BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan lima tahunan yang akan digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah, dan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sesuai, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Selanjutnya, sebagai dokumen perencanaan lima tahunan, RPJMD ini juga merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan merupakan dokumen induk yang memuat arah kebijakan pembangunan daerah selama 5 (lima) Tahun. Acuan utama yang digunakan dalam menyusun RPJMD ini adalah rumusan Visi, Misi, dan Program Indikatif Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih, yang telah disampaikan kepada masyarakat pemilih dalam Sidang Paripurna DPRD pada tahapan kampanye pemilihan pasangan Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah secara langsung. Disamping itu, penyusunan RPJMD ini juga mengacu pada RPJP dan RPJM Nasional, RPJPD dan RPJMD Provinsi serta berbagai kebijakan dan prioritas program Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. Selain itu, RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun ini telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Tujuan merujuk semua dokumen perencanaan dimaksud adalah untuk menjamin terciptanya sinergi kebijakan dan sinkronisasi program secara vertikal antar tingkat pemerintahan yang berbeda. RPJMD disusun berdasarkan statistik regional dan lokal, dengan memperhatikan statistik dari berbagai fungsi pemerintahan yaitu bidang ekonomi, bidang sosial budaya, bidang pemerintahan umum, bidang fisik prasarana dan keuangan daerah. Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 1

2 RPJMD berfungsi sebagai dokumen publik yang merangkum daftar rencana Program dan indikasi Kegiatan lima tahunan, maka proses penyusunan RPJMD ini juga dilakukan melalui forum musyawarah perencanaan partisipatif dengan melibatkan unsur pelaku pembangunan (stakeholders) di Kabupaten Pandeglang. Karena pertimbangan itu, walaupun RPJMD ini bermula dari rumusan Visi, Misi, dan Rencana Indikatif Program pasangan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih, maka matriks rencana program dan kegiatan lima tahunan yang diuraikan di dalam dokumen ini adalah hasil kesepakatan seluruh unsur stakeholders, dengan tetap memperhatikan kebijakan dan program strategis Nasional dan Provinsi. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Pandeglang ini, peraturan-peraturan yang digunakan sebagai landasan hukum (rujukan), antara lain: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang undang Dasar Negara Republik Indoneia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 2

3 Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tetang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679) 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2010 Nomor 8); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2016 Nomor 6). 1.3 Hubungan Antar Dokumen Amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah diwajibkan menyusun RPJP Daerah untuk jangka waktu 20 tahunan, RPJMD untuk jangka waktu 5 tahunan dan RKPD sebagai rencana tahunan. Hal ini berimplikasi kepada adanya penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, baik dari aspek proses, mekanisme maupun tahapan pelaksanaan musyawarah perencanaan di tingkat Pusat dan Daerah. Sehubungan dengan itu dan dalam rangka memenuhi semua ketentuan normatif aturan perundangan mengenai perencanaan nasional dan daerah, perlu disusun rangkaian dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai berikut: Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 3

4 a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD), berfungsi sebagai dokumen perencanaan makro politis berwawasan dua puluh tahun dan memuat Visi, Misi dan Arah Pembangunan Jangka Panjang yang akan digunakan sebagai pedoman penyusunan RPJMD setiap lima tahun sekali; b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), berfungsi sebagai penjabaran dari RPJPD dan memuat Visi, Misi, Gambaran Umum Kondisi Masa Kini, Gambaran Umum Kondisi yang diharapkan, Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal, Arah Kebijakan, Strategi dan Indikasi Rencana Program Lima Tahunan secara lintas sumber pembiayaan baik pembiayaan atas indikasi rencana program yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten; c. Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah, berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dan merupakan penjabaran teknis RPJMD untuk setiap unit kerja daerah, yang memuat Visi, Misi, Arah Kebijakan Teknis dan Indikasi Rencana Program setiap Bidang Kewenangan dan atau Fungsi Pemerintahan untuk jangka waktu lima tahunan dan disusun oleh setiap Perangkat Daerah di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda); d. Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah, merupakan dokumen perencanaan tahunan setiap unit kerja daerah dan disusun sebagai penurunan Renstra Perangkat Daerah dan memuat rencana kegiatan pembangunan tahun berikutnya, yang dilengkapi dengan formulir kerangka anggaran dan kerangka regulasi serta indikasi pembiayaan dua tahun ke depan; e. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), disusun sebagai dokumen perencanaan tahunan dan merupakan kompilasi kritis atas Renja Perangkat Daerah setiap tahun anggaran dan merupakan bahan utama pelaksanaan Musrenbang yang dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten. f. Guna sinkronisasi program prioritas daerah dengan program nasional lainnya seperti target Millenium Development Goals (MDG)/Sustainable Development Goals (SDG s) dan Standar Pelayanan Minimum (SPM), ditetapkan target kinerja tersebut sebagai mana dalam lampiran Buku II RPJMD ini. Guna memudahkan pemahaman terhadap substansi dasar dari RPJMD ini serta arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi, maka disusun Pola Pikir dan Proses Penyusunan RPJMD sebagaimana Gambar 1.1, sedangkan untuk Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 4

5 melihat keterkaitan dokumen perencanaan nasional dan daerah dapat dilihat pada Gambar 1.2, adapun alur proses penyusunan dan penetapan RPJMD Kabupaten Pandeglang dapat dilihat pada Gambar 1.3. Gambar 1.1 Pola Pikir dan Proses Penyusunan RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun Persiapan Awal Penentuan Stakeholdersi Komitmen KDh Komitmen Stakeholders & Mandat Kesepakatan Kesepakatan Eksternal Internal Dukungan Perguruan Tinggii Analisis Kekuatan dan Kelemahan (SW) Isu Strategis Analisis Peluang dan Ancaman (OT) VISI-MISI Program Prioritas STRATEGI & KEBIJAKAN UMUM Strategic Plan (RPJMD) Rencana Tindak Action Plan (Renja Perangkat Daerah / RKPD) Implementasi (RKPD) Pelaksanaan Tahunan RPJMD Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 5

6 Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Gambar 1.2 Keterkaitan Dokumen Perencanaan Nasional dan Daerah Renstra KL Pedoman Renja - KL Pedoman RKA-KL Rincian APBN Pedoman Diacu RPJP Nasional Pedoman RPJM Nasional Dijabar kan RKP Pedoman RAPBN APBN Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang RPJP Pedoman Dijabar RPJPD RPJM RKP RPJMD RKPD Daerah Daerah kan Daerah Pedoman RAPBD APBD Pedoman Diacu Renstra Renstra Perangkat SKPD Daerah Pedoman Renja Perangkat Daerah Renja - SKPD Pedoman RKA - Perangkat SKPD Daerah Rincian APBD UU No. 25/2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional UU No. 17/2003 Keuangan Negara Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 6

7 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Gambar 1.3 Alur Proses Penyusunan dan Penetapan RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun (1) Visi, Misi, Program KDh Terpilih Bappeda menyusun Rancangan Awal RPJM Daerah a) Visi,Misi KDh terpilih b) Strategi Pembangunan Daerah c) Kebijakan Umum d) Kerangka Ekonomi Makro e) Program SKPD Perangkat Daerah (2) (3) (4) Perangkat SKPD SKPD Daerah Menyususn Rancangan Rancangan Menyusun Renstra Renstra SKPD Renstra Perangkat SKPD Daerah Program Program Perangkat SKPDDaerah Bappeda menyelenggarakan Musrenbang Jangka Menengah Bappeda menyusun Rancangan Akhir RPJM Daerah a) Visi, Misi KDh Daerah terpilih b) Strategi Pembangunan Daerah c) Kebijakan Umum d) Kerangka Ekonomi Makro e) Program SKPD Perangkat Daerah (6) (5) Penetapan RPJM Daerah (7) Digunakan sebagai sebagai Pedoman Penyusunan Pedoman Renstra Penyusunan SKPD Perangkat dan Daerah bahan Rancangan dan Penjabaran bahan RKPD Penjabaran RKPD 1.4 Sistematika Penulisan RPJMD Kabupaten Pandeglang ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I BAB II PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Bab ini menguraikan mengenai aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masarakat, aspek pelayanan umum, serta aspek daya saing daerah. BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Bab ini berisi tentang kinerja keuangan masa lalu periode , kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu periode , dan kerangka Pendanaan. Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 7

8 Rencana Pembangunan Jangka Menengah BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Bab ini berisi permasalahan pembangunan daerah dan isu-isu strategis. Isu strategis meliputi pertumbuhan ekonomi, ketertinggalan, kemiskinan, ketahanan pangan, tingkat pendidikan masyarakat, penataan ruang, pengelolaan sumberdaya dan pelestarian lingkungan, tata kelola pemerintahan daerah. BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Bab ini menguraikan mengenai visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Bab ini menguraikan mengenai strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan RPJMD Kabupaten Pandeglang tahun BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Bab ini berisi uraian mengenai hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target capaian indikator kinerja. Dan juga bab ini menyajikan tentang hubungan antara program pembangunan daerah dengan indikator kinerja yang dipilih. BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAN Bab ini berisi indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanan untuk memberikan gambaran keberhasilan kebijakan umum dan program pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Bab ini berisi target indikator output/outcome untuk memberikan gambaran keberhasilan pencapaian visi dan misi yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN Bab ini menguraikan masa transisi tahun pertama dan satu tahun setelah akhir periode RPJMD ini, serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya. Bab ini juga menguraikan kaidah pelaksanaan dalam penyusunan RPJMD. Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 8

9 Rencana Pembangunan Jangka Menengah 1.5 Maksud dan Tujuan RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun ini disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut : 1. Menyediakan acuan resmi bagi seluruh Perangkat Daerah pada lingkup Pemerintah Kabupaten Pandeglang dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah, Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah sekaligus merupakan acuan Pemerintah Daerah dalam penentuan pilihanpilihan program dan kegiatan tahunan secara lintas sumber pembiayaan, baik APBN, APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten yang akan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) secara berjenjang; 2. Menyediakan tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan setiap Perangkat Daerah; 3. Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum daerah sekarang dalam konstelasi regional dan nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi; 4. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur; 5. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah Daerah untuk memahami, menilai arah kebijakan, program dan kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahunan. Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 9

10 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi Wilayah Administrasi Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 8 Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang berada di ujung Barat Pulau Jawa. Secara geografis terletak antara 6º21-7º10 Lintang Selatan dan 104º48-106º11 Bujur Timur, memiliki luas wilayah Km 2 ( ,91 ha), atau sebesar 29,98% dari luas Provinsi Banten dengan panjang garis pantai 230 Km dan memiliki 33 Pulau dengan Pulau Panaitan yang paling luas/besar. Secara administratif dibagi menjadi 339 Desa/Kelurahan dan 35 Kecamatan, dengan batas-batas administrasi: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang; 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia; 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda; 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lebak. Wilayah administrasi Kabupaten Pandeglang terbagi ke dalam 35 Kecamatan, 339 Desa/Kelurahan. Secara rinci luas wilayah setiap kecamatan di Kabupaten Pandeglang tersaji pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Luas Wilayah Administrasi Kecamatan se-kabupaten Pandeglang NO. KECAMATAN IBU KOTA LUAS WILAYAH PERSENTASE JARAK DARI KEC.KE IBUKOTA (KM 2 ) LUAS (%) KAB. (KM) 1 Sumur Sumberjaya 258,54 9,41 106,00 2 Cimanggu Waringinkurung 259,73 9,46 100,00 3 Cibaliung Sukajadi 221,88 8,08 86,50 4 Cibitung Cikadu 180,72 6,58 96,50 5 Cikeusik Cikeusik 322,76 11,75 72,00 6 Cigeulis Cigeulis 176,21 6,41 68,00 7 Panimbang Panimbangjaya 132,84 4,84 53,00 8 Sobang Sobang 138,88 5,06 53,00 9 Munjul Pasanggrahan 75,25 2,74 54,00 10 Angsana Angsana 64,84 2,36 61,00 Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 1

11 Tabel 2.1 Luas Wilayah Admnistrasi Kecamatan se-kabupaten Pandeglang (Lanjutan..) NO. KECAMATAN IBU KOTA LUAS WILAYAH PERSENTASE JARAK DARI KEC.KE IBUKOTA (KM 2 ) LUAS (%) KAB. (KM) 11 Sindangresmi Sindangresmi 65,20 2,37 51,00 12 Picung Kadupandak 56,74 2,07 36,00 13 Bojong Citumenggung 50,72 1,85 30,00 14 Saketi Kadudampit 54,13 1,97 19,00 15 Cisata Pasireurih 32,65 1,19 27,00 16 Pagelaran Pagelaran 42,76 1,56 39,50 17 Patia Patia 45,48 1,66 45,00 18 Sukaresmi Sukaresmi 57,30 2,09 60,00 19 Labuan Kalanganyar 15,66 0,57 41,00 20 Carita Sukarame 41,87 1,52 51,00 21 Jiput Sukacai 53,04 1,93 27,50 22 Cikedal Dahu 26,00 0,95 35,00 23 Menes Purwaraja 22,41 0,82 29,00 24 Pulosari Koranji 31,33 1,14 34,00 25 Mandalawangi Mandalawangi 80,19 2,92 15,50 26 Cimanuk Batubantar 23,64 0,86 10,00 27 Cipeucang Kadugadung 21,16 0,77 15,00 28 Banjar Banjar 30,50 1,11 7,50 29 Kaduhejo Sukasari 33,57 1,22 7,00 30 Mekarjaya Mekarjaya 31,34 1,14 17,00 31 Pandeglang Pandeglang 16,85 0,61 1,00 32 Majasari Saruni 19,57 0,71 3,50 33 Cadasari Cadasari 26,20 0,95 7,00 34 Karangtanjung Pagadungan 19,07 0,69 4,00 35 Koroncong Koroncong 17,86 0,65 8,00 Jumlah 2.746,81 100,00 - Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 2

12 2.1.2 Geologi Secara geologi wilayah Kab. Pandeglang termasuk ke dalam Zona Bogor yang mana merupakan jalur perbukitan. Berdasarkan sudut geologinya Kabupaten Pandeglang memiliki beberapa jenis bebatuan diantaranya; 1. Alluvium, terdapat di daerah gunung dan pinggiran pantai; 2. Undiefierentiated (bahan erupsi gunung berapi), terdapat di daerah bagian utara tepatnya di daerah Kecamatan Labuan, Jiput, Mandalawangi, Cimanuk, Menes, Banjar, Pandeglang dan Cadasari; 3. Diocena, terdapat di daerah bagian Barat, tepatnya di kecamatan Cimanggu dan Cigeulis; 4. Piocena Sedimen, di bagian Selatan di daerah kecamatan Bojong, Munjul, Cikeusik, Cigeulis, Cibaliung dan Cimanggu; 5. Miocene Limestone, disekitar Kecamatan Cimanggu bagian utara; 6. Mineral Deposit, yang terbagi atas beberapa mineral, yaitu : a. Belerang dan sumber air panas di Kecamatan Banjar dan Kaduhejo; b. Kapur/karang darat dan laut di Kecamatan Labuan, Cigeulis, Cimanggu, Cibaliung, Cikeusik dan Cadasari. Serat batu (gift) terdapat di Kecamatan Cigeulis Topografi Kabupaten Pandeglang memiliki variasi ketinggian antara mdpl. Sebagian besar topografi daerah Kabupaten Pandeglang adalah dataran rendah yang berada di daerah Tengah dan Selatan yang memiliki luas 85,07% dari luas keseluruhan Kabupaten Pandeglang. Kedua daerah ini ditandai dengan karakteristik utamanya adalah ketinggian gunung-gunungnya yang relatif rendah, seperti Gunung Payung (480 m), Gunung Honje (620 m) dan Gunung Tilu (562 m). Daerah Utara memiliki luas 14,93 % dari luas Kabupaten Pandeglang yang merupakan dataran tinggi, yang ditandai dengan karekteristik utamanya adalah ketinggian gunung yang relatif tinggi, seperti Gunung Karang (1.778 m), Gunung Pulosari (1.346 m) dan Gunung Aseupan (1.174 m). Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 3

13 2.1.4 Jenis Tanah Jenis tanah yang ada di Kabupaten Pandeglang dapat dikelompokan dalam beberapa jenis dengan tingkat kesuburan dari rendah sampai dengan sedang. Di antara jenis tanah tersebut adalah : 1. Alluvial, terdapat di Kecamatan Panimbang, Sumur, Cikeusik, Pagelaran, Picung, Labuan dan Munjul; 2. Grumosol, yang tersebar di Kecamatan Sumur dan Cimanggu; 3. Regosol, terdapat di Kecamatan Sumur, Labuan, Pagelaran, Cikeusik dan Cimanggu; 4. Latosol, terdapat di sekitar Gunung Karang, Kecamatan Pandeglang, Saketi, Cadasari, Banjar, Cimanuk, Mandalawangi, Bojong, Menes, Jiput, Labuan dan Sumur; 5. Podsolik, terdapat di Kecamatan Labuan, Menes, Saketi, Bojong, Munjul, Cikeusik, Cibaliung, Cimanggu, Cigeulis, Sumur, Panimbang dan Angsana Klimatologi Berdasarkan studi, iklim di Kabupaten Pandeglang dipengaruhi oleh angin Monson (Monson Trade) dan Gelombang La Nina (El Nino). Bila saat musim penghujan tiba (November s.d Maret) cuaca didominasi oleh angin barat (dari samudra Hindia sebelah Selatan India) yang bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan. Sedangkan musim kemarau (Juni s.d Agustus cuaca didominasi oleh angin timur yang menyebabkan Kabupaten Pandeglang mengalami kekeringan terutama di wilayah bagian utara terlebih lagi bila berlangsung El Nino. Suhu udara di Kabupaten Pandeglang berkisar antara 22,5 0 C 27,9 0 C. Pada daerah pantai, suhu udara bisa mencapai 22 0 C 32 0 C, sedangkan di daerah pegunungan dengan ketinggian m suhu dapat mencapai hingga 18 0 C 29 0 C. Kabupaten Pandeglang memiliki curah hujan antara mm per tahun dengan rata-rata curah hujan mm dan mempunyai 154 hari hujan per tahun serta memiliki tekanan udara rata-rata milibar. Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 4

14 2.1.6 Hidrologi Kabupaten Pandeglang dialiri oleh 18 aliran sungai dengan panjang total 835 km. Sungai-sungai tersebut dikelompokan ke dalam 2 (dua) Satuan Wilayah Sungai (SWS), yaitu SWS Ciujung dan SWS Ciliman. Sementara itu Kabupaten Pandeglang terbagi menjadi 6 Daerah Aliran Sungai (DAS) terdiri dari DAS tidak prioritas, prioritas 1, 2, 3 dan prioritas 4. NO. Tabel 2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berada di Kabupaten Pandeglang Berdasarkan Prioritas Pengelolaan. DAS/SUB DAS PRIORITAS DAS 1 DAS Cibaliung 2 2 DAS Cibungur 3 3 DAS Cidanau 0 4 DAS Ciliman 2 5 DAS Ciujung 1 6 DAS Ujung Kulon 0 Sumber : Departemen Kehutanan, Kebijakan Penyusunan Master Plan RHL, 2003 Keterangan : DAS Prioritas (Berdasarkan SK Menhut Nomor 284/Kpts/II/1999, tanggal 7 Mei 1999). Prioritas 1 : Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi, investasi dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut mempunyai prioritas tertinggi untuk di Rehabilitasi; Prioritas 2 : Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi, investasi dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut mempunyai prioritas kedua untuk di Rehabilitasi; Prioritas 3 : Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi, investasi dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut mempunyai prioritas ketiga untuk di Rehabilitasi; Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 5

