PEKERJA ANAK - ANAK Dl PEDESAAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEKERJA ANAK - ANAK Dl PEDESAAH"

Transkripsi

1 PEKERJA ANAK - ANAK Dl PEDESAAH (Peranan dan Dampak Anak Bekerja pada Rumahtsngga lndustri Kecil Sandal : Studi Kasus di Desa Mekar Jays, Kecarnatan Ciornas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat3 Oleh EVE CHRISTINA A JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANlAN FAKULTAS FEXTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1951

2 RINGKASAN EVIE CHRISTINA. Pekerja Anak-anak di Pedesaan (Peranan dan Dampak Anak Bekerja pada Rumahtangga Industri Kecil Sandal: Studi Kasus di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). D i bawah bimbingan PUDJIWATI SAJOGYO dan H. T. FELIX SITORUS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari: (1) Faktor pendorong dan penarik yang menyebabkan keterlibatan anak-anak dalam mencari nafkah, (2) Peranan anak-anak yang bekerja: apakah mereka mempunyai peranan penting dalam membantu meningkatkan pendapatan rumahtangga dan (3) Mengetahu.i dampak (positif dan negatif) yang ditimbulkan akibat lreikutsertaan analr-anak dalam mencari nafkah. Metodologi penelitian yang digunalran adalah studi kasus. Pemilihan loltasi dilakukan secara purposif, yaitu di Desa Mekar Jaya, Kecan~atan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dengan pertimbangan pemipihan lokasi antara lain pada kenyataannya di desa ini banyak anak-anak yang terlibat dalam mencari nafkah (bekerja). Unit analisis penelitian adalah rumahtangga. Sampel rumahtangga yang dipilih diklasifikasikan dalam rumahtangga gengusaha dan buruh sandal di Desa Mekar Jaya yang memiliki

3 ditentukan secara acak. Jumlah sampel 18 rumahtangga dengan perincian 9 rumahtangga pengusaha dan 9 buruh. Jumlah responden anak-anak 34 orang dengan perincian 17 anak dari rumahtangga pengusaha dan 17 anak dari buruh. Data yang dikumpulkan mencakup data primer yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan, data sekunder didapatkan dari pemerintahan desa setempat, pihak kecamatan dan instansi-instansi yang terkait. Pengolahan data secara manual dengan menggunakan tabulasi sederhana dan nilai persentase untuk dianalisis secara deskriptif. Hasil wawancara menunjukkan bahwa keterlibatan anakanak dalam bekerja di Desa Mekar Jaya karena adanya faktor pendorong yaitu tingkat ekonomi rumahtangga dan keinginan untuk rnencari/mempunyai uang sendiri dan faktor penarilr yaitu kesempatan kerja di sektor industri kecil sandal. Faktor pendorong tingkat ekonomi rumahtangga tampak nyata pada anak-anak dari rumahtangga buruh, sedangkan keinginan un tuk mencari/mempunyai uang sendiri guna memperoleh uang jajan yang lebih besar tampak nyata pada anak-anak dari sampel runahtangga pengusaha. Kesempatan kerja yang besar (terutama pada saat-saat produksi meningkat) dan jenis pekerjaan yang tidak memerlukan ketranpilan yang tinggi merupakan faktor penarik yang memungkinkac anak-anak terlibat dalam industri sandal di Desa Mekar Jaya.

4 Profil anak bekerja pada rumahtangga pengusaha umumnya bersifat pekerja "part-time" (karena dilakukan sambil bersekolah), curahan waktu dalam bekerja rata-rata 6 jam per hari, jenis pekerjaan yang dilakukan umumnya sebagai tukang dalam (menggambar pola sandal, mengguntingnya dan menyemprot) serta upah yang diperoleh rata-rata Rp 6000,- per minggu. Sedangkan pada anak-anak dari rumahtangga buruh umumnya bersifat pekerja "full-tine" (karena banyak yang sudah putus sekolah), curahan waktu kerja 10 jam per hari. jenis pekerj aan yang dilakukan umumnya sebagai tukang muka (menjahit, memasang gesper dan variasinya) serta upah yang diperoleh rata-rata Rp 8000,- per minggu. Peranan anak yang bekerja terhadap penambahan peridapatan rumahtangga bersifat langsung dan tidak langsung. Secara langsung analr-anali berperan nyata dalam membantu ekonomi runahtangga orang tuanya, hanya terdapat pada sampel rumahtangga buruh yang menjanda..pada rumahtangga sampel yang lain, anak-anak berperan secara tidak langsung, karena tidak ada yang menyerahkan sebagian dari upahnya kepa- da orang tuanya. Meskipun pada sampel rumahtangga pengusaha, analr-anak kadang-kadang masih meminta uang jajan kepada orang tuanya, tetapi karena mereka sudah bekerja dan mempunyai uang. sendiri maka orang tua tidak perlu mengeluarkan uang banyak dalam ha1 ini.

5 Peranan anak-anak yang bekerja pada desa kasus tidak terlihat secara nyata, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan perlu/tidaknya mereka terlibat dalam bekerja. Alasan membantu ekonomi rumahtangga orang tua tidak demikian dalam kenyataannya. Anak-anak lebih tertarik bekerja karena mendapat upah/uang dan akhirnya malas untuk bersekolah lagi. Dengan demikian, adanya pekerja anak-anak di desa kasus hendalcnya segera ditanggulangi, sehingga mereka rajin untuk bersekolah lagi (yang berguna bagi masa depan mereka). Keterlibatan anak-anak dalam bekerja menimbulkan dampak positif dan negatif bagi mereka. Dampak positif yaitu berupa kemampuan memenuhi kebutuhannya sendiri dalam batas tertentu dan meningkatnya ketrampilan anak terutama dalam membuat sandal. Penggunaan upah yang diperoleh anak-anak da- ri bekerja sepenuhnya dikontrolnya sendiri. Biasanya mereka menggunakannya untuk jajan, nonton, jalan-jalan ke Bogor, beli buku dan ditabung. Dampak negatif keterlibatan anak-anak dalam bekerja ditelaah dari segi pendidikan dan kesehatan mereka. Banyaknya anak-anak yang bekerja di Desa Mekar Jaya menyebabkan banyaknya pula anak-anak yang putus sekolah di desa ini. Hal ini terjadi karena mereka "keasikan" dalam bekerja, sehingga enggan/malas untuk ke sekolah. Pengenalan arti "uang" yang terlalu dini pada anak-anak usia sekolah di desa ini merupakan penyebab utamanya.

6 Dampak negatif dari segi kesehatan ditelaah dengan memperhatikan lingkungan kerja dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan anak-anak dalam melakukan pekerjaan. Umumnya pe- kerja anak-anak tidak mengetahui dampalc dan ancaman gangguan kesehatan mereka di masa yang akan datang. Hal ini akibat dari linglrungan kerja yang umumnya pengap, kotor dan tidak sehat. Sehubungan dengan ha1 di atas maka perlu dipikirkan adanya upaya nyata dalam melindungi/menanggulangi tenaga kerja anak-anak dari ketidaktahuan mereka terhadap ancaman gangguan kesehatan dan masa depan mereka. Sebagai contoh, adanya kontrol terhadap pelaksanaan Undang-undang pelterja anak-anak, yang hingga saat ini belum terlaksana dengan baik.

