PNPM MANDIRI TENTANG PNPM MANDIRI PERKOTAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PNPM MANDIRI TENTANG PNPM MANDIRI PERKOTAAN"

Transkripsi

1 PNPM MANDIRI Edisi Ke-2, Februari 2011 Diterbitkan untuk kegiatan: LOKAKARYA NASIONAL PNPM Mandiri Perkotaan Integrated Community Driven Development (ICCD) Project PERKOTAAN TENTANG PNPM MANDIRI PERKOTAAN SUSUNAN REDAKSI Penanggung Jawab SNVT P2KP Pusat Kementerian PU Pengarah PMU P2KP Pusat Kementerian PU Editor Alfita Moeljadi, Advisory Redaksi Wildan Hakim Iroh Rohayati Fatah Data dan Informasi Edwan Desainer Grafis Ferry Mustikajaya PNPM Mandiri Perkotaan merupakan program nasional pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan pemerintah sejak 2007, di mana sebelumnya yakni pada tahun 1999 program ini dikenal dengan nama P2KP ( program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan). P2KP saat itu dilaksanakan untuk mempercepat upaya penanggulangan kemiskinan, yang tidak hanya bersifat reaktif terhadap keadaan darurat akibat krisis ekonomi tetapi juga bersifat strategis, (karena disiapkan landasan berupa institusi masyarakat yang menguat bagi perkembangan masyarakat di masa mendatang). Bagi Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, program ini dinilai sangat strategis. Melalui PNPM Mandiri Perkotaan, Ditjen Cipta Karya mengarahkan Pemerintah Daerah agar makin responsif dalam menanggulangi kemiskinan di wilayah masing-masing. Selain itu dilakukan pula pendampingan secara intensif terhadap masyarakat, agar mereka mampu berupaya menanggulangi kemiskinan di wilayahnya, sehingga diharapkan ke depan Pemerintah Daerah menjadi mandiri, dan pada akhirnya mampu menciptakan masyarakat madani. Hingga saat ini, PNPM Mandiri Perkotaan terus mendampingi Pemda dan masyarakat dengan memberikan technical assistance atau bantuan teknis. Langkah ini dilakukan agar dukungan serta peran serta Pemda terhadap PNPM Mandiri Perkotaan terus menguat dari waktu ke waktu. Berikut ini sejumlah kisah sukses atau best practice dari Pemda maupun masyarakat yang layak dijadikan contoh dalam melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan. Diterbitkan oleh: Tim Komunikasi Massa PNPM Mandiri Perkotaan, Konsultan Manajemen Pusat, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum

2 Berbagi Pengalaman dari Pemda Pemerintah Daerah memiliki peran penting dalam menanggulangi kemiskinan. Peran ini diwujudkan melalui perumusan kebijakan Pemerintah Daerah yang berpihak pada masyarakat miskin atau pro poor policy. Kesadaran Pemda untuk merumuskan kebijakan yang pro poor salah satunya dicontohkan oleh Pemerintah Kabupaten Belitung Timur Provinsi Bangka Belitung. Perubahan kebijakan di kabupaten Belitung Timur terjadi setelah pergantian kepemimpinan di wilayah ini pada Juli 2010 lalu. Kepala daerah terpilih langsung melakukan revitalisasi terhadap Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD). Revitalisasi ini dimulai dengan menyusun visi dan misi penanggulangan kemiskinan yang lebih operasional. Kebijakan daerah juga dirancang agar pro poor dan diprioritaskan pada kesejahteraan masyarakat. Guna mewujudkan hal tersebut, Pemda mengundang dan melibatkan berbagai pihak untuk memberikan saran dan masukan. Sejak terbentuk, TKPKD Kabupaten Belitung Timur telah melaksanakan beberapa kegiatan. Di antaranya, Rapat Satuan Kerja Perangkat Daerah guna menyamakan definisi kemiskinan, serta Lokakarya Perumusan MDG s Lokal pada 5 Oktober Dari kedua kegiatan tersebut, Pemda Belitung Timur selanjutnya memperbaharui draft Perda tentang penanggulangan kemiskinan dan data kemiskinan di Kabupaten Belitung Timur. Di Kabupaten Belitung Timur, koordinasi penanggulangan kemiskinan secara operasional dipegang oleh Bappeda. Untuk keperluan tersebut, TKPKD Kabupaten Belitung Timur memperbantukan 7 staf khusus yang diambil dari beberapa SKPD untuk memperkuat koordinasi ini. Ketujuh staf khusus ini bertugas mengumpulkan data dan hal lain yang berhubungan dengan tugas TKPKD. Tidak mengherankan jika di Kabupaten Belitung Timur peran Bappeda sangat besar dalam mengintegrasikan agenda penanggulangan kemiskinan ke dalam dokumen perencanaan daerah. Berdasarkan fakta di atas, terlihat bahwa program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Belitung Timur sudah memiliki kelembagaan yang jelas. Penganggaran untuk program penanggulangan kemiskinan tidak lagi menjadi persoalan. Meski demikian, TKPKD menyadari masih terdapat masalah yang harus segera ditangani. Pemda Belitung Timur belum memiliki sistem dan pola regulasi untuk mengintegrasikan program masyarakat dan rencana kerja SKPD. Guna mengatasi hal ini, dibentuklah Tim Analisis Kemiskinan Partisipatoris. Tim ini dibentuk untuk menemukan pola yang ideal dan melakukan analisis kemiskinan menyeluruh diseluruh wilayah Kabupaten Belitung Timur. Upaya serius Pemerintah Kabupaten Belitung Timur dalam menanggulangi kemiskinan juga terlihat dari pengoptimalan kinerja TKPKD. Sifat organisasi TKPKD yang cenderung eksklusif, kini sudah berubah. Rapat koordinasi TKPKD dipimpin langsung oleh Wakil Bupati sebagai Ketua Tim KPKD. Saat ini, TKPKD Kabupaten Belitung Timur juga terus didorong agar lebih terbuka dan aktif berkomunikasi dengan daerah lain agar dapat berbagi pengalaman seputar cara-cara yang ditempuh daerah lain untuk menanggulangi kemiskinan. Revitalisasi TKPKD Kabupaten Belitung Timur dimulai dengan menyusun visi dan misi penanggulangan kemiskinan yang lebih operasional 2 PNPM Mandiri - Perkotaan