15 Prioritas 4 : Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi, investasi dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut tidak perlu diberikan prioritas dalam penanganannya Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Pandeglang didominasi oleh lahan kehutanan, pesawahan dan perkebunan besar. Pada tahun 2010 luas kehutanan sebesar hektar, terdiri dari hutan rakyat dan hutan negara. Luas hutan rakyat sebesar hektar (4,28% dari luas lahan Kabupaten Pandeglang) dan luas hutan negara sebesar hektar (30,52% dari luas lahan Kabupaten Pandeglang). Pada tahun 2015, luas hutan rakyat bertambah menjadi 9,84% dari luas lahan Kabupaten Pandeglang dan luas hutan negara berkurang menjadi 20,57% dari luas Kabupaten Pandeglang. Luas pesawahan pada tahun 2010 sebesar hektar, terdiri dari pesawahan irigasi dan non irigasi. Luas pesawahan irigasi sebesar hektar (9,08% dari luas lahan Kabupaten Pandeglang) dan luas pesawahan non irigasi sebesar hektar (11,61% dari luas lahan Kabupaten Pandeglang). Pada tahun 2015, luas pesawahan irigasi berkurang menjadi 8,03% dari luas lahan Kabupaten Pandeglang dan luas pesawahan non irigasi bertambah menjadi 11,90 % dari luas Kabupaten Pandeglang. Sementara luas perkebunan besar pada tahun 2010 sebesar hektar (5,39% dari luas lahan Kabupaten Pandeglang). Sedangkan Pada tahun 2015, perkebunan berkurang menjadi 5,02% dari luas lahan Kabupaten Pandeglang. Untuk lebih jelasnya gambaran penggunaan lahan di Kabupaten Pandeglang dapat dilihat sebagaimana Tabel 2.3. Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 6

16 Tabel 2.3 Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha) Jenis Lahan Irigasi Non Irigasi Ladang/Huma Tegal/Kebun Kolam/Tabat/Empang Tambak Pengembalaan/Padang Rumput Perkebunan Besar Hutan Rakyat Lain-lain Bangunan dan Halaman Sementara Tidak Diusahakan Hutan Negara Rawa Tidak Ditanami Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang Kawasan Rawan Bencana Alam Berdasarkan faktor penyebab terjadinya bencana dapat dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu bencana alam, bencana non-alam dan bencanan sosial. Bencana yang disebabkan oleh faktor alam (Bencana Alam) antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor. Berdasarkan kondisi geografis, geologi, hidrologis dan demografi bahwa wilayah Kabupaten Pandeglang memiliki kondisi yang memungkinkan terjadinya bencana alam yang dapat berakibat timbulnya korban jiwa, timbulnya kerusakan lingkungan dan dampak psikologis bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang yaitu dapat menghambat estafet pembangunan yang akan dilaksanakan. Secara geologis daerah Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu wilayah di Banten yang rawan terhadap bencana alam, potensi bencana alam yang berkaitan dengan bahaya geologi dimaksud yaitu: a. Bahaya bencana alam Gunung Merapi dan mengancam wilayah Kabupaten Pandeglang wilayah barat dan selatan; Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 7

17 b. Bahaya gerakan tanah/batuan dan erosi yang mana dapat berpotensi terjadi pada lereng-lereng pegunungan Gunung Karang yang bisa mengancam di wilayah Kabupaten Pandeglang; c. Bahaya kekeringan biasa terjadi, berakibat khususnya bagi lahan petani sulit mendapatkan air; d. Bahaya Tsunami juga mungkin saja bisa terjadi, dikhawatirkan Tsunami terjadi di wilayah Carita, Labuan, Sumur dan Panimbang; e. Bahaya banjir, umumnya terjadi pada saat musim hujan tiba dan klimaksnya biasanya pada awal bulan Desember dimana hujan biasanya terus menerus, terjadi di daerah yang menjadi langganan banjir yaitu wilayah Jiput, Labuan, Cilemer, Patia Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Pandeglang dari tahun 2010 sampai 2015 selalu meningkat dimana tahun 2010 berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa pada tahun Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk tahun sebesar 0,78 persen per tahun. Laju Pertumbahan Penduduk (LPP) Kabupaten Pandeglang bila dibandingkan dengan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Banten pada periode yang sama lebih kecil, dimana LPP Provinsi Banten mencapai 2,27 persen per tahun. Untuk lebih jelasnya gambaran Penduduk Kabupaten Pandeglang sebagaimana Tabel 2.4 dan Gambar 2.1 berikut Tabel 2.4 Penduduk Kabupaten Pandeglang TAHUN JUMLAH PENDUDUK LAJU PERTUMBUHAN (JIWA) , , , , , ,55 Rata-rata laju Petumbuhan ,78 Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 8

18 Gambar 2.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pandeglang Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang dan Hasil Analisis Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk tetapi di lain pihak luas wilayah Kabupaten Pandeglang tetap yaitu sebesar 2.746,89 km 2, maka tingkat kepadatan penduduk per km 2 pada tahun meningkat pula (Tabel 2.5), apabila dilihat penyebaran penduduk antar kecamatan masih terjadi ketimpangan yang mencolok, sebagai gambaran pada tahun 2010 tingkat kepadatan penduduk per km 2 yang relatif sedikit/kecil berada pada wilayah yang belum berkembang dan jauh dari pusat wilayah. Namun demikian secara umum tingkat kepadatan penduduk (penyebaran penduduk) di Kabupaten Pandeglang relatif rendah, kenyataan ini dapat mencerminkan bahwa pertambahan penduduk di Kabupaten Pandeglang lebih didominasi terjadi secara alamiah, berbeda dengan Kabupaten Serang dan Tangerang serta Kota Cilegon dan Kota Tangerang yang merupakan daerah lebih berkembang yang dapat memicu melonjaknya pertumbuhan penduduk. Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 9

19 Tabel 2.5 Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pandeglang Menurut Kecamatan, Tahun NO. KECAMATAN Luas Kepadatan Luas Kepadatan Luas Kepadatan Luas Kepadatan Luas Kepadatan Luas Kepadatan (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) 1 Sumur 258, ,54 89,23 258,54 91,21 258,54 91,37 258,54 91,82 258,54 92,35 2 Cimanggu 259, ,73 142,99 259,73 146,13 259,73 146,34 259,73 147,05 259,73 147,88 3 Cibaliung 221, ,88 131,81 221,88 135,15 221,88 135,23 221,88 135,87 221,88 136,62 4 Cikeusik 180, ,72 118,73 180,72 121,22 180,72 121,49 180,72 122,08 180,72 122,79 5 Cibitung 322, ,76 159,49 322,76 161,98 322,76 162,18 322,76 162,91 322,76 163,79 6 Cigeulis 176, ,21 194,10 176,21 197,41 176,21 197,66 176,21 198,56 176,21 199,66 7 Panimbang 132, ,84 373,04 132,84 380,93 132,84 381,17 132,84 382,90 132,84 384,99 8 Sobang 138, ,88 256,22 138,88 256,48 138,88 257,10 138,88 258,02 138,88 259,32 9 Munjul 75, ,25 296,90 75,25 300,90 75,25 301,36 75,25 302,71 75,25 304,36 10 Angsana 64, ,84 395,73 64,84 398,70 64,84 399,40 64,84 401,06 64,84 403,08 11 Sindangresmi 65, ,20 328,51 65,20 332,94 65,20 333,57 65,20 335,09 65,20 336,95 12 Picung 56, ,74 625,75 56,74 637,12 56, ,74 640,54 56,74 644,04 13 Bojong 50, ,72 667,03 50,72 675,69 50,72 676,75 50,72 679,77 50,72 683,44 14 Saketi 54, ,13 803,71 54,13 820,32 54,13 821,56 54,13 825,46 54,13 830,13 15 Cisata 32, ,65 721,16 32,65 730,78 32,65 732,37 32,65 735,74 32,65 739,79 16 Pagelaran 42, ,76 800,26 42,76 811,69 42,76 813,03 42,76 816,74 42,76 821,16 Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 10

20 Tabel 2.5 Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pandeglang Menurut Kecamatan, Tahun (Lanjutan ) NO. KECAMATAN Luas Kepadatan Luas Kepadatan Luas Kepadatan Luas Kepadatan Luas Kepadatan Luas Kepadatan (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) 17 Patia 45, ,48 602,97 45,48 610,33 45,48 611,41 45,48 614,14 45,48 617,46 18 Sukaresmi 57, ,30 593,04 57,30 598,81 57,30 599,53 57,30 602,08 57,30 605,15 19 Labuan 15, , ,12 15, ,41 15, ,84 15, ,31 15, ,04 20 Carita 41, ,87 771,27 41,87 782,21 41,87 783,59 41,87 787,17 41,87 791,47 21 Jiput 53, ,04 537,61 53,04 542,42 53,04 543,82 53,04 546,19 53,04 549,08 22 Cikedal 26, , ,73 26, ,15 26, ,85 26, ,46 26, ,23 23 Menes 22, , ,84 22, ,55 22, ,16 22, ,30 22, ,95 24 Pulosari 31, ,33 898,50 31,33 903,77 31,33 904,92 31,33 909,06 31,33 914,01 25 Mandalawangi 80, ,19 589,38 80,19 599,11 80,19 599,75 80,19 602,47 80,19 605,75 26 Cimanuk 23, , ,07 23, ,96 23, ,20 23, ,90 23, ,16 27 Cipeucang 21, , ,39 21, ,62 21, ,74 21, ,98 21, ,50 28 Banjar 30, ,50 985,87 30, ,00 30, ,11 30, ,70 30, ,21 29 Kaduhejo 33, , ,19 33, ,40 33, ,53 33, ,27 33, ,99 30 Mekarjaya 31, ,34 608,10 31,34 611,23 31,34 612,99 31,34 615,51 31,34 618,60 31 Pandeglang 16, , ,77 16, , ,99 16, ,98 16, ,76 32 Majasari 19, , ,66 19, ,85 19, ,06 19, ,66 19, ,55 Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 11

21 Tabel 2.5 Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pandeglang Menurut Kecamatan, Tahun (Lanjutan ) NO. KECAMATAN Luas Kepadatan Luas Kepadatan Luas Kepadatan Luas Kepadatan Luas Kepadatan Luas Kepadatan (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) 33 Cadasari 26, , ,88 26, ,42 26, ,34 26, ,83 26, ,44 34 Karangtanjung 19, , , ,85 19, ,32 19, ,71 19, ,83 35 Koroncong 17, , ,02 17, ,04 17,86 1,027,49 17, ,53 17, ,47 JUMLAH 2.746, ,81 423, ,81 430, ,81 430, , ,89 430,67 Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 12

