MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT. Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT. Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A"

Transkripsi

1 MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 RINGKASAN WUKIR TRANGJIWANI. Manajemen Risiko Operasional CV Bimandiri di Lembang, Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh D. IWAN RISWANDI. Sayuran sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari karena di dalam sayuran terkandung zat yang penting dalam pemenuhan gizi dalam tubuh. Secara umum sayuran mudah mengalami pembusukan, berair dan rusak jika tidak dikonsumsi atau diproses dengan segera. Bagi CV Bimandiri sebagai salah satu distributor sayuran, penanganan sayuran memiliki risiko tinggi terkait dengan sifat alamiah sayuran tersebut. Fluktuasi omzet yang terjadi pada tahun 2006 hingga 2008 di CV Bimandiri dapat mengindikasikan adanya gangguan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Gangguan yang terjadi berupa kemungkinan kejadian-kejadian yang dapat merugikan perusahaan (risiko). Untuk mengurangi masalah-masalah di CV Bimandiri seperti kerusakan pada sayuran di periode selanjutnya dan mempertahankan keberlangsungan usahanya, CV Bimandiri perlu menganalisis risiko-risiko yang terdapat di dalam perusahaan dan menetapkan strategi penanganan terhadap risiko yang ada tersebut. Setidaknya dengan melakukan analisis manajemen risiko, terutama risiko operasional di unit penanganan sayuran, dapat memberikan informasi dan perspektif mengenai penanganan risiko dan menghindari potensi kerugian yang relatif besar. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menganalisis risiko-risiko yang terdapat di CV Bimandiri untuk berbagai komoditas sayuran, dan 2) menganalisis alternatif penanganan risiko di CV Bimandiri. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa CV Bimandiri merupakan salah satu distributor sayuran yang sedang berkembang dan menangani konsumen besar seperti Carefour dan Hypermart. Penggunaan analisis sekuen, identifikasi sumber risiko dan teknik pengidentifikasian lainnya berguna dalam proses identifikasi risiko operasional di CV Bimandiri. Hasil identifikasi risiko yang berupa daftar risiko kemudian diukur dengan menggunakan metode aproksimaksi dalam penilaian risiko. Pemetaan merupakan kelanjutan dari proses pengukuran risiko dengan menggunakan matriks frekuensi dan sifnifikansi yang memberikan alternatif penanganan risiko berdasarkan hasil pemetaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko operasional yang teridentifikasi dapat dikelompokkan menjadi risiko sistem, proses, SDM dan risiko eksternal. Penanganan risiko berdasarkan nilai status risiko diutamakan untuk komoditi tomat dibandingkan dengan keempat komoditi lainnya. Alternatif penanganan risiko dengan mitigasi atau detect and monitor dilakukan untuk : a) risiko sistem, SDM, proses dan eksternal pada tomat, b) risiko sistem dan eksternal pada kol, c) risiko sistem, proses dan eksternal pada lettuce head, dan d) risiko sistem, proses dan eksternal pada cabai merah. Penanganan risiko secara low control dapat dilakukan untuk risiko yang memiliki nilai kemungkinan dan dampak risiko yang rendah, yaitu: a) risiko sistem dan SDM pada kentang, b) risiko proses dan SDM pada kol, c) risiko SDM pada lettuce head, dan d) risiko SDM pada cabai merah.

3 MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

4 Judul Skripsi : Manajemen Risiko Operasional CV Bimandiri di Lembang, Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat Nama : Wukir Trangjiwani NRP : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. D. Iwan Riswandi, SE. M.Si NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP Tanggal Lulus Ujian :

5 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI BERJUDUL MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. Bogor, September 2008 Wukir Trangjiwani A

6 RIWAYAT HIDUP Penulis merupakan buah hati dari pasangan Bapak Poerwono Widodo dan Ibu Sutami. Penulis dilahirkan pada tanggal 28 Juli 1984 di Kota Bogor, Jawa Barat sebagai anak pertama dari empat bersaudara. Tahun 1996 penulis menamatkan pendidikan dasarnya di SDN Polisi IV Bogor. Jenjang pendidikan menengah pertama diselesaikan di SMP N 5 Bogor pada tahun 1999, tahun 2002 lulus dari SMU N 5 Bogor dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) untuk program Diploma III. Program diploma yang dipilih adalah Program Studi Diploma III, Jurusan Analisis Lingkungan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada tahun 2004 mengikuti Training Waste Management dalam Penerapan ISO di Laboratorium Terpadu, IPB tanggal Desember 2004 Tahun 2005 melanjutkan jenjang pendidikan ke Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, IPB. Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti The Short Course Sharia Banking Intensive Program yang diadakan oleh The Sharia Banking Training Centre selama tiga hari dan Seminar Keamanan Pangan dan ISO pada tahun 2007.

7 KATA PENGANTAR Alhamdu lillahi robbil aalamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-nya yang Maha luas dan Maha memberi tanpa batas. Atas izin-nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang telah ditentukan. Skripsi yang ditulis mengambil topik mengenai Manajemen Risiko Operasional CV Bimandiri di Lembang, Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko dan memberikan alternatif penanganan risiko kepada CV Bimandiri. Penelitian ini merupakan hasil maksimal yang dapat dikerjakan oleh penulis. Semoga dengan skripsi ini, mampu meningkatkan pengetahuan penulis dan pembaca, bermanfaat bagi yang memerlukan, dan memberikan insipirasi baru bagi peneliti lainnya. Bogor, September 2008 Wukir Trangjiwani A

8 UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillahi robbil alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan pencerahan, meluaskan ilmu dan pengetahuan, serta memberikan kemudahan dalam penulisan skripsi ini. Penyelesaian penulisan skripsi ini pun tak lepas dari bantuan segala pihak. Oleh karena itu, pada bagian ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. D. Iwan Riswandi, SE. MSi, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, arahan, solusi dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 2. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS sebagai dosen penguji utama. Terima kasih atas kritik, saran, dan wawasan baru yang diberikan guna kesempurnaan skripsi. 3. Dra. Yusalina, MS Dosen sebagai dosen penguji Komisi Pendidikan. Terima kasih atas saran-sarannya yang berguna bagi penulisan skripsi. 4. Dr. Ir. Anna Fariyanti, Msi selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah memberikan masukan, kritik dan saran, dalam proposal penelitian. 5. Bapak Yudi dan Bapak Rinto atas referensi dan bantuannya terhadap pemilihan tempat penelitian. 6. Bapak Sudia Dharmawidaja, Bapak Sandredo, Bapak Nanang Ismail, Bapak Dion Sulasdian, Bapak Ujang Tisna dan seluruh karyawan CV Bimandiri yang telah membantu dalam pengumpulan data bagi skripsi ini. 7. Mama, Papa dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan dukungan, do a dan menemani dalam penyelesaian skripsi. 8. Wiyana atas dukungan, semangat, dan doa nya bagi selesainya skripsi ini. 9. Eny Pujihastuti atas kesediaannya sebagai pembahas pada seminar penulis. 10. Sahabat-sahabat setiaku, Herliana Ridhawati, Shanty Rosdiana dan Eny Pujihastuti. Terima kasih atas support, dukungan, masukan, semangat, suka dan duka dalam pertemanan sebelum, selama dan setelah kuliah. 11. Iil Holilah sebagai teman satu bimbingan. Terima kasih telah memberikan masukan dan dukungan serta menemani selama pengambilan data di Lembang, Bandung. 12. Teman-teman di ekstensi, Ratih, Alfredo, Rita, Ririn, Bayu, Tia, Alam, Kholid, Aris, Yudi, Udut, Eko, Heda. Iie, Adi, Baban, Restu, Fresti, dan semuanya yang tak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih telah memberi dukungan, kenangan, semangat selama pekuliahan. 13. Yeni dan Gita di Lembang, Bandung atas kesediannya menyediakan tempat untuk menginap selama penulis berada di Bandung. 14. semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tak dapat disebutkan satu per satu. Akhirnya, semoga amal baik Bapak/Ibu dan rekan-rekan sekalian mendapat kebaikan yang lebih dari Allah SWT. Amin. Bogor, September 2008 Penulis

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Pengetahuan tentang Sayuran Definisi Risiko Kategori Risiko Risiko dari Sudut Pandang Penyebab Risiko dari Sudut Pandang Akibat Risiko dari Sudut Pandang Aktivitas Risiko dari Sudut Pandang Kejadian Konsep Manajemen Risiko Penelitian-Penelitian Terdahulu BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Risiko Operasional Teori Probabilitas Hukum Pareto Manajemen Risiko Matriks Frekuensi dan Signifikansi Konsep Penanganan Risiko Kerangka Pemikiran Operasional BAB IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Jenis dan Sumber Data Metode Pengolahan Data Proses Identifikasi Risiko Analisis Sekuen Risiko Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Teknik Pendukung Lainnya Pengukuran Risiko Pemetaan Risiko Penanganan Risiko... 52

10 BAB V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Struktur Organisasi Tenaga Kerja Kegiatan Perusahaan Pengadaan Sayuran Proses Penanganan (Processing) Kegiatan Distribusi BAB VI. ANALISIS MANAJEMEN RISIKO Risiko-Risiko di CV Bimandiri Risiko Sistem Risiko Proses Risiko Sumber daya Manusia Risiko Eksternal Status Risiko BAB VII. STRATEGI PENANGANAN RISIKO Pemetaan Risiko Strategi Penanganan Penanganan Risiko Sistem Penanganan Risiko Sistem pada Cabai Merah Penanganan Risiko Sistem pada Tomat Penanganan Risiko Sistem pada Kol Penanganan Risiko Sistem pada Lettuce Head Penanganan Risiko Sistem pada Kentang Penanganan Risiko Proses Penanganan Risiko Proses pada Tomat Penanganan Risiko Proses pada Cabai Merah Penanganan Risiko Proses pada Lettuce Head Penanganan Risiko Proses pada Kentang Penanganan Risiko Proses pada Kol Penanganan Risiko SDM Penanganan Risiko SDM pada Tomat Penanganan Risiko SDM pada Cabai Merah Penanganan Risiko SDM pada Lettuce Head Penanganan Risiko SDM pada Kol Penanganan Risiko SDM pada Kentang Penanganan Risiko Eksternal Penanganan Risiko Eksternal pada Kentang Penanganan Risiko Eksternal pada Cabai Merah Penanganan Risiko Eksternal pada Tomat Penanganan Risiko Eksternal pada Lettuce Head Penangann Risiko Eksternal pada Kentang

11 BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

12 DAFTAR TABEL Halaman 1. Konsumsi Per Kapita Sayuran di Indonesia Periode Produksi Sayuran di Indonesia Tahun Jumlah Tenaga Kerja CV Bimandiri berdasarkan Posisi dan Jenis Kelamin Tahun Sortasi untuk Tiap Jenis Sayuran di CV Bimandiri Tahun Daftar Risiko CV Bimandiri Unit Processing Identifikasi Risiko Sistem per Komoditas Sayuran Identifikasi Risiko Proses per Komoditas Sayuran Identifikasi Risiko SDM per Komoditas Sayuran Identifikasi Risiko Eksternal per Komoditas Sayuran... 85

13 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Omzet Penjualan CV Bimandiri Tahun Kerugian karena Sayuran yang dibuang Tahun Siklus Manajemen Risiko Perusahaan Matriks Frekuensi dan Signifikansi Kerangka Pemikiran Operasional Contoh Sekuen Risiko Diagram Pemetaan Risiko Peta Preventif Risiko Peta Mitigasi Risiko Alternatif Strategi Menghadapi Risiko Layout Processing di CV Bimandiri Mekanisme Risiko Operasional Alur Processing CV Bimandiri Kegiatan Unit Processing Nilai Rata-Rata Status Risiko Sistem, Proses, SDM dan Eksternal per Komoditas Nilai Rata-Rata Status Keseluruhan Risiko per Komoditas Peta Risiko berdasarkan Komoditas Peta Risiko CV Bimandiri Peta Risiko Sistem berdasarkan Risiko per Kejadian... 94

14 Halaman 20. Peta Risiko Proses berdasarkan Risiko per Kejadian Peta Risiko SDM berdasarkan Risiko per Kejadian Peta Risiko Eksternal berdasarkan Risiko per Kejadian... 98

15 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Produk-Produk di CV Bimandiri Struktur Organisasi CV Bimandiri Gambar Kegiatan Perusahaan Status Risiko

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Awalnya tanaman ini dikenal sebagai tanaman perkebunan rakyat, tetapi sekarang lebih dikenal dengan tanaman hortikultura. Hortikultura termasuk tanaman yang secara tidak langsung memiliki nilai keindahan. Itulah sebabnya, banyak orang yang menanam sayuran di pekarangan (Sunarjono, 2002). Sifat alamiah sayuran pada umumnya sukulen (berair), lebih mudah rusak dan membusuk dalam waktu yang relatif singkat sehingga mutunya menurun atau bahkan tidak dapat dikonsumsi sama sekali. Oleh karena itu, sayuran harus dikonsumsi atau diproses sesegera mungkin sebelum menurun kualitasnya (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Untuk menyesuaikan karakteristik sayuran tersebut, Rahardi (2006) berpendapat bahwa sayuran harus dipasok setiap hari karena kesegaran merupakan hal utama yang diperhatikan konsumen. Perencanaan yang matang, penanganan dan pendistribusian sayuran yang baik dapat membantu pemenuhan kebutuhan akan sayur terhadap konsumen. Aneka sayuran dapat digolongkan pada jenis sayuran komersial dan non komersial (Rahardi, 2006). Golongan sayuran komersial berarti sayuran tersebut memiliki peminat meskipun harganya relatif rendah, atau sayuran tersebut diminati oleh kalangan tertentu dengan harga tinggi, dan atau memiliki peluang untuk dijadikan komoditi ekspor. Sayuran yang dipilih untuk diusahakan saat ini

17 adalah jenis sayuran yang memiliki nilai ekonomi atau mempunyai prospek (peluang) cukup besar dalam pemasarannya dan tidak sukar untuk dibudidayakan. Sayuran selain memiliki nilai ekonomi yang cukup besar, ternyata juga memiliki potensi yang tinggi dalam pemenuhan gizi di dalam tubuh kita. Zat-zat penting seperti, air, mineral, vitamin dan serat terkandung di dalam sayuran. Kandungan gizi yang terdapat di dalam sayuran, seperti vitamin dan mineral tersebut berperan penting bagi tubuh untuk mengatur pertumbuhan dan penggantian sel pada manusia. Tanaman sayur yang mengandung berbagai zat gizi ini tidak hanya dapat dipergunakan sebagai konsumsi pangan sehari-hari, tetapi juga berguna bagi pengobatan tradisional (herbal healing) dengan bahan-bahan alami. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi sayuran ini akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi seseorang dengan pengetahuan yang dimilikinya akan kandungan gizi dalam sayuran dan pentingnya mengkonsumsi sayuran setiap hari. Konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan masyarakat di Indonesia ternyata mengalami penurunan pada tahun 2006 ini (Tabel 1). Apalagi mengingat bahwa bahan-bahan makanan ini mengandung komponen gizi dan non-gizi yang sangat besar peranannya bagi kesehatan.

18 Tabel 1. Konsumsi Per Kapita Sayuran di Indonesia Periode NO KOMODITAS KONSUMSI PERKAPITA ( Kg/Th ) Bawang Merah Bawang Putih Kentang Kol/Kubis Petsai/Sawi Wortel Cabe Besar Cabe Rawit Cabe Hijau Tomat Terung Buncis Ketimun Labu Siam Kangkung Bayam Kacang Panjang Jamur Sayuran lainnya Total Sayuran Sumber : Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, Berdasarkan Tabel 1, konsumsi sayuran per kapita pada tahun 2006 untuk sebagian besar komoditas mengalami penurunan. Nilai penurunan tersebut terdapat pada komoditas bawang merah, bawang putih, kentang, kol, sawi, wortel, cabai besar, cabai hijau, tomat, bayam, dan sayuran lainnya. Total konsumsi sayuran masyarakat Indonesia turun pada tahun 2004, meningkat pada tahun 2005, dan mengalami penurunan kembali pada tahun Penurunan nilai konsumsi masyarakat Indonesia ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kemampuan ekonomi seseorang untuk memperoleh sayuran, faktor geografis dimana terdapat beberapa daerah tertentu yang sulit untuk mendapatkan pasokan 1 Hortikultura.com, 23 Mei 2008

19 (distribusi) sayur ataupun untuk membudidayakan sayur, serta faktor-faktor lainnya. Penurunan nilai konsumsi ini ternyata tidak sebanding dengan nilai rata-rata produksi sayuran pada umumnya berdasarkan data produksi sayuran yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (Tabel 2). Tidak semua jenis sayuran mengalami penurunan nilai produksi, namun untuk beberapa komoditi pada umumnya ternyata mengalami peningkatan jumlah produksi. Tabel 2. Produksi Sayuran di Indonesia Tahun Tahun Bawang Bawang Kentang Kubis Cabai Bayam Wortel Bombay Putih (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) Sumber : Badan Pusat Satsistik, Produksi sayuran pada tahun 2006 di Indonesia mengalami peningkatan untuk komoditi kentang, cabai, bawang bombay, bawang putih, bayam dan wortel. Komoditas bawang putih dari tahun 1997 hingga tahun 2005 terus mengalami penurunan produksi dan mulai meningkat pada tahun Peningkatan produksi sayuran pada beberapa komoditi dan rendahnya nilai Mei 2008

20 konsumsi masyarakat di Indonesia, dapat menjadi tantangan bagi pengusaha sayur. Tantangan untuk meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap sayuran, mendorong dan membuka peluang bisnis bagi pengusaha tanaman sayur untuk memproduksi berbagai macam jenis sayuran, meningkatkan, dan memasarkan hasil produksinya secara efektif dan efisien. Penanganan dan pendistribusian sayur yang baik oleh para pengusaha yang bergerak di bidang tanaman sayur, akan mengurangi kemungkinan menurunnya nilai konsumsi sayuran masyarakat. Usaha penanganan sayuran ini memiliki risiko yang tinggi terkait dengan sifat alamiah dari sayuran itu sendiri serta faktor lainnya yang berisiko. Penerapan sistem manajemen risiko pada perusahaan perlu dilakukan untuk meminimalisasi risiko pada perusahaan. Manajemen risiko yang diterapkan dengan baik di perusahaan paling tidak dapat memperbaiki pembuatan keputusan, membantu menghindari kejadian-kejadian yang tidak terduga dan merugikan, dan dapat membantu memperbaiki atau memperbesar kemungkinan keberhasilan kegiatan di perusahaan. 1.2 Perumusan Masalah CV Bimandiri merupakan salah satu perusahaan distributor sayuran pada tingkat pedagang besar (wholesale market). Perusahaan yang terletak di daerah Lembang, Bandung, Jawa Barat ini memasok kurang lebih 148 jenis sayuran setiap harinya. Kegiatan utama perusahaan ini adalah menampung dan mendistribusikan sayuran dari petani sampai ke konsumen, yaitu ke pasar

21 swalayan (Carrefour dan Hypermart) dengan daerah pemasaran, Jakarta, Bekasi, Bandung, Tangerang, dan sekitarnya. Pemasaran sayuran secara tidak langsung menciptakan keinginan dan pemenuhan kebutuhan akan stimulus tubuh, salah satunya dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Kondisi inilah yang dimanfaatkan oleh CV Bimandiri untuk melakukan usaha pendistribusian sayuran. Usaha ini selain untuk meminimalisasi kemungkinan seseorang tidak dapat mengkonsumsi sayur juga untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan yang mendasar pada konsumen. Sebagai salah satu perusahaan distributor sayuran, CV Bimandiri mengalami fluktuasi dalam omzet penjualannya pada tahun Fluktuasi omzet ini dapat dilihat pada Gambar 1. Rp3,000,000,000 Rp2,500,000,000 Nilai Omzet Rp2,000,000,000 Rp1,500,000,000 Rp1,000,000, Rp500,000,000 Rp- Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Gambar 1. Omzet Penjualan CV Bimandiri Tahun Tahun 2006, fluktuasi omzet penjualan paling tinggi terjadi pada bulan Februari, Maret dan April. Pada tahun 2007, meskipun nilai omzet meningkat dari tahun 2006, namun kecenderungan omzet masih terlihat fluktuatif. Tahun 2008, data omzet penjualan didapat untuk bulan Januari hingga bulan Mei. Meskipun omzet penjualan hanya sampai bulan Mei, namun nilai tersebut juga terlihat

22 fluktuatif. Omzet penjualan sayuran pada tahun 2006 hingga tahun 2008 yang terlihat fluktuatif, terutama pada tahun 2006, mencerminkan adanya gangguan dalam pencapaian tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Gangguan tersebut dapat berupa kejadian-kejadian yang dapat mengakibatkan kerugian (risiko) pada perusahaan. Risiko sering diartikan sebagai ketidakpastian (uncertainty) (Hardanto, 2006). Risiko terkadang dianalisis dan dikelola secara sadar, tetapi ada kalanya risiko diabaikan sama sekali, mungkin karena yang bersangkutan tidak menyadari akibat yang terjadi. Nilai kemungkinan (probability) dan dampak yang dapat menimbulkan kerugian juga berkaitan dengan risiko. Kerugian jika diketahui dengan pasti terjadinya, mungkin dapat direncanakan di awal untuk mengatasinya dengan mengeluarkan ongkos tertentu. Risiko menjadi masalah penting jika kerugian yang ditimbulkannya tidak diketahui secara pasti. CV Bimandiri sebagai pengusaha distributor sayuran tak lepas dari masalah. Tahun 2008 ini masalah yang dihadapi adalah: sayuran mudah rusak, kualitas barang tidak memenuhi standar, adanya sayuran yang dibuang, penyusutan berat, kesalahan pencatatan, dan sebagainya. Masalah tersebut jika diabaikan, meskipun nilainya kecil namun dapat berakibat terhadap kerugian bagi perusahaan. Nilai kerugian karena sayuran yang dibuang dari kegiatan perusahaan pada tahun 2007 dapat dilihat pada Gambar 2.

23 KERUGIAN TAHUN 2007 Kerugian (Rp) 3,500,000 3,000,000 CABAI 2,500,000 TOMAT 2,000,000 1,500,000 KENTANG 1,000, ,000 LETTUCE KOL 0 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI Bulan JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER Gambar 2. Kerugian karena Sayuran yang dibuang CV Bimandiri Tahun 2007 Kerugian terbesar pada tahun 2007 untuk lima komoditi yang diteliti yaitu karena banyaknya sayuran lettuce head yang dibuang, kemudian tomat, cabai, kol, dan kentang. Lettuce head, tomat, cabai, dan kol merupakan sayuran yang cepat meruah, membusuk, dan rusak dibandingkan dengan kentang. Cara penanganan sayuran yang salah akan mempercepat proses pembusukan, perusakan, dan sebagainya. Nilai kerugian pada beberapa komoditi sayuran di CV Bimandiri dapat dikurangi jika risiko-risiko akan kejadian tersebut dapat teridentifikasi dan ditangani sejak awal. CV Bimandiri merupakan suatu unit usaha yang tak lepas dengan adanya risiko penanganan sayuran. Perusahaan jika mengetahui dengan pasti bahwa selalu ada barang dagangannya yang rusak karena kelalaian pegawainya sehingga hal tersebut mempengaruhi penjualan, maka kejadian tersebut dapat menjadi risiko untuk periode selanjutnya. Kemungkinan kejadiankejadian merugikan ini memerlukan penanganan terhadap segala risiko yang ada. Bisnis sayuran di CV Bimandiri memang memiliki risiko cukup tinggi dalam penanganan produknya, karena tidak jarang komoditi ini menjadi cacat atau

