PEMBELAHAN SEL Oleh: Abdillah Imron Nasution, M. Si Oral Biology PSKG FK Unsyiah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBELAHAN SEL Oleh: Abdillah Imron Nasution, M. Si Oral Biology PSKG FK Unsyiah"

Transkripsi

1

2

3

4 PEMBELAHAN SEL Oleh: Abdillah Imron Nasution, M. Si Oral Biology PSKG FK Unsyiah Ada tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan reduksi). Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru. Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti. Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut: 1. Profase: Pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi kromatid. 2. Metafase: pada tahap ini kromosom/ kromatid berjejer teratur dibidang pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom /kromatid mudah diamati dan dipelajari. 3. Anafase: pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju ke kutub-kutub pembelahan sel. 4. Telofase: pada tahap ini terjadi peristiwa Kariokinesis (pembagian inti menjadi dua bagian) dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian). Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom. Meiosis terbagi menjadi dua tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II. Baik meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. 32 Hal

5 Secara lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II tidak terdapat fase istirahat (interfase). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface. PERBEDAAN ANTARA MITOSIS DENGAN MEIOSIS ASPEK YANG DIBEDAKAN MITOSIS MEIOSIS Tujuan Untuk pertumbuhan Sifat mempertahan-kan diploid Hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anak Sifat sel anak diploid (2n) haploid (n) Tempat terjadinya sel somatis sel gonad 33 Hal

6 PENYEDIAAN ENERGI UNTUK AKTIVITAS SEL Oleh: drh. Abdillah Imron Nasution, M. Si Oral Biology PSKG FK Unsyiah Mitokondria disebut juga sebagai organel intraseluler yang berfungsi sebagai pembangkit energi melalui rantai respirasi komplek. Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi dikenal "The Power House".Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, dan pertumbuhan. Contoh: Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya: C 6 H > 6 H 2 O + 6 CO 2 + Energi (glukosa) Reaksi ini melalui tiga tahap yaitu: Glikolisis, Siklus/ Daur Krebs, dan Transpor elektron. Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut: PROSES AKSEPTOR ATP Glikolisis Glukosa > 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP Siklus Krebs 2 asetil piruvat > 2 asetil KoA + 2 CO 2 2 NADH 2 ATP 2 asetil KoA > 4 CO 2 6 NADH 2 PADH2 Rantai trasnspor elektron 10 NADH > 10 NAD H 2 O 30 ATP 2 FADH2 + O2 > 2 PAD + 2 H 2 O 4 ATP Total 38 ATP 34 Hal

7 APOPTOSIS Oleh: drh. Abdillah Imron Nasution, M. Si Oral Biology PSKG FK Unsyiah Apoptosis dapat terjadi pada kondisi fisiologis maupun patologis dimana yang memegang peranan utama adalah sel. Pada proses apoptosis, sel berperan aktif terhadap kematian dirinya sendiri dan dikode secara genetika serta melalui jalurjalur tertentu. Sel melakukan apoptosis disebabkan oleh dua hal yaitu : 1. Program kematian sel diperlukan untuk perkembangan sel pada mitosis, misalnya pada proses pembentukan jari tangan dan jari kaki pada masa foetus atau terlepasnya lapisan terdalam dari uterus (endometrium) pada saat menstruasi. 2. Program kematian sel diperlukan untuk menghancurkan sel yang mengancam keutuhan organisme, sel yang terinfeksi oleh virus akan di eliminasi oleh sel T sitotoksik melalui proses apoptosis. Perbedaan Nekrosis dan Apoptosis : Nekrosis Apoptosis 1. Terjadi pembengkakan pada mitokondria. 2. Membran plasma pecah. 3. Kromatin mengalami dispersi. 4. Kerusakan dini struktur sel. 5. Diinduksi oleh non-fisiologik, misalnya virus, racun. 6. Fagositosis oleh makrofag. 7. Terjadi akibat respon terhadap inflamasi. 1. Adanya blebbing. 2. Kromatin mengalami kondensasi. 3. Proses endonukleolisis yang terjadi secara aktif. 4. Sel mengalami penyusutan materi (shrinkage) dan berkondensasi membentuk apoptotic bodies yang menjadi target dari sel-sel fagosit, sehingga disebut sebagai sel yang melakukan bunuh diri. 5. Di induksi oleh faktor fisiologik 6. Fagositosis oleh makrofag atau sel lain. 7. Bukan respon terhadap inflamasi Pengatur kematian sel adalah mitokondria karena didalamnya terdapat suatu protein yang dapat melakukan aktivitas apoptosis secara langsung yaitu protein Bcl-2. Ada 2 kelompok protein Bcl-2 yang berperan dalam apoptosis yaitu: 1) Protein Bcl-2 anti-apoptosis yang terdiri dari Bcl-2 dan Bcl-XL yang terdapat pada bagian terluar dari membran mitokondria dan berfungsi untuk menjaga keutuhan sel. 2) Protein pro-apoptosis Bad dan Bax, yang ditemukan pada sitosol yang bekerja sebagai sensor terhadap kerusakan seluler. 35 Hal

8 NEOPLASMA Definisi: Kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terusmenerus secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Klasifikasi neoplasma:tumor jinak dan Tumor ganas A. Jaringan asal Tumor jinak Tumor ganas EPITEL 1. Epitel permukaan skwamosa 2. Epitel kelenjar 3. Epitel villus chorialis (placenta) Papilloma Adenoma Mola hydatidosa Carcinoma Adenocarcinoma Choriocarcinoma B. C. MESODERM 1. Jaringan ikat (fibroblast) 2. Jaringan miksomatosa 3. Jaringan lemak 4. Tulang rawan 5. Tulang 6. Otot polos 7. Otot serat lintang 8. Pembuluh darah 9. Pembuluh limfe 10. Jaringan hemopoietik a. Sumsum tulang b. Jaringan limfoid JARINGAN SARAF 1. Neuroglia Fibroma Myxoma Lipoma Chondroma Osteoma Leiomyoma Rhabdomyoma Hemangioma Lymphangioma Tidak dkenal Glioma (Jarang) Fibrosarcoma Myxosarcoma Liposarcoma Chondrosarcoma Osteogenik sarcoma Leiomyosarcoma Rhabdomyosarcoma Hemangiosarcoma Lymphangiosarcoma Leukimia, Myeloma multiple Lymphoma malignum Glioma D. PIGMENTED EPITHELIUM 1. Melanoblas Nevus pigmentosus Melanoma malignum E. JARINGAN EMBRIONAL 1. Sel totipoten Kista dermoid Teratoma solidum Teratocarcinoma Teratosarcoma Sifat neoplasma: No Tumor Jinak Tumor Ganas Tumor jinak tumbuhnya ekspansif Tidak residif (kambuh) Tidak metastasis Tumor jinak tumbuhnya lambat Tumor ganas tumbuhnya infiltrative Residif Metastasis Tumor ganas tumbuhnya cepat 36 Hal