7 PEKERJA ANAK-ANAK DI PEDESAAN (Peranan dan Danpak Anak Bekerja pada Runahtangga Industri Kecil Sandal: Studi Kasus di Desa Hekar Jaya, Kecanatan Cionas, Kabupaten Bogor, Jana Barat) Oleh : EVIE CHRISTINA A LAPORAN PRAKTEK LAPANG Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN pada FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR P. S. PENWLUHAN DAN KOHUNIKASI PERTANIAN JURUSAN ILHU-ILHU SOSIAL EKONOHI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1991

8 : PEKERJA ANAK-ANAK DI PEDESAAN (Peranan dan Dampak Anak Bekerja pada Rumahtangga Industri Kecil Sandal: Studi Kasus di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Nama Mahasiswa : EVIE CHRISTINA Nomor Pokok : A Program Studi : PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN Menyetujui Dosen Pembimbinri Prof. Dr. Ir Pudjiwati. S Ir. M. T. Felix Sitorus, MS NIP : NIP : Ketua Tanggal Kelulusan : 5 Desember 1991

9 PERNYATAAN DENGAN IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA LAPORAN PRAKTEK LAPANG IN1 BENAR-BENAR MERUPAKAN KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. BOGOR, NOVEMBER 1991 EVIE CHRISTINA A

10 RIHAYAT HIDUP Penulis merupakan putri keempat dari tujuh bersaudara, yang dilahirkan tanggal 18 April 1966 di Ujung Pandang dari keluarga Bapak Richard Dalawir dan Ibu Jasmin D. Jenjang pendidikan formal yang telah diikuti penulis berawal dari tahun 1971 di Taman Kanak-Kanak Pucang Jajar Surabaya. Kemudian tahun 1973 penulis memasuki Sekolah Dasar Negeri Pucang Jajar I1 Surabaya dan lulus pada tahun Lebih lanjut penulis meneruskan pendidikan di Sekolah Lanjutan Pertama Negeri 74 Jakarta dan lulus tahun Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Atas Negeri I Jakarta dengan kelulusan tahun Pada tahun 1985 penulis diterima sebagai mahasiswa baru di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan. Lebih lanjut tahun 1987 diterima di Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, dengan memilih Program Studi Penyuluhan dan Ko~nunilrasi Pertanian.

11 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa, atas kasih dan kuasa-nya, sehingga penulisan laporan penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Menyadari arti penting peranan anak-anak sebagai generasi penerus cita-cita bangsa di masa yang akan datang, menjadi pendorong bagi penulis untuk melaltukan penelitian mengenai keterlibatan anak-anak dalam bekerja (mencari nafkah). Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus peranan dan dampak anak bekerja pada rumahtangga industri kecil sandal di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dari awal penyusunan Rencana Kerja Praktek Lapang (RKPL) hingga selesainya penulisan laporan ini, penulis telah banyak dibantu oleh berbagai pihak. Untuk itu, pada lresempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada : (1) Eapak Prof. Dr. Ir Sajogyo dan Bapak Ir. M. T. Felix Sitorus, MS, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan kesabarannya untuk memberikan berbagai bimbingan, saran dan kritik dalam penyempurnaan laporan ini. Juga, Ibu Prof. Dr. Ir Pudjiwati Sajogyo yang telah bersedia menggantikan Prof. Dr. Ir Sajogyo untuk membimbing dan menguji penulis pada saat ujian akhir.

12 (2) Kepala Desa serta seluruh masyarakat Desa Mekar Jaya yang telah membantu penulis untuk memperoleh kemudahan pengumpulan data. (3) Bapak Drs. Endriatmo Soetarto, MS yang telah bersedia meluangkan waktu menjadi moderator saat penulis seminar. Juga, Ibu Dra. Winati Wigna, MDS dan Bapak Ir. H. Moh. Tamsur Marse atas kesediaannya sebagai t i m penguji saat ujian akhir. (4) Semua keluarga yang telah mendoakan penulis dalam menyelesaikan studi di Institut Pertanian Bogor. (5) Rekan-rekan yang terkasih Toto, Zaza, Duma, Misnen serta rekan-rekan lainnya yang telah memberikan bantuan moril kepada penulis. Akhirnya penulisan ini diharapkan dapat berguna bagi pihak yang menyadari arti pentingnya upaya perlindungan terhadap adanya buruh anak-anak saat ini. Segala kritikan yang berguna untuk penyempurnaan tulisan ini diharapkan dari pembaca dan akan diterima penulis dengan tangan terbuka. Bogor, Desember 1991 Penulis

13 Halaman DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN xvii xviii PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perurnusan Masalah 4 Tujuan Praktek Lapang 4 Kegunaan Praktek Lapang 5 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka 6 Kerangka Pemikiran 14 Definisi Operasional 18 METODOLOGI PENELITIAN Bentuk dan Pendekatan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengambilan Sampel dan Kasus Metode Pengumpulan Data Analisis Data KEADAAN UMUM DAERAH PRAKTEK LAPANG Keadaan Wilayah Keadaan Penduduk Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi...: Kelembagaan Kondisi Ekonomi Desa PROFIL USAHA INDUSTRI SANDAL Riwayat dan Perkembangan Industri Sandal Sistem Permodalan Usaha dan Organisasi Produksi Teknologi dan Proses Produksi Sistem Penyerapan Tenaga Kerja dan Upah... 43

14 PROFIL RUMAHTANGGA PENGUSAHA DAN BURUH INDUSTRI SANDAL Karakteristik Karakteristik Karakteristik Demografi Ekonomi Sosial Budaya PEKERJA ANAK-ANAK DALAM INDUSTRI KECIL SANDAL Profil Pekerja Anak 57 Pola Kerja Anak 60 Alasan Anak Bekerja 62 PERANAN ANAK BEKERJA DAN DAMPAKNYA Peranan Anak Bekerja Dampak Anak Bekerja KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 84

15 DBFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Umur Mulai (Paling Muda) dan Umur Mulai Rata-rata Terlibatnya Anak-anak dalam Ekonomi Rumahtangga Petani di Jawa Jumlah Jam Kerja Rata-rata Tiap Hari per Orang Menurut Umur, Kelamin dan Jenis Kegiatan Jumlah Rumahtangga sampel dan Kasus Penelitian Anak Bekerja pada Rumahtangga Pedesaan Jenis Data dan Metode Pengumpulan di Lapang Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis/Mata Pencaharian Pokok di Desa Mekar Jaya, 1990/ Bentuk Hubungan Kerja dalam Kegiatan Pertanian di Desa Mekar Jaya Pembagian Kerja Menurut Uniur dan Jenis Kelamin dalam Proses Produksi Industri Sandal di Desa Mekar Jaya, Upah Rata-rata yang Berlaku di Desa Mekar Jaya, Jumlah Rumahtangga Sampel Menurut Kampung di Dess Mekar Jaya, Tingkat Fendidikan Anggota Rumahtangga Sampel Pengusaha dan Buruh Sandal di Desa Mekar Jaya, Komposisi Anggota Rumahtangga Sampel Pengusaha dan Buruh Sandal di Desa Mekar Jaya, Jumlah dan Persentase Rumahtangga Sampel Pengusaha dan Buruh Menurut Keadaan Perumahan di Desa Mekar Jaya, Jumlah dan Perszntase Pemilikan Barang pada Xumahtangga Pengusaha dan Buruh di Desa Mekar Jaya,

16 14. Perincian Responden Anak yang Bekerja pada Industri Sandal di Desa Mekar Jaya, Perincian Tingkat Pendidikan Responden Anak yang Bekerja pada Industri Sandal di Desa Mekar Jaya, Jumlah Murid SD Parakan I1 Kecamatan Ciomas, Bogor Tahun

17 Nomor Halaman 1. Bagan Kerangka Pemikiran tentang Peranan dan Dampak Anak Bekerja, pada Rumahtangga di Pedesaan Organisasi Produksi Industri Sandal/Sepatu di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor... 41

18 DAFTAR LAHPIRBN Nomor Halaman 1. Tabel Komposisi Penduduk Desa Mekar Jaya Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 1990/ Tabel Jumlah Penduduk Desa Mekar Jaya Menurut Tingkat Pendidikan, 1990/ Riwayat Ekonomi Rumahtangga Kasus Pengusaha/ Buruh Sandal di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Earat Peta Desa Mekar Jaya... 92

19 - PENDAHULUAN Jumlah anak-anak (usia 5-14 tahun) di Indonesia menurut Sensus Penduduk 1980 adalah sebesar jiwa dengan perincian jiwa di kota dan sebesar jiwa di desa (BPS, 1980). Anak-anak ini adalah potensi serta penerus cita-cita bangsa yang dasar-dasarnya telah diletakkan oleh generasi sebelumnya. Oleh karena itu mereka selayaknya mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar baik secara jasmani dan rohani maupun secara sosial. Namun keadaan rumahtangga di pedesaan yang masih dihadapkan pada berbagai masalah ketidakserasian dan kekurangan seperti pendapatan rendah, tingkat pendidikan rendah dan penguasaan tanah sempit, telah menuntut keterlibatan anak-anak dalam usaha pencaharian nafkah guna membantu menambah pendapatan orang-tuanya. Keterlibatan anak-anak dalam membantu menambah pendapatan rumahtangga membuat mereka terpaksa mengorbankan waktu sekolahnya. Anak-anak tersebut ada yang bersekolah sambil bekerja tetapi kebanyakan tidak bersekolah lagi. Dalam ha1 ini, sebagaimana pernah dikemukakan oleh Buddy Prasadja terdapat konflik antara pendidikan anakanak dan kebutuhan akan tenaga mereka. Menurut Prasadja,

