkecil yang bisa dilihat oleh yang bersangkutan. Dari sensitivity Indicator (SI) dapat diperoleh data kemampuan peralatan dalam memotret suatu benda. Ukuran lubang, garis dan ketebalan dari sampel standar SI tersebut dapat dilihat pada Tabel.1 dan Tabel.2. Adapun cara membacanya adalah dengan menghitung jumlah garis dan lubang yang terlihat. Sampel standar Sensitivity Indicator (Gambar 3) menunjukkan bentuk sampel sesungguhnya (pojok kiri atas) dan gambar sketsanya yang menunjukkan jumlah garis dan lubang pada sampel standar tersebut [3]. Gambar 3. Sampel standar Sensitivity Indicator [3] Juliyani, dkk 447 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

4 Tabel 1. Ukuran lubang pada sampel standar SI dengan ketebalannya (ASTM E545-86) [3]. Nomor Lubang Ukuran Lubang (mm) Tebal bahan (mm) Tabel 2. Ukuran ketebalan garis yang terdapat pada sampel standar SI (ASTM E545-86) [3]. Nomor Garis Central lock system Tebal Garis (mm) Hampir setiap mobil baru sudah dilengkapi sistem Central Lock. Cukup kunci pintu dari satu pintu, maka pintu yang lain akan ikut mengunci, sama halnya saat membuka kunci pintu. Pengembangan dari fungsi Central Lock System dipadu dengan remote control sebagai pengontrol penguncian pintu dari jauh, atau sering disebut dengan Keyless Entry. Juga ditambahkan modul Alarm System yang umumnya sudah menyatu dengan Remote Controlnya. Yang kesemua fungsi tersebut adalah untuk memudahkan dan meningkatkan kenyamanan kita dalam berkendaraan. Di pasaran, umumnya satu set Central Lock System umumnya berisi antara lain sebagai berikut: 1 set kabel untuk 4 pintu, 4 batang (rod) penarik/pendorong, 4 batang dudukan Lock Actuator, 1 unit Central Lock Module dan 1 set sekrup, baut, dsb. Lock Actuator adalah mekanik penarik/pendorong. Komponen ini yang akan menarik/mendorong tuas pengunci pintu. Lock Actuator ini dikontrol oleh Central Lock Module. Lock Actuator utama mempunyai 5 kabel: Hijau, Biru, Coklat, Putih dan Hitam, sedangkan lock actuator tambahan hanya mempunyai 2 kabel: hijau dan biru yang digunakan menghubungkan ke sumber daya (Gambar 4). Umumnya Lock Actuator yang dijual di pasaran mempunyai kekuatan dan jarak gerak yang hampir sama, yaitu kekuatan dorong/tarik sebesar (32 4) N dan jarak gerak sekitar (18 1) mm. Selain sebagai aktuator, komponen ini juga berfungsi sebagai pengatur penguncian, jadi ketika kita mengunci pintu dengan menekan knob pengunci dengan tangan, maka aktuator ini akan memberi informasi kepada Central Lock Module untuk juga mengatur Lock Actuator yang lain untuk bergerak sama. Cara pemasangan Lock Actuator adalah dengan menyambung batang (rod) dengan batang (rod) / tuas pengunci yang ada di tiap pintu. Setiap model mobil memiliki desain tuas/batang (rod) yang berbeda-beda, jadi silahkan disesuaikan teknik pemasangannya dengan desain konstruksi yang ada. Begitu juga dengan penempatan lock actuator pada rangka pintu. Central Lock Module adalah unit utama yang mengatur/mengontrol seluruh lock actuator, berisi rangkaian elektronik yang mengatur agar lock actuator hanya bekerja (diberi tegangan listrik) sekitar 1-2 detik saja untuk membuka atau menutup. Hal ini berguna untuk mencegah rusaknya/ terbakarnya motor yang ada di dalam lock actuator [4]. Central lock atau kunci utama adalah kunci yang bekerja berdasarkan kerja dari motor DC (Gambar 5). Artinya kunci ini bekerja bila motor diberi tegangan DC. Motor DC berfungsi sebagai pemutar roda gigi. Sedangkan prinsip kerja dari motor DC adalah mengubah energi elektrik menjadi energi mekanik. Sebuah motor DC sederhana dibangun dengan menempatkan kawat yang dialiri arus di dalam medan magnet. Kawat yang membentuk loop ditempatkan sedemikian rupa diantara dua buah magnet permanen. Bila arus mengalir pada kawat, arus akan menghasilkan medan magnet sendiri yang arahnya berubah-ubah terhadap arah medan magnet permanen sehingga menimbulkan putaran [5]. Loop ABCD berada dalam satu medan magnet. Jika arah flux magnet B berasal dari kutub U ke kutub S dari magnet permanen dan pada loop dialiri arus listrik dengan arah ABCD maka pada sisi AB akan terjadi gaya F1 yang mengarah ke bawah, dan pada sisi CD juga terjadi gaya F2 yang STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 448 Juliyani, dkk

5 mengarah ke atas sesuai dengan aturan tangan kanan. Gaya F1dan F2 tersebut menyebabkan loop berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Peroses tersebut terjadi terus-menerus dan merupakan dasar dari pembentukan sebuah motor [5]. Gambar 4. Lock actuator tambahan (2 kabel) [4] lock actuator tambahan (dua buah) dengan dua kondisi yang berbeda (baru dan rusak). Cara kerja : Pemasangan benda uji pada kaset yang digunakan didampingi oleh sampel standar SI, bertujuan untuk menganalisa hasilnya apakah sudah cukup memadai untuk memberikan informasi yang akan dilihat. Selanjutnya dengan menggunakan film AGFA D7, konverter 125 dan waktu penyinaran selama 70 detik. Hasil penyinaran masih berupa film laten (belum tampak). maka untuk dapat melihat film yang telah disinari tersebut harus dilakukan proses pencucian film. Proses pencucian dilakukan diruang gelap, yang diharapkan nantinya setelah proses pencucian fim akan memberikan hasil yang memiliki resolusi dan kontras yang cukup baik. HASIL DAN PEMBAHASAN METODE Gambar 5. Cara kerja motor DC Metoda yang dipakai untuk uji tak merusak komponen lock actuator adalah metoda film (metoda langsung). Diharapkan akan diperoleh hasil film yang dapat menginformasikan komponen yang terdapat pada bagian dari lock actuator tersebut. Bahan yang digunakan : Setiap pengujian menggunakan radiografi neutron sebaiknya didampingi dengan sampel standar (di sini digunakan sampel standar SI) untuk menentukan apakah hasil pengambilan gambarnya sudah dilakukan dengan waktu eksposur yang tepat sehingga memberikan gambar yang optimal atau belum. Dari hasil pengujian setelah melewati proses pencucian film dapat terlihat bahwa pengujian yang dilakukan telah cukup memberikan informasi. Di sini terlihat kualitas neutron dan resolusi yang dihasilkan cukup baik, terlihat di sini sampel standar Sensitivity Indikator (SI) yang digunakan sebagai referensi terlihat cukup jelas (3 lubang dan 7 garis). Dari hasil radiografi terbukti bahwa pengambilan gambar telah memenuhi standar dengan densitas background 2,2. Gambar 6. Hasil radiografi lock actuator Juliyani, dkk 449 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