9 HISTOLOGI TULANG RAWAN, TULANG, & OTOT Oleh: Abdillah Imron Nasution Oral Biology PSKG FK Unsyiah TULANG RAWAN Tulang rawan adalah bentuk khusus jaringan ikat, dengan fungsi utama menyokong jaringan lunak. Tulang ini terdiri atas sel-sel (kondrosit dan kondroblast) dan matriks (serat dan substansi dasar). Matriksnya mengandung serat kolagen atau serat elastin yang member kekuatan dan kelenturan. Akibatnya, tulang memiliki kekuatan regang, penyokong structural, dan memungkinkan fleksibilitas tanpa distorsi. Terdapat tiga jenis tulang rawan di dalam tubuh: hialin, elastin, dan fibrokartilago (tulang rawan fibrosa). Penggolongan ini didasarkan pada jumlah dan jenis serat di dalam matriks. TULANG RAWAN HIALIN Tulang rawan hialin adalah bentuk yang paling umum di dalam tubuh. Pada embrio, tulang rawan hialin berfungsi sebagai model kerangka bagi kebanyakan tulang yang terbentuk melalaui osifikasi endokondral. Pada orang dewasa, sebagian besar tulang rawan hialinnya telah diganti dengan tulang, kecuali tulang rawan permukaan sendi, ujung iga, hidung, larings, dan trakea, serta bronkus. Pada organ yang memiliki tulang rawan hialin, hialin merupakan struktur penting dan penyangga yang fleksibel. HISTOLOGI TULANG RAWAN HIALIN FETUS Kebanyakan gambaran histologisnya terdiri atas kondroblas muda yang masih mirip sel mesenkim, dengan inti sferis dan cabang-cabang sitoplasma. Lakuna belum terbentuk pada tahap ini. Kondroblas yang berjumlah banyak, berkumpul di daerah tertentu dan tersebar secara acak dalam tulang rawan tanpa membentuk kelompok isogen. Matriks tulang rawan disekresikan pada tahap perkembangan ini. Di tepi model tulang rawan, berkumpul sel-sel mesenkim, tersusun paralel. Inti sel ini gepeng memanjang, dan membran sel tidak nampak jelas. Daerah tepi tulang rawan ini berkembang menjadi perikondrium. Bagian dalam perikondrium merupakan lapisan kondrogenik tempat kondroblas berkembang. HISTOLOGI TULANG RAWAN HIALIN DEWASA Sediaan ini memperlihatkan daerah dalam atau sentral tulang rawan hialin. Substansi dasar yang homogen tersebar di dalam matriksnya (5). Di matriks, terdapat rongga-ronga lonjong disebut 49 Hal

10 lakuna berisikan sel tulang rawan dewasa (kondrosit). Pada tulang rawan utuh, kondrosit (1) memenuhi lacuna (2). Setiap sel mempunyai sebuah sitoplasma granular dan sebuah inti kondrosit (3). Selama pembuatan preparat histologik, kondrosit menyusut dan lakuna terlihat sebagai ruang jernih. Matriks tampak homogen dan umumnya mempunyai basofilik; namun kondisi ini dapat bervariasi. Matriks di anatara sel-sel atau kelompok sel disebut matriks interteritorial. Matriks yang lebih basofilik di sekitar sel-sel tulang rawan adalah matriks teritorial. Di sekitar setiap lakuna, matriks membentuk sebuah kapsul tulang rawan tipis (4) HISTOLOGI TULANG RAWAN ELASTIN Tulang rawan elastin berbeda dengan tulan rawan hialin, terutama oleh banyaknya serat elastin di dalam matriks. Serat-serat yang memasuki matrisk tulang rawan dari perikondriom umumnya sebagai serat-serat kecil, dan disebarkan berupa serat-serat yang bercabang dan beranastomosis dengan berbagai ukuran. Ada yang cukup tebal. Densitas serat dalam matriks dianatara tulang rawan elastis, juga diantara daerah berbeda pada tulang rawan yang sama. Seperti pada tulang rawan hialin, kondrosit yang lebih besar di dalam lakuna terlihat pada bagian dalam lempeng. Yang lebih kecil terdapat lebih ke tepi; yang terakhir ini akhirnya beralih menjadi fibroblas dalam perikondrium. Tulang rawan elastis terdapat pada telinga luar (auricula), dinding tuba auditiva (eustachii), epiglottis, dan larings. Tulang rawan elastis, memungkinkan peningkatan fleksibilitas dan dukungan pada organ. HISTOLOGI TULANG RAWAN FIBROKARTILAGO (FIBROSA) Fibrokartilago ditandai berkas-berkas serat kolagen (5), padat, dan tidak teratur. Berbeda dengan jenis tulang rawan lain, fibrokartilago terdiri atas lapisan matriks tulang rawan yang diselingi lapisan serat kolagen padat. Serat kolagen ini terorientasi Lakuna Inti kondrosit 50 H a l

11 ke arah stress fungsi. Fibrokartilago terdapat pada diskus intervertebralis, simpifis pubis, dan sendi tertentu. Fibrokartilago penting untuk daerah yang memerlukan ketahanan, kekuatan peregangan, penambahan beban, dan ketahanan terhadap regangan dan kompresi.perikondrium, yang biasanya terdapat di sekitar tulang rawan hialin dan elastis, tidak terdapat di sini karena tulang tulang rawan fibrosa umumnya membentuk daerah peralihan antara tulang rawan hialin dan tendo atau ligament. Proporsi serta kolagen terhadap matriks, jumlah kondrosit (4), serta susunannya, dapat bervariasi. Serat kolagen mungkin begitu padat sehingga matriks (6) tidak tampak; dalam hal ini, kondrosit dan lakuna tampak menggepeng. Serat-serat dalam satu berkas mungkin paralel, namun arah berkasnya dapat beragam. PERKEMBANGAN TULANG RAWAN Tulang rawan berkembang dari sel-sel mesenkim yang berdiferensiasi menjadi kondroblas. Melalui mitosis, sel-sel ini membelah dan tumbuh, dan membuat matriks tulang rawan dan material ekstrasel. Secara berangsur, kondroblas menjadi dikelilingi matriks ekstrasel dan terperangkap di dalam kompartemen yang disebut lakuna. Sel-sel di dalam lakuna ini adalah sel tulang rawan dewasa yang disebut kondrosit. Beberapa lakuna berisi lebih dari satu kondrosit; kelompok kondrosit ini disebut kelompok isogen. Sel mesenkim dapat juga berkembang menjadi fibroblas yang membentuk perikondrium, yaitu jaringan ikat yang membungkus tulang rawan. Lapisan dalam perikondrium mengandung sel-sel kondrogenik yang dapat berkembang menjadi kondroblas. Tulang rawan bersifat nonvascular, namun dikelilingi jaringan ikat vascular. Semua nutrien masuk dan metabolit keluar dari tulang rawan secara difusi menerobos matriks. Dikarenakan matriks ini masih lunak dan tidak sekeras tulang, pertumbuhannya melalui dua cara secara bersamaan: secara 1) interstisial dan secara 2) aposisional. Pertumbuhan interstisial terjadi melalui mitosis kondrosit di dalam matriks disertai endapan matriks baru diantara sel. Proses ini menambah ukuran tulang rawan dari dalam. Kondrosit yang berikatan dg lakuna di dlm kartilago membelah dan menyekresikan matriks baru dan memperluas/ menambah ukuran kartilago dari dalam. Pertumbuhan tulang rawan berakhir selama periode dewasa.pertumbuhan aposisional terjadi ditepi; kondroblas berdiferensiasi dari jaringan ikat perikondrium bagian dalam menyekresi matriks baru ke permukaan luar kartilago yang sudah ada. TULANG Tulang juga merupakan bentuk khusus jaringan ikat. Seperti jaringan ikat lain, tulang terdiri atas sel, serat, dan matriks. Deposisi mineral di dalam matriks, menyebabkan tulang dapat menahan beban, berfungsi sebagai kerangka bagi tubuh, dan menyediakan tempat penambat bagi otot dan organ. Tulang juga melindungi otak di dalam tengkorak, jantung dan paru dalam toraks, dan organ urinaria dan reproduksi di antara tulang pelvis. Selain itu, tulang berfungsi untuk hemopoiesis (pembentuk sel darah) dan sebagai reservoir kalsium, fosfat, dan 51 Hal

12 mineral lain. Hampir seluruh (99%) kalsium tubuh tertimbun dalam tulang, dan kebutuhan tubuh akan kalsium diambil dari tulang. SEL TULANG DAN OSIFIKASI Tulang dewasa adalah tulang yang sedang berkembang mengandung empat jenis sel yang berbeda: sel osteogenik (osteo-progeneritor), osteoblas, osteosit, dan osteoklas. SEL TULANG Sel osteogenik adalah sel induk pluripoten yang belum berdiferensiasi, berasal dari jaringan ikat mesenkim. Selama perkembangan sel tulang, sel osteogenik berproliferasi melalui mitosis dan berdiferensiasi menjadi osteoblas. Pada tulang dewasa, sel osteogenik dijumpai di luar (pada jaringan ikat periosteum dan di dalam lapisan tunggal endosteum internal). Periosteum dan endosteum menghasilkan osteoblas baru untuk pertumbuhan, remodelling, dan perbaikan tulang. Osteoblas adalah sel utama tulang. Fungsinya adalah untuk membuat, menyekresikan, dan mengendapkan unsur organik matriks tulang baru yang di sebut osteoid. Osteoid adalah matriks tulang belum mengapur yang baru dibentuk yang tidak mengandung mineral; namun, tidak lama setelah deposisi, osteoid segera mengalami mineralisasi dan menjadi tulang. Osteosit adalah sel utama tulang. Seperti kodrosit pada tulang rawan, osteosit inipun terperangkap di dalam matriks tulang di sekitarnya dan di dalam lakuna. Tetapi, berbeda dengan tulang rawan, hanya terdapat satu osteosit dalam satu lakuna. Fungsi utama osteosit adalah mempertahankan matriks tulang. Osteoklas adalah sel multinuklear besar yang terdapat di sepanjang permukaan tulang tempat terjadinya resopsi, remodelling, dan perbaikan tulang. Fungsi utamanya adalah meresorpsi tulang selama remodelling. Osteoklas ini sering terdapat di dalam sebuah lekuk dangkal pada tulang teresorpsi atau terkikis secara enzimatik yang di sebut lakuna Howship. Osteoklas mula-mula berada di dalam tulang berasal dari precursor mirip monosit. OSIFIKASI Perkembangan tulang dimulai di dalam embrio melalui dua proses: osifikasi endrokondral dan osifikasi intramembranosa. Walau tulang ini dihasilkan dari dua metode yang berbeda, namun memiliki struktur histilogik yang sama. OSIFIKASI ENDOKONDRAL Osifikasi endokondral membentuk sebagian besar tulang kerangka. Setiap tulang didahului model tulang rawan hialin sementara. Model ini mula-mula tumbuh; kemudian kondrositnya membesar (hipertrofi) dan menjadi dewasa, dan mengalami perkapuran. Dengan mengapurnya tulang rawan, difusi nutrient dan 52 Hal

13 gas-gas melalui matrik matriksnya berkurang. Akhirnya, kondrosit sit m mati dan matriks berkapur dipecah-pecah, pecah, mulai berfungsi sebagai kerangka struktu struktural bagi deposisi materi tulang. Tulang lang rawan berkapur kemudian diganti tulang. lang. Sel-sel osteoprogenitor enitor dan pembuluh darah bagi jaringann ika ikat periosteum di sekitarnya memasuki ki m model tulang rawan yang berkapur dan an be berdegenerasi. Sel osteoprogeneritor berp berproliferasi dan menjadi osteoblas. Jaringan Jari mesenkim, osteoblas, dan pembuluh pem darah membentuk pusatt osifikasi osif di dalam tulang yang berkemban embang. Pada tulang panjang yang berkemb rkembang, mula-mula terdapat pusat osifikasi osifika primer di diafisis, yang diikuti ikuti pusat osifikasi sekunder di epifis epifisis. Kemudian membentuk matrikss osteoid oste yang mengalami mineralisasi menjadi di tulang. tula Pada tulang panjang, tulang lang rrawan pada diafisis dan epifisis diganti denga ngan tulang, kecuali di daerah lemp lempeng epifisial. Pertumbuhan di daerah ini berfungsi menumbuhkan tulang lang ssampai dewasa, saat pertumbuhan tulang lang berhenti. Perluasan pusat-pusat sat os osifikasi pada akhirnya mengganti seluruh h mod model tulang rawan ini dengan tulang, lang, kecuali pada ujung bebas tulang panjang. Di sini, sin selapis tulang rawan hialin permanen perma menutupi tulang sebagai tulang rawan an sendi. sen Osifikasi Endokondral 53 H a l

14 OSIFIKASI INTRAMEMBRANOSA Disebut demikian karena proses penulangan terjadi dalam membran jaringan Nama lain dari penulangan ini yaitu Osteogenesis Desmalis, karena tulang yang terbentuk selanjutnya dinamakan tulang desmal. Mandibula, maksila, clavicula, dan hampir seluruh tulang pipih tengkorak dibentuk melalui osifikasi intramembranosa ini. Mula-mula jaringan mesenkhim mengalami kondensasi menjadi lembaran jaringan pengikat yang banyak mengandung pembuluh darah. Sel-sel mesenkim saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolannya. Dalam substansi interselulernya terbentuk serabut-serabut kolagen halus yang terpendam dalam substansi dasar yang sangat padat. Pembentukan matriks tersebut yang terjadi di antara pembuluh darah yang berdekatan membentuk anyaman yang disebut Pusat penulangan primer (ossification centre). Pada proses awal ini, sel-sel mesenkim berdiferensiasi menjadi osteoblas yang memulai sintesis dan sekresi osteoid. Osteoid kemudian bertambah sehingga berbentuk lempeng-lempeng atau trabekulae yang tebal. Sementara itu berlangsung pula sekresi molekulmolekul tropokolagen yang akan membentuk kolagen dan sekresi glikoprotein. Sesudah berlangsungnya sekresi oleh osteoblas disusul oleh proses pengendapan garam kalsium fosfat pada sebagian dari matriksnya sebagai selapis tipis matriks osteoid sekeliling osteoblas. Ossifikasi Intramembranous Dengan menebalnya trabekula, beberapa osteoblas akan terbenam dalam matriks yang mengapur sehingga sel tersebut dinamakan osteosit. Antara sel-sel tersebut masih terdapat hubungan melalui tonjolannya yang telah terperangkap dalam kanalikuli. Osteoblas yang telah berubah menjadi osteosit akan diganti kedudukannya oleh sel-sel jaringan pengikat di sekitarnya. Dengan berlanjutnya perubahan osteoblas menjadi osteosit maka trabekulae makin menebal, sehingga jaringan pengikat yang memisahkannya makin menipis. Pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang padat, rongga yang memisahkan trabekulae sangat sempit, sebaliknya pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang berongga, jaringan pengikat yang masih ada akan berubah menjadi sumsum tulang yang akan menghasilkan sel-sel darah. Sementara itu, sel-sel 54 Hal

15 osteoprogenitor pada permukaan Pusat penulangan mengalami mitosis untuk memproduksi osteoblas lebih lanjut TULANG KANSELOSA DAN TULANG KOMPAK Berdasarkan arsitekturya, tulang terbagi atas: Tulang Spongiosa/ Kanselosa dan Tulang Kompak Tulang Kanselosa Tulang ini terdiri atas banyak trabekula tulang yang dipisahkan oleh rongga sumsum, berisi pembuluh darah dan berbagai jenis sel darah. Trabekula tulang di lapisi selapis tipis sel yang disebut endosteum yang mengandung sel-sel osteoprogenitor yang menghasilkan osteoblas. Tulang yang terbentuk mengandung banyak osteosit di dalam lakunanya. Sel osteoklas multinuklear besar yang mengikis dan mengubah model (remodelling) tulang yang terbentuk. Osteoklas mengikis sebagian tulang mengikis sebagian tulang dan menempati lekukan yang terjadi (lakuna Howship). Tulang Kanselosa Sternum Tranversal (A) dan Longitudina (B) 55 Hal

16 Tulang Kompak Tulang kompak ditandai dengan tersusunnya matriks tulang dalam lapisan-lapisan di sebut lamela. Lamela ini adalah lempeng-lempeng jaringan tulang tipis yang mengandung osteosit atau sel-sel tulang dalam rongga berbentuk kenari disebut lakuna. Lacuna memancarkan saluran-saluran kecil (kanalikuli) ke segala arah. Kanalikuli ini menyusup kedalam lamela, saling beranastomosis antar kanalikuli dari lakuna lain, dan menyediakan sarana komunikasi dengan osteosit lain. Sebagian kanalikuli berhubungan dengan kanal Havers osteon dan dengan rongga sumsum tulang. Dinding luar tulang kompak (di bawah perioteum jaringan ikat) dibentuk oleh lamela sirkumferensial luar yang berjalan paralel terhadap sumbu panjang tulang. Dinding dalam (endosteum sepanjang rongga sumsum) terdiri atas lamela sirkumferensial dalam. Diantar lamela sirkumferensial luar dan dalam terdapat osteon (Sistim Havers), yaitu unit struktur tulang. Setiap osteon terdiri atas sejumlah lamela konsentris yang mengelilingi kanal Havers. Semuanya tampak pada potongan transversal (B) dan oblik ke arah tengah) pada gambar ini. Daerahdaerah kecil dan tidak teratur pada tulang di antara osteon adalah lamela interstisialis. Pada tulang hidup, lakuna mengandung osteosit, dan kanal Havers. Osteon mengandung jaringan ikat retikular, pembuluh darah, dan saraf. Batas antara setiap osteon tampak sebagai garis refraktil disebut garis semen yang terdiri atas matriks yang di modifikasi. Anastomosis antar-kanal Havers sering tampak pada potongan longitudinal (B) tulang dan disebut kanal (Volkmann) perforata. A B 56 Hal

17 JARINGAN MUSKULAR Terdapat tiga jenis jaringan muscular (otot) dalam tubuh; otot rangka (skelet), otot polos, dan otot jantung. Selain berbeda, setiap jenis otot memiliki kemiripan struktur dan fungsi tertentu. Semua jaringan otot terdiri atas sel-sel panjang disebut serat. Setiap sitoplasma serat otot mengandung banyak miofibril, yang mengandung dua jenis filamen kontraktil, aktin dan miosin. Sitoplasma untuk sel otot disebut sarkoplasma mengandung sepasang sentriol. Dalam sitoplasma terdapat butir-butir glikogen yang penting sebagai sumber energi. Seperti sel sel lainnya, sel otot diselubungi oleh membran plasma yang dinamakan sarkolema. Untuk nutrisi jaringan otot diperlukan pembuluh darah yang bercabang-cabang masuk di antara berkas-berkasnya. OTOT POLOS Serat otot polos mengandung filamen aktin dan miosin; filamen-filamen ini tidak tersusun dalam pola bergurat seperti pada otot rangka atau jantung. Akibatnya, otot-otot ini tampak polos. Serat otot polos berbentuk fusiform atau mirip kumparan, dan mengandung satu inti di pusat. Otot ini banyak dijumpai melapisi organ visceral dan pembuluh darah. Pada organ visceral seperti saluran cerna, uterus, ureter, dan lainnya, otot polos berupa lembaran luas. Pada pembuluh darah, serat otot ini tersusun melingkar/ sirkular; yang mengendalikan tekanan darah dengan mengubah diameter pembuluh. Otot Polos Usus Halus Inti yang besar hanya tampak pada irisan yang serat otot polosnya terpotong di tengah. Serat otot yang tidak terpotong di tengah tampak sebagai daerah sitoplasma (sarkoplasma). Di dalam dinding usus halus, lapisan otot polos ini hanya di pisahkan oleh sedikit jaringan ikat dengan fibroblast Otot polos ini mengandung banyak kapiler darah di antara serat ototnya dan diantara lapisan otot. 57 Hal

18 OTOT RANGKA Di dalam sitoplasma otot rangka, susunan filamen aktin dan miosin sangat teratur. Akibatnya, filament kontraktil ini membentuk gurat-gurat melintang jelas di bawah mikroskop tampak sebagai pita I yang terang dan pita A yang gelap, melintang terhadap serat ototnya. Kerena gurat-gurat melintang inilah, maka otot rangka disebut juga otot bergurat melintang/lurik. Otot rangka di kelilingi jaringan ikat. Keseluruhan otot rangka dibungkus lapis jaringan ikat padat tak teratur yang di sebut epimisium. Jaringan ikat kurang padat tak teratur disebut perimisium, mengelilingi berkas serat otot rangka atau fasikulus; perimisium adalah perluasan episium ke dalam. Selapis tipis sera-serat jaringan ikat disebut endomisium, membungkus setiap serat otot. Di dalam jaringan ikat, terdapat pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe otot rangka. Otot rangka dipersarafi secara luas oleh akson. Di dekat otot rangka, saraf motoris ini bercabang-cabang dan sebuah cabang akson halus menyarafi satu serat otot. Karena persarafan langsung ini, maka setiap serat otot rangka hanya berkontraksi bila diransang oleh saraf itu. Otot Rangka Setiap serat otot rangka memiliki tempat berakhirnya akson (akson terminal). Ini di sebut motor endplate, yang merupakan tempat impuls dipindahkan dari akson ke serat otot rangka. Di antara akson terminal dan serat otot, terdapat lekuk dangkal disebut celah sinaptik. Di dalam semua otot rangka, juga terdapat reseptor regangan sensitif di sebut gelendong otot (neuromuscular spindle). Gelendong ini terdiri atas serat khusus disebut serat intrafusal dan akhiran saraf/ nerve ending, dan semua ini dikelilingi. Serat otot rangka berinti banyak, terletak di perifer tepat di bawah sarkolema Setiap serat otot rangka terlihat bergurat-melintang nyata, pita A yang gelap dan 58 Hal

19 pita I yang terang terlihat berselang-seling. Serat otot rangka bergabung membentuk fasikulus yang dikelilingi serat jaringan ikat. Miofibril merupakan seberkas komponen berbentuk filamen yang lebih halus dan panjang dari filamen itu sendiri tidak sepanjang miofibrilnya. Filamen tersebut seperti halnya dalam otot polos terdiri atas 2 jenis yang berbeda dalam ketebalan dan ukuran panjangnya yaitu: 1. Miofilamen tebal: Ketebalan 100Ǻ dan panjang 1,5μm 2. Mikrofilamen halus: Ketebalan 50Ǻ dan panjang 2μm Garis melintang tidak lain berbentuk cakram atau lempeng, oleh karena garisgaris melintang yang terlihat pada potongan memanjang serabut otot menempati seluruh ketebalan serabut. Oleh karena itu istilah garis sering diganti dengan lempeng atau cakram. Dibedakan 2 macam lempeng yaitu: 1. Lempeng A Lempeng A dapat membias kembar sinar polarisasi. Sediaan otot dengan pewarnaan H.E memperlihatkan warna merah. Ditengah-tengah lempeng A terdapat sebuah lempeng yang lebih sempit yang jernih, yaitu lempeng H dan lempeng ini terbagi lagi oleh lempeng yang gelap, yaitu lempeng M. 2. Lempeng I Lempeng I sendiri hanya terbagi oleh sebuah lempeng yang lebih tipis dan berwarna gelap ditengah sebagai lempeng Z. Kadang-kadang pada lempeng I didekat perbatasan dengan lempeng A terlihat sebuah lempeng N dilihat sepanjang serabut otot yang dihubungkan dengan kemampuan kontraksinya, maka selama kontraksi lempeng Z relatif tidak mengalami perubahan. Oleh karena itu miofibril dibagi-bagi menjadi satuan kontraksi yang disebut sarkomer yang dibatasi oleh lempeng Z. Didalam sebuah miofibril, sejumlah miofilamen halus yang panjangnya 2 μm berpangkal pada lempeng Z dan meluas kesetengah lempeng I dan sebagian dari lempeng A sampai batas lempeng H. Dengan demikian lempeng H dibatasi oleh ujung-ujung miofilamen halus dari kedua belah pihak. Sedangkan miofilamen tebal yang berada sebagian diantara miofilamen halus, perluasannya dalam satu sarkomer mulai dari batas lempeng I disatu pihak sampai batas lempeng I di pihak lain. Hubungan antara miofilamen halus dengan miofilamen tebal dapat lebih dipahami pada potongan melintang melalui lempeng A dekat perbatasan dengan lempeng I. Pada potongan tersebut terlihat bahwa sepotong miofilamen tebal dikelilingi secara teratur oleh 6 batang miofilmen halus dan sebaliknya setiap batang miofilamen halus sendiri dikelilingi oleh 3 batang miofilamen tebal lainnya.diantara kedua miofilamen tersebut dihubungkan oleh molekulmolekul berbentuk batang pendek yang merupakan bagian dari miofilamen tebal sebagai kait-kait yang dinamakan cross bridge. 59 Hal

20 OTOT JANTUNG Otot jantung terutama terdapat di dalam dinding dan septa jantung, dan di dalam dinding pembuluh besar yang lansung melekat pada jantung. Seperti otot rangka, otot jantung memiliki gurat-gurat melintang karena filamen aktin dan miosinnya tersusun serupa dan teratur. Serat otot jantung umumnya memiliki satu atau dua inti di tengah, lebih pendek dari serat otot rangka, dan bercabang. Serat purkinje lebih tebal dan lebih besar dari serat otot jantung dan mengandung banyak glikogen. Filamen kontraksinya juga lebih sedikit. Serat purkinje meneruskan stimulus dari nodus ke otot jantung lain, mengakibatkan kontraksi ventrikel dan darah diejeksikan keluar. Otot Jantung Disekitar inti terdapat daerah sarkoplasma perinuklear terang tanpa fibril. Pada potongan melintang, sarkoplasma perinuklear serat otot jantung tanpak sebagai ruang terang jika irisan tidak melalui inti. Juga terlihat miofibril sel otot jantung pada potongan melintang. Satu ciri khas untuk membedakan otot jantung adalah diskus interkalaris. Ujung terminal serat-serat otot bersebelahan membentuk kompleks tautan end-to-end yang di sebut diskus interkalaris. Di daerah ini, membrane sel bersebelahan saling berkontak dan membentuk taut rekah (gap junctions). Otot jantung memiliki suplai darah luas. Banyak pembuluh darah kecil terdapat di dalam jaringan ikat di sekitar serat otot. Kapiler banyak terdapat di dalam endomisium di antara setiap serat otot. Perbandingan otot jantung dan otot rangka Serat otot jantung (A) yang bercabang jelas membedakannya dari serat otot rangka (B). Urat-gurat melintang terdapat pada keduanya, namun kurang mencolok pada serat otot jantung. Diskus interkalaris dan strukturnya yang tidak teratur tampak lebih jelas pada pembesaran yang lebih kuat. Daerah diantara dua diskus interkalaris memperlihatkan satu sel otot jantung. Inti besar dan lonjong, umumnya satu dalam satu sel, terletak di pusat, mencakup bagian besar dari lebar 60 Hal

21 serat jantung, berbeda dengan inti serat rangka, yang banyak, memanjang, di perifer dari serat. Daerah sarkoplasma perinuklear jelas terlihat. Endomisium menempati ruang di santara serat. A B 61 Hal

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN TULANG SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN TULANG SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN TULANG SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Jaringan Tulang 1. Jaringan Tulang Rawan 2. Jaringan Tulang Keras / Sejati 1. Jaringan Tulang Rawan Fungsi jaringan

Lebih terperinci

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo Jaringan Hewan Compiled by Hari Prasetyo Tingkatan Organisasi Kehidupan SEL JARINGAN ORGAN SISTEM ORGAN ORGANISME Definisi Jaringan Kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk

Lebih terperinci

Penuntun praktikum histologi cell and genetics

Penuntun praktikum histologi cell and genetics Penuntun praktikum histologi cell and genetics Pada praktikum ini Saudara akan melihat sajian Histologi di bawah mikroskop. Pada mikroskop ada 2 macam lensa, okuler dan objektif. Lensa okuler terletak

Lebih terperinci

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan 1. Jaringan Tumbuhan a. Jaringan Meristem (Embrional) Kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Sel jaringan organ sistem organ orgnisme. jaringan epitel, otot, jaringan penunjang, serta jaringan saraf

Pendahuluan. Sel jaringan organ sistem organ orgnisme. jaringan epitel, otot, jaringan penunjang, serta jaringan saraf Titta Novianti Pendahuluan Jaringan : sekelompok sel yang memiliki bentuk, fungsi, letak serta perkembangan yang sama. Organisme tingkat tinggi jutaan sel Jaringan pada hewan vertebrata dikelompokkan 4

Lebih terperinci

JARINGAN IKAT KHUSUS. Tulang Rawan dan Tulang

JARINGAN IKAT KHUSUS. Tulang Rawan dan Tulang JARINGAN IKAT KHUSUS Tulang Rawan dan Tulang PENDAHULUAN Tulang rawan & Tulang adlh jaringan2 kerangka = jaringan ikat lainnya tdd sel, serat dan substansi dasar. Matriks / subs interseluler = serat +

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

Jaringan Rawan dan Tulang. Struktur Hewan

Jaringan Rawan dan Tulang. Struktur Hewan Jaringan Rawan dan Tulang Struktur Hewan Anggota kelompok : Ahmad Tosin (16-1010) Putri Intan Kumalasari (16-1013) Yennita Dwi April Liana (16-1020) Iqbal Setiawan Saputra (16-1023) Atim Ainul Hidayah

Lebih terperinci

HISTOLOGI JARINGAN OTOT

HISTOLOGI JARINGAN OTOT Judul Mata Kuliah : Biomedik 1 (7 SKS) Standar Kompetensi : Area Kompetensi 5 : Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Menerapkan ilmu kedokteran dasar pada blok biomedik 1 Indikator : Mampu

Lebih terperinci

Oleh : Ikbal Gentar Alam

Oleh : Ikbal Gentar Alam Oleh : Ikbal Gentar Alam Embrio Ektoderm Mesoderm Endoderm Mesoderm membentuk mesenkim Mesenkim membentuk Jaringan-jaringan penyambung tubuh (jaringan ikat sejati, tulang rawan, tulang dan darah) Jaringan

Lebih terperinci

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi jaringan embrional 2. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringan epitelium 3. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringanjaringan

Lebih terperinci

Jaringan Hewan A. Jenis jaringan Hewan

Jaringan Hewan A. Jenis jaringan Hewan Jaringan Hewan A. Jenis jaringan Hewan I. Jaringan epitel : jaringan yang berfungsi melapisi / melindungi sel-sel lainnya serta membantu dalam mensekresikan zat. 1. Ciri : a. Sel-selnya rapat b. Tidak

Lebih terperinci

Tulang Rawan. Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi

Tulang Rawan. Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi Tulang Rawan Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi Suatu tulang rawan memiliki khondrosit yang tersimpan di dalam ruangan (lacunae) dalam matriks ekstraselular. Tulang rawan mengandung banyak air (menyebabkannya

Lebih terperinci

BAHAN AJAR HISTOLOGI TULANG DAN TULANG RAWAN BLOK BIOMEDIK 1

BAHAN AJAR HISTOLOGI TULANG DAN TULANG RAWAN BLOK BIOMEDIK 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN SEMESTER AWAL/AKHIR TA. 2015/2016 BAHAN AJAR HISTOLOGI TULANG DAN TULANG RAWAN BLOK BIOMEDIK 1 SHELLY SALMAH Sekretariat: Departement

Lebih terperinci

SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS)

SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS) 04 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS) Pembelahan sel dibedakan menjadi secara langsung (amitosis) dan tidak langsung (mitosis dan meiosis).

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Kelompok 2 : INDRIANA ARIYANTI (141810401016) MITA YUNI ADITIYA (161810401011) AYU DIAH ANGGRAINI (161810401014) NURIL NUZULIA (161810401021) FITRI AZHARI (161810401024) ANDINI KURNIA DEWI (161810401063)

Lebih terperinci

Jaringan Otot Pada Hewan

Jaringan Otot Pada Hewan Jaringan Otot Pada Hewan # Jaringan adalah kumpulan dari beberapa sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh.

Lebih terperinci

MITOSIS DAN MEIOSIS. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009

MITOSIS DAN MEIOSIS. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009 MITOSIS DAN MEIOSIS TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009 SIKLUS SEL G1(gap 1): periode setelah mitosis, gen-gen aktif berekspresi S (sintesis): fase sintesis DNA (replikasi), kromosom

Lebih terperinci

KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017

KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017 713 Try Out Ke-3 Kelas XI SMA IPA PEMBAHASAN TO-3 KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017 halaman 10 dari 8 halaman Website: www.quin.web.id, e-mail: belajar yuk@hotmail.com 713 Try Out Ke-3

Lebih terperinci

PENGANTAR STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN

PENGANTAR STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN PENGANTAR STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN Tingkat-tingkat tingkat Organisasi Struktural Pada jaringan hewan, fungsi berkorelasi dengan struktur Sistem-sistem organ hewan saling bergantung satu sama lain Pengantar

Lebih terperinci

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG NANGRO ACEH DARUSSALAM 5-10 JULI 2007 1 SOAL TES SEL DAN JARINGAN Petunjuk: 1. Jawablah pertanyaan

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Otot yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : Kel

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Otot yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : Kel LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN (JARINGAN OTOT) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI B KELOMPOK : I (Satu) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Pada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna, misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan kalium iodida.

Pada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna, misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan kalium iodida. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gen yang menentukan sifat suatu makhluk hidup dibawa oleh struktur pembawa gen yang mirip benang dan terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom hanya dapat diamati

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Makroskopis Tulang Kelinci Implan terlihat jelas sebagai massa berbentuk padat berwarna putih pada bagian korteks hingga bagian medula tulang. Hasil pemeriksaan makroskopis

Lebih terperinci

Dan lain-lainnya hanya di

Dan lain-lainnya hanya di PEMBELAHAN SEL Disusun oleh: Theresia retno kristanti (131434029) Wida hening sukma C (131434014) Anna maria (131434024) Vera yosefita (131434 Siwi saptarani (131434026) Stevani Widha (131434010) Tia ariana

Lebih terperinci

SIKLUS & PEMBELAHAN SEL. Suhardi S.Pt.,MP

SIKLUS & PEMBELAHAN SEL. Suhardi S.Pt.,MP SIKLUS & PEMBELAHAN SEL Suhardi S.Pt.,MP Proses reproduksi aseksual dimulai setelah sperma membuahi telur. PEMBELAHAN SEL Amitosis (Pembelahan biner) Pada umumnya bakteri berkembang biak dengan pembelahan

Lebih terperinci

Fraktur femur!! 1. Definisi

Fraktur femur!! 1. Definisi Fraktur femur!! 1. Definisi Terputusnya kontinuitas batang femur yang bisaterjadi akibattrauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian). 2. Etiologi a. Trauma Fraktur terjadi ketika tekanan

Lebih terperinci

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan MORFOLOGI Organisasi Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan neuron yang merupakan unit penyusun sistem saraf.

Lebih terperinci

MEKANISME SEL. Mitosis & Meiosis

MEKANISME SEL. Mitosis & Meiosis MEKANISME SEL Mitosis & Meiosis MITOSIS MEIOSIS Nama Anggota : Khaidir Adam Wijaya M. Saifullah Romadhon Yanuar Setia Budi Rahmawan Yulianto Gabryna Auliya Nugroho Reindy Katon Bagaskara MITOSIS Pembelahan

Lebih terperinci

STRUKTUR & FUNGSI JARINGAN PADA HEWAN

STRUKTUR & FUNGSI JARINGAN PADA HEWAN STRUKTUR & FUNGSI JARINGAN PADA HEWAN Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN : Sel 1 Jaringan embrionik Jaringan dasar Sel-sel pada embrio berdeferensiasi

Lebih terperinci

Mekanisme Kerja Otot

Mekanisme Kerja Otot Mekanisme Kerja Otot 1. Sarkolema Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot 2. Sarkoplasma Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat

Lebih terperinci

Jaringan tulang keras di bagi menjadi... a.1 b.2 = c.3 d.4 e.5

Jaringan tulang keras di bagi menjadi... a.1 b.2 = c.3 d.4 e.5 Jaringan tulang keras di bagi menjadi... a.1 b.2 = c.3 d.4 e.5 Dengan lingkaran tahun dapat diketahui. A. Besar pohon B. Tinggi pohon C. Umur pohon = D. Banyaknya hujan di tempat tumbuh E. Lamanya musin

Lebih terperinci

Jaringan pada Tumbuhan

Jaringan pada Tumbuhan JARINGAN TUMBUHAN Jaringan pada Tumbuhan Tunas apikal terdiri dari meristem apikal Kambium vaskuler Kambium (meristem lateral) Meristem yang akan membentuk akar lateral Akar lateral Meristem apikal akar

Lebih terperinci

Pengertian Mitokondria

Pengertian Mitokondria Home» Pelajaran» Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM

MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM OLEH: Annisa Tria Apriliani 1413100004 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR...iii DAFTAR TABEL... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 1

Lebih terperinci

SUSUNAN TUBUH. Hierarki. Sel. Jaringan. Organ. Susunan / Sistem Organ. Organisme

SUSUNAN TUBUH. Hierarki. Sel. Jaringan. Organ. Susunan / Sistem Organ. Organisme EDI YUWONO, S.Kep.,Ners.,SPd. Struktur tubuh manusia SEL bag terkecil dari makhluk hidup (manusia) yang hanya bisa dilihat dgn mikroskop JARINGAN Sekumpulan sel-sel yang serupa bentuknya, besarnya dan

Lebih terperinci

Jaringan Hewan. 1. Jaringan Hewan: 1. Pendahuluan :

Jaringan Hewan. 1. Jaringan Hewan: 1. Pendahuluan : Jaringan Hewan 1. Pendahuluan : Kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama dan berkelompok disebut jaringan. Jaringan yang berkelompok dan bekerja bersama melaksakan fungsi tertentu dan

Lebih terperinci

PEMBELAHAN DAN SIKLUS SEL

PEMBELAHAN DAN SIKLUS SEL PENDAHULUAN Dalam masa pertumbuhan,tubuh kita bertambah besar dan tinggi. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Mengapa dalam pertumbuhan tubuh makhluk hidup dapat bertambah besar dan tinggi? Sel-sel

Lebih terperinci

Diperlukan untuk tumbuh, regenerasi, dan reproduksi

Diperlukan untuk tumbuh, regenerasi, dan reproduksi Diperlukan untuk tumbuh, regenerasi, dan reproduksi Distribusi kumpulan kromosom yang identik ke sel anak PROKARIOTA : Tidak ada stadium siklus sel, duplikasi kromosom dan distribusinya ke sel generasi

Lebih terperinci

19. Tangan pak Wahyu tertusuk paku ketika sedang bekerja, namun darah yang keluar dari lukanya susah untuk mongering dan terus keluar.

19. Tangan pak Wahyu tertusuk paku ketika sedang bekerja, namun darah yang keluar dari lukanya susah untuk mongering dan terus keluar. Soal Jaringan Hewan A. Pilihan Ganda 1. Cabang biologi berikut mempelajari tentang: 1. Jaringan epithelium 2. Jaringan lemak 3. Darah dan tulang Cabang biologi tersebut adalah C4 a. Sitologi c. Radiologi

Lebih terperinci

SISTEM LIMFOID. Organ Linfoid : Limfonodus, Limpa, dan Timus

SISTEM LIMFOID. Organ Linfoid : Limfonodus, Limpa, dan Timus SISTEM LIMFOID Sistem limfoid mengumpulkan kelebihan cairan interstisial ke dalam kapiler limfe, mengangkut lemak yang diserap dari usus halus, dan berespons secara imunologis terhadap benda asing yang

Lebih terperinci

REPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II.

REPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II. REPRODUKSI SEL AMITOSIS REPRODUKSI SEL Pembelahan I Profase I Metafase I Anafase I Proleptotene Leptotene Zygotene Pachytene Diplotene Diakinesis MEIOSIS Interfase Telofase I Pembelahan II Profase II Metafse

Lebih terperinci

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP S E L Suhardi, S.Pt.,MP Foreword Struktur sel, jaringan, organ, tubuh Bagian terkecil dan terbesar didalam sel Aktivitas metabolisme sel Perbedaan sel hewan dan tumbuhan Metabolisme sel Fisiologi Ternak.

Lebih terperinci

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi UNSYIAH Universitas Syiah Kuala Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 10 STRUKTUR & PERKEMBANGAN: HEWAN Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah Keanekaragaman hewan dengan berbagai modifikasi

Lebih terperinci

PERBEDAAN MITOSIS DAN MEIOSIS Sel yang aktif membelah melewati suatu siklus yang berlangsung secara teratur dikenal sebagai siklus sel. Siklus sel dibedakan atas dua stadia, yaitu stadium istirahat (interfase)

Lebih terperinci

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot OTOT DAN SKELET Tujuan. Mengidentifikasi struktur otot. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi. Mengetahui macam-macam otot berdasarkan lokasi 4. Mengetahui macam-macam kerja otot yang menggerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan konsep terpenting

BAB I PENDAHULUAN. ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan konsep terpenting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap sel berasal dari sel hidup lainnya. Siklus sel merupakan tahapan dimana terjadinya proses pembelahan dan penduplikasian berbagai materi yang ada didalam sel,

Lebih terperinci

SISTEM GERAK PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

SISTEM GERAK PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc SISTEM GERAK PADA MANUSIA Drs. Refli., MSc SISTEM GERAK Sistem gerak terdiri dari Tulang - gerak pasif Otot gerak aktif Tendon ; Ujung otot lurik yang melekat pada tulang Ligamen : otot yang menghubungkan

Lebih terperinci

Jenis jenis otot. Cara kerja otot polos

Jenis jenis otot. Cara kerja otot polos SISTEM OTOT Dalam kehidupan, ada beberapa bagian yang dapat membantu antara organ satu dengan organ lainnya, contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang berfungsi untuk bergerak aktif. Selain

Lebih terperinci

HISTOLOGI TULANG RAWAN & TULANG KERAS

HISTOLOGI TULANG RAWAN & TULANG KERAS HISTOLOGI TULANG RAWAN & TULANG KERAS dr. RITA HALIM BAGIAN HISTOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN & ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI CARTILAGO Bentuk jar. Ikat khusus, komponen

Lebih terperinci

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel A. Pengertian Sel Sel adalah unit strukural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup. Sel berasal dari bahasa latin yaitu cella yang berarti ruangan kecil. Seluruh reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh

Lebih terperinci

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ STRUKTUR TUBUH MANUSIA SEL (UNSUR DASAR JARINGAN TUBUH YANG TERDIRI ATAS INTI SEL/ NUCLEUS DAN PROTOPLASMA) JARINGAN (KUMPULAN SEL KHUSUS DENGAN BENTUK & FUNGSI

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta Page 1 JARINGAN HEWAN E = Epithelium P = Penyokong O = Otot S = Saraf Page 2 JARINGAN EPITHELIUM Page 3 Jenis-jenis Epithelium

Lebih terperinci

1/1/2002 SEL. dr. Rachmah Laksmi Ambardini FIK UNY

1/1/2002 SEL. dr. Rachmah Laksmi Ambardini FIK UNY dr. Rachmah Laksmi Ambardini FIK UNY rachmah_la@uny.ac.id 1 Bagian Nukleus: Kromosom Unit terkecil organisme Struktur: nukleus, sitoplasma, membran plasma Nukleus: nukleolus, karyoplasma (sitoplasma inti),

Lebih terperinci

mustofa Tujuan Pembelajaran :

mustofa Tujuan Pembelajaran : Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan dapat mendiskribsikan keragaman dan system organisme kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme Struktur organisasi kehidupan dimulai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER MITOSIS AKAR BAWANG

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER MITOSIS AKAR BAWANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER MITOSIS AKAR BAWANG Disusun oleh: Kelompok 1: Bayu Purnomo (1110016100031) Ditya Ambarwati (1110016100024) Ria Rista Agustina (1110016100003) Ayu Nofitasari

Lebih terperinci

biologi SET 16 ALAT GERAK DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. RANGKA TUBUH VERTEBRATA

biologi SET 16 ALAT GERAK DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. RANGKA TUBUH VERTEBRATA 16 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 16 ALAT GERAK A. RANGKA TUBUH VERTEBRATA Tulang-tulang yang membangun rangka tubuh hewan vertebrata terlindungi oleh otototot dan kulit.

Lebih terperinci

MEKANISME KERJA OTOT LURIK

MEKANISME KERJA OTOT LURIK MEKANISME KERJA OTOT LURIK Otot rangka adalah masa otot yang bertaut pada tulang yang berperan dalam menggerakkan tulang-tulang tubuh. MEKANISME OTOT LURIK/OTOT RANGKA Mekanisme kerja otot pada dasarnya

Lebih terperinci

organel yang tersebar dalam sitosol organisme

organel yang tersebar dalam sitosol organisme STRUKTUR DAN FUNGSI MITOKONDRIA Mitokondria Mitokondria merupakan organel yang tersebar dalam sitosol organisme eukariot. STRUKTUR MITOKONDRIA Ukuran : diameter 0.2 1.0 μm panjang 1-4 μm mitokondria dalam

Lebih terperinci

FISIOLOGI SEL & OTOT OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK

FISIOLOGI SEL & OTOT OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK FISIOLOGI SEL & OTOT OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK SEL-SEL SEBAGAI SATUAN HIDUP TUBUH Dasar satuan hidup tubuh adalah sel, dan tiap-tiap organ sebenarnya merupakan kumpulan banyak sel yang tidak sama, yang

Lebih terperinci

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed Sel akan membelah diri Tujuan pembelahan sel : organisme multiseluler : untuk tumbuh, berkembang dan memperbaiki sel-sel yang rusak organisme uniseluler (misal : bakteri,

Lebih terperinci

SEL, JARINGAN, ORGAN, DAN SISTEM ORGAN

SEL, JARINGAN, ORGAN, DAN SISTEM ORGAN SEL, JARINGAN, ORGAN, DAN SISTEM ORGAN Tujuan 1. Mengamati struktur sel 2. Membandingkan sel prokariotik dan eukariotik 3. Mengetahui bagian-bagian sel dan dapat menyebutkan fungsi dari bagian-bagian sel

Lebih terperinci

Modul. Biologi. Kelas XI. Jaringan Hewan. Disusun Oleh; Setyo Haryono,S.Pd NIP

Modul. Biologi. Kelas XI. Jaringan Hewan. Disusun Oleh; Setyo Haryono,S.Pd NIP Modul Biologi Kelas XI Hewan Disusun Oleh; Setyo Haryono,S.Pd NIP. 500152996 KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya jualah modul

Lebih terperinci

SITOSKELET. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt UEU

SITOSKELET. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt UEU SITOSKELET Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt UEU Pendahuluan... Sitoskelet merupakan bangunan-bangunan yang terdapat didalam sitosol dan berfungsi sebagai rangka (skeleton) bagi sel tersebut. Sitoskeleton

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Praktikum Manfaat Praktikum

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Praktikum Manfaat Praktikum I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan untuk bergerak. Salah satu bagian tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak adalah otot. Otot merupakan jaringan yang terbentuk dari

Lebih terperinci

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang Jaringan syaraf Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi Menerima rangsang Mengubah rangsang menjadi impuls Meneruskan impuls ke saraf pusat Memberikan jawaban terhadap rangsang Sel syaraf punya tonjolan

Lebih terperinci

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA

BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA OLEH: IR. SUPRIYANTA, MP. JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2004 Topik 1 Pendahuluan Dalam bidang biologi, kita mengenal suatu organisme

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Mengetahui penyusun jaringan ikat 2. Memahami klasifikasi jaringan ikat 3. Mengetahui komponen

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot

Tinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot Tinjauan Umum Jaringan Otot Tipe Otot Otot rangka menempel pada kerangka, lurik, dapat dikontrol secara sadar Otot jantung menyusun jantung, lurik, dikontrol secara tidak sadar Otot polos, berada terutama

Lebih terperinci

MAKALAH GENETIKA. Mitosis dan Meiosis. Oleh : Nama : Ayu Milad Fauziah NPM : Kelas : H FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

MAKALAH GENETIKA. Mitosis dan Meiosis. Oleh : Nama : Ayu Milad Fauziah NPM : Kelas : H FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MAKALAH GENETIKA Mitosis dan Meiosis Oleh : Nama : Ayu Milad Fauziah NPM : 200110130216 Kelas : H FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2014 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI..... 2 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Metabolisme karbohidrat

Metabolisme karbohidrat Metabolisme karbohidrat Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila PENCERNAAN KARBOHIDRAT Rongga mulut

Lebih terperinci

Kaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016

Kaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016 Kaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016 Definisi & Tujuannya - Pembelahan sel reproduksi sel, pertumbuhan

Lebih terperinci

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan mitosis dan meiosis pada tanaman Sub Pokok Bahasan :

Lebih terperinci

PEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

PEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. PEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa memahami mengenai posisi sel, kromosom, dan DNA dalam dalam kaitannya dengan organisme Mahasiswa memahami jenis-jenis

Lebih terperinci

Sistem vaskuler darah. Sistem Sistem sirkulasi: sirkulasi: Sistem vaskuler darah. System vaskuler limfe System vaskuler limfe. Sistem vaskuler darah

Sistem vaskuler darah. Sistem Sistem sirkulasi: sirkulasi: Sistem vaskuler darah. System vaskuler limfe System vaskuler limfe. Sistem vaskuler darah Sistem Sistem sirkulasi: sirkulasi: Sistem vaskuler darah Sistem vaskuler darah System vaskuler limfe System vaskuler limfe Sistem vaskuler darah Sistem vaskuler darah 1. Jantung : memompakan 1. Jantung

Lebih terperinci

PEMBELAHAN MITOSIS PADA TUDUNG AKAR BAWANG MERAH (Allium Cepa)

PEMBELAHAN MITOSIS PADA TUDUNG AKAR BAWANG MERAH (Allium Cepa) PEMBELAHAN MITOSIS PADA TUDUNG AKAR BAWANG MERAH (Allium Cepa) LAPORAN PRAKTIKUM UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Genetika 1 yang dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Siti Zubaidah, M.Pd dan Andik Wijayanto, S.Si,

Lebih terperinci

Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang)

Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang) Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang) Proses penyembuhan suatu fraktur dimulai sejak terjadi fraktur sebagai usaha tubuh untuk memperbaiki kerusakan kerusakan yang dialaminya. Penyembuhan dari

Lebih terperinci

Satuan unit t kecil dr kehidupan : Sel Robert Hooke : "sel" = "kotak-kotak kosong", stlh ia m amati sayatan gabus dgn mikroskop.

Satuan unit t kecil dr kehidupan : Sel Robert Hooke : sel = kotak-kotak kosong, stlh ia m amati sayatan gabus dgn mikroskop. BIOLOGI Satuan unit t kecil dr kehidupan : Sel Robert Hooke : "sel" = "kotak-kotak kosong", stlh ia m amati sayatan gabus dgn mikroskop. disimpulkan : sel t.d kesatuan zat Protoplasma Johannes Purkinje

Lebih terperinci

Skeletal: Otot: Sendi: Fasia Hubungan sistem muskuloskeletal dengan reproduksi wanita

Skeletal: Otot: Sendi: Fasia Hubungan sistem muskuloskeletal dengan reproduksi wanita Skeletal: Struktur jaringan tulang Klasifikasi tulang Tulang tengkorak, rangka dada, tulang belakang, panggul, ekstremitas atas dan bawah Sendi: Klasifikasi berdasarkan gerakan Klasifikasi berdasarkan

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN

PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN SEL PROKARIOTIK & EUKARIOTIK SEL HEWAN & SEL TUMBUHAN SEL HEWAN SEL TUMBUHAN Sejarah Penemuan Sel 1500-an Ditemukan lensa

Lebih terperinci

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi RESPIRASI SELULAR Cara Sel Memanen Energi TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan cara sel memanen energi kimia melalui proses respirasi selular dan faktorfaktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si

DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si DISUSUN OLEH : WIDIYA AGUSTINA (A1F013001) FEPRI EFFENDI (A1F013021) DIAN KARTIKA SARI (A1F013047) DHEA PRASIWI (A1F013059) TYAS SRI MURYATI (A1F013073) DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si RESPIRASI Respirasi

Lebih terperinci

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN Achmad Farajallah Sistem Sirkulasi: mode umum Sistem transportasi internal akibat ukuran & strukturnya menempatkan sel-sel tubuh berada jauh dari lingkungan luar sistem yang

Lebih terperinci

Keanekaragaman Organisme Kehidupan

Keanekaragaman Organisme Kehidupan Keanekaragaman Organisme Kehidupan Salah satu ciri makhluk hidup adalah tubuhnya tersusun atas sel. Sel merupakan satuan atau unit terkecil dari makhluk hidup, seperti pencernaan makanan, bernafas, ekskresi,

Lebih terperinci

iii. Bekerja di luar kesadaran, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah. b. Otot Lurik

iii. Bekerja di luar kesadaran, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah. b. Otot Lurik III. OTOT 1. Jenis-Jenis Jaringan Otot Ada beberapa jeni jaringan otot pada tubuh manusia yang perlu diketahui, antara lain: a. Jaringan Otot polos (Otot Volunter) Jaringan otot polos merupakan otot yang

Lebih terperinci

ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL R E J O 2014

ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL R E J O 2014 ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL R E J O 2014 Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, tulang rawan (cartilago), ligamen, tendon, fasia, bursae dan persendian. 1.Osteoblast. Yang berfungsi dalam

Lebih terperinci

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Mata Kuliah : Biologi Umum Kode MK : Bio 612101 Tahun Ajaran : 2014/2015 Pokok Bahasan : Genetika Jani Master, M.Si.

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

KEHIDUPAN DI BUMI. Widodo Setiyo Wibowo

KEHIDUPAN DI BUMI. Widodo Setiyo Wibowo KEHIDUPAN DI BUMI Widodo Setiyo Wibowo Widodo_setiyo@uny.ac.id ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI Teori Asal Mula Kehidupan di Bumi Hipotesis dan Teori tentang asal usul kehidupan di bumi: Generatio spontanea:

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL. Pokok Bahasan. 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel

BIOLOGI SEL. Pokok Bahasan. 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel BIOLOGI SEL Pokok Bahasan 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel Disusun oleh Achmad Farajallah berdasarkan Campbell et al. 2000 dan diedit oleh D.

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Kelompok tulang di bawah ini yang termasuk tulang pipa adalah... Tulang hasta, tulang paha, tulang betis Tulang hasta, tulang belikat,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Makroskopis

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Makroskopis 30 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Makroskopis Keadaan normal struktur tulang panjang seperti os tibia memiliki bentuk yang kompak dan padat. Pembuatan lubang dengan menggunakan bor gigi pada os tibia

Lebih terperinci

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Peta Konsep Kofaktor Enzim Apoenzim Reaksi Terang Metabolisme Anabolisme Fotosintesis Reaksi Gelap Katabolisme Polisakarida menjadi Monosakarida

Lebih terperinci

SISTEM GERAK Tanpamu, AKU bagaikan PATUNG

SISTEM GERAK Tanpamu, AKU bagaikan PATUNG M O D U L T A N P A M U, A K U b a g a i k a n P A T U N G 1 SISTEM GERAK Tanpamu, AKU bagaikan PATUNG Oleh: HERWIM ENGGAR PRATIWI Pembimbing: Dr. Hadi Suwono, M.Si Dra. Nursasi Handayani, M.Si UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori 1. Pengertian Tulang Tulang merupakan jaringan ikat, terdiri dari sel, serat, dan substansi dasar yang berfungsi untuk penyokong dan pelindung kerangka. Tulang merupakan

Lebih terperinci