Tema 1 Ekonomi dan Kesehatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tema 1 Ekonomi dan Kesehatan"

Transkripsi

1 Tema 1 Ekonomi dan Kesehatan Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami tentang ekonomi kesehatan. Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang konsep dasar ekonomi kesehatan. Indikator : Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa mampu menjelaskan definisi, kajian, metode serta ruang lingkup ekonomi kesehatan. 1.1 Ilmu Ekonomi Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos) yang berarti "peraturan, aturan, hukum". Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Ekonomi adalah ilmu untuk membuat pilihan. Sumber daya di alam terbatas, sedang keinginan (wants) manusia tidak terbatas. Demikian juga jumlah dokter, perawat, obat-obatan, tempat tidur untuk perawatan inap, terbatas, sedang permintaan ( demand) berbagai sumber daya di sektor kesehatan meningkat. Karena itu sumber daya kesehatan harus digunakan dengan efisien dan berkeadilan (equitable). Pokok bahasan ilmu ekonomi atau inti masalah ekonomi mengenai bagaimana terjadinya persoalan ekonomi, yang esensinya menyangkut alokasi sumber daya yang ada, maksudnya sumber daya yang terbatas harus dihadapkan kepada pemenuhan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Oleh karena sumber daya terbatas maka kalau sudah dipilih untuk melakukan salah satu kegiatan, berarti ada beberapa kegiatan lain yang terpaksa dikorbankan, sebab tidak mungkin dapat dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Pengertian ekonomi menurut beberapa para ahli, antara lain menurut Samuelson, Ilmu ekonomi merupakan Ilmu mengenai pilihan dan mempelajari bagaimana orang memilih dengan mempergunakan sumberdaya yang terbatas untuk memproduksi berbagai komoditi dan mendistribusikannya ke masyarakat untuk dikonsumsi. Menurut Albert L. Meyers ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Kata kunci dari definisi ini adalah; pertama, tentang kebutuhan yaitu suatu keperluan manusia terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang sifat dan jenisnya sangat bermacammacam dalam jumlah yang tidak terbatas. Kedua, tentang pemuas kebutuhan yang memiliki ciri-ciri terbatas adanya. Aspek yang kedua inilah menurut Lipsey (1981: 5) yang menimbulkan masalah dalam ekonomi, yaitu karena adanya suatu kenyataan yang senjang, karena kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa jumlahnya tak terbatas, sedangkan di lain pihak barang-barang dan jasajasa sebagai alat pemuas kebutuhan sifatnya langka ataupun terbatas. Itulah sebabnya maka manusia di dalam hidupnya selalu berhadapan dengan kekecewaan maupun ketidakpastian. By Dewi Sayati September

2 Penggunaan ilmu ekonomi untuk kuantifikasi sumber daya yang dipergunakan untuk untuk menyediakan pelayanan kesehatan, alokasi dan efisiensi penggunaan sumber daya tersebut untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan serta kuantifikasi dampak upaya-upaya prefentiv, kuratif dan rehabilitatif terhadap produktivitas individu maupun produktivitas nasional. Secara fundamental dan historis serta sebagai sains, ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Ilmu ekonomi positif Hanya membahas deskripsi mengenai fakta, situasi, dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi. Merupakan ilmu yang hanya melibatkan diri dari masalah apakah yang terjadi. Oleh karena itu ilmu ekonomi positif netral terhadap nilai-nilai. Artinya ilmu ekonomi positif bebas nilai, hanya menjelaskan apakah harga itu dan apakah yang terjadi jika harga itu tidak naik atau turun bukan apakah harga itu adil atau tidak. Secara deskriftif : Positif ekonomi menggambarkan dan menerangkan bagaimana komoditi diproduksi, didistribusi dan dikonsumsi dalam keterbatasan sumber daya. 2) Ilmu ekonomi normatif Membahas pertimbangan-pertimbangan nilai dan etika. Ilmu ekonomi normatif beranggapan bahwa ilmu ekonomi harus melibatkan diri dalam mencari jawaban atas masalah apakah yang seharusnya terjadi. Ilmu ekonomi adalah pertimbangan nilai. Ekonomi normatif mempelajari penggunaan dan alokasi sumber daya yang keadilan (equity), apa yang seharusnya diproduksi, sumberdaya apa yang seharusnya digunakan dan bagaimana mendistribusikan barang. Secara preskriptif : ekonomi Normatif menentukan bagaimana seharusnya komoditi diproduksi, didistribusi dan dikonsumsi dalam keterbatasan sumber daya. Ilmu ekonomi sebagai bagian dari ilmu sosial, tertentu berkaitan dengan bidang disiplin akademis ilmu sosial lainnya, seperti ilmu politik, pisikologis, sosiologi, sejarah, geografi dll. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa tujuan ilmu ekonomi itu untuk mencari pengertian tentang hubungan peristiwa ekonomi, baik yang berupa kausa maupun fungsional dan untuk dapat menguasai masalah-masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat. Inti dari tujuan ekonomi adalah individu/masyarakat menjadi makmur terpenuhi kebutuhan ekonominya dan bukan kebutuhan non ekonomi. 1.2 Timbulnya Ilmu Ekonomi Adanya kelangkaan- : Ilmu ekonomi timbul berdasarkan gagasan bahwa kegiatan manusia dilakukan didunia dengan sumber daya yang terbatas. Pelayanan kesehatan (health care) dapat dipandang merupakan sebuah proses yang menggunakan sejumlah input untuk menghasilkan output. Input (disebut faktor produksi ) tersebut dibagi menjadi 4 kategori : 1) Lahan (land) merupakan sumber daya fisik. 2) Modal (capital) merupakan sumber daya yang dimiliki dan atau diciptakan oleh manusia untuk membantu produksi, misalnya peralatan. 3) Pekerja (labour) sumber daya manusia dalam arti orang sebagai pekerja. By Dewi Sayati September

3 4) Perusahaan sumber daya manusia untuk mengorganisasi ketiga faktor untuk memproduksi barang dan pelayanan. Jadi alasan sederhana yang mendasari kehadiran ilmu ekonomi sebagai ilmu tentang tingkah laku manusia, yaitu pertama, adanya keterbatasan sumber daya yang tersedia bagi kehidupan dan berarti juga bagi setiap masyarakat, organisasi maupun individu. Kedua, nampaknya kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) kita sebagai manusia dan masyarakat tidak dapat terpenuhi dengan sempurna. 1.3 Prinsip ilmu Ekonomi Salah satu prinsip ekonomi menyatakan pada pasar sempurna (perfect market), demand dan supply ditentukan secara independent. Artinya produsen menentukan supply, konsumen menentukan demand. Harga barang naik atau turun hingga jumlah yang disuplai sama dengan jumlah yang diminta, yaitu tercapainya ekuilibrium. Menurut Mankiw s, prinsip ekonomi menunjukkn bahwa bagaimana orang membuat keputusan, bagaimana orang-orang berinteraksi sesama mereka, bagaimana kekuatan dan trend yang mempengaruhi dan bagaimana perekonomian secara keseluruhan bekerja. 1.4 Masalah-masalah Pokok Ekonomi : 1) Barang dan jasa yang harus diproduksi dan berapa banyak? konsumsi 2) Bagaimana cara memproduksinya? produksi 3) Untuk siapa barang dan jasa dibuat? distribusi 4) Bagaimana caranya agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan? 5) Mengapa selalu terjadi masalah kenaikan harga barang dan jasa? 6) Mengapa pertumbuhan ekonomi di masyarakat tidak stabil?, dll 1.5 Sistem Ekonomi : Definisi : hubungan atau keterkaitan antara komponen (unsur) ekonomi dalam kerangka hukum, adat/budaya dan politik yang mengatur begaimana komponen-komponen tersebut melakukan aktivitasnya menuju cita-cita atau tujuan tertentu. 1) Sistem Ekonomi Kapitalis Sistem ekonomi yang mengandalkan laissez faire (kebebasan) dan persaingan. Swasta bebas melakukan produksi, konsumsi, dan distribusi barang dan jasa Pemilikan sumber daya dan alat produksi oleh swasta (perorangan/kelompok) Berproduksi untuk dijual di pasar dengan situasi persaingan dan digerakkan oleh mekanisme pasar dan kekuatan pasar (demand dan supply) Peran negara sebagai penguasa sangat kecil Tujuan : mencari laba atau keuntungan setinggi-tingginya By Dewi Sayati September