20 kebutuhan-kebutuhan ekonomi sering memaksa petani kecil dan buruh yang tidak bertanah untuk mengabaikan pendidikan anak-anak mereka, karena tenaga anak itu dibutuhkan, terutama anak laki-laki (dikutip dahm White, 1973). Dari hasil kajian Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi bekerja sama dengan Organisasi Perburuhan Internasional (IL0)(1979), diperoleh gambaran tentang tenaga kerja anak-anak sebagai berikut : (1) Banyak Sekolah Dasar Inpres kesulitan mendapatkan murid-muridnya karena anak-anak tersebut lebih suka bekerja daripada belajar. (2) D i daerah Sumatera Utara di perkebunan-perkebunan kelapa sawit biasanya anak-anak bekerja sesudah mengikuti pelajaran di sekolah; di perkebunan karet sebaliknya kehadiran anak-anak di sekolah kurang karena penyadapan dilakukan pagi hari. (3) Di daerah Sulawesi Utara anak-anak ikut bekerja pada kapal-kapal nelayan, dhgan waktu kerja antara jam sampai dengan pagi, dan pagi harinya mereka mengikuti pelajaran-yelajaren di sekolnh umuz. (4) Dari pengumpulan data di 100 perusahaan rokok kretek di Jawa Tengah dan Jawa Timur, terdapat orang anak yang dipekerjakan dan mereka tidak bersekolah lagi. Pendidikan umum yang diperoleh anak-anak

21 tersebut maksimum kelas 3 Sekolah Dasar, bahkan di Jawa Tengah sebagian besar tidak pernah mendapat pelajaran di sekolah. (5) Alasan utama mengapa anak-anak tersebut bekerja adalah membantu menambah pendapatan keluarga. Gambaran di atas memberi kesan kurangnya perhatian terhadap kesejahteraan anak. Padahal dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak antara lain disebutkan anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya, sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna. Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor merupakan sentra persepatuan/sandal yang merupakan suatu potensi andalan Kabupaten Eogor dalam menunjang ekspor non migas. Nenurut pengamatan penulis pada bulan Januari 1991, dalam industri rumahtangga sandal di Kecamatan Ciomas banyak anak-anak usia sekolah (8-14 tahun) yang terlibat bekerja. Umumnya mereka dipekerj akan di bidang pengguntingan pola sandal, pengeleman alas sandal dan penjahitan. Pekerjaan tersebut cocok untuk anak-anak karena tergolong ringan dan tidak menuntut ketrampilan yang tinggi. Keterlibatan anak-anak dalam pekerjaan tentu akan menyita waktu belajar atau waktu istirahat mereka, sehingga perlu diteliti bagai- mana pengaruh pekerjaan tersebut terhadap kelangsungan

22 pendidikan mereka serta sejauh mana arti keterlibatan kerja niereka bagi rumahtangga orang tuanya. v Dalam kasus industri rumahtangga sandal di pedesaan, masalah yang timbul dan ingin dijawab melalui penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Mengapa anak-anak sampai terlibat dalam mencari naf kah? (2) Perlu atau tidak sebenarnya keterlibatan anak-anak dalam bekerja? (3) Bagaimana kondisi pekerja anak-anak tersebut: apakah mereka diperlakukan secara layak/wajar mengenai jam kerja, upah, waktu istirahat dan kondisi lingkungan kerja mereka Pra- Berdasarkan latar belakang dan perunusan masalah, maka untuk kasus industri rumahtangga sandal di pedesaan Praktek Lapang ini bertujuan untuk : (1) Menemukan faktor pendorong dan penarik (push factcf cj,ilt-! c'li~.! factor) yang meyebabkan keterlibatan anak- anak dalam mencari nafkah. (2) Mengetahui peranan anak-anak yang bekerja: apakah mereka mempunyai peranan penting dalam membantu meningkatkan pendapatan rumahtangga.

23 (3) Mengetahui dampak (positif dan negatif) yang ditimbulkan akibat keikutsertaan anak-anak dalam mencari nafkah. Praktek- Dalam menghadapi kasus anak-anak yang terpaksa bekerja untuk membantu orang tuanya dalam menambah pendapatan rumahtangga, diharapkan pembahasan ini dapat member ikan masukan kepada pembuat kebijaksanaan (pol icy m.riker-) dalam : (1) Menentukan upaya pencegahan dan perlindungan bagi anak- anak usia sekolah yang bekerja. (2) Menerapkan peraturan wajib belajar bagi anak-anak usia sekolah agar sekurang-kurangnya setiap anak di Indonesia harus mengenyam pendidikan sekolah dasar.

24 TINJAUAN PUSTAKA D M KERANGKA PEHIKIRAN Perat- 9ekexi.a Kemiskinan merupakan alasan utama keteilibatan anakanak dalam usaha pencaharian nafkah untuk menambah pendapatan rumahtangga. Hal ini dapat dimengerti jika curahan tenaga kerja anak memang cukup berarti dalam menambah pendapatan rumahtangga. Sebaliknya ha1 itu menjadi kurang bermanfaat jika curahan tenaga kerja anak itu ternyata tidak banyak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan rumahtangga. Seringkali keikutsertaan anakanak yang masih bersekolah membantu pekerjaan orang tua menj adi penyebab putus sekolah atau t inggal kelas. Keikutsertaan anak-anak mencari nafkah merupakan tuntutan ekonomi rumahtangga namun mereka perlu dilindungi oleh undang-undang atau peraturan-peraturan yang akan mencegah mereka dari kesewenang-wenangan. Usaha perlindungan terhadap 'anak yang bekerja dilukiskan dalam Deklarasi Hak-hak Azasi Anak (The, lon of the Rlahts of the U) tahun 1959 yang mengakui bahwa hak-hak azasi anak benar-benar tidak berbeda dari orang-orang dewasa. Anak-anak membutuhkan pengamanan khusus, termasuk perlindungan yang sah. Mereka seharusnya dapat tumbuh dalam suatu atmosfir kasih

25 sayang dan keamanan, serta diber ikan pendidikan yang memungkinkan mereka menjadi individu sosial yang berguna. Deklarasi ini dikembangkan dalam sepuluh prinsip atau dasar. Salah satu prinsip menyatakan bahwa anak-anak harus diberikan kesempatan untuk berkembang dalam kondisi bebas dan terhormat serta diatur oleh hukum. Prinsip khusus yang relevan untuk pekerja anak-anak adalah prinsip yang menekankan bahwa anak-anak seharusnya dilindungi dari segala bentuk kelalaian, kekejaman dan pemerasan di perusahaan dimana tempat mereka bekerja. Mereka seharusnya bukan subyek dari perdagangan dalam bentuk apapun. Mereka juga tidak diij inkan untuk menja- lankan pekerjaan-pekerjaan sebelum cukup umur (umur mini- mum yang ditetapkan). Mereka seharusnya tidak berada da- lam keadaan yang diperbolehkan untuk bekerja di berbagai kesibukan atau pekerjaan yang akan merugikan kesehatan, pendidikan, serta mengganggu mental, fisik atau perkembangan moral mereka. Dalam memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan Undang-undang -. Nomor L-. Tahun yang mengatur tentang batas umur. ' minimum bekerja bagi anak-anak dan usaha perlindungannya (Aini, 1980) Xetetapan batas umur untuk bekerja (guna mendapatkan upah) seperti tersebut di atas dimaksudkan agar sebelum memasuki lapangan pekerjaan, seorang anak telah dapat