3 Kota Pekanbaru Dukungan Pemerintah Kota untuk Mensinergikan Program Upaya Pemerintah Kota Pekanbaru di provinsi Riau untuk mensinergikan PNPM Mandiri Perkotaan ditempuh dengan menerbitkan Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 37 Tahun Peraturan tersebut merupakan penyempurnaan dari peraturan serupa yang diterbitkan pada tahun sebelumnya. Peraturan Walikota ini secara tegas mengatur agar kegiatan penanggulangan dan pengentasan kemiskinan yang dilakukan Pemerintah Kota disinergikan dengan PJM Pronangkis yang telah difasilitasi oleh PNPM Mandiri Perkotaan. Lewat peraturan ini, Pemerintah Kota juga mendorong agar peran masyarakat sebagai relawan kemiskinan semakin menonjol. Sejalan dengan hal di atas, penanggulangan dan pengentasan kemiskinan diharapkan menjadi program penanggulangan yang lebih menonjol dan populer. Agar pelaksanaan program transparan dan akuntabel, Peraturan Walikota Pekanbaru juga berisi instruksi agar masyarakat dididik untuk mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi sendiri program penanggulangan kemiskinan. Ditegaskan pula, tujuan dari Peraturan Walikota ini adalah meningkatkan pendapatan penduduk miskin, mengurangi angka kemiskinan melalui penumbuhan wirausaha baru dan atau mengembangkan usaha bagi rumah tangga miskin. Secara bertahap, Pemerintah Kota Pekanbaru menginginkan adanya pemberdayaan Keluarga Miskin. Lewat pemberdayaan itulah, keluarga miskin yang tak berdaya ke berubah jadi berdaya dan selanjutnya dari berdaya menuju mandiri sampai menuju madani. Dari sisi kuantitas, Pemerintah Kota Pekanbaru juga menargetkan mengurangi angka kemiskinan setiap tahun minimal 700 keluarga miskin, melalui peningkatan keterampilan dan penumbuhan jiwa wirausaha baru atau mengembangkan usaha bagi keluarga miskin, membangun rumah layak huni dan membangun lingkungan sehat. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka LKM/BKM, UPS, UPL dan UPK dan KSM yang telah dibentuk oleh masyarakat melalui PNPM Mandiri Perkotaan harus dioptimalkan perannya di tengah masyarakat. Optimalisasinya dilakukan dengan sinergi PJM Pronangkis tingkat kelurahan dengan program PENTASKIN yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru dengan pembiayaan dari APBD, CSR dan Swadaya masyarakat. Untuk tahapan intervensi kebijakan, melalui Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 37 Tahun 2009 ini diatur sejumlah hal: 1. Pemberian bantuan modal usaha untuk Masyarakat Tidak berdaya melalui Program Gerakan Cinta Keluarga Miskin (GENTAKIN). Bantuan Modal Usaha senilai Rp dan Bantuan barang Senilai Rp ; 2. Pemberian bantuan untuk Masyarakat Berdaya melalui PNPM Mandiri Perkotaan melalui Pemberdayaan Sosial senilai Rp ,- s/d Rp dan Pemberdayaan Ekonomi Rp s/d Rp Pemberian bantuan untuk Masyarakat Mandiri melalui Program Pengentasan Kemiskinan (PENTASKIN) Kota Pekanbaru dan UEK-SP dengan Pemberdayaan Sosial Rp ,- dan Pemberdayaan Ekonomi Rp ,- s/d Rp Fasilitasi kredit untuk Masyarakat Madani melalui BPR Kota Pekanbaru dan PT.Bank Riau dengan Binaan Perbankan. PNPM Mandiri - Perkotaan 3

4 Kota Palu Sulawesi Tengah Replikasi Program untuk Pembangunan Berkelanjutan Replikasi artinya peniruan. Meniru PNPM Mandiri Perkotaan merupakan hal yang baik dan bahkan sangat dianjurkan. Replikasi PNPM Mandiri Perkotaan ini salah satunya telah dilakukan oleh Pemda Palu Sulawesi Tengah. Di sana, Pemda Palu melalui Bappedanya membuat program sejenis dengan nama Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat atau PDPM. Ide awal PDPM mulai dicetuskan 4 tahun silam oleh Walikota Palu Rusdi Mastura. Saat itu, Pemkot Palu membuat program bernama Peduli Dhuafa. Dari beberapa kali pertemuan Komunitas Belajar Perkotaan (KBP) yang melibatkan walikota, muncullah ide untuk melembagakan program Peduli Dhuafa ini menjadi program daerah. PDPM di Palu Sulawesi Tengah merupakan replikasi dari PNPM Mandiri Perkotaan. PDPM dibuat sebagai langkah antisipatif jika nantinya PNPM Mandiri Perkotaan sudah tidak ada lagi. Di lapangan, banyak pengurus Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang sekaligus menjadi motor penggerak bagi PDPM. Pada tahap inilah terjadi integrasi program antara PNPM Mandiri Perkotaan dengan PDPM. Para pengurus BKM rupanya tidak mengalami kesulitan ketika harus menjalankan tugasnya sebagai pelaku PNPM Mandiri Perkotaan sekaligus menangani kegiatan pembangunan lewat PDPM. Fokus utama pemberdayaan masyarakat lewat PDPM adalah pembangunan infrastruktur. Sebagai salah satu tridaya dalam PNPM Mandiri Perkotaan upaya mendorong kemandirian warga untuk membangun sarana infrastruktur bukan hal yang baru bagi para pengurus BKM. Inilah salah satu aspek yang memudahkan para pengurus BKM mengintegrasikan PDPM ke dalam PNPM Mandiri Perkotaan. Integrasi PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Palu Sulteng juga bisa dilihat dari keterlibatan pengurus BKM dalam musyawarah perencanaan pembangunan atau musrenbang. Pemkot Palu bahkan mengeluarkan peraturan daerah atau Perda yang isinya mengharuskan pengurus BKM dilibatkan dalam musrenbang dari tingkat kelurahan hingga kota. Perda inilah yang menjamin pengurus BKM untuk bisa terlibat dalam musrenbang. Di Kota Palu, saat ini terdapat 43 BKM yang tersebar di 4 kecamatan yang menjadi lokasi dampingan PNPM Mandiri Perkotaan. Dengan melibatkan para pengurus BKM tersebut, maka secara otomatis program jangka menengah penanggulangan kemiskinan atau PJM Pronangkis bisa diintegrasikan ke dalam musrenbangdes. Adanya PJM Pronangkis yang disusun oleh BKM terbukti mempermudah kerja para kepala desa dalam menyusun program kerjanya. Upaya mendorong program pembangunan yang pro poor di Kota Palu juga didukung oleh DPRD setempat. Untuk diketahui, 9 dari 35 anggota DPRD Palu adalah pengurus BKM. Hal ini merupakan modal awal yang menguntungkan bagi keberlanjutan PNPM Mandiri Perkotaan. Dukungan serta kepedulian terhadap keberlanjutan PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Palu diharapkan makin meningkat karena BKM sudah memiliki wakilnya di DPRD. Kondisi ini akan menciptakan cara pandang yang sama antara pelaku lokal, stakeholder, dan Pemda dalam mengelola program-program penanggulangan kemiskinan. Integrasi program dan dilibatkannya pengurus BKM dalam musrenbang seperti yang terjadi di Kota Palu Sulawesi Tengah ini membuktikan bahwa penguatan lembaga masyarakat seperti BKM bisa dilakukan jika ada kemauan. BKM akan menjadi makin aspiratif ketika dilibatkan dalam musrenbang. BKM juga makin representatif dan akuntabel pada saat bisa mengintegrasikan program pemberdayaan lain di luar PNPM Mandiri Perkotaan. Dengan keterlibatan pengurus BKM dalam musrenbang, penanggulangan kemiskinan di tingkat kelurahan benar-benar berbasis pada perencanaan masyarakat. Artinya, masyarakat yang mengetahui betul masalah kemiskinan di wilayahnya diajak langsung untuk menemukan solusi terbaik dengan prinsip kepedulian, kebersamaan, serta kemandirian. 4 PNPM Mandiri - Perkotaan

5 Integrasi PJM Pronangkis ke dalam Musrenbangdes Selain Palu, sejumlah daerah lain juga tercatat sudah mengakomodasi BKM atau menjadikan PJM penanggulangan kemiskinan sebagai materi dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa atau musrenbangdes. Kebijakan seperti itu sudah dituangkan dalam bentuk surat instruksi kepala daerah kepada para kepala desa maupun dalam bentuk peraturan daerah (perda). Sejumlah daerah yang dinilai bagus merespon keberadaan BKM dan RPJM Penanggulangan Kemiskinan antara lain adalah: 1. Kabupaten Jombang Jawa Timur 2. Kota Yogyakarta DIY 3. Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah 4. Kabupaten Banyumas Jawa Tengah 5. Kota Surakarta Jawa Tengah Dukungan Kabupaten Jombang Jawa Timur terlihat dengan diterbitkannya Perda yang salah satu isinya berupa aturan untuk memasukkan RPJM Penanggulangan Kemiskinan yang disusun BKM sebagai materi musrenbangdes. Hal tersebut tertuang dalam Perda Kabupaten Jombang Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2009 tentang Perencanaan Pembangunan Desa. Kebijakan yang hampir sama juga dilakukan oleh Pemda Kota Yogyakarta. Melalui Perdanya Nomor 23 Tahun 2009, ditetapkan aturan agar Pemda melibatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan. Untuk Pemda Pekalongan Jateng dukungan terhadap PNPM Mandiri Perkotaan diwujudkan melalui instruksi bupati kepada seluruh kepala desa untuk melibatkan BKM dalam penyusunan RPJM desa. Instruksi tersebut tertuang dalam surat nomor: 050.2/526 tertanggal 5 Juni Sementara itu, melalui suratnya nomor: 6169/050 pada 30 Desember 2009, Bupati Banyumas Jawa Tengah memberi arahan kepada jajaran perangka desa agar memanfaatkan RPJM Penanggulangan Kemiskinan yang disusun BKM sebagai salah satu materi dalam musrenbangdes. Upaya untuk mendapatkan dukungan dari Pemda agar PNPM Mandiri Perkotaan bisa terintegrasi dengan program pemberdayaan lain terkadang butuh perjuangan ekstra. Awalnya Pemda Surakarta menolak pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan. Alasannya, di Kota Surakarta sudah ada program pemberdayaan dengan nama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan atau LPMK. PNPM Mandiri Perkotaan diduga punya motif politik untuk mengurangi dukungan warga Surakarta terhadap parpol tertentu. Penolakan tidak hanya datang dari Pemda namun juga disuarakan oleh warga setempat. Namun, sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan terus dilakukan kepada masyarakat Surakarta. Respon Pemda dan warga Surakarta mulai berubah pasca Pemilu Kada Surakarta yang digelar April 2010 lalu. Dalam Pemilu Kada tersebut, dukungan warga terhadap parpol yang mengusung pasangan walikota dan wakil walikota Joko Widodo - FX Hadi Rudyatmo rupanya tidak berkurang. Dari situlah kedua pasangan kepala daerah ini menilai bahwa PNPM Mandiri Perkotaan bebas dari kepentingan politik. Setelah dipelajari lebih lanjut, pelaksanaan siklus program dan substansi PNPM Mandiri Perkotaan berbeda dengan program pemberdayaan yang sudah lebih dahulu dilaksanakan di wilayah Surakarta. Perubahan pandangan dan opini ini selanjutnya diikuti dengan diterbitkannya Peraturan Walikota Surakarta Nomor: 18-A Tahun Salah satu isi peraturan tersebut adalah diharuskan pengurus BKM untuk ikut serta dalam musyawarah perencanaan pembangunan kelurahan atau musrenbangkel. PNPM Mandiri - Perkotaan 5

6 KBP Kabupaten Sukoharjo, Menggalang Kepedulian untuk Nangkis Salah satu strategi dasar dalam PNPM Mandiri Perkotaan adalah menciptakan sustainibility development atau pembangunan berkelanjutan dalam hal penanggulangan kemiskinan. Agar hal itu terwujud, dibutuhkan sejumlah langkah agar pelakupelaku PNPM Mandiri Perkotaan mampu mengintegrasikan perannya dengan program pemberdayaan lainnya. Dalam pandangan PNPM Mandiri Perkotaan, pembangunan berkelanjutan ini salah satunya bisa terwujud dengan cara memberi akses masyarakat miskin untuk bisa berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan memperoleh manfaat dari pembangunan permukiman di wilayahnya. Untuk itulah kemampuan BKM di tingkat masyarakat harus diperkuat. Kapasitas para pemangku kepentingan atau stakeholders lokal juga harus ikut ditingkatkan. Melalui langkah ini, para pelaku lokal akan mampu menjalin kemitraan sinergis dengan stakeholder, Pemda, dan kelompok peduli lainnya. PNPM Mandiri Perkotaan menggunakan forum Komunitas Belajar Perkotaan (KBP) sebagai sarana untuk menggalang kepedulian bersama dalam menanggulangi kemiskinan di wilayah perkotaan. Dengan menggandeng individu-individu dari berbagai unsur, KBP menjadi komunitas pembelajaran bagi para pelaku, relawan kota, aktivis LSM, dan lainnya agar saling bersinergi menanggulangi kemiskinan. Peran KBP ini, salah satunya dipraktikkan oleh KBP Sukoharjo Jawa Tengah yang terus mendorong Pemda Sukoharjo agar merealisasikan komitmennya dalam menyediakan Dana Daerah Urusan Bersama (DDUB) bagi PNPM Mandiri Perkotaan. Caranya dengan menggelar rapat dengar pendapat (hearing) bersama Komisi III DPRD Sukoharjo pada Rabu 21 Juli Rapat dengar pendapat itu digelar karena muncul kekhawatiran DDUB yang dijanjikan Pemda Sukoharjo tidak direalisasikan karena APBD Kabupaten Sukoharjo banyak tersedot untuk membiayai Pemilu Kada. Melalui rapat itulah, KBP Sukoharjo mendorong kepada para wakil rakyat untuk bisa mencantumkan pos anggaran untuk DDUB pada APBD Perubahan yang akan segera dibahas oleh DPRD bersama Pemda Sukoharjo. 6 PNPM Mandiri - Perkotaan

7 Membangun Kemandirian Masyarakat Sesuai dengan nama programnya, inti dari semua kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan adalah membangun kemandirian di tingkat masyarakat. Untuk itulah, para relawan yang berasal dari unsur masyarakat di masing-masing kelurahan dikoordinir, dilatih, dan diarahkan untuk mandiri dalam suatu wadah bernama Badan Keswadayaan Masyarakat atau BKM. Bermula dari BKM itulah, masyarakat dibangkitkan semangat dan kepeduliannya untuk ikut serta mencari solusi terbaik dalam menanggulangi kemiskinan. Kegiatan penanggulangan kemiskinan dalam PNPM Mandiri Perkotaan difokuskan pada tridaya atau 3 pemberdayaan yakni: pemberdayaan infrastruktur, pemberdayaan sosial, serta pemberdayaan ekonomi. Saat ini, lokasi dampingan PNPM Mandiri Perkotaan tersebar di 33 provinsi, 267 kabupaten/kota, dan kelurahan di seluruh Indonesia. Jumlah BKM yang sudah dibentuk sama dengan jumlah kelurahan yang menjadi lokasi dampingan. Masing-masing BKM selanjutnya membentuk 3 unit pengelola yang terdiri dari: - Unit Pengelola Keuangan (UPK) - Unit Pengelola Lingkungan (UPL) - Unit Pengelola Sosial Ketiga unit pengelola di atas bertugas melakukan tugas-tugas operasional BKM sesuai dengan fokus kegiatannya. Warga masyarakat yang menjadi penerima manfaat selanjutnya membentuk KSM atau Kelompok Swadaya Masyarakat. KSM inilah yang mengkoordinasikan dana bantuan langsung masyarakat (BLM). Terdapat 3 jenis KSM yakni KSM Infrastruktur, KSM Sosial, serta KSM Ekonomi. Ketiga jenis KSM tersebut memiliki fokus kegiatan masing-masing. Para pengurus BKM bertugas memfasilitasi pencairan dana BLM yang disalurkan Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum ke rekening BKM. Tidak hanya itu, pengurus BKM juga berperan besar dalam merencanakan program kerja serta alokasi penggunaan dana BLM. Di bidang pemberdayaan ekonomi, para pengurus BKM yang didampingi oleh fasilitator kelurahan (faskel), senior fasilitator (SF) hingga saat terus diarahkan agar bisa meningkatkan posisi tawar dan kiprahnya dalam mengakses dan mengintegrasikan PNPM Mandiri Perkotaan dengan program lain. Untuk pemberdayaan infrastruktur dan sosial, BKM yang ada saat ini diarahkan untuk bisa mengakses programprogram pembangunan sektoral yang dikelola oleh Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum maupun Pemda setempat. Program pembangunan yang dimaksud antara lain: neighbourhood development, pengembangan drainase, sanitasi, pengembangan sarana pengolahan sampah dan lainnya. Sementara itu untuk pemberdayaan ekonomi, BKM diarahkan agar nantinya mampu mengakses sumber-sumber pinjaman atau kredit lunak yang disediakan perbankan seperti Kredit Usahan Rakyat atau KUR. BKM juga diarahkan agar dapat menjalin kerjasama dengan pihak lain seperti perusahaan yang tengah melakukan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan. Di sinilah, seluruh BKM yang ada diharapkan mampu melakukan channeling. Secara harfiah, channeling diartikan dengan upaya menyalurkan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan agar bisa dikerjasamakan dengan pihak atau program lain. Informasi yang masuk ke Konsultan Manajemen Pusat PNPM Mandiri Perkotaan menyebutkan, sejumlah KSM bidang ekonomi sudah ditawari kredit perbankan. Meski jumlah KSM yang ditawari kredit perbankan belum terlampau besar, namun hal itu menunjukkan bahwa ada sejumlah KSM yang usahanya makin maju setelah mendapat dana pinjaman bergulir dari PNPM Mandiri Perkotaan. Kemajuan usaha itulah yang menjadikan bank tertarik dan mulai percaya memberikan pinjaman atau dalam istilah perbankan disebut bankable. Artinya, para penerima manfaat PNPM Mandiri Perkotaan punya potensi ekonomi yang cukup besar untuk mengembangkan berbagai macam usaha yang digelutinya. Dari sekian banyak BKM yang ada, berikut ini kami paparkan 2 profil BKM yang bisa dijadikan contoh dalam menjalankan PNPM Mandiri Perkotaan serta upayanya untuk mengurangi jumlah warga miskin di kelurahannya. PNPM Mandiri - Perkotaan 7

8 BKM Pabaton, Kelurahan Pabaton Kota Bogor Jawa Barat Badan Keswadayaan Pabaton atau yang dikenal dengan Paguyuban Warga Kelurahan Pabaton mulai aktif dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan pada Oktober 2007 silam. Sebagai BKM yang lokasinya berada di tengah Kota Bogor Jawa Barat, ada sejumlah masalah kemiskinan yang menjadi target pengurus BKM untuk segera ditangani. Untuk kegiatan ekonominya, BKM Pabaton berupaya meningkatkan pendapatan warganya dengan cara memberikan pinjaman modal usaha. Bagi penerima manfaat yang dinilai sudah mandiri selanjutnya diarahkan untuk mulai belajar menabung. Adapun dari sisi kegiatan sosial dan infrastrukturnya, BKM Pabaton memberikan bantuan fasilitas pendidikan bagi anak-anak keluarga miskin guna meningkatkan kualitas pendidikan dasarnya serta perbaikan rumah tidak layak huni bagi warga miskin. Saat ini, BKM Pabaton dikelola secara kolektif oleh 11 orang pengurus. Data terakhir menyebutkan, omzet pinjaman bergulir yang dikelola BKM Pabaton mencapai Rp 658 juta dengan tingkat pengembalian mencapai 96%. Angka 96% tersebut menggambarkan tingkat kepatuhan para penerima manfaat dalam membayar cicilan pinjaman bergulir yang disalurkan melalui Unit Pengelola Keuangan. Untuk saat ini, BKM Pabaton sudah melakukan channeling dengan Bank Tabungan Negara (BTN) BKM Arya, Kelurahan Aren Jaya Bekasi Timur Jawa Barat BKM Arya berdiri sejak 1999 lalu. Alokasi dana BLM yang diterima BKM Arya sebesar Rp 1,25 miliar. Sesuai dengan arah pembangunan di PNPM Mandiri Perkotaan, BKM Arya memfokuskan kegiatan penanggulangan kemiskinan pada tridaya yakni: ekonomi, sosial, dan lingkungan. Di bidang ekonomi, BKM Arya memiliki 34 KSM yang menerima pinjaman bergulir. Besaran pinjaman bergulir untuk KSM ini antara Rp 1 5 juta. Untuk KSM Lingkungan, BKM Arya telah membangun 14 unit Posyandu yang tersebar di 14 rukun warga yang berada di Kelurahan Aren Jaya Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. Selain dari BLM, biaya pembangunan 14 unit Posyandu tersebut juga berasal dari swadaya masyarakat. Dana BLM yang dialokasikan untuk pembangunan Posyandu ini berkisar antara Rp Rp Sementara, dana swadaya masyarakat jumlahnya berkisar antara Rp 3 juta 33 juta. Di bidang sosial, BKM Arya melakukan kegiatan berupa pelatihan pembuatan sabun cuci dan sabun lantai bagi ibu-ibu rumah tangga se-kelurahan Aren Jaya. Selain itu, BKM Arya juga menyelenggarakan kegiatan berupa pengadaan buku bantu kader dan peralatan Posyandu. PNPM Mandiri Perkotaan hingga saat ini terus mendorong BKM untuk bisa mengakses permodalan di bank. Langkah tersebut sudah dilakukan di Bekasi Jawa Barat, Tangerang Banten, Pekalongan dan Boyolali Jawa Tengah, serta Yogyakarta. Di lokasilokasi tersebut sudah ada penandatanganan nota kesepahaman antara BKM dan Swamitra-Bukopin. Namun sejauh ini, hanya Kota Bekasi, provinsi Jawa Barat yang telah memiliki akad kredit. Di Bekasi Jawa Barat, rekomendasi dari BKM untuk anggota KSM juga banyak dimanfaatkan oleh lembaga pemberi pinjaman lainnya. Data terakhir menunjukkan, terdapat 43 orang anggota KSM di Bekasi yang dipercaya perbankan untuk mendapatkan pinjaman bagi pengembangan usaha. Besarnya pinjaman yang diberikan berkisar Rp 2,5 juta 40 juta. Bank-bank yang memberikan pinjaman tersebut adalah BRI, Bank Jabar, serta Swamitra Assya fiiyah Jatiwaringin Bekasi. Selain akses permodalan, upaya channeling di PNPM Mandiri Perkotaan juga dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan pihak Pemda maupun swasta. Kerjasama dalam bentuk kemitraan ini dilakukan dalam berbagai sektor pemberdayaan. Contoh menarik bisa dilihat pada apa yang telah dilakukan KSM Karya Dot Com di wilayah Tangerang Selatan Banten. KSM ini menggagas kerjasama dengan lembaga pendidikan swasta dalam bentuk pelatihan komputer. Bersama Binus School Serpong Utara, KSM Karya Dot Com menggelar pelatihan komputer bagi anak-anak muda di Kelurahan Lengkong Karya. Pelatihan komputer dengan materi reguler program microsoft office ini dilaksanakan pada 31 Januari, 7 dan 14 Februari 2009 mulai jam Sumber tulisan: 1. Korkot Kabupaten Belitung Timur Provinsi Bangka Belitung, Ani Purwoningsih 2. Korkot Kota Pekanbaru Provinsi Riau 3. Team Leader OC 8 Sulawesi Tengah, Tasrif. 4. Korkot Kota Surakarta Jawa Tengah, Harri Fadhilah. 5. Askot CD Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah, Dade Saripudin. 6. Komunitas Belajar Perkotaan Sukoharjo, Sunardi. 8 PNPM Mandiri - Perkotaan

PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011

PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011 PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum terus berupaya agar keterlibatan pemerintah provinsi dalam PNPM Mandiri Perkotaan meningkat dari waktu

Lebih terperinci

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI Bahwa kemiskinan adalah ancaman terhadap persatuan, kesatuan, dan martabat bangsa, karena itu harus dihapuskan dari bumi Indonesia. Menghapuskan kemiskinan merupakan

Lebih terperinci

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif 1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

reciprocal dengan menggalang kemitraan sinergis antara pemerintah,

reciprocal dengan menggalang kemitraan sinergis antara pemerintah, STRATEGI MEMASUKKAN PJM-PRONANGKIS DALAM ALUR PEMBANGUNAN DAERAH Oleh : Sudrajat 1 A. Pendahuluan Masalah kemiskinan di Indonesia merupakan masalah mendasar yang segera ditangani. Penanggulangan kemiskinan

Lebih terperinci

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan 1. Pengantar Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai

Lebih terperinci

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM Draft PETUNJUK PELAKSANAAN Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM I. Pendahuluan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan salah satu upaya penanganan masalah kemiskinan di

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP 1. PENDAHULUAN BKM adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan menurut Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia (TKPKRI, 2008) didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PEKERJAAN UMUM. Pada Acara

SAMBUTAN MENTERI PEKERJAAN UMUM. Pada Acara SAMBUTAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Pada Acara PADA ACARA PENANDATANGAN NASKAH PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BANK BRI DENGAN KELOMPOK PENERIMA MANFAAT PNPM MANDIRI Yogyakarta, 16 Januri 2012 Bismillahir rahmaanir

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA Bappeda Kabupaten Banjarnegara

PEDOMAN WAWANCARA Bappeda Kabupaten Banjarnegara LAMPIRAN 111 PEDOMAN WAWANCARA Bappeda Kabupaten Banjarnegara Nama Responden : Jabatan : Tanggal : Pertanyaan Mengenai Peranan Bappeda 1. Bagaimana kemiskinan di kabupaten Banjarnegara? 2. Bagaimana pemerintah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PENDAMPING PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TERPADU PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Lebih terperinci

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya

Lebih terperinci

ADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK

ADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK ADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK Kemiskinan merupakan permasalahan kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai factor yang saling berkaitan antara lain tingkat Pendapatan, kesehatan, pendidikan,

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan

Lebih terperinci

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir? Lampiran Wawancara Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apa ukuran kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di Ukuran dan tujuan kebijakan yang dilakukan dalam program P2KP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian proses multidimensial yang berlangsung secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu terciptanya

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 16 JANUARI 2014 Tema Prioritas Penurunan tingkat kemiskinan absolut dari 14,1% pada 2009 menjadi 8 10% pada akhir 2014, yang diikuti dengan: perbaikan distribusi perlindungan sosial, pemberdayaan

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM Deputi Meneg PPN/Kepala Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan UKM Rakornas Gubernur dan Bupati/Walikota dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP)

Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) Disampaikan Oleh: Mita D Aprini Jakarta, Juni 2015 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat a. LATAR BELAKANGLatar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemiskinan merupakan kondisi ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan memiliki ciri yang berbeda

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN Non Pro Poor Policies Pro-Poor Policies Pro-Poor Program & Budgeting Good Local Governance PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Merubah cara pandang terhadap pendekatan pembangunan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 116 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 6.1. Kesimpulan Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang kompleks dibutuhkan intervensi dari semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Selain peran

Lebih terperinci

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN

KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN KAJIAN PERAN PEMERINTAH DALAM PNPM P2KP TIM 7 KAJIAN PERAN PEMDA PT. DWIKARSA ENVACOTAMA KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN 1 KESIMPULAN UMUM KOORDINASI (PP1)!! Koordinasi antar dinas hanya sebatas instansi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia 112 Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM 113 114 115 116 117 118 119 Lampiran 2. Contoh Kuitansi Penerimaan Angsuran 120 Lampiran 3. Laporan Perhitungan Tingkat Pengembalian dan

Lebih terperinci

STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA Logical Framework PERAN PEMERINTAH DAERAH PERTANYAAN PENELITIAN 1. Bagaimana koordinasi antara berbagai badan pemerintah dengan KBP dapat diperkuat

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN Keynote Speech Kebijakan Business Development Center Untuk Mendukung Penanganan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Isu kemiskinan masih menjadi isu strategik dan utama dalam pembangunan, baik di tingkat nasional, regional, maupun di provinsi dan kabupaten/kota. Di era pemerintahan

Lebih terperinci

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu Konsep Dasar Paham Mau Pelatihan yang berorientasi pada penumbuhan pemahaman, motivasi, dan kemampuan dari Fasilitator untuk penanganan program secara partisipatif, transparan, akuntabel, mandiri dan berkelanjutan.

Lebih terperinci

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan i ii PEDOMAN SELEKSI DAN PENETAPAN LOKASI PPMK Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen pengembangan kapasitas (Capacity Building) merupakan salah satu pilar program PNPM Mandiri Perkotaan, karena program ini yang meyakini bahwa pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan 7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah adalah merupakan suatu manifestasi yang diraih oleh masyarakat tersebut yang diperoleh dari berbagai upaya, termasuk

Lebih terperinci

Bantul, Desember Kepala. Drs. Trisaktiyana, M.Si Pembina Utama Muda/IVc NIP

Bantul, Desember Kepala. Drs. Trisaktiyana, M.Si Pembina Utama Muda/IVc NIP KATA PENGANTAR Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu kebijakan Pemerintah Kabupaten Bantul dalam upaya untuk mengentaskan kemiskinan dalam rangka mencapai visi pembangunan Kabupaten Bantul Projotamansari,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendekatan pembangunan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendekatan pembangunan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PNPM Mandiri merupakan salah satu program penanggulangan kemiskinan dengan pendekatan pembangunan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 38 BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 5.1 Konsep PNPM Mandiri Perkotaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran

Lebih terperinci

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN LATAR BELAKANG Pada Tahun

Lebih terperinci

HASIL MASUKAN DISKUSI TIM KAJIAN PERAN PEMDA 10 SEPTEMBER 2009

HASIL MASUKAN DISKUSI TIM KAJIAN PERAN PEMDA 10 SEPTEMBER 2009 HASIL MASUKAN DISKUSI TIM KAJIAN PERAN PEMDA 10 SEPTEMBER 2009 15 SEPTEMBER 2009 Hasil Diskusi Kajian Peran Pemda Sebagian masukan dari Meja 1 s/d Meja 4 sudah terakomodir dalam laporan dan analisa Tim

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP Oleh : Ayi Sugandhi Maret 2009 datanglah kepada masyarakat hiduplah bersama mereka belajarlah

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Di Perkotaan Dll..DLl

Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Di Perkotaan Dll..DLl APA..??? Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Nasional Penanganan Kumuh (PNPK) Program Nasional Peningkatan Kualitas Permukiman (PNPKP) Program Pemberdayaan Masyarakat Kumuh (PPMK) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Program Pinjaman Bergulir adalah merupakan salah satu pilihan masyarakat dari berbagai alternatif kegiatan untuk penanggulangan kemiskinan. Pinjaman bergulir

Lebih terperinci

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan 7. URUSAN PERUMAHAN Kebijakan dan strategi pelaksanaan urusan perumahan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo disusun dengan memperhatikan indikator-indikator capaian program yang merupakan Standar Pelayanan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT

Lebih terperinci

HARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN. Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara. Karo, 02 Juni 2007

HARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN. Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara. Karo, 02 Juni 2007 Karo, 02 Juni 2007 HARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara Kemiskinan. Kata yang sangat sederhana, namun mengandung arti yang sangat dalam.

Lebih terperinci

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Belajar melakukan perbaikan sikap dan perilaku Belajar merubah cara pandang terhadap persoalan kemiskinan dan pemecahan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM

Lebih terperinci

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, 28-30 Agustus 2013 Pada Tahun 2013, Pemerintah telah menetapkan berbagai

Lebih terperinci

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR World Bank PNPM Support Facility (PSF) Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1, lantai 9 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190

Lebih terperinci

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan I. PENDAHULUAN Sampai dengan periode Juli 2013 pengelolaan pengaduan masyarakat di PNPM Mandiri Perkotaan wilayah I sampai dengan bulan Juli 2013 telah mencapai 34.600 pengaduan. Pengaduan yang telah selesai

Lebih terperinci

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa Pemilu BKM 3 Minta salah seorang warga menjelaskan tentang hasil FGD Kelembagaan dan FGD Kepemimpinan yang telah dilakukan pada siklus PS, terutama berkaitan dengan: (1) kriteria-kriteria lembaga komunitas

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2014-2015 Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya LINGKUP PAPARAN 1 Pendahuluan 2 Landasan Kebijakan 3 Arah

Lebih terperinci

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR Sosialisasi Masih ada kawasan yang belum tersentuh sehingga tampak kumuh Masih ada kesimpangsiuran kebijakan dari pusat kepada pelaku PNPM (Faskel) dalam menentukan kegiatan sosial Keterlibatan masyarakat

Lebih terperinci

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU)

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU) PNPM Mandiri Perkotaan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM Mandiri Nasional oleh sebab itu pengelolaan program ini juga merupakan bagian dari pengelolaan program nasional PNPM Mandiri

Lebih terperinci

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP I. PENDAHULUAN Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah suatu lembaga milik

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KOTA MANDIRI (PKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)

Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KOTA MANDIRI (PKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KOTA MANDIRI (PKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) A. LATAR BELAKANG Program KOTAKU sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 34

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 34 BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 34 WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 27 - A TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN,

Lebih terperinci

Peristiwa ini menjadi

Peristiwa ini menjadi PNPM MANDIRI PERKOTAAN Edisi Ke-3, April 2011 Diterbitkan untuk kegiatan: Padat Karya Pemulihan Korban Merapi PEMBERDAYAAN UNTUK KORBAN MERAPI PENGANTAR Erupsi Merapi di Sleman, Jawa Tengah, pada Oktober

Lebih terperinci

1.8.(2) Peremajaan Permukiman Kota Bandarharjo. Semarang

1.8.(2) Peremajaan Permukiman Kota Bandarharjo. Semarang 1.8.(2) Peremajaan Permukiman Kota Bandarharjo Semarang Tipe kegiatan: Peremajaan kota Inisiatif dalam manajemen perkotaan: Penciptaan pola kemitraan yang mempertemukan pendekatan top-down dan bottom-up

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Kata Pengantar Executive Summary Daftar isi

DAFTAR ISI Kata Pengantar Executive Summary Daftar isi DAFTAR ISI Kata Pengantar i Executive Summary ii Daftar isi vii Daftar Singkatan x Bab 1 Pendahuluan 1 A. Latar belakang masalah 1 B. Maksud dan Tujuan 5 Bab 2 Kegiatan Sosial Dalam P2KP 7 A. Pemikiran

Lebih terperinci

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PERUBAHAN UMUM PERUBAHAN 1. Penyebutan Tahun 2012 Perwali dan Lampiran 2. Istilah stakeholder menjadi pemangku kepentingan pembangunan 3. Istilah Persiapan

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 Tahun Propinsi Kota Kelurahan 2008 (Pilot) Lokasi Kegiatan

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU PERAN KEPALA DAERAH DALAM MENGURANGI TINGKAT KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU PERAN KEPALA DAERAH DALAM MENGURANGI TINGKAT KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU PERAN KEPALA DAERAH DALAM MENGURANGI TINGKAT KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN Oleh: Rasbin, S.TP., M.SE. Peneliti Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik PUSAT PENELITIAN BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berakhirnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa. PNPM-MP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tersebar secara merata

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat miskin

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS SIKLUS KOTA

PEDOMAN TEKNIS SIKLUS KOTA PEDOMAN TEKNIS SIKLUS KOTA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum i ii KATA PENGANTAR Upaya pemerintah

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERDESAAN

PNPM MANDIRI PERDESAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN Oleh : DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI PNPM MANDIRI PERDESAAN Merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK PELAKSANAAN PPMK Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan program lanjutan dalam PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong proses transformasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

a. Gambaran Umum Kelurahan Tanjung Mulia Hilir

a. Gambaran Umum Kelurahan Tanjung Mulia Hilir 1 LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI MEDAN TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) A. RINGKASAN HASIL SANGAT SEMENTARA (1) Gambaran Umum Wilayah Studi Kota Medan memiliki luas 26.510 Ha (3,6% dari

Lebih terperinci