PERBEDAAN NILAI STATUS KESEHATAN GINGIVA ANTARA PRAPUBERTAS DI SD DENGAN PUBERTAS DI SMP TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBEDAAN NILAI STATUS KESEHATAN GINGIVA ANTARA PRAPUBERTAS DI SD DENGAN PUBERTAS DI SMP TA MIRUL ISLAM SURAKARTA"

Transkripsi

1 PERBEDAAN NILAI STATUS KESEHATAN GINGIVA ANTARA PRAPUBERTAS DI SD DENGAN PUBERTAS DI SMP TA MIRUL ISLAM SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh: Luthfi Laukhatul Jannah J FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

2

3 PERBEDAAN NILAI STATUS KESEHATAN GINGIVA ANTARA PRAPUBERTAS DI SD DENGAN PUBERTAS DI SMP TA MIRUL ISLAM SURAKARTA Luthfi Laukhatul Jannah 1, drg. Noor Hafida, Sp.KG 2, drg. Suyadi 3 INTISARI Latar Belakang: Tahap pubertas terdiri dari prapubertas, pubertas, dan pascapubertas. Pubertas adalah tahap matang yang terjadi antara masa kanakkanak dan masa remaja dengan ciri seks primer mulai muncul, yaitu menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki. Prapubertas adalah periode sekitar 2 tahun sebelum pubertas ketika anak pertama kali mengalami perubahan fisik yang menandakan kematangan seksual dengan ciri seks sekunder mulai muncul. Usia pubertas mengalami aktivasi sistem hipotalamus-hipofisis-gonad yang menyebabkan peningkatan hormon testosteron pada laki-laki dan hormon estrogen, progesteron pada perempuan. Peningkatan kadar hormon endokrin selama usia pubertas dapat menyebabkan vasodilatasi sehingga sirkulasi darah meningkat pada jaringan gingiva yang mengakibatkan gingivitis pubertas. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan suatu penelitian inferensial observasional dengan pendekatan cross-sectional jumlah total sampel sebanyak 30 prapubertas dan 30 pubertas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di SD dan SMP Ta mirul Islam Surakarta, dengan memeriksa keadaan rongga mulut meliputi derajat keasaman, debris, plak dan kalkulus, khususnya memriksa derajat radang gingiva menggunakan Gingival Index (GI). Hasil: Data dianalisis dengan Mann Whitney-U didapatkan nilai probabilitas (p<0.05) menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara nilai status kesehatan gingiva (skor GI) siswa prapubertas dan pubertas. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai status kesehatan gingiva antara prapubertas di SD Ta mirul Islam Surakarta dengan pubertas di SMP Ta mirul Islam Surakarta. Kata Kunci: Prapubertas, Pubertas, Gingivitis 1. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

4 DIFFERENCE OF GINGIVAL HEALTH STATUS VALUE BETWEEN THE PRE-PUBERTAL AND PUBERTAL STUDENTS IN TA MIRUL ISLAM ELEMENTARY AND JUNIOR HIGH SCHOOL, SURAKARTA Luthfi Laukhatul Jannah 1, drg. Noor Hafida, Sp.KG 2, drg. Suyadi 3 ABSTRACT Background: Puberty period consists of pre-pubertal, pubertal, and postpubertal. Pubertal is mature period that occurs between childhood and adolescence with primary sex characteristic began to emerge, for female is menarche and for male is wet dreams. Pre-pubertal period is approximately 2 years before puberty priod, when the child first experienced the physical changes that indicating sexual maturity with secondary sex characteristic began to emerge. Puberty undergoes the activation of hypothalamic-pituitary-gonad system that cause the increase of testosterone in boys, and estrogen and progesterone in girls. The increasing endocrine hormone levels during puberty can cause vasodilatation that increases blood circulation to the gingival tissue. It can result in puberty gingivitis. Methods: This research is an observational study using the inferential approach and cross-sectional design with a total number of 30 pre-pubertal samples and 30 pubertal samples. This study was conducted from February to April 2014 in the Ta mirul Islam elementary and junior high school, Surakarta, by examining the state of oral cavity, including the degree of acidity, debris, plaque and calcullus, especially Gingival Index (GI). Results: The data of this research was analyzed using the Mann-Whitney U (P<0.05) probability value obtained in this research showed that there is a significant difference in the health status of gingival (GI score) value between pre-pubertal and pubertal students. Conclusions: This research concluded that there is a significant difference in the health status og gingival (GI score) value between in pre-puberty (elementary school) students are higher than the GI scores of puberty (junior high school) students. Keywords: Pre-pubertal, Pubertal, Gingivitis 1. Faculty of dentistry, Muhammadiyah University of Surakarta

