BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Speed Bump (Pembatas kecepatan kendaraan) Speed Bump (Pembatas kecepatan kendaraan) adalah bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang dipasang melintang di jalan untuk pertanda memperlambat laju kendaraan. Fungsinya agar meningkatkan keselamatan bagi pengguna jalan. Gambar Speed bump (Pembatas kecepatan kendaraan) ditunjukkan pada gambar 2.1. (1) (2) (3) Gambar 2.1 Berbagai Variasi Speed Bump: (1) Speed bump karet garis serong kuning, (2) Speed bump karet garis serong putih, (3) Speed bump biasa 6

2 Speed Bump tersebut juga harus diberi garis serong dengan cat putih agar terlihat jelas oleh para pengendara yang hendak melintas. Untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan bagi pengguna jalan ketinggianya diatur dan apabila melalui jalan yang akan dilengkapi dengan rambu-rambu pemberitahuan terlebih dahulu mengenai adanya Speed bump, khususnya pada malam hari, maka Speed bump dilengkapi dengan marka jalan dengan garis serong berwarna putih atau kuning yang kontras sebagai pertanda [ ]. Ukuran Speed bump (Pembatas kecepatan kendaraan) sudah diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 3 Tahun 1994 tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan. Disana disebutkan bahwa tinggi maksimum Pembatas kecepatan kendaraan adalah 12cm dan sudut kemiringan 15 persen (13,5 0 ). Speed bumptersebut juga harus diberi garis serong dengan cat putih agar terlihat jelas oleh para pengendara yang hendak melintas. Speed bump akan bermanfaat jika ditempatkan dan di design sesuai dengan aturan misalkan di jalan lingkungan pemukiman, jalan lokal yang mempunyai kelas jalan IIIC, dan yang ketiga adalah pada jalan-jalan yang sedang dilakukan pekerjaan konstruksi. kemudian untuk aturannya ketinggian maksimumnya tidak boleh lebih dari 15 cm, juga kemiringannya 15%. Jika dibuat sesuai dengan kondisi diatas maka akan bermanfaat. Speed bump yang tidak sesuai standar bukan hanya merusak kendaraan, tapi juga membahayakan si pengendara. Tinggi dan sudut kemiringan yang tidak sesuai mengakibatkan beban kejut dan goncangan kendaraan yang terlalu besar. Speed bump ditempatkan pada: 1. Jalan di lingkungan pemukiman 2. Jalan lokal yang mempunyai kelas jalan IIIC 3. Pada jalan-jalan yang sedang dilakukan pekerjaan konstruksi Gambar 2.2 menunjukkan desain standar Speed bump (Pembatas kecepatan kendaraan) yang sesuai ketentuan pemerintah. 7

3 Gambar 2.2 Desain Standar Speed bump (Pembatas kecepatan kendaraan) 2.2. Generator Elektrik Generator elektrik adalah alat yang dapat menimbulkan sumber tegangan atau dapat diartikan sebagai sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanikal, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik. Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya [ ] Mekanisme Generator Dalam rancang bangun speed bump terdapat generator elektrik. Sistem generator elektrik ini menggunakan tekanan oleh sebuah kendaraan saat melewati polisi tidur. Didalamnya terdapat komponen berupa spur gear, roda gila, mekanisme flux magnet untuk menghasilkan arus DC, dan baterai. Pada bagian belakang roda gila 8

4 teradapat flux magnet. Didalamnya ada lilitan kumparan dan magnet. Ketika roda gila berputar, magnet ikut berputar pula. Namun lilitan kumparan tetap diam (tidak berputar). Dengan kondisi ini maka akan timbul arus listrik berupa arus DC dan kemudian disimpan didalam flywheel, dan energi yang tersimpan tersebut dapat kita manfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Besarnya gaya gerak listrik (GGL) induksi dalam kumparan atau voltase yang dibangkitkan oleh generator adalah: Ε max = N. B. A. ω. (2.1) Dimana: N = Jumlah lilitan (buah) B = Kuat medan magnet (T) A = luas kumparan (m 2 ) ω = Kecepatan sudut (rad/sec) Generator terdiri dari dua bagian utama yaitu rotor dan stator. Pada generator ini rotor berfungsi sebagai kumparan medan untuk menghasilkan fluks. Digunakan dua buah rotor mengapit stator untuk menghasilkan fluks magnet.sedangkan stator berfungsi sebagai kumparanjangkar yang menghasilkan tegangan keluarangenerator. Skema generator bisa dilihat pada gambar 2.3. Gambar 2.3 Skema generator 9

5 Gambar 2.4 Konsep generator Rotor Rotor merupakan bagian yang berputar pada generator. Pada perancangan ini mengunakan dua buah rotor yang terhubung oleh suatu poros. Ditunjukkan pada gambar 2.5. Gambar 2.5 Rangka Poros Rotor Rotor berfungsi sebagai kumparan medan, dan untuk menghasilkan medan magnetik digunakan magnet permanen. Magnet permanen yang digunakan adalah magnet batang berjenis keramik (Fe). Jumlah magnet yang digunakan 12 buah untuk tiap rotor. Seperti ditunjukkan pada gambar