4 Seringkali disebut sistem ekonomi yang ekstrim kanan. 2) Sistem Ekonomi Komunis/Terpusat/Terencana Pemilikan sumber daya/alat produksi oleh negara, sawsta dan masyarakat tidak berhak memilikinya Pengambilan keputusan tentang apa yang akan diproduksi, berapa banyak, bagaimana, kapan, dimana dan berapa harganya dilakukan oleh negara Mekanisme pasar diganti dengan perencanaan terpusat oleh pemerintah pusat, sehingga produksi, distribusi dan konsumsi diatur oleh negara. Inisiatif dan kreativitas ekonomi masyarakat dan swasta tidak dikehendaki oleh negara Seringkali disebut sistem ekonomi ekstrim kiri. 3) Sistem Ekonomi Sosialis Demokrasi/Campuran Perpaduan antara sistem ekonomi kapitalis dan komunis, yang membedakan adalah derajat dominasi antara dua sistem tersebut, dan hal tersebut dipengaruhi oleh sistem nilai dan falsafah bangsa. Pemilikan negara berdampingan dengan kepemilikan swasta, ettapi dalam hal-hal tertentu negara bisa memonopoli karena kepentingan rakyat. Mekanisme pasar diimbangi dengan perencanaan dari negara lewat aturanaturan untuk memperlancar produksi, distribusi dan konsumsi. Inisiatif dan kerativitas ekonomi dari swasta/masyarakat dikembangkan dan negara memberikan motivasim bimbingan dan pengawasan. Dewasa ini, tidak ada satupun sistem ekonomi yang murni kapitalis ataupun komunis, yang ada adalah perbedaan derajat kekuasaan negara dan pengakuan keberadaan swasta yang berbeda antara negara yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh sejarah latar belakang suatu negara serta sistem nilai, falsafah hidup serta kondisi sosial budaya yang dianut oleh suatu negara. 1.6 Ilmu Ekonomi Kesehatan Menurut UU kesehatan tahun 2009 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut Mills dan Gillson (1999) mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai penerapan teori, konsep dan teknik ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan. Ekonomi kesehatan berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut: 1) Alokasi sumber daya diantara berbagai upaya kesehatan 2) Jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan 3) Pengorganisasian dan pembiayaan dari berbagai pelayanan kesehatan 4) Efisiensi pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya 5) Dampak upaya pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan pada individu dan masyarakat. Menurut Klarman, Ilmu ekonomi kesehatan merupakan aplikasi ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan. Sedangkan menurut PPEKI, Ilmu ekonomi kesehatan adalah penerapan ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan dan faktorfaktor yang mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. By Dewi Sayati September

5 Ekonomi kesehatan adalah menerapkan prinsip-prinsip ekonomi dan teoriteori untuk kesehatan dan sektor kesehatan. Ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan terhadap populasi. Ciri khusus ekonomi kesehatan : 1) Positive Ekonomics : Perilaku provider, motif non profit, padat karya, ekternal effect, dll 2) Normative Economics : Social optimum dan Peranan masyarakat serta pemerintah. Menurut Mills dan Gillson mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai penerapan teori, konsep dan teknik ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan. Ekonomi kesehatan berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut : a) Alokasi sumber daya diantara berbagai upaya kesehtan. b) Jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan. c) Pengorganisasian dan pembiayaan dari berbagai pelayanan kesehatan. d) Efisiensi pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya. e) Dampak upaya pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan pada individu dan masyarakat. Pembahasan dalam ilmu ekonomi kesehatan mencakup costumer (dalam hal ini pasien/pengguna pelayanan kesehtan) provider (yang merupkan profesional investor, yang terdiri dari publik maupun private), pemerintah (government). Ilmu ekonomi kesehatan berperan dalam rasionalisasi pemilihan dan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan terutama yang menyangkut penggunaan sumber daya yang terbatas. Dengan diterapkannya ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan, maka kegiatan yang akan di laksanakan harus memenuhi kriteria efisiensi atau apakah kegiatan tersebut bersifat Cost Efective. Ada kalanya menerapkan ilmu ekonomi harus memenuhi kriteria interest-eficient, sedangkan pada kesehatan adalah interest-individu. Terdapat banyak definisi ekonomi kesehatan. Salah satunya mendefinsikan ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan terhadap populasi. Kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan. 1.5 Konsep Dasar Ekonomi Kesehatan Kajian Ekonomi Kesehatan terbagi menjadi 2, yaitu : 1) Ekonomi mikro Menganalisis program spesifik pada sektor kesehatan, yaitu Supply (analisis biaya, cost effectif analisys (CEA), cost benefit analisys (CBA) dan Demand (asuransi, konsumsi, subsidi) 2) Ekonomi makro Menganalisis program spesifik sektor kesehatan dengan pembangunan ekonomi. Misalnya hubungan fiskal dan moneter terhadap pembiayaan kesehatan, kebijakan kesehatan By Dewi Sayati September

6 Metoda dan Lingkup Ekonomi Kesehatan Tehnik-tehnik evaluatif Analisa Biaya Metoda Alokasi Biaya Konsumer Provider ( public private ) Lingkup Pemerintah 1.6 Aspek Ekonomi Kesehatan pada Program Kesehatan Ruang Lingkup Organisasi Kesehatan : a) Sebagai lembaga pelayanan publik dibidang kesehatan, organisasi kesehatan dapat berupa organisasi dibawah naungan pemerintah maupun swasta yang melayani pemeriksaan, penanganan, atau pemeliharaan kesehatan anggota masyarakat. b) Berbasis nilai yang tergantung pada keseluruhan atau sebagian lembaga yang menaunginya dan dalam memberikan pelayanan bersifat sukarela c) Mempunyai tujuan mendorong peningkatan status kesehatan masyarakat secara mandiri, terpadu dan mampu berdaya saing antar individu, keluarga, masyarakat, serta bangsa dalam kondisi lingkungan yang kondusif dan sehat d) Sumber pembiayaan biasanya berasal dari masyarakat pengguna jasa, pemerintah, atau penyandang dana Karakteristik Pelayanan Kesehatan a) Pelayanann Kesehatan berbeda dengan barang dan pelayanan ekonomi lainnya b) Pelayanann kesehatan atau pelayanan medis sangat heterogen, terdiri atas banyak sekali barang dan pelayanan yang bertujuan memelihara, memperbaiki, memulihkan kesehatan fisik dan jiwa seseorang c) Karena sifat yang sangat heterogen, pelayanan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif Karakteristik Khusus Pelayanan Kesehatan (Santerre dan Neun) : a) Intangibility. Tidak seperti mobil atau makanan, pelayanan kesehatan tidak bisa dinilai oleh panca indera. Konsumen (pasien) tidak bisa melihat, mendengar, membau, merasakan, mengecap pelayanan kesehatan. b) Inseparability. Produksi dan konsumsi pelayanan kesehatan terjadi secara simultan (bersama). Makanan bisa dibuat dulu, untuk dikonsumsi kemudian. Tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah pada saat yang sama digunakan oleh pasien. c) Inventory. Pelayanan kesehataan tidak bisa disimpan untuk digunakan pada saat dibutuhkan oleh pasien nantinya. By Dewi Sayati September

