HAK, KEWAJIBAN DAN SANKSI PEMILIK NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HAK, KEWAJIBAN DAN SANKSI PEMILIK NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)"

Iwan Pranoto
7 tahun lalu
Tontonan:

: 41209374 Kelas : 3 DA03 Program Studi :

1 HAK, KEWAJIBAN DAN SANKSI PEMILIK NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) Nama : Wardatul Janah NPM : Kelas : 3 DA03 Program Studi : Akuntansi Komputer Pembimbing : Dr. Teddy Oswari

2 LATAR BELAKANG MASALAH Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa. wajib pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang berfungsi sebagai sarana dalam memulai proses awal administrasi perpajakan karena didalamnya terdapat nomor yang merupakan identitas setiap wajib pajak yang tentunya akan dipakai dalam setiap kegiatan dan dokumen perpajakan.

3 TUJUAN DAN MANFAAT KERJA PRAKTEK Tujuan Kerja Praktek 1. Untuk mengetahui hak dan kewajiban wajib pajak setelah memperoleh NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak); 2. Untuk mengetahui sanksi bagi wajib pajak yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Manfaat Kerja Praktek 1. Bagi penulis : Untuk Mengembangkan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan khususnya di Program Studi Diploma III Akuntansi Komputer di Universitas Gunadarma. 2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak : Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara dengan lembaga pendidikan Universitas Gunadarma khususnya Program Studi Diploma III Akuntansi Komputer. 3. Bagi Universitas Gunadarma : Membuka interaksi antara dosen dengan instansi pemerintahan. Memberikan uji nyata atas disiplin ilmu yang telah diterapkan.

4 Tempat Kerja Praktek Penulis melakukan kerja praktek pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Utara yang beralokasi di Jalan Sersan Aswan No. 407 Margahayu Bekasi Utara, Telp. (021) Periode kerja praktek di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Bekasi Utara dimulai tanggal 7 September 2011 sampai dengan 28 September Metode Yang Digunakan Dalam Kerja Praktek Metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan informasi atau data praktek adalah sebagai berikut : dalam kerja 1. Objek Kerja Praktek : Penulis langsung terjun dalam pelaksanaan kerja praktek tepatnya di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Utara dari tanggal 7 September 2011 sampai dengan 28 September Objek penulisannya adalah pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). 2. Wawancara : Dalam metode ini penulis melakukan beberapa wawancara kepada pihak yang terkait dan bersangkutan dengan tema yang penulis buat, khususnya yang berkaitan dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

5 3. Kepustakaan : Mempelajari dan memahami sumber-sumber pengetahuan perpajakan yang berkaitan dengan penulisan laporan kerja praktek antara lain buku-buku perpajakan, undang-undang, peraturan pemerintah dan catatan-catatan yang diperoleh selama kuliah. Hasil Kerja Praktek Penulis melakukan kerja praktek selama 16 hari di Kantor Pelayanan Pajak Bekasi Utara. Selama melakukan kerja praktek dengan kegiatan yang berhubungan dengan tema yang diambil dalam lembar kerja praktek. Penulis pertama kali yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak adalah mempelajari kerja dilingkungan sehingga mendapat gambaran nyata ketika melakukan kerja praktek. Dalam hal ini penulis berfokus bagaimana hak, keawajiban dan sanksi pemilik NPWP Dalam Administrasi Perpajakan.

6 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) NPWP adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan. Wajib pajak yang mempunyai NPWP harus mencantumkan NPWP pada dokumen atau berkas yang berhubungan dengan urusan perpajakan. Fungsi NPWP adalah sebagai sarana dalam administrasi perpajakan dan tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajaknnya.

7 PEMBAHASAN Individual atau orang pribadi yang wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP adalah : 1. Orang Pribadi yang menjalakan usaha atau pekerjaan bebas; 2. Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, yang memperoleh penghasilan diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya; 3. Wanita kawin yang dikenakan pajak secara terpisah, karena hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta; 4. Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu yang mempunyai tempat usaha berbeda dengan tempat tinggal, selain wajib mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggalnya, juga diwajibkan mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan.

8 Hak Setelah Memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 1. Mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu atau fiskus. 2. Memperoleh dokumen-dokumen yang dipergunakan untuk pembayaran pajak terutang. 3. Membuat permohonan penundaan pemasukan SPT, penundaan dan pengangsuran pembayaran pajak. 4. Meminta adanya suatu keterangan tertulis yang menjadi dasar pengenaan pajak dalam SKP. 5. Melakukan keberatan dan banding. 6. Meminta kompensasi dan restitusi pajak. 7. Meminta penghapusan atau pengurangan sanksi serta pembentulan SPT yang salah. 8. Memberi kuasa kepada orang lain untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya.

9 Kewajiban Setelah Memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 1. Menghitung sendiri besar pajaknya yang harus dibayar oleh wajib pajak; 2. Menyetorkan pajaknya yang terutang ke bank-bank persepsi atau kantor pos; 3. Melaporkan pembayaran pajaknya ke kantor pelayanan pajak yang terutang. Sanksi Bagi Wajib Pajak Yang Dengan Sengaja Tidak Mendaftarkan Diri Untuk Memiliki NPWP Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP atau Pengukuhan PKP, sehingga dapat merugikan pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar. Pidana tersebut di atas ditambah 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana, apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.

10 KESIMPULAN 1. Wajib pajak akan memperoleh hak untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi atau fiskus. Memperoleh dokumen-dokumen yang dipergunakan untuk pembayaran pajak terutang. Membuat permohonan penundaan pemasukan SPT, penundaan dan pengangsuran pembayaran pajak, meminta adanya suatu keterangan tertulis yang menjadi dasar pengenaan pajak dalam SKP, melakukan keberatan dan banding, meminta kompensasi dan restitusi pajak, meminta penghapusan atau pengurangan sanksi pembetulan SPT yang salah, memberi kuasa kepada orang lain untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya. 2. Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk menghitung sendiri besar pajaknya yang harus dibayar oleh wajib pajak, menyetorkan pajaknya yang terutang ke bank-bank persepsi atau kantor pos, melaporkan pembayaran pajaknya ke kantor pelayanan pajak yang terutang.

11 SARAN 1. Hendaknya peningkatan jumlah wajib pajak (meningkatnya pendaftaran NPWP) menjadi sebuah program yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan peneriman Negara dari sektor pajak. 2. Ada baiknya dalam pelaksanaan sosialisasi mengenai peranan NPWP kepada masyarakat ke depannya, peranan para akademis seperti mahasiswa perpajakan dapat menjadi bahan pertambangan bagi Direktorat Jenderal Pajak, yang dalam hal ini KPP Pratama Bekasi Utara. Dalam hal ini, pihak KPP Pratama Bekasi Utara dapat berkoordinasi dengan pihak akademi dalam rangka melaksanakan sosialisasi ke masyarakat.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang