BAB II TINJAUAN TEORI. Menurut konferensi pakar SDM di Johannessburg (1995), kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORI. Menurut konferensi pakar SDM di Johannessburg (1995), kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN TEORI A. KOMPETENSI 1. Definisi Kompetensi Menurut konferensi pakar SDM di Johannessburg (1995), kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang saling terkait mempengaruhi sebagian besar jabatan (peranan atau tanggung jawab), berkolerasi dengan kinerja pada jabatan tersebut, dan dapat diukur dengan standart-standart yang dapat diterima, serta dapat ditingkatkan melalui upaya-upaya pelatihan dan pengembangan (Prihadi, 2004). Kompetensi adalah suatu keadaan menjadi kompeten (mampu) dari kecocokan atau kemampuan adekuat, atau memenuhi semua tuntutan, mempunyai kemampuan atau kapasitas. Kompetensi adalah kualitas pribadi atau kemampuan untuk melaksanakan tugas yang diperlukan,. Pelatihan dan pendidikan memberikan kompetensi yang perlu untuk menghasilkan keluaran (Swansburg, 2001). Kompetensi menurut definisi Boyatzis (1982) : an underliying characteristic of a person which results in effective and/or superior performance on the job. Pada penjelasan ini Boyatzis menjelaskan bahwa karakteristik fundamental pada orang dan mengindikasikan cara-cara berperilaku atau berpikir, melakukan generalisasi diberbagai situasi.

2 Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara esensial terdapat polarisasi dua sudut pandang yang didasari asumsi berbeda; disatu sisi, pandangan pertama meletakkan perilaku sebagai fokus pemahaman terhadap kompetensi, dengan bertumpu pada asumsi bahwa hanya perilaku yang dapat diamati dalam latihan-latihan stimulasi sebagai metode utama seharusnya menjadi sasaran pengukuran. Disisi lain, pandangan kedua menaruh karakteristik fundamental individu sebagai titik berat dalam konsep mengenai kompetensi, dengan berpijak pada pandangan bahwa perilaku manusia hanya pucuk permukaan sebuah gunung es. 2. Komponen Kompetensi Menurut para pakar kompetensi yang tergabung dalam kelompok Hay- McBer (dikutip dari Prihadi, 2004) mengemukakan lima komponen kompetensi. Komponen-komponen atau elemen-elemen kompetensi sebagai berikut : a. Motives adalah hal yang seorang berpikir atau inginkan secara konsisten yang menimbulkan tindakan. Motives drive, direct, and select perilaku mengarah ke tindakan-tindakan atau tujuan tertentu dan menjauh dari lain-lainnya. Motivasi adalah perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku (Sbortell & Kaluzny, 1994:59).Menurut Herzberg bahwa faktor intrinsik motivasi kerja meliputi: otonomi, status professional, tuntutan tugas, hubungan interpersonal, interaksi dan gaji/upah (Stamps, 1997:37).

3 b. Traits (karakter). Karakter adalah karakteristik fisik dan respon-respon konsisten terhadap situasi atau informasi. Menurut Stoner (1992) karakteristik individu terdiri atas minat, sikap dan kebutuhan yang dibawa seseorang ke dalam situasi kerja (Sumarsono, 2004). Kompetensi-kompetensi traits ini merupakan karakteristik manajer yang sukses. Motives dan kompetensi adalah master traits operant atau self-starting instrinsik yang memprediksi bagaimana orang dalam job mereka pada jangka panjang tanpa supervise dari dekat. c. Self-concept (konsep diri). Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan sundeen, 1991). Dalam katagori ini tercakup sikap-sikap, values, atau self-image seseorang. Nilai-nilai seseorang merupakan motives reaktif atau respondent yang memprediksi apa yang dilakukannya dalam jangka pendek dan dalam situasi dengan orang-orang lain yang in-charge. d. Pengetahuan. Kategori ini merujuk pada informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang-bidang content tertentu. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Pertama banyak tes pengetahuan mengukur rote memory, sementara yang benar-benar penting adalah kemampuan untuk mendapatkan informasi. Kedua, tes pengetahuan itu respondent, mereka mengukur kemampuan test untuk memilih diantara beberapa option jawaban mana yang benar, namun apakah seseorang dapat bertindak berdasarkan pengetahuan.

4 e. Keterampilan adalah kemampuan melakukan tugas fisik atau mental.kompetensi keterampilan mental atau kognitif mencakup berpikir analitis (pemrosesan pengetahuan dan data, mementukan sebab dan akibat, pengorganisasian dan perencanaan) dan berpikir konseptual (mengenai polapola dalam data yang kompleks).

5 Kompetensi-kompetensi pengetahuan dann keterampilan relative mudah dikembangkan, pelatihan merupakan cara paling cost-effective untuk menjamin kemampuan-kemampuan karyawan dalam aspek ini. Kompetensi-kompetensi traits dan motive inti lebih sulit di-assess dan dikembangkan; cara palling cost-effective adalah mengadakan seleksi untuk karakteristik ini. Kompetensi-kompetensi self-concept terletak diantaranya. Sikap dan values seperti self-confidence (melihat diri sendiri sebagai seorang manajer, professional/teknikus) dapat diubah oleh pelatihan, psikoterapi, dan/atau pengalaman development positif, kendatipun dengan lebih banyak waktu dan kesulitan. 3. Manfaat Penggunaan Kompetensi Terdapat 3 (tiga) manfaat utama individu menggunakan pendekatan kompetensi (Mathis, 2006): a. mengkomunikasikan perilaku yang dihargai orang b. meningkatkan tingkat kompetensi diorganisasi c. menekan kedisiplinan karyawan guna meningkatkan keunggulan kompetensi Dalam penggunaan konsep kompetensi, terdapat beberapa alasan menggunakan konsep ini,diantaranya (Ruki,2006) : a. Memperjelas standart kerja dan harapan yang dicapai b. Sebagai alat seleksi karyawan c. Meningkatkan produktifitas d. Sebagai dasar pertimbangan imbalan

6 e. Memudahkan adaptasi dalam perubahan f. Menyelaraskan perilaku dan nilai nilai organisasi B. Kompetensi Perawat Professional Kelompok kerja Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia di tahun 2001 merumuskan kompetensi yang harus dicapai oleh perawat profesional adalah sebagai berikut (Nurachmah, 2002): a. Menunjukkan landasan pengetahuan yang memadai untuk praktek yang aman. b. Berfungsi sesuai dengan peraturan / undang undang ketentuan lain yang mempengaruhi praktek keperawatan. c. Memelihara lingkungan fisik dan psychososial untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan dan kesehatan yang optimal. d. Mengenal kemampuan diri sendiri dan tingkat kompetensi profesional. e. Melaksanakan pengkajian keperawatan secara komprehensif dan akurat pada individu dan kelompok di berbagai tatanan. f. Merumuskan kewenangan keperawatan melalui konsultasi dengan individu / kelompok dengan memperhitungkan regiman therapeutic anggota lainnya dari tim kesehatan. g. Melaksanakan asuhan yang direncanakan. h. Mengevaluasi perkembangan terhadap hasil yang diharapkan dan meninjau kembali sesuai data evaluasi i. Bertindak untuk meningkatkan martabat dan integritas individu dan kelompok j. Melindungi hak hak individu dan kelompok

7 k. Membantu individu atau kelompok membuat keputusan berdasarkan informasi yang dimiliki. C. Pelayanan Keperawatan Profesional 1. Pengertian Pelayanan Keperawatan Professional Pelayanan keperawatan professional adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia (Lokakarya Keperawatan Nasional, 1983 dalam Priharjo 1995). 2. Pelayanan Keperawatan Profesional di Rumah Sakit Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian utama dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Oleh karena itu, kualitas pelayanan kesehatan sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan keperawatan. Kualitas pelayanan keperawatan dipengaruhi oleh keefektifan perawat dalam memberikan asuhan kepada klien. Berbagai persepsi tentang kualitas asuhan perlu menjadi asupan positif bagi para manajer keperawatan. Hal ini agar tujuan rumah sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan berkualitas dapat dipenuhi. Pelayanan keperawatan berkualitas yang dilakukan di rumah sakit merupakan sistem pengelolaan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien agar menjadi berdaya guna dan berhasil guna. Sistem pengelolaan ini akan

8 berhasil apabila seseorang perawat yang memiliki tanggung jawab mengelola tersebut mempunyai pengatahuan tentang manajemen keperawatan dan kemampuan meminpin orang lain di samping pengetahuan dan keterampilan klinis yang harus dikuasainya pula. Pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien merupakan bentuk pelayanan profesional yang bertujuan untuk membantu klien dalam pemulihan dan peningkatan kemampuan dirinya melalui tindakan pemenuhan kebutuhan klien secara komprehensif dan berkesinambungan sampai klien mampu untuk melakukan kegiatan rutinitasnya tanpa bantuan. Bentuk pelayanan ini seyogyanya diberikan oleh perawat yang memiliki kemampuan serta sikap dan kepribadian yang sesuai dengan tuntutan profesi keperawatan, dan untuk itu tenaga keperawatan ini harus dipersiapkan dan ditingkatkan secara teratur, terencana, dan kontinue. Keberhasilan pengelola pelayanan keperawatan akan menimbulkan keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan oleh para perawat pelaksananya. Demikian pula sebaliknya, keberhasilan kerja para perawat pelaksana akan sangat tergantung dari upaya managerial keperawatan. Pelayanan keperawatan di ruang rawat terdiri dari serangkaian kegiatan yang dikoordinatori dan menjadi tanggung jawab kepala ruang rawat yang berperan sebagai manajer. Pelayanan keperawatan profesional berfokus pada berbagai kegiatan pemenuhan kebutuhan klien melalui intervensi keperawatan yang berlandaskan kiat dan ilmu keperawatan.

9 Para manajer keperawatan senantiasa harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan oleh para pelaksana keperawatan adalah pelayanan yang aman dan mementingkan kenyamanan klien. Selain itu, para manajer perawat seyogyanya menggunakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan/ keperawatan sebagai upaya untuk mewujudkan praktik keperawatan yang berdasarkan pengetahuan dan fakta (knowledge/evidence based nursing practice) (Nurachmah, 2002). Tuntutan pelayanan keperawatan terjadi karena beberapa situasi yang telah terjadi pada dekade terakhir ini menunjukkan bahwa : a. Keadaan ekonomi negara telah mempengaruhi aspek ekonomi sistem pelayanan kesehatan termasuk sistem pembayaran pelayanan kesehatan dan asuransi kesehatan. b. Makin meningkatnya tuntutan terhadap hasil pelayanan kesehatan yang berkualitas. c. Ketatnya tuntutan dari profesi keperawatan yang sesuai standar dan pemberdayaan tenaga keperawatan. d. Dampak perkembangan IPTEK kesehatan telah meningkatkan tekanan terhadap pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien namun aman bagi konsumen (Swansburg & Swansburg, 1999). Dengan demikian, terwujudnya suatu bentuk pelayanan yang profesional ditentukan oleh berbagai aspek yang perlu diperhatikan oleh setiap pimpinan dan penanggung jawab pelayanan kesehatan demi untuk memnuhi kepentingan masyarakat yang dilayaninya.

10 D. Model Praktik Keperawatan Professional 1. Pengertian MPKP Model adalah kerangka kerja yang menyusun berbagai bagian sedemikian rupa sehingga menjadi utuh. Model memungkinkan informasi terorganisasi dengan baik dan manunjukkan informasi yang relevan yang diperkaya oleh pengalaman (Mayer, Madden & Lawrenz, 1990). Pada dasarnya, model merupakan penyajian konseptual tentang realitas yang sangat diperlukan untuk berkomunikasi dan menyelesaikan masalah serta mamberikan kesempatan untuk menguji coba apakah model tersebut sesuai dan tidak beresiko. Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP) adalah suatu system (struktur, proses, dan nilai nilai professional), yang memfasilitasi perawat professional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan 2. Tujuan Model Praktik Keperawatan Profesional Penggunaan model harus dilakukan secara hati hati, jangan sampai memaksakan situasi agar sesuai model,tetapi justru menguji cobakan apakah model tersebut sesuai dengan situasi praktik. Perlu disadari bahwa model tidak mungkin dapat divalidasi secara adekuat tanpa mengadopsinya terlebih dahulu. Untuk menerapkan MPKP perlu sekali dipahami menggunakan model bukan hanya untuk mengadopsi hal tersebut tetapi untuk mencapai tujuan

11 praktik, klien diharapkan akan mendapatkan pelayanan/ asuhan keperawatran terbaik dan perawat berkemampuan untuk memberikan yang terbaik bekerjasama dengan pihak/ tenaga lain yang terkait (Kusnanto, 2004). 3. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dalam Perubahan MPKP a. Kualitas Pelayanan Keperawatan Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan. Kualitas diperlukan dalam pelayanan keperawatan, karena : 1) Untuk meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien 2) Untuk menghasilkan keuntungan bagi institusi 3) Untuk mempertahankan eksistensi institusi 4) Untuk meningkatkan kepuasan kinerja 5) Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen 6) Untuk menjalankan kegiatan sesuai standart b. Standart Praktik Keperawatan Standart praktik keperawatan di Indonesia disusun oleh Depkes RI. (1995) yang terdiri dari beberapa standart. Menurut JCHO: joint commission Accrediattion of health care organization (1999) terdapat 8 standart tentang asuhan keperawatan yang meliputi : 1) menghargai pasien. 2) Penerimaan sewaktu pasien MRS 3) Observasi keadaan pasien 4) Pemenuhan kebutuhan nutrisi

12 5) Asuhan pada tindakan non operatif dan administrative 6) Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasive 7) Pendidikan kepada pasien dan keluarga 8) Pemberian asuhan keperawatan secara terus menerus dan berkesinambungan c. Model Praktik Pada praktik keperawatan rumah sakit, perawat professional (Ners) mempunyai wewenang dan tanggung jawab melaksanakan praktik keperawatan di rumah sakit dengan sikap dan kemampuannya. Untuk itu perlu dikembangkan pengertian praktik keperawatan prfesional, serta proses dan prosedur registrasi dan legalisasi. d. Manajerial Grid Fokus metode manajer ini menekankan pada perilaku manajer yang menekankan pada produksi dan manusia. Anggota kelompok adanya komitmen yang tinggi dalam pencapaian tujuan organisasi; kompetisi antar anggota dapat dikurangi; dan komunikasi dan kebersamaan dapat ditingkatkan. Adanya bebetapa sisitem pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Dari beberapa metode yang ada, maka institusi pelayanan perlu mempertimbangkan kesesuaian metode tersebut untuk diterapkan.

13 3. Dasar Dasar Pertimbangan Pemilihan MPKP Setiap unit keperawatan mempunyai riwayat dalam menseleksi model dalam pengelolaan asuhan keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan policy rumah sakit. Karena setiap perubahan akan berdampak terhadap suatu stress, Menurut marquis & Huston (1998) perlu mempertimbangkan 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan (Nursalam, 2000) : a. Sesuai dengan visi dan misi institusi b. Dapat diterapkan proses keprawatan dalam asuhan keperawatan c. Efisiensi dan efektif penggunaan biaya d. Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat e. Kepuasan kinerja perawat f. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lainnya. 4. Jenis dan Spesifikasi Model Praktik Keperawatan Profesional Diberbagai negara, pengembangan MPKP merupakan upaya untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan lingkungan kerja perawat. Pengembangan MPKP juga menjadi strategi berbagai rumah sakit untuk membuat perawat betah kerja di suatu rumah sakit yang sering dikenal magnet hospital (Scott, Sochalski, & Aiken, 1999) Berdasarkan analisa setiap Model Praktik Keperawatan Profesional, dapat diidentifikasikan spesifikasi dari setiap model (Sitorus, 2006) :

14 Table 2.1. Spesifikasi Model Praktik Keperawatan Profesional model Professional practice model (IOWA Veteran Home, 1967) Profesional Nursing practice model (BIH, 1973) A Unit self management model (John Hopkins Hospital, 1981) Nursing development units (England Burfort Hospital, 1982) Deskripsi pengalaman spesifik Diperlukan prakondisi Tugas keperawatan klinik diberikan kepada RN dan tugas nonkeperawatan kepada tenaga pembantu keperawatan.. Penekanan pada hubungan yang caring antara klien dan perawat Terdapat perubahan struktur pada tingkat manajemen atas dengan adanya ketua perawat primer Terdapat spesialis perawat klinik yang membimbing para perawat klinik. Pembentukan beberapa kepanitiaan pada tingkat unit (ruangan) sesuai dengan kebutuhan. Desiminasi kegiatan setiap kepanitiaan kepada seluruh staf pada unit tersebut melalui pertemuan rutin yang dilakukan 6 kali setahun. Memberikan asuhan yang optimal melalui asuhan berfokus klien, peningkatan kompetensi perawat, dan asuhan berdasarkan penelitian. Mengintroduksikan hal-hal baru Bekerja sama dengan institusi pendidikan. The professional advanced care team model (Robert Wood Johnson Hospital, 1987) Shared Governace (St, Luke s Hospital, 1988) A Transformational model for the practice of professional nursing (Shadyside Hospital, 1993) Clinical development unit nursing (western Sydney, 1996) (Sumber : Sitorus, 2006, p.74) Terdapat manajer asuhan klinik yang mengelola asuhan keperawatan, termasuk mengelola sumber yang tersedia danh membimbing PP. Peningkatan peran LPN dan perawat pembantu (nursing auxillary) sehingga perawat beregistrasi (RN) mempunyai cukup waktu untuk klien. Penataan pada tingkat organisasi dengan pembentukan beberapa dewan Terdapat unit based shared governance Model ini didasarkan pada perubahan empat paradigma Pada tahap awal perawat diminta untuk mengidentifikasi factor kritis suatu layanan professional dan berdasarkan analisis yang ditetapkan model Inti model ialah adanya kepemimpinan tranformasional Kemampuan berfikir kritis Menekankan pada keperawatan teraupetik (therapeutic nursing) Menyiapkan perawat klinik dan menjadi pemimpin dengan pelatihan selama 2 hari dalam 6 bulan Terdapat jaringan kerja antar-institusi CDU(N) yang berfungsi membahas hal yang terkait dengan CDU(N).

15 E. Model Praktik Keperawatan Profesional Indonesia : Modifikasi Tim Primer Selain Model Praktik Keperawatan Profesional diatas, di Indonesia mengembangkan MPKP Modifikasi : Tim- Primer. MPKP Modifikasi ini dikembangkan oleh Sitorus (1997) di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Pada model MPKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua system. Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi keperawatan (Tim- Primer). Penetapan metode ini didasarkan pada beberapa alasan sebagai berikut (Sitorus, 2006) : a) Pada metode keperawatan primer, pemberian asuhan dilakukan secara berkesinambungan sehingga memungkinkan adanya tanggung jawab dan tanggung gugat yang merupakan esensi dari suatu layanan professional. b) Terdapat satu perawat professional yang disebut PP, yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang diberikan. Pada MPKP, perawat primer adalah SKp/ Nres. c) Pada metode keperawatan primer, hubungan professional dapat ditingkatkan terutama dengan profesi lain, karena ada satu orang perawat primer (PP) yang memahami kondisi klien secara detail sehingga mampu melakukan hubungan kolaburasi secara optimal. d) Metode keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena apabila menggunakan metode ini secara murni dibutuhkan jumlah tenaga SKp/ Ners yang lebih banyak, karena setiap PP hanya merawat 4-5 klien dan metode modifikasi keperawatan prmer, setiap PP merawat 9-10 klien.

16 e) Saat ini terdapat beberapa jenis tenaga keperawatan dengan kemampuan yang berbeda beda. Kombinasi metode tim dan keperawatan primer menjadi penting sehingga perawat dengan kemampuan yang lebih tinggi dapat mengarahkan dan membimbing perawat lain di bawah tanggung jawabnya. f) Metode tim tidak digunakan secara murni karena pada metode ini tanggung jawab terhadap asuhan keperawatan terfragmentasi pada berbagai anggota tim, sehingga sukar menetapkan siapa yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas semua asuhan yang diberikan. Pada MPKP FIK UI-RSDUPNCM terdapat penataan 4 komponen yang mernjadi karakteristik model tersebut, yaitu jumlah tenaga, jenis tenaga, standart renpra, dan metode modifikasi keperawatan primer. Melalui penataan keempat komponen tersebut, hubungan perawat (PP)-klien / keluarga menjadi berkesinambungan sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan. Sifat hubungan ini memfasilitasi pemberian asuhan keperawatan yang didasarkan pada nilai nilai professional. Struktur 1. jum lah tenaga 2. je nis tenag a 3. standart tenaga Proses Metode modifikasi keperawatan primer Hubungan perawat klien/ keluarga Berkesinambungan Tanggung jawab & tanggung gugat Nilai nilai profesional Gambar 2.2 MPKP FIKUI- RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (Sitorus, 2006, p.81)

17 Untuk ruang MPKP modifikasi tim-primer diperlukan 26 perawat. Dengan menggunakan model modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4 orang perawat primer ( PP ) dengan kualifikasi SI keperawatan/ DIV keperawatan, disamping seorang kepala ruang rawat juga SI/ DIV Kep. Perawat Asosciet ( PA ) 21 orang, kualifikasi pendidikan perawat asosciet terdiri dari lulusan DIII keperawatan dan SPK. Pengelompokan Tim pada setiap shift/ jaga pada penerapan MPKP Modifikasi : Kepala ruang Perawat Primer 1 Perawat Primer 2 Perawat Primer 3 Perawat Primer 4 PA PA PA PA PA PA PA PA 7-8 pasien 7-8 pasien 7-8 pasien 7-8 pasien Gambar 2.3 Metode Primer-Tim ( Modifikasi ) (Nursalam, 2002) Berdasarkan gambar diatas pembagian peran masing masing komponen : kepala ruangan; perawat Primer; dan perawat asissosciate; sebagai berikut : 1. Kepala Ruangan a) Menerima pasien baru

18 b) Memimpin rapat c) Mengevaluasi kinerja perawat d) Membuat daftar dinas e) Menyediakan material f) Perencanaan, pengarahan, dan pengawasan. 2. Perawat Primer b) Membuat perencanaan ASKEP c) Mengadakan tindakan kolaburasi d) Memimpin timbang terima e) Mendelegasikan tugas f) Memimpin ronde keperawatan g) Mengevaluasi pemberian ASKEP h) Bertanggung jawab terhadap pasien i) Memberi petunjuk bila pasien akan pulang j) Mengisi resume keperawatan 3. Perawat Assosciate b) Memberikan ASKEP c) Mengikuti timbang terima d) Melaksanakan tugas yang didelegasikan e) Mendokumentasikan tindakan keperawatan

19 F. Kerangka Teori Penelitian Kompetensi : 1. motivasi 2. karakter 3. konsep diri 4. pengetahuan 5. ketrampilan Struktur 1. jumlah tenaga 2. jenis tenaga 3. standart tenaga Proses Metode modifikasi keperawatan primer Hubungan perawat klien/ keluarga Berkesinambungan Tanggung jawab & tanggung gugat Nilai nilai professional dalam pelayanan keperawatan Gambar 2.4 : Kerangka Teori Modifikasi : MPKP FKUI RSUPNCM Kompetensi Perawat dalam Penerapan Metode Praktik Keperawatan Profesional (Modifikasi) (Sitorus, 2006 dan Prihadi, 2004)

20 F. Kerangka Konsep Penelitian Kompetensi Perawat : 1. motivasi 2. karakter 3. konsep diri 4. pengetahuan 5. keterampilan Pengembangan Metode Praktik Keperawatan Profesional Modifikasi Gambar 2.5 : Kerangka Konsep Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan yang sangat berperan penting dalam upaya pencapaian Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Keperawatan 1. Pengertian perawat Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu menjelaskan bahwa pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu menjelaskan bahwa pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi keperawatan merupakan salah satu profesi luhur bidang kesehatan. Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

METODE PENUGASAN TIM DALAM ASUHAN KEPERAWATAN. Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep.

METODE PENUGASAN TIM DALAM ASUHAN KEPERAWATAN. Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep. METODE PENUGASAN TIM DALAM ASUHAN KEPERAWATAN Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep. Prinsip pemilihan metode penugasan adalah : jumlah tenaga, kualifikasi staf dan klasifikasi pasien. Adapun jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Teori

BAB II. Tinjauan Teori BAB II Tinjauan Teori 2.1 Teori 2.1.1 Keperawatan Keperawatan merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan professional. Selain itu pelayanan keperawatan menjadi salah satu faktor penentu mutu dan citra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan, sehingga jelas pelayanan keperawatan di Rumah sakit (RS) merupakan pelayanan yang terintegrasi

Lebih terperinci

Keperawatan sebagai Terapi pada Keperawatan Medikal Bedah

Keperawatan sebagai Terapi pada Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan sebagai Terapi pada Keperawatan Medikal Bedah Ratna Sitorus Disampaikan pada Seminar HIPMEBI, di RS Persahabatan Jakarta, 11 Februari 2017 Pembahasan 1. Pengertian terapi keperawatan 2. Masalah

Lebih terperinci

Tujuan Legeslasi: 1.Memperthankan kualitas pelayanan 2.Memberi kewenangan 3. Menjamin perlindungan hukum 4. Meningkatkan profesionalime

Tujuan Legeslasi: 1.Memperthankan kualitas pelayanan 2.Memberi kewenangan 3. Menjamin perlindungan hukum 4. Meningkatkan profesionalime PEMBAHASAN Tujuan: Suatu persyaratan untuk melaksanakan praktek bidan perorangan dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai degan ketentuan 2 yang sudah ditetapkan dalam per undang-undagan serta memberikan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN MENAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM

PEDOMAN PELAKSANAAN MENAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM PEDOMAN PELAKSANAAN MENAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM I. Pendahuluan Manajemen adalah proses bekerja melalui upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen keperawatan merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB... METODE PENUGASAN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

BAB... METODE PENUGASAN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN BAB... METODE PENUGASAN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN Setelah mempelajari bagian ini diharapkan mahasiswa mampu: 1) Menyebutkan macam metode penugasan asuhan keperawatan 2) Menjelaskan metode fungsional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, menuntut supaya tenaga kesehatan mampu memberikan kontribusi yang bermakna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan

Lebih terperinci

Evaluasi Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Di RSUD Djojonegoro, Temanggung

Evaluasi Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Di RSUD Djojonegoro, Temanggung Evaluasi Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Di RSUD Djojonegoro, Temanggung Evaluation of Professional Nursing Practice Model Development in Djojonegoro District Hospital, Temanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pada standar evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi diperlukan kesiapan yang mantap dari semua sektor, termasuk sektor kesehatan khususnya rumah sakit. Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. NAMA : Yusstanto NIM : J

SKRIPSI. Disusun Oleh : Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. NAMA : Yusstanto NIM : J HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUPERVISOR TENTANG FUNGSI PENGARAHAN DENGAN KINERJA SUPERVISOR MENURUT PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

DIMENSI KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KERJA DIKANTOR PT JAMSOSTEK CABANG GORONTALO. ZUCHRI ABDUSSAMAD Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

DIMENSI KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KERJA DIKANTOR PT JAMSOSTEK CABANG GORONTALO. ZUCHRI ABDUSSAMAD Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK DIMENSI KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KERJA DIKANTOR PT JAMSOSTEK CABANG GORONTALO ZUCHRI ABDUSSAMAD Universitas Negeri Gorontalo A. Pengantar ABSTRAK Produktivitas kerja dalam perusahaan merupakan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan rumah sakit tidak lepas dari pelayanan keperawatan yang mempunyai peran dalam meningkatkan derajat kesehatan pasien. Salah satu peran perawat

Lebih terperinci

METODE PENUGASAN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN By setiadi

METODE PENUGASAN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN By setiadi METODE PENUGASAN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN By setiadi Setelah mempelajari bagian ini diharapkan mahasiswa mampu: 1) Menyebutkan macam metode penugasan asuhan keperawatan 2) Menjelaskan metode fungsional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut UU No. 44 Tahun 2009 dinyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan tingkat kompleksitas yang tinggi yang akan menghasilkan produk utama berupa jasa. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan atau organisasi dituntut untuk dapat menyesuaikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan atau organisasi dituntut untuk dapat menyesuaikan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah Suatu perusahaan atau organisasi dituntut untuk dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan usaha dan kondisi sosial masyarakat agar dapat berkompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas

Lebih terperinci

KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH

KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH Penyusunan kompetensi perawat klinik didasarkan pada tiga ranah kompetensi yang mencakup : A. Praktik professional, etis, legal, dan peka budaya adalah kemampuan

Lebih terperinci

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS A. PENDAHULUAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS 2014 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif.

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif. COACHING PROSES Pengertian : 1). Pemberdayaan kualitas potensial mahasiswa 2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber

BAB I PENDAHULUAN. terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era kompetisi, organisasi apapun, baik lembaga publik dan terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusianya. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pekerjaan yang berlangsung untuk mencapai hasil kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pekerjaan yang berlangsung untuk mencapai hasil kerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja merupakan suatu proses pekerjaan yang berlangsung untuk mencapai hasil kerja dan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

BAB II TINJAUAN TEORISTIS BAB II TINJAUAN TEORISTIS 2.1 Perilaku Caring 2.1.1 Pengertian Caring Perawat Menurut Carruth, dalam Nurachmah (2001) asuhan keperawatan yang bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat

Lebih terperinci

PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD

PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: KENDALA DAN TANTANGANNYA Dewi Irawaty, MA, PhD PERSI, 10 November 2012 1 PERAWAT INDONESIA ADALAH PROFESI Disepakati dan dideklarasikan dalam Lokakarya Nasional

Lebih terperinci

SUPERVISI KEPERAWATAN ENI WIDIASTUTI

SUPERVISI KEPERAWATAN ENI WIDIASTUTI SUPERVISI KEPERAWATAN ENI WIDIASTUTI Pendahuluan Mewujudkan praktik keperawatan profesional perlu didukung oleh fungsi-fungsi manajemen keperawatan yang baik Salah satu fungsi yang harus dilakukan adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Supervisi 2.1.1 Pengertian Supervisi Menurut Kron (1987) Supervisi adalah merencanakan, mangarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki, memerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Globalisasi telah memberi dampak positif bagi setiap profesi kesehatan untuk selalu berupaya meningkatkan kinerja profesionalnya dalam kontribusi aterhadap perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan dan pemantapan peran bagi perawat akhir-akhir ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan dan pemantapan peran bagi perawat akhir-akhir ini menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan dan pemantapan peran bagi perawat akhir-akhir ini menjadi tuntutan masyarakat, baik dalam layanan kesehatan pada umumnya maupun keperawatan pada khususnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana penyedia layanan kesehatan untuk masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdiri berbagai tenaga profesional untuk memberikan pelayanan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. terdiri berbagai tenaga profesional untuk memberikan pelayanan jasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan organisasi yang unik karena dalam satu organisasi terdiri berbagai tenaga profesional untuk memberikan pelayanan jasa yang berkualitas sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah tindakan yang dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi. Hal ini adalah keinginan untuk melakukan

Lebih terperinci

KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI

KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI Pembangunan kesehatan Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal Upaya pelayanan/asuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang digantungkan kepadanya. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sudah pasti punya kepentingan untuk menjaga mutu pelayanan. Pelayanan keperawatan

Lebih terperinci

PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN

PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN A. Pendidikan Berkelanjutan 1. Pengertian Pendidikan Berkelanjutan Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar manusia

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan dalam masyarakat biasanya dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa globalisasi ini, arus informasi dari satu tempat ke tempat lain semakin cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan tanpa

Lebih terperinci

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL. VISI AKPER DIRGAHAYU PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL. MISI AKPER DIRGAHAYU 1. MENYELENGGARAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI YANG BERKUALITAS

Lebih terperinci

STANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA

STANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA STANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA PENYUSUN Bidang DIKLAT Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA Sekretariat: Jl. Jaya Mandala Raya

Lebih terperinci

TELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN

TELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN TELAAH DIII KEPERAWATAN PARAMETER DESKRIPTOR a Mampu melakukan. dengan metode. menunjukka n hasil. dalam kondisi Unsurunsur Deskripsi Kemampuan kerja pada bidang terkait (profil) Cara kerja Tingkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan materi penelitian yang terkait dengan primary

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan materi penelitian yang terkait dengan primary BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menjelaskan materi penelitian yang terkait dengan primary nursing dan action research. Adapun materi yang berhubungan dengan penelitian ini : 1. Primary Nursing a. Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam pencapaian keoptimalan derajat kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang jumlahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang berperan besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai profesi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di rumah sakit. Hal ini disebabkan karena tenaga keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di rumah sakit. Hal ini disebabkan karena tenaga keperawatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan menjadi faktor penentu keberhasilan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hal ini disebabkan karena tenaga keperawatan merupakan tulang punggung

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF.

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF. SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF. HB. SAANIN PADANG TAHUN 2011 Penelitian Keperawatan Jiwa E Z

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, identifikasi konseptual pernyataan riset dan variabel riset dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, identifikasi konseptual pernyataan riset dan variabel riset dan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas tentang latar belg penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, identifikasi konseptual riset dan variabel riset dan masalah penelitian. 1.1 Latar Belg Rumah

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013 PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013 Oleh : Rokhyati dan Sakdiyah Abstrak Salah satu upaya peningkatan mutu keperawatan di rumah sakit dengan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN CLINICAL PREVILEGE KEPERAWATAN RS. TMC TASIKMALAYA I. PENDAHULUAN

KERANGKA ACUAN CLINICAL PREVILEGE KEPERAWATAN RS. TMC TASIKMALAYA I. PENDAHULUAN KERANGKA ACUAN CLINICAL PREVILEGE KEPERAWATAN RS. TMC TASIKMALAYA I. PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009, tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN. (Manajemen Pelayanan Keperawatan Profesional). Sistem MPKP ini

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN. (Manajemen Pelayanan Keperawatan Profesional). Sistem MPKP ini BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan perawatan, pengobatan dan bantuan terhadap pada

Lebih terperinci

Ringkasan Teori-teori Keperawatan

Ringkasan Teori-teori Keperawatan Ringkasan Teori-teori Keperawatan Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.

Lebih terperinci

Emiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta

Emiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta Emiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta Disampaikan pada : Tantangan Pengembangan Mutu Pelayanan Kesehatan: Antara Keselamatan Pasien, Biaya dan Efisiensi Surabaya, 29 Agustus 2007 Institusi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan, dimana kesehatan menjadi salah satu prioritas yang perlu diperhatikan untuk bertahan hidup dan

Lebih terperinci

dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes

dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes Peraturan yg menjadi acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI. No.755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit. Definisi Komite Medik Perangkat

Lebih terperinci

yang dihadapi saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. i. Memberikan tugas kepada peserta didik dalam bentuk laporan kegiatan sekaligus

yang dihadapi saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. i. Memberikan tugas kepada peserta didik dalam bentuk laporan kegiatan sekaligus yang dihadapi saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. i. Memberikan tugas kepada peserta didik dalam bentuk laporan kegiatan sekaligus mensahkan laporan tersebut. j. Mengadakan ujian praktek

Lebih terperinci

BUKU KEGIATAN PEMBELAJARAN MAHASISWA

BUKU KEGIATAN PEMBELAJARAN MAHASISWA BUKU KEGIATAN PEMBELAJARAN MAHASISWA MATA KULIAH MANAJEMEN KEPERAWATAN SEMESTER VIII Penanggung Jawab : STIKES HANG TUAH SURABAYA PRODI SI KEPERAWATAN 2012 KONTRAK PERKULIAHAN (GBPP) Program Studi : SI

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai profesi merupakan perubahan proses jangka panjang yang ditujukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Dalam proses perubahan

Lebih terperinci

SEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER

SEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER SEJARAH PROSES KEPERAWATAN RAHMAD GURUSINGA Proses keperawatan mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980-an. Perawat yang dididik sebelum tahun tersebut pada umumnya belum mengenal proses keperawatan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Model Kompetensi Menurut Schoonover Associates, kompetensi adalah perilaku atau sekumpulan perilaku yang mengambarkan kinerja yang bagus dalam pekerjaan. Sedangkan model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perkembangan keperawatan berubah seiring dengan perubahan zaman. Pada zaman dahulu keperawatan masih menggunakan naluri

Lebih terperinci

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP)

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) V INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) Gambaran Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi penyedia pelayanan kesehatan yang cukup kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit merupakan institusi pelayanan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar belakang

PENDAHULUAN A. Latar belakang PENDAHULUAN A. Latar belakang Profesionalisme keperawatan pada hakekatnya menekankan pada peningkatan mutu pelayanan keperawatan, sebagai suatu kewajiban moral profesi, untuk melindungi masyarakat terhadap

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) TIM TERHADAP PENERAPAN MAKP TIM DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN.

PENGARUH PELATIHAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) TIM TERHADAP PENERAPAN MAKP TIM DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN. PENGARUH PELATIHAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) TIM TERHADAP PENERAPAN MAKP TIM DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN Suratmi.......ABSTRAK....... Kinerja perawat merupakan salah satu faktor penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan asuhan keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan asuhan keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang integral dari sistim pelayanan kesehatan sehingga pelayanan keperawatan mempunyai arti penting bagi pasien khususnya untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi bersifat sosio ekonomis yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas memberikan pelayanan

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU MONITORING DAN EVALUASI KINERJA

TUGAS INDIVIDU MONITORING DAN EVALUASI KINERJA TUGAS INDIVIDU MONITORING DAN EVALUASI KINERJA DISUSUN OLEH : RELIN OKTA VIDORA NIM : P05120314033 JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES BENGKULU KATA PENGANTAR Puji syukur saya

Lebih terperinci

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018 INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018 REFERENSI UU no 44 tahun 2009 ttg rumah sakit pasal 21-22

Lebih terperinci

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN MUHAMMAD JAMAL MISHBAH 6143027 STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN AKADEMIK 2016/2017 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke

Lebih terperinci

KOMPETENSI NERS BERBASIS. KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework

KOMPETENSI NERS BERBASIS. KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework KOMPETENSI NERS BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework PARAMETER DESKRIPTOR Unsur-unsur Deskripsi DESKRIPTOR JENJANG KUALIFIKASI Ners (LEVEL 7) a Mampu melakukan.

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes STANDAR ADALAH : Ukuran atau parameter yang digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kualitas yang telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan tenaga kesehatan yang berinteraksi secara langsung dengan pasien, mempunyai tugas dan fungsi yang sangat penting bagi kesembuhan serta keselamatan

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N I. LATAR BELAKANG Pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan dan kebidanan. Tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KompetensiKeperawatan 1. Pengertian Kompetensi Kompetensi mengacu pada kemampuan secara umum untuk menjalankan sebuah pekerjaanatau bagian dari sebuah pekerjaan secara kompeten

Lebih terperinci

KONSEP DASAR MANAJEMEN MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL

KONSEP DASAR MANAJEMEN MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL KONSEP DASAR MANAJEMEN MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan Disusun Oleh: Cika Insani Restuningrum (043-315-15-0-008) Cucu Kurniawati

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN H1POTESIS PENELITIAN. 3.1 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual kajian disusun berdasarkan kajian teoritis dan kajian

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN H1POTESIS PENELITIAN. 3.1 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual kajian disusun berdasarkan kajian teoritis dan kajian BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN H1POTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual kajian disusun berdasarkan kajian teoritis dan kajian empiris yang memiliki relevansi dengan rumusan masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan mencakup pelayanan yang holistik karena kerja

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga

BAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga BAB I DEFINISI 1. Proses Keredensial (Credentialing): proses evaluasi suatu rumah sakit terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (kewenagan klinis (clinical

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya (Permenkes RI,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Perawat a. Pengertian Perawat Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan ini didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan dasar tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Handover

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawat 2.1.1 Defenisi perawat Perawat (Nurse) berasa dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seorang

Lebih terperinci

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH SAKIT DASAR HUKUM

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH SAKIT DASAR HUKUM HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH SAKIT DASAR HUKUM 1. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan 2. PP No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan 3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 647/Menkes/SK/IV/2000

Lebih terperinci

INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK

INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK AIPNI HPEQ-DIKTI Makasar 13-14 Maret 2010 8/20/2012 INDONESIA 1 INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK PRAKTIK PROFESSIONAL, ETIS, LEGAL, PEKA BUDAYA KERANGKA KERJA KOMPETENSI PERAWAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan dituju kepada individu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja 2.1.1 Defenisi Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan sikap positif terhadap pekerjaan pada diri seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang

Lebih terperinci

Kompetensi Sumber Daya Manusia Oleh: Indra Mulya, MSE

Kompetensi Sumber Daya Manusia Oleh: Indra Mulya, MSE 1 Kompetensi Sumber Daya Manusia Oleh: Indra Mulya, MSE K ita tentunya sering mendengar pernyataan bahwa Sumber Daya Manusia adalah aset terpenting di dalam perusahaan. Namun demikian pada pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan dan harapan masyarakat tentang pelayanan kesehatan. Masyarakat semakin menuntut mutu pelayanan

Lebih terperinci