KENDALI JARAK JAUH LEWAT TELEPON BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51. Keywords: Controller, Mikrokontroler AT89C51, DTMF and Equipments Electrics.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KENDALI JARAK JAUH LEWAT TELEPON BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51. Keywords: Controller, Mikrokontroler AT89C51, DTMF and Equipments Electrics."

Transkripsi

1 KENDALI JARAK JAUH LEWAT TELEPON BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 Irawadi Buyung 1, Made Dedyk Partana 2 1 Dosen Universitas Respati Yogyakarta, 2 Alumni Jurusan Teknik Elektro,Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta ABSTRACT Equipments remote control paired parallell to channel phone house, so that this appliance can watch signals at the telephone channel. Moment there is call to parallel by means of attached telephone set, this appliance watch telephone tinkle, if chirr to 6 plane not yet been lifted, hence this appliance will lift its hilt of this appliance nya will watch sent by DTMF tone opponent telephone. Hereinafter govern this appliance to start or kill equipments of electrics which need to be controlled. This appliance woke up with AT89C51 mikrokontroler hence operation some loads can be action with one control so that efficiency can be reached, briefer network and earn controling many loads. Equipments of that electrics number with number 1 until 8, knob * weared for the comand of to animate equipments of electrics, while knob # weared to kill equipments of electrics. Thereby knob combination 1* meaning comand to start number electrics appliance 1, knob combination 1# meaning comand to kill number electrics appliance 1.Tombol 4 weared to start all electrics appliance once gus, knob 5 weared to kill all electrics appliance once gus, and knob 0 to break telephone. Keywords: Controller, Mikrokontroler AT89C51, DTMF and Equipments Electrics. PENDAHULUAN Sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini, khususnya teknologi elektronika. Dengan dikembangkannya berbagai teknologi disegala aspek kehidupan, semua kebutuhan manusia dapat terpenuhi dengan mudah dan cepat. Manusia tidak bisa lepas dari kebutuhan akan adanya informasi baik itu berasal dari media cetak maupun media elektronik. Media elektronik berkembang pesat seiring dengan pergantian zaman yang menuntut manusia agar dapat saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah tanpa harus mengenal jarak dan waktu, hingga dikembangkan suatu sistem yang dapat menampung pertukaran informasi. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat berinteraksi dengan yang lainnya. Penyampaian informasi dan komunikasi yang cepat dan akurat tanpa terjalangi masalah jarak dan waktu merupakan hal yang begitu vital. Sehingga sejalan ditemukannya teknologi komunikasi telepon, maka kendala diatas bukanlah suatu halangan lagi. Dimana untuk komunikasa jarak jauh akan tetap terwujut secara on-line, dengan hanya mengkoneksikan saluran telepon ke masing-masing pengguna. Karena itulah layanan telepon sekarang sudah bersifat umum. Seiring dengan berkembangnya teknologi, pesawat telepon yang ada sekarang tidaklah hanya berfungsi sebagai pengirim dan penerima panggilan, lebih dari itu pesawat telepon dapat diaplikasikan sebagai piranti pengendali dengan memanfaatkan sinyal-sinyal yang dihasilkannya, sebagai contoh diaplikasikan sebagai pengontrolan beban dengan nada dial yang dibangkitkan. Pengendalian ini juga berbasis mikrokontroler agar nantinya dapat mengendalikan beberapa beban hanya dengan satu kontrol sehingga efisiensi dapat tercapai dan dapat mengandalikan beban lebih banyak karena masih banyak kaki mikrokontroler yang belum digunakan. Sekarang pesawat telepon sudah beralih ke teknologi digital, cara meminta nomor sambungan telepon tidak lagi dengan memutar piringan angka, tapi dengan cara memencet tombol-tombol angka. Cara ini dikenal sebagai touch tone dialing, sering juga disebut sebagai DTMF (Dual Tone Multiple Frequency). Maka dengan pasilitas tersebut pesawat telepon tidak hanya dapat digunakan sebagai media komunikasi saja, bahkan sekarang pesawat telepon juga dapat diaplikasikan sebagai alat kendali jarak jauh untuk menghidup/ matikan suatu peralatan listrik. Alat kendali jarak jauh dipasang secara paralel ke saluran telepon rumah, sehingga alat ini bisa memantau sinyal-sinyal pada saluran tersebut. Saat ada panggilan ke pesawat telepon yang dipasang paralel dengan alat ini, alat ini memantau dering telepon, jika sampai dering ke enam pesawat belum diangkat, maka alat ini akan mengangkat gagang pesawat telepon. Selanjutnya alat ini akan memantau nada-nada yang dikirim telepon lawan. Sebelum memeritah alat ini untuk menghidup/matikan peralatan listrik yang perlu dikendalikan, pemakai harus mengirim kode kunci (pass word) dengan menekan tombol-tombol tertentu pada pesawat telepon C-179

2 lawan. Setelah kode kunci diterima dengan benar, selanjutnya alat ini siap menerima perintah-perintah untuk menghidup/matikan peralatan listrik yang dikehendaki. METODE PENELITIAN DTMF DTMF adalah teknik pengiriman angka-angka pembentuk nomor dial telepon yang dikodekan dalam dua nada yang dipilih dari delapan buah frekuensi tertentu. Pemakaian teknik ini pada komunikasi telepon memang memiliki kelebihan dibandingkan dengan sistem pulsa, kelebihan tersebut diantaranya mengenai kecepatan dial dan kemampuan untuk mengirim sinyal pada setiap jalur transmisi suara. Teknik DTMF menggunakan 8 frekuensi yang terbagi dalam frekuensi bagian low group dan high group, dimana untuk setiap kode dial yang dihasilkan merupakan kombinasi dari kedua group frekuensi diatas, sehingga akan diperoleh 16 frekuensi kombinasi yang merupakan kode dial. Susunan kombinasi frekuensi tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kombinasi Nada DTMF Hz A B C 941 * 0 # D Sumber: Tabel diatas menunjukan bagaimana frekuensi atas dan frekuensi bawah dikombinasikan, masing-masing digit menghasilkan sebuah kombinasi dua dari frekuensi ini. Sedangkan untuk mendapatkan kembali kode-kode digital digunakan dekoder DTMF. Dekoder DTMF ini akan mengubah sinyal keluaran tune dari pembangkit DTMF menjadi kode digit sesuai dengan kerakter yang dikirimkan. Keluaran dari dekoder DTMF berupa kode-kode biner Q4, Q3, Q2, Q1. sinyal tune merupakan kombinasi dari dua fungsi frekuensi yang berbeda ini dipisahkan dari masing-masing dijadikan gelombang kotak atau pulsa. Masing-masing gelombang pulsa diumpankan ke digital detection algorithm yaitu rangkaian pendeteksi terhadap sinyal yang masuk dan mengeluarkan suatu logika khusus yang diumpankan untuk pengendalian logika. Disamping sebagai pengendalian logika, juga sebagai saluran sinyal low group dan high group untuk dikodekan dalam bentuk digital. MT 8870 merupakan salah satu tipe IC DTMF (Dual Tone Multi Frequency) yang berfungsi menghasilkan sinyal biner 4 bit yang menggambarkan karakter yang dikirim melalui sinyal DTMF, kombinasi yang dihasilkan tersebut dapat dilihat pada tabel 3. Untuk menghasilkan sebuah penerima sinyal DTMF yang lengkap, maka pada IC ini dilengkapi dengan filter yang memisahkan sinyal nada rendah dengan sinyal nada tinggi, yang dioperasikan dengan sistem algoritma kompleks. Hal ini dilakukan dengan menggunakan teknik perhitungan digital untuk mendeteksi fungsi sinyal yang masuk dan memverivikasikan apakah sinyal itu sudah sesuai dengan sinyal DTMF yang standar. Bila sinyal kelompok tinggi dan sinyal kelompok rendah masuk secara bersama-sama maka sebuah flag est (berlogika tinggi) akan dihasilkan oleh flag tersebut berfungsi untuk menentukan data. MT8870 mempunyai rangkaian dalam yang cukup lengkap yang menghubungkan band spilit filter dan fungsi decoder digital, dengan demikin komponen luar yang diperlukan menjadi lebih sedikit yang hanya merupakan perlengkapan dari chip tersebut. IC ini didisain dengan kemasan yang kecil. Dengan penggunkan daya yang rendah dan untuk kerja yang tinggi. Tegangan Vpp yang diberikan cukup rendah, yaitu 5 V DC dan dapat bekerja normal pada temperatur sampai C. konfigurasi pin dari MT8870 diperlihatkan pada Gambar 1. Bagian decoder yang mengguanakan teknik digital counting untuk menentukan frekuensi masukan dan untuk membuktikan bahwa sinyal itu standar frekuensi DTMF. Persamaan algoritma yang rumit terlindungi simulasi nada yang bertentangan dengan sinyal dari luar seperti sinyal suara selama adanya toleransi. Untuk penyimpangan ferekuensi yang sangat kecil dan sinyal-sinyal lainnya. Persamaan algoritma itu dibuat untuk memastikan suatu kombinasi optimum dari toleransi frekuensi yang terinterferensi (nada ketiga) atau nois. C-180

3 Gambar 1. Kunfugurasi Pin MT8870 ( Tabel 2. Fungsi Pin dari IC MT8870 Pin Nama Keterangan 1 In+ Masukan Op..Amp non inverting. 2 In- Masukan Op.Amp inverting. 3 Gs Gain select, memberikan akses kepada keluaran akhir penguat diferensial untuk hubungan pada resistansi umpan balik. 4 Vref Tegangan referensi, untuk memberikan masukan pada jalur tegangan dengan nilai nominal Vdd/2. 5 Ic* Masukan yang terhubung internal. 6 Ic* Masukan yang terhubung internal. 7 Osc1 Clok masukan. 8 Osc2 Clok keluaran. 9 Vss Masukan ground (0 Volt). Toe Three State Output Enabel, dengan logika high untuk mengirimkan keluaran Q1-Q Q1- Q4 Keluaran yang berupa data biner, yang akan menaggapi masukan isyarat DTMF dengan isyarat logika high pada Toe rendah, keluaran berimfedansi tinggi. 15 Std Delayed Steering, yang akan memberikan logika tinggi ketika menerima pasangan nada akhir. 16 Est Early Steering, berlogika tinggi bila mendeteksi sepasang nada valid oleh algoritma digital untuk sembarang kondisi isyarat yang hilang akan mengakibatkan Est kembali ke logika rendah. 17 St/Gt Steering Input/Guard Time Bidirectional, sebagai pendeteksi adanya sinyal valid DTMF yang masuk. 18 Vdd Masukan tegangan positif. Ketika decoder mendeteksi sepasang nada yang sah (data beberapa spesifikasi industri disebut signal conditioning early stering output (est) akan menuju ke keadaan aktif. Tabel 3. Fungsi decoder MT8870 Digit Q4 Q3 Q2 Q1 ANY Z Z Z Z * # A B C D C-181

4 Mikrokontroler AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga MCS-51 yang memiliki PEROM internal. Perusahaan ATMEL mendapatkan lisensi dari Intel untuk mengembangkan mikrokontroler MCS-51. Salah satu tipe yang diperkenalkan adalah AT89C51 yang kompatibel dengan set instruksi MCS-51, mikrokontroler MCS-51 menggunakan Flash Programable Erasable Read Only Memori (Flash PEROM). Tipe Flash PEROM seperti itu memperbanyak kepraktisan, sehingga penghapusan data dapat dilakukan secara elektris. Mikrokontroler AT89C51 memiliki karakteristik yang sangat menguntungkan dan memudahkan dalam merancang suatu akses, di antaranya adalah: a. CPU 8 bit yang diaplikasi untuk aplikasi kontrol, b. 4 byte Flash PEROM, c. tahan pengulangan penulisan dan penghapusan, d. operasi statis secara penuh antara 0 Hz sampai 24 Hz, e. memiliki tiga tingkat penguncian memori, f. memiliki 128 x 8 bit memori internal (RAM), g. memiliki 2 buah 16-bit Timer dan Counter, h. mempunyai 6 sumber interupsi, i. memiliki serial Port yang dapat diprogram, j. memiliki mode low power idle dan mode power ROM, serta k. kompatibel dengan MCS-51. Mikrokontroler memiliki kapasitas ROM yang lebih besar (Flash PEROM) dari pada kapasitas RAM yang dimiliki. Program kontrol disimpan dalam ROM, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler Susunan pin-pin mikrokontroler AT89C51 diperlihatkan pada Gambar 2. Berikut adalah penjelasan serta fungsi masing masing kaki mikrokontroler AT89C51: a. Pin 1 sampai 8 (Port 1) merupakan port paralel 8 bit dua arah (bidi- rectional) yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan (general purpose). b. Pin 9 (Reset) adalah masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan mereset AT89C51. c. Pin 10 sampai 17 (port 3) adalah paralel 3 (P3) selebar 8 bit dua arah yang mempunyai fungsi pengganti. Fungsi pengganti meliputi TxD (Transmit Data) RxD (Receive Data). Int 0 (interupt 0), Int 1 (interupt 1), T0 (pewaktu 0), T1 (pewaktu 1 ), WR (write), dan RD (read). Bila fungsi pengganti tidak dipakai pin pin ini dapat digunakan sebagai port paralel dan bit serba guna. d. Pin 18 (Xtal 2) adalah pin keluaran ke rangkaian osilator internal, suatu osilator kristal, atau tempat sumber osilator dapat digunakan. e. Pin 19 (Xtal 1) adalah pin masukan ke rangkaian osilator internal. Pin ini dipakai bila menggunakan osilator kristal. f. Pin 20 (ground) dihubungkan ke Vss atau ground. g. Pin 21 sampai 28 (Port 2) merupakan port paralel 2 (P2) bit dua arah (bidirectional). Port ini mengirimkan byte alamat bila dilakukan pengaksesan memori eksternal. h. Pin 29 adalah PSEN (Program Strobe Enable) yang merupakan sinyal pengontrol yang membolehkan program memori eksternal masuk dalam bus proses pemberian/pengambilan instruksi (fetching). i. Pin 30 adalah PIN ALE (Address Latch Enable) yang digunakan untuk menahan alamat instruksi eksternal selama melaksanakan instruksi. j. Pin 31 adalah EA (External Access). Bila pin ini diberi logika tinggi (H), mikrokontroler akan melaksanakan instruksi dari ROM ketika isi program pencacah kurang dari Bila diberi logika rendah (L), mikrokontroler akan melaksanakan seluruh perintah dari memori program luar. k. Pin 32 sampai 39 (Port 0) merupakan port paralel bit open drain dua arah. Bila digunakan untuk mengakses memori luar, port ini akan memultipleks alamat memori dengan data. l. Pin 40 (Vcc) dihubungkan ke Vcc (+5 volt). C-182

5 XTAL1 PSEN P0.0/AD0 P0.1/AD1 P0.2/AD2 P0.3/AD3 P0.4/AD4 P0.5/AD5 P0.6/AD6 P0.7/AD7 P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7 XTAL2 RST EA/VPP P2.0/A8 P2.1/A9 P2.2/A10 P2.3/A11 P2.4/A12 P2.5/A13 P2.6/A14 P2.7/A15 P3.0/RXD P3.1/TXD P3.2/INTO P3.3/INT1 P3.4/TO P3.5/T1 P3.6/WR P3.7/RD ALE/PROG GND VCC Gambar 2. Susunan kaki dari mikrokontroler AT89C ULN2003 Sebuah transistor mungkin tidak cukup kuat untuk mengerakan relay yang memerlukan arus sebesar 250 ma. Untuk itu sering digunakan pasangan darlington untuk menggerakkan relay dan dikemas dalam sebuah IC ULN2003 yang disertai diode proteksi. Dalam satu IC ini dapat mengerakan relay sebanyak tujuh buah. IC ini dikemas sangat kecil yang terdiri dari 16 pin, yaitu untuk kaki 1 sampai 7 digunakan sebagai input ULN, kaki 8 adalah ground, kaki 9 adalah VCC dan kaki 10 sampai 16 adalah output IC ULN yang digunakan untuk mengerakan sebuah relay. Setiap pin IC ini sudah dipasang-pasangkan yaitu untuk input 1 maka keluarannya output 16, untuk input 2 keluaranya output 15, dan begitu seterusnya hingga pin 7 keluaranya pin 10. IC ini sangat baik digunakan untuk penggerak reley karena didalamnya menggunakan darlington sehingga sangat peka terhadap masukan dan VCC yang dibutuhkannya sebesar +12 volt. Relay Relay adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi sebagai saklar elektromagnetik. Prinsip kerja dasar komponen ini adalah penggunaan lilitan kawat untuk menghasilkan medan elektromagnetik disekitar lilitan tersebut, atau dengan kata lain relay hanya dapat berfungsi sebagai saklar elektromagnetik jika diberikan suplay arus listrik. Relay dapat dibedakan atas perbedaan nilai tegangan ambang yang digunakan untuk mengaktifkannya. Biasanya relay yang ada dipasaran dapat berjenis relay 12 V, dan 6 V. apabila lilitan mendapat suplay arus listrik maka akan terjadi medan elektromagnetik disekitar lilitan tersebut, yang akan menarik kedua kenop penghantar Optocoupler 4N35 Optocoupler atau opto isolator adalah suatu komponen yang terdiri dari pemancar cahaya atau emitter mengkopel secara optic terhadap foto detector melalui media yang terisolasi. Pemancar cahaya dapat berupa lampu pijar, neon, atau led. Media osilasi dapat berupa udara, gelas, plastic/fiber. Sedang foto detector dapat berupa foto konduktor, foto dioda, foto transistor, foto fet, foto SCR atau rangkaian foto dioda. Pengaturan pemancaran atau foto detector memungkinkan pemindahan informasi dari satu rangkaian yang mengandung pemancar cahaya ke rangkaian yang mengandung foto detector. Karena informasi yang secara optic melintasi celah isolasi, maka perpindahan informasi dalam satu arah, sehingga foto detector tidak dapat mempengaruhi rangkaian masuk, hal ini penting karena pemancar cahaya dikendalikan oleh rangkaian bertegangan rendah yang menggunakan gate logic, sedangkan keluaran daya detector dapat berupa tegangan tinggi arus searah atau bahkan rangkaian beban arus bolak-balik. Isolasi optic mencegah interaksi ataupun kerusakan terhadap rangkaian masukan yang disebabkan oleh perbedaan yang relative tinggi terhadap rangkaian keluaran. Fungsi optocoupler sama dengan pasangan reley mekanis yang menawarkan suatu isolasi tinggi antara masukan dan keluarannya. Beberapa peningkatan optocoupler dikomponen soled state adalah: 1. Kecepatan isolasi lebih tinggi 2. Tidak ada sambungan 3. Ukuran kecil tidak mudah dipengaruhi getaran dan goncangan 4. Compatible dengan banyak rangkaian- rangkaian logika dan mikroprosesor 5. Respon frekuensi = 100 Hz C-183

6 PEMBAHASAN Cara kerja alat menurut blok diagram yang menunjukan urutan-urutan pekerjaan yang dilakukan oleh rangkaian (Gambar 3). Untuk melakukan pengendalian jarak jauh maka pertama kali pengandali harus melakukan hubungan ke telepon rumah dari telepon lain pada telepon rumah harus ditambah dengan alat pendeteksi nada dering untuk mengangkat gagang telepon secara otomatis. Saat telepon terangkat secara otomatis, maka pengendali harus siap untuk memberikan masukan ke telepon rumah melalui telepon lain dengan menekan tombol-tombol yang tersedia pada telepon. Dalam hal ini pengendalian sepenuhnya dilakukan lewat tombol nomor telepon yang telah ditentukan. Gambar 3 Diagram blok kendali jarak jauh berbasis mikrokontroler Setiap penekanan tombol pada pesawat telepon akan selalu menghasilkan dua sinyal dengan frekuensi yang berbeda, untuk selanjutnya digunakan tombol tertentu sebagai masukan. Secara sistematis prisip kerja alat ini adalah sebagai berikut: 1. Alat ini dipasang paralel pada line telepon dengan pesawat telepon rumah sehingga alat ini dapat dihubungi atau diaktifkan dari pesawat telepon lain di tempat yang jauh dari rumah. 2. Pada saat mengaktifkan beban, maka pengendali harus melakukan hubungan dengan cara menekan nomor telepon rumah yang dipasang dengan alat ini. 3. Pada saat dihubungi, maka sentral akan mengirim sinyal dering kealat dan sinyal ini akan dideteksi oleh rangkaian pendeteksi nada dering, rangkaian ini akan membuat relay menghubungkan line telepon dengan rangkaian pendeteksi nada DTMF. 4. Rangkaian pendeteksi nada DTMF ini mendeteksi tombol yang ditekan oleh pengirim dan menerjemahkannya menjadi data digital. Setiap tombol mempunyai kode-kode yang berbeda, sehingga tombol-tombol tersebut dapat digunakan untuk mengendalikan beban. 5. Setelah selesai maka pengirim harus mengakhirinya dengan menekan tombol 0 untuk mengakhiri perintah, sehingga menggerakan relay yang berfungsi untuk mengubungkan line telepon dengan alat akan terputus, maka secara otomatis alat akan berhenti. Pendeteksi nada dering Nada dering dari saluran telepon, merupakan sinyal dengan frekuensi 20 sampai 40 Hertz yang dikirim selama 1 detik kemudian sinyal ini terhenti selama 3 detik. Amplitudo sinyal dering bisa mencapai diatas 90 Volt. Kapasitor dalam rangkaian ini berfungsi untuk menahan tegangan searah yang ada dalam saluran telepon dan hanya meneruskan sinyal dering saja. Mengingat amplitudo dari sinyal dering bisa C-184

7 sampai 90 Volt, maka kapasitor (bagian pemantau nada DTMF) setidaknya harus mampu menahan tegangan lebih dari 100 Volt. Untuk membedakan nada dering dengan suara pembicaraan yang ada dalam saluran telepon, pada rangkaian ini dipasang diode Zener 12 v, dengan demikian hanya tegangan yang amplitudonya lebih dari 12 Volt yang bisa lewat, sehingga suara pembicaraan yang amplitudonya hanya beberapa Volt tidak akan bisa diteruskan ke optocoupler. Resistor yang menuju ke IC 4N35 membatasi arus yang mengalir pada diode pada optocopler. Karena amplitudo nada dering cukup tinggi, resistor ini nilainya cukup besar, sampai 10 Kilo Ohm. Sinyal dering akan mengakibatnya denyut arus pada LED dalam optocoupler dengan frekuensi 20 sampai 40 Hertz, pada gilirannya akan mengakibatkan opto transistor dalam IC 4N35 on/off seirama dengan arus yang mengalir pada LED tersebut. Kolektor dari optocoupler di dalam IC 4N35 dihubungkan ke kaki INT0 (kaki nomor 12 AT89C51), pada kolektor ini tidak diperlukan lagi resistor yang dihubungkan ke Vcc, mengingat tahanan semacam itu sudah ada di dalam chip AT89C51. Keadaan On/Off dari opto transistor akan mengakibatkan kaki INT0 menjadi 0/1, saat tidak ada nada dering INT0 dalam keadaan 1, dan saat bel berbunyi selama 1 detik kaki INT0 akan berubah 0/1 sebanyak 10 sampai 20 kali, tergantung pada frekuensi dana dering yang berkisar antara 20 sampai 40 Hertz. Sinyal pada kaki INT0 ini diterima AT89C51 sebagai sinyal permintaan layanan interupsi, tapi mengingat satu nada dering bisa terdiri dari 10 sampai 20 pulsa maka hanya perubahan 1 ke 0 yang pertama saja yang boleh dianggap sebagai sinyal interupsi. Dari segi teknik pemrograman, hal ini bisa diselesaikan dengan cara berikut: 1. Dalam keadaan menunggu panggilan telepon, sarana interupsi INT0 diaktipkan 2. Pada rutin layanan interupsi INT0 (ISR - Interrupt Service Routine) sarana interupsi INT0 dinon-aktipkan, dengan demikian setelah permintaan interupsi dilayani, pulsa-pulsa berikutnya pada dering bersangkutan tidak akan ditanggapi AT89C51 sebagai permintaan interupsi. 3. Pada rutin layanan interupsi INT0 di atas, di-aktip-kan sistem timer dengan periode 2 detik, yakni satu periode waktu dimana dering pertama sudah selesai dan dering kedua belum terjadi. 4. Lewat dari waktu 2 detik tersebut, sarana interupsi INT0 diaktipkan kembali, agar AT89C51 bisa melayani dan menghitung nada dering berikutnya. KESIMPULAN Sumber : Gambar 4 Rangkaian pendeteksi nada dering Setelah selesai dalam proses perancangan dan merealisasikan alat tersebut, serta melakukan pengujian, maka dalam akhir penulisan laporan ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sehubungan dengan alat yang dimaksud, diantaranya sebagai berikut: 1. Alat ini dapat digunakan untuk mengendalikan perangkat elektronik tanpa mengenal adanya batasan jarak, ruang dan waktu, tidak seperti sinar infra merah yang pengendaliannya terfokus pada satu titik dan dengan jarak hanya beberapa meter. 2. Dengan menggunakan mikrokontroler AT89C51 maka pengendalian beberapa beban dapat dilakukan dengan satu control sehingga efisiensi dapat tercapai, rangkaian lebih ringkas dan dapat mengandalikan banyak beban. 3. Pengankatan gagang telepon dapat dilakukan dengan menghubungkan line telepon dengan resistor 560 ohm. C-185

8 DAFTAR PUSTAKA Gouzali,S, 2003, Sistem Telekomonikasi di Indonesia, Alfabeta, Bandung Hartono, I, 1992, Pengantar Ilmu Teknik Telekomunikasi, PT Gramedia, Jakarta Ibrahim.K.F, 1996, Teknik Digital, Penerbit Andi, Yogyakarta Leach, M, 1981, Prinsip-Prinsip dan Penerapan Digital, Penerbit Erlangga, Jakarta Shoji, S, Suhana, 1991, Buku Pagangan Teknik Telekomonikasi, PT. Pradnya Paramita, Jakarta Paulus.A.N, 2003, Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Timoteus, C, 1998, sistem Telekomunikasi, Penerbit Erlangga, Jakarta Tiur L.H. Simanjuntak, 2002, Dasar-dasar Telekomunikasi, PT Alumni, Bandung. htm C-186

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Sun Purwandi 1) Haryanto 1) 1) Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Surabaya Email:

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN BAB III BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN 3.1 Blok Diagram SWITCH BUZZER MIKROKONTROLLER AT89S52 DTMF DECODER KUNCI ELEKTRONIK POWER SUPPLY 1 2 3 4 5 6 7 8 9 * 0 # KEYPAD 43 3.2 Gambar Rangkaian 44 3.3

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

TELEPON SELULAR SEBAGAI PENGENDALI PERANGKAT ELEKTRONIK BERBASIS MIKROKONTROL AT 89C51

TELEPON SELULAR SEBAGAI PENGENDALI PERANGKAT ELEKTRONIK BERBASIS MIKROKONTROL AT 89C51 TELEPON SELULAR SEBAGAI PENGENDALI PERANGKAT ELEKTRONIK BERBASIS MIKROKONTROL AT 89C51 Budi Artono Institut Teknologi Nasional Jl. Bendungan Sigura-Gura No. 2, Lowokwaru, Malang Abstrak Untuk memanfaatkan

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

PENGENDALI PERALATAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN TELEPON SELULER BERBASIS MIKROKONTROLER

PENGENDALI PERALATAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN TELEPON SELULER BERBASIS MIKROKONTROLER PENGENDALI PERALATAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN TELEPON SELULER BERBASIS MIKROKONTROLER Tatyantoro Andrasto Teknik Elektro UNNES ABSTRAK Piranti Elektronik pada umumnya dikendalikan secara manual, banyaknya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI PERALATAN RUMAH TANGGA BERBASIS HT DAN MIKROKONTROLER AT89S51

SISTEM KENDALI PERALATAN RUMAH TANGGA BERBASIS HT DAN MIKROKONTROLER AT89S51 ISSN: 693-6930 33 SISTEM KENDALI PERALATAN RUMAH TANGGA BERBASIS HT DAN MIKROKONTROLER AT89S5 Muchlas, Tole Sutikno, Sahnan Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8 bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi,

Lebih terperinci

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran Alat Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output pin kaki masing-masing

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 Kilo Ohm

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

Aplikasi Mikro-Kontroller AT89C51 Pada Pengukur Kecepatan Kendaraan

Aplikasi Mikro-Kontroller AT89C51 Pada Pengukur Kecepatan Kendaraan Aplikasi Mikro-Kontroller AT89C51 Pada Pengukur Kecepatan Kendaraan Pamungkas Daud Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi pmkdaud@ppet.lipi.go.id Abstrak Topik penulisan kali ini adalah mengenai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM Bambang Tri Wahyo Utomo, S.Kom Pri Hadi Wijaya ABSTRAKSI Disini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89S51 Didalam pembuatan alat ini peran penting mikrokontroller sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir /output dari fungsi alat ini, yang mana hasil akhir/ouput

Lebih terperinci

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER Memory Program Memory dan Data Memory Memory yang terdapat pada Mikrokontroler 89C51 dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu program memory (memori program) dan data

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51)

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51) Wireless Infrared Printer dengan DST-5 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-5) Komunikasi Infra Merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai pemancar dan modul penerima infra merah sebagai

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 1 No. 2 April 2007

Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 1 No. 2 April 2007 PEMANFAATAN SERIAL PORT KOMPUTER SEBAGAI INTERFACE PENGENDALI PERALATAN ELEKTRONIK DAN PEMANFAATAN SINYAL DTMF (DUAL TONE MULTIPLE REQUENCY) SEBAGAI PENGENDALI PERALATAN ELEKTRONIK JARAK JAUH Didik Sunarko,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODEL SISTEM PENGENDALI DAN PENGAMANAN PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU IDENTIFIKASI DAN HANDPHONE

RANCANG BANGUN MODEL SISTEM PENGENDALI DAN PENGAMANAN PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU IDENTIFIKASI DAN HANDPHONE F.6. Rancang Bangun Model Sistem Pengendali Dan Pengamanan Pintu... (Jaenal Arifin) RANCANG BANGUN MODEL SISTEM PENGENDALI DAN PENGAMANAN PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

DETEKTOR JUMLAH BARANG DI MINIMARKET MENGGUNAKAN SENSOR INFRARED DAN PPI 8255 SEBAGAI INTERFACE

DETEKTOR JUMLAH BARANG DI MINIMARKET MENGGUNAKAN SENSOR INFRARED DAN PPI 8255 SEBAGAI INTERFACE DETEKTOR JUMLAH BARANG DI MINIMARKET MENGGUNAKAN SENSOR INFRARED DAN PPI 8255 SEBAGAI INTERFACE Oleh : Ovi Nova Astria (04105001) Pembimbing : Didik Tristanto, S.Kom., M.Kom. PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

Lebih terperinci

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER Pendahuluan Pada dasarnya mikrokontroler bukanlah ilmu pengetahuan yang baru, tetapi adalah hasil pengembang dalam teknologi elektronika. Jika dasar pengetahuan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN PINTU MELALUI JALUR TELEPON DAN KEYPAD YANG DIDUKUNG OLEH BAHASA PEMOGRAMAN ASSEMBLER

SISTEM PENGENDALIAN PINTU MELALUI JALUR TELEPON DAN KEYPAD YANG DIDUKUNG OLEH BAHASA PEMOGRAMAN ASSEMBLER SISTEM PENGENDALIAN PINTU MELALUI JALUR TELEPON DAN KEYPAD YANG DIDUKUNG OLEH BAHASA PEMOGRAMAN ASSEMBLER Aprinal Adila.A,ST, M.Kom Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi-Multimedia

Lebih terperinci

I/O dan Struktur Memori

I/O dan Struktur Memori I/O dan Struktur Memori Mikrokontroler 89C51 adalah mikrokontroler dengan arsitektur MCS51 seperti 8031 dengan memori Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory) DESKRIPSI PIN Nomor Pin Nama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

perangkat keras sistem saluran otomatis telepon. Unit PABX yang dirancang pada

perangkat keras sistem saluran otomatis telepon. Unit PABX yang dirancang pada BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Blok diagram PABX Telepon Pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai perancangan perangkat keras sistem saluran otomatis telepon. Unit PABX yang dirancang

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor 2.1.1 Pengertian Umum Sensor Sebenarnya sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi kecelakaan didunia pertransportasian. Salah satunya dalam industri perkeretaapian. Salah satu penyebab banyaknya kecelakaan adalah disebabkan

Lebih terperinci

Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Pesan Telepon Otomatis

Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Pesan Telepon Otomatis Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Telepon Otomatis Suherman Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Di negara maju, mesin penjawab telepon (telephone answering machine)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum 5 BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Air bersih merupakan kebutuhan sehari-hari manusia dalam melakukan aktivitasnya. Air bersih dapat sebagai air baku untuk memasak atau pun untuk mandi, cuci dan kakus. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Seiring dengan makin meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor dan maraknya pencurian kendaraan bermotor, penggunaan alat keamanan standar yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perangkat Keras 2.1.1. Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang di dalamnya terdapat rangkaian mikroprosesor, memori (RAM atau ROM) dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1.Hardware 2.1.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sensor Optocoupler Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERANGKAT KERAS 2.1.1. Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Bahasa Assembly MCS-51 Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor BAB II TEORI DASAR 2. 1 Sistem Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroller adalah suatu perangkat keras yang memiliki memori dan peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

Lebih terperinci

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rangkaian Keseluruhan Sistem kendali yang dibuat ini terdiri dari beberapa blok bagian yaitu blok bagian plant (objek yang dikendalikan), blok bagian sensor, blok interface

Lebih terperinci

Pendahuluan Mikrokontroler 8051

Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pokok Bahasan: 1. Mikrokontroler 8051 Arsitektur (Architecture) Timers/Counters Interrupts Komunikasi Serial (Serial Communication) Tujuan Belajar: Setelah mempelajari dalam

Lebih terperinci

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak PINTU GERBANG OTOMATIS DENGAN REMOTE CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Robby Nurmansyah Jurusan Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi Email: robby_taal@yahoo.co.id ABSTRAK Berkembangnya

Lebih terperinci

PENGUKURAN CURAH HUJAN DENGAN PENGIRIMAN DATA MELALUI SMS

PENGUKURAN CURAH HUJAN DENGAN PENGIRIMAN DATA MELALUI SMS PENGUKURAN CURAH HUJAN DENGAN PENGIRIMAN DATA MELALUI SMS RINGKASAN SKRIPSI Oleh Cia Kim Liang Anhar Purwito Sari Fendy (0300453296) (0300477863) (0300481305) Universitas Bina Nusantara Jakarta 2005 PENGUKURAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PARKIR MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH TERKENDALI MIKROKONTROLER AT89C51

SISTEM INFORMASI PARKIR MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH TERKENDALI MIKROKONTROLER AT89C51 SISTEM INFORMASI PARKIR MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH TERKENDALI MIKROKONTROLER AT89C51 Rahmaniah, Agus Setiyo Budi Nugroho, Budi Rahmani ABSTRAK Sistem perparkiran yang konvensional khususnya di pusat-pusat

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 ABSTRAKSI

COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 ABSTRAKSI COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C5 ABSTRAKSI Amri Arifianto, 000307 COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C5 Skripsi, Fakultas Ilmu Komputer, 005 Kata

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only) 1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman

Lebih terperinci

KOMPONEN INTERFACING. Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

KOMPONEN INTERFACING. Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia KOMPONEN INTERFACING Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas tujuan perkuliahan, komponen komponen input/output

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 Isa Hamdan 1), Slamet Winardi 2) 1) Teknik Elektro, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 2) Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

TAMPILKAN NADA DTMF DAN DERING TELEPHONE OLEH MODUL DF-88 DAN MODUL DST-51 PADA LCD

TAMPILKAN NADA DTMF DAN DERING TELEPHONE OLEH MODUL DF-88 DAN MODUL DST-51 PADA LCD TAMPILKAN NADA DTMF DAN DERING TELEPHONE OLEH MODUL DF-88 DAN MODUL DST-51 PADA LCD Pada aplikasi-aplikasi menggunakan saluran telephone, proses deteksi nada DTMF maupun sinyal dering seringkali dibutuhkan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 57 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Fungsi dari masing-masing blok yang terdapat pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut : Mikrokontroler AT89S52 Berfungsi

Lebih terperinci

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan kalangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke Flash,

BAB 2 LANDASAN TEORI. bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke Flash, BAB 2 LANDASAN TEORI Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Programer Atmel seri S merupakan programer yang serbaguna, karena programer ini bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian terhadap keseluruhan

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian terhadap keseluruhan BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian terhadap keseluruhan sistem. Materi pengujian meliputi pengujian sistem terhadap berbagai macam pengujian pemilih saluran,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL LAMPU OTOMATIS BERBASIS WEB

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL LAMPU OTOMATIS BERBASIS WEB RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL LAMPU OTOMATIS BERBASIS WEB Leonardho Oscar Bimantoro, Slamet Winardi, Made Kamisutara Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama shirei.enjeru@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram Port sebagai Input dan Output sederhana menggunakan bahasa pemrograman assembly Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami Konstruksi

Lebih terperinci

ALAT PENGGAMBAR TANGGAPAN MAGNITUDO TAPIS DALAM RENTANG FREKUENSI AUDIO

ALAT PENGGAMBAR TANGGAPAN MAGNITUDO TAPIS DALAM RENTANG FREKUENSI AUDIO ALAT PENGGAMBAR TANGGAPAN MAGNITUDO TAPIS DALAM RENTANG FREKUENSI AUDIO Irwanto 1, Bambang Sutopo 2 1 Penulis, Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Elektro UGM 2 Dosen Pembimbing, Staf Pengajar di Jurusan Teknik

Lebih terperinci

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2

Lebih terperinci

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Sri Wahyuni Dali #1, Iskandar Z. Nasibu #2, Syahrir Abdussamad #3 #123 Teknik Elektro Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Makalah ini membahas desain

Lebih terperinci

SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM PADA AYAM TERNAK

SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM PADA AYAM TERNAK SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM PADA AYAM TERNAK Fatsyahrina Fitriastuti Anselmus Ari Prasetyo Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta Jalan Tentara Rakyat

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat keras Mikrokontroler AT89S51 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu keluarga dari MCS-51 keluaran Atmel. Jenis mikrokontroler

Lebih terperinci

Pertemuan 6 SPESIFIKASI PERANGKAT KERAS 8086/8088

Pertemuan 6 SPESIFIKASI PERANGKAT KERAS 8086/8088 Pertemuan 6 SPESIFIKASI PERANGKAT KERAS 8086/8088 Gambar 6-1. Pin-Out dan Fungsi Pin Intel 8088 GND A14 A13 A12 A11 A10 A9 A8 AD7 AD6 AD5 AD4 AD3 AD2 AD1 AD0 NMI INTR CLK GND 1 40 2 39 3 38 4 37 5 36 6

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 mempunyai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Nur Hudi, Lestari; Robot Omni Directional Steering Berbasis Mikrokontroler ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Abstrak: Robot Omni merupakan seperangkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci