PENGUKURAN KUALITAS BERKAS CITRA RADIOGRAFINEUTRONPASCA PENAMBAHAN SISTEM TOMOGRAFIDIFASILITAS RN1 BATAN-SERPONG
|
|
- Ida Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGUKURAN KUALITAS BERKAS CITRA RADIOGRAFINEUTRONPASCA PENAMBAHAN SISTEM TOMOGRAFIDIFASILITAS RN1 BATAN-SERPONG Juliyani 1, Setiawan 2, Fahrurrozi A 3. dan Sutiarso 4 1,2,3,4) Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KAWASAN PUSPIPTEK Serpong Gd. 40 Tangerang Selatan ABSTRAK PENGUKURAN KUALITAS BERKAS CITRA RADIOGRAFI NEUTRONPASCA PENAMBAHAN SISTEMTOMOGRAFI DI RN1 BATAN SERPONG.Pengukuran kualitasberkas citra radiografi neutron pasca penambahan sistem tomografi di RN1 BATAN Serpong, telah dilakukan. Pengukuran bertujuanuntuk menentukan kualitas berkas neutron berdasarkanstandar ASTM E Pengukuran dilakukan dengan metode langsung (film radiografi) menggunakancuplikan standar Sensitivity Indicator (SI) dan Beam Purity Indicator (BPI), serta film AGFA D3. Kualitas berkas neutron yang keluar dari tabung berkas ditentukan oleh karakteristik kolimator yang digunakan. Pada saat film radiografi neutrondioperasikan bersamaandengan sistem tomografi, kualitas berkas yang didapat secara kuantitatif dari hasil pengukuran densitas citra dari cuplikan BPI menggunakan densitometer, mendapat jumlah neutron termal: 40,20 %; neutron terhambur: 0,70 %; gamma: 1,50 %; produksi pasangan: 3,30 %; jumlah garis dan yang terlihat masing-masing : 6 dan 4.Sedangkan apabila film radiografi neutronsaja yang dioperasikan, mendapatkan jumlah neutron termal: 62,20 %; neutron terhambur: 0,50 %; gamma: 1,80 %; produksi pasangan: 2,30 %; jumlah garis dan yang terlihat masing-masing : 7 dan 4.Kualitas citra radiografi neutron pada saat film radiografi dioperasikan bersamaandengan sistem tomografi, tidak baik (buram).kualitas citra radiografi neutronapabila film radiografi neutron saja yang dioperasikan menjadi lebih baik (terang dan kontras), berdasarkan standar ASTM E diklasifikasikan ke dalam kategori II.Dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan kualitas citra radiografi neutronyang lebih baik, maka film radiografi tidak dioperasikan bersamaandengan sistem tomografi. Kata kunci : kualitas citra radiografi netron, sistem tomografi, Fasilitas RN1 ABSTRACT MEASUREMENT OF BEAM NEUTRON RADIOGRAPHY IMAGE QUALITY POST- ADDITION OF TOMOGRAPHY SYSTEM IN THE FACILITY RN1 BATAN-SERPONG. Measurement of neutron radiography image quality post-addition of tomography system in the facility RN1 Batan-Serpong, has been done.measurement aims to determine the quality of the neutron beam based on ASTM standard E Measurements were made with the direct method (radiographic film) using standard samples Sensitivity Indicator (SI) and Beam Purity Indicator (BPI), and D3 AGFA film.the quality of the neutron beam coming out of the tube is determined by the characteristics of the beam collimator..at the time of the film neutron radiography system is operated in conjunction with tomography, it gives the number of thermal neutrons: 40.20%; scattered neutron: 0.70%; gamma: 1.50%; pair production: 3.30%; the number of visible lines and holes are: 6 and 4. The quality of the image produced when the tomograghy is in operation is not good (blur).whereas if the neutron radiography film is only operated, it gives the thermal neutrons: 62,20%; scattered neutron: 0.50%; gamma: 1,80 %; pair production: 2.30%; the number of visible lines and holes are: 7 and 4.Neutron radiography image quality when only neutron radiography film is operated gives better image. It can be concluded that to get a better image quality of neutron radiography, the film method cannot be operated simultaneously with the tomography system. Key words: image quality of neutron radiography, tomography systems, facilities RN1 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 316 Juliyani dkk
2 1. PENDAHULUAN Fasilitas hamburan neutron menggunakan neutron yang dihasilkan Reaktor GA Siwabessy, yang sangat spesifik dan khas BATAN, untuk kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang material.selain peralatan pendukung yang sangat vital dalam pengoperasiannya, fasilitas ini memiliki 3 difraktometer neutron, 3 spektrometer neutron dan sebuah fasiltas radiografi neutron.salah satu keunggulan neutron dari sinar-x adalah kemampuannya berinteraksi langsung dengan inti atom sehingga memiliki penampang hamburan yang unik untuk setiap atom, bahkan bagi isotopnya.fasilitas hamburan neutron untuk kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang materialyang ada di BATAN serpong, antara lain: 1. Difraktometer Neutron untuk pengukuran tegangan sisa (DN1-M) 2. Difraktometer Neutron Empat Lingkaran/Difraktometer Tekstur (DN2) 3. Difraktometer Neutron Serbuk Resolusi Tinggi (DN-3) 4. Spektrometer Neutron Tiga Sumbu (SN-1) 5. Spektrometer Neutron Hamburan Sudut Kecil (SN-2) 6. Spektrometer Neutron Hamburan Sudut Kecil Resolusi Tinggi (SN-3) 7. Fasilitas Radiografi Neutron (RN-1/NDT) Fasilitas Radiografi Neutron (NRF) yang tersedia mampu mengamati struktur internal dengan metode penyinaran langsung maupun real-time.peralatan ini juga dilengkapi dengan fasilitas untuk pengukuran tomografi.fasiltas radiografi neutron di BATAN Serpong, dapat dilihat pada Gambar 1. arah yang berlawanan dengan sumber radiasi ditempatkan. Pada saat radiasi menembus obyek, akan terjadi serapan yang besarnya bergantung pada tingkat kerapatan dan tebal bahan yang dilaluinya. Bila dalam obyek yang diuji tersebut terdapat ketidaksempurnaan bahan atau cacat, atau terdapat bahan lain yang memiliki kerapatan yang berbeda maka akan menimbulkan perbedaan serapan dan kejadian ini diterima dan direkam oleh film fotografi dalam bentuk perbedaan intensitas. Perbedaan intensitas radiasi tersebut selanjutnya digunakan sebagai indikasi adanya ketidaksempurnaan pada obyek yang diuji setelah film fotografi diproses.neutron sebagai berkas radiasi penembus yang intensitasnya dimodulasi oleh suatu obyek, yang menghasilkan suatu image (citra) film dari fitur obyek tersebut.suatu fasilitas radiografi neutron pada umumnya terdiri dari sumber neutron termal, kolimator berkas neutron, skrin converter, film dan kaset.bahan tertentu yang memiliki atenuasi tinggi terhadap neutron dapat berguna untuk menandai bahan untuk meningkatkan kontras dalam radiografi neutron.contohnya adalah penggunaan Gadoliniumoksida. Bahan lainyang dapat digunakan meliputi Cadmium, Boron, air atau minyak. Standar ASTM E-545 dan E-546 menjelaskan piranti-piranti dan teknik-teknik yang digunakan untuk mengkarakterisasi tanggapan sistem radiografi neutron termal.metode tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam penetapan kriteria kualitas yang disepakati antara penyedia dan pengguna[1]. Kualitas citra radiografi neutron dapat ditentukan pada analisis data dari kualitas berkas yang diekspos bersama dengan bahan uji.pada penelitian ini, pengukuran bertujuan untuk menentukan kualitas berkas neutron berdasarkan standar ASTM E TEORI Gambar 1. Fasilitas Radiografi neutron di Batan Serpong Uji radiografi neutron termal adalah merupakan bagian dari Uji Tak Rusak (UTR) radiografi dan metodologinya mirip dengan uji radiografi gamma atau sinar-x.pada uji radiografi tersebut, radiasi menembus obyek yang diuji dan intensitas sinar akhir (setelah menembus obyek yang diuji) dikenakan pada film fotografi yang dipasang dekat (melekat) dengan obyek yang diuji pada sisi Prinsip radiografi netron: Sumber radiasi termal dapat diperoleh dari reaktor nuklir, mesin pemercepat partikel dan unsur radioaktif yang memancarkan netron.pencitraan dengan teknik radiografi netron mirip dengan radiografi sinar-x dan sinar gamma.teknik radiografi netron menggunakan prinsip kerja berasarkan atenuasi neutron yang berbeda-beda pada suatu bahan. Berkas neutron termal dari reaktor diarahkan pada bahan uji mengunakan kolimator, kemudian oleh bahan uji sebagian neutron diserap dan sebagian lainnya ditransmisikan oleh bahan uji untuk direkam oleh detektor dalam bentuk citrayang melukiskan struktur internal dari bahan uji [2]. Radiografi neutron melibatkan tiga komponen utama, meliputi [3]: 1. berkas neutron, 2. obyek radiografi, Juliyani dkk 317 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
3 3. perangkat untuk merekam informasi intensitas radiasi yang terkait dengan berkas neuton yang ditransmisikan melalui obyek. Gambar 2 memberikan suatu gambaran grafis dari sistem tiga komponen untuk spesimen obyek nonradioaktif. Besaran intensitas neutron yang ditransmisikan oleh bahan uji ditentukan oleh koefisien atenuasi bahan sesuai rumus, berikut [3] : I = I o. e -µt... (1) I o = intensitas neutron dating µ = koefisien atenuasi datang t = tebal bahan ( ) SEMINAR NASIONAL ( ) TEKNIK-TEKNIK PENCITRAAN. Secara umum gambar konverter dan detektor untuk neutron Radiografi memberikan pengubah atau mengintensifkan fungsi melalui interaksi dengan neutron yang masuk dan emisi radiasi langsung yang dapat dideteksi seperti radiasi alpha, beta atau gamma atau cahaya.gambar sensor untuk merekam citra secara langsung atau tidak langsung pada film yang terbuat dari foil logam dari Gadolinium, Disprosium, Indium atau Emas, atau senyawa boron dan lithium pada foil yang dilapisi plastik atau langsung ke film untuk merekam jejaketsa [3]. Teknik paparan langsung [3] : Teknik ini tidak cocok untuk obyek yang memancarkan radiasi gamma (misalnya benda radioaktif) karena overlaying dari autoradiographic pencitraan yang kedua dan mengaburkan (blur) gambar. Di dalam gambar 3,ditampilkanprinsip metode paparan langsung. Gambar 2. Komponen sistem radiografi netron [3] Ada 2 jenis indikator kualitas yang digunakan, yaitu: cuplikan standar Beam Purity Indicator (BPI) dan cuplikan standar Sensitivity Indicator (SI), yangdikeluarkan oleh American Society for Testing and Material (ASTM). Kualitas berkas neutron ditentukan secara kuantitatif dengan mengukur densitas citra dari cuplikan BPI menggunakan densitometer. Ada 6 bagian yang perlu diukur dari citra cuplikan BPI, yaitu: D1, D2, D3, D4, D5 dan D6. Besaran yang menunjukkan kualitas berkas neutron ditentukan, berdasarkan rumus berikut: neutron termal (C) ( ( )) x100%... (2) neutron terhambur (S) (3) Gambar 3. Metode langsung dengan film radiografi [3] Dengan teknik paparan langsung, menggunakan konverter foil Gd, resolusi spasial yang sangat baik dapat dicapai. Paparan neutron termal khas yang lambat, dilapisi satu film sinar-x dan layar tungal Gd setebal 25 µm adalah sekitar 10 9 n.cm -2 METODE PENCITRAAN DINAMIS. Metode ini dapat melihat citra yangbergerakdapat diperolehdenganpengembangan tekniklayarsintilasi.metodeelektronik sepertiintensifier citra yangdigunakan untukmemperkuatemisi cahayake tingkat yangcocok untukvideo ataurekamanfilm.prinsip pencitraan dinamis dengan kamera TV,diperlihatkan pada Gambar4. gamma (ɤ) ( ) (4) produksi pasangan elektron dan positron (P) Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 318 Juliyani dkk