22 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan di suatu wilayah. Walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia, namun mampu mengukur dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan kemampuan dasar ( basic capabillities ) penduduk. Dikatakan cukup baik karena IPM merupakan indikator gabungan yang mencakup tiga indikator pembangunan yang dominan dan memiliki andil yang cukup besar dalam membentuk kualitas sumber daya manusia. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan dan standar hidup layak. Nilai IPM Kabupaten Pandeglang terus mengalami peningkatan selama kurun waktu Tahun Pada tahun 2010 IPM Kabupaten Pandeglang adalah 68,29 angka ini termasuk pada golongan IPM menengah bawah yang memiliki nilai batas atas 60, sehingga dibutuhkan beberapa peningkatan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi untuk menuju IPM menengah ke atas. Pada tahun 2013, IPM Kabupaten Pandeglang mencapai 69,64 atau mengalami kenaikan sebesar 1,98 persen dari IPM tahun Kenaikan ini terjadi akibat peningkatan komponen IPM pada tahun 2013 yaitu Indeks Angka Harapan Hidup sebesar 1,52 persen dari 64,60 (pada tahun 2010), Indeks pendidikan sebesar (1,98) persen dari 78,60 (pada tahun 2010) serta indeks daya beli sebesar 2,56 persen dari 61,60 (pada tahun 2010). Namun demikian jika dibandingkan dengan IPM Provinsi Banten, IPM Kabupaten Pandeglang pada tahun 2013 lebih rendah sebesar 2,26 digit. Gambaran Umum mengenai IPM dan Komponennya dapat terlihat pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3 serta Tabel 2.6 berikut ini. Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 13

23 Gambar 2.2 IPM Kabupaten Pandeglang Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang Gambar 2.3 Komponen IPM Kabupaten Pandeglang Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 14

24 Tabel 2.6 IPM Kabupaten Pandeglang beserta Komponennya Tahun Rata-rata Laju No Uraian Pertumbuhan Tahun (%) 1 IPM Kabupaten 68,29 68,77 69,22 69,64 Pandeglang 0,65 Indeks Angka Harapan 64,60 64,92 65,22 65,58 0,50 Hidup Indeks pendidikan 78,60 79,37 79,76 80,16 0,66 Indeks Tingkat Daya Beli 61,60 62,03 62,68 63,18 0,85 2 IPM Provinsi Banten 70,48 70,95 71,49 71,90 0,67 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang dan hasil analisis Data IPM diatas menggunakan metode perhitungan lama. Indikator IPM yang digunakan dalam perhitungan lama adalah Indikator Kesehatan yang digambarkan dengan Indeks Harapan Hidup, Indikator Pendidikan yang digambarkan Indeks Melek Huruf dan Indeks Rata rata Lama, serta Indikator Ekonomi yang digambarkan dengan Tingkat Kemampuan Daya Beli Masyarakat. Pada tahun 2010 UNDP (United Nation Development Program) memperkenalkan perhitungan IPM dengan metode baru. Alasan yang dijadikan dasar perubahan metodologi perhitungan IPM yaitu : 1. Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam perhitungan IPM. Angka melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu, karena angka melek huruf di sebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antardaerah dengan baik. 2. Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah. 3. Penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam perhitungan IPM menggambarkan bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 15

25 oleh capaian tinggi dari dimensi lain. Indikator IPM yang digunakan dalam metode baru ini adalah Indikator Kesehatan yang digambarkan dengan Indeks Harapan Hidup, Indikator Pendidikan yang digambarkan dengan Indeks Harapan Lama Sekolah dan Indeks Rata-rata Lama Sekolah, dan Indikator Ekonomi yang digambarkan dengan Pengeluaran per kapita. Pencapaian IPM Kabupaten Pandeglang pada tahun 2015 sebesar 62,72 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2014 yang hanya sebesar 62,06 dan rata-rata laju pertumbuhan tahun sebesar 1,20%. Ini berarti tingkat pencapaian pembangunan manusia di Kabupaten Pandeglang berada pada posisi IPM menengah atas. Gambaran lebih lanjut mengenai IPM Kabupaten Pandeglang tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 2.4, Gambar 2.5 dan Tabel 2.7. Gambar 2.4 IPM Kabupaten Pandeglang Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 16

26 Gambar 2.5 Komponen IPM Kabupaten Pandeglang Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang Tabel 2.7 IPM Kabupaten Pandeglang beserta Komponennya Tahun Rata-rata No Komponen (%) Pertumbuhan Th IPM Kabupaten 60,48 61,35 62,06 62,72 1,22 Pandeglang Indeks Kesehatan 65,63 65,89 66,02 66,94 0,66 Indeks pendidikan 55,23 57,19 58,68 59,19 2,34 Indeks Tingkat Daya Beli 61,04 61,29 61,71 62,27 0,67 *)rata-rata pertumbuhan tahun Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang Angka Kemiskinan Selain IPM, perkembangan kesejahteraan masyarakat dapat tercermin juga dalam angka kemiskinan yang merupakan salah satu persoalan serius dan tidak diharapkan oleh semua orang. Ukuran kemiskinan dapat dilihat dari jumlah penduduk miskin atau prosentase penduduk miskin/angka garis kemiskinan. Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 17

27 Selama kurun waktu tahun prosentase penduduk miskin di Kabupaten Pandeglang cenderung mengalami penurunan, hal ini menunjukan ada keberhasilan pemerintah dalam penanganan kemiskinan. Pada tahun 2010 persentasi penduduk miskin sebesar 11,14 persen dan pada tahun 2015 berkurang menjadi 10,43 persen atau berkurang sebesar 0,71 persen. Untuk lebih jelasnya gambaran umum mengenai angka kemiskinan di kabupaten pandeglang dapat terlihat sebagaimana Gambar 2.6, Tabel 2.8 dan Tabel 2.9. Gambar 2.6 Persentasi Penduduk Miskin Kabupaten Pandeglang Sumber : Hasil Analisis dan Susenas No Uraian Tabel 2.8 Persentasi Penduduk Miskin Kabupaten Pandeglang Tahun )** 1 Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Rumah Tangga (KK) Angka Kemiskinan (%) 11,14 9,80 9,28 10,25 9,50 10,43 4 Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Sumber : Indikator Makro Sosial Budaya Kabupaten Pandeglang Tahun )** Angka Sementara Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 18

28 Tabel 2.9 Laju Pertumbuhan Penduduk Miskin Kabupaten Pandeglang No Uraian Laju Pertumbuhan Rata-rata Pertumbuhan Th Jumlah Penduduk (Jiwa) 0,05 1,09 1,66 0,13 0,46 0,55 61,54 2 Jumlah Rumah Tangga (9,45) 1,34 1,36 0,14 0,46 4,21 (185,07) (KK) 3 Jumlah Penduduk Miskin (7,39) (7,95) (7,26) 11,00 9,50 10,43 (207,13) (%) Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang 2.3 Aspek Pelayanan Umum Kinerja pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu terhadap kondisi pelayanan umum. Aspek pelayanan umum Pemerintah Kabupaten Pandeglang dapat digambarkan dari layanan urusan wajib dan urusan pilihan Layanan Wajib Layanan urusan wajib pemerintah Kabupaten Pandeglang tahun terdiri dari 33 (tiga puluh tiga) urusan, di antaranya yaitu : a. Pendidikan Pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia. Pembangunan dan perkembangan Pendidikan dapat dilihat dari beberapa indikator berikut : Angka Partisipasi Sekolah (APS) Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah Angka. Partiipasi sekolah tingkat SD sederajat di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2010 sebesar 96,42 persen dan pada tahun 2014 sebesar 97,48 persen dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,27 persen per tahun. Angka partisipasi sekolah tingkat SMP sederajat pada tahun 2010 sebesar 70,54 persen dan pada Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 19

29 tahun 2014 sebesar 91,32 persen dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 6,67 persen per tahun. Sementara angka partisipasi sekolah tingkat SMA sederajat pada tahun 2010 sebesar 31,34 persen dan pada tahun 2014 sebesar 63,47 persen dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 11,31 persen per tahun. Angka Melek Huruf Angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis. Angka melek huruf di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2010 sebesar 94,32 persen dan pada tahun 2014 menjadi 96,89 persen dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,67 persen per tahun. Angka rata-rata lama sekolah Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2010 sebesar 6,47 tahun dan pada tahun 2014 menjadi 6,45 tahun dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar -0,08 persen per tahun. Gambaran lebih lanjut mengenai indikator kinerja urusan pendidikan dapat terlihat pada Tabel Uraian Angka Partisipasi Sekolah Tabel 2.10 Capaian Kinerja Pendidikan Tahun Rata-rata Laju Pertumbuhan (%) a. SD 96,42 98,17 97,60 98,03 97,48 99,82 0,70 b. SMP 70,54 86,71 91,69 90,14 91,32 93,61 5,82 c. SMU 41,34 56,49 53,29 55,99 63,47 56,24 6,35 Angka Partisipasi Murni a. SD 93,18 93,13 92,66 93,73 94,30 97,52 0,91 Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 20

30 b. SMP 53,51 69,12 77,97 73,01 75,05 76,59 7,44 c. SMU 34,20 45,43 45,12 49,29 56,98 48,09 7,17 Angka Partisipasi Kasar a. SD 109,37 105,43 100,65 109,76 97,48 116,49 1,27 b. SMP 63,28 87,16 95,73 87,75 91,32 86,55 6,46 c. SMU 53,27 56,34 61,21 61,89 63,47 55,30 0,75 Angka Melek Huruf 94,32 96,37 96,51 96,01 96,89 96,21 0,40 (%) Angka rata-rata lama sekolah 6,47 6,81 6,43 6,44 6,45 6,60 0,87 Sumber : Hasil Analisis dan Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang b. Kesehatan Capain kinerja Kesehatan dapat terlihat pada beberapa indikator berikut ini: Angka kelangsungan hidup bayi adalah adalah probabilitas bayi hidup sampai dengan usia 1 tahun, dalam kurun waktu setahun per kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka kelangsungan hidup bayi di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2010 sebesar 947,72 orang per 1000 Kelahiran Hidup dan pada tahun 2015 menjadi 998,49 orang per 1000 Kelahiran Hidup dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 1,05 persen per tahun. Angka harapan hidup adalah adalah peluang lama hidup atau umur seseorang pada waktu dilahirkan. Angka harapan hidup di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2012 sebesar 62,66 tahun dan pada tahun 2015 menjadi 63,51 tahun dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,45 persen per tahun. Gambaran lebih lanjut mengenai capaian indikator kinerja Kesehatan dapat terlihat pada Tabel Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 21