24 rusak akibat perlakuan fisik yang kurang hati-hati. Mata rantai penanganan pasca panennya padahal tidak mungkin terhindar dari perlakuan fisik, terutama bila jarak pendistribusian ke konsumen cukup jauh. Permintaan kebutuhan sayuran secara terus menerus mengakibatkan perusahaan harus memasok sayuran secara berkala meskipun dalam skala kecil. Kebutuhan konsumen akan permintaan sayuran jika tidak dapat terpenuhi dengan baik akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Sebagai tambahan, tekanan untuk memperbaiki kinerja perusahaan, sesuai dengan permintaan konsumen dan menurunkan biaya, mendesak suatu organisasi dalam perusahaan untuk menghindari permasalahan yang membutuhkan biaya tinggi, untuk selanjutnya mengelola risiko secara efektif. Kebutuhan akan adanya sistem dan proses pengelolaan risiko perusahaan yang terpadu juga dapat disebabkan oleh adanya faktor kemampuan sumber daya manusia (Djohanputo, 2008). Kemampuan sumber daya manusia ini terkait dengan manajemen risiko yang harus terus menerus disesuaikan dengan tantangan yang terus berkembang, dan untuk meningkatkan kesadaran seluruh karyawan mengenai risiko serta mengembangkan budaya manajemen risiko kepada seluruh jenjang organisasi. CV Bimandiri perlu untuk menganalisis risiko-risiko yang terdapat di dalam perusahaan dan melakukan tindakan penanganan untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya dan meminimalisasi kerugian dari berbagai aktivitas perusahaan. Kountur (2008) berpendapat bahwa unit di dalam perusahaan yang belum memiliki peta risiko dan status risiko, belum bisa dikatakan telah menjalankan sistem manajemen risiko dengan baik. Setidaknya, dengan

25 menganalisis manajemen risiko operasional di CV Bimandiri ini dapat berguna untuk menyediakan informasi dan perspektif terhadap manajemen risiko dari kegiatan penanganan sayuran di perusahaan, menghindari potensi kerugian yang relatif besar, dan melihat aktivitas-aktivitas apa saja yang dapat mempengaruhi manajemen risiko perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Risiko apa saja yang dihadapi berkaitan dengan kegiatan penanganan (processing) sayuran di CV Bimandiri? 2. Strategi penanganan apakah yang dapat diterapkan untuk menangani risikorisiko yang terdapat pada CV Bimandiri? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis risiko-risiko yang terdapat pada berbagai komoditas sayuran di CV Bimandiri. 2. Menganalisis alternatif penanganan risiko di CV Bimandiri. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitan diharapkan dapat berguna bagi : 1. Pihak perusahaan dalam hal ini CV Bimandiri, sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan di perusahaan. 2. Penulis, menambah pengetahuan dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama kuliah, serta melatih kemampuan analisis dalam pemecahan masalah.

26 3. Pembaca, agar dapat mengembangkan dan mengaplikasikan penelitian ini serta dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk mengadakan penelitian-penelitian selanjutnya. Semoga hasil penelitian ini berguna dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian 1. Penelitian ini menggunakan metode aproksimaks untuk memperoleh nilai probabilitas dan dampak risiko. Data tersebut digunakan untuk pengukuran risiko untuk komoditi: kentang, kol, tomat, lettuce head, dan cabai merah di unit processing. 2. Pengamatan dan identifikasi mengenai risiko perusahaan dilakukan di unit penanganan (processing) sayuran, dengan pertimbangan pada kegiatan tersebut berlangsung proses penanganan pasca panen dan berhubungan dengan sifat sayuran yang mudah rusak atau busuk. 3. Responden dalam penelitian ini adalah responden internal yaitu, pihak manajemen perusahaan bagian operasional yang terdiri dari manajer processing, distribusi, serta general manajer operasional. Responden dibutuhkan sebagai sumber untuk wawancara dan penilaian risiko. 4. Dalam penentuan pengamatan risiko yang dilakukan, hanya dibatasi untuk 5 komoditi sayuran yaitu, tomat, kol, kentang, lettuce head dan cabai merah, dengan pertimbangan bahwa komoditas tersebut merupakan komoditi yang tinggi permintaanya. Jika risiko yang timbul pada komoditi ini tidak dikelola dengan baik maka secara tidak langsung akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

27 5. Kategori risiko yang ditelaah dalam penelitian analisis manajemen risiko ini adalah risiko operasional, yaitu risiko yang mencakup sumberdaya manusia, sistem dan prosedur, proses dan teknologi serta faktor eksternal.

28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan tentang Sayuran Sesuai dengan pernyataan Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura dalam Rahardi (2006), komoditas sayuran sedikitnya memiliki tiga peranan strategi dalam pembangunan dan perekonomian Indonesia, yaitu: 1. Sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat. 2. Salah satu sumber devisa negara non migas. 3. Bahan makanan masyarakat khususnya sumber vitamin dan mineral. Sayuran memiliki kontribusi tinggi dalam memenuhi gizi manusia seperti serat, vitamin, kalsium, zat besi, dan gizi lainnya yang dapat mencegah kehadiran penyakit. Sayuran mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakan dengan komoditi hortikultura lainnya. Sifat-sifat sayuran menurut Rahardi (2006) adalah: 1. Tidak tergantung musim Sayur-sayuran dibedakan menjadi tanaman sayur semusim dan tahunan. Produk sayuran tersebut setiap hari dapat kita peroleh. Walaupun ada juga beberapa jenis sayuran tahunan yang pada saat-saat tertentu jumlahnya sedikit dan harganya mahal, tetapi pada saat panen raya harganya kembali normal. Karena tidak tergantung musim maka sayuran dapat dibudidayakan kapan saja asal syarat tumbuhnya terpenuhi. 2. Mempunyai risiko tinggi Produk sayur-sayuran umumnya mempunyai sifat mudah busuk sehingga umur tampilannya pendek. Seiring dengan berlalunya waktu, harganya juga

29 semakin turun sampai akhirnya tidak bernilai sama sekali. Komoditas sayuran ada juga yang tahan lama. Komoditas yang tergolong jenis ini umumnya sayuran umbi, antara lain kentang. Jenis sayuran yang tergolong tahan lama ini tetap saja berisiko tinggi dalam penanganannya, karena tidak jarang komoditas ini menjadi cacat/ rusak akibat perlakuan fisik yang kurang hati-hati. 3. Perputaran modalnya cepat Sayuran walaupun risikonya tinggi, namun perputaran modalnya cepat. Hal ini erat kaitannya dengan umur tanaman untuk produksi yang singkat dan adanya permintaan pasar yang tidak pernah berhenti karena setiap orang membutuhkan sayuran. 4. Sifat sayuran karena mudah busuk atau rusak dan umur tampil yang pendek, maka letak lokasi usaha dari produsen ke konsumen sebaiknya lebih dekat. Keadaan ini sangat menguntungkan karena dapat menghemat biaya transportasi. Sayuran meskipun memiliki karakteristik sendiri yang membedakan dengan produk hortikultura lainnya, ternyata komoditas sayuran sebagai salah satu komoditas hortikultura juga memiliki kesamaan yang mendasar dengan produk hortikultura lainnya, antara lain (Rahardi, 2006) : 1. Dipanen dan dimanfaatkan dalam keadaan hidup atau segar, sehingga bersifat mudah rusak (perishable) karena masih ada proses-proses kehidupan yang berjalan. 2. Komponen utama mutu ditentukan oleh kandungan air, bukan oleh kandungan bahan kering. 3. Kadar air tinggi, yang berimplikasi pada mahalnya biaya transportasi dan perlu adanya pengawetan dan teknologi khusus.

30 4. Bersifat meruah (voluminous), berdampak pada mahalnya biaya transportasi dan perlu adanya tempat penyimpanan atau ruangan khusus untuk mempertahankan kesegaran dan mutu produk. 5. Harga pasar ditentukan oleh mutunya atau kualitasnya, bukan oleh kuantitasnya saja. Kualitas yang dimaksud dapat dilihat dari: warna, serat, rasa, kandungan gizi, packaging dan penyajian. 6. Sayuran dari segi gizi merupakan sumber vitamin dan mineral. 7. Pengusahaan intensif, budidayanya bersifat padat modal, padat tenaga kerja, dan padat teknologi. 8. Perlakuan pasca panen, dapat dilakukan dengan metode pengawetan dengan teknologi khusus untuk menjaga buah dan sayur dalam keadaan segar. Sunarjono (2002), berpendapat dalam bisnis sayuran terdapat tiga pendukung utama yang memegang peran penting pada sistem distribusinya. Ketiganya adalah: 1. Konsumen sebagai pembeli terakhir suatu produksi sayuran. 2. Produsen atau petani sayuran, secara langsung berhubungan dengan proses produksi sayuran. 3. Pengusaha perantara yang tidak berhubungan langsung dengan proses sayuran, melainkan sebagai penyalur produksi sayuran. Pengusaha perantara ini dinilai penting pada bisnis sayuran karena : 1. Tidak semua informasi pasar diketahui oleh pengusaha produksi sayuran. 2. Meningkatnya biaya produksi, sehingga lebih menguntungkan menggunakan jasa penyalur.

31 3. Kesibukan produsen untuk kelancaran proses produksi sayuran mengharuskan memakai jasa penyalur. 4. Semakin jauhnya jarak konsumen yang harus dilalui untuk bertemu dengan produsen sayuran. 2.2 Definisi Risiko Basyaib (2007) mendefinisikan risiko itu sendiri sebagai peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan, sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif tadi. Kejadian risiko merupakan kejadian yang memunculkan peluang atau kerugian terjadinya hasil yang tidak diinginkan. Sementara itu kerugian risiko memiliki arti kerugian yang diakibatkan kejadian risiko baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerugian itu sendiri dapat berupa kerugian finansial maupun kerugian non-finansial. Muslich (2007) memberikan pengertian bahwa risiko adalah seluruh hal yang dapat mengakibatkan kerugian. Risiko itu sendiri secara umum dapat didefinisikan sebagai bentuk-bentuk peristiwa yang mempunyai pengaruh terhadap kemampuan seseorang atau sebuah institusi untuk mencapai tujuannya. Tiga unsur penting dari sesuatu yang dianggap sebagai risiko (Kountur, 2008): 1. Merupakan suatu kejadian. 2. Kejadian tersebut masih merupakan kemungkinan, jadi bisa saja terjadi bisa tidak terjadi. 3. Jika sampai terjadi, akan menimbulkan kerugian.

32 Risiko tidak hanya berkenaan dengan hal buruk yang mungkin terjadi tetapi juga hal buruk yang tidak terjadi. Apabila risiko tidak dapat dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai implikasi, antara lain ( Tampubolon, 2004): 1. Munculnya risiko dapat diprediksi, tetapi sulit dihindari, sehingga sulit diambil suatu tindakan guna menghindari kerugian akibat terjadinya risiko tersebut. 2. Menyebabkan kerugian finansial secara nyata. 3. Menimbulkan kesulitan yang signifikan, seperti menambah volume pekerjaan, tenaga orang, dan sebagainya. 4. Kehilangan kepercayaan dari konsumen. Kepercayaan konsumen merupakan suatu faktor penting dalam dunia usaha, karena sulit untuk mengembalikan kepercayaan dari konspumen, yang berarti pada akhirnya sulit juga untuk memasarkan produk dan atau jasa perusahaan. 2.3 Kategori Risiko Risiko dapat dikategorikan dari sudut pandang penyebab timbulnya risiko, akibat yang ditimbulkan, aktivitas yang dilakukan, dan kejadian yang terjadi (Kountur, 2008) Risiko dari Sudut Pandang Penyebab Sofyan (2004), menyebutkan faktor-faktor penyebab munculnya risiko itu pada umumnya berasal dari dua sumber, yakni sumber intern dan sumber ekstern. Sumber intern umumnya memiliki risiko lebih kecil. Hal ini dapat terjadi karena masalah intern itu umumnya lebih mudah untuk dikendalikan dan bersifat pasti.

33 Sumber ekstern umumnya jauh di luar kendali si pembuat keputusan, antara lain muncul dari pasar, ekonomi, politik suatu negara, perkembangan teknologi, perubahan sosial budaya suatu daerah atau negara, kondisi suplai atau pemasok, kondisi geografi dan kependudukan, serta perubahan lingkungan dimana perusahaan itu didirikan. Perusahaan menghadapi berbagai macam risiko yang berasal dari faktor eksternal dan internal organisasi. Terdapat beberapa risiko spesifik yang dipicu oleh faktor internal dan eksternal (Siahaan, 2007). Risiko tersebut lebih lanjut dapat dikategorikan sebagai risiko keuangan dan risiko operasional 1. Risiko Keuangan Risiko keuangan adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor keuangan seperti harga, tingkat bunga, dan mata uang asing. Potensi terjadinya kerugian keuangan karena pemicunya dari luar organisasi (eksternal), di luar kemampuan organisasinya mengendalikannya. 2. Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko-risiko yang disebabkan oleh faktor -faktor non-keuangan. Djohanputro (2008) berpendapat bahwa risiko operasional adalah potensi penyimpangan dari hasil yang diharapkan karena tidak berfungsinya suatu sistem, SDM, proses internal dan faktor eksternal lainnya Risiko dari Sudut Pandang Akibat 1. Risiko Murni versus Risiko Spekulatif. Risiko dianggap sebagai risiko murni jika suatu ketidakpastian terjadi, maka kejadian tersebut pasti menimbulkan kerugian. Tidak ada kemungkinan kejadian

34 akan menghasilkan keuntungan. Kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. Perusahaan menghadapi berbagai hal dalam risiko ini. Contohnya adalah, barang rusak karena terbakar, barang terhanyut banjir, kerusakan mesin, dan kehancuran gedung. Kebalikan risiko murni adalah risiko spekulatif, yaitu ketidakpastian apakah akan terjadi untung atau kerugian. Menurut Hanafi (2006), risko spekulatif adalah risiko dimana kita mengharapkan terjadinya kerugian dan juga keuntungan. Contoh risiko ini adalah usaha bisnis. Kerugian akibat risiko spekulatif akan merugikan individu tertentu, tetapi akan menguntungkan individu lainnya. 2. Risiko Statis versus Risiko Dinamis Risiko statis mungkin sifatnya murni atau spekulatif, asalnya dari masyarakat yang tidak berubah yang berada dalam keseimbangan stabil. Munculnya risiko statis ini dari kondisi keseimbangan tertentu. Contoh risiko murni statis adalah, ketidakpastian dari terjadinya sambaran petir dan angin topan. Risiko dinamis mungkin murni mungkin juga spekulatif. Contoh sumber risiko dinamis adalah urbanisasi, perkembangan teknologi yang kompleks dan perubahan undangundang atau peraturan pemerintah. 3. Risiko Subjektif versus Risiko Objektif Risiko subjektif adalah, berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang mengalami ragu-ragu atau cemas akan terjadinya kejadian tertentu. Subjektif atas risiko tertentu mungkin juga sifatnya murni atau spekulatif, dan statis atau dinamis. Intinya, risiko subjektif adalah ketidakpastian secara kejiwaan yang berasal dari sikap mental atau kondisi pikiran seseorang. Risiko objektif adalah, probabilita penyimpangan aktual dari yang diharapkan (dari rata-rata) sesuai

35 pengalaman. Risiko objektif lebih mudah diamati secara akurat dibandingkan dengan risiko subjektif, karena itu dapat diukur Risiko dari Sudut Pandang Aktivitas Aktivitas yang dapat menimbulkan risiko ada berbagai macam, misalnya aktivitas pemberian kredit, risikonya disebut risiko kredit. Seseorang yang melakukan perjalanan juga dapat menghadapi risiko, yang disebut risiko perjalanan. Banyaknya risiko dari sudut pandang aktivitas sebanyak jumlah aktivitas yang ada Risiko dari Sudut Pandang Kejadian Umumnya terdapat beberapa kejadian dalam suatu aktivitas pada, sehingga kejadian adalah salah satu bagian dari aktivitas. Sebagai contoh, dari sudut pandang penyebabnya, risiko kebakaran termasuk kateori risiko operasional karena disebabkan oleh faktor-faktor operasional, dan bukan faktor keuangan. Risiko kebakaran termasuk kateori risiko murni dari sudut pandang akibatnya, karena kebakaran jika terjadi yang ada hanya rugi saja. Risiko kebakaran dapat dimasukkan sebagai salah satu bagian dari aktivitas,, misalnya mengendarai mobil. Risiko agar dapat dikelola dengan baik maka dapat dinyatakan berdasarkan kejadiannya. 2.4 Konsep Manajemen Risiko Risiko berarti suatu kerugian. Manajemen merupakan usaha untuk menggunakan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sofyan (2004),

36 mencoba mendefinisikan manajemen risiko dengan menggabungkan kedua kata tersebut, dan mengartikan manajemen risiko sebagai usaha seorang manajer untuk mengatasi kerugian secara rasional sebagai usaha agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Manajemen risiko dalam pengertian luas adalah seni pembuatan keputusan dalam dunia yang penuh ketidakpastian (Basyaib, 2007). Keputusan, melibatkan sejumlah risiko dan imbalan. Sebuah pilihan antara melakukan sesuatu yang aman dan mengambil risiko. Menurut Siahaan (2007), manajemen risiko adalah perbuatan (praktik) dengan manajemen risiko, menggunakan metode dan peralatan untuk mengelola risiko sebuah proyek. Manajemen risiko juga dapat diartikan sebagai kegiatan atau proses yang terarah dan bersifat proaktif, yang ditujukan untuk mengakomodasi kemungkinan gagal pada salah satu, atau sebagian dari sebuah transaksi atau instrumen (Tampubolon, 2004). Pembentukan sejumlah alternatif dan penilaian probabilitas diperlukan dalam manajemen risiko. Tanpa alternatif tindakan, maka tidak ada yang dapat dijadikan keputusan dan dengan penilaian probabilitas dapat diperkirakan konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap tindakan. Manajemen risiko juga merupakan cara untuk menangani semua risiko yang ada di dalam perusahaan tanpa memilih risiko-risiko tertentu saja. Perusahaan yang melakukan proses manajemen risiko dapat memperkirakan skenario terburuk yang potensial terjadi terhadap perusahaan dan dampaknya. Perusahaan juga dapat mengalokasikan dana dan modal yang sengaja dicadangkan untuk menanggung potensi kerugian yang tidak dialihan kepada pihak lain. Selain itu, perusahaan yang melakukan proses manajemen risiko dan memasukkan

37 dalam setiap pengambilan keputusan bisnisnya diharapkan dapat lebih survive, karena potensi risiko yang akan terjadi sudah diperhitungkan. Pada intinya, dalam pengorganisasian manajemen risiko perusahaan terdapat proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, dan mengembangkan alternatif penanganan risiko, dan memonitor dan mengendalikan implementasi penanganan risiko (Djohanputro, 2008). Tak luput dari adanya pengawasan dan pengendalian risiko ini diperlukan evaluasi dari pihak berkepentingan terhadap sistem manajemen risiko ini. Siklus manajemen risiko perusahaan ini tampak dalam Gambar 3. Evaluasi Pihak Berkepentingan Identifikasi Risiko Pengawasan dan Pengendalian Risiko Pengukuran Risko Model Pengelolaan Risiko Pemetaan Risiko Sumber: Djohanputro, 2008 Gambar 3. Siklus Manajemen Risiko Perusahaan 2.5 Penelitian-Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan konsep risiko dan relevan dengan penelitian ini yaitu, penelitian mengenai risiko diversifikasi, risiko portofolio, manajemen risiko, dan mengenai risiko produksi. Penelitian mengenai risiko diversifikasi usaha sayuran dilakukan oleh Sulistiyawati (2005), dengan skripsinya yang berjudul Analisis Pendapatan dan Risiko Diversifikasi Usahatani

38 Sayur-Sayuran pada Perusahaan Pacet Segar, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Secara umum, penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat pendapatan dan risiko, tingkat keamanan usaha, dan menentukan alternatif diversifikasi antar komoditas sayuran yang diusahakan oleh perusahaan Pacet Segar. Metode analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan, analisis imbangan penerimaan biaya dan analisis risiko (metode koefisien korelasi, single index portofolio dan linier programming). Dari hasil analisis efisiensi pendapatan usahatani, secara umum pendapatan usahatani komoditas sayuran unggulan di Pacet Segar selama periode Juli 2002 sampai dengan Juni 2003 telah efisien, dinilai dari R/C rasio yang lebih dari satu (R/C >1). Untuk usahatani daun bawang besar dan jagung acar lebih efisien dibandingkan dengan komditas sayuran, nilai R/ C rasio rata-ratanya sebesar 1,50 dan 1,51. Hasil analisis korelasi memperlihatkan bahwa nilai koefisien korelasi rata-rata positif kecuali kombinasi wortel dan sawi putih (-0,01), demikian juga kombinasi antara brokoli dan sawi putih (-0,01). Ini berarti jika komoditas wortel besar mengalami peningkatan pendapatan maka komoditas sawi putih pun demikian pula. Dari hasil penelitian ini disebutkan bahwa komoditas jagung acar memiliki rasio total yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat risiko yang dihadapi oleh komoditas lain. Jika dilihat dari optimalisasi pendapatan dan risiko, komoditas daun bawang besar, bunga kol, wortel baby dan wortel besar memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan tingkat risiko yang dihadapi komoditi lain. Penelitian tentang Optimalisasi Pendapatan dengan Melakukan Minimisasi Risiko Portofolio Diversifikasi Produk-Produk Herbisida dilakukan oleh Widodo (2003), dengan menggunakan metode Indeks Portofolio. Di dalam

39 penelitiannya bertujuan menentukan kombinasi portofolio untuk meminimumkan risiko. Dari hasil penelitian optimalisasi yang dilakukan, menghasilkan kombinasi portofolio yang mampu memberikan pendapatan yang optimal, dan analisis tingkat risiko. Dalam kondisi aktual yang dianalisis, perusahaan mengalokasikan total produknya menjadi 6 produk. Alokasi untuk produk Eagle sebesar 1, 44 persen, 81,94 persen untuk Roundup, 13, 89 persen untuk Polaris, produk Spark sebesar 1,79 persen, 0,09 persen untuk Roundup-WSG dan 0,85 persen untuk Polado. Hasil analisis optimal kemudian terjadi penyesuaian kombinasi alokasi total modal untuk keenam produk yaitu, 3,90 persen untuk Eagle, 65,48 persen Roundup, 23,12 persen Polaris, 3,70 persen Spark, 0,40 persen Roundup-WSG, dan 3,40 persen untuk Polado. Kombinasi alokasi modal optimal ini dapat menekan tingkat risiko hingga sebesar 19,90 persen dari tingkat risiko aktual perusahaan. Jika dikonversikan ke dalam rupiah, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan kerugian akibat fluktuasi penerimaan sebesar Rp (pembulatan), selain itu dengan kombinasi alokasi modal optimal, tingkat penerimaan perusahaan juga meningkat sebesar 6,65 persen dari tingkat penerimaan aktual. Dengan alokasi modal optimal yang ia teliti ini, perusahaan tempat ia melakukan penelitian dapat memperoleh manfaat ganda, yaitu berupa penurunan tingkat risiko dan peningkatan penerimaan. Wahyu (2004), menggunakan model Single Index Portofolio untuk melihat apakah alokasi modal yang telah dilakukan untuk memasarkan produk sari mengkudu pada CV Morinda House telah efisien. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa, kegiatan pemasaran kelompok komoditas yang dilakukan ternyata belum optimal jika ditinjau dari segi proporsi aloaksi modal. Kombinasi alokasi modal

40 optimal untuk menekan tingkat risiko portofolio dan meningkatkan keuntungan adalah masing-masing sebesar 10,61 untuk kelompok komoditas Raos Nusaena, 32,44 persen untuk Morinda Bogor dan 29,3 persen untuk Morinda Kapsul, sedangkan kelompok produk Mengkudu Juice alokasi modal yang dilakukan sudah optimal untuk menekan tingkat risiko portofolio perusahaan. Keuntungan lain yang diperoleh dari hasil analisis optimalisasi ini yaitu meningkatnya keuntungan perusahaan, dari Rp menjadi Rp , atau naik 116,59 persen. Adinarmiharja (2003), mahasiswa pascasarjana ini meneliti tentang Pengaruh Manajemen Risiko dalam Peningkatan Omset Penjualan Nata de Coco, melalui observasi secara langsung. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah, analisis korelasi dan interkorelasi, analisa faktor, analisis peubah penentu, analisis regresi dan uji model. Faktor-faktor manajemen risiko yang tidak dapat dihindari dalam peningkatan omzet penjualan pada industri kecil nata de coco adalah pengaruh harga bahan baku dan kualitas sumberdaya manusia (SDM) dari hasil analisis tersebut. Hal ini dapat tercermin dari beberapa hasil uji statistika, dimana pada akhirnya model yang dipilih adalah regresi linier (R 2 = 0,748) mempertimbangkan nilai adjusted R 2 lebih besar dari model non linier (R 2 = 0,711). Risiko yang terkait dengan SDM dapat terjadi karena jumlah pegawai yang tidak mencukupi, kurangnya pembinaan kepada pekerja, penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan kualifikasi dan ketergantungan pada beberapa kunci (key person). Untuk risiko yang terkait dengan fluktuasi harga bahan baku, dapat terjadi karena perusahaan kurang dapat memprediksi permintaan produk dan kurang dapat melakukan pilihan lokasi pasar. Faktor-

MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT. Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A

MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT. Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A 14105623 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT X. Oleh : ENY PUJIHASTUTI A

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT X. Oleh : ENY PUJIHASTUTI A ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT X Oleh : ENY PUJIHASTUTI A14105541 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

Tahun Bawang

Tahun Bawang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A14104024 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun (Miliar Rupiah) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang luas dan sebagian besar penduduknya adalah petani. Hal ini menyebabkan pertanian merupakan menjadi tulang punggung dalam pembangunan nasional

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI Oleh: ARIEF FERRY YANTO A14105515 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A14103687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP KINERJA ORGANISASI KELOMPOK USAHA TANAMAN HIAS AKUARIUM (KUTHA) BUNGA AIR DI DESA CIAWI, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP KINERJA ORGANISASI KELOMPOK USAHA TANAMAN HIAS AKUARIUM (KUTHA) BUNGA AIR DI DESA CIAWI, KABUPATEN BOGOR ANALISIS PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP KINERJA ORGANISASI KELOMPOK USAHA TANAMAN HIAS AKUARIUM (KUTHA) BUNGA AIR DI DESA CIAWI, KABUPATEN BOGOR Oleh : Topan Candra Negara A14105618 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

: NUSRAT NADHWATUNNAJA A

: NUSRAT NADHWATUNNAJA A ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PAPRIKA HIDROPONIK DI DESA PASIR LANGU, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG Oleh : NUSRAT NADHWATUNNAJA A14105586 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wortel merupakan salah satu tanaman sayuran yang digemari masyarakat. Komoditas ini terkenal karena rasanya yang manis dan aromanya yang khas 1. Selain itu wortel juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di daerah tropis karena dilalui garis khatulistiwa. Tanah yang subur dan beriklim tropis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin tinggi, hal tersebut diwujudkan dengan mengkonsumsi asupan-asupan makanan yang rendah zat kimiawi sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS VOLATILITAS HARGA SAYURAN DI PASAR INDUK KRAMAT JATI OLEH ACHMAD WIHONO H

ANALISIS VOLATILITAS HARGA SAYURAN DI PASAR INDUK KRAMAT JATI OLEH ACHMAD WIHONO H ANALISIS VOLATILITAS HARGA SAYURAN DI PASAR INDUK KRAMAT JATI OLEH ACHMAD WIHONO H14053966 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN ACHMAD WIHONO.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan yang bidang pekerjaannya berhubungan dengan pemanfaatan alam sekitar dengan menghasilkan produk pertanian yang diperlukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki tanaman pangan maupun hortikultura yang beraneka ragam. Komoditas hortikultura merupakan komoditas pertanian yang memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

Sumber : Pusdatin dan BPS diolah, *) angka sementara.

Sumber : Pusdatin dan BPS diolah, *) angka sementara. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat diperlukan bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat Indonesia. Potensi pertanian di Indonesia tersebar secara merata di seluruh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian di masa depan. Globalisasi dan liberalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, pertanian sayuran sudah cukup lama dikenal dan dibudidayakan.

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, pertanian sayuran sudah cukup lama dikenal dan dibudidayakan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, pertanian sayuran sudah cukup lama dikenal dan dibudidayakan. Penanaman komoditas sayuran tersebar luas di berbagai daerah yang cocok agroklimatnya.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan hasil penelusuran teori-teori terdahulu terkait dengan pengertian risiko,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Risiko Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian sayuran sudah cukup lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. Penanaman komoditas sayuran tersebar luas di berbagai daerah yang cocok agroklimatnya. Budidaya

Lebih terperinci

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan PENDAHULUAN Latar belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A14105608 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA. Oleh: JUMINI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA. Oleh: JUMINI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA Oleh: A 14105565 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN.

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI CABANG USAHATANI CABAI MERAH. Oleh : EKO HENDRAWANTO A

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI CABANG USAHATANI CABAI MERAH. Oleh : EKO HENDRAWANTO A ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI CABANG USAHATANI CABAI MERAH Oleh : EKO HENDRAWANTO A14105535 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN EKO

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan mineral serta bernilai ekonomi tinggi. Sayuran memiliki keragaman yang sangat banyak baik

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari peneliti yang didasarkan atas pengetahuan, teori dan dalil dalam upaya menjawab tujuan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MAULANA YUSUP H34066080 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN MENDASARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis LOUR var) MELALUI TENGKULAK (Studi Kasus Desa Wringinagung Kecamatan Gambiran Kabupaten

Lebih terperinci

USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT. Oleh: DAVID ERICK HASIAN A

USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT. Oleh: DAVID ERICK HASIAN A USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT Oleh: DAVID ERICK HASIAN A 14105524 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING DEWA DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK JAWA BARAT OLEH : SARI NALURITA A

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING DEWA DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK JAWA BARAT OLEH : SARI NALURITA A ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING DEWA DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK JAWA BARAT OLEH : SARI NALURITA A 14105605 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan

Lebih terperinci

Objek akan menjadi suci apabila hati nurani mampu menghayati sebagai yang tersuci dan Sesuatu menjadi indah apabila matahati merasakan keindahan.

Objek akan menjadi suci apabila hati nurani mampu menghayati sebagai yang tersuci dan Sesuatu menjadi indah apabila matahati merasakan keindahan. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS SAYURAN UNGGULAN (Kasus Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Dan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat) Oleh : ENCEP ZACKY KOERDIANTO

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL ( Studi Kasus Di Pasar Baru Bogor) Oleh : FITRIA FISSAMAWATI A

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL ( Studi Kasus Di Pasar Baru Bogor) Oleh : FITRIA FISSAMAWATI A ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL ( Studi Kasus Di Pasar Baru Bogor) Oleh : FITRIA FISSAMAWATI A 14105548 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A

ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A14105629 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEPOK VARIETAS DEWA-DEWI (Averrhoa carambola L)

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEPOK VARIETAS DEWA-DEWI (Averrhoa carambola L) ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEPOK VARIETAS DEWA-DEWI (Averrhoa carambola L) Oleh : AKBAR ZAMANI A. 14105507 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT Oleh: NORTHA IDAMAN A 14105583 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.hal ini dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang diartikan pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A 14104631 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

KESENJANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR PRODUK PERTANIAN ANTARA KAWASAN BARAT DENGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA. Disusun Oleh: Ainun Mardiah A

KESENJANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR PRODUK PERTANIAN ANTARA KAWASAN BARAT DENGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA. Disusun Oleh: Ainun Mardiah A KESENJANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR PRODUK PERTANIAN ANTARA KAWASAN BARAT DENGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA Disusun Oleh: Ainun Mardiah A14303053 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI USAHATANI ASPARAGUS (Asparagus officionalis) RAMAH LINGKUNGAN, PT AGRO LESTARI, BOGOR HERLIANA RIDHAWATI A

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI USAHATANI ASPARAGUS (Asparagus officionalis) RAMAH LINGKUNGAN, PT AGRO LESTARI, BOGOR HERLIANA RIDHAWATI A KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI USAHATANI ASPARAGUS (Asparagus officionalis) RAMAH LINGKUNGAN, PT AGRO LESTARI, BOGOR HERLIANA RIDHAWATI A14105555 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI NASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA KEDELAI NASIONAL.