5 PENDAHULUAN: Gingiva merupakan bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi lingir (ridge) alveolar yang berfungsi melindungi jaringan di bawah pelekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut. 9 Peradangan pada jaringan gingiva disebut dengan gingivitis. 8 Gingivitis merupakan inflamasi atau peradangan yang mengenai jaringan lunak di sekitar gigi yaitu jaringan gingiva. 10 Gambaran klinis gingivitis adalah kemerahan yang muncul pada margin gingiva, pembesaran pembuluh darah di jaringan ikat subepitel, hilangnya keratinisasi dari permukaan gingiva dan perdarahan pada saat probing. Pembengkakan dan hilangnya tekstur free gingiva mencerminkan hilangnya jaringan ikat fibrous. 8 Penyebab gingivitis dibagi menjadi dua, yaitu penyebab utama dan penyebab sekunder atau predisposisi. Penyebab utama gingivitis adalah penumpukan mikroorganisme yang membentuk suatu koloni serta membentuk plak gigi yang melekat pada tepi gingiva. Penyebab sekunder antara lain berupa faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor lokal meliputi kavitas karies, restorasi gagal, tumpukan sisa makanan, gigi tiruan yang desainnya tidak baik, pesawat orthodonsi dan susunan gigi geligi yang tidak teratur, sedangkan faktor sistemik meliputi faktor nutrisional, faktor hormonal, hematologi, gangguan psikologi dan obat-obatan. 9 Faktor hormonal yang menjadi faktor sekunder atau predisposisi gingivitis tersebut salah satunya adalah ketidakseimbangan hormon yaitu peningkatan hormon endokrin pada usia pubertas. 6 Peningkatan kadar hormon endokrin selama usia pubertas dapat menyebabkan vasodilatasi sehingga meningkatnya sirkulasi darah pada jaringan gingiva dan kepekaan terhadap iritasi lokal, seperti biofilm plak bakteri, yang mengakibatkan gingivitis pubertas. 11 Menurut Jeffrey et al. (2011), gingivitis pubertas adalah jenis khas dari gingivitis yang kadang-kadang berkembang pada anak-anak dan pubertas dengan keadaan plak yang sedikit dan bahkan sangat sedikit. Wong, Donna L. (2009) menyatakan bahwa usia prapubertas adalah periode sekitar 2 tahun sebelum pubertas ketika anak pertama kali mengalami perubahan fisik yang menandakan kematangan seksual, sedangkan usia pubertas adalah titik pencapaian kematangan seksual, ditandai dengan keluarnya darah menstruasi pertama kali pada remaja putri sedangkan pada remaja putra terjadi mimpi basah pertama kali. Hadley, Mac E. (2000) menyatakan bahwa pada tahap prapubertas terjadi peningkatan hormon endokrin dengan tingkat rendah, sedangkan pada tahap pubertas terjadi peningkatan hormon endokrin dengan tingkat tinggi. Usia pubertas dimulai dengan aktivasi sistem hipotalamus-hipofisis-gonad. Aktivasi sistem ini merupakan bagian utama dalam perkembangan dan regulasi berbagai sistem tubuh, terutama sistem reproduksi. Regulasi sistem neuro endokrin dipengaruhi oleh pusat ekstra-hipotalamus di korteks serebri termasuk sistem limbik. Sel-sel hipotalamus menghasilkan Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) yang bersifat pulsatif dan episodik yang berfungsi untuk menstimulasi sel-sel gonadotrop pada hipofisis anterior. 6 Hormon GnRH merangsang hipofisis anterior untuk mensekresikan hormonhormon gonadotropin, berupa Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan

6 Luteinizing Hormone (LH) yang memproduksi hormon testosteron pada laki-laki dan hormon estrogen, progesteron pada perempuan. FSH berfungsi dalam pertumbuhan, perkembangan, maturasi dan reproduksi. FSH menstimulasi pertumbuhan folikel, khususnya sel granulosa, maka pengeluaran estrogen akan memicu munculnya reseptor untuk LH. LH berfungsi untuk memicu ovulasi (pengeluaran ovum) dari folikel sekaligus mengarahkan pembentukan korpus luteum yang terbentuk akan menghasilkan progesteron. 6 Tingginya prevalensi untuk gingivitis pada anak telah dilaporkan dari beberapa bagian dunia. 7 Berdasarkan survei Sutcliffe dari kelompok anak yang berusia antara 12 sampai 17 tahun menunjukkan prevalensi gingivitis yang tinggi yang cenderung menurun dengan bertambahnya usia. 4 Sampel pada penelitian ini yang digunakan adalah siswa SD dan SMP Ta mirul Islam Surakarta karena letaknya dalam suatu lingkup wilayah yang sama dan berada di tengah kota Surakarta. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dijadikan dasar perlunya suatu penelitian mengenai perbedaan nilai status kesehatan gingiva antara prapubertas di SD dengan pubertas di SMP Ta mirul Islam Surakarta. METODE PENELITIAN: Penelitian ini merupakan suatu penelitian inferensial observasional dengan pendekatan cross-sectional jumlah total sampel sebanyak 30 prapubertas dan 30 pubertas dengan teknik non-probability, yaitu quota sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di SD dan SMP Ta mirul Islam Surakarta, dengan memeriksa keadaan rongga mulut meliputi derajat keasaman, debris, plak dan kalkulus, khususnya memeriksa derajat keparahan radang gingiva menggunakan Gingival Index (GI). Dua hari sebelum pemeriksaan diberikan kuisioner yang menunjukkan tanda-tanda prapubertas atau pubertas. Variabel independent pada penelitian ini adalah usia prapubertas dan usia pubertas, sedangkan variabel dependent adalah nilai status kesehatan gingiva. Variabel terkendali pada penelitian ini adalah ph yang netral, OHI-S yang baik, dan PHP-M yang baik, sedangkan variabel tak terkendalinya adalah cara gosok gigi yang salah. Analisis data menggunakan program pengolahan data dengan fasilitas SPSS versi 17.0 untuk mengetahui perbedaan digunakan uji Mann Whitney-U, untuk menguji signifikansi hipotesis komperatif dua sampel independent yang skala datanya berbentuk ordinal yang termasuk dalam uji non-parametrik.

7 HASIL DAN PEMBAHASAN: Penilaian status Gingival Index (GI) pada sampel didapatkan hasil rerata sebagai berikut: Hasil Penelitian Indeks Gingiva Siswa Prapubertas Dan Pubertas PRAPUBERTAS PUBERTAS Hasil tersebut menunjukkan bahwa status kesehatan gingiva pada siswa prapubertas lebih baik dibandingkan dengan siswa pubertas, hal ini disebabkan karena kadar hormon endokrin tahap prapubertas lebih rendah dibandingkan dengan kadar hormon endokrin tahap pubertas. Seluruh siswa yang diperiksa pada penelitian ini diambil yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu: siswa yang sudah muncul ciri-ciri primer dan sekunder sehingga menunjukkan prapubertas atau pubertas, ph yang netral, OHI-S dalam kategori baik dan PHP-M dalam kategori baik. Jeffery et al. (2011) menyatakan bahwa gingivitis pubertas dapat terjadi dalam keadaan plak gigi dan kalkulus supragingiva yang kurang dan sangat sedikit. Hasil penelitian tersebut kemudian diuji menggunakan uji data Mann Whitney-U untuk mengetahui perbedaan rerata indeks gingiva antara siswa prapubertas dan pubertas. Hasil uji non parametrik Mann Whitney-U didapatkan nilai probabilitas Nilai signifikansi tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata skor GI yang signifikan (p<0.05) antara prapubertas dengan pubertas di Ta mirul Islam Surakarta. Salah satu penyebab utama gingivitis adalah plak, namun faktor presdisposisi pada pubertas adalah faktor hormonal. 9 Faktor hormonal salah satunya adalah ketidakseimbangan hormon yaitu peningkatan hormon endokrin pada usia pubertas. 6 Usia pubertas tersebut mengalami aktivasi sistem hipotalamus-hipofisisgonad yang merupakan bagian utama dalam perkembangan dan regulasi berbagai sistem tubuh, terutama sistem reproduksi. Regulasi sistem neuroendokrin dipengaruhi oleh pusat ekstra-hipotalamus di korteks serebri termasuk sistem limbik yang menghasilkan Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) untuk menstimulasi sel-sel gonadotrop pada hipofisis anterior. 6

8 Hormon GnRH merangsang hipofisis anterior untuk mensekresikan hormonhormon gonadotropin, berupa Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesteron pada perempuan, sedangkan pada laki-laki, LH yang disebut juga Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosteron. 1 Peningkatan hormon endokrin selama usia pubertas dapat menyebabkan vasodilatasi sehingga meningkatnya sirkulasi darah pada jaringan gingiva dan kepekaan terhadap iritasi lokal, seperti biofilm plak bakteri, yang mengakibatkan gingivitis pubertas. 11 Tahapan pubertas menurut Asmiani et al. (2013) dibagi menjadi 3, yaitu: prapubertas, pubertas dan pascapubertas. Prapubertas dan pubertas terjadi peningkatan hormon endokrin yang dapat menyebabkan gingivitis pubertas, sedangkan pascapubertas keadaan hormon endokrin sudah mulai stabil. Hadley, Mac E. (2000) menyatakan bahwa pada tahap prapubertas terjadi peningkatan hormon endokrin dengan tingkat rendah, sedangkan tahap pubertas terjadi peningkatan hormon endokrin dengan tingkat tinggi. Hagen et al. (2012) dan Jocelyne et al. (1991) juga menjelaskan bahwa kadar peningkatan hormon endokrin pada prapubertas adalah 21%, sedangkan kadar peningkatan hormon endokrin pada pubertas adalah 52%. Peningkatan hormon endokrin yang lebih tinggi menunjukkan resiko terjadinya gingivitis juga lebih besar. Hal tersebut bisa dilihat pada tabel 5 bahwa pada siswa prapubertas dengan presentase peningkatan hormon endokrin 21% menunjukkan nilai skor GI lebih rendah dibandingkan dengan siswa pubertas dengan presentase peningkatan hormon endokrin 52%. KESIMPULAN: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai status kesehatan gingiva antara prapubertas di SD dengan pubertas di SMP Ta mirul Islam Surakarta. Status kesehatan gingiva pada prapubertas di SD Ta mirul Islam Surakarta lebih baik dibandingkan dengan pubertas di SMP Ta mirul Islam Surakarta. SARAN: Adapun saran yang dapat diberikan secara akademik adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jumlah bakteri gingivitis pada prapubertas dan pubertas, sedangkan secara praktis adalah dengan diketahui hasil nilai status kesehatan gingiva antara prapubertas dan pubertas, maka siswa disarankan agar lebih menjaga kesehatan gingiva karena pada usia pubertas mengalami peningkatan hormon endokrin yang dapat mengakibatkan terjadinya gingivitis. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terimakasih kepada drg. Noor Hafida, Sp.KG dan drg. Suyadi yang telah memberikan bimbingan, nasehat dan motivasi serta para dosen dan teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta serta semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penelitian ini.

9 DAFTAR PUSTAKA 1. Asmiani, F., Agriani, Bela I., Istianah., Radha, Nifitri A., Yohana. Linda P., 2013, Perkembangan Perilaku Remaja pada Masa Pubertas. Banjarbaru, Progdi Psikologi Fakultas Kedokteran, ULM 2. Hadley, Mac A., 2000, Endocrinology Fifth Edition, Amerika, Supervision, h Hagen, Casper P., Aksglaede, L., Sorensen, K., Mouritsen, A., Anna-Maria A., Peterssen, JH., Katharina, M. Main., and Anders, Juul., 2012, Individual Serum Levels of Anti-Mullerian Hormone in Healthy Girls Persist Through Childhood and Adolescence: a Longitudinal Cohort Study, Denmark, Human Reproduction, Vol.27, No.3 pp Jeffrey A. Dean., Avery, David R., McDonald, Ralph E., 2011, Dentistry for the Child - Adolescent Ninth Edition, India, Mosby, h. 376 dan Jocelyne, Marson., Sylvain Meuris, Robert W. Cooper, and Pierre Jouannet., 1991, Puberty in the Male Chimpanzee: Time-Related Variations in Luteining Hormone, Follicle-Stimulating Hormone, and Testosterone, Perancis, Biology of Reproduction 44, Jurgen, Bramswig., Angelika, Dubbers., 2009, Disorders of Pubertal Development, Belanda, Deutsches Arztebl Int; 106(17): Khaled, Al Haddad., Ibrahim, Yahia T., Al-Hadad, Ahmed M., Al-Hebshi, Nezar N., 2013, Assessment of Gingival Health Status among 5- and 12- Years- Old Childreen, Yemen, ISRN dentistry; Lang, NP., Schatzle, MA., Loe, H., 2009, Gingivitis as a risk factor in periodontal disease, Swedia, J Clin Periodontal; 36 (Suppl. 10): Manson, J.D., & Eley, B.M., 1993, Buku Ajar Periodonti Edisi 2, Jakarta, Hipokrates, h Nevil, Brad W., 2002, Oral and Maxillofacial Pathology, London: Saunders Company, h Nield-Gehrig, Jill S., & Willman, Donald E., 2011, Foundation of Periodontics for the Dental Hygienist Third Edition, Amerika Serikat, Wolters Kluwer Health, h Wong, Donna L., 2009, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1, Jakarta: EGC

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gingiva merupakan bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi lingir (ridge) alveolar yang berfungsi melindungi jaringan di bawah pelekatan gigi terhadap

Lebih terperinci

PERBEDAAN NILAI STATUS KESEHATAN GINGIVA ANTARA PRAPUBERTAS DI SD DENGAN PUBERTAS DI SMP TA MIRUL ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

PERBEDAAN NILAI STATUS KESEHATAN GINGIVA ANTARA PRAPUBERTAS DI SD DENGAN PUBERTAS DI SMP TA MIRUL ISLAM SURAKARTA SKRIPSI PERBEDAAN NILAI STATUS KESEHATAN GINGIVA ANTARA PRAPUBERTAS DI SD DENGAN PUBERTAS DI SMP TA MIRUL ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Disusun oleh: LUTHFI LAUKHATUL JANNAH J520100028 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Gingiva a. Pengertian Gingiva Gingiva (gusi) adalah bagian mukosa di dalam rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi lingir (ridge) alveolar. Gingiva

Lebih terperinci

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata-1

Lebih terperinci

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang Anatomi sistem endokrin Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar pankreas Testis dan ovum Kelenjar endokrin dan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita Kerja hipotalamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa dimana terjadi perkembangan bentuk tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu perkembangan tersebut adalah perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estetika merupakan salah satu tujuan dalam perawatan ortodontik dimana seseorang dapat memperbaiki estetika wajah yang berharga dalam kehidupan sosialnya (Monica,

Lebih terperinci

Anatomi/organ reproduksi wanita

Anatomi/organ reproduksi wanita Anatomi/organ reproduksi wanita Genitalia luar Genitalia dalam Anatomi payudara Kelainan organ reproduksi wanita Fisiologi alat reproduksi wanita Hubungan ovarium dan gonadotropin hormon Sekresi hormon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perdarahan disertai pembengkakan, kemerahan, eksudat,

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perdarahan disertai pembengkakan, kemerahan, eksudat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gingivitis merupakan suatu penyakit berupa kelainan pada gingiva yang dapat menyebabkan perdarahan disertai pembengkakan, kemerahan, eksudat, perubahan kontur normal.

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Pubertas merupakan suatu periode perkembangan transisi dari anak menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan hasil tercapainya kemampuan reproduksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain perubahan kadar hormon seksual yang terjadi pada saat pubertas, kehamilan, menstruasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan merupakan sebuah peristiwa alamiah yang dialami setiap wanita yang telah berumah tangga atau telah melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis. Kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause Seiring dengan bertambahnya usia, banyak hal yang terjadi dengan proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Namun, pada suatu saat perkembangan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PREVALENSI GINGIVITIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER PERTAMA, KEDUA DAN KETIGA DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI PREVALENSI GINGIVITIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER PERTAMA, KEDUA DAN KETIGA DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI PREVALENSI GINGIVITIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER PERTAMA, KEDUA DAN KETIGA DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada

Lebih terperinci

Status gingiva siswa tunagrahita di sekolah luar biasa santa anna tomohon

Status gingiva siswa tunagrahita di sekolah luar biasa santa anna tomohon Jurnal e-gigi (eg), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2016 Status gingiva siswa tunagrahita di sekolah luar biasa santa anna tomohon 1 Marly H. R. Ratulangi 2 Vonny N. S. Wowor 3 Christy N. Mintjelungan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara anatomis sistem pencernaan manusia dimulai dari rongga mulut. Di dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi lingkungan saliva

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN PLAK DAN STATUS KESEHATAN GINGIVA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PATUK

GAMBARAN PENGETAHUAN PLAK DAN STATUS KESEHATAN GINGIVA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PATUK GAMBARAN PENGETAHUAN PLAK DAN STATUS KESEHATAN GINGIVA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PATUK 1 2, 3 Winda Kurnia Utari, Dwi Suyatmi Almujadi Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jln. Kyai Mojo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KERENTANAN TERJADINYA GINGIVITIS ANTARA WANITA MENOPAUSE DENGAN WANITA PASCAMENOPAUSE

PERBEDAAN TINGKAT KERENTANAN TERJADINYA GINGIVITIS ANTARA WANITA MENOPAUSE DENGAN WANITA PASCAMENOPAUSE PERBEDAAN TINGKAT KERENTANAN TERJADINYA GINGIVITIS ANTARA WANITA MENOPAUSE DENGAN WANITA PASCAMENOPAUSE R. Setyohadi*, Ranny Rachmawati**, Sri Hartati*** *Departemen Oral Biologi PSPDG Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRACT Hormonal imbalance can cause changes in oral mucosa. The changes in hormone levels and a decrease in the immune system during the menstrual cycle cause oral mucosa to become sensitive. The changes

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : gingivitis kehamilan, indeks gingiva modifikasi, usia kehamilan, sosio- ekonomi, pola makan, oral hygiene

ABSTRAK. Kata kunci : gingivitis kehamilan, indeks gingiva modifikasi, usia kehamilan, sosio- ekonomi, pola makan, oral hygiene ABSTRAK Selama kehamilan terjadi perubahan hormon yang mengubah respon imun dan mediator respon inflamasi. Hal ini kemudian menyebabkan masalah dalam rongga mulut terutama gingivitis dan infeksi periodontal.

Lebih terperinci

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT Vika Oktaviani 1, Oedijani Santoso 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D. dkk, Hubungan antara Status Gizi dan Siklus Menstruasi... 99 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D, Selty Tingubun Universitas Respati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana tiap trimester berlangsung hampir 3 bulan lamanya. Trimester 1

BAB I PENDAHULUAN. dimana tiap trimester berlangsung hampir 3 bulan lamanya. Trimester 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan salah satu fase terpenting bagi wanita. Ratarata, kehamilan normal akan berlangsung selama 40 minggu atau kurang lebih 275 hari. Waktu kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rongga mulut yang sehat berarti memiliki gigi yang baik dan merupakan bagian integral dari kesehatan umum yang penting untuk kesejahteraan. Kesehatan mulut yang buruk

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar 2013, perokok aktif mulai dari usia 15 tahun ke

Lebih terperinci

PERBEDAAN INDEKS PERIODONTAL DAN SKOR PEMBESARAN GINGIVA KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN PENELITIAN

PERBEDAAN INDEKS PERIODONTAL DAN SKOR PEMBESARAN GINGIVA KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN PENELITIAN PERBEDAAN INDEKS PERIODONTAL DAN SKOR PEMBESARAN GINGIVA KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil

Lebih terperinci

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN 28 BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini berlangsung pada bulan Oktober 2008. Pengambilan data dilakukan di Perumahan Bekasi Jaya Indah wilayah Bekasi dengan subjek penelitian adalah perempuan paskamenopause.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016. A. HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang mengenai hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri yang dilakukan di SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta,

Lebih terperinci

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017 177 HUBUNGAN KONSUMSI KALSIUM DAN ORAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN GINGIVITIS PADA IBU HAMIL DI DESA CURUNGREJO KECAMATAN KEPANJEN Titin Sutriyani D4 Kebidanan Universitas Tribhuwana Tunggadewi e-mail: titinsutriyani@gmail.com

Lebih terperinci

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Kelompok 3 Aswar Anas 111810401036 Antin Siti Anisa 121810401006 Nenny Aulia Rochman 121810401036 Selvi Okta Yusidha 121810401037 Qurrotul Qomariyah

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN Erni Yuliastuti Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Email : yuliastutierni @ ymail.com Abstrak Masa remaja merupakan masa transisi

Lebih terperinci

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SERTA STATUS GINGIVA PADA ANAK REMAJA DI SMP ADVENT WATULANEY KABUPATEN MINAHASA

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SERTA STATUS GINGIVA PADA ANAK REMAJA DI SMP ADVENT WATULANEY KABUPATEN MINAHASA Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor, Juli-Desember 5 GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SERTA STATUS GINGIVA PADA ANAK REMAJA DI SMP ADVENT WATULANEY KABUPATEN MINAHASA Astrid M. Lesar Damajanty

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Menstruasi Remaja Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status nutrisi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan mulut merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut sering kali menjadi prioritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat

BAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya gaya hidup dan perubahan pandangan mengenai konsep estetika, masyarakat dewasa ini memilih perawatan ortodontik berdasarkan kebutuhan

Lebih terperinci

Proses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh

Proses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh Proses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh kelenjar endokrin dan disekresikan ke dalam aliran darah

Lebih terperinci

STATUS KEBERSIHAN MULUT DAN KESEHATAN PERIODONTAL PASIEN YANG DATANG KE KLINIK PERIODONSIA RSGM UNIVERSITAS JEMBER PERIODE AGUSTUS 2009 AGUSTUS 2010

STATUS KEBERSIHAN MULUT DAN KESEHATAN PERIODONTAL PASIEN YANG DATANG KE KLINIK PERIODONSIA RSGM UNIVERSITAS JEMBER PERIODE AGUSTUS 2009 AGUSTUS 2010 STATUS KEBERSIHAN MULUT DAN KESEHATAN PERIODONTAL PASIEN YANG DATANG KE KLINIK PERIODONSIA RSGM UNIVERSITAS JEMBER PERIODE AGUSTUS 9 AGUSTUS 1 Depi Praharani, Peni Pujiastuti, Tantin Ermawati Bagian Periodonsia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pubertas 2.1.1. Definisi Pubertas Pubertas adalah masa dimana ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang dan tercapainya kemampuan untuk bereproduksi. Antara usia 10 sampai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Responden menurut Usia. sisanya merupakan kelompok remaja awal.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Responden menurut Usia. sisanya merupakan kelompok remaja awal. BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Karakteristik Responden menurut Usia Karakteristik usia responden menunjukan distribusi tertinggi adalah usia 9-11 tahun sebanyak 16 responden (53%) dan sisanya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif. 17 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Walaupun perempuan, umumnya, memiliki umur harapan hidup (UHH) lebih tinggi daripada pria, mereka menghadapi masalah kesehatan yang lebih rumit. Secara kodrati, perempuan mengalami

Lebih terperinci

DI SEKITAR GIGI MOLAR KETIGA BERDASARKAN STATUS HORMONAL WANITA USIA TAHUN PADA MAHASISWA KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA

DI SEKITAR GIGI MOLAR KETIGA BERDASARKAN STATUS HORMONAL WANITA USIA TAHUN PADA MAHASISWA KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA GAMBARAN GINGIVA DI SEKITAR GIGI MOLAR KETIGA BERDASARKAN STATUS HORMONAL WANITA USIA 19-25 TAHUN PADA MAHASISWA KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Hadiyat miko 1, Cahyo Nugroho 2 1 Poltekkes

Lebih terperinci

Kata kunci : Plak gigi, pasta gigi, pasta gigi herbal, metode O Leary

Kata kunci : Plak gigi, pasta gigi, pasta gigi herbal, metode O Leary ABSTRAK Plak gigi merupakan kumpulan lebih dari 500 jenis mikroba yang melekat ataupun berkembang secara bebas pada jaringan lunak dan keras di permukaan rongga mulut seperti epithelium gingival maupun

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian observasional cross sectional. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di klinik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan mulut dan senyum dapat berperan penting dalam. penilaian daya tarik wajah dan memberikan kepercayaan diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan mulut dan senyum dapat berperan penting dalam. penilaian daya tarik wajah dan memberikan kepercayaan diri terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penampilan mulut dan senyum dapat berperan penting dalam penilaian daya tarik wajah dan memberikan kepercayaan diri terhadap individu. Individu yang mengalami masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia mempunyai dua ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis). Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang remaja akan tumbuh dan berkembang menuju tahap dewasa. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga tahap antara lain masa remaja awal

Lebih terperinci

Nama : Fatimah Setiyo Ningrum NIM : 05/187381/KG/7916

Nama : Fatimah Setiyo Ningrum NIM : 05/187381/KG/7916 Nama : Fatimah Setiyo Ningrum NIM : 05/187381/KG/7916 OHI (Oral Hygiene Index) OHI merupakan gabungan dari indeks debris dan indeks kalkulus, masing-masing didasarkan pada 12 angka pemeriksaan skor debris

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia memerlukan perhatian yang serius dari berbagai pihak. Hal ini dibuktikan dari adanya peningkatan rerata persentase penduduk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Kismis, Thompson Seedless, plak gigi, O Leary

ABSTRAK. Kata kunci : Kismis, Thompson Seedless, plak gigi, O Leary ABSTRAK Kismis adalah buah anggur (Vitis vinivera L.) yang dikeringkan dan dihilangkan bijinya. Rasa manis pada kismis dan sifatnya yang lengket membuat kismis dianggap sebagai makanan yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; Fisiologi Reproduksi & Hormonal Wanita Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; 1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015 ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015 Firina Adelya Sinaga, 2015. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk.,mpd.ked Pembimbing II : Cherry

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rongga mulut adalah pintu gerbang sistem pencernaan manusia yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Di dalamnya terdapat fungsi perlindungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini

BAB I PENDAHULUAN. periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa perkembangan manusia dan merupakan periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini terjadi pacu tumbuh (growth

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014 i HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014 OLEH: RANI LESTARI B. 110100128 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12 Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET. Surakarta

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET. Surakarta HUBUNGAN ANTARA USIA MENARKE DENGAN TINGGI BADAN DAN PANJANG KAKI SAAT DEWASA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Anindita Putri Hapsari G0010020 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri seseorang. Kepercayaan diri seseorang dapat timbul salah satunya bila memiliki senyum dengan susunan gigi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) adalah proses alamiah yang pasti akan dialami oleh setiap manusia. Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksi akan meningkat cepat di

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Siklus Menstruasi Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohardjo, 2005), sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan rongga mulut penting bagi kesehatan tubuh secara umum dan sangat mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk fungsi berbicara, mastikasi dan juga rasa percaya

Lebih terperinci

PENGARUH SCALING AND ROOT PLANING (SRP) TERHADAP STATUS GINGIVITIS WANITA MENOPAUSE (Kajian di Posyandu Lansia Mawar XII Kecamatan Laweyan)

PENGARUH SCALING AND ROOT PLANING (SRP) TERHADAP STATUS GINGIVITIS WANITA MENOPAUSE (Kajian di Posyandu Lansia Mawar XII Kecamatan Laweyan) PENGARUH SCALING AND ROOT PLANING (SRP) TERHADAP STATUS GINGIVITIS WANITA MENOPAUSE (Kajian di Posyandu Lansia Mawar XII Kecamatan Laweyan) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PH SALIVA DAN DERAJAT KARIES GIGI ANTARA SISWA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI SMK WARGA SURAKARTA SKRIPSI

PERBANDINGAN PH SALIVA DAN DERAJAT KARIES GIGI ANTARA SISWA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI SMK WARGA SURAKARTA SKRIPSI PERBANDINGAN PH SALIVA DAN DERAJAT KARIES GIGI ANTARA SISWA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI SMK WARGA SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran M. Faiz K. Anwar G0010118

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan sebagai bahan untuk makanan maupun untuk pengobatan tradisional.

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Hidayati 1, Kuswardani 2, Gustria Rahayu 3

ARTIKEL PENELITIAN. Hidayati 1, Kuswardani 2, Gustria Rahayu 3 PENGARUH KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS GINGIVITIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG TAHUN 2012 Hidayati 1, Kuswardani 2, Gustria Rahayu 3 ARTIKEL

Lebih terperinci

Status Kesehatan Periodontal dan Tingkat Kebutuhan Perawatan Periodontal pada Pasien RSGM Universitas Jember Oktober-November Tahun 2015

Status Kesehatan Periodontal dan Tingkat Kebutuhan Perawatan Periodontal pada Pasien RSGM Universitas Jember Oktober-November Tahun 2015 Status Kesehatan Periodontal dan Tingkat Kebutuhan Perawatan Periodontal pada Pasien RSGM Universitas Jember Oktober-November Tahun 2015 (Periodontal Health Status and Level of Periodontal Treatment Needs

Lebih terperinci

MULUT TERHADAP JUMLAH KARIES GIGI M1 PERMANEN PADA ANAK USIA 9-12 TAHUN DI MI SYAFAAT MUHAMMADIYAH JETIS KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

MULUT TERHADAP JUMLAH KARIES GIGI M1 PERMANEN PADA ANAK USIA 9-12 TAHUN DI MI SYAFAAT MUHAMMADIYAH JETIS KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN ph RONGGA MULUT TERHADAP JUMLAH KARIES GIGI M1 PERMANEN PADA ANAK USIA 9-12 TAHUN DI MI SYAFAAT MUHAMMADIYAH JETIS KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Disusun untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat keparahan gingivitis pada tunanetra dan tidak tunanetra usia 9-14 tahun.

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat keparahan gingivitis pada tunanetra dan tidak tunanetra usia 9-14 tahun. ABSTRAK Rongga mulut yang sehat berarti memiliki gigi yang baik dan merupakan bagian integral dari kesehatan umum yang penting untuk kesejahteraan. Individu dengan keterbatasan penglihatan seringkali menghadapi

Lebih terperinci

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis BAB XIV Kelenjar Hipofisis A. Struktur Kelenjar Hipofisis Kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitary adalah suatu struktur kecil sebesar kacang ercis yang terletak di dasar otak. Kelenjar ini berada dalam

Lebih terperinci

PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN ASUPAN LEMAK PADA REMAJA PUTRI MENARCHE DINI DAN NORMAL DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN ASUPAN LEMAK PADA REMAJA PUTRI MENARCHE DINI DAN NORMAL DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN ASUPAN LEMAK PADA REMAJA PUTRI MENARCHE DINI DAN NORMAL DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 1.5 Manfaat Penelitian 1. Di bidang akademik / ilmiah : meningkatkan pengetahuan dengan memberikan informasi bahwa ada hubungan antara kadar serum ferritin terhadap gangguan pertumbuhan pada talasemia

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA N COLOMADU

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA N COLOMADU PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA N COLOMADU Naskah Publikasi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik. Kesehatan ibu harus benar-benar dijaga agar janin yang dikandungnya sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik. Kesehatan ibu harus benar-benar dijaga agar janin yang dikandungnya sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang selayaknya dipersiapkan dengan baik. Kesehatan ibu harus benar-benar dijaga agar janin yang dikandungnya sehat dan tidak mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu. Menurut sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik, usia harapan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estrogen merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh sel granulosa dan sel teka dari folikel de Graaf pada ovarium (Hardjopranjoto, 1995). Estrogen berkaitan dengan

Lebih terperinci

Rata-rata nilai plak indeks (%)

Rata-rata nilai plak indeks (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang gambaran kesehatan jaringan periodontal (plak indeks) pasien pra-pengguna gigi tiruan cekat menurut jenis kelamin di RSGM UMY pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk fungsi bicara, pengunyahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini semakin meningkat. Ortodonsi adalah cabang ilmu kedokteran gigi

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini semakin meningkat. Ortodonsi adalah cabang ilmu kedokteran gigi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring kemajuan zaman, kebutuhan dan minat akan perawatan ortodonsi pada saat ini semakin meningkat. Ortodonsi adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari pertumbuhan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ph SALIVA DENGAN KARIES PADA KEHAMILAN TRIMESTER PERTAMA DAN KEDUA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ph SALIVA DENGAN KARIES PADA KEHAMILAN TRIMESTER PERTAMA DAN KEDUA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ph SALIVA DENGAN KARIES PADA KEHAMILAN TRIMESTER PERTAMA DAN KEDUA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program Strata-I

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal adalah peradangan yang terjadi pada jaringan pendukung gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis penyakit

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. PENGARUH MEROKOK TERHADAP ph SALIVA TERSTIMULASI PADA PEROKOK DEWASA MUDA

KARYA TULIS ILMIAH. PENGARUH MEROKOK TERHADAP ph SALIVA TERSTIMULASI PADA PEROKOK DEWASA MUDA KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH MEROKOK TERHADAP ph SALIVA TERSTIMULASI PADA PEROKOK DEWASA MUDA (Kajian pada Mahasiswa Fakultas Teknik UMY) Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui dan kehamilan merupakan hal yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi wanita. Kembalinya menstruasi dan ovulasi bervariasi setiap ibu postpartum, hal

Lebih terperinci

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nuruddin Santoso, ST., MT Oleh Devina Nindi Aulia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 13 November sampai. 4 Desember 2008 di Yayasan Lupus Indonesia (YLI).

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 13 November sampai. 4 Desember 2008 di Yayasan Lupus Indonesia (YLI). 26 BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini berlangsung dari tanggal 13 November sampai dengan 4 Desember 2008 di Yayasan Lupus Indonesia (YLI). Jumlah Orang Dengan Lupus ( Odapus) yang berkunjung ke YLI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyaman, bersih, lembab sehingga terhindar dari infeksi (Eastham et al. 2013).

BAB I PENDAHULUAN. nyaman, bersih, lembab sehingga terhindar dari infeksi (Eastham et al. 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan gigi dan mulut / Oral hygiene (OH) adalah suatu tindakan perawatan yang diperlukan untuk menjaga mulut dalam kondisi yang baik, nyaman, bersih, lembab sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di samping penyakit gigi dan mulut lainnya. Hasil survei penyakit

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di samping penyakit gigi dan mulut lainnya. Hasil survei penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut yang sampai saat ini masih memerlukan perhatian khusus. Banyak penelitian menunjukkan bahwa penyakit periodontal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD dan SMP sedang menjalani pendidikan dasar yang merupakan titik awal anak mengenal sekolah yang sesungguhnya

Lebih terperinci

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rahim. Tidak ada metode kontrasepsi yang efektif secara menyeluruh, namun ada

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rahim. Tidak ada metode kontrasepsi yang efektif secara menyeluruh, namun ada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kontrasepsi merupakan pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim. Tidak ada metode

Lebih terperinci

PENGARUH OLAHRAGA TERHADAP KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2016

PENGARUH OLAHRAGA TERHADAP KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2016 PENGARUH OLAHRAGA TERHADAP KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2016 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti. Fixed orthodontic merupakan perawatan yang membutuhkan waktu yang cukup lama oleh karena itu setiap pasien yang menjalani

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D.

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D. HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D. Mekanisme umpan balik pelepasan hormon reproduksi pada hewan betina Rangsangan luar Cahaya, stress,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kontrasepsi Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual, serta

Lebih terperinci

Kata kunci: status periodontal, molar band, molar tube, indeks gingiva, bleeding score, poket periodontal.

Kata kunci: status periodontal, molar band, molar tube, indeks gingiva, bleeding score, poket periodontal. ABSTRAK Penggunaan molar band selama perawatan dapat menyebabkan penyakit periodontal. Penggunaan molar tube dapat mencegah atau meminimalisir risiko perubahan pada jaringan periodontal karena alat tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TERJADINYA MENARCHE PADA REMAJA. (CORRELATION NUTRITIONAL STATUS AND OCCURRED OF MENARCHE AT ADOLESCENT) Elita Rosdiyanti

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TERJADINYA MENARCHE PADA REMAJA. (CORRELATION NUTRITIONAL STATUS AND OCCURRED OF MENARCHE AT ADOLESCENT) Elita Rosdiyanti HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TERJADINYA MENARCHE PADA REMAJA. (CORRELATION NUTRITIONAL STATUS AND OCCURRED OF MENARCHE AT ADOLESCENT) Elita Rosdiyanti Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditunjukkan oleh adanya keinginan untuk. untuk mengembangkan budidaya dan produksi tanaman obat (Supriadi dkk,

BAB I PENDAHULUAN. yang ditunjukkan oleh adanya keinginan untuk. untuk mengembangkan budidaya dan produksi tanaman obat (Supriadi dkk, digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data menunjukkan bahwa sekitar 80 % penduduk dunia memanfaatkan obat tradisional yang bahan bakunya berasal dari tumbuhan. Hal ini timbul sebagai

Lebih terperinci