7 d) Inkonsistensi. Komposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien dari dari seorang dokter dari waktu ke waktu, maupun pelayanan kesehatan yang digunakan antar pasien, bervariasi. Jadi pelayanan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Biasanya pelayanan kesehatan diukur berdasarkan ketersediaan (jumlah dokter atau tempat tidur rumah sakit per penduduk) atau penggunaan (jumlah konsultasi atau pembedahan per kapita) Prinsip-prinsip pelayanan kesehatan Jumlah dana untuk kesehatan harus cukup tersedia dan dikelola secara berdaya guna, adil dan berkelanjutan yang didukung dengan transparansi dan akuntabilitas. Dana pemerintah diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin. Dana masyarakat diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan perorangan yang terorganisir, adil, berhasil guna dan berdaya guna melalui jaminan pemeliharaan kesehatan baik berdasarkan prinsip solidaritas yang wajib maupun sukarela, yang dilaksanakan secara bertahap. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan melalui perhimpunan secara aktif dana social untuk kesehatan (misal : dana sehat) atau memanfaatkan dana masyarakat yang ada terhimpun (misal : dana social keagamaan) untuk kepentingan kesehatan. By Dewi Sayati September

8 REFERENSI : Bastian Indra, Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis Ade Fatma, Ekonomi Kesehatan. USU press, Santoso Totok budi, Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukirno S., Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan Desember WHO Regional Office For South-East Asia, Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan Desember By Dewi Sayati September

9 Tema 2 Industri Kesehatan Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami tentang ciri industri kesehatan. Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang ciri khusus industri kesehatan. Indikator : Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa mampu menjelaskan definisi, jenis-jenis industri, ciriciri-ciri khusus industri sektor kesehatan pada sektor kesehatan dan ukuran keberhasilan Pengertian Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi, barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Industri Kesehatan Organisasi Pelayanan Kesehatan adalah suatu lembaga atau institusi yang berbadan hukum, yang kegiatannya adalah memberikan pelayanan kesehatan maupun memproduksi obat. Para Pelaku Pelayanan Kesehatan adalah : 1) Dokter 2) Perawat 3) Ahli Gizi 4) Ahli Peralatan Kedokteran 5) Manajemen 2.2 Jenis-jenis Industri Jenis-jenis industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya. Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986, antara lain : 1) Industri kimia dasar 2) Industri mesin dan logam dasar 3) Industri kecil 4) Aneka industri Kesehatan Jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan 1) Industri primer adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya. 2) Industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya. By Dewi Sayati September

10 3) Industri tersier Adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa. Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya. 2.3 Jenis Industri Sektor Kesehatan Rumah Sakit Sifat & Karateristik Rumah Sakit Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dengan fungsi menyediakan layanan kesehatan paripurna, kuratif, dan preventif kepada masyarakat, serta pelayanan rawat jalan yang diberikannya guna menjanggau keluarga dirumah Puskesmas Adalah satuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, dapat diterima dan dijangkau oleh masyarakat, mengikutsertakan peran aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi tepat guna dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat Poliklinik/Praktek Dokter Bersama Adalah suatu lembaga atau organisasi yang terdiri dari beberapa tenaga kesehatan yang bekerja sama membuka praktek pelayanan kesehatan dalam satu atap, termasuk pelayanan pemberian obat, pelayanan konsultasi kesehatan, dan pelayanan pemeriksaan kesehatan Praktek Dokter Perseorangan Adalah jenis pelayanan kesehatan yang terdiri dari seorang dokter dan/atau didampingi beberapa tenaga kesehatan yang bekerja dalam pembukaan praktek pelayanan kesehatan masyarakat, termasuk pelayanan konsultasi kesehatan dan pelayanan pemeriksaan kesehatan. Sebagian praktek tersebut juga memberikan obat secara langsung Apotik Tujuan Organisasi : Sumber daya informasi untuk mendukung seleksi dan informasi penggunaan obat, Usaha mendapatkan obat, penyimpanan dan distribusi obat, Penyediaan obat, Pemantauan obat, Pendidikan pasien dan Tinjauan penggunaan obat. 2.4 Ciri-ciri Khusus Industri pada Sektor Kesehatan Aplikasi ilmu ekonomi pada sektor kesehatan perlu mendapat perhatian terhadap sifat dan ciri khususnya sektor kesehatan. Sifat dan ciri khusus tersebut menyebabkan asumsi-asumsi tertentu dalam ilmu ekonomi tidak berlaku atau tidak seluruhnya berlaku apabila diaplikasikan untuk sektor kesehatan. (Lubis,2011) By Dewi Sayati September

11 Ciri khusus tersebut antara lain : 1) Kejadian penyakit tidak terduga. Adalah tidak mungkin untuk memprediksi penyakit apa yang akan menimpa kita dimasa yang akan datang, oleh karena itu adalah tidak mungkin mengetahui secara pasti pelayanan kesehatan apa yangkita butuhkan dimasa yang akan dating. Ketidakpastian (uncertainty) ini berarti adalah seseorang akan menghadapi suatu risiko akan sakit dan oleh karena itu ada juga risiko untuk mengeluarkan biaya untuk mengobati penyakit tersebut. 2) Consumer Ignorance. Konsumer sangat tergantung kepada penyedia (provider) pelayanan kesehatan. Oleh karena pada umumnya consumer tidak tahu banyak tentang jenis penyakit, jenis pemeriksaan dan jenis pengobatan yang dibutuhkannya. 3) Sehat dan pelayanan kesehatan sebagai hak. Makan, pakaian, tempat tinggal dan hidup sehat adalah elemen kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa diusahakan untuk dipenuhi, terlepas dari kemampuan seseorang untuk membayarnya. 4) Ekstemalitas. Terdapat efek eksternal dalam penggunaan pelayanan kesehatan. Efek eksternal adalah dampak positif atau negatif yang dialami orang lain sebagai akibat perbuatan seseorang. Misalnya imunisasi dari penyakit menular akan memberikan manfaat kepada masyarakat banyak. Pelayanan kesehatan yang tergolong pencegahan akan mempunyai ekstemalitas yang besar, sehingga dapat digolongkan sebagai komodity masyarakat, atau public goods. 5) Non Profit Motive. Secara ideal memperoleh keuntungan yang maksimal (profit maximization) bukanlah tujuan utama dalam pelayanan kesehatan. 6) Padat Karya. Kecendrungan spesialis dan superspesialis menyebabkan komponen tenaga dalam pelayanan kesehatan semakin besar. 7) Mixed Outputs. Yang dikonsumsi pasien adalah satu paket pelayanan, yaitu sejumlah pemeriksaan diagnosis, perawatan, terapi dan nasihat kesehatan. 8) Upaya kesehatan sebagai konsumsi dan investasi. Dalam jangka pendek, upaya kesehatan terlihat sebagai sektor yang sangat konsumtif, tidak memberikan return on investment secara jelas. 9) Restriksi berkompetisi. Terdapat pembatasan praktek berkompetisi. Hal ini menyebabkan mekanisme pasar dalam pelayanan kesehatan tidak bisa sempurna seperti mekanisme pasar untuk komodity lain. Banyak teori dan praktek yang telah dikembangkan dibidang ini, walaupun dalam banyak hal kerangka ilmu (body of knowledge) nya masih relatif kecil dibandingkan dengan subdisiplin ekonomi yang lain. By Dewi Sayati September

12 2.5 Ukuran Keberhasilan 1) Efisiensi a) Effisiensi Produktif Sebuah Puskesmas atau Rumah Sakit mencapai efisiensi produktif jika memproduksi kuantitas output dengan kuantitas input seminimal mungkin Atau memproduksi semaksimal mungkin kuantitas outut dengan kuantitas input yang tersedia (Clewer dan Perkins, 1998) Pada setting Puskesmas, outut tersebut misalnya jumlah pasien yang diobati b) Effisiensi Teknis Sebuah Puskesmas atau Rumah Sakit mencapai efisiensi teknis jika memproduksi kuantitas output dengan kombinasi biaya semaksimal mungkin Atau memproduksi semaksimal mungkin kuantitas output dengan biaya yang tersedia (Clewer dan Perkins, 1998) c) Efisiensi Alokatif Efisiensi Alokatif terjadi jika dengan distribusi pendapatan yang ada di masyarakat, tidak mungkin merealokasikan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan seorang (dalam arti kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi barang) tanpa menyebabkan kesejahteraan paling tidak seorang lainnya menjadi lebih buruk Efisiensi alokatif terjadi jika input maupun output digunakan sebaik mungkin dalam ekonomi sehingga tidak mungkin lagi diperoleh perbaikan kesejahteraan. 2) Keadilan (Equity) Keadilan ( equity) tidak sama dengan ( equality), Untuk bisa adil tidakharus semua mendapatkan porsi yang sama. a) Horizontal Equity. equal treatment for equal need/condition b) Vertical equity Unequal treatment for unequal need/condition and Health financing based on ability to pay c) Keberlanjutan (Sustainability) d) Tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dengan memperhatikan prinsip efisiensi dan equity e) Kualitas (Quality) By Dewi Sayati September

13 REFERENSI : Bastian Indra, Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis Ade Fatma, Ekonomi Kesehatan. USU press, Santoso Totok budi, Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukirno S., Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan Desember WHO Regional Office For South-East Asia, Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan Desember By Dewi Sayati September

14 Tema 3 Pembangunan Ekonomi dan Kesehatan Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami tentang pembangunan ekonomi dan kesehatan. Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang pembangunan di bidang ekonomi dan kesehatan.. Indikator : Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, pelaku pembangunan dan perannya, tujuan pembangunan ekonomi dan kesehatan, serta kebijakan pembangunan kesehatan. 3.1 Pembangunan Ekonomi dan Kesehatan Pembangunan ekonomi dan kesehatan termasuk kedalam ruang lingkup makro, yaitu Keterkaitan antara pembangunan ekonomi dengan kesehatan : 1) Pembiayaan pembangunan kesehatan 2) Penyusunan anggaran kesehatan 3) Pencatatan mata anggaran kesehatan Pengertian Pembangunan adalah Upaya/intervensi/program/proyek/kegiatan untuk mewujudkan keadaan hidup yang lebih berkualitas. Sifatnya : Pengembangan, pemberdayaan, peningkatan, penguatan dll yang bersifat penambahan kualitas menurut kesinambungan upaya dan sumber daya. Dalam United Nations Development Programme(UNDP) dalam Human Development Report (1995), pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia ( a process of enlarging people s choices ). Pembangunan manuasia adalah proses memperluas pilihan rakyat. Memperbesar pilihan rakyat ini dicapai dengan memperluas kemampuan manusia dan berfungsi. Pada semua tingkat pembangunan bagi pembangunan manusia terdapat tiga kemampuan penting, yaitu : 1) untuk menjalani kehidupan panjang dan sehat;, 2) untuk menjadi pengetahuan; dan 3) untuk memiliki akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk standar hidup yang layak. Pembangunan adalah proses pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan nasional, ada pun tujuan nasional Indonesia tercantum dalam UUD 1945 alinea ke empat, yakni: Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut By Dewi Sayati September

15 melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pembangunan nasional adalah usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Teori pembangunan, yaitu : 1) Manusia bukan hanya objek, tapi sekaligus subjek pembangunan; 2) Pembangunan harus memberikan dampak pada peningkatan kualitas manusia; 3) Kualitas manusia : kemampuan adaptasi dan manfaat lingkungan 4) Mendorong lahirnya Human Development sebagai parameter pembangunan negara Pelaku pembangunan dan perannya Beberapa pelaku pembangunan dan perannya dalam sistem ekonomi, adalah sebagai berikut : 1) Rumah tangga sebagai supplier faktor produksi dan sebagai konsumer pasar produk (barang dan jasa) Peran rumah tangga dalam sistem ekonomi : a) Supplier/produser untuk pasar faktor : - Tenaga kerja - Tanah - Barang-barang modal b) Demander/consumer untuk pasar produk : barang dan jasa - Kebutuhan primer - Kebutuhan sekunder - Kebutuhan tertier dst c) Harga jual/beli,menjadi pertimbangan rumah tangga dalam bertransaksi 2) Perusahaan sebagai suplier produk (barang dan jasa) dan sebagai konsumer faktor produksi. Peran businesses/firms dalam sistem ekonomi : a) Supplier/produser untuk pasar faktor : - Kebutuhan primer - Kebutuhan sekunder - Kebutuhan tertier dst b) Demander/consumer untuk pasar produk : barang dan jasa a) Tenaga kerja b) Tanah c) Barang-barang modal c) Harga jual/beli,menjadi pertimbangan business/firms dalam bertransaksi Tujuan Pembangunan ekonomi Tujuan pembangunan ekonomi adalah mewujudkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, melalui pemenuhan kebutuhan, peningkatan pendapatan, stabilitas harga, serta berkembangnya bisnis dan investasi. Kesejahteraan ekonomi tercapai pada kondisi equilibrium, yaitu kondisi harga dan kuantitas optimum, By Dewi Sayati September

16 yaitu penjual banyak : semua berdagang, pembeli banyak ; semua memiliki daya beli, margin keuntungan menuju 0 ; perputaran bisnis berlangsung cepat, sehingga ekonomi bergerak terus. Adapun cara untuk mewujudkan kondisi diatas, yaitu pertama, harus terwujudnya situasi dimana masyarakat mau memproduksi, membeli dan menjual. Kedua, harus ada investasi terus menerus. Ketiga, harus ada usahawan yang berkembang dan ada lih generasi/kaderisai. Pembangunan ekonomi memiliki persyaratan, yaitu Pertama, Stabilitas Nasional : situasi politik, keamanan dan ketertiban wilayah, nasional, regional, administrasi publik, kebijakan nasional mendukung kearah investasi. Kedua, Economic Unity : kesatuan langkah dari para pelaku ekonomi secara totalitas menuju meningkatkan kualitas hidup secara ekonomi. Dan ketiga, kewirausahaan : kemampuan mengembangkan usaha ekonomis, kemampuan memanfaatkan peluang usaha, keberanian mengambil dan menanggung risiko bisnis, kesiapan dan kemampuan berkompetensi, ketrampilan analisis intuisi Konsep pembangunan manusia Pembangunan manusia adalah proses memperluas pilihan rakyat. Memperbesar pilihan rakyat ini dicapai dengan memperluas kemampuan manusia dan berfungsi. Pada semua tingkat pembangunan, tiga kemampuan penting bagi pembangunan manusia bagi orang untuk : 1) Untuk menjalani kehidupan panjang dan sehat; 2) Untuk menjadi pengetahuan 3) Untuk memiliki akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk standar hidup yang layak. Jadi konsep dari pembangunan manusia adalah, sejauh mana pembangunan meningkatkan dan memberikan efek pada kualitas manusia; sejauh mana pembangunan menjadikan manusia sebagai subjek pembangunan; dan apa yang diperlukan agar pembangunan tidak eksploitatif terhadap kemanusiaan. Dan parameter pembangunan manusia, adalah sebagai berikut : 1) Kesehatan : Angka Harapan Hidup 2) Pendidikan: Angka Melek Hurup dan Rata-rata Lama Sekolah 3) Ekonomi : Kemampuan Daya Beli Parameter Pembangunan Manusia Kesehatan : Angka Harapan Hidup Pendidikan : Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah Ekonomi : Kemampuan Daya Beli 3.2 Pembangunan Kesehatan Merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi tiap orang agar terwujud masyarakat yang setinggi-tingginya. Arah pembangunan kesehatan; 1. Pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat harus diselenggarakan secara bermutu. By Dewi Sayati September

17 2. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan strategi pembangunan profesionalisme 3. Dilaksanakan melalui program peningkatan prilaku hidup sehat 4. Pengadaan dan peningkatan prasarana dan sarana 5. Tenaga harus mempunyai sikap nasional etnis dan professional 6. Meningkatkan mutu SDM dan lingkungan 7. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan 8. Meningkatkan system jaminan social 9. Membangun ketahanan social 10. Pembangunan kesehatan yang optimal 11. Membangun apresiasi terhadap penduduk usia lanjut 12. Meningkatkan kepedulian 13. Meningkatkan kualitas penduduk 14. Memberantas secara sistematis Tujuan pembangunan kesehatan Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujut derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara indonesia yang ditandai penduduk yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia Kebijakan pembangunan kesehatan Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJPK) , yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik lndonesia. Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh meningkatnya Umur Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi, menurunnya Angka Kematian Ibu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita. Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, maka strategi pembangunan kesehatan adalah: 1) pembangunan nasional berwawasan kesehatan; 2) pemberdayaan masyarakat dan daerah; 3) pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan; 4) pengembangan dan dan By Dewi Sayati September

18 pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan; dan 5) penanggulangan keadaan darurat kesehatan. Kebijakan pembangunan kesehatan : 1) Peningkatan Kerjasama Lintas Sektor 2) Penigkatan Perilaku, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Swasta 3) Peningkatan Kesehatan Lingkungan 4) Peningkatan Upaya Kesehatanya 5) Peningkatan Sumber Daya Kesehatan 6) Peningkatan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan 7) Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan 8) Peningkatan Lingkungan Sosial Budaya 3.3 Hubungan Pembangunan Ekonomi dengan Kesehatan Kesehatan sebagai investasi Disaat sekarang ini dengan keadaan/situasi yang tidak menentu, pembangunan kesehatan harus ditingkatkan, bukan dikurangi karena : untuk mencegah terjadinya generasi rendah mutu, kesehatan adalah hak asasi manusia, merupakan salah satu upaya pengentasan kemiskinan. Secara teoritis, WHO (2002) menyebutkan bahwa hubungan antara kesehatan dan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut : 1) Kesehatan dan Pembangunan. Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di sekolah. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih enerjik dan kuat, lebih produktif, dan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan. pembangunan ekonomi disatu pihak, merupakan fungsi dari kebijakan dan institusi (kebijakan ekonomi, pemerintahan yang baik, dan penyediaan pelayanan publik), dan faktor masukan (sumber daya manusia, teknologi, dan modal perusahaan) dilain Pihak. Kesehatan mempunyai peranan ekonomi yang sangat kuat terhadap sumber daya manusia dan modal perusahaan melalui berbagai mekanisme seperti digambarkan. By Dewi Sayati September

19 Diagram 3.1 Kesehatan sebagai masukan untuk pembangunan ekonomi Kebijakan ekonomi Pemerintah yang baik Penyediaan pelayanan publik Sumber daya manusia, termasuk : pendidikan, pelatihan, perkembangan fisik dan kognitif Kesehatan Teknologi, termasuk : Pengetahuan ilmiah yang relevan untuk menghasilkan inovasi dalam difusi ekonomi dalam negeri dengan menggunakan teknologi dari luar. Modal perusahaan, termasuk : Investasi yang pasti dalam peralatan, Organisasi dan kerjasama karyawan, Peluang investasi untuk menarik modal Pertumbuha n ekonomi : Pertumbuhan GNP perkapita, penurunan kemiskinan 2) Kesehatan dan Kemiskinan Komitmen global untuk meningkatkan status kesehatan secara jelas dicantumkan dalam Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals-MDGs). Tujuan pembangunan milenium difokuskan terhadap pengurangan kemiskinan pada umumnya dan beberapa tujuan kesehatan pada khususnya, sehingga terdapat keterkaitan antara upaya keseluruhan penurunan kemiskinan dengan investasi di bidang kesehatan. 3) Pendekatan Aspek Demografi Hal yang paling merugikan, namun kurang diperhatikan, biaya yang tinggi dari kematian bayi dan anak dapat ditinjau dari aspek demografi. Kesehatan mempengaruhi Ekonomi dan sebaliknya Ekonomi mempengaruhi Kesehatan, sebagai contoh: 1) Kesehatan yang buruk seseorang menyebabkan biaya bagi orang tersebut karena menurunnya kemampuan untuk menikmati hidup, memperoleh penghasilan atau bekerja dengan efektif 2) Kesehatan yang lebih baik memungkinkan seseorang untuk memenuhi hidup yang lebih produktif 3) Kesehatan yang buruk individu dapat memberikan dampak dan ancaman bagi orang lain By Dewi Sayati September

20 Jadi pelayanan kesehatan yang lebih baik akan memberikan manfaat bagi individu dan masyarakat keseluruhan jika membawa kesehatan yang lebih baik. Status kesehatan penduduk yang baik meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan perkapita, meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara REFERENSI : Bastian Indra, Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis Ade Fatma, Ekonomi Kesehatan. USU press, Santoso Totok budi, Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukirno S., Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan Desember WHO Regional Office For South-East Asia, Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan Desember By Dewi Sayati September

21 Tema 4 Krisis Ekonomi Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami tentang Krisis Ekonomi. Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang asal mula krisis ekonomi Indikator : Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa mampu menjelaskan asal mula krisis ekonomi, dampaknya terhadap pembangunan kesehatan, dampaknya terhadap kesehatan. 4.1 Permulaan Krisis Ekonomi Resesi ekonomi terjadi ketika semua permintaan melempem, dan output (pertumbuhan barang dan jasa) gagal meningkat. Secara teknis, kondisi resesi terjadi saat suatu ekonomi menunjukan gejala ini selama lebih dari dua kuartal fiscal secara berturut-turut, dan di ikuti kemerosotan ketenagakerjaan. Resesi adalah kemunduran ekonomi dan dalam situasi yang keras dan panjang, resesi dapat di perlunak dan dapat dengan mudah dikoreksi oleh campur tangan bankirbankir sentral pemerintahan dan perusahan swasta. Krisis Ekonomi adalah istilah yang digunakan pada bidang ekonomi dan mengacu pada perubahan drastis pada perekonomian. Krisis yang terjadi di Indonesia terjadi secara tiba-tiba, tidak ada indikator yang menjadi peringatan awal akan datangnya krisis. Bahkan Bank Dunia pada tahun 1998 menilai dan menyatakan bahwa Indonesia sedang mengalami krisis yang parah. Sebuah negara yang mencapai dekade-dekade pertumbuhan cepat, stabilitas dan pengurangan kemisikinan, sekarang mendekati kehancuran ekonomi. Tidak ada negara dalam sejarah sekarang ini, terkecuali Indonesia, yang pernah mengalami pemutarbalikan nasib dramatis sedemikian rupa. Tidak ada yang pernah menyangka bahwa krisis berat ini akan terjadi karena keadaan perekonomian dan pemerintahan sangat tenang. Krisis ekonomi merupakan peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia. Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 sebenarnya bermula pada krisis ekonomi Amerika Serikat yang lalu menyebar ke negara-negara lain di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Krisis ekonomi Amerika diawali karena adanya dorongan untuk konsumsi (propincity to Consume). Terdapat enam penyebab terjadinya krisis ekonomi Amerika Serikat, yaitu penumpukkan hutang yang sangat besar, adanya program pengurangan pajak korporasi yang mengakibatkan berkurangnya pendapatan Negara, besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membiayai perang Irak dan Afghanistan, lembaga pengawas keuangan CFTC (Commodity Futures Trading Commision) tidak mengawasi mengawasi ICE (Inter Continental Exchange) sebuah badan yang melakukan aktifitas perdagangan berjangka, kerugian surat berharga property, dan By Dewi Sayati September

22 yang terakhir adalah keputusan suku bunga murah yang mengakibatkan timbulnya spekulasi yang berlebihan. 4.2 Dampak Krisis Ekonomi Bagi Perekonomian Indonesia Dalam konteks perbankan, Pemerintah perlu berhati-hati, karena tidak ada yang dapat memperkirakan dalam dan luasnya krisis keuangan global ini. Menyikapi permasalahan ini, Pemerintah dan otoritas moneter telah melakukan beberapa langkah yang sangat tepat untuk mengurangi kekhawatiran/ketidakpercayaan publik terhadap kapabilitas dan likuiditas bankbank nasional, yaitu antara lain: 1) Penaikkan BI rate menjadi 9,5% untuk mengantisipasi depresiasi terhadap nilai Rupiah dengan meningkatkan atraktifitas investasi dalam nilai Rupiah akibat spread bunga domestik dan luar negeri yang cukup tinggi; 2) Peningkatan jumlah simpanan di bank yang dijamin oleh Pemerintah dari Rp 100 juta menjadi Rp 2 milyar, untuk mengantisipasi rusuh akibat kekhawatiran masyarakat terhadap keamanan simpanannya di bank. Hal ini dilakukan dengan pengeluaran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang. (Perppu); 3) Perluasan jenis aset milik bank yang boleh diagunkan kepada BI, yang tadinya hanya meliputi aset kualitas tinggi (SBI dan SUN), namun melalui Perpu, aset yang dapat dijaminkan diperluas dengan Kredit lancar milik bank (ditujukan untuk mengantisipasi turunnya harga pasar SUN, yang terlihat dengan naiknya yield). 4) Kekhawatiran yang dialami oleh masyarakat terhadap dunia perbankan, sebenarnya lebih berdasarkan pada sentimen negatif yang berlebihan akibat krisis di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Terhadap Nilai Tukar dan Inflasi Dampak krisis keuangan jelas terlihat pada nilai tukar Rupiah yang melemah terhadap dolar AS bahkan sempat mencapai RP /USD pada minggu kedua Oktober Hal ini lebih dikarenakan adanya aliran keluar modal asing akibat kepanikan yang berlebihan terhadap krisis keuangan global. Dampak sejenis juga akan terjadi pada inflasi. Karena melemahnya Rupiah terhadap USD, maka harga barang-barang juga akan terimbas untuk naik, karena Indonesia masih mengimpor banyak kebutuhan termasuk tepung dan kedelai Terhadap Ekspor dan Impor Krisis keuangan global ini sudah pasti akan sangat berdampak kepada ekspor Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor, bukan hanya ke AS. Selama 5 tahun terakhir ini, ekspor Indonesia ke Amerika menempati urutan ke-2 setelah Jepang dengan kisaran masing-masing 12% 15%. Selain itu, negara-negara importir produk Indonesia pada urutan ke-3 s.d. 10 (Singapura, RRC, India, Malaysia, Korsel, Belanda, Thailand, Taiwan) menyumbang sekitar 45% dari total ekspor Indonesia. By Dewi Sayati September

23 Lebih lanjut hal ini akan mengakibatkan penurunan kemampuan membeli atau bahkan membayar produk ekspor yang dihasilkan Indonesia, sehingga pada akhirnya akan memukul industri yang berorientasi ekspor di Indonesia. Hal ini sudah terkemuka di publik melalui media massa, terutama untuk sektor garmen, kerajinan, mebel dan sepatu, banyak keluhan para pelaku bisnis yang mengatalami penurunan order dan kelambatan pembayaran dari rekanan bisnis yang mengimport barangnya. Dampak yang tidak menguntungkan juga terjadi di sisi impor, karena dengan melemahnya Rupiah, maka nilai impor akan melonjak yang selanjutnya akan menyulitkan para importir untuk menyelesaikan transaksi impor. Dampak berikutnya adalah melonjaknya harga-harga bahan yang berasal dari impor di pasar sehingga inflasi meningkat dan daya beli masyarakat juga akan menurun. Hal ini selanjutnya mengakibatkan turunnya daya serap masayrakat terhadap barang-barang impor sehingga pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan jumlah impor Terhadap Kesehatan 1) Menurunnya status gizi masyarakat Krisis ekonomi menyebabkan harga barang dan jasa, termasuk bahan makanan meningkat, sehingga daya beli menurun konsumsi makanan berkurang sehingga status gizi menurun. 2) Menurunnya akses thd fasilitas pelayanan Pendapatan keluarga di prioritaskan untuk membeli makanan, penyediaan biaya untuk pelayanan kesehatan menurun dikarenakan tarif jasa pelayanan meningkat, khususnya silitas swasta. 3) Menurunnya perhatian terhadap lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan. Perhatian masyarakat lebih pada kegiatan untuk memperrtahankan hidup, shg perhatian terhadap lingkungan menurun. Dampaknya : sanitasi rumah, lingkungan pemukiman, penyediaan air bersih mengalami menurun yang tajam. 4) Menururnnya partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan yang mendukung kesehatan Mengurangnya berbagai kegiatan yang mendukung kesehatan, misalnya : posyandu, Pos KB, Pos Obat, dll. 5) Mengabaikan perilaku sehat Misalnya : meningkatnya merokok, kebebasan seksual, makan tidak teratur, dll. 6) Munculnya masalah kesehatan lain. Secara tidak langsung menimbulkan masalah kes. lain. Mis: stress, cidera akibat tindak kekerasan, penyakit hubungan seksual, dll Terhadap Pelayanan Kesehatan Masyarakat Secara umum dapat dikatakan bahwa krisis ekonomi menyebabkan penurunan kinerja pelayanan kesehatan masyatakat, khususnya : By Dewi Sayati September

24 1) Puskesmas a) Penurunan kemampuan Puskesmas 1) penyediaan obat-obatan 2) penyediaan alat kesehatan 3) kemampuan pembiayaan program/ pelayanan kesehatan 4) produktivitas kerja (disiplin, motivasi, dan dedikasi) b) Meningkatnya beban kerja Puskesmas 1) Meningkatnya jumlah sasaran program/pelayanan kes ( bertambahnya jumlah kel. miskin yg merupakan prioritas sasaran pelayanan kes., seperti bayi, balita, bumil, usila, serta penderita penyakit kronis) 2) Meningkatnya kegiatan program/pelayanan kes. (penimbangan balita, penyakit menular, dll) 3) Meningkatnya masalah kesehatan di wilayah kerja (lan gsung : menurunnya status gizi, kemampuan mengakses pelayanan. Tidak langsung : keluhan kejiwaan, perilaku sehat) 2) Bidan di Desa Yang dialami bidan hampir serupa dengan Puskesmas, karena beban kerja bertambah dan kemampuan pelayanan menurun. Akibanya penurunan terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pelayanan perbaikan gizi dan pengembangan sesuai dengan tugas dan fungsi bidan di desa. 3) Posyandu Kinerja Posyandu menurun terutama karena dukungan dari tokoh masyarakat berkurang, peran serta masyarakat sasaran teralihkan/ istirahat. REFERENSI : Bastian Indra, Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis Ade Fatma, Ekonomi Kesehatan. USU press, Santoso Totok budi, Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukirno S., Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan Desember WHO Regional Office For South-East Asia, Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan Desember By Dewi Sayati September

EKONOMI KESEHATAN BANDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. 02/05/2016 bandi.staff.fe.uns.ac.id 1

EKONOMI KESEHATAN BANDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. 02/05/2016 bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 EKONOMI KESEHATAN BANDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 02/05/2016 bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 KONSEP-KONSEPEKONOMI UNTUK EKONOMI KESEHATAN Kuliah 2 02/05/2016 bandi.staff.fe.uns.ac.id 2 Tujuan Pembelajaran Kuiah

Lebih terperinci

Bab 7 EKONOMI KESEHATAN

Bab 7 EKONOMI KESEHATAN Bab 7 EKONOMI KESEHATAN EKONOMI Ekonomi adalah ilmu untuk membuat pilihan. Sumber daya di alam terbatas, sedang keinginan (wants) manusia tidak terbatas. Demikian juga jumlah dokter, perawat, obat-obatan,

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN ILMU EKONOMI DALAM BIDANG KESEHATAN

KAJIAN PENERAPAN ILMU EKONOMI DALAM BIDANG KESEHATAN KAJIAN PENERAPAN ILMU EKONOMI DALAM BIDANG KESEHATAN Yosefina Maria Baitanu 1 ABSTRAK Artikel ini berjudul kajian penerapan ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan. Penulisan artikel ini dilatarbelakangi oleh

Lebih terperinci

Evaluasi Ekonomi Pelayanan Kesehatan

Evaluasi Ekonomi Pelayanan Kesehatan Evaluasi Ekonomi Pelayanan Kesehatan Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 26/11/2014 bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 Konsep Teoretis dalam Evaluasi Ekonomi Pelayanan Kesehatan BANDI 26/11/2014 bandi.staff.fe.uns.ac.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Juanita: Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap Pelayanan Kesehatan Masyarakat, 2001 USU Repository 2006

BAB I PENDAHULUAN. Juanita: Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap Pelayanan Kesehatan Masyarakat, 2001 USU Repository 2006 BAB I PENDAHULUAN Sejak pertengahan tahun 1997 Indonesia dilanda krisis moneter yang pada saat ini telah berkembang menjadi krisis ekonomi serta pelbagai krisis lainnya yang berpengaruh pada berbagai aspek

Lebih terperinci

KONSEP DASAR ILMU EKONOMI dan EKONOMI KESEHATAN. Definisi Ilmu Ekonomi Asal Kata Bahasa Yunani : Oikos = keluarga, Nomos = aturan atau hukum

KONSEP DASAR ILMU EKONOMI dan EKONOMI KESEHATAN. Definisi Ilmu Ekonomi Asal Kata Bahasa Yunani : Oikos = keluarga, Nomos = aturan atau hukum KONSEP DASAR ILMU EKONOMI dan EKONOMI KESEHATAN Definisi Ilmu Ekonomi Asal Kata Bahasa Yunani : Oikos = keluarga, Nomos = aturan atau hukum Samuelson Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

PENGARUH KRISIS EKONOMI TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

PENGARUH KRISIS EKONOMI TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PENGARUH KRISIS EKONOMI TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT JUANITA, SE, M.Kes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

PENGARUH KRISIS EKONOMI TERHADAP PELYANAN KESEHATAN. Juanita, SE,MKes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara BABI PENDAHULUAN

PENGARUH KRISIS EKONOMI TERHADAP PELYANAN KESEHATAN. Juanita, SE,MKes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara BABI PENDAHULUAN PENGARUH KRISIS EKONOMI TERHADAP PELYANAN KESEHATAN Juanita, SE,MKes Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara BABI PENDAHULUAN Sejak pertengahan tahun 1997 Indonesia dilanda krisis moneter

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia

Lebih terperinci

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - Analisa Fundamental I. Fundamental Forex I.1 Faktor penggerak pasar Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor properti. Pada umumnya banyak masyarakat yang tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum angka inflasi yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga dan perubahan nilai dapat dipakai sebagai informasi dasar dalam pengambilan

Lebih terperinci

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan suatu negara sangat bergantung pada kestabilan mata uang negara tersebut. Kehidupan politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta bidang-bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan industri penting sebagai penyedia kebutuhan sandang manusia. Kebutuhan sandang di dunia akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah infrastruktur yang belum merata dan kurang memadai. Kedua, distribusi yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah infrastruktur yang belum merata dan kurang memadai. Kedua, distribusi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Temuan lembaga riset "The Indonesian Institute" tahun 2014 mencatat, ada tiga hal besar yang masih menjadi persoalan dalam bidang kesehatan di Indonesia. Pertama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini laju pertumbuhan ekonomi dunia dipengaruhi oleh dua elemen penting yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan persaingan diantara perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah pendanaan menjadi tombak dalam dunia usaha dan perekonomian. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dampaknya ke seluruh dunia, termasuk negara berkembang pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dampaknya ke seluruh dunia, termasuk negara berkembang pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gejolak krisis keuangan global telah mengubah tatanan perekonomian dunia. Krisis global yang berawal di Amerika Serikat pada tahun 2007, semakin dirasakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan oleh setiap pemerintahan terutama ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan distribusi pendapatan, membuka kesempatan kerja,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa I. PENDAHULUAN Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 telah menyebabkan jutaan orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa indikator ekonomi makro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

Dasar-dasar Ilmu Ekonomi. Pertemuan 1

Dasar-dasar Ilmu Ekonomi. Pertemuan 1 Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Pertemuan 1 Daftar Rujukan Mankiw, N. Gregory.2006. Priciples of Economics : Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009 KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009 Â Krisis keuangan global yang melanda dunia sejak 2008 lalu telah memberikan dampak yang signifikan di berbagai sektor perekonomian, misalnya

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Modul ke: Modul ke: 04 Perekonomian Indonesia Sejarah Perekonomian Indonesia Krisis Moneter Fakultas: Fakultas Eknomi dan Bisnis Ekonomi dan Program Studi Bisnis Program Studi: Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

E O K N O O N M O I M KE K S E E S H E A H T A A T N

E O K N O O N M O I M KE K S E E S H E A H T A A T N EKONOMI KESEHATAN Ad. Aplikasi ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan, Klarman 1964 Seminar interregional WHO Geneva 1975 Penggunaan ilmu ekonomi utk kuantifikasi sumber daya yg dipergunakan utk menyediakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang hebat, yang berdampak pada semua aktivitas bisnis di sektor riil. Selama dua tiga tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peranan minyak bumi dalam kegiatan ekonomi sangat besar. Bahan bakar minyak digunakan baik sebagai input produksi di tingkat perusahaan juga digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi global menghadapi tekanan yang berat dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi global menghadapi tekanan yang berat dari krisis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi global menghadapi tekanan yang berat dari krisis keuangan Eropa dan krisis keuangan Amerika Serikat. Krisis ekonomi global yang terjadi berturut-turut tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perbankan Indonesia semakin menghadapi banyak tantangan, terutama menghadapi pasar global. Di dalam melaksanakan bisnis, perbankan Indonesia akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang yang. membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang yang. membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah BAB I PENDAHULUAN Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Selanjutnya, bab ini menguraikan

Lebih terperinci

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2012 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2013-2014 dapat digambarkan

Lebih terperinci

EKONOMI KESEHATAN (HEALTH ECONOMICS) )

EKONOMI KESEHATAN (HEALTH ECONOMICS) ) EKONOMI KESEHATAN (HEALTH ECONOMICS) ) BANDI Ilmu Kesehatan Masyarakat UNS 05/01/2017 bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 EKONOMI MAKRO, MIKRO, DAN EKONOMI KESEHATAN Sesi 2 05/01/2017 bandi.staff.fe.uns.ac.id 2

Lebih terperinci

EKONOMI. unlimited human s wants and needs. scarcity resources

EKONOMI. unlimited human s wants and needs. scarcity resources EKONOMI EKONOMI 1 2 3 unlimited human s wants and needs scarcity resources CHOICES Faktor Penggerak Kegiatan Ekonomi Kebutuhan Ekonomi, sifatnya tidak terbatas Kelangkaan (Scarcity), ketersediaannya terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Materi Perkuliahan: 1. Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi (Konsep dasar ekonomi makro) 2. Aliran kegiatan perekonomian (aliran sirkular atau circular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat. SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat Rumusan Sementara A. Pendahuluan 1. Dinamika impelementasi konsep pembangunan, belakangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas sehingga terkait satu sama lain. Aliran dana bebas keluar masuk dari satu negara ke negara

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PAKET KEBIJAKAN EKONOMI MENJELANG DAN SESUDAH BERAKHIRNYA PROGRAM KERJASAMA DENGAN INTERNATIONAL MONETARY FUND PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Strategi Pemberdayaan Lembaga Keuangan Rakyat BPR

Strategi Pemberdayaan Lembaga Keuangan Rakyat BPR Strategi Pemberdayaan Lembaga Keuangan Rakyat BPR Oleh : Marsuki Disampaikan dalam Seminar Serial Kelompok TEMPO Media dan Bank Danamon dengan Tema : Peran Pemberdayaan dalam Pengembangan Ekonomi Daerah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara sedang berkembang yang tengah menuju tahap kemapanan ekonomi, Indonesia membutuhkan anggaran belanja dalam jumlah besar untuk membiayai berbagai program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara membutuhkan modal dalam mengembangkan perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Akumulasi modal sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 telah menyebabkan jutaan orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa indikator ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini diuraikan perihal mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang

Lebih terperinci

Modul ke: Pendahuluan. Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS. Cecep W. Program Studi. S-1 Manajemen.

Modul ke: Pendahuluan. Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS. Cecep W. Program Studi. S-1 Manajemen. Modul ke: Pendahuluan Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS Cecep W Program Studi S-1 Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi 1 Kontrak Perkuliahan Tujuan Ruang Lingkup Mengapa orang perlu mempelajari Ilmu Ekonomi?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa mendatang. Kapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stabilitas sistem keuangan memegang peran penting dalam perekonomian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uang giral serta sistem organisasinya. Lembaga keuangan dibagi menjadi lembaga

BAB I PENDAHULUAN. uang giral serta sistem organisasinya. Lembaga keuangan dibagi menjadi lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir mulai dari praderegulasi sampai pascaderegulasi. Pengklasifikasian perbankan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengertian Ilmu Ekonomi Adalah studi mengenai cara-cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna memproduksi komoditas

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. harian bank (cash in vaults), dikurangi kewajiban Giro Wajib Minimum (Reserve

I. PENDAHULUAN. harian bank (cash in vaults), dikurangi kewajiban Giro Wajib Minimum (Reserve 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekses likuiditas merupakan jumlah cadangan bank yang didepositokan di bank sentral ditambah dengan uang kas yang disimpan untuk keperluan operasional harian bank (cash

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau harga mata uang domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak mengenal bank dan tidak berhubungan dengan bank. Perbankan sendiri memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap aktivitas ekonomi memerlukan jasa perbankan untuk memudahkan transaksi keuangan. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang memegang peranan yang sangat penting di sepanjang kehidupan manusia. Uang digunakan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum, yang dimana alat tukarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang pesat selalu diiringi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara berusaha memenuhi kebutuhannya baik barang dan jasa, atinya akan ada kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. institution) sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. institution) sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediately institution) sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan perekonomian. Sebagai lembaga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Gouws (2005) menyatakan perluasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini menyebabkan persaingan diantara para pelaku usaha juga semakin kompetitif. Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian penting dari pembangunan suatu negara bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK,

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK, Manajemen Proyek PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK, SOSIAL DAN BUDAYA Aspek Politik UMUMNYA ASPEK POLITIK YANG BERKAIT DENGAN MANAJEMEN PROYEK ADALAH : A. STABILITAS POLITIK B. ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

KONSEP DASAR EKONOMI M. SETIO N 2008

KONSEP DASAR EKONOMI M. SETIO N 2008 KONSEP DASAR EKONOMI 1 M. SETIO N 2008 KONSEP DASAR EKONOMI PENDAHULUAN Dua buku Adam Smith yang ditulis (1759, The Theory of Moral Sentiments, dan 1776, Wealth of Nations) mengajarkan 2 (dua) sifat manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam isu membayangi, indeks Pasar Modal Indonesia sukses melewati semua ujian. Sepanjang 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan kondisi

Lebih terperinci