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI NASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA KEDELAI NASIONAL. PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI NASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA KEDELAI NASIONAL Oleh : DEDY MARETHA A14104530 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR Disusun Oleh : SEVIA FITRIANINGSIH A 14104133 PROGRAM

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko Secara sederhana, risiko diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan, sedangkan ketidakpastian merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI RUMAHTANGGA PETANI WORTEL DI DESA SUKATANI KECAMATAN PACET KABUPATEN CIANJUR PROPINSI JAWA BARAT. Oleh: KRUSTIN HALYANI A

ANALISIS KONSUMSI RUMAHTANGGA PETANI WORTEL DI DESA SUKATANI KECAMATAN PACET KABUPATEN CIANJUR PROPINSI JAWA BARAT. Oleh: KRUSTIN HALYANI A ANALISIS KONSUMSI RUMAHTANGGA PETANI WORTEL DI DESA SUKATANI KECAMATAN PACET KABUPATEN CIANJUR PROPINSI JAWA BARAT Oleh: KRUSTIN HALYANI A14301085 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komoditas Sayuran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komoditas Sayuran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komoditas Sayuran Sayuran memiliki peran penting untuk kesehatan manusia, karena sayuran banyak dibutuhkan manusia untuk beberapa macam manfaat yang salah satunya untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. majunya gizi pangan, masyarakat semakin sadar akan pentingnya sayuran sebagai

BAB I PENDAHULUAN. majunya gizi pangan, masyarakat semakin sadar akan pentingnya sayuran sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat. Dengan semakin majunya gizi pangan, masyarakat semakin sadar akan pentingnya sayuran sebagai asupan gizi. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial dalam memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi dan memegang peranan penting

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI PESTISIDA DAN NON PESTISIDA DI DESA PURWASARI, KECAMATAN DARMAGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT. Oleh: VERRA ANGGREINI A

ANALISIS USAHATANI PADI PESTISIDA DAN NON PESTISIDA DI DESA PURWASARI, KECAMATAN DARMAGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT. Oleh: VERRA ANGGREINI A ANALISIS USAHATANI PADI PESTISIDA DAN NON PESTISIDA DI DESA PURWASARI, KECAMATAN DARMAGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh: VERRA ANGGREINI A14101021 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis dan relatif subur. Atas alasan demikian Indonesia memiliki kekayaan flora yang melimpah juga beraneka ragam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Luas wilayah Indonesia dengan keragaman agroklimatnya

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Kasus Kemitraan Peternak Plasma Rudi Jaya PS Sawangan, Depok) Oleh : MAROJIE FIRWIYANTO A 14105683 PROGRAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang

I. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Salah satu komoditas pertanian khas tropis yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR

OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR OLEH ARI MURNI A 14103515 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor) Oleh: WAHYU PURBIANTORO A 14103605 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

(Isian dalam Bilangan Bulat) KAB./KOTA : LEBAK 0 2 Tahun 2017 Luas Luas Luas Luas

(Isian dalam Bilangan Bulat) KAB./KOTA : LEBAK 0 2 Tahun 2017 Luas Luas Luas Luas BA PUSAT STATISTIK DEPARTEMEN PERTANIAN LAPORAN TANAMAN SAYURAN BUAH-BUAHAN SEMUSIM RKSPH-SBS (Isian dalam Bilangan Bulat) PROPINSI : BANTEN 3 6 Bulan JANUARI 1 KAB./KOTA : LEBAK 2 Tahun 217 1 7 Luas Luas

Lebih terperinci

CISARUA, Oleh : A

CISARUA, Oleh : A i ANALISISS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI WORTEL MEMILIH SISTEM PERTANIAN ORGANIK DI DESA TUGU SELATAN, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BOGOR Oleh : AGUNGG BUDI SANTOSO A14104013 PROGRAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara tradisional Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas dan hasil pertanian, dapat diartikan juga sebagai negara yang mengandalkan sektor

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : RIFA ATUL AMALIA HELMY A

OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : RIFA ATUL AMALIA HELMY A OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : RIFA ATUL AMALIA HELMY A14104030 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT Oleh : SUHENDRI A 14105610 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jasmani yang normal membutuhkan pangan yang cukup bergizi. Pangan yang bergizi terdiri dari zat pembakar seperti karbohidrat, zat pembangun misalnya protein,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Studi tentang petani dan usahatani, terutama dari aspek budidaya sudah cukup banyak dilakukan di Indonesia. Namun, kajian dan penelitian dalam hal pemilihan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU PADA PT. ANDATU LESTARI PLYWOOD BANDAR LAMPUNG. Oleh: NOVALINA PURBA A

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU PADA PT. ANDATU LESTARI PLYWOOD BANDAR LAMPUNG. Oleh: NOVALINA PURBA A PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU PADA PT. ANDATU LESTARI PLYWOOD BANDAR LAMPUNG Oleh: NOVALINA PURBA A14105694 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA Oleh : NURSYAMSIYAH A14102046 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian yang berguna untuk membantu menjelaskan secara deskriptif

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep dan Definisi Risiko Menurut Frank Knight, risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A14105570 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan) OLEH:

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan) OLEH: ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan) OLEH: NISA SOFIANI A 14105582 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT SKRIPSI NUR AMALIA SAFITRI H 34066094 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah satu sayuran yang

Lebih terperinci

Oleh : RENIE CONNIE A

Oleh : RENIE CONNIE A ANALISIS PENDAPATAN DAN TITIK IMPAS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH PADA PERUSAHAAN TRISNO INSAN MANDIRI MUSHROOM (TIMMUSH) DESA CIBUNTU KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh : RENIE CONNIE A 14105591

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS (Kasus : Kecamatan Sipahutar, Kababupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara) Oleh : IRWAN PURMONO A14303081 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

DAMPAK KENAIKAN HARGA KEDELAI TERHADAP EFISIENSI TEKNIS DAN PENDAPATAN USAHA TEMPE DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER

DAMPAK KENAIKAN HARGA KEDELAI TERHADAP EFISIENSI TEKNIS DAN PENDAPATAN USAHA TEMPE DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER DAMPAK KENAIKAN HARGA KEDELAI TERHADAP EFISIENSI TEKNIS DAN PENDAPATAN USAHA TEMPE DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER (Studi Kasus di Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor) SILMY AMALIA

Lebih terperinci

OPTIMALISASI DISTRIBUSI SAYURAN DAN BUAH PADA SENTRA AGRO MANDIRI DI KOTA BOGOR. Oleh : Irwan Firdaus A

OPTIMALISASI DISTRIBUSI SAYURAN DAN BUAH PADA SENTRA AGRO MANDIRI DI KOTA BOGOR. Oleh : Irwan Firdaus A OPTIMALISASI DISTRIBUSI SAYURAN DAN BUAH PADA SENTRA AGRO MANDIRI DI KOTA BOGOR Oleh : Irwan Firdaus A 14104572 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN Oleh UUM SUMIATI H34066126 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

SKRIPSI MARIA MONTESORI H

SKRIPSI MARIA MONTESORI H OPTIMALISASI ALOKASI MODAL PORTOFOLIO PEMASARAN PRODUK DENGAN PENDEKATAN MINIMISASI RISIKO PADA LEMBAGA PERTANIAN SEHAT, KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR SKRIPSI MARIA MONTESORI H34066077 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional. Sektor ini berperan sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Selain memiliki masa panen yang cukup pendek, permintaan

Lebih terperinci

PERANAN PESANTREN AL ZAYTUN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN GANTAR, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

PERANAN PESANTREN AL ZAYTUN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN GANTAR, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT PERANAN PESANTREN AL ZAYTUN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN GANTAR, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT OLEH: ARYANI PRAMESTI A 14301019 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK GORENG TERHADAP USAHA PENGGORENGAN KERUPUK DI KOTA BEKASI. Oleh : ANGGUN WAHYUNINGSIH A

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK GORENG TERHADAP USAHA PENGGORENGAN KERUPUK DI KOTA BEKASI. Oleh : ANGGUN WAHYUNINGSIH A ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK GORENG TERHADAP USAHA PENGGORENGAN KERUPUK DI KOTA BEKASI Oleh : ANGGUN WAHYUNINGSIH A14103125 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A

ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A14104684 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor terpenting dalam pembangunan Indonesia, terutama dalam pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci