BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum"

Transkripsi

1 5 BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Air bersih merupakan kebutuhan sehari-hari manusia dalam melakukan aktivitasnya. Air bersih dapat sebagai air baku untuk memasak atau pun untuk mandi, cuci dan kakus. Pada suatu bangunan kebutuhan akan air merupakan suatu kelengkapan supaya bangunan tersebut layak ditempati. Gedung bertingkat memiliki tinggi dan luasnya area yang besar sehingga membutuhkan suatu sistem pengaturan air bersih supaya semua area yang membutuhkan dapat terlayani. Bintaro Junction merupakan bangunan bertingkat setinggi 4 lantai. Dalam pengoperasiannya air didapat dengan cara menyalurkan air yang didapat dari air tanah dan atau supply air PAM menuju penampungan bawah tanah atau yang disebut GWT (Ground Water Tank). Untuk dapat digunakan air tersebut disalurkan menuju roof tank yaitu tempat penyimpanan air di atap. Karena tingginya tempat penyimpanan maka pengalirannya menggunakan pompa listrik. Karena fungsinya menyalurkan air dari GWT menuju roof tank maka pompa listrik tersebut dinamai pompa transfer. Setelah air mengisi roof tank proses selanjutnya menyalurkan air secara gravitasi melalui pemipaan menuju toilettoilet dan peralatan saniter lain yang terpasang. Secara garis besar sistem penyaluran ini dapat dilihat pada gambar 2.1. Pengaturan motor pompa transfer dilakukan secara otomatis, dimana pengaturan tersebut dilakukan didalam panel pompa transfer. Panel merupakan Pengarah, atau suatu bagan dari sistem yang mengatur hal-hal yang menjadi tugasnya yang berhubungan dengan sistem dari yang sedang dijalankan. Panel pompa transfer merupakan tempat pengaturan motor-motor pompa transfer. Panel ini melakukan pengaturan berupa mendeteksi level air pada tempat penampungan di GWT dan Roof Tank kemudian menentukan pompa mana yang akan dijalankan atau dimatikan sesuai dengan siklus dan pengaturan yang ditetapkan. Atau penyalaan motor-motor pompa transfer secara manual diluar sistem yang telah ditentukan. 5

2 6 Gambar 2.1. Sistem penyaluran air pada gedung Bintaro Junction Pengaturan motor pompa transfer dilakukan secara otomatis, dimana pengaturan tersebut dilakukan didalam panel pompa transfer. Panel merupakan Pengarah, atau suatu bagan dari sistem yang mengatur hal-hal yang menjadi tugasnya yang berhubungan dengan sistem dari yang sedang dijalankan. Panel pompa transfer merupakan tempat pengaturan motor-motor pompa transfer. Panel ini melakukan pengaturan berupa mendeteksi level air pada tempat penampungan di GWT dan Roof Tank kemudian menentukan pompa mana yang akan dijalankan atau dimatikan sesuai dengan siklus dan pengaturan yang ditetapkan. Atau pula memberikan penyalaan motor-motor pompa transfer dengan cara pemberian sinyal secara manual diluar sistem otomatis yang telah ditentukan. Pengaturan secara manual akan menyebabkan sistem otomatis berubah dengan hanya mengatur pompa yang berada pada posisi automatis saja.

3 7 Gambar 2.2. Panel Pompa Transfer tampak luar dan tampak dalam 2.2 Peralatan pada Panel Pompa Transfer Untuk dapat berfungsi tiap panel pastinya memiliki komponen yang menunjang kerja panel tersebut. Sebagai panel kontrol yang dibuat menggunakan sistem konvensional maka panel ini memiliki komponen yang lebih beragam dari sekedar panel daya. Tujuan utama digunakannya panel ini adalah untuk mengatur kerja pompa transfer. Pompa transfer digunakan untuk mengalirkan air dari GWT menuju roof tank. Untuk dapat melakukan pengaturan tersebut panel dirancang untuk dapat mendeteksi posisi air yang dalam hal ini menjadi faktor penentu kerja panel dalam menentukan motor pompa transfer yg akan bekerja. 1. MCB MCB (Miniatur Circuit Breaker) adalah peralatan daya yang berfungsi sebagai pemutus sekaligus pengaman. Pemutus karena peralatan ini dapat difungsikan secara manual untuk menyambungkan atau memutuskan tegangan yang dialirinya, baik pada posisi berbeban maupun tidak. Sedangkan sebagai pengaman MCB dilengkapi dengan pengaman hubung singkat dan arus lebih.

4 8 Pada instalasi daya dipanel ini terdapat 1 breaker utama berupa MCB 3 phasa 20A, sebagai pengaman supply tegangan dari PLN. Lalu MCB tersebut dayanya terbagi menuju ke 2 buah MCB 3 phasa 10A, MCB tersebut masing-masing berfungsi mensupply daya dan mengamankan motor pompa transfer. 2. Sekering Sekering atau fuse digunakan untuk mengamankan rangkaian kontrol dari gangguan short circuit atau hubung singkat dan arus lebih. Alat ini terdiri dari kawat dengan kemampuan hantar arus tertentu. Biasanya kawat lebur ini terbuat dari kawat perak, tembaga dan kombinasi logam-logam lainnya. Setiap fuse miliki arus nominal yang telah ditentukan oleh pabriknya. Kawat atau elemen fuse akan putus apabila terjadi kenaikan arus yang mendadak dan sangat tinggi yang nilainya melebihi arus nominalnya. Fuse pada panel ini digunakan sebagai pengaman rangkaian kontrol. 3. Tombol dan Saklar Komponen ini digunakan sebagai pengindra atau sensor yang menghubungkan kontrol dengan hal-hal diluarnya. Peralatan ini difungsikan secara manual oleh operator untuk menentukan fungsi kerja yang diinginkan. Komponen tersebut Antara lain; A. Tombol tekan atau push button Tombol tekan terdiri atas 2 macam yaitu tombol tekan Normally Open (NO) dan Tombol tekan Normally Close (NC). Masing-masing tombol tekan ini bekerja berdasarkan tekanan dan apabila tekan yang diberikan terhadapnya kita lepas maka tombol tekan tersebut tidak akan bekerja lagi. - NO (Normally Open) Artinya pada kondisi normal keadaan kontaknya terbuka dan

5 9 akan menutup saat diberi tekanan. 3 Gambar 2.3. Tombol tekan dengan kontak NO 4 - NC (Normally Close) Artinya pada kondisi normal keadaan kontaknya tertutup dan akan membuka saat diberi tekanan. 1 Gambar 2.4. Tombol tekan dengan Kontak NC 2 Dalam penerapannya biasanya tiap warna memiliki arti tersendiri dalam pengunaannya. Pada panel ini terdapat 2 fungsi yang dapat dilakukan oleh tombol yang terdapat pada muka panel. Tombol tekan warna hitam merupakan tombol reset yang digunakan untuk mematikan dan mereset buzzer yang menyala. Sedangkan tombol tekan merah dan hijau digunakan untuk menerima masukan sinyal apabila kontrol pada panel dikondisikan dalam keadaan manual. Antara lain tombol yang berfungsi sebagai tombol On (tombol berwarna hijau) dan tombol Off (tombol berwarna merah). B. Saklar pilih atau selector switch Selector switch merupakan jenis saklar putar, saklar ini berfungsi sebagai saklar pilih dalam suatu pengoperasian. Ragam selector switch berdasarkan banyaknya pilihan posisi yang tersedia.

6 Gambar 2.5. Selector Switch 3 Posisi Saklar pilih, pada panel ini ada 2 jenis saklar pilih antara lain saklar pilih 2 posisi dan saklar pilih 3 posisi. Saklar pilih 2 posisi untuk menentukan posisi kontrol panel On atau Off. Saklar pilih 3 posisi digunakan untuk menentukan pengaturan pada masing-masing pompa apakah dalam posisi Off, Automatis (Auto), dan Manual (Man). 4. WLC (Water Level Control) WLC (Water Level Control) adalah peralatan pengindra level air. Peralatan ini terdiri dari rangkaian elektronik dan relay internal yang akan berfungsi memberikan kontak-kontak apabila terminal-terminal elektrodanya berhubungan akibat menyentuh air. WLC memiliki banyak tipe yang beredar dipasaran. Biasanya tipe tersebut dibedakan dari banyaknya terminal pengindranya. Panel ini menggunakan tipe WLC dengan 4 terminal pengindra. Pada panel ini terdapat dua buah WLC yang berfungsi untuk membaca level air pada GWT dan roof tank yang akan memberikan sinyal berupa kontak-kontak yang bekerja sesuai level air. WLC pertama mendeteksi level air pada GWT. Air dideteksi untuk mengetahui batas bawah level air yang diperbolehkan diambil untuk keperluan pompa transfer. Apabila telah dicapai level terendah maka semua pompa tidak dapat berfungsi. WLC kedua digunakan untuk mendeteksi level air pada roof tank. Tingkat air yang dideteksi berdasarkan tiga level air. Level tersebut antara lain: Level tinggi : posisi dimana air telah memenuhi roof tank sehingga pompa diintruksikan untuk tidak beroperasi lagi.

7 11 Level tengah : posisi dimana air berada pada level 2/3 dari posisi penuh. Pada level ini salah satu pompa diinstruksikan untuk On. Level bawah : posisi dimana air berada pada level 1/3 dari posisi penuh. Pada level ini kedua pompa akan beroperasi. 5. Relay Relay adalah sebuah peralatan elektro-mekanis. Disebut demikian karena bekerja dengan prinsip elektromagnet yang dihasilkan oleh lilitan yang digunakan untuk menarik kontak mekanis. Kontak pada relay umumnya berbentuk CO (Change Over). Ragam relay jenis ini umumnya yang tersedia dipasaran berdasarkan banyaknya kontak CO yang dimiliki dan tegangan kerja yang diinginkan. Karena kemampuan hantar arusnya yang kecil, maka pada umumnya relay digunakan sebagai peralatan kontrol dibanding switching daya. Pada panel ini relay yang digunakan adalah relay 2 CO dan 4 CO dengan tegangan kerja 220V Gambar 2.6. Simbol Relay 4 CO 6. Delay Delay ada 2 jenis yaitu On delay dan Off delay perbedaannya terletak pada waktu penyalaannya. On delay akan menunda waktu penyambungan kontaknya semenjak coilnya mendapat supply daya. Sedangkan Off delay akan menunda waktu pemutusan kontaknya semenjak coilnya terputus dari supply daya. Timer yang digunakan pada panel ini hanya timer On delay. Timer ini terdiri dari coil, timer dan kontak tunda change over, bekerja atas dasar penundaaan waktu on. Apabila koil dari timer ini diberi sumber tegangan, kontak dari timer ini tidak langsung bekerja tetapi menunggu terpenuhinya waktu setting yang diberikan kepadanya baru kontaknya

8 12 akan bekerja. Apabila tegangan coil diputus maka kontak timer akan kembali ke posisi semula Gambar 2.7. Simbol Timer On Delay 7. Impuls Relays Impuls relay atau saklar impuls adalah peralatan sejenis relay akan tetapi dia memiliki penguncian dimana akan mempertahankan posisi terakhirnya hingga dia mendapat pulsa lagi. Dimana 1 pulsa dimulai dari posisi terhubungnya coil dengan tegangan 220V hingga terputusnya tegangan tersebut. Jadi apa bila relay ini berada pada posisi NO (Normaly Open) maka saat mendapat impuls dia akan berubah menjadi NC (Normaly Closed) dan akan berubah menjadi NO kembali apabila mendapat pulsa lagi. Dalam pengoperasiannya pulsa diberikan hanya sesaat, coil relay tidak boleh diberikan tegangan terlalu lama karena akan membuat coil panas hingga terbakar. Gambar 2.8. Simbol Impuls relay 8. Lampu tanda (pilot lamp atau indicator lamp) Lampu tanda merupakan salah satu peralatan visual yang digunakan untuk menunjukan suatu posisi kerja peralatan atau status dari suatu sistem. Peralatan ini digunakan untuk mempermudah pengawasan terhadap sistem yang dijalankan panel. Pada panel ini terdapat lampu dengan beberapa warna dan

9 13 dikelompokkan berdasarkan sistem yang diwakilinya, antara lain: - Merah, kuning, dan hijau. Warna ini digunakan sebagai penunjuk phasa R, S, dan T apabila menyala maka panel telah mendapat tegangan input 3 phasa dan netral. - Merah. Warna ini juga digunakan sebagai petunjuk Low Level. Yang akan menyala apabila level air pada roof tank sudah mencapai level terendah. Dan warna merah pada panel ini juga menunjukan bahwa kontaktor bekerja. - Kuning. Warna ini juga menunjukan status kerja TOR. Lampu kuning menunjukan bahwa TOR mengalami gangguan sehingga mengakibatkan trip pada kontaktor. 9. Kontaktor dan TOR (Thermal Overload Relay) Pada dasarnya kontaktor dengan TOR (Thermal Overload Relay) merupakan peralatan yang terpisah, akan tetapi dalam penggunaannya TOR dipasang sebagai perpanjangan terminal hubung kontaktor. Sehingga kontaktor apabila disertai dengan TOR akan terlihat seperti satu bagian. Kontaktor adalah sebuah peralatan elektro-mekanis dengan prinsip kerja sama dengan relay. Pada kontaktor 3 phasa terdapat 3 kontak NO utama dan 1 kontak tambahan dapat berupa NO atau NC. Kontaktor memiliki perbedaan dengan relay yang disebut diatas, perbedaannya pada kemampuan kontak arus yang lebih besar. Kemampuan kontak tersebut juga yang membedakan ragam pilihan pada kontaktor. Karena kemampuannya untuk memberi kontak dengan arus yang besar sehingga kontaktor sering disebut juga relay daya. TOR adalah peralatan pengaman arus lebih yang bekerja menggunakan prinsip bimetal. Yang membedakan MCB dengan TOR adalah terdapatnya setelan arus yang dapat diset diatas atau dibawah arus nominal motornya. Tujuan digunakannya TOR adalah untuk menjaga arus yang diterima motor tidak terlalu tinggi melebihi arus nominalnya yang diakibatkan ganguan penyalaan atau ganguan pada motor oleh faktor internal maupun

10 14 eksternal. Pada TOR terdapat 2 kontak kontrol berupa 1 kontak NO dan 1 kontak NC yang akan bekerja apabila arus yang melewati TOR lebih besar daripada settingannya. 10. Buzzer Buzzer merupakan salah satu peralatan audio yang berfungsi memberikan tanda peringatan waspada, bahaya, menginfokan sistem dimulai ataupun sistem mengalami kegagalan. Tujuannya adalah memberikan tanda melalui suara kepada manusia disekitarnya supaya memperhatikan salah satu status yang dialami peralatan tersebut dengan suara yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada panel ini tanda peringatan yang digunakan berupa suara selama 10 detik apabila panel sudah membaca kondisi level air di roof tank sudah mencapai level terendah atau level bawah. 2.3 Deskripsi Kerja Panel Pompa Transfer Peralatan kontrol yang dirancang pada panel ini adalah untuk mendapatkan suatu cara kerja atau sistem dari pengaturan pompa transfer. Dari rancangan yang ada maka didapat suatu deskripsi kerja yaitu sebagai berikut: Pada panel ini terdapat 3 buah saklar pilih yaitu 1 buah saklar pilih 2 posisi dan 2 buah saklar pilih 3 posisi. Saklar pilih 2 posisi digunakan untuk menentukan posisi kontrol panel On atau Off. Saklar pilih 3 posisi digunakan untuk menentukan pengaturan pada masing-masing pompa apakah dalam posisi Off, atau dalam pengaturan Automatis (Auto), dan Manual(Man). Saklar pilih 2 posisi On Off mengkondisikan beroperasi atau tidaknya panel. Apabila dikondisikan pada posisi On maka sistem bekerja dan dapat dikendalikan pada 2 buah pengaturan yaitu pengaturan Manual dan pengaturan Automatis sebagai berikut: 1. Pengaturan Manual Dengan mengubah salah satu atau kedua-duanya ke posisi Man

11 15 (manual) maka pompa tersebut dapat dioperasikan dengan menekan tombol On dan mematikannya dengan tombol Off. Pengaturan tersebut dapat dilakukan kapanpun tanpa terpengaruh level air dikedua tempat penampungan. 2. Pengaturan Automatis Dikarenakan ada 2 buah saklar pilih yang dapat diatur pada posisi Auto (automatis) maka ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi. A. Keduanya pada posisi Auto. Panel akan mendeteksi keberadaan level air pada GWT. Bila level air pada GWT tidak terpenuhi maka kontrol yang menyalakan motor tidak berfungsi, apabila terpenuhi maka selanjutnya panel akan mendeteksi level air pada roof tank. - Panel akan mengaktifkan salah satu motor secara bergantian apabila level air telah mencapai level tengah dan akan mati pada level tinggi. - Pada saat air mencapai level tengah akan tetapi air terus turun hingga tercapai level rendah maka buzzer akan menyala memberikan tanda dan lampu low level akan menyala. Kemudian panel akan menyalakan motor yang tidak bekerja sehingga kedua motor akan menyala. Motor ke 2 atau yang terakhir menyala akan mati kembali setelah air pada roof tank mencapai level tengah, lalu panel akan kembali kesiklus awal. - Apabila telah tercapai posisi level rendah maka diperlukan menekan tombol reset untuk mematikan lampu low level dan mereset buzzer supaya dapat memberikan tanda apabila tercapai posisi level rendah kembali. B. Salah satu pada posisi Auto Pada pompa yang berada pada posisi manual dapat di On-Off

12 16 kan melalui tombol tekan On-Off tanpa terpengaruh level air. Pada pompa yang berada pada posisi Auto maka pompa akan berjalan secara otomatis sesuai posisi level air. Apabila air mencapai level terendah buzzer dan lampu tanda tetap menyala akan tetapi pompa yang lain tidak akan menyala. 2.4 Mikrokontroller AT89S51 Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang didalamnya terdapat rangkaian mikroprosesor, memori RAM, ROM dan I/O, rangkaian tersebut terdapat dalam level chip atau biasa disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu jenis mikrokontroler 8 bit dan termasuk mikrokontroler keluarga 8051 (MCS-51) yang diproduksi oleh Atmel Corporation dengan kompatibilitas tinggi baik dari segi instruksi set maupun arsitektur hardawarenya. Dengan menggunakan flash memori, program dapat diisi dan dihapus secara elektrik, yaitu dengan memberikan kondisi-kondisi tertentu (high / low) pada pin-pinnya sesuai dengan konfigurasi untuk memprogram atau menghapus. Cara ini lebih praktis dibandingkan dengan menggunakan EPROM yang penghapusan program atau datanya menggunakan sinar ultraviolet. Fasilitas yang tersedia pada AT89S51 antara lain : a. 4 Kbytes Flash EEROM dengan kemampuan sampai 1000 kali tulishapus b. 128 x 8-bit internal RAM. c. 32-bit atau jalur Input/Output. d. 2 (dua) buah 16-bit Timer / Counter. e. 6 (enam) buah sumber interupsi. f. Serial Communication Interface. g. Kompatibel dengan prosesor MCS-51 buatan Intel Corp. h. Operasi clock antara 3 sampai 33 MHz. i. Mampu beroperasi pada tegangan 4,0V hingga 5,5V

13 17 Konfigurasi IC (Integrated Circuit ) mikrokontroler AT89S51, terdiri dari beberapa kaki yang memiliki fungsi yang berbeda setiap kakinya. Susunan kaki IC mikrokontroler AT89S51 ini, seperti ditunjukkan pada gambar 2.9. Gambar 2.9. Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S51 Adapun fungsi masing-masing kaki dari konfigurasi IC mikrokontroler AT89S51 tersebut, sebagai berikut : Port 0 (kaki 32-39) merupakan port paralel 8 bit dua arah yang belum dilengkapi dengan rangkaian pull-up internal, yaitu rangkaian untuk mempertahankan harga tegangan pada saat kondisi HIGH maupun LOW. Output dari port 0 dapat mensuplai arus ke 8 buah pin TTL. Meskipun demikian, karena pin pada port 0 tidak dilengkapi dengan internal pull-up, biasanya pin-pin pada port ini digunakan sebagai pin input. Selain untuk paralel port, pin-pin pada port 0 juga dapat digunakan untuk pin address orde rendah (A 0 A 7 ) maupun pin data (D 0 DA 7 ) ketika prosesor menggunakan memory atau I/O eksternal.bila digunakan untuk mengakses memori luar, port ini akan memultifleks alamat memori dengan data. Port ini, digunakan juga untuk proses penulisan dan pembacaan Flash PEROM. Port 1 (kaki 1-8) merupakan port paralel 8 bit dua arah yang telah dilengkapi dengan internal pull-up. Dapat digunakan sebagai input

14 18 maupun output. Dalam mengaksesnya dapat sebagai port ( P1) atau diakses per bit ( P1.0 P1.7 ). Port 2 (kaki 21-28) adalah port paralel 8 bit dua arah yang telah dilengkapi dengan internal pull-up. Dapat digunakan sebagai input maupun output. Dalam mengaksesnya dapat sebagai port ( P2) atau diakses per bit ( P2.0 P2.7 ). Port ini akan mengeluarkan pin address orde tinggi (A 8 A 15 ) pada saat menjalankan program dari memori program external atau pada saat mengakses memori data eksternal yang menggunakan perintah pengalamatan 16 bit. Port 3 (kaki 10-17) adalah port paralel 8 bit dua arah yang telah dilengkapi dengan internal pull-up. Dapat digunakan sebagai input maupun output. Dalam mengaksesnya dapat sebagai port ( P3) atau diakses per bit ( P3.0 P3.7 ). Selain berfungsi sebagai port multiguna, P3 juga mempunyai fungsi khusus. (lihat Tabel) Kaki port Tabel 2.1. Fungsi Alternatif Kaki Port 3 Fungsi alternatif P3 0 RxD (serial input port) P3 1 TxD (serial output port) P3 2 INT0 (eksternal interrupt 0) P3 3 INT1 (eksternal interrupt 1) P3 4 T0 (timer 0 input eksternal) P3 5 T1 (timer 1 input internal) P3 6 WR (write memori data eksternal) P3 7 RD (read memori data eksternal) RST (kaki 9) merupakan kaki yang berfungsi untuk mereset sistem secara hardware ALE/PROG (kaki 30), ALE addres latch enable berfungsi untuk menahan alamat memori eksternal selama pelaksanaan instruksi, sedang PROG berfungsi pada saat penulisan/memprogram Flash PEROM

15 19 PSEN (kaki 29) program store enable adalah sinyal baca pada saat menjalankan program dari memori eksternal. Didalam aplikasi PSEN akan dihubungkan dengan sinyal RD memori program external (EEPROM). PSEN diaktifkan dua kali setiap siklus mesin. Adanya pemisahan antara sinyal baca untuk memori data eksternal (sinyal RD / P3.7) dengan memori program eksternal ( PSEN ) membuat 8051 dapat dihubungkan sampai 128 Kb memori external ( 64K memori data dan 64K memori program ) EA (kaki 31), external access enable menentukan apakah alamat awal memori program berada pada memori eksternal atau internal. Bila terhubung dengan GND, alamat awal program memori akan berada di memori eksternal. Sebaliknya bila terhubung dengan Vcc maka alamat awal memori program akan berada dimemori internal. XTAL1 (kaki 19) dan XTAL2 (kaki 18), merupakan masukan kepenguatan osilator internal dan keluaran dari rangkaian penguat osilator eksternal. Sebuah kristal dan dua buah kapasitor yang dihubungkan ke pin ini akan menyediakan sinyal detak / clock untuk mikrokontroler. VCC (kaki 40), Power supply +5 volt. GND (kaki 20).Ground atau 0 volt.

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Pendahuluan Mikrokontroler 8051

Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pokok Bahasan: 1. Mikrokontroler 8051 Arsitektur (Architecture) Timers/Counters Interrupts Komunikasi Serial (Serial Communication) Tujuan Belajar: Setelah mempelajari dalam

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERANGKAT KERAS 2.1.1. Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1.Hardware 2.1.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8 bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke Flash,

BAB 2 LANDASAN TEORI. bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke Flash, BAB 2 LANDASAN TEORI Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Programer Atmel seri S merupakan programer yang serbaguna, karena programer ini bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89S51 Didalam pembuatan alat ini peran penting mikrokontroller sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir /output dari fungsi alat ini, yang mana hasil akhir/ouput

Lebih terperinci

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER Pendahuluan Pada dasarnya mikrokontroler bukanlah ilmu pengetahuan yang baru, tetapi adalah hasil pengembang dalam teknologi elektronika. Jika dasar pengetahuan

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Sri Wahyuni Dali #1, Iskandar Z. Nasibu #2, Syahrir Abdussamad #3 #123 Teknik Elektro Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Makalah ini membahas desain

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI 1. Tujuan Percobaan Mengetahui Dan Memahami Cara Kerja Komponen yang Menyusun Rangkaian Pengunci (Latch): Push Button, Relay, Kontaktor. Membuat Aplikasi Rangkaian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 Kilo Ohm

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 34 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 4.1 Umum Untuk mengetahui apakah peralatan ini dapat bekerja sesuai ide dasar yang dituangkan, maka perlu dilakukan pengukuran yang akan digunakan sebagai bahan untuk

Lebih terperinci

4.3 Sistem Pengendalian Motor

4.3 Sistem Pengendalian Motor 4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Bahasa Assembly MCS-51 Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor BAB II TEORI DASAR 2. 1 Sistem Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroller adalah suatu perangkat keras yang memiliki memori dan peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERANGKAT KERAS 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII TAHUNAJARAN 2010/2011 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG CREW 2

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM ,, Antarmuka RAM TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah, Pembahasan tentang antarmuka di mikrokontroler 8051 (AT89S51) Sumber clock

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL) Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) 1. Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) Instalasi motor listrik membutuhkan pengaman beban lebih dengan tujuan menjaga dan melindungi motor listrik dari gangguan beban lebih

Lebih terperinci

USER MANUAL FLIP-FLOP MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA

USER MANUAL FLIP-FLOP MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA USER MANUAL FLIP-FLOP MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII AJARAN 2010-2011 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU-TULUNGAGUNG CREW 2 CREW M.ZAID AL ANSHORI XII TEI 2

Lebih terperinci

PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL

PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL Eka Wahyudi 1, Desi Permanasari 2 1,2 Program Studi Diploma III Teknik Telekomunikasi, Purwokerto 1 ekawahyudi@akatelsp.ac.id

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi

Lebih terperinci

I/O dan Struktur Memori

I/O dan Struktur Memori I/O dan Struktur Memori Mikrokontroler 89C51 adalah mikrokontroler dengan arsitektur MCS51 seperti 8031 dengan memori Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory) DESKRIPSI PIN Nomor Pin Nama

Lebih terperinci

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya

Lebih terperinci

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan kalangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab ini berisi tentang bagaimana alat ini dapat bekerja sesuai dengan rancang bangun serta simulasi yang di targetkan. Dimana sistem mekanikal, elektrikal dapat dikontrol

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler adalah single chip computer yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan digunakan untuk tugas-tugas yang berorientasi kontrol. Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay) MAKALAH TIMER / TDR (Time Delay Relay) DISUSUN OLEH : MUH. HAEKAL SETO NUGROHO 5115116360 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 Latar Belakang Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi kecelakaan didunia pertransportasian. Salah satunya dalam industri perkeretaapian. Salah satu penyebab banyaknya kecelakaan adalah disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler jenis AT89C2051 adalah sebuah CMOS mikrokomputer 8-bit bervoltase

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler jenis AT89C2051 adalah sebuah CMOS mikrokomputer 8-bit bervoltase 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroler AT89C2051 2.1.1 Deskripsi Mikrokontroler AT89C2051 Mikrokontroler jenis AT89C2051 adalah sebuah CMOS mikrokomputer 8-bit bervoltase rendah yang memiliki performa

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Dasar teori yang digunakan dalam merealisasikan sistem ini antara

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor 2.1.1 Pengertian Umum Sensor Sebenarnya sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sensor Gas LPG TGS2610 2.1.1 Gambaran Umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler.

BAB II LANDASAN TEORI. merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan membahas teori teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler. 2.1 Gerak Melingkar Beraturan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Inteligent Parking System Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi menjadi beberapa tempat. Dengan demikian kendaraan yang

Lebih terperinci

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Light Emiting Dioda Light Emiting Diode (LED) adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya. Sstruktur LED sama dengan dioda. Untuk mendapatkan pancaran cahaya pada semikonduktor,

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah

Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah I. Capaian Pembelajaran *Peserta mampu memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tegangan rendah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perangkat Keras 2.1.1. Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang di dalamnya terdapat rangkaian mikroprosesor, memori (RAM atau ROM) dan

Lebih terperinci

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER Memory Program Memory dan Data Memory Memory yang terdapat pada Mikrokontroler 89C51 dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu program memory (memori program) dan data

Lebih terperinci

Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52

Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52 Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52 MUHAMAD SULEMAN Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma muhamad.suleman@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN SISTEM KONTROL PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER PERANCANGAN SISTEM KONTROL PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER Ratih Puspadini, T. Ahri Bahriun Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL LAMPU OTOMATIS BERBASIS WEB

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL LAMPU OTOMATIS BERBASIS WEB RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL LAMPU OTOMATIS BERBASIS WEB Leonardho Oscar Bimantoro, Slamet Winardi, Made Kamisutara Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama shirei.enjeru@gmail.com

Lebih terperinci

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Seiring dengan makin meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor dan maraknya pencurian kendaraan bermotor, penggunaan alat keamanan standar yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan alat ini adalah untuk mewujudkan gagasan dan didasari oleh teori serta fungsi dari software arduino dan perangkat remote control,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon

BAB 2 LANDASAN TEORI. dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 2.1.1.1 Pengenalan Mikrokontroler AT89S52 Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan dunia elektronika, khususnya

Lebih terperinci

Crane Hoist (Tampak Atas)

Crane Hoist (Tampak Atas) BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis

Lebih terperinci

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 I. FITUR AT89C1051 Kompatibel dengan produk MCS51 1k byte program flash ROM yang dapa diprogram ulang hingga 1000 kali Tegangan operasi 2.7 volt hingga

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 22 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan keseluruhan dari sistem atau alat yang dibuat. Secara keseluruhan sistem ini dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat keras yang meliputi komponen

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Teori Rangkaian Sebelum pembahasan seluruh rancangan sensor suhu pada power amplifier VOR type AWA VRB 52D dengan tampilan LCD yang akan dibuat guna mengatasi

Lebih terperinci