26 menyelesaikan sekolah dasarnya dan mendapatkan 1-2 tahun latihan ketrampilan. Hal ini jelas pula disebutkan pada penjelasan undang-undang yang menyatakan bahwa larangan pekerj a anak ini dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dan pendidikannya. Undang-undang lain yang menunjang perlindungan terha- dap anak yang bekerja adalah Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. Undang-undang ini menekankan bahwa diperlukan usaha-usaha pembinaan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan anak untuk menjamin kelangsungan hidup dan kepribadian bangsa. Fakta menunjukkan bahwa ternyata banyak anak-anak di bawah umur yang bekerja. Atas dasar itu'departemen Tenaga Kerja telah mengeluarkan Peraturan Menteri yang melindungi anak-anak di bawah umur yang bekerja (Pelita, 23 Juli 1987). Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah tenaga kerja di bawah umur, yang menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1951 tidak diperbolehkan. Peraturan Menteri itu mengijinkan anak-anak. di bawah umur untuk bekerja, karena alasan sosial ekonomi dengan tujuan menambah penghasilan bagi keluarga maupun dirinya sendiri. Tetapi pekerjaan yang boleh diberikan dibatasi pada j enis pekerj aan yang tidalc membahayakan pertumbuhannya, jasmani maupun rohani. Juga harus diusahakan agar anak-anak tersebut memperoleh kesempatan pendidikan dasar dalam usaha pelaksanaan program wajib belajar.

27 .. Fakta b r l s Heskipun terdapat peraturan perundang-undangan mengenai tenaga kerja anak-anak, dan ada upaya untuk perlindungan pekerja anak-anak agar mereka mempunyai kesempatan untuk memperoleh pendidikan sebagai investasi bagi masa depan mereka, akan tetapi bagaimana dalam kenyataannya? White (1982) telah memberikan gambaran mengenai pekerja anak-anak yang cukup banyak terdapat di Bangladesh, Philipina, Sri Lanka dan Jawa. Sebagian dari anak-anak tersebut terlibat dalam masalah yang sulit dan terganggu kesehatan serta masa depan mereka. White (1982) juga mengemukakan mengenai kaitan kehadiran anak di sekolah dan pekerjaan yang mereka lakukan. Anak-anak di desa-desa Bangladesh dan Nepal misalnya jarang masuk sekolah, sedangkan di Philipina dan Sri Lanka lebih sering daripada anak-anak di desa Jawa. Sebagai contoh dalam kasus Philipina, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama-sama di sekolah daripada dalam pekerjaan. Di Sri Lanka sekolah dasar itu sudah umum dan merupakan sesuatu yang umum bahkan dalam rumah- tangga-rumahtangga yang miskin, dengan lebih dari separuh penduduk telah mengikuti pendidikan lebih dari 8 tahun. Dilema antara kehadiran di sekolah dan pekerjaan yang harus dilakukan oleh anak-anak dalam rangka membantu menambah pendapatan orang tua tetap merupakan masalah.

28 Seperti dicatat oleh White di Jawa, volume dari input tenaga kerja anak-anak berhubungan dekat dan positif dengan pendapatan rumah tangga, keseimbangan pendapatan antara konsumsi makanan dan tabungan rumahtangga. White juga mencatat bahwa di daerah pedesaan Jawa pada pasanganpasangan muda yang berpendapatan rendah dengan jumlah anak yang banyak dan belum dapat bekerja menghadapi masalah besar meskipun nanti ada keuntungannya jika anak-anak itu mencapai usia kerja (White, 1982). Dengan demikian, adanya anak-anak yang bekerja merupakan kondisi yang tidak bisa dicegah, karena adanya kebutuhan untuk menambah dapatan rumahtangga. pen- Kemampuan anak melakukan pekerjaan tergantung pada pengalaman, pendidikan dan pikiran. Tidak adanya kualitas-kualitas tersebut menyebabkan tingkat kecelakaan yang tinggi di antara pekerja anak-anak. Kurang pengalaman misalnya menyebabkan pekerja anak-anak tidak dapat mengantisipasi situasi-situasi berbahaya dan tidak dapat mengatasinya jika berkembang lebih lanjut. Kurang pendidikan meyebabkan mereka tidak menyadari bahayanya suatu pekerjaan. Kurang pikir menyebabkan mereka menganggap bahwa prosedur-prosedur keamanan kerja tidak perlu atau terlalu memakan waktu dan j anggal menggunakannya (Challis et. al, 1979).

29 Jenis-jenis pekerjaan tertentu atau lingkungan dimana pekerjaan tersebut dilakukan dapat pula mengganggu kesehatan anak-anak seperti zat-zat kimia, radiasi, fluoride dalam dosis besar dan benzene. Sebagai contoh, terkena radiasi menyebabkan kanker thyroid pada anak-anak dan fluoride yang berlebihan dapat merusak gigi. Contoh lainnya adalah bahaya bekerja dengan zat-zat kimia bagi anak-anak, seperti kasus kelumpuhan yang disebabkan penghisapan TOCP (TVC-Ortho-Cresyl-Phosphate) di kota Fez dan Casablanca (Maroko) antara tahun 1968 sampai 1972 yang terjadi pada anak-anak berusia sekitar 11 tahun, yang bekerja merekatkan sepatu (Challis et. al, 1979). Gambaran anak bekerja di Indonesia diperoleh antara lain dari hasil studi White (1973) di sebuah desa di Jawa. Studi kasus itu menemukan umur mulai (paling muda) yaitu 5 tahun dan umur mulai rata-rata yaitu 8 tahun terlibatnya anak-anak dalam 10 kegiatan produktif atau berguna dalam ekononii rumahtangga petani (Lihat Tabel 1). Dikemukakan bahwa, dari umur 7 sampai 9 tahun, nampaknya anak-anak biasanya akan mulai secara teratur melakukan pekerjaan mengambil air, mengurus hewan, mengumpul rumput, menjaga bayi dan (kalau anak perempuan) menanam serta memetik padi. Sedangkan pekerj aan-pekerjaan yang lebih berat seperti mengolah sawah dan pekarangan (laki-laki) dan

30 segala macam kerja bayaran (kedua jenis kelamin) baru mu- lai dilakukan kalau sudah mencapai umur sekitar 13 tahun. White juga mencatat "berapa jam sehari" anak-anak umumnya ikut melakukan berbagai jenis pekerjaan dalam keseluruhan produksi rumahtangga. Hasil yang dicatat oleh White adalah anak perempuan menghabiskan waktunya untuk bekerja rata-rata 6,4 jam tiap hari dengan perincian 3,3 jam untuk pekerjaan reproduksi dan 3,l jam untuk pekerjaan produksi. Sedangkan anak laki-laki rata-rata menghabiskan waktunya 4,6 jam tiap hari dengan perincian 1,3 jam untuk pekerjaan reproduksi dan 3,3 jam untuk pekerjaan produksi (untuk anak-anak yang berumur 7-15 tahun)(tabel 2). Fakta mengenai upah anak yang bekerja dicatat oleh Ritonga dari enam propinsi di Indonesia pada tahun 1976 sampai Penghasilan anak-anak yang bekerja mulai dari Rp 25,- per hari untuk penggulung rokok di Jawa Tengah sampai dengan Rp 350,- per hari untuk buruh perkebunan di Sumatera Utara. Pada umumnya (antara 60-70%), dari pekerja anak-anak tersebut, berpenghasilan antara Rp 75,- sampai Rp 100,- per hari. Dibandingkan dengan harga beras pada saat itu yang berkisar antara Rp 96.90,- sampai dengan Rp ,- per kg (U Buku Statistik Indonesia, 1977/1978), maka penghasilan yang diterima oleh anak-anak yang bekerja tersebut adalah jauh dari mencukupi (Ritonga, 1983).

31 Tabel 1. Umur Mulai (Paling Muda) dan Umur Mulai Rata-rata Terlibatnya Anak-anak Dalam Ekonomi Rumahtangga Petani di Jawa. JENIS KERJA UMUR MULAI UMUR MULAI (PALING MUDA) RATA-RATA... Mengambil air 5 tahun 8.8 tahun Memelihara bebek Memelihara ternak Merumput Mengolah sawah Mengolah pekarangan Menanam padi Memetik padi Mengasuh adik Buruh Sumber : Benjamin White, 1973 Tabel 2. Jumlah Jam Kerja Rata-Rata Tiap Hari Per Orang Menurut Umur, Kelamin Dan Jenis Kegiatan. Umur, kelamin L P L P L P Jenis kerja... REPRODUKSI : Memelihara anak kecil 0,2 1,2 0,5 1,7 0,5 1,5 Mengurus RT 0,l 1,2 0,3 1,l 0,2 2,3 Mencari kayu bakar 0,7 0,2 0,6 0,3 0,7 0,5 PRODUKSI : Produksi di luar pert. 0,2 1,3 0,4 0,2 0,6 1,s Peternakan 1,2 1,0 2,7 0,5 2,2 0,l Kerja bayaran non pert. - 0, ,l 0,4 Gotong royong - - 0,2-0,2 0,l Pertanian (+ buruh tani) 0,l 0,8 0,7 0,7 1,l 2,l Jumlah "jam" kerja/hari 2,5 5,8 5,4 4,5 5,8 8,s Sumber : Benjamin White, 1973

32 Penelitian peranan anak yang bekerja pada rumahtangga d i pedesaan ini dilandasi konsep dif erensiasi peranan oleh Marion J. Levy dan konsep kerja yang dikemukakan oleh Pudj iwati Sajogyo. Konsep diferensiasi peranan digunakan untuk melihat perbedaan peranan anak yang bekerja pada rumahtangga pengusaha sandal dan rumahtangga buruh sandal yang berada di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Diferensiasi peranan (Levy, 1949 dalam Sajogyo dan Pudjiwati Sajogyo, 1983) merupakan diferensiasi peran kerja a rc~les) dalam suatu rumahtangga yang berdasarkan atas : (a) perbedaan umur, (b) perbedaan sex, (c) perbedaan generasi, (d) perbedaan posisi ekonomi dan (e) pembagian kekuasaan. Untuk kepentingan penelitian ini hanya digunakan 2 dasar saja yaitu : (a) perbedaan umur : anak-anak atau orang dewasa. (b) perbedaan sex : anak perempuan atau anak laki-laki. Konsep kerja yang dikemukakan oleh Pudjiwati Sajogyo digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui definisi kerj a dikaitkan dengan adanya tenaga kerja anak-anak tersebut. Kerja bagi seorang individu yang melakukannya merupakan kebutuhan psykhis (suatu proses yang melibatkan pikiran, kemauan dan perasaan) dan suatu pengorbanan

33 (sakit, lelah, terjauhkan keluarga, misalnya). Pudjiwati Sajogyo (1983) mengartikan "Kerja" sebagai berikut : (1) Para pelaku mengeluarkan energi. (2) Para pelaku terjalin dalam interaksi sosial, mendapat status. (3) Para pelaku memberikan sumbangan dalam produksi barang maupun jasa (4) para pelaku mendapatkan penghasilan (& atau natura). (5) Para pelaku mendapatkan hasil yang mempunyai W Kaktu. Keikutsertaan anak untuk ikut ambil bagian dalam mencari nafkah pada rumahtangga di pedesaan, pada dasarnya disebabkan oleh dua faktor yakni faktor internal sebagai pendorong dan 'faktor eksternal sebagai penarik Faktor internal atau pendorong adalah tingkat ekonomi rumahtangga. Pada tingkat ekonomi tertentu rumahtangga mempunyai suatu strategi,ekonomi tertentu pula yaitu akumulasi (lapisan atas), konsolidasi (lapisan tengah), atau bertahan hidup (lapisan bawah) (White, 1990). Strategi ekonomi ini menunjuk pada perilaku ekonomi rumahtangga tersebut, yang tercermin dari alokasi tenaga kerja rumahtangga. White mengemukakan bahwa perilaku ekonomi rumahtangga adalah suatu sistem yang rasional. Artinya, potensi tenaga kerja dalam rumahtangga dialoltasikan ke

34 dalam beragam kegiatan ekonomi berdasarkan pilihan rasio- nal atas sejumlah kesempatan yang ada. Pada suatu waktu tertentu, suatu kegiatan tertentu telah dipilih rumahtangga karena kegiatan ini dinilai memberi "keuntungan" dibandingkan dengan pilihan kegiatan yang lain yang tersedia. White menjelaskan bahwa, jika rumahtangga telah mengalokasikan tenaga kerja secara rasional untuk memperoleh "sejumlah ha1 terkonsumsi" yang "optimal", maka sumbangan individu anggota rumahtangga terhadap ekonomi rumahtangga dapat dinilai menurut jicmlah j+m (curahan waktu) kerja produktifnya dan pendapatan se- bagai imbalan atau kembalian terhadap semua pekerjaan yang telah dilakukannya (White, 1976 dikutip W. Sitorus, 1989). Faktor eksternal atau penarik bagi keikutsertaan anak-anak dalam bekerja (mencari nafkah) adalah adanya peluang bekerja bagi mereka. Industri sandal yang memiliki berbagai jenis kegiatan yang sifatnya ringan dan tidak menuntut ketrampilan yang tinggi memungkinkan nlerelta terlibat didalamnya dan dapat mereka kerjakan setelah mereka pulang dari sekolah ataupun untuk mengisi waktu luang mereka. Secara keseluruhan, faktor internal dan faktor ekster- nal bekerja secara bersamaan sebagai penyebab keikutserta- an anak-anak untuk bekerja. Dari satu sisi rendahnya tingkat ekonomi rumahtangga menuntut keterlibatan seluruh

35 anggota rumahtangga dalam mencari nafkah, termasuk anakanak. Dari sisi lain tersedianya peluang bekerja bagi anak-anak tersebut memungkinkan mereka akhirnya terlibat dalam bekerja guna membantu menambah pendapatan rumahtangga. Keikutsertaan anak dalam bekerja diduga meningkatkan peranan anak tersebut dalam ekonomi rumahtangga, yaitu berupa dukungan peningkatan pendapatan rumahtangga. Disamping itu, keikutsertaan mereka (anak) dalam bekerja juga dapat memberikan kesempatan kepada anggota rumahtangga dewasa untuk melakukan pekerjaan yang lebih produktif guna meningkatkan pendapatan rumahtangga. Keterlibatan anak-anak dalam bekerja juga diduga akan memberi pengaruh/dampak bagi perkembangan sosial mereka. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yang langsung dirasakan oleh anakanak yang bekerja adalah terbentuknya kemampuan si anak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dalam batas tertentu dan meningkatnya ketrampilan kerja mereka. Sedang dampak negatifnya adalah tersitanya waktu belajar mereka yang menyebabkan putus sekolah dan rendahnya pendidikan mereka. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut (Gambar 1).

36 Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran tentang Peranan dan dampak Anak Bekerja, pada Rumahtangga di Pedesaan. 7 Peranan (Faktor Pendorong) Anak yang Bekerja dalam Ekonomi Rumahtangga I r-+- ANAK YANG BEKERJA rn 4. Dampak Anak yang Bekerja (Faktor Penarik) POSITIF NEGATIF I - Peluang Kerja I - Ketrampilan Kerja - Pendidikan - Kesehatan (1) Faktor internal (faktor pendorong) terlibatnya anak- anak dalam bekerja adalah tingkat ekonomi rumahtangga yang dilihat berdasarkan pola nafkah, keterlibatan anggota rumahtangga dalam bekerja, riwayat ekonomi rumahtangga, pola makan keluarga, kondisi perumahan dan pemilikan alat-alat rumahtangga. (2) Faktor eksternal (fator penarik) terlibatnya anak-anak dalam bekerja adalah adanya peluang bekerja bagi

37 anak-anak tersebut. Hal ini dilihat berdasarkan jenis pekerjaan yang ada (untuk siapa : anakanak atau orang dewasa) dan waktunya (kapan dan berapa lama). (3) Anak yang bekerja adalah anak-anak yang terlibat dalam kegiatan produktif guna mendapatkan upah. Hal ini dilihat berdasarkan upah yang ia peroleh dan waktu yang telah diluangkannya dalam pekerjaan tersebut. (4) Peranan (sumbangan) anak yang bekerja dalam ekonomi rumahtangga adalah sejauh mana anak-anak berperan dalam ekonomi rumahtangga akibat keikutsertaan mereka dalam mencari nafkah. Hal ini diukur berdasarkan pendapatan (upah) yang mereka peroleh dan sumbangan pada rumahtangga. (5) Danipak anak yang bekerja adalah pengaruh sampingan yang dihadapi oleh anak-anak akibat keterlibatan lnerelra dalam bekerja yang berupa dampak positif dan dampak negatif. Kemandirian anak (dapat mencari uang sendiri) dan ketrampilan,kerja (mempunyai suatu keahlian) merupakan dampak positif yang dirasakan oleh anak-anak tersebut. Sedangkan dampak negatifnya dilihat dari segi pendidikan mereka yaitu tinggal kelas atau putus sekolah.

38 HETODOLOGI PENELITIAN.. tan Penelltlan Penelitian "Peranan Anak yang Bekerja Pada Rumahtangga di Pedesaan " ini, dilakukan dalam bentuk penelitian studi kasus. Pendekatan penelitian memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. dan H&tu Praktek lapangan dilaksanakan di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor yang merupakan daerah perajin sandal, selama 27 hari dari tanggal 6 Mei sampai dengan 1 Juni Lokasi praktek lapang ini dipilih secara sengaja dengan dasar pertimbangan: (a) desa tersebut merupakan sentra industri sandal yang dikenal cukup lama oleh mas- yarakat, (b) industri sandal memiliki pekerjaan-pekerjaan yang cukup ringan yang memungkinkan anak-anak terlibat didalamnya, dan (c) pada kenyataannya usaha pembuatan sandal ini hampir semua melibatkan anak-anak sebagai tenaga kerjanya. e Pen- el dan Kasus Sampel rumahtangga ditentukan secara acak. Hal ini dilaksanakan karena populasi sampel adalah heterogen. Populasi yang ada, diklasifikasikan ke dalam rumahtangga pengusaha dan buruh, kemudian dari masing-masing lapisan diambil sampel secara acak.

39 Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 18 rumahtangga, dengan perincian 9 rumahtangga pengusaha dan 9 rumahtangga buruh. Untuk mendalami masalah diambil 3 ;umahtangga kasus per stratum dengan anak-anak mereka (semuanya 6 rumahtangga). Kerangka sampling penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3. Kerangka Sampling Penelitian Pekerja Anakanak di Pedesaan. Pengusaha Buruh Jumlah seluruhnya Jumlah RT yang memiliki pekerja anak-anak Jumlah RT sampel Jumlah responden suami 9 7 Jumlah responden isteri 9 Jumlah RT kasus 3 Jumlah resp. anak laki-laki 17 Jumlah resp. anak perempuan 0 3 Jumlah anak kasus 3 8 Sumber : Penelitian Lapang Ketode - P Data akan dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden atau informan dengan menggunakan metode wawancara maupun pengamatan langsung di lapangan. Para responden

40 tersebut adalah anak laki-laki atau anak perempuan yang berumur 5-14 tahun yang bekerja pada industri rumahtangga sandal di Desa Mekar Jaya dan orang tua dari anak-anak tersebut. Sedangkan para informan adalah aparat pemerintah di tingkat desa ataupun kecamatan serta dinas-dinas instansi yang terkait. Data yang dikumpulkan secara garis besar dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok, yaitu: (a) data umum, (b) data rumahtangga dan (c) data anak yang bekerja (Tabel 4). Teknik pengumpulan data meliputi : (1) Wawancara terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan; (2) Studi kasus rumahtangga dengan menggunakan pedoman wawancara (dan catatan harian); (3) Wawancara bebas kepada responden/informan dengan "catatan harian" (tanpa daftar/pedoman pertanyaan); (4) Pengamatan di lapangan dengan sistem "catatan harian". Satuan analisis dari penelitian ini adalah rumahtangga. Data kuantitatif diolah secara manual dan dianalisis dengan menggunakan teknik tabulasi (tabulasi frekuensi dan tabulasi silang). Sedangkan data kualitatif dianalisa secara deskriptif.

41 Tabel 4. Jenis Data dan Metode Pengumpulan di Lapang. JENIS DATA METODE SUMBER 1. Data: a. Riwayat industri sandal x b. Jumlah penduduk x c. Jumlah pengusaha sandal x d. Jumlah buruh sandal x e. Jumlah anak yang bekerja pada industri RT sandal x f. Peluang kerja (pertanian dan non pertanian) x a. Keanggotaan RT x b. Keadaan ekonomi RT (penguasaan aset dan pendapatan) ' x c. Riwayat ekonomi x d. Alokasi TK anggota RT x (1 hari/l minggu yl) a. Riwayat pendidikan b. Riwayat pekerjaan Keterangan : WT - Wawancara Terstruktur; SK = Studi Kasus; WB = Wawancara Bebas; P = Pengamatan.. R = Responden; I = Informan; AP = Aparat Pemerintah; DT = Dinas Terkait.

42 KEADAAN UHUH DAERAH PRAKTEK LAE'ANG Desa Hekar Jaya merupakan desa. pemekaran (1983/84) dari Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Batas wilayah desa sebelah utara adalah Desa Pasir Kuda, barat Desa Parakan, timur Desa Cikaret dan selatan Desa Kota Batu (lihat peta, Gambar 1). Desa ini dibagi ke dalam tiga dusun dan empat kampung. Dusun I terdiri dari Kampung Sawah Kaum dan Sawah Kidul. Dusun I1 terdiri dari Kampung Sawah Ilir dan Dusun I11 terdiri dari Kampung Dampit. Pusat pemerintahan terletak di Dusun I yaitu di Kampung Sawah Kaum. Desa ini dapat dicapai dengan kendaraan bermotor baik motor ojeg maupun kendaraan roda empat selama lebih kurang 15 menit dari pusat kecamatan Ciomas melalui Desa Cikaret. Kondisi jalan sebagian besar masih berupa jalan tanah (dengan sedikit jalan beraspal kasar) yang dapat dilalui kendaraan umum sepanjang musim (kemarau/huj an ). Jarak desa dengan Kecamatan Ciomas 1 km, dapat ditem- puh dengan kendaraan umum roda empat (oplet) dengan ongkos Rp ZOO,-. Bila mempergunakan motor ojeg ongkos berva- riasi antara Rp 500,- sampai Rp 750,-. Melalui Desa

43 Cikaret dan Ciomas, jarak Desa Mekar Jaya ke kota Bogor hanya 2 km. Hubungan transportasi ke kota Bogor tergolong lancar. Desa Mekar Jaya tergolong daerah dataran dengan sedikit berbukit. Desa ini tergolong beriklim sedang, suhu berkisar 32,O C disertai curah hujan rata-rata 3000 sampai 4000 mm setiap tahun. Luas wilayah desa tercatat 86 ha (Buku Potensi Desa 1990/91). Tata guna tanahnya meliputi 41 ha persawahan, 32 ha perumahan dan pekarangan, 7 ha pertanian tanah kering, ladang dan tegalan, 4 ha kuburan/makam dan 2 ha empang/kolam/tambak. Penyediaan air bersih untuk masyarakat desa cukup memadai. Untuk keperluan sehari-hari yaitu MCK (Mandi, Cuci dan Kakus) dan minum sebesar 85% diperoleh dari sumur dan sebesar 15% diperoleh dari PDAM. tik Demonrafis Penduduk Desa Mekar Jaya pada tahun 1990 seluruhnya berjumlah 4594 jiwa, terdiri dari 2381 jiwa laki-laki dan 2213 jiwa perempuan (rasio jenis kelamin 108). Jumlah tersebut tercakup dalam 907 KK; berarti satu keluarga rata-rata terdiri dari lima orang. Berdasarkan kelompok umur, jumlah pendudub yang terbesar adalah kelompok umur 5-9 tahun (16,06%),

44 kemudian kelompok umur 0-4 tahun (14,08%) dan kelompok umur tahun (13,322). Apabila usia tahun ditetapkan sebagai batasan usia produktif, maka sebagian besar (55,40%) penduduk Desa Mekar Jaya termasuk usia produktif dengan rasio beban tanggungan sebesar 81. Komposisi penduduk di Desa Mekar Jaya ini secara terinci dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1. Kepadatan penduduk Desa Mekar Jaya adalah 1767 j iwa/km2. Ini lebih tinggi dari kepadatan penduduk Kecamatan Ciomas secara keseluruhan, yaitu 1503 jiwa/km2. Tingkat pendidikan penduduk masih relatif rendah. Jumlah penduduk yang tidak tamat SD/Sederajat masih cukup banyak, yaitu 1946 jiwa atau 42,36%. Jumlah ini jauh lebih banyak dari penduduk yang yang tamat SD/Sederajat (29,41%). Jumlah penduduk pada tiap jenjang pendidikan dari SLTA hingga Perguruan Tinggi masih di bawah 2%. Jumlah penduduk usia tahun yang buta aksara masih cukup banyak (7,27%) (lihat Tabel Lampiran 2). Perkembangan mata pencaharian penduduk Desa Mekar Jaya berawal dari sektor pertanian, terutama pertanian tanaman pangan padi yang sangat menonjol sampai tahun Kemudian secara berangsur sumber mata pencaharian terdifferensiasi ke bidang industri kecil sejalan dengan menyempitnya lahan pertanian dan rendahnya tingkat

45 pendapatan masyarakat di sektor pertanian. Pada Tabel 5, jumlah penduduk yang berusaha di sektor pertanian telah lebih kecil dibanding dengan penduduk yang berusaha di bidang industri kecil sandal/sepatu. Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis/Mata Pencaharian Pokok di Desa Mekar Jaya, 1990/ Jenis/Mata Pencaharian Pokok Jumlah Jiwa Petani pemilik Petani penggarap Buruh tani Ladang Melon tri Kecil Sandal/SeDatu Pengusaha Buruh - Guru Pegawai Negeri Dukun Bayi (Peraji) Tukang Cukur Tukang Jahit Tukang Kayu Tukang Batu Angkutan ABRI Pensiunan Pegawai Sipil/ABRI Pedagang... Jumlah Sumber : Potensi Desa Mekar Jaya, 1990/1991 Usaha industri sandal/sepatu menimbulkan perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan bagi penduduk Desa Mekar Jaya. Sebagai contoh, munculnya usaha warung atau penjaja makanan keliling untuk melayani kebutuhan makan para buruh industri sandal/sepatu, yang pada

46 akhirnya meningkatkan pendapatan rumahtangga. Kesempatan kerja yang besar di sektor industri sandal/sepatu dirasa- kan oleh berbagai lapisan masyarakat dan beragam usia kerja (anak-anak, ibu rumah-tangga, pekerja dewasa dan orang tua), bahkan banyak penduduk luar desa seperti Bandung, Sukabumi, Cianjur dan Pelabuhan Ratu yang bekerja di industri sandal/sepatu ini. Industri kecil lainnya yang cukup tinggi dalam menyerap tenaga kerja adalah industri pabrik baso yang terletak di Kampung Dampit. Industri ini mempekerjakan kurang lebih 65 orang, dimana 95% berasal dari Jawa Tengah (Solo) dan sudah menjadi penduduk Desa Mekar Jaya. Hal i- ni berlangsung sejak tahun Penduduk asli desa tidak ada yang terlibat dalam usaha ini, karena selain pengusaha dan pekerjanya bukan warga asli Desa Mekar Jaya, upah yang ditawarkan juga lebih rendah dibandingkan dengan upah buruh sepatu/sandal. Data resmi menunjukkan bahwa arus migrasi yang bersifat permanen di Desa Mekar Jaya ini relatif besar. Pada periode tahun 1988 sampai,1990, jumlah penduduk yang masuk adalah sebanyak 381 orang atau rata-rata 127 orang/tahun. Sedangkan penduduk yang ke luar (pindah) yang bersifat permanen hanya 69 orang atau rata-rata 23 orang/tahun. Lebih banyak penduduk masuk dibanding penduduk keluar. Alasan kepindahan yang dominan adalah

47 menjadi pedagang, buruh dan jasa. Para informan menjelas- kan bahwa penduduk Desa Mekar Jaya ini sedikit saja yang mencari pekerjaan ke luar, karena di Desa Mekar Jaya tersedia lapangan pekerjaan yang cukup banyak. Pekerjaan tersebut terutama di sektor industri sandal/sepatu, pertanian (sawah) dan industri pabrik baso. dm Prasaana Sos- - Prasarana yang tersedia. di desa meliputi prasarana pemer intahan, perhubungan, sosial, dan produksi. Sarana pemerintahan terdiri dari satu gedung balai desa seluas 8 x 12 m, dan seperangkat alat-alat perkantoran desa. Sarana keagamaan antara lain 3 Mesjid, 11 buah langgar dan 1 buah pesantren. Juga terdapat 3 Madrasah Ibtidaiyah yang merupakan tempat pendidikan setaraf Seko'lah Dasar. Sarana pendidikan, selain madrasah, terdapat 1 buah SD Inpres yang terletak di Kampung Sawah Ilir. Sarana perhubungan yang ada berupa jalan aspal (2 km), jalan batu (1 km) dan jalan tanah (2,5 km). Jalan-jalan ini dapat dilalui oleh kendaraan angkutan, sehingga memperlancar hubungan dan komunikasi ke luar desa. Dalam bidang kesehatan, di Desa Mekar Jaya terdapat enam unit Posyandu dan lima orang dukun bayi (peraji). Jumlah pasangan usia subur (PUS) yang ada di Desa Mekar Jaya sebanyak 1246 jiwa, yang menjadi akseptor KB (Pil,

48 IUD, Suntikan dan lain-lain) tercatat 411 jiwa atau persen dari target yang ditentukan. Sarana Olah Raga yang ada di Desa Mekar Jaya adalah 1 buah lapangan sepak bola di Kampung Sawah Kaum, 2 buah lapangan bola voli di Kampung Sawah Kaum dan Dampit, 2 buah lapangan bulu tangkis di Kampung Dampit dan Sawah Ilir, dan meja tenis di Kampung Dampit. Sarana air bersih di Desa Mekar Jaya berupa tiga buah tempat penampungan air untuk tiga dusun, merupakan bantuan dari pemerintah pada tahun 1989/1990. Sarana pertanian yang ada di Desa Mekar Jaya berupa empat buah tempat penggilingan padi, yaitu tiga buah di Kampung Sawah Ilir dan satu buah di Kampung Dampit. Untuk - menggiling padi di tempat-tempat ini dikenakan biaya Rp 80,- tiap kilogramnya. Organisasi yang ada di Desa Mekar Jaya adalah LMD/ LKMD, PKK, Karang Taruna, KUD, Posyandu, AMP1 dan AMS (Angkatan Muda Siliwangi). Organisasi-organisasi yang aktif adalah LMD/LKMD, Posyandu, AMP1 dan AMS. Sebagai contoh, Posyandu aktif bergiat karena adanya bantuan dari Puskesmas yang selalu lancar dan tepat waktu datangnya serta kesadaran masyarakat terhadap kesehatan sudah cukup tinggi. Organisasi-organisasi yang tidak aktif adalah

49 PKK, Karang Taruna dan KUD. Sebagai contoh, PKK tidak aktif karena kurangnya tenaga kader PKK dan lbu Lurah yang kurang memotivasi masyarakat desa akan pentingnya kegiatan ini. Pranata yang ada di Desa Mekar Jaya adalah Badan Amil Zakat, Dewan Keluarga Mesjid, Dewan Keluarga Langgar, Remaja Mesjid, kelompok pengajian dan perkumpulan Olah Raga. Sedangkan kelompok pengrajin dan kelompok tani t idak terdapat. Pranata-pranata yang aktif adalah Dewan Keluarga Mesj id, Dewan Keluarga Langgar, Remaja Mesj id, Kelompok Pengajian dan perkumpulan Olah Raga. Sebagai contoh, De- wan Keluarga Mesjid aktif karena pranata ini "harus" ber- tugas dalam merayakan hari-hari besar keagamaan. Sedang- kan pranata yang tidak aktif adalah Remaja Mesjid, Badan Amil Zakat dan perkumpulan Olah Raga bersifat insidentil yaitu pada saat-saat peringatan hari-hari bersejarah seperti peringatan tujuh belas Agustus. Sebagai contoh, Remaja Mesjid tidak aktif karena pranata ini bersifat pembinaan agama, sementara banyak remaja yang kurang berminat terhadap pembinaan semacam itu. Lahan pertanian yang luas umumnya dimiliki oleh orang-orang luar desa (Bogor, Jakarta, Bandung dan

50 Yogyakarta). Hal ini terjadi karena banyak uarga desa yang menjual lahannya untuk membangun rumah dan untuk modal berusaha di bidang industri sandal/sepatu. Warga desa sendiri hanya memiliki areal pertanian yang sempit, yang dikeloia sendiri serta hanya untuk memenuhi ' kebutuhan sendiri. Bentuk hubungan ker ja dalam kegiatan pertanian padi sawah pada umumnya adalah menggunakan buruh lepas artinya buruh yang diupah mingguan dan bekerja sesuai dengan kebutuhan (hubungan kerja buruh). Pembayarannya dalam bentuk uang tunai (Rp 2500,- sampai Rp 3500,- per hari ditambah makan 1 kali) atau diberi lahan untuk digarap dengan sistem "maro" (I : 2) yaitu hasil dibagi dua dan saprodi (bibit/pupuk) juga dibagi dua atau juga dibayar musiman berupa gabah dari hasil panen (bawon) (lihat Tabel 6). Tabel 6. Bentuk Hubungan Kerja dalam Kegiatan Pertanian di Desa Mekar Jaya.... Jenis Pekerjaan Hubungan Tenaga Upah Kerja Kerja Uang Natura P w (RP) - Mencangkul - Menggaru buruh x 3500 makan sawah buruh x 3500 makan - Mempersiapkan benih buruh x 2500 makan - Menanam benih buruh x 2500 makan - Menyiangi buruh x 2500 makan - Menuai/panen buruh x - bawon (1 : 5) Sumber : Penelitian Lapang.

PEKERJA ANAK - ANAK Dl PEDESAAH

PEKERJA ANAK - ANAK Dl PEDESAAH PEKERJA ANAK - ANAK Dl PEDESAAH (Peranan dan Dampak Anak Bekerja pada Rumahtsngga lndustri Kecil Sandal : Studi Kasus di Desa Mekar Jays, Kecarnatan Ciornas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat3 Oleh EVE CHRISTINA

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 19 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografi Desa Sipak merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 558 194 ha. Desa Sipak secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo Di bawah ini penulis akan sampaikan gambaran umum tentang keadaan Desa Bendoharjo Kecamatan Gabus Kabupaten

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 24 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Desa Parakan adalah desa yang terletak di kecamatan Ciomas, kabupaten Bogor, provinsi Provinsi Jawa Barat merupakan daerah padat penduduk

Lebih terperinci

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Bangun Rejo merupakan pemekaran

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI 4.1 Profil Desa Tanjungsari 4.1.1 Letak Geografis Desa Tanjungsari Desa Tanjungsari merupakan salah satu dari delapan Desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Sukaresik,

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 28 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Kelurahan Pasir Mulya merupakan salah satu Kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Dengan luas wilayah

Lebih terperinci

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k 13 PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR Profil Desa Cihideung Ilir memuat informasi mengenai desa yang dijadikan tempat penelitian. Adapun informasi yang tersaji dalam bab ini adalah mengenai kondisi geografis Desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa penelitian ini merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas. Luas wilayah desa ini sebesar 155,125 ha didominasi oleh hamparan

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN 35 PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN Lokasi Kelurahan Cipageran merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Adapun orbitasi, jarak dan waktu tempuh dengan pusat-pusat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

PETA SOSIAL DESA CURUG

PETA SOSIAL DESA CURUG PETA SOSIAL DESA CURUG Lokasi Desa Curug merupakan salah satu dari 10 desa yang berada dibawah wilayah administratif Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Letak fisik desa sangat

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Sumber Makmur yang terletak di Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung memiliki luas daerah 889 ha. Iklim

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG A. Profil Desa Krikilan 1. Kondisi Geografis Desa Krikilan di bawah pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan Desa Cisarua adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar ±

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Geografis Desa Tanjung Medan Desa Tanjung Medan merupakan salah satu desa diantara desa yang berada di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu. Adapun

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Kajian 4.1.1. Keadaan Geografis Kecamatan Pekanbaru Kota merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN 43 BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam pembahasan bab ini, penulis akan memaparkan

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Brebes Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes Gambar 4.1 Peta Administratif Kabupaten Brebes 4.1.1 Geografi Kabupaten Brebes sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Letak geografis Kabupaten Landak adalah 109 40 48 BT - 110 04 BT dan 00

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak dan Luas Desa Curug Desa Curug merupakan sebuah desa dengan luas 1.265 Ha yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Desa Karta. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah nama sebuah Desa yang terletak

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TOMMO 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TOMMO 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU STATISTIK DAERAH KECAMATAN TOMMO 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TOMMO 2012 ISSN : No. Publikasi : 76045.1204.033 Katalog BPS : 1202001.7604.033 Jumlah Halaman

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab.

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab. PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab. Bogor 16760 PROFIL/RIWAYAT DESA CILEUNGSI Desa Cileungsi merupkan salah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

Katalog BPS

Katalog BPS Katalog BPS 1403.8271.012 Kecamatan Pulau Batang Dua Dalam Angka 2012 PULAU BATANG DUA DALAM ANGKA 2012 Nomor Katalog : 1403.8271.012 Nomor Publikasi : 8271.000 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola yang

II TINJAUAN PUSTAKA. Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola yang 13 II TINJAUAN PUSTAKA A. Sekolah Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola yang memiliki arti waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan

Lebih terperinci

BAB III ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN 48 BAB III ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian Sumurgayam, merupakan suatu desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Desa Lebih terletak di Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dengan luas wilayah 205 Ha. Desa Lebih termasuk daerah dataran rendah dengan ketinggian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Desa Cibunian 4.1.1 Keadaan Alam dan Letak Geografis Desa Cibunian merupakan salah satu desa di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara

Lebih terperinci

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Kondisi Umum Desa Kalisari Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi sosial ekonomi masyarakat meliputi

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis

BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis 27 BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis Desa Pasawahan merupakan salah satu dari tiga belas desa yang ada di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Bagian Utara berbatasan dengan Desa Kutajaya, bagian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : 44 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Raman Utara Kecamatan Raman Utara merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur dan berpenduduk 35.420 jiwa dengan luas

Lebih terperinci

https://rotendaokab.bps.go.id

https://rotendaokab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE TENGAH 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE TENGAH 2016 ISSN : No. Publikasi: 5314.1616 Katalog BPS : 1101002.5314040 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv +

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL KOMUNITAS DESA BABAKAN PARI

BAB IV PROFIL KOMUNITAS DESA BABAKAN PARI BAB IV PROFIL KOMUNITAS DESA BABAKAN PARI Desa Babakan Pari berada di ketinggian 600 m dpl, luas wilayah desa 212.535 ha adalah bagian dari wilayah administrasi Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO 4. 1. Kondisi Geografis 4.1.1. Batas Administrasi Desa Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK A. Profil Desa Lundo 1. Letak geografis Desa Lundo merupakan salah satu desa yang terletak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Dataran Tinggi Dieng kurang lebih berada di ketinggian 2093 meter dari permukaan laut dan dikelilingi oleh perbukitan. Wilayah Dieng masuk ke

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data III. METODE PENELITIAN A. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dan teori-teori yang mendukung rencana penulisan yang terkait.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM DESA KEMANG

BAB IV KEADAAN UMUM DESA KEMANG BAB IV KEADAAN UMUM DESA KEMANG 4.1 Kondisi Geografis dan Luas Wilayah Desa Kemang merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

VIII. RINGKASAN DAN SINTESIS

VIII. RINGKASAN DAN SINTESIS VIII. RINGKASAN DAN SINTESIS Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa ringkasan hasil dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya. Selanjutnya akan dikemukakan sintesis dari keseluruhan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER 4.1. Keadaan Umum Lokasi Desa Cibaregbeg masuk wilayah Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur, yang merupakan tipologi desa dataran rendah dengan luas

Lebih terperinci