6 Dengan membandingkan hasil kedua lock actuator (rusak dan baru) terlihat perbedaan bentuk pada bagian dalamnya. Pada lock actuator baru terlihat motor DC-nya masih dalam kondisi baik dimana terlihat jelas didalamnya, sedangkan pada lock actuator yang rusak terlihat lapisan isolator pembatas kumparan sudah meleleh (menyerap neutron) yang ditunjukan oleh bayangan putih (Gambar 6) sehingga struktur dalamnya tidak tampak. Dengan teknik radiografi neutron dapat dilihat kondisi internal dari komponen lock actuator dan dapat ditentukan apakah masih dalam kondisi baik atau tidak tanpa harus merusak benda ujinya. KESIMPULAN Pada lock actuator baru terlihat motor DC-nya masih dalam kondisi baik, sedangkan lock actuator yang rusak terlihat lapisan isolator pembatas kumparan sudah meleleh. Dengan uji tak merusak menggunakan teknik radiografi neutron dapat dideteksi secara dini jenis kerusakan komponen lock actuator yang terdapat pada bagian dalamnya tanpa harus membongkarnya. 2. Tanya : apa kegunaan ASTM pada lock aktuator. (kiswanto) Jawab : melihat kualitas dan ketajaman gambar yang dihasilkan dan melihat kualitas gambar yang baik, maka aktuator dapat dianalisa kelayakannya. 3. Tanya : berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk radiografi netron terhadap lock aktuator. (suliyanto) Jawab : Dengan film D3 single coating dibuthkan waktu 7 menit, sedangkan dengan film B7 double coating dibutuhkan waktu 3 menit 20 detik. DAFTAR PUSTAKA 1. DOMANUS J.C., Practical Neutron Radiography, (1992). 2. INSANI A., Pemberdayaan Fasilitas Radiografi Netron, Seminar Nasional Hamburan Netron dan Sinar-X ke 5, Serpong (2003) 3. ASTM E545-86, Standard method for determining image quality in direct thermal neutron radiographic testing. 4. ARIFIN Z., Panduan Pemasangan Central Lock System, Taft Diesel Indonesia Jogja, (2010). 5. TARIGAN S.A., cara kerja motor DC, Institut Teknologi Telkom, IT Telkom Library (2008). Tanya-jawab 1. Tanya : apa keunggulan radiografi neutron disbanding dengan sinar-x atau gamma. (M. Taufik) Jawab : untuk benda uji yang mempunyaifalmer lebih tinggi dengan neutron gambar tampak lebih jelas sedangkan dengan sinar-x dan gamma lebih baik untuk benda uji yang mempunyai kandungan logam lebih banyak prinsipnya saling menutupi. STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 450 Juliyani, dkk

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON UNTUK UJI TAK RUSAK KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRIK

PEMANFAATAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON UNTUK UJI TAK RUSAK KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRIK PEMANFAATAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON UNTUK UJI TAK RUSAK KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRIK M. Fadila 1, Sutiarso 2 dan Juliyani 2 1 Sekolah Tinggi Teknik Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jalan Babarsari,

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Citra Radiografi Neutron Menggunakan Film Lapisan Tunggal

Peningkatan Kualitas Citra Radiografi Neutron Menggunakan Film Lapisan Tunggal Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 7 Serpong, 27 Oktober 2009 ISSN : 1411-1098 Peningkatan Kualitas Citra Radiografi Neutron Menggunakan Film Lapisan Tunggal Gunawan, Sutiarso,

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK Namad Sianta, Djoli Soembogo dan R. Hardjawidjaja Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN E-mail : djoli@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Rekonstruksi Citra Tomografi Neutron Untuk Aplikasi Teknologi Nuklir

Rekonstruksi Citra Tomografi Neutron Untuk Aplikasi Teknologi Nuklir Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 8 Serpong, 4 Oktober 2011 ISSN : 1410-7686 Fahrurrozi Akbar, Sutiarso, Setiawan, Juliyani Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN)-Badan

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN 6.1. Pendahuluan Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel

Lebih terperinci

Pengembangan Fasilitas Radiografi Neutron, RN1, untuk Tomografi

Pengembangan Fasilitas Radiografi Neutron, RN1, untuk Tomografi Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 7 Serpong, 27 Oktober 2009 ISSN : 1411-1098 Pengembangan Fasilitas Radiografi Neutron, RN1, untuk Tomografi Sutiarso, Bharoto, Setiawan, Juliyani

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis

Lebih terperinci

Panduan Instalasi Deadbolt 02.

Panduan Instalasi Deadbolt 02. Panduan Instalasi Deadbolt 02. versi 0.7.1 Spesifikasi Model igloohome Smart Deadbolt 02 Bahan Zinc Alloy Rating Arus (Siaga) ~30uA Rating Arus (Aktif) ~200mA Baterai 4 x AA Alkaline (Non - Rechargeable)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAMERA CCD PADA FASILITAS RADIOGRAFI NEUTRON, RN1, DI BATAN SERPONG

PENGEMBANGAN KAMERA CCD PADA FASILITAS RADIOGRAFI NEUTRON, RN1, DI BATAN SERPONG PENGEMBANGAN KAMERA CCD PADA FASILITAS RADIOGRAFI NEUTRON, RN1, DI BATAN SERPONG Sutiarso, Bharoto, Setiawan, Juliyani, Fahrurrozi Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir- BATAN Gd. 40 Kawasan Puspiptek

Lebih terperinci

TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Pengukuran sering dilakukan dalam melakukan analisis rangkaian. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan nilai besaran listrik, seperti : nilai arus yang melalui suatu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab - bab sebelumnya serta pelaksanaan proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi Colt T120 tahun 1977, maka

Lebih terperinci

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis. MESIN LISTRIK 1. PENDAHULUAN Motor listrik merupakan sebuah mesin yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik atau tenaga gerak, di mana tenaga gerak itu berupa putaran dari pada

Lebih terperinci

BAB III MAGNETISME. Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya.

BAB III MAGNETISME. Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya. BAB III MAGNETISME Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya. Magnetisme (kemagnetan) tercakup dalam sejumlah besar operasi alat listrik, seperti

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989

RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989 digilib.uns.ac.id RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989 TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : ROMAT AGUNG PURNOMO

Lebih terperinci

PENGUKURAN KUALITAS BERKAS CITRA RADIOGRAFINEUTRONPASCA PENAMBAHAN SISTEM TOMOGRAFIDIFASILITAS RN1 BATAN-SERPONG

PENGUKURAN KUALITAS BERKAS CITRA RADIOGRAFINEUTRONPASCA PENAMBAHAN SISTEM TOMOGRAFIDIFASILITAS RN1 BATAN-SERPONG PENGUKURAN KUALITAS BERKAS CITRA RADIOGRAFINEUTRONPASCA PENAMBAHAN SISTEM TOMOGRAFIDIFASILITAS RN1 BATAN-SERPONG Juliyani 1, Setiawan 2, Fahrurrozi A 3. dan Sutiarso 4 1,2,3,4) Pusat Teknologi Bahan Industri

Lebih terperinci

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC MOTOR DC Karakteristik Motor DC Karakteristik yang dimiliki suatu motor DC dapat digambarkan melalui kurva daya dan kurva torsi/kecepatannya, dari kurva tersebut dapat dianalisa batasanbatasan kerja dari

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC BAB X DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC Tujuan Pembelajaran : - Memahami Dasar-dasar listrik AC - Mengetahui prinsip kerja dan kontruksi Generator A. PERBEDAAN AC DAN DC Perbedaan arus bolak-balik dan arus searah

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI TIGA DIMENSI TOMOGRAFI NEUTRON PADA REGULATOR TEKANAN UDARA

REKONSTRUKSI TIGA DIMENSI TOMOGRAFI NEUTRON PADA REGULATOR TEKANAN UDARA REKONSTRUKSI TIGA DIMENSI TOMOGRAFI NEUTRON PADA REGULATOR TEKANAN UDARA Fahrurrozi Akbar, Sutiarso, Setiawan, Juliyani Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN)-Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN. Djoli Soembogo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN ABSTRAK ABSTRACT

RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN. Djoli Soembogo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN   ABSTRAK ABSTRACT Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 2087-5665 BETA GAMMA TAHUN 2014 Vol. 5 No. 1 Februari 2014 RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN Email : djoli@batan.go.id

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik.

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik. KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN SITI MAESYAROH STKIP INVADA 2015 LISTRIK adalah adalah sesuatu yang memiliki muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron) yang mengalir melalui penghantar (konduktor)

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik

Induksi Elektromagnetik Induksi Elektromagnetik Induksi elektromagnetik adalah gejala munculnya ggl induksi dan arus listrik induksi pada suatu penghantar akibat perubahan jumlah garis gaya magnet yang memotong kumparan Apa yang

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Generator listrik Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit

Lebih terperinci

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI

PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI TIPE : GENERAL CEILING FANS TEGANGAN : 220~20V, FREKUENSI : 50Hz BACA DAN SIMPAN BUKU PETUNJUK INI Terima kasih atas kepercayaan anda membeli kipas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan BAB 7 SISTEM STARTER (STARTING SYSTEM) 7.1. Pendahuluan Saat mesin dalam keadaan mati, tidak ada tenaga yang dihasilkannya. Karena itu mesin tidak dapat memutarkan dirinya sediri pada saat akan dihidupkan.

