TINJAUAN PUSTAKA. (Cyprinus carpio) dan ikan maskoki (Cyprinus auratus). Hal ini bisa dibuktikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. (Cyprinus carpio) dan ikan maskoki (Cyprinus auratus). Hal ini bisa dibuktikan"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ikan Koi Ikan koi termasuk keluarga Cyprinidae, masih sekerabat dengan ikan mas (Cyprinus carpio) dan ikan maskoki (Cyprinus auratus). Hal ini bisa dibuktikan dari sosoknya yang memang mirip yaitu pipih. Hanya saja, penampilan koi lebih cantik karena ditunjang oleh beragam warna yang sangat menawan. Warna tubuhnya sendiri sangat variatif mulai dari hitam, putih, merah, kuning, silver hingga keemasan (Redaksi Penebar Swadaya, 2008). Ikan ini terletak dalam sistem taksonomi ilmiah. Sebagaimana diakses pada dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Subordo Famili Subfamili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Actinopterygii : Cypriniformes : Cyprinoidea : Cyprinidae : Cyprininae : Cyprinus : Cyprinus carpio Ikan koi pertama kali dikenal pada dinasti Chin tahun 265 dan 316 Masehi. Ikan koi dengan keindahan warna dan tingkah laku seperti yang kita ketahui saat ini, mulai dikembangkan di Jepang 200 tahun yang lalu di pegunungan Niigata oleh petani Yamakoshi. Pemuliaan yang dilakukan bertahun-

2 tahun menghasilkan garis keturunan yang menjadi standar penilaian ikan koi. Nishikigoi adalah nama Jepang untuk ikan koi (Alex, 2009). Sejak dihasilkannya varietas pertama berwarna merah dan biru cerah, hingga kini telah tercipta puluhan varietas ikan koi yang cantik dan memikat. Jenis yang paling banyak dikenal antara lain kohaku, showa sanke, taisho sanke, asagi, beko, shusui, ogon, tancho dan kinginrin. Ikan koi paling tepat dipajang di kolam taman sehingga dapat dinikmati keelokan seluruh tubuhnya. Jika dalam akuarium, hanya tubuh bagian samping saja yang dapat dinikmati, padahal kecantikan ikan koi justru pada bagian atas tubuhnya (Daelami, 2000). Ikan koi mempunyai badan yang berbentuk torpedo dengan alat gerak berupa sirip. Sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi ikan koi adalah sebuah sirip punggung (dorsal fin), sebuah sirip anus (anal fin), sebuah sirip ekor (caudal fin), sepasang sirip dada (pectoral fin) dan sepasang sirip perut (ventral fin). Siripsirip tersebut sangat penting bagi ikan koi untuk berpindah tempat (Prasetya, dkk., 2013). Selain itu, menurut Susanto (2000), dari pertengahan kepala hingga batang ekor terdapat gurat sisi (linear lateralis) yang berguna untuk merasakan getaran suara. Tubuh ikan koi tertutup selaput yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama terletak di luar dikenal sebagai lapisan epidermis, sedang lapisan dalam disebut endodermis. Epidermis terdiri dari sel-sel getah yang menghasilkan lendir (mucus) pada permukaan badan ikan. Lapisan endodermis tediri dari serat-serat yang penuh dengan sel. Pangkal sisik dan urat-urat darah terdapat pada lapisan ini, juga sel warna (Susanto, 2000).

3 Berdasarkan pada pola warna, sisik dan lain-lain, ikan koi terbagi menjadi beberapa jenis. Trubus No. 508 (2012), menyatakan beberapa jenis ikan koi adalah sebagai berikut: 1. Kohaku 7. Doitsu 13. Gin rin 2. Sanke 8. Showa 14. Hikarimuji mono 3. Koromo 9. Hikari Utsuri 15. Usturi 4. Kawarimono 10. Chagoi 16. Tancho 5. Kage 11. Hikarimoyo 17. Bekko 6. Asagi 12. Goshiki Ikan koi banyak sekali jenisnya tergantung warna dan coraknya selain itu juga terdiri dari berbagai kualitas. Untuk ikan koi yang mempunyai penampilan sempurna masuk dalam kualitas A, berikutnya kualitas B, C dan yang paling rendah masuk kelas kropyokan. Tingkatan kualitas ikan koi dapat dilihat dalam Tabel 1. Harganya juga tergantung kualitas, ikan koi yang masuk kualitas A biasanya sangat mahal bahkan mencapai puluhan juta (Effendy, 1993). Tabel 1. Tingkatan Kualitas Ikan Koi No. Tingkatan Kualitas Keterangan 1. A Pola warna sangat tajam, kontras, bentuk tubuh bagus 2. B Pola warna tajam dan kontras, bentuk tubuh bagus 3. C Pola warna kurang tajam dan kurang kontras 4. Kropyokan Pola warna jelek Sumber : Effendy, 1993 Kohaku merupakan jenis ikan koi yang paling banyak diinginkan. Kohaku yang berkualitas bisa sangat berharga dan tampak menonjol dalam kolam. Varietas ini memiliki dua warna dan termasuk dalam jenis ikan koi nonmetalik. Ikan koi ini mempunyai warna dasar putih dengan bercak merah (Hi) di bagian

4 punggung. Spesimen kohaku yang baik mempunyai pola tertentu, yaitu tepian yang jelas dan warna dasar putih bersih tanpa cela yang sering disebut putih salju. Perbedaan warna merah dan putih inilah yang membuat kohaku begitu berharga. Kohaku dapat dilihat pada Gambar 2 (Twigg, 2013). Gambar 2. Ikan Koi Jenis Kohaku Ikan koi hidup di perairan air tawar di daerah beriklim sedang. Koi dapat hidup pada suhu air 8-30 o C sehingga bisa dipelihara di daerah dataran tinggi atau rendah ( m dpl). Namun demikian, idealnya koi hidup di perairan dengan suhu o C. Koi termasuk ikan yang tidak tahan goncangan perubahan suhu drastis. Penurunan 5 o C dalam tempo singkat dapat menyebabkan ikan stress, bahkan berujung pada kematian. Pada suhu rendah 7 o C, koi akan bergerak dengan lambat dan cenderung berada di dasar air. Meskipun termasuk hewan air tawar, tetapi koi masih bisa bertahan di perairan payau dengan kadar garam ppm. Ukuran kualitas air pada budidaya ikan koi dapat dilihat pada Tabel 2 (Redaksi Penebar Swadaya, 2008).

5 Tabel 2. Ukuran Ideal Kualitas Air Bagi Ikan Koi No Parameter Ukuran 1. Klorin < 0,05 ppm 2. Oksigen Terlarut > 5 ppm 3. Amonia < 0,1 ppm 4. Nitrit < 0,2 ppm 5. Nitrat < 50 ppm 6. ph 6, Alkalinitas ppm 8. Kekerasan ppm 9. Salinitas 0,1-0,3% 10. Fosfat Munculnya alga 11. Tembaga < 0,1 ppm Sumber : Redaksi Penebar Swadaya, 2008 Makanan dan Kebiasaan Makan Pakan atau makanan merupakan unsur penting dalam budidaya ikan. Ada dua jenis pakan berdasarkan pembuatannya, yaitu pakan alami dan buatan. Pakan alami adalah organisme hidup, baik hewan maupun tumbuhan yang dapat dikonsumsi oleh ikan. Sedangkan, pakan buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan pertimbangan pembuatannya, yang didasarkan pada kebutuhan nutrien ikan, kualitas bahan baku dan nilai ekonomisnya (Liviawaty dan Eddy, 1990). Pakan alami mempunyai beberapa keuntungan karena nilai gizinya baik terutama kandungan proteinnya tinggi, mudah dimangsa dan dicerna karena pakan alami ini bergerak aktif, ukurannya relatif kecil serta elastis, mudah dikulturkan dan murah harganya. Meskipun telah diberi pakan alami, benih ikan juga perlu diberi pakan tambahan agar dapat dicapai pertumbuhan dan proses kelangsungan hidup yang sebaik mungkin. Untuk memperoleh derajat efisiensi pakan lebih

6 tinggi, bentuk dan sifat pakan buatan harus disesuaikan dengan cara dan kebiasaan makan dari masing-masing jenis ikan serta ukuran ikan (Daelami, 2000). Keseimbangan pakan salah satunya dilihat dari kandungan nutrisinya yang terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. Protein sangat berguna untuk membentuk jaringan tubuh. Lemak merupakan sumber energi utama dan membentuk membran. Karbohidrat merupakan sumber energi siap pakai yang harus segera dimanfaatkan. Mineral membantu proses metabolisme tubuh, termasuk ikut berperan dalam pembentukan struktur tulang, osmoregulasi, membangun saraf dan membantu peredaran darah. Vitamin merupakan unsur esensial untuk metabolisme dan pertumbuhan secara normal (Redaksi Penebar Swadaya, 2008). Pakan yang baik adalah memiliki komposisi zat gizi lengkap. Zat makanan terpenting yang diperlukan ikan untuk pertumbuhan adalah zat protein. Pertumbuhan ikan akan dapat dipercepat dengan pemberian pakan yang mengandung protein tinggi (30 40 %) karena protein merupakan bagian terbesar dari daging ikan. Zat protein digunakan hewan untuk pemeliharaan tubuh, pembentukan jaringan tubuh, penambahan protein tubuh dan pengganti jaringan yang rusak (Cahyono, 2000). Agar ikan hias tetap sehat, nutrisi dalam pakannya harus cukup dan lengkap. Bila pakan utamanya berupa pakan buatan, sesekali bisa diberi pakan hidup. Bila ikan yang dipelihara merupakan jenis karnivora, usahakan pakan hidup yang diberikan bervariasi. Hal ini untuk menghindari ikan kekurangan gizi karena tiap jenis pakan memiliki kandungan nutrisi yang berbeda-beda. Selain itu, agar ikan tidak mengalami kebosanan (Lesmana, 2009).

7 Pelet tersedia dalam berbagai ukuran untuk menyesuaikan dengan ukuran mulut ikan. Pakan buatan ikan koi mengandung berbagai macam bahan mentah yang dicampur untuk menghasilkan makanan seimbang. Pelet harus mengandung kualitas dan kuantitas yang tepat dalam berbagai kandungan gizi yakni protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral (Twigg, 2013). Selain itu, tips memberi makan ikan koi adalah lebih baik memberi makan dalam jumlah sedikit tetapi dalam frekuensi yang sering dibandingkan memberi makanan dalam jumlah banyak dalam frekuensi yang sedikit. Frekuensi pemberian pakan dapat dilihat dalam Tabel 3. Karena ikan koi jika perutnya sudah penuh, makanan akan langsung dikeluarkan sebagai kotoran. Karena itu yang perlu dipertimbangkan agar jangan sampai overfeeding (Alex, 2009). Ikan tidak dapat membuat sendiri pigmen warna oleh karenanya harus disuplai dari makanan yang dimakan. Karena itu, jika ikan diberi makan yang tidak mengandung pigmen warna yang dibutuhkan, maka ikan tersebut akan kehilangan warnanya (Khairyah, dkk., 2010). Bila ikan memiliki bakat warna yang bagus, pemberian pakan tepat dan sesuai mampu memaksimalkan warna. Pakan ikan koi idealnya memenuhi unsur yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan pencernaan, mencerahkan warna dan memacu pertumbuhan (Wisnu, 2012). Pakan buatan bagi ikan hias memiliki banyak jenis dan merk dagang. Salah satu diantaranya adalah jenis Takari. Takari merupakan resep istimewa yang mengandung nilai nutrisi cukup untuk pertumbuhan yang sehat bagi ikan. Komposisi Takari meliputi tepung ikan, tepung udang, tepung kedelai, vitamin, mineral, pencerah warna, anti oksidan dan lainnya. Adapun kandungan nutrisi

8 Takari ialah protein 30%, Lemak 3%, Serat 4%, Abu 12%, Kadar Air 12%, Vitamin A, D3, E, B1, B6, B12, Niacin, Biotin, Panthotenic, Choline dan lainnya (PT.Central Proteinaprima Tbk, 2014). Tabel 3. Frekuensi Pemberian Pakan dan Tipe Pakan Ikan Koi Temperatur Air ( o C) < Sumber : Alex, 2009 Frekuensi Pemberian Pakan Jangan memberi makan ikan koi 2-3 kali seminggu atau jika ikan koi lapar 4-5 kali seminggu atau jika ikan koi lapar Sekali dalam satu hari Satu atau dua kali sehari 3-4 kali dalam sehari Tipe Pakan Suhu pada 10 o C lebih dari satu bulan mungkin memerlukan pakan tambahan protein rendah dan karbohidrat tinggi. Untuk ikan koi yang hidup di daerah bermusim dingin. Karbohidrat tinggi, rendah protein. Protein rendah (25%) pakan pelet, karbohidrat tinggi, sayuran dan buah. Kadar dan jumlah protein ditingkatkan menjadi (35%), sayuran dan buah. 35% protein pelet, tambahkan buah, sayuran dan plankton sebagai variasi. Pelet dengan protein tinggi (35%- 40%), color enhancers. Tambahkan plankton, sayuran dan buah-buahan. Sebagai hewan omnivora, ikan koi memakan segala seperti manusia. Di dalam air ikan koi mampu mengenali pakannya dan bahkan mengaduk-aduk dasar kolam atau pematang kolam untuk mencari makanan. Karena koi mempunyai organ penciuman yang sangat tajam berupa dua pasang sungut yang terletak dipinggir mulut (Susanto, 2002). Menurut Effendy (1993), salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pemeliharaan ikan adalah penyediaan makanan secara cukup dan kontinu,

9 terutama makanan yang dapat diberikan untuk berbagai tingkatan umur serta ukuran ikan. Warna pada Ikan Zat warna menurut asalnya terdiri dari zat warna alami dan zat warna sintetik. Zat warna alami (pigmen) adalah zat warna yang secara alami terdapat dalam tanaman maupun hewan. Zat warna alami dapat dikelompokkan sebagai warna hijau, kuning dan merah (Winarti, dkk., 2008). Pewarnaan pada ikan pada dasarnya berhubungan dengan pigmen pada kulit. Ada dua macam sel khusus yang memberikan warna terhadap ikan, kromatofor dan iridosit. Kromatofor terletak pada dermis kulit yaitu sisi luar dan diantara sisik serta mengandung butiran pigmen sebagai sumber warna sebenarnya. Kromatofor ini dapat bergerak dalam sitoplasma atau menumpuk pada permukaan kulit. Iridosit dapat disebut sebagai sel cermin, karena mengandung materi pemantul yang memantulkan warna dari luar tubuh ikan (Yahyadi, dkk., 2004). Warna merupakan salah satu alasan ikan hias diminati oleh masyarakat, sehingga pembudidaya perlu mempertahankan warna ikan hias yaitu dengan cara memberi pakan yang mengandung pigmen warna. Warna pada ikan disebabkan adanya sel kromatofor yang terdapat pada kulit bagian dermis. Sel ini diklasifikasikan menjadi lima kategori warna dasar, yaitu eritrifora menghasilkan warna merah dan oranye, xanthofora menghasilkan warna kuning, melanofora menghasilkan warna hitam, leukofora menghasilkan warna putih dan iridofora yang dapat memantulkan refleksi cahaya (Sholichin, dkk., 2012).

10 Berbagai warna-warni indah pada ikan pada dasarnya dihasilkan oleh selsel pigmen yang terletak pada kulit ikan. Mekanisme pergerakan butiran pigmen pada ikan dikendalikan oleh hormon-hormon tertentu sebagai akibat reaksi terhadap kondisi lingkungan ikan yang bersangkutan. Oleh karena itu, ikan bisa tampak berbeda pada kondisi lingkungan berbeda. Pola warna dasar ikan sepenuhnya ditentukan oleh faktor genetik ikan bersangkutan. Tampilan warna ikan selain ditentukan oleh jumlah dan konsentrasi sel-sel warna, juga ditentukan oleh kedalaman letak sel tersebut dalam lapisan kulit (Khairyah, dkk., 2010). Bahan aktif tertentu yang ditambahkan pada makanan dapat membuat warna ikan koi lebih cemerlang. Ikan koi yang dipelihara atau diternakkan pada kolam lumpur yang banyak mengandung ganggang menunjukkan warna dan kualitas kulit yang baik. Ganggang mengandung zat khusus disebut karoten, mampu membantu membuat warna lebih cemerlang serta banyak makanan ikan koi mengandung ganggang seperti spirulina untuk memperkuat warna ikan (Twigg, 2013). Komponen utama pembentuk warna merah dan kuning pada ikan hias adalah senyawa karotenoid. Hewan akuatik tidak dapat mensintesis karotenoid dalam tubuhnya dan oleh karena itu harus mendapatkan pigmen ini dari pakan (Maulid, 2011). Astaxanthin Karotenoid dalam bentuk anorganik yang biasa digunakan pada pembuatan pakan ikan adalah astaxanthin. Astaxanthin merupakan salah satu senyawa dari kelompok pigmen karotenoid yang dapat digunakan sebagai

11 suplemen pakan untuk peningkatan warna ikan hias. Ada dua kelompok karoten yaitu bersifat nutrien aktif seperti alpa, beta dan gamma karoten serta non nutrien aktif seperti astaxanthin dan kataxanthin (Subamia, dkk., 2010). Menurut Gupta dan Jha (2006), astaxanthin merupakan pigmen alami dan dikenal sebagai karotenoid yang memiliki warna merah. Secara alami terdapat pada tanaman serta beberapa organisme fotosintesis seperti alga dan beberapa tipe dari jamur, bakteri, pada kulit, cangkang dan kerangka luar hewan air seperti moluska, krustase dan ikan. Namun, jenis karotenoid yang paling efektif dan dominan untuk pewarnaan pada ikan adalah karotenoid dari kelas xantofil jenis astaxanthin. Astaxanthin adalah pigmen karotenoid golongan xantofil yang dikenal sebagai antioksidan biologis yang baik. Astaxanthin bisa ditemukan pada mikroalga yang hidup di perairan seluruh dunia serta pada hewan laut seperti salmon segar, udang dan lobster. Astaxanthin digunakan sebagai sumber pigmentasi yang memberikan warna merah muda pada organisme-organisme tersebut (Fretes, dkk., 2012). Menurut Abdullah (2012), kulit udang, lobster dan kepiting mengandung astaxanthin. Senyawa itu mampu meningkatkan kecerahan warna pada berbagai produk seperti kulit ikan. Sedangkan menurut Amin, dkk (2012), astaxanthin dapat diperoleh dari berbagai organisme laut, meliputi tumbuhan mikroskopik yang dikenal sebagai mikroalga serta didapat dari beberapa jenis ikan seperti salmon, tuna dan trout, juga terdapat pada sekelompok krustasea. Selain diperoleh dari sumber-sumber alami, astaxanthin juga diproduksi secara sintetis yang sudah diperjualbelikan dalam bentuk bubuk. Astaxanthin

12 sintetis diperoleh dengan cara mengekstrak bahan-bahan, seperti: alga renik Haematococus pluvialis dikenal mempunyai kandungan astaxanthin yang tinggi. Selain itu, astaxanthin dapat pula diperoleh melalui proses fermentasi sebangsa kamir Xanthophyllomyces dendrorhous atau dengan cara mengekstrak dari udangudangan krill Antartik (Euphausia superba) (McCoy, 1999). Menurut Naguib (2000), astaxanthin merupakan antioksidan paling kuat yang pernah ditemukan di alam. Astaxanthin memiliki aktifitas antioksidan 10 kali lebih kuat dari kelompok karoten berupa kanthaxanthin, lutein dan zeaxanthin. Di dalam astaxanthin terkandung karoten yang penting, yaitu berupa: α-karoten, β-karoten, likopen, lutein, zeaxanthin dan β-cryptoxanthin. Kandungan dalam tepung astaxanthin dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kandungan Tepung Astaxanthin No. Komponen Kimia Tepung Astaxanthin (100 g) 1. Air Protein Lemak Karbohidrat Sodium Energi 510 kal Sumber : Oryza, 2010 Menurut Munifah dan Thamrin (2008), astaxanthin atau (3,3 -dihydroxyβ,β -karoten-4,4 -dione) merupakan salah satu senyawa aktif yang memiliki kandungan 10 kali lipat dibandingkan antioksidan dari beta-karoten yang ditemukan pada wortel, 100 kali lipat dari Vitamin E dan kali lipat lebih kuat dari Coenzyme Q 10 (CoQ10). Astaxanthin dapat dilihat pada Gambar 3. Timbulnya warna ikan secara alami disebabkan tersedianya karotenoid dari makanan alami, sedangkan sumber karotenoid bagi ikan yang dipelihara secara artifisial berasal dari pakan buatan yang jumlahnya sedikit. Karotenoid

13 tidak dapat disintesa di dalam tubuh hewan sehingga harus ditambahkan ke dalam pakan (Fuji, 1993). Ikan hias air tawar yang diberi pakan astaxanthin dapat membuat warnanya menjadi lebih berkilau atau cemerlang (Sasson, 1991). Gambar 3. Astaxanthin Penggunaan karotenoid sebagai sumber pembentuk pigmen warna pada ikan akan lebih efektif jika bahan tersebut berada dalam tubuh makhluk hidup. Pemberian karotenoid dan xantofil yang berasal dari pakan hidup dapat meningkatkan kualitas warna pada ikan. Secara umum, ikan akan menyerap astaxanthin dari pakan dan menggunakannya langsung sebagai sel pigmen warna merah. Namun, dapat pula beberapa ikan mengubah astaxanthin ini menjadi pigmen dasar lutein yang kuning atau zeaxanthin yang oranye tergantung kebutuhannya (Subamia, dkk., 2010). Berdasarkan hasil penelitian Sari dkk. (2012), bahwa penambahan tepung kepala udang sebagai sumber karotenoid astaxanthin dalam pakan pada persentase 10% merupakan jumlah optimal untuk memberikan intensitas warna terbaik pada ikan koi.

14 Wortel Wortel merupakan salah satu jenis tanaman penghasil karoten yang dapat mempercantik warna ikan hias yang tidak memerlukan biaya besar. Wortel kaya akan beta karoten sehingga bisa menaikkan warna merah seperti spirulina (Sunarno, 2012). Dalam sistem taksonomi, tanaman wortel diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledon : Umbelliferales : Umbelliferae : Daucus Spesies : Daucus carota L. (Pohan, 2008). Warna oranye tua pada wortel menandakan kandungan beta karoten yang tinggi. Makin jingga warna wortel, makin tinggi kadar beta karotennya. Kadar beta karoten yang terkandung dalam wortel lebih banyak dibanding kangkung, caisim dan bayam. Secara kimia, karoten adalah terpena, disintesis secara biokimia dari delapan satuan isoprena. Dia ada dalam dua bentuk utama yang diberi karakter Yunani: alfa-karoten (α-karoten) dan beta-karoten (β-karoten). Gamma, delta, dan epsilon (γ, δ dan ε-karoten) juga ada. Tepung wortel dapat dilihat pada Gambar 4 (Khairyah, dkk., 2010). Wortel mengandung senyawa karotenoid dalam jumlah besar, berkisar antara pg/100 g. Karotenoid adalah pigmen berwarna kuning, oranye dan oranye kemerahan yang terlarut dalam lipida meliputi kelompok hidrokarbon

15 yang disebut karoten dan derivat oksigenasinya xantofil. Dengan kandungan karotenoid yang tinggi, wortel dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna pangan alami (Ikawati, 2005). Gambar 4. Tepung Wortel Spirulina Spirulina merupakan makhluk hidup autotrof berwarna kehijauan, kebiruan dengan sel berkolom membentuk filamen terpilin menyerupai spiral (helix) sehingga disebut juga alga biru hijau berfilamen. Bentuk tubuh spirulina yang menyerupai benang merupakan rangkaian sel berbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12 mikrometer. Filamen spirulina hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas (Hariyati, 2008). Alga hijau-biru spirulina merupakan sumber fikobili protein khususnya fikosianin, yang dapat mencapai 17-20% dari berat kering spirulina. Nama spirulina adalah nama umum suplemen makanan dan hewan yang dihasilkan terutama dari dua spesies spirulina yaitu Spirulina platensis dan Spirulina maxima. Spirulina juga mengakumulasi β-karoten lebih dari 0,8-1,0% berat keringnya (Fretes, dkk., 2012).

16 Sumber pigmen alami dapat diperoleh dari Spirulina platensis. Komposisi pigmen yang terkandung dalam spirulina adalah phycocyanin, chlorophyll-a dan carotene. Kandungan karoten yang tersusun adalah xantofil (37%), β-karoten (28%) dan zeaxanthin (17%) (Kurniawati,dkk., 2012). Kandungan beta karoten pada spirulina akan masuk dalam metabolisme ikan lalu diserap tubuh untuk kemudian mempercerah pigmen. Spirulina meningkatkan warna merah pada ikan (Sunarno, 2012). Selain itu, spirulina terutama mencerahkan warna kuning, merah dan jingga. Tumbuhan bersel satu itu sangat cocok untuk ikan koi yang dipelihara dalam kolam tanpa lumut atau plankton sebagai sumber nutrisi (Anggawati, 2012). Spirulina menghasilkan berbagai senyawa bioaktif yang mempunyai nilai ekonomi tinggi seperti karotenoid (Suharyanto, 2011). Karotenoid merupakan pigmen yang secara alami terdapat pada tanaman serta beberapa organisme fotosintesis seperti alga dan beberapa tipe dari jamur serta bakteri. Fungsi penting dari karotenoid diantaranya sebagai pembentuk pigmen jingga yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan misalnya menambah kecerahan warna pada ikan koi, kandungan karotenoid pada spirulina juga dapat menjadi antioksidan dan dijadikan sebagai food supplement (Layam dan Chandra, 2007). Saat ini, banyak hobiis ikan hias yang memanfaatkan spirulina sebagai suplemen tambahan untuk mendongkrak warna merah pada tubuh ikan hias peliharaannya, khususnya pada jenis ikan koi. Hal ini karena selain mengandung protein yang tinggi, spirulina juga mengandung pigmen astaxanthin, zeaxanthin dan beta karoten. Spirulina dapat dilihat pada Gambar 5 (Lesmana, 2009).

17 Pakan ikan koi yang beredar di Indonesia umumnya memiliki varian khusus untuk mencerahkan warna, kandungan utamanya adalah spirulina. Spirulina dalam pakan ikan koi berkualitas foodgrade, sehingga tidak berbahaya bagi ikan (Sribudiono, 2012). Gambar 5. Alga Hijau Spirulina Berdasarkan hasil penelitian Barus (2014), bahwa penambahan spirulina pada pakan sebanyak 3% menghasilkan tingkat perubahan intensitas warna paling tinggi pada ikan maskoki dan lebih efektif dibandingkan dengan dosis spirulina yang lain.

TINJAUAN PUSTAKA. Nishikigoi adalah nama Jepang untuk ikan koi (Alex, 2009).

TINJAUAN PUSTAKA. Nishikigoi adalah nama Jepang untuk ikan koi (Alex, 2009). TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ikan Koi (Cyprinus carpio) Ikan koi pertama kali dikenal pada dinasti Chin tahun 265 dan 316 Masehi. Ikan koi dengan keindahan warna dan tingkah laku seperti yang kita ketahui

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. hijau, hitam, keperak-perakan dan kombinasi dari berbagai warna. Ikan maskoki

TINJAUAN PUSTAKA. hijau, hitam, keperak-perakan dan kombinasi dari berbagai warna. Ikan maskoki TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ikan Maskoki (Carassius auratus) Ikan maskoki adalah jenis ikan hias yang memiliki bentuk tubuh beragam dan juga memiliki warna yang menarik dan bervariasi mulai dari merah, kuning,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dikalangan masyarakat karena memiliki warna yang indah dan eksotis

TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dikalangan masyarakat karena memiliki warna yang indah dan eksotis 19 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ikan Komet (Carrasius auratus) Ikan komet merupakan termasuk dalam famili Cyprinidae dalam genus Carassius. Ikan komet merupakan salah satu jenis dari Cypridae yang banyak dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan hias air tawar merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang mempunyai peluang untuk meningkatkan perekonomian negara di sektor non migas. Ikan hias

Lebih terperinci

Koi merupakan salah satu ikan hias yang sejak dulu hingga saat ini sangat terkenal di masyarakat, khususnya pecinta ikan hias, hobiis, dan pebisnis

Koi merupakan salah satu ikan hias yang sejak dulu hingga saat ini sangat terkenal di masyarakat, khususnya pecinta ikan hias, hobiis, dan pebisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ikan hias merupakan salah satu komoditi perikanan yang prospektif untuk dikembangkan. Hal ini terlihat dari meningkatnya minat terhadap komoditi ikan ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Genus : Carassius, dan Spesies : Carassius auratus Linnaeus. Ikan mas koki memiliki bentuk badan pendek dan gemuk dengan perangkat

TINJAUAN PUSTAKA. Genus : Carassius, dan Spesies : Carassius auratus Linnaeus. Ikan mas koki memiliki bentuk badan pendek dan gemuk dengan perangkat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aspek Biologi Ikan Mas Koki 1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Mas Koki Taksonomi atau klasifikasi ikan mas koki menurut Axelrod dan Schultz (1983) dalam Sufianto (2008) yaitu Filum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Koi 2.1.1 Klasifikasi Klasifikasi merupakan pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri yang dimilikinya. Klasifikasi adalah lanjutan dari identifikasi. Nenek moyang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juta ekor/tahun dan terdiri atas 240 jenis ikan hias laut dan 226 jenis ikan hias air