4 Gambar 4. Sistem pencitraan dinamis [3] TOMOGRAFI. Tomografi adalah teknik radiografis pertama yang dikembangkan untuk CT-scan di mana serangkaian paparan yang diambil pada interval yang seragam di seluruh spesimen dan, menggunakan program komputer, data dialihkan untuk memberikan gambaran penampang pada sudut yang benar terhadap radiograf [3].Untuk aplikasi praktisidealnya diperlukansuatu sumber untuk Radiografi neutron harus menghasilkan fluks neutron termal sebesar 10 9 n.cm -2. s -1 atau lebih. Pemilihan sumber neutron berpengaruh langsung pada kemampuan pencitraan (misalnya kualitas gambar, resolusi, dan fleksibilitas pengambilan pencitraan, serta waktu pemaparan) KOLIMATOR. Salah satu bagian yang paling penting dari fasilitas Radiografi neutron adalah collimator(kolimator).hal ini dinyatakan oleh JP Barton pada tahun 1967,bahwa: dalam neutron Radiografi, desain kolimator netron dapat sama pentingnya dengan pilihan sumber neutron dan metode neutron fotografi [3]. Gambar 5. Desain cuplikan standar BPI CUPLIKAN STANDAR SI Sensitivitas citra radiogafi neutron dapat ditentukan secara kualitatif dari citra lubang dan celah culikan stanmdar SI. Cuplikan ini dibuat dalam bentuk tangga dari bahan acrylic resin dengan ukuran panjang dan lebar 25,4 mm x 25,4 mm serta tebal tangga 0,64 mm sampai 5,08 mm. Pada bodi cuplikan ini dipasang 3 buah lempengan masingmasing mempunyai 4 buah lubang berukuran 0,13 mm hingga 0,51 mm. Ketiga lempeng tersebut diberi kode posisi A, B dan C, sedangkan celah yang terbuat dari pelat Al berukuran 0,013 mm hingga 0,25 mm dipasang diantara balok-balok acrylic resin. KonstruksicuplikanSItampak samping ditunjukkan pada Gambar 6. INDIKATOR UNTUK KONTROL KUALITAS CITRA. CUPLIKAN STANDAR BPI. Bodi BPI terbuat dari piring teflon (25,4 x 25,4 mm) tebal 8 mm. Memiliki lubang tengah diameter 15.9 mm. Di piring teflon dua alur untuk mengakomodasi kawat Cd tebal 0,64 mm dibuat, terpisah satu sama lain 10 mm. Di bagian atas dan bawah piring teflon dua lubang mesin, kedalaman masing-masing diameter 4 mm dan 2 mm. Di setiap sisi BPI boron nitrida dan cakram Timbal (tebal2 mm) ditekan masuk ke dalam lubang bundar. Gambar 6 Konstruksi cuplikan SI Karakteristik fasilitas radiografi neutron dapat diklasifikasikan berdasarkan data-data kandungan neutron termal dari cuplikan BPI, serta jumlah lubang dan garis celah yang teramati pada citra cuplikan SI.Fasilitas radiografi netron dapat diklasifikasikan berdasarkan ASTM E seperti diperlihatkan pada Tabel 1 [4]. 3. TATA KERJA Bahan dan alat : Bahan yang digunakan untuk menentukan kualitas berkas citra radiografi neutron meliputi cuplikan standar Sensitivity Indicator (SI) dan Beam Purity Juliyani dkk 319 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
5 Indicator (BPI), larutan developer, larutan fixer serta film standar Denstep dan film AGFA D3. Larutan developer dibuat denganmencampurkan 50 g serbuk developing agent AGFA G-230 A dan 283,5 g developing agent AGFA-230 B, kemudian melarutkannya didalam 2,5 liter air. Sedangkan larutanfixer dibuat dengan melarutkan 590,65 g fixing agent AGFA G-305 kedalam 2,5 literair. Peralatan yang digunakan pada pengukuran radiografi neutron terdiri dari peralatan utama, yaitu fasilitas radiografi neutron termal (RN1) dan Kategori SEMINAR NASIONAL peralatan pendukung yang meliputi: film, converter K-125, stopwatch, perangkat pencuci film, viewer, dryer, dark room portable, lampu pengaman, kaset film dan densitometer. Tabel 1. Klasifikasi Fasilitas radiografi netron berdasarkan ASTM E neutron termal (%) lubang garis/ celah neutron terhambur (%) gamma (%) produksi pasangan (%) I II III IV V Cara kerja: Pengukuran kualitas berkas citra radiografi neutron dilakukan dengan metode film menggunakan converter tunggal. Pertama-tama film AGFA D3 dan converter dimasukkan kedalam kaset dengan posisi film di depan converter. Cuplikan BPI dan SI ditempelkan pada permukaan kaset yang berdekatan dengan film, kemudian ditempatkan dalam pusat berkas neutron dengan posisi cuplikan menghadap ke sumber neutron. Setelah cuplikan disinari dengan neutron selama 6 menit 45 detik, selanjutnya kaset radiografi diambil dari ruangan pengukuran dan filmnya dikeluarkan dari kaset dn disimpan dalam kantong kedap cahaya untuk kemudian dilakukan pencucian film di dalam kamar gelap. Pencucian film dilakukan sesuai dengan prosedur atau instruksi kerja pencucian film LUM-IK [5]. Film dimasukkan ke dalam larutan developer selama kurang lebih 3 menit, kemudian dicuci dengan air mengalir sampai bersih.setelah itu film tersebut dimasukkan ke dalam larutan fixer selama 5 menit lalu dicuci lagi dengan air bersih yang mengalir.film kemudian digantung menggunakan film hanger dan dikeringkan di dalam dryer. Setelah film kering, selanjutnya dikeluarkan dari dryer dan dimasukkan ke dalam wadah kertas untuk melindungi film dari goresan sebelum dilakukan proses pengukuran densitas dan analisis. Densitas citra radiografi neutron cuplikan BPI diukur menggunakan densitometer.sebelum digunakan, densitometer ESECO Speedmaster SM- 14 terlebih dahulu dikalibrasi menggunakan film standar Denstep Agfa [6]. Selanjutnya densitometer digunakan untuk mengukur densitas citra pada bagian D1, D2, D3, D4, D5 dan D6 dari cuplikan BPI. Selanjutnya besaran-besaran yang menunjukkan kualitas berkas neutron yang meliputi jumlah neutron termal, jumlah neutron terhambur, jumlah sinar gamma dan jumlah produksi pasangan ditentukan menggunakan persamaan (2) sampaidengan persamaan (5).Sedangkan untuk mengetahui kemampuan alat radiografi neutron dalam memotret benda uji ditentukan dari pengamatan secara visual citra radiografi dari cuplikan SI. Karakteristik fasilitas radiografi neutron dapat diklasifikasi berdasarkan data-data kualitas berkas serta jumlah lubang dan garis yang teramati pada citra cuplikan SI menggunakan tabel 1,kategori Radiografi Neutron berdasarkan ASTM E HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas berkas neutron yang keluar dari tabung berkas ditentukan oleh karakteristik kolimator yang digunakan. Berkas neutron yang melewati cuplikan BPI berinteraksi dengan disk yang terbuat dari bahan Boron Nitrida, Cadmium dan Timbal yang berada didalamnya. Karena Boron Nitrida dan Cadmium memiliki koefisien atenuasi neutron lebih besar daripada Timbal, maka intensitas netron yang ditransmisikan oleh Boron Nitrida dan Cadmium ke konverter menjadi rendah daripada yang ditransmisikan oleh Timbal. Hal ini mengakibatkan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 320 Juliyani dkk
6 film pada bagian Boron Nitrida dan Cadmium mendapat penyinaran dengan intensitas yang lebih rendah sehingga menghasilkan citra terang pada film. Sebaliknya citra pada bagian Timbal dan lubang ditengah-tengah cuplikan tampak samarsamar, karena neutron sedikit diserap oleh bahan tersebut sehingga film terekspos neutron lebih banyak dan citranya menjadi sedikit lebih gelap. Selanjutnya densitas film pada masingmasing bagian citra BPI tersebut diukur menggunakan densitometer sebanyak 3 kali, kemudian dirata-rata. Pada saat film radiografi neutron dioperasikan bersamaandengan sistem tomografi, kualitas berkas yang didapat secara kuantitatif dari hasil pengukuran densitas citra dari cuplikan BPI menggunakan densitometer, mendapat jumlah neutron termal: 40,20 %; neutron terhambur: 0,70 %; gamma: 1,50 %; produksi pasangan: 3,30 %; jumlah garis dan yang terlihat masing-masing : 6 dan 4. Kualitas berkas citra radiografi neutron pada saat film radiografi dioperasikan bersamaan dengan sistem tomografi, tidak baik (buram), lihat Gambar 7. Tabel 2. Hasil pengamatan garis terkecil pada citra SI Garis (G) Hasil pengamatan 1 tampak 0,250 2 tampak 0,130 3 tampak 0,100 4 tampak 0,076 5 tampak 0,051 6 tampak 0,025 7 tampak 0,013 Ukuran garis (mm) Gambar 9. Kualitas berkas citra, apabila film radiografi neutron saja yang dioperasikan 5. KESIMPULAN Gambar 8. Kualitas berkas citra pada saat film radiografi dioperasikan bersamaan dengan sistem tomografi. Sedangkan apabila film radiografi neutron saja yang dioperasikan, mendapatkan jumlahneutron termal: 62,20 %; neutron terhambur: 0,50 %; gamma: 1,80 %; produksi pasangan: 2,30 %; jumlah garis dan yang terlihat masing-masing : 7 dan 4. Kualitas berkas citra radiografi neutron apabila film radiografi neutron saja yang dioperasikan menjadi lebih baik (terang dan kontras), lihat Gambar 9. Hasil pengamatan secara visual terhadap citra cuplikan SI, lihat Tabel 2. Berdasarkan data hasil pengukuran kualitas berkas dari citra BPI dan pengamatan visual citra SI, berkas citra radiografi neutron apabila sistem tomografi tidak dioperasikan secara bersamaan dapat diklasifikasikan ke dalam kategori II(standar ASTM E ). Kualitasberkas citra radiografi neutron pada saat film radiografi dioperasikan bersamaandengan sistem tomografi, tidak baik (buram).kualitas berkas citra radiografi neutron apabila film radiografi neutron saja yang dioperasikanmenjadi lebih baik (terang dan kontras), berdasarkan standar ASTM E dan diklasifikasikan ke dalam kategori II.Dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan kualitas berkas citra radiografi neutron yang lebih baik, maka film radiografi tidak dioperasikan bersamaandengan sistem tomografi. 6. DAFTAR PUSTAKA [1] ANONIM, Pedoman tentang prinsip umum dan aturan dasar uji radiografi neutron termal untuk Uji Tak Rusak, SB 005-ISO 11537:2008, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta (2008). [2] GUNAWAN, Penentuan karakteristik fasilitas radiografi neutron di Batan Serpong dengan metode film converter tunggal, Prosiding pertemuan ilmiah iptek bahan 2008, ISSN , Serpong (2008). [3] DOMANUS J.C, practical neutron radiography, Commission of the European Communities Radiography Working Group, Kluwer Academic Publishers, London (1992). Juliyani dkk 321 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
7 [4] DOMANUS J.C, Indicators for image quality control, Commission of the European Communities Radiography Working Group, Kluwer Academic Publishers, London (1992). [5] SUTIARSO, GUNAWAN, S.YUSUF, Instruksi Kerja Pencucian Film Radiografi Neutron, Dokumen Sistem Manajemen Mutu LUMBS, PTBIN-BATAN, (2008). [6] K.MARSTBOMM, Structurix Certified Denstep, NIST, (2008). SEMINAR NASIONAL Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 322 Juliyani dkk
Peningkatan Kualitas Citra Radiografi Neutron Menggunakan Film Lapisan Tunggal
Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 7 Serpong, 27 Oktober 2009 ISSN : 1411-1098 Peningkatan Kualitas Citra Radiografi Neutron Menggunakan Film Lapisan Tunggal Gunawan, Sutiarso,
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON UNTUK UJI TAK RUSAK KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRIK
PEMANFAATAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON UNTUK UJI TAK RUSAK KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRIK M. Fadila 1, Sutiarso 2 dan Juliyani 2 1 Sekolah Tinggi Teknik Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jalan Babarsari,
Lebih terperinciUJI TAK MERUSAK KOMPONEN LOCK ACTUATOR MENGGUNAKAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON
UJI TAK MERUSAK KOMPONEN LOCK ACTUATOR MENGGUNAKAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON Juliyani, Setiawan dan Sutiarso Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KAWASAN PUSPIPTEK Serpong
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAMERA CCD PADA FASILITAS RADIOGRAFI NEUTRON, RN1, DI BATAN SERPONG
PENGEMBANGAN KAMERA CCD PADA FASILITAS RADIOGRAFI NEUTRON, RN1, DI BATAN SERPONG Sutiarso, Bharoto, Setiawan, Juliyani, Fahrurrozi Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir- BATAN Gd. 40 Kawasan Puspiptek
Lebih terperinciPengembangan Fasilitas Radiografi Neutron, RN1, untuk Tomografi
Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 7 Serpong, 27 Oktober 2009 ISSN : 1411-1098 Pengembangan Fasilitas Radiografi Neutron, RN1, untuk Tomografi Sutiarso, Bharoto, Setiawan, Juliyani
Lebih terperinciRekonstruksi Citra Tomografi Neutron Untuk Aplikasi Teknologi Nuklir
Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 8 Serpong, 4 Oktober 2011 ISSN : 1410-7686 Fahrurrozi Akbar, Sutiarso, Setiawan, Juliyani Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN)-Badan
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK
PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK Namad Sianta, Djoli Soembogo dan R. Hardjawidjaja Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN E-mail : djoli@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciREKONSTRUKSI TIGA DIMENSI TOMOGRAFI NEUTRON PADA REGULATOR TEKANAN UDARA
REKONSTRUKSI TIGA DIMENSI TOMOGRAFI NEUTRON PADA REGULATOR TEKANAN UDARA Fahrurrozi Akbar, Sutiarso, Setiawan, Juliyani Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN)-Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa radiasi berbahaya karena dapat mengionisasi bahan yang dilaluinya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiasi merupakan pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang yang dapat diserap oleh benda lain. Beberapa radiasi berbahaya
Lebih terperinciPENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER
Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 8 Serpong, 4 Oktober 2011 ISSN : 1410-7686 PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER
Lebih terperinciRADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN. Djoli Soembogo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN ABSTRAK ABSTRACT
Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 2087-5665 BETA GAMMA TAHUN 2014 Vol. 5 No. 1 Februari 2014 RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN Email : djoli@batan.go.id
Lebih terperinciPengukuran Fluks Neutron dan Penentuan Cadmium Ratio pada Difraktometer Neutron Empat Lingkaran / Difraktometer Tekstur (DN2)
Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 7 Serpong, 27 Oktober 2009 ISSN : 1411-1098 Pengukuran Fluks Neutron dan Penentuan Cadmium Ratio pada Difraktometer Neutron Empat Lingkaran /
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON UNTUK MENDETEKSI SECARA CEPAT TOLERANSI TANAMAN PADI TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN
PENGGUNAAN TEKNIK RADIOGRAFI NEUTRON UNTUK MENDETEKSI SECARA CEPAT TOLERANSI TANAMAN PADI TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN Sutiarso 1), Miftahudin 2), Sairun 1), Juliyani 1), Setiawan 1), Fahrurrozi 1) 1) Pusat
Lebih terperinciSuparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS RADIASI
Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADIOGRAFI Ir-192 Suparno, Anda Sanusi Pusat Pendidikan dan Pelatihan BATAN, parnomrj@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciGANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI
ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju ABSTRAK ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS
Lebih terperinciPENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI
PENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Dian Filani Cahyaningrum 1), Riyatun
Lebih terperinciEVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN TUGAS... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR
Lebih terperinciBharoto, Setiawan, Sutiarso
PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK TOMOGRAFI NEUTRON UNTUK FASILITAS RADIOGRAFI NEUTRON DI SERPONG Bharoto, Setiawan, Sutiarso ABSTRAK PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK TOMOGRAFI NEUTRON UNTUK FASILITAS RADIOGRAFI NEUTRON
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 4 (50 MENIT)
PERTEMUAN KE 4 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan pengambilan gambar, pencucian film dan pengendalian mutu film radiografi POKOK BAHASAN : Pengambilan gambar, pencucian film dan pengendalian
Lebih terperinciRADIOGRAFI CO-60 PADA KUBUS CORAN TIMAH HITAM
RADIOGRAFI CO-60 PADA KUBUS CORAN TIMAH HITAM Djoli Soembogo, Harun Al Rasyid R., Namad Sianta Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN, Jalan Lebak Bulus Raya No. 49, Jakarta 12440. E-mail : djoli@batan.go.id
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN
BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN 4.1 Hasil pengujian Berdasarkan penelitian dan inspeksi dilapangan yang telah dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur pengerjaan Nondestructive Test. Pengujian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kapasitor atau kondensator merupakan salah satu komponen penting dalam rangkaian elektronika karena berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Secara umum, kapasitor
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14108542 PRODUKSI TEMBAGA64 MENGGUNAKAN SASARAN TEMBAGA FTALOSIANIN Rohadi Awaludin, Abidin, Sriyono dan Herlina Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR
STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Januari 2007 Pengantar Sejak tahun 2000 BATAN telah ditunjuk oleh Badan Standardisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi nuklir yang semakin berkembang dewasa ini telah banyak digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit energi, industri, pertanian,
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
PERHITUNGAN PEMBUATAN KADMIUM-109 UNTUK SUMBER RADIASI XRF MENGGUNAKAN TARGET KADMIUM ALAM Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten ABSTRAK PERHITUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar-x pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895 memberikan hal yang sangat berarti dalam perkembangan
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF
KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF Setiyono 1, M. Azam 2 dan Evi Setiyawati 2 1. RSUD 2. Jurusan Fisika, Universitas Diponegoro Semarang Abstract The study of influence
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 12., No.1, Januari 2009, hal 1-5 KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF Setiyono 1, M. Azam 2 dan Evi Setiyawati 2 1. RSUD 2. Jurusan
Lebih terperinciHUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3
HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3 Zaenal Abidin, Muhamad Isa, Tri Wulan Tjiptono* zaenala6@gmail.com STTN-BATAN, *) PTAPB BATAN Yogyakarta Jl.
Lebih terperinciKARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA
KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI 140310110018 JURUSAN FISIKA OUTLINES : Sinar X Difraksi sinar X pada suatu material Karakteristik Sinar-X Prinsip
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar.
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kisi Difraksi Kisi difraksi adalah suatu alat yang terbuat dari pelat logam atau kaca yang pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar. Suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kamar Gelap Dalam proses radiografi processing room atau kamar gelap merupakan salah satu pendukung penting dalam menunjang keberhasilan pemotretan. Disebabkan karena dalam
Lebih terperinciPENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33
PENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33 Zoucella Andre Afani 1, Ni Nyoman Rupiasih 1* 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.
PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson
Lebih terperinciKIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12
Lebih terperinciRADIOGRAFI Co-60 PADA CORAN KOMPONEN ALAT BERAT
RADIOGRAFI Co-60 PADA CORAN KOMPONEN ALAT BERAT Djoli Soembogo, Harun Al Rasyid R dan Namad Sianta Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN. Jalan Lebak Bulus Raya No. 49, Jakarta 12440. email: djoli@batan.go.id
Lebih terperinciRADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI. Ghita Hadi Hollanda, drg
RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI Ghita Hadi Hollanda, drg Pokok Bahasan Dental X-ray Machine Film Dental Prosesing Film Radiologi Kedokteran Gigi Ilmu yang mempelajari penggunaan radiasi, terjadinya sinar x,
Lebih terperinciPENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN
DOI: doi.org/10.21009/spektra.022.04 PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN 1, a) Sriwahyuni 1 Program Studi Teknik
Lebih terperinciPENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL
PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana sains SURYA
Lebih terperinciPemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2.
III. PENGUJIAN TANPA MERUSAK (N D T) 1. Pengertian NDT NDT adalah singkatan non destruktif test, yang artinya adalah pengujian tak merusak. Maksud dari pengujian ini adalah bahwa bendanya tidak akan dirusak,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o o BT
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Potensi Daerah Penelitian 3.1.1 Lokasi Daerah Penelitian Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o 44 30-107 o 47 30 BT dan 7 o 10 30-7 o 8 30 LS. Tepatnya
Lebih terperinciEKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD
Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R3 EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza Andiana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomografi komputer (TK) telah diterapkan secara luas dalam bidang industri, forensik, arkeologi dan kedokteran dalam beberapa dekade ini. TK merupakan alat diagnosis
Lebih terperinciMETODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA
METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA Kristiyanti, Tri Harjanto, Abdul Jalil Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek Gd 71 lt 2
Lebih terperinciPENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI
PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI Unggul Hartoyo 1), Nazly Kurniawan, Suhadi, Subiharto 1) PRSG Batan Serpong Indonesia unggul@batan.go.id
Lebih terperinciANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX
Youngster Physics Journal ISSN : 3-737 Vol. 4, No., Januari 5, Hal 33-38 ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX Aulia Narindra Mukhtar dan Heri Sutanto
Lebih terperinciPERHITUNGAN SPESIFIKASI PENYAMBUNGAN PIPA GAS DAN INSTALASI PIPELINE GAS PADA PIPELINE PROJECT BOJONEGARA - CIKANDE
PERHITUNGAN SPESIFIKASI PENYAMBUNGAN PIPA GAS DAN INSTALASI PIPELINE GAS PADA PIPELINE PROJECT BOJONEGARA - CIKANDE Oleh Nama : Roby Pratomo NPM : 26409806 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik
Lebih terperinciEVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI
No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI Muradi, Sjafruddin Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK EVALUASI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berupa material bening atau transparan yang biasanya dihasilkan dari
Lebih terperinciIII.METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei
17 III.METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini
Lebih terperinciKALIBRASI AKUISISI CITRA PESAWAT SINAR-X PORTABLE DIG 1100
KALIBRASI AKUISISI CITRA PESAWAT SINAR-X PORTABLE DIG 1100 Fitri Suryaningsih, Andeka Tris Susanto PRFN-BATAN, Kawasan Puspiptek Gd 71, Tangerang Selatan - 15310 fitri_sn@batan.go.id ABSTRAK KALIBRASI
Lebih terperinciDETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.
DETEKTOR RADIASI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor radiasi. Prinsip: Mengubah radiasi menjadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab IV ini akan dipaparkan hasil penelitian aplikasi multimode fiber
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam Bab IV ini akan dipaparkan hasil penelitian aplikasi multimode fiber coupler sebagai sistem sensor suhu dengan menggunakan probe baja. Terdapat dua hasil penelitian, yang
Lebih terperinci08/01/2012. Pengujian Visual Las. Pengujian Dye Penetrant. Pengujian Serbuk Magnet PENGUJIAN TIDAK MERUSAK. Pengujian Ultrasonik. Pengujian Arus Eddy
MATERI KE - III Pengujian tidak merusak (NDT) Pengujian Visual Las Pengujian Dye Penetrant penyusun: Heri Wibowo, MT Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2011 1 PENGUJIAN TIDAK MERUSAK Fakultas
Lebih terperinci1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World
1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 21% dari seluruh kematian
Lebih terperinciINTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI
INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI suatu emisi (pancaran) dan perambatan energi melalui materi atau ruang dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel 2 3 Peluruhan zat
Lebih terperinciPERANCANGAN PERANGKAT LUNAK REKONSTRUKSI CITRA 3 DIMENSI DARI LEMBARAN CITRA HASIL REKONSTRUKSI 2 DIMENSI
PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK REKONSTRUKSI CITRA 3 DIMENSI DARI LEMBARAN CITRA HASIL REKONSTRUKSI 2 DIMENSI Mohamad Amin, Fitri S, Wahyuni ZI, dan Demon H. Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir - BATAN Gedung
Lebih terperinciUJI LINE SCAN CAMERA PADA RANCANG BANGUN SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA
UJI LINE SCAN CAMERA PADA RANCANG BANGUN SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA Alvano Yulian 1, Sutomo Budihardjo 2 dan Ikhsan Sobari 3 1,2,3, Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir,
Lebih terperinciDETEKSI SISI CITRA TOMOGRAFI SINAR X MENGGUNAKAN OPERATOR LAPLACE. Supurwoko, Sarwanto Pendidikan Fisika FKIP UNS Surakarta ABSTRAK
DETEKSI SISI CITRA TOMOGRAFI SINAR X MENGGUNAKAN OPERATOR LAPLACE Supurwoko, Sarwanto Pendidikan Fisika FKIP UNS Surakarta ABSTRAK Dari penelitian terdahulu (Supurwoko, 2004) diketahui bahwa citra tomografi
Lebih terperinciBAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL
BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL Kekerasan Sifat kekerasan sulit untuk didefinisikan kecuali dalam hubungan dengan uji tertentu yang digunakan untuk menentukan harganya. Harap diperhatikan bahwa
Lebih terperinciKARAKTERISASI KACA TIMBAL UNTUK PELINDUNG PENANGKAP CITRA SINAR-X
ABSTRAK KARAKTERISASI KACA TIMBAL UNTUK PELINDUNG PENANGKAP CITRA SINAR-X Kristiyanti, Istofa, Beny Syawaludin Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek Gd.71, Lt.2 Serpong KARAKTERISASI
Lebih terperinciSIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
290 Simulasi Efisiensi Detektor Germanium Di Laboratorium AAN PTNBR Dengan Metode Monte Carlo MCNP5 ABSTRAK SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
Lebih terperinciPERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR
YOGYAKARTA, 3OKTOBER 0 PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR Kristiyanti, Ferry Suyatno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Gd 7 Kawasan Puspiptek Serpong Email untuk korespondensi
Lebih terperinciPENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM
ISSN 1979-2409 Penentuan Kestabilan Sparking Spektrometer Emisi Menggunakan Bahan Paduan Aluminium (Agus Jamaludin, Djoko Kisworo, Darma Adiantoro) PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 18, No. 3, Juli 2015, hal 89-94 STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF Ahmas Sudin *, Zaenul Muhlisin dan Hendri Widiyandari Jurusan
Lebih terperinciSinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.
1. Pendahuluan Sinar X adalah jenis gelombang elektromagnetik. Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895, ia menemukan secara tidak sengaja sebuah gambar asing dari generator
Lebih terperinciLAPORAN RESMI RADIOGRAFI TEST. Disusun Oleh : Akhmad Haris Zulkhamdi
LAPORAN RESMI RADIOGRAFI TEST Disusun Oleh : Akhmad Haris Zulkhamdi 6207030002 PRODI BANGUNAN KAPAL JURUSAN TEKNIK BANGUNA KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Lebih terperinciRADIOGRAFI SINAR-X PADA TERUMBU KARANG
RADIOGRAFI SINAR-X PADA TERUMBU KARANG Djoli Soembogo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN Jalan Lebak Bulus Raya No. 49, Jakarta 12440. email: djoli@batan.go.id ABSTRAK RADIOGRAFI SINAR-X PADA TERUMBU
Lebih terperinci10. PENETAPAN KADAR AIR TANAH DENGAN NEUTRON PROBE
Penetapan Kadar Air Tanah dengan Neutron Probe 111 10. PENETAPAN KADAR AIR TANAH DENGAN NEUTRON PROBE Fahmuddin Agus, Robert L. Watung, dan Deddy Erfandi 1. PENDAHULUAN Penetapan kadar air tanah dengan
Lebih terperinciSTUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10, No.4, Oktober 2007 hal. 187-192 STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN Nanang Suriansyah
Lebih terperinciFISIKA ATOM & RADIASI
FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.
ABSTRAK ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10. Benar Bukit, Kristiyanti, Hari Nurcahyadi Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI
Lebih terperinciSINTESIS DAN SIMULASI KINERJA PERISAI RADIASI NUKLIR BERBASIS KOMPOSIT BETON TERHADAP PAPARAN SINAR X/SINAR GAMMA DAN BERKAS NEUTRON ULFA DWI PRASTIWI
SINTESIS DAN SIMULASI KINERJA PERISAI RADIASI NUKLIR BERBASIS KOMPOSIT BETON TERHADAP PAPARAN SINAR X/SINAR GAMMA DAN BERKAS NEUTRON ULFA DWI PRASTIWI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciAnalisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif
Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif Ella nurlela 1, purwantiningsih 1, Budi Santoso 1 1 Program Studi Fisika, Universitas Nasional, Jalan Sawo Manila,
Lebih terperinciII.1.1 PESAWAT SINAR-X KONVENSIONAL. a. Pengertian
dilakukan dengan metode tomografi komputer. Pada pemeriksaan tomografi komputer dapat dilihat hubungan tumor paru dengan dinding toraks, bronkus, dan pembuluh darah secara jelas. Keuntungan tomografi komputer
Lebih terperinciPEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 4246 PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong,
Lebih terperinciANALISA PENGARUH ph TERHADAP PERUBAHAN NILAI DENSITAS OPTIK (OPTICAL DENSITY) PADA FILM DENGAN VARIASI JENIS DEVELOPER
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal 73-78 ANALISA PENGARUH ph TERHADAP PERUBAHAN NILAI DENSITAS OPTIK (OPTICAL DENSITY) PADA FILM DENGAN VARIASI JENIS DEVELOPER
Lebih terperinciPenentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)
Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) 1 Mei Budi Utami, 2 Hanu Lutvia, 3 Imroatul Maghfiroh, 4 Dewi Karmila Sari, 5 Muhammad Patria Mahardika Abstrak
Lebih terperinciJurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN
STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY Ra 226 Friska Wilfianda Putri 1, Dian Milvita
Lebih terperinciPengembangan Sistem Kendali Spektrometer SANS Resolusi Tinggi (HRSANS)
Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar- ke 7 Serpong, 27 Oktober 29 ISSN : 1411-198 Pengembangan Sistem Kendali Spektrometer SANS Resolusi Tinggi (HRSANS) Irfan Hafid Pusat Teknologi Bahan
Lebih terperinciX-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF)
X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) Philips Venus (Picture from http://www.professionalsystems.pk) Alat X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) memanfaatkan sinar
Lebih terperinciHUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3
SDM TEKNOLOGI SEMINAR NASIONAL NUKLIR VII YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011 HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3 Zaenal Abidin, Muhamad Isa, Tri Wulan
Lebih terperincispektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang
spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang spektrum merupakan suatu hal yang penting dalam ilmu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Prinsip Kerja Sinar-X Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang di dalamnya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung Roentgen dihubungkan ke
Lebih terperinciPELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).
PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar
Lebih terperinciANALISA FLUKS NEUTRON PADA BEAMPORT
ANALISA FLUKS NEUTRON PADA BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI FASILITAS PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM PRODUCTION (SAMOP) REAKTOR KARTINI Disusun Oleh : Dian Filani Cahyaningrum M0213023
Lebih terperinciALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)
ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan batubara sebagai sumber energi pada unit tabung pembakaran (boiler) pada industri akhir-akhir ini menjadi pilihan yang paling diminati oleh para pengusaha
Lebih terperinciPartikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi
Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi yang lebih tinggi dari sinar alpha. Partikel sinar beta memiliki massa yang lebih ringan dibandingkan partikel alpha. Sinar β merupakan
Lebih terperinciRADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin
RADIOKALORIMETRI Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314, Telp/fax (021) 7563141 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang dilewai oleh jalur rangkaian api Indonesia atau disebut juga dengan jalur Cincin Api Pasifik (The Pasific Ring of Fire) dimana
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan
Lebih terperinciTerdiri atas inti atom dan elektron yang berada diluar atom. Inti atom tersusun atas proton dan netron.
PARTIKEL-PARTIKEL DASAR ATOM (Sumber : www.chem-is-try-org) Kimia SMAN 113 Jakarta (www.kimiavegas.wordpress.com) Guru Mata Pelajaran : Gianto, SPd Facebook: multios2009@gmail.com Terdiri atas inti atom
Lebih terperinciDETEKTOR RADIASI. NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id
DETEKTOR RADIASI NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn@uns.ac.id - Metode deteksi radiasi didasarkan pd hasil interaksi radiasi dg materi: proses ionisasi & proses eksitasi -
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI
METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI 03-1968-1990 RUANG LINGKUP : Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar. RINGKASAN
Lebih terperinciPELURUHAN RADIOAKTIF
PELURUHAN RADIOAKTIF Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar
Lebih terperinciPRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM
PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM. Iodium- 125 merupakan
Lebih terperinciUJI TAK RUSAK KUALITAS LASAN ALUMINIUM DENGAN TEKNIK TOMOGRAFI NEUTRON
UJI TAK RUSAK KUALITAS LASAN ALUMINIUM DENGAN TEKNIK TOMOGRAFI NEUTRON Sutiarso, Fahrurrozi Akbar, Sairun, Setiawan, Juliyani Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan
Lebih terperinci