Lebih terperinci

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH BAGAN DARI MESIN LISTRIK Konversi energi Trafo Listrik Listrik Medan magnet Generator Motor mekanik BAGIAN-BAGIAN MESIN ARUS SEARAH Bagian-bagian penting pada suatu mesin

Lebih terperinci

Prosedur Pengetesan Injektor

Prosedur Pengetesan Injektor Prosedur Servis, Pengetesan dan Perbaikan Injektor Diesel Menentukan Kerusakan Injektor Sesuai penjelasan dalam buku yang ditulis oleh May and Crouse, sebuah kesalahan pada injektor akan dapat di identifikasikan

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik

Induksi Elektromagnetik Induksi Elektromagnetik GGL induksi Generator Dinamo Trafo Cara kerja Trafo Jenis-jenis Trafo Persamaan pada Trafo Efisiensi Trafo Kegunaan Trafo A. GGL induksi Hubungan Pergerakan garis medan magnetik

Lebih terperinci

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-11 CAKUPAN MATERI 1. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ 2. GENERATOR LISTRIK 3. GENERATOR AC 4. GGL BALIK PADA MOTOR

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 9 Motor Stepper

Mekatronika Modul 9 Motor Stepper Mekatronika Modul 9 Motor Stepper Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Motor Stepper Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penerapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA ALAT UKUR

PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRINSIP KERJA kwh dan kvarh meter : sistem induksi kw / kva max meter Volt meter Amper meter : sistem elektrodinamis : sistem elektro magnit, kumparan putar, besi putar : sistem

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS HARI SUDIRJO Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Abstrak RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 7 Aktuator

Mekatronika Modul 7 Aktuator Mekatronika Modul 7 Aktuator Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Aktuator Listrik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penerapan

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM. Gambar 1. Peralatan elektronik (Electronic Device)

BAB I GAMBARAN UMUM. Gambar 1. Peralatan elektronik (Electronic Device) BAB I GAMBARAN UMUM Sistem Elektronika telah mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari pada saat ini. Kita banyak menemui suatu alat yang mengadopsi elektronika sebagai basis teknologinya contoh ;

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER DASAR DASAR KELISTRIKAN Dasar dasar kelistrikan Komposisi benda Substance Suatu benda bila kita bagi, kita akan mendapatkan suatu partikel yang disebut Molekul, Molekul bila kita bagi lagi kita kan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

Gambar Berbagai bentuk benda

Gambar Berbagai bentuk benda 133 BAB XI KEMAGNETAN 1 Apa yang dimaksud dengan magnet? 2 Bagaimana sifat-sifat kutub magnet? 3 Bagaimana cara membuat magnet? 4 Bagaimana sifat medan magnet di sekitar kawat berarus? 5 Apa faktor yang

Lebih terperinci

Memperlihatkan adanya gaya elektrostatika dua buah benda bermuatan

Memperlihatkan adanya gaya elektrostatika dua buah benda bermuatan MODUL 8 KEGIATAN PRAKTIKUM 1 KELISTRIKAN A.PERCOBAAN MUATAN LISTRIK 1. Tujuan Menunjukkan adanya muatan listrik pada suatu benda akibat yang timbul dari sifat muatan Memperlihatkan adanya gaya elektrostatika

Lebih terperinci

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik) Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik adalah konversi energi elektromekanik, yaitu konversi dari energi listrik ke energi mekanik atau sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat

Lebih terperinci

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 Ari Meicipto 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK 24.1 Sistem EPS (ELEKTRONIK POWER STEERING) Elektronik Power Steering merupakan sistem yang membantu pengoperasian stering waktu dibelokkan dengan menggukan motor

Lebih terperinci

Definisi. Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Definisi. Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta http://maryonoam.wordpress.com Definisi Motor adalah suatu alat yang mengubah daya listrik menjadi daya mekanik (putaran) Generator adalah suatu alat yang mengubah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV

PRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV PRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV 1. Torang Ridho S 0806368906 2. Deni Mulia Noventianus 0906604722 3. Mohammad Adiwirabrata

Lebih terperinci

PENGENALAN MESIN LISTRIK OLEH: ZURIMAN ANTHONY

PENGENALAN MESIN LISTRIK OLEH: ZURIMAN ANTHONY PENGENALAN MESIN LISTRIK OLEH: ZURIMAN ANTHONY PENYALURAN ENERGI LISTRIK Generator Mesin yang sangat penting saat ini yang mengubah dunia gelap menjadi terang Ditemukan oleh Michael Faraday dengan mengubah

Lebih terperinci

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi

Lebih terperinci

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR DiajukanKepadaFakultasTeknikUniversitasNegeriYogyakarta UntukMemenuhiSebagianPersyaratan GunaMemperolehGelarAhliMadya

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER

PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 8 Serpong, 4 Oktober 2011 ISSN : 1410-7686 PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER

Lebih terperinci

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D.

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D. 1. Perhatikan gambar. Jika pengukuran dimulai pada saat kedua jarum menunjuk nol, maka hasil pengukuran waktu adalah. A. 38,40 menit B. 40,38 menit C. 38 menit 40 detik D. 40 menit 38 detik 2. Perhatikan

Lebih terperinci

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N 1. Sebuah lempeng besi tipis, tebalnya diukur dengan menggunakan mikrometer skrup. Skala bacaan hasil pengukurannya ditunjukkan pada gambar berikut. Hasilnya adalah... A. 3,11 mm B. 3,15 mm C. 3,61 mm

Lebih terperinci

TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01

TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01 TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01 Sigma Epsilon ISSN 0853-9103 Oleh Joko Prasetio W 1, Kiswanta 1, Edy Sumarno 1, Ainur Rosidi 1, Ismu Handoyo 1, Khrisna 2 1 Pusat

Lebih terperinci

MAGNET. Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang, magnet ladam, magnet jarum

MAGNET. Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang, magnet ladam, magnet jarum MAGNET Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang, magnet ladam, magnet jarum MAGNET Magnet dapat diperoleh dengan cara buatan. Jika baja di gosok

Lebih terperinci

BAB 6 INDUKSI ELEKTROMAGNET

BAB 6 INDUKSI ELEKTROMAGNET Lab lektronika Industri Fisika 2 A 6 INDUKSI LKTROMAGNT 1. GGL INDUKSI Pada ab 5 telah dibicarakan bahwa arus yang mengalir pada penghantar akan menimbulkan medan magnet. Setelah itu para ilmuwan juga

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis

Lebih terperinci

Pemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2.

Pemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2. III. PENGUJIAN TANPA MERUSAK (N D T) 1. Pengertian NDT NDT adalah singkatan non destruktif test, yang artinya adalah pengujian tak merusak. Maksud dari pengujian ini adalah bahwa bendanya tidak akan dirusak,

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Arti Pole dan Throw pada Relay

Arti Pole dan Throw pada Relay Pengertian Relay Relay adalah komponen elektronika berupa saklar atau switch yang dioperasikan menggunakan listrik. Relay juga biasa disebut sebagai komponen elektromekanikal yang terdiri dari dua bagian

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA

Mata Pelajaran : FISIKA Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci

Universitas Medan Area

Universitas Medan Area BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori Generator listrik adalah suatu peralatan yang mengubah enersi mekanis menjadi enersi listrik. Konversi enersi berdasarkan prinsip pembangkitan tegangan induksi

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

Teknologi Dan Rekayasa. Melakukan rutinitas pengelasan dengan menggunakan proses las busur manual

Teknologi Dan Rekayasa. Melakukan rutinitas pengelasan dengan menggunakan proses las busur manual Teknologi Dan Rekayasa Melakukan rutinitas pengelasan dengan menggunakan proses las busur manual Pengesetan mesin las dan elektroda Tujuan Pembelajaran : Setelah selesai mempelajari topik ini, siswa dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang solusi dari permasalahan yang diberikan dalami tugas kerja praktik yaitu tentang instalasi dan cara kerja dari penyambung track electric dan alat pemantau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

MAGNET. elektronik dan teknik kelistrikan, karena tidak sedikit konstruksi alat-alat listrik

MAGNET. elektronik dan teknik kelistrikan, karena tidak sedikit konstruksi alat-alat listrik MAGNET Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah terlepas dari peralatanperalatan elektronika. Magnet merupakan bagian tak terpisahkan dari alat-alat elektronik dan teknik kelistrikan, karena tidak

Lebih terperinci

ALTENATOR. Gambar 1. Altenator

ALTENATOR. Gambar 1. Altenator ALTENATOR Gambar 1. Altenator 1. Fungsi Alatenator Altenator Berfungsi sebagai pengubah energi mekanis berupa putaran dari mesin menjadi tenaga listrik. Energi putar di hubungkan melalui V-belt/Vribbed

Lebih terperinci

MOTOR INDUKSI 1. PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 2. JENIS JENIS MOTOR LISTRIK

MOTOR INDUKSI 1. PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 2. JENIS JENIS MOTOR LISTRIK MOTOR INDUKSI 1. PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK Dimana motor digunakan..?. Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan

Lebih terperinci

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator. BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA II.1. Umum Mesin Induksi 3 fasa atau mesin tak serempak dibagi atas dua jenis yaitu : 1. Motor Induksi 3 fasa 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

Lebih terperinci

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ 18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada

Lebih terperinci

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik, hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur

Lebih terperinci

Gambar Sistem pengunci pintu (door lock)

Gambar Sistem pengunci pintu (door lock) BAB11 SISTEM KELISTRIKAN BODI KONTROL ELEKTRONIK 11.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan bodi kontrol elektronik pada bab ini merupakan sistem kontrol pengunci pintu (door lock system), jendela (power window

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives Oleh PUSPITA AYU ARMI 1304432 PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 SYNCHRONOUS

Lebih terperinci

AKTUATOR. Aktuator C(s) Sensor / Tranduser

AKTUATOR. Aktuator C(s) Sensor / Tranduser AKTUATOR PENGANTAR Pada sistem pengaturan, kebanyakan sinyal kontrol yang dihasilkan oleh kotroler tidak cukup kuat dayanya untuk mendrive plan sehingga diperlukan aktuator. Pada bagian ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA. Gaya Magnetik antar kawat berarus. Nama :

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA. Gaya Magnetik antar kawat berarus. Nama : LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA Gaya Magnetik antar kawat berarus Nama : Sujiyani Kassiavera Rizki Prabawati Septian Efendi Prisma Gita Azwar Dosen Pembimbing : (A1E010010) (A1E010022) (A1E010023)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan Sakelar Elektromagnetik dari Y ke Motor Listrik Induksi 3 Fasa pada prosiding seminar pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) 13.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Faktor keamanan dan kenyamanan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO 328/01 Revisi : 00 Tgl:1 Januari 2012 Hal 1 dari 5 I. Kompetensi Setelah mengikuti mata kuliah praktik konstruksi badan kendaraan ini, diharapkan mahasiswa dapat membongkar dan memasang,

Lebih terperinci

PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL

PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana sains SURYA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. berasal dari motor. Selain kuat rangka juga harus ringan. Rangka terdiri dari beberapa bagian yaitu:

BAB III PERANCANGAN ALAT. berasal dari motor. Selain kuat rangka juga harus ringan. Rangka terdiri dari beberapa bagian yaitu: BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Rangka Drone Rangka atau frame merupakan struktur yang menjadi tempat dudukan untuk semua komponen. Rangka harus kaku dan dapat meminimalkan getaran yang berasal dari motor.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Prinsip Kerja Turbin Angin Prinsip kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir. Lalu putaran kincir digunakan untuk memutar

Lebih terperinci

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM Disusun untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai

Lebih terperinci

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK HUKUM FARADAY DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Setelah dalam tahun 1820 Oersted memperlihatkan bahwa arus listrik dapat mempengaruhi jarum kompas, Faraday mempunyai kepercayaan

Lebih terperinci