I. PENDAHULUAN. juta ekor/tahun dan terdiri atas 240 jenis ikan hias laut dan 226 jenis ikan hias air 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang beriklim tropis memiliki potensi ikan hias mencapai 300 juta ekor/tahun dan terdiri atas 240 jenis ikan hias laut dan 226 jenis ikan hias air tawar (Lingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seluas seluas hektar dan perairan kolam seluas hektar (Cahyono,

I. PENDAHULUAN. seluas seluas hektar dan perairan kolam seluas hektar (Cahyono, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki perairan tawar yang sangat luas dan potensial besar untuk usaha budidaya yang meliputi perairan umum seluas 141.690 hektar, sawah seluas seluas 88.500

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Anatomi Ikan Maskoki (Carassius auratus)

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Anatomi Ikan Maskoki (Carassius auratus) 5 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Anatomi Ikan Maskoki (Carassius auratus) Ikan maskoki dalam ilmu taksonomi hewan masih satu kerabat dengan ikan mas (Cyprinus carpio). Menurut Bachtiar (2005), sistematika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Maskoki merupakan satu di antara ikan hias yang populer dan banyak

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Maskoki merupakan satu di antara ikan hias yang populer dan banyak TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ikan Maskoki (Carassius auratus L.) Ikan Maskoki merupakan satu di antara ikan hias yang populer dan banyak penggemar. Kelebihan Ikan Maskoki adalah karena strain atau keturunannya

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1. Kualitas Warna Perubahan warna ikan maskoki menjadi jingga-merah terdapat pada perlakuan lama pemberian pakan berkarotenoid 1, 2 dan 4 hari yaitu sebanyak 11,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Ikan Bawal (Colossoma macropomum) Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) merupakan spesies ikan yang potensial untuk dibudidayakan baik di kolam maupun di keramba.

Lebih terperinci

Gambar 2. Morfologi Ikan Komet.

Gambar 2. Morfologi Ikan Komet. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Ikan Komet 1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Komet Menurut Goenarso (2005), identifikasi dan taksonomi ikan komet sebagai berikut: Kingdom Filum kelas Ordo Famili

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Klasifikasi lele masamo SNI (2000), adalah : Kingdom : Animalia Phylum: Chordata Subphylum: Vertebrata Class : Pisces

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Kadar protein tertinggi terdapat pada pakan perlakuan D (udang rebon 45%) yaitu dengan persentase sebesar 39,11%. Kemudian diikuti pakan perlakuan C (udang rebon 30%)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi ikan koi (Cyprinus carpio) Ikan koi mulai dikembangkan di Jepang sejak tahun1820, tepatnya di kota

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi ikan koi (Cyprinus carpio) Ikan koi mulai dikembangkan di Jepang sejak tahun1820, tepatnya di kota TINJAUAN PUSTAKA Biologi ikan koi (Cyprinus carpio) Ikan koi mulai dikembangkan di Jepang sejak tahun1820, tepatnya di kota Ojiya, Provinsi Niigata. Nenek moyangnya adalah ikan mas yang biasa disimpan

Lebih terperinci

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil silangan antara Clarias gariepinus dengan C. fuscus dan merupakan ikan introduksi yang pertama

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. komoditas nonkonsumsi yang berpengaruh terhadap sistem perekonomian

PENDAHULUAN. komoditas nonkonsumsi yang berpengaruh terhadap sistem perekonomian PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara perairan dengan potensi hasil perikanan cukup besar, baik dari komoditas konsumsi maupun nonkonsumsi. Salah satu komoditas nonkonsumsi yang berpengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kecerahan Warna Timbulnya warna ikan secara alami disebabkan tersedianya karotenoid dari makanan alami (Simpson et al. 1981 dalam Utomo dkk 2006), sedangkan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Lele dumbo merupakan ikan hasil perkawinan silang antara induk betina lele Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis

I. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budidaya memegang peranan penting untuk lestarinya sumber daya ikan. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis unggulan. Pembenihan

Lebih terperinci

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda 116 PEMBAHASAN UMUM Domestikasi adalah merupakan suatu upaya menjinakan hewan (ikan) yang biasa hidup liar menjadi jinak sehingga dapat bermanfaat bagi manusia. Domestikasi ikan perairan umum merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp. Spirulina sp. merupakan mikroalga yang menyebar secara luas, dapat ditemukan di berbagai tipe lingkungan, baik di perairan payau, laut dan tawar. Spirulina

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin Siam Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) 2.1.1. Klasifikasi Secara biologis ikan lele dumbo mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis lele lainnya, yaitu lebih mudah dibudidayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat akan konsumsi ikan meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk masyarakat Indonesia karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam budidaya perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari biaya produksi. Pakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Lele Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Filum: Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Perubahan Warna Pengamatan selama 50 hari terhadap tingkat perubahan warna ikan koi varietas Kohaku telah dilakukan dengan menggunakan Toca Colour Finder yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih ikan mas (Cyprinus carpio) tergolong ikan ekonomis penting karena ikan ini sangat dibutuhkan masyarakat dan hingga kini masih belum dapat dipenuhi oleh produsen

Lebih terperinci

Gambar 2. Ikan Koi Jenis Kohaku

Gambar 2. Ikan Koi Jenis Kohaku BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ikan Koi (Cyprinus carpio L.) Ikan koi merupakan salah satu ikan yang masih termasuk ke dalam satu strain dengan ikan mas. Ikan tersebut merupakan jenis ikan peliharaan yang sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan karena

TINJAUAN PUSTAKA. yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan karena TINJAUAN PUSTAKA Ikan Mas (Cyprinus carpio) Jenis ikan yang banyak dibudidayakan dan digemari masyarakat khususnya Sumatera utara salah satunya adalah ikan mas. Ikan mas adalah salah satu jenis ikan yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,

Lebih terperinci

IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp)

IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp) IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp) MENGENAL IKAN LOUHAN -Nama lain : flower horn, flower louhan dan sungokong. -Tidak mengenal musim kawin. -Memiliki sifat gembira, cerdas dan cepat akrab dengan pemiliknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat menunjang kegiatan usaha budidaya perikanan, sehingga pakan yang tersedia harus memadai dan memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam habitat akuatik/perairan maupun terestrial/daratan. Keanekaragaan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam habitat akuatik/perairan maupun terestrial/daratan. Keanekaragaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroalga merupakan organisme fotosintetik yang mampu mengubah energi cahaya menjadi energi kimia dalam bentuk biomassa. Mikroalga termasuk organisme yang mempunyai

Lebih terperinci

Madu tidak hanya bermanfaat dalam bidang pangan, tapi juga bermanfaat dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Karena kandungan madu yang kaya akan

Madu tidak hanya bermanfaat dalam bidang pangan, tapi juga bermanfaat dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Karena kandungan madu yang kaya akan Bab I Pendahuluan Sejak zaman dahulu, madu telah menjadi produk penting yang digunakan oleh berbagai suku bangsa sebagai bagian dari bahan makanan dan minuman [1]. Madu merupakan suatu cairan manis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada bidang akuakultur, mikroalga umumnya telah dikenal sebagai pakan alami untuk pembenihan ikan karena dan memiliki peran sebagai produsen primer di perairan dan telah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelas : Crustacea. Ordo : Decapoda. Webster et al., (2004), menyatakan bahwa lobster merupakan udang air tawar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelas : Crustacea. Ordo : Decapoda. Webster et al., (2004), menyatakan bahwa lobster merupakan udang air tawar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Lobster Air Tawar Menurut Holthuis (1949) dan Riek (1968), klasifikasi lobster air tawar adalah sebagai berikut : Filum : Arthropoda Kelas : Crustacea Ordo : Decapoda Famili

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan pemeliharaan ikan di kolam, di sungai, di danau, atau di laut, melainkan usaha yang mencakup berbagai

Lebih terperinci

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu Oleh: Ibnu Sahidhir Kementerian Kelautan dan Perikanan Ditjen Perikanan Budidaya Balai Budidaya Air Payau Ujung Batee 2011 Biologi Benih Kerapu Pemakan daging Pendiam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Tawes 2.1.1 Taksonomi Tawes Menurut Kottelat (1993), klasifikasi ikan tawes adalah sebagai berikut: Phylum : Chordata Classis Ordo Familia Genus Species : Pisces : Ostariophysi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi dan tatanama ikan nila menurut Cholik et al. (2005), adalah sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi dan tatanama ikan nila menurut Cholik et al. (2005), adalah sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Ikan Nila Merah Ikan nila yang digunakan dalam penelitian ini adalah strain nila merah. Klasifikasi dan tatanama ikan nila menurut Cholik et al. (2005), adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha budidaya ikan pada dewasa ini nampak semakin giat dilaksanakan baik secara intensif maupun ekstensif. Usaha budidaya tersebut dilakukan di perairan tawar, payau,

Lebih terperinci

Penambahan Berbagai Sumber Beta Karoten Alami Dalam Pakan Terhadap Peningkatan Kecerahan Warna Ikan Koi (Cyprinus carpio)

Penambahan Berbagai Sumber Beta Karoten Alami Dalam Pakan Terhadap Peningkatan Kecerahan Warna Ikan Koi (Cyprinus carpio) Penambahan Berbagai Sumber Beta Karoten Alami Dalam Pakan Terhadap Peningkatan Kecerahan Warna Ikan Koi (Cyprinus carpio) Issue of Various Sources of Natural Beta Carotene In Feed To Koi Fish (Cyprinus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bakso merupakan salah satu olahan daging secara tradisional, yang sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki rasa yang khas, enak,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7. Bakteri Bacillus Sumber : Dokumentasi Pribadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7. Bakteri Bacillus Sumber : Dokumentasi Pribadi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembentukan Organisme Bioflok 4.1.1 Populasi Bakteri Populasi bakteri pada teknologi bioflok penting untuk diamati, karena teknologi bioflok didefinisikan sebagai teknologi

Lebih terperinci

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Nila 2.1.1 Klasifikasi Ikan Nila Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan (1991) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Sub Kingdom : Metazoa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan koi merupakan ikan hias yang sangat menarik sehingga banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan koi merupakan ikan hias yang sangat menarik sehingga banyak 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Ikan Koi (Cyprinus carpio) Ikan koi merupakan ikan hias yang sangat menarik sehingga banyak penggemarnya. Ikan koi dikatakan sebagai ikan hias karena mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk konsumsi adalah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk konsumsi adalah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Ikan merupakan hewan yang hidup di air, baik air laut, air payau atau air tawar. Ikan juga merupakan bahan makanan yang banyak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan % BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Berdasarkan hasil pengamatan terhadap benih Lele Sangkuriang selama 42 hari masa pemeliharaan diketahui bahwa tingkat penggunaan limbah ikan tongkol

Lebih terperinci

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. digunakan sebagai sumber pakan alami untuk pembenihan larva udang, ikan dan

I. PENDAHULUAN. digunakan sebagai sumber pakan alami untuk pembenihan larva udang, ikan dan I. PENDAHULUAN Spirulina platensis merupakan alga hijau berfilamen yang sudah banyak digunakan sebagai sumber pakan alami untuk pembenihan larva udang, ikan dan krustase, karena memiliki nilai nutrisi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Sungai Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh karena itu, sumber air sangat dibutuhkan untuk dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) menurut Lukito (2002), adalah sebagai berikut : Filum : Chordata Kelas : Pisces

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Biologi Tetraselmis sp. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. secara kimia (warna sintetis) dan warna yang dihasilkan oleh makhluk hidup yang biasa.