31 Tabel 2.11 Capaian Kinerja Kesehatan Tahun Rata-rata Indikator Derajat Kesehatan Laju Pertumbuhan (%) Angka Kelangsungan Hidup Bayi (1000KH) 947,72 973,00 979,30 984,10 998,41 998,49 1,05 Angka Harapan Hidup 62,66 62,83 62,91 63,51 0,45 (tahun) Angka Kesakitan (%) 48,06 40,83 37,00 35,94 33,33 29,87 (9,07) Rata-rata Lama Sakit (hari) 5,02 5,41 6,67 6,23 7,30 7,02 6,94 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang c. Pemuda dan Olahraga Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Pemuda Dan Olahraga terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.12 berikut. Tabel Capaian Kinerja Pemuda dan Olahraga Indikator Kinerja Satuan Target Terbinanya bidang keolahragaan dan kepemudaan Besaran IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Jumlah Peserta Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kepemimpinan Terlaksananya pendidikan dan latihan dasar kepemimpinan pemuda bagi anggota pramuka Terselenggaranya Pelatihan Kewirausahaan bagi Pemuda Terlaksananya pertandingan cabang olahraga di daerah melalui Pekan Olahraga Kabupaten (PORKAB) ke V Jumlah sarana dan prasarana olahraga yang terpelihara 2015 Capaian Target 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) % Indeks Orang ,00 orang Kewirausahaan Bagi Pemuda Cabang Olahraga , ,00 sarana olahraga ,00 Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 22

32 d. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.13 berikut. Tabel 2.13 Capaian Kinerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Capaian Target 2015 Terciptanya tata kelola % perekonomian daerah yang responsif dan adaptif PDRB adhb Rp. Juta 16,277,784 11,893,991 PDRB adhk Rp. Juta 5,427,737 5,018,451 Laju Pertumbuhan Ekonomi % Terselenggaranya Pelatihan Kewirausahaan Meningkatnya koperasi yang berkualitas dan kuantitas Terselenggaranya temu konsultasi dan advokasi fasilitator/ motivator kewirausahaan Tersalukannya bantuan pealatan usaha kepada UMKM Terlaksananya Pendidikan Perkoperasian Terlaksananya Pembinaan, Pengawasan dan Penghargaan koperasi Terlaksananya Pembubaran Badan Hukum Koperasi Orang Orang Orang Kelompok Peserta Badan Hukum Koperasi yang tidak akrtip Orang Meningkatkan Usaha Koperasi Di Bidang Pertanian dan Memberikan Koperasi Awards TA Koperasi 7 7 Terlaksananya Pendidikan Orang dan Pelatihan Kepada Pengurus Koperasi Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) ,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 23

33 e. Penanaman Modal Daerah Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Penanaman Modal Daerah terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.14 berikut. Tabel 2.14 Capaian Kinerja Penanaman Modal Daerah Indikator Kinerja Satuan Target Terselenggaranya promosi peluang penanaman modal kabupaten/kota Terselenggaranya pelayanan perizinan dan non perizinan bidang penanaman modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang Penanaman Modal meliputi : (1) Pendaftaran Penanaman Modal Dalam Negeri, (2) lzin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri, (3) Izin Usaba Penanaman Modal Dalam Negeri, (4) Tanda Daftar Perusahaan (TOP), (5) Surat lzin Usaha Perdagangan (SIUP), (6) Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja di 1 (satu) kabupaten/kota, sesuat kewenangan pemerintah kabupaten / kota Terselenggaranya bimbingan pelaksanaan Kegiatan Penanaman Modal kepada masyarakat dunia usaha Terimplementasikannya Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara elektronik (SPIPISE) Terselenggaranya sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha 1 kali/tahun 2015 Capaian Target Tingkat Capaian Target (%) % kali/tahun % kali/tahun Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 24

34 Cakupan penerbitan kartu % keluarga Cakupan penerbitan kartu % tanda penduduk Cakupan penerbitan kutipan % akta kelahiran Cakupan penerbitan kutipan akta kematian % Persentase jumlah Izin % IMB Mendirikan Bangunan (IMB) yang diterbitkan Persentase tersedianya 7 % (tujuh) layanan informasi jasa konstruksi Tingkat Kabupaten/Kota pada Sistem Informasi Pembina Jasa Konstruksi (SIPJAKI) Persentase tersedianya % layanan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dengan waktu penerbitan paling lama 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah Persyaratan Lengkap Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 f. Ketenagakerjaan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Ketenagakerjaan terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.15 berikut. Tabel 2.15 Capaian Kinerja Ketenagakerjaan Indikator Kinerja Satuan Target Pembinaan, pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja % 2015 Capaian Target Tingkat Capaian Target 2015 (%) Tingkat Pengangguran % Terbuka PDRB adhb per Kapital Rp. Juta 12,919,218 10,054, PDRB adhk per Kapital Rp. Juta 4,307,842 4,242, Besaran IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi Indeks % Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 25

35 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan % % % Besaran Kasus yang % diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) Besaran pekerja/buruh yang % menjadi peserta program Jamsostek Besaran Pemeriksaan % Perusahaan Besaran Pengujian Peralatan di Perusahaan % Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 g. Perhubungan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Perhubungan beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.16 berikut. terlihat pada Indikator Kinerja Perencanaan, Pembangunan dan Pengembangan jaringan transportasi PDRB adhk Pengangkutan dan Komunikasi PDRB adhb Pengangkutan dan Komunikasi Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan kabupaten/kota Tersedianya angkutan umum yang melayani jaringan trayek yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang Tabel 2.16 Capaian Kinerja Perhubungan Satuan Target 2015 Capaian Target 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) % Rp. Juta 372, , Rp. Juta 1,925, , % % Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 26

36 telah berkembang pada wilayah yang telah tersedia jaringan jalan kabupaten/kota Tersedianya halte pada setiap kabupaten/kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek Tersedianya terminal angkutan penumpang pada setiap kabupaten/kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka dan guardrill) dan penerangan jalan umum (PJU) pada jalan kabupaten/kota Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor bagi kabupaten/kota yang memiliki populasi kendaraan wajib uji minimal 4000 kendaraan wajib uji Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang terminal pada kabupaten/kota yang telah memiliki terminal Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pengujian kendaraan bermotor pada kabupaten/kota yang telah melakukan pengujian berkala kendaraan bermotor Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang MRLL, Evaluasi Andalalin, Pengelolaan Parkir pada kabupaten/kota Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi sebagai pengawas kelaikan kendaraan pada setiap perusahaan angkutan umum Terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam kabupaten/kota Tersedianya kapal sungai dan danau untuk melayani jaringan trayek dalam kabupaten/kota pada wilayah yang tersedia alur % % % % % % % % % % Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 27

37 sungai dan danau yang dapat dilayari Tersedianya kapal sungai dan danau yang melayani trayek dalam kabupaten/kota yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang tersedia alur sungai dan danau yang dapat dilayari Tersedianya pelabuhan sungai dan danau untuk melayani kapal sungai dan danau yang beroperasi pada trayek dalam kabupaten/kota pada wilayah yang telah dilayari angkutan sungai dan danau Terpenuhinya standar keselamatan bagi kapal sungai dan danau yang beroperasi pada lintas antar pelabuhan dalam satu kabupaten/kota Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal angkutan sungai dan danau untuk daerah yang telah melayani angkutan sungai dan danau Tersedianya kapal penyebrangan yang beroperasi pada lintas dalam kabupaten/kota pada wilayah yang telah ditetapkan lintas penyebrangan dalam kabupaten/kota Tersedianya kapal penyebrangan yang beroperasi pada lintas dalam kabupaten/kota untuk menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang telah ditetapkan lintas penyebrangan dalam kabupaten/kota Tersedianya pelabuhan penyebrangan pada kabupaten/kota yang memiliki pelayanan angkutan penyebrangan yang beroperasi pada lintas penyebrangan dalam % % % % % % Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 28

38 kabupaten/kota pada wilayah yang memiliki alur pelayaran Terpenuhinya standar keselamatan kapal penyebrangan dengan ukuran di bawah 7 GT dan kapal penyebrangan yang % beroperasi pada lintas penyebrangan dalam kabupaten/kota Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal penyebrangan dengan ukuran di bawah 7 GT atau yang beroperasi % di lintas penyebrangan dalam kabupaten/kota Tersedianya kapal laut yang beroperasi pada lintas dalam kabupaten/kota pada wilayah % yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif angkutan jalan Tersedianya kapal laut yang beroperasi pada lintas atau trayek dalam kabupaten/kota untuk menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang % telah berkembang pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif angkutan jalan Tersedianya dermaga pada setiap ibukota kecamatan dalam kabupaten/kota untuk melayani kapal laut yang beroperasi pada trayek dalam kabupaten/kota pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif angkutan jalan % Terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di bawah 7 GT yang beroperasi pada lintas dalam kabupate/ kota % Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal angkutan laut dengan ukuran di bawah 7 GT % Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 29

39 h. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.17 berikut. Tabel 2.17 Capaian Kinerja Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Capaian Target 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) Persentase Tingkat kualitas pelayanan publik dan kepuasan masyarakat umum % dan dunia usaha terhadap kinerja pelayanan pemerintah Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 i. Kebudayaan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kebudayaan beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.18 berikut. terlihat pada Tabel 2.18 Capaian Kinerja Kebudayaan Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Capaian Target 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) Peningkatan investasi dan % perekonomian daerah berbasis pertanian dan pariwisata PDRB adhb Rp. Juta 16,277,784 11,893, PDRB adhk Rp. Juta 5,427,737 5,018, Laju Pertumbuhan Ekonomi % Tingkat Inflasi % Indeks Gini Rasio Indeks PDRB adhb per Kapital Rupiah 16,277,784 10,054, PDRB adhk per Kapital Rupiah 5,427,737 4,242, Besaran IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Indeks Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 30