6 Gambar 2.6 Komposisi magnet Magnet yang digunakan adalah grade Y40,yang memiliki data spesifikasi teknis sebagai berikut: Residual Induction (Br) 450~460 mt, 4.5~4.6 kgs Coercive Force (Hcb) 330~354 ka/m, 4.15~4.45 koe Intrinsic Coercive Force (Hcj) 340~360 ka/m, 4.27~4.52 koe Max. Energy Product (BHmax) 37.6~41.8 kj/m3, 4.7~5.25 MGOe Stator Stator merupakan bagian yang tetap pada generator. Pada tugas rancang ini stator berfungsisebagai kumparan jangkar yang menghasilkan tegangan keluaran generator. Stator terdiri darikumparan lilitan tembaga. Kawat tembaga yangdigunakan berdiameter 1 mm. Kawat digulung membentuk kumparan lingkaran dengan jumlah lilitan adalah 125 tiap kumparan. Seperti ditunjukan pada gambar 2.7. Gambar 2.7 Lilitan Kawat Tembaga 11

7 Pada stator digunakan 9 buah kumparan yang disusun secara simetris seperti ditunjukkan pada gambar 2.8. Gambar 2.8 Kumparan Stator 3 Fasa Penyearah Penyearah yang digunakan pada tugas rancang polisi tidur ini adalah rangkaian penyearah 3 fasa tidak terkontrol jembatan penuh. Rangkaian penyearah ditunjukkan pada gambar 2.9. Gambar 2.9 Rangkaian penyearah 2.3. Roda Gigi Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar dan berguna untuk mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber daya. Tidak semua roda gigi berhubungan dengan roda gigi yang lain, salah satu kasusnya adalah pasangan roda gigi dan pinion yang bersumber dari atau menghasilkan gaya translasi, bukan gaya rotasi [ ]. Roda gigi ditunjukkan seperti pada gambar

8 Gambar 2.10 Roda Gigi Macam macam roda gigi 1. Roda gigi lurus Roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar poros. Contohnya pada gear box pada mesin. Roda gigi lurus dapat dilihat pada gambar Gambar 2.11 Roda gigi lurus 2. Roda gigi miring Mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada silinder jarak bagi. Contohnya pada sistem transmisi persneling pada kendaraan beroda empat, roda gigi penggerak katup-katup pada mesin motor. Roda gigi miring ditunjukkan pada gambar

9 Gambar 2.12 Roda gigi miring 3. Roda gigi miring ganda Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk V tersebut, akan saling meniadakan. Contoh penggunaanya yaitu pada roda gigi reduksi turbin pada kapal dan generator, roda gigi penggerak rol pada steel mills. Roda gigi miring ganda dapat dilihat pada gambar Gambar 2.13 Roda gigi miring ganda 4. Roda gigi dalam Dipakai jika alat transmisi dengan ukuran kecil dengan perbandingan reduksi besar, karena pinyon terletak di dalam roda gigi. Contoh penerapannya antara lain pada lift. Yang ditunjukkan pada gambar Gambar 2.14 Roda gigi dalam 14

10 5. Pinyon dan batang gigi Merupakan dasar profil pahat pembuat gigi. Contoh pemakaian gigi reck terdapat pada mesin bor tegak, mesin bubut, dll. Pinyon dan batang gigi dapat dilihat pada gambar \ Gambar 2.15 Pinyon dan batang gigi 6. Roda gigi kerucut lurus Roda gigi yang paling mudah dibuat dan paling sering dipakai. Contoh penggunaannya pada grab winch, hand winch, kerekan. Roda gigi kerucut lurus dapat dilihat pada gambar Gambar 2.16 Roda gigi kerucut lurus 15

11 7. Roda gigi kerucut spiral Karena mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dapat meneruskan tinggi dan beban besar. Contoh penggunaannya pada grab winch, hand winch, kerekan. Roda gigi kerucut spiral ditunjukkan pada gambar Gambar 2.17 Roda gigi kerucut spiral 8. Roda gigi permukaan Contoh penggunaannya pada grab winch, hand winch, kerekan. Roda gigi permukaan dapat dilihat pada gambar Gambar 2.18 Roda gigi permukaan 9. Roda gigi miring silang Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada gearbox. Roda gigi miring silang dapat dilihat pada gambar Gambar 2.19 Roda gigi miring silang 16

12 10. Roda gigi cacing silindris Mempunyai cacing berbentuk silinder dan lebih umum dipakai. Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada roda gigi difrensial otomobil. Roda gigi cacing silindris dapat dilihat pada gambar Gambar 2.20 Roda gigi cacing silindris 11. Roda gigi cacing gobloid Mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dipakai untuk beban yang lebih besar. Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada roda gigi difrensial otomobil. Roda gigi cacing gobloid dapat dilihat pada gambar Gambar 2.21 Roda gigi cacing gobloid 12. Roda gigi hypoid Mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang kerucut yang sumbunyabersilang. Dan pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung secara meluncur dan menggelinding. Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada roda gigi difrensial otomobile. Roda gigi hypoid dapat dilihat pada gambar Gambar 2.22 Roda gigi hypoid 17

13 Data yang diperlukan dalam perencanaan roda gigi lurus yaitu: sudut kontak (θ), velocity ratio (i), putaran roda gigi (n), diametral pitch (P) dan jarak pusat poros (c). Dan yang dihitung adalah: 1. Diameter roda gigi (d): dp =..(2.2) dg=...(2.3) 2. Jarak pusat poros (c):...(2.4) 3. Torsi pada poros (T): dp = diameter pinion dg = diameter gear...(2.5) 4. Gaya Bending (Fb):... (2.6) 5. Pitch Line Velocity (Vp):..(2.7) 6. Beban Dinamis (Fd):..(2.8) Untuk O < VP 2000 ft/min Untuk 2000< Vp 4000 ft/min Untuk Vp > 4000 ft/min 7. Lebar Gigi (b): Syarat agar roda gigi aman: Fw Fd 18

14 Dimana: Maka Fw Fd (dp b Q K) Fd Fw = dp b Q K...(2.9) b dimana: Q = 8. Berat Roda Gigi (W) W = b dp 2 ρ.(2.10) Analisa Kekuatan ( Metode AGMA ) 1. Terhadap Patahan Syarat: σ T Sad AMAN σ T =..(2.11) dimana: Ft Ko P Ks Km Kv B J : Gaya Tangensial (lb) : Faktor koreksi beban lebih : Diametral pitch : Faktor koreksi ukuran : Faktor koreksi beban : Faktor dinamis : Lebar gigi (in) : Faktor bentuk Sad =..(2.12) Dimana: Sat = Tegangan ijin material (psi) K L = Faktor umum K T = Faktor temperature K R = Faktor keamanan 19

15 2.4. Poros Poros (shaft) adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang bulat, dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi, pulley, roda gila (fly-wheel), engkol, sprocket, dan elemen transmisi daya lainnya. Poros bisa menerima beban-beban lenturan, tarikan, tekan, atau puntiran, yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya [ ]. Bila beban tersebut tergabung, bisa dicari kekuatan statis dan kekuatan lelah yang diperlukan untuk pertimbangan perencanaan. Poros dapat dilihat pada gambar Gambar 2.23 Poros Macam-Macam Poros Berdasarkan Pembebanannya 1. Poros Transmisi (Transmission Shafts) Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket rantai, dll. 2. Gandar Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat beban lentur. 3. Poros Spindle Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial load). Poros spindle 20

16 dapat digunakan secara efektif apabila deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil. Pada perhitungan poros, kita menganalisa setiap gaya yang ada pada poros. Untuk memudahkan perhitungan gaya-gaya yang ada pada poros dibagi menjadi dua bagian, yaitu gaya arah horizontal dan gaya arah vertikal. Untuk setiap arah gaya yang digambarkan dengan arah ke atas bernilai positif (+), dan untuk setiap arah gaya yang digambarkan dengan arah ke bawah bernilai negatif (-). Sedangkan untuk momen yang putarannya CCW (berlawanan arah jarum jam) bernilai positif (+), dan untuk momen yang putarannya CW (searah jarum arah jarum jam) bernilai negatif (-). Untuk menganalisa diameter poros yang akan dipakai, kita dapat menggunakan persamaan Distortion Energy, yaitu: [ ( ) ] [ ( ) ( ) ]... (2.13) dimana: D i = diameter dalam poros (in) D o = diameter luar poros (in) M m = momen bending rata-rata (lb.in) M r = momen bending range (lb.in) T m = momen torsi rata-rata (lb.in) T r = momen torsi range (lb.in) Pemilihan Bahan Poros Dalam pemilihan bahan perlu diperhatikan beberapa hal seperti pada tabel 2.1, dan kita dapat menyesuaikan dengan yang kita butuhkan. Tabel 2.1 Batang baja karbon yang difinis dingin (Standar JIS G 3123) 21

17 Lambang Perlakuan Panas Diameter (mm) Kekuatan Tarik (kg/mm 2 ) Kekerasan H R C (H R B) H B S35C-D Dilunakkan Tanpa dilunakkan 20 atau kurang atau kurang (84)-23 (73)-17 (87) 25 (84) S45C-D Dilunakkan Tanpa dilunakkan 20 atau kurang atau kurang (89) 27 (85) (90) 24) S55C-D Dilunakkan Tanpa dilunakkan 20 atau kurang atau kurang Dalam pemilihan bahan perlu diketahui tegangan izinnya, yang dapat dihitung dengan rumus: b a = S. f 1 S f (2.14) dimana: a = tegangan geser izin (N/mm 2 ) b = kekuatan tarik bahan (N/mm 2 ) S f1 = faktor keamanan yang tergantung pada jenis bahan poros S f2 = faktor keamanan yang bergantung dari bentuk poros (poros bertangga/ada alur pasak) Dalam perancangan poros ini digunakan bahan batang baja karbon yang difinis dingin dengan lambang S45C-D tanpa dilunakkan. Bahan ini dipilih karena sering dipakai pada poros dan memiliki kekuatan dan kekerasan yang besar dimana kekuatan tarik ( b ) yang dipakai yaitu 65 N/mm 2. Diameter poros yang akan 22

18 digunakan berkisar antara mm. Bahan poros dipilih tanpa dilunakkan dalam perlakuan panasnya karena bahan tersebut memiliki struktur material yang lebih homogen dan merata sehingga lebih kuat dan keras daripada yang dilunakkan. BerdasarkanSularso, Dasar-dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradya Pramita, Jakarta 1994 untuk setiap bahan jenis S-C diambil faktor keamanan (Sf 1 ) sebesar 6,0. Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar [ ]. Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan. Untuk memasukkan pengaruh-pengaruh ini dalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan sebagai Sf 2 dengan harga sebesar 1,3 sampai 3,0. Dalam perancangan ini diambil Sf 2 dengan harga sebesar 2,15 karena poros akan diberi alur pasak atau spline Diameter Poros Diameter poros dapat diperoleh dari rumus: 1/ 3 5,1 d p =. Kt. Cb. T...(2.15) a dimana: d p = diameter poros (mm) a = tegangan geser izin (N/mm 2 ) Kt = faktor koreksi tumbukan, harganya berkisar 1,5 3,0. Cb = faktor koreksi untuk terjadinya kemungkinan terjadinya beban lentur, dalam perencanaan ini diambil 1,2 karena diperkirakan tidak akan terjadi beban lentur. T = momen puntir yang ditransmisikan (N.mm) Kekuatan Poros Hasil diameter poros yang dirancang harus diuji kekuatannya. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan memeriksa tegangan geser yang terjadiakibat tegangan puntir yang dialami poros. Jika tegangan geser lebih besar dari tegangan geser izin dari bahan tersebut, maka perancangan tidak akan menghasilkan hasil yang baik, atau dengan kata lain perancangan adalah gagal. Besar tegangan geser yang timbul pada poros adalah: 23

19 16. T g =...(2.16) 3. dp Dimana: g = tegangan geser akibat momen puntir (N/mm 2 ) T = momen puntir yang ditransmisikan (N.mm) d p = diameter poros (mm) 2.5. Bantalan ( Bearing ) Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerak bolak-balik dapat berlangsung secara halus, aman dan masa pemakaian dapat lebih lama. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen lainnya dapat bekerja dengan baik. Pada perancanaan bantalan ini digunkan bantalan dengan type sigle row angular contack ball bearing, dengan 24 lasan bantalan ini dapat menahan dua jenis beban yaitu jenis beban radial dan jenis beban aksial. Karena dalam operasi hanya beberapa bola atau kadang-kadang hanya satu bola yang menanggung beban radialnya, sehingga bola-bala yang lain dapat berfungsi menahan beban aksialnya. Disamping itu bantalan ini juga mempunyai kemampuan menyesuaikan diri bila terjadi ketidaksesuain atau ketidaksenteran sumbu poros dengan sumbu bantalan akibat adanya defleksi poros atau adanya perubahan penurunan pondasi[ ]. Bearing dapat dilihat pada gambar Gamba 2.24 Bantalan ( Bearing ) 24

20 Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros maka bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros a. Bantalan gelinding Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan bagian yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), roll jarum dan roll bulat. Bantalan gelinding dapat dilihat pada gambar Gambar 2.25 Bantalan gelinding b. Bantalan luncur Pada bantalan ini terjadi gerakan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan pelumas. Bantalan luncur dapat dilihat pada gambar Atas dasar arah beban terhadap poros a. Bantalan radial Gambar 2.26 Bantalan Luncur Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros. 25

21 b. Bantalan axial Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros c. Bantalan gelinding khusus Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros. Adapun perbandingan antara bantalan luncur dengan bantalan gelinding yaitu: Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar, sedang bantalan gelinding lebih cocok untuk beban kecil daripada bantalan luncur, tergantung pada bentuk elemen gelindingnya. Data yang perlu diketahui dalam perhitungan bantalan yaitu: putaran poros (n), diameter poros (d). Dan yang dihitung yaitu: 1. Gaya-gaya pada tumpuan (Fr): Fr = + Dimana: Fr : Gaya aksial (lb) F y F Z 2. Beban eqivalen (p) : Gaya sumbu y (lb) : Gaya sumbu z (lb).(2.17) Fr =..(2.18) Dimana: P : Beban eqivalen (lb) F y F r 3. Umur bantalan (L 10 ) : Faktor putaran (1 untuk ring dalam berputar :1,2 untuk ring luar berputar) : Gaya radial (p) L 10 =...(2.19) Dimna: L 10 C : Umur bantalan (jam) : Basic dynamic load rating (lb) 26

22 P : Konstanta yang tergantung dari type bantalan 3 untuk ball bearing 10/3 untuk roller bearing N : putaran poros (rpm) Umur untuk Bantalan Umur bantalan bola dan rol didefinisikan sebagai jumlah putaran (atau waktu jam pada saat putaran konstan) yang mana bantalan beroperasi sebelum salah satu elemen bantalan mengalami kelelahan (fatique). Seperti ditunjukan pada tabel 2.2 adalah pemiliihan jenis umur bantalan. Tabel 2.2 Umur bantalan untuk jenis mesin yang bervariasi. 27

23 2.5.2 Pemilihan Jenis Bantalan Bantalan yang akan digunakan adalah bantalan gelinding atau bola. Alasan pemilihan bantalan ini adalah karena ketahanan bantalan ini dalam menahan beban aksial dan putaran tinggi, serta dapat menerima sedikit beban aksial. Langkah awal yang dilakukan dalam perancangan ini adalah perhitungan terhadap beban, yaitu beban dinamis yang merupakan penjumlahan beban radial dan beban aksial. A. Beban Dinamis Bantalan Beban dinamis ini disebabkan oleh massa roda gigi input, dimana massa roda gigi input dapat dicari dengan rumus: dimana: m m i i V i d d b i p, i.(2.20) m i d i d p,i b = massa roda gigi input (kg) = diameter jarak bagi roda gigi input (mm) = diameter poros input (mm) = lebar roda gigi (mm) = massa jenis roda gigi (kg/mm 3 ) Perbandingan beban dinamis untuk bantalan P X F Y Dimana: F r = beban radial (kg) F a = beban aksial (kg) r F a..(2.21) X = 28ellev radial (X = 0,56) Y = 28ellev aksial (Y = 1,45) Untuk memilih jenis bantalan yang sesuai maka harus disesuaikan dengan tabel standar bantalan yang sesuai dengan poros input, seperti terlihat pada tabel

24 Nomor bantalan jenis terbuka Dua Sekat Tabel 2.3 Jenis jenis bantalan dua sekat tanpa kontak Ukuran luar (mm) Kapasitas nominal dinamis spesifik Kapasitas nominal statis spesifik D D B r C (kg) Co (kg) ZZ 6000VV , ZZ 6001VV , ZZ 6002VV , ZZ 6003VV , ZZ 6004VV ZZ 6005VV ZZ 6006VV , ZZ 6007VV , ZZ 6008VV , ZZ 6009VV , ZZ 6010VV , Jadi bantalan yang dipakai adalah jenis 6008 dengan diameter luar (D) = 68 mm, diameter dalam (d) = 40mm, lebar bantalan (B) = 15mm, dan jari-jari sisi = 1,5 mm. 2.6 Pegas Pegas adalah elemen mesin yang digunakan untuk memberikan gaya, torsi, dan juga untuk menyimpan atau melepaskan. Energi disimpan pada benda padat dalam bentuk twist, stretch, atau kompresi[ ]. Energi di-recover dari sifat material yang telah terdistorsi. Pegas haruslah memiliki kemampuan untuk mengalami defleksi yang besar. Beban yang bekerja pada pegas dapat berbentuk gaya tarik, gaya tekan, atau torsi (twist force). Pegas umumnya beroperasi dengan high working stresses dan beban yang bervariasi secara terus menerus. Beberapa contoh spesifik aplikasi pegas adalah: 29

25 1. Untuk menyimpan dan mengembalikan potensial, seperti misalnya pada gun recoil mechanism. 2. untuk memberikan gaya dengan nilai tertentu, seperti misalnya pada relief valve. 3. Untuk meredam getaran dan beban kejut. 4. Untuk beban, contohnya pada timbangan. 5. Untuk mengembalikan komponen pada posisi semula, contonya pada brake pedal Klasifikasi Pegas Pegas dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis fungsi dan beban yang bekerja yaitu pegas tarik, pegas tekan, pegas torsi, dan pegas penyimpan. Tetapi klasifikasi yang lebih umum adalah diberdasarkan bentuk fisiknya. Klasifikasi berdasarkan bentuk fisik adalah: 1. Wire form spring (helical compression, helical tension, helical torsion, custom form). 2. Spring washers (curved, wave, finger). 3. Flat spring (cantilever, simply supported beam). 4. Flat wound spring (motor spring, volute, constant force spring). Pegas helical compression dapat memiliki bentuk yang sangat bervariasi. Gambar 2.27 menunjukkan beberapa bentuk pegas helix tekan. Bentuk yang standar memiliki diameter coil, pitch, dan spring rate yang konstan. Pitch dapat dibuat bervariasi sehingga spring rate-nya juga bervariasi. Penampang kawat umumnya bulat, tetapi juga ada yang berpenampang segi empat. Pegas konis biasanya memiliki spring rate yang non-linear, meningkat jika defleksi bertambah besar. Hal ini disebabkan bagian diameter coil yang kecil memiliki tahanan yang lebih besar terhadap defleksi, dan coil yang lebih besar akan terdefleksi lebih dulu. Kelebihan pegas konis adalah dalam hal tinggi pegas, dimana tingginya dapat dibuat hanya sebesar diameter kawat.bentuk barrel dan hourglass terutama digunakan untuk mengubah frekuensi pribadi pegas standar[ ]. Variasi pegas dapat dilihat pada gambar

26 Gambar 2.27 Variasi pegas tekan (Helix) Bahan Pegas Bahan pegas yang paling umum digunakan adalah pegas menurut standard JIS dilambangkan dengan SUP atau baja ST-70 yang dapat disepuh dengan baik setelah pegas terbentuk. Sifat mekanis untuk bahan SUP adalah sebagai berikut: 1. Modulus gelincir G = 8 x 103 kg/mm 2 2. Ultimate tensile strength = 60 sampai dengan 70 kg/mm 2 Sedangkan sifat mekanis bahan ST-70 untuk pegas adalah: 1. Tegangan bengkok ijin = kg/mm 2 2. Tegangan puntir ijin = kg/mm 2 3. Modulus elastisitas = kg/mm 2 4. Modulus gelincir = kg/mm 2 Gambar 2.28 menunjukkan pegas tekan yang digunakan dengan standard JIS yang dilambangkan dengan SUP atau baja ST-70. Gambar 2.28 pegas tekan yang digunakan 31

27 Tegangan maksimal = tegangan puntir + tegangan geser. Τ mak = τ w + τ s = + = ( ).....(2.22) Dimana: τ mak = tegangan geser total pada pegas, N/m 2 F = gaya aksial (tarik atau tekan ), N D = diameter rerata pegas, m d = diameter kawat pegas, m Lenturan (Defleksi) pegas ulir akibat gaya tarik tekan menyebabkan pegas akan memanjang atau memendek. Pemanjangan atau pemendekan pegas ini disebut dengan defleksi pegas.besarnya defleksi pegas ulir dapat diturunkan dengan cara analisis deformasi kawat pegas akibat puntiran. Atas dasar hal tersebut di atas maka harus dicari harga kekakuan pegas, dengan perhitungan di bawah ini:..(2.23) Dimana: Y = defleksi pegas, m G = modulus gelincir, N/m 2 n = banyaknya lilitan aktif Energi yang mampu disimpan pegas energi pegas dapat dicari dengan menurunkan persamaan dasar sebagai berikut E =. k.y 2 (2.24) 32

28 dengan memasukkan harga harga yang telah diperoleh dari persamaan sebelumnya ke dalam persamaan di atas maka akan diperoleh: E = (2.25) dimana: E = energi pegas V = volume kawat pegas, faktor koreksi wahls 2.7 Flywheel (Roda Gila) Roda gila adalah sebuah piringan roda besi yang dipergunakan sebagai suatu reservoir (penyimpan) energi di dalam mesin. Pada saat tenaga mesin bertambah, putarannya bertambah, dan tenaga tersebut tersimpan dalam roda gila. Pada saat mesin kekurangan tenaga, roda gila tersebut akan memberikan tenaganya[ ]. Flywheel dapat dilihat pada gambar Gambar 2.29 Flywheel (Roda Gila) Energi yang disimpan dalam rotor adalah energi kinetik : E k =.(2.26) Dimana: ω I : Kecepatan sudut : Momen inersia Momen inersia adalah ukuran resistensi terhadap torsi diterapkan pada objek berputar (yaitu semakin tinggi momen inersia, semakin lambat akan berputar setelah diterapkan gaya tertentu) Koefisien Fluktuasi Flywheel Koefisien fluktuasi aalah variasi kecepatan yang diperlukan roda gila (flywheel), yang didefenisikan sebagai: 33

29 δ =..(2.27) ω 1 ω 2 = Kecepatan sudut maksimal roda gila (flywheel) = Kecepatan sudut minimal roda gila (Flywheel) ω = Kecepatan sudut rata-rata (flywheel) = V = Kecepatan maksimal suatu titik pada roda gila (flywheel) V 1 V 2 = Kecepatan minimal suatu titik pada roda gila (flywheel) = Kecepatan rata-rata suatu titik pada roda gila (flywheel) Nilai koefisien fluktuasi yang biasa dipakai (umum) dalam praktek,adalah 0,2 untuk mesinpembuat lubang (punch), Mesin giling,mesin pemecah batu. 0,002 untuk generator listrik Menentukan Berat Roda Gila Apabila: ω 1 ω 2 I 0 = Kecepatan sudut maksimal roda gila (flywheel) = Kecepatan sudut minimal roda gila (Flywheel) = Momen kelembaman roda gila (flywheel),terhadap sumbu porosnya Maka perubahan tenaga kinetic roda gila (Flywheel), pada kecepatan maksimum dan kecepatan minimum dapat dituliskan dengan persamaan berikut: E =....(2.28) = = = ( ) ( ) = Bila: K = Radius girasi roda gila (flywheel) terhadap sumbu putaranya W = Berat roda gila (flywheel) I 0 = k 2 E = k 2.δ.ω 2 34

30 Sehingga: W =...(29) Apabila r adalah jari-jari roda gila,dan berat roda gila dianggap terkosentrasi pada jari-jari rata-ratanya, maka: K = r dan Dengan mengganti nilai V = W =, maka: ( ) atau W = =...(30) Bila roda gila berupa disk,maka I 0 =, Sehingga harga E, Menjadi E = = W = (31) Dengan mempertimbangkan bagian-bagian lain yang ikut berputar, maka berat roda gila yang diambil hanya 90%, dari berat hasil perhitungan. Dengan adanya mempertimbangkan gaya centrifugal yang diambil akibat putaran, maka kecepatan maksimum untuk roda gila (flywheel) dengan material baja adalah V=40 m/detik dan material besi tuang adalah V=30 m/detik. 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN GENERATOR ELEKTRIK PADA SPEED BUMP PENGHASIL ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM PEGAS TORSIONAL

RANCANG BANGUN GENERATOR ELEKTRIK PADA SPEED BUMP PENGHASIL ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM PEGAS TORSIONAL 1 SIDANG TUGAS AKHIR BIDANG STUDI DESAIN RANCANG BANGUN GENERATOR ELEKTRIK PADA SPEED BUMP PENGHASIL ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM PEGAS TORSIONAL Dosen Pembimbing: Dr.Eng.Harus Laksana Guntur, ST., M.Eng

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS Nama :Bayu Arista NPM : 21412385 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : 1. Dr. Rr.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007) 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dinamometer Dinamometer adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengukur torsi (torque) dan daya (power) yang diproduksi oleh suatu mesin motor atau penggerak berputar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya BAB 5 POROS (SHAFT) Definisi. Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda

Lebih terperinci

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB VI POROS DAN PASAK BAB VI POROS DAN PASAK Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembatas Kecepatan Kendaraan (Speed Bump) adalah bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang dipasang melintang di jalan untuk pertanda memperlambat

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Roda Gigi Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DENGAN SISTIM MEKANIK SPEEDBUMP UNTUK MENGHASILKAN DAYA LISTRIK SEBAGAI TENAGA PEMBUKA GERBANG PINTU TOL KOTA MEDAN SKRIPSI

RANCANG BANGUN DENGAN SISTIM MEKANIK SPEEDBUMP UNTUK MENGHASILKAN DAYA LISTRIK SEBAGAI TENAGA PEMBUKA GERBANG PINTU TOL KOTA MEDAN SKRIPSI RANCANG BANGUN DENGAN SISTIM MEKANIK SPEEDBUMP UNTUK MENGHASILKAN DAYA LISTRIK SEBAGAI TENAGA PEMBUKA GERBANG PINTU TOL KOTA MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran:

Tujuan Pembelajaran: P.O.R.O.S Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian poros dan fungsinya 2. Mahasiswa dapat memahami macam-macam poros 3. Mahasiswa dapat memahami hal-hal penting dalam merancang poros

Lebih terperinci

PEGAS. Keberadaan pegas dalam suatu system mekanik, dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda. Beberapa fungsi pegas adalah:

PEGAS. Keberadaan pegas dalam suatu system mekanik, dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda. Beberapa fungsi pegas adalah: PEGAS Ketika fleksibilitas atau defleksi diperlukan dalam suatu system mekanik, beberapa bentuk pegas dapat digunakan. Dalam keadaan lain, kadang-kadang deformasi elastis dalam suatu bodi mesin merugikan.

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mesin Gerinda Batu Akik Sebagian pengrajin batu akik menggunakan mesin gerinda untuk membentuk batu akik dengan sistem manual. Batu gerinda diputar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Pemilihan Bahan Setiap perencanaan rancang bangun memerlukan pertimbanganpertimbangan bahan agar bahan yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan. Hal-hal penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI Suatu sistem penggerak yang terdapat dalam sebuah mobil tidak lepas dari peranan motor penggerak dan transmisi sebagai penghantar putaran dari motor penggerak sehingga mobil

Lebih terperinci

Surya Hadi Putranto

Surya Hadi Putranto TUGAS AKHIR Rancang Bangun Speed Bump dan Analisa Respon Speed Bump Terhadap Kecepatan Kendaraan Dosen Pembimbing : Ir. Abdul Aziz Achmad Surya Hadi Putranto 2105100163 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari,

Lebih terperinci

BAB II LADASAN TEORI

BAB II LADASAN TEORI II-1 BAB II LADASAN TEORI.1. Proses Ekstraksi Proses ekstrasi adalah suatu proses untuk memisahkan campuran beberapa macam zat menjadi komponen komponen yang terpisah. Ekstrasi dapat dilakukan dalam dua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan umum Tembakau merupakan salah satu komoditas pertanian yang menjadi bahan dasar rokok. Dimana kita ketahui bahwa rokok telah menjadi kebutuhan sebagian orang. Walaupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

ELEMEN MESIN II ELEMEN MESIN II

ELEMEN MESIN II ELEMEN MESIN II ELEMEN MESIN II PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2014 169 BAGIAN VII PEGAS (Spring) Pegas adalah suatu benda elastis, yang jika diberi beban maka akan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada pembuatan rancang bangun kendaraan mobil mini ini kami menggunakan engine (mesin) suzuki smash 4 tak 110 cc dengan bahan bakar bensin dengan kemampuan ankut 50 150 kg. Dalam

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Roda Gigi Kerucut bidang kerucut ini disebut "kerucut jarak bagi". Besarnya sudut puncak kerucut tersebut merupakan ukuran bagi putaran masing-masing porosnya. Roda gigi kerucut

Lebih terperinci

Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.

Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana. Teori Dasar Rodagigi Rodagigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Rodagigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang

Lebih terperinci

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik 2 Pembangkit Listrik adalah bagian dari alat Industri yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga. Bagian

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE MEKANISME VIBRATION ENERGY RECOVERY SYSTEM (VERS) YANG DIPASANG PADA BOGIE KERETA API

RANCANG BANGUN PROTOTIPE MEKANISME VIBRATION ENERGY RECOVERY SYSTEM (VERS) YANG DIPASANG PADA BOGIE KERETA API RANCANG BANGUN PROTOTIPE MEKANISME VIBRATION ENERGY RECOVERY SYSTEM (VERS) YANG DIPASANG PADA BOGIE KERETA API Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batok Kelapa Batok Kelapa (endocrap) merupakan bagian buah kelapa yang bersifat keras yang diselimuti sabut kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa (Lit.5 diunduh

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan : A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

Bidang Studi Desain. Rian Kurniawan. Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST.Meng

Bidang Studi Desain. Rian Kurniawan. Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST.Meng Bidang Studi Desain Rian Kurniawan 2108100034 Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST.Meng RANCANG BANGUN MODEL TM Regenerative UNTUK KENDARAAN RODA EMPAT Latar Belakang Pertumbuhan Penduduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Poros Poros merupakan suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat, dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Skuter Skuter adalah kendaraan roda 2 yang diameter rodanya tidak lebih dari 16 inchi dan memiliki mesin yang berada di bawah jok. Skuter memiliki ciri - ciri rangka sepeda

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,

Lebih terperinci

PUNTIRAN. A. pengertian

PUNTIRAN. A. pengertian PUNTIRAN A. pengertian Puntiran adalah suatu pembebanan yang penting. Sebagai contoh, kekuatan puntir menjadi permasalahan pada poros-poros, karena elemen deformasi plastik secara teori adalah slip (geseran)

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA Jatmoko Awali, Asroni Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No. 116 Kota Metro E-mail : asroni49@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Desain Produk Desain produk adalah suatu bidang keahlian desain yang mempelajari dan merencanakan benda pakai, yang di produksikan secara industri. Ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Digester Digester berasal dari kata Digest yang berarti aduk, jadi yang dimaksud dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau melumatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. korosi dan hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat yang baik lainnya sebagai sifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. korosi dan hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat yang baik lainnya sebagai sifat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Material aluminium Aluminium banyak digunakan dalam industri cor seperti pembuatan komponen otomotif dan komponen yang lainnya, karena aluminium mempunyai banyak sifat yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Perhitungan Sebelum mendesain mesin pemotong kerupuk hal utama yang harus diketahui adalah mencari tegangan geser kerupuk yang akan dipotong. Percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut; BAB II DASAR TEORI Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori - teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan tugas akhir ini. Teori - teori yang digunakan adalah gaya gravitasi,

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR 4.1 Perencanaan Pulley dan V-Belt 1 4.1.1 Penetapan Diameter Pulley 1 1. Penetapan diameter pulley V-belt

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR 4.1 Sketsa rencana anak tangga dan sproket Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah horizontal adalah sebesar : A H x 1,732 A

Lebih terperinci

Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan. sumbu poros yang terdiri atas: c. Kopling karet bintang

Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan. sumbu poros yang terdiri atas: c. Kopling karet bintang KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN

TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN Disusun oleh : ARIS MUNANDAR 210004028 JURUSAN TEKNIK MESIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2010

Lebih terperinci

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah: Contoh soal: POROS:. Tentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya 0 (kw) pada putaran 450 rpm. Bahan diambil baja dingin S45C. Solusi: Daya P = 0 kw n = 450 rpm f c =,0 Daya rencana = f c

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN LIFT UNTUK KEPERLUAN GEDUNG PERKANTORAN BERLANTAI SEPULUH Oleh : R O I M A N T A S. NIM : 030421007 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

NANANG ISMAIL FAHMI JURUSAN TEKNIK MESIN. Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST. MEng TUGAS AKHIR BIDANG STUDI DESAIN

NANANG ISMAIL FAHMI JURUSAN TEKNIK MESIN. Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST. MEng TUGAS AKHIR BIDANG STUDI DESAIN TUGAS AKHIR BIDANG STUDI DESAIN NANANG ISMAIL FAHMI 2106100042 Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST. MEng JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter

Lebih terperinci

3.2. Hal-hal Penting Dalam Perencanaan Kopling Tetap

3.2. Hal-hal Penting Dalam Perencanaan Kopling Tetap BAB III KOPLING TETAP Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), di mana sumbu

Lebih terperinci

UJI KARAKTERISTIK MEKANISME PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK PADA SPEED BUMP DENGAN MEKANISME FLY WHEEL

UJI KARAKTERISTIK MEKANISME PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK PADA SPEED BUMP DENGAN MEKANISME FLY WHEEL UJI KARAKTERISTIK MEKANISME PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK PADA SPEED BUMP DENGAN MEKANISME FLY WHEEL ANDY PRASETYO (2105100138) Dosen Pembimbing: Ir. Abdul Aziz Achmad JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB 7 BANTALAN (BEARING)

BAB 7 BANTALAN (BEARING) BAB 7 BANTALAN (BEARING) Bantalan (bearing) adalah Elemen Mesin yang digunakan untuk menumpu poros yang berbeban, sehingga putaran atau gesekan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan tahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tanah Lempung Tanah lempung dan mineral lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang

BAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Pengupasan Pengupasan merupakan pra-proses dalam pengolahan agar didapatkan bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-DasarPemilihanBahan Didalammerencanakansuatualatperlusekalimemperhitungkandanmemilihbahan -bahan yang akandigunakan, apakahbahantersebutsudahsesuaidengankebutuhanbaikitusecaradimensiukuranata

Lebih terperinci

Perencanaan Roda Gigi

Perencanaan Roda Gigi Perencanaan Roda Gigi RODA GIGI Roda gigi adalah roda silinder bergigi yang digunakan untuk mentransmisikan gerakan dan daya Roda gigi menyebabkan perubahan kecepatan putar output terhadap input 1 Jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

BAB III ANALISA PERHITUNGAN BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Data Informasi Awal Perancangan Gambar 3.1 Belt Conveyor Barge Loading Capasitas 1000 Ton/Jam Fakultas Teknoligi Industri Page 60 Data-data umum dalam perencanaan sebuah

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN BOR RADIAL VERTIKAL

PERANCANGAN MESIN BOR RADIAL VERTIKAL PERANCANGAN MESIN BOR RADIAL VERTIKAL Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SARJANA TEKNIK Jenjang Pendidikan Strata Satu (S1) TEKNIK MESIN Disusun oleh: Nama : Dhona Iwan Aryanto

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t) BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan

Lebih terperinci