PENDAHULUAN. secara kimia (warna sintetis) dan warna yang dihasilkan oleh makhluk hidup yang biasa. PENDAHULUAN Pada proses fotosintesis tumbuhan memerlukan cahaya matahari,untuk menangkap cahaya tumbuhan menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin TINJAUAN PUSTAKA Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin dalam Rahman (2012), sistematika ikan black ghost adalah sebagai berikut : Kingdom

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ikan gurami ( Osphronemus gouramy L.) merupakan ikan air tawar yang

I. PENDAHULUAN. Ikan gurami ( Osphronemus gouramy L.) merupakan ikan air tawar yang 1 I. PENDAHULUAN Ikan gurami ( Osphronemus gouramy L.) merupakan ikan air tawar yang memiliki gizi tinggi dan nilai ekonomis penting serta banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Ikan gurami banyak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di

TINJAUAN PUSTAKA. keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di TINJAUAN PUSTAKA Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) a. Klasifikasi Menurut Saanin (1984) klasifikasi dari ikan lele dumbo adalah sebagai berikut: Kingdom Sub Kingdom Phylum

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Clownfish Klasifikasi Clownfish menurut Burges (1990) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Perciformes

Lebih terperinci

Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat Kelangsungan Hidup BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang sering memerlukan makanan selingan di samping makanan pokok. Makanan selingan sangat bervariasi dari makanan ringan sampai makanan berat, atau makanan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang memiliki bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang memiliki bentuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi dan Taksonomi Ikan Nila Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang memiliki bentuk tubuh pipih dan berwarna kehitaman. Spesies tersebut mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ubi jalar merupakan salah satu komoditas tanaman pangan sumber karbohidrat di Indonesia. Berdasarkan data statistik, produktivitas ubi jalar pada tahun 2015 mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lele (Clarias sp.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersil oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Rasa dagingnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Lele Dumbo 2.1.1. Taksonomi Klasifikasi atau pengelompokkan ikan lele dumbo menurut Bachtiar (2007) adalah sebagai berikut : Filum Kelas Sub kelas Ordo Sub ordo Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. strain baru ikan maskoki yang tersebar di seluruh dunia (Lingga dan Susanto

TINJAUAN PUSTAKA. strain baru ikan maskoki yang tersebar di seluruh dunia (Lingga dan Susanto TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ikan Mas Koki Ikan maskoki (Carassius auratus) merupakan salah satu ikan hias populer dan banyak penggemar. Kelebihan dari ikan ini adalah karena strainnya tidak mirip dengan aslinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan diakrabi masyarakat luas. Tanaman Amaranthanceae atau bayam merupakan sayuran yang memiliki ciri-ciri

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm. 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Nannochloropsis sp Mikroalga adalah tumbuhan tingkat rendah yang memiliki klorofil, yang dapat digunakan untuk melakukan proses fotosintesis. Mikroalga tidak memiliki

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6484.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Prakata... 1 Pendahuluan... 1 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pedaging Ayam Pedaging adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat,

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6485.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar induk ikan gurami kelas induk pokok diterbitkan oleh Badan Standardisasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data rata-rata parameter uji hasil penelitian, yaitu laju pertumbuhan spesifik (LPS), efisiensi pemberian pakan (EP), jumlah konsumsi pakan (JKP), retensi protein

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Budidaya ikan hias dapat memberikan beberapa keuntungan bagi pembudidaya antara lain budidaya ikan hias dapat dilakukan di lahan yang sempit seperti akuarium atau

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan, 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas air memegang peranan penting dalam bidang perikanan terutama untuk kegiatan budidaya serta dalam produktifitas hewan akuatik. Parameter kualitas air yang sering

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi ikan nila GIFT menurut. Khoiruman dan Amri (2005) adalah sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi ikan nila GIFT menurut. Khoiruman dan Amri (2005) adalah sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Nila GIFT 2.1.1 Klasifikasi Ikan Nila Gift Ikan nila yang digunakan dalam penelitian ini adalah strain nila GIFT (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam broiler adalah bahan pangan sumber protein hewani yang berkualitas tinggi karena mengandung asam amino esensial yang lengkap, lemak, vitamin, dan mineral serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke perairan yang menyebabkan pencemaran. Limbah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ubi jalar adalah tanaman yang tumbuh menjalar di dalam tanah dan menghasilkan umbi. Ubi jalar dapat di tanam pada lahan yang kurang subur, dengan catatan tanah tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking merupakan itik tipe pedaging yang termasuk dalam kategori unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem pemeliharaan itik Peking

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Biologi, Habitat dan Kebiasaan Makan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Biologi, Habitat dan Kebiasaan Makan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi, Habitat dan Kebiasaan Makan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982) adalah sebagai berikut : Filum : Chordata Subfilum: Vertebrata

Lebih terperinci

Jenis Ikan Hias Air Tawar a. Ikan Komet Klasifikasi dan Morfologi Gambar 1. Ikan Komet

Jenis Ikan Hias Air Tawar a. Ikan Komet Klasifikasi dan Morfologi Gambar 1. Ikan Komet Jenis Ikan Hias Air Tawar a. Ikan Komet Klasifikasi dan Morfologi Ikan Komet adalah salah satu jenis goldfish yang besar di daratan Amerika Serikat. Jika dilihat secara sekilas ikan mas komet memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalmus) Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan inroduksi yang telah lebih dulu dikenal masyarakat indonesia. Budidaya

Lebih terperinci

VARIASI KOMBINASI TEPUNG LABU KUNING

VARIASI KOMBINASI TEPUNG LABU KUNING 1 VARIASI KOMBINASI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata D.) DAN TEPUNG AZOLLA (Azolla pinnata R.br.) PADA KECERAHAN WARNA IKAN KOI (Cyprinus carpio L.) The Variation of Pumpkin Flour (Cucurbita moschata

Lebih terperinci

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T No.714, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Larangan. Pengeluaran. Ikan. Ke Luar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2014 TENTANG LARANGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat I. PENDAHULUAN Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat dengan cara membendung aliran sungai sehingga aliran air sungai menjadi terhalang (Thohir, 1985). Wibowo (2004) menyatakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tetraselmis sp. Menurut B u t c h e r ( 1 9 5 9 ) klasifikasi Tetraselmis sp. adalah sebagai berikut: Filum : Chlorophyta Kelas : Chlorophyceae Ordo : Volvocales Sub ordo Genus

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna lebih

Lebih terperinci