40 Kemampuan Investasi - Milyar PMTB Rupiah PDRB adhk Sektor Pertanian Rp. Juta 1,608,833 1,485, PDRB adhb Sektor Rp. Juta 4,675,161 3,285, Pertanian Share NTB Kabupaten % Terhadap NTB Provinsi Sektor Pertanian PDRB adhk Perdagangan, Rp. Juta 1,410,499 1,282, Hotel dan Restoran PDRB adhb Perdagangan, Hotel dan Restoran Rp. Juta 3,773,906 2,704, Share NTB Kabupaten % Terhadap NTB Provinsi sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Cakupan kajian seni 50% % Cakupan fasilitasi seni 30% % Cakupan gelar seni 75% % Misi kesenian 100% % Cakupan Sumber Daya % Manusia Kesenian 25% Cakupan tempat 100% % Cakupan organisasi 34% % Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 j. Perencanaan Pembangunan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Perencanaan Pembangunan terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.19 berikut. Tabel 2.19 Capaian Kinerja Perencanaan Pembangunan Indikator Kinerja Persentase Tingkat kualitas pelayanan publik dan kepuasan masyarakat umum dan dunia usaha terhadap kinerja pelayanan pemerintah Sumber : Satuan Target 2015 Capaian Target 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) % Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 31

41 k. Otonomi, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Pemerintahan Umum terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.20 berikut. Indikator Kinerja Persentase Tingkat kualitas pelayanan publik dan kepuasan masyarakat umum dan dunia usaha terhadap kinerja pelayanan pemerintah Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB di kabupaten/kota Penerbitan IUJK dalam waktu 10 hari kerja setelah persyaratan lengkap Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi setiap tahun Tersedianya informasi peluang usaha sektor/ bidang usaha unggulan Terselenggaranya fasilitas pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan Antara usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKMK) tingkat kabupaten/kota dengan pengusaha tingkat provinsi/ nasional Terselenggaranya promosi peluang penanaman modal kabupaten/kota Terselenggaranya pelayanan perizinan dan non perizinan bidang penanaman modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang Penanaman Modal meliputi : (1) Pendaftaran Penanaman Modal Dalam Negeri, (2) lzin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri, (3) Izin Usaba Penanaman Modal Dalam Negeri, (4) Tanda Daftar Perusahaan (TOP), (5) Surat lzin Usaha Perdagangan (SIUP), (6) Perpanjangan Izin Tabel 2.20 Capaian Kinerja Pemerintahan Umum Satuan Target 2015 Capaian Target 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) % 83 65,50 78,92 % % % sektor/bid ang/tahun 1kali/tahu n 1 kali/tahun % Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 32

42 Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja di 1 (satu) kabupaten/kota, sesuat kewenangan pemerintah kabupaten / kota Terselenggaranya bimbingan pelaksanaan Kegiatan Penanaman Modal kepada masyarakat dunia usaha 1 kali/tahun Terimplementasikannya Sistem % Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara elektronik (SPIPISE) Terselenggaranya sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha kali/tahun Cakupan penerbitan kartu keluarga % Cakupan penerbitan kartu tanda % penduduk Cakupan penerbitan kutipan akta % kelahiran Cakupan penerbitan kutipan akta % kematian Persentase jumlah Izin Mendirikan % IMB Bangunan (IMB) yang diterbitkan Persentase tersedianya 7 (tujuh) layanan informasi jasa konstruksi Tingkat Kabupaten/Kota pada Sistem Informasi Pembina Jasa Konstruksi (SIPJAKI) Persentase tersedianya layanan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dengan waktu penerbitan paling lama 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah Persyaratan Lengkap % % Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 l. Kearsipan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kearsipan beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.21 berikut. terlihat pada Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 33

43 Indikator Kinerja Jumlah database potensi daerah, penelitian dan pengembangan untuk mewujudkan pembangunan yang baik dan pembangunan berbasiskan teknologi informasi Tabel 2.21 Capaian Kinerja Kearsipan Satuan Target 2015 Capaian Target 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) % Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 m. Komunikasi dan Informatika Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Komunikasi dan Informatika terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.22 berikut. Tabel 2.22 Capaian Kinerja Komunikasi dan Informatika Indikator Kinerja Jumlah database potensi daerah, penelitian dan pengembangan untuk mewujudkan pembangunan yang baik dan pembangunan berbasiskan teknologi informasi Pelaksanaan diseminasi dan pendistribusian informasi nasional melalui: Media massa seperti majalah, radio dan televisi Media baru seperti website (media online) Media tradisional seperti pertunjukan rakyat Media interpersonal seperti sarasehan, ceramah/diskusi dan lokakarya Satuan Target 2015 Capaian Target 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) % kegiatan hari kegiatan kegiatan Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 34

44 Media luar ruang seperti buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk dan baliho kegiatan Cakupan pengembangan dan % pemberdayaan kelompok informasi di tingkat kecamatan Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 n. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel berikut. Tabel 2.23 Capaian Kinerja Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Persentase peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Cakupan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah di kabupaten/kota Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di Kabupaten/Kota % Capaian Target Tingkat Capaian Target 2015 (%) % Patroli / hari/orang Orang / RT Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 o. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.24 berikut. Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 35

45 Tabel 2.24 Capaian Kinerja Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Capaian Target 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) Meningkatnya kualitas % hidup dan terkendalinya pertumbuhan penduduk Laju Pertumbuhan % Penduduk Jumlah Rumah Tangga KK 358, , Angka Kelangsungan Hidup Bayi 1000KH Besaran IPM (Indeks % Pembangunan Manusia) Cakupan Pasangan Usia % Subur yang istrinya dibawah usia 20 tahun 3,5% Cakupan Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB aktif 65%. Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber- KB tidak terpenuhi (Unmet Need) 5% Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber- KB 70% Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-kb 87% Ratio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/ Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) 1 petugas di setiap 2 (dua) Desa/Kelurahan Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) 1 (satu) petugas di setiap Desa/ Kelurahan. % % % % % % Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 36

46 Cakupan penyediaan alat dan obat untuk memenuhi % kebutuhan masyarakat 30% setiap tahun Data mikro keluraga di % setiap Desa/Kelurahan 100% di setiap tahun Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun Layanan Pilihan Layanan urusan pilihan Pemerintah Kabupaten Pandeglang tahun terdiri dari 8 (delapan) urusan, yaitu: a. Pertanian Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pertanian terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.25 berikut. Tabel 2.25 Capaian Kinerja Pertanian Indikator Kinerja Satuan Tingkat Capaian Capaian Target Target Target (%) PDRB adhk Sektor Pertanian Rp. Juta 1,608,833 1,485, PDRB adhb Sektor Pertanian Rp. Juta 4,675,161 3,285, Share NTB Kabupaten Terhadap % NTB Provinsi Sektor Pertanian Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 b. Kehutanan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kehutanan terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.26 berikut. Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 37

47 Tabel 2.26 Capaian Kinerja Kehutanan Indikator Kinerja Satuan Target 2015 PDRB adhk Sektor Pertanian PDRB adhb Sektor Pertanian Share NTB Kabupaten Terhadap NTB Provinsi Sektor Pertanian Tersedianya Tanaman Hutan rakyat Penertiban perizinan pengelolaan industri hasil hutan Jumlah Penambahan luasan hutan rakyat Meningkatnya keterampilan dan pengetahuan kelompok tani HHBK Pemanfaatan lahan bawah tegakan Hutan Rakyat Fasilitasi areal kerja dan pengelolaan hutan kemasyarakatan Terlaksananya pengendalian hama dan penyakit tanaman hutan rakyat di Kabupaten Pandeglang Bertambahnya jumlah hutan, sumberdaya alam dan kekayaan hutan lainnya yang terpelihara (Konservasi keanekaragaman hayati) Capaian Target 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) Rp. Juta ,36 Rp. Juta ,27 % 26,07 16,83 Ha Kali 5 5 Ha 5 5 % Kelompok/ Orang 64,56 100,00 100,00 100,00 83,33 83,33 100,00 2/100 2/ ,00 Unit 1 1 Kegiatan 3 3 % Kegiatan Kegiatan 100,00 100,00 83,33 83,33 100, , ,00 Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 38

48 Terpeliharanya sumber Ha mata air 100,00 Tersedianya Jumlah bibit batang tanaman kehutanan 100,00 (Albasiah, Akasia, Gmelina) Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 c. Energi dan Sumber Daya Mineral Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan energi dan sumber daya mineral terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.27 berikut. Indikator Kinerja PDRB adhk Pertambangan & Penggalian PDRB adhb Pertambangan & Penggalian Share NTB Kabupaten Terhadap NTB Provinsi Pertambangan & Penggalian Tabel 2.27 Capaian Kinerja Energi dan Sumber Daya Mineral Satuan Target 2015 Capaian Target 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) Rp. Juta ,55 Rp. Juta ,97 % 6,90 4,84 70,05 Rasio Elektrifikasi (%) % 95,07 82,14 86,40 Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 d. Pariwisata Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pariwisata terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.28 berikut. Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 39

49 Tabel 2.28 Capaian Kinerja Pariwisata Indikator Kinerja Satuan Target 2015 PDRB adhk Perdagangan, Hotel dan Restoran PDRB adhb Perdagangan, Hotel dan Restoran Share NTB Kabupaten Terhadap NTB Provinsi sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Tersedianya Fasilitas Wisata di Kp.Wisata Jumlah Kelompok yang di Berikan Bantuan Terlaksananya Penataan Obyek Wisata Cisolong Jumlah Informasi/Pameran Wisata Kuliner serta Masyarakat akan Masakan Khas Banten Terlaksananya Pembelian Lahan Jumlah Pemandu Wisata yang diberikan Pelatihan Bahasa Asing Capaian Target 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) Rp. Juta ,91 Rp. Juta ,67 % 7,50 5,70 75,94 4 Desa/4 kampung/1 Kelompok ,00 4 Desa/ ,00 kampung/1 Kelompok Kegiatan ,00 Kegiatan ,00 Paket 1,00 1,00 100,00 Orang ,00 Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 e. Kelautan dan Perikanan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kelautan dan Perikanan terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.29 berikut. Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 40

50 Indikator Kinerja Tersedianya kapal laut yang beroperasi pada lintas atau trayek dalam kabupaten/kota untuk menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif angkutan jalan Tersedianya dermaga pada setiap ibukota kecamatan dalam kabupaten/kota untuk melayani kapal laut yang beroperasi pada trayek dalam kabupaten/kota pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif angkutan jalan Terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di bawah 7 GT yang beroperasi pada lintas dalam kabupate/ kota Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal angkutan laut dengan ukuran di bawah 7 GT Terbinanya Pembudidaya penerima PUMP secara Mandiri Tabel 2.29 Capaian Kinerja Kelautan dan Perikanan Satuan Target 2015 Capaian Target 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) % ,00 % ,54 % ,00 % ,00 Kelompok ,00 Terbinanya kelompok Nelayan penerima PUMP secara mandiri Tersedianya data konservasi kawasan laut daerah Kelompok ,00 Dokumen /Banguna n 4/1 4/1 100,00 Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 41

51 f. Perdagangan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan perdagangan terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.30 berikut. Tabel 2.30 Capaian Kinerja Perdagangan Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Terselenggaranya pelayanan perizinan dan non perizinan bidang penanaman modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang Penanaman Modal meliputi : (1) Pendaftaran Penanaman Modal Dalam Negeri, (2) lzin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri, (3) Izin Usaba Penanaman Modal Dalam Negeri, (4) Tanda Daftar Perusahaan (TOP), (5) Surat lzin Usaha Perdagangan (SIUP), (6) Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja di 1 (satu) kabupaten/kota, sesuat kewenangan pemerintah kabupaten / kota PDRB adhk Perdagangan, Hotel dan Restoran PDRB adhb Perdagangan, Hotel dan Restoran Share NTB Kabupaten Terhadap NTB Provinsi sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Capaian Target 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) % ,00 Rp. Juta ,91 Rp. Juta ,67 % 7,50 5,70 75,94 Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 g. Industri Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan industri terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.31 berikut. Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 42

52 Indikator Kinerja PDRB adhk Industri Pengolahan PDRB adhb Industri Pengolahan Share NTB Kabupaten Terhadap NTB Provinsi Industri Pengolahan Industri Pengolahan Tabel 2.31 Capaian Kinerja Perdagangan Satuan Rp. Juta Rp. Juta % Target 2015 Capaian Target 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) , ,35 1,28 1,08 84,67 Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 h. Ketransmigrasian Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan ketransmigrasian terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.32 berikut. Tabel 2.32 Capaian Kinerja Ketransmigrasian Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Capaian Target 2015 Tingkat Capaian Target 2015 (%) Perjanjian Mou ,00 Kerjasama Antar Daerah (KSAD) Jumlah Keluarga ,00 Transmigran yang ditempatkan Jumlah Transmigran yang dibina di Lokasi Penempatan Keluarga ,00 Sumber : Evaluasi RPJMD dan Laporan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun Aspek Daya Saing Daerah Daya saing daerah merupakan salah satu tujuan penyelenggaraan pemerintah daerah yang didasarkan pada potensi, kekhasan dan keunggulan suatu daerah. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan merupakan salah Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 43

53 satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi dalam mencapai tingkat kesejahteraan dan keberlanjutan. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan aspek daya saing daerah dapat dilihat dari beberapa aspek di antaranya kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah/infrastruktur, iklim berinvestsai dan sumber daya manusia Kemampuan Ekonomi Daerah Kemampuan ekonomi daerah atau kapasitas ekonomi daerah harus memeiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang akan masuk dan telah berada pada suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan kemampuan ekonomi daerah di antaranya dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), Tingkat Inflasi Sektoral. a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adhb Perekonomian Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 dapat dilihat pada perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Kabupaten Pandeglang merupakan cerminan perolehan nilai tambah atas proses produksi atau jasa di wilayah Kabupaten Pandeglang pada Tahun Data PDRB Kabupaten Pandeglang Tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 masih menggunakan 9 sektor lapangan usaha. Sedangkan data PDRB Tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 telah menggunakan 17 sektor lapangan usaha (pola baru). PDRB Kabupaten Pandeglang atas dasar harga berlaku (PDRB adhb) Tahun 2010 sebesar 8,694 triliun rupiah (atau senilai juta rupiah), nilai ini meningkat sebesar 23,13 persen dari PDRB adhb pada Tahun 2012 yang senilai 10,705 triliun rupiah. Sedangkan PDRB Kabupaten Pandeglang atas dasar harga berlaku Tahun 2013 sebesar 16,460 triliun rupiah (atau senilai juta rupiah), nilai ini meningkat sebesar 23,10 persen dari PDRB adhb pada Tahun 2015 yang senilai 20,216 triliun rupiah. Sektor dominan yang memberi andil dalam perkembangan nilai PDRB adhb Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 berturut-turut adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Sektor Pertambangan dan Penggalian; serta Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Gambaran lebih lanjut mengenai PDRB adhb (seperti terlihat pada Tabel 2.33, Tabel 2.34, Gambar 2.7 dan Gambar 2.8). Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 44

54 LAPANGAN USAHA Tabel 2.33 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku & Kontribusi PDRB Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha, Tahun PDRB ADHB (Jutaan Rupiah) PDRB ADHB (Jutaan Rupiah) PDRB ADHB (Jutaan Rupiah) Kontribusi (%) Kontribusi (%) Kontribusi (%) Rata-rata Pertumbuhan Th (%) Pertanian ,88 28,99 28,31 6,24 Pertambangan & Penggalian ,14 0,11 0,11-0,58 Industri Pengolahan ,14 10,18 10,00 10,19 Listrik, Gas dan Air Bersih ,40 2,75 3,46 33,11 Bangunan ,35 5,54 5,61 13,66 Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Bank & Lembaga Keuangan lainnya ,62 23,07 22,72 11, ,66 7,73 7,72 11, ,91 5,87 5,84 10,28 Jasa-jasa ,89 15,77 16,24 15,86 KABUPATEN ,00 100,00 100,00 10,96 BANTEN ,06 4,98 5,02 11,42 Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang Tabel 2.34 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku & Kontribusi PDRB Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha, Tahun LAPANGAN USAHA PDRB ADHB (Jutaan Rupiah) Kontribusi (%) Rata-rata Pertumbuhan Th (%) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ,15 33,90 10,54 Pertambangan & Penggalian ,46 11,08 9,10 Industri Pengolahan ,42 5,86 6,01 Pengadaan Listrik dan Gas ,32 0,56 48,04 Pengadaan Air, Pengolahaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang ,06 0,06 10,53 Konstruksi ,70 4,94 13,78 Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 45

55 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepedah ,59 10,90 7,58 Motor Transportasi dan Pergudangan ,43 5,84 15,15 Penyedian Akomodasi dan Makanan Minuman ,86 5,48 17,84 Informasi dan Koordinasi ,32 0,31 7,63 Jasa Keuangan dan Asuransi ,52 2,43 8,97 Real Estat ,07 6,78 8,63 Jasa Perusahaan ,23 0,23 11,16 Administrasi Pemerintahan, Pertanahanan dan Jaminan Sosil ,72 6,23 15,77 Wajib Jasa Pendidikan ,21 3,35 13,49 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial ,93 0,96 12,72 Jasa Lainya ,01 1,07 14,42 KABUPATEN ,00 100,00 10,95 BANTEN ,36 4,24 12,47 Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang Gambar 2.7 Grafik Kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha Tahun Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 46

56 Gambar 2.8 Grafik Kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha Tahun Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang Dari Grafik di atas, tergambar bahwa perekonomian di wilayah Kabupaten Pandeglang pada tahun 2015 didominasi oleh Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dengan kontribusi 33,90 persen (atau menyumbang sebesar 6,868 triliun rupiah) yang berarti bahwa sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan masih menjadi sektor andalan dalam menggerakan perekonomian di wilayah Kabupaten Pandeglang. Sektor lainnya yang memberikan kontribusi menonjol bagi perekonomian daerah adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 11,08 persen serta Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 10,90 persen. Sembilan kelompok sektor PDRB adhb menurut lapangan usaha seperti tersebut di atas, menggambarkan struktur perekonomian di suatu wilayah. Struktur perekonomian tersebut dikelompokan ke dalam tiga sektoral, yaitu Sektor Primer (meliputi Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian), Sektor Sekunder (meliputi Sektor Industri Pengolahan, Listrik Gas dan Air, serta Sektor Bangunan), dan Sektor Tersier (meliputi Sektor Perdagangan, hotel dan restoran, Sektor Angkutan dan komunikasi, Sektor Keuangan, serta Sektor Jasa-jasa). Apabila dilihat ke dalam tiga kelompok tersebut, terlihat bahwa Sektor Tersier Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 47

57 memberikan andil terbesar dalam struktur perekonomian Kabupaten Pandeglang dalam kurun waktu Tahun , disusul oleh Sektor Primer dan Sektor Sekunder (Gambar 2.9). Gambar 2.9 Grafik Perkembangan Kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Pandeglang Secara Sektoral, Tahun Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang Sementara dalam periode tahun , jika dilihat berdasarkan ratarata laju pertumbuhan sektor PDRB adhb, Listrik, Gas dan Air Bersih mempunyai laju pertumbuhan terbesar yaitu 23,01 persen per tahun, kemudian diikuti oleh Jasa-jasa sebesar 15,18 persen per tahun, Pengangkutan dan Komunikasi 13,07 persen per tahun, Bangunan 12,53 persen per tahun, Perdagangan Hotel dan Restoran sebesar 11,20 persen per tahun, Industri Pengolahan sebesar 10,97 persen per tahun, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya sebesar 10,51 persen per tahun, Pertanian sebesar 6,96 persen per tahun serta Pertambangan dan Penggalian sebesar 0,81 persen per tahun. Dengan demikian laju pertumbuhan total PDRB adhb Kabupaten Pandeglang selama kurun waktu sebesar 11,01 persen per tahun dengan nilai PDRB adhb tahun 2013 mencapai Rp.11,893 Triliun. Gambaran PDRB adhb lebih lanjut sebagaimana Tabel 2.33, Tabel 2.34, Gambar 2.7, Gambar 2.8, dan Gambar 2.9. Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 48

58 b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Adhk Produk domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan 2000 (PDRB adhk 2000) Kabupaten Pandeglang pada tahun 2010 sebesar Rp. 4,321 triliun dan pada tahun 2012 meningkat sebesar Rp. 4,810 triliun. Kontribusi PDRB adhk 2000 terbesar disumbang oleh sektor pertanian yaitu sebesar 32,87 persen pada tahun 2010 dan 30,43 persen pada tahun 2012, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan hotel dan restoran, jasa-jasa dan industri pengolahan. Sementara Produk domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan 2010 (PDRB adhk 2010) Kabupaten Pandeglang pada tahun 2013 sebesar Rp. 14,415 triliun dan pada tahun 2015 meningkat sebesar Rp. 16,009 triliun. Kontribusi PDRB adhk 2010 pada tahun 2015 terbesar disumbang oleh sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yaitu sebesar 33,28 persen pada tahun 2013 dan 31,62 persen pada tahun 2013, kemudian diikuti oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Pertambangan dan Penggalian; serta Real Estat. Gambaran PDRB adhk lebih lanjut sebagaimana Tabel 2.35, Tabel 2.36, Gambar 2.10 dan Gambar Tabel 2.35 PDRB adhk & Kontribusi PDRB adhk Tahun 2000 Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha, Tahun LAPANGAN USAHA PDRB ADHK (Jutaan Rupiah) PDRB ADHK (Jutaan Rupiah) PDRB ADHK (Jutaan Rupiah) Kontribusi (%) Kontribusi (%) Kontribusi (%) Rata-rata Pertumbuhan Th (%) Pertanian ,87 31,06 30,43 1,53 Pertambangan & Penggalian 0,15 0,12 0,13-1,14 Industri Pengolahan 10,95 11,02 10,81 4,86 Listrik, Gas dan Air Bersih 2,47 2,84 3,58 26,97 Bangunan ,92 5,06 5,09 7,27 Perdagangan, Hotel dan Restoran 24,42 25,33 25,25 7,30 Pengangkutan dan Komunikasi 6,20 6,36 6,52 8,26 Bank & Lembaga Keuangan lainnya 5,46 5,54 5,55 6,34 Jasa-jasa ,57 12,65 12,63 5,80 KABUPATEN ,00 100,00 100,00 5,52 BANTEN ,88 4,83 4,81 6,26 Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 49

59 Tabel 2.36 PDRB adhk & Kontribusi PDRB adhk Tahun 2010 Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha, Tahun Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang LAPANGAN USAHA PDRB ADHK (Jutaan Rupiah) Kontribusi (%) Rata-rata Pertumbuhan Tahun (%) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ,28 31,62 2,72 Pertambangan & Penggalian ,51 9,66 6,25 Industri Pengolahan ,69 6,55 4,26 Pengadaan Listrik dan Gas ,69 0,64 1,52 Pengadaan Air, Pengolahaan Sampah, 6,97 Limbah dan Daur Ulang ,07 0,07 Konstruksi ,90 5,22 8,76 Perdagangan Besar dan Eceran, dan 4,68 Reparasi Mobil dan Sepedah Motor ,51 12,34 Transportasi dan Pergudangan ,85 6,13 7,92 Penyedian Akomodasi dan Makanan 10,84 Minuman ,94 5,46 Informasi dan Koordinasi ,40 0,44 10,37 Jasa Keuangan dan Asuransi ,57 2,52 4,30 Real Estat ,17 8,13 5,13 Jasa Perusahaan ,24 0,24 6,65 Administrasi Pemerintahan, 10,06 Pertanahanan dan Jaminan Sosil Wajib ,16 5,63 Jasa Pendidikan ,08 3,29 9,01 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial ,96 1,01 8,11 Jasa Lainya ,00 1,05 8,03 KABUPATEN ,00 100,00 5,39 BANTEN ,35 4,35 5,42 Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 50

60 Gambar 2.10 Grafik PDRB adhk & Kontribusi PDRB adhk Tahun 2000 Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha Tahun Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang Gambar 2.11 Grafik PDRB adhk & Kontribusi PDRB adhk Tahun 2010 Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha Tahun Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 51

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2021 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TAHUN 2011-2016 PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TAHUN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TAHUN 2011-2016 PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2011 Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 1 Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 8 Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang berada di ujung Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional terdiri atas perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak Geografis, Topografi, Curah Hujan, dan Jenis Tanah Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak diantara 5 50' - 6 21' Lintang Selatan dan 105 7' 106

Lebih terperinci

BAB 2 POTENSI DAN REALITAS

BAB 2 POTENSI DAN REALITAS BAB 2 POTENSI DAN REALITAS 2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI 2.1.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 8 Kabupaten/Kota di Propinsi Banten yang berada di ujung Barat Pulau

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2013 KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mengingat bahwa hakekat Pembangunan Nasional meliputi pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, maka fungsi pembangunan daerah adalah sebagai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/DPD RI/II/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/DPD RI/II/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 27/DPD RI/II/2013-2014 PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP ASPIRASI MASYARAKAT DAN DAERAH PEMBENTUKAN KABUPATEN CIBALIUNG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warrohmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat- Nya, Alhamdulillah Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pandeglang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Pusat memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk melakukan serangkaian

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN TINGKAT KECAMATAN DI LINGKUNGAN BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

NO URUT JUMLAH RUMAH TANGGA JUMLAH KEPALA KELUARGA

NO URUT JUMLAH RUMAH TANGGA JUMLAH KEPALA KELUARGA NO URUT KECAMATAN DESA/KEL REKAPITULASI HASIL PENDATAAN TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2013 1. KABUPATEN : PANDEGLANG 3. TAHUN ANGGARAN : 2013 2. PROVINSI : BANTEN 4. NO. KODE KABUPATEN : 01 5. NO. KODE PROVINSI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI IV.1 Kabupaten Serang IV.1.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Serang terletak di ujung barat wilayah Propinsi Banten dan posisi 105º7 106º 22 Bujur Timur serta 5º 50

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 21 TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 21 TAHUN 2008 Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA PADA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2013 BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2013 BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2013 BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

Kabupaten Pandeglang. Data Agregat Per Kecamatan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANDEGLANG

Kabupaten Pandeglang. Data Agregat Per Kecamatan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANDEGLANG Kabupaten Pandeglang Data Agregat Per Kecamatan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANDEGLANG Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan daerah yang merupakan kewenangan daerah sesuai dengan urusannya, perlu berlandaskan rencana pembangunan daerah yang disusun berdasarkan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis

KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis 43 KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Geografis Provinsi Banten dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Banten. Wilayah Provinsi Banten berasal dari sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan nasional adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang

Lebih terperinci

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN - 1 - LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan pembangunan perlu disusun beberapa dokumen yang dijadikan pedoman pelaksanaan sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 203-208 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT TAHUN 2016-2021 DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

Pembangunan Daerah Berbasis Data

Pembangunan Daerah Berbasis Data Pembangunan Daerah Berbasis Data Disampaikan pada Kegiatan Rekonsiliasi Data dan Informasi Pembangunan Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017 Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal. I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal. I LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Provinsi DKI Jakarta merupakan kota dengan banyak peran, yaitu sebagai pusat pemerintahan, pusat kegiatan perekonomian, pusat perdagangan, pusat jasa perbankan dan

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG : : : : PERATURAN DAERAH 4 TAHUN 2012 20 April 2012 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2011-2016 BAB I PENDAHULUAN Perencanaan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan daerah yang selama ini dilaksanakan di Kabupaten Subang telah memberikan hasil yang positif di berbagai segi kehidupan masyarakat. Namum demikian,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 Rencana Pembangunan TANGGAL Jangka : 11 Menengah JUNI 2013 Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan memainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang disingkat RPJMD sebagaimana amanat Pasal 264 ayat (1) Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan tahun 2005-2025 adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi, dan arah pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang mempunyai posisi strategis, yaitu berada di jalur perekonomian utama Semarang-Surabaya

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB I PENDAHULUAN I - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN R encana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD memuat visi, misi, dan program pembangunan dari Bupati

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DAERAH TERTINGGAL DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DAERAH TERTINGGAL DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN KAJIAN STUDI KASUS DI INDONESIA : KEBUTUHAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DAERAH TERTINGGAL DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN 1. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN i ii iii vi BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3. Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018 JL. RAYA DRINGU 901 PROBOLINGGO SAMBUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... v Daftar Gambar... ix Daftar Isi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pandeglang Tahun 2013 sebanyak 151,4 ribu rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pandeglang Tahun 2013 sebanyak 151,4 ribu rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pandeglang Tahun 2013 sebanyak 151,4 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Pandeglang Tahun 2013 sebanyak 13 Perusahaan

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Amandemen ke-empat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), seperti tercantum dalam Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TANGGAL : 14 MARET 2009 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa untuk menjamin pembangunan dilaksanakan secara sistematis, terarah,

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH NOMOR : 5 TAHUN 2016 TENTANG : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016-2021. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN Bab I Pendahuluan 1.1. LatarBelakang Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan antara berbagai dimensi, baik dimensi sosial, ekonomi, maupun lingkungan yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL ( Dalam Proses Konsultasi ke Gubernur Jateng )

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL ( Dalam Proses Konsultasi ke Gubernur Jateng ) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KENDAL TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL ( Dalam Proses Konsultasi ke

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015 DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah tak henti hentinya

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2016 2021 DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan Daerah pada dasarnya harus selaras dengan tujuan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional secara exsplisit dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2010 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam rangka mengaktualisasikan otonomi daerah, memperlancar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Boyolali mempunyai komitmen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci