PENGUKURAN CURAH HUJAN DENGAN PENGIRIMAN DATA MELALUI SMS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUKURAN CURAH HUJAN DENGAN PENGIRIMAN DATA MELALUI SMS"

Transkripsi

1 PENGUKURAN CURAH HUJAN DENGAN PENGIRIMAN DATA MELALUI SMS RINGKASAN SKRIPSI Oleh Cia Kim Liang Anhar Purwito Sari Fendy ( ) ( ) ( ) Universitas Bina Nusantara Jakarta 2005

2 PENGUKURAN CURAH HUJAN DENGAN PENGIRIMAN DATA MELALUI SMS S.Liawatimena; Cia Kim Liang; Anhar Purwito Sari; Fendy ABSTRAK Perancangan sistem pengukuran curah hujan dengan pengiriman data melalui SMS ini bertujuan untuk mengirimkan data curah hujan secara otomatis pada suatu titik melalui SMS sehingga dapat membantu dalam untuk mengumpulkan data, menghemat waktu, biaya dan tenaga. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini terdiri atas tiga metode yaitu metode studi kepustakaan, metode penelitian laboratorium serta metode survey dan penelitian lapangan. Dari hasil uji laboratorium telah menunjukkan bahwa sistem dapat mengukur dan mengirimkan data curah hujan melalui SMS. Kata Kunci: Mikrokontroler AT89S52, SMS, hujan. PENDAHULUAN Pada saat sekarang ini, musim panas dan musim hujan di Indonesia sangat tidak menentu, itu diakibatkan dari pemanasan global. Karena hal tersebut, masa pergantian musim kemarau dan juga musim hujan menjadi tidak menentu. Terkadang musim panas menjadi lebih lama dari biasanya demikian juga pada saat musim hujan. Saat musim hujan, curah hujan yang terjadi di Indonesia cukup besar. Hal ini dapat mengakibatkan banjir pada daerah-daerah tertentu yang tidak memiliki saluran pembuangan yang baik. Hal tersebut bisa diatasi dengan mengukur curah hujan. Dengan mengetahui curah hujan, maka dapat dilakukan hal-hal untuk menanggulangi terjadinya banjir. Selain itu pengukuran curah hujan juga dapat bermanfaat bagi petani untuk menentukan tanaman yang cocok pada daerahnya. Untuk menghasilkan data yang akurat maka perlu dipasang alat pengukur curah hujan dibanyak titik. Masalah yang timbul yaitu bagaimana mengambil data yang terukur di sejumlah titik dalam waktu relatif singkat. Dengan menggunakan sistem pengukuran curah hujan melalui SMS, setiap data yang terukur pada titik pengukuran dapat dikirim dengan lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan dengan cara manual. Sensor Sensor adalah suatu komponen yang membantu membaca atau mendeteksi keadaan sekelilingnya sebagai masukan (input) sistem, misalnya mendeteksi adanya panas, cahaya, mengukur suhu sekitarnya, mengukur jarak benda terdekat, dan lain-lain. 1

3 Informasi yang diperoleh dari sensor itu digunakan sebagai feedback untuk melakukan langkah selanjutnya. Photodioda Photodioda dapat dijabarkan sebagai sumber arus terkendali cahaya atau konverter cahaya ke arus. Photodioda hampir sama dengan dioda biasa hanya saja photodioda peka dengan intensitas cahaya tertentu. Jika photodioda terkena cahayaa infrared maka resistansinya akan naik melebihi 50 MΩ dan terdapat arus bocor yang dapat dimanfaatkan menghidupkan transistor sedangkan jika photodioda tidak terkena cahaya, resistansinya sekitar 10 MΩ dan tidak ada arus bocor dan tidak dapat menghidupkan transistor. Cahaya yang berpengaruh terhadap photodioda, selain infrared adalah cahaya dengan intensitas yang sangat tinggi, misalnya sinar halogen. Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 adalah produk mikrokontroler buatan ATMEL yang merupakan keluarga dari MCS-51. Mikrokontroler AT89S52 mempunyai set instruksi dan kemampuan dasar yang kompatibel dengan keluarga MCS-51 lainnya. Mikrokontroler AT89S52 memiliki 8 Kbyte Flash PEROM yang merupakan memori dengan teknologi nonvolatile memory dimana isi dari memori tersebut dapat diisi atau dihapus berkali-kali. Memori ini digunakan untuk menyimpan instruksi sehingga memungkinkan mikrokontroler dapat bekerja dalam mode single chip operation yang tidak memerlukan memori eksternal untuk menyimpan memori tersebut. Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52 Gambar 1 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52 2

4 PEMBAHASAN Perangkat keras yang dirancang dalam sistem terdiri dari beberapa bagian. Setiap bagian tersebut memiliki fungsi yang berhubungan satu dengan yang lain. Gambar 2 Blok Diagram Sistem Fungsi dari masing-masing blok yang terdapat pada gambar 4 adalah sebagai berikut : Mikrokontroler AT89S52 Berfungsi sebagai pusat pemrosesan dan pengolahan data. Mikrokontroler menerima data input dari sensor kemudian memproses dan mengolah data tersebut untuk kemudian dikirim melalui SMS oleh Handphone. Handphone Nokia 3310 Berfungsi sebagai GSM Modem sehingga data pengukuran curah hujan dapat dikirim melalui SMS. Penampung Curah Hujan Berfungsi sebagai penampung curah hujan yang diukur. Sensor Berfungsi untuk mengkonversi jumlah curah hujan menjadi kondisi binary digit (bit). Modul Sistem dan cara Kerja Perangkat keras yang dirancang dalam sistem ini terdiri dari beberapa modul yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu Modul Penampung Curah Hujan, Modul Sensor dan Modul Mikrokontroler. 3

5 Modul Mikrokontroler Gambar 3 Rangkaian Modul Mikrokontroler Modul Mikrokontroler merupakan modul utama karena sebagai pusat pengaturan, pemrosesan dan pengolahan data. Pada modul mikrokontroler ini terdapat beberapa rangkaian, yaitu rangkaian reset, rangkaian osilator, rangkaian dipswitch, rangkaian indikator dan rangkaian pembatas tegangan. Rangkaian reset digunakan untuk me-reset mikrokontroler agar menjalankan program dari awal. Rangkaian ini dapat me-reset mikrokontroler secara manual atau secara otomatis saat Power Supply diaktifkan (Power On Reset). Untuk me-reset mikrokontroler cukup dengan menekan tombol S1, saat tombol S1 ditekan maka pin Reset akan terhubung dengan VCC atau mendapat logika High. Pada Power On Reset, mikrokontroler akan reset dipengaruhi oleh kapasitor C1. Pada saat Power Supply diaktifkan, kapasitor dalam kondisi kosong, tegangan pada kapasitor adalah 0V dan seolah-olah kapasitor menjadi terhubung singkat, arus mengalir melalui kapasitor menuju pin Reset sehingga pin Reset mendapatkan logika High dan mikrokontroler menjadi Reset. Kemudian kapasitor terisi hingga tegangan pada kapasitor sama dengan tegangan VCC. Rangkaian osilator digunakan untuk membangkitkan clock sebagai sumber clock ke mikrokontroler. Rangkaian ini menggunakan kristal Mhz (Y1) sebagai 4

6 pembangkit clock dan sebagai penstabil sinyal clock digunakan kapasitor 33 pf (C2 dan C3) yang direkomendasikan oleh pembuat mikrokontroler. Rangkaian Dipswitch digunakan untuk menentukan titik (node) dari lokasi penempatan pengukur curah hujan. Misalnya untuk suatu wilayah dipasang beberapa pengukur curah hujan, dengan dipswitch ini maka dapat ditentukan titik ke-1, titik ke-2 dan seterusnya. Rangkaian ini terdiri dari Dipswitch S2 yang terhubung pada Port 0. Diantara Port 0 dengan dipswitch dipasang Resistor Pack RP1 330 Ohm sebagai Pull-up karena pada Port 0 tidak terdapat Internal Pull-up Resistor. Rangkaian indikator digunakan sebagai indikator dari sistem. Rangkaian indikator terdiri dari 8 buah LED yang terhubung secara seri dengan resistor ke Port 2. Port 2.0 dan Port 2.1 digunakan sebagai indikator dari Initiate Connection, Port 2.2 dan Port 2.3 digunakan sebagai indikator Send SMS Message dan Port 2.4 sampai Port 2.7 digunakan sebagai indicator Counter untuk waktu (3 menit). Rangkaian pembatas tegangan digunakan untuk membatasi tegangan pada Serial Port yaitu Port 3.0 dan Port 3.1 yang terhubung dengan pin FTX dan FRX pada Handphone agar tegangan pada port tersebut tidak melebihi dari 3.6V. Rangkaian pembatas tegangan ini menggunakan dua buah dioda zener D2 dan D2. Pembatas tegangan digunakan karena Handphone menggunakan IC digital dimana untuk kondisi High adalah 3.5V dan kondisi Low adalah 0V. Pada Mikrokontroler, tegangan 3.6V masih dianggap berkondisi High karena range kondisi High adalah dari 3.5V 5.5V (dengan VCC = 5V) sedangkan range kondisi Low adalah 0.5V 0.9V (dengan VCC = 5V). Modul Sensor Gambar 4 Rangkaian Modul Sensor 5

7 Modul Sensor digunakan untuk mengkonversi jumlah curah hujan menjadi binary digit (bit). Rangkaian pada modul sensor menggunakan LED infra red sebagai transmitter (D3 dan D5) dan photo diode sebagai receiver (D2 dan D3). Saat photo dioda menerima cahaya dari LED infra red (tidak terhalang oleh penampung curah hujan), photo diode menjadi aktif dan arus mengalir dari VCC melalui photo diode menuju input buffer sehingga kondisi pada pin input buffer adalah High dan juga akan menghasilkan output berkondisi High. Saat cahaya dari LED infra red terhalang oleh penampung curah hujan, maka photo diode tidak memperoleh cahaya sehingga photo dioda menjadi tidak aktif dan tidak ada arus yang mengalir menuju input buffer. Hal ini menyebabkan input buffer berkondisi Low dan juga akan menghasilkan output berkondisi Low. IC U2 (74HC125) adalah IC buffer yang fungsinya untuk memberikan input berkondisi Low dan High pada pin INT0 dan INT1. Modul Penampung Curah Hujan Gambar 5 Penampung Curah Hujan Modul Penampung curah hujan terbuat dari bahan acrylic yang dibentuk menjadi segitiga yang dibagi dua. Posisi penampung curah hujan awalnya akan condong ke salah satu sisi. Saat hujan, air akan ditampung pada salah satu sisi. Jika penampung telah terisi air sampai penuh maka penampung akan berjungkit dan sisi lain yang akan menampung air selanjutnya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini. 6

8 Gambar 6 Segitiga Penampung Curah Hujan Pada gambar diatas, penampung curah hujan condong ke kiri. Jika dibagi dua dengan menarik garis tengah secara vertikal dari titik tengah maka akan nampak dua bagian tersebut adalah bagian yang diarsir dengan bagian yang tidak diarsir dengan garis pembatas yaitu garis y. Secara logika, berat penampung pada bagian yang diarsir lebih besar daripada bagian yang tidak terasir. Rancang Bangun Catatan : Ukuran dalam milimeter Gambar 7 Rancang Bangun Pengukur Curah Hujan Tampak Samping 7

9 Gambar 8 Rancang Bangun Pengukur Curah Hujan Tampak Atas Diagram Alir Program Utama Gambar 9 Diagram Alir Program Utama 8

10 Pada program utama awalnya dilakukan inisialisasi. Inisialisasi yang dilakukan adalah inisialisasi port serial, inisialisasi timer, inisialisasi interupsi dan inisialisasi komunikasi dengan handphone. Setelah inisialisasi selesai dilakukan, kemudian program akan membaca Flag Initiate Connection. Jika Flag Initiate Connection adalah 1 maka program akan memanggil dan menjalankan prosedur Initiate Connection. Prosedur Initiate Connection adalah prosedur untuk mengirimkan Frame Initiate Connection setiap 5 detik agar jalur komunikasi antara mikrokontroler dengan handphone tidak terputus. Kemudian program akan membaca Flag Kirim SMS. Jika Flag Kirim SMS bernilai 1 maka program akan memanggil dan menjalankan prosedur Kirim SMS. Prosedur Kirim SMS adalah prosedur yang akan mengirim Frame Send SMS setelah penampung curah hujan berhenti berjungkit selama 3 menit. Jika selama 3 menit penampung curah hujan berhenti berjungkit maka mikrokontroler akan mengirim SMS mengenai curah hujan yang telah diukur. Implementasi dan Evaluasi Spesifikasi Sistem Spesifikasi perangkat keras dari sistem yang dibuat adalah sebagai berikut : Sistem minimum menggunakan mikrokontroler ATMEL AT89S52 dengan frekwensi kristal MHZ. Handphone Nokia 3310 yang berfungsi sebagai GSM Modem sehingga data pengukuran curah hujan dapat dikirim melalui SMS. Kabel data handphone Nokia 3310 yang berfungsi sebagai penghubung antara handphone dengan sistem mikrokontroler. LED Infra Red dan Photo Diode sebagai sensor curah hujan. 74LS125 adalah IC buffer yang fungsinya untuk memberikan input berkondisi Low dan High pada pin INT0 dan INT1. LED sebagai indikator komunikasi antara handphone dan mikrokontroler serta sebagai indikator counter. Penampung curah hujan yang berfungsi sebagai penampung curah hujan yang diukur. Power supply atau charger sebagai sumber tegangan bagi system. Daftar komponen yang digunakan pada rangkaian Pengukuran Curah Hujan dengan Pengiriman Data Melalui SMS adalah sebagai berikut : 9

11 No Komponen Tipe/Ukuran Jumlah No Komponen 1 Mikrokontroler Atmel AT89S52 1 U1 2 Kristal 11,0592 MHz 1 Y1 3 Kapasitor Keramik 33 pf 2 C2, C3 4 Elektrolit 10 µf/ 16V 1 C1 5 Switch Dipswitch 1 S2 6 Push Button 1 S1 7 Diode LED Hijau 8 D7, D8, D9, D10, D11, D12, D13, D14 8 Zener 3.6 V 2 D1, D2 9 Infra Red 2 D3, D5 10 Photo Diode 2 D4, D6 11 Resistor 10 KΩ 3 R1, R4, R Ω 10 R2, R3, R6, R7, R8, R9, R10, R11, R12, R13 13 Resitor Pack 330 Ω 1 RP1 14 IC Buffer 74LS125 1 U2 15 Hanphone Nokia U3 16 Kabel Data Nokia Charger Nokia 1 Tabel 1. Daftar Komponen Implementasi Sistem yang diuji coba diimplementasi sesuai dengan maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan sistem ini serta dengan melihat batasan-batasan dalam ruang lingkupnya. Evaluasi Hasil Percobaan Setelah dilakukan percobaan terhadap sistem yang dibuat maka diperoleh hasil pengukuran dan percobaan sebagai berikut: Percobaan Jumlah Penampung Dipswitch ke Air berjungkit Data melalui SMS ml kali TITIK KE-255; CURAH HUJAN mm ml kali TITIK KE-240; CURAH HUJAN mm ml kali TITIK KE-015; CURAH HUJAN mm ml kali TITIK KE-000; CURAH HUJAN mm ml kali TITIK KE-001; CURAH HUJAN mm ml kali TITIK KE-002; CURAH HUJAN mm ml kali TITIK KE-003; CURAH HUJAN mm 10

12 8 100 ml kali TITIK KE-004; CURAH HUJAN mm ml kali TITIK KE-005; CURAH HUJAN mm ml kali TITIK KE-006; CURAH HUJAN mm ml kali TITIK KE-007; CURAH HUJAN mm ml kali TITIK KE-008; CURAH HUJAN mm Tabel 2. Data Hasil Percobaan Pada setiap percobaan, penampung curah hujan diberikan air sebanyak 100 ml. Pada percobaan ke-1, banyaknya penampung berjungkit adalah 6 kali. Pada percobaan ke-2, banyaknya penampung berjungkit adalah 7 kali. Pada percobaan ke-3, banyaknya penampung berjungkit adalah 7 kali. Banyaknya air dari 3 percobaan tersebut adalah 300 ml dan banyaknya penampung berjungkit adalah 20 kali, jadi untuk setiap kali penampung berjungkit maka air yang terbuang adalah 15 ml. Dari data hasil percobaan diatas ternyata penampung berjungkit setiap 15 ml. Massa pada saat penampung penuh (bagian yang diarsir, Gambar 6 Segitiga Penampung Curah Hujan) adalah g dan massa (bagian yang tidak diarsir, Gambar 6 Segitiga Penampung Curah Hujan) adalah g, terdapat selesih 0.26 g saat penampung penuh. Penampung berjungkit setiap 15 ml karena jatuhnya air yang memberikan daya dorong pada penampung saat penampung berisi 15 ml. Penutup Setelah melakukan perancangan, implementasi dan evaluasi sistem pengukuran curah hujan dengan pengiriman data melalui SMS, maka dapat disimpulkan bahwa: Kecepatan pengiriman data (baud rate) pada protokol FBUS dari handphone Nokia 3310 adalah bps sehingga diperlukan mikrokontroler yang memiliki kecepatan pengiriman data yang sama agar dapat berkomunikasi. Setiap 5 detik mikrokontroler mengirimkan data Initiate Connection agar komunikasi antara handphone dengan mikrokontroler tidak terputus. IC buffer 74LS125 digunakan sebagai input dari pin INT0 dan INT1, jika tidak digunakan maka saat photo diode tidak mendapat sinar dari LED infra red maka kondisi pada pin INT0 atau INT1 tidak menjadi LOW. Perhitungan curah hujan berdasarkan banyaknya penampung curah hujan berjungkit dimana setiap kali berjungkit curah hujan yang diukur bertambah 0.2 mm Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem bekerja dengan baik Adapun saran-saran untuk menyempurnakan dan mengembangkan sistem pengukuran curah hujan dengan pengiriman data melalui SMS dimasa yang akan datang, antara lain: 11

13 Sistem dapat dikembangkan dengan menambahkan beberapa sensor seperti sensor temperatur, kelembaban, kecepatan angin dan lainnya sehingga dapat menjadi sistem pemantauan cuaca. Sistem dapat dikembangkan dengan menambahkan Solar Cell dan batere sebagai sumber catu daya untuk node yang tidak terdapat sumber listrik. Sistem dapat dikembangkan dengan pengiriman data melalui GPRS sehingga data bisa lebih update dan real time. Sistem dapat disempurnakan dengan membuat sistem pengumpulan data (data base) untuk mengumpulkan dan menganalisa data. DAFTAR PUSTAKA Agfianto Eko Putra.(2004). Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi, edisi ke-2. Gava Media, Yogyakarta. Edi S Mulyanta.(2003). Kupas Tuntas Telepon Selular Anda, edisi ke-1. Andi, Yogyakarta. Malvino.(1994). Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor, edisi ke-4. Terjemahan Prof. M. Barmawi, Ph.D., M.O. Tjia, Ph.D. Erlangga, Jakarta. Nurain Silalahi.(2003). Komunikasi Mobil Publik dan Sistem Komunikasi Personal PCS, edisi ke-1. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Paulus Andi Nalwan.(2003). Panduan Praktis Teknik Antar Muka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51, edisi ke-1. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 57 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Fungsi dari masing-masing blok yang terdapat pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut : Mikrokontroler AT89S52 Berfungsi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2004 / 2005 PENGUKURAN CURAH HUJAN DENGAN PENGIRIMAN DATA MELALUI SMS Cia Kim Liang Anhar Purwito Sari Fendy (0300453296)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 Isa Hamdan 1), Slamet Winardi 2) 1) Teknik Elektro, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 2) Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram blok sistem secara umum Pada sub bab ini dibahas tentang uraian keseluruhan dari diagram blok sistem. Diagram blok sistem ini diperlihatkan pada gambar 3.1. Sensor

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER FX. Budi Rahardjo Abstrak: Otomatisasi pengepres kantong plastik ini menggunakan mikrokontroler AT89C51 sebagai pengontrol utama. Sistem akan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai Desember

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM Bambang Tri Wahyo Utomo, S.Kom Pri Hadi Wijaya ABSTRAKSI Disini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

Perancangan Serial Stepper

Perancangan Serial Stepper Perancangan Serial Stepper ini : Blok diagram dari rangakaian yang dirancang tampak pada gambar dibawah Komputer Antar Muka Peralatan luar Komputer Komputer berfungsi untuk mengendalikan peralatan luar,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODEL SISTEM PENGENDALI DAN PENGAMANAN PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU IDENTIFIKASI DAN HANDPHONE

RANCANG BANGUN MODEL SISTEM PENGENDALI DAN PENGAMANAN PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU IDENTIFIKASI DAN HANDPHONE F.6. Rancang Bangun Model Sistem Pengendali Dan Pengamanan Pintu... (Jaenal Arifin) RANCANG BANGUN MODEL SISTEM PENGENDALI DAN PENGAMANAN PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

PENGISIAN TANGKI PENAMPUNGAN AIR DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN TIMER DIGITAL DAN LCD M1632

PENGISIAN TANGKI PENAMPUNGAN AIR DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN TIMER DIGITAL DAN LCD M1632 PENGISIAN TANGKI PENAMPUNGAN AIR DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN TIMER DIGITAL DAN LCD M1632 Erick Yusana Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 ABDUL RIZAL NUGRAHA HARTONO SISWONO SETIYONO Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

APLIKASI MASTER SWITCH OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

APLIKASI MASTER SWITCH OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 ISSN: 1693-6930 113 APLIKASI MASTER SWITCH OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 Prastyono Eko Pambudi Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi (ISTA) AKPRIND Yogyakarta Kampus ISTA Jl. Kalisahak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang. BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas tentang skema rangkaian dari sistem alat ukur tingkat curah hujan secara keseluruhan, analisis perangkat keras, pengolahan data di software dan analisis

Lebih terperinci

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.1-2013 PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Syahrul 1), Sri Nurhayati 2), Giri Rakasiwi 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar dapat mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu, BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM Pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah sistem beroperasi dengan baik, juga untuk menunjukkan bahwa sistem tersebut sesuai dengan yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS Education and Science Physics Journal ISSN : 247-3563 JRFES Vol 1, No 2 (215) 92-98 http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jrfes RANCANG BANGUN ALAT UKUR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. 44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51)

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51) Wireless Infrared Printer dengan DST-5 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-5) Komunikasi Infra Merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai pemancar dan modul penerima infra merah sebagai

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENYINARAN SCREEN SABLON PCB DENGAN PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52

PERANCANGAN ALAT PENYINARAN SCREEN SABLON PCB DENGAN PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52 PERANCANGAN ALAT PENYINARAN SCREEN SABLON PCB DENGAN PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52 Bakhtiar 1 dan Muzanni Reza 2 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan tahapan perencanaan yang baik dan matang. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

Tinjauan dari penelitian yang sudah ada diperlukan untuk dilakukannya. sebelumnya dengan perancangan sistem yang akan dilakukan pada penelitian tugas

Tinjauan dari penelitian yang sudah ada diperlukan untuk dilakukannya. sebelumnya dengan perancangan sistem yang akan dilakukan pada penelitian tugas BAB 11 STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan dari penelitian yang sudah ada diperlukan untuk dilakukannya suatu pengembangan dan inovasi terhadap unjuk kerja sistem yang pernah dirancang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan dan pembuatan alat merupakan bagian yang terpenting dari seluruh pembuatan tugas akhir. Pada prinsipnya perancangan dan sistematik yang baik akan memberikan kemudahan-kemudahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Perancangan Alat Ukur Kadar Alkohol Pada Minuman Tradisional Dalam melakukan pengujian kadar alkohol pada minuman BPOM tidak bisa mengetahui

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

PROPOSAL EC6030 PERANCANGAN SENSOR INFRA RED (IR) UNTUK NAVIGASI ROBOT BERBASIS FPGA DAN up LEON

PROPOSAL EC6030 PERANCANGAN SENSOR INFRA RED (IR) UNTUK NAVIGASI ROBOT BERBASIS FPGA DAN up LEON PROPOSAL EC6030 PERANCANGAN SENSOR INFRA RED (IR) UNTUK NAVIGASI ROBOT BERBASIS FPGA DAN up LEON Oleh : Agus Mulyana 23207025 MAGISTER TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TINGGI ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perangkat keras yang akan digunakan dalam Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : DTMF MT88700, Buffer (IC 74244), Driver Motor, Mikrokontroler AT89S51, Sensor infra red (IR) 1. PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci : DTMF MT88700, Buffer (IC 74244), Driver Motor, Mikrokontroler AT89S51, Sensor infra red (IR) 1. PENDAHULUAN 35 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL SISTEM KENDALI UNTUK PENGENDALIAN DAN PENGAMANAN PINTU GUDANG BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU IDENTIFIKASI DAN HANDPHONE Jaenal Arifin

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 22 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan keseluruhan dari sistem atau alat yang dibuat. Secara keseluruhan sistem ini dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat keras yang meliputi komponen

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89S51 Didalam pembuatan alat ini peran penting mikrokontroller sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir /output dari fungsi alat ini, yang mana hasil akhir/ouput

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN Pada bab ini akan membahas mengenai perancangan dan pemodelan serta realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk alat pengukur kecepatan dengan sensor infra

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, 41 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, bertempat di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

Aplikasi Mikro-Kontroller AT89C51 Pada Pengukur Kecepatan Kendaraan

Aplikasi Mikro-Kontroller AT89C51 Pada Pengukur Kecepatan Kendaraan Aplikasi Mikro-Kontroller AT89C51 Pada Pengukur Kecepatan Kendaraan Pamungkas Daud Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi pmkdaud@ppet.lipi.go.id Abstrak Topik penulisan kali ini adalah mengenai

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KEAMANAN RUANG BERBASIS SMS MENGGUNAKAN MODUL GSM DAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KEAMANAN RUANG BERBASIS SMS MENGGUNAKAN MODUL GSM DAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 PERANCANGAN SISTEM KONTROL KEAMANAN RUANG BERBASIS SMS MENGGUNAKAN MODUL GSM DAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Furrita Upik P.S. NRP. 2408 030 017 Dosen Pembimbing I: Dr.Ir.Aulia Siti Aisjah,.MT Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN ALAT. Alat Warning System Dan Monitoring Gas SO 2 merupakan detektor gas

BAB IV PERANCANGAN ALAT. Alat Warning System Dan Monitoring Gas SO 2 merupakan detektor gas BAB IV PRANCANGAN ALA 4.1 Deskripsi Sistem Alat Warning System Dan Monitoring Gas SO 2 merupakan detektor gas SO 2 yang memiliki fasilitas sistem pemberitahuan dan pemantauan konsentrasi dan status kondisi

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Indikator Digital pada Kendaraan Listrik

Perancangan Sistem Indikator Digital pada Kendaraan Listrik Perancangan Sistem Indikator Digital pada Kendaraan Listrik Agus Risdiyanto P2 Telimek, LIPI riesdian@yahoo.com Teguh Tri Lusijarto P2 Telimek, LIPI teguh_06@yahoo.com Bambang Susanto P2 Telimek, LIPI

